pembuatan pupuk majemuk skala pilot plant

Upload: putra-nugraha

Post on 07-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    1/31

    Laporan teknik pengolahan

    PEMBUATAN PUPUK MAJEMUK SKALA PILOT PLANT

    DI CITATAH, BANDUNG

    Oleh : Hadi Purnomo

    Rezky Iriansyah

    Eko Styatmoko

    Sarjono

    Dedy Rustandi

    Yayan Hermana

    PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA

    Bandung, 2009

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    2/31

     ii

    Kata Pengantar

    Tulisan ini merupakan laporan hasil kegiatan uji coba proses optimalisasi dari pembuatan

    pupuk majemuk, pada skala pilot dalam rangka mendapatkan kondisi proses dan kinerjaperalatannya. Kegiatannya dilakukan di lokasi Sentra Percontohan Pengolahan Mineral,

    Citatah Kabupaten Bandung Barat.

    Optimalisasi proses pembuatan pupuk majemuk ini menggunakan bahan baku fosfat

    dan dolomit alam dan menghasilkan produk pupuk majemuk dengan kapasitas 900

    kg/hari dan berkadar 10 % P2O5 . Produk pupuk majemuk ini sudah memenuhi

    persyaratan umum dari Departemen Pertanian dalam pemakaian pupuk untuk tanaman

    Diharapkan tulisan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

    mengembangkan pemanfaatan mineral dalam negeri melalui hasil kajian optimalisasi

    pembuatan pupuk yang telah dilakukan.

    Bandung , Desemberr 2009

    Koordinator Kelompok Litbang

    Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral

    Prof. Dr. Sitti Rochani,MSc

    NIP.100002842.

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    3/31

     iii

    Sari

    Salah satu kegiatan kelitbangan di pilot plant Citatah adalah pembuatan pupuk majemuk

     yang berbasis mineral, karena potensi mineral cukup banyak terdapat di Indonesia.Mineral yang dipakai sebagai bahan baku adalah fospat dan dolomit, dimana fospat

    mengandung unsur hara P dan Ca sedang dolomit mengandung unsur hara Mg dan Ca

    Pembuatan pupuk majemuk dengan skala pilot , memggunakan bahan baku fospat

    dengan kadar P 2O5  21- 24 %, dan dolomit dengan kadar MgO 19 % serta asam sulfat

    teknis dengan kadar H 2SO4 96 %.

    Proses pembuatan pupuk majemuk dimulai dengan menggiling bartuan fospat dan

    dolomit dengan jaw crusher menjadi ukuran 1 cm, kemudian dgerus dengan hammer mill

    dilanjutkan dengan pengayakan memakai vibrating screen. Produk lolos ayakan 80 mesh

    diangkut menuju alat pencampur(ribbon mixer dan paddle mixer),sedangkan produk yang

    kasar dikembalikan lagi ke hammer mill untuk digerus lagi sampai mencapai lolos ayakan

    80 mesh.

    Didalam alat pencampur bahan baku fosfat ditambah air kemudian ditambah asam

    sulfat secara bertahap dan diaduk sambil ditambahkan unsur mikro,kemudian dinetralisir

    dengan penambahan dolomit. Setelah homogen, campuran dikeluarkan dari mixer untuk

    dikeringkan dalam suhu ruangan.Setelah kering, campuran sudah menjadi

     pupukmajemuk. Produk pupuk majemuk mempunyai kadar P 2O5 9,85-9,40 %, CaO 17,9-

    17,5 %, MgO 10,92 –  9,20 %, S tot 5,75- 6,75%, Na 2O 0,15 –  0,39 %, K  2O 1,41 –  1,09 %,

    Fe 2O3 1,31 –  1,93 %, Al 2O3 9,45 –  5,76 %, Cu 30 –   25 ppm, Zn 103 –  68 –  ppm dan Mo

    63ppm –   tt. Persyaratan umum dari Departemen Pertanian untuk pupuk adalah kadar

    unsur hara mayor 10%.Produk Pupuk Majemuk 1 {PM 1)dengan komposisi campuran

    fospat : dolomit : asam sulfat = 50 : 30 : 20 lebih cepat kering dari Pupuk Majemuk 2(PM2)dengan campuran fospat : dolomit : asam sulfat = 50 : 25 : 2), hal itu disebabkan

    kelebihan asam akan membuat pengeringan dalam ruangan menjadi lebih lama.

    Kapasitas produksi optimal yang bisa dicapai dalam percobaan ini adalah 900 kg/hari

    dengan 2 kali proses setiap hari dengan kandungan P 2O5 sekitar 10% . Dan jumlah pupuk

     yang dihasilkan selama percobaan adalah 2 ton.

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    4/31

     iv

    DAFTAR ISI

    Halaman1. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 31.2. Ruang Lingkup ............................................................................................... 31.3. Maksud dan Tujuan ........................................................................................ 31.4. Sasaran .......................................................................................................... 31.5. Lokasi kegiatan .............................................................................................. 3

    2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 42.1. Umum ............................................................................................................ 42.2. Prinsip pembuatan pupuk majemuk.............................................................. 4

    3. METODOLOGI.......................................................................................................9

    4. PROGRAM KEGIATAN.........................................................................................11

    5 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 125.1. Hasil ............................................................................................................... 13

    5.1.1.Komposisi campuran bahan baku ....................................................... 135.1.2. Analisa bahan baku ............................................................................ 135.1.3. Analisa produk ................................................................................... 14

    5.2. Kegiatan di lapangan ..................................................................................... 145.3. Pembahasan .................................................................................................. 15

    5.3.1 Bahan Baku ....................................................................................... 15

    5.3.2. Produk ................................................................................................. 176. KESIMPULAN dan SARAN ..................................................................................... 206.1. Kesimpulan .................................................................................................... 206.2. Saran ............................................................................................................. 20

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 21

    LAMPIRAN-LAMPIRAN1.-.- Gambar Gen Set dan Penampung Solar........................................................ 232.-.- Hasil Analisis XRD fosfat……………………………………………………….. .243.-.- Hasil Analisis XRD dolomit.......………………………………………………… 26 

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    5/31

     1

    1.PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam rangka ikut menunjang program pemerintah tentang ketahanan pangan, maka

    Kelompok Program Teknologi Pengolahan Mineral, tekMIRA, berinisiatifmengembangkan pupuk majemuk dengan bahan baku berbasis mineral yakni mineral

    fosfat (sumber unsur P,Ca), mineral dolomit (sumber unsur Mg,Ca) dan mineral leusit

    dan/atau felspar (sumber unsur K). Batuan fosfat dan dolomit, keduanya dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk majemuk ( 6,12 )  Batuan-

    batuan tersebut apabila di-treatment   dengan asam sulfat (H2SO4) kemudian

    ditambahkan unsur-unsur hara mikro dalam jumlah sangat kecil, maka akan

    menghasilkan pupuk anorganik majemuk yang relatif mudah larut dalam tanah yangmengandung unsur-unsur hara makro seperti P, Ca, Mg dan S serta unsur-unsur mikro

    seperti B, Cu, Mn, Mo dan Zn yang diperlukan oleh tanaman.( 12 ). 

    Berkaitan dengan hal diatas Puslitbang tekMIRA telah/sedang membangun sentra  pilot

     plant   pengolahan mineral dengan tujuan untuk dapat digunakan sebagai model

    pengolahan mineral oleh industri/investor yang berminat. Salah satu kegiatan

    pengembangan kelitbangan skala pilot yang sedang dilakukan adalah pembuatan pupuk

    majemuk anorganik yang berbasis mineral fosfat (sumber hara P) dan dolomit (sumber

    hara Mg). Sedangkan felspar, leusit (sebagai sumber hara K) sedang dilakukan pada

    skala laboratorium khususnya mengenai percobaan ekstraksi kalium sebagai bahan baku

    pupuk kalium (KCl).

    Di beberapa media massa sering memuat keluhan masyarakat tentang masalah pupuk,

    bahwa memasuki musim tanam, petani diberitakan mengeluhkan kelangkaan pupuk

    Pada kenyataannya berbagai jenis pupuk sudah beredar dipasaran. Selain pupuk tunggal

    Urea, TSP, SP, KCl, ada pula pupuk majemuk ponska, pupuk fosfat alam, pupuk organik

    seperti kompos, pupuk kandang, pupuk kascing. Selain itu ada pula bahan pembenah

    tanah berupa kapur pertanian (kaptan), Ada bahan galian nonlogam yang dari tambang

    langsung dijual berupa kapur fosfat, dolomit dan zeolit (7). Ada pula pupuk mikroba

    sebagai formulasi inokulum mikroba yang bisa meningkatkan unsur hara dalam tanah

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    6/31

     2

    antara lain mikroba penambat nitrogen dan mikroba pelepas fosfat. Juga ada pupuk

    pelengkap cair seperti plant catalyst  

    Tanpa melihat kelangkaan pupuk ataupun pupuk melimpah, Puslitbang Teknologi

    Mineral dan Batubara (tekMIRA) Bandung hanya melihat dari aspek belum optimalnya

    perkembangan industri mineral nonlogam dan pengolahannya di Indonesia. Bagaimana

    mengupayakan agar mineral-mineral yang ada bermanfaat untuk masyarakat. TekMIRA

    mencoba memanfaatkan bahan galian fosfat dan dolomit yang jumlah cadangannya

    relatif banyak, tetapi tersebar tidak merata dalam jumlah yang kecil-kecil untuk diprosesmenjadi pupuk majemuk berunsur hara lengkap dengan menggunakan teknologi tepat

    guna, dan tentu saja harus ramah lingkungan. Pupuk ini sama sekali bukan untuk

    menyaingi pupuk-pupuk yang ada, melainkan dimaksudkan hanya sebagai pupuk

    alternatif atau mungkin dapat mengisi kekurangan pupuk yang bersifat regional saat

    petani tidak mampu membeli pupuk yang cukup mahal (5).

    Telah diketahui bahwa pupuk merupakan material yang mengandung unsur-unsur hara

    yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi atau memenuhikebutuhan tanah akan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Hasil pertanian akan

    baik bila tanaman cukup mendapat zat hara (8). Unsur hara yang diserap oleh tanaman

    dari dalam tanah ada sekitar 12 unsur hara penting. Unsur ini sangat diperlukan

    tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Umumnya unsur hara

    dibagi menjadi unsur hara makro primer (N,P,K), unsur hara makro sekunder (Mg, Ca dan

    S) dan unsur hara mikro (B, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn). Unsur hara makro adalah unsur hara

    yang diperlukan dalam jumlah banyak sedangkan unsur hara mikro adalah unsur harayang diperlukan dalam jumlah sedikit. Menurut sumber dari Departemenn Pertanian,

    secara umum kandungan unsur hara makro(N,P,K) masing-masing dalam pupuk adalah

    10%, sedang unsur hara mikro masing2 tidak boleh dari 100 ppm( 2,,3 ).

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    7/31

     3

    1.2. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup kegiatan Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot meliputi opimasi proses

    pembuatan pupuk majemuk dengan memanfaatkan variabel-variabel komposisi

    campuran semi kontinu.

    1.3. Maksud dan tujuan

    Maksud kegiatan ini adalah menerapkan teknologi proses pengolahan mineral untuk

    pembuatan pupuk. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memberikan

    percontohan pembuatan pupuk majemuk dengan bahan baku fosfat dan dolomit

    dengan sistim semi kontinu.

    1.4. Sasaran

    Sasaran jangka pendek adalah terbangunnya pilot plant pembuatan pupuk majemuk

    dengan kapasitas 1 ton/hari dengan kandungan P2O5 ,10%. Adapun sasaran jangka

    panjang adalah terealisasinya kerjasama dengan pihak ketiga dalam bentuk jasa

    teknologi

    1.5. Lokasi kegiatan

    Kegiatan ini dilakukan di didaerah Citatah ,kecamatan Cipatat ,Kab Bandung

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    8/31

     4

    Gambar 1.1. lokasi kegiatan

    Gambar 1.1 : Peta lokasi kegiatan di Citatah

    2. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Umum

    Pupuk merupakan material yang mengandung unsur-unsur hara yang ditambahkan ke

    tanah dengan tujuan untuk melengkapi atau memenuhi kebutuhan tanah akan unsur

    hara yang diperlukan oleh tanaman ( 3,,4 ). Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan

    asal, fasa, cara penggunaan , reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang

    dikandungnya( 3 ).

    Berdasarkan asalnya dibedakan :  Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam

    tanpa proses yang berarti .Misalnya : pupuk kompos , pupuk kandang , guano,

    pupuk hijau dan pupuk batuan fosfat.

      Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik, seperti : TSP, urea, rustika dan

    nitrophoska. Pupuk ini dibuat pabrik dengan mengubah sumber daya alam

    melalui proses fisika dan/kimia..

    Berdasarkan senyawanya dibedakan :

      Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk

    alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang ,kompos ,dan guano, Pupuk alam

    yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat   , umumnya berasal

    dari batuan apatit(Ca3(PO4)2).

      Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik.Hampir

    semua pupuk tergolong pupuk anorganik.

    Berdasarkan fasanya dibedakan :

      Pupuk padat. Pupuk ini dalam bentuk padat dan umumnya mempunyai kelarutan

    yang beragam mulai yang mudah l;arut sampai yang sukar larut.

      Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan , cara penggunaannya dilarutkan dengan air.

    Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara,

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    9/31

     5

    baik makro maupun mikro , harganya relatif mahal.Contohnya pupuk amoniak

    cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%,

    penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan)

    Berdsarkan cara penggunaannya dibedakan:

      Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan dalam air dan

    disemprotkan pada permukaan daun.

      Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah

    disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

    Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan :  Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut

    diberikan kedalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam(pH

    menjadi lebih rendah). Misalnya ZA dan urea.

      Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke

    dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya : pupuk chili

    salpeter, calnitro dan kalsium sianida.

    Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan :  Pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara tanaman

    saja, misalnya urea yang hanya mengandung N, TSP hanya dipentingkan P

    saja(sebetulnya juga mengandung Ca)

      Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dari dua hara

    tanaman.Contohnya :NPK, Amophoska, Nitrophoska dan Rustika.

    Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan :

     

    Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja , contohnya :NPK. Nitrophoska dan Gandasil.

      Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya :

    mikrovet, mikroplek dan metalik

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    10/31

     6

      Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering

     juga kedalam pupuk campuran makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur

    tumbuh (hormon tumbuh)

    Pupuk majemuk(compound fertilizer) mengandung dua atau lebih hara tanaman (makro

    maupun mikro). Banyak sekali pupuk majemuk yang beredar dimasyarakat baik untuk

    pertanian ,perkebunan ,pertamanan, hidrofonik atau khusus untuk tanaman anggrek( 5,12 ).

    Pupuk tersebut mempunyai nama dagang yang berbeda-beda tergantung pabrik

    pembuatnya. Pupuk yang ditujukan untuk komoditas bernilai ekonomi tinggi umumnya

    mengandung banyak hara tanaman terutama N,P,K. Untuk tanaman sayuran dan

    hidrofonik banyak menggunakan hara N,P,K,Ca,Mg dan S(14). Sedangkan untuk tanaman

    hias dan anggrek disamping mengandung seluruh hara makro juga seluruh hara mikrodengan grade fertilizer yang beraneka, bahkan ditambah lagi dengan zat pengatur

    pertumbuhan tanaman(hormon).

    Nitrogen umumnya berasal dari nitrat(NO3-), amonium (NH4

    -  ), amida( - NH2  ) dan

    protein, baik secara tunggal maupun gabungan. Umumnya pupuk ini larut dalam air

    .Sumber P berupa monohidrofosfat( HPO4=  )dan dihidrofosfat (H2PO4

    -), P ini tidak

    sempurna larut dalam air, tetapi larut semuanya dalam asam sitrat. K berasal dari garam

    nitrat,khlorida atau sulfat kalium. Pupuk majemuk cair bersifat larut dalamair,penggunaanya disemprotkan pada organ tanaman(10 ).

