pembuatan sabun transparan aromaterapi …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal...

Download PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN AROMATERAPI …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109028.pdf · destilasi minyak atsiri akar wangi, formulasi sediaan sabun transparan aromaterapi,

If you can't read please download the document

Upload: trandieu

Post on 06-Feb-2018

284 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

  • PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN AROMATERAPI MINYAK ATSIRI

    AKAR WANGI (Chrysopogon zizanioides ( L.) Roberty

    Agung Maulana 1

    ,Haryanto Susilo 2, Erni Rustiani

    3

    1,2&3Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor

    ABSTRAK

    Tanaman Akar wangi memiliki bau yang harum yang menyenangkan sangat baik

    untuk digunakan sebagai aromaterapi, dan dapat dikembangkan menjadi suatu sediaan

    kosmetik salah satunya dalam bentuk sabun transparan. Tujuan dari penelitian ini adalah

    Membuat sabun transparan aromaterapi dengan minyak atsiri akar wangi (Chrysopogon

    zizanioides (L.) Roberty, mengetahui konsentrasi minyak atsiri akar wangi (Chrysopogon

    zizanioides (L.) Roberty dalam sabun transparan yang paling disukai panelis dan Melihat

    stabilitas sabun transparan aromaterapi minyak akar wangi (Chrysopogon zizanioides (L.)

    Roberty dalam penyimpanan pada suhu 25oC-30

    oC dan 40

    oC selama 2 bulan. Pada

    penelitian ini dibuat tiga formulasi sabun transparan berdasarkan konsentrasi minyak

    atsiri 0,5%, 1% dan 1,5%. Parameter uji meliputi kadar air, pH, alkali bebas , minyak

    mineral, uji stabilitas pada suhu 25-30oC dan pada suhu 40

    oC selama 2 bulan dan uji

    kesukaan. Untuk uji kesukaan formula yang paling disukai yaitu formula 2 kesukaan ini

    meliputi warna, tekstur, bau, busa, kesan licin pada saat pembilasan dan kesan lembut

    atau halus setelah pemakaian dan untuk uji iritasi setelah pemakaian tidak terjadi iritasi

    pada panelis terhadap ketiga formula, uji pH dan minyak mineral memenuhi standar mutu

    sabun dan uji kadar air, asam lemak bebas tidak memenuhi standar mutu sabun.

    Kata kunci: Akar Wangi , Sabun Transparan, Aromaterapi.

    ABSTRACT

    Root crops fragrance has a pleasant sweet aroma excellent for use as aromatherapy , and

    can be developed into a one cosmetic preparation in the form of transparent soap . The purpose of

    this study is Making transparent soap aromatherapy with essential oils of vetiver ( Chrysopogon

    zizanioides ( L. ) Roberty , knowing the concentration of essential oils of vetiver ( Chrysopogon

    zizanioides ( L. ) Roberty in the most transparent soap and the Seeing panelists preferred the

    stability of transparent soap aromatherapy vetiver oil ( Chrysopogon zizanioides ( L. ) Roberty in

    storage at a temperature of 25oC - 30oC and 40oC for 2 months . in this study, transparent soap

    made three formulations based on the concentration of essential oil 0.5 % , 1 % and 1.5 % .

    parameters tests include moisture content , pH , alkali -free , mineral oil , the stability test at 25 -

    30oC and at 40oC for 2 months and preference test . To test a most preferred formula is formula 2

    a includes color , texture , smell , foam , slippery impression during rinsing and gentle or subtle

    impression after use and to test irritation after application to avoid irritation to the three panelists

    formula , test the pH and mineral oil soaps meet quality standards and test moisture content , free

    fatty acids do not meet quality standards soap .

    Keywords : Akar Wangi , Transparent Soap , Aromatherapy .

    PENDAHULUAN

    Minyak atsiri banyak diperlukan

    dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

    kemajuan teknologi di bidang minyak

    atsiri, maka usaha penggalian sumber-

    sumber minyak atsiri dan

    pendayagunaannya dalam kehidupan

    manusia semakin meningkat. Minyak atsiri

    banyak digunakan sebagai obat-obatan.

    Untuk memenuhi kebutuhan itu, sebagian

    besar minyak asiri diambil dari berbagai

    jenis tanaman penghasil minyak atsiri

  • (Rumondang, 2004). Minyak atsiri

    merupakan zat yang memberikan aroma

    pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki

    komponen volatil pada beberapa

    tumbuhan dengan karakteristik tertentu.

    Saat ini, minyak atsiri telah digunakan

    sebagai parfum, kosmetik, bahan

    tambahan makanan dan obat. Komponen

    aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi

    saat dihirup, senyawa tersebut secara cepat

    berinteraksi sistem syaraf pusat dan

    langsung merangsang pada sistem

    olfactory, kemudian sistem ini akan

    menstimulasi syaraf-syaraf pada otak

    dibawah kesetimbangan korteks serebral

    (Buchbauer et al, 1991)

    Tanaman Akar wangi memiliki bau

    yang harum yang menyenangkan sangat

    baik untuk digunakan sebagai aromaterapi

    dan merileksasikan tubuh, mirip dengan

    bau dari kayu cendana, mengandung

    Vetiver yang merupakan konstituen dari

    parfum kelas tinggi, digunakan dalam

    pembuatan parfum, kosmetik, pewangi

    sabun, obat pembasmi dan pencegah

    serangga. Minyak vetiver mempunyai

    aroma yang lembut dan halus karena ester

    dari asam vetinenat dan adanya senyawa

    vetivenol (Tarigan, 2006). Kandungan

    minyak atsiri akar wangi terdiri dari

    vetiveron 15%, vetiverol 60%, dan

    vetivenat (Ketaren, 1985)

    Aromaterapi sesuai dengan

    istilahnya berarti terapi atau pengobatan

    menggunakan aroma dan keharuman.

    Sumber keharuman yang digunakan

    kebanyakan berasal dari alam yaitu segala

    saripati tumbuhan yang lebih dikenal

    sebagai minyak atsiri (Essential Oil).

