sejarah aromaterapi
TRANSCRIPT
I. Pengertian dan sejarah aromaterapi
Aromaterapi adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan
volatile oil hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara kerja
aromaterapi adalah dengan menstimulus otak (apabila di inhalasi) sehingga
menimbulkan efek emosi tertentu. Biasanya efek yang dicari adalah
menenangkan, menyemangati, merilekskan. Sedangkan kegunaan minyak atsiri
secara topikal memiliki banyak manfaat farmakologis seperti melancarkan
peredaran darah, menghangatkan, anti- inflamasi, anti-konvulsan, dll.
Menurut Buchbauer Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan
aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa
tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan
sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat.
Minyak atsiri telah digunakan secara komersial selama beberapa ratus
tahun dan secara teratur digunakan untuk memanajemen stres dan terapi bagi
penyakit-penyakit ringan (Sastrohamidjojo,
2004). Banyak penelitian telah menemukan
bahwa rangsangan penciuman menghasilkan
perubahan drastis dalam parameter fisiologis
seperti tekanan darah (BP), ketegangan otot,
dilatasi pupil, intensitas berkedip, suhu kulit,
aliran darah kulit, aktivitas electrodermal,
denyut nadi, dan kegiatan otak. Gambar 1. Essential oil
Syarat – syarat minyak atsiri:
Harus jernih, tidak berwarna, kalau perlu setelah pemanasan.Kejernihan
dapat dibuktikan dengan carameneteskan 1 tetes minyak atsiri keatas
permukaan air, permukaan air tidak keruh.Minyak menguap umumnya
tidak berwarna, hanya beberapa yang sesui dengan warna aslinya.Oleum
bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarutkedalamnya. Oleum
kajuputi berwarna hijau karena senyawatembaga dari alat penyulingnya
Aromaterapi Page 2
terlarut kedalamnya. Minyak atsiri akan berwarna kuning atau kuning
kecoklatan karenasudah terurai atau teroksidasi.
Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.
Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas minyak
lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan keatas kertas perkamen
tidak meninggalkan noda transparan.
Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasisehingga minyak
akan berwarna. Kekeringan dibuktikandengan cara mengocok sejumlah
minyak atsiri dengan larutan Natrium Klorida jenuh volume sama, biarkan
memisah,volume air tidak boleh bertambah. Bau dan rasa seperti simplisia.
Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri dengan
10 ml air. Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes minyak atsiri dengan
2 gram gula.
Mekanisme kerja aromaterapi
Para peneliti tidak sepenuhnya mengetahui bagaimana aromaterapi
bekerja. Beberapa ahli percaya bahwa indra penciuman memilliki peran, reseptor
bau dihidung berkomunikasi dengan bagian-bagian di otak (amigdala da
hipokampus) yang berfungsi sebagai penyimpan untuk emosi dan kenangan.
Ketika bernafas molekul minyak atsiri akan terhirup, beberapa peneliti percaya
bahwa mereka merangsang bagian-bagian otak dan mempengaruhi fisik,
emosional dan mental. Sebagai contoh Lavender diyakini untuk merangsang
aktivitas sel-sel otak di amigdala mirip dengan cara beberapa aktivitas obat
penenang. Beberapa peneliti lain juga berkeyakinan bahwa aromaterapi dapat
berikatan dengan darah melalui stimulasi hormon atau enzim.
Aromaterapi Page 3
Gambar 2. Mekanisme kerja aromaterapi
II. Tujuan dan Manfaat
Aromaterapi digunakan secara luas sebagai suatu pendekatan untuk
meredakan stres, dan banyak minyak atsiri diklaim sebagai perelaksasi. Banyak
sifat dan indikasi yang berbeda sering dicantumkan untuk masing-masing minyak
atsiri, dan rentang kondisinya mulai dari yang cukup ringan sampai yang dianggap
serius. Sebagai contoh, indikasi untuk minyak daun peppermint (Menta piperita)
yang dicantumkan dalam salah satu teks meliputi kembung, kurap, tinea, sistisis,
gangguan pencernaan, mual, gastritis, dan skiatika, juga migrain, hepatitis,
Aromaterapi Page 4
ikterus, sirosis, asma bronkial, dan impotensi. Minyak atsiri juga banyak
digunakan untuk perawatan kecantikan, membantu relaksasi, atau mengobatai
penyakit ringan tertentu. Ada beberapa aspek penting penggunaan minyak atsiri
dalam aromaterapi yaitu sebagai berikut :
Aromaterapis meyakini bahwa minyak atsiri dapat digunakan tidak hanya
untuk pengobatan dan pencegahan penyakit, tetapi juga efeknya terhadap mood,
emosi, dan rasa sehat.
