pemeliharaan transformator distribusi 1 fase di pt pln (persero) apj surakarta

Upload: hafidz-pratama

Post on 07-Jul-2018

337 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    1/71

    Laporan Kerja Praktek 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu berkembangnya

     permintaan kebutuhan manusia akan tenaga listrik yang semakin besar. Baik dalam

     bidang industri, pembangunan, serta kebutuhan rumah tangga. Untuk itu diperlukan

    suatu pengelolaan sistem tenaga listrik yang baik dengan tujuan dapat

    mengoperasikan sistem secara ekonomis, dengan mutu dan keandalan yang

    memadai sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal.

    Sebagai perusahaan penyuplai listrik yang membawahi sebelas rayon, PT

    PLN (Persero) APJ Surakarta selalu berusaha untuk terus meningkatkan kualitas

    dan kehandalan pasokan tenaga listrik serta mampu memberikan pelayanan yang

    optimal kepada pelanggan. Dalam mengoperasionalkan sistem kelistrikan tersebut,

    tentunya PT PLN (Persero) APJ Surakarta juga membutuhkan tenaga  –   tenaga

    dengan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan profesionalisme

    sebagaimana bidang yang ditekuni. Hal ini menjadi penting karena selain untuk

    menunjang kelancaran produksi juga diharapkan mampu melaksanakan

     pengelolaan dan pengembangan serta inovasi kedepan.

    Dari tahun ke tahun beban yang disuplai oleh PT PLN (Persero) APJ

    Surakarta semakin meningkat. Dengan meningkatnya jumlah beban maka

    keandalan sistem distribusi beserta peralatan pendukungnya perlu diperhatikan.

    Salah satu langkah yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) APJ Surakarta untuk

    menangani hal tersebut adalah dengan diadakannya pemeliharaan jaringan

    distribusi. Pada hakekatnya pemeliharaan jaringan distribusi merupakan suatu

     pekerjaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem atau

     peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik

     bagi personil maupun bagi masyarakat umum.

    Salah satu komponen penting dalam penyaluran jaringan distribusi tersebut

    adalah transformator. Kerusakan pada transformator distribusi menyebabkan

    kontinuitas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    2/71

    Laporan Kerja Praktek 2

    listrik atau pemadaman). Pemadaman tersebut merupakan kerugian bagi PLN yang

    mengakibatkan banyak energi listrik yang hilang dan tidak tejual kepada konsumen.

    Dalam kaitannya, Diploma Teknik Elektro, Universitas Gadjah Mada

    Yogyakarta  menjembatani mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek

    sebagai penunjang kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian) yang

    sudah dipelajari di bangku perkuliahan, yang selanjutnya diharapkan dapat

     berperan secara professional sebagaimana bidang keahliannya. Dalam kesempatan

    ini kami selaku mahasiswa Diploma Teknik Elektro, Universitas Gadjah Mada

    melaksanakan kerja praktek di PT PLN (Persero) APJ Surakarta. Materi yang kami

    khususkan dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah pemeliharaan transformator

    distribusi 1 fasa secara offline di PT PLN (Persero) APJ Surakarta.

    1.2 Tujuan Kerja Praktek

    Memperhatikan keterkaitan terhadap hal-hal tersebut diatas, maka kerja

     praktek di PT PLN (Persero) APJ Surakarta ini memiliki tujuan yang antara lain :

    1.2.1  Tujuan Umum :

    1. 

    Mempelajari lebih dalam dan membandingkan antara teori yang telah

    didapatkan di bangku perkuliahan dengan penerapannya di dunia kerja,

    serta hubungannya dengan teknologi yang berkembang dalam bidang

    industri.

    2.  Mengaplikasikan teori yang telah didapat di perkuliahan dan

    menerapkannya dalam dunia industri.

    3.  Sebagai sarana untuk belajar bersosialisasi di dalam dunia kerja yang

     berkaitan dengan perindustrian.

    4.  Melatih kerjasama dan kedisiplinan dalam dunia kerja.

    5.  Melihat secara langsung kegiatan di perusahaan atau industri.

    1.2.2  Tujuan Khusus :

    1.  Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada jurusan Diploma

    Teknik Elektro Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.

    2.  Mempelajari secara khusus mengenai pemeliharaan trafo distribusi 1 fasa

    secara offline di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    3/71

    Laporan Kerja Praktek 3

    1.3 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan

    masalah yang akan diangkat dalam laporan kerja praktek antara lain :

    1. 

    Faktor apakah yang menyebabkan diharuskannya dilakukan pemeliharaan

    transformator 1 fasa? 

    2.  Bagaimanakah cara pemeliharaan yang dilakukan terhadap transformator 1

    fasa dengan metode offline? 

    1.4 Batasan Masalah

    Agar masalah yang dibahas pada penelitian ini tidak menyimpang dari

    maksud dan tujuannya maka dilakukan pembatasan masalah, yaitu :

    1.  Mengetahui secara umum pengertian dan bagian - bagian transformator

    distribusi 1 fasa

    2.  Mengetahui proses pemeliharaan transformator

    3.  Mengetahui pemeliharaan transformator distribusi 1 fasa secara offline 

    1.5 

    Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

    Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2016 sampai dengan

    18 Juni 2016 dan bertempat di PT PLN (Persero) APJ Surakarta.

    1.6  Metode Pengumpulan Data

    Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, metode yang digunakan dalam

     pengumpulan data meliputi : 

    1.  Studi literature

    2.  Wawancara

    3. 

    Observasi lapangan

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    4/71

    Laporan Kerja Praktek 4

    1.7 Sistematika Penulisan

    Di dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, sistematika penyusunan

    yang digunakan adalah sebagai berikut : 

    Bab I : Pendahuluan

    Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang, tujuan kerja praktek, rumusan

    masalah, batasan masalah, sistematika penulisan dan metode pengumpulan data.

    Bab II : Profil Perusahaan

    Pada bab ini dijelaskan tentang sejarah singkat, lokasi, struktur organisasi, serta visi

    dan misi PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    Bab III : Dasar Teori 

    Pada bab ini dijelaskan tentang teori sistem distribusi dan transformator distribusi

    1 fasa secara umum.

    Bab IV : Pemeliharaan Trafo Distribusi 1 Fasa

    Pada bab ini dijelaskan tentang pemeliharaan transformator distribusi 1 fasa di PT

    PLN (Persero) APJ Surakarta khususnya pemeliharaan secara offline.

    Bab V : Penutup

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil pelaksanaan kerja praktek yang telahdilakukan di PT PLN (Persero) APJ Surakarta.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    5/71

    Laporan Kerja Praktek 5

    BAB II

    PROFIL PT PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

    2.1 Letak Geografis

    Gambar 2.1 Letak Geografis PLN Surakarta

    Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan

    sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan

     pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut.

    Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15″ –  110

    45` 35″ Bujur Timur dan 70` 36″ –  70` 56″ Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah

    dan dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes

    dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan

    keelokan panorama serta lalu lintas perdagangannya.

    I.  Batas Wilayah

    Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar

    dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten

    Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah

    Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, sedang batas wilayah sebelah

    selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah

    Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    6/71

    Laporan Kerja Praktek 6

    II. 

    Iklim dan Cuaca

    Suhu udara Maksimum Kota Surakarta adalah 32,5 derajad Celsius, sedang

    suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celsius. Rata-rata tekanan udara

    adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot

    dengan arah angin 240 derajad. Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan

    dan kemarau bergantian sepanjang 6 bulan tiap tahunnya.

    2.2 Visi dan Misi PLN

    PT.PLN mempunyai visi dan misi dalam menjalankan tugas-tugasnya dan

    dalam menghadapi era globalisasi.

    2.2.1 Visi

    “Diakui Sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang,

    Unggul dan Terpercaya Dengan Bertumpu Pada Potensial Insani”. 

    2.2.2 Misi

    1.  Menalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi

     pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

    2. 

    Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

    kehidupan masyarakat.

    3.  Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

    ekonomi.

    4. 

    Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

    2.3 Motto

    “Electricity For A Better Life” 

    “Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik ” 

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    7/71

    Laporan Kerja Praktek 7

    2.4 Penerapan Nilai –  Nilai :

    1. Saling Percaya (Mutual Trust) 

    2. Integritas (Integrity) 

    3. Peduli (Care) 

    4. Pembelajaran (Learner)

    2.5 Lambang

    Gambar 2.2 Lambang PLN

    PT.PLN (Persero) menyadari makin pentingnya arti pembentukan citra

     perusahaan yang baik di mata masyarakat Indonesia sebagai mitra terpercaya dan

    handal sebagai penyelenggara sektor ketenagalistrikan di Indonesia.Makna logo

    adalah sebagai lambang identitas perusahaan serta sarana pencerminan nilai-nilai

    luhur perusahaan.Perlu dibuat suatu standar yang mengikat mengenai bentuk,

    ukuran dan warna serta tata cara penggunaanya.Logo PT.PLN (Persero) sebagai

    identitas perusahaan yang standar akan mampu meningkatkan citra perusahaan

    sebagai perusahaan berkelas dunia, khususnya di mata masyarakat Indonesia.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    8/71

    Laporan Kerja Praktek 8

    2.5.1 Bentuk Lambang

    Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang dipergunakan

    adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi

    Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976,

    mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Listrik Negara.

    2.5.2 Elemen Dasar Lambang

    1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

    Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang

    lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero)

    merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan

    sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan

     pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik

    mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga

    melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang

     berkarya di perusahaan ini.

    2. Petir atau Kilat

    Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di

    dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh

     perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat

    dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan

    solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang

    merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di

    Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan

     perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan

     jaman.