    Tumbuh-tumbuhan dengan segala macam

    bau-bauan yang dimiliki diyakini dapat

    menjaga, melindungi, dan memelihara dari

    berbagai macam gangguan dan kerusakan

    serta dapat memberikan keuntungan bagi

    jiwa dan raga (Anonim, 2008). Aktivitas

    aromaterapi diukur dengan aktivitas

    lokomotor, karena komponen aroma dari

    minyak atsiri akan cepat berinteraksi saat

    dihirup, senyawa tersebut secara cepat

    berinteraksi sistem syaraf pusat dan

    langsung merangsang pada sistem

    olfactory, kemudian sistem ini akan

    menstimulasi syaraf- syaraf pada otak

    dibawah kesetimbangan korteks serebral

    di sinilah pusat terjadi relaksasi (Buckle,

    1999).

    Sabun transparan merupakan sabun

    yang memiliki tingkat transparansi paling

    tinggi. Sabun jenis ini memancarkan

    cahaya yang menyebar dalam partikel-

    partikel kecil, sehinga obyek yang berada

    diluar sabun akan kelihatan jelas (tembus

    pandang). Sabun transparan mempunyai

    busa yang lebih halus dibandingkan

    dengan sabun opaque (sabun yang tidak

    transparan). (Paul, 2007).

    Metode Penelitian

    Waktu dan Tempat

    Penelitian dilaksanakan selama 3

    bulan dari bulan Juli sampai bulan

    September 2013 di Laboratorium Farmasi,

    Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan

    Bogor, LIPI dan Badan Penelitian

    Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)..

    Bahan dan Alat

    Alat yang digunakan adalah

    timbangan analitik, alat destilasi uap air,

    gelas piala, spatula, pengaduk kaca,

    termometer, cetakan, oven, penangas air,

    pH meter, erlemeyer, buret, dan corong

    pemisah.

    Bahan yang digunakan adalah akar

    wangi, asam stearat, minyak kelapa,

    NaOH 30% (natrium hidroksida), gliserin,

    etanol 96%, gula pasir (sukrosa), coco-

    DEA (dietanolamida), Natrium klorida,

    asam sitrat, akuadest, metil jingga, batu

    didih, kalium hidroksida (KOH 0,1 N),

    asam klorida (HCl 0,1 N), asam klorida

    (HCl 10%), kalium hidroksida (KOH

    0,5N).

    Metode Penelitian

    Lingkup penelitian meliputi

    pengumpulan dan penyediaan bahan yang

    diperoleh dari Bogor, determinasi

    tanaman, penetapan kadar air akar wangi,

  • destilasi minyak atsiri akar wangi,

    formulasi sediaan sabun transparan

    aromaterapi, pembuatan sabun transparan

    aromaterapi, evaluasi Mutu sediaan sabun

    transparan aromaterapi dan uji stabilitas.

    Skema dapat dilihat pada lampiran 1.

    Penyediaan dan Pengumpulan Bahan

    Baku

    Bahan yang akan digunakan

    sebagai aromateraphy dalam proses

    pembuatan sabun transparan adalah

    tanaman akar wangi yang berumur 12 13

    bulan yang diperoleh dari perkebunan

    Kabupaten Garut.

    Determinasi Tanaman

    Determinasi akar wangi akan

    dilakukan di Herbarium Bogoriense,

    Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi -

    LIPI Bogor. Jalan Raya Jakarta - Bogor

    KM 46 Cibinong, Indonesia. Determinasi

    tanaman dilakukan untuk memastikan

    kebenaran akar wangi yang digunakan.

    Penetapan Kadar Air Akar wangi

    Penetapan kadar air dilakukan

    dengan menggunakan alat Moisture

    Balance yaitu dengan cara menyalakan

    tombol on/off terlebih dahulu, kemudian

    pinggan disimpan dibagian tengah dengan

    penahan punch diatasnya. Lalu disetting

    secara keseluruhan setelah itu ditimbang

    sampel sebanyak 1 gram diatas punch

    kemudian ditutup dan tekan tombol start.

    Setelah proses selesai selama 10 menit

    maka persen kadar air dari sampel akan

    tertera secara otomatis (DepKes RI. 2002).

    Destilasi Minyak Atsiri Akar Wangi Destilasi adalah suatu proses

    pemurnian yang didahului dengan

    penguapan senyawa cair dengan cara

    memanaskannya, kemudian

    mengembunkan uap yang terbentuk.

    Prinsip dasar dari destilasi adalah

    perbedaan titik didih dari zat-zat cair

    dalam campuran zat cair tersebut sehingga

    zat (senyawa) yang memiliki titik didih

    terendah akan menguap lebih dahulu,

    kemudian apabila didinginkan akan

    mengembun dan menetes sebagai zat

    murni (destilat). Metode destilasi minyak

    asiri ada tiga macam yaitu Destilasi

    dengan air (Water Distillation), Destilasi

    dengan uap (Steam Distillation) dan

    Destilasi dengan air dan uap (Water and

    Steam Distillation). Mekanisme kerja

    destilasi uap air ini ialah uap dari air di

    dalam ketel mengalir melalui bahan yang

    akan disuling dan membawa minyak asiri

    kealat kondensor pendingin. Kondensor

    pendingin adalah bagian dari alat

    penyuling berupa tabung yang berisi air.

    Tabung ini dilewati pipa yang di dalamnya

    dialiri uap hasil penyulingan dari ketel

    sehingga terjadi kondensasi (pencairan

    uap). Cairan hasil kondensasi yang terdiri

    dari campuran air dan minyak ini

    ditampung dalam suatu tabung,

    selanjutnya dilakukan proses pemisahan

    minyak dan air (Kardinan, 2004).(Skema

    destilasi dapat dilihat pada lampiran 2)

    Formulasi Sabun Transparan

    Aromaterapi Pada pembuatan formula sabun

    transparan aromaterapi konsentrasi yang

    digunakan untuk sabun aromaterapi

    berdasarkan penelitian Muchtaridi (2008)

    yaitu minyak Akar wangi dengan

    konsentrasi 1% memiliki aktivitas sebagai

    aromaterapi. Maka dalam penelitian ini

    Pembuatan sabun transparan (Base Soap)

    aromaterapi dengan minyak atsiri akar

    wangi dengan konsentrasi 0,5%, 1% dan

    1,5%. Berikut ini bahan-bahan dan cara

    pembuatan untuk membuat 200 gram

    sabun transparan aromaterapi. Formulasi

    sabun transparan dapat dilihat pada Tabel

    5 berikut ini.

