pemeriksaan kadar glukosa darah secara …

37
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLEPADA PASIEN DI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR OLEH: NOVA WIDYA SARI NIM 132410080 PROGRAMSTUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLEPADA PASIEN DI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PROVINSI

SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

OLEH: NOVA WIDYA SARI

NIM 132410080

PROGRAMSTUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE PADA PASIEN DI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PROVINSI

SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar ahli madya pada program studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH: NOVA WIDYA SARI

NIM 132410080

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

LEMBAR PENGESAHAN PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLEPADA PASIEN LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar ahli madya pada program studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH: Nova Widya Sari

NIM 132410080

Medan, Agustus2016 Disetujui oleh: Dosen Pembimbing,

Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt. NIP. 198204112012121001

Disahkan oleh: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Masfria, M.S., Apt. NIP. 195707231986012001

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Ahli Madya pada Fakultas Farmasi, Program Studi Diploma III Analis

Farmasi dan Makanan, Universitas Sumatera Utara.

Judul yang dipilih penulis untuk tugas akhir ini adalah “Pemeriksaan Glukosa

Darah Secara Spektrofotometri Uv-Visible Pada Pasien Di Laboratorium

Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara”. Penulis menyadari selama proses

penyelesaian tugas akhir ini banyak kesulitan yang dihadapi, namun dengan

bantuan, bimbingan, dukungan, dan doa yang tulus dari berbagai pihak, maka

kesulitan tersebut dapat diatasi oleh penulis. Untuk itu pada kesempatan ini,

penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program

Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Popi Patilaya, S.Si. M.Sc., Apt., selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing,

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan

koreksi dalam proses penyelesaian tugas akhir ini sehingga dapat

terselesaikan dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

5. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

6. Ibu dr. Hartati, M.Kes., selaku Kepala Balai Laboratorium Kesehatan Daerah

Provinsi Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan pada penulis

untuk melakukan riset.

7. Bapak/Ibu staf pegawai Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi

Sumatera Utara yang telah memberikan data-data yang diperlukan sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik

8. Teristimewa buat Ayahanda Supandi dan Ibunda Winarni yang telah setia,

sabar dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas doa,

pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril

maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas.

9. Teman-teman Program Studi D-III Analis Farmasi dan Makanan, rekan-rekan

pengurus HIMAFA, serta semua rekan-rekan terbaik yang telah

membantudan memberikan semangat pada penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga tulisan ini berguna

bagiperkembangan dunia ilmu pengetahuan, umumnya masyarakat luas dan

khusunya mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2016

Nova Widya Sari NIM 132410080

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE PADA PASIEN DI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH

PROVINSI SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, hormon insulin, emosi, stres, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan. Perubahan gaya hidup seperti pergeseran pola makan dengan makanan kurang serat yang akan menyebabkan kelebihan berat badan dan bila berlangsung secara terus menerus akan meningkatkan insiden penyakit diabetes melitus. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar glukosa darah pada pasien di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara secara spektrofotometri uv-visible. Pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan glukosa darah sewaktu, puasa, dan 2 jam setelah makan. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada pasien di Labkes sebagian besar memiliki kadar gula darah diatas normal atau dapat didagnosa positif diabetes melitus.

Kata Kunci:Kadar glukosa darah, diabetes melitus, pasien laboratorium kesehatandaerah.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Nova Widya Sari

Nomor Induk Mahasiswa : 132410080

Program Studi : D-III Analis Farmasi dan Makanan

Judul Tugas Akhir : Pemeriksaan Glukosa Darah Secara Spektrofotometri Pada Pasien di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar Ahli Madya di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing. Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya. Medan, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan, Nova Widya Sari NIM 132410080

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. v

ABSTRAK ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4

2.1 Kadar Glukosa Darah ............................................................... 4

2.2 Definisi Diabetes Melitus ......................................................... 5

2.3 Tipe Diabetes Melitus .............................................................. 8

2.3.1 Diabetes Tipe I ............................................................... 8

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

2.3.2 Diabetes Tipe II .............................................................. 9

2.4 Macam-macam Pemeriksaan Glukosa Darah ......................... 10

2.4.1 Glukosa Darah Sewaktu ................................................. 10

2.4.2 Glukosa Darah Puasa ..................................................... 10

2.4.3 Glukosa Darah 2 Jam Setelah Makan ............................. 11

2.5 Upaya Pencegahan Diabetes ................................................... 11

2.5.1 Pencegahan Primer ......................................................... 11

2.5.2 Pencegahan Sekunder .................................................... 12

2.5.3 Pencegahan Tersier ........................................................ 13

2.6Spektrofotometri ....................................................................... 13

