pembunuhan anak sendiri
DESCRIPTION
forensikTRANSCRIPT
Mayat Bayi Laki-laki di tempat Sampah
Nilasari Wulandari
102011367
e-mail: [email protected]
Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No 6 – Jakarta Barat 11470
Pendahuluan
Di masyarakat, sering terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan
nyawa manusia. Untuk pengusutan, penyidikan dan penyelesaian tersebut diperlukan tindak
lanjut hingga sampai akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, untuk itu diperlukan bantuan
berbagai ahli di bidang terkait untuk membantu mengungkap peristiwa. Dalam hal ini terdapat
korban hidup atau mati akibat peristiwa tersebut, diperlukan ahli dalam bidang kedokteran untuk
memberikan penjelasan kepada pihak terkait yang menangani kasus tersebut.
Bentuk pelanggaran hukum yang sering terjadi di masyarakat salah satunya adalah
pembunuhan. Pembunuhan merupakan perbuatan yang dengan sengaja menghilangkan nyawa
orang lain. Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni cara melukai, meracuni,
mencekik, menjerat, membekap, maupun menenggelamkan.
Pembunuhan anak sendiri merupakan salah satu contoh tindak pidana yang khusus, yaitu
pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya. 1
Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai, got, atau seperti
pada kasus ini di tempat sampah, maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak
sendiri (PAS), pembunuhan, lahir mati kemudian dibuang, atau bayi yang ditelantarkan sampai
mati. Untuk membedakan hal-hal tersebut, harus dapat ditentukan apakah bayi lahir hidup atau
lahir mati, dan lain sebagainya sehingga diperlukan pemeriksaan forensik pada mayat bayi
tersebut serta barang bukti yang dibawa bersamanya, pemeriksaan terhadap wanita tersangka,
serta adakah hubungan antara keduanya. 1
1
Skenario 2
Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya
kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang
mengehentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup lama. Seorang dari
anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut. Polisi mengambil mayat
bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga
mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke
rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat
berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.
Kronologis Kasus
Bayi tersebut diatas tidak berpakaian, hanya ditutupi dengan kain panjang berwarna
coklat. Terdapat lilitan tali pusat.Mayat bayi ditemukan sianosis pada bibir, ujung–ujung jari, dan
kuku. Terdapat busa halus pada hidung dan mulut.Terdapat memar pada mukosa bibir dan pipi.
Pembunuhan Anak Sendiri
Pembunuhan Anak sendiri (PAS) menurut undang-undang di Indonesia
adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau
tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak. 1
Aspek hukum dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri tercantum didalam :
Pasal 341 : seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada
saat anak dilahirkan atau tidak lema kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling
lama 7 tahun.1,2
Pasal 342 : seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena
takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lema
kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh
anak sendiri dengan rencana pidana penjara paling lama 9 tahun.1,2
2
Pasal 343 : bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangan
dalam pasal 341 dan 342 dianggap kejahatan itu sebagai pembunuhan atau
pembunuhan dengan rencana.1,2
Pasal 181: barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau
menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau
kelahirannya, diancam dengan pidana menjara selama 9 bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.1,2
Pasal 305 : Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun
untuk ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan
diri daripadanya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.1,2
Pasal 306 : 1,2
(1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 mengakibatkan luka-
luka berat, yang bersalah diancamdengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun enam bulan.
(2) Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama sembilan tahun.
- Pasal 308 : Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran
anaknya, tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan
atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, maka
maksimum pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi separuh.1,2
Prosedur Medikolegal
Prosedur medikolegal adalah tata cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek
yang berkaitan dengan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, yang secara garis besar
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan pada beberapa
bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.1,2
1. Kewajiban Dokter Membantu Peradilan.
- Pasal 133 KUHAP2
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
3
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah
mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan
terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak
dengan cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan
mayat.
- Pasal 179 KUHAP2
1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran
kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli
demi keadilan.
2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka
yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka
mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-
baiknya dan sebenanr-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang
keahliannya
2. Bentuk Bantuan Dokter bagi Peradilan dan Manfaatnya
- Pasal 183 KUHAP2
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannnya.
- Pasal 184 KUHAP2
1) Alat bukti yang sah adalah:
a. Keterangan saksi
4
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Pertunjuk
e. Keterangan terdakwa
2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan1.
- Pasal 186 KUHAP2
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
- Pasal 180 KUHAP2
1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang
timbul di sidang pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli
dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.
2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat
hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.
3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian
ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).
3. Sanksi bagi Pelanggar Kewajiban Dokter
- Pasal 216 KUHP2
1) Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang
dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi
sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi
kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula
barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau
menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling
banyak sembilan ribu rupiah.
2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut
ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi
tugas menjalankan jabatan umum.
5
3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka
pidanya dapat ditambah sepertiga.
- Pasal 222 KUHP2
Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau
menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah1.
- Pasal 224 KUHP2
Barangsiapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli
atau jurubahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang
menurut undang-undang ia harus melakukannnya:
1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
9 bulan.
2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6
bulan.
- Pasal 522 KUHP2
Barangsiapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau
jurubahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda
paling banyak sembilan ratus rupiah.
4. Keterangan Palsu
- Pasal 267 KUHP2
1) Seorang dokter yang dengan sengaja memberi surat keterangan palsu
tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
2) Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seorang
dalam rumah sakit gila atau untuk menahannya disitu dijatuhkan pidana
penjara paling lama delapan tahun enam bulan.
6
3) Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan sengaja memakai
surat keterangan paslu itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran.
- Pasal 7 KODEKI2
Seorang dokter wajib hanya memberikan keterangan atau pendapat yang dapat
dibuktikan kebenarannya..
