pemeriksaan laju endap darah

12
LEMBER KERJA MAHASISWA PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED) Nama subjek : Nawang lintang Umur subjek : 20th Jenis kelamin : P Hasil Pemeriksaan: Dalam praktikum ini praktikan menggunakan cara wastegren dalam menentukan laju endapan darah. Darah vena dan antikoagulan dicampur dengan baik lalu dimasukkan ke dalam tabung westegren dan dicatat kcepatan pengendapan dari eritrosit dan leukosit selama 60 menit. Dari hasil pemeriksaan dan perhitungan laju endap darah tersebut diketahui bahwa nilai laju endap darah subjek adalah 20 mm/jam. Kesulitan : Kesulitan yang dialami saat melakukan percobaan ini adalah pengenceran dan pencampuran sampel darah dengan larutan anti koagulan dan pada saat meletakkan tabung westergen ke dalam rak dari westergen. Pembahasan : Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk

Upload: sani-sonia

Post on 17-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Laju Endap Darah

LEMBER KERJA MAHASISWA

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)

Nama subjek : Nawang lintang

Umur subjek : 20th

Jenis kelamin : P

Hasil Pemeriksaan:

Dalam praktikum ini praktikan menggunakan cara wastegren dalam menentukan laju

endapan darah. Darah vena dan antikoagulan dicampur dengan baik lalu dimasukkan ke

dalam tabung westegren dan dicatat kcepatan pengendapan dari eritrosit dan leukosit selama

60 menit. Dari hasil pemeriksaan dan perhitungan laju endap darah tersebut diketahui bahwa

nilai laju endap darah subjek adalah 20 mm/jam.

Kesulitan :

Kesulitan yang dialami saat melakukan percobaan ini adalah pengenceran dan

pencampuran sampel darah dengan larutan anti koagulan dan pada saat meletakkan tabung

westergen ke dalam rak dari westergen.

Pembahasan :

Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan

salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan dalam tubuh

seseorang. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan

memasukkan darah ke dalam tabung khusus LED dalam posisi tegak lurus selama satu jam.

Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan

mengambang di permukaan. Kecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang disebut

LED. Atau dapat dikatakan makin banyak sel darah.

Dalam praktikum pemeriksaan laju endap darah (LED) ini mahasiswa diharapkan

mampu memenuhi tujuan dari praktikum yaitu mengetahui kecepatan mengendapnya eritrosit

Page 2: Pemeriksaan Laju Endap Darah

dalan plasma dengan menggunakan teknik yang tepat. Alat dan bahan yang digunakan dalam

praktikum ini adalah tabung westergen (panjang 300 mm, garis tengah dalam 2,5 mm dan

kedua ujung tabung tersebut terbuka), rak dari westergen, dan antikoagulan. Hal pertama

yang harus dilakukan, praktikan harus mengambil sample darah subjek dengan cara yang

sama seperti pada praktikum pengambilan sample darah vena yang telah lalu. Setelah sample

darah didapatkan, darah ditempatkan di dalam tabung yang telah diberi antikoagulan,

kemudian digerak-gerakkan dengan cara memutar agar darah tidak mengendap. Setelah itu

praktikan mengambil darah tersebut dengan menggunakan tabung westergen dengan cara

menghisap tabung tersebut kemudian menahannya dengan cara menutup bagian atas tabung

menggunakan ibu jari agar darah tidak turun dari tabung westergen. Setelah itu darah dalam

tabung westergen tersebut diletakkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi PZ. Agar darah

dan PZ dapat bercampur maka dilakukan pencampuran dengan cara menghisap berulang kali

(kurang lebih 5 kali) hingga dirasa darah dan PZ sudah bercampur dengan merata. Setelah

hisapan ke 5 darah dalam tabung tersebut ditahan kembali menggunakan ibu jari pada bagian

atasnya lalu dipindahkan dan ditempatkan pada arak dari westergen dalam keadaan vertical.

Pada rak ini terdapat karet penutup lubang dan bagian atasnya terdapat pegas untuk menekan

tabung kebawah. Setelah posisi peletakan tabung westergen pada rak westergen ini telah tepat

dan dipastikan darah tidak akan merembes keluar, praktikan dapat mendiamkannya dalam

waktu 60 menit sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah sample darah pada tabung westergen yang diletakkan pada rak dari westergen

tersebut didiamkan 60 menit, praktikan dapat melanjutkan percobaan dengan cara

menghitung laju endapan darah pada tabung westergen tersebut. Perhitungan dilakukan

dengan melihat adanya penurunan yang terjadi dilihat dari tinggi awal volume darah dalam

tabung westergen sebelum didiamkan selama 60 menit. Pada praktikum ini, kami

mendapatkan panjang penurunan sebesar 2,5 cm (25 mm) kemudian panjang kerja dari titik 0

yang tertera pada tabung westergen hingga batas terakhir darah adalah 0,5 cm (5mm).