  • Tabel 5. Formulasi Sabun

    Transparan Aromaterapi

    BAHAN F 1 (%) F 2 (%) F 3 (%)

    Minyak Atsiri Akar

    Wangi 0,5 1 1,5

    Minyak Kelapa 20 20 20

    NaOH 30% 20 20 20

    Gliserin 15 15 15

    Etanol 96% 16 16 16

    Gula Pasir

    (Sukrosa) 5 5

    5

    Coco DEA 5 5 5

    NaCl 0,2 0,2 0,2

    Asam Sitrat 3 3 3

    Asam Stearat 6,5 6,5 6,5

    Akuades

    ditambahkan

    hingga 100 100

    100

    Sumber : : Supandi dan Gantini,

    2011.

    Pembuatan Sabun Transparan Proses pembuatan sabun transparan

    aromaterapi yang pertama adalah

    mencairkan asam stearat pada suhu 600C

    selama 15 menit, kemudian tambahkan

    minyak kelapa dan aduk hingga merata.

    Jika suhu mencapai 70-800C tambahkan

    NaOH dan aduk selama 3-5 menit

    sehingga terbentuk padatan sabun.

    Kemudian tambahkan gliserin, etanol, gula

    pasir, asam sitrat, coco-DEA, NaCl, dan

    air hingga terbentuk sabun dasar lalu

    tambahkan minyak atsiri akar wangi

    kemudian aduk sehingga benar-benar

    homogen sekitar 7-10 menit. Dituangkan

    campuran ke dalam cetakan dan diamkan

    selama 24 jam hingga sabun mengeras.

    Skema dapat dilihat pada Lampiran 3.

    Evaluasi Mutu Pembuatan Sabun

    Transparan Evaluasi dilakukan setelah sediaan

    terbentuk (Setiap 2 minggu, minggu ke-0

    sampai minggu ke-8). Evaluasi pembuatan

    sabun transparan meliputi :

    Organoleptik

    Pengamatan ini meliputi pengamatan

    terhadap perubahan warna, bentuk dan

    perubahan bau. Pengamatan ini dilakukan

    pada sample yang disimpan pada suhu

    kamar (250C-30

    0C) dan suhu 40

    0C

    Kadar Air

    Empat gram contoh ditimbang

    dengan teliti menggunakan botol timbang

    yang telah terukur beratnya, kemudian

    dipanaskan di dalam oven bersuhu 1050C

    selama dua jam sampai beratnya tetap

    (SNI 06-3532-1994).

    Perhitungan :

    Kadar Air = W1 W2

    W

    Keterangan :

    W = berat contoh (gram)

    W1 = berat contoh + berat botol timbang

    sebelum pengeringan (gram)

    W2 = berat contoh + berat botol timbang

    setelah pengeringan (gram).

    Asam Lemak Bebas dan Alkali

    Alkohol netral disiapkan dengan

    cara mendidihkan 100 ml alkohol dalam

    labu erlemeyer 250 ml, ditambahkan 0,5

    ml larutan phenolphthalein dan

    didinginkan sampai suhu 700C, kemudian

    dinetralkan dengan KOH 0,1 N dalam

    alkohol. Lima gram contoh ditimbang

    dengan teliti dan dimasukan ke alkohol

    netral yang telah disiapkan, tambahkan

    batu didih dan pendingin tegak, kemudian

    dipanaskan selama 30 menit agar cepat

    larut di atas penangas air. Apabila larutan

    tidak bersifat alkalis maka akan berwarna

    tidak merah. Didinginkan hingga suhu

    mencapai 700C dan dititar dengan larutan

    KOH 0,1 N dalam alkohol sampai timbul

    warna merah yang tahan selama 15 detik.

    Perhitungan :

    Kadar Asam Lemak Bebas = V x N x 205

    W

    Keterangan :

    V = KOH 0,1 N yang digunakan dalam ml

    N = Normalitas KOH yang digunakan

    W = berat contoh yang digunakan dalam

    gram

  • 205 = berat setara asam laurat

    Apabila larutan tersebut di atas ternyata

    bersifat basa (penunjuk phenolphthalein

    berwarna merah) maka yang diperiksa

    bukan asam lemak bebas tetapi alkali

    bebas dengan menitarnya menggunakan

    HCl 0,1 N dalam alkohol dari mikro buret,

    sampai warna merah tepat hilang.

    Perhitungan :

    Kadar Alkali Bebas dihitung dengan

    NaOH = V x N x 40

    W

    Keterangan :

    V = HCl 0,1 N yang digunakan (ml)

    N = Normalitas HCl yang digunakan

    W = berat contoh yang digunakan (gram)

    40 = berat setara NaOH.

    Minyak Mineral

    Lima gram contoh dimasukan ke

    gelas piala, ditambahkan air dan

    dipanaskan agar larut. Di tambahkan HCl

    10 % berlebih sehingga metil jingga

    berwarna merah dan seluruh asam lemak,

    lemak netral dan bagian yang tidak

    mungkin dapat disabunkan akan memisah

    di lapisan atas. Di masukan ke dalam

    corong pemisah dan lapisan air di

    keluarkan. Di pipet 0,3 ml lapisan lemak,

    tambahkan berlebih 5 ml KOH 0,5 N

    dalam alkohol, panaskan sampai reaksi

    penyabunan sempurna menggunakan

    erlemeyer yang dilengkapi pendingin

    tegak dan di didihkan selama 2 menit di

    atas penangas air dan dititar dengan air

    tetes demi tetes. Jika terjadi kekeruhan

    berarti positif mengandung minyak

    mineral, jika tetap jernih berarti tidak

    mengandung minyak mineral (kurang dari

    0,05 %) (SNI 06-3532-1994)

    Sample dihaluskan, kemudian

    timbang sebanyak satu gram dalam gelas

    piala. Sebanyak 10 ml aquades pH 7

    ditambahkan, lalu dilakukan pengadukan.