Aromaterapi diklaim sebagai suatu terapi holistik, dalam hal ini,
aromaterapis memilih suatu minyak atsiri, atau kombinasi minyak atsiri,
disesuaikan dengan gejala, kepribadian, dan keadaan emosi masing-masing klien.
Pengobatan dapat berubah pada kunjungan pasien berikutnya.
Aromaterapis meyakini bahwa kandungan minyak atsiri, atau kombinas i
minyak, bekerja secara sinergis untuk meningkatkan efikasi atau mengurangi
terjadinya efek-efek merugikan yang terkait dengan kandungan kimia tertentu
(Heinrich et al., 2010).
Metode penggunaan aromaterapi antara lain :
Pemijatan seluruh tubuh atau pemijatan bagian tubuh tertentu
Penambahan dalam air mandidan air untuk mencuci kaki
Dihirup
Kompres
Digunakan dalam peralatan aromaterapi (misalnya alat pembakar
dan penguap)
III. Cara memperoleh
a. Cara pemerasan
yaitu cara yang termudah dan masih dapatdikatakan primitif. Cara ini
hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan
untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan minyak atsiriyang tidak
tahan pemanasan. Contoh : minyak jeruk
Aromaterapi Page 5
b. Cara penyulingan ( destilasi)
1. Cara langsung ( menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah di
masukkan ke dalam sebuah bejana di atas
pelat yang berlubang dan bejana berisi air.
Uap air yang naik melalui lubang dan
melalui sebuah pendingin, kemudian
minyak yang keluar dengan uap air
ditampung. Cara ini hanya dapat
digunakan untuk jumlah bahan bakal yang
sedikit, karena jumlah air yang akan
menjadi uap dan membawa serta minyak
terbatas jumlahnya. Gambar 3. Destilasi Minyak atsiri
2. Cara tidak langsung
Bahan yang akan di olah di masukkan ke dalam sebuah bejana dan di
tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uapair yang berasal dari bejana lain.
Cara ini dapat digunakanuntuk bahan bakal dalam jumlah yang besar terutama
bahan bakal yang mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah.
Dari ke dua cara di atas pada bejana penampungan akan terdapat dua
lapisan, yaitu air dan minyak atsiri.Letak minyak atsiri dan air tergantung pada
berat jenisnya. Jika Bj minyak atsiri > Bj air maka minyak atsiri berada di
bawahdan sebaliknya.Ke dua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan
sisa air dapat di keringkan dengan menggunakan zat - zat pengering, contoh:
Na2SO4 exicatus.Pengeringan sisa air ini perlu di lakukan sebab dengan
adanyasisa air tersebut minyak atsiri cepat rusak / menjadi tengik.Bila lapisan
minyak atsiri dan air sukar dipisahkan dapat ditambahkan NaCl jenuh untuk
menarik airnya
c. Cara Enfleurage
Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga yang
digunakan untuk kosmetik. Daun bungadisebarkan diatas keping gelas yang lebih
dulu dilapisidengan lemak atau gemuk. Dibiarkan beberapa lama,tergantung dari
Aromaterapi Page 6
jenis daun yang diolah, contoh:bungamelati 24 jam. Kemudian daun bunga
diangkat, digantidengan yang segar sampai beberapa kali, sampai lemak itu benar-
benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanyalemak itu dapat digunakan untuk 30
kali.
Kemudian lapisan lemak dikerok, dilarutkan dalamalkohol absolut,
minyak atsiri akan larut, sedangkan lemaknya tidak larut, sehingga lemaknya
dapat dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada dalam alkohol
disuling secara vacum (dengan alat
evaporator vacum ). Alkohol yang
digunakan bukan alkohol fortior
sebab waktu diuapkan, uap air
akan membawa minyak atsiri.Cara
ini dapat digunakan untuk bahan
bakal dengan kandungan minyak
atsiri yang rendah dan tidak tahan
pemanasan.
