pembinaan pembangunan bangunan gedung negara

59
PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i MODUL 6 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 2016 DIKLAT PENGELOLAAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA TINGKAT DASAR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH Jl. Abdul Hamid Cicaheum Bandung, Tlp/Fax. 022-720 8024, Email: [email protected]

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i

MODUL 6

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 2016

DIKLAT PENGELOLAAN TEKNIS

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG

NEGARA TINGKAT DASAR

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PU SD IK LAT JALAN , PERU MA HA N, PER MU KIMA N D AN PENG EMB AN GA N IN FR ASTR UK TU R WILA YAH

J l . A b d u l H a m i d C i c a h e u m B a n d u n g , T l p / F a x . 0 2 2 - 7 2 0 8 0 2 4 ,

E m a i l : p u s a t 3 b p s d m @ y a h h o o . c o . i d

Page 2: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Page 3: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara i

KATA PENGANTAR

Modul Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara memberikan

pemahaman tentang pembinaan pembangunan bangunan gedung negara yang

meliputi pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan pembangunan bangunan

gedung negara.

Buku ini terdiri atas 5 (lima) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Pengaturan

pembangunan bangunan gedung Negara, Pemberdayaan pembangunan bangunan

gedung Negara, Pengawasan pembangunan bangunan gedung Negara, dan

Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat

mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada

peran aktif peserta diklat.

Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas

tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.

Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa

terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan

peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan

bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam

bidang penataan bangunan.

Bandung, Desember 2016

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Jalan, Perumahan, Permukiman dan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Page 4: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

ii Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................ I

DAFTAR ISI ........................................................................................................... II

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... IV

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... V

Deskripsi .................................................................................................. v

Persyaratan ............................................................................................. v

Metode ................................................................................................... v

Alat Bantu/Media .................................................................................... v

Indikator Keberhasilan ............................................................................ v

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 7

Latar Belakang ......................................................................................... 8

Deskripsi Singkat ................................................................................... 13

Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 13

Materi dan Submateri Pokok ................................................................ 13

Estimasi Waktu ...................................................................................... 14

BAB 2 PEMBINAAN MELALUI PENGATURAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG

NEGARA ............................................................................................................. 15

Indikator Keberhasilan .......................................................................... 16

Umum ................................................................................................... 16

Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) ................ 17

Penyebarluasan Peraturan Pedoman, Petunjuk dan Standar Teknis (NSPK)

............................................................................................................ 18

Pendampingan Penyusunan Peraturan dan NSPK di Daerah ................ 19

Latihan .................................................................................................. 20

Rangkuman ........................................................................................... 20

BAB 3 PEMBINAAN MELALUI PEMBERDAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN

GEDUNG NEGARA .............................................................................................. 23

Indikator Keberhasilan .......................................................................... 24

Umum ................................................................................................... 24

Kegiatan Sosialisasi................................................................................ 25

Kegiatan Diseminasi .............................................................................. 27

Kegiatan Pelatihan ................................................................................ 27

Latihan .................................................................................................. 30

Rangkuman ........................................................................................... 30

BAB 4 PEMBINAAN MELALUI PENGAWASAN PEMBANGUNAN BANGUNAN

GEDUNG NEGARA .............................................................................................. 31

Page 5: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara iii

Indikator Keberhasilan .......................................................................... 32

Umum ................................................................................................... 32

Pemantauan Terhadap Penerapan NSPK .............................................. 32

Latihan .................................................................................................. 46

Rangkuman ........................................................................................... 46

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 51

GLOSARIUM ....................................................................................................... 52

Page 6: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

iv Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Pembinaan Pembangunan BGN ..................................................... 9

Gambar 2 Bagan Stakeholder Pembinaan Pembangunan BGN .............................. 10

Page 7: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Deskripsi

Modul Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara terdiri dari tiga

kegiatan belajar mengajar, yaitu: Pengaturan pembangunan bangunan gedung

Negara, Pemberdayaan pembangunan bangunan gedung Negara, Pengawasan

pembangunan bangunan gedung negara .

Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan skema, gambar dan

tabel yang difungsikan untuk memudahkan peserta latih agar lebih memahami

materi modul.

Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan

kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya

kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.

Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:

1. LCD/projector

2. Laptop

3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya

4. Flip chart

5. Bahan tayang

6. Modul dan /atau bahan ajar

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan dan

melaksanaan:

a. Pengaturan pembangunan bangunan gedung negara

b. Pemberdayaan pembangunan bangunan gedung negara

c. Pengawasan pembangunan bangunan gedung negara

Page 8: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

vi Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Page 9: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 7

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 10: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

8 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ketentuan tentang pembangunan Bangunan Gedung Negara (BGN) selama ini

telah dilaksanakan melalui pemberian bantuan teknis kepada instansi Pemegang

Mata Anggaran berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung

Negara, namun untuk lebih memperkuat efektivitas pemberian bantuan teknis

pembangunan Bangunan Gedung Negara, pemerintah mengeluarkan Peraturan

Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung

Negara, yang bertujuan untuk lebih meningkatkan proses dan procedure

penyelenggaraan pembangunan dilaksanakan secara tertib, efektif, efisien,

hemat, tