pemeriksaan eeg

Upload: ariloveatika

Post on 11-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Electro Encephalography

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    1/10

    i

    REFLEKSI KASUS

    PEMERIKSAAN EEG

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik

    Bagian Kesehatan Ilmu AnakFakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

    Disusun Oleh:

    Ari Irawan

    20090310219

    Diajukan Kepada:

    dr. Handayani, M.Sc., Sp.A

    BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

    RSUD SETJONEGORO WONOSOBO

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2014

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    2/10

    ii

    Daftar Isi

    REFLEKSI KASUS ................................................................................................. i

    Daftar Isi.................................................................................................................. ii

    Pemeriksaan EEG.................................................................................................... 1

    A. Definisi ......................................................................................................... 1

    B. Indikasi EEG ................................................................................................ 2

    C. Persiapan Pemeriksaan EEG ........................................................................ 2

    D. Gelombang EEG .......................................................................................... 3

    Daftar Pustaka ......................................................................................................... 8

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    3/10

    1

    Pemeriksaan EEG

    A.

    DefinisiElectroencephalogram (EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi

    kelainan aktivitas elektrik otak, sedangkan menurut dr. Darmo Sugondo

    membedakan antara Electroencephalogram dan Electroencephalografi.

    Electroencephalografiadalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan

    alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut

    Electroencephalogram. Jadi Aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang

    dapat direkam melalui kulit kepala disebut Elektro-Ensefalografi (EEG).Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat perekaman

    dan aktivitas otak saat perekaman.1

    Gelombang EEG berasal dari kortek, namun modulasinya dipengaruhi

    oleh formasio retikularis di subkortek. Formasio retikularis terletak di substansi

    abu otak dari daerah medulla sampai midbrain dan talamus. Neuron formasio

    retikularis menunjukkan hubungan yang menyebar. Perangsangan formasio

    retikularis midbrain membangkitkan gelombang beta, individu seperti dalam

    keadaan bangun dan terjaga. Lesi pada formasio retikularis midbrain

    mengakibatkan orang dalam stadium koma, dengan gambaran EEG gelombang

    delta. Jadi formasio retikularis midbrain merangsang ARAS (Ascending

    Reticular Activating System), suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian

    area di forebrain. Nuklei reticular thalamus juga masuk dalam ARAS, yang

    juga mengirimkan serabut difus kesemua area di kortek serebri.2

    ARAS mempunyai proyeksi non spesifik dengan depolarisasi global di

    kortek, sebagai kebalikan dari proyeksi sensasi spesifik dari thalamus yang

    mempunyai efek eksitasi kortek secara khusus untuk tempat tertentu. Eksitasi

    ARAS umum memfasilitasi respon kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik

    dari thalamus. Dalam keadaan normal, sewaktu perjalanan ke kortek, sinyal

    sensorik dari serabut sensori aferen menstimulasi ARAS melalui cabang-

    cabang kolateral akson. Jika sistem aferen terangsang seluruhnya (suara keras,

    mandi air dingin), proyeksi ARAS memicu aktivasi kortikal umum dan

    terjaga.3

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    4/10

    2

    B. Indikasi EEG

    1.

    Mendiagnosa dan mengklasifikasikan Epilepsi.2. Mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, Infeksi otak, perdarahan otak,

    Parkinson.

    3.

    Mendiagnosa Lesi desak ruang lain.

    4. Mendiagnosa Cedera kepala.

    5. Periode keadaan pingsan atau dementia.

    6.Narcolepsy.

    7. Memonitor aktivitas otak saat seseorang sedang menerima anesthesia umum

    perawatan.

    8.

    Mengetahui kelainan metabolik dan elektrolit.3

    EEG juga dapat digunakan untuk membantu dalam memonitoring

    beberapa tindakan seperti :5

    1.

    Untuk memantau kedalaman proses anestesi.

    2. Sebagai indicator langsung dari perfusi otak pada endarterektomi karotis.

    3. Monitoring efek amobarbital selama tes WADA.

    4.

    Untuk monitoring kerusakan otak sekunder pada SAH.

    C.

    Persiapan Pemeriksaan EEG

    Sebelum melakukan tindakan EEG, maka pasien ada beberapa hal yang

    harus dipersiapkan, diantaranya yaitu:4

    1. Identitas penderita harus dicatat lengkap.

    2. Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk menghindari salah

    interpretasi EEG.

    3.

    Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus diidentifikasi, oleh karena

    beberapa obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi frekuensi maupun

    bentuk gelombang otak. Saat terbaik perekaman adalah pada saat bebas obat

    sehingga gelombang otak yang didapat adalah gelombang otak yang bebas

    dari pengaruh obat.

    4.

    Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman harus diidentifikasi

    dengan jelas.

    5.

    Pasien dalam keadaan tenang dan rileks.

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    5/10

    3

    6.

    Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran, debu, minyak dan kulit

    yang mati.

    7. Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi.

    8.

