pemeriksaan hemoglobin metode sahli.docx

6
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI A. TUJUAN 1. Tujuan Umum - Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan hemoglobin dalam darah. 2. Tujuan Khusus - Mengetahui kadar Hb dengan metode Sahli. B. METODE Metode yang digunakan adalah metode Sahli C. PRINSIP Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCL 0,1N, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna standard pada alat standart hemoglobinometer. D. DASAR TEORI Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Hemoglobin merupakan protein yang mengandung zat besi dan memiliki afinitas terhadap oksigen untuk membentuk oksihemaglobin di dalam eritrosit. Dari mekanisme tersebut dapat berlangsung proses distribusi oksigen dari pulma menuju jaringan (Pearce, 1991). Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis rantai polipeptida yang dinamakan rantai α dan rantai β. Pada rantai α, masing-masing mengandung 141 gugus asam amino, sedangkan pada rantai β masing-masing mengandung 146 rantai asam amino. Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah, karena hemoglobin merupakan penyususn 30%

Upload: dwie-anjani-sai

Post on 18-Jan-2016

146 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

penjelasan

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli.docx

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

- Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan hemoglobin dalam darah.

2. Tujuan Khusus

- Mengetahui kadar Hb dengan metode Sahli.

B. METODE

Metode yang digunakan adalah metode Sahli

C. PRINSIP

Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCL 0,1N,

lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi

dengan warna standard pada alat standart hemoglobinometer.

D. DASAR TEORI

Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen

dari paru-paru ke jaringan tubuh dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru.

Hemoglobin merupakan protein yang mengandung zat besi dan memiliki afinitas terhadap

oksigen untuk membentuk oksihemaglobin di dalam eritrosit. Dari mekanisme tersebut

dapat berlangsung proses distribusi oksigen dari pulma menuju jaringan (Pearce, 1991).

Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis rantai

polipeptida yang dinamakan rantai α dan rantai β. Pada rantai α, masing-masing

mengandung 141 gugus asam amino, sedangkan pada rantai β masing-masing mengandung

146 rantai asam amino.

Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah, karena

hemoglobin merupakan penyususn 30% dari total isi eritrosit (Mutshler,

1991).Hemoglobin mempunyai berat molekul penyususn 64.450 dan merupakan suatu

molekul yang dibentuk oleh 4 rantai polipeptida, dimana pada tiap polipeptida melekat

pada gugus heme. Heme adalah suatu turunan porfirin yang mengandung besi

(Fe).Polipeptida ini dinamai secara bersama sebagai bagian dari globin dari molekul

hemoglobin. Adapun fungsi dari hemoglobin ini sebagai alat transportasi serta membawa

hasil akhir proses respirasi CO2.

Nilai normal :

Pria : 14- 16,5 g/dl

Wanita : 12- 14 g/dl

wanita hamil : 11,0 - 16,5 g/dL

Page 2: Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli.docx

balita : 12,0 -14,0 g/dL

bayi : 13,5 - 19,5 g/dL

Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam

diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada

dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan

mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin

ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya

kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia.

Ada beberapa metode pemeriksaan hemoglobin. Diantara metode pemeriksaan

hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana

adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah metode Cyanmethemoglobin

(Bachyar, 2002).

Prinsip metode sahli adalah hemoglobin dalam darah oleh HCl menjadi hematin

asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat

tersebut. Penggunaan HCl pada metode ini, bertujuan untuk meliliskan eritrosit sehingga

Hb yang terdapat dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dengan HCl membentuk asam

hematin. Metode sahli kurang naik karena tidak semua jenis HB dapat diubah menjadi

asam hematin seperti karboksi methemoglobin, sulfathemoglobin.

Sementara itu, metode cyanmethemoglobin, Hemoglobin diubah menjadi

cyanmethemoglobin dalam larutan yang berisi larutan kalium ferfisi anida dan kalium

sianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang nm atau filter hijau. Larutan

drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah menjadi cyanmethemoglobin (L.

Gandasebrata, 1984).