    Setelah larut dilakukan pengukuran pH

    dengan cara memasukan elektroda pH

    meter yang telah dikalibrasi, diamkan

    beberapa saat hingga didapat pH yang

    tetap (SNI 06-3532-1994).

    Uji Hedonik atau Kesukaan

    Uji hedonik ini dilakukan untuk

    menilai suatu sampel dengan melibatkan

    beberapa panelis atau sukarelawan yang

    kemudian diminta untuk memberikan

    pendapatnya atau respon terhadap kualitas

    suatu sampel. Uji hedonik ini dilakukan

    oleh 20 panelis baik laki laki atau

    perempuan (Mahasiswa Universitas

    Pakuan, Bogor) terhadap sediaan sabun

    transparan aromaterapi minyak asiri akar

    wangi yang diperoleh dan diminta menilai

    sediaan sabun transparan aromaterapi dari

    minyak asiri akar wangi meliputi :bau,

    warna, tekstur, busa, kesan licin atau rasa

    lengket pada saat pemakaian, iritasi, dan

    kesan lembut dan halus setelah pemakaian,

    yaitu dengan memakai sediaan sabun

    transparan aromaterapi tersebut pada

    tangan yang terlebih dahulu dibasahi

    dengan air, kemudian dipakai sabun

    aromaterapi transparan dan diamkan

    sampai sediaan sabun transparan

    aromaterapi mengering ( 10 menit) lalu

    bersihkan dengan air, apabila tidak terjadi

    reaksi kulit yang tidak diinginkan maka

    sediaan sabun transparan aromaterapi

    tersebut dapat digunakan. Pengujian ini

    menggunakan 4 skala kesukaan yaitu 1

    (tidak suka), 2 (kurang suka), 3 (suka), 4

    (sangat suka). Prosedur pengujian hedonik

    adalah sebagi berikut:

    Dipilih 20 orang panelis, yang

    dalam usia produktif dan masing-masing

    panelis diberi sampel sabun transparan

    aromaterapi minyak asiri akar wangi

    semua formula.

    1. Panelis diminta untuk menilai sifat organoleptik masing-masing sampel,

    sesuai dengan formula.

    2. Panelis diminta untuk memakai sediaan sabun transparan aromaterapi

    pada pergelangan tangan bagian

    dalam, diamkan ( 10 menit)

    kemudian dibilas dan panelis diminta

    menilai sediaan sabun transparan

    aromaterapi tersebut sesuai

    penerimaan panelis. Lembar kuisioner

    terdapat pada lampiran 4.

  • Uji Stabilitas

    Stabilitas didefinisikan sebagai

    kemampuan suatu produk atau kosmetik

    untuk bertahan dalam batas spesifikasi

    yang telah ditetapkan sepanjang periode

    penyimpanan dan penggunaan untuk

    menjamin identitas, kekuatan, kualitas,

    dan kemurnian produk tersebut, sementara

    sediaan kosmetik yang stabil adalah suatu

    sediaan yang masih berada dalam batas

    yang dapat diterima selama periode

    penyimpanan dan penggunaan, dimana

    sifat dan karakteristiknya sama dengan

    yang dimiliki pada saat dibuat

    (Djajadisastra, 2004).

    Kestabilan suatu zat merupakan

    faktor yang harus diperhatikan dalam

    formulasi suatu sediaan farmasi. Perlu

    diketahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi kestabilan suatu zat

    sehingga dapat dipilih suatu kondisi

    dimana kestabilannya optimum. Faktor-

    faktor yang mempengaruhi kestabilan

    suatu zat antara lain adalah panas, cahaya,

    kelembaban, oksigen, pH, dan bahan-

    bahan tambahan yang digunakan dalam

    formula sediaan tersebut (Anonim, 2004).

    Uji stabilitas ini dilakukan untuk

    mengetahui kualitas sediaan sabun

    transparan aromaterapi minyak asiri akar

    wangi. Uji stabilitas ini dilakukan selama

    8 minggu pada suhu kamar (25o-30

    oC) dan

    pada suhu 40oC suhu dipercepat. Sabun

    transparan aromaterapi ditempatkan dan

    dikondisikan sesuai dengan suhu tersebut.

    Kemudian diamati secara berkala setiap

    dua minggu sekali baik secara subjektif

    (organoleptik) maupun secara kuantitatif

    (kadar air, asam lemak bebas, minyak

    mineral dan derajat keasaman). Uji

    stabilitas yang dilakukan terdapat mutu

    sabun transparan aromateraphy minyak

    atsiri akar wangi dapat disajikan pada

    Tabel 6 .

    Tabel 6. Uji Stabilitas

    Keterangan:

    a. Organoleptik (bentuk, perubahan warna, dan bau)

    b. Kadar air, Asam Lemak Bebas, Minyak Mineral, pH.

    Minyak Atsiri Akar Wangi

    Determinasi akar wangi dilakukan

    di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani

    Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor.

    Jalan Raya Jakarta - Bogor KM 46

    Cibinong, Indonesia. Determinasi tanaman

    dilakukan untuk memastikan kebenaran

    akar wangi yang digunakan. Hasilnya

    dilihat pada Lampiran 5.

    Hasil penentuan kadar air pada akar

    wangi yaitu sebesar 48 %. Akar wangi

    yang digunakan sebanyak 8 kg, kemudian

    akar wangi dipotong-potong menjadi dua

    atau tiga bagian. Diperoleh hasil minyak

    atsiri 40 ml. Sehingga rendemen yang

    didapat adalah 0,5%. Minyak atsiri yang

    dihasilkan berwarna kekuningan dan bau

    khas aromatik dari akar wangi. Hasil dapat

    dilihat pada gambar 3 dan Lampiran 7.

    Gambar 3. Minyak Atsiri Akar Wangi

    Evaluasi Mutu Sabun Transparan

    Sabun transparan minyak atsiri

    akar wangi dibuat sebanyak 3 formula

    dengan perbedaan konsentrasi 0,5%, 1%

    dan 1,5%. Gambar sabun transparan dapat

    dilihat pada gambar 4.