2.6.1 Prinsip Kerja Spektrofotometri ....................................... 14

BAB III METODE PENGUJIAN .............................................................. 15

3.1 Tempat Pelaksanaan ................................................................ 15

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 15

3.2.1 Alat-alat .......................................................................... 15

3.2.2 Bahan-bahan ................................................................... 15

3.3 Prosedur Kerja ......................................................................... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 16

4.1 Hasil ......................................................................................... 16

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

4.2 Pembahasan .............................................................................. 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 19

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 19

5.2 Saran ......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 21

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Pasien ................................... 16

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Gambar Alat Sentrifugasi ......................................................... 23

2 Gambar Alat Spektrofotometri Uv-Visible .............................. 23

3 Gambar Layar Monitor Spektrofotometri Uv-Visible ............. 24

4 Gambar Penangan Air ............................................................... 24

5 Gambar Stopwatch ................................................................... 25

6 Gambar Mikropipet .................................................................. 25

7 Gambar Pipet ............................................................................. 26

8 Gambar Tabung Reaksi ............................................................ 26

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini di negara berkembang, telah terjadi pergeseran penyebab kematian

utama yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan

transisi ini dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup, urbanisasi, dan

globalisasi. Penyakit yang tergolong dalam penyakit tidak menular yang

mengiringi proses penuaan usia (degeneratif) diantaranya: Neuplasma (kanker),

Gangguan mental, Penyakit jantung dan pembuluh darah, Diabetes melitus, dan

lain-lain. Diabetes Mellitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan hormon insulin secara absolut dan relatif (Almatsier, 2008).

Menurut WHO (World Health Organization) lebih dari 220 juta orang

diseluruh dunia mengidap diabetes. Pada tahun 2004, diperkirakan 3,4 juta orang

meninggal dari konsekuensi gula darah tinggi. Lebih dari 80 % kematian karena

diabetes terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah. Badan Kesehatan Dunia

memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4

juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Dari data diabetes

nasional 2011 yang diluncurkan pada tanggal 26 januari 2011 oleh American

Diabetes Association, bahwa jumlah prevalensi diabetes 25,8 juta anak-anak dan

orang dewasa di Amerika Serikat sebesar 8,3% dari populasi memiliki diabetes.

Dan terdapat kasus baru yaitu, 1,9 juta di diagnosa diabetes pada orang berusia 20

tahun dan lebih tua pada tahun 2010 (Nugrahani, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Dengan perkembangan yang pesat dari jumlah dan jenis pemeriksaan,

peralatan laboratorium, maka dibutuhkan pemilihan metode dan alat yang sesuai

dengan indikasi pemeriksaan serta interpretasi hasil yang tepat. Pada pemeriksaan

glukosa darah pada pasien Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera

Utara menggunakan alat spektrofotometer dengan metode kolorimetri yang

ditentukan berdasarkan intensitas warna yang terjadi, kemudian diukur secara

spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm. Dibandingkan dengan metode

strip, spektrofotometri memiliki kelebihan, yaitu presisi tinggi, akurasi tinggi,

spesifik, relatif bebas dari gangguan (kadar hematokrit, vitamin C, lipid, volume

sampel, dan suhu). Sedangkan kekurangannya adalah memiliki ketergantungan

pada reagen, butuh sampel darah yang banyak, pemeliharaan alat dan reagen

memerlukan tempat yang khusus dan membutuhkan biaya yang cukup mahal

(Suryaatmadja, 2003).

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kadar glukosa

darah.

2. Untuk mengetahui resiko penyakit yang disebabkan tingginya kadar glukosa

darah.

3. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada pasien di

Laboratorium Kesehatan Daerah Prov. Sumatera Utara.

1.3 Manfaat

1. Sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan program Diploma III Analis

Farmasi dan Makanan, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan serta pemahaman tentang

pemeriksaan kadar glukosa darah.