    Tersedianya beraneka pupuk majemuk akan memudahkan petani dalam menggunakan

    pupuk tanpa harus membuat campuran sendiri. Pupuk majemuk dibuat disesuaikan

    dengan jenis tanaman atau tujuan penggunaannya. Pupuk yang digunakan untuk kedelai

    berbeda dengan untuk rumput2an atau padi.Demikian juga untuk tanaman kapas atau

    tembakau. Untuk tanaman kopi yang belum menghasilkan digunakan pupuk yang

    berbeda dengan tanaman kopi yang sudah produksi

    (11)

    .Untuk tanaman hias yang bernilai tinggi(misalnya anggrek )digunakan pupuk cair atau

    pupuk padat slow release. Kandungan haranya lengkap berupa mineral yang air larut

    dan juga sering senyawa organik protein dan hormon tumbuh serta unsur yang dapat

    berperanan untuk mengintensifkan warna bunga (10)

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    11/31

     7

    2.2. Prinsip Pembuatan Pupuk Majemuk

    Pupuk majemuk (PM) dibuat dari campuran fosfat dan dolomit alam, dengan cara

    treatment   yaitu menambahkan asam sulfat ke batuan fosfat kemudian dinetralkan

    dengan dolomit, maka terbentuk pupuk majemuk yang mengandung unsur-unsur hara

    yang larut dalam tanah secara bertahap dan juga dapat diserap secara bertahap oleh

    tanaman (slow release)(12). 

    Untuk menjadi pupuk majemuk lengkap(PML) maka ditambahkan Urea dan KCl kedalam

    pupuk mjemuk(PM). Unsur-unsur hara lengkap terdiri unsur hara makro (N,P,K,Mg,Ca,S)

    dan beberapa unsur hara mikro( B, Cu, Mn, Zn, Fe , Mo).

    Batuan fosfat alam banyak mengandung unsur-unsur P dan Ca. Sedangkan batuandolomit alam dominan mengandung unsur-unsur Mg dan Ca. Jika kedua bahan galian

    tersebut diolah yaitu fosfat ditambah pereaksi dan kemudian dinetralisir dengan dolomit,

    akan terbentuk pupuk majemuk dengan pH 6 -- 7, yang mengandung unsur-unsur hara

    P, Ca, Mg, dan S serta ditambahkan unsur-unsur hara mikro B,Cu,Mn dan Zn yang mudah

    larut dalam tanah. Sedangkan unsur mikro Fe dan Mo sudah ada di dalam batuannya .(12 ).

    Di Indonesia cadangan fosfat cukup besar tetapi fosfat dengan kadar P2O5 diatas 25 %

    sudah langka, karena sudah diexploitasi dalam pembuatan TSP dan dipakai pada waktu

    ada program transmigrasi ( 13 ).

    Produk pupuk majemuk (PM) yang dihasilkan berbentuk bubuk yang mengandung

    senyawa-senyawa sebagai unsur hara yang terserap oleh tanaman sbb ( 5,12 ):

      Ca3 (PO4)2  mengandung unsur-unsur hara Ca2+ dan HPO4

    2- 

      CaSO4.xH2O mengandung unsur-unsur hara Ca2+ dan SO4

      Mg3(PO4)2 mengandung unsur-unsur hara Mg2+ dan HPO4

    2- 

      MgSO4.xH2O mengandung unsur-unsur hara Mg2+ dan SO4

    Kemudian produk pupuk majemuk (PM) ditambahkan unsur-unsur hara N dan K sesuai

    kebutuhan dari Urea dan KCl membentuk pupuk majemuk lengkap (PML) yang

    mengandung senyawa-senyawa unsur hara yang terserap oleh tanaman adalah (12 ,14).

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    12/31

     8

      Urea mengandung unsur-unsur hara NO3- dan NH4

      KCl mengandung unsur-unsur hara K+ 

    Senyawa-senyawa kimia yang mengandung unsur-unsur hara tersebut diatas dihasilkan

    dari perlakuan kimiawi dari bahan asal. Kemungkinan reaksinya adalah sbb (12,,15 ):

    1). Reaksi antara Ca-fosfat dengan H2SO4 berlebih, pH=1

    Ca5(PO4)3 (OH) + CaCO3 + 7H2SO4 + H2O  3CaHPO4 (l) + 3CaSO4.3H2O (s) 

    + CO2 (g) + 4H2SO4 (l)

    2). Reaksi netralisasi dengan dolomit, pH = 6 – 6,5

    4CaHPO4 + 6H2SO4 + 4CaMg(CO3)2    Ca3(PO4)2 (s) + 5CaSO4.4H2O (s) +

    Mg3(PO4)2 (s) + MgSO4.4H2O (s) + 8CO2 (g). 

    Hasil reaksi dalam bentuk kalsium sulfat, kalsium fosfat, magnesium fosfat dan

    magnesium sulfat adalah unsur-unsur hara makro yang penting untuk tanaman.

    Menurut referensi bahwa tanaman menyerap unsur-unsur hara berupa garam-garam

    pupuk dalam jumlah yang terbatas. (12) Fungsi dari unsur-unsur hara dalam pupuk bisa

    digambarkan dalam gambar.2.1 yang secara garis besarnya adalah (12):

      Unsur hara makro primer N, berfungsi untuk memacu pertumbuhan daun dan

    batang.

      Unsur hara makro primer P, berfungsi untuk pembiakan generatif, atau secara umum

    untuk pembentukan bunga dan buah.

      Unsur hara makro primer K, berfungsi pada proses asimilasi, atau mempercepat

    pembelahan-pembelahan sel sehingga tanaman menjadi kuat.