    Suhu

    Waktu/Minggu

    T0 T2 T4 T6 T8

    25o-

    30oC Ab Ab ab ab ab

    400C Ab Ab ab ab ab

  • Gambar 4. Sabun Minyak Atsiri Akar

    Wangi

    Hasil Pengujian organoleptik

    Berdasarkan pengujian sediaan

    sabun transparan yang dihasilkan pada F1,

    F2 dan F3 memiliki warna kuning

    kecoklatan tranparan, bau yang dihasilkan

    khas akar wangi, dan bentuk sesuai dengan

    cetakan.

    Kadar Air

    Hasil pengujian kadar air diperoleh

    F1(22,5%), F2(15%), dan F3(15%), F1

    tidak memenuhi syarat maksimal 15%.

    Banyaknya air yang ditambahkan pada

    produk sabun akan mempengaruhi

    kelarutan sabun dalam air pada saat

    digunakan, semakin banyak air yang

    terkandung dalam sabun maka sabun akan

    semakin mudah menyusut pada saat

    digunakan. Hal ini disebabkan agar sabun

    yang dihasilkan cukup keras sehingga

    lebih efisien dalam pemakaian dan sabun

    tidak mudah larut dalam air.

    Asam Lemak Bebas

    Hasil pengujian alkali bebas

    diperoleh F1(1,2%), F2(1,2%), F3(1,2%),

    semua formula memenuhi syarat, karena

    syaratnya 2,5%. Penurunan kadar asam

    lemak bebas disebabkan lamanya

    penyimpanan sehingga asam lemak bebas

    yang terkandung dalam sabun akan

    berkurang kadarnya.

    Mineral Bebas

    Hasil pengujian mineral bebas

    untuk semua formula hasilnya negatif,

    artinya memenuhi syarat. Karena bila

    mineral bebas ada maka sabun akan

    menjadi keruh dan tidak transparan.

    Derajat Keasaman (pH)

    Hasil pengujian pH diperoleh

    F1(10,8), F2(10,7), F3(10,7), syarat pH

    11, artinya semua formula memenuhi

    syarat

    Uji Kesukaan Uji kesukaan dilakukan untuk

    mengetahui tingkat penerimaan konsumen

    terhadap suatu produk sebelum produk

    tersebut dijual secara massal. Uji

    organoleptik yang dilakukan dalam

    penelitian ini adalah uji kesukaan dengan

    skala hedonik terhadap 20 panelis yang

    meliputi tujuh parameter yang di uji yaitu

    meliputi kesukaan terhadap tekstur, warna,

    bau, busa, kesan licin atau lengket pada

    saat pembilasan, kesan lembut atau halus

    setelah pemakaian dan iritasi terhadap

    pengaruh formulasi. Pada uji organoleptik,

    panelis akan diminta tanggapannya

    terhadap tiga jenis sabun transparan yang

    akan diuji. Tanggapan yang diberikan oleh

    panelis diwujudkan dalam bentuk nilai

    antara 1 sampai dengan 4 dengan

    penjelasan sebagai berikut :

    1. Nilai 1 menyatakan bahwa panelis memberikan tidak suka

    2. Nilai 2 menyatakan bahwa panelis memberikan kurang suka

    3. Nilai 3 menyatakan bahwa panelis memberikan kesan suka

    4. Nilai 4 menyatakan bahwa panelis memberikan kesan sangat suka.

    Pada uji organoleptik ini ke tiga

    formula sabun transparan yang diujikan

    diberi kode angka acak. Tujuan

    penggunaan kode berupa angka acak

    tersebut adalah untuk menghindari

    penafsiran panelis terhadap sampel uji dan

    panelis tidak membandingkan sampel.

    Hasil dapat dilihat pada gambar 4 dan

    Lampiran 4 .

  • Gambar 4. Diagram Batang Hasil

    Uji Kesukaan .

    Aroma atau Bau

    Aroma atau merupakan salah satu

    parameter yang menjadi pertimbangan

    konsumen dalam memilih sabun. Sabun

    yang memiliki bau yang menarik tentunya

    akan dipilih oleh banyak konsumen.

    Berdasarkan hasil pengujian diagram

    terhadap 20 panelis formula yang paling

    banyak disukai panelis terhadap aroma

    atau bau yaitu formula 2. Hasil pengujian

    dapat dilihat pada Gambar 4,dan

    Lampiran 6.

    Tekstur

    Uji tekstur merupakan uji untuk

    menilai penampilan dari sabun transparan

    yang dihasilkan. Berdasarkan hasil

    pengujian diagram terhadap 20 panelis

    formula yang paling banyak disukai

    panelis terhadap tekstur yaitu formula 2.

    Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar

    4, dan Lampiran 6.

    Busa

    Busa merupakan salah satu hal

    penting pada produk sabun. Pada

    umumnya konsumen lebih menyukai

    sabun yang memiliki pembusaan yang

    lebih banyak dibandingkan dengan sabun

    yang pembusaannya sedikit. Berdasarkan

    hasil pengujian diagram terhadap 20

    panelis formula yang paling banyak

    disukai panelis terhadap busa yaitu

    formula 2. Hasil pengujian dapat dilihat

    pada Gambar 4, dan Lampiran 6.

    Warna

    Uji warna merupakan uji yang

    dinilai panelis terhadap warna yang

    dihasilkan terhadap sabun. Berdasarkan

    hasil pengujian diagram terhadap 20

    panelis formula yang paling banyak

    disukai panelis terhadap warna yaitu

    formula 2. Hasil pengujian dapat dilihat

    pada Gambar 8, dan Lampiran 6 .

    Kesan Licin

    Uji kesan licin merupakan uji yang

    di nilai panelis mengenai kesan licin pada

    saat pemakaian. Berdasarkan hasil

    pengujian diagram terhadap 20 panelis

    formula yang paling banyak disukai

    panelis terhadap kesan licin yaitu formula

    2. Hasil pengujian dapat dilihat pada

    Gambar 8, dan Lampiran 6.