Manfaat Pemeriksaan.Hb Sahli:

Mengetahui adanya perdarahan tersembunyi

Mengetahui sebab-sebab penyakit

Mengetahui index erytrosit

Untuk persiapan operasi

Syarat penilaian Hb sahli

Skala menghadap kedepan

Standar tidak memucat

Cahaya harus terang

Setinggi miniskus bawah

Darah senantiasa tercampur rata pd px

Page 3: Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli.docx

Px hb sahli masih digunakan karena:

Caranya mudah

Cukup teliti

Hasilnya mudah dipercaya

Bermanfaat pada daerah pedesaan

Cara sahli bukan cara yang teliti karena :

Hematin asam bukan larutan sejati

Alat tidak bisa distandarkan

Tidak semua Hb bisa diubah mjd hematin asam

Sumber kesalahan pemeriksaan Hb metode Sahli

- Dari darah :

Volume tidak tepat 20cmm

Darah tidak keluar semprna dari pipet

Darah tidak tercampur rata

- Dari cara kerja :       

Terlalu banyak pengenceran

Tidak baik mengaduk campuran darah dan asam saat pembacaan

Ada gelembung udara

Membandingakan warna pada cahaya kurang terang

Penyebab tinggi palsu

Waktu lebih dari 3menit

Banyak gelembung udara

Standar warna memucat

Darah diujung pipet tidak dihapus

Penyebab rendah palsu

Pipet Hb kotor

Tusukan kurang dalam

Ujung pipet tidak rata

Pipet basah

Pemipetan krang dari 20cmm

Darah dalam pipet tidak dibilas

Kadar hb pada orang dataran tinggi

Kadarnya tinggi, karena semakin tinggi suatu tempat maka kadar O2 semakin

rendah, sehingga kadar O2 yang diangkut dalam jaringan menurun sehingga

Page 4: Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli.docx

mempengaruhi sumsum tulang untuk memproduksi erytrosit, krn jmlh erytrosit

meningkat maka kadar Hb tinggi

Kadar hb pada keadaan gagal ginjal dan sindroma nefrotik

Kadarnya rendah, karena ginjal rusak dan tidak dapat membentuk hormon

erytropoetin yang merupakan hormon pembentuk eritrosit, karen itu kadar Hb

menjadi rendah

E. ALAT DAN BAHAN

ALAT :

1. Pipet HB sahli volume 20 mm 3 (20 mikro liter = 0,02 ml)

2. Hemoglobinometer Sahli: standar hemoglobin dengan warna pembanding

3. Batang pengaduk

4. Tabung pengencer hemometer

5. Spatula pipet Pasteur

6. Kertas saring/tissue/kain kassa kering

BAHAN PEMERIKSAAN :

1. Darah yang telah di beri antikoagulan / EDTA

REAGEN :

1. Aquades 2. Asam klorida 0,1N

F. CARA KERJA

1. HCL 0,1 N dimasukkan kedalam tabung pengencer hemometer sampai tanda 2.

2. Darah yang telah diberi EDTA dihisap sebanyak 20µl, dibersihkan ujung luar

pipet, lalu dimasukkan ke dalam tabung Hb yang telah berisi larutan HCL 0,1 N.

3. Darah dan HCL 0,1 N dicampur, dibilas pipet dengan larutan HCl 0,1N yang ada

dalam tabung tersebut sampai bersih, hapuslah kelebihan darah yang masih

menempel pada bagian luar pipet dengan tissue dan hati-hati agar jangan sampai

terjadi gelembung udara.

4. Isi tabung dikocok sampai homogen supaya terjadi hematin asam yang berwarna

coklat tua karena darah dan HCl bersenyawa

Page 5: Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli.docx

5. Aquadest ditambahkan setetes demi setetes sampai warna sama dengan standart

warna pada alat hemoglobinometer. Setiap kali penambahan aquadest harus

dikocok sampai homogen.

6. Kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Pearce, C.E. 1991. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Kee, L.J. 1997. Pengukuran Kadar

Hemoglobin.http://widablog.blogspot.com/2011/11/pengukuran-kadar-hemoglobin.html

Bachyar. 2002. Metode Pemeriksaan

Hemoglobin.http://www.psychoplogymania.com/2012/o9/metode-pemeriksaan-

hemoglobin.html