pemeriksaan dan pengujian mutu produk kacang atom garuda di pt. garudafood putra putri jaya lampung

81
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN MUTU PRODUK KACANG ATOM GARUDA DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA LAMPUNG (Laporan Praktik Umum) Oleh DIAN PUTRA

Upload: dianputra

Post on 28-Dec-2015

375 views

Category:

Documents


82 download

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN MUTU PRODUK KACANG ATOM

GARUDA DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA LAMPUNG

(Laporan Praktik Umum)

Oleh

DIAN PUTRA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013

Judul Praktik Umum : PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN MUTU PRODUK KACANG ATOM GARUDA DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Dian Putra

NPM : 1014051061

Jurusan/PS : Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas : Pertanian

Lokasi Praktik Umum : Jl. Ir. Sutami KM 6 Desa Campang Raya,

Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung

Tanggal Persetujaun :

Menyetujui

Ketua Jurusan

Teknologi Hasil Pertanian Unila

Ir. Susilawati, M.SiNIP. 19610806 198702 2 001

Dosen Pembimbing

Drs. Azhari Rangga, M.App.ScNIP. 19550804 198112 1 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.NIP. 19610826 198702 1 001

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Praktik

Umum ini dapat terselesaikan.

Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan praktik umum dari wawancara,

pengamatan dan praktik langsung yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli sampai

dengan 24 Agustus 2013 di PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung.

Penyusunan Laporan PU ini tak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan

dari beberapa pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Ir. Sussi Astuti, M.Si. selaku Ketua Panitia Praktik Umum dan

Dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Drs. Azhari Rangga, M.App.Sc. selaku Dosen Pembimbing Praktik

Umum yang telah memberikan saran, pengarahan, dan bimbingan selama

proses penyusunan laporan Praktik Umum ini.

5. Kepada kedua orang tuaku tersayang dan adik-adiku, terima kasihku atas

kasih sayang, keikhlasan, dan doa tulus kalian yang senantiasa mendukung

setiap langkah positif dalam hidup.

6. Bapak A. Wimy Yanupramboko, S.T.P, selaku Pembimbing Lapang Praktik

Umum di PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung.

7. Hadi Anggara, Ridwan, Nano, Roki, Susi Utami dan Ruthdea terima kasih

atas kebersamaan, kerjasama dan bantuannya selama menjalankan PU ini.

8. Teman-temanku Keluarga Besar Angkatan 2010 ”Angguk-angguk Mundur”,

Terima kasih atas persahabatan dan kerjasamanya selama ini, semoga

persahabatan kita semua akan selalu terjalin.

9. Segenap keluarga besar THP FP Unila, kakak- kakak 2009, 2008, 2007,

2006, serta adik-adik 2011, 2012 Terima kasih atas kerjasamanya selama

ini.

Semoga semua yang telah kalian berikan kepada penulis dicatat sebagai amal

kebaikan oleh Allah SWT. Semoga karya ini dapat berguna bagi kita semua.

Amin Ya Robbi.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Desember 2013

Penulis

Dian Putra

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ i

SANWACANA .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah ................................................................. 1

1.2 Tujuan Praktik Umum ........................................................................... 3

1.3 Manfaat Praktik Umum.......................................................................... 4

1.4 Waktu, Tempat, dan Metode Pelaksanaan Kegiatan Praktik Umum ... . 5

II. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................... 7

2.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan......................................................... 10

2.3 Struktur Organisasi ................................................................................ 10

2.4 Ketenagakerjaan .................................................................................... 12

2.5 Kesejahteraan Karyawan ....................................................................... 14

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemeriksaan dan Pengujian Mutu Produk Kacang Atom ................. 16

3.1.1 Bahan baku ............................................................................ 16

3.1.1.1 Tepung tapioka ........................................................ 163.1.1.2 Biji kacang tanah (Ose) ........................................... 193.1.1.3 Bawang putih .......................................................... 22

3.1.2 Proses Produksi ...................................................................... 23

3.1.2.1 Persiapan bahan (Stock preparation) ....................... 233.1.2.2 Proses penyalutan (Coating) .................................... 263.1.2.3 Pengorengan ............................................................ 303.1.2.4 Pengemasan ............................................................. 33

3.2 Pengawasan Mutu Produk Jadi .......................................................... 35

3.2.1 Pengudangan ............................................................................. 353.2.2 Pengujian Kadar Air Produk Kacang Atom ............................. 363.2.3 Pengujian Kadar Lemak Produk Kacang Atom ....................... 38

3.3 Pengujian Lain-Lain .......................................................................... 41

3.3.1 Pengujian Viskositas ................................................................. 413.3.2 Pengujian pH ............................................................................ 42

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan ............................................................................................ 44

4.2 Saran .................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1. Kandungan Gizi Tapioka per 100 gam ..........................................................

17

Tabel 2. Data Uji Kadar Air Tepung Tapioka Katagori A Jenis FLT 03 dan FLT 46

18

Tabel 3. Data Uji pH Tepung Tapioka Katagori A Jenis FLT 03 dan FLT 46............

19

Tabel 4. Standar Nasional Indonesia Tepung Tapioka No. 01-3729-1995 .................

20

Tabel 5. Data Uji Kadar Air Biji Kacang Tanah (Ose) ...............................................

23

Tabel 6. Spesifik Persyaratan Mutu Biji Kacang Tanah (Ose) ....................................

24

Tabel 7. Kandungan Gizi Bawang Putih per 100 gam ................................................

25

Tabel 8. Data Uji Kadar Air Tepung Premix ..............................................................

29

Tabel 9. Jumlah Penggunaan Tepung Premik dan Tepung Lapis ...............................

30

Tabel 10. Data Uji Kadar Air Papatan .........................................................................

31

Tabel 11. Data Uji Kadar Air Kacang Atom ...............................................................

40

Tabel 12. Data Uji Kadar Lemak Kacang Atom 41

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi Hasil Pertanian merupakan jurusan yang ada di Fakultas Pertanian

Universitas Lampung yang menerapkan berbagai bidang-bidang keilmuan seperti

Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian, Kimia Hasil Pertania, Biokimia Umum,

Pengantar Teknologi Agroindustri, Mikrobiologi Hasil Pertanian, Fisiologi Pasca

Panen, Dasar-Dasar Pengawetan, Ilmu Gizi Pangan dan Evaluasi Gizi dalam

Pengolahan, Sistem Jaminan Mutu Hasil Pertanian, Pengantar Agroindustri,

Pengolahan Limbah Hasil Pertanian, Analisis Hasil Pertanian, dan Pengemasan

dan Penggudangan Produk Hasil Pertanian.

Agar mahasiswa mengetahui penerapan secara langsung bidang-bidang keilmuan

tersebut maka Fakultas Pertanian mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti

kegiatan Praktik Umum (PU) berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung Nomor: 320/UN26/4/DT/2013 tentang Praktik

Umum Program Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Praktik Umum

merupakan wahana bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan beragam pengetahuan

yang didapat selama kuliah sesuai dengan bidang keahliannya dan orentasinya di

dalam dunia kerja, hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai bekal

kemampuan operasional yang sangat berguna sebagai calon sarjana.

Kacang tanah merupakan komoditi yang kaya gizi. Biji kacang tanah mengandung

zat-zat yang berguna dan berisikan senyawa-senyawa tertentu yang sangat

dibutuhkan organ-organ tubuh manusia untuk kelangsungan hidup terutama

kandungan protein, karbohidrat dan lemak. Kandungan masing-masing unsur

sangat bagus yaitu kandungan protein sekitar 25-30%, karbohidrat 12% dan

minyak 40-50%. Selain itu kacang tanah (Arachis Hypogaea L.) dapat digunakan

sebagai bahan olahan seperti kacang telur, kacang atom, minyak goreng, susu

kacang, mentega, selai, dan berbagai macam kue. Selain itu kulit luarnya dapat

digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku biogas (AAK, 1989).

Pada era globalisasi saat ini berdampak terhadap sistem perdagangan bebas (free

trade) dan lebih terbuka antara negara satu dengan negara lainnya, sehingga

sistem perdagangan bebas ini memungkinkan produk luar negeri membanjiri

pasar domestik. Agar para pelaku industri dalam negeri khususnya pada industri

pangan dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun pasar internasional. Para

pelaku industri dalam negeri dituntut untuk mampu menghasilkan produk yang

bermutu dan mampu mempertahankan konsistensi produknya di mata konsumen.

PT. Garudafood Putra Putri Jaya merupakan salah satu industri makanan dan

minuman ringan yang cukup besar dimana produknya terdiri dari Kacang Atom

Garuda, Kacang Telur Garuda, Pilus Garuda, Leo, Gry, Chocolatos, Wafelatos,

Gery O Donut, Susu Clevo, Sari Buah (Space) dan Okky Jelly Drink. Agar produk

yang dihasilkan selalu terjaga mutunya dan mampu menciptakan kepuasan

terhadap konsumennya. PT. Garudafood Putra Putri Jaya melakukan pemeriksaan

dan pengujiaan terhadap mutu produk yang dihasilkan. Dalam hal ini Kacang

Atom Garuda merupakan makanan ringan yang telah lama dikenal masyarakat.

Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu kacang atom yaitu kadar air dan kadar

lemak. Kadar air tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas kacang atom dari segi

warna, bentuk dan tekstur. Sedangkan kadar lemak tinggi akan menyebabkan

terjadinya oksidasi lemak dan akan berakibat terhadap daya simpan produk

semakin lemah (Ketaren, 1986)

Kacang atom merupakan makanan kecil (Snack Food) yang dikonsumsi sebagai

cemilan atau sebagai perlengkap lauk pauk. Kacang atom diolah dari biji kacang

tanah yang dilapisi tepung tapioka (tepung premik dan tepung lapis) dengan

penambahan bumbu kanji sebagai pelekat. Pada proses pembuatan kacang atom

melalui beberapa proses seperti penyalutan, pengayakan, penggorengan dan

pengemasan.

1.2. Tujuan Praktik Umum

Tujuan praktik umum yang dilakukan penulis di PT. Garudafood Putra Putri Jaya

Lampung adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori

dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan).

b. Mengetahui dan mempelajari proses produksi kacang atom garuda di PT.

Garudafood Putra Putri Jaya Lampung.

c. Mengetahui dan mempelajari pemeriksaan dan pengujian mutu produk

kacang atom garuda di PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung.

d. Memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1

(S1) pada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lampung.

1. 3 Manfaat Praktik Umum

1. Manfaat praktik umum (PU) bagi Mahasiswa adalah :

a) Mengaplikasikan pengetahuan/teori kuliah dalam kehidupan nyata bidang

pertanian sesuai dengan bidang keahliannya.

b) Memperoleh pengalaman dan keterampilan operasional yang akan

membentuk jiwa kewirausahaan dan profesional.

c) Mendewasakan alam pikiran dalam menelaah masalah yang terdapat di

dalam bidang keilmuannya secara pragmatis ilmiah.

2. Manfaat praktik umum (PU) bagi Perguruan Tinggi adalah :

a) Memperoleh umpan balik berupa informasi/ teknologi dan hal-hal lain yang

relevan sebagai hasil kerja dan interaksi antara instansi dan mahasiswa

maupun institusi.

b) Memperoleh bahan dasar bagi studi pengembangan pendidikan.

c) Sebagai media promosi bagi calon sarjana yang berkualitas.

d) Sebagai media kerjasama antara perguruan tinggi dan instansi/perusahaan.

3. Manfaat praktik umum (PU) bagi instansi / perusahaan / lembaga lokasi

PU adalah :

a) Memperoleh bantuan tenaga kerja sementara yang mempunyai latar

pendidikan yang memadai, relevan dengan bidang usaha, dan murah

b) Memperoleh kesempatan untuk menjaring calon tenaga kerja potensial

dan terdidik.

c) Memperoleh bahan masukan/umpan balik dari perserta PU atau

institusi perguruan tinggi sebagai sarana kontrol kebijakan.

d) Sebagai media sosialisasi program dan promosi produk instansi/

perusahaan pada dunia luar melalui instansi perguruan tinggi.

1. 4 Waktu, Tempat, dan Metode Pelaksanaan Kegiatan Praktik Umum

Praktik umum ini dilaksanakan di PT. Garudafood Putra Putri Jaya yang

beralamat di Jalan Ir. Sutami KM 6 Campang Raya, Tanjungkarang Timur,

Bandar Lampung, dan yang dilaksanakan pada tangga 15 Juli sampai dengan 24

Agustus 2013.

Metode pelaksanaan kegiatan praktik umum ini antara lain :

1) Wawancara

Dilakukan terhadap pihak yang berwenang sesuai dengan petunjuk lapangan atau

berupa penjelasan langsung dari pembimbing lapangan.

2) Pengamatan langsung di lapangan.

Mengamati secara langsung proses produksi dan pengujian mutu produk kacang

atom garuda di PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung.

3) Praktik langsung

Ikut serta dalam pemeriksaan dan pengujian mutu produk kacang atom garuda di

Departemen QAQC yang berada pada PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung.

4) Pembahasan dan pelaporan

Menginterpretasikan data yang diperoleh dari Praktik Umum dari pemeriksaan

dan pengujian mutu produk kacang atom di PT. Garudafood Putra Putri Jaya

Lampung sehingga didapat gambaran, informasi dan analisis laporan dalam

memenuhi spesifikasi/ standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

II. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM

2. 1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Garudafood Putra Putri Jaya berawal dari sebuah industri rumah tangga yang

bergerak di bidang bisnis kacang garing yang bernama PT. Tudung yang didirikan

oleh Dharmo Putro (Alm) pada tahun 1957 yang dimulai dengan usaha dibidang

bisnis tapioka. Pada tahun 1979, PT. Tudung berganti menjadi PT. Tudung Putra

Putri Jaya (TPJ) yang memproduksi kacang kulit tanpa merek dagang.

Pada tahun 1987 produk kacang PT. Tudung Putra Putri Jaya mulai memasuki

pangsa pasar dan mengalami perkembangan yang sangat pesat dan telah berganti

merek menjadi Kacang Garing Garuda yang kemudian dikenal dengan sebutan

“Kacang Garuda”. Kacang Garing Garuda mendapatkan hati masyarakat dan

banyak yang menyukainya. Pada tahun 1993 PT. Tudung Putra Putri Jaya (TPJ)

mulai mengekspor Kacang Garing Garuda ke Hongkong. Untuk menjamin

Kacang Garuda dapat diterima oleh semua konsumen di seluruh pelosok negeri

dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Sehingga pada tahun 1994 dibangunlah

jaringan distribusi yang baik dengan mendirikan PT. Sinar Niaga Sejahtera (SNS).

Seiring terjadinya berkembangan perusahaan semakin pesat mendorong

perusahaan untuk terus melakukan inovasi-inovasi secara berkesinambungan.

Sehingga pada tahun 1995 mulai dikembangkan perusahaan baru dengan rnama

PT. Garudafood Putra Putri Jaya. Perusahaan mendirikan pabrik kacang lapis

yang meliputi: kacang atom, kacang telur dan kacang madu. Diversifikasi produk

kacang ini mendapat sambutan hangat dari konsumen meskipun masih baru daya

serap pasar terhadap produk ini mampu melampaui prestasi yang dicapai oleh

Kacang Garing.

Untuk menjamin kelangsungan supply kacang sebagai bahan baku utama, maka

pada tahun1996 dibangun PT. Bumi Mekar Tani (BMT). Perusahaan ini

mengembangkan usaha dibidang penanaman kacang. Selain mempunyai lahan

sendiri, perusahaan ini menjalin hubungan dengan para petani kacang secara

Partner Shift yang diatur oleh tenaga professional devisi khusus yang dinamakan

Plantation Division.

Pada akhirnya seluruh jerih payah, keseriusan dan keprofesionalan seluruh pekerja

Garudafood membuahkan hasil nyata yang sangat membanggakan. Dari hasil

survey yang berjudul Study Regarding Snack Industry and Marketing in

Indonesia, 1998, Corinthian Infopharma Corpora (CIC) menemukan bahwa

Kacang Garuda berhasil menguasai 65% pangsa pasar produk makanan kacang di

Indonesia, jauh meninggalkan merk produk kacang kedua yang mengusai 20%

pangsa pasar, sedengkan 15% lainnya diperebutkan oleh berbagai merk.

Kesuksesan berjalannya bisnis Kacang Garuda, mengantarkan perusahaan untuk

melebarkan sayapnya sebagai industri makanan ringan. Pada saat itu

perekonomian Indonesia sedang terpuruk dan mengalami krisis ekonomi, PT.

Garudafood Putra Putri Jaya mengembangkan jalur bisnis dengan memproduksi

biskuit bermerk Danza dan Gerry pada tanggal 22 Desember 1997. Kemudian

pada bulan mei 2008, Garudafood memulai bisnis jelly bersama PT. Tri Teguh

Manunggal Sejati (TMS) dengan merk dagang Okky dan Keffy.

Saat ini prestasi yang diraih PT. GPPJ memiliki semboyan “Leading In

Innovation” diantaranya adalah mendapat penghargaan sebagai Top Brand For

Kids dan mencapai ICSA (Indonesia Costumer Satisfaction Award) untuk produk

kacang pada tahun 2000 hingga 2005. Selain ICSA dan Top Brand For Kids, pada

Desember 2003 PT. GPPJ juga memperoleh Super Brand Award yang merupakan

merk dagang terbaik ditinjau dari target pasar, kepuasan konsumen dan respon

pasar. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung mulai beroperasi sejak bula Juli

2000. Produk yang diproduksi yaitu Kacang Atom, Pilus, LEO, dan Okky Jelly

Dring.

Kini produk PT. GPPJ diekspor ke berbagai Negara seperti Singapure, Malaysia,

Hongkong, Fhilipina, Brunai Darussalam, Cina, Australia, Kepulauan Pasifik,

USA, Canada, Guatemala, Mexico, Bangladesh, India, Arab Saudi, UAE,

Jordania, Lebanon, Yaman, Belanda Jerman dan lain-lain. PT. GPPJ sebagai

sebuah perusahaan yang bergerak pada industri makanan ringan mengemban misi

untuk memberikan kepuasaan kepada pelanggan dengan menciptakan produk dan

pelayanan yang berkualitas.sesuai dengan harapan yang diinginkan konsumen di

dalam maupun di luar negeri. Untuk itu pada tahun 2000 dibentuk Devisi Export,

International Operation Division (IOD).

2. 2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Pemilihan lokasi tempat berdirinya industri merupakan suatu hal yang sangat

penting dipertimbangkan agar seluruh kegiatan industri dapat berjalan dengan

lancar. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung memilih lokasi di Jalan Ir.

