pembos kepekaan saraf perifer

8
KEPEKAAN SARAF PERIFER Besarnya rangsangan yang diberikan pada saraf ischiadicus mempengaruhi kontraksi pada otot gastrocnemius. Otot memiliki stimulus ambang yaitu voltase listrik minimum yang menyebabkan otot berkontraksi. Jika stimulus tidak mencapai ambang batasnya maka otot tidak akan memberikan respon. Pada praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan bahwa : a) Rangsangan subliminal adalah rangsangan yang diberikan tetapi belum ada satu motor unit yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk potensial aksi. b) Rangsangan liminal adalah rangsangan yang diberikan dan mulai terjadi reaksi dari satu motor unit yang paling peka atau dalam kata lain terjadi kontraksi pertama kali. Dalam praktikum kami besar rangsangan liminalnya adalah 0,1 volt dengan besar kontraksi 0,5cm. Ini adalah saat pertama kali katak memberikan respon kepada rangsangan yang kami berikan, yang menandakan bahwa satu saraf motorik unit pada katak itu telah berkontraksi. c) Rangsangan supraliminal adalah rangsangan yang menyebabkan terjadinya kontraksi yang lebih besar daripada liminal. Dalam praktikum kami besar rangsangan supraliminalnya adalah 0,4 volt dengan kontraksi 0,7 cm. pada katak yang kami uji cobakan, setelah satu unit saraf motorik katak

Upload: shafira-wilda-k

Post on 23-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

faal

TRANSCRIPT

Page 1: Pembos Kepekaan Saraf Perifer

KEPEKAAN SARAF PERIFER

Besarnya rangsangan yang diberikan pada saraf ischiadicus mempengaruhi

kontraksi pada otot gastrocnemius. Otot memiliki stimulus ambang yaitu voltase

listrik minimum yang menyebabkan otot berkontraksi. Jika stimulus tidak

mencapai ambang batasnya maka otot tidak akan memberikan respon. Pada

praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan bahwa :

a)      Rangsangan subliminal adalah rangsangan yang diberikan tetapi belum

ada satu motor unit yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut dalam

bentuk potensial aksi.

b)      Rangsangan liminal adalah rangsangan yang diberikan dan mulai terjadi

reaksi dari satu motor unit yang paling peka atau dalam kata lain terjadi

kontraksi pertama kali. Dalam praktikum kami besar rangsangan

liminalnya adalah 0,1 volt dengan besar kontraksi 0,5cm. Ini adalah saat

pertama kali katak memberikan respon kepada rangsangan yang kami

berikan, yang menandakan bahwa satu saraf motorik unit pada katak itu

telah berkontraksi.

c)       Rangsangan supraliminal adalah rangsangan yang menyebabkan

terjadinya kontraksi yang lebih besar daripada liminal. Dalam praktikum

kami besar rangsangan supraliminalnya adalah 0,4 volt dengan

kontraksi 0,7 cm. pada katak yang kami uji cobakan, setelah satu unit saraf

motorik katak tersebut berkontraksi, kemudian kami memberikan

rangsangan berikutnya saraf-saraf motorik yang lain juga berkontraksi.

d)      Rangsangan submaksimal adalah rangsangan yang diberikan sehingga

terjadi kontraksi yang besarnya mendekati nilai maksimalnya. Dari hasil

pratikum kami, didapatkan rangsangan sebesar  5 volt dengan

kontraksi 0,8 cm.

e)       Rangsangan maksimal adalah rangsangan yang mengakibatkan semua

motor unit memberikan reaksi dan menghasilkan kontraksi paling tinggi.

Dari hasil pratikum kami besar rangsangannya adalah 0,7 volt dengan

kontraksi 1 cm.

f)       Rangsangan supramaksimal adalah rangsangan yang lebih besar dari

rangsangan maksimal tetapi kontraksinya sama dengan atau kurang dari

Page 2: Pembos Kepekaan Saraf Perifer

rangsangan maksimal. Dalam praktikum kami rangsangan supramaksimal

besar rangsangan nya pada 12 volt (lebih besar dari rangsangan maksimal)

dengan kontraksi 0,8 cm (kurang dari rangsangan maksimal).

 Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila ia berkontraksi tanpa

melawan beban. Tetapi bila diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun

secara progresif seiring dengan penambahan beban. Bila beban meningkat sampai

sama dengan kekuatan maksimum yang dapat dilakukan otot tersebut, maka

kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali walaupun

terjadi aktivasi serat otot. Penurunan kecepatan dengan beban ini disebabkan oleh

kenyataan bahwa beban pada otot yang berkontraksi adalah kekuatan berlawanan

arah yang melawan kekuatan kontraksi akibat kontraksi otot.

JAWABAN PERTANYAAN KEPEKAAN SARAF PERIFER

a. Apakah perbedaan antara rangsangan liminal dan nilai ambang ?

Rangsangan luminal adalah rangsangan terkecil yang dapat menimbulkan

pontensial aksi pada kontraksi otot, sedangkan nilai ambang adalah nilai terkecil

yang memungkinkan dapat menimbulkan potensial aksi.

b. Apakah perbedaan antara rangsangan maksimal dan supramaksimal,

kontraksi maksimal dan supramaksimal ?

Rangsangan maksimal adalah rangsangan yang besar, sehingga dapat

mengaktifkan semua serabut saraf sehingga kontraksi yang terjadi sudah

maksimal.

Rangsangan supramakasimal adalah rangsangan yang lebih besar dari rangsangan

maksimal, tetapi kontraksi yang terjadi tidak dapat lebih besar lagi karena

kontraksi pada rangasanan maksimal sudah mengaktifkan semua serabut saraf

yang ada.

Kontraksi maksimal adalah kontraksi otot yang paling besar atau paling tinggi

nilainya.

Kontraksi supramaksimal adalah kontraksi yang memiliki besar yang sama

dengan kontraksi yang maksimal. Hal ini disebabkan karena semua saraf telah

diaktifkan, sehingga tidak dapat memiliki besaran yang lebih lagi

Page 3: Pembos Kepekaan Saraf Perifer

c. Bagaimana menerangkan hubungan antara hukum “all or none” dengan

peristiwa pada percobaan ini?

Hukum “all or none” adalah dimana ketika otot dirangsang maksimal maka

keseluruhan saraf akan langsung aktif sehingga akan berkontraksi langsung

seluruhnya. Pada otot rangka tidak terjadi hukum ini, hal ini dibuktikan dengan

rangsangan liminal sehingga rangsangan maksimal yang menunjukkan angka

berbeda-beda. Hukum ini hanya dapat bekerja pada otot polos dan otot jantung

saja.

KONTRAKSI ‘AFTER LOADED’ OTOT KATAK

Dalam percobaan ini, digunakan tumpuan pada sekrup yang bertujuan agar

penambahan beban tidak menyebabkan pertambahan panjang otot sebelum kerja

dilakukan.

            Setelah katak diberi rangsangan (maksimal) dan diberi beban sebesar 15

gram otot mampu menahan beban dengan panjang kontraksi (?)cm (ndak tau

panjangnya berapa, maaf). Ketika diberi beban 25 gram otot tidak mampu lagi

menghasilkan kontraksi.

            Ketika beban diberikan, kontraksi akan menurun secara progresif seiring

penambahan beban. Ketika beban 25 gram diberikan otot tidak mampu

menimbulkan kontraksi karena telah mencapai kekuatan maksimum yang dapat

dilakukan oleh otot, walaupun terjadi aktivasi serabut otot. Beban pada otot yang

berkontraksi adalah kekuatan berlawanan arah yang melawan kekuatan kontraksi

akibat kontraksi otot.

KONTRAKSI ‘PRE LOADED’ OTOT KATAK

Dalam percobaan ini, tumpuan pada sekrup dilonggarkan, sehingga tiap

pembebanan menyebabkan panjang otot bertambah sebelum kerja dilakukan.

Kontraksi  Preload merupakan kontraksi yang terjadi dengan

menggunakan beban sebelum otot kontraksi atau setelah otot berelaksasi. Hal ini

dilakukan dengan cara melonggarkan sekrup penyangga sehingga musculus

gastroenemius secara langsung menahan beban.