    Kesan Lembut Berdasarkan hasil pengujian

    diagram terhadap 20 panelis formula yang

    paling banyak disukai panelis terhadap

    kesan lembut setelah pemakaian, yaitu

    formula 2. Hasil pengujian dapat dilihat

    pada Gambar 4, dan Lampiran 6.

    Uji Iritasi

    Dari hasil pengamatan uji

    kesukaan berdasarkan parameter efek

    iritasi terhadap 20 orang panelis dengan

    metode uji tempel tertutup pada lengan

    atas bagian dalam menunjukkan sabun

    tidak menimbulkan efek iritasi terhadap

    panelis karena tidak ditemukannya gejala

    timbulnya warna merah dan kulit tidak

    terasa gatal setelah pemakaian. Hasil Uji

    iritasi terhadap panelis dapat dilihat pada

    Lampiran 6.

    Uji Statistik

    Untuk memperoleh suatu

    kesimpulan dari kesukaan panelis maka

    harus dilakukan analisis data secara

    Rancangan Acak Lengkap (RAL)

    menggunakan SPSS 17. Hasil uji statistik

    sigma < 0,1 untuk parameter aroma,

    tekstur, warna, artinya ada perbedaan

    nyata di semua formula.

    0

    2

    42.9 3.1 3.2 3.2 2.95 2.95

    3.75 3.55 3.5 3.65 3.25 3.15

    2.15

    3.25 3.42.75 2.95 3.05

    Nil

    ai R

    ata-

    rata

    Uji

    K

    esu

    kaan

    F1

    F2

    F3

  • Hasil uji statistik sigma > 0,1

    untuk parameter busa, kesan licin, dan

    kesan lembut, artinya tidak ada perbedaan

    nyata di semua formula. Data

    selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

    11

    Uji Stabilitas Sabun Transparan

    Sabun transparan diuji stabilita

    pada suhu kamar 25-300C dan suhu 40

    0C

    (stabilita dipercepat) selama 8 minggu.

    Hasil pengamatan dari uji bentuk sediaan

    sabun transparan aromaterapi minyak

    atsiri akar wangi menunjukkan bahwa

    semua formula selama pengujian baik

    pada suhu 25-30C mempunyai dan suhu

    40C pada minggu ke-0 sampai minggu

    ke-6 menunjukkan tidak adanya perubahan

    tetapi pada minggu ke-8 menunjukkan

    perubahan bentuk sabun menjadi mengerut

    atau menyusut dari segi bentuk ukurannya

    hal ini disebabkan oleh pengaruh suhu dan

    waktu penyimpanan yang semakin lama.

    Data terdapat pada tabel 7

    Tabel 7. Hasil Pengamatan Bentuk Sabun

    Transparan Minggu

    ke-

    Bentuk

    Suhu 25-30C Suhu 40C

    F 1 F 2 F 3 F 1 F 2 F 3

    0 + + + + + +

    2 + + + + + +

    4 + + + + + +

    6 + + + + + +

    8 + + + - - -

    Keterangan : (-) : Bentuk Mengerut

    (+) : Bentuk Stabil atau

    tidak berubah

    Hasil pengamatan berdasarkan

    pengujian bau sediaan sabun transparan

    aromaterapi minyak atsiri akar wangi

    menunjukkan bahwa semua formula

    selama penyimpanan pada suhu 25-30C

    dan Suhu 40C selama dua bulan

    mempunyai bau tetap khas akar wangi.

    Hal ini menunjukkan bahwa bau pada

    sediaan cukup baik dan stabil selama

    penyimpanan dua bulan. Data terdapat

    pada tabel 8.

    Tabel 8. Hasil Pengamatan Bau Sabun

    Transparan Minggu

    ke-

    Bau

    Suhu 25-30C Suhu 40C

    F 1 F2 F 3 F 1 F2 F 3

    0 + + + + + +

    2 + + + + + +

    4 + + + + + +

    6 + + + + + +

    8 + + + + + +

    Keterangan : (-) : Bau berubah

    (+) : Bau khas akar

    wangi

    Hasil pengamatan warna pada

    sediaan sabun transparan aromaterapi

    minyak atsiri akar wangi menunjukkan

    bahwa semua formula selama

    penyimpanan pada suhu kamar (Suhu 25-

    30C) dan (Suhu 40C) tidak mengalami

    perubahan warna selama 8 minggu . Data

    terdapat pada tabel 9.

  • Tabel 9. Hasil Pengamatan Warna Sabun

    Transparan Min

    ggu

    ke-

    Warna

    Suhu 25-30C Suhu 40C

    F 1 F 2 F 3 F 1 F 2 F 3

    0 + + + + + +

    2 + + + + + +

    4 + + + + + +

    6 + + + + + +

    8 + + + + + +

    Keterangan : (-) : Warna berubah

    (+) : Warna Kuning

    kecoklatan

    Evaluasi Sabun Transparan

    Aromaterapi

    Kadar Air

    Tabel 10. Kadar Air Sabun Transparan

    Aromaterapi Minyak Akar

    Wangi Suhu 25-30oC dan 40C

    Mingg

    u ke-

    Kadar Air (%)

    Suhu 25-30C Suhu 40C

    F 1 F 2 F 3 F 1 F 2 F 3

    0 22,5%

    15,0%

    15,0%

    22,5%

    15,0%

    15%

    2 20,0

    %

    15,0

    %

    12,5

    %

    17,5

    %

    15,0

    %

    15,0

    %

    4 15,0%

    15,0%

    12,5%

    15,0%

    12,5%

    10,0%

    6 15,0

    %

    12,5

    %

    12,5

    %

    15,0

    %

    10,0

    %

    10,0

    %

    8 15,0%

    12,5%

    12,5%

    12,5%

    10,0%

    10,0%

    Hasil analisis kadar air sabun transparan

    aromaterapi minyak atsiri akar wangi F1

    pada minggu ke-0, dan minggu ke-2

    penyimpanan suhu 25-30oC dan suhu

    40C tidak memenuhi standar mutu sabun

    SNI karena hasil kadar air melebihi 15%.

    Seluruh formula selama penyimpanan

    pada suhu 25-300C dan 40

    0C selama 8

    minggu mengalami penurunan, karena

    kemungkinan air dalam sabun menguap

    pada suhu dan waktu tertentu sehingga

    kadar airnya menurun. Data terdapat

    pada tabel 7.

    Asam Lemak Bebas Tabel 12. Asam Lemak Bebas Sabun

    Transparan Aromaterapi

    Minyak Akar Wangi pada

    Suhu 25-30oC dan Suhu 40

    oC.

    Minggu

    ke-

    Asam Lemak Bebas (%)

    Suhu 25-30C Suhu 40C

    F 1 F 2 F 3 F 1 F 2 F 3

    0 1,2% 1,2% 1,2% 1,2% 1,2% 1,2%

    2 1,2% 1,2% 1,2% 1,2% 1,2% 1,1%

    4 1,1% 1,1% 1,2% 1,6% 1,2% 1,6%

    6 1,1% 1,0% 1,6% 1,6% 1,2% 1,6%

    8 1,6% 1,6% 1,2% 1,2% 1,2% 1,2%

    Asam lemak bebas dalam sabun

    adalah asam lemak yang tidak terikat

    sebagai senyawa dengan natrium ataupun

    trigliserida. Kandungan asam lemak bebas

    dalam sabun mandi menurut SNI 06-3532-

    1994 adalah kurang dari 2,5%. Hasil

    analisis menunjukkan bahwa asam lemak

    bebas pada sabun transparan rata-rata

    lebih rendah dari 2,5% dan memenuhi SNI

    06-3532-1994. Asam lemak bebas tidak

    diharapkan tinggi pada sabun karena akan

    mengurangi daya ikat sabun terhadap

    kotoran minyak, lemak atau pun keringat.

    Selama penyimpanan suhu 25-300C dan

    400C selama 8 minggu mengalami

    penurunan, disebabkan lamanya

    penyimpanan sehingga asam lemak bebas

    yang terkandung dalam sabun akan

    berkurang kadarnya. Data dapat dilihat

    pada Tabel 12.

    Mineral Bebas

    Mineral bebas merupakan zat atau

    bahan tetap sebagai minyak, namun saat

    penambahan air akan terjadi emulsi antara

    air dan minyak yang ditandai dengan

    kekeruhan. Mineral merupakan senyawa

    yang mengandung unsur logam. Analisis

  • minyak mineral pada sabun merupakan

    salah satu parameter penting yang harus

    dilakukan pada standar mutu sabun.

    Kandungan minyak mineral pada sabun

    sangat tidak diharapkan karena akan

    menurunkan daya emulsi dari sabun

    tersebut. Minyak mineral adalah minyak

    hasil penguraian bahan organik. Minyak

    mineral biasanya terdapat di alam, contoh

    minyak mineral adalah bensin, solar dan

    minyak tanah sehingga hal ini tidak boleh

    ada pada kosmetik. Minyak mineral dalam

    sabun harus negatif itu berarti sabun tidak

    mengandung minyak mineral yang

    ditunjukan dengan tidak terjadinya

    kekeruhan pada saat titrasi dengan

    menggunakan air. Hasil analisis pada

    sabun transparan aromaterapi dari minyak

    atsiri akar wangi untuk semua formula

    menunjukkan hasil yang negatif terhadap

    minyak mineral pada minggu ke-0 sampai

    minggu ke 8 terhadap penyimpanan pada

    suhu 25-30oC dan suhu 40

    oC selama dua

    bulan. Hal ini menunjukkan bahwa sabun

    transparan aromaterapi memenuhi standar

    mutu sabun mandi menurut SNI.

    Derajat Keasaman (pH)

    Derajat keasaman (pH) merupakan

    salah satu parameter penting dalam

    analisis produk sabun atau kosmetik

    karena bila pH yang terkandung dalam

    sabun terlalu rendah atau terlalu tinggi

    dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Oleh

    karena itu, pH produk kosmetik sebaiknya

    disesuaikan dengan kondisi kulit yaitu

    berkisar 4,5-7 tetapi pada umumnya

    derajat keasaman (pH) pada sabun lebih

    berada pada kondisi basa dibandingkan

    dengan kondisi asam. Hasil pengukuran

    menggunakan alat pH meter terlihat nilai

    derajat keasaman (pH) sabun transparan

    aromaterapi berkisar 9,7-10,8. Hal ini

    berarti pH pada sabun transparan

    aromaterapi pada suhu suhu 25-30oC dan

    suhu 40oC memenuhi standar pH sabun

    mandi yaitu tidak melebihi pH 11. Data

    dapat dilihat pada Tabel 13.

    Tabel 13. Pengukuran Derajat Keasaman

    (pH) Sabun Transparan Aromaterapi

    Minyak Atsiri Akar Wangi Pada Suhu 25-

    30oC dan 40C

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang

    dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Minyak atsiri akar wangi (Chrysopogon zizanioides (L.)

    Roberty dapat diformulasikan

    sebagai bahan aktif dalam

    pembuatan sediaan sabun

    transparan aromaterapi.

    2. Berdasarkan uji kesukaan terhadap panelis, formula yang

    paling disukai panelis yaitu pada

    formula II dengan konsentrasi

    1% dengan parameter pengujian

    bau, warna, tekstur, busa, kesan

    licin atau lengket pada saat

    pembilasan, kesan lembut atau

    halus setelah pemakaian dan

    untuk uji iritasi.

    3. Ketiga formula sediaan sabun transparan aromaterapi dengan

    minyak atsiri akar wangi

    (Chrysopogon zizanioides (L.)

    Roberty stabil pada suhu 25C-

    30C selama penyimpanan 2

    bulan dibandingkan

    penyimpanan pada suhu 40.

    Minggu

    ke-

    pH

    Suhu 25-30C Suhu 40C

    F 1 FII FIII F 1 FII FIII

    0 10,8 10,7 10,7 10,8 10.7 10,7

    2 10,7 10,7 10,6 10,7 10,7 10,6

    4 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8

    6 9,7 9,7 9,7 9,8 9,7 9,8

    8 9.7 9,7 9,8 9,8 9,7 9,8

  • Saran

    Perlunya perbaikan dalam teknik

    pembuatan sabun transparan yaitu

    dilakukannya pengadukan yang homogen

    dan cepat dengan menggunakan alat

    homogenizer .