Sutami KM 6 Desa Campang Raya Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar

Lampung karena lokasi tersebut merupakan daerah industri dan relatif strategis

karena dekat dengan jalan besar sehingga mempermudah proses distribusi bahan

baku dan produk. Selain itu prasarana seperti listrik, telekomunikasi, dan air

bersih pun tersedia sebagai sarana pendukung kelancaran internal dan eksternal

perusahaan PT. GPPJ Lampung. Denah lokasi dan tata letak perusahaan dapat

dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

2. 3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang baik adalah dapat mendukung kelancaran suatu proses

produksi. Setiap bagian yang ada di dalamnya struktur organisasi harus memiliki

spesifikasi pembagian kerja dan tanggung jawab yang jelas sehingga

mempermudah jalanya pengambilan keputusan jika terjadi sesuatu masalah.

PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung dipimpin oleh seorang Head of

Bussines Unit (Head of BU) yang bertanggung jawab kepada Head

Manufacturing. Head of BU membawahi delapan Departement Head yaitu Head

of Plan Do Check Action (PDCA), Head of Finance Accounting and Infomation

Technologu (FA IT), Egineering (Teknik), Produksi, Head of Human Capital and

Service (HCS), Head of Quality Assurance-Quality Control (QA-QC), Production

Palning Inventary Control (PPIC and PROC), dan Head of Product Development

and Formula (PD-Formula). Struktur organisasi dapat dilihat di Lampiran 3 dan

tugas masing-masing departemen sebagai berikut:

1. PDCA merupakan departemen yang memastikan sistem dan program BU

dapat berjalan sesuai dengan rencana.

2. FA IT merupakan departemen yang menangani keuangan perusahaan dan

pembukuan, memastikan kebutuhan informasi dan teknologi tersedia.

3. Egineering (Teknik) merupakan departemen yang menangani alat produksi,

mesin, kontruksi, power room, aletrik dan mekanik.

4. Produksi merupakan departemen yang menangani proses pengolahan produk.

5. HCS merupakan departemen yang menangani pekerja, recruitment, training,

promotion, transportasi, security, kantin, dan urusan yang menyangkut luar

perusahaan.

6. QA-QC (Quality Control-Quality Assurance). QC merupakan departemen

yang menangani pengawasan mutu bahan baku, bahan tambahan, pengawasan

mutu selama proses, serta pengawasan mutu terhadap produk yang dihasilkan.

QA merupakan departemen yang menangani penjaminan mutu, pelaksanaan

dan monitoring Quality Management. Struktur Organisasi QC dapat dilihat di

bawah ini.

Gambar 1. Sturktur Organisasi QC

7. PPIC dan Precurement merupakan departemen yang menangani perencanaan

produksi, perencanaan kebutuhan bahan baku, bahan kemas, bahan pembantu

dan pengiriman produk jadi ke distributor.

8. PD-Formula merupakan departemen yang menangani pengembangan produk

(inovasi baru) dan menyediakan formula untuk kebutuhan produksi.

2. 4 Ketenagakerjaan

Karyawan PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung dibagi menjadi dua yaitu

karyawan kontrak dan karyawan tetap. Karyawan kontrak adalah karyawan yang

terikat hubungan kerja dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh

perusahaan. Sedangkan karyawan tetap adalah karyawan yang terikat hubungan

kerja untuk waktu yang tidak tentu dengan perusahaan dan telah melampaui masa

Head of QAQC

Tema Leader Laboratorium

Foneman Laboratorium

Analisa Laboratorium

Analisa Laboratorium

Limbah

Analisa Ratain Sampel

Section Head of QC

percobaan. Tingkat karyawan dibagi menjadi Departemen Head, Section Head,

Team Leader, Foremen and Operator.

Tingkat pendidikan karyawan PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

bervariasi mulai dari SLTP, SMA, Diploma dan Sarjana. Setiap seminggu pekerja

bekerja selama enam hari yaitu Senin sampai dengan Sabtu. Sedangkan hari

Minggu sebagai hari libur. Dengan alasan efesiensi operasional perusahaan, maka

perusahaan berhak mengatur pemindahan hari libur ke hari kerja lain dengan tidak

mengubah jam kerja pada hari yang diganti.

Waktu kerja di PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung bagi pekerja kantor

atau non produksi hari kerja dari Senin sampai Jum’at dengan jam kerja dari

pukul 08.00-16.00 WIB dan waktu istirahat 1 jam, hari Sabtu jam kerja pukul

08.00-14.00 WIB. Pekerja pabrik atau produksi diberlakukan sistem shift yang

terdiri dari tiga shift yaitu shift satu pukul 07.00-15.00 WIB, shift dua pukul

15.00-23.00 WIB dan shift tiga pukul 23.00-07.00 WIB, waktu istirahat satu jam.

Petukaran Shift dilakukan satu minggu sekali sesuai kebutuhan operasional

perusahan dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawan. Selain

itu seluruh karyawan diharuskan menjaga kesehatan diri dan tidak melakukan

kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi silang.

PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung menetapkan beberapa peraturan

tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan selama berkerja (Lampiran 4), higiene

karyawan (Lampiran 5), waktu untuk mencuci tangan (Lampiran 6), kegiatan

tidak boleh dilakukan selama dalam ruang produksi (Lampiran 7) dan panduan

cara memakai topi dan masker (Lampiran 8).

Setiap bulannya pekerja menerima gaji pokok sesuai dengan jabatannya. Bagi

pekerja yang melakukan kerja lembur maka akan menerima uang lembur bersama

dengan gaji pokok. Penggajian dilakukan setiap akhir bulan melalui transfer dari

Bank yang ditunjuk oleh perusahaan. Pekerja yang telah menjalani masa kerja 12

bulan terus menerus dan kehadirannya minimal 23 hari kerja perbulan berhak atas

cuti tahunan selama 12 hari kerja. Pekerja wanita yang hamil diberi cuti

melahirkan selama satu setengah bulan sebelum dan satu setengah bulan sesudah

melahirkan atau gugur kandungan dengan tetap menerima gaji penuh.

2. 5 Kesejahteraan Karyawan

PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung menyadari bahwa pergerakan usaha

akan berjalan dengan baik apabila karyawan mendapatkan kesejahteraan yang

memadai sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan dan semangat kerja maka

PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung memberikan fasilitas dan jaminan

kesehatan. Fasilitas yang tersedia untuk karyawan antara lain masjid, poliklinik,

kantin, koperasi karyawan, seragam, loker, pelayanan pengobatan rawat inap dan

rawan jalan yang diikut sertakan melalui JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga

Kerja).

Pengobatan di luar kecalakaan kerja, cuti haid, cuti nikah, bantuan melahirkan

bagi tenaga kerja wanita, cuti tahunan, uang insentif produktifitas, tunjangan hari

raya (THR), bonus serta hadia bagi karyawan berprestasi. Setiap Shift malam,

semua karyawan atau pekerja diberi gizi tambahan. Perlengkapan kerja juga

disediakan oleh perusahaan antara lain seragam, sepatu boot, hairnet, masker dan

celemek yang disesuaikan berdasarkan jenis pekerjaannya.

Perusahaan juga melaksanakan program keselamatan dan keamanan kerja (K3),

program ini diterapkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat bekerja kepada

pekerja dan karyawan dengan cara melakukan penyuluhan K3, penyediaan

peralatan keselamatan kerja, pelatihan penanganan dan pencegahan bahaya.

Adanya program keselamatan dan keamanan kerja tersebut dapat menciptakan dan

menjaga kondisi kerja yang aman dan sehat di seluruh lapangan usaha.

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemeriksaan dan Pengujian Mutu Produk Kacang Atom

3.1.1 Bahan baku

3.1.1.1 Tepung tapioka

Tepung tapioka diperoleh dari ekstraksi ubi kayu yang telah mengalami pencucian

sempurna, pengeringan dan penggilingan. Kandungan pati pada tapioka mencapai

88,70% dan sisanya terdiri dari air, protein, lemak dan mineral dalam jumlah

sedikit. Tapioka mengandung 17% amilosa dan 83% amilopektin. Di dalam

pangan digunakan sebagai agen pembentuk struktur dan pengikat. Untuk

mendapatkan tepung tapioka yang berkualitas baik, maka perlu memperhatikan

bahan baku (ubi kayu) dan proses yang digunakan. Amilopektin merupakan

komponen utama yang berpengaruh dalam pengembangan, karena terjadinya

proses gelatinisasi yang sempurna.

Proses gelatinisasi yang tidak sempurna pada proses pembuatan kacang atom akan

menurunkan kerenyahan produk karena tidak terbentuk struktur yang

mengembang pada saat penggorengan (Ratnawati, 1994 dalam Saivani, 2000).

Berikut kandungan gizi utama pada tapioka dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi Tapioka per 100 gramNo Komposisi (g) Nilai1 Air (g) 122 Protein (g) 0.503 Lemak (g) 0.304 Karbohidrat (g) 86.95 Kalsium (g) 06 Kalori (kal) 3627 Fosfor (mg) 08 Zat besi (mg) 09 Bagian dapat dimakan 100

Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1981), dalam Rukmana (1997)

Pada PT. Garudafood Putra Putri Jaya, tepung tapioka terdiri dari berberapa

katagori. Katagori A merupakan tepung tapioka yang belum mengalami

pencampuran (original), katagori B merupakan tepung tapioka yang telah

dicampur dengan jenis lain, sedangkan katagori C merupakan tapung tapioka B

yang telah ditimbang dan dikemas per paket.

Pengujian mutu tepung tapioka dilakukan pada tepung tapioka katogori A. Jenis

tepung tapioka katagori A terdiri dari tapung tapioka FLT 03 dan FLT 46.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Tepung Tapioka No. 01-3729-1995,

paremeter pengujian yang dilakukan meliputi aroma, bentuk, kontaminan, kotoran

berupa ganula, warna, kada air, dan pH. Pemeriksaan parameter aroma dilakukan

secara sensory dengan ciri-ciri seperti beraroma khas tepung, tidak berbau asam

dan bebas dari bau menyimpang. Parameter bentuk dan kontaminan diperiksa

secara visual yaitu berbentuk serbuk halus dan tidak adanya batu krikil di tepung.

Parameter warna dilakukan pemeriksaan dengan membandingkan warna tepung

tapioka yang baru datang dengan master tepung tapioka yang warnanya telah

distandarkan oleh Departemen PD dan diperbaharui secara periodik sebagai

colour control. Sedangkan pengujian kadar air dilakukan dengan menggunakan

metode moisture analyzer. Pengujian kadar air tepung tapioka jenis FLT 03 dan

FLT 46 dengan berat bahan ± 2 gram. Standar kadar air tepung tersebut maksimal

13%. Berikut data hasil pengujian kadar air tepung tapioka katagori A dengan

jenis FLT 03 dan FLT 46 dapat dilihat di Tabel 2.

Tabel 2. Data Uji Kadar Air Tepung Tapioka Katagori A Jenis FLT 03 dan FLT 46.Sampel Hasil (%)FLT 03 12.05FLT 46 12.55

Sumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

Berdasarkan pengujian kadar air yang dilakukan pada tepung tapioka katagori A

jenis FLT 03 didapat hasil 12.05%, sedangkan jenis FLT 46 didapat hasil 12.55%,

sehingga tepung tapioka kategori A yang di uji diterima karena sesuai dengan

standar kadar air tepung. Dalam hal ini apabila kadar air tepung terlalu tinggi

maka tepung menjadi lembab dan cepat rusak, akibatnya daya simpan tepung

menjadi lebih pendek. Formulir penerimaan tepung tapioka dapat dilihat pada

Lampiran 9.

Agar mutu tepung tapioka selalu terjaga maka dilakukan pemeriksaan dan

pengujian sesuai standar baik SNI dan standar perusahaan pada tepung tapioka

saat bahan tersebut akan digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahan

tersebut layak digunakan atau tidak dalam produksi. Berikut Standar Nasional

Indonesia Tepung Tapioka No. 01-3729-1995 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Nasional Indonesia Tepung Tapioka No. 01-3729-1995No Kriteria Uji Satuan Pesyaratan1

1.11.21.323456

78

910111213141516171819

KeadaanBauWarnaRasaBenda asingKadar AirKadar AbuSerat kasarDerajat asam

SO2

Bahan tambahan makanan (bahan pemutih)

Kehalusan, lolos ayakan 100 meshCemaran logramTimbal (Pb)Tembaga (Cu)Seng (Zn)Raksa (Hg)Cemaran arsen (As)Cemaran mikrobaAngka lempengan totalE. ColiKapang

----% (b/b)% (b/b)% (b/b)ml NaOH 1 N/100 gmg/kg

% (b/b)

mg/kgmg.kgmg/kgmg/kgmg/kg

koloni/gAPM/gKolomn

NormalNormalNormalTidak boleh adaMaks 13Maks 0.5Maks 0.1Maks 4

Maks 30Sesuai dengan SNI 01-0222-1995Min 95

Maks 1.0Maks 10.0Maks 40.0Maks 0.05Maks 0.5

Maks 106

Maks 10Maks 104

Sumber : Dewan Standardisasi Nasional (1995)

3.1.1.2 Biji kacang tanah (Ose)

Kacang tanah (Arachis hypogaea L) merupakan tanaman polong-polongan atau

legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia (Sarwanto, 1994). Biji kacang

tanah (ose) dapat diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan

yang menguntungkan. PT. Garudafood Putra Putri Jaya mendatangkan biji kacang

tanah (ose) dari berbagai daerah baik dalam negeri maupun impor dari luar negeri.

Biji kacang tanah merupakan bahan utaman dalam pembuatan kacang atom.

Pada pemeriksaan dan pengujian biji kacang tanah ada beberapa parameter yang

diperiksa seperti kualitas umum, warna, rasa, kadar air, aroma, jumlah kotoran

atau benda asing (admixture), dan cacat pada biji kacang tanah (imperfect kernel).

Kualitas umum diperiksa dengan cara mengramati keadaan umum biji kacang

tanah seperti zak biji kacang tanah tidak berjamur, biji kacang tanah tidak

terinfestasi hama serangga (kutu dan ulat), tidak berbubuk, tidak berjamur dan

kulit ari biji kacang tanah tidak mudah terlupas agar memudahkan tepung premix

dan tepung lapis dapat melekat pada biji kacang tanah. Dalam pemeriksaan

tersebut bertujuan agar biji kacang tanah yang digunakan terbebas dari

kontaminasi jamur dan hama yang dapat merugikan kesehatan atau estetika.

Setelah dilakukan pemeriksaan apabila biji kacang tanah yang datang terdapat

jamur, maka biji kacang tanah akan ditolak. Namun apabila biji kacang tanah

yang datang hanya terdapat kutu dan ulat, maka biji kacang tanah akan difumigasi

terlebih dahulu. Proses fumigasi sebagai berikut menyusun biji kacang tanah

diatas palet sebanyak 10 karung. Menutup biji kacang tanah dengan terpal,

memasukkan zat sitogsin pada bagian bawah palet, proses selama 4 – 7 hari.

Kemudian membuka terpal penutup dan membuang zat sitogsin. Setelah proses

fumigasi selesai maka biji kacang tanah dapat digunakan dan tahan selama 6

bulan disimpan di dalam gudang.

Pada biji kacang tanah warnanya harus sesuai dengan standar yaitu berwarna

merah muda sampai dengan agak coklat. Aroma biji kacang tanah normal seperti

aroma khas kacang tanah, tidak tengik dan apek seperti tidak ada aroma

menyimpang. Rasanya agak manis khas biji kacang tanah. Kadar air kacang tanah

kurang dari 10% karena jika terlalu tinggi akan memungkinkan biji kacang tanah

untuk berjamur.

Pengujian kadar air biji kacang tanah dilakukan dengan menggunakan metode

oven. Pengujian dilakukan dengan waktu analisa 2-3 jam, dengan berat bahan ± 2

gram. Jika keadaan visual dan keadaan umum dinyataan OK oleh QC maka

kacang tanah dibongkar dari muatan dan disimpan dalam gudang. Kadar air yang

bisa diterima yaitu 5 – 9.8%. Data hasil pengujian kadar air biji kacang tanah

metode oven dapat dilihat di Tabel 4.

Tabel 4. Data Uji Kadar Air Biji Kacang Tanah (Ose).

Berat Cawan (g)Berat Sampel Awal

(g)Berat Sampel Akhir

(g)Hasil (%)

53.197 2.055 55.132 5.839446.792 2.061 48.732 5.870953.201 2.016 55.093 6.1507

Sumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

Pengecekan admixture dan imperfect kernel dilakukan dengan cara sampel

sebanyak 1000 gram disortir secara manual kemudian ditimbang beberapa

prosentasenya dari berat keseluruhan sampel. Setelah dilakukan pemeriksaan dan

dinyatakan lolos oleh QC incoming terhadap biji kacang tanah. Selanjutnya biji

kacang tanah dipisahkan sesuai dengan ukuranya masing-masing yaitu 5 mm, 6

mm dan 6 mm up dengan alat ayak biji kacang tanah. Kemudian biji kacang tanah

tersebut ditimbang per paket.

Pada biji kacang tanah berukuran 5 mm yaitu 5 Kg/paket dan biji kacang tanah

berukuran 6 mm serta 6 mm up yaitu 8 Kg/paket. Kemudian biji kacang tanah

tersebut disimpan di ruang cold storage yang bersuhu 21-23 0C. Biji kacang tanah

inilah yang disebut dengan biji kacang tanah katagori C. Agar mutu biji kacang

tanah selalu terjaga maka dilakukan pemeriksaan dan pengujian sesuai standar

baik SNI dan standar perusahaan pada tepung tapioka saat bahan tersebut akan

digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahan tersebut layak digunakan

atau tidak dalam produksi.

Pemeriksaan mutu biji kacang tanah di sesuaikan dengan Standar Nasional

Indonesia. Spesifik persyaratan mutu biji kacang tanah (ose) dapat dilihat di

Tabel. 5.

Tabel 5. Spesifik Persyaratan Mutu Biji Kacang Tanah (Ose)

No Jenis Uji SatuanPersyaratan Umum

I II III1 Kadar air (%) Maks. 6 Maks. 7 Maks. 82 Butir rusak (%) Maks. 0 Maks. 1 Maks. 23 Butir belah (%) Maks. 1 Maks. 5 Maks. 104 Butir warna lain (%) Maks. 0 Maks. 2 Maks. 35 Butir keriput (%) Maks. 0 Maks. 2 Maks. 46 Kotoran (%) Maks. 8 Maks. 7 Maks. 67 Diameter (mm) Min. 8 Min. 7 Min. 6

Sumber : SNI (1995)

3.1.1.3 Bawang putih

Bawang putih (Allium sativum) termasuk klasifikasi tumbuhan berumbi lapis atau

siung yang bersusun. Bawang putih tumbu secara berumpun dan berdiri tegak

sampai setinggi 30-75 cm, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-

pelepah daun. Kriteria bawang putih yang digunakan yaitu dikemas dalam karung

plastik, mempunyai penampakan yang segar, bersih, berbentuk bongkolan,

berwarna putih, beraroma kuat dan tidak berumur muda, serta tidak terdapat spora

berwarna hitam. Pananganan bawang putih dikemas dalam karung plastik jala

yang kemudian diletakkan di atas palet. Kandungan gizi bawang putih dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kandungan Gizi Bawang Putih per 100 gramNo Komposisi (gram) Nilai1 Protein (g) 4.52 Lemak (g) 0.23 Hidrat arang (g) 23.104 Kalsium (g) 425 Fosfor (mg) 1346 Zat besi (mg) 17 Vitamin B1 (mg) 0.228 Vitamin C (mg) 159 Air (mg) 7110 Kalori (kal) 95

Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1981), dalam Santoso (1988)

Bawang putih mengandung dua komponen penting, yaitu allicin yang berfungsi

mencegah penyakit dan scordinin yang berfungsi memberi kekuatan ekstra bagi

tubuh. Alicin adalah komponen utama yang berperan memberi aroma bawang

putih, mengandung sulfur dengan struktur tidak jenuh dan dalam waktu singkat

terurai menjadi senyawa dialil disulfida (Syamsiah, 2003). Penyimpanan bawang

putih pada suhu dingin dan dalam waktu yang lama, allicin dapat bertahan lama

dan pada penyimpanan pada saat suhu kamar akan menyebabkan allicin hilang.

3.1.2 Proses produksi

3.1.2.1 Persiapan bahan (Stock preparation)

Pada prosese produksi persiapan bahan terbagi menjadi 2 area yaitu area basah

dan area kering. Area kering digunakan untuk tempat persiapan tepung tapioka

yang digunakan dalam pembuatan tepung premik dan tepung lapis. Tepung

premik digunakan pada bagian dalam biji kacang tanah karena tepung premik

digunakan untuk proses pengembangan pada saat penggorengan. Sedangkan

tepung lapis digunakan sebagai lapisan luar biji kacang tanah setelah tepung

premik. Area basah digunakan sebagai pembuatan kanji dan juice bawang.

Pembuatan juice bawang menggunakan mesin comitrol yang secara otomatis

akan menghaluskan bawang putih tanpa harus mengupas kulitnya terlebih dahulu.

Pada pembuatan kanji menggunakan bahan tepung tapioka katagori A dan bumbu

atau formula yang telah disiapkan oleh PD Formula dalam bentuk paketan.

Pertama-tama yang harus dilakukan dalam proses pembuatan kanji. Tepung

katagori A dicampur dengan air dingin masing-masing 15 Kg secara manual

dengan ember. Setelah menjadi adonan dimasukkan ke dalam mixing kanji dan

dicampur dengan air panas dengan suhu 95-100 0C sebanyak 240 Kg. Apabila

sudah tercampur maka dimasukkan juice bawang dan formula. Dalam proses

mixing memerlukan waktu sekitar 30 menit setelah semua bahan tercampur

merata dan tergelatinisasi.

Dalam hal ini larutan kanji berfungsi sebagai pengikat antara biji kacang tanah,

tepung premik dan tepung lapis. Selain itu larutan kaji digunakan sebagai

penambah cita rasa pada produk. Pada proses mixing semua bahan baku

dimasukkan menjadi satu sampai didapatkan adonan homogen, mesin mixing

mampu menghomogenkan adonan dengan menggunakan tipe double blade

dengan dua arah berlawan, dengan putaran rpm berbeda, yaitu 11 dan 21 rpm. Per

batch mixing mampu menghasilkan adonan berbeda-beda tergantung dari

kapasitas mesin mixing yang dipakai, diantaranya yaitu mixing dengan kapasitas

50 kg, 100 kg, 150 kg dan 200 kg.

Untuk mendapatkan adonan yang homogen pada proses mixing dibutuhkan waktu

10 menit sampai 20 menit, dengan cara pengadukan ke dalam dan ke luar secara

bergantian sebanyak 5 kali putaran. Untuk menyelesaikan satu putaran dibutuhkan

waktu 2 menit, sehingga untuk menyelesai waktu adonan membutuhkan waktu 10

menit, dikontrol dengan menggunakan timer dan lampu alarm yang menyala

untuk memberi tanda kepada operator bahwa proses mixing akan berakhir. Pada

proses mixing kecepatan mesin sangat berpengaruh terhadap kehomogenitasan

larutan kanji. Sehingga sebelum digunakan alat tersebut diukur terlebih dahulu

mengunakan tachometer agar kecepatan mesin mixing dapat diketahui. Pada

proses mixing setiap 1 jam sekali suhu air panas dicek menggunakan Thermometer

Stick agar suhu tetap konstan antara 95-100 0C. Apabila suhu yang digunakan

tidak optimal maka dapat mempengaruhi proses gelatinisasi pati.

Gelatinisasi merupakan proses terjadinya pembengkakan ganula pati yang bersifat

tidak dapat kembali pada kondisi yang semula (Winarno,1997). Ganula -ganula

tersebut akan mengembang hingga volumenya lima kali lipat volume semula. Hal

ini terjadi saat temperatur meningkat dari 60oC sampai 85oC. ganula akan pecah

dan isinya terdispersi merata ke seluruh air sekelilingnya. Molekul berantai

panjang mulai membuka dan mencampur pati menjadi kental, membentuk sol.

Jika perbandingan pati dan air cukup besar pada saat pendinginan, maka molekul

pati membentuk jaringan dengan molekul air terkurung didalamnya sehingga

membentuk gel.

Suhu gelatinisasi adalah titik dimana ganula pati pecah dan sifat birefringet mulai

menghilang (Winarno, 1997). Suhu gelatinisasi tidak semuanya sama pada

berbagai jenis pati, semakin tinggi kadar amilosa maka suhu gelatinisasi semakin

menurun. Proses gelatinisasi terjadi melalui 3 fase yaitu fase pertama air secara

perlahan-lahan dan bolak-balik berimbisi ke dalam ganula, fase kedua ditandai

dengan pengembangan ganula secara cepat karena penyerapan air yang

berlangsung cepat sehingga kehilangan sifat birefringent, dan fase ketiga jika suhu

terus naik maka molekul amilosa terdifusi ke luar ganula.

Pati yang tergelatinisasi sempurna akan mengeluarkan air dalam jumlah besar

ditandai dengan terbantuknya rongga-rongga pada permukaan produk kacang

atom. Keadaan ini yang akan menghasilkan produk menjadi renyah. Tetapi pati

yang mengalami gelatinisasi tidak sempurna akan mengeluarkan air dalam jumlah

yang kecil dari dalam ganula, sehingga pengembangan kacang atom kurang baik.

3.1.2.2 Proses penyalutan (Coating)

Proses penyalutan merupakan proses pelapisan kacang tanah dengan bumbu kanji,

tepung premix dan tepung lapis. Tepung premix merupakan campuran dari tiga

jenis tepung yaitu (09, 23, MS 04), sedangkan tepung lapis merupakan campuran

dari dua jenis tepung yaitu (23 dan MS 04). Bumbu kanji merupakan bahan

perekat, yang lengket seperti lem yang digunakan untuk merekatkan tepung

premix dan tepung lapis pada saat proses penyalutan dan sebagai pemberi rasa

pada kacang atom. Waktu penyalutan untuk setiap ukuran biji kacang tanah sama

yaitu 40 menit. Satu bungkus tepung premix dan tepung lapis waktu

penyalutannya satu setengah menit.

Proses penyalutan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memeriksa mesin penyalut (molen) dan memastikan mesin dalam keadaan

bersih dan siap dioperasikan.

2. Menekan tombol “ON” untuk mengidupkan mesin penyalutan.

3. Memasukkan dua karung kacang tanah (1 karung = 8 kg) ke dalam mesin

penyalut.

4. Menuangkan bumbu kanji (800 ml dan 1000 ml) pada satu titik bagian bawah

sudut mesin penyalutan (sesuai perlakuan)

5. Menaburkan tepung premix sebanyak 2 bungkus, tahan laju kacang tanah

dengan menggunakan jari tangan.

6. Proses penaburan tepung premix perbungkus 1.5 menit.

7. Mengulangi proses penuangan bumbu kanji dan penaburan tepung sampai

bungkusa tepung premix habis.

8. Setelah tepung premix habis dilanjutkan dengan penaburan tepung lapis.

Diawali dengan penuangan bumbu kanji (1000 ml dan 1200 ml) pada satu titik

bagian bawah sudut penyalutan.

9. Menaburkan tepung lapis sebanyak 2 bungkus, tahan laju kacang tanah dengan

menggunakan jari tangan.

10. Proses penaburan tepung lapis perbungkus memerlukan waktu 1.5 menit.

11. Mengulangi penuangan bumbu kanji dan tepung sampai bungkusan tepung

lapis habis.

12. Proses penyalutan berkisaran antara 40 menit..

13. Mengambil hasil penyalutan dari mesin molen dengan menggunakan baskom

dan memasukkan ke basket untuk proses ayak.