    Hindari makanan yang mengandung kafein ( seperti kopi, teh, cola, dan

    coklat) sedikitnya 8 jam sebelum test. Makanlah dalam porsi kecil sebelum

    test, sebab gula darah rendah ( hypoglycemia) dapat menghasilkan test

    abnormal.

    9. Tidur dapat mempengaruhi hasil EEG maka usahakan agar pasien tidak

    tertidur saat dilakukan test, jika anak-anak akan di EEG coba untuk tidur

    sebentar tepat sebelum dilakukan test.

    10. Penyuluhan penderita sebelum perekaman tentang tujuan dilakukannya

    EEG, apa yang dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan saat

    perekaman, apa yang harus dilakukan penderita saat perekaman dan apa

    yang akan dirasakan oleh penderita saat perekaman.

    11. Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah dilakukan.4

    D. Gelombang EEG

    Pada pembacaan hasil EEG perlu diperhatikan : Lokasi / distribusi,

    Frekuensi, Pola/ gambaran khas, Usia, Bangun, Tidur. Sinyal EEG dapat

    diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada kepala.

    Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 V, tetapi umumnya 50 V.

    Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG

    yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz

    hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang terkait dengan frekuensi dan

    amplitudo mempengaruhi diagnostik. Daerah frekuensi EEG dapat

    diklasifikasikan menjadi beberapa bagian untuk analisis EEG, yaitu gelombang

    di posterior (gelombang Alpha dan Lambda), gelombang Mu, gelombang Beta,

    gelombang Theta, gelombang Delta.5

    a.

    Gelombang Alpha.

    Gelombang alpha berada pada frekuensi sedikit dibawah gelombang

    beta, yaitu sekitar 8 hingga 13.9 hertz. Otak manusia berada pada frekuensi

    ini ketika seseorang dalam keadaan tenang atau rileks. Gelombang jenis ini

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    6/10

    4

    timbul ketika seseorang berada pada posisi peralihan atara pikiran sadar

    dan pikiran bawah sadar. Dalam frekuensi ini, pikiran manusia mulai

    terfokus kearah dalam dirinya sendiri atau mengarah kepada suatu hal saja.

    Gelombang alfa terlihat normal pada saat bangun dan mata tertutup (tidak

    tertidur).5

    Distribusi: bagian posterior kepala (oksipital, parietal dan temporal

    posterior) dapat meluas ke sentral, verteks dan midtemporal.

    Karakteristik: sinusoidal, waxes and wanes, Amplitudo : 2070 uV (

    Ka>Ki).

    Reaktivitas :Amplitudo berkurang saat buka mata, aktivitas mental

    sedangkan frekuensi berkurang saat mengantuk.

    Gelombang Alpha dominan pada Anak, dimana Frekuensi tergantung

    usia.5

    b. Gelombang lambda

    Karakteristik: dapat terlihat saat bangun, buka mata, polaritas positif,

    asimetri (normal), di daerah oksipital, jelas terlihat usia 2 15 thn,

    dan jarang terlihat pada usia tua .

    Gelombang Lambda mempunyai amplitudo : 2050 uV .

    Reaktivitas: gelombang ini tampak jika melihat suatu objek,dan

    menghilang saat tutup mata.5

    c. Gelombang Mu

    Gelombang ini sering disebut juga comb rhythm, rolandic alpha.

    Frekuensi seperti Alpha (8-10 Hz) terdapat pada 20 % orang dewasa,

    sering pada usia 8 16 tahun dan lokasinya di daerah sentral, dapat

    tampak unilateral atau bilateral. Karakteristik gelombang berbentuk

    lengkung, amplitudonya 20 60 uV, gelombang ini akan menurun

    3-4 bln : 3.54.5 Hz 3 thn : 8 Hz

    12 bln : 56 H 9 thn : 9 Hz

    24 bln : 7 Hz 15 thn: 10 Hz

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    7/10

    5

    frekuensinya atau hilang dengan gerakan aktif, pasif atau stimulus taktil

    kontralateral, maupun berpikir tentang gerakan. Gelombang ini berasal

    dari korteks sensorimotor.5

    d.

    Gelombang Beta

    Gelombang otak beta berada pada frekuensi tertinggi dibandingkan

    gelombang otak lainnya. Frekuensinya antara 14 spd (siklus per detik) atau

    Hertz hingga 30 spd/Hertz. Otak manusia berada pada frekuensi ini ketika

    seseorang sedang dalam keadaan sadar dan sedang dalam keadaan aktif.

    Misalnya saat belajar, membaca, berhitung, atau memperhatikan sesuatu

    ke arah luar dirinya. Gelombang ini juga ditemukan ketika siaga atau pada

    individu yang menjalani pengobatan tertentu, seperti benzodiazepines atau

    pengobatan anticonvulsants.

    Perbedaan amplitude kanan dan kiri lebih dari 35 % merupakan

    suatu abnormalitas. Distribusi terutama frontal dan central dengan

    amplitudo 1020 uV (dewasa) dan 60 uV (anak usia 12-18 bulan).5

    e.