      Unsur hara makro sekunder Ca, berfungsi untuk mengatur keasaman tanah dan

    pertumbuhan ujung-ujung akar.

     

    Unsur hara makro sekunder Mg, berfungsi pembentukan kloropil (hijau daun) dan

    membantu menyebarkan ion-ion P keseluruh tubuh tanaman.

      Unsur hara makro sekunder S, berfungsi untuk memproduksi energi dan

    mempertinggi daya kerja unsur-unsur hara lainnya.

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    13/31

     9

      Unsur hara mikro Fe, berfungsi membantu mengoksidasi hidrat arang menjadi gas

    asam arang dalam pernafasan tanaman.

      Unsur hara mikro Mn, membantu tanaman menyerap N.

      Unsur hara mikro B, memperlancar penyaluran makanan dari akar keseluruh tubuh

    tanaman.

      Unsur hara mikro Zn, berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh.

      Unsur hara mikro Cu, berfungsi mencegah ujung-ujung daun muda menjadi layu.

    Jumlah unsur-unsur hara tersebut diatas secara alamiah di dalam tanah sangat terbatas.

    Maka untuk pupuk buatan memerlukan unsur hara makro primer N,P,K masing-masing

    berkadar sekitar 10%. Unsur hara makro sekunder Ca,Mg,S berkadar sekitar 5 --15%.Sebaliknya unsur hara mikro di dalam pupuk harus jumlahnya sangat kecil sekitar 50 – 

    250 ppm. Terlalu banyak unsur hara mikro menyebabkan tanaman keracunan

    Pembiakan generatif 

    (pembentukan

    bunga/buah)

    Proses asimilasi,

    mempercepat

    pembelahan sel

    Mengatur kondisi

    tanah, pertumbuhan

    ujung-ujung akar

    Pembentukan kloropil

    (hijau daun), membantu

    menyebarkan hara P

    Memproduksi energi

    untuk daya kerja

    unsur-unsur hara.

    Pembentukan

    daun dan

    batang

    N

    P

    K

    Ca

    Mg

    S

     

    Gambar .2.1: Fungsi dari unsur hara di tanaman

    3. METODOLOGI

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    14/31

     10

    Batuan fosfat dan dolomit sebagai mineral utama dalam pembuatan pupuk majemuk

    terlebih dahulu digerus dengan alat jaw crusher  sampai menjadi ukuran butir 1 cm, tetapi

     jika batuan dalam keadaan relatif basah, maka perlu dikeringkan dulu dengan alat rotary

    dryer  ,kemudian digiling dengan alat hammer mill  yang dilanjutkan dengan pengayakan

    pada ukuran 80 mesh dengan alat vibrating screen. Produk lolos ayakan 80 mesh

    diangkut menuju alat pencampur (ribbon mixer atau paddle mixer ), sedangkan produk

    kasar dikembalikan secara kontinu oleh bucket elevator  ke alat penggiling untuk digiling

    ulang agar mencapai 80 mesh. Di dalam alat pencampur bahan baku fosfat ditambah air

    kemudian ditambah asam sulfat secara bertahap dan diaduk,kemudian dinetralisir

    dengan penambahan dolomit. Setelah ditambahkan unsur hara mikro, maka produk

    campuran tersebut menjadi pupuk majemuk

    (12)

    . Pupuk majemuk ini dikeringkan. Unsur-unsur hara yang terkandung dalam pupuk majemuk ini adalah P, Mg, Ca dan S.  Bagan

    alir proses seperti pada Gambar 3.1. Bahan, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan

     pilot plant   proses pemanfaatan dan pengolahan mineral adalah seperti yang terlihat

    pada Tabel 3.1.

    fosfat  dolomit

    Produk 

    KClNH4

     Air   S

    Hara

    mikro

     Air

     

    Gambar 3.1 :Bagan alir proses pembuatan pupuk majemuk di pilot plant Citatah

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    15/31

     11

    Tabel .3.1.Daftar penggunaan bahan, peralatan dan fasilitas lainnya di pilot plant Citatah.

    Jenis Proses Bahan-bahan Jenis Peralatan Fasilitas

    Pembuatan

    Pupuk Majemuk

    - Fosfat

    - Dolomit- Asam Sulfat

    - Unsur mikro

    -Belt Conveyor

    -Bucket Elevator-Ribbon Mixer

    -Jaw Crusher

    -Hammer Mill

    -Rotary Dryer

    -Vibrating Screen

    Perlu penambahan

    alat

    -Filter press/Extruder

    -Aglomerator  

    -Instalasi air dan

    listrik,-Penampung bahan

    baku

    -Penampung contoh

    Produk

    -Gudang bahan baku

    4. PROGRAM KEGIATAN

    Proses pembuatan pupuk majemuk ini sedang berlangsung saat ini dan bekerja sama

    dengan PT. Pupuk Kujang[. PT. Pupuk Kujang mengusulkan agar produk pupuk majemuk

    ini berbentuk tablet atau pellet atau prill, namun upaya ini belum bisa terlaksana karena

    belum tersedianya alat peletizer/aglomerator dan ada kendala sifat dari urea yanghigroskopis dan susah menyatu dalam pembuatan pelet.

    Program kegiatan yang sudah dilakukan :

      Analisa Bahan baku(fosfat dan dolomit)

      Penentuan komposisi campuran bahan baku

     

    Preparasi bahan baku

      Optimalisasi kapasitas dan kualitas produksi

    Prosedur uji coba pilot plant  dimulai dengan :

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    16/31

     12

    -  Penentuan komposisi bahan baku antara fosfat, asam sulfat dan dolomit

    -  Preparasi bahan baku yakni fosfat dan dolomit dengan cara penggerusan

    (selain itu pengeringan perlu dilakukan bila batuan dalam keadaan basah),

    untuk mendapatkan ukuran sekitar 80 mesh.

