pemeriksaan tand1

Upload: irman-dinejad

Post on 09-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PEMERIKSAAN TAND1

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL / EMPAT GEJALA KARDINALPosted on August 15, 2013 by banjarkebon PEDOMAN UNTUK MENGUKUR TANDA VITAL ( TTV )1. Pedoman untuk mengukur tanda vital2. Pengertian tanda-tanda vitalTanda-tanda vital adalah ukuran dari berbagai fisiologi statistik, sering diambil oleh profesional kesehatan, dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh yang paling dasar.Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi, pernapasan, tekanan darah, dan suhu. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam menilai fisiologis dari sistem tubuh secara keseluruhan.1. Pedoman untuk mengukur tanda vital1) Pedoman bagi perawat dalam pengukuran tanda vital Perawat yang merawat klien bertanggung jawab terhadap pengkajian TTV Peralatan harus berfungsi dan sesuai Peralatan harus dipilih berdasarkan kondisi dan karakteristik klien Perawat mengetahui batas normal Tanda-Tanda Vital Perawat mengetahui riwayat medis pasien Perawat mengontrol dan meminimalkan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi TTV Perawat menggunakan pendekatan yang teratur dan sistematik ketika mengukur TTV Cara pendekatan pada klien dapat mengubah tanda vital Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan frekwensi pengkajian TTV Perawat menganalisis hasil pengukuran vital Perawat memeriksa dan mengkomunikasikan perubahan yang signifikan2) Macam-macam tanda vitalAda empat tanda-tanda vital yang standar dalam sebagian besar pengaturan medis: Nadi (Pulse rate/Heart rate/HR Tekanan darah (blood pressure/BP) Pernafasan (Respiration rate/RR) Suhu Tubuh (body temperature)1. Tujuan pemeriksaan tanda vitalPengkajian/pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien saat dirawat. Tindakkan ini bukan hanya sekedar rutinitas perawattetapi merupakkan tindakkan pengawasan terhadap perubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat. Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami kegawat daruratan/kritis.PEMERIKSAAN SUHU TUBUHBAHAN PEMBELAJARAN 2PEMERIKSAAN SUHU TUBUH

2. Pemeriksaan suhu tubuh1. Pengertian pengukuran suhu tubuhSuhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dan panas yang hilang. Nilai normal suhu tubuh antara 35,8-37 C. Setiap peningkatan suhu tubuh 1C terjadi peningkatan frekuensi nadi sekitar 20 kali denyut per menit. Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolism dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolism darah.1. Tujuan pengukuran suhu tubuh Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu menegakkan diagnose. Untuk menilai keseimbangan suhu tubuh1. Macam macam pengukuran suhu Suhu oralMengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di mulut. Suhu aksilaMengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di ketiak Suhu rektalMengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di rektal/anus.1. Pembuangan atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui berbagai proses di antaranya:1) Radiasi, yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnetik2) Konveksi, yaitu proses penyebaran panas karena pergeseran antara daerah yang kepadatannya tidak sama seperti dari tubuh pada udara dibngin yang bergerak atau pada air di kolam renang3) Evaporsi, yaitu proses perubahan cairan menjadi uap4) Konduksi, yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan kontak langsung tanpa gerakan yang jelas, seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin, dan lain lain.PEMERIKSAAN PERNAFASAN4. Pemeriksaan nafasPengertian penghitungan nafas, Pernapasan yang normal dapat diobservasi dari frekuensi per menit, kedalaman, keteraturan dan tanda-tanda yang menyertai, seperti bunyi napas dan bau napas. Dalam keadaan istirahat, pernapasan orang dewasa normal berkisar 12-20 kali dalam 1 menit. Setiap orang dapat mengendalikan pernapasan secara individual dalam waktu tertentu, misalnya pada waktu berenang, bernyanyi, berpidato, lari cepat, dan sebagainya. Dalam kondisi normal, pernapasan berlangsung secara otomatis. Frekuensi Pernafasan NormalBayi baru lahir 40 60 x/menit. 1 11 bulan 30x/menit2 tahun 25x/menit 4 12 tahun 19 23x/menit 14 18 tahun 16 18x/menit Dewasa 12 20x/menit Lansia (>65 tahun ) Jumlah respirasi meningkat bertahap1. b. Tujuan penghitungan nafas Mengetahui keadaan umum pasien Mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dalam 1 menit Mengikuti perkembangan penyakit Membantu menegakkan diagnose1. c. Anatomi dan fisiologi pernafasanSaluran pernafasan (conducting airway) : Berfungsi sebagai saluran udara ke daerah pertukaran gas. Terdiri dari hidung, pharynx, larynx, brokhus, bronkhiolus terminalis. Saluran pernafasan ini dilapisi oleh membran mukosa bersilia yang berfungsi sebagai filter (penyaring), menghangatkan dan melembabkan (humidifikasi). Saluran Pernafasan Bagian Atas :Hidung :Terdiri atas nares anterior yang memuat kelenjar sebaseus dgn ditutupi bulu kasar.Fungsi dari hidung: pengatur kondisi udara (air conditioning): Fungsi ini perlu untuk mempersiapkan udara yang akan masuk kedalam alveolus paru.Fungsi ini dilakukan dengan cara: mengatur kelembapan, mengatur suhu, penyaring dan pelindungFaring :Merupakan jalan persimpangan antara saluran pencernaan dan saluran pernafasan, dan merupakan sebuah pipa yang memiliki otot, terletak di belakang nasofaring (dibelakang hidung), orofaring (dibelakang mulut) dan laringofaringLarynx :Merupakan bagian yang terbawah dari saluran nafas bagian atas.Terdapat pita suara dan epiglotis yang merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring pada saat menelan.Fungsi dari larynx adalah untuk fonasi dan pelindung saluran pernafasan (mencegah aspirasi)Trakhe :Trakhea mempunyai tulang rawan.Tempat percabangan trakhea menjadi cabang utama bronkhus kiri dan cabang utama bronkhus kanan disebut karinaBronkus:Bronkhus mempunyai tulang rawan datar irreguler otot polos dibronkhus tersusun secara spiral. Bronkhus utama kanan lebih pendek, lebih besar dan hampir vertikal. Bronkhus utama kiri lebih panjang, sempit dan sudut antara trekhea dan bronkhus lebih lebar.Bronkhiolus :Merupakan cabang terkecil dari bronkhus, tidak mempunyai tulang rawan pada dindingnya tetapi dikelilingi oleh otot polosAlveoli :Fungsi alveoli sebagai saluran akhir dan untuk melakukan pertukaran gas (O2 dan CO2 ).Paru-paru :Paru terletak disebelah dalam dan dilindungi oleh rongga thoraks. Kerangka tulang ini terdiri dari sternum dan kosta dianterior serta skapula, kolumna vertebralis dan kosta diposterior1. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pernafasanAda beberapa factor yang dapat mempengaruhi pernapasan, yaitu :1. Kondisi kesehatan yang menyebabkan gangguan pada organ napas dan berhubungan dengan pernapasan, misalnya infeksi pada paru-paru.2. Pemakaian obat-obatan, misalnya obat penenang, narkotika, analgetik, yang dapat menurunkan kedalaman pernapasan. Kecepatan pernapasan berhubungan dengan kecepatan denyut nadi dengan perbandingan satu kali bernapas lebih kurang 4 kali denyut nadi. Dalam keadaan suhu tubuh meningkat, kecepatan bernapas juga meningkat karena tubuh berupaya melepaskan kelebihan panas. Pusat pernapasan berada pada medulla oblongata pada tengkorak. Apabila tekanan pada tengkorak kepala bertambah akan mempengaruhi pernapasan menjadi tidak teratur. Dalam keadaan anemia, ketika terjadi penurunan jumlah sel-sel darah merah daya angkut oksigen dalam darah berkurang untuk mengompensasi jumlah pemasukan oksigen ke dalam tubuh maka frekuensi pernapasan bertambah cepat.3. OlahragaOlahraga meningkatkan frekuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan menambah oksigen4. Nyeri AkutSebagai akibat stimulasi simpatik sehingga meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan. Klien dapat menghambat pergerakkan dada bila ada nyeri pada area dada.1. Usia (secara normal kecepatan berbeda)2. Ansietas3. Anemia4. Posisi tubuh5. Medikasi6. Cedera batang otak1. e. Indikasi penghitungan nafasBAHAN PEMBELAJARAN 6PEMERIKSAAN NADI1. Pemeriksaan nadi. 1. a. Pengertian penghitungan nadiDenyut nadi adalah pelebaran dan recoil arteri elastis berirama pada saat ventrikel memompakan darah kedalam sirkulasi. Memeriksa denyut nadi merupakan indicator menilai sistem kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi ini dilakukan pada daerah arteri radialis pergelangan tangan, arteri brachialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, atau arteri frontalis pada ubun bayi, guna mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi) dan menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.1. b. Anatomi dan fisiologi jantung1. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi nadi1. d. Tempat/lokasi menghitung nadiPemeriksaan denyut nadi ini dilakukan pada daerah arteri radialis pergelangan tangan arteri brachialis pada siku bagian dalam arteri karotis pada leher arteri temporalis arteri femoralis arteri dorsalis pedis arteri frontalis pada ubun bayi1. e. Tujuan penghitungan nadi 1. a. Menghitung denyut nadi dalam satu menit2. b. Mengetahui keadaan umum klien3. c. Mengetahui integritas system kardiovaskuler4. d. Mengetahui perkembangan jalannya penyakit1. e. Indikasi penghitungan nadiBAHAN PEMBELAJARAN 8PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH1. Pemeriksaan tekanan darah 1. a. Pengertian pengukuran tekanan darahTekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung darah . Pemeriksaan tekanan darah merupakan indicator penting dalam menilai fungsi kardiovaskular. Tekanan maksimum pada dinding arteria yang terjadi ketika bilik kiri jantung menyemprotkan darah melalui klep aortic yang terbuka ke dalam aorta disebut sebagai tekanan sistolik. Pada titik terendah, tekanan yang konsisten terdapat di dinding arteri1. b. Faktor faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah 1. Curah jantungTekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).1. Tekanan Perifer terhadap tekanan darahTekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :1) Viskositas darah.Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.2) Panjang pembuluhSemakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.3) Radius pembuluhTahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnyaa) Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.b) Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkat enambelas kali lipat dan tekanan darah akan naik.Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat adri perubahan radius pembuluh darah1. c. Tujuan pengukuran tekanan darah1. d. Indikasi pengukuran tekanan darah1. e. Tempat/lokasi pengukuran tekanan darah1. f. Pengukuran Tekanan Darah Arteri Sistolik dan Diastolik 1. Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan menggunakan sfigmomanometer : Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk mengehentikan aliran darah arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb pemompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset. Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi Karotkoff, yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan angka pada kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik dan diastolik.2. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolic 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda3. Tekanan darah arteri adalah tekanan darah lateral yang disebabkan oleh volume darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan pembuluh darah tepi. Tekanan darah bergantung pada volume darah yang diejedinding erteri, ksikan, kecepatan, distensibilitas, viskositas darah, dan tekanan di dalam pembuluh setelah ejeksi terakhir.4. Tekanan darah sistolik merupakan puncak tekanan di dalam arteri yang diatur oleh isi sekuncup dan kelenturan pembuluh darah. Tekanan darah diastolik merupakan tekanan darah di dalam arteri dan bergantung pada tahanan perifer. Perbedaadan diastolik dan tekanan sistolik adalah tekanan nadi.Tekanan darah pada lengan kanan biasanya 5-10 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah pada lengan kiri. Sedangkan tekanan darah di tungkai biasanya 15-20 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah pada lengan , meskipun dengan berbaring. Hal ini sebagian berkaitan dengan hukum Poisuille, yang pada intinya menyatakan tahanan total pembuluh darah yang dihubungkan secara parallel lebih besar daripada tahanan satu pembuluh darah besar. Tekanan darah di dalam aorta lebih kecil dibandingkan tekanan darah di dalam cabang-cabang arteri ekstremitas bawah.Tekanan darah sangat bervariasi, bergantung pada tingkat eksitasi pasien, tingkat aktivitas, kebiasaan merokok, nyeri, distensi kandung kemih atau pola diet. Selama pernapasan tenang biasanya terjadi penurunan tekanan sistolik sampai 10 mmHg pada waktu inspirasi.1. g. Teknik