pemeriksaan spesimen

8
BIOLOGI KIMIA Laporan Hasil Praktikum O L E H ANISA PUTRI DIAN PERMATASARI MELY SAKIYAH PIPIN SAPITRI TRIEZKA DIAN OKTAVIA TINGKAT 1.A DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN 2009/2010

Upload: anisa-putri

Post on 04-Jul-2015

390 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemeriksaan spesimen

BIOLOGI KIMIA

Laporan Hasil Praktikum

O

L

E

H

ANISA PUTRI

DIAN PERMATASARI

MELY SAKIYAH

PIPIN SAPITRI

TRIEZKA DIAN OKTAVIA

TINGKAT 1.A

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPERAWATAN

2009/2010

BIOLOGI KIMIA

Page 2: pemeriksaan spesimen

Pengumpulan Spesimen Urine

Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan

saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran

empedu, pankreas, dsb. Namun untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat,

diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik

pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

Jenis sampel urine :

Urine sewaktu/urine acak (random)

Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan

secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin

mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan.

Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

Urine pagi

Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum

makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode

tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami

pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin

serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin)

dalam urine.

Urine tampung 24 jam

Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-

menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan

untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin,

natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan

biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

Wadah Spesimen

Page 3: pemeriksaan spesimen

Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak

mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup

dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat

mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.

Prosedur Pengumpulan Urine

Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan

yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi

penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.

Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran

pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah

disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine

berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari

spesimen urine.

1. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Tes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT) dilakukan pada

kasus hiperglikemia yang tidak jelas; glukosa sewaktu 140-200 mg/dl, atau glukosa puasa

antara 110-126 mg/dl, atau bila ada glukosuria yang tidak jelas sebabnya. Uji ini dapat

diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan riwayat keluarga diabetes mellitus;

pada penderita penyakit vaskular, atau neurologik, atau infeksi yang tidak jelas sebabnya.

TTGO juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes

gestasional). Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan

gejala, tetapi menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil.

Penting untuk menyelidiki dengan teliti metabolisme glukosa pada waktu hamil

yang menunjukkan glukosuria berulangkali, dan juga pada wanita hamil dengan

riwayat keluarga diabetes, riwayat meninggalnya janin pada kehamilan, atau

Page 4: pemeriksaan spesimen

riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg. Skrining diabetes hamil

sebaiknya dilakukan pada umur kehamilan antara 26-32 minggu. Pada mereka

dengan risiko tinggi dianjurkan untuk dilakukan skrining lebih awal.

Alat dan bahan:

- urine secukupnya

- 5 ml larutan benedict

- tabung reaksi

- pipet tetes

- pengaduk

- lampu spiritus

- korek

- penjepit tabung

Cara Pengerjaan

1. masukkan larutan benedict ke dalam tabung reaksi 5 ml. tambahkan 8 tetes urine.

dicampur sampai homogen. panaskan diatas api sampai mendidih. sekitar satu

menit

2. lihat hasilnya. jika negatif maka tidak terjadi perubahan warna.

3. Jika warna urine berubah maka hasilnya dikategorikan sebagai berikut

(+1) warna hijau kekuning-kuningan

(+2) semuanya kuning

(+3) lumpur atau coklat keruh

(+4) merah bata

tunggu sekitar lima menit baru baca hasilnya

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil laboratorium

Penggunaan obat-obatan tertentu

Stress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring, obesitas dapat

meningkatkan kadar glukosa darah.

Page 5: pemeriksaan spesimen

Aktifitas berlebihan dan muntah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Obat

hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi

insulin menurun karena proses penuaan.

2. Protein Urin

Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh

tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Dengan menggunakan spesimen urin

acak (random) atau urin sewaktu, protein dalam urin dapat dideteksi menggunakan strip

reagen (dipstick). Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau

10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria.

Sejumlah kecil protein dapat dideteksi pada urin orang yang sehat karena perubahan

fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat

menyebabkan proteinuria transien. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapat

menyebabkan proteinuria. Bayi baru lahir dapat mengalami peningkatan proteinuria

selama usia 3 hari pertama.

Alat dan bahan:

- urine secukupnya

- tiga tetes asam asetat 6% (jika diperlukan)

- tabung reaksi

- pipet tetes

- lampu spiritus

- korek

- penjepit tabung

Page 6: pemeriksaan spesimen

Cara Kerja

1. isi urine hingga dua per tiga tabung

2. tabung di miringkan, panaskan sampai mendidih dengan api berada di sisi tabung

dan lihat hasil

3. jika urine dalam tabung berwarna sama (tidak ada perubahan warna atas dan

bawah) maka hasilnya negatif

4. jika warna urine dalam tabung berubah (warna atas dan bawah berbeda) atau

berwarna keruh maka tambahkan asam asetat 6% sebanyak dua sampai tiga tetes.

Apabila warna urine kembali bening maka hasilnya negatif. Apabila warna urine

tetap keruh mak hasilnya positif.

5. Jika warna urine berubah maka hasilnya dikategorikan sebagai berikut

(+1) keruh ringan tanpa butir –butir protein

(+2) kekeruhan ringan ada butir-butir protein

(+3) kekeruhan berkeping-keping

(+4) kekeruhan berat berkeping dan menggumpal

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium

Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi

molekular, infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat),

pencemaran urine oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit,

klorheksidin), urine yang sangat basa (pH > 8)

Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine sangat

asam (pH di bawah 3)