pemeriksaan fungsi keseimbangan

13
Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan 1. Pemeriksaan fungsi keseimbangan dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan yang sederhana yaitu: a. Uji Romberg Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup. tentang gangguan keseimbangan karena gangguan vestibuler, maka input visual diganggu dengan menutup mata dan input proprioseptif dihilangkan dengan berdiri di atas tumpuan yang tidak stabil. b. Uji Berjalan (Stepping Test) Berjalan di tempat 50 langkah, bila tempat berubah melebihi jarak 1 meter dan badan berputar lebih dari 30 derajat berarti sudah terdapat gangguan. 1. Tes Unterberger

Upload: maulana-akbar-lubis

Post on 30-Nov-2015

298 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

1. Pemeriksaan fungsi keseimbangan dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan yang

sederhana yaitu:

a. Uji Romberg

Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka

kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa

penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara

tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang

menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.

Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka

maupun pada mata tertutup. tentang gangguan keseimbangan karena gangguan vestibuler, maka

input visual diganggu dengan menutup mata dan input proprioseptif dihilangkan dengan berdiri

di atas tumpuan yang tidak stabil.

b. Uji Berjalan (Stepping Test)

Berjalan di tempat 50 langkah, bila tempat berubah melebihi jarak 1 meter dan badan berputar

lebih dari 30 derajat berarti sudah terdapat gangguan.

1. Tes Unterberger

Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat

lutut setinggi mungkin selama satu menit.Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan

menyimpang atau berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram, kepala

dan badan berputar ke arah lesi, kedua tangan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi

turun dan yang lainnya naik.Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

(vertigo)

Page 2: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

2. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat

lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.Hal ini

dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan

terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.(vertigo)

3. Rangsangan Kalori

Rangsangan kalori adalah suatu tes yang menggunakan perbedaan temperatur untuk

mendiagnosa adanya kerusakan saraf ke delapan yang menyebabkan vertigo.(caloric stimulation-

internet). Dengan tes ini dapat ditentukan adanya kanal paresis atau directional preponderance

ke kiri atau ke kanan.Kanal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah

rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika

abnormalitas pada arah nistagmus yang sama di masing-masing telinga.Kanal paresis

menunjukkan lesi perifer di labirin atau N.VIII, sedangkan directional preponderance

menunjukkan lesi sentral.(vertigo, cermin dunia kedokteran)Pada tes ini, subyek ditempatkan

sedemikian rupa sehingga bidang salah satu kanalis semisirkularis (biasanya horisontal) menjadi

sejajar dengan suatu bidang yang vertikal terhadap bumi yaitu dengan cara posisi pasien tidur

terlentang, dengan kepala fleksi 30º, atau duduk dengan kepala ekstensi 60º. Tes ini terdiri dari

dua cara, yaitu tes kalori cara Kobrak dan tes kalori bitermal.fkui

a. Tes Kobrak

Digunakan spuit 5 atau 10 mL, ujung jarum disambung dengan kateter.Perangsangan dilakukan

dengan mengalirkan air es (0ºC), sebanyak 5 mL selama 20 detik ke dalam liang telinga. Sebagai

akibatnya terjadi transfer panas dari telinga dalam yang menimbulkan suatu arus konveksi dalam

endolimfe. Hal ini menyebabkan defleksi kupula dalam kanalis yang sebanding dengan gravitasi,

dan rangsangan serabut-serabut aferennya. Suatu cairan dingin yang dialirkan ke liang telinga

kanan akan menimbulkan nistagmus dengan fase lambat ke kanan. Kecepatan maksimum dari

komponen lambat dan lamanya nistagmus diukur bila tidak timbul penglihatan.Nilai dihitung

dengan mengukur lama nistagmus, sejak air mulai dialirkan sampai nistagmus berhenti. Harga