Sehingga kami mendapatkan hasil dari laju endap darah pada subjek adalah sebesar 20

mm/jam. Harga normal laju endap darah pada laki laki berkisar antara 2-13 mm/jam

sedangkan pada perempuan sebesar 2-20 mm/jam. Berdasarkan hasil tersebut maka harga laju

endap darah pada subjek dikategorikan normal.

Page 3: Pemeriksaan Laju Endap Darah

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT

Nama subjek :Nawang Lintang C

Umur Subjek :19 Tahun

Jenis kelamin :Perempuan

Hasil pemeriksaan

Pemeriksaan hematokrit ini menggunakan alat yang dinamakan hematokrit reader

yang sebelumnya dilakukan pemusingan menggunakan centrifuge. Pada pemeriksaan

hematrokit menggunakan spesimen darah vena dari subjek didapatkan hasil 39%. Dari hasil

tersebut menunjukkan jumlah sel-sel darah merah pada subjek adalah 39%.

Kesulitan

Kesulitan yang saya hadapi pada saat pemeriksaan hematokrit adalah pada saat pemindahan

darah ke dalam pipet hematokrit serta penghitungan menggunakan hematrokit reader kaena

penghitungan hematokrit reader ini membutuhkan penglihatan dan ketelitan.

Pembahasan

Hematokrit (Ht) adalah persentase seluruh volume eritrosit yang dipisahkan dari

plasma dengan cara memutarnya didalam tabung khusus (pipet hematokrit) dengan waktu

dan kecepatan tertentu dimana nilainya dinyatakan dalam persen (%). Tujuan dari

pemeriksaan hematokrit ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.

Pemeriksaan hematokrit ini membutuhkan prosedur dan langkah kerja yang tepat agar

didapatkan hasil yang akurat.

Page 4: Pemeriksaan Laju Endap Darah

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan kadar hematrokit adalah alat

mico hematocrit centrifuge, tabung kapiler dan hematocrit reader. Sebelum dilakukan

pemeriksaan hematokrit terlebih dahulu praktikan harus mengambil darah vena subjek 0,5 cc

dengan prosedur seperti praktikum yang pertama. Setelah diambil, darah dimasukkan dalam

tabung yang telah diberi koagulan agar darah tidak membeku. Lalu darah dipindahkan

kedalam pipet hematokrit dan salah satu ujungnya ditutup dengan malam. Setelah itu pipet

hematocrit dimasukkan dalam hematocrit centrifuge dengan yang bagian disumbat mengarah

keluar. Pemutaan tabung centrifuge dilakukan dengan kecepatan 12.000 pm dalam waktu 5

menit. Setelah dilakukan pemusingan, maka dilakukan pembacaan menggunakan

hematocritreader. Tinggi darah dengan plasma dalam tabung disesuaikan dengan menggeser

tempat tabung dan tinggi darah padat disesuaikan dengan menggeser tuas yang ada di

samping kiri. Volume % eritrosit terlihat pada bagian sebelah kiri alat.

Untuk nilai hematokrit tidak sama pada laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki nilai

normal hematokrit adalah 45-47% sedangkan untuk perempuan adalah 40-42%. Nilai

hematokrit yang kami dapatkan adalah 39% dengan subjek berjenis kelamin perempuan. Ini

menunjukkan bahwa nilai hematokrit subjek dibawah rata-rata (tidak normal).

Menurut kami nilai hematokrit subjek yang dibaawah rata-rata (tidak normal) ini

diakibatkan karena subjek memiliki gejala anemia yang menyebabkan jumlah eritrosit dalam

darah dibawah rata-rata (tidak normal). Selain itu ada kemungkinan kurang telitinya

praktikan pada saat pembacaan hasil dalam hematocrit reader.

Untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terulang kembali hal-hal yang

haus diperhatikan adalah kecepatan centrifuge, waktu centrifuge dan tahap analitik. Pada

kecepatan centrifuge, semakin cepat centrifuge maka terjadinya pengendapan eritrosit

semakin cepat pula dan begitupun sebaliknya. Selain kecepatan centrifuge, lamanya

centrifuge juga berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan hematokrit, makin lama centrifuge

dilakukan maka maka makin maksimal hasil yang didapatkan. Pada tahap analitik,

pembacaan skala hematocrit reader harus dengan akutrat dan tepat agar tidak terjadi

kesalahan.

