3. spesimen

27
SAMPEL UJI LABORATORIUM KLINIK (SPESIMEN)

Upload: fajar

Post on 08-Jul-2016

300 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

klinik patologi spesimen

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Spesimen

SAMPEL UJI LABORATORIUM KLINIK (SPESIMEN)

Page 2: 3. Spesimen

Pengertian Spesimen

• Spesimen adalah bagian atau kuantitas bahan untuk digunakan dalam pengujian, pemeriksaan, atau studi

• Specimen adalah contoh organisme atau bagian tubuh organisme yang telah diawetkan dengan teknik tertentu yang kemudian dapat diamati dengan mata telanjang atau menggunakan mikroskop.

Page 3: 3. Spesimen

PENGUMPULAN SPESIMEN• Pengumpulan spesimen merupakan tahapan yang penting dalam

menentukan baik-buruk atau valid-tidaknya sebuah hasil pemeriksaan laboratorium

• Supaya spesimen memenuhi syarat untuk diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah yang benar.

• Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak menggumpal), antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.

Page 4: 3. Spesimen

JENIS SPESIMEN.

Spesimen yang hendak diambil hendaknya disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.1. Darah : darah utuh (whole blood), plasma, serum, 2. Urin : urine (urine pagi hari, urine sewaktu, urine tampung 24 jam)3. Feses4. Sperma5. BMP dan CSF6. Cairan tubuh lain : cairan otak, cairan ascites, cairan pleura, cairan sendi, nanah (pus), usap (swab) luka, usap tenggorok, usap hidung, usap nasofaring, sumsum tulang, dll

Page 5: 3. Spesimen

• VOLUME SPESIMEN. Volume spesimen harus mencukupi untuk tiap jenis pemeriksan.

• KONDISI SPESIMEN. Spesimen harus layak untuk diperiksa, yaitu tidak mengalami kerusakan, seperti tidak hemolisis, tidak beku atau mengandung bekuan (jika digunakan untuk pemeriksaan hematologi), tidak berubah warna, segar/tidak kadaluwarsa dan steril (terutama untuk pemeriksaan bakteriologi.

• ANTIKOAGULAN. Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan. Penggunaannya juga harus benar, takarannya harus sesuai.

• PERALATAN SAMPLING DAN WADAH SPESIMEN. Peralatan sampling dan wadah spesimen harus memenuhi syarat, yaitu : bersih, kering, tidak mempengaruhi komposisi zat-zat atau material seluler yang ada dalam spesimen, sekali pakai - buang (disposable).

Page 6: 3. Spesimen

LOKASI PENGAMBILAN SPESIMEN

• Spesimen darah umumnya diaspirasi dari vena. Tempat aspirasi darah vena harus dipilih pada tempat yang tidak dilalui jalur infus. Pengambilan spesimen darah pada lengan yang terdapat selang infus dapat menyebabkan perubahan pada hasil pemeriksaan.

• Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan. – Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah lengan di lipatan

siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit sakit dan kecil kemungkinan terjadi memar.

– Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di pergelangan tangan.– Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau jari manis. Pada

bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.– Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang infeksi, kecuali

darah dan cairan otak.– Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dan crista iliaca anterior dan

posterior. Pada anak-anak diambil pada bagian proksimal tibia.– Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma, infeksi, oedema.

Page 7: 3. Spesimen

• AKTIVITAS PASIEN. Aktivitas fisik pasien sesaat sebelum dilakukan sampling berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan. Pasien yang melakukan olah raga atau aktivitas fisik yang berat dapat menyebabkan temuan palsu, ini terutama pada pemeriksaan enzim.

• WAKTU PENGAMBILAN. Waktu yang terbaik untuk pengambilan sampel adalah pagi hari karena waktu ini adalah yang paling ideal, dimana umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.

• PENCATATAN DAN LABELISASI. Formulir permintaan harus mencantumkan informasi berikut : nama pasien, usia, jenis kelamin, nama dokter, nomor identitas, diagnosis/keterangan klinis, tanggal, waktu pengambilan, data khusus lainnya (misalnya informasi obat yang telah diminum pasien) dan jenis pemeriksaan yang diminta. Selain itu wadah spesimen harus ditempeli label yang berisi informasi, minimal nama pasien, nomor identitas dan waktu pengambilan.