Pemeriksaan Mayat Bayi
1. Lahir Mati atau Lahir Hidup
Lahir Mati (still birth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau
dikeluarkan dari ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun
setelah kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin
yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain, seperti denyut
jantung, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot rangka.1
Lahir Hidup (live birth) adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang
lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas atau menunjukkan tanda kehidupan lain,
tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan uri
dilahirkan.1
Tanda-tanda maserasi atau (aseptic decomposition) merupakan proses
pembusukan intrauterine, yang berlangsung dari luar kedalam. Tanda maserasi baru
terlihat setelah 8-10 hari kematian inutero. Bila kematian baru terjadi 3 atau 4 hari, hanya
terlihat perubahan pada kulit berupa vesikel atau bula berisi cairan kemerahan. Bila
vesikel atau bula memecah akan terlihat kulit berwarna merah kecoklatan. Tanda laian
adalah epidermis berwarna putih dan keriput, bau “tengik’’ tubuh mengaami perlunakan
sehingga dada terlihat mendatar, sendi lengan dan tungkai lunak, sehingga dapat
dilakukan hiperekstensi, otot atau tendon terlepas dari tulang. Pada bayi yang mengalami
maserasi, organ-organ tampak basah tetapi tidak berbau busuk. Bila janin telah lama
sekali meninggal dalam kandungan akan berbentuk litopedion.1
Dada belum mengembang. Pada lahir mati, Iga masih datar dan letak diafrgma
masih setinggi iga ke 3-4. Bila lahir hidup, dada sudah mengembang dan diafragma
sudah turun sampai sela iga 4-5. Sukar dinilai bila mayat telah membusuk.1
7
Pemeriksaan makroskopik paru. Lahir mati, Paru-paru mungkin masih
tersembunyi dibelakang kandung jantung atau telah mengisi rongga dada, peru-paru
berwarna kelabu unggu merata seperti hati, konsistensi padat, tidak teraba derik udara
dan pleura yang longgar (slack pleura), berat paru 1/70xBB. 1
Pada lahir hidup, Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian
kandung jantung. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura yang tegang
(taut pleura), dan menunjukkan gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara.
Apeks paru kanan paling dulu atau jelas terisi karena halang-an paling minimal.
Konsistensi seperti spons, teraba derik udara. Berat paru bertambah hingga dua kali atau
kira-kira 1/35 x berat badan karena berfungsinya sirkulasi darah jantung-paru.
Uji apung paru. Uji ini dilakukan dengan teknik tanpa sentuh,paru-paru tidak
disentuh untuk menghindari timbulnya artefak pada sedian histopatologik jaringtan paru
akibat manipulasi berlebihan.1 Bila bayi lahir hidup, uji apung paru mendapatkan hasil
positif, bila negative maka diperlukan pemerikasaan mikroskopik paru. Namun, pada
bayi lahir mati masih dimungkinkan uji paru positive, sebab adanya gas pembusukan.
Pemerikasaan mikroskopik paru, pada bayi lahir hidup, alveoli paru
mengembang sempurna dan pada pewarnaan gomori atau ladewig, serabut retikulin akan
tampak menegang, kadang-kadang ditemukan edema yang luas dalam jaringan paru,
membrane duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan paru atau atelektasis paru
akibat adanya obstruksi.
Tanda khas untuk paru bayi belum bernapas adalah adanya tonjolan (projection),
yang berbentuk seperti bantal yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar
menipis sehingga tampak seperti gada. Pada permukaan ujung bebas projection tampak
kapiler yang berisi banyak darah. Pada paru bayi belum bernapas sudah membusuk,
dengan pewarnaan Gomori atau Ladewig, tampak serabut-serabut retikulin pada
permukaan dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut yang keriting, sedangkan pada
projection berjalan di bawah kapiler sejajar dengan permukaan projecton dan membentuk
gelung-gelung terbuka (open loops).1
Pada paru bayi lahir mati mungkin pula ditemukan tanda inhalasi cairan amnion
yang luas karena asfiksia intrauterine, misalnya akibat tertekannya tali pusat atau solution
plasenta sehingga terjadi pernapasan janin premature. Tampak sel-sel verniks akibat
8
deskuamasi sel-sel permukaan kulit, berbentuk persegi panjang dengan inti piknotik
berbentuk huruf ‘S’, bila dilihat dari atas samping terlihat seperti bawang. Lahir mati
ditandai pula oleh ditemukannya keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya
kehidupan, seperti trauma persalinan yang hebat, perdarahan otak yang hebat, dengan
atau tanpa robekan tentorium serebeli, pneumonia intrauterine, kelainan kongenital yang
fatal seperti anesefalus dan sebagainya.1
Adanya udara dalam saluran cerna. Dapat dilihat dengan foto rontgen, udara
dalam duodenum atau saluran yang lebih distal menunjukkan lahir hidup, dan telah hidup
6-12 jam. Bila dalam usus berarti telah hidup 12-24 jam, tetapi dapat menjadi positif
palsu karena ada kemungkinan adanya pernapasan buatan atau gas pembusukan.1
2. Umur bayi intrauterina dan ekstrauterina
Penentuan umur janin/embrio dalam kandungan rumus De Haas, adalah
untuk 5 bulan pertama, panjang kepala-tumit(cm)= kuadrat umur gestasi (bulan)
dan selanjutnya = umur gestasi (bulan) x 5.1
Bulan Panjang badan
1 1 x 1 =1 cm
2 2 x 2 = 4 cm
3 3 x 3 = 9 cm
4 4 x 4 = 16 cm
5 5 x 5 = 25 cm
6 6 x 5 = 30 cm
7 7 x 5 = 35 cm
8 8 x 5 = 40 cm
9 9 x 5 = 45 cm
Tabel 1. Pajang badan sesuai usia gestasi1
9
Selain menggunakan rumus de Haase, bisa juga melihat pusat penulangan yang
ditandai dengan bila pusat penulangan sudah terdapat pada distal femur dan proximal
tibia serta kuboid, maka dapat dikatakan bahwa bayi ini matur atau cukup bulan.