    Gb 2.3 Persegi

    Gb 2.4 Petir

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    9/71

    Laporan Kerja Praktek 9

    3. Tiga Gelombang

    Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang

    dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti

     perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi

    yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna

    memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk

    menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang

    tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga

    melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam

    memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

    2.6 Sejarah Perusahaan Listrik Negara

    Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah BUMN yang

    mengurusi semua aspek   kelistrikan yang ada di  Indonesia. Kelistrikan Indonesia

    dimulai pada akhir abad ke-19 pada saat beberapa perusahaan Belanda mulai

     bermunculan antara lain pabrik gula dan pabrik teh. Pada tahun 1901 Belanda

    mendirikan perusahaan listrik dengan nama N.V. Soloces Electricet Mij (S.E.M) 

    untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk pemanfaatan umum mulai ada dengan

     N.V. Negn, semua bergerak di bidang gas kini memperluas usahanya di bidang

    listrik untuk umum, hal tersebut tidak berjalan lama sampai kurang lebih tahun

    1942.

    Pada tahun 1942 dengan menyerahkan Belanda kepada Jepang dalam

    Perang Dunia II, maka Indonesia dikuasi oleh Jepang. Oleh karena itu perusahaan

    listrik yang ada diambil alih oleh Jepang termasuk semua personil dalam

     perusahaan listrik tersebut. Hal inipun tidak berjalan dengan lama seperti halnya

     pada masa pemerintahan Belanda.

    Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, diproklamasikannya kemerdekaan

    Bangsa Indonesia serta jatuhnya Jepang ke tangan sekutu, maka kesempatan yang

     baik ini dimanfaatkan oleh para pemuda serta buruh listrik dan gas, untuk

    Gb 2.5 Gelombang

    https://id.wikipedia.org/wiki/BUMNhttps://id.wikipedia.org/wiki/Listrikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Listrikhttps://id.wikipedia.org/wiki/BUMN

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    10/71

    Laporan Kerja Praktek 10

    mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang dikuasi Jepang. Pada

     pertengahan 1945 perusahaan listrik dan gas yang semula dikuasi oleh Jepang kini

    dikuasi oleh Pemerintahan Indonesia dengan nama Jawatan Listrik dan Gas. Hal

    inipun tidak berjalan dengan lama pada tahun 1948 dengan adanya Agresi Militer

    Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-perusahaan listrik dikuasi kembali oleh

     pemerintah Belanda atau dikuasainya oleh pemiliknya kembali, dengan nama

     N.V.S.E.M (Soloces Electricet Mij), masa ini berjalan sampai tahun 1958.

    Perkembangan selanjutnya pada tahun 1989, tepatnya dengan Peraturan

    Pemerintah No. 3 Tahun 1959 tentang Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda

    yang dikenal dengan singkatan BANAS, yang bertugas menetapkan keseragaman

    kebijaksanaan dalam melaksanakan nasionalisasi, perusahaan milik Belanda yang

    mengandung maksud untuk menjalin koordinasi dalam pimpinan. Kebijaksanaan

    dan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan Belanda yang dikenai

    nasionaliasi, agar dengan demikian produktifitasnya tetap dipertahankan. Sehingga

    landasan pembentukan Badan Nasionalisasi adalah peraturan Pemerintah No. 3

    Tahun 1959.

    Sejalan dengan meningkatnya perjuangan Bangsa Indonesia untuk

    membebaskan Irian Jaya dari cengkeraman perjanjian Belanda, maka dikeluarkan

    Undang-Undang No. 86 Tahun 1958, tertanggal 30 Desember 1958 tentang

    nasionalisasi semua perusahaan-perusahaan Belanda dan Peraturan Pemerintah No.

    18 tahun 1958 tentang perusahaan listrik dan gas milik Belanda. Dengan Undang-

    Undang tersebut, maka seluruh perusahaan listrik milik Belanda berada di tangan

     bangsa Indonesia. Berdasarkan Undang- Undang No. 86 Tahun 1958, Perusahaan

    Listrik dan Gas berubah menjadi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sehingga

     pertengahan tahun 1960 dikeluarkan perpu No. 19 Tahun 1950 tentang perusahaan

    negara. Untuk mengarahkan pelaksanaan pasal 33 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi

    “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat

    hidup orang banyak dikuasi oleh negara”. Berdasarkan bunyi pasal di atas guna

    mencapai masyarakat adil dan makmur maka perlu segera diusahakan adanya

    keseragaman dalam cara mengurus, menguasai, serta bentuk dari perusahaan negara

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    11/71

    Laporan Kerja Praktek 11

    di kawasan ini dan perlu disinkronisasikan dengan baik dan bijaksana guna

    mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat.

    Untuk maksud dan tujuan tersebut diatas, dengan ketentuan-ketentuan dalam

     produksi dan distribusi harus dikuasai sedikit-dikitnya diawasi oleh pemerintah,

    sedangkan modal dan tenaga yang terbukti progesif diikutsertakan dalam

     pembanguan Indonesia.

    Untuk melaksanakan UU No. 19 Perpu Tahun 1960 khususnya pasal 20 ayat

    1 UUD 1945 yang berbunyi “Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan

    Dewan Perwakilan Rakyat” maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

     No. 67 Tahun 1961, tentang pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Milik

     Negara yang diserahi tugas untuk menyelenggarakan penguasaan dan pengurusan

    atas perusahaan-perusahaan milik negara yang berusaha di bidang listrik dan gas

    milik Belanda yang telah dikenakan nasionaliasi berdasarkan UU No. 86 Tahun

    1959.

    Pada pertengahan tahun 1965 pemerintah mengeluarkan peraturan

    Pemerintah No. 19 Tahun 1965 tentang:

    1.  Pembubaran Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara yang

    dibentuk berdasarkan PP No. 67 Tahun 1961.

    2.  Pendirian Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara

    Berdasarkan pertimbangan dan alasan dasar dari pembubaran BPU PLN

    yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1961 dan pendirian PLN

    dan PGN ini tidak lain dan tidak bukan semata-mata untuk mempertinggi daya guna

    dan industri gas sebagai satu kesatuan usaha di bidang ekonomi yang berfungsi

    menyelenggarakan kemanfaatan umum.

    Perkembangan selanjutnya pada tahun 1967 dikeluarkan Instruksi Presiden

    RI No. 17 Tahun 1967 tentang pengaruh dan penyederhanaan perusahaan negara ke

    dalam tiga bentuk usaha negara, karena terdapat banyak sekali perbedaan-

     perbedaan dalam bentuk, status hukum, organisasi, sistem kepegawaian,

    administrasi keuangan dari perusahaan-perusahaan milik negara, maka Peraturan

    Pemerintah No. 19 Tahun 1960 dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    12/71

    Laporan Kerja Praktek 12

    keadaan dewasa ini hingga perlu ditinjau kembali dan diganti. Adapun tiga bentuk

     pokok usaha negara yang dimaksud diatas ialah sebagai bentuk:

    1. 

    Perusahaan Jawatan disingkat PERJAN ( Department Agency)

    2.  Perusahaan Umum disingkat PERUM ( Public Corporation)

    3.  Perusahaan Persero disingkat PERSERO ( Public/State Company)

    Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 1969 tentang

     bentuk-bentk usaha negara yang kemudian dijadikan Undang-Undang No. 9 Tahun

    1960. Pada tahun 1972 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18

    Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara berdasarkan UU No. 19

    Perpu Tahun 1965 dengan berdasarkan pada PP No. 18 Tahun 1972, ini ditetapkan

    statusnya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara (PERUM PLN) dan diubah

     pula anggaran dasarnya mengenai status, hak, dan wewenang serta tanggung jawab.

    Setelah banyak mengalami perusahaan bentuk usaha sejalan dengan waktu,

    tepatnya pada tahun 1974 sampai sekarang berdasarkan PP No. 23 Tahun 1994 dan

    Akta Notaris Soetjipto, SH No. 169 tertanggal 30 Juli 1994 di Jakarta, status PLN

     berubah dari Peruahaan Umum (PERUM) menjadi Perseroan Terbatas (Persero).

    Dalam kelanjutannya, Akta Notaris tersebut diubah dengan dengan Akta Notaris

     Ny. Indah Fatmawati, SH Nomor 70 tangal 27 Januari 1998 dan status Perusahaan

    Ketenagalistrikan di Surakarta bernama PT. PLN (Persero) Cabang Surakarta.

    Pada tanggal 10 April 2001 berdasarkan Keputusan General Manager PT.

    PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Tengah dan Yogyakarta No.

    038.K/021/PD.II/2001, tentang Pembentukan Organisasi Area Pelayanan dan

    Pelanggan, mulai 1 Juni 2001 PT. PLN (Persero) yang dahulu menggunakan nama

    PT. PLN (Persero) Cabang Surakarta berubah menggunakan nama PT. PLN

    (Persero) Area Pelayanan Pelanggan Surakarta. Dan untuk selanjutnya, mulai

    Agustus 2004 sampai dengan sekarang PT. PLN (Persero) Area Pelayanan

    Pelanggan berubah nama menjadi PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan

    Surakarta.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    13/71

    Laporan Kerja Praktek 13

    2.7 Struktur Organisasi

    Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) Area Surakarta

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    14/71

    Laporan Kerja Praktek 14

    2.8  Peran dan Tugas

    2.8.1  Tugas Pokok Manajer Area Pelayanan dan Jaringan 

    Bertanggung jawab atas pengelolaan , pendistribusian dan penjualan

    tenaga listrik pelayanan pelanggan, pengadaan barang & jasa, administrasi

    keuangan dan sumber daya manusia untuk mencapai target kinerja serta

    membina lingkungan & K2, hubungan kerja, kemitraan dan komunikasi yang

    efektif dan efisien guna menjaga citra perusahaan untuk mewujudkan Good

    Corporate Governance.Adapun tanggung jawab utama dari Manajer Area

    Pelayanan dan Jaringan adalah sebagai berikut :

    1.  Mengkoordinasikan tugas untuk mencapai target kinerja perusahaan.

    2.  Mengevaluasi perkiraan kebutuhan energy listrik dan pendapatan

     penjualan tenaga listrik (bottom –  up load forecast ) untuk merencanakan

     pengusahaan ketenagalistrikan.

