pembuatan membran komposit

Upload: shelfi-alif-n

Post on 03-Jun-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 PEMBUATAN MEMBRAN KOMPOSIT

    1/6

    12

    PEMBUATAN MEMBRAN KOMPOSIT

    DARI KITIN SEKAM PADI UNTUK

    PROSES PERVAPORASI

    Iwan Ridwan, Rispiandi

    Teknik Kimia Politeknik Negeri BandungJl. Gegerkalong Hilir Ds Ciwaruga, Bandung 40012

    Telp/fax : (022) 2016 403

    E-mail:[email protected]

    [email protected]

    AbstrakPervaporasi merupakan proses pemisahan yang menggunakan membran rapat. Membran ini

    dapat memisahkan campuran bahan organik azeotrop yang mempunyai titik didih hampir samapada tekanan atmosfir. Pemisahan pada proses ini didasarkan pada kelarutan umpan terhadapmembran bukan berdasarkan ukuran molekul umpan. Pada proses pervaporasi untuk dehidrasiisopropanol-air, membran yang digunakan adalah membran komposit kitosan-silika yangmemiliki sifat hidrofilik, tidak larut oleh isopropanol, memiliki fluks yang baik namunselektivitas yang rendah, serta tahan pada operasi bertekanan. Kitosan sebagai bahan bakuutama membran merupakan turunan kitin melalui proses deasetilasi. Derajat deasetilasi kitinsebesar 56% diperoleh berdasarkan perhitungan melalui analisis FTIR. Penambahan silikadilakukan untuk meningkatkan kinerja membran sehingga memiliki nilai fluks dan selektivitas

    yang baik. Dari hasil analisis DoS terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi isopropanol makaDoS membran akan semakin kecil. Namun, penambahan silika pada membran kompositkitosan-silika tidak mampu menurunkan DoS membran. Dengan menggunakan analisis SEM

    terlihat bahwa membran memiliki kerapatan yang baik (dense) walaupun memiliki rekahanyang disebabkan adanya agregat silika atau kitosan yang tidak larut.

    Kata kunci: membran, komposit, kitosan-silika

    PENDAHULUANPemisahan alkohol dengan distilasi

    konvensional tidak dapat menghasilkan

    alkohol dengan kemurnian yang tinggi

    karena memiliki keterbatasan terutama

    pada kondisi azeotrop. Sedangkanpemisahan dengan menggunakan

    pelarut yang selektif terhadap salah satu

    komponen pada proses distilasi

    membutuhkan biaya besar. Untuk

    mengantisipasi permasalahan tersebut

    maka perlu dilakukan suatu cara

    alternatif untuk mendapatkan alkohol

    murni dengan biaya seminimal

    mungkin. Dengan berkembangnya

    teknologi membran, pemisahan larutan

    yang memiliki kondisi azeotrop dapat

    dilakukan dengan teknik pervaporasi

    karena lebih efektif, lebih hemat energi

    dan ramah lingkungan dibandingkan

    dengan cara konvensional.

    Isopropanol yang biasanya dihasilkan

    adalah isopropanol dengan kandungan

    95%-v dalam larutan. Sebagai aditif

    bahan bakar, kemurniannya harus

    mencapai minimal 99,85%-v. Salah satucara untuk mendehidrasi isopropanol

    95%-v menjadi 99,85%-v adalahdengan cara pervaporasi menggunakan

    membran komposit kitosan-silika. Padapenelitian ini, diharapkan dapat

    meningkatkan penggunaan silika dari

    sekam padi yang digunakan sebagai

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/12/2019 PEMBUATAN MEMBRAN KOMPOSIT

    2/6

    Iwan Ridwan, RispiandiPembuatan Membran Komposit

    Jurnal Sains dan Teknologi 13

    bahan komposit membran untuk

    meningkatkan kemampuan membrandalam memisahkan campuran rantai

    alkohol dengan air sehingga di dapatkanalkohol yang murni. Penambahan zeolit

    sebagai komposit pada membrandiharapkan mampu meningkatkan

    kinerja membran antara lainmenurunkan derajat pengembangan

    (DoS), meningkatkan nilai selektivitasmembran tanpa menurunkan fluks total,

    serta menurunkan energi aktivasi.

    METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini dilakukan di

    Laboratorium Jurusan Teknik Kimia

    Politeknik Negeri Bandung. Peralatan

    yang digunakan pada proses pembuatan

    membran komposit antara lain reaktor

    leher tiga, plat kaca, motor pengaduk,

    batang pengaduk, penangas white oil,

    sel membran, refraktometer, pompa

    peristaltik, dan pompa vakum. Bahan

    yang digunakan dalam pembuatanmembran komposit kitosan-silika

    adalah kitin, NaOH, asam asetat, sekam

    padi, air aquadest, isopropanol dan

    asam sulfat.