Dalam hal ini sebalum digunakan tepung premix dilakukan pengujian kadar air

dengan menggunakan metode moisture analyzer. Data hasil pengujian kadar air

tepung premix dapat dilihat pada Tabel. 7

Tabel 7. Data Uji Kadar Air Tepung Premix.Sampel Hasil (%)

Tepung premix 1-2 13.5Tepung premix 3-4 13.0Tepung premix 5-6 13.47Tepung premix 7-8 12.39Tepung premix 9 12.59Sumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

Banyak penggunaan tepung premix dan lapis tergantung kepada ukuran biji

kacang tanah yang digunakan. Banyaknya tepung premix dan tepung lapis dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Penggunaan Tepung Premik dan Tepung LapisUkuran Biji Kacang Tanah Tepung Premix Tepung Lapis

5 mm 15 paket 5 paket6 mm 18 paket 3 paket> 6 mm 18 paket 3 paketSumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

Pada proses coating papatan yang diinginkan yaitu berbentuk bulat sampai

lonjong dengan panjang 6-9 mm dan diameter 5-7 mm, pelapisan tepung rata,

papatan tidak menempel satu sama lain serta memiliki tekstur yang halus. Papatan

yang telah jadi dimasukkan ke dalam basket kemudian diayak di mesin ayak

mentah dengan ukuran lubang ayakan 4 dan 8 mm. Hasil dari proses ayakan ini

terbagi menjadi 4 yaitu hasil baik (papatan), petalan, meniran 2 dan meniran 3.

Hasil baik merupakan papatan yang sesuai standar atau lolos pada proses

pengayakan dan siap untuk digoreng. Papatan yang ukurannya diatas standar atau

tidak lolos pada ayakan 8 mm disebut petalan. Meniran 2 adalah papatan yang

lapisan tepungnya terlalu tipis sehingga lolos pada ayakan 4 mm. Meniran 2 ini

dilakukan pelapisan ulang kembali agar ukurannya sesuai dengan standar.

Meniran 3 adalah meniran 2 yang telah dilapis ulang namun masih lolos ketika

diayak pada ayakan 4 mm. Petalan dan meniran 3 ini akan dilakukan proses

rework dengan cara diremet yaitu tepung salut pada biji kacang tanah dihancurkan

untuk memisahkan biji kacang tanah dengan tepungnya. Tepung tersebut

dikemudian diayak kembali pada ayakan 2 mm dan dipakai lagi sebagai tepung

premix setelah dijemur beberapa saat untuk mengurangi kadar air. Sedangkan biji

kacang tanah digunakan kembali untuk proses coating dengan tepung premix dan

tepung lapis.

Parameter yang diperiksa oleh QC secara berkala (Lampiran 9) adalah kecepatan

mesin molen, suhu awal pemakaian kanji dan kadar air papatan. Mesin molen ini

berjumlah 27 buah yang terdiri dari 10 buah mesin molen besar dan 17 mesin

molen kecil, maka pengecekan kecepatan mesin molen dan suhu awal pemakaian

kanji diwakili oleh sampel. Penentuan jumlah sampel pada PT. Garudafood Putra

Putri Jaya Lampung dihitung dengan rumus .

Kecapatan mesin molen diukur dengan menggunakan alat taccometer setiap awal

shift, sedangkan suhu awal pemakaian kanji dicek dengan alat thermometer stick

setiap palet (31 basket). Kadar air papatan sebelum dilakukan penggorengan

terlebih dahulu dilakukan pengujian di Lab. Kimia Fisika dengan menggunakan

metode oven. Data pengujian kadar air papatan dapat dilihat di Tabel 9.

Tabel 9. Data Uji Kadar Air Papatan

Jenis Papatan

Berat Cawan (g)

Berat Sampel Awal (g)

Berat Sampel Akhir (g)

Hasil (%)Rata-Rata (%)

AJT52.332 2.012 53.562 38.8667

38.865448.239 2.025 49.477 38.8641

AJB51.796 2.017 53.031 38.7704

38.566654.425 2.028 55.675 38.3639

Sumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

Berdasarkan hasil uji kadar air papatan yang didapat pada Tabel 9, maka papatan

kacang atom AJT dan kacang atom AJB dapat langsung dilakukan penggorengan.

Hal ini karena standar kadar air papatan kacang atom yang diinginkan adalah 39-

40 %. Apabila kadar air papatan tinggi maka pada saat penggorengan papatan

akan menempel satu sama lain dan apabila kadar air papatan rendah pada saat

penggorengan papatan akan pecah dan bertekstur cenderung keras.

3.1.2.3 Penggorengan

Proses penggorengan dilakukan secara kontiyu dengan metode deep frying

dimana papatan digoreng dalam keadaan terendam lemak. Alat pengorengan

Fryer merupakan mesin penggorengan yang berbentuk persegi panjang dengan

belt berjalan di bagian tengahnya dan tertutup bagian bawah dan diatasnya. Belt

terbuat dari bahan campuran stainless stell dan baja sehingga fapad digunakan

pada suhu tinggi dan merupakan penghantar panas yang baik. Penggorengan

papatan kacang atom dilakukan dua kali penggorengan yaitu stage 1 dan stage 2.

Stage 1 bersuhu 124,6-133 0C dimasudkan untuk pengembangan papatan. Stage 2

bersuhu 147-151 0C untuk pematangan papatan. Setelah melalui proses goreng,

WIP (Work In Process) atau produk akhir ditiriskan dengan ayak vibrator lalu

masuk ke cooling tunnel. Jika sudah melalui proses cooling maka WIP tersebut

dimasukkan kedalam basket-basket yang berkapasitas 13 kg/basket.

Pemeriksaan mutu yang dilakukan meliputi pemeriksaan kecepatan konveyor

incline dan bulk feeder, tinggi gate, kadar air papatan, speed konveyor frying

stage 1 dan 2, suhu penggorengan, FFA minyak, kecepatan konveyor tiris/vibrator

dan cooling, kecepatan ayak vibrator, suhu cooling, BD (Bulk Density WIP),

kadar lemak dan air WIP serta sensori WIP. Formuli pemeriksaan proses goreng

kontinyu dan WIP hasil goreng Kacang Atom dapat dilihat di Lampiran 10 dan

Lampiran 11.

Pada dasarnya kecepatan konveyor disetiap bagian akan mempengaruhi waktu

tempuh/ lamanya proses dan input produk kebagian berikutnya. Sebelum

dilakukannya proses penggorengan, papatan akan melalui bulk feeder yang

merupakan tempat ditampungnya papatan yang susai dengan standar. Dalam hal

ini bulk feeder terlebih dahulu diukur tinggi gate agar input produk ke konveyor

incline tidak berlebihan. Apabila berlebihan akan mengakibatkan produk yang

masuk ke frying akan melebihi kapasitas yang seharusnya sehingga akan

menurunkan efektifitas penggorengan yang ditunjukan untuk pengembangan

produk atau dengan kata lain produk yang dihasilkan akan menyebabkan

pengembangannya berkurang. Hal ini terjadi karena papatan yang dimasukkan

terlalu banyak, sehingga suhu minyak goreng akan menurun secara drastis.

Apabila suhu frying dan kecepatan konveyor stage 1 dan 2 tidak sesuai dengan

standar, maka akan mempengaruhi tingkat kematangan produk. Pada saat

penggorengan jika suhu terlalu tinggi maka produk akan gosong, sedangkan jika

suhu terlalu rendah maka produk kurang mengembang, kurang renyah dan

kematangan kurang sempurna. Begitu juga apabila kecepatan konveyor kurang

dari standar akan menyebabkan proses penggorengan menjadi lama dan akan

mengakibatkan kegosongan pada produk, sedangkan jika kecepatan konveyor

lebih dari standar maka produk tidak mengalami pemanasan sempurna untuk

menguapkan air yang terkadung dalam bahan. Hal ini pun menyebabkan produk

kurang mengembang, kurang renyah dan belum matang sempurna.

Kadar FFA minyak yang terlalu tinggi akan menyebabkan produk tersebut

menjadi tengik. Selain itu kecepatan konveyor tiris/vibrator menentukan apakah

minyak goreng sudah tertiris atau masih banyak menempel pada produk. Pada

konveyor tiris terdapat ayak vibrator dengan screen 8 mm yang berfungsi

menyeragramkan ukuran WIP serta air vibrator yang berfungsi meniriskan

minyak dengan cara menyedot kandungan minyak pada bahan.

Suhu dan kecepatan konveyor cooling tunnel akan menentukan penurunan suhu

pada WIP yang nantinya akan masuk ke dalam proses pengemasan. Apabila suhu

terlalu tinggi maka suhu WIP yang dihasilkan lebih tinggi dari standar suhu WIP

yang diperbolehkan di packing yaitu 40oC. Sedangkan apabila suhu terlalu rendah

akan mengakibatkan ketidak efesienan energi dan waktu. WIP akhir proses akan

dikontrol BD (Bulk Density), kadar air dan kadar lemaknya. Bulk density yaitu

berat produk dibagi volume. Jika BD terlalu tinggi akan mengakibatkan

kurangnya kerenyahan produk. Kadar air dan kadar lemak WIP tinggi akan

mengakibatkan umur simpan produk tidak lama dan produk tersebut cepat tengik.

Pada WIP analisa sensori yang dilakukan meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan

after taste. Apabila produk sesuai standar maka akan dikemas, namun jika tidak

maka akan dilakukan proses rework atau langsung dibuang tergantung kepada

tingkat keparahan WIP.

3.1.2.4 Pengemasan

Proses pengemasan dilakukan dengan menggunakan mesin volumetrik. Parameter

yang diawasi adalah kesusaian jenis produk dengan kemasannya, BD WIP, suhu

maksimal WIP siap packing, kebocoran, kekembungan, berat bersih produk, berat

kotor per pack hasil packing serta kode produk. Karena banyak item yang

diproduksi oleh PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung ini maka sesuaian

antara jenis produk dengan kemasan harus selalu diperhatikan.