    3.  Mengkoordinasikan pengendalian operasi dan pemeliharaan jaringan

    distribusi untuk mempertahankan keandalan pasokan energi tenaga

    listrik.

    4.  Mengkoordinasikan penjualan tenaga listrik dan menjamin mutu

    keandalan

    5.  Mengkoordinasikan pelaksanaan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

    (P2TL) untuk menekan losses.

    6. 

    Mengkoordinasikan pelaksanaan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

    dan Keamanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

    7. 

    Mengkoordinasikan pelaksanaan penyambungan baru, perubahan daya,

    administrasi pelanggan, pembacaan meter, proses rekening, pengelolaan

     piutang pelanggan.

    8.  Mengkoordinasikan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa untuk

    mendukung operasional kegiatan perusahaan hak dan kewajiban

     pelanggan, Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) untuk peningkatan citra

     perusahaan.

    9. 

    Membina hubungan yang baik dengan Serikat Pekerja (SP) Perusahaan

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    15/71

    Laporan Kerja Praktek 15

    untuk tercapainya sinergi yang positif antara manajemen dan Serikat

    Pekerja dalam mengelola perusahaan.

    10. Mengkoordinasikan penerimaan dan pengeluaran dana imprest dan

    receipt untuk kelancaran operasional perusahaan.

    11. Mengkoordinasikan pengelola sumber daya manusia (SDM) untuk

    memenuhi target dan citra perusahaan.

    12. 

    Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama dengan stakeholder,

     penandatanganan dan pertanggungjawaban aspek hukum sesuai dengan

    kewenangan di wilayah kerjanya.

    13. 

    Mengkoordinasikan kegiatan kesekretariatan dan

    mempertanggungjawabkan pengelolaan aset perusahaan di wilayah

    kerjanya.

    14. 

    Mengevaluasi pencapaian kinerja unit asuhanya secara berkala.

    2.8.2  Tugas Pokok Asisten Manajer Pelayanan danAdministrasi

    Mengkoordinasikan program pemasaran, pelayanan pelanggan,

     penagihan serta pengawasan kredit pengelolaan SDM, Keuangan , administrasi

    umum untuk meningkatkan pendapatan dan pelayanan pelanggan dalam rangka

     pencapaian kinerja perusahaan. Adapun tanggung jawab utama dari Asisten

    Manajer Pelayanan dan Administrasi adalah sebagai berikut :

    1.  Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran, pelayanan pelanggan,

    keuangan, SDM dan sarana.

    2.  Mengkoordinasikan kegiatan pasang baru dan perubahan daya sesuai

    kewenangan.

    3.  Melakukan pemetaan calon pelanggan dan pelanggan untuk perencanaan

    strategi pemasaran.

    4.  Mengevaluasi data perkembangan daerah sebagai bahan untuk kajian

     program pemasaran.

    5.  Memverifikasi Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) sesuai

    kewenangan.

    6. 

    Memonitoring pelaksanaan transaksi yang menggunakan Aplikasi

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    16/71

    Laporan Kerja Praktek 16

    Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) dan atau Pengelolaan dan

    Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST).

    7.  Mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan administrasi pelanggan yang

    meliputi data induk pelanggan (DIL) dan pengendalian data induk saldo

    (DIS).

    8.  Memonitoring kegiatan penagihan dan pengawasan kredit.

    9. 

    Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan hubungan industrial untuk

    meningkatkan efektifitas komunikasi perusahaan.

    10. Menyusun usulan formasi tenaga kerja (FTK) termasuk tenaga

    outsourcing untuk efisiensi penggunaan tenaga kerja.

    11. Menyusun usulan peningkatan kompetensi SDM dan merencanakan

    usulan diklat/kursus.

    12. 

    Menkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan administrasi

    umum (kesekretariatan, pelayanan umum), pengelolaan fasilitas kantor

    serta keamanan & K3.

    13. Memverifikasi perhitungan pajak penghasilan (PphPs.21) pegawai dan

     pensiunan.

    14. Melakukan verifikasi dan validasi serta persetujuan terhadap

    kelengkapan bukti-bukti , tentang kesesuaian persyaratan berkas tagihan

    dan menyetujui pembayaran sesuai kewenangan.

    15. Melakukan rekonsiliasi dengan pihak-pihak yang terkait atas penerimaan

    dan pengeluaran.

    16. Melakukan pengendalian biaya operasi perusahaan untuk mendapatkan

    efisiensi biaya perusahaan.

    17. Merencanakan kebutuhan kas jangka pendek dan mengkoordinasikan

     pelaksanaan kas opname secara berkala untuk pengamanan fisik kas.

    18. Mengkoordinasikan kegiatan pembukuan sesuai dengan pedoman

     perusahaan.

    19. Menyusun Program dan Rencana Kerja (PRK).

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    17/71

    Laporan Kerja Praktek 17

    2.8.3  Tugas Pokok Asistan Manajer Transaksi Energi

    Mengkoordinasikan pengelolaan APP, Tata Usaha Langganan / TUL

     pada fungsi pembacaan meter, pengelolaan transaksi energi listrik sampai

    dengan proses rekening, evaluasi transaksi energi antar unit dan P2TL serta

     pemeliharaan meter transaksi untuk mendukung tercapainya target kinerja dan

    kesesuaian transaksi energi.Adapun tanggung jawab utama dari Asisten

    Manajer Transaksi Energi adalah sebagai berikut :

    1.  Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan pengelolaan

    APP, penekanan susut dan P2TL.

    2. 

    Mengkoordinasikan pemasangan, pembacaan dan evaluasi APP

     pelanggan TM, transaksi antar unit dan IPP/excess power

    3.  Memonitor dan mensupervisi pemasangan, pembacaan dan evaluasi

    APP TR.

    4.  Mengkoordinasikan pengendalian APP untuk memastikan akurasi

     pengukuran transaksi tenaga.

    5.  Mengkoordinasikan pemeliharaan APP, baik korektif maupun preventif.

    6. 

    Mengkoordinasikan proses pembuatan rekening penjualan tenaga listrik

    dan penerbitan stroom.

    7. 

    Memverifikasi hasil transaksi energi pelanggan pasca dan prabayar

    (prepaid) dan APP antar unit serta IPP/excess power

    8.  Mengevaluasi dan memetakan kinerja susut, penertiban dan

     pemutakhiran data PJU.

    9.  Mengkoordinasikan kegiatan P2TL.

    10. 

    Mengkoordinasikan pengelolaan Automatic Meter Reading (AMR).

    11. Mengelola kebutuhan dan mengendalikan pemakaian segel serta matris

    Segel.

    2.8.4  Tugas Pokok Asisten Manajer Konstruksi

    Mengkoordinasikan pengendalian dan pelaksanaan kegiatan konstruksi

    Pembangunan Jaringan distribusi dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro

    Hidro (PLTM) serta melaksanakan administrasi logistik untuk menjamin

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    18/71

    Laporan Kerja Praktek 18

     penyelesaian pekerjaan pengembangan jaringan distribusi meliputi pengadaan,

     perencanaan dan pengendalian konstruksi, penyambungan dan logistik

    1. Mengkoordinasikan pengendalian pekerjaan Pembangunan Jaringan

    Distribusi untuk penyambungan baru, efisiensi, mutu dan keandalan

    sistem distribusi dan PLTM sesuai jadwal dan ketentuan yang berlaku.

    2. Mengkoordinasikan ketersediaan material .

    3. Mengkoordinasikan rekonsiliasi stock opname material.

    4. Memastikan proses Tata Usaha Logistik sesuai prosedur.

    5. Monitoring pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

    6. Mengevaluasi dan mengkoordinir penyelesaian pekerjaan konstruksi dan

    melakukan commisioning test untuk pelaksanaan penyambungan.

    7. Melakukan Serah Terima Fisik Teknik (STFT).

    8. Melakukan pengendalian pelaksanaan pekerjaan konstruksi

    2.8.5 Tugas Pokok Asisten Manajer Jaringan

    Mengkoordinasikan rencana dan pelaksanaan Operasi system

    Distribusi, Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB dan Pembangkitan

    Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTM) untuk menjamin mutu dan keandalan

     jaringan distribusi.Adapun tanggung jawab utama dari Asisten Manajer

    Jaringan adalah sebagai berikut :

    1.  Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan operasi system

    Distribusi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

    2.  Mengevaluasi rencana dan pelaksanaan Operasi system Distribusi dan

    Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, dan PLTM.

    3. 

    Melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja proteksi jaringan

    distribusi.

    4.  Melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja pelayanan teknik.

    5. 

    Melakukan verifikas dan validasi asset distribusi secara periodik.

    6.  Menyusun dan mengkoordinasikan pelaksanaan SOP untuk setiap

     pekerjaan Operasi, Pemeliharaan Jaringan Distribusi, dan PDKB.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    19/71

    Laporan Kerja Praktek 19

    7. 

    Melakukan pengendalian operasi system Distribusi dan pemeliharaan

    Jaringan Distribusi.

    8.  Melakukan evaluasi pelaksanaan SOP Operasi system Distribusi dan

    Pemeliharaan Jaringan Distribusi guna tercapainya Zero Accident.

    9.  Melakukan koordinasi dengan unit atau instansi terkait dalam rangka

    operasi sistem Distribusi dan pemeliharaan Jaringan Distribusi.

    2.8.6  Tugas Pokok Asisten Manajer Perencanaan & Evaluasi

    Mengkoordinasikan pencapaian target Kinerja Perusahaan, rencana dan

    evaluasi kegiatan perusahaan, mulai dari RUPTL, RKAP, LKAO, LKAI,

    Prakiraan beban, Master plan Jaringan Distribusi dan Kelayakan

    Pembangunannya, mapping data jaringan dan pelanggan serta mengaplikasikan

    sistem Teknologi Informasi untuk menunjang kegiatan Operasional.Adapun

    tanggung jawab utama dari Asisten Manajer Perencanaan & Evaluasi adalah

    sebagai berikut :

    1. Mengkoordinasikan penyusunan dan pencapaian target Kinerja

    Perusahaan.