3. Untuk memberikan informasi berupa pengetahuan mengenai kadar glukosa

darah bagi penderita penyakit diabetes mellitus.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kadar Glukosa Darah

Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma

darah.Kadar gula darah digunakan untuk menegakkan diagnosis DM. Untuk

penentuan diagnosis, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan secara

enzimatik dengan bahan darah plasma vena.Sedangkan untuk tujuan pemanatauan

hasil pengobatan dapat menggunakan pemeriksaan gula darah kapiler dengan

glukometer (PERKENI, 2011).

Kadar glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran

kerja tubuh. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insulin yang dihasilkan

kelenjar pankreas sehingga hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila

kadar glukosa dalam darah meningkat sebagai akibat naiknya proses pencernaan

dan penyerapan karbohidrat, maka oleh enzim-enzim tertentu glukosa diubah

menjadi glikogen. Proses ini hanya terjadi di dalam hati dan dikenal sebagai

glikogenesis. Sebaliknya, bila kadar glukosa menurun, glikogen diuraikan

menjadi glikosa. Proses ini dikenal sebagai glikogenolisis, yang selanjutnya

mengalami proses katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia,

ATP). Kadar normal glukosa puasa dalam darah adalah 70-110 mg/dl (Koestadi,

1989).

Kadar glukosa yang tinggi merangsang pembentukan glikogen dari glukosa,

sintesis asam lemak dan kolestrol dari glukosa. Kadar glukosa darah yang tinggi

dapat mempercepat pembentukan trigliserida dalam hati. Trigliserida merupakan

salah satu bagian komposisi lemak yang ada dalam tubuh, dimana jika

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

kadartrigliserida dalam batas normal mempunyai fungsi yang normal dalam

tubuh, semisal sebagai sumber energi (Ekawati, 2012).

Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia.Glukosa terbentuk

dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai

glikogen di hati dan otot.Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh faktor endogen

dan eksogen.Faktor endogen yaitu humoral factor seperti hormon insulin,

glukagon dan kortisol sebagai sistem reseptordi otot dan sel hati. Faktor eksogen

antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas yang

dilakukan (Lestari, dkk., 2013).

Jika tubuh tidak mempunyai insulin, tak ada cara untuk mengendalikan

glukosa di dalam darah, maka seseorang berada pada suatu kesusahan besar.

Semua glukosa dari makanan akan tinggal di dalam darah, dan kadar gula darah

akan sangat tinggi sehabis makan, dan seseorang itu akan merasa sangat sakit.

Bahkan seseorang itu bisa menjadi tidak sadarkan diri. Tubuh tak mampu

mengatasi gula yang berlebihan di dalam darah seperti itu dalam suatu ketika

terjadilah yang disebut dengan hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi)

(Purnamasari, 2009).

2.2 Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolit

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin, atau kedua-duanya.Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan

dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,

terutama mata, ginjal, saraf jantung, dan pembuluh darah.World Health

Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat

tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai sesuatu kumpulan problema anatomik

dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut

atau relatif dan gangguan fungsi insulin (WHO, 1999).

Penyakit DM biasanya disebut silent killer karena hampir sepertiga orang

dengan DM tidak mengetahui mereka menderita DM, sampai penyakit tersebut

berkembang menjadi serius yang berhubungan dengan komplikasi.Elemen

patogenik penting yang harus di garis bawa faktor genetik.Seseorang yang kedua

orang tuanya menderita DM maka kemunktor genetik. Seseorang yang kedua

orang tuanya menderita DM maka kemungkinan 50% akan menderita DM. Selain

itu, faktor pemicu utama terjadinya DM ialah gaya hidup dan makan berlebih

yang berakibat timbulnya kelebihan berat badan (Lestari, dkk., 2013).

Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadinya kelebihan berat badan

adalah kelompok usia remaja. Usia remaja beresiko karena adanya pergeseran

pola makan dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein,

lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat. Komposisi makanan seperti itu

sangat digemari terutama anak muda. Kebiasaan ini berkontribusi terhadap

kejadian obesitas (Lestari, dkk., 2013).