Page 3: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

normal 120-150 detik. Harga yang kurang dari 120 detik merupakan bukti defisit perifer atau

adanya suatu paresis kanal. Boies&fkui

b. Tes Kalori Bitermal

Tes kalori ini dianjurkan oleh Dick & Hallpike. Pada cara ini dipakai 2 macam air, dingin dan

panas. Suhu air dingin adalah 30ºC, sedangkan suhu air panas adalah 44ºC. Volume air yang

dialirkan ke dalam liang telinga masing-masing 250 mL, dalam waktu 40 detik. Setelah air

dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul. Setelah liang telinga kiri diperiksa dengan air

dingin, diperiksa telinga kanan dengan air dingin juga kemudian telinga kiri dialirkan air panas,

lalu telinga kanan. Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau air dingin atau

air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit (untuk menghilangkan pusingnya). (lihat tabel

Tes Kalori)fkui

Tabel 2.1 Tes Kalori

Langkah Telinga Suhu air Arah Nistagmus Waktu Nistagmus

Pertama Kiri 30ºC Kanan Kanan a. …. Detik

Kedua Kanan 30ºC Kanan Kanan b. …. Detik

Ketiga Kiri 44 ºC Kanan Kanan c. …. Detik

Keempat Kanan 44 ºC Kanan Kanan d. …. Detik

Hasil tes kalori dihitung dengan menggunakan rumus:

Sensitifitas L – R : (a=c) – (b=d) =

Dalam rumus ini dihitung selisih waktu nistagmus kiri dan kanan. Bila selisih waktu ini kurang

dari 40 detik maka berarti kedua fungsi vestibuler dalam keadaan seimbang.Tetapi bila selisih ini

lebih besar dari 40 detik, maka berarti yang mempunyai waktu nistagmus lebih kecil mengalami

paresis kanal.fkui

Page 4: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

4. Tes Nistagmus Spontan

Nylen memberikan kriteria dalam menentukan kuatnya nistagmus ini. Bila nistagmus spontan ini

hanya timbul ketika mata melirik searah dengan nistagmusnya, maka kekuatan nistagmus itu

sama dengan Nylen 1. Bila nistagmus timbul sewaktu mata melihat ke depan, maka disebut

Nylen 2, dan bila nistagmus tetap ada meskipun mata melirik berlawanan arah nistagmus, maka

kekuatannya disebut Nylen 3.

Bila terdapat nistagmus spontan, maka harus dilakukan tes hiperventilasi. Caranya ialah pasien

diminta mengambil nafas cepat dan dalam selama satu menit, dan sejak mulai setengah menit

terakhir direkam. Bila terdapat perbedaan 7º per detik maka berarti tes hiperventilasi positif. Tes

valsava caranya adalah dengan menahan nafas selama 30 detik, dan sejak mulai menahan nafas

itu direkam, dan interpretasi sama dengan hiperventilasi.fkui

5. Tes Nistagmus Posisi

Tes nistagmus posisi ini dianjurkan oleh Hallpike dan cara ini disebut Perasat Hallpike. Caranya

adalah, mula-mula pasien duduk, kemudian tidur terlentang sampai kepala menggantung di

pinggir meja periksa, lalu kepala diputar ke kiri, dan setelah itu kepala diputar ke kanan.

Pada setiap posisi nistagmus diperhatikan, terutama pada posisi akhir. Nistagmus yang terjadi

dicatat masa laten, dan intensitasnya. Juga ditanyakan kekuatan vertigonya secara subyektif. Tes

posisi ini dilakukan berkali-kali dan diperhatikan ada tidaknya kelelahan. Dengan tes posisi ini

dapat diketahui kelainan sentral atau perifer. Pada kelainan perifer akan ditemukan masa laten

dan terdapat kelelahan dan vertigo biasanya terasa berat. Pada kelainan sentral sebaliknya, yaitu

tidak ada masa laten, tidak ada kelelahan dan vertigo ringan saja.

Nistagmus posisi yang berasal dari perifer dapat dibedakan dari nistagmus yang disebabkan oleh

debris (nistagmus paroksismal tipe jinak), atau oleh kelainan servikal, atau kedua-duanya

(kombinasi).