Berat badan bayi yang lebih dari 1000 gram menunjukkan bahwa bayi tersebut
viabel, atau dapat hidup di luar uterus sang ibu tanpa bantuan dari ibu. Usia bayi
intrauterin lebih dari 28 minggu, panjang badan lebih dari 35 cm, BB lebih dari
1000gram, lingkar kepala 32 cm, dan tidak ada cacar bawaan pada bayi.
Ciri-ciri dari bayi cukup bulan adaah: lanugo sedikit, terdapat pada dahi,
punggung dan bahu; pembentukan tulang rawan telinga telah sempurna; diameter
tonjolan susu 7 mm atau lebih; kuku-kuku jari telah melewati ujung-ujung hari; garis-
garis telapak tangan telah terdapat melebihi 2/3 bagian depan kaki; testis usdah turun ke
dalam skrotum; labia minor sudah tertutup oleh labia mayor yang telah berkembang
sempurna; kulit berwarna merah muda atau merah kebiru-biruan, yang setelah 1-2
minggu berubah menjadi lebih pucat atau coklat kehitam-hitaman; lemak bawah kulit
cukup merata sehingga kulit tidak berkeriput (kulit pada bayi premature berkeriput).1
Penentuan umur bayi ekstrauterinUmur ekstrauterin: adalah seberapa lama bayi
tersebut pernah hidup di luar rahim ibu sebelum ia dibunuh oleh ibunya sendiri. Dapat
diperiksa dengan:
- Udara dalam saluran cerna: lambung atau duodenum (hidup beberapa saat),
usus halus (hidup 1-2 jam), usu besar (hidup 5-6 jam), dan di rektum (hidup
12 jam).
- Mekonium dalam kolom akan keluar semuanya dalam 24 jam. Jika ditemukan
mekonium dalam kolon, berarti umur bayi kurang dari 24 jam.
- Perubahan tali pusat: pada tempat lekat akan terbentuk lingkaran merah
setelah bayi hidup sekitar 36 jam, Lalu akan mengering dalam 6-8 hari.
- Eritrosit berinti akan hilang dalam 24 jam pertama setelah lahir, namun
kadangkala masih dapat ditemukan dalam sinusoid hati.
10
- Ginjal. Pada hari ke 2-4 akan terdapat deposit asam urat yang berwarna jingga
berbentuk kipas, lebih banyak dalam pyramid daripada medulla ginjal. Hal ini
akan menghilang setelah hari ke 4 saat metabolism telah terjadi.
- Perubahan sirkulasi darah. Setelah bayi lahir, akan terjadi obliterasi arteri dan
vena umbilikalis dalam waktu 3-4 hari. Duktus venosus akan menutup setelah
3-4 minggu dan foramen ovale akan tertutup setelah 3 minggu-1 bulan tetapi
kadang- kadang tidak menutup walaupun sudah tidak berfungsi lagi. Duktus
arteriosus akan menutup setelah 3 minggu-1 bulan.
3. Sudah atau belum dirawat
Tali pusat, Tali pusat telah terikat, diputuskan dengan gunting atau pisau lebih
kurang 5 cm dari pusat bayi dan diberi obat antiseptik. Bila tali pusat dimasukkan ke
dalam air, akan terlihat ujungnya terpotong rata. Bila bayi telah dirawat biasanya tali
pusat yang digunting atau dipisau akan telihat ujung yang terpotong rata, sedang bila
belum dirawat atau jika terjadi kematian akibat terjadinya partus presipitatus maka akan
terputus dekat perlekatannya pada uri atau pusat bayi dengan ujung tali pusatnya yg
terlihat tidak rata1
Verniks kaseosa (lemak bayi), pada bayi yang telah dirawat biasanya telah
bersih dari lemak bayi dan bekas-bekas darah, Pada bayi yang dibuang ke dalam air,
verniks tidak akan hilang seluruhnya dan masih dapat ditemukan di daerah lipatan kulit;
ketiak, belakang telinga, lipat paha dan lipat leher. 1
Pakaian, perawatan terhadap bayi antara laian adalah memberi pakaian
ataupenutup tubuh bayi.1
4. Penyebab Kematian
Penyebab kematian tersering pada pembunuhananak sendiri adalah mati lemas
(asfiksia). Kematian dapat pula diakibatkan oleh proses persalinan (trauma lahir),
kecelakaan ( misalnya bayi jatuh), pembunuhan atau penyait alamiah.1
Trauma lahir yang dapat menyebabkan timbulnya tanda-tanda kekerasan seperti: 1
11
- Sefal hematom: Perdarahan setempat di antara periosteum dan permukaan luar
tulang atap tengkorak dan tidak melampaui sutura tulang tengkorak akibat
molase yang hebat.
- kaput suksedaneum: Kaput suksedaneum dapat memberikan gambaran men-
genai lamanya persalinan. Makin lama persalinan berlangsung, timbul kaput
suksadaneum yang makin hebat.
- fraktur tulang tengkorak: Patah tulang tengkorak jarang terjadi pada trauma
lahir, biasanya hanya berupa cekungan tulang saja pada tulang ubun-ubun.
- perdarahan intra-kranial: yang sering terjadi adalah perdarahan subdural aki-
bat laserasi tentorium serebeli dan falks serebri; robekan vena galena di dekat
pertemuannya dengan sinus rektus; sobekan sinus sagitalis superior dan sinus
transversus dan robekan bridging veins dekat sinus sagitalis superior.
- perdarahan subarachnoid: jarang terjado. Umumnya terjadi pada bayi-bayi
premature akibat belum sempurna berkembangnya jaringan-jaringan otak
- perdarahan epidural, dan sebagianya: sangat jarang terjadi karena duramater
melekat erat pada tulang tengkorak bayi
Pada kasus pembunuhan, harus diingat bahwa ibu berada dalam keadaan panik se-
hingga ia akan melakukan tindakan kekerasan yang berlebihan walaupun sebenarnya bayi
tersebut berada dalam keadaan tidak berdaya dan lemah sekali. Cara tersering dilakukan
adalah menimbulkan asfiksia dengan jalan pembekapan, penyumbatan jalan napas.