Sebagian besar faktor resiko diabetes melitus adalah gaya hidup yang tidak

sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang

serta obesitas. Maka dari itu hal terpenting dari pengendalian diabetes melitus

adalah mengendalikan faktor resiko. Tujuan penting dari pengelolaan diabetes

melitus adalah memulihkan kekacauan metabolik sehingga segala proses

metabolik kembali normal (Arisman, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Toleransi tubuh terhadap glukosa merupakan manifestasi dari tanggung jawab

beberapa komponen tubuh yang mengampu satu fungsi, yaitu fungsi ambilan

glukosa.Komponen yang dimaksud adalah sel sel beta pankreas (𝛽𝛽 − 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝)

yang mengahasilkan hormon insulin.Walaupun demikian kompleksnya fungsi

homeostasis glukosa tersebut, tetapi tubuh selalu berusaha untuk

mempertahankannya. Namun demikian, seperti halnya mesin, akhirnya terjadi

kecacatan yang dapat kita amati dengan timbulnya apa yang disebut dengan

gangguan toleransi glukosa (GTG) (Rochmah, 1994).

Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan konsentrasi glukosa darah.

Dalam menentukan diagnosis DM harus diperhatikan asal bahan darah yang

diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosis, pemeriksaan yang

dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan

darah plasma vena. Untuk memastikan diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah

seyogyanya dilakukan dilaboratorium klinik yang terpercaya (yang melakukan

program pemantauan kendali mutu secara teratur).Walaupun demikian sesuai

dengan kondisi setempat dapat juga dipakai bahan darah utuh (whole blood), vena

ataupun kapiler dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostic yang

berbeda sesuai pembakuan oleh WHO.Untuk pemantauan hasil pengobatan dapat

diperiksa glukosa darah kapiler (Purnamasari, 2009).

Peningkatan jumlah kasus DM terjadi karena kurangnya tenaga kesehatan,

peralatan pemantauan dan obat-obatan tertentu, terutama di daerah terpencil serta

belum ada keseragaman dalam mengelola pasien DM oleh dokter di lini depan.

Berdasarkan data Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin

Achmad Provinsi Riau diketahui bahwa insiden DM masih merupakan penyakit

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

yang tinggi angka kasusnya diantara penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik.

Sebanyak 188 kasus tercatat pada tahun 2003, 221 kasus di tahun 2004 dan 158

kasus pada tahun 2005 (Chandra, dkk., 2007).

PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) membagi alur diagnosis

DM menjadi dua bagian besar berdasarkan ada atau tidaknya gejala khas DM.

Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagiadan berat badan

menurun tanpa sebab yang jelas. Sedangkan gejala tidak khas DM antaranya

lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi

(pria), dan pruritus vulva (wanita).Apabila ditemukan gejala khas DM,

pemeriksaan glukosa darah abnormal satu kali saja sudah cukup menegakkan

diagnosis, namun apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan dua

kali pemeriksaan glukosa darah abnormal (Purnamasari, 2009).

Data yang dilaporkan oleh Komisi Nasional Diabetes Amerika menunjukkan,

bahwa dibandingkan dengan non-diabetes, penderita DM mempunyai

kecenderungan:

- 2x lebih mudah mengalami trombosis serebri

- 25x lebih mudah buta

- 2x lebih mudah menderita PJK (Penyakit Jantung Koroner)

- 17x lebih mudah mengalami gagal ginjal

- 5x lebih mudah menderita selulitis-gangren

2.3 Tipe Diabetes Melitus

2.3.1 Tipe 1 – Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)

DM ini disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi

karena kerusakan dari sel beta pankreas.Organ pankreas dalam tubuh penderita

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

diabetes tipe 1 tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa

insulin, sel-sel tubuh akan mengolah lemak dan otot menjadi energy sehingga

menyebabkan turunnya berat badan. Ini dapat mengakibatkan kondisi akut yang

disebut ketoasidosis diabetik pada penderita diabetes tipe 1 (Riyani, 2009).

Penderita diabetes tipe 1 sangat bergantung pada insulin.tipe ini juga

terkadang dikenal dengan istialh diabetes “Remaja” karena umumnya menyerang

pasien dibawah usia 40 tahun terutama pada masa remaja. Organ pankreas dalam

tubuh penderita diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin sehingga penderita

harus menerima suntikan insulin tiap hari.insulin sangat penting karena berfungsi

untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. kadar gula darah yang terlalu tinggi

dapat mengakibatkan kerusakan serius pada organ-organ tubuh (Riyani, 2009).

2.3.2 Tipe 2 – Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar

insulin normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk

metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap

tinggi sehingga terjadi hiperglikemia.75% dari penderita DM type II dengan

obesitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30

tahun (Sabrina, 2011).