Otot yang diberi beban lebih dulu sebelum menerima rangsangan ternyata

lebih kuat dibandingkan dengan otot yang diberi rangsangan dulu dan setelah itu

Page 4: Pembos Kepekaan Saraf Perifer

baru diberikan beban. Hal ini terlihat pada hasil percobaan yang menunjukkan

bahwa otot mampu menahan beban 15 sampai 25 gram. Ketika otot diberi beban

sebesar 35 gram otot sudah tidak mampu menimbulkan kontraksi.

 Masa laten kontraksi pre loaded relatif lebih cepat sehingga kecepatan

pemendekan otot juga menjadi lebih cepat. Pada keadaan pre loaded otot mampu

menahan beban yang lebih besar karena sebelumnya otot sudah di beri beban

terlebih dahulu, sehingga otot dapat menyesuaikan dengan beban yang telah

diberikan. Dengan demikian ketika otot di beri rangsangan otot, maka otot dapat

berkontraksi lebih besar. Sedangkan pada after loaded otot terlebih dahulu

berkontraksi sebelum diberi beban, sehingga otot tidak dapat menyesuaikan

dengan berat beban yang diberikan. Dan hal tersebut berpengaruh pada kekuatan

kontraksi otot.

KONTRAKSI TETANI

Kontraksi tetani adalah kontraksi yang timbul dari penjumlahan kontraksi

yang berulang-ulang sehingga otot tidak sempat relaksasi dan bila dirangsang

pada frekuensi besar secara progresif, maka setiap serabut mempunyai resistensi

yang berbeda-beda dan menyebabkan bersatunya kontraksi.

Pada saat reaksi rangsangan mencapai 10x/detik, otot katak mengalami

tetani bergerigi. Hal ini karena awal relaksasi otot katak berkontraksi akibat diberi

rangsangan multipel. Yang menyebabkan relaksasi tidak berlangsung sempurna.

 Saat frekuensi rangsangan mencapai 25x/detik dan seterusnya otot katak

mengalami tetani lurus. Dimana, pada frekuensi yang sedikit lebih tinggi,

kekuatan kontraksi akan mencapai tingkat maksimumnya sehingga tambahan

peningkatan apapun pada frekuensi diatas titik ini tidak akan memberi efek

peningkatan daya kontraksi lebih lanjut. Hal ini dikarenakan terdapat cukup ion

kalsium yang dipertahankan dalam sarkoplasma otot, bahkan diantara potensial

aksi, sehingga terjadi keadaan kontraksi penuh yang berlangsung terus menerus

tanpa memungkinkan adanya relaksasi apapun diantara potensial aksi.

JAWABAN PERTANYAAN KONTRAKSI TETANI

a. Apakah perbedaan antara Tetani dan Sumasi?

Page 5: Pembos Kepekaan Saraf Perifer

Tetani adalah suatu kontraksi otot yang timbul akibat rangsangan yang berulang

ulang, dimana rangsangan  berikutnya terjadi sebelum fase relaksasi selesai .

Sumasi merupakan penjumlahan kontraksi kedutan untuk dapat meningkatkan

intensitas seluruh kontraksi otot. (Guyton & Hall 9:102)

b.  Kapan didapatkan kontraksi tetani bergerigi dan tetani lurus?

Tetani bergerigi terjadi dengan cara mengubah interval rangsangan (waktu

istirahat antara rangsangan 1 dan 2 diperpendek sehingga rangsangan ke -2 tepat

saat kontraksi 1 akan relaksasi) akibatnya kontraksi 1 dan 2 bersatu menjadi satu

kontraksi yang lebih besar. Sedangkan tetani lurus terjadi karena kontraksi ke-2

dan seterusnya terjadi saat kontraksi sebelumnya belum mengalami fase relaksasi.

   c. Apakah yang terjadi bila rangsangan multiple diberikan terus dalam

waktu yang  lama?

Keadaan tersebut menyebabkan fatigue atau kelelahan mungkin akibat dari

ketidak mampuan proses kontraksi dan metabolis serat-serat otot untuk terus

memberi hasil kerja yang sama. Hal ini akan menyebabkan otot katak mengalami

kontraksi secara beruntun.

DAPUS

Ganong, W. F., 2000. Fisiologi Kedokteran, terjemahan Adrianto, P., Buku

Kedokteran EGC, Jakarta

Guyton & Hall. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Elsevier, Philadelpia.

2006