Kadang-kadang bayi dimasukkan ke dalam lemari, koper dan sebagainya.1
Pembunuhan dengan melakukan kekerasan tumpul pada kepala jarang dijumpai.
Bila digunakan cara ini, biasanya dilakukan dengan berulang-lang, meliputi daerah yang
luas hingga menyebabkan patah atau retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak.
Sebaliknya pada trauma lahir, biasanya hanya dijumpai kelainan yang terbatas, jarang
sekali ditemukan fraktur tengkorak dan memar jaringan otak.1
Pemeriksaan Luar Mayat Bayi
1. Bayi cukup bulan, prematur, atau non viable
2. Kulit, sudah dibersihkan atau belum, keadaan verniks kaseosa, warna, berkeriput atau
tidak
12
3. Mulut adakah benda asing yang menyumbat
4. Tali pusat, sudah terputus atau masih melekat pada uri. Bila terputus periksa apakah
terpotong rata atau tidak (dengan memasukkan ujung potongan ke dalam air), apakah
sudah terikat dan diberi obat antiseptik, adakah tanda-tanda kekerasan pada tali pusat,
hematom atau Wharton’s Jelly berpindah tempat. Apakah terputusnya dekat uri atau
pusat bayi1
5. Kepala, apakah ada kaput seksedaneum, molase tulang tengkorak
6. Tanda kekerasan. Perhatikan tanda pembekapan di sekitar mulut dan hidung, serta memar
pada mukosa bibir dan pipi, tanda pencekikan atau jerat pada leher, memar atau lecet
pada tengkuk, dan lain-lain.
Pembedahan Jenazah
1. Leher, pada pembedahan adakah tanda-tanda penekanan, resapan darah pada kulit
sebelah dalam. Perhatikan apakah terdapat benda asing dalam jalan napas.
2. Mulut apakah terdapat robekna pada palatum mole
3. Rongga dada. Pengeluaran organ rongga mulut, leher dan dada dilakukan dengan teknik
tanpa sentuhan. Perhatikan makroskopik paru dan setelah itu sebaiknya satu paru
difiksasi dalam larutan formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologik dan pada paru
yang lain dilakukan uji apung paru.
4. Tanda asfiksia berupa Tardieu’s spot pada permukaan paru, jantung, timus dan epiglotis.
5. Tulang belakang, apakah terdapat tanda kekerasan dan kelainan kongenital.
6. Pusat penulangan pada femur, tibia, kalkaneus talus dan kuboid diperhatikan.
Asfiksia
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran
udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan
peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea). Dengan demikian organ tubuh mengalami
kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian. 1
Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang
memasuki saluran pernafasan oleh berbagai peristiwa yang bersifat mekanik, meliputi penutupan
13
lubang pernapasan bagian atas seperti contohnya pembekapan dan penyumbatan; penekanan
dinding saluran napas sperti penjeratan, pencekikan dan gantung; penekanan dinding dada dari
luar (asfiksia traumatik) serta pengisian air dalam saluran pernapasan pada kasus tenggelam.1
- Mati akibat pembekapan. Ciri tanda kekerasan disekitar lubang hidung dan mulut,
terutama pada bagian. muka yang menonjol. Tanda kekerasan sering berupa luka memar,
atau luka lecet jenis tekan. Tanda kekerasan terdapat pula pada permukaan belakang bibir
akibat tertekannya bibir ke arah gigi atau gusi pada pada saat terjadinya pembekapan.
Terkadang dapat pula ditemukan tanda kekerasan pada daerah belakang kepala atau
tengkuk sebagai akibat tertekannya kepala ke arah belakang.
- Mati akibat penyumbatan. Pada pemeriksaan biasanya benda asing masih terdapat
dalam rongga mulut. Bila benda asing tersebut dikeluarkan, kadang dapat ditemukan sisa
benda asing tersebut atau tanda bekas penekanan benda asing pada dinding rongga mulut.
- Mati akibat pencekikan. Pada korban pencekikan, kulit daerah leher menunjukkan
tanda-tanda kekerasan berupa luka memar dan luka lecet jenis tekan akibat ujung jari atau
kuku tersangka. Pada pembedahan ditemukan resapan darah bawah kulit daerah leher
serta otot atau alat leher. Tulang lidah kadang ditemukan patah unilateral.
- Mati akibat penjeratan. Pada kasus penjeratan terkadang masih ditemukan jerat pada
leher korban. Jerat adalah barang bukti dan harus dilepaskan dari leher korban dengan
cara menggunting secara miring di tempat yang paling jauh dengan simpul. Pada kasus
penjeratan, jerat biasanya berjalan horisontal atau mendatar dan letaknya rendah. Jerat ini
meninggalkan jejas berupa luka lecet jenis tekan dan pencekungan kulit korban. Pada
umumnya dikatakan simpul mati ditemukan pada kasus pembunuhan, sedangkan simpul
hidup diemukan pada kasus bunuh diri. Namun perkecualian dapat selalu terjadi.
Kelainan yang umum ditemukan pada korban mati akibat asfiksia dalam pembedahan
jenazah :1,3,4
1. Darah lebih gelap dan lebih encer karena fibrinolisin darah yang meningkat pasca
mati
14
2. Busa halus di dalam saluran pernapasan karena akibat peningkatan aktifitas
pernapasan yang disertai sekresi selaput lendir saluran napas bagian atas. Keluar
masuk udara yang cepat dalam saluran udara yang sempit akan menimbulkan busa
yang terkadang bercampur darah akibat pecahnya kapiler.
3. Perbendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh sehingga menjadi lebih berat
berwarna lebih gelap dan pada pengirisan banyak mengeluarkan darah
4. Petekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus, epicardium pada bagian belakang
jantung (auriculo ventricular), sub pleura viseralis paru terutama di lobus bawah pars
diafragmatica dan fisura interlobaris, kulit kepala sebelah dalam terutama daerah otot
temporal, mukosa epiglottis dan daerah sub glottis.