Timbulnya resistensi insulin pada usia lanjut disebabkan oleh 4 faktor yaitu

pertama adanya perubahan komposisi tubuh. penururnan jumlah masa otot dari

19% menjadi 12%, disamping peningkatan jumlah jaringan lemak dari 14%

menjadi 30%, mengakibatkan menurunnya jumlah serta sensitivitas reseptor

insulin. Faktor yang kedua adalah turunnya aktivitas fisik yang akan

mengakibatkan penurunan jumlah reseptor insulin yang siap berikatan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

insulin sehingga kecepatan translokasi GLUT-4 juga menurun. kedua hal tersebut

akan menurunkan baik kecepatan maupun jumlah ambilan Glukosa. ketiga

perubahan pola makan pada usia lanjut yang disebabkan oleh berkurangnya gigi

geligi sehingga persentase bahan makanan karbohidrat akan, meningkat. Faktor

keempat adalah perubahan neuro-hormonal, khususnya insulin-like growth factor-

1 (IGF-1) dan dehydroepandrosteron (DHEAS) plasma. Konsentrasi IGF-1 serum

turun sampai 50% pada usia lanjut. penurunan hormone ini akan mengakibatkan

penurunan ambilan glukosa karena menurunnya sensitivitas reseptor insulin serta

menurunnya aksi insulin (Rochmah, 1994).

Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi, populasi

diabetes tipe 2 akan meningkat 5-10 kali lipat karena terjadi perubahan perilaku

rural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologi

diperkirakan adalah: bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih lamanya obesitas,

distribusi lemak tubuh, kurangnya aktifitas jasmani dan hiperinsulinemia. Semua

faktor ini berinteraksi dengan beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan

terjadinya DM tipe 2 (Stadtes, 2005).

2.4 Macam-macam Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

2.4.1 Glukosa sewaktu

Glukosa sewaktu adalah pengukuran kadar glukosa dalam darah yang

diambil kapan saja, tanpa mempertimbangkan makan terakhir. Nilai normal

glukosa sewaktu yaitu < 180 mg/dL.

2.4.2 Glukosa puasa

Glukosa adalah pemeriksaan ini memerlukan puasa 8 jam sebelum darah

diambil untuk diperiksa. Puasa adalah keadaan tanpa suplai makanan (kalori)

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

selama 8 jam, tetapi diperbolehkan minum air putih.Jadi bukan puasa makan dan

minum yang biasa dilakukan. Jika kadar glukosa darah puasa sama atau lebih dari

126 mg/dL, maka dikategorikan Diabetes Mellitus.

2.4.3 Glukosa 2 jam setelah makan atau 2 jam pp

Glukosa 2 jam setelah makan (2 jam pastprandial) adalah pemeriksaan

glukosa yang dilakukan setelah 2 jam pembebasan glukosa yang setara dengan 75

gram glukosa. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk evaluasi insulin dalam

tubuh. Nilai normal glukosa 2 jam pp adalah 140 mg/dL (Riyani, 2009).

2.5 Upaya Pencegahan Diabetes

Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan pada diabetes ada tiga jenis

atau tahap, yaitu:

2.5.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah cara yang paling sulit karena yang menjadi sasaran

adalah orang-orang yang belom sakit artinya mereka yang masih sehat.

Cakupannya menjadi sangat luas, yang bertanggung jawab bukan hanya profesi

tetapi seluruh masyarakat termasuk pemerintah.Semua pihak harus

mempropagandakan pola hidup sehat dan menghindaru pola hidup berisiko,

menjelaskan kepada masyarakat bahwa mencegah jauh lebih baik daripada

mengobatinya. Kampanye makanan sehat dengan pola tradisional yang

mengandug lemak rendah atau pola makanan seimbang adalah alternatif terbaik

dan harus sudah mulai ditanamkan pada anak-anak sekolah sejak taman kanak-

kanak.

Selain makanan juga cara hidup berisiko lainnya harus dihindari. Jaga berat

badan agar tidak gemuk, dengan olahraga teratur.Dengan menganjurkan olahraga

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

kepada kelompok risiko tinggi, misalnya anak-anak pasien diabetes, merupakan

salah satu upaya pencegahan primer yang sangat efektif dan murah.

