pemeriksaan telinga lengkap.docx

Upload: caesar-daming

Post on 18-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 Pemeriksaan Telinga lengkap.docx

    1/7

    Pemeriksaan Telinga

    Identitas Pasien : Sofara Rezanti

    Kanan Kiri

    Normotia Bentuk telingaluar

    Normotia

    fistel (-), tag (-) Preaurikuler fistel (-), tag (-)

    Nyeri tarik (-), nyeri tekan

    tragus (-), pembengkakan

    tragus (-), hematom (-), tanda

    radang (-), kista (-), fistel (-)

    dan

    tag preaurikular (-)

    Daun telinga

    Nyeri tarik (-), nyeri tekan

    tragus (-), pembengkakan

    tragus (-), hematom (-), tanda

    radang (-), kista (-), fistel (-)

    dan

    tag preaurikular (-)

    Fistel (-), Abses (-), nyeri

    tekan (-), scar (-)Retroaurikuler

    Fistel (-), Abses (-), nyeri

    tekan (-), scar (-)

    Liang telinga

    Lapang Lapang/sempit Lapang

    Hiperemis (-) Warna epidermis Hiperemis (-)

    Sekret (-), darah (-) Sekret Sekret (-), darah (-)

    (-) Serumen (-)

    Furunkel (-), kolesteatom (-) Kelainan lain Furunkel (-), kolesteatom (-)

    Membran Timpani

  • 5/27/2018 Pemeriksaan Telinga lengkap.docx

    2/7

    Identitas Pasien : Udtiek Muncar P

    Kanan Kiri

    Normotia Bentuk telinga

    luar

    Normotia

    fistel (-), tag (-) Preaurikuler fistel (-), tag (-)

    Nyeri tarik (-), nyeri tekan

    tragus (-), pembengkakan

    tragus (-), hematom (-), tanda

    radang (-), kista (-), fistel (-)

    dan

    tag preaurikular (-)

    Daun telinga

    Nyeri tarik (-), nyeri tekan

    tragus (-), pembengkakan

    tragus (-), hematom (-), tanda

    radang (-), kista (-), fistel (-)

    dan

    tag preaurikular (-)

    Fistel (-), Abses (-), nyeri

    tekan (-), scar (-)Retroaurikuler

    Fistel (-), Abses (-), nyeri

    tekan (-), scar (-)

    Liang telinga

    Lapang Lapang/sempit Lapang

    Hiperemis (-) Warna epidermis Hiperemis (-)

    Sekret (-), darah (-) Sekret Sekret (-), darah (-)

    (-) Serumen (-)

    Furunkel (-), kolesteatom (-) Kelainan lain Furunkel (-), kolesteatom (-)

    Membran Timpani

    PEMERIKSAAN PENALA

  • 5/27/2018 Pemeriksaan Telinga lengkap.docx

    3/7

    Pemeriksaan Garputala

    Pemeriksaan Penala yang digunakan pada umumnya yaitu penala dengan frekuensi 512 Hz

    TES RINNE

    1. Tujuan pemeriksaan:- Untuk membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara pada telinga yang

    diperiksa.

    2. Cara memeriksa:- Penala digetarkan, tangkainya diletakkan di prosesus mastoideus pasien, setelah tidak

    terdengar lg penala dipegang di depan telinga pasien kira-kira 2,5 cm.

    - Bila masih terdengar disebut Rinne positif (+), bila tidak terdengar disebut Rinnenegatif (-).

    Gambar 1. Tes Rinne. Hantaran udara dan hantaran tulang dibandingkan pada telinga

    yang sama. a. Tanpa kelainan konduksi, hantaran udara terdengar lebih keras atau lebih

    lama dibanding hantaran tulang. b. Pada tuli konduksi hantaran tulang terdengar lebih

    keras atau lebih lama dibanding hantaran udara.

    TES WEBER

    1. Tujuan pemeriksaan: Untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan kanan.2. Cara memeriksa:

    - Penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis tengah kepala (verteks, dahi,pangkal hidung, di tengah-tengah gigi seri atau dagu).

  • 5/27/2018 Pemeriksaan Telinga lengkap.docx

    4/7

    - Apabila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut Weberlateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakan ke arah telinga mana bunyi

    terdengar lebih keras disebut Weber tidak ada lateralisasi.

    Gambar 2. Tes Weber dilakukan dengan meletakkan garpu tala pada pertengahan tulang

    tengkorak. a. Pada pendengaran simetris di kedua telinga, getaran akan diterima sama di

    kedua sisi telinga. b. Pada tuli sensorineural, lateralisasi ke telinga sehat. c. Pada tuli

    konduksi, lateralisasi ke telinga sakit.

    TES SCHWABACH1. Tujuan pemeriksaan:

    - Untuk membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa.2. Cara memeriksa:

    - Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus pasien sampaitidak terdengar bunyi.

    - Kemudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telingapemeriksa yang pendengarannya normal.

    - Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut Schwabach memendek.- Bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya

    yaitu penala diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu, setelah tidak

    terdengar kemudian dipindahkan ke prosesus mastoideus pasien.

    - Bila pasien masih dapat mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang dan bilapasien dan pemeriksa kira-kira sama mendengarnya disebut dengan Schwabach sama

    dengan pemeriksa.

  • 5/27/2018 Pemeriksaan Telinga lengkap.docx

    5/7

    Interpretasi Pemeriksaan Garputala 512 Hz

    Tes Penala Kanan Kiri

    Rinne ( - ) ( - )

    Weber Tidak ada lateralisasi

    Swabach Sama Dengan Pemeriksa Sama Dengan Pemeriksa

    Hasil pemeriksaan : Dalam Batas Normal

    Pemeriksaan Kalorimetri

    1. Siapkan pasien untuk uji kalori sebelum mereka masuk Mereka harus menghindari kafein,alkohol, obat alergi, dan obat penenang selama setidaknya 24 jam sebelum menjalani tes.

    2. Pasien diposisikan tidur terlentang, dengan kepala fleksi 30o atau duduk dengan kepalaekstensi 60o.

    3. Air dingin atau hangat atau udara ke dalam saluran irigasi auditori eksternal masing-masing 250 ml dalam waktu 40 detik, biasanya menggunakan jarum suntik . Perbedaan

    suhu antara tubuh dan air diirigasi menciptakan arus konveksi dalam endolymph di

    dekatnya kanalis semisirkularis horizontal. Air panas dan dingin menghasilkan arus dalam

    arah yang berlawanan dan karena itu nystagmus horisontal dalam arah yang berlawanan.

    Pada pasien dengan batang otak utuh . :

    Jika air hangat ( 44 C atau di atas ) endolymph di naik kanal horisontal ipsilateral ,

    menyebabkan peningkatan laju pembakaran dalam aferen saraf vestibular . Situasi ini meniru

    giliran kepala ke sisi ipsilateral . Kedua mata akan beralih ke arah telinga kontralateral ,

    dengan nystagmus horizontal ke telinga ipsilateral .

    Jika air dingin , relatif terhadap suhu tubuh ( 30 C atau di bawah ) , endolymph jatuh dalam

    kanalis semisirkularis , penurunan tingkat vestibular aferen tembak. Mata kemudian berpaling

    ke telinga ipsilateral , dengan nystagmus horizontal ( gerakan mata cepat horisontal ) ke

    telinga kontralateral .

    4. Pada tiap selesai pemeriksaan pasien diistirahatkan 5 menit.5. Pada tiap pemeriksaan hitung lama nistagmusnya.6. Sensitivitas L-R = (telinga kiri yang di test dengan air dingin + telinga kiri yang di

    test dengan air panas) (telinga kanan yang di test dengan air dingin + telinga kanan

    yang di test dengan air panas) = < 40 (berarti kedua fungsi vestibular masih dalam

    keadaan seimbang.

    Hasil :

    Gerakan mata serupa di kedua sisi.

    Sensitivitas L-R = (30 + 40)

    (25 + 25) = 20 (berarti kedua fungsi vestibular masih

    dalam keadaan seimbang.

  • 5/27/2018 Pemeriksaan Telinga lengkap.docx

    6/7

    Pemeriksaan Audiometri

    Prosedur pemeriksaan Audiometri nada murni:

    1. Pasien duduk dalam ruangan kedap suara.2. Instruksi jelas dan dimengerti : menekan tombol jika dengar bunyi3. Memasang headphone dengan benar, tepat, nyaman4. Mulai pada frek 500 Hz berikan bunyi selama 2 dt, ubah-ubah desible sampai pasien

    memberikan respon catat kemudian buat diagram

    5. Selanjutnya lakukan pada frek. 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 6000 Hz, 80006. Lakukan pemeriksaan hantaran tulang7. Periksa mulai dari telinga kanan, pasang speaker mastoid kiri atur mulai pada frek 500

    Hz berikan bunyi selama 2 dt, ubah-ubah desible sampai pasien memberikan respon

    catat kemudian buat diagram

  • 5/27/2018 Pemeriksaan Telinga lengkap.docx

    7/7

    Pemeriksaan Test Timpanometri

    Prosedur tes timpanometri ialah sebelumnya harus sudah dilakukan otoskopi untuk

    memastikan keadaan liang telinga dan bahwa tidak ada perforasi membran timpani, tes

    dilakukan dengan memasukan probe timpanometer di liang telinga. Instrumen yang

    mengubah tekanan di telinga, menghasilkan nada murni, dan mengukur respon gendangtelinga terhadap suara pada tekanan yang berbeda. Hasil pemeriksaan timpanometri tersebut

    disajikan dalam bentuk grafik yang disebut dengan timpanogram.

    Gambar 2. 3: Timpanogram

    Hasil timpanometri ada empat jenis, yaitu tipe A (normal), tipe B (flat / terdapat cairan di

    telinga tengah), tipe C (gangguan fungsi tuba Eustachius), Tipe AD (dislokasi rangkaian

    tulang pendengaran) tipe As (Otosklerosis).

    Hasil : tipe A (normal)