pemeriksaan index solid-fragmented-granular (index sfg) pada

64
1 Pemeriksaan Index Solid-Fragmented- Granular (Index SFG) Pada Sediaan Apus Penderita Kusta Titie Soepraptie Pembimbing Prof. Dr. dr. Indropo Agusni, SpKK(K) Dr. Dwi Murtiastutik, SpKK Preproposal

Upload: eka-putra-prayoga

Post on 19-Oct-2015

102 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

gfdhgfhgf

TRANSCRIPT

  • Pemeriksaan Index Solid-Fragmented-Granular (Index SFG) Pada Sediaan Apus Penderita KustaTitie Soepraptie

    PembimbingProf. Dr. dr. Indropo Agusni, SpKK(K)Dr. Dwi Murtiastutik, SpKKPreproposal

  • PENDAHULUANPemeriksaan Index Solid-Fragmented-Granular (Index SFG) Pada Sediaan Apus Penderita Kusta

  • Latar Belakang MasalahPenyakit kusta :

    penyakit kronis disebabkan M.leprae menyerang saraf tepi selanjutnya kulit dan jaringan lainnya. Mengakibatkan kecacatan tubuh masalah psikososial.

  • Data kunjungan di Poli MH

    Tahun 2005 3367 orang, MB diobati : 1632 orang, RFT : 924 orang.

    Tahun 2006 2962 orang MB diobati : 1919 orang. RF : 396 orang.

  • Diagnosa kusta selama ini secara klinis & bakteriologis

    Pemeriksaan bakteriologis dengan pewarnaan Ziehl Neelsen deteksi BTA

    Dikenal Pemeriksaan IB & IM

  • IB mengetahui kepadatan (densitas) basil kusta

    IM mendeteksi BTA yang solid kuman yang viable

    IB & IM Diketahui tipe kusta dari banyaknya jumlah BTAMengetahui potensi penularan kuman solid

  • Penderita kusta pengobatan IB & IM (IM=0% (negatif))

    IB menjadi 0 waktu cukup lama kecepatan penurunan 2+ pertahun

    Kurun waktu IB masih +, IM=0% s/d negatif belum ada prosedur untuk evaluasi apakah dalam sisa jangka waktu pengobatan semua berjalan baik

  • Pemeriksaan morfologi M.leprae bentukan Solid (S), Fragmented (F), Granular (G)

    Ridley (1971): Pemeriksaan indeks SFG pada sediaan apus penderita kusta alat evaluasi pengobatan dilihat perubahan prosentase dari masing-masing bentukan

  • RSU dr. Soetomo Surabaya:

    Pemeriksaan indeks SFG belum pernah dilakukan

    banyak penderita MB menjalani pengobatan cukup lama

    sebagian menunjukkan keaktifan klinis MDT selesai

    ENL

  • Mengingat masalah tersebut perlu dipikirkan penderita kusta tipe MB dengan pengobatan cukup lama dilakukan evaluasi indeks SFG

    Metode indeks SFG mudah tidak memerlukan alat-alat dan reagen tambahan

    Demikian metode ini dapat digunakan dilapangan

  • Rumusan Masalah

    Bagaimanakah gambaran indeks SFG pada penderita kusta Multibasilar (MB) yang belum dan telah mendapat MDT ?

  • Tujuan Penelitian

    Tujuan Umum

    Melihat gambaran indeks SFG yang berkaitan dengan Multi Drug Therapy pada penderita kusta tipe MB di RSU dr Soetomo Surabaya.

  • Tujuan Khusus

    Menghitung indeks SFG pada penderita kusta yang belum dan telah mendapat MDT

    Mencatat lamanya MDT

    Melihat hubungan indeks SFG dengan lama terapi.

  • Manfaat Penelitian

    Untuk menilai penderita masih menular atau tidak.

    Untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan.

    Mendeteksi adanya kegagalan pengobatan dalam kurun waktu sesudah indeks morfologi (IM) mencapai 0% hingga indeks bakteriologi (IB) negatif.

