pembuatan program rawat inap rumah sakit

31
PENGEMBANGAN SISTEM REGISTRASI PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GRESTELINA TAHUN 2011 DISUSUN OLEH: RIGEL TAPANGAN 2008 02 0028 Teknik Informatika VII-A STMIK HANDAYANI MAKASSAR TAHUN AJARAN 2011/2012

Upload: kidz-aindrawany

Post on 06-Aug-2015

1.982 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

website

TRANSCRIPT

Page 1: pembuatan program rawat inap rumah sakit

PENGEMBANGAN SISTEM REGISTRASI PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT GRESTELINA TAHUN 2011

DISUSUN OLEH:

RIGEL TAPANGAN

2008 02 0028

Teknik Informatika VII-A

STMIK HANDAYANI MAKASSAR

TAHUN AJARAN

2011/2012

Page 2: pembuatan program rawat inap rumah sakit

i

ABSTRAK

Dalam karya tulis ilmiah ini telah dilakukan pengembangan sistem registrasi

pasien rawat inap di Rumah Sakit Grestelina. Sistem registrasi pasien rawat inap di

Rumah Sakit Grestelina merupakan suatu sistem input identitas pasien yang terdiri

dari nomor rekam medis, nama pasien, tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelamin,

agama, alamat, suku, nomor telepon, handphone, pendidikan, pekerjaan. Sistem

input identitas dokter yang terdiri dari kode dokter, nama dokter, alamat, nomor

telepon, spesialis. Sistem input data kamar yang terdiri dari kode kamar, nama

kamar, klasifikasi kamar, jumlah tempat tidur.

Tujuan pengembangan sistem registrasi pasien rawat inap adalah untuk

memudahkan petugas dalam melayani pasien rawat inap di rumah sakit.

Pengembangan sistem ini menggunakan metode System Development Life

Cycle (SDLC). Metode tersebuf memiliki beberapa tahapan proses yaitu tahapan

analisa sistem, tahap perancangan sistem, tahap implementasi sistem, dan tahap

operasi dan pemeliharaan sistem.

Hasil dari pengembangan sistem registrasi pasien rawat inap ini adalah

sistem informasi pendaftaran pasien rawat inap di rumah sakit, yang terdiri dari

laporan pasien masuk dan pasien keluar per hari, laporan pasien masuk dan pasien

keluar per bulan, laporan rekapitulasi pasien rawat inap per bulan dan indikator

rumah sakit.

Dengan adanya sistem registrasi ini diharapkan dapat mempermudah

pendaftaran pasien yang dirawat di rumah sakit, memberi informasi dokter yang

merawat pasien dan informasi kamar pasien dirawat.

Page 3: pembuatan program rawat inap rumah sakit

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan

karunia-Nya yang senantiasa melimpahkan berkat kepada kita semua. Penulis selaku

Mahasiswa, mengajukan Proposal ini sebagai Tugas Wajib Pengganti Final Semester

VII kelas A yang telah Penulis laksanakan berupa Pengembangan Sistem Registrasi

Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Grestelina tahun 2011.

Selama mengerjakan tugas ini, penulis menyadari bahwa banyak hambatan

dan tantangan yang harus Penulis hadapi. Baik itu berasal dari dalam diri Penulis

maupun dari luar diri Penulis. Namun dengan semangat akan tugas ini, Penulispun

telah menyelesaikan tugas yang telah diembankan. Pada Kesempatan ini juga

Penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan

yang diberikan kepada Penulis baik berupa material maupun moril yang sangat

membantu Penulis dalam mengerjakan tugas ini.

Dalam proposal ini, Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu, Penulis memohon maaf atas segala

bentuk kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan proposal ini.

Dengan demikian, Penulis mengharapkan kritik dan saran Pembaca yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan proposal-proposal ataupun

penyusunan dalam hal yang berbeda kelak.

Makassar, Januari 2012

Page 4: pembuatan program rawat inap rumah sakit

iii

DAFTAR ISI

ABTRAK .......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

Latar Belakang ................................................................................................................. 1

Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

Tujuan ............................................................................................................................... 3

Tujuan Umum ................................................................................................................... 5

Tujuan Khusus .................................................................................................................. 5

Manfaat ............................................................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7

Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Komputer ......................................................... 7

Alur Registrasi Pasien Masuk Menggunakan Komputerisasi .......................................... 9

Alur Registrasi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan... 9

Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit dengan Menggunakan Microsoft Visual Studio

2005 Free Trial .............................................................................................................. 10

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ................................................................... 10

Pengertian Database ....................................................................................................... 12

1.2.1 Microsoft Visual Basic 2005 Free Trial ............................................. 12

Pemprograman Berbasis Objek (OOP) ......................................................................... 13

1.2.1.1 Framework. NET. ................................................................... 14

1.2.1.2 Common Language Runtime (CLR) ...................................... 16

Kompilasi Kode ............................................................................................................. 16

1.2.2 SQL Server 2005 Free Trial .............................................................. 17

1.2.3 Crystal Report Free Trial .................................................................. 17

Pengembangan Sistem .................................................................................................... 17

1.2.4 System Development Life Cycle (SDLC) ........................................... 18

Analisa sistem ................................................................................................................. 19

Perancangan Sistem ........................................................................................................ 22

Implementasi Sistem ...................................................................................................... 24

Operasi dan Pemeliharaan sistem ................................................................................... 27

Prototipe ....................................................................................................................... 28

End-user Development (pengembangan sendiri) ............................................................ 29

Aplication Software Package (Paket Perangkat Lunak Aplikasi) .. 30

1.2.5 Outsourcing ........................................................................................ 31

2.4 Flowchart 32

Page 5: pembuatan program rawat inap rumah sakit

iv

Page 6: pembuatan program rawat inap rumah sakit

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit

Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi

pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan

oleh pemerintah maupun swasta. Sistem informasi rumah sakit merupakan

salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan

mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk

mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah

informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan.

Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang

efektif dan efesien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan

terhadap pasien cukup tinggi dan efesien berarti optimal dalam penggunaan

sumber daya rumah sakit yang ada. Suatu upaya serius dan terencana harus

ditempuh agar keinginan tersebut dapat tercapai.

Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum

membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan handal,

serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien

serta lingkungan yang terkait lainnya. Lingkungan terkait yang dimaksud

adalah bagian farmasi, bagian keuangan, bagian kepegawaian. Dengan lingkup

pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks

yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di

rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan

oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit. Variabel di rumah sakit antara

lain data pasien, data dokter, data kamar, data obat-obatan, data pelayanan dan

lain-lain.

Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang

penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit.

Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain

membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima,

karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi

Page 7: pembuatan program rawat inap rumah sakit

2

informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara

manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan

komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih

akurat. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang

berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi,

analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang

dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit (Sabarguna, 2005).

Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi

fungsi- fungsi klinikal (medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya

merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub sistem ini

merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya

menyiapkan informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk

menyederhanakan pelayanan pada suatu rumah sakit.

Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer

(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai

pada akhir dekade 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah

memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah

Sakit Husada. Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri,

juga berusaha mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa

rumah sakit pemerintah dengan dibantu oleh tenaga ahli dari UGM (Sanjoyo,

2008).

Rumah sakit di Kota Makassar masih ada yang belum menerapkan

sistem informasi rumah sakit yang berbasis komputer (Goniputer Based

Hospital Information System). Rumah Sakit Grestelina sebagai salah satu

rumah sakit di Kota Makassar yang belum juga menerapkan sistem informasi

rumah sakit yang berbasis komputer (Computer Based HospitalInformastion

System).

Sistem registrasi pasien rawat inap yaitu mencakup proses pendaftaran

pasien terdiri atas pencatatan identitas pasien, pemberian nomor rekam medis,

pencatatan kamar pasien, pencatatan tanggal masuk. Proses pendaftaran pasien

di Rumah Sakit Grestelina terbagi atas pendaftaran pada jam kerja yaitu

pendaftaran pasien ASKES, pendaftaran pasien ASTEK dan pendaftaran pasien

pribadi, dan pendaftaran di luar jam kerja yaitu pendaftaran IGD.

Seiring dengan bertambahnya kemajuan teknologi dan era globalisasi,

maka banyak pula permasalahan yang dihadapi. Salah satunya adalah sistem

Page 8: pembuatan program rawat inap rumah sakit

3

pencatatan pasien rawat inap di rumah sakit tersebut.

Permasalahan pencatatan pasien rawat inap di Rumah Sakit Grestelina

yaitu terjadinya penomoran ganda baik oleh pihak penerimaan pasien dan

petugas IGD, sulit mengetahui keberadaan pasien rawat inap yang sedang

dirawat di rumah sakit tersebut dengan cepat, sulit mengetahui berapa jumlah

pasien rawat inap yang masuk dan keluar dalam satu bulan, karena metode

yang digunakan kurang efektif. Metode tersebut yaitu laporan pasien masuk

dan pasien keluar setiap harinya akan masuk ke bagian rekam medis menurut

ruang-ruang rawat inap dengan menggunakan sensus harian, setelah data-data

di sensus harian itu terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam komputer

dengan menggunakan microsoft Excel. Sehingga membutuhkan waktu yang

lama untuk mengetahui jumlah pasien yang masuk dan pasien yang keluar

setiap bulan. Selain itu, Metode lama tersebut sangat merepotkan, karena

setelah dilakukan pendataan secara manual kemudian di-entry ke komputer

sehingga sulit mengetahui identitas pasien dengan cepat.

Untuk mengatasi hal tersebut selain dibutuhkan peningkatan

kemampuan sumber daya manusia juga dibutuhkan alat bantu yang dapat

memudahkan dalam pencatatan pasien rawat inap.

Salah satu alat bantu yang mendukung menyelesaikan masalah tersebut

di atas adalah menggunakan komputer. Dengan sistem komputerisasi maka

sistem registrasi pasien ini dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat

dibanding dengan penyelesaian sistem registrasi secara manual.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dihadapi oleh Rumah Sakit Grestelina Makassar adalah

sering terjadi pencatatan ganda baik nama dan nomor rekam medis dan sulit

mendapatkan informasi pasien rawat inap yang masuk dan keluar secara cepat

dan tepat karena metode yang lama sangat merepotkan.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengembangkan sistem registrasi pasien rawat inap di Rumah Sakit

Grestelina.

Page 9: pembuatan program rawat inap rumah sakit

4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menyiapkan form identitas pasien.

2. Menyiapkan form identitas dokter.

3. Menyiapkan laporan pasien masuk dan pasien keluar setiap hari.

4. Menyiapkan laporan pasien masuk dan pasien keluar setiap bulan.

5. Menyiapkan informasi ruang tempat pasien dirawat.

6. Menyiapkan informasi dokter yang merawat pasien rawat inap.

7. Menyiapkan informasi laporan rumah sakit yaitu BOR, LOS, TOI, BTO,

GDR, NDR.

1.4 Manfaat

1. Memberikan kemudahan dalam registrasi pasien rawat inap.

2. Memberikan kemudahan bagi Rumah Sakit Grestelina terutama bagian

rekam medis dalam membuat laporan pasien rawat inap setiap hari,

setiap bulan, dan setiap tahunnya.

3. Mencegah terjadinya duplikasi nomor rekam medis pada saat

registrasi pasien rawat inap.

Page 10: pembuatan program rawat inap rumah sakit

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Komputer

Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang

penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan

sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang

diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Untuk mengembangkan mutu

pelayanan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung yang

digunakan untuk proses pengolahan data rumah sakit dengan pemanfaatan

teknologi komputer.

Menurut Mulyadi dalam Wandy (2009) mengatakan sistem informasi

dapat dilakukan dengan metode manual maupun dengan metode

komputerisasi yang seharusnya dirancang dan dikembangkan secara terencana

dan terarah tetapi dengan semakin berkembangnya dan semakin kompleksnya

sistem informasi di era jejaring informasi ini maka sistem informasi

manajemen tidak akan dapat berfungsi sesuai yang diharapkan tanpa adanya

dukungan elemen komputerisasi (Wandy,2009).

Menurut Mahmudin dalam Wandy (2009) sistem informasi berbasis

komputer memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan ketepatan. Ketepatan

karena komputer dapat menyimpan serta mengelola data dalam kapasitas yang

besar juga minimnya kesalahan yang dapat terjadi. Kecepatan dapat dilihat

dari otomatisasi yang mampu dilakukan oleh komputer dengan dukungan

sistem yang tepat dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Sistem

informasi berbasis komputer juga berguna bagi peningkatan kinerja user dalam

hal membantu mereka untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan

mereka (Wandy, 2009).

Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer

Based Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah

rumah sakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi

yang terpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan

akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya,

Page 11: pembuatan program rawat inap rumah sakit

6

namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari

sistem yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit

belum menganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit

tersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai

beban yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan

informasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biaya

untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknya

masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan oleh

rumah sakit itu ( Sanjoyo, 2008).

Penggunaan teknologi informasi dapat menyebabkan ketergantungan,

dalam arti sekali mengimplementasikan dan mengoperasionalkan SIRS, maka

rumah sakit tersebut selamanya terpaksa harus menggunakan teknologi

informasi. Hal ini disebabkan karena perubahan dari sistem yang terotomasi

menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat tidak menguntungkan

bagi rumah sakit tersebut (Sanjoyo, 2008).

2.1.1 Alur Registrasi Pasien Masuk Menggunakan Komputerisasi

Sistem registrasi pasien masuk dengan menggunakan komputer yaitu

saat pasien masuk, pasien mendapatkan nomor rekam medis dan data-data

pasien langsung diisi dalam form registrasi pasien yang sudah tersedia didalam

komputer. Data-data tersebut akan dimasukkan dalam database. Pasien

langsung mendapatkan informasi kamar yang tersedia sesuai yang kebutuhan

pasien dengan cepat.

Saat pasien keluar, informasi pasien dapat langsung dimasukkan ke

dalam database komputer. Sehingga dapat diketahui dengan cepat pasien

masih dirawat atau tidak dirawat lagi.

2.1.2 Alur Registrasi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Grestelina

Pasien mendaftar di tempat pendaftaran pasien sesuai dengan jenis

pembayaran dengan membawa surat pengantar untuk dirawat. Pasien yang

tidak membayar lunas (Askes, Jamkesmas, Jamsostek, dan Perusahaan) harus

diperiksa dahulu kelengkapan dari Surat Rujukan/Surat Jaminannya. Petugas

mendata identitas pasien pada formulir yang telah ditentukan. Selain melalui

tempat pendaftaran pasien, pendaftaran pasien rawat inap dapat juga melalui

penerimaan pasien di Instalasi Gawat Darurat.

Page 12: pembuatan program rawat inap rumah sakit

7

Setelah pasien mendaftar, maka akan didapat map berisi berkas rekam

medis. Setelah itu dilakukan pencatatan kembali per harinya dengan

menggunakan program microsoñ Excel sehingga diketahui berapa jumlah

pasien yang masuk dan keluar setiap bulannya.

Sistem penyimpanan berkas dimasukkan ke dalam laci-laci. Sistem

penyimpanan yang berlaku adalah sistem angka langsung dimana dalam satu

laci berisi 100 nomor yang berurutan, misalnya:

Laci 00-00-XX berisi nomor 00-00-01 s/d 00-00-99

Laci 02-01-XX berisi nomor 02-01-00 s/d 02-01-99

Penyimpanan dilaksanakan hanya oleh petugas Rekam Medis,

terutama yang ditugaskan sebagai penjajaran. Berkas Rekam Medis yang

kembali keruangan Rekam Medis dipisahkan/disortir dahulu baru dimasukkan

ke laci penyimpanan. Masing-masing petugas menjajarkan berkas rekam pada

rak penyimpanan sesuai kelompok nomor yang menjadi tanggung jawabnya

secara urut.

Untuk keperluan berobat ulang, petugas rekam medis mencatat nama

pasien, nomor rekam medis petugas yang mengambil berkas dalam buku

ekspedisi peminjaman status.

Setelah pasien pulang dan berkas rekam medis masuk ke ruang rekam

medis maka data dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan

program Dbase, dan program microsoft Excel (Rumah Sakit Grestelina, 1992).

2.2 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dengan Menggunakan

Microsoft Visual Studio 2005 Free Trial

2.2.1 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Sistem informasi manajemen (Mangement Information System) atau

disingkat sebagai MIS, merupakan penerapan sistem informasi di dalam

organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan

manajemen. Sedangkan sistem informasi manajemen rumah sakit adalah suatu

sistem berbasis komputer yang menghasilkan sekumpulan informasi yang telah

diolah dan saling berinteraksi. Hasil informasi berupa laporan dan digunakan

oleh pengguna dalam mengambil keputusan atau peningkatan upaya

pelayanan (Wandy, 2009).

Data adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain. Data dinyatakan

dengan nilai angka, deretan karakter, atau simbol (Kadir, 1999).

Page 13: pembuatan program rawat inap rumah sakit

8

Sejumlah Penulis mengggunakan data untuk menyatakan nilai yang

secara aktual terkandung dalam basis data sedangkan informasi digunakan

untuk menyatakan makna nilai ketika dipahami oleh pengguna (Kadir, 1999).

Informasi adalah hasil analisa dan sintesis terhadap data. Dengan kata

lain informasi dapat dikatakan sebagai data yang dapat diorganisasikan ke

dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, seperti manajer, staf

ataupun orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan (Kadir, 1999).

Menurut Encyclopedia of Computer Science and Engineering dalam

Kadir (1999) ilmuwan di bidang informasi menerima definisi standar bahwa

informasi adalah data yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Alasannya adalah bahwa informasi bersifat relatif; relatif terhadap situasi,

relatif terhadap waktu saat keputusan diambil, juga relatif terhadap pembuat

keputusan, dan bahkan juga terhadap latar belakang pengambil keputusan

(Kadir, 1999)

Dalam era reformasi, informasi menjadi sumber penting untuk

melakukan pengambilan keputusan. Informasi dapat mengurangi

ketidakpastian dan mempermudah dalam pengambilan keputusan (Wahan

Komputer, 2005).

2.2.2 Pengertian Database

Data sangat penting dalam kehidupan kita. Data yang banyak akan

sangat rumit jika tidak diatur dan diorganisasikan dengan baik. Untuk

pengorganisasian dan pengolahan data, terutama dengan teknologi komputer,

dibutuhkan suatu sistem pengaturan data manajemen database. Dengan

manajemen database kita dapat menambah, mengedit, menghapus,

mengurutkan data sesuai keinginan, dan membuat laporan bagi data tersebut

(Wahan Komputer, 2005).

Database adalah sekelompok data yang saling berhubungan, yang

diorganisasikan dan diolah dengan menggunakan teknologi komputer.

Misalnya database universitas, yang berisi informasi mengenai entitas

mahasiswa, fakultas, mata kuliah, dan ruang kuliah; hubungan entitas seperti

registrasi mahasiswa dalam mata kuliah, fakultas yang mengajarkan mata

kuliah dan pengguna ruang untuk kuliah (Mahyudin, 1999).