Tes nistagmus posisi dengan bantuan ENG menjadi sederhana. Pada pemeriksaan, kita hanya

memerlukan dua posisi, yaitu HL / HR dan BL / BR. Posisi HL adalah tidur terlentang dengan

Page 5: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

leher diputar, sehingga posisi kepala dengan telinga kiri ada di bawah, atau bila HR maka

dilakukan hal yang sama sehingga telinga kanan berada di bawah.Posisi BL adalah tidur miring

ke kiri dengan leher tetap lurus, dan posisi BR ialah tidur miring ke kanan.

Pada posisi HL mungkin terjadi dua macam rangsangan, yaitu rangsangan yang berasal dari

debris (kotoran yang menempel pada kupula kss), kita sebut saja nistagmus yang timbul adalah

nistagmus debris (ND), dan nistagmus lain mungkin disebabkan oleh putaran servikal, kita sebut

saja nistagmus servikal (NS).

Dalam perhitungan:

Misal HL = aº perdetik

BL = bº perdetik

Maka A = NS+ND

ND adalah sama dengan harga BL, yaitu besarnya sama dengan Bº perdetik.

Jadi NS = A – Bº perdetik

Dengan pemeriksaan yang telah kita lakukan seperti di atas maka kita harus mampu menentukan

apakah kelainan terdapat di sentral atau di perifer.fkui

Tabel 2.2 Macam Nistagmus

Tanda yang kita ketahui Kelainan sentral Kelainan perifer

1. Nistagmus spontan Vertikal Horizontal/rotatoir

2. Nistagmus posisi Tidak ada kelelahan Ada kelelahan

3. Nistagmus kalori Normal/ Preponderance Paresis

Page 6: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

6. Tes Rotasi

Penderita didudukkan di atas kursi yang diletakkan pada pusat aksis rotasi dari suatu motor

torque dan mempunyai perlengkapan untuk menjaga kepala dan kaki. Kursi khusus ini dikenal

dengan kursi Barany, yang khusus dibuat untuk tes ini. Bila subyek duduk tegak dengan

memiringkan kepala 30º ke bawah, maka kanalis horisontalis dapat dirangsang secara

maksimum. Gerakan leher dicegah sehingga rotasi akan menggerakkan tubuh dan kepala

bersamaan. Rotasi dilakukan dengan mata tertutup, dalam satu arah dengan percepatan konstan

dalam waktu singkat (mis. 20 detik) atau secara osilatorik (mis. Sinusoid). Untuk percepatan

konstan dilakukan pengukuran amplitudo dan lamanya respon, sedangkan untuk rotasi sinusoid

diukur fase serta hasil yang didapat.undip&boies

Pada akhir putaran (rotasi) dihentikan mendadak dan penderita langsung disuruh melihat jari

pemeriksa yang dilakukan di depan penderita dan terhadap telinga yang diperiksa. Pada tes ini

dicatat waktu dalam detik, lama pasca nistagmus, dan pada orang normal akan hilang kurang

lebih 25 sampai 35-40 detik.undip

7. Posturografi

Alat pemeriksaan keseimbangan dapat menilai secara obyektif dan kuantitatif kemampuan

keseimbangan postural seseorang. Untuk mendapatkan gambaran yang benar tentang gangguan

keseimbangan karena gangguan vestibuler, maka input visual diganggu dengan menutup mata

dan input proprioseptif dihilangkan dengan berdiri di atas tumpuan yang tidak stabil.

Ada 3 macam tes posturografi yaitu;

a. Sensory Organization Test (SOT)

Secara obyektif mengidentifikasikan problem pengontrolan posisi dengan mengukur kemampuan

pasien untuk mengefektifkan informasi penglihatan, vestibuler dan proprioseptif.