Suhu maksimal WIP siap packing tidak boleh terlalu tinggi karena apabila terlalu

tinggi akan mengakibatkan produk yang telah dikemas masih mengelurkan uap

air. Apabila dalam kondisi dingin uap tersebut akan berubah menjadi air yang

kemudian membasahi produk di dalam kemasan. Hal ini akan mempengaruhi

mutu produk karena kadar air produk menjadi tinggi sehingga mengurangi

kerenyahan dan umur simpan produk.

Pengecekan kebocoran kemasan pada tekanan 25-35 mmHg dengan menggunakan

alat vacuum desiccator . Jika setelah dilakukan proses ini terdapat produk yang

bocor maka QC berhak menghentikan proses untuk selanjutnya dilakukan

penyetingan mesin pengemas yaitu berupa penyetingan suhu mesin tersebut oleh

operator packing. Kekembungan produk yang terlalu tipis akan mengakibatkan

produk menjadi kempes. Kemasan primer yang kempes tidak bisa melindungi

produk di dalamnya dari benturan sehingga memungkinkan produk tersebut

remuk. Sedangkan kemasan yang terlalu kembung akan mengurangi kapasitas

muatan produk ke dalam kemasan sekunder.

Berat bersih dan berat kotor produk harus diawasi agar sesuai dengan standar.

Apabila berlebihan maka akan sangat merugikan perusahaan, namun jika terlalu

rendah akan merugikan konsumen. Kode produksi digunakan untuk data telusur

jika terjadi penyimpangan ketika produk telah didistribusikan. Pada kode produksi

ini terdapat informasi nomor mesin packing, shift yang memproduksi serta tanggal

expire date. Apabila terjadi kesalahan dalam menyantumkan tanggal expired date

ini maka kerugianlah yang akan ditanggung perusahaan. Hal ini di karenakan

semua produk yang telah dikemas, dikemas ulang dengan menggunakan kemasan

baru yang memiliki tanggal expired date telah sesuai.

Kemasan untuk produk Kacang Atom Garuda terdiri dari kemasan primer yaitu

plastik metalizer dengan ukuran leber dan ayemark 220 mm x 130 mm. kemasan

sekunder barupa plastik polos dengan material PP (Polypropylene) berukuran

panjang 31 cm, lebar 30 cm dan tebal 25cm. sedangkan kemasan tersier terdiri

dari 2 kemasan yaitu kemasan tersier plastik ball dan kemasan tersier zat plastik.

Kemasan ball terbuat dari material PP dengan panjang 78 cm, lebar 37 cm dan

lebar 40 cm, sedangkan kemasan tersier berupa zat plastik berukuran panjang 130

cm dan lebar 85 cm. kode produksi dicantumkan hanya pada kemasan primer aja.

3.2 Pengawasan Mutu Produk Jadi

3.2.1 Penggudangan

Produk yang telah dikemas langsung dikirim kegudang finish goods melalui

konveyor untuk kemudian ditata diatas palet. Palet ini dapat memuat sebanyak 40

zak dengan jumlah zak per layer 4 zak dan jumlah layer per paletnya 10 layer.

Kondisi palet sebelum diisi produk harus dalam keadaan bersih, kering, tidak

berbau, tidak ada bagian tajam yang dapat merusak kemasan produk. Kondisi

kemasan produk harus bersih, kering, tidak berbau menyimpang dan tidak rusak

atau sobek. Kode produksi dan tanggal kadaluarsa terdapat pada kemasan tersier

yaitu zak. Setelah zak-zak tersebut disusun diatas palet, maka palet-palet tersebut

harus dicantumkan status mutu yang dikeluarkan oleh QC.

Kondisi gudang juga dikontrol agar tidak ada investasi yang ditandai dengan

adanya kotoran hama, kerusakan kemasan karena digigit oleh hama, serta terlihat

adanya hama. Suhu pada gudang sekitar 25-27 oC, sistem penyimpanan di gudang

berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) yaitu barang yang lebih dahulu

disimpan lebih dahulu dikeluarkan atau didistribusikan. Masa simpan produk jadi

digudang maksimal 2 bulan. Produk yang disimpan digudang tidak boleh sampai

melewati masa kadaluarsanya.

Jika produk masih berada di gudang setelah lama penyimpanan maksimal di

gudang habis namun belum melewati tanggal kadaluarsanya, maka produk

tersebut akan diambil sampel dan akan dilakukan uji organoleptik oleh panelis

terlatih. Jika dinyatakan masih layak dikonsumsi maka produk-produk tersebut

akan tetap dinyatakan release dan tetap akan didistribusikan ke daerah yang akan

selalu dipantau oleh perusahaan. Jika dinyatakan tidak layak pada uji organoleptik

ini maka semua produk tersebut akan dimusnakan. Produk-produk yang

didistribusikan adalah produk yang telah dinyatakan release oleh QC. Formulir

penataan dan penyimpanan finished good serta formulir monitoring kualitas bahan

dan produk di gudang dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12. Truk

kontainer yang akan mendistribusikan produk jadi tersebut juga harus dikontrol

kondisinya sebelum dimasukkan produk. Truk tersebut harus dalam keadaan

bersih kering dan tidak terdapat permukaan yang tajam.

3.2.2 Pengujian Kadar Air Produk Kacang Atom

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang

dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat

penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,

dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan

kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi

mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak,

sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 1997)

Pengujian kadar air produk kacang atom di PT. Garudafood Putra Putri Jaya

Lampung dilakukan dengan dua metode yaitu metode oven dan metode moisture

analizer. Prosedur pengujian kadar air dengan metode oven dan metode moisture

analizer dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14. Kacang atom yang di uji kadar

airnya terdiri dari tiga jenis yaitu kacang atom rasa original (AJT), kacang atom

rasa barbeque (AJB) dan kacang atom rasa ayam bawang (AJC). Standar kadar air

masing-masing jenis kacang atom tersebut berbeda-beda. Pada kacang atom rasa

original (AJT) dan kacang atom rasa ayam bawang (AJC) standar kadar airnya

3%, sedangkan kacang atom rasa barbeque (AJB) standar kadar airnya 4%.

Pada saat produk kacang atom pertama kali datang, produk tersebut dilakukan

pengujian kadar air dengan dua metode yaitu metode oven dan metode moisture

analizer. Pengujian dengan metode oven dilakukan saat produk kacang atom

pertama kali masuk di Laboratorium Kimia Fisika hal ini bertujuan sebagai

sampel awal kadar air produk tersebut. Pengujian dilakukan dengan waktu analisa

2-3 jam, dengan berat bahan ± 2 gram. Setelah itu produk yang selanjutnya datang

dilakukan pengujian kadar air dengan menggunakan metode moisture analizer

dengan berat bahan ± 2 gram. Hal ini dilakukan untuk memperlancar proses

produksi karena apabila semua pengujian kadar air kacang atom dilakukan dengan

metode oven maka akan memerlukan waktu yang cukup lama dan dapat

memperlambat proses produksi.

Pada saat pengujian kadar air dengan metode moisture analizer apabila hasil yang

didapatkan melebihi standar kadar air produk tersebut. Maka pengujian kadar air

dilakukan pengulangan. Apabila hasil yang didapatkan masih melebihi standar

kadar air produk. Produk kacang atom tersebut tidak dilanjutkan ke proses

berikutnya. Data pengujian kadar air kacang atom metode oven dan metode

moisture analizer dapat dilihat di Tabel 10.

Tabel 10. Data Uji Kadar Air Kacang AtomA. Metode Oven

Jenis Kacang Atom

Berat Cawan (g)

Berat Sampel

Awal (g)

Berat Sampel

Akhir (g)Hasil (%)

Rata-Rata (%)

AJT 49.289 2.021 51.252 2.7214 2.7329

52.330 2.004 54.278 2.7445

AJB48.325 2.022 50.290 2.8189

2.866951.062 2.024 53.027 2.9150

Sumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

B. Metode Moisture AnalizerJenis Kacang Atom Kadar Air (%)

I II III IV VAJT 2.68 2.14 2.44 2.30 2.26AJB 2.76 2.25 2.13 2.58 2.13

Sumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

Berdasarkan data yang didapat dalam pengujian kadar air tersebut, menunjukkan

bahwa produk kacang atom tersebut layak dilanjutkan ketahap proses selanjutnya

dan dilakukan pengemasan karena pengujian tersebut menunjukkan hasilyang

didapat dibawah standar kadar air masing-masing jenis produk kacang atom.

Dalam hal ini jika kadar air produk kacang atom tinggi maka akan mempengaruhi

terhadap tekstur, keranyahan dan masa simpan produk tersebut. Sedangkan

apabila kadar air produk rendah maka menyebabkan produk menjadi keras.

Perbedaan kadar air sampel dapat dipengaruhi oleh proses pengolahan, khususnya

pada saat pengeringan.

3.2.3 Pengujian Kadar Lemak Kacang Atom

Kadar lemak merupakan salah satu faktor terpenting dari pengawasan mutu

kacang atom, baik secara visual maupun secara fisik. Karena kadar lemak akan

mempengaruhi daya simpan produk, sehingga akan menyebabkan ketengikan.

Standar yang digunakan untuk pengujian kadar lemak produk kacang atom 25%,

jika kadar lemak diatas standar maka produk akan segera dinyatakan ditolak.