5. Edema paru
6. Kelainan-kelainan yang berhubungan dengan kekerasan Fraktur laring, pendarahan
belakang rawan krikoid.
Pemeriksaan Ibu
Berdasarkan KUHP maka yang dapat dikenakan hukuman karena melakukan pembunuhan anak
adalah ibu dari anak itu sendiri, demikian pula dengan tindak pidana yang dimaksudkan dalam
pasal 308 dan pasal 306 ayat 2.
Pemeriksaan pada ibu tersebut ditujukan agar Penyidik mendapat kejelasan dalam hal:
a. Payudara secara makroskpis maupun mikroskopis.
b. Ovarium, mencari adanya corpus luteum persisten secara mikroskopik.
c. Uterus, lihat besarnya uterus, kemungkinan sisa janin dan secara mikroskopik
adanya sel-sel trofoblast dan sel-sel deciduas.
d. Rahim dapat diraba di atas symphisis (tulang di dekat alat kandung kemih)
e. Adanya garis-garis pada perut bekas peregangan kehamilan (striae gravidarum)
f. Dinding perut kendur
g. Adanya bekas persalinan (robekan pada perineum)
15
h. Keluaran cairan divagina (lochia) serta tanda-tanda yang menunjukan bahwa si
ibu masih dalam masa nifas5.
Adanya barang bukti yang bisa dikaitkan atau ada bubungannya dengan barang-barang
bukti yang didapatkan pada tubuh korban seperti: pembungkus mayat, kain yang berlumuran
darah sewaktu persalinan, alat penyeret serta barang bukti lainnya yang berasal dari si ibu
maupun tempat terjadinya persalinan.2
Pemeriksaan tes kehamilan masih bisa dilakukan beberapa hari sesudah bayi dikeluarkan
dari kandungan. Dipemeriksaan laboratorium, hCG masih diatas normal sampai 4 minggu sete-
lah melahirkan, dijumpai adanya colostrum pada peremasan payudara, nyeri tekan di daerah pe-
rut, kongesti pada labia mayora, labia minora dan serviks. Tanda-tanda tersebut biasanya tidak
mudah dijumpai karena kehamilan masih muda. Bila segera sesudah melahirkan mungkin masih
didapati sisa plasenta yang pemastiannya perlu pemeriksaan secara histopatologi (patologi
anatomi), luka, peradangan, bahan-bahan yang tidak lazim dalam liang senggama, sisa bahan
abortivum.
Pemeriksaan Psikologis
Pemeriksaan psikis juga diperlukan dalam menunjang kebenaran yang akan diungkapkan
pada kasus ini. Hal ini dilakukan guna mengetahui motif dibalik pembunuhan anak yang ibu itu
lakukan. Dari hasil pemeriksaan ini, dapat ditentukan apakah sang ibu benar-benar terganggu
jiwanya sehingga dia tega melakukan pembunuhan anaknya atau tidak. Keadaan psikis ibu di
periksa, apakah sang ibu mempunyai masalah kejiwaan selama kehamilan entah itu karena
masalah KDRT atau paksaan dari orang karena perbuatan kehamilan di luar nikah, perlu
diselidiki lebih lanjut.
Untuk beberapa wanita, menjadi ibu baru membawa serta perasaan yang lebih intens.
Sekitar 10% ibu baru mengalami depresi pasca melahirkan. Hal ini ditandai dengan perasaan
putus asa, gelisah berat, atau keputusasaan yang menghalangi kehidupan sehari-hari. Hal ini
dapat terjadi setelah kelahiran kedua dan seterusnya, bukan hanya pada kelahiran pertama.
Depresi pasca melahirkan lebih mungkin terjadi pada wanita yang memiliki satu atau lebih hal
berikut:
16
- Gangguan mood sebelum kehamilan.
- Depresi pasca melahirkan pada kehamilan sebelumnya.
- Sedang mengalami stres, seperti kehilangan seseorang yang dicintai, ada anggota
keluarga yang sakit, atau pindah ke kota yang baru.
Perubahan Emosional
Wanita merasakan berbagai emosi setelah melahirkan. Memiliki bayi bisa menjadi saat yang
mengasyikkan. Bagi beberapa wanita, ini adalah saat stres dan, kadang-kadang kesedihan. Hampir 70-
80% dari ibu baru merasakan baby blues. Sekitar 2-3 hari setelah kelahiran, ibu mungkin mulai
merasa cemas, sedih, dan kesal. Tanpa alasan yang jelas, si ibu mungkin merasa marah pada si
bayi baru. Perasaan ini menakutkan, tetapi cepat memudar. Baby blues cenderung berlangsung
dari beberapa jam sampai seminggu atau lebih. Kebanyakan, perasaan ini menghilang begitu saja
tanpa perawatan.6
Pemeriksaan Penunjang
Pembuktian ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi dan wanita yang dicurigai
dapat dilakukan dengan:
1. Penentuan golongan darah
Meskipun pemeriksaan golongan darah ini memiliki derajat kepercayaan yang kecil na-
mun usaha ke arah itu sudah ada. Pemeriksaan golongan darah termasuk jenis pemerik-
saan per-ekslusionem, yang akan bermakna bila darah bayi tidak cocok dengan pola tu-
runan golongan darah dari kedua orang tuanya.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan je-
nis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis peng-
golongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
Penentuan golongan darah dapat dilakukan secara langsung seperti pada
penentuan golongan darah orang hidup, yaitu dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke
atas 1 tetes darah dan dilihat terjadinya aglutinasi. Aglutinasi yang terjadi pada suatu
antiserum merupakan golongan darah bercak yang diperiksa, contoh bila terjadi
aglutinasi pada antiserum A maka golongan darah bercak darah tersebut adalah A.