Motto memasyarakatkan olahraga dan megolahragakan masyarakat sangat

menunjang upaya pencegahan primer. Hal ini tentu saja akan menimbulkan

konsekuensi, yaitu penyediaan sarana olahraga yang merata sampai ke pelosok,

misalnya di tiap sekolahan harus ada sarana olahraga yang memadai (Suyono,

2009).

2.5.1 Pencegahan Sekunder

Mencegah timbulnya komplikasi, menurut logika lebih mudah karena

populasinya lebih kecil, yaitu pasien diabetes yang sudah diketahui dan sudah

berobat, tetapi kenyataannya tidak demikian.Tidak gampang memotivasi pasien

untuk berobat teratur, dan menerima kenyataan bahwa penyakitnya tidak bisa

sembuh. Syarat mencegah komplikasi adalah kadar glukosa darah harus selalu

terkendali mendekati angka normal sepanjang hari sepanjang tahun.

Pada pencegahan sekunder pun, penyuluhan tentang perilaku sehat seperti

pada pencegahan primer harus dilaksanakan, ditambah dengan peningkatan

pelayanan kesehatan primer dipusat-pusat pelayanan kesehatan mulai dari rumah

sakit kelas A sampai ke unit paling depan yaitu puskesmas. Disamping itu juga

diperlukan penyukuhan kepada pasien dan keluarganya tentang berbagai hal

mengenai penatalaksanaan dan pencegahan komplikasi.Penyuluhan ini dilakukan

oleh tenaga yang terampil baik oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang

sudah dapat pelatihan untuk itu (diabetes educator).

Peran profesi sangat ditantang untuk menekan angka pasien yang tidak

terdiagnosis ini, supaya pasien jangan datang minta pertolongan kalau sudah

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

sangat terlambat dengan berbagai komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian

yang sangat tinggi.Dari sekarang harus sudah dilakukan upaya bagaimana caranya

menjaring pasien yang tidak terdiagnosis itu agar mereka dapat melakukan upaya

pencegahan baik primer maupun sekunder (Suyono, 2009).

2.5.2 Pencegahan Tersier

Upaya mencegah komplikasi dan kecacatan yang diakibatkannya termasuk ke

dalam pencegahan tersier. Upaya ini terdiri dari 3 tahap:

a. Pencegahan komplikasi diabetes, yang pada konsensus dimasukkan sebagai

pencegahan sekunder

b. Mencegah berlanjutnya (progresi) komplikasi untuk tidak menjurus kepada

penyakit organ

c. Mencegah terjadinya kecacatan disebabkan oleh karena kegagalan organ atau

jaringan

Dalam upaya ini diperlukan kerja sama yang baik sekali baik antara pasien

dengan dokter maupun dokter ahli diabetes dengan dokter-dokter yang terkait

dengan komplikasinya. Dalam hal peran penyuluhan sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikam diabetesnya. Peran ini tentu

saja akan merepotkan dokter yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu dia harus

dibantu oleh orang yang sudah dididik untuk keperluan itu yaitu penyuluh

diabetes (diabetes educator) (Suyono, 2009).

2.6 Spektrofotometri Uv-Visible

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmittan atau absorban suatu

sampel sebagai fungsi panjang gelombang.Spektrofotometer merupakan gabungan

dari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat kimia fisiknya.Dimana detector

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

dapat mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan serta tidak langsung cahaya

yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang

tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk (Anna, 2011).

Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV

dan Visible.Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yaitu

sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.Larutan yang dianalisis diukur

serapan sinar ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang

dianalisis akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terapat

dalam larutan tersebut (Riyani, 2009).

2.6.1 Prinsip kerja

Spektrofotometri UV-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila

cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya

tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan sebagian lagi akan dipancarkan

(Riyani, 2009).

BAB III

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat Pelaksanaan

Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah dilakukan di Laboratorium Patologi:

Kimia Klinik yang terdapat di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi

Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Williem Iskandar Pasar V Barat I No. 4

Medan. Telp.(061)6613249 dan (061)667079 Fax (061)6613249 Sumatera Utara.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-Alat

Alat-alat yang digunakan adalah botolreagen, penangas air, pipet mikro 1000

µL, pipet mikro 500 µL, raktabungreaksi, sentrifuger, spektrofotometer, spidol,

stopwatch dan tabung reaksi.

3.2.2 Bahan-bahan

Bahan dan reagensia yang digunakan adalah aquades, reagensia glukosa,

serum darah, standar glukosa 100 mg/dL.