Database merupakan sekumpulan data atau informasi yang terdiri atas

satu atau lebih tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain,

Page 14: pembuatan program rawat inap rumah sakit

9

dimana anda mempunyai wewenang untuk mengakses data tersebut, baik

menambah, mengganti, menghapus, dan mengedit data dalam tabel-tabel

tersebut. Data-data diolah tersebut disimpan dalam sebuah file dengan ekstensi

.accdb (Amess Database) ( Tim Divisi dan Pengembangan MaDCOMS, 2007).

2.2.3 Microsoft Visual Basic 2005 Free Trial

Visual basic 2005 Free adalah bahasa pemrograman untuk membuat

aplikasi berbasis windows, aplikasi form web ASP. Net (Active Server Pages

for. NET), Service/Layanan Web XML (Extensible Markup Language), dan

aplikasi mobile seperti untuk Pocket PC dan Smartphone. VB 2005 dibangun

di atas pondasi Framework. NET (Lingkungan kerja. NET) (Kusumo, 2006).

Program Vsual Basic adalah bahasa pemrograman yang paling mudah

dikuasai oleh para pemula. Dalam versi yang terbaru ini, program Visual Basic

2005 (disingkat VB 2005) menawarkan banyak kemudahan lagi dibandingkan

versi-versi sebelumnya, antara lain teknik pemprogram dapat dibuat lebih

terstruktur dan lebih banyak bantuan dalam pemrograman. Jauh lebih mudah

untuk menguasainya dibandingkan dengan versinya yang terdahulu, yaitu

Visual Basic 6 (disingkat VB6). Ada banyak perubahan dalam VB 2005 ini

dibandingkan VB6, antara lain:

1. Bahasa pemrograman sekarang benar-benar bahasa berbasis objek

(Objek Oriented Programming), sedangkan VB6 bukan bahasa berbasis

objek.

2. Aplikasi dan komponen yang ditulis di VB 2005 mempunyai akses

penuh ke Net Framework. Sedangkan di VB6 tidak dikenal atau tidak

digunakan Net Framework.

3. Semua aplikasi yang dibuat beroperasi dalam manajemen Common

Language Runtime (CLR) (Supardi, 2008).

2.2.3.1 Pemrograman Berbasis Objek (OOP)

Pemrograman berbasis objek (OOP) sendiri adalah suatu pendekatan ke

arah Struktur pengembangan aplikasi berdasarkan objek. Objek tersebut dapat

berupa prosedur, event, ataupun variable. Objek satu dapat menjadi bawahan

objek lainnya berdasarkan susunan fungsinya. Artinya suatu objek terdepan

terdiri atas beberapa objek yang memil d tugas lebih sempit, dan antar objek

dapat saling berinteraksi dalam melaksanakan tugas tertentu (Kusumo, 2009).

Page 15: pembuatan program rawat inap rumah sakit

10

Contoh kode Visual Basic yang OOP adalah:

Dim Masakan as String= “SelamatMembaca ”

Dim nilai as String = Strings. LefUMasukan, 3)

Objek Masukan bertipe string, yang isi text-nya adalah “Selamat Membaca”.

Kemudian pada baris berikutnya digunakan object left untuk memprosesnya.

Object Left sendiri dapat diakses melalui objek Strings. Hasil proses object

Left terhadap objek Masukan, yaitu mengambil 3 karakter string kirinya untuk

kemudian hasil proses tersebut dimasukkan dalam objek nilai yang bertipe

string pula (Kusumo, 2009).

2.2.3.2 Framework.NET

Framework. NET merupakan middleware antara aplikasi dengan sistem

operasi. Middleware adalah sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara

lapisan aplikasi (application layer) dan lapisan data dari sebuah arsitektur

layer-layer TCP/IP middleware bisa juga disebut protokol. Protokol

komunikasi middleware mendukung layanan komunikasi aras tinggi. Sistem

middleware mengikat aplikasi-aplikasi yang terpisah (Somantri, 2005).

Framework .Net adalah suatu himpunan file-file pustaka yang telah

terorganisir dan berguna sebagai fasilitas untuk sistem dan aplikasi. Sehingga

seorang programmer dapat tidak perlu lagi menghapal fungsi-fungsi Windows

API untuk akses sistem, seperti di dalam bahasa VB6 karena sudah diorganisir

oleh FrameWork. Net. Hampir semua fungsi Windows API tersebut telah

dijadikan objek-objek yang dapat dengan mudah digunakan dan ditemukan

oleh programmer VB 2005.

Framework .NET adalah lingkungan untuk membangun, deploy

(menyebarkan), dan menjalankan aplikasi. ~NEÏ .-Framework, NET disusun

oleh dua komponen utama yaitu:

1. Dot Framework. NET Class Library (pustaka class Frame work. NeET)

2. Common Language Runtime (Runtime bahasa umum).

Pustaka class framework NET berisi pustaka kode yang dapat digunakan

kembali dari tipe (class-class, structure dan sebagainya), yang dibagi

menjadi empat daerah yaitu :

1. Form-form windows digunakan untuk pengembangan antar muka

pengguna pada flatform windows.

2. ASP.NET untuk pembuatan aplikasi form-form web yang

Page 16: pembuatan program rawat inap rumah sakit

11

berbasis UI (User interface, antar muka pengguna) dan service web

untuk pengembangan antar muka secara terprogram.

3. Fungsi akses data disediakan oleh ADO.NET, XML dan SQL

4. Base Class Library (pustaka class-class dasar) berisi koleksi class-

class managed code (kode terkelola) yang menyediakan

service/layanan esensial untuk mengembangkan aplikasi dalam.

NET (Kusumo, 2006).

Class-class pada framework diorganisasikan ke dalam kelompok-

kelompok yang saling berhubungan, tersusun secara hirarki dan disebut

namespace. Ketika aplikasi akan mengakses class, yang pertama

dilakukan adalah mengakses namespace yang berhubungan (Kusumo,

2006).