    2. Mengkoordinasikan penyusunan RKAP, LKAO dan LKAI.

    3. Menyusun data dukung untuk penyusunan Prakiraan Beban dan

    Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

    4. Menyusun dan mengevaluasi (KKO,KKF dan ERM) Usulan Anggaran

    Investasi (AI) dan Anggaran Operasi (AO) system distribusi.

    5. Mengkoordinasikan Master Plan Pengembangan Jaringan Distribusi dan

    Scada.

    6. Menyusun rencana perluasan jaringan distribusi untuk PB/PD serta

     pembangunan Listrik Perdesaan.

    7. Memonitor dan mengevaluasi implementasi aplikasi, pemeliharaan

    sistem informasi.

    8. Mengkoordinasikan penyusunan dan updating mapping data jaringan dan

     pelanggan.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    20/71

    Laporan Kerja Praktek 20

    2.9  Batas Wewenang

    PT.PLN (Persero) Area Surakarta berada ditengah kota Budaya di Jawa

    Tengah yaitu Kota Surakarta, dimana memiliki luas wilayah 4.051,75 km² yang

    mencakup 1 Kota dan 5 Kabupaten yaitu :

    1.Kota Surakarta

    2.Kota Sukoharjo

    3.Kabupaten Wonogiri

    4.Kabupaten Karanganyar5.Kabupaten Sragen

    6.Sebagian kecil Kabupaten Boyolali dan Klaten

    PT.PLN (Persero) Area Surakarta merupakan salah satu dari 11 kantor Area

    yang terdapat di wilayah Jawa Tengah setelah Semarang, Pekalongan, Yogyakarta,

    Klaten, Surakarta, Purwokerto, Cilacap, Tegal, Magelang dan Kudus . Sebagai

    kantor Area, PLN Surakarta bertanggung jawab serta membawahi segala urusan

    yang berkenaan dengan kelistrikan sampai dengan titik pemakaian konsumen. Untukmempermudah dalam pengontrolan jaringan listrik serta memperlancar tugas-tugas

    administratif dan teknis. Area Surakarta membawahi 11 unit Rayon yaitu :

    1.Rayon Surakarta Kota bertempat di Jl.Arifin No.11 Surakarta.

    2.Rayon Manahan bertempat di Jl.M.T.Haryono No.26 Surakarta.

    3.Rayon Kartasura bertempat di Jl.Indronoto No.201 Ngabean.

    4.Rayon Sukoharjo bertempat di Jl.Jakgung R.Suprapto No.5 Sukoharjo.

    5.Rayon Grogol bertempat di Jl.Langenharjo No.462 Sukoharjo.

    6.Rayon Wonogiri bertempat di Jl.Prof.Dr.Ir.Sutami Wonogiri.

    7.Rayon Jatisrono bertempat di Padean RT.02/06 Jatisrono.

    8.Rayon Karanganyar bertempat di Jl.Cik Ditiro Karaganyar.

    9.Rayon Palur bertempat di Jl.Nusa Indah No.47 Perumnas Palur.

    10.Rayon Sragen bertempat di Jl.R.A Kartini Sragen.

    11.Rayon Sumberlawang bertempat di Jl.Raya Solo –  Purwodadi Km.2

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    21/71

    Laporan Kerja Praktek 21

    2.10 Bidang dan Usaha Kegiatan

    Sesuai Undang-undang RI no. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan

     berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, rangkaian kegiatan perusahaan PT.PLN

    (Persero) adalah : 

    1.  Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup:

    a)  Pembangkitan tenaga listrik

     b) 

    Penyaluran tenaga listrik

    c)  Distribusi tenaga listrik

    d)  Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik

    e) 

    Pengembangan penyediaan tenaga listrik

    f)  Penjualan tenaga listrik

    2.  Menjalankan usaha penunjang listrik yang mencakup :

    a)  Konsultasi ketenagalistrikan

     b)  Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan

    c)  Pemeriksaan dan pengujian peralatan ketenagalistrikan

    d) 

    Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan

    e)  Laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik

    f) 

    Sertifikasi peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik

    g)  Sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan 

    3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup : 

    a)  Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya

    untuk tenaga listrik

     b)  Jasa operasi dan pengaturan (dispatcher ) pada pembangkitan, penyaluran,

    distribusi dan retail tenaga listrik

    c)  Industri perangkat keras, lunak dan lainnya di bidang ketenagalistrikan

    d)  Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang

    ketenagalistrikan di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan

    informasi terkait dengan ketenagalistrikan

    e) 

    Usaha jasa ketenagalistrikan

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    22/71

    Laporan Kerja Praktek 22

    2.11 Produk dan Layanan

    1. Listrik Pra bayar

    Anda dapat mengatur sendiri pemakaian energi listrik anda, sehingga

    memudahkan anda untuk berhemat, dan privasi anda lebih terjaga.

    2. Tambah Daya Gratis

    Promo diperpanjang untuk MENHAN dan TNI .

    3.  Call Center 123

    Pasang Listrik, Tambah Daya, Sambungan Sementara, Layanan Gangguan,

    Informasi Rekening melalui Call Center 123

    4. Layanan Online 

    Pasang Listrik, Tambah Daya, Sambungan Sementara, Layanan Gangguan,

    Informasi Rekening Via Online (www.pln.co.id) 

    5. Integritas Layanan Publik PLN

    Layanan Anti Suap Seluruh Kegiatan dan Layanan PLN

    http://www.pln.co.id/http://www.pln.co.id/

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    23/71

    Laporan Kerja Praktek 23

    BAB III

    LANDASAN TEORI

    3.1  Sistem Distribusi

    Sistem distribusi pada dasarnya di mulai dari pembangkit menuju ke sistem

    transmisi, lalu masuk ke sistem distribusi yang penyaluranya di terapkan

     bermacam-macam sistem untuk menekan adanya kerugian di sisi teknis maupun

    non teknis.

    Pada sistem jaringan distribusi terdapat Jaringan Tegangan Menengah

    (20kV) dan Jaringan Tegangan Rendah (220/380V) beserta bermacam peralatan

    yang terpasang pada jaringan tersebut.

    Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem

    distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik

     besar (bulk power source) sampai ke konsumen. Adapun fungsi distribusi listrik

    antara lain :

    1.  Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan).

    2. 

    Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan

     pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani

    langsung melalui jaringan distribusi.

    Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan

    tegangan dari 11 KV sampai 24 KV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk

    dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 KV, 154 KV, 220 KV atau 500

    KV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan

    adalah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana

    dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir.

    Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang

    mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.

    Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 KV dengan

    transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan

    sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi

     primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    24/71

    Laporan Kerja Praktek 24

    tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem

    tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi

    sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi

    merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.

    Konfigurasi sistem tenaga listrik dapat dilihat pada gambar berikut :

    Gambar 3.1 Diagram Sistem Penyaluran Energi Listrik

    Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dikelompokkan dalam beberapa

     pembagian sebagai berikut:

    1. Daerah I : bagian pembangkitan ( generation).

    2. Daerah II : bagian penyaluran (transmission) bertegangan tinggi

    (HV,UHV, dan EHV).

    3. Daerah III : bagian distribusi primer bertegangan menengah

    (6, 12, atau 20KV).

    4. Daerah IV : bagian distribusi sekunder bertegangan rendah.

    http://2.bp.blogspot.com/-oeWNEO8_Ojs/Tu74fcM3vyI/AAAAAAAAAB0/j4BKWq_dMVQ/s1600/Distribusi+Listrik+1.png

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    25/71

    Laporan Kerja Praktek 25

    Berdasarkan pembagian tersebut, maka diketahui bahwa sistem distribusi

    listrik terdapat pada daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan

    menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa klasifikasi itu dibuat. Dengan

    demikian ruang lingkup jaringan distribusi adalah sebagai berikut:

    1.  SUTM, terdiri dari tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan

     peralatan perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.

    2. 

    SKTM, terdiri dari kabel tanah, terminasi dalam dan luar ruangan, dan lain-

    lain.

    3.  Gardu trafo, terdiri dari transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat

    transformator, panel, pipa - pipa pelindung, arrester, kabel - kabel, pengikat

    transformator, peralatan pertanahan, dan lain - lain.

    4.  SUTR dan SKTR, sama dengan perlengkapan atau material pada SUTM

    dan SKTM, yang membedakan hanya dimensinya.

    Menurut nilai tegangannya, saluran tenaga listrik atau saluran distribusi

    dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    3.1.1  Saluran distribusi primer

    Saluran Distribusi Primer terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu

    antara titik sekunder trafo cabang (gardu induk) dengan titik primer trafo distribusi.

    Saluran ini bertegangan menengah 20 KV. Sistem distribusi primer digunakan

    untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban.

    Sistem ini dapat menggunakan kabel udara maupun kabel tanah sesuai dengan

    tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran

    distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan disuplai tenaga listrik

    sampai ke pusat beban6. Berikut ini merupakan macam-macam bentuk rangkaian

     jaringan distribusi primer :

    A.  Sistem Radial

    Sistem Radial merupakan jaringan sistem distribusi primer yang sederhana

    dan murah biaya investasinya. Pada jaringan ini arus yang paling besar adalah yang

     paling dekat dengan Gardu Induk. Tipe ini dalam penyaluran energi listrik kurang

    handal karena bila terjadi gangguan pada penyulang maka akan menyebabkan

    terjadinya pemadaman pada penyulang tersebut.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    26/71

    Laporan Kerja Praktek 26

    B.  Sistem Spindle

    Sistem Spindle merupakan jaringan distribusi primer gabungan dari struktur

    radial yang ujung - ujungnya dapat disatukan pada gardu hubung dan terdapat

     penyulang ekspres. Penyulang ekspres (express feeder ) ini harus selalu dalam

    keadaan bertegangan, dan siap terus menerus untuk menjamin bekerjanya sistem

    dalam menyalurkan energi listrik ke beban pada saat terjadi gangguan atau

     pemeliharaan. Dalam keadaan normal tipe ini beroperasi secara radial.