    -  Masukkan fosfat sesuai komposisi ke dalam Ribbon Mixer  secara manual

    -  Tambahkan air sebanyak 50% dari umpan

    -  Aduk pada putaran tertentu selama 15 menit, homogen

    -  Tambahkan asam sulfat juga secara kontinu untuk direaksikan dengan fosfat di

    dalam alat Ribbon Mixer atau Paddle Mixer  selama 1 jam, Jumlah asam sulfat

    disesuaikan dengan variasi komposisi campuran

    Tambahkan dolomit untuk menetralisir asam selama 1 jam. (Penambahan asamsulfat dan dolomit dilakukan secara kontinu yang membutuhkan waktu masing-

    masing ½ jam), sehingga total waktu pembuatan pupuk majemuk menjadi 3

     jam.

    -  Produk pupuk majemuk begitu selesai reaksi mempunyai pH 3,5 – 4,5

    -  Selanjutnya selama waktu pengeringan (dalam suhu kamar), reaksi berjalan

    terus, sehingga produk pupuk mempunyai pH 6,0 

    Produk pupuk yang sudah kering, digerus dengan hammer , didapatkan pupuk

    halus dengan ukuran 80 mesh. 

    -  Kemas dalam karung plastik dengan berat 40 kg/karung. 

    Proses pembuatan pupuk majemuk terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

      Bagian preparasi dilakukan secara kontinu 

      Bagian pelarutan secara batch 

      Bagian pengeringan dan pengemasan dilakukan secara batch 

    Secara umum proses pembuatan pupuk majemuk adalah semi kontinu.

    5.HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1. Hasil

    Komposisi campuran bahan baku

    Kode Fosfat ( % ) Dolomit ( % ) H2SO4 ( % ) Air ( % )

    PM 1 50 30 20 25

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    17/31

     13

    PM 2 50 25 25 25

    PM 3 50 35 15 30

    Analisa bahan baku:

    Analisa Kimia

    Bahan CaO P2O5  MgO SiO2  K2O Na2O LOI

    P1 21,07 24,40 0,90 16,10 0,82 0,20 11,54P2 24,60 22,90 0,69 15,78 1,59 0,22 12,46

    D1 31,40 0,045 19,35 0,10 0,080 0,10 46,30

    D2 31,40 0,050 19,75 0,34 0,033 0,050 46,30

    Analisa kimia H2SO4 (teknis ): 96 % H2SO4

    Analisa XRD

    Fosfat 1.

    (deg)

    Dolomit 1.

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    18/31

     14

    Analisa Produk

    Produ

    k

    P2O5 

    (%)

    CaO

    (%)

    MgO

    (%)

    S tot

    (%)

    Na2O

    (%)

    K 2O

    (%)

    Cu

    ppm

    Zn

    ppm

    Mo

    ppm

    Fe2O3 

    (%)

    Al2O3 

    (%)PM 1 9,85 17,9

    0

    10,9

    2

    5,75 0,15 1,41 30 103 63 1,31 9,45

    PM 2 9,40 17,5

    0

    9,28 6,75 0,39 1,09 25 68 tt 1,93 5,76

    PM 3 - - - - - - - - - - -

    5.2 . Kegiatan di lapangan

    Urutan kegiatan sesuai dengan nomer gambar dibawah ini

    (1)Pengumpanan ke Jaw crusher (2) Pengumpanan ke rotary drier

    (3)Pengeringan di rotary drier (4) Penyaringan di vibrating screen

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    19/31

     15

    5 ) Pengumpanan di mixer ( 6 ) Pelarutan dg H2SO4 

    (7)Penambahan dolomit (8) Pengeringan dg suhu kamar

    ( 9 )Pupuk kering ( 10 ) Pupuk siap digiling

    5.3. Pembahasan

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    20/31

     16

    5.3.1.Bahan baku :

    Bahan baku fosfat seperti dalam gambar 5.3.1.1, secara analisa kimia mempunyai kadar

    P2O5  22,90 – 24,40 % dan dari hasil analisa xrd mineralnya terdiri dari hidroxylapatite,

    calcite dan quartz. Kadar P2O5  ini cukup bagus mengingat saat ini sudah sangat sulit

    mendapatkan fosfat dengan kadar P2O5 diatas 20%. Komponen hidroxylapatite akan

    mudah diekstrak dengan asam sulfat, sehingga mudah dalam pelarutannya.

    Gambar 5.3.1.1 Bahan baku fosfat

    Bahan baku dolomit seperti dalam gambar 5.3.1.2. secara analisa kimia mempunyai kadar

    MgO 19,35 –  19,75% dan kandungan mineralnya adalah dolomite dan calcite.Fungsi

    dolomit ini adalah untuk penetralisir keasaman yang disebabkan karena ada kelebihan

    asam dalam reaksi antara asam sulfat dan fosfat.

    Gambar 5.3.1.2 Bahan baku dolomit

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    21/31

     17

    Asam sulfat yang dipakai adalah asam sulfat teknis dengan konsentrasi 96% asam sulfat

    dapat dilihat pada gambar 5.3.1.3. Dikemas dalam jerigen dengan berat 35 –  40

    kg/jerigen sehingga mudah handlingnya dan tidak memerlukan tangki asam.