2.2.3.3 Common Language Runtime (CLR)

Common Language Runtime (CLR) adalah lingkungan eksekusi untuk

.NET yang akan memanggil, mengelola, dan menjalankan kode. CLR

menangani eksekusi kode dan semua tugas yang berhungan dengan kompilasi,

manajemen memori, sekuriti, manajemen thread dan sebagainya. Kode yang

dijalanakan dibawah CLR disebut managed Code (kode terkelola). Sebalikanya

unmanaged code (kode tak dikelola) adalah kode yang tidak menjadi target

CLR seperti COM (Component Objek Model) atau komponen berbasis API

(Application Programming Interface) yang berasal dari visual basic versi 6 atau

sebelumnya. Sedangkan CTS (Common Type System) adalah serangkaian

aturan untuk membuat dan menggunakan tipe data. Hal ini untuk memastikan

integrasi antar bahasa. (Kusumo, 2006).

2.2.3.4 Kompilasi Kode

Kompilasi kode adalah mengubah kode sumber menjadi serangkaian

instruksi mesin x86, sehingga aplikasi yang dibuat dapat dijalankan (Kusumo,

2006).

Saat menulis perangkat lunak untuk windows, pasti kode tersebut akan

berjalan pada intel chip iiitel x86. Bahasa komputer adalah kode mesin

(kadang disebut intruksi mesin atau bahasa mesin) dan keseluruhan hanya

berisi satu dan nol, masing-masing berhubungan dengan elektrikal pada chip.

(Kusumo, 2006).

Page 17: pembuatan program rawat inap rumah sakit

12

Pada VB 6, saat melakukan kompilasi sehingga mengubah kode sumber

menjadi serangkaian intruksi mesin x86. Kode mesin dalam bentuk file .exe

akan diinstal dan dijalankan pada mesin yang mendukung intruksi x86 dan

juga berjalan di sistem operasi windows (Kusumo, 2006).

Ketika mengompilasi kode sumber VB 2005, kode akan diubah menjadi

MSIL (Microsoft Intermediate Language) atau disebut IL saja, dimana CLR dan

lingkungan pengembangan .NET lainnya memahami. Pada level IL, semua

kode .NET akan menjadi sama, tidak peduli apakah kode sumber berasal dari

bahasa VB, C++, C#, J#, Delphi for .NET, oberon dan sebagainya (Kusumo,

2006).

2.2.4 SQL Server 2005 Free Trial

SQL Server 2005 merupakan produk software database yang diproduksi

oleh Microsoft. Pada SQL Server 2005 terdiri dari beberapa komponen yang

menjadi penyusunnya. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah

Relational Database Engine, Analysis Service, Data Transformation Service

(DTS), Notification Service, Reporting Service, Service Broker, Native HTTP

Support, SQL Server Agent, .NET Common Language Runtime (CLR),

Replication, dan Full-Tßxt, Search (Solution, 2007).

2.2.5 Crystal Report Free Trial

Crystal report adalah Program third party (pihak ketiga artinya di luar

Microsoft dan user) untuk membuat laporan dari Business Object Inc. Crystal

report untuk Visual Studio 2005 datang dengan versi embedded (ditanam)

berupa aplikasi Crystal Report- Designer yang berbentuk GUI/berbasis grafis

dan dapat dijalankan pada Visual Studio 2005 menggunakan kumpulan wizard

dan experts, file laporan yang kompleks dapat dibuat secara cepat dan mudah

(kusumo, 2006).

2.3 Pengembangan Sistem

Menurut Hoffer dkk dalam Kadir mengatakan, bahwa untuk

mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan

menggunakan metodologi yang disebut metodologi pengembangan sistem.

Yang dimaksud dengan metodologi ini adalah suatu proses standar yang

diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang

Page 18: pembuatan program rawat inap rumah sakit

13

diperlukan untuk menganalis, merancang, mengimplementasikan, dan

memelihara sistem informasi (Kadir, 2002).

2.3.1 System Development Life Cycle (SDLC)

SDLC merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk

mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi.

Metodologi ini mencakup sejumlah fase atau tahapan (Kadir, 2002).

Tabel 2.1 Tahapan dalam SDLC

Sumber Tahapan - tahapan dalam SDLC

Alter (1992) Inisiasi, Pengembangan, Implementasi, dan Operasi

Pemeliharaan.

Fabbri dan Schwab

(1992)

Studi kelayakan, rencana awal, analisa sistem, desain sistem

dan implementasi sistem.

Hoffer, George dan

Valacich (1998)

Identifikasi dan seleksi proyek, inisiasi dan perencanaan

proyek, analisa, perancangan logis, perancangan fisik,

implementasi dan pemeliharaan. McLeod (1998) Perencanan, analisa, perancangan dan implementasi. Turban, McLean,

dan Wetherbe

(1999)

Inisiasi proyek, analisa sistem dan studi kelayakan, analisa

dan perancangan logis. Akuisisi atau pengembangan,

implementasi, operasi, evaluasi pasca audit, dan

pemeliharaan. Zwass (1998) Studi kelayakan, analisa kebutuhan, perancangan logis,

perancangan fisik, pengkodean dan pengujian, konversi, dan

kajian pasca-implementasi (Kadir, 2002).

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai literatur

berbeda- beda, pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang

dilakukan sama saja.

Analisa Sistem

Perancangan Sistem

Operasi dan Pemeliharaan

Sistem

Implementasi

Sistem

Gambar 2.1 Siklus hidup pengembangan sistem informasi

Page 19: pembuatan program rawat inap rumah sakit

14

2.3.1.1 Analisa sistem

Tahapan analisa sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap

sistem baru. Permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar departemen

sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau

menemukan adanya peluang baru. Namun, adakalanya inisiatif pengembangan

sistem baru berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap

pengembangan sistem informasi, yang bermaksud mengembangkan sistem

yang sudah ada atau menangani masalah-masalah yang belum tertangani

(Kadir, 2002).

Tujuan utama analisa sistem adalah untuk menentukan hal-hal detail

tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan

bagaimana caranya). Analisa sistem mencakup studi kelayakan dan analisa

kebutuhan (Kadir, 2002).

a. Studi kelayakan

Studi kelayakan digunakan untuk menetukan kemungkinan

keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan

bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan

sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada

perusahaan dan dampak terhadap lingkungan sekeliling (Kadir, 2002).

Di dalam tahapan ini, analisa sistem melaksanakan penyelidikan awai

terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam usulan proyek.

Pengembangan sistem tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayakan

meliputi :

1. Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem.

2. Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan.

3. Pengidentifikasian para pemakai sistem.

4. Pembentukan lingkup sistem (Kadir, 2002).

Selain itu, selama dalam tahapan studi kelayakan sistem analis juga

melakukan tugas-tugas seperti berikut:

1. Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru.