Page 8: 3. Spesimen

SPESIMEN DARAHDarah terdiri dari : Sel darah terdiri dari sel darah (eritrosit), sel darah putih

(leukosit), dan keping darah (trombosit), yang tersuspensi dalam plasma.

Plasma merupakan komponen cairan dari darah yang mengandung fibrinogen terlarut. Plasma sebagian besar terdiri dari air dengan zat_zat terlarut berupa zat-zat elektrolit dan beberapa protein, yakni globulin (alfa-, beta-, gamma-), albumin dan faktor pembekuan darahPlasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein, dan di dalam plasma terkandung pula beberapa komponen lain seperti garam-garam, karbohidrat, lipid, dan asam amino.

Serum darah adalah cairan bening yang memisah setelah darah dibekukan. Plasma darah berbeda dengan serum darah terutama pada serum tidak terdapat faktor pembentukan fibrinogen

Page 9: 3. Spesimen

PERSIAPAN SAMPEL DARAH

• Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

• Untuk Pemeriksaan (tes) darah atau plasma spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan

Page 10: 3. Spesimen

ANTIKOAGULAN

• Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan .

• Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis.

• Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.

Page 11: 3. Spesimen

Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan tertentu.

1. EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )Garam sodium (natrium) yaitui dinatrium EDTA (Na2EDTA) atau potassium (kalium) dipotassium EDTA (K2EDTA) konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah, mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute)

• Keunggulan EDTA : tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.

• Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi• Bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar

dan mengalami disintegrasi.

Page 12: 3. Spesimen

2. Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2O )Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat 3.2% buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian darah.

• Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling.

• Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian darah.

 

Page 13: 3. Spesimen

3. Oksalat • Natrium Oksalat (Na2C2O4bekerja dengan cara

mengikat kalsium. Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk pembuatan adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis.

• Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa. Kalium oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga kadar glukosa darah stabil.

Page 14: 3. Spesimen

4. Heparinmerupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.

• Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 – 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar belakang biru.

• Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.

Page 15: 3. Spesimen

FUNGSI PEMERIKSAAN SAMPEL DARAH• Skrining : Hitung darah lengkap -HDL- atau darah perifer lengkap –DPL-

(complete blood count/full blood count/blood panel) informasi tentang sel-sel darah pasien,ebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.

• Kelainan Jantung Enzim Jantung: CPK (Creatine Phosphokinase) , AST (Aspartate Transaminase (Aminotransferase)) /Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase (SGOT), LDH (Lactic Acid Dehydrogenase)

• Kelainan Ginjal BUN, fosfor, LDH, kreatinin, klirens kreatinin, asam urat, protein total, albumin, globulin, A / G rasio, kalsium, glukosa, kolesterol

• Metabolisme Lipid: Kolesterol, trigliserida, lipoprotein (LDL, VLDL, HDL)• Kelainan hati : Total bilirubin, alkali fosfatase, kolesterol, GGT, protein total,

albumin, globulin, A / G rasio, AST, LDH, panel hepatitis virus, PT,SGPT (seyum Glutamik Pyruvic Transaminase) / ALT (alanin aminotransferase)

• Kelainan fungsi Thyroid : serapan T2, Free T4, Jumlah T4, T7 FTI, TSH• Fungsi Metabolisme dasar : Cl, Na, K, CO2, glukosa, BUN, kreatinin• Imunologi • Mikrobiologi

Page 16: 3. Spesimen

JENIS SPESIMEN URIN

Spesimen Urin terbagi atas:• Urin segar : harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah pengambilan

untuk pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan urin rutin• Urin porsi tengah : harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah

pengambilan Digunakan untuk kultur urin• Urin pagi untuk pemeriksaan tes kehamilan, protein, sedimen dan

nitrit• Urin sewaktu urinalisis rutin pada pasien berobat jalan atau screening• Urin 24 jam : Dosis pengawet toluen 1-3ml /1 L urin, waktu

penampungan ditetapkan (jam 8 –20], urin jam 8 dibuang, urin berikutnya ditampung menentukan kreatinine clearence, kadar protein 24 jam

• Urine 2 jam post prandial : Urin diambil 2 jam setelah makan memantau terapi pada penderita Diabetes Melitus

Page 17: 3. Spesimen

FUNGSI SPESIMEN URIN

• Skrining : diagnosis infeksi sal. Kemih, batu ginjal , evaluasi dan pemantauan berbagai jenis penyakit organ tubuh.