3.3 Prosedur Kerja

Tiga tabung reaksi disiapkan dirak tabung, ditandai tabung pertama sebagai

blanko, tabung kedua sebagai standard, dan tabung ketiga sebagai sampel serum.

Selanjutnya diisi tabung pertama dengan 1000 µl reagensiaglukosa, tabung kedua

diisi dengan 10 µl standard glukosa kemudian ditambah 1000 µl reagensiaglukosa

dan tabung ketiga diisi dengan 10 µL sampel serum kemudian ditambah 1000 µL

reagen glukosa. Kemudian dihomogenkan dan diinkubasi di penangas air selama

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Pemeriksaan kadar glukosa darah pada pasien di Laboratorium Kesehatan

Daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :

- Pemeriksaan glukosa darah puasa (Bsn), kadar normal: ≤ 126 mg/dL

- Pemeriksaan glukosa darah 2 jam setelah makan (pp), kadar normal: <140

mg/dL

- Pemeriksaan glukosa darah sewaktu (Ad), kadar normal: < 180 mg/dL

Dari pemeriksaan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: lihat Tabel

4.1.

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

Sampel 1242 1281 0564 0593 1181 1232

Bsn 229

mg/dL

247

mg/dL

87

mg/dL

74

mg/dL

- -

PP 392

mg/dL

403

mg/dL

116

mg/dL

87

mg/dL

- -

Ad - - - - 219

mg/dL

86

mg/dL

4.2 Pembahasan

Pemeriksaan kimia darah, khususnya pemeriksan kadar glukosa merupakan

salah satu parameter penting dalam mendiagnosa suatu penyakit serta

mengevaluasi tindakan medik atau memantau perkembangan suatu penyakit

termasuk diabetes mellitus (DM). Pada pemeriksaan glukosa darah di

Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara menggunakan

spektofotometri. Menurut Syabatini (2010), spektofotometri merupakan suatu

metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis

oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.

Spektofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual

dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.

Dari pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode

spektofotometri, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada pasien dengan kode

1242 dan 1281 masing-masing diperoleh hasil glukosa darah puasa (Bsn) yaitu,

229 mg/dL dan 247 mg/dL, sedangkan hasil glukosa darah 2 jam setelah makan

(pp) yaitu, 392 mg/dL dan 403 mg/dL. Dimana hasil pemeriksaan glukosa darah

pasien lebih tinggi dibandingkan dengan nilai normal ≤ 126 mg/dL pada Bsn dan

< 140 mg/dL pada pp, maka dapat didiagnosa pasien terkena penyakit diabetes

mellitus (DM).

Pasien dengan kode 0593 dan 0564 masing-masing diperoleh hasil glukosa

darah puasa (Bsn) yaitu 74 mg/dL dan 87 mg/dL, sedangkan hasil glukosa darah 2

jam setelah makan (pp), yaitu 87 mg/dL dan 116 mg/dL. Dimana hasil

pemeriksaan glukosa darah pasien tergolong normal, karena masih berada

dibawah range nilai normal, yaitu ≤ 126 mg/dL untuk Bsn dan< 140 mg/dL untuk

pp.

Pasien dengan kode 1181 diperoleh hasil glukosa darah sewaktu (ad) yaitu

219 mg/dL. Dimana hasil pemeriksaan lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan

nilai normal yaitu < 180 mg/dL, maka dapat diperkirakan pasien ini sedang

mengalami kenaikan kadar gula darah yang disebabkan karna faktor makanan

yang dikonsumsi saat sebelum pengambilan darah vena atau faktor meningkatnya

stres. Sedangkan pasien dengan kode 1232 diperoleh hasil pemeriksaan glukosa

darah sewaktu yaitu, 86 mg/dL.Dimana hasil pemeriksaan glukosa darah pasien

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

tergolong normal, karena masih berada dibawah range nilai normal, yaitu < 180

mg/dL.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kadar glukosa darah yaitu,

kurangnya aktifitas jasmani dan hiperinsulinemia, lebih banyak dan lebih

lamanya obesitas, faktor makanan, meningkatnya stress dan faktor emosi.

2. Resiko penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darah adalah

Diabetes Melitus (DM).

3. Berdasarkan uji klinis yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

pasien dengan kode 1242 memiliki nilai pemeriksaan glukosa darah puasa

sebesar 229 mg/dL, dan glukosa 2 jam setelah makan sebesar 392 mg/dL.