    Gelombang Theta

    Posisi theta berada dibawah alpha, yaitu gelombang dengan

    frekuensi 4 hingga 7 Hertz. Gelombang theta merupakan gelombang

    dominan pada orang tua. Gelombang ini terjadi ketika kesadaran manusia

    lebih terfokus atau mengarah kedalam dirinya sendiri. Misalnya pada saat

    seseorang merasakan kantuk yang amat berat. Pada frekuensi ini, kinerja

    pikiran bawah sadar telah aktif dan menggantikan pikiran sadar.

    Distribusi di daerah frontal atau fronto-central dan temporal. Amplitudo

    3080 uV.5

    f. Gelombang Delta

    Gelombang delta mempunyai suatu frekwensi kurang dari 3 siklus

    per detik. Gelombang secara normal ditemukan hanya pada saat sedang

    tidur dan anak-anak muda. Frekuensi ini terjadi ketika seseorang berada

    pada kondisi yang tidak sadar. Misalnya pada saat tidur nyenyak

    (somnambulism/sleep state). Kondisi ini juga sering dihubungkan dengan

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    8/10

    6

    perasaan empati dan intuisi, yaitu pada saat manusia merasakan sebuah

    ketertarikan akan sesuatu atau pada saat manusia mampu menangkap

    perasaan orang lain.5

    A.Interpretasi Hasil Pemeriksaan EEG

    Normal a. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari aktivitas elektrik

    b.

    Tidak ada gambaran gelombang abnormal dari aktivitas elektrik dan

    tidak ada gelombang yang lambat

    c. Jika pasien dirangsang dengan cahaya (photic) selama test maka

    hasil gelombang tetap normal.3

    Abnormal a. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola tidak serupa dari aktivitas

    elektrik

    b.

    EEG menunjukkan gambaran gelombang abnormal yang cepat atau

    lambat, hal ini mungkin disebabkan oleh tumor otak,

    infeksi/peradangan, injuri, strok, atau epilepsi. Ketika seseorang

    mempunyai epilepsi dengan pemeriksaan EEG ini bisa diketahui

    daerah otak bagian mana yang aktivitas listriknya tidak normal.

    Namun pemeriksaan EEG saja tidak cukup, sebab EEG diambil

    selalu pada saat tidak ada serangan kejang bukan pada saat serangan,

    karena tidak mungkin orang yang sedang mengalami serangan

    epilepsi dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa EEG. Maka,

    pemeriksaan EEG harus ditunjang oleh pemeriksaan otak itu sendiri,

    yaitu melihat gambaran otaknya dengan teknik foto Magnetic

    Resonance Imaging (MRI). Jadi EEG dengan sendirinya tidak cukup

    untuk mendiagnosa penyakit neurology tetapi perlu dengan

    pemeriksaan yang lain

    c.

    Berbagai keadaan dapat mempengaruhi gambaran EEG. EEG yang

    abnormal dapat disebabkan kelainan di dalam otak yang tidak hanya

    terbatas pada satu area khusus di otak, misalnya intoksikasi obat,

    infeksi otak (ensefalitis), atau penyakit metabolisme (Diabetik

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    9/10

    7

    ketoasidosis)

    d. EEG menunjukkan grlombang delta atau gelombang teta pada orang

    dewasa yang terjaga. Hasil ini menandai adanya injuri otak

    e. EEG tidak menunjukkan aktivitas elektrik di dalam otak ( a flat/

    atau garis lurus ). Menandai fungsi otak telah berhenti, yang

    mana pada umumnya disebabkan oleh tidak adanya (penurunan)

    aliran darah atau oksigen di dalam otak. Dalam beberapa hal,

    pemberian obat penenang dapat menyebabkan gambaran EEG flat.

    Hal ini juga dapat dilihat di status epilepsi setelah pengobatan

    diberikan.3

  • 5/21/2018 Pemeriksaan EEG

    10/10

    8

    Daftar Pustaka

    1.

    Niedermeyer E, Lopes da Silva F. (2004).Electroencephalography : Basic

    Principles, Clinical Applications, and Related Fields. Lippincot Williams

    & Wilkins.

    2. Sharbrough F, Chatrian G-E, Lesser RP, Luders H, Nuwer M, Picton TW

    (1991): American Electroencephalographic Society Guidelines for

    Standard Electrode Position Nomenclature.J. Clin. Neurophysiol 8: 200-2.

    3. Gilmore RL (1994): J. Clin. Neurophysiol RL Gilmore (ed.): American

    Electrographic Society Guidelines in electroencephalography, evoked

    potentials, and polysomnography,J. Clin. Neurophysiol. 11:(1, January)

    147 pp

    4. Rush S, Driscoll DA (1969): EEG-electrode sensitivity-An application of

    reciprocity.IEEE Trans. Biomed. Eng. BME-16(1) 15-22.

    5. Oliveira SN, Rosado P. EEG sensitivity and specificity of the diagnosis of

    epilepsy. Acta Med Port. 2004; 17 (6): 465-70