Page 5: Pemeriksaan Laju Endap Darah

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT

Nama subjek :Nawang Lintang C

Umur Subjek :19 Tahun

Page 6: Pemeriksaan Laju Endap Darah

Jenis kelamin :Perempuan

Hasil pemeriksaan

Pada praktikum hapusan darah ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu pembuatan hapusan

darah, pengecatan hapusan darah serta pemeriksaan hapusan darah. Pada pemeriksaan

hapusan darah menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x, 1000x. Nampak sel-sel

darah menumpuk dan sel-sel darah tidak tepisah satu dengan yang lainnya.

Kesulitan

Kesulitan yang saya hadapi pada praktikum ini yaitu hapusan darah yang dibuat terlalu tebal,

selain itu kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat pada saat pengecatan dan kesulitan

dalam menghitung jumlah normoblast dan eritrosit pada saat pengamatan di bawah

mikroskop.

Pembahasan

Tujuan pembuatan hapusan darah yaitu untuk melihat struktur sel-sel darah dengan

mikroskop. Sediaan hapusan darah ini tidak hanya digunakan untuk mempelajari sel darah

tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah.

Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut metode oles

(metode smear) yangmerupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput

(film) dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih dan

bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup.

Prinsip pembuatannya yaitu setets daah dipaparkan diatas gelas obyek, dicat dan

diperiksa di bawah mikoskop.

Page 7: Pemeriksaan Laju Endap Darah

Langkah petama yang dilakukan pada praktikum ini yaitu membuat hapusan darah.

Setetes darah vena diletakan pada kaca objek menggunakan pipet. Lalu dengan kaca lain

yang membentuk sudut 30-45derajat di geser perlahan hingga sampai pada tetesan darah.

Setelah kaca objek mengenai darah, dorong kaca objek kedepan sehingga menghasilkan

lapisan tipis darah di belakangnya. Setelah itu, lapisan tipis pada kaca objek di biarkan hingga

kering.

Hapusan darah yang sudah kering di fiksasi dengan meneteskan methanol pada

hapusan darah selama 2 menit. Metanol ini berfungsi untuk membunuh sel-sel pada sediaan

tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di dalamnya. Selain itu untuk

menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan jaringan, mengawetkan

komponen-komponen sitologis dan histologist, mengawetkan keadaan sebenarnya, dan

mengeraskan. Proses fiksasi ini harus cukup lama ( minimal 2 menit ) agar kromatin dan inti

sel tidak larut. Lalu dibiarkan higga kering. Setelah itu, pengecatan dilanjutkan dengan

meneteskan larutan giemsa pada hapusan darah selama 10 menit Pewarna Giemsa merupakan

pewarna yang umum digunakan dalam pembuatan sediaan hapusan, agar sediaan terlihat

lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan

ini banyak dipakai untuk mempelajari morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga untuk

identifikasi parasit-parasit darah misalnya dari jenis protozoa.

Setelah 10 menit, teteskan larutan buffer pada hapusan darah. Buffer pada hapusan

darah dicampur menggunakan syring. Buffer yang digunakan yaitu KH2PO4 dengan PH 6,4.

Lalu diamkan 10 menit. Larutan buffer berfungsi untuk menjernihkan sediaan, karena zat

pewarna Giemsa masih bersisa disediaan. Setelah itu bilang menggunakan air dan diamkan

hingga kering. Pengecatan yang kurang pada giemsa mengakibatkan inti sel yang seharusnya

berwarna ungu menjadi biru. Pengecatan menggunakan buffer yang terlalu lama dan dicuci

menggunakan air yg berlebihan menyebabkan inti masih terlihat tetapi granula-granula tidak

tampak lagi.

Setelah sediaan diberi pewarnaan hasilnya di amati di bawah mikroskop dengan

pembesaran 40X dan 1000X. Pada pembesaran 40X tampak leukosit-leukosit dan normoblast

yang bertumpukan. Pada pembesaran 1000X leukosit nampak namun normoblast masih

terlihat bertumpukan. Penumpukan normoblast disebabkan karena pembuatan hapusan darah

yang terlalu tebal sehingga sel-sel darah tidak terpisah satu dengan yang lainnya. Normoblast

Page 8: Pemeriksaan Laju Endap Darah

yang menumpuk mengakibatkan jumlah normoblast tidak dapat dihitung sehingga jumlah

leukosit sebenarnya tidak dapat diketahui.