17
Figure1. Penentuan golongan darah ABO cara makroskopik
Bila sel darah merah sudah rusak Penentuan golongan darah dapat dilakukan
dengan cara menentukan jenis aglutinin dan antigen. Antigen mempunyai sifat yang jauh
lebih stabil dibandingkan dengan aglutinin. Di antara system-sistem golongan darah,
yang paling lama bertahan adalah antigen dari system golongan darah ABO.Penentuan
jenis antigen dapat dilakukan dengan cara absorpsi inhibisi, absorpsi elusi atau aglutinasi
campuran. Cara yang biasa dilakukan adalah cara absorpsi elusi dengan prosedur
sebagai berikut: 1
Cara pemeriksaan : 2-3 helai benang yang mengandung bercak kering difiksasi
dengan metil alcohol selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering.
Selanjutnya dilakukan penguraian benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan
menggunakan 2 buah jarum. Lakukan juga terhadap benang yang tidak mengandung
bercak darah sebagai control negative. Serat benang dimasukkan ke dalam 2 tabung
reaksi. Ke dalam tabung pertama diteteskan serum anti-A dan kedalam tabung kedua
serum anti-B hingga serabut benang tersebut teredam seluruhnya. Kemudian tabung-
tabung tersebut disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 4 derajat Celcius selama
satu malam.1
Lakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4 derajat
Celcius) sebanyak 5-6 kali lalu tambahkan 2 tetes suspense 2% sel indicator (sel daram
merah golongan A pada tabung pertama dan golongan B pada tabung kedua), pusing
18
dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi
dan kemudian tambahkan 1-2 tetes larutan garam faal dingin. Panaskan pada suhu 56
derajat Celcius selama 10 menit dan pindahkan eluat ke dalam tabung lain. Tambahkan 1
tetes suspense sel indicator ke dalam masing-masing tabung, biarkan selama 5 menit, lalu
pusing selama 1 menit pada kecepatan 1000 RPM. Pembacaan hasil dilakukan secara
makroskopik. Bila terjadi aglutinasi berarti darah mengandung antigen yang sesuai
dengan antigen sel indikator.1
Pemeriksaan golongan darah dapat membantu mengatasi kasus paternitas
berdasarkan Hukum Mendel yang mengatakan bahwa antigen tidak mungkin muncul
pada anak, jika antigen tersebut tidak terdapat pada salah satu atau kedua orang
tuanya. Orang tua yang homozigotik pasti meneruskan gen untuk antigen tersebut kepada
anaknya. (Anak dengan golongan darah O tidak mungkin mempunyai orang tua yang
bergolongan darah AB).
Perlu diingat bahwa Hukum Mendel tetap berdasarkan kemungkinan
(probabilitas), sehingga penentuan ke-ayah-an dari seorang anak tidak dapat dipastikan,
namun sebaliknya kita dapat memastikan seseorang adalah bukan ayah seorang anak
(“singkir ayah”/”paternity exclusion”).
Tabel 1. Pewarisan golongan darah kepada anak1
19
2. Pemeriksaan DNA
Analisis DNA merupakan penemuan mutakhir bagi ilmu kedokteran forensik, uji
keayahan dan hubungan saudara (sibling test).1,7 DNA (deoxyribonucleic acid) dite-
mukan di semua sel tubuh.
Sampel dapat diambil dari darah, apus mukosa mulut(buccal swab), akar
rambut,janin (sel-sel janin dalam cairan amnion) atau dari setiap sel bagian tubuh; juga
bisa dari sperma pada kasus pemerkosaan.
Untuk menentukan status keayahan (test paternitas), DNA yang digunakan adalah
DNA inti. Dalam sel manusia, DNA dapat ditemukan di inti sel dan mitokondria. DNA
yang diturunkan oleh ayah kepada anaknya adalah DNA inti. Pada saat fertilisasi sang
ayah akan memberikan informasi genetiknya dalam bentuk DNA saja, sedangkan sang
ibu akan menurunkan komponen inti sel beserta selnya (ovum), sehingga DNA mitokon-
dria merupakan turunan atau warisan dari sang ibu.
Test yang digunakan untuk mengungkap ibu biologis dari seorang anak disebut
sebagai test maternitas. Dalam test ini, material yang diperlukan adalah DNA seperti hal-
nya test paternitas. Namun DNA yang digunakan bukan hanya DNA inti, melainkan da-
pat menggunakan DNA mitokondria. Keunikan pola pewarisan DNA mitokondria
menyebabkan DNA ini dapat digunakan sebagai penanda untuk mengidentifikasi hubun-
gan kekerabatan secara maternal/garis ibu.
Tes maternitas bertujuan untuk menentukan apakah seorang wanita adalah ibu
biologis dari seorang anak. Tes ini juga membandingkan pola DNA anak dengan terduga
ibu untuk menentukan kecocokan DNA anak yang diwariskan dari terduga ibu.
Identifikasi DNA untuk tes paternitas dan maternitas dilakukan dengan
menganalisa pola DNA menggunakan marker/penanda STR (Short Tandem Repeat). STR
adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia
dapat ditentukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Identifikasi
DNA dengan penanda STR merupakan salah satu prosedur tes DNA yang sangat sensitif
20
karena penanda STR memiliki tingkat variasi yang tinggi baik antara lokus STR maupun
antar individu. 2,3
STR pada penurunan paternal digunakan untuk menentukan apakah dua atau lebih
laki-laki mempunyai hubungan keluarga melalui ayah (secara paternal/garis ayah). Tes
ini sering digunakan untuk memberikan bukti tambahan pada paternitas yang sulit
dimana terduga ayah tidak dapat tes. Hasil tes ini juga dapat digunakan untuk konfirmasi
hubungan biologis dari anak laki-laki angkat. Yang perlu diperiksa untuk tes paternitas
adalah ibu, anak, dan terduga ayah. Tes paternitas dapat dilakukan pada terduga ayah dan
anak. Tetapi hal ini hanya bila ibu biologis tidak bersedia di tes. Partisipasi ibu pada tes
paternitas dapat membantu menyingkirkan separuh DNA anak, sehingga separuhnya lagi
dapat di bandingkan dengan DNA terduga ayah. Tes paternitas dapat dilakukan tanpa
partisipasi ibu, dengan menggunakan analisis tambahan (penambahan penanda)
memberikan hasil yang sama akuratnya. Tes paternitas dapat dilakukan sebelum anak
dilahirkan (prenatal), yaitu dengan analisis DNA. Tes DNA dapat dilakukan dengan
sampel dari jaringan janin(Chorionic Villi Sampel/ CVS) umumnya pada umur kehamilan
10-13 minggu, atau dengan cara amniosentetis pada umur kehamilan 14-24 minggu.