Page 7: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

1. Eyes open, fixed surface and visual surround.

2. Eyes closed, fixed surface.

3. Eyes open, fixed surface, sway referenced visual surround.

4. Eyes open, sway referenced surface, fixed visual surround.

5. Eyes closed, sway referenced surface.

6. Eyes open, sway referenced surface and visual surround.

b. Motor Control Test (MCT)

Mengukur kemampuan pasien untuk secara cepat dan otomatis pulih dari provokasi eksternal

yang tidak terduga.

c. Tes Adaptasi

Mengukur kemapuan pasien untuk memodifikasi reaksi motorik.

8. Elektronigtagmogram

Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam gerakan mata

pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menetukan apakah gangguan keseimbangan tersebut disebabkan

oleh penyakit di telinga dalam atau tidak.

Ada empat bagian utama tes dari elektronistagmografi:

1. Tes kalibrasi berguna untuk mengevaluasi rapid eye movements.

2. Tracking test mengevaluasi pergerakan dari mata selama mengikuti gerakan dari benda

target.

3. Tes posisi mengukur nistagmus yang diukurposisikepala.

Page 8: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

4. Tes kalori mengukur respon terhadap air panas dan dingin yang dimasukkan ke dalam liang

telinga.

Tes ENG merupakan gold standar untuk mendiagnosis gangguan telinga yang mengenai satu

telinga pada suatu waktu. Sebagai contoh, ENG sangat bagus untuk mendiagnosis vestibular

neuritis. ENG juga berguna untuk mendiagnosis BPPV dan gangguan keseimbangan bilateral.

ENG juga berguna untuk memonitor gerakan bola mata. Prinsipnya sederhana saja, yaitu bahwa

kornea mata itu bermuatan positif. Muatan positif ini sifatnya sama dengan muatan positif listrik

atau magnit yang selalu mengimbas daerah sekitarnya. Begitu pula muatan positif kornea ini

mengimbas kulit sekitar bola mata. Dengan meletakkan elektroda pada kulit kantus lateral mata

kanan dan kiri, maka kekuatan muatan kornea kanan dan kiri bisa direkam. Rekaman muatan ini

disalurkan pada sebuah galvanometer.

Bila muatan kornea mata kanan dan kiri sama, maka galvanometer akan meninjukkan angka nol

(di tengah). Bila mata bergerak ke kanan, maka elektroda kanan akan bertambah muatannya,

sedangkan elektroda kiri akan berkurang, jarum galvanometer akan bergerak ke satu arah. Jadi

kesimpulannya, jarum galvanometer akan bergerak sesuai dengan gerak bola mata. Dengan

demikian nistagmus yang terjadi bisa dipantau dengan baik. Bila gerak jarum galvanometer

diperkuat, maka akan mampu menggerakkan sebuah tuas, dan gerakan tuas ini akan membentuk

grafik pada kertas, yang disebut elektronistagmografi (ENG).

Dalam grafik ENG dapat mudah dikenal gerakan nistagmus fase lambat dan fase cepat, arah

nistagmus serta frekuensi dan bentuk grafiknya. Yang menjadi pegangan utama adalah kecepatan

fase lambat dari nistagmus yang dapat dihitung di dalam derajat perdetik.

Rumus perhitungan yang dipakai sama dengan rumus yang dianjurkan Dick dan Hallpike, hanya

parameter yang dipakai adalah kecepatan fase lambat yang dihitung dengan derajat perdetik.

Rumus I.

Sensitivitas L-R : (a+c) – (b+d) x 100% = (a+c+b+d)

Page 9: Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

Bila hasil rumus di atas kurang dari 20% maka kedua fungsi vestibuler dalam keadaan seimbang,

dan bila hasilnya melebihi 15 derajat perdetik, maka kedua fungsi vestibuler dalam keadaan

normal. Bila hasilnya lebih besar dari 20%, maka vestibular yang hasilnya kecil berarti

mengalami paresis kanal.

Rumus II.

Kuat Nist. R-L : (a+d) – (b+c) x 100% = (a+d+b+c)

Bila hasil rumus lebih besar dari 20%, maka nistagmus berat ke kanan (directional

preponderance to the right), berarti kemungkinan terdapat lesi sentral di sebelah kanan, atau ada

fokus iritatif sentral di sebelah kiri.