    C. 

    Sistem Ring/Loop

    Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe

     jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan normal

    tipe ini bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT dapat

    dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir. Tipe ini lebih handal dalam

     penyaluran tenaga listrik dibandingkan tipe radial namun biaya investasi lebih

    mahal.

    Gambar 3.3 Sistem Jaringan Spindle

    Gambar 3.2 Sistem Jaringan Radial

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    27/71

    Laporan Kerja Praktek 27

    D. 

    Sistem Mesh

    Struktur jaringan distribusi primer ini dibentuk dari beberapa Gardu Induk

    yang saling dihubungkan sehingga daya beban disuplai oleh lebih dari satu gardu

    Induk dibandingkan dengan dua tipe sebelumnya, tipe ini lebih handal dan biaya

    investasi lebih mahal.

    E.  Sistem Cluster

    Struktur jaringan primer pola cluster ini pada dasarnya sama dengan

     jaringan spindle, tetapi gardu hubungnya lebih dari satu. Biaya investasi

     pembangunannya lebih mahal dari struktur spindle tetapi kehandalannya lebih

    tinggi.

    F.  Sistem Margerithe

    Struktur jaringan primer pola Margerithe merupakan gabungan dari struktur

     jaringan spindle. Apabila salah satu sisi terjadi gangguan maka beban dapat disuplai

    dari sisi yang lain. Biaya investasinya lebih mahal dari struktur jaringan lain.

    Gambar 3.4 Sistem Jaringan Loop

    Gambar 3.5 Sistem Jaringan Mesh

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    28/71

    Laporan Kerja Praktek 28

    3.1.2  Saluran distribusi sekunder

    Saluran distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu

    antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban. Sistem distribusi

    sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke

     beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran

    yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan

    kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut

    sistem tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada

    konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-peralatan sebagai

     berikut:

    a. Papan pembagi pada trafo distribusi.

     b. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).

    c. Saluran Layanan Pelanggan (SLP) ke konsumen/pemakai.

    d. Alat Pembatas dan pengukur daya (KWH meter) serta fuse atau pengaman

     pada pelanggan.

    Komponen sistem distribusi dapat digambarkan pada gambar berikut:

    Jaringan distribusi listrik secara umum dibedakan menjadi empat bagian utama :

    1. Jaringan Tegangan Menengah (JTM), yang berfungsi sebagai penyulang

    ( feeder ) tegangan menengah yang keluar dari gardu induk (GI) untuk

    kemudian mensuplai gardu-gardu distribusi.

    2. Trafo distribusi (gardu distribusi), yang berfungsi sebagai penurun tegangan

    dari tegangan menengah ke tegangan rendah.

    3. Jaringan Tegangan Rendah (JTR), yaitu penyulang tegangan rendah setelah

    keluar dari gardu distribusi.

    Gambar 3.6 SLD Sistem Distribusi 

    http://1.bp.blogspot.com/-Nhkwn1AYBpo/Tu75foWMQ5I/AAAAAAAAAB8/iXTmRuuSFvs/s1600/Distribusi+Listrik+2.png

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    29/71

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    30/71

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    31/71

    Laporan Kerja Praktek 31

    3. Untuk mengadakan pengukuran dari besaran listrik

    4. Untuk memisahkan rangkaian yang satu dengan yang lain

    5. Untuk memberikan tenaga pada alat tertentu

    3.3 Prinsip Dasar Transformator 

    Transformator mengubah dan menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih

    rangkaian listrik ke rangkaian ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu

    gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

    Transformator di gunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun

    elektronika.

    Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya

    tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap- tiap keperluan misalnya, kebutuhan

    akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh.

    Gambar 3.9 Rangkaian dasar transformator

    Transformator terdiri atas dua buah kumparan ( primer dan sekunder ) yang

     bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan

    secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance ) rendah.

    Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka

    fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan

    tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya

    fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri (  self

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    32/71

    Laporan Kerja Praktek 32

    induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi

    dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama mutual induction yang

    menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah

    arus sekunder jika pada rangkaian sekunder diberikan beban, sehingga energi listrik

    dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi ).

    =

     

    Keterangan : e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ]

     N = jumlah lilitan

     = perubahan fluks magnet

    Lilitan Primer (N1) dan Lilitan Sekunder (N2), maka berdasarkan hukum

    Faraday pada masing-masing lilitan tersebut akan membangkitkan ggl induksi E1

    dan E2. Besarnya ggl induksi E1 dan E2 adalah :

    E1 = 4.44 f N1 φm 

    E2 = 4.44 f N2 φm 

    Perbandingan antara E1 dan E2 disebut perbandingan transformator yang

     besarnya adalah sebagai berikut :

    a = E1/E2 = N1/N2

    Hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat ditransformasikan oleh

    transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator digunakan

    sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus

    searah sambil tetap mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Tujuan utama

    menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi

    (hambatan magnetis ) dari rangkaian magnetis ( common magnetic circuit ). 

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    33/71

    Laporan Kerja Praktek 33

    3.4 Jenis Transformator

    Trafo apabila ditinjau dari kegunaannya dapat dibedakan menjadi

     bermacam macam antara lain:

    3.4.1 Trafo daya atau tenaga

    a. Trafo penaik tegangan (step up)

    Transformator ini biasanya digunakan di gardu induk pembangkit tenaga

    listrik, untuk menaikkan tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi

    atau tegangan tinggi (150/500kV).

    Gambar 3.10 Trafo Daya Pembangkit

     b. Trafo penurun tegangan (step down)

    Transformator ini biasanya digunakan di gardu induk distribusi, untuk

    menurunkan tegangan dari tegangan tinggi atau tegangan transmisi menjadi

    tegangan menengah (11,6/20kV).

    Gambar 3.11 Trafo Daya Gardu Induk

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    34/71

    Laporan Kerja Praktek 34

    3.4.2 Trafo Distribusi

    a. Trafo 3 Fasa

    Transformator ini digunakan untuk jaringan distribusi menurunkan tegangan

    menengah menjadi tegangan rendah 3 fasa (380V). Trafo ini tersebar luas di

    lingkungan masyarakat dan mudah mengenalinya karena biasa dicantol di

    tiang. Oleh karena itu, biasa juga disebut dengan gardu cantol. Di Jawa

    Tengah, Trafo 3 fasa ini jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan

    trafo 1 fasa.

    Gambar 3.12 Trafo 3 Fasa 

     b. Trafo 1 Fasa

    Transformator ini digunakan untuk jaringan distribusi menurunkan tegangan

    menengah menjadi tegangan rendah 1 fasa (220V). Sama seperti trafo 3 fasa,

    trafo ini tersebar luas di lingkungan masyarakat dan mudah mengenalinya

    karena biasa dicantol di tiang. Oleh karena itu, biasa juga disebut dengan

    gardu cantol. Di Pulau Jawa, penggunaan trafo 1 fasa ini hanya ada di Jawa

    Tengah. Dalam tulisan ini, penulis hanya terfokus untuk memahas trafo ini

    saja.

    Gambar 3.13 Trafo 1 Fasa

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    35/71

    Laporan Kerja Praktek 35

    3.4.3 Trafo Pengukuran

    a. Trafo tegangan ( Potential Transformer )

    Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa

     besaran tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau

    sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban

    yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga

     besaran tegangannya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman

     jaringan.

    Gambar 3.14 Trafo PT

     b. Trafo arus (Current Transformer )

    Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa

     besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau

    sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban

    arus yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa

     juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman

     jaringan.

    Gambar 3.15 Trafo CT

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    36/71

    Laporan Kerja Praktek 36

    3.5 Trafo Distribusi 1 Fasa

    Sesuai dengan penjelasan diatas, maka sebuah transformator distribusi

     berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah 11,6kV ke tegangan distribusi

    220V. Adapun komponen-komponen utama dan peralatan proteksi yang terpasang

     pada transformator 1 fasa antara lain adalah :

    1. Inti Besi

    Inti besi transformator (kern) terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak

    atau baja silikon yang diklem menjadi satu. Fungsi utama dari dari inti besi ini

    adalah sebagai jalan atau rangkaian garis-garis gaya magnit. Karena fluks yang

    mengalir di dalam inti trafo adalah fluks bolak-balik, diperlukan persyaratan

    khusus agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat ditekan sekecil mungkin.

    Untuk itu inti trafo dibuat dari plat baja silikon (silicon steel).

    Inti dibuat berupa tumpukan atau lapisan-lapisan. Inti itu menjamin

    sambungan magnetik yang bagus antara kumparan primer dan sekunder. Inti besi

     juga berguna untuk mengurangi panas (sebagai rugi - rugi besi) yang ditimbulkan

    oleh arus eddy. Arus eddy disebabkan oleh arus bolak balik yang menginduksikan

    tegangan pada inti transformator itu sendiri. Karena inti besi merupakan

     penghantar, inti besi dapat menghasilkan arus karena adanya tegangan induksi.

    Dengan membuat inti itu berlapis-lapis, maka lintasan arus eddy akan dikurangi

    dengan sangat mencolok.