    Gambar 5.3.1.3. Asam sulfat teknis

    5.3.2. Produk

    Proses pembuatan diawali dengan preparasi bahan baku,yaitu dolomit dan fospat

    masing-masing diumpankan ke jaw crusher dengan belt conveyor kapasitas 75 kg/jam (

    kapasitas terpasang jaw crusher adalah 300 kg/jam),Dari jaw crusher produk diumpankan

    ke rotary drier dengan bucket elevator yang kapasitasnya 75 kg/jam(ini yang

    menyebabkan kapasitas jaw crusher tidak maksimal). Dari rotary drier, material digerus

    dengan hammer mill yang pengumpanannya masih manual(bucket elevator)belum ada).

    Kemudian dilanjutkan penyaringan menggunakan vibrating screen 2 deck yang bisa

    menghasilkan material halus sebanyak 50 kg/jam.Masing-masing material ditimbang

    sesuai dengan komposisi campuran , dilanjutkan keproses pelarutan dan

    pencampuran.Pada proses pelarutan dan pencampuran digunakan 3 mixer( 2 paddle dan

    1 ribbon), proses berlangsung selama hampir 3 jam dan dilakukan secara manual. Hasil

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    22/31

     18

    dari mixer kemudian dikeringkan dengan udara kamar( 2 hari) baru kemudian digiling

    dengan hammer dan dikemas dalam karung ( 40 kg/karung ).

    Kendala yang menyebabkan kapasitas tidak bisa optimal adalah kapasitas bucket ke

    rotary yang masih rendah. Demikian juga kapasitas vibrating yang belum optimal,

    menyebabkan produk material halus rendah. Sedang pada pengeringan kamar adalah

    terbatasnya ruang, apalagi kalau musim hujan, udara basah sehingga pengeringan

    menjadi 3-4 hari, hal ini mengganggu proses pelarutan dan pencampuran.

    Produk PM 1, dari hasil analisa,ternyata kadar P2O5 nya hampir memenuhi syarat salah

    satu unsur hara yang ada dalam standar pupuk yang dipersyaratkan secara umum oleh

    Departemen Pertanian( 10 % P2O5, 10 % N dan 10 % K2O). Kandungan P2O5 bisa lebih

    tinggi lagi bila kandungan P2O5 pada bahan asal juga lebih tinggi atau komposisi

    campuran dirubah sehingga komposisi fosfat dominan, tetapi ini akan menambah

    ongkos operasi. Sedang penambahan pupuk kalium(K2SO4  atau KCl ) dan Urea akan

    meningkatkan kandungan K2O dan N

    Dalam proses pembuatannya , pada waktu proses pelarutan dengan asam sulfat gas/uap

    yang keluar tidak banyaksehingga tidak mengganggu tetapi pada waktu Penetralan

    dengan dolomit pengadukan sangat susah karena terlalu kental sehingga harus dibantu

    dengan manual. Demikian juga waktu mengeluarkan produk dari mixer sangat susah

    karena kental sekali, sehingga harus dibantu dengan manual.

    Dalam proses pengeringan diruangan, PM 1 jlebih mudah kering karena kandungan

    airnya kecil.

    Produk PM 2,  dari hasil analisa nya juga hampir memenuhi standar Departemen

    Pertanian. Hanya dibanding dengan PM 1, kadar MgO nya lebih kecil tetapi kadar S nya

    lebih tinggi.

    Dalam proses pengerjaannya, gas/uap yang keluar lebih banyak sehingga mengganggu

    lingkungan, tetapi pada waktu penetralan dengan dolomit pengadukannya lebih mudah

    sehingga lebih homogen hanya kondisa campuran tidak begitu kental sehingga

    pengeluaran produk lebih gampang, hanya pada proses pengeringan diruangan agak

    lama karena kandungan airnya banyak.

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    23/31

     19

    Kandungan CaO dari kedua produk lebih dari 17% , ini disebabkan karena bahan baku

    fosfat dan dolomit juga mengandung CaO sehingga dalam campuran kadar CaO jadi

    tinggi. Tetapi ini tidak menjadi masalah untuk dipakai pada tanah yang sifatnya asam,

     jadi bisa membantu dalam penetralan tanah.

    Pengamatan selama proses, sering terjadi kendala-kendala teknis terutama dalam

    proses pelarutan denga asam sulfat dalam mixer. Terjadi kebocoran dari lubang

    pengeluaran dan pengadukan macet hal ini mengakibatkan percobaan menjadi gagal

    karena data yang didapat tidak valid. Telah dilakukan optimalisasi proses, dari kapasitas

    mixer mula2 100 kg campuran kering untuk tiap-tiap mixer dinaikkan secara bertahap

    menjadi kapasitas 150 kg campuran kering . Jumlah mixer yang ada 3 buah untuk sekali

    proses.Pada waktu kapasitas mixer 100kg campuran kering dan air 25 kg, kondisi pelarutan dan

    pengadukan tidak banyak kendala, sehingga proses berjalan lancar. Kemudian kapasitas

    dinaikkan menjadi 125 kg campuran kering dengan jumlah air sama, proses mulai ada

    kendala teknis, dimana pengadukan sering macet karena campuran mulai kental, tetapi

    masih bisa dibantu dengan cara manual yaitu dibantu pengadukan dengan kayu

    sehingga tidak sempat menggumpal

    Pada kapasitas 150 kg tiap mixer dengan jumlah air 30 kg per mixer , kendala terjadipada waktu pelaruitan dan pada waktu pengadukan, dimana kon campuran sangat