2. Pembuatan analisa untuk membuat dan atau membeli aplikasi.

3. Pembuatan analisa biaya/manfaat.

4. Pengkajian terhadap risiko proyek.

5. Pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek

(Kadir, 2002).

Page 20: pembuatan program rawat inap rumah sakit

15

No Pengembangan Operasi 1 Waktu analisa sistem Biaya komputer. 2 Waktu program Biaya komunikasi. 3 Waktu pemakai Biaya staf Pengoperasi. 4 Biaya pembelian perangkat keras Biaya pertumbuhan pemakai. 5 Biaya pembelian perangkat lunak Biaya pemeliharaan. 6 Biaya jasa (misalnya integrator

sistem dan konsultan)

b. Analisa Kebutuhan

Analisa kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi

kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan

adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yang dilakukan sistem ketika

diimplementasikan. Spesisifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat

kesepakatan antara pengembang sistem, dan pemakai yang kelak

menggunakan sistem, manajemen dan mitra kerja yang lain (misalnya

auditor internal). (Kadir, 2002).

Analisa kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang

akan dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses

yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran volume data

yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta

kontrol terhadap sistem. (Kadir, 2002).

Untuk melakukan analisa kebutuhan, analisa sistem biasanya

melakukan langkah-langkah seperti berikut:

1. Wawancara

2. Riset terhadap sistem sekarang

3. Observasi lapangan

4. Kuis

5. Pengamatan terhadap sistem serupa

6. Prototipe (Kadir, 2002).

2.3.1.2 Perancangan sistem

Perancangan sistem dibagi menjadi dua subtahapan, yakni perancangan

konseptual, dan perancangan fisik. Target akhir dari tahapan ini adalah

menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan yang ditentukan selama

Tabel 2.2 Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam analisa biaya/manfaat

(Lucas dalam Kadir, 2002).

Page 21: pembuatan program rawat inap rumah sakit

16

tahapan analisa sistem. Hasil akhirnya berupa spesifikasi rancangan yang

sangat rinci sehingga mudah diwujudkan pada saat pemrograman (Kadir,

2002).

a. Perancangan konseptual

Perancangan konseptual sering kali disebut perancangan logis. Pada

perancangan ini, kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah yang

teridentifikasi selama tahapan analis sistem mulai dibuat untuk

diimplementasikan. Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam

perancangan konseptual, yaitu evaluasi alternatif rancangan, penyiapan

spesifikasi rancangan, dan penyiapan laporan rancangan sistem secara

konseptual. Evaluasi alternatif rancangan digunakan menentukan alternatif-

alternatif rancangan yang bisa digunakan dalam sistem. Spesifikasi rancangan

ini mencakup elemen-elemen berikut:

1. Keluaran

Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan,

dan sebagainya), isi laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup

ditampilkan pada layar atau perlu dicetak.

2. Penyimpanan data

Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk

laporan ditentukan lebih detail, termasuk ukuran data (misalnya,

nama barang maksimal terdiri atas 25 karakter) letaknya dalam

berkas.

3. Masukan

Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam

sistem.

4. Prosedur Pemprosesan dan Operasi

Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukan diproses dan

disimpan dalam rangka untuk menghasilkan laporan (Kadir, 2002).

b. Perancangan fisik

Pada perancangan fisik, rancangan yang bersifat konseptual

diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang lengkap

tentang modul-modul sistem dan antarmuka anatarmodul, serta rancangan

basis data secara fisik. Berikut adalah hasil akhir setelah perancangan fisik

berakhir:

Page 22: pembuatan program rawat inap rumah sakit

17

1. Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen.

2. Rancangan masukan, berupan rancangan layar untuk pemasukan data.

3. Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi

antara pemakai dan sistem (menu, ikon, dan lain-lain).

4. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perngkat

keras dan perangkat lunak yang digunakan.

5. Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam basis

data, termasuk penentuan kapasitas masing-masing.

6. Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang

dilengkapi dengan algoritma (cara modul atau program kerja bekerja).

7. Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang digunakan

dalam sistem (mencakup hal-hal seperti validasi, otorisasi, dan

pengauditan).

8. Dokumentasi, berupa hasil pendokumentasian hingga tahap

perancangan sistem.

9. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem.

10. Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru

terhadap sistem lama (Kadir, 2002).

2.3.1.3 Implementasi sistem.

Pada tahap ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang

dimaksud berupa:

a. Pemrograman dan pengujian.

b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak.

c. Pelatihan kepada pemakai.

d. Konversi.

e. Pembuatan dokumentasi.

Dari beberapa kegiatan di atas, kegiatan penting untuk dibahas lebih lanjut

adalah pemrograman, pengujian, konversi, dan pembuatan dokumentasi.

(Kadir, 2002).

a. Pemrograman dan pengujian

Berdasarkan perancangan fisik, pemprogram memulai melakukan

pemrograman. Pemrograman adalah aktivitas pembuatan program atau

sederetan instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja

Page 23: pembuatan program rawat inap rumah sakit

18

sesuai dengan maksud masing-masing instruksi. Setiap program menjalani

pengujian secara individual untuk memastikan bahwa program bebas dari

kesalahan. Pengujian seperti ini disebut dengan pengujian unit. Jika terjadi

kesalahan, pemakai akan berusaha mencari penyebabnya dan proses untuk

melakukan pencarian kesalahan ini dikenal dengan sebutan debugging.

1. Pengujian integrasi

Pengujian ini dilakukan setelah semua modul/program melewati

pengujian unit untuk melihat efek ketika program saling dikaitkan.

2. Pengujian sistem

Setelah melalui pengujian integrasi, fungsi-fungsi dalam sistem dan

juga kinerjanya diuji. Sistem divalidasikan terhadap spesifikasi

kebutuhan dengan kondisi dan lingkungan yang menyerupai

dengan keadaan dan lingkungan operasional. Pada pengujian ini,

kontrol dan prosedur pemulihan sistem (system recovery) juga

diuji.

3. Pengujian penerimaan

Dilakukan sebelum sistem dioperasikan dengan melibatkan

pemakai, pengembangan sistem, personil yang akan memelihara

sistem, manajemen, dan auditor internal. Tujuannya adalah untuk

meyakinkan bahwa segala kebutuhan telah terpenuhi. Dalam hal

ini pemakai akan memberikan persetujuan untuk menerapkan

sistem ini sebagai sistem produksi (sistem yang akan dioperasikan

oleh pemakai).