    .

    DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2004. Penuntun Praktikum

    Farmasi Fisika. Laboratorium

    Farmasi. Program Studi Farmasi.

    Universitas Pakuan. Bogor.

    ________.2002. Parameter Standar

    Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

    Direktorat Jendral Pengawasan

    Obat dan Makanan. Jakarta.

    Badan Standarisasi Nasional Indonesia,

    1994. Standar Mutu Sabun Mandi.

    SNI 06-3532-1994. Dewan Standar

    Nasional. Jakarta.

    Bailey, AE. 1979. Industrial Oil and Fat

    Product. Interscholastic

    Publishing, Inc. New York.

    Buchbauer, G., Jager, W., Dietrich, H.,

    Plank, Ch., and Karamat, E. 1991.

    Aromatherapy: Evidence for

    Sedative Effects of Essential Oil of

    Lavender after Inhalation. Journal

    of Biosciences; 46c, 1067-1072.

    Buckle, J. 1999. Use of Aromatherapy as

    Complementary Treatment for

    Chronic Pain. J. Alternative

    Therapiess; 5, 42-51.

    Butler, 2001. Pouchers Perfumes,

    Cosmetics and Soap. Kluwer

    Academic Publisher. London.

    DepKes., RI. 1986. Sediaan Galenik.

    Badan Pengawasan Obat dan

    Makanan. Jakarta.

    Djajadisastra, J. 2004. HIKI. Departemen

    Farmasi, FMIPA. Universitas

    Indonesia. Jakarta.

    Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid

    I. UI-PRESS. Jakarta.

    Hambali, E. A. Suryani dan M. Rival.

    2005. Membuat Sabun Transparan.

    Penebar Plus. Jakarta.

    Kardinan, A. 2004. Nilam Tanaman

    Beraroma Wangi untuk Industri

    Parfum dan Kosmetika. Agromedia

    Pustaka. Jakarta.

    Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi

    Minyak Atsiri. UI Press. Jakarta

    Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi

    Minyak Atsiri. UI Press. Jakarta

    Lachman, L., Lieberman, H. A dan

    Kanigh, J.L. 2004. Teori dan

    Praktek Farmasi Industri.

    Universitas Indonesia. Jakarta

    Luthony, T, L. dan Rahmawati. 1994.

    Produksi dan Perdagangan Minyak

    Atsiri.

    Penebar Swadaya. Jakarta.

    Muchtaridi, 2008. Penelitian

    Pengembangan Minyak Atsiri

    Sebagai Aromaterapi dan

    Potensinya Sebagai Produk

    Sediaan Farmasi. Fakultas

    Farmasi Universitas

    Padjadjaran. Bandung.

    Mutschler, E. 1999. Dinamika Obat Buku

    Ajar Farmakologi Dan

    Toksikologi. Edisi V, Institut

    Teknologi Bandung, Bandung.

    Hal: 577-579.

    Nurzaman, 1999. Pemanfaatan Limbah

    Padat Penyulingan Minyak

    Atsiri Akar Wangi (Vetiveria

    zizanioides) Sebagai Substitusi

    Tepung Kayu Pada Proses

    Produksi Obat Nyamuk Bakar

    (Double Coil). Skripsi ,Fakultas

    Teknologi Pertanian Institut

    Pertanian Bogor. Bogor.

  • Paul, S. 2007. Fatty Acid and Soap

    Making http://www.soap-

    makingresource com/fatty -acid-

    soap-making.html [18 Agustus

    2008.

    Prawiropoetro, H.R.T. Soekardjo,

    1995.Dasar-dasar Teknologi

    Minyak Atsiri. PT Petrokimia

    Gresik (Persero). Gresik.

    Qisti, R. 2009. Sifat Kimia Sabun

    Transparan Dengan Penambahan

    Madu Pada Konsentrasi Yang

    Berbeda. Skripsi Fakultas

    Peternakan Institut Pertanian

    Bogor. Bogor.

    Rumondang, B., 2004, Esterifi kasi

    Patchouli Alkohol Hasil Isolasi

    Dari Minyak Daun Nilam

    (Patchouli Oil), Universitas

    Sumatera Utara, hlm. 1-2.

    Santoso, H B. 1993. Akar Wangi

    Bertanam dan Penyulingan. Penerbit

    Kanisius,

    Yogjakarta.

    Somantri. (2007). Pengertain Luka dan

    faktor yang mempengaruhi

    Penyembuhan Luka. Referensi:

    http://www.irmanthea.blogspot.

    com/2012/23 diakses (Jumat,

    21 Desember 2012, 17.00 wib).

    SNI 06-3532. 1994. Sabun Mandi. Badan

    Standardisasi Nasional. Jakarta.

    Spitz, L. 1996. Soap and Detergent a

    Theoritical and Practical Review.

    AOCS Press, Champaign-Illinois.

    Supandi dan Gantini. 2011. Formulasi

    Sabun Transparan Minyak Nilam

    Sebagai Obat Jerawat. Universitas

    Muhammadiyah.

    Sunandar, C. (2008). Produksi Minyak

    Akar Wangi (Java Vetiver Oil)

    Dengan Destiasi Uap dan Analisis

    Kadar Khusimolnya Dengan GC

    MS. Sekolah Farmasi ITB :

    diterbitkan.

    Tonny dan Yeyet. 1994. Tanaman Akar

    wangi. Kanisius , Yogyakarta.

    Tarigan, N. 2006. Jenis jenis Serangga

    dan Intensitas Serangannya Pada

    Berbagai Pola Tanaman Akar

    Wangi. Buletin Teknik Pertanian

    II.I

    Wade, A. and Weller. 1994. Handbook of

    Pharmaceutical Excipients. Second

    Edition. The American

    Pharmaceutical Association.

    Washington, USA.

    Wasitaatmadja, Ss.M. 1997. Penuntun

    Ilmu Kosmetik Medik. UI Press.

    Jakarta.

    http://www.soap-makingresource/http://www.soap-makingresource/