  • TINJAUAN PUSTAKAPemeriksaan Index Solid-Fragmented-Granular (Index SFG) Pada Sediaan Apus Penderita Kusta

  • Tinjauan Umum Kusta

    Definisi : Penyakit kusta/MH/leprae penyakit infeksi kronis disebabkan M.leprae

    primer menyerang saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit dan organ lainnya

  • Etiologi M.leprae

    Gerhard Armeuer Hansen (1873)

    family mycobacteriaceae ordo actinomycetales klas shcyzomycetes

    tahan asam, bentuk batang, gram negatif, panjang 1-8m; lebar 0,2-0,5m

    parasit obligat intraselular

  • Epidemiologi

    WHO (2005)

    Dunia 294.499

    Asia Tenggara 201.635

    Regional Afrika 42.814

    Amerika 41.780

  • Kasus baru tertinggi di Brazil 34.410 Indonesia 19.625

    Variasi geografi berdasarkan proporsi MB; Indonesia 79,4%

    Terjadi semua umur, bayi wanitaKecuali Afrika laki-laki=perempuan

  • Patogenesis

    Cara masuk M.leprae : belum diketahui diduga melalui kulit, mukosa nasal dan droplet infection

    lesi klinis awal kulit histologi: granuloma disekitar serabut saraf dermis

  • organisme mengalami multiplikasi tubuh yang dingin wajah, tungkai dan saraf superficial banyak diinvasi

    basil mengalami multiplikasi dalam makrofag, kulit (histiosit), saraf (sel Schwann)

    organisme menginfeksi ditangkap histiosit penetrasi di sel Schwann respon inflamasi dari histiosit dan limfosit

  • Pertumbuhan basil melampaui mekanisme pertahanan jika gagal berkembang kesalah satu spektrum penyakit kusta

    Bentuk klinis tergantung sifat alamiah dan respon host terhadap organisme dan luasnya multiplikasi dari basil

    Timbulnya variasi klinis penyakit derajat imunitas seluler

  • Gambaran klinis

    Ridley & Jopling 5 kelompok:

    Tipe TT

    Tipe BT

    Tipe BB

    Tipe BL

    Tipe LL

  • TT Mengenai kulit dan saraf Jumlah 1 / beberapa

    Makula / plakat batas jelas

    Permukaan lesi bersisik dengan tepi meninggi

    Penebalan saraf perifer teraba, hilang rasa dan kelemahan otot

  • BT Mirip TT

    Makula anestesi/plakat dengan lesi satelit dipinggir

    Jumlah 1 / beberapa

    Gangguan saraf tidak seberat TT asimetrik

  • BB Tipe yang paling tidak stabil / dimorfik

    Bentuk makula / infiltrat

    Permukaan mengkilat, batas kurang jelas

    Jumlah > BT cenderung simetrik

    Punch out

  • BL Klasik dimulai dengan makula, variasi dan lebih jelas

    Awal lesi sedikit cepat menyebar seluruh tubuh

    Papul, nodul lebih tegas

    Distribusi simetris

    Kadang-kadang punch out

  • LL Jumlah lesi lebih banyak, simetris, permukaan halus

    lesi lebih eritematosa, mengkilat, batas tidak tegas

  • Stadium dini gangguan anestesi dan anhidrosis(-)

    Stadium lanjut penebalan kulit progressif, cuping telinga menebal, garis muka kasar facies leonine Madarosis, iritis dan keratitis

    Deformitas hidung

    Pembesaran kelenjar limfe

    Glove and stocking anesthesia

  • Pengobatan MB: Rifampicin 600mg setiap bulan DDS 100mg setiap hari Klofazimin 300mg setiap bulan, diteruskan 50mg setiap hari diberikan 1 tahun

    PB: Rifampicin 60mg sebulan sekali Dapson 100mg/hari selama 6 bulan

  • Pemeriksaan Bakteriologis Kusta

    Tentukan lokasi pengambilan

    Bersihkan lokasi kulit tempat pengambilan dengan kapas alkohol biarkan mengering

    Jepit kulit dengan erat menggunakan jempol dan telunjuk jepit kuat agar darah tidak ikut keluar

    Skalpel disayatkan pada daerah pucat sepanjang 5mm sedalam 2mm

  • Putar pisau skalpel 900 dan pertahankan pada sudut yang tepat pada irisan

    Kerokan irisan tersebut 1x/2x menggunakan skalpel mengumpulkan bubur jaringan (tidak boleh ada darah)

    Buat apusan dari kerokan kulit di atas obyek

    Biarkan kaca obyek mengering pada suhu kamar

    Fiksasi di atas lampu spritus

  • Pemeriksaan adanya Basil Tahan Asam

    Metode Ziehl Neelsen Obyek glass yang telah di fiksir taruh di atas rak pengecatan Teteskan carbol fuchsin 0,3% seluruh permukaan kaca obyek Panaskan hati-hati lampu spritussampai uap carbol fuchsin keluar Bilas dengan air mengalir