Pengukuran Tekanan DarahPengukuran tekanan darah dilakukan dengan pasien berbaring terlentang yang nyaman. Kantong manset diletakkan di atas arteri brakhialis kanan. Jika lengannya terlalu gemuk, pakailah manset paha. Lengan sedikit difleksikan dan disokong kira-kira setinggi jantung. Pengukuran tekanan darah secara palpasi ini seperti diuraikan di atas untuk menentukan tekanan sistolik secara memadai dan untuk menyingkirkan permasalahan karena adanya celah auskultasi, sebaiknya tekanan darah mula-mula diperiksa dengan cara palpasi.Menurut prosedur ini, arteri brakhialis atau radialis kanan dipalpasi sementara manset dipompa di atas tekanan darah yang diperlukan untuk menghilangkan denyut nadi. Sekrup yang dapat diputar dibuka perlahan untuk mengurangi tekanan di dalam kantong karet secara lambat. Tekanan sistolik dikketahui dengan timbulnya kembali denyut brachial. Segera setelah denyut teraba, sekrup itu dibuka untuk mengurangi tekanan kantong karet dengan cepat. Ini adalah tekanan darah sistolik.PEMBELAJARAN 11PEMERIKSAAN FISIKURAIAN MATERIPEMERIKSAAN FISIK1. A. PENGERTIAN Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.Tahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak.1. TUJUANTujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan.Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Dalam melakukan pemeriksaan fisik dikerjakan dengan hari- hati, menjaga privasi, tidak menyakiti dan kenyamanan pasien tetap terjaga.1. C. Biometrika dasar 1. 1. Tinggi Tinggi merupakan salah satu ukuran pertumbuhan seseorang. Tinggi dapat diukur dengan [[stasiometer]] atau tongkat pengukur. Pasien akan diminta untuk berdiri tegak tanpa alas kaki. Anak-anak berusia dibawah 2 tahun diukur tingginya dengan cara dibaringkan.1. 2. Berat atau massa Berat atau massa tubuh diukur dengan pengukur massa atau timbangan.[[Indeks massa tubuh]] digunakan untuk menghitung hubungan antara tinggi dan mssa sehat serta tingkat kegemukan.1. 3. Nyeri Pengukuran nyeri bersifat subyektif namun penting sebagai tanda vital. Dalam klinik, nyeri diukur dengan menggunakan skala FACES yang dimulai dari nilai 0 (tidak dirsakan nyeri pada pasien dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien), hingga 5 (nyeri terburuk yang pernah dirasakan pasien).1. D. Teknik Dasar Pemeriksaan fisik Pemeriksaan dilakukan pada pasien yang baru pertama kali datang periksa, ini dilakukan dengan lengkap, pada pemeriksaan ulang dilakukan yang perlu saja jadi tidak semua pemeriksaan dilakukan; untuk penderita yang belum pernah diperiksa dilakukan dengan lengkap bila masih ada waktu dan bagi penderita yang pernah diperiksa dilakukan yang perlu saja.Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu:1. InspeksiInspeksi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan indra penglihatan untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanpa tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh lainnya, Inspeksi digunakan untuk mendeteksi betuk, warna, posisi, ukuran, tumor dan lainya dari tubuh pasien.Cara Pemeriksaan:1. Atur posisi pasien sehingga bagian tubuhnya dapat diamati secara detail, posisi duduk, tidur ataupun berdiri.2. Berikan pencahayaan yang cukup.3. Bagian tubuh yang akan diperiksa (upayakan pasien sendiri membuka pakainnya), tidak dibuka sekaligus namun dibuka seperlunya untuk pemeriksaan sedangkan bagian lain ditutupi dengan selimut.4. Lakukan inspeksi pada area tubuh tertentu untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan; posisi dan abnormalitasnya.5. Bandingkan suatu area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.6. Jangan melakukan inspeksi secara terburu-buru.2. PalpasiPalpasi merupakan pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur dan mobilitas. Palpasi membutuhkan kelembutan dan sensitivitas. Untuk itu hendaknya mengunakan permukaan palmar jari, yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi testur konsistensi, bentuk massa dan pulsasi. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan lebih sensitive pada getaran. Sedangkan untuk mengkaji temperature, hendaknya menggunakan bagian belakang tangan dan jari. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan atau organ tubuh dapat dirasakan oleh pasien saat dilakukan palpasi. Palpasi juga merupakan tindakan penegasan dari hasil inspeksi disamping untuk menemukan yang tidak terlihat.Cara Pemeriksaan1. Posisi pasien bisa tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus dibuka.2. Pastikan pasien dalam keadaan rileks dengan posisi yang nyaman untuk menghindari keteganan otot yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan.3. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering4. Minta pasien untuk menarik nafas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.5. Lakukan palpasi dengan sentuhan perlahan-lahan yaitu dengan tekanan ringan dan sebentar-sebentar.6. Palpasi daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan kelainan.7. Lakukan palpasi secara hati-hati, apabila dicurigai adanya farkur tulang.8. Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah.9. Lakukan palpasi ringan atau memeriksa organ/jaringan yang dalamnya kurang dari 1 cm.10. Lakukan palpasi agak dalam apabila memeriksa organ atau jaringan dengan kedalaman 1-2,5 cm.11. Lakukan palpasi bimanual apabila kedalaman lebih dari 2,5 cm. Yaitu dengan mempergunakan kedua tangan dimana satu tangan direlaksasikan dan diletakkan dibagian bawah organ/ jaringan tubuh, sedangkan tangan lain menekan kearah tangan yang dibawah untuk mendeteksi karakteristik organ atau jaringan.12. Rasakan dengan seksama kelainan organ/ jaringan, adanya nodul, tumor bergerak/tidak dengan konsistensi padat/ bersifat kasar atau lembut, ukurannya dan ada tidaknya getaran/ triil, serta rasa nyeri raba/ tekan.13. Catatlah hasil pemeriksaan yang didapat.3. PerkusiPerkusi merupakan pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh dan menentukan adanya cairan dalam tubuh. Ada dua cara dalam perkusi yaitu cara langsung dan cara tidaak langsung. Cara langsung dilakukan dengan mengetuk secara langsung menggunakan satu atau dua jari. Sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah tangan diatas permukaan tubuh dan jari tangan lain, telapak tidak pada permukaan kulit. Setelah mengetuk, jari tangan ditarik kebelakang. Secara umum, hasil perkusi dibagi menjadi tiga macam, diantaranya sonor, Sonor adalah suara yang terdengar pada perkusi paru-paru normal, pekek suara yang terdengar pada perkusi otot dan timpani adalah suara yang terdengar pada abdomen dan bagian lambung. Selain itu terdapat suara yang terjadi pada diantara suara tersebut, seperti redup dan hipersonor. Redup adalah suara antara sonor dan pekek sedangkan hipersonor adalah antara sonor dan timpani.Cara pemeriksaan :1. Posisi pasien dapat duduk, tidur, atau berdiri tergantung pada bagian mana yang akan diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus dibuka.2. Pastikan pasien dalam keadaaan rileks dan posisi yang nyaman untuk mengurangi ketegangan otot yang dapat menggangu hasil perkusi.3. Minta pasien menarik nafas dalam agar meningkatkan relaksasi otot .4. Kuku jari pemeriksa harus pendek.5. Tangan hangat dan kering.6. Lakukan perkusi secara seksama dan sistematis yaitu dengan metode langsung yaitu melakukan perkusi atau pegetokan jari tangan langsung dengan menggunakan satu atau dua ujung jari.7. Metode tidak langsung yaitu: 1. Jari tengah tangan kiri yang tidak dominan sebagai fleksi meter diletakkan dengan lembut di atas permukaan tubuh, upayakan telapak tangan dan jari-jari lain tidak menempel pada permukaan tubuh.2. Ujung jari tengah dari tangan kanan (dominan) sebagai fleksor, untuk memukul/mengetuk persendian distal dari jari tengah tangan kiri.3. Pukulan harus cepat, tajam dengan lengan tetap/ tidak bergerak dan bergerak dan pergelangan tangan rilek.4. Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh.5. Bandingkan bunyi frekuensi dengan akurat6. h. Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi 1. Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi, waktu agak lama dan kualitas seperti drum (lambung)2. Bunyi resonan mempunyai intensitas amat keras, waktu lebih lama, kualitas ledakan(empisema paru)3. Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai menengah, nada tinggi, waktu lama kualitas seperti petir (hati)4. Bunyi kemps mempunyai intensitas lembut, nada tinggi, waktu pendek, kualitas datar (otot)4. AuskultasiAuskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendegarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui stetoskop. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi yang normal. Auskultasi dilakukan di dadad untuk mendengar suara nafas dan bila dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus.Penilaian pemeriksaan auskultasi meliputi:1. Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran permenit2. Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar3. Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/ lemahnya suara.4. kualitas yaitu warna nada/ variasi.Pemeriksaan harus mengenal berbagai tipe bunyi normal yang terdengar pada organ yang berbeda sehingga bunyi abnormal dapat terdeteksi dengan sempurna. Untuk mendeteksi suara diperlukan alat yang disebut stetoskup yang berfungsi menghantarkan, memilih, dan mengumpulakan frekwensi suara. Stetoskup terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian kepala, selang karet/plastic dan telinga. Slang plastik stetoskup harus lentur dengan panjang 30-40 cm dan telinga stetoskup mempunyai sudut binaural dan bagian ujung mengikuti lekuk dari rongga telinga kepala stetoskop pada waktu digunakan menempel pada kulit pasien.Ada 2 jenis kepala stetoskup yaitu;1. Bel stetoskup digunakan untuk bunyi bernada rendah pada tekanan ringan seperti bunyi jantung dan tekenan vaskuler. Bila ditekankan lebih kuat maka nada frekwensi tinggi terdengar lebih kuatmaka nada frekwensi tinggi terdengar lebih keras karena kulit menjadi terenggang, maka cara kerjanya seperti diagframa.2. Diagfragma digunakan untuk bunyi bernada lebih tinggi seperti bunyi usus dan paruCara pemeriksaan :1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagianmana yang diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman3. Pastikan stetoskup sudah terpasang baik dan tidak bocor antara bagian kepala selang dan telinga4. Pasanglah ujung stetoskup bagian telinga ke lubung telinga periksa sesuai arah, ukuran dan lengkungannya . Stetoskup telinga5. Hangatkan dulu kepala stetoskup pada telapak tangan atau mengosokan pada pakaian pemeriksa.6. Tempelkan kepala stetoskup pada bagian tubuh pasien yang akan diperiksa dan lakukan pemeriksaan dengan seksama dan sistematis.7. Pergunakanlah bel stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada rendah pada tengan ringan yaitu pada bunyi jantung, dan faskuler. Dan gunakan diafragma untuk bunyi yang bernada tnggi seperti bunyi usus dan paru.8. Informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status.Posisi pemeriksaanUntuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal, maka posisi pemeriksaan sangat menentukan. Beberapa posisi pemeriksaan yang umum dilakukan :1. Posisi duduk dapat dilakukan di kursi atau tempat tidur. Digunakan untuk pemeriksaan pada kepala, leher, dada, jantung, paru, mamae, extremitas atas.2. Posisi supine (terlentang) yaitu posisi berbaring terlentang dengan kepala disangga bantal. Posisi ini untuk pemeriksaan pada kepala, leher, dada depan, paru, mamae, jantung, abdomen, ekstremitas, dan nadi perifir.3. Posisi dorsal recumbent yaitu posisi berbaring dengan lutut ditekuk dan kaki menyentuh tempat tidur .4. Posisi sims (tidur miring) untuk pemeriksaan rectal dan vagina.5. Posisi litotomi yaitu posisi tidur terlentang dengan lutut dalam keadaan fleksi. Untuk pemeriksaan rectal dan vagina.6. Posisi prone (terlungkup), untuk evaluasi sendi pinggul dan punggung.7. Posisi knee chest (menungging), untuk pemeriksaan rectal8. Posisi berdiri yaitu untuk evaluasi abdonormalitas postural, langkah dan keseimbangan.Dibawah ini1. E. Organ-organ yang diperiksa1. Pemeriksaan kepalaTujuan1. Mengetahui bentuk dan fungsi kepala.2. Mengetahui kelainan yang ada di kepala.2. Pemeriksaan MataTujuan1) Mengetahui bentuk dan fungsi mata.2) Mengetahui adanya kelainan pada mata.3) Pemeriksaan TelingaTujuanMengetahui telinga luar saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran3) Pemeriksaan HidungTujuan(1) Mengetahui bentuk dan fungsi hidung(2) Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya imflamasi atau insfeksi.4) Pemeriksaan Mulut dan FaringTujuanMengetahui bentuk dan setiap kelainan mulut.5) Pemeriksaan Dada dan ParuTujuan1. Mengetahui bentuk, kesemirtrisan, ekspansi, keadaan kulit didnding dada.2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan.3. Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan, taktil fremitus.4. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura.5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya.6. Mengkaji aliran udara melalui batang trakeobronkial.7. Mengetahui adanya sumbatan aliran udara, dll.6). Pemeriksaan jantungTujuan1. Mengetahui ketidaknormalan denyut jantung.2. Mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar.3. Mengetahui bunyi jantung normal atau abnormal.4. Mendeteksi gangguan kardiovaskular.7). Pemeriksaan payudara dan ketiakTujuan1. Mengetahui adanya massa atau tidanya ketidakteraturan dalam jaringan payudara.2. Mendeteksi awal adanya kankerb payudara.8). Pemeriksaan perut (abdomen)Tujuan1. Mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut2. Mendengar suara peristaltic usus.3. Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam rongga perut, benjolan dalam perut, dll9). Pemeriksaan GenetaliaTujuan1. Melihat dan mengetahui organ-organ yang termasuk dalam genetalia.2. Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya varises, edema, tumor/benjolan, infeksi, luka/iritasi,pengeluaran cairan/darah, dsb.3. Melakukan perawatan genetalia.4. Mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil/ persalinan.10). Pemeriksaan Rektum dan AnusTujuan :1. Mengetahui kondisi anus dan rektum2. Menetukan adanya massa atau bentuk tidak teratur dari dinding rektal.3. Mengetahui integritas spingter anal eksternal.4. Memeriksa kanker rektal, dll.11). Pemeriksaan Sistem MuskuloskeletalTujuan :1. Memperooleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian.2. Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu.12). Pemeriksaan Sistem Neurologia) Difinisi Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang menangani kelainan pada sistem saraf. Dokter yang mengkhususkan dirinya pada bidang neurologi disebut neurolog dan memiliki kemampuan untuk mendiagnosis, merawat, dan memanejemen pasien dan kelainan saraf. Kebanyakan para neurolog dilatih untuk menangani pasien dewasa. Untuk anak-anak dilakukan oleh neurolog pediatrik, yang merupakan cabang dari pediatri atau ilmu kesehatan anak. Di Indonesia, dokter dengan spesialisasi neurologi diberi gelar Sp.S. atau Spesialis Saraf.b) Tujuan :Mengetahui integritas sistem persarafan yang meliputi fungsi saraf kranial, fungsi sensorik, fungsi motorik, dan refleks.c) Cara pemeriksaanKondisi mayor termasuk: sakit kepala seperti migrain epilepsi kelainan saraf yang degeneratif seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, ataksia penyakit sistem peredaran darah di otak atau serebrovaskular seperti stroke kesulitan tidur palsi otak kecil infeksi otak seperti ensefalitis, meningitis, mielitis pada sum-sum tulang belakang kanker atau tumor di otak dan selaputnya, sistem saraf kelainan pergerakan seperti tremor pada penyakit Parkinson, khorea penyakit demielinasi pada sistem saraf pusat seperti sklerosis ganda, dan pada sistem saraf tepi seperti sindrom Guillain-Barr kelainan pada sum-sum tulang belakang kelainan sistem saraf tepi cedera traumatik status mental seperti koma kesulitan berbicara dan berbahasaPemeriksaanSelama pemeriksaan, neurolog meninjau riwayat kesehatan pasien dengan perhatian khusus pada kondisi saat ini. Pasien akan menjalani berbagai pemeriksaan klinis seperti pemeriksaan penglihatan, kekuatan, koordinasi, refleks, dan rangsangan. Informasi tersebut akan membantu neurolog untuk memastikan penyakit tersebut berhubungan pada sistem saraf. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit yang diderita pasien.Neurolog juga bertanggung jawab untuk beberapa tindakan medis seperti fungsi lumbal. Namun bila neurolog tidak hadir, dokter umum yang berkemampuan dapat melakukan fungsi lumbal tersebut.3. RangkumanPemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan dilakukan pada pasien yang baru pertama kali datang periksa, ini dilakukan dengan lengkap, pada pemeriksaan ulang dilakukan yang perlu saja jadi tidak semua pemeriksaan dilakukan.Teknik pemeriksaan fisik terdiri dari inspeksi, palpasi, perkuasi dan auskultasi. Organ organ yang dilakukan pemeriksaan fisik antara lain pada kepala, mata, telingan dan hidung, mulut dan faring, dada dan paru-paru,jantung , payudara dan ketiak, perut, genetalia. Rektum dan anus, sistem muskuloskeletal, dan neurologis.