• Gangguan metabolosme karbohidrat benda keton, glukosa urin

• Gangguan fungsi hati Urobilin dan bilirubin• Gangguan fungsi ginjal protein urin• Toksisitas obat-obatan• Tes kehamilan

Page 18: 3. Spesimen

SPESIMEN FECES

• Feces merupakan spesimen yang penting untuk diagnosis adanya kelainan pada system traktus gastrointestinal seperti diare, infeksi parasit, pendarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, karsinoma dan sindroma malabsorbsi.

• Pemeriksaan dan tes yang dapat dilakukan pada tinja umumnya meliputi : Tes makroskopi, tes mikroskopi, tes kimia dan tes mikrobiologi

Page 19: 3. Spesimen

SPESIMEN SPERMA

Spesimen Sperma pemeriksaan fertilitas dan infertilitas

Meliputi pemeriksaan : Makroskopik : volume, warna. Kekentalan,

kekeruhan, pH Mikroskopik : untuk menilai motilitas, jumlah

dan morfologi spermatozoa Kimia : emeriksaan kadar fruktosa ang

berkorelasi dengan kadar testosteron.

Page 20: 3. Spesimen

BMP• BMP (bone morphogenetic

protein,) adalah sekelompok hormon faktor pertumbuhan yang menginduksinya terhadap pertumbuhan tulang dan tulang rawan.

• Sebaik dibuat inform concern dan lakukan prosedur sterilisasi.

• BMP ada tanda keganasan proliferasi dan maturasi abnormal dari seri haematopoitik interpretasi :leukemia,

Page 21: 3. Spesimen

CAIRAN TUBUH LAIN

• Getah lambung• Getah duodenum dan empedu• Transudat dan exudat• Cairan sendi• Cairan otak

Page 22: 3. Spesimen

GETAH LAMBUNG

Tujuan Pemeriksaan • Motilitas lambung• Sekresi lambung : HCl (kualitatif dan

kuantitatif) dan enzim-enzim• Adanya unsur abnormal : darah, pus, bakteri• Adanya racun-racun : untuk pemeriksaan

forensik• Penyelidikan sitologi terhadap sel-sel tumor

Page 23: 3. Spesimen

GETAH DUODENUM

Tujuan pemeriksaan• Petunjuk adanya radang, ulcus, carsinoma• Untuk mengetahui faal sekresi pankreas

pankreatitis kronik dan fibrosis pankreas• Keadaan saluran empedu• Adanya parasit dan bakteri dalam duodenum

Page 24: 3. Spesimen

TRANSUDAT DAN EXUDAT Cairan yang terdapat dalam rongga tubuh : perikardium, rongga

pleura, rongga perut dan berfungsi sebagai pelumas agar membran yang dilapisi mesotel dapat bergerak tanpa geseran, yang bertambah akibat proses peradangan disebut Exudat atau bukan karena proses peradangan (gangguan kesetimbangan cairan badan: kerusakan epitel, tekanan osmotik, dll) disebut Transudat

Ciri-ciri • Transudat : cairan jernih, encer, kuning muda, Bj ~ 1010, < 1018,

tidak menyusun bekuan, kadar protein < 2,5 g/dL, kadar glukosa ~ kadar dlm plasma, jumlah sel kecil dan steril

• Exudat : keruh (mungkin berkeping-keping, purulent, mengandung darah, dll), lebih kental, warna bermacam-macam, Bj > 1018, sering ada bekuan, kadar protein > 4,0 g/dL, kadar glukosa < kadar dlm plasma, mengandung banyak sel dan sering terdapat bakteri

Page 25: 3. Spesimen

CAIRAN SENDICairan sendi mrpk ultrafiltrat plasma yang mengandung asam hialuronat yang menyebabkan cairan sendi bersifat kental shg dapat berfungsi sebagai pelumasTujuan pemeriksaan : untuk diagnosis kelebihan cairan

CAIRAN OTAKTujuan pengambilan cairan : untuk terapi dan untuk diagnostik kelainan susunan saraf pusat, terjadinya trauma, bakteriologi dan serologi

Page 26: 3. Spesimen

TERIMAKASIH

Page 27: 3. Spesimen