    Pada transformator kecil, penampang kern (inti trafo) dipersiapkan dalam

     bentuk persegi, tetapi untuk memenuhi kebutuhan ekonomis untuk trafo berskala

     besar inti trafo dipersiapkan dalam bentuk bulat. Posisi belitan terhadap inti

    memberikan dua jenis transformator yaitu:

    a. Jenis Inti (core type) yakni belitan mengelilingi inti, biasanya untuk

    transformator dengan daya dan tegangan tinggi.

     b. Jenis cangkang (shell type) yakni inti mengellingi belitan, biasanya untuk

    transformator dengan daya dan tegangan yang rendah.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    37/71

    Laporan Kerja Praktek 37

    Gambar 3.16 Inti Besi Trafo Gambar 3.17 Silicon Steel

    2.  Kumparan Transformator

    Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang

    membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari

    kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi

    maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak,

    kertas isolasi dan lain-lain. Kumparan primer adalah belitan yang dihubungkan

    dengan sumer tegangan. Sedangkan kumparan sekunder adalah belitan yang

    dihubungkan dengan beban.

    Kumparan tersebut berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

    Untuk transformator step down kumparan primer mempunyai jumlah belitan lebih

     banyak dibanding dengan kumparan sekundernya, dan untuk transformator step up

    adalah kebalikan dari parameter transformator step down yaitu jumlah belitan

    sekunder harus lebih banyak dibanding dengan kumparan primernya.

    Gambar 3.18 Kumparan Primer Trafo Gambar 3.19 Kumparan Sekunder Trafo 

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    38/71

    Laporan Kerja Praktek 38

    3.  Media Pendingin 

    Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi

     besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu

    yang berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi

    adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga

    dilengkapi dengan sistem pendingin yang berfungsi untuk menyalurkan panas

    keluar transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa

    udara, gas, minyak dan air.

    Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara Alamiah (natural). 

    Tekanan/paksaan (forced). Berikut ini tabel sistem pendingin transformator :

    Tabel 3.1 Tipe Pendinginan pada Transformator 

     

    Keterangan : A = air  (udara), O = Oil  (minyak), N = Natural (alamiah),

    F = Forced  (Paksaan / tekanan), W=Water (Air) 

    Sebagian besar transformator dtribusi 1 fasa menggunakan minyak sebagai

    media pendingin. Hal ini dikarenakan minyak trafo mempunyai sifat sebagai

    media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tembus

    tegangan tinggi). Sehingga selain berfungsi sebagai media pendingin, minyak

    transformator juga berfungsi sebagai isolasi.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    39/71

    Laporan Kerja Praktek 39

    Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti

    transformator direndam di dalam minyak transformator. Oleh karena itu

    transformator harus mempunyai persyaratan, sebagai berikut :

    Mempunyai kekuatan isolasi ( Dielectric Strength)

    -  Penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil dan dapat

    mengendap dengan cepat

    Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan

    kemampuan pendinginan menjadi lebih baik

    -  Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap, sifat kimia yang

    stabil

    Gambar 3.20 Minyak Transformator  

    4.  Bushing

    Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar.

    Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator

    tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main

    tank transformator.

    Gambar 3.21 Bushing Primer Trafo 1 Fasa 

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    40/71

    Laporan Kerja Praktek 40

    Gambar 3.22 Bushing Sekunder Trafo 1 Fasa 

    Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu

    isolasi, konduktor, klem koneksi, dan aksesoris. Isolasi pada bushing terdiri dari

    dua jenis yaitu oil impregnated paper dan resin impregnated paper. Pada tipe oil

    impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan minyak isolasi

    sedangkan pada tipe resin impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas

    isolasi dan resin.

    Gambar 3.23 Kertas Isolasi Pada Bushing 

    Terdapat jenis-jenis konduktor pada bushing yaitu hollow conductor dimana

    terdapat besi pengikat atau penegang ditengah lubang konduktor utama, konduktor

     pejal dan flexible lead. Klem koneksi merupakan sarana pengikat antara stud

     bushing dengan konduktor penghantar diluar bushing.

    5. 

    Tangki Transformator

    Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator

    dan sebagai pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak.

    Adapun ukuran tangki disesuaikan dengan ukuran inti dan kumparan. 

    6.  Tap Changer 

    Tap changer adalah alat yang berfungsi untuk mengubah perbandingan

    lilitan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    41/71

    Laporan Kerja Praktek 41

    sesuai yang dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi

     primer yang berubah-ubah. Tap changer (perubahan tap) dapat dilakukan dalam

    keadaan berbeban (on load ) atau keadaan tidak ber-beban (off load ). Untuk

    tranformator distribusi perubahan tap changer dilakukan dalam keadaan tanpa

     beban.

    Gambar 3.24 Tap Changer Trafo 1 Fasa

    7.  Peralatan Proteksi

    A.  Circuit Breaker

    Alat ini berfungsi untuk memutuskan arus atau tripping otomatis ketika

    terjadi gangguan pada trafo dan juga sekaligus sebagai penghubung. Selain itu

    circuit breaker juga dapat berfungsi seperti saklar yang dikendalikan secara

    manual. Alat ini di pasang di sisi sekunder trafo.

    Gambar 3.25 Circuit Breaker

    B.  Fuse

    Fuse  berfungsi untuk pengaman lebur jika terjadi arus berlebih yang

    melewatinya. Maka dari itu fuse ini harus di pertimbangkan pemasangannya dan

    disesuaikan dengan arus rating atau batasan arus maksimal pada suatu peralatan.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    42/71

    Laporan Kerja Praktek 42

    Fuse ini dipasang pada sisi primer trafo. Dengan adanya fuse maka belitan trafo

    aman dari adanya arus lebih karena sudah di interupsi dan dapat otomatis putus.

    Jika alat ini putus maka untuk menanggulanginya lagi hanya dengan melakukan

     penggantian fuse dengan rating arus yang sama.

    Gambar 3.26 Fuse 

    C.  Lighting Arrester

    Lightning Arrester merupakan alat untuk melindungi isolasi atau peralatan

    listrik terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir. Bila terjadi

    tegangan lebih akibat petir pada jaringan, maka arrester bekerja dengan

    menggalirkan arus surja ke tanah, kemudian setelah itu tegangan normal kembali.

    Pada tegangan operasi normal, arrester harus mempunyai impedansi sangat

    tinggi. Bila mendapat tegangan transien abnormal di atas harga tegangan

    tembusnya, maka harus menembus dengan cepat. Arus pelepasan selama waktu

    tembus tidak boleh melebihi arus pelepasan nominal supaya tidak merusak

    arrester. Arus dengan frekuensi normal harus diputuskan dengan segera apabila

    tegangan transien telah turun di bawah tegangan tembusnya.

    Gambar 3.27 Lightning Arrester

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    43/71

    Laporan Kerja Praktek 43

    3.6  Tegangan Trafo Distribusi

    Tegangan pada trafo distribusi selalu dinaikkan sampai dengan 5%. Hal ini

    dimaksudkan agar dapat mengantisipasi terjadinya drop tegangan pada saluran

    dengan rincian sebagai berikut :

    a. 

    Maksimum 3% hilang pada saluran antara pembangkit (dalam hal ini trafo

    distribusi) sampai dengan sambungan rumah.

     b. 

    Maksimum 1% hilang pada saluran antara sambungan rumah sampai

    dengan KWh meter.

    c. 

    Maksimum 1% hilang pada saluran KWh meter ke panel pembagi danselanjutnya ke alat listrik terjauh.

    Semakin besar rugi daya dalam persen, berarti semakin besar kerugian energi

    yang terjadi. Semakin besar rugi energi yang terjadi maka semakin besar kerugian

    PLN. Hal ini dikarenakan adanya daya yang tidak tecatat oleh KWh meter.

    3.7 Penyebab Gangguan Trafo

    1. 

    Tegangan Lebih Akibat Petir

    Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa,

    sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa

    tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester  

    yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan

    yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan arus bertegangan

    lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah. Tetapi apabila terjadi kerusakan

     pada arrester  , arus petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh arrester sehinggamengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi

    trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo dan mengakibatkan

    hubungan singkat antar lilitan.

    2. Overload dan beban tidak seimbang

    Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas

    maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi kapasitas

    maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban penuh (full load) dari trafo.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    44/71

    Laporan Kerja Praktek 44

    Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi

    menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan

    tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.

    3. Loss Contact Pada terminal Bushing

    Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan karena terdapat

    kelonggaran pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing.

    Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo

    distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat menimbulkan kerusakan

     pada belitan trafo.

    4. Isolator Bocor/Bushing Pecah

    Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh :

    a.  Flash Over

    Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan

    distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja

    tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka

    kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20kV, ketahanan

    impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan busur api antara

    konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubung singkat phasa ke

    tanah.

     b. 

    Bushing kotor

    Kotoran pada pemukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan

     peghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalanya arus

    melalui permukaan bushing sehingga mencapai bodi trafo. Umumnya kotoran initidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena

    hujan/embun.

    5. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo

    Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas minyak

    trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan karena :

    a. Packing  Bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.

    2. Umur minyak trafo sudah tua.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    45/71

    Laporan Kerja Praktek 45

    6. Seal Bushing Rusak  

    Rusaknya seal bushing dapat menyebabkan bocornya minyak. Dengan adanya

    kebocoran minyak, maka akan menyebabkan panas pada trafo. Jika kebocoran

    minyaknya parah dapat menyebabkan kegagalan isolasi yang kelanjutannya akan

    mengakibatkan rusaknya trafo karena short . Kebocoran minyak yang melewati seal

    ini disebabkan karena beberapa hal yang antara lain :

    - Koneksi kabel pada bushing trafo tidak kencang. Saat koneksi terminasi lemah

    maka koneksi tersebut akan mengakibatkan panas yang berlebih pada terminasi

    di bushing trafo. Karena bushing trafo tidak kuat menahan panas maka seal akan

    rusak.

    - Kabel sekunder trafo tidak standar. Pada saat trafo dibebani, maka arus akan

    melewati kabel tersebut. Jika arus tersebut melebihi KHA (Kuat Hantar Arus)

    maka akan menyebabkan terbakarnya kabel yang akan merambat pada seal

     bushing trafo. Akibat panas yang berlebih tersebut, maka seal tersebut akan

    rusak bahkan meleleh.

    - Trafo yang dibebani berlebih (overload ). Pada saat trafo dibebani secara

    overload , maka akan menyebabkan panas yang berlebih dalam trafo tersebut.

    Hal tersebut menyebabkan tekanan dalam trafo meningkat dan mendesak

    minyak trafo untuk keluar dan mengurangi daya tahan trafo.

    - Posisi kedudukan trafo yang miring. Pada saat trafo dibebani, maka akan terjadi

    tekanan yang tinggi pada tangki trafo. Tekanan tersebut akan menyebabkan

     pemaksaan naiknya minyak trafo pada packing atas trafo. Jika trafo yang

    terpasang miring, maka minyak trafo akan keluar melalui packing atas yang

    levelnya lebih tinggi.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    46/71

    Laporan Kerja Praktek 46

    BAB IV

    PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 1 FASA

    PT PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

    4.1  Definisi Pemeliharaan

    Pemeliharaan secara umum adalah suatu cara untuk memperkecil

    kemungkinan buruk suatu sistem yang dilakukan dengan cara memberikan

     perawatan pada suatu peralatan agar dapat mempertahankan kemampuan dan umur

    dari peralatan tersebut.

    4.2 Macam-macam pemeliharaan

    4.2.1 Berdasarkan waktu pelaksanaannya :

     –   Pemeliharaan terencana ( Planed maintenance) : preventif dan korektif.

    Pemeliharaan preventif yaitu pemeliharaan untuk mencegah

    terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk

    mempertahankan unjuk kerja peralatan agar tetap beroperasi dengan

    keandalan dan efisiensi yang tinggi. Contoh kegiatan pemeliharaan rutin

    yaitu dilakukannya inspeksi jaringan dan analisa pembebanan trafo.

    Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan

    maksud untuk memperbaiki kerusakan yaitu suatu usaha untuk

    memperbaiki kerusakan hingga kembali kepada kondisi atau kapasitas

    semula dan perbaikan untuk penyempurnaan. Pemeliharaan korektif ini

    merupakan tindak lanjut dari pemeliharaan prefentif. –   Pemeliharaan tidak direncanakan (Unplaned Maintenance).

    Pemeliharaan ini sifatnya mendadak dan tidak terencana. Ini

    diakibatkan karena gangguan atau kerusakan serta hal-hal lain di luar

    rencana kita. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan atau pengecekan

     perbaikan maupun penggantian peralatan.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    47/71

    Laporan Kerja Praktek 47

    4.2.2  Berdasarkan teknisnya 

     –   Pemeliharaan onlinePemeliharaan secara online merupakan sebuah upaya atau langkah

    untuk mengetahui kondisi kesehatan trafo distribusi yang sedang

     beroperasi. Dengan demikian potensi-potensi ketidak normalan Trafo yang

     berdampak terhadap kerusakan trafo dapat diminimalisir secara dini.

     –   Pemeliharaan offline

    Pemeliharaan trafo secara offline merupakan pemeliharaan yang

    dilakukan ketika trafo distribusi tidak beroperasi dan posisinya sudah

    diturunkan dari tiang listrik.

    4.3  Pemeliharaan Transformator

    Pemeliharaan transformator bertujuan untuk mempertahankan sistem

     penyaluran tenaga listrik, supaya dalam beroperasi dapat menjamin mutu

     penyaluran tenaga listrik ke pelanggan, serta mengurangi resiko terjadinya

    gangguan secara rutin dan dapat mempertahankan kemampuan dan umur trafotersebut agar perusahaan dapat memperkecil pengeluaran biaya dalam operasional

    trafo tersebut.

    Pemerikasaan atau Inspeksi rutin perlu dilakukan untuk menjamin agar

    transformator selalu dalam kondisi yang baik. Karena dari hasil inspeksi tersebut,

     pemeliharaan trafo yang tidak sedang dalam kondisi baik dapat segera diketahui

    dan ditindaklanjuti supaya tidak memperparah kondisi transformator tersebut.

    Pada sistem kerja sebenarnya di lapangan, Pemeliharaan Trafo di PLN Area

    Surakarta mempunyai sistematika atau alur penyelesaian dalam melakukan

     pemeliharaan transformator sebagai berikut :

    1. 

    Petugas rayon melakukan inspeksi terjadwal di areanya masing - masing

    kemudian memberikan data trafo sakit ke penanggung jawab PLN Area

    Surakarta.

    2. 

    Penanggung Jawab dari Area melakukan survey lokasi untuk verifikasi

    kebenaran data dari rayon.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    48/71

    Laporan Kerja Praktek 48

    3. 

    Penanggung Jawab dari Area membuat skala prioritas dari data trafo sakit yang

    dikirim dari rayon.

    4.  Membuat PK3 dan TUG16 untuk mempersiapkan trafo dari gudang untuk

    dibawa ke bengkel vendor PLN Area Surakarta.

    5.  Trafo di bawa ke bengkel untuk dilakukan pengecekan untuk selanjutnya

    dipelihara.

    6. 

    Setelah jadi dan lewat pengujian, trafo dibawa ke lokasi bermasalah untuk

     penggantian dengan skala prioritas mengenai dimana seharusnya trafo harus

    dipasang yang disesuaikan dengan beban yang disuplai.

    4.4  Pemeliharaan Transformator secara Offline

    Didalam suatu pemeliharaan trafo yang dilakukan secara offline diperlukan

    sebuah anlisa secara offline. Analisa offline merupakan analisa yang diperlukan

    untuk mengetahui kondisi kesehatan trafo distribusi dari kegiatan penilaian resiko

    kesehatan trafo (online) yang tidak wajar seperti adanya gangguan pada trafo.

    Sehingga selanjutnya untuk trafo sedang beroperasi dan teridentifikasi terganggu

    dapat diketahui apakah trafo tersebut dapat dioperasikan atau digunakan kembali,

    dengan demikian biaya pemeliharaan transformator distribusi dapat berjalan efektif.

    Melalui analisa ini akan diketahui apakah trafo -trafo tersebut bisa atau tidak untuk

    digunakan kembali ataupun harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan

    atau dioperasikan.

    Mengingat faktor keterbatasan alat test atau pengujian dilapangan, dalam

    melakukan analisa offline diperlukan tiga buah paramater pengujian minimal yang

    harus dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi internal didalam trafo masih baik

    (berada dalam batas normal). Pengujian tersebut meliputi pemeriksaan visual,

     pengujian tegangan tembus minyak, pengujian tahanan isolasi dan pengujian ratio

     belitan transformator.

    Didalam melakukan pemeliharaan transformator distribusi 1 fasa secara

    offline tidak lepas dari langkah - langkah sebelum dibongkar dan tindak lanjut

     pembongkaran trafo yang antara lain :

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    49/71

    Laporan Kerja Praktek 49

    1. Analisa layak atau tidaknya trafo untuk dipelihara (sebelum dibongkar) :

    - Pemeriksaan name plate trafo

    - Pemeriksaan kondisi visual trafo

    - Pengecekan tahanan isolasi

    - Pengecekan ratio belitan trafo dengan TTR

    - Pemeriksaan minyak trafo

    2. Tindak lanjut pembongkaran trafo :

    - Pengangkatan kumparan

    - Oven atau pemanasan kumparan

    - Purifikasi minyak trafo

    - Pengecatan ulang tangki trafo

    4. Pemasangan kembali kumparan ke bodi trafo dan pemasukan minyak trafo

    5. Pengujian kembali (final check) dengan parameter seperti tersebut diatas

    4.5  Pemeriksaan Name Plate Trafo

     Name plate yang tertera pada trafo memuat data - data spesifikasi dari trafo

    itu sendiri. Name plate ini sangat penting sebagai informasi jika kita akan

    memelihara, memasang atau memperbaiki trafo tersebut. Berikut ini merupakan

     penjelasan mengenai name plate trafo merk SINTRA dan BAMBANG DJAJA

    dengan kapasitas daya 50 kVA :

    Gambar 4.1 Name Plate Trafo Sintra

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    50/71

    Laporan Kerja Praktek 50

    Dari name plate tersebut kita dapat mengetahui :

    1.  Merk trafo adalah SINTRA dan diproduksi oleh PT. SINTRA SINARINDO

    ELEKTRIK

    2. 

    Jenis trafo merupakan jenis trafo 1 fasa dan dibuat berdasarkan standar IEC

    76/SPLN-95

    3.   Nomor seri trafo 981634 dan dibuat pada tahun 1999

    4. 

    Daya nominal trafo adalah 50 kVA sehingga trafo tidak bisa diberikan daya

    lebih dari rating tersebut. Jika diberikan daya lebih dari rating tersebut maka

    akan menyebabkan trafo rusak.

    5. 

    Trafo bekerja pada frekuensi 50 Hz

    6.  Tegangan pada sisi primer dapat diatur sebanyak 5 kali dengan tap changer

    yaitu 12702 volt, 1214 volt, 11547 volt, 10970 volt dan 10392 volt.

    7. 

    Tegangan pada sisi sekunder 231 volt ketika diukur pada x1 - x2 dan x3 - x4

    dan 462 ketika diukur pada x1 - x4.

    8.  Arus nominal trafo sisi primer 4,33 A dan arus nominal sisi sekunder untuk

    tegangan 462 adalah 108,2 A dan arus nominal sisi sekunder untuk tegangan

    231 adalah 216,4 A.

    9.  Tipe pendingin pada trafo adalah ONAN (Oil Natural Air Natural) yang

    merupakan tipe pendingin dengan media minyak isolasi sebagai pendingin

    internalnya dan udara natural sebagai pendingin eksternalnya.

    10. Kenaikan suhu maksimum pada minyak trafo adalah 50˚C dan pada belitan

    trafo adalah 55˚C. 

    11. Berat total trafo sebesar 413 kg dengan berat minyak sebesar 129 kg

    12. 