    Secara garis besar pembuatan membran

    komposit kitosan-silika dapat dilihat diGambar 1.

    Kitin yang telah dipotong dicampurkan

    dengan NaOH 60% di dalam reaktor

    dengan perbandingan 1 : 20 b/v.Kondisi proses deasetilasi dijaga pada

    temperatur 124C selama 90 menit

    dengan pengadukan.

    Silika diperoleh dari sekam padi yangtelah kering kemudian dipanaskan

    hingga menjadi arang (berwarna abu-

    abu) pada tungku terbuka. Arang sekam

    padi diabukan di dalam furnace. Abu

    sekam padi kemudian diayak

    menggunakan alat pengayak sehingga

    diperoleh silika. Silika yang diperoleh

    dari sekam padi kemudian digunakan

    pada pembuatan membran kompositkitosan-silika.

    Gambar 1 Proses Pembuatan Membran

    Komposit

    Pada pembuatan membran, kitosan yangdiperoleh dari transformasi kitin

    dilarutkan di dalam larutan asam asetat6% dengan perbandingan 3,5 : 100 b/v.

    Larutan tersebut kemudian diadukhingga homogen. Selanjutnya

    ditambahkan silika dengan variasi

    konsentrasi 0,25% dan 0,5% b/v

    kemudian diaduk hingga homogen.

    Larutan tersebut dibuat menjadi

    membran dengan metoda casting, yaitudengan menuangkan larutan di atas plat

    kaca kemudian diratakan dengan

    ketebalan membran sesuai dengan yang

    diinginkan. Hasil casting kemudian

    dikeringkan di dalam tempat tertutup

    agar terhindar dari debu selama tiga hari

    pada temperatur ruang. Setelah kering

    maka terbentuk membran pada plat kaca

    tersebut. Membran yang dihasilkan

    direndam di dalam larutan yang terdiri

    dari 3% NaOH, 47% etanol, dan 50%air aquadest untuk menetralkan

    membran dan memudahkan pada saat

    melepaskan membran dari plat kaca.

    Selanjutnya membran direndam di

    dalam larutan H2SO41 M untuk proses

    crosslinking selama lima menit.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kitin Kitosan LarutanMembran

    Membran

    Komposit

    NaOH

    Asam

    AsetatSilika

    (SiO2)

  • 8/12/2019 PEMBUATAN MEMBRAN KOMPOSIT

    3/6

    Vol. VII, No. 1, Mei 2011

    Jurnal Sains dan Teknologi 14

    Mekanisme proses deasetilasi dilakukan

    dengan penambahan NaOH pada

    temperatur 124oC selama 90 menit

    disertai pengadukan. Dengan kondisi

    operasi tersebut diperoleh kitin yangterkonversi menjadi kitosan sebesar

    56%. Sebelumnya telah dilakukan

    proses deasetilasi dengan penambahan

    NaOH 50% pada suhu 93oC selama 8

    jam. Namun proses deasetilasi pada

    kondisi tersebut menghasilkan kitosan

    yang sangat rendah. Hal ini dibuktikan

    dengan pengujian pelarutan dalam

    larutan asam asetat dimana pada

    konsentrasi asam asetat 2%, 4%, 6%,

    dan 8% hasil dari produk prosesdeasetilasi tersebut tidak dapat larut.

    Silika dan kitosan dilarutkan dalam

    larutan asam asetat 6% karena dari hasil

    pengujian, kitosan tidak dapat larut

    dengan baik pada konsentrasi larutan

    asam asetat 2% dan 4%. Hal ini

    disebabkan karena asam asetat pada

    konsentrasi tersebut tidak dapat

    melarutkan kitosan dengan baik pada

    derajat deasetilasi sebesar 56%. Selainitu juga disebabkan karena masih

    terdapat kitin yang tidak terkonversi

    menjadi kitosan dan tidak dapat larut

    dengan asam asetat. Peningkatan

    kelarutan kitosan berbanding lurus

    dengan peningkatan derajat deasetilasi.

    Di Gambar 2 dapat dilihat bahwa

    penambahan silika secara keseluruhantidak mengurangi nilai DoS kitosan.

    Kondisi tersebut tidak sesuai denganyang diharapkan dimana penambahan

    silika seharusnya dapat mengurangi

    derajat pengembangan pada membran.