  • Keringkan air hingga kaca obyek tidak lagi berwarna Tetesi permukaan kaca obyek dengan asam alkohol 3% 10 detik Tetesi sediaan dengan methylen blue 0,3% 1 menit Bilas dengan air mengering dengan posisi miring dengan sisi apusan menghadap ke bawah Baca sediaan dengan menggunakan cara zig-zag

  • Indeks Bakteriologi dan Indeks Morfologi

    Indeks Bakteriologi Angka/simbol banyaknya/sedikitnya kuman yang ditemukan

    Tidak membedakan solid dan non-solid

    Kriteria sederhana

  • 0 = tidak ditemukan BTA dalam 100 LP1+ = ditemukan 1-10 BTA dalam 100 LP2+ = ditemukan 1-10 BTA dalam rata-rata 100 LP3+ = ditemukan 1-10 BTA dalam rata-rata tiap LP4+ = ditemukan 11-100 BTA dalam rata-rata tiap 100 LP5+ = ditemukan 101-1000 BTA dalam rata-rata tiap LP6+ = ditemukan lebih dari 1000 BTA dalam rata-rata tiap LP

  • Indeks Morfologi

    Merupakan prosentase basil kusta, bentuk solid terhadap seluruh BTA

    Jumlah BTA utuh Rumus: IM = x 100%Jumlah seluruh BTA

    Penghitungan basil solid ini dilakukan pada kuman yang terpisah dari gerombolannya

  • Bentuk-bentuk kuman kusta Solid terwarna dengan baik dinding sejajar, tidak putus panjang kuman 4x lebarnya Fragmented bentuk batang tapi mulai terputus-putus ujung tidak sempurna Granular bentukan kuman hampir tidak sempurna tampak butir-butir/granule yang merah

  • Globus BTA utuh atau fragmented ikatan terlihat bulatan merah kecil 40-60 BTA dan besar 200-300 BTA Clumps tidak berbentuk bulat ( >500 BTA)

    Awal pengobatan efektif kuman terlihat fragmented R/ diteruskan bentuk granular

  • Indeks SFG

    Dikemukan oleh Ridley 1971

    Melihat basil solid dan non-solid fragmented & granular

  • Penghitungan

    mirip IM Non-solid dibagi 2 bentuk (F&G) Dari 100 basil yang terpisah dari kelompoknya dihitung prosentase dari masing-masing bentuk secara total akan didapatkan 100% setelah prosentase ditentukan kemudian dikonversikan pada nilai indeks 0,1 dan 2

  • KERANGKA KONSEPTUALPemeriksaan Index Solid-Fragmented-Granular (Index SFG) Pada Sediaan Apus Penderita Kusta

  • Invasi M.lepraeSakit kustaMBFaktor:- immunitas- genetik- lingkunganTerapi MDTIndeks SFGPBRFTS-F-GS-F-GS-F-GS-F-GS-F-GPre MDTMDT1 bulanMDT6 bulan

    MDT12 bulan

    Tidak ditelitiditelitiKet:

  • METODE PENELITIANPemeriksaan Index Solid-Fragmented-Granular (Index SFG) Pada Sediaan Apus Penderita Kusta

  • Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang bertujuan untuk mengetahui gambaran indek SFG pada penderita kusta MB yang belum dan telah mendapat Multi Drug Therapy.

  • POPULASI, SAMPEL dan BESAR SAMPEL Populasi

    Populasi penelitian adalah semua penderita kusta MB yang belum dan telah mendapat Multi Drug Therapy yang datang di divisi Morbus Hansen Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya

  • Sampel Penelitian

    Sampel Penelitian adalah semua penderita kusta MB yang belum dan telah mendapat Multi Drug Therapy dan memenuhi kriteria penerimaan sampel penelitian

  • Kriteria Penerimaan Sampel Penderita kusta tipe MB yang didiagnosis secara klinis dan bakteriologis yang sesuai dengan kriteria diagnosis dari WHO.

    Belum atau sedang menjalani pengobatan MDT selama 1 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan post MDT yang masih menunjukkan BTA+ pada sediaan apus.

    Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed concent.

  • Kriteria Penolakan Sampel

    Penderita kusta anak berumur kurang dari 14 tahun.

    Penderita kusta yang menunjukkan gejala umum lemah dan secara anamnesis menderita Tuberkulosis paru, diabetes atau penyakit kronis lainnya

  • Besar Sampel

    Besar sampel adalah semua penderita yang memenuhi kriteria penerimaan sampel yang datang didivisi Morbus Hansen Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr. Sutomo Surabaya. Besar sampel penelitian berdasarkan total sampling dalam kurun waktu 1 bulan penelitian (Maret).

  • Teknik pengambilan sampel

    Variabel penelitian:

    Variable tergantung: indeks SFG

    Variabel bebas: terapi MDT

  • Definisi Operasional

    Kusta tipe Multibasilar (MB) Kusta Multibasilar adalah tipe kusta sesuai dengan kriteria WHO (1980) atau semua tipe kusta dengan BTA positif. Secara Ridley dan Jopling, disini mencakup LL, BL dan BB

    Kusta tipe Pausibasiler (PB) Adalah tipe kusta sesuai dengan kriteria WHO (1980) atau dengan BTA negatif. Secara Ridley dan Jopling, disini mencakup TT, BT dan I.

  • Sayatan kulit

    Sayatan kulit adalah proses pengambilan apusan lewat sayatan kulit (skin slit smear). Sayatan diambil dari lesi kulit penderita kusta yang akan dilakukan pemeriksaan.

  • Pemeriksaan Indeks SFG Berdasarkan indeks SFG yang dikemukakan oleh Ridley (1971) yang menyatakan perbandingan jumlah basil yang berbentuk Solid, Fragmented, Granular. Nilai yang diberikan pada masing-masing tingkatan basil dalam apusan adalah, 2 jika jumlah basil tampak banyak (lebih 20% dari semua basil) 1 jika basil sedikit (1 -20%) 0 jika jumlah basil kurang dari 1%

  • Alur Penelitian Alur penelitian ini dimulai dengan pemilihan penderita didasarkan pada kriteria penerimaan dan penolakan sampel, dilanjutkan dengan menanda tangani informed concent. Pada penderita yang memenuhi kriteria sampel penelitian dilakukan pemeriksaan bakeriologis dan indeks SFG, serta dicatat lamanya MDT.

    Data dan hasil yang didapat dimasukkan dalam lembar pengumpulan data dan dilakukan analisa data

  • Penderita kusta yang belum dan telah mendapat MDTPemenuhan kriteria sampel penelitianSayatan lesi kulitIndeks SFGKoleksi DataAnalisa Data

  • Bahan, Alat dan Cara Kerja

    Bahan dan alat yang diperlukan

    Bahan: Karbol Fuchsin Alkohol-asam (alkohol + HCL 1%) Methylen blue 0,1% Air yang bersih untuk pembilas Kertas saring

  • Alat yang diperlukan:

    Objek gelas Skalpel Lampu spritus Kapas + alkohol 70% Plester Mikroskop

  • Cara Kerja

    Cara pengambilan sediaan apusan sayatan kulit

    Ditentukan lokasi lesi kulit yang akan diambil untuk apusan sayatan kulit.

    Pada bagian tersebut dilakukan tindakan aseptis dengan kapas alkohol.

  • Bagian tersebut dijepit diantara jari kedua dengan ibu jari tangan kiri sehingga kulit tampak pucat guna menghindari terjadinya perdarahan.

    Dengan skalpel steril dibuat sayatan, kurang lebih 5mm sampai mencapai dermis (sedalam kurang lebih 2mm).

    Skalpel diputar 90 derajat, sambil mengerok sisi dan dasar luka hingga didapat bubur jaringan dari epidermis dan dermis.

  • Dari bahan tersebut dibuat sediaan apusan pada kaca obyek secara rata.

    Luka sayatan ditekan dengan kapas steril yang kering.

    Setelah sediaan kering, difiksasi dengan cara melewatkannya di atas nyala api spiritus.

  • Pengolahan dan Analisis Data

    Data yang terkumpul diuji secara Mann Whitney, untuk mengetahui hubungan lamanya MDT dengan indeks SFG

  • Rencana Jadwal Penelitian

    Kegiatan2008JanFebMarAprMeiJunPreproposal*Proposal*Pengambilan sampel*Penyusunan makalah*Konsultasi pembimbing****Penyerahan makalah ke pembimbing*Penyerahan makalah ke penguji*Presentasi*

  • Biaya PenelitianAnggaran PenelitianBiaya TransportasiRp.1,500,000.00Pemeriksaan Laboratorium (@ Rp.10.000)Rp. 600,000.00Honor untuk pemeriksa 2 orangRp.3,000,000.00Biaya Pembuatan MakalahRp.2,000,000.00Lain-lainRp.1,000,000.00JumlahRp.8,100,000.00

    Sumber Dana: Sendiri/Pribadi