    Dengan diketahuinya massa minyak, maka volume trafo dapat diketahui

    dengan perhitungan sebagai berikut :

    = 129

    0,8 dm3

    = 161,25 3 = 161,25  

    Keterangan : v = volume minyak (1 liter = 1 dm3)

    m = massa (kg)

      = massa jenis (massa jenis minyak = 0,8 

    )

     

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    51/71

    Laporan Kerja Praktek 51

    Gambar 4.2 Name Plate Trafo BAMBANG DJAJA

    Dari name plate tersebut kita dapat mengetahui :

    1. 

    Merk trafo adalah BAMBANG DJAJA dan diproduksi oleh PT. BAMBANG

    DJAJA

    2.  Jenis trafo merupakan jenis trafo 1 fasa dan dibuat berdasarkan standar IEC

    76

    3. 

     Nomor seri trafo 897347 dan dibuat pada tahun 1989

    4.  Daya nominal trafo adalah 50 kVA sehingga trafo tidak bisa diberikan daya

    lebih dari rating tersebut. Jika diberikan daya lebih dari rating tersebut maka

    akan menyebabkan trafo rusak.

    5.  Trafo bekerja pada frekuensi 50 Hz.

    6. 

    Tegangan pada sisi primer dapat diatur sebanyak 5 kali dengan tap changer

    yaitu 12702 volt, 1214 volt, 11547 volt, 10970 volt dan 10392 volt.

    7. 

    Tegangan pada sisi sekunder 231 volt ketika diukur pada x1 - x2 dan x3 - x4

    dan 462 ketika diukur pada x1 - x4.

    8.  Arus pengenal trafo sisi primer 3,94 A dan arus nominal sisi sekunder untuk

    tegangan 462 adalah 108,2 A dan arus nominal sisi sekunder untuk tegangan

    231 adalah 216,4 A.

    9.  Tipe trafo CSP (Completely Self Protecting) yang artinya memiliki peralatan

     proteksi terhadap petir, beban lebih dan hubung singkat yang semuanya

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    52/71

    Laporan Kerja Praktek 52

    terhubung langsung ke trafo. Tidak seperti trafo 3 fasa yang biasanya

     peralatan proteksinya sendiri - sendiri

    10. Kenaikan suhu maksimum pada minyak trafo adalah 65˚C dan pada belitan

    trafo adalah 75˚C. 

    11. Berat total trafo sebesar 340 kg dengan berat minyak sebesar 60 kg

    12. Dengan diketahuinya massa minyak, maka volume trafo dapat diketahui

    dengan perhitungan sebagai berikut :

     

    Keterangan :

    v = volume minyak (1 liter = 1 dm3)

    m = massa (kg)

      = massa jenis (massa jenis minyak = 0,8 

    )

    =  60

    0,8

    dm3

    = 75 3 = 75  

    4.6  Pemeriksaan Kondisi Visual Transformator

    Dari suatu pemeriksaan kondisi trafo secara visual kita dapat mengetahui

    mengenai kondisi kelayakan tabung, kondisi bushing, kondisi baut - baut pengikat

    dan kondisi seal sebagai penghambat dari keluarnya minyak. Berikut ini merupakan

    gambar pemeriksaan kondisi visual trafo bermerk SINTRA dan BAMBANG

    DJAJA dengan kapasitas daya 50 kVA :

    Gambar 4.3 Pemeriksaan kondisi visual trafo

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    53/71

    Laporan Kerja Praktek 53

    Dari pemeriksaan visual ini dapat diketahui bahwa :

    1.  Terdapat perembesan oli yang melewati seal pada isolator trafo sehingga perlu

    diganti dengan seal yang baru. Hal ini wajar karena umur trafo yang sudah

    termakan usia, yaitu tahun 1999 untuk trafo SINTRA dan tahun 1989 untuk

    BAMBANG DJAJA.

    2. 

    Kondisi baut - baut pengikat masih lengkap.

    3.  Kondisi bushing dan arrester dari kedua trafo masih bagus untuk digunakan,

    hanya saja agak kotor. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus melalui

     permukaan bushing ke body trafo ketika dalam kondisi basah, sehingga perlu

    dibersihkan.

    4.  Kedua tabung tidak ada yang bocor, namun terdapat karat di beberapa bagian.

    Salah satu penyebabnya adalah hujan, karena didalam air hujan terdapat

    kandungan garam. Untuk mencegah korosi pada tangki dan agar tampilan lebih

     bagus, tangki dibersihkan dan bagian luarnya di cat ulang.

    4.7  Pengukuran Nilai Tahanan Isolasi

    Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi isolasi antara belitan

    dengan ground atau antara dua belitan. Metoda yang umum dilakukan adalah

    dengan memberikan tegangan dc dan merepresentasikan kondisi isolasi dengan

    satuan megaohm. Tahanan isolasi yang diukur merupakan fungsi dari arus bocor

    yang menembus melewati isolasi atau melalui jalur bocor pada permukaan

    eksternal. Pengujian tahanan isolasi dapat dipengaruhi suhu, kelembaban dan jalur

     bocor pada permukaan eksternal  seperti kotoran pada bushing atau isolator. Nilai

    tahanan isolasi minimum mengacu ke rumus berikut :

    Keterangan :

    R = Tahanan Isolasi (MΩ)

    C = Faktor belitan terendam minyak = 0,8

    E = Rating tegangan tegangan tertinggi primer trafo (Volt)

    kVA = Rating daya trafo yang diuji

    =  ×

    √  

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    54/71

    Laporan Kerja Praktek 54

    Berikut ini merupakan gambar dan tabel pengujian tahanan isolasi :

    Gambar 4.4 Pengujian Tahanan Isolasi

    Tabel 4.1 Pengujian Tahanan Isolasi

    NoTerminal

    Pengukuran

    Acuan Standar Pengukuran

    Tahanan Isolasi (MΩ) PLN

    Perhitungan

    Rumus Sintra B&D

    1 Primer-Gnd

    SPLN 8-3: 1991

    Tahanan Isolasi Belitan

    Trafo 1 Fasa

    Daya 50 kVA

    > 2000 MΩ 

    >  ×

    √  

    > 0,8 × 12702

    √ 50 

    > 1437  

    0 0

    2 Primer-X1 2000 2000

    3 Primer-X2 2000 2000

    4 Primer-X3 2000 2000

    5 Primer-X4 2000 2000

    6 Ground-X1 1200 2500

    7 Ground-X2 1200 2500

    8 Ground-X3 1200 2500

    9 Ground-X4 1200 2500

    Alat ukur tahanan

    isolasi

    KYORITSU Model 3122

    5000V/200000MΩ 

    Berdasarkan hasil pengujian, jika dibandingkan dengan acuan standar dari

     perhitungan nilai tahanan isolasi minimum, untuk trafo BAMBANG DJAJA sudah

     bagus, sedangkan untuk SINATRA masih kurang. Namun karena standar dari PLN

    tahanan isolasi harus lebih dari 2000 MΩ  maka untuk keduanya perlu ditingkatkan

    nilai tahanan isolasinya. Peningkatan nilai tahanan isolasi ini bisa dilakukan dengan

    membersihkan kumparan dan koil dari kadar air dengan cara dipanaskan dengan

    mesin oven.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    55/71

    Laporan Kerja Praktek 55

    4.8  Pengecekan Rasio Belitan Trafo

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya rasio antara

     belitan primer dengan belitan sekunder trafo pada masing - masing tap tegangan

    trafo. Dalam pelaksanaannya pengujian rasio trafo dilakukan dengan menggunakan

    sebuah alat yang disebut dengan TTR (Transformer Turn Ratio). Melalui alat ini

    maka akan didapatkan besaran atau nilai rasio belitan trafo yang diukur.

    Gambar 4.5 TTR (Transformer Turn Ratio)

    Hasil pengujian TTR trafo yang tidak baik ditandai dengan nilai pengukuran

    rasio belitan yang berbeda antar fasanya dengan kondisi normalnya (perbedaan

    maksimal 0,5 %) pada masing-masing fasanya. Jika melebihi toleransi perbedaan

    maka kondisi belitan didalam trafo terindikasi bermasalah atau rusak, sehingga

     perlu perbaikan khusus yaitu dengan rewinding  atau pelilitan ulang. Kalau terjadi

     pelilitan ulang maka kegiatan tersebut sudah tidak termasuk dalam pemeliharaan,

    melainkan masuk dalam kategori perbaikan.

    Mengingat biaya pembelian kawat belitan tidak sebanding dengan kualitas

    dan keawetan trafo jika dibandingkan dengan pembelian baru, maka PLN tidak

     pernah mengeluarkan SPK mengenai rewinding. Penanganan PLN jika terdapat

     belitan yang rusak adalah dengan mengkanibalkan antara trafo tersebut dengan

    yang sejenisnya. Jika memang tidak dapat diperbaiki sebagaimana kategori yang

    dikeluarkan PLN maka trafo tersebut masuk dalam arsip barang yang tidak dipakai

    lagi karena sudah rusak.

  • 8/18/2019 Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 Fase Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

    56/71

    Laporan Kerja Praktek 56

    Berikut ini merupakan hasil pengujian belitan trafo dengan TTR yang

    dibandingkan dengan standar rasio hasil perhitungan :

    Tabel 4.2 Pengujian Rasio Belitan

    No

    Nilai Rasio

    Pengujian TTRPerhitungan

    SINTRA B&D

    1 55,043 55,01212702

    231  = 54,98 

    2 52,546 52,51612124

    231  = 52,48 

    3 50,038 50,15 11547231

      = 49,98 

    4 47,547 47,52510970

    231  = 47,49 

    5 45,047 45,01710392

    231  = 44,98 

    Alat

    Ukur

    Ratio

    Belitan

    Vanguard Instruments ATRT-01B

    Automatic Transformer Ratio Tester

    120-240Vac, 2 A, 50-60Hz

    Dari pengujian tersebut didapatkan hasil antara pengukuran yang mendekati

    hasil perhitungan s