    Hal ini disebabkan karena membran

    kitosan yang ada memiliki sifat

    hidrofilik yang rendah sehingga akan

    lebih banyak menyerap air dan

    meningkatkan nilai DoS. Membran

    kitosan-silika 0,5% secara keseluruhan

    memiliki nilai DoS yang lebih rendah

    dibandingkan dengan membran kitosan-

    silika 0,25% sehingga pada proses

    pervaporasi diharapkan membran

    memiliki fluks dan selektivitas yang

    lebih tinggi.

    Gambar 2 Kurva Pengaruh Konsentrasi

    Isopropanol Terhadap DoS Membran

    Karakterisasi menggunakan spektrum

    infra merah ditujukan untuk mengetahui

    gugus fungsi dari bahan baku kitosanyang akan dijadikan membran. Gugus

    fungsi dalam kitosan dapat diketahui

    melalui pengukuran FTIR (Fourier

    Transform Infra Red) pada nilai

    bilangan gelombang kisaran 400 4000

    cm-1. Analisis ini dilakukan untuk

    mengetahui nilai derajat deasetilasi atau

    seberapa besar transformasi yang terjadi

    dari gugus fungsi asetil pada kitinmenjadi gugus amina (kitosan).

    Mekanisme analisis gugus fungsidengan FTIR ini dilakukan dengan cara

    membandingkan antara serapan padapanjang gelombang 3423,4 cm-1 dan

    1627,8 cm-1

    . Serapan 3423,4 cm-1

    menunjukkan gugus amina yang

    merupakan gugus penyusun padakitosan sedangkan serapan 1627,8 cm-1

    menunjukkan gugus karbonil (C=O)yang merupakan gugus penyusun pada

  • 8/12/2019 PEMBUATAN MEMBRAN KOMPOSIT

    4/6

    Iwan Ridwan, RispiandiPembuatan Membran Komposit

    Jurnal Sains dan Teknologi 15

    kitin. Gambar 3 adalah grafik hasil

    analisis FTIR terhadap kitosan.

    Gambar 3 Analisis FTIR Kitosan

    Proses deasetilasi menyebabkan gugusasetil berkurang dan digantikan oleh

    gugus amina yang memiliki sifathidrofilik atau dapat menyerap air.

    Melalui perhitungan dengan metoda

    Baseline didapatkan jumlah persentase

    transformasi gugus asetil menjadi gugusamina atau derajat deasetilasi sebesar

    56%. Nilai tersebut menunjukkan

    persentase jumlah kitin yang terkonversimenjadi kitosan, sementara sisanyamasih dalam bentuk kitin. Nilai derajat

    deasetilasi ini masih rendah dan itumenunjukkan bahwa kurang lebih 50%

    membran kitosan memiliki sifat yang

    hidrofilik dan selektif terhadap air,

    sementara sisanya masih memiliki sifat

    yang hidrofobik atau tidak dapat

    berinteraksi dengan air karena masih

    terdapat gugus asetil yang tersisa dan

    tidak dapat terkonversi menjadi gugusamina. Besar nilai derajat deasetilasi ini

    mempengaruhi proses pelarutan kitosan

    dalam asam asetat dan mempengaruhi

    nilai selektivitas membran.

    Analisis SEM dilakukan untuk

    mengetahui karakteristik morfologi atausifat fisik permukaan maupun

    penampang membran pada ukuranmikroskopik. Sampel yang digunakan

    adalah membran kitosan, membran

    kitosan-silika 0,25%, dan membran

    kitosan-silika 0,5%. Gambar 4 adalahgambar hasil analisis SEM pada

    membran.

    (a) (b)

    (c)

    Gambar 4 Penampang Melintang Membran (a)kitosan; (b) kitosan-silika 0,25%;(c) kitosan-

    silika 0,5%

    Berdasarkan analisis SEM dapat

    diketahui bahwa membran kitosan

    memiliki permukaan yang tidak rata

    karena masih adanya padatan kitosan

    yang tidak larut dan tidak tersaring pada

    proses penyaringan. Namun,

    berdasarkan pengamatan pada

    penampang melintang membran kitosanmemiliki sifat fisik paling rata

    dibandingkan membran kitosan-silika.

    Membran kitosan melalui analisis SEM

    memiliki ketebalan kurang lebih 0,033

    mm.

    Membran kitosan-silika 0,25% memilikipermukaan paling rata dibandingkan

    membran lainnya. Namun, padapermukaan membran tersebut masih

    terlihat adanya padatan kitosan yang

  • 8/12/2019 PEMBUATAN MEMBRAN KOMPOSIT

    5/6

    Vol. VII, No. 1, Mei 2011

    Jurnal Sains dan Teknologi 16

    tidak larut karena penyaringan yang

    tidak sempurna. Selain itu, berdasarkan

    pengamatan pada penampang samping

    membran ini memiliki rekahan.