Gambar 4. Pabrik Enflurage abad ke-20
IV. Sumber minyak atsiri
Beberapa sumber minyak atsiri yang berasal dari bahan baku bunga:
Jasmine berasal dari bunga. Bermanfaat untuk mengurangi depresi dan
rasa cemas. Menyejukkan, meningkatkan kepekaan , kejernihan pikiran,
ketenangan, menghatkan emosi, membantu keteraturan sistem pernafasan dan
mengyurangi iritasi karena batuk. Bersifat sebagai afrodisiak dan dapat dipakai
untuk perawat kulit kering dan kulit sensitif.
Mawar . menyeimbangkan fungsi tubuh, membangkitkan semangat,
memperbaiki suasana hati, menenangkan, antidepresan. Bersifat sebagai
antioksidan dan penguat jantung. Dapatb dipakai sebagai inhaler pada penderita
asma dan sebagai perawatan pada kulit sensitif, kering dan alergi
Lavender, populer sebagai antiseptik dan penyembuhan luka.
Mempunyai efek relaksasi maupun perangsang, menenangkan kecemasan dan
depresi. Minyak ini untuk mengatasi pencernaan, gangguan menstruasi, sumbatan
Aromaterapi Page 7
hidung sakit tenggorokan karna influenza dan nyeri sendi, nyeri lainnya. Untuk
radang kulit karna gigitan serangga, bisul, bercak, ruam dan luka bakar. Jamur di
kulit juga dapat disembuhkan dengan dioleskan minyak aromaterapi.
V. Aspek Kimia Fisika
a. Sifat Fisika Minyak Atsiri
Seperti bahan-bahan lain yang memiliki sifat fisik, minyak atsiri juga
memiliki sifat fisik yang bisa di ketahui melalui beberapa pengujian. Sifat fisik
dari setiap minyak atsiri berbeda satu sama lain. Sifat fisik terpenting dari minyak
atsiri adalah dapat menguap pada suhu kamar sehingga sangat berpengaruh dalam
menentukan metode analisis yang dapat digunakan untuk menentukan komponen
kimia dan komposisinya dalam minyak asal.
Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu : bau yang karakteristik, bobot jenis, indeks
bias yang tinggi, bersifat optis aktif.
- Bau yang karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat
mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan
berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Mulyani, 2009).
- Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis
menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara
0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan
mutu dan kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).
Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari
ukuran bahan dan lama penyulingan yang di lakukan. berikut adalah grafik yang
di peroleh dari pengujian bobot jenis pada minyak atsiri kayu manis.
Uji BNJ menunjukkan bahwa perlakuan Bo dan B1 tidak berbeda nyata
terhadap bobot jenis, tapi keduanya berbeda dengan perlakuan B2. Nilai bobot
Aromaterapi Page 8
jenis minyak ditentukan oleh komponen kimia yang terkandung di dalamnya.
Semakin tinggi kadar fraksi berat maka bobot jenis semakin tinggi.
Pada waktu penyulingan, penetrasi uap pada bahan berukuran kecil
berlangsung lebih mudah karena jaringannya lebih terbuka sehingga jumlah uap
air panas yang kontak dengan minyak lebih banyak. Kondisi tersebut
mengakibatkan komponen fraksi berat minyaknya lebih mudah dan cepat
diuapkan. Dari segi ukuran bahan, bobot jenis tertinggi (0,9935) diperoleh dari
bahan ukuran kecil, sedangkan dari segi lama penyulingan, bobot jenis tertinggi
(0,9911) diperoleh pada penyulingan 4 jam. Kombinasi perlakuan yang
menghasilkan bobot jenis paling tinggi (0,9979) adalah A1B1C0, yaitu susunan
bahan bertingkat, ukuran bahan sedang dan lama penyulingan 4 jam. Nilai bobot
jenis semua perlakuan berkisar antara 0,9722 sampai 0,9979.
- Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan
alat Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus
dua macam media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan
(perubahan arah sinar) akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna
untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian (Guenther, 1987).
Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek
biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang
datang. Jadi minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus
dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu,
semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias
yang dihasilkan.
Hal ini disebabkan karena penguapan minyak dari bahan berukuran kecil
berlangsung lebih mudah sehingga fraksi berat minyaknya lebih banyak
terkandung dalam minyak, yang mengakibatkan kerapatan molekul minyak lebih
tinggi dan sinar yang menembus minyak sukar diteruskan. Semakin sukar sinar
diteruskan dalam suatu medium (minyak) maka nilai indeks bias medium tersebut
semakin tinggi.
Aromaterapi Page 9
Sebagian besar komponen minyak kulit kayumanis terdiri atas kelompok
senyawa terpen-o yang mempunyai berat molekul dan kerapatan yang lebih tinggi
dibanding kelompok senyawa terpen, tetapi relatif mudah larut dalam air.
Semakin lama penyulingan, senyawa terpen-o semakin banyak terlarut dalam air
panas yang mengakibatkan kerapatan minyak menurun sehingga indeks biasnya
lebih rendah. Kombinasi perlakuan yang menghasilkan indeks bias paling tinggi
(1,5641) adalah perlakuan A1B1C0, yaitu susunan bahan bertingkat, ukuran
bahan sedang dan lama penyulingan 4 jam. Nilai indeks bias semua perlakuan
berkisar antara 1,5515 sampai 1,5641; nilai ini lebih rendah dibanding standar
mutu dari Essential Oil Association of USA (EOA) tahun 1970 yang
mensyaratkan nilai 1,5730 – 1,5910.
- Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi
cahaya ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan
oleh jenis minyak atsiri, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan.
Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter (Ketaren, 1985).
Berikut ini adalah hasil pengujian minyak atsiri kayu manis, di mana
hanya ukuran bahan yang berpengaruh terhadap nilai putaran optik minyak. Uji
BNJ menunjukkan bahwa ukuran bahan besar menghasilkan putaran optik yang
berbeda sangat nyata dengan ukuran sedang dan kecil. Besarnya putaran optik
tergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa, panjang jalan yang ditempuh sinar
melalui senyawa tersebut dan suhu pengukuran.
Besar putaran optik minyak merupakan gabungan nilai putaran optik
senyawa penyusunnya. Penyulingan bahan berukuran kecil akan menghasilkan
minyak yang komponen senyawa penyusunnya lebih banyak (lengkap) dibanding
dengan bahan ukuran besar, sehingga putaran optik yang terukur adalah putaran
optik dari gabungan (interaksi) senyawa-senyawa yang biasanya lebih kecil
dibanding putaran optik gabungan senyawa yang kurang lengkap (sedikit) yang
dihasilkan bahan berukuran besar. Putaran optik minyak dari semua perlakuan
bersifat negatif, yang berarti memutar bidang polarisasi cahaya kekiri. Nilainya
Aromaterapi Page 10
antara (-) 5,03 sampai (-) 6,75 derajat. Nilai ini lebih besar dibanding standar
EOA (1970) yang nilainya (-) 2 sampai 0 derajat.
- Kelarutan Dalam Alkohol
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya
minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri
mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa
digunakan untuk menentukan suatu kemurnian minyak atsiri.
Minyak atsiri banyak yang mudah larut dalam etanol dan jarang yang
larutdalam air, sehingga kelarutannya mudah diketahui dengan menggunakan
etanolpada berbagai tingkat konsentrasi. Untuk menentukan kelarutan minyak
atsiri jugatergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak atsiri
tersebut. Kelarutan minyak juga dapat berubah karena lamanya penyimpanan.
Hal ini disebabkan karena proses polimerisasi menurunkan daya kelarutan,
sehinggauntuk melarutkannya diperlukan konsentrasi etanol yang tinggi.
Kondisipenyimpanan kurang baik dapat mempercepat polimerisasi diantaranya
cahaya,udara, dan adanya air bisa menimbulkan pengaruh yang tidak baik.
Minyak atsiri mempunyai sifat yang larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air. Berikut adalah hasil pengujian tingkat kelarutan minyak dalam alkohol
yang dipengaruhi oleh semua faktor perlakuan dan kombinasinya.