Pengujian kadar lemak produk kacang atom di PT. Garudafood Putra Putri Jaya

menggunakan metode Soxhlet. Pada pengujian kadar lemak peralatan yang

digunakan antara lain Soxhlet, thermometer, penangas air, selang air, statif, dan

pompa sirkulasi. Produk kacang atom yang di uji kadar lemaknya terdiri dari tiga

jenis yaitu kacang atom rasa original (AJT), kacang atom rasa barbeque (AJB) dan

kacang atom rasa ayam bawang (AJC). Pengujian dilakukan dengan waktu analisa

6 jam, dengan berat bahan ± 2 gram. Prosedur pengujian kadar lemak dengan

metode soxhlet dapat dilihat di Lampiran 15. Data pengujian kadar lemak kacang

atom metode Soxhlet dapat dilihat di Tabel 11.

Tabel 11. Data Uji Kadar Lemak Kacang AtomJenis Kacang

AtomHasil (%)

AJT 19.07AJB 21.41

Sumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

Berdasarkan data yang didapat dalam pengujian kadar lemak tersebut,

menunjukkan bahwa produk kacang atom tersebut layak dilanjutkan ketahap

proses selanjutnya dan dilakukan pengemasan karena pengujian tersebut

menunjukkan hasil yang didapat dibawah standar kadar lemak masing-masing

jenis produk kacang atom. Dalam hal ini apabila hasil yang didapatkan lebih

tinggi dari stadar 25% maka akan menyebabkan terjadinya oksidasi lemak dan

akan berakibat terhadap daya simpan produk semakin lemah.

Dalam hal ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada lemak, meliputi: 

1. Penyerapan bau lemak mudah sekali menyerap bau. 

Jika bahan pembungkus bahan dapat menyerap lemak, maka lemak yang

terserap dapat teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari

lemak yang rusak ini akan mudah terserap oleh lemak lain yang ada dalam

bungkusan sehingga seluruh lipid akan menjadi rusak.

2. Hidrolisis 

Lemak dapat terhidrolisis menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol.

Reaksi hidrolisis ini berlangsung karena adanya air dan dipercepat oleh

adanya kondisi basa, kondisi asam, maupun enzim lipase. Jumlah asam lemak

bebas yang meningkat pada bahan dapat memudahkan terjadinya oksidasi

sehingga akan menghasilkan citarasa dan bau tengik yang tidak dikehendaki. 

3. Oksidasi dan ketengikan 

Ketengikan disebabkan oleh adanya autooksidasi radikal asam lemak tidak

jenuh dalam lemak. Autooksidasi ini dimulai dengan pembentukan radikal-

radikal bebas yang disebabkan oleh faktor, seperti oksigen, panas, enzim

lipoksidase, cahaya, hidroperoksida, logram berat Cu, Fe, Mn, Co, dan

logram porfirin. Radikal asam lemak tidak jenuh yang kontak dengan oksigen

dari udara akan membentuk peroksida aktif yang dapat membentuk

hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi

senyawa dengan rantai karbon lebih pendek, seperti aldehid, asam lemak, dan

keton yang bersifat volatil sehingga dapat menimbulkan bau tengik pada

lemak (Winarno, 2004).

3.3. Pengujian Lain-Lain

3.3.1 Pengujian viskositas

Uji viskositas ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekentalan dari larutan kanji

kacang atom. Viskositas kanji kacang atom termasuk salah satu hal yang harus

diperhatikan dalam pembuatan kacang atom karena apabila viskositas larutan

kanji terlalu rendah akan menyebabkan rendahnya daya rekat biji kacang tanah

dengan tepung premix dan tepung lapis. Apabila telah menjadi papatan, maka

papatan tersebut akan rapuh dan mudah hancur. Jika viskositas kanji tinggi maka

kanji akan banyak merekatkan tepung premix dan tepung lapis sehingga tepung

yang tersalut pada biji kacang tanah menjadi lebih tebal. Hal ini akan

menyebabkan ukuran produk WIP (Work in Process) melebihi standar setelah

digoreng.

Larutan kanji kacang atom yang diuji adalah AJB (Rasa Barbeque) dan AJT (Rasa

Original). Dalam pengujian ini larutan kanji AJB menggunakan slinder kecil.

Sedangkan larutan kanji AJT menggunakan slinder besar. Hal ini di karenakan

larutan kanji AJB lebih kental dibandingkan larutan kanji AJT. Standar pengujian

larutan kanji kacang atom AJT Maksimal 7 dPas, sedangkan laruta kanji AJB

maksimal 13 dPas. Prosedur pengujian viskositas sebagai berikut :

1. Alat Yang akan digunakan dipersiapkan dan dipastikan dalam keadaan bersih.

2. Bahan Yang akan diperiksa dimasukan ke dalam cup sampai dengan batas 0,5

cm dari atas bibir cup

3. Rotor dipasang pada scrupnya (rotor dipastikan tidak menyentuh dinding cup)

4. Kemudian tombol on ditekan

5. Hasil dilihat pada layar display

6. Tekan tombol off untuk menghentikan analisa

7. Alat yang telah digunakan dibersihkan dan dikembalikan pada tempat semula.

3.3.2 Pengujian pH

Pengujian pH yang dilakukan di laboratorium Kimia Fisika PT. Garudafood Putra

Putri Jaya dilakukan pada tepung tapioka katagori A denga jenis FLT 03 dan FLT

46 menggunakan alat pH meter. Standar pH tepung tersebut antara 4-7. Data hasil

pengujian pH tepung tapioka katagori A dengan jenis FLT 03 dan FLT 46 dapat

dilihat di Tabel 12.

Tabel 12. Data Uji pH Tepung Tapioka Katagori A Jenis FLT 03 dan FLT 46.Sampel HasilFLT 03 6.08FLT 46 5.98

Sumber : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

Berdasarkan pengujian pH yang dilakukan pada tepung tapioka katagori A jenis

FLT 03 didapat hasil 6.08 sedangkan jenis FLT 46 didapat hasil 5.98, sehingga

tepung tapioka kategori A yang di uji diterima karena sesuai dengan standar pH

tepung. Dalam hal ini apabila pH terlalu tinggi menyebabkan pembentukan gel

semakin cepat tercapai namun cepat turun lagi. Sedangkan apabila pH terlalu

rendah maka pembentukan gel akan lambat dan apabila proses pemanasan

diteruskan akan mengakibatkan viskositas larutan tepung akan turun lagi

(Winarno, 1984). Prosedur pengujian pH sebagai berikut :

1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan

2. pH meter di kalibrasi terlebih dahulu

3. Masukan sampel ke dalam beaker glass 100 ml dan dilarutkan dengan aquades

4. Lakukan analisa dengan cara memasukan elektroda pH meter ke dalam sample

yang akan di analisa kemudian tekan tombol ” READ ”

5. Diamkan sampai muncul indikator ( V )

6. Catat hasilnya

7. Bersihkan kembali peralatan dan bahan yang digunakan

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4. 1 Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan Praktik Umum yang telah dilaksanakan

dilapangan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan dan pengujian mutu produk kacang atom untuk menghasilkan

produk sesuai dengan standar perusahaan dan keinginan konsumen terdiri dari

beberapa tahap, seperti : bahan baku, proses produksi, pengawasan mutu

produk jadi, pengujian kadar air dan kadar lemak produk kacang atom pra

pengemasan/ persiapan.

2. Pemeriksaan dan pengujian proses produksi kacang atom dilakukan pada

setiap tahapan proses, yaitu : persiapan bahan baku (stock preparation), proses

coating, proses frying, penggorengan, pengemasan dan hasilnya harus sesuai

dengan SNI dan standar perusahaan. Jika tidak sesuai maka produk tersebut

tidak dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya atau dirijek

3. Pengawasan terhadap produk jadi meliputi pengudangan, pengujian kadar air

dan pengujian lemak. Hal ini dilakukan agar produk yang akan diproduksikan

terjaga mutunya.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung

adalah:

1. Kelembaban (RH) ruangan pada tahap pengayakan harus disesuaikan agar

tidak terjadi pengurangan atau penambahan kadar air pada hasil dari

penyalutan (papatan), karena akan berpengaruh pada produk akhir kacang

tanah.

2. Harus selalu dilakukan pengecekan kadar FFA untuk menghindari kerusakan

bahan pangan saat digoreng karena dapat menyebabkan terjadinya proses

hidrolisis pada minyak yang dapat membuat produk kacang atom cepat tengik

dan mempengaruhi kualitas kacang atom.

DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agag Kanisius, 1989. Bertanam Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Dewan Standardisasi Nasional. 1995. Tepung Tapioka (SNI 01-3729-1995). Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Dewan Standardisasi Nasional. 1995. Biji Kacang Tanah (SNI 01-3921-1995). Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Garudafood Team. Leading In Inovation. Garudafood Company Profile. Lampung

Ketalen, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI. Jakarta

Ratnawati, A. 1994. Kajian Penggunaan Bleng dalam Pengembangan Kerupuk dari Tapioka [skripsi]. IPB. Bogor

Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta

Saivani, E. 2000. Pengaruh Formulasi Onggok Dengan Tapioka dan Bahan Pengembang Terhadap Derajat Pengembangan Dan Sifat Organoleptik Kerupuk. Skripsi fakultas pertanian Unila. Lampung

Santoso Budi, H. 1998. Bawang Putih. Kanisius. JakartaSarwanto Adi. 1994. Meningkatkan Kacang Tanah Dilahan Kering dan Sawah. Penebar Swadaya. Malang

Winarno, FG. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia. Jakarta

Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia. Jakarta

Winarno, FG. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia. Jakarta