4. Pengujian instalasi

Jika pengujian penerimaan dilakukan sebelum sistem dipasang ke

lingkungan operasional, sistem perlu diuji kembali setelah dipasang

pengujian seperti inilah yang disebut pengujian instalasi (Kadir,

2002).

b. Konversi

Konversi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan

sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama. Terdapat beberapa

pendekatan yang dilakukan untuk melakukan konversi yaitu konversi paralel,

konversi langsung, konversi pilot dan konversi modular atau bertahap.

Page 24: pembuatan program rawat inap rumah sakit

19

1. Konversi paralel (parallel conversion)

Pada konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan.

Setelah melalui masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima

untuk menggantikan sistem lama, maka sistem lama segera dihentikan.

2. Konversi langsung (direct conversion atau direct cutover)

Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan

menggantikannya dengan sistem baru.

3. Konversi pilot (pilot conversion)

Konversi ini dilakukan dengan menerapkan sistem baru hanya pada

lokasi tertentu yang diperlukan sebagai pelopor. Jika konversi ini

dianggap berhasil, maka akan diperluas ke tempat-tempat yang lain.

4. Konversi modular atau bertahap (phased conversion)

Konversi dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem

lama dengan sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut

akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tak terjadi masalah,

modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk mengganti modul-

modul lama yang lain. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi

langsung (Kadir, 2002).

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena

akan menjadi acuan pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Pada tahapan

implementasi, dokumentasi yang dibuat dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu

dokumentasi pengembangan, dokumentasi operasi, dan dokumentasi pemakai.

1. Dokumentasi pengembangan

Dokumentasi ini menjabarkan sistem secara lengkap, mencakup

deskripsi sistem, bentuk keluaran, bentuk masukan, bentuk basis data,

bagan alir program, hasil pengujian, dan bahkan lembar penerimaan

pemakai.

2. Dokumentasi Operasi

Dokumentasi ini mencakup antara lain jadwal pengoperasian, cara

pengoperasian peralatan, faktor-faktor keamanan, dan masa berlakunya

suatu berkas.

3. Dokumentasi Pemakai

Berisi petunjuk untuk menggunakan masing-masing program dan juga

mencakup materi pelatihan (Kadir, 2002).

Page 25: pembuatan program rawat inap rumah sakit

20

2.3.1.4 Operasi dan Pemeliharaan

Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem lama,

sistem memasuki pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Selama sistem

beroperasi, pemeliharaan sistem tetap diperlukan karena beberapa alasan.

Pertama, mungkin sistem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak

terdeteksi selama pengujian sistem. Kedua, pemeliharaan diperlukan karena

perubahan bisnis dan lingkungan, atau adanya permintaan kebutuhan baru

(misalnya berupa laporan) oleh pemakai. Ketiga, pemeliharan juga bisa

diperlukan karena kinerja sistem yang menjadi menurun sehingga barangkali

perubahan-perubahan penulisan program (Kadir, 2002).

2.3.2 Prototipe

Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang

menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan

bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.

Prototipe dapat berdiri sebagai metode pengembangan tersendiri, tetapi

juga dapat menjadi bagian dari SDLC. Beberapa versi SDLC yang lebih baru

sering kali menyertakan prototipe sebagai alternatif atau suplemen dalam

tahapan analisis dan desain sistem (Turban, McLean dalam Kadir, 2002).

Dalam banyak kasus prototipe lebih digunakan untuk mendukung SDLC

daripada untuk menggantikannya (Ronmey, Steinbart dan Cushing dalam

Kadir, 2002). Kelebihan dan kelemahan prototipe sebagai berikut: (Kadir,

2002).

No Kelebihan prototipe Kelemahan prototipe

1

Pendefinisian kebutuhan pemakai

menjadi lebih baik karena

keterlibatan pemakai yang lebih

intensif

Prototipe hanya bisa berhasil jika

pemakai bersungguh-sungguh

dalam menyediakan waktu dan

pemikiran untuk menggarap

prototipe.

2 Meningkatkan kepuasan pemakai.

Kemungkinan dokumentasi

terabaikan karena pengembang

lebih berkonsentrasi pada

pengujian dan pembuatan

prototipe.

Page 26: pembuatan program rawat inap rumah sakit

21

3 Mempersingkat waktu

pengembangan.

Mengingat target waktu yang

pendek, ada kemungkinan sistem

yang dibuat tidak lengkap dan

bahkan sistem kurang teruji.

4

Memperkecil kesalahan disebabkan

pada setiap versi prototipe, kesalahan

segera terdeteksi oleh pemakai.

Jika terlalu banyak proses

pengulangan dalam membuat

prototipe ada kemungkinan

pemakai menjadi jenuh dan

memberikan reaksi yang negatif.

5

Pemakai memiliki kesempatan yang

lebih banyak dalam meminta

perubahan-perubahan.

Apabila tidak terkelola dengan

baik, prototipe menjadi tidak

pernah berakhir, hal ini disebakan

permintaan terhadap perubahan

terlalu mudah untuk dipenuhi.

6

Menghemat biaya (menurut

penelitian, biaya pengembangan dpat

mencapai 10% hingga 20%

dibandingkan dengan menggunakan

SDLC tradisional.

2.3.3 End-User development (pengembangan sendiri)

Organisasi besar yang memiliki departemen yang menangani informasi

umumnya memenuhi kebutuhan sistem informasi dengan cara

memgembangkannya sendiri. Kelebihan dan kelemahan pengembangan

sendiri sistem informasi sebagai berikut: (Kadir, 2002).

Tabel 2.4 Kelebihan dan kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi

Page 27: pembuatan program rawat inap rumah sakit

22

Keberhasilan pengembangan sistem dengan cara pembuatan sendiri oleh pihak

internal perusahaan terletak pada kemampuan spesialis teknologi informasi

dalam perusahaan dan juga kesiapan para pemakai yang terlibat selama

pengembangan sistem berlangsung (Kadir, 2002).

2.3.4 Aplication Sofware Package ( Paket Perangkat Lunak Aplikasi)

Banyak vendor yang menjual paket perangkat lunak aplikasi (program

siap pakai) dan bahkan kadangkala paket tersebut dijual bersama-sama

perangkat keras. Umumnya pembelian paket seperti ini memungkinkan

perusahaan pembeli untuk memodifikasi sendiri sistem yang sudah terpasang

sehingga pemeliharaan selalu bergantung pada vendor. Namun, adakalanya

paket dapat dimodifikasi sendiri oleh pengembang internal dalam perusahaan

dengan cara mengatur beberapa parameter tertentu dalam paket. Kelebihan

dan kelemahan penggunanan paket perangkat lunak aplikasi sebagai berikut:

(Kadir, 2002).

2.3.5 Outsourcing

Menyerahkan pengembangan sistem ke pihak luar dikenal dengan

sebutan outsourcing. Dalam prakteknya, outsourcing dapat berupa lebih dari

No. Kelebihan pengembangan

sendiri sistem informasi

Kelemahan pengembangan

sendiri sistem informasi

1

Sistem dapat diatur sesuai

dengan kebutuhan.

Perlu waktu yang lama untuk

mengembangkan sistem karena

harus dimulai dari nol.

2

Dapat diintegrasikan dengan

lebih baik terhadap sistem yang

sudah ada.

Kemungkinan program

mengandug bug sangat besar

3

Proses pengembangan sistem

dapat dikelola dan dikontrol.

Kesulitan para pemakai dalam

menyatakan kebutuhan dan

kesukaran pengembangan

memahami mereka dan

seringkah hal ini membuat para

pengembangan merasa puas.

4 Dapat dijadikan sebagai

keunggulan kompetitif.

Page 28: pembuatan program rawat inap rumah sakit

23

hal itu, yakni sekaligus juga menyerahkan segala kegiatan yang berhubungan

dengan pemprosesan informasi kepada pihak luar. Jadi, pihak luar tidak

sekedar membuatkan sistem, tetapi juga sekaligus menangani operasi sistem

dan bahkan terlibat dalam penyediaan perangkat keras. Cara seperti ini kurang

lazim di Indonesia, tetapi cukup populer di Amerika. Kelebihan dan

kelemahan penggunaan outsourcing. (Kadir, 2002).

No. Kelebihan outsourcing Kelemahan outsourcing

1. Perusahaan dapat mengosentrasikan diri pada bisnis yang ditangani.

Kehilangan kendali terhadap sistem dan data karena bisa saja, pihak luar menjual data ke pesaing.

2.

Dapat digunakan untuk meningkatakan kas dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk teknologi informasi.

Mengurangai keunggulan kompetitif karena pihak luar tidak dapat diharapkan untuk menyediakannya karena juga harus memikirkan klien lain.

3. Mendapatkan kepakaran yang lebih baik dan teknologi yang lebih maju.

Menjadi saat bergantung pada pihak luar sehingga saat sulit bagi perusahaan untuk mngembil alih kembali sistem yang sedang berjalan.

4. Lebih menghemat biaya.

5. Menyingkat waktu pengembangan.

6.

Menghilangkan penyediaan sarana saat beban puncak terjadi (yakni ketika terjadi masa-masa pembeli membanjir) dan cukup melakukan pengeluaran biaya sesuai dengan tambahan layanan yang diberikan oleh pihak luar.

2.4 Flowchart

Algoritma adalah langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu masalah

atau merupakan urutan suatu pekerjaan dari setiap program yang merupakan

jalan pikiran dari program itu sendiri.

Flowchart atau diagram alir adalah sekumpulan simbol-simbol atau

skema yang menunjukkan atau menggambarkan rangkaian kegiatan-kegiatan

program dari mulai hingga akhir. Inti pembuatan flowchart atau diagram alir

ini menggambarkan urutan langkah-langkah dari suatu algoritma.

Page 29: pembuatan program rawat inap rumah sakit

24

No. Simbol Fungsi

1. Terminal, untuk memulai dan mengakhiri

suatu program.

2. Proses, suatu simbol yang menunujukkan

setiap pengolahan yang dilakukan oleh komputer

3. Input-output, untuk memasukkan data

ataupun menunujukkan hasil dari suatu proses.

4. Decision, suatu kondisi yang akan menghasilkan

beberapa kemungkinan jawaban atau pilihan.

5.

Predefined proses, suatu simbol untuk

meyediakan tempat-tempat pengolahan dalam

storage.

6. Connector, suatu prosedur akan masuk atau

keluar melalui simbol ini dalam lembar yang sama.

7. Off-line Connector, merupakan simbol masuk atau

keluarnya suatu prosedur pada lembar kertas

lainnya.

8.

Arus/Flow, prosedur yang dapat dilakukan dari

atas ke bawah, dari bawah ke atas, dari kiri ke

kanan dan dari kanan ke kiri.

9.

Document, merupakan simbol untuk data

yang

berbentuk kertas maupun untuk informasi

10.

Untuk menyatakan sekumpulan langkah proses

yang

ditulis sebagai prosedur.

11.

Simbol untuk output, yang ditunjukkan ke

suatu device, seperti printer, plotters dan

lain-lain sebagainya.

12. Untuk menyimpan data atau sering disebut dengan

database.

Page 30: pembuatan program rawat inap rumah sakit

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertempat di Rumah Sakit Grestelina yang

berlangsung selama kurang lebih 3 minggu pada bulan Desember 2011

sampai dengan Januari 2012.

3.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

3.2.1 Teknik Pengumpulan data

Untuk mendukung penelitian yang dilakukan penulis telah

mengumpulkan data-data dari berbagai sumber. Adapun teknik

pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

1. Field Research yaitu melakukan penelitian Lapangan dengan cara

observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung di Rumah Sakit

Grestelina. Teknik wawancara yaitu dengan melakukan

wawancara langsung dengan pihak Rumah Sakit Grestelina dan

pada khususnya petugas rekam medis.

2. Library Research yaitu penelitian kepustakaan dengan

menggumpulkan bahan pustaka yang menyangkut landasan teori

dan hal-hal yang menyangkut penelitian ini.

3.2.2 Analisis Data

Untuk menganalisis data maka metode yang digunakan adalah

metode kualitatif. Pada metode ini data yang berupa fakta dianalisis

lalu diuraikan secara terperinci kemudian hasilnya yang akan

dibandingkan untuk menentukan yang tepat.

Page 31: pembuatan program rawat inap rumah sakit

26

DAFTAR PUSTAKA

Sudarmawan, ST., MT. dan Dony Ariyus, 2007. Interaksi Manusia dan

Komputer

Referensi Web yang diakses dari bulan November-Desember 2010

Developer Virtual Keyboard, http:/www.vkb.co.il

Kitty, http:/www.kittytech.com

Wikipedia, http:/www.wikipedia.com