Uji BNJ terhadap pengaruh susunan bahan menunjukkan bahwa susunan
bahan bertingkat (A1) menghasilkan minyak minyak yang secara nyata lebih
mudah larut dalam alkohol, dibanding susunan tidak bertingkat (A0) (Gambar 8).
Tingkat kelarutan minyak dalam alkohol dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi
senyawa yang dikandungnya. Menurut Heath (1978), minyak atsiri yang
konsentrasi senyawa terpennya tinggi, sukar larut; sedangkan yang banyak
mengandung senyawa terpen-o mudah larut dalam etanol. Dalam penyulingan
bertingkat, uap panas lebih mudah dan cepat menembus bahan yang susunannya
tidak padat dibanding susunan tidak bertingkat, sehingga senyawa terpen-o yang
titik didihnya lebih rendah, lebih banyak terdapat dalam minyak sehingga
minyaknya mudah larut dalam alkohol.
Aromaterapi Page 11
Uji BNJ pengaruh ukuran bahan menunjukkan bahwa minyak dari bahan
berukuran besar (B2) secara sangat nyata lebih sukar larut dalam alkohol
dibanding ukuran kecil (B0) dan sedang (B1) (Gambar 9). Bahan yang berukuran
lebih besar, lebih sukar diuapkan minyak atsirinya sehingga senyawa fraksi berat
dalam minyak seperti seskuiterpen akan terpolimerisasi akibat pengaruh panas
terus menerus dalam penyulingan dan polimer yang terbentuk tidak dapat
diuapkan. Kondisi tersebut mengakibatkan komposisi terpen-o dalam minyaknya
lebih rendah sehingga minyaknya sukar larut dalam alkohol. Uji BNJ terhadap
lama penyulingan menunjukkan bahwa minyak yang dihasilkan dari penyulingan
6 jam lebih sukar larut dibanding penyulingan 4 jam.
Semakin lama penyulingan maka senyawa fraksi- fraksi berat dalam
minyak akan lebih banyak sehingga kelarutannya dalam alkohol semakin rendah.
Kombinasi perlakuan yang menghasilkan minyak yang lebih mudah larut dalam
alkohol dengan nisbah volume alkohol dan minyak 1,25:1 adalah A1B1C0, yaitu
perlakuan susunan bahan bertingkat, ukuran bahan sedang dan lama penyulingan
4 jam. Menurut standar EOA (1970), kelarutan minyak dalam etanol 70% adalah
dalam nisbah volume alkohol dengan minyak sebesar 3:1 atau lebih.
- Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda
hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah
warna menjadi kuning tua hingga coklat muda. Guenther (1990) mengatakan
bahwa minyak akan berwarna gelap oleh aging, bau dan flavornya tipikal rempah,
aromatik tinggi, kuat dan tahan lama.
b. Sifat Kimia Minyak Atsiri
- Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam
organik pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat
secara alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas
minyak (Kataren, 1985).
Hasil analisis minyak kilemo menunjukkan bahwa minyak kilemo dari
kulit batang yang disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai
Aromaterapi Page 12
bilangan asam tertinggi, sedangkan minyak kilemo dari daun yang disuling
dengan metode rebus mempunyai bilangan asam terendah. Besarnya bilangan
asam minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode kukus adalah 1.22
dan yang disuling dengan metode rebus 0.72 sedangkan untuk minyak kilemo dari
kulit batang yang disuling dengan metode kukus besarnya 4.20, dan yang disuling
dengan metode rebus 1.72.
Adanya perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo hasil penyulingan
daun dan kulit batang disebabkan karena perbedaan kandungan senyawa asam
pada minyak. Sedangkan perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo yang
disuling dengan sistem kukus dan rebus, kemungkinan disebabkan karena terjadi
proses oksidasi pada waktu penyulingan dengan sistem kukus.
- Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk
penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa
minyak tersebut mempunyai aroma yang baik. Dari hasil analisis diperoleh bahwa
minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode kukus secara visual
mempunyai bilangan ester tertinggi, sedangkan minyak kilemo dari kulit batang
yang disuling dengan metode rebus menghasilkan bilangan ester terendah.