Untuk pengambilan jaringan janin ini harus dilakukan oleh ahli kebidanan/kandungan.
Ibu yang ingin melakukan tes DNA prenatal harus berkonsultasi dengan ahli
kebidanan/kandungan.Apabila anak belum dewasa maka diperlukan fotokopi surat
kelahiran dan atau surat perwalian anak yang menyatakan terduga ayah atau wali anak
memiliki hak untuk membawa anak tersebut untuk melakukan tes paternitas. Untuk
melakukan tes paternitas maupun tes aternitas, tidak diperlukan surat pengantar dokter
untuk melakukan tes DNA. Pengguna jasa dapat meminta dan menjadwal tes paternitas
maupun maternitas secara langsung. Keakuratan tes DNA 100% bila di kerjakan dengan
benar. Tes DNA ini memberikan hasil lebih dari 99.99% probabilitas paternitas bila DNA
terduga ayah dan DNA anak cocok. Apabila DNA terduga ayah dan anak tidak cocok
maka terduga ayah yang di tes 100% bukanlah merupakan ayah biologis anak tersebut.
Konfirmasi dilakukan dengan mengulang tes terhadap terduga ayah. Hasil tes DNA dapat
selesai dalam 12 hari kerja terhitung dari tanggal diterimanya sampel. Hasil tes ini hanya
digunakan sebagai refrensi pribadi, kecuali jika sampel yang diperiksa diambil melalui
prosedur hukum, maka sampel tersebut memiliki kekuatan hukum. 1
21
Tes MtDNA penurunan maternal digunakan untuk menentukan apakah dua atau
lebih individu mempunyai hubungan keluarga melalui ibu mereka (secara maternal/garis
ibu). Tes ini sering digunakan untuk memberikan bukti tambahan pada kasus maternitas
yang sulit dimana terduga ibu tidak dapat dites. Hasil tes ini juga dapat digunakan untuk
konfirmasi hubungan biologis dari anak angkat. Dalam tes MtDNA yang diturunkan
secara maternal, identifikasi DNA dilakukan dengan membandingkan MtDNA ibu
dengan MtDNA anak. Pada tes ini, karena DNA mitokondria hanya diwariskan secara
maternal pada anaknya, bila polaMtDNA seorang ibu sama dengan pola MtDNA anak
maka dikatakan bahwa kedua individu tersebut memiliki garis keturunan maternal yang
sama. Jika pola MtDNA nya tidak cocok, maka kedua individu tersebut dinyatakan 100%
bukan berasal dari keturunan ibu. 1,7
Interpretasi Temuan
Bayi ditemukan pagi hari dalam keadaan meninggal, di tempat pembuangan sampah, di
dalam kardus, ditutupi kain panjang berwarna coklat.
Pemeriksaan luar
- Bayi tidak berpakaian, hanya ditutupi dengan kain panjang berwarna coklat.
- Berlumuran darah dan lendir.
- Terdapat lilitan tali pusat
- Terdapat vernix caseosa/lemak bayi pada lipat leher, ketiak, lipat lengan dan paha,
belakang telinga.
- Tali pusat masih berhubungan dengan plasenta.
- Terdapat meconium.
- Panjang kepala–tumit 51 cm
- Berat Badan bayi :2800 gram. Bayi lahir dengan berat badan normal.
- Lingkar kepala fronto–occipital 33 cm.
- Batas rambut depan dan belakang sudah terbentuk.
- Rawan telinga sudah terbentuk sempurna
- Puting susu sudah berbatas tegas dengan diameter 7 mm.
- Kuku jari tangan sudah melewati ujung jari
- Garis tapak tangan dan kaki sudah melebihi 2/3 bagian.
22
- Testis sudah turun sempurna.
- Rambut kepala, masing–masing helai terpisah satu sama lain dan tampak mengkilat
- Jaringan lemak bawah kulit cukup tebal dengan ketebalan 2 cm
- ’Processus xyphoideus membengkok ke dorsal.
- Alis mata sudah lengkap, bagian lateralnya sudah jelas.
- sianosis pada bibir, ujung–ujung jari, dan kuku.
- Terdapat busa halus pada hidung dan mulut.
- Terdapat memar pada mukosa bibir dan pipi.
Pemeriksaan dalam
- Ditemukan dada sudah mengembang dan diafragma sudah turun sampai sela iga 5.
- Pemeriksaan makroskopik paru ditemukan paru sudah mengisi rongga dada dan
menutupi sebagian kandung jantung.
- Terdapat petekiae/ Tardieu’s spot di subpleura viseralis paru terutama di lobus
bawah pars diafragmatika.
- Uji apung paru memberikan hasil positif.
- Pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang
sempurna.
- Udara dalam saluran cerna terdapat di dalam usus halus.
Pemeriksaan yang membuktikan bahwa wanita ini memang baru saja melahirkan.
- Buah dada wanita membesar.
- Rahim masih membesar.
- Keluar cairan kemerahan dari vagina (lochia).
- Adanya tanda–tanda nifas.
- Dipemeriksaan laboratorium, hCG masih diatas normal sampai 4 minggu setelah
melahirkan.
Kesimpulan
Pada kasus ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat tanda-tanda pasti kematian mayat
bayi tersebut.Setelah pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam,
23
menunjukkan bayi sempat hidup sekitar 2 jam setelah dilahirkan dan ditemukan adanya tanda-
tanda asfiksia akibat pembekapan. Hal ini mengarahkan pada kasus pembunuhan anak sendiri.