    kental sehingga pengaduk harus dibantu secara manual untuk menjaga supaya tidak

    menggumpal di pinggir mixer. Dan timbul kendala pada waktu mengeluarkan produk

    dari mixer karena sangakental ,harus dikorek dengan kayu. Selama percobaan juga

    sering terjadi gangguan pada Gen Set karena daya nya seing turun, sehingga tidak kuat

    untuk melakukan proses pelarutan dan pengadukan, achirnya terjadi kerusakan yang

    fatal dimana kipas dan lacker nya pecah,sehingga operasi terpaksa berhenti.Jumlah produk PM 1 dan PM 2 yang dihasilkan kurang lebih 2 ton.Produk PM 3, sudah

    dilaksanakan tetapi hasil analisa produk belum dilakukan

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    24/31

     20

    Produk pupuk majemuk ini secara umum sudah memenuhi persyaratan pupuk menurut

    Departemen Pertanian karena kandungan P2O5 sekitar 10% dan bisa digunakan untuk

    tanaman sayuran.

    6. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

      Bahan baku fosfat dengan kadar P2O5  22 – 24 % bisa dipakai dalam percobaan

    ini

      Bahan baku dolomit dengan kadar MgO 19 % bisa digunakan dalam pembuatan

    pupuk ini  Asam sulfat teknis dengan kadar 96 % juga bisa digunakan dalam percobaan ini.

      Produk PM 1 meskipun pembuatannya agak sulit tetapi proses pengeringan

    produk dalam ruangan lebih cepat

      Meskipun belum optimum kapasitas produk bisa mencapai 900 kg/hari dengan

    kandungan P2O5 nya sekitar10%

      Produk PM 1 dan PM 2 , memenuhi syarat Departemen Pertanian dalam

    penggunaan pupuk dengan kandungan P2O5 nya 10% (N + P + K = 30%)

    6.2. Saran

      Penggunaan fospat alam dengan kadar P2O5 apa adanya, kemudian dibuat

    menjadi pupuk majemuk dengan memenuhi persyaratan (N+P +K = 30%). Kalau

    ini dilakukan maka banyak fospat alam yang bisa digunakkan sehingga para

    penambang fospat bergairah lagi untuk berusaha .

     

    Perlu penggantian Gen Set dengan daya yang lebih besar supaya bisamenunjanga jalannya percobaan

      Perlu tersedianya dana yang kontinu, supaya percobaan bisa berjalan sesuai

    target , tidak terlalu lama berhenti operasi karena sangat berpengaruh dengan

    kondisi alat yang lama diam.

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    25/31

     21

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Anonimous, Industrial Chemical Handbook , SBP boand of Consultants and

    Engineer, Chemical Engineering series No. 73, Small Businees Publ., New Delhi,

    India, 1980.

    2.  Anonimous,1999; “Pedoman umum penerapan pupuk alternatif untuk subsektor

    tanaman pangan dan hortikultura”, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan

    Holtikultura, Departemen Pertanian, Jakarta.

    3.  http :// niaga .pusri.co.id?muwit/jenis- ppk .htm @ nasih ac ugm.id:2006-09-18

    4.  Hardjowigeno, s., Ilmu Tanah, Akademia Presindo, Jakarta, 2003.

    5.  Hadi Purnomo. Ngurah Ardha, Pembuatan Pupuk Majemuk berbasis mineral di

    Sentra Pengolahan Citatah, Pertemuan Ilmiah Balibang ESDM,Jakarta ,2009.

    6. 

    http ;// www.pupukalam.com.my/about us.htm 

    7.  Harsodo A.R.,  Bahan Galian Industri :Dolomit, Direktorat Jendral Pertambangan

    Umum, Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Mineral, 1994.

    8.  Hendry K, Pengelolaan Kesuburan Tanah, Bina Aksara, 1986

    9.  Hardjatmo, Bahan Galian Industri: Fosfat , Direktorat Jendral Pertambangan Umum,

    Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Mineral, 1996

    10. 

    Lingga, pinus, Petunjuk Penggunaan Pupuk , Penebar Swadaya, Jakarta, 1999.

    11. Novizan, Petunjuk Pemupukan yang Efektif, Agro Media Pustaka, Jakarta, 2002.

    12. Ngurah Ardha dkk,2001: Pembuatan Pupuk Majemuk dari Fosfat dan Dolomit

    Alam Skala Percontohan di Rembang, Jawa Tengah, Laporan Teknik Pengolahan

    No. 199. PPPTMB, Bandung

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    26/31

     22

    13. Parmana, Darsa. dkk, Kajian Pospat Untuk Industri Pupuk Di Indonesia, Proyek

    Pengembangan Pusat Industri Mineral ,Direktorat Jendral Pertambangan Umum,

    Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, 1989.

    14. 

    Rini Rosliani, Nani Sumarni: Pengaruh Pemupukan dengan Pupuk Majemuk

    Lengkap (Multihara) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran, Laporan

    hasil percobaan Kerja sama Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan P3TM,

    2003, Bandung.

    15. Sherve, Noris. R., Chemical Process Industries, 3th ed, McGraw-Hill, Kogakusha,

    Tokyo, 1967.

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    27/31

     23

    Lampiran 1.

    Gambar : Gen set 40 KVA 

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    28/31

     24

    Gambar : Drum solar

    Lampiran 2

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    29/31

     25

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    30/31

     26

    Lampiran 3.

  • 8/18/2019 Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot Plant

    31/31