Besarnya bilangan ester minyak kilemo dari daun yang disuling dengan
metode kukus adalah 31.66, dan yang disuling dengan metode rebus 28.55.
Sedangkan untuk minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode
kukus besarnya 18.74 dan yang disuling dengan metode rebus besarnya 17.6.
Perbedaan nilai bilangan ester minyak kilemo hasil penyulingan daun dan kulit
batang tumbuhan kilemo kemungkinan disebabkan karena perbedaan kandungan
senyawa ester pada minyak.
Dari pengamatan diperoleh bahwa minyak kilemo dari daun mempunyai
aroma yang lebih segar bila dibandingkan aroma minyak dari kulit batang. Sifat
aroma minyak ini dapat membuat tingginya bilangan ester pada minyak tersebut.
Minyak atsiri juga dapat mengalami kerusakan yang mengakibatkan perubahan
sifat kimia minyak atsiri yaitu dengan proses oksidasi, hidrolisa, dan resinifikasi.
Aromaterapi Page 13
- Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap
dalam terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air,
sehingga membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang
menyebabkan perubahan bau yang tidak dikehendaki (Ketaren, 1985).
- Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses
hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester
sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara
sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator (Ketaren, 1985).
- Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang
merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan
(ekstraksi) minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama
penyimpanan (Ketaren, 1985).
VI. Aktivitas Biologi
Aksi farmakologis obat yang mengandung minyak atsiri tergantung pada
kapasitasnya untuk mengiritasi jaringan atau hanya dari bau dan rasanya.
Beberapa minyak atsiri telah diketahui memiliki aksi terhadap sistem syaraf pusat
dan otot uterus. Adapun aksi farmakologis minyak atsiri sebagai berikut :
- Antiseptik (eucalyptus, thyme) pada paru-paru dan ginjal
- Aksi anti iritasi. Aksi ini sering digunakan pada ointment (salep) dan lotion
untuk nyeri otot dan nyeri lainnya. Ketika digunakan pada kulit tertentu
dengan minyak atsiri, terutama dari champor dan arnica, mengiritasi
reseptor dikulit menyebabkan penghangatan, dengan sedikit rasa iritasiyang
cenderung mengurangi nyeri otot dibawahnya, ketika dihirup, champor
memiliki efek ekspektoran. Minyak anisi, feneel dan cinnamon secara oral
memiliki efek karminatif pada saluran pencernaan.
- Aksi terhadap susunan syaraf pusat (senyawa teroksigenasi). Champor
terlihat memiliki efek stimulasi langsung pada sistem pernafasan dan pusat
Aromaterapi Page 14
vasomotor, aksi lain adalah stimulasi pada motor cortex (seperti
Wormwood, thuja) dan dapat menginduksi kejang.
- Aksi anthelmentik (Worm seed)
- Aksi stimulasi uterus, menginduksi aborsi pada kasus keadaan mabuk.
Contoh : rue, wormwood, savin, thuja (Supriyatna et al., 2013).
VII. Trend Pemanfaatan terbaru dimasyarakat
Dewasa ini telah banyak aromaterapi yang dijual dipasaran dengan bentuk
yang modern, bukan hanya dari segi kemasan melainkan juga bentuk sediaan dan
komposisi yang ditambahkan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat itu
sendiri. Dibawah ini beberapa contoh aromaterapi yang beredar dipasaran :
Aromaterapi Page 15
\
Gambar 5. Aromaterapi yang dijual dipasaran
Gambar 4. Bentuk arometerapi yang trend untuk perawatan kecantikan
Aromaterapi Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Gunther, E., 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Gunther, E., 1990. Minyak Atsiri. Jilid III A. Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta
Heinrich, M., et al. 2009. Farmakognosi dan Fitoterapi, terj. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka, Jakarata.
Supriyatna, et al. 2013. Mengenal Obat Herbal Pemahaman Obat Herbal Untuk
Fitoterapi. Penerbit UNPAD Press, Bandung.
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Mulyani, Sri. 2009. Analisis GC-MS dan Daya Anti Bakteri Minyak Atsiri.
Majalah Farmasi Indonesia, Bandung.