Daftar Pustaka
1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et all. Ilmu
kedokteran forensik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1997. h. 1, 8-11, 25-36,55-70,165-76.
2. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran.
Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1994.
h. 11-25, 40.
3. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik autopsi forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000. p. 55.
4. Idries AM, Tjiptomartono AL. Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam proses penyidikan.
Cetakan Pertama Edisi Revisi bagian Pendahuluan. Jakarta : Sagung Seto;2008.
5. Benson RC, Pernoll ML. BS obstetri dan ginekologi ed 9. Jakarta: EGC; 2009.h.655-65
6. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapitus; 2000.
7. Djaja Surya Atmadja, Evi Untoro. Mutation of STR in paternity testing. Indonesian Jour-nal of Legal and Forensic Sciences 2008; 1(1):32-34.
24
Rumah Sakit Ukrida
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokeran Universitas Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no.6 Jakarta Barat Telp 021 56942061
Nomor : 002/VER/SK.II/XI/2015 Jakarta, 02 Januari 2015
Lampiran : Satu sampul tersegel------------------------------------------------------------------------
Perihal : Hasil Pemeriksaan Pembedahan atas nama bayi X ------------------------------------
PROJUSTITIA
Visum Et Repertum
Yang bertanda tangan di bawah ini, dr.Nilasari Wulandari, dokter ahli kedokteran
forensik pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jakarta Barat, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Republik Indonesia
Metropolitan Resort Jakarta Barat sektor kebun jeruk tertanggal 2 Januari 2015, No.Pol :
011/VER/XII/2015/Res.kb, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal dua Januari dua
ribu lima belas, pukul sembilan pagi Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruang bedah
jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana telah melakukan
pemeriksaan bedah jenaza, atas mayat dengan keterangan sebagai berikut: ---------------------
Nama : bayi X-----------------------------------------------------------------------------------------
Jenis kelamin : Laki-laki--------------------------------------------------------------------------------------
Umur : -------------------------------------------------------------------------------------------------
Kebangsaan : -------------------------------------------------------------------------------------------------
Agama :--------------------------------------------------------------------------------------------------
Alamat :--------------------------------------------------------------------------------------------------
Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label mayat berwarna biru muda terbuat dari
karton, tanpa segel, dan terikat pada ibu jari kaki kanan.-------------------------------------------------
----------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN -------------------------------------------
PEMERIKSAAN LUAR:------------------------------------------------------------------------------------
25
1. Pemeriksaan luar
1. Tutup atau bungkus mayat: Mayat di dalam kardus ditutupi dengan sehelai kain panjang
berwarna coklat dalam keadaan meninggal, tidak berpakaian, adanya meconium yang
keluar dan tali pusat masih terhubung dengan ari–ari bayi---------------------------------------
2. Pemeriksaan antropometrik mayat didapatkan panjang bayi adalah lima puluh satu
sentimeter, berat badan bayi adalah dua ribu delapan ratus gram, panjang kepala sampai
tumit adalah lima puluh satu sentimeter, dan lingkar kepala adalah tiga puluh tiga
sentimeter-----------------------------------------------------------------------------------------------
3. Pemeriksaan luar ditemukann kedua mata tertutup, rambut hitam berwarna hitam, tumbuh
lurus, panjang nol koma lima sentiimeter, alis mata berwarna hitam, tumbuh tebal,
panjang nol koma dua sentimeter, bulu mata bewarna hitam, tumbuh lentik, panjang nol
koma tiga sentimeter, rawan telinga sudah terbentuk sempurna, hidung berbentuk
mancung, telinga berbentuk lebar, mulut tidak terbuka, tidak tampak gigi geligi, puting
susu sudah berbatas tegas dengan diameter tujuh milimeter, kuku jari tangan sudah
melewati ujung jari, garis tapak tangan dan kaki sudah melebihi dua pertiga bagian, buah
zakar sudah turun sempurna, jaringan lemak bawah kulit cukup tebal dengan ketebalan
dua sentimeter, taju pedang membengkok ke dalam. Ditemukan bibir yang berwarna biru,
ujung–ujung jari dan kuku yang berwarna biru, terdapat memar pada mukosa bibir dan
pipi-------------------------------------------------------------------------------------------------------
PEMERIKSAAN DALAM----------------------------------------------------------------------------------
1. Pada pemeriksaan dalam, ditemukan dada sudah mengembang dan diafragma sudah turun
sampai sela iga lima, paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung
jantung, terdapat bintik–bintik perdarahan di kantong paru terutama di bagian bawah paru
dekat diafragma, uji apung paru memberikan hasil positif, pemeriksaan mikroskopik paru
menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna, terdapat udara di dalam usus
halus-----------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Pemeriksaan Laboratorium, golongan darah mayat bayi adalah B, pemeriksaan DNA
menunjukkan kecocokan pada salah satu pita DNA antara ibu dan bayi laki-laki
tersebut.-------------------------------------------------------------------------------------------------
26
Kesimpulan
Pada pemeriksaan mayat bayi laki–laki X ini didapatkan bergolongan darah B, cukup
bulan dalam kandungan, hidup pada saat dilahirkan, dan tidak ditemukan tanda-tanda perawatan
setelah dilahirkan, ditemukan bibir yang berwarna biru, ujung–ujung jari dan kuku yang
berwarna biru, terdapat memar pada mukosa bibir dan pipi. Berdasarkan pemeriksaan luar,
pemeriksaan dalam, pemeriksaan laboratorium dan penunjang yang dilakukan pada mayat bayi
bahwa penyebab kematian adalah
asfiksia.------------------------------------------------------------------
Demikianlah telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan berdasarkan keilmuan saya
yang sebaik-baiknya mengingat sumpah jabatan sesuai dengan KUHAP------------------------------
Dokter yang memeriksa,
dr. Nilasari Wulandari
102011367
27