Pasien dengan kode 1281 memiliki nilai pemeriksaan glukosa darah puasa

sebesar 247 mg/dL, dan glukosa 2 jam setelah makan sebesar 403 mg/dL.

pasien dengan kode 0564 memiliki nilai pemeriksaan glukosa darah puasa

sebesar 87 mg/dL, dan glukosa 2 jam setelah makan sebesar 116 mg/dL.

Pasien dengan kode 0593 memiliki nilai pemeriksaan glukosa darah puasa

sebesar 74 mg/dL, dan glukosa 2 jam setelah makan sebesar 87 mg/dL.

Sedangkan pasien dengan kode 1181 memiliki nilai pemeriksaan glukosa

darah sewaktu sebesar 219 mg/dL. Dan pasien dengan kode 1232 memiliki

nilai pemeriksaan glukosa darah sewaktu sebesar 86 mg/dL.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

4.2 Saran

1. Sebaiknya pada saat melakukan uji klinis pemeriksaan kadar glukosa darah

tidak hanya melakukan satu kali pengukuran saja, dilakukan dua kali

pengukuran untuk memperoleh hasil yang akurat.

2. Sebaiknya pada saat pemeriksaan kadar glukosa darah, tidak hanya

memeriksa dengan satu metode, namun menggunakan metode lain seperti

metode reduksi pada urin, agar diketahui perbedaan hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier.(2008). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Anna. (2011). Komponen Spektrofotometer.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arisman.(2011). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC. Hal.44-54.

Ekawati, E. R. (2012). Hubungan Kadar Glukosa Darah TerhadapHypertriglyceridemia Pada Penderita Diabetes Mellitus.Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa.C1-C5.

Koestadi.(1989). Kimia Klinik Teori dan Praktek Darah.AAK Bhakti Wiyata. Kediri.

Lestari D. D., Purwanto D. S., Kaligis S. H. M. (2013). Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks Massa Tubuh.Jurnal e-Biomedik (eBM).1(2).991-996.

Nugrahani, S. S. (2012). Ekstrak Akar, Batang, dan Daun Herba Meniran Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah. Kemas.8(1): 51-59.

PERKENI.(2011). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Semarang: PB PERKENI.

Purnamasari, D. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Dalam: Sudoyo, A., Setyohadi, B., Alwi, I., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi 5.Jilid 3. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 1880-1883.

Riyani, A. (2009). Laporan Praktikum Kimia Klinik II. Bandung: Analis Kesehatan Bandung.

Rochmah, W. (1994).Hubungan Antara Konsentrasi Insulin dan Kadar Glukosa

Plasma Darah pada Golongan Lanjut Usia.Laporan Penelitian DPP UGM: Yogyakarta.

Sabrina, Q. (2011). Kajian Sifat Optis Glukosa Darah. Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah: Jakarta.

Suyono, S. (2009).Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo, A., Setyohadi, B.,Alwi, I., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5.Jilid 3. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 1873-1879.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Suryaatmadja, M. (2003).Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta: Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.

Syabatini, A. (2010). Analisis Campuran Dua Komponen Tanpa Pemisahan Dengan Spektrofotometer. Pontianak: UNLAM Press.

Waspadji, S. (1988).Penelitian diabetes melitus suatu tinjauan tentang hasil

penelitian dan kebutuhan penelitian masa yang akan datang. Acta Med Indonesian. XX: 87-98.

WHO.(1999). Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and

its Complicatios.World Health Organization Departement of Non-communicable Disease Surveil; lance.

Zahtamal., Chandra F., Suyanto., Restuastuti T. (2007). Faktor-faktor Resiko Pasien Diabetes Melitus.Berita Kedokteran Masyarakat. 23(3): 142-147.

Lampiran 1. Gambar Alat Sentrifugasi

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Lampiran 2. Gambar Alat Spektrofotometer Uv-Visible Lampiran 3. Gambar Layar Monitor Alat Spektrofotometer Uv-Visible

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Lampiran 4. Gambar Penangas Air

Lampiran 5. Gambar Stopwatch

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Lampiran 6. Gambar Mikropipet Lampiran 7. Gambar Pipet

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SECARA …

Lampiran 8. Gambar Tabung Reaksi

Universitas Sumatera Utara