    Rekahan tersebut disebabkan karenaadanya agregat silika pada membran

    yang tidak terdispersi dengan baik.

    Ketebalan yang diperoleh berdasarkan

    analisis SEM adalah 0,023 mm.

    Membran kitosan-silika 0,5% memilikipermukaan yang t idak rata dan terdapat

    lebih banyak rekahan dibandingkanmembran kitosan-silika 0,25%. Hal ini

    disebabkan karena penambahan silika

    yang lebih banyak pada membrankitosan-silika 0,5% sehingga

    menyebabkan agregat silika yang

    terdapat pada membran tersebut

    menjadi lebih banyak pula. Membran

    kitosan-silika 0,5% memiliki ketebalan

    berdasarkan analisis SEM sebesar 0,036

    mm.

    Berdasarkan pengamatan pada

    penampang melintang membran, ketigamembran bersifat rapat (dense) dan

    tidak berpori. Oleh karena itu, ketigamembran tersebut dapat diaplikasikan

    pada proses pervaporasi. Hal ini sesuaidengan karakteristik membran pada

    proses pervaporasi dimana membranyang digunakan merupakan membran

    yang tidak berpori. Jika membran yangdigunakan memiliki pori, hal ini akan

    menyebabkan selektivitas membranterhadap air akan sangat rendah

    sehingga isopropanol akan lolosmelewati membran dan tidak akan

    terjadi pemisahan antara isopropanol

    dan air.

    KESIMPULAN

    Proses transformasi kitin menjadi

    kitosan dilakukan pada temperatur

    124C dengan waktu proses 90 menit

    dan menghasilkan derajat deasetilasi

    sebesar 56%. Nilai derajat deasetilasi ini

    relatif rendah dan mempengaruhi

    kinerja membran dalam proses

    pervaporasi.

    Membran kitosan memiliki karakteristik

    antara lain permukaan yang rapat

    (dense), memiliki sifat hidrofilik yangrendah karena derajat deasetilasinya

    yang relatif rendah, dan memiliki DoSyang lebih kecil dibandingkan membran

    kitosan-silika.

    Membran kitosan-silika 0,25% dan

    0,5% memiliki karakteristik diantaranya

    memiliki struktur membran yang rapat

    (dense) namun terdapat rekahan,

    memiliki sifat hidrofilik yang rendah,dan DoS yang lebih tinggi dibandingkan

    membran kitosan. Pada analisis DoS,

    membran kitosan-silika 0,5% memiliki

    nilai DoS yang lebih rendah

    dibandingkan membran kitosan-silika

    0,25%.

    Penambahan silika pada membran dapat

    meningkatkan sifat hidrofilik membran,

    namun tidak dapat meningkatkan

    selektivitas membran.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Terima kasih kepada BapakHaryadi,Ph.D, Dodi Rosyadi dan Fajar

    Ismail yang sudah membantupenyelesaian penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKAAmalia, Bunga dan Pipih Siti Hanipah.

    2007. Pengaruh Suhu dan WaktuDeasetilasi dalam Pembuatan

    Khitosan sebagai Pengawet, TugasAkhir. Politeknik Negeri Bandung

    Huang, R. Y. M. & Feng, X. 1997.

    Liquid Separation by Membrane

    Pervaporation: a Review.

    American Chemical Society.

    36:1048-1066.

  • 8/12/2019 PEMBUATAN MEMBRAN KOMPOSIT

    6/6

    Iwan Ridwan, RispiandiPembuatan Membran Komposit

    Jurnal Sains dan Teknologi 17

    Huang, Z, dkk. 2006. Multilayer

    poly(vinyl alcohol)-zeolite 4A

    composite membranes for ethanol

    dehydration by means of

    pervaporation. J. Separation and

    Purification, 85 (11), 1-11.

    Mulder, Marcel. 1996. Basic Principles

    of Membrane Technology.

    Netherland: Kluwer Academic

    Publishers

    Praptowidodo, Veronica S. Susilowati.

    1999. Dasar-Dasar TeknologiMembran. Bandung : Jurusan

    Teknik Kimia Institut TeknologiBandung

    Saim, Nursharina dan Hashim Hassan.

    2008. Preparation of

    Pervaporation Membrane Using A-

    Type Zeolite Filled Chitosan

    Membrane for The Separation of

    Isopropanol /Water Mixtures. Johor

    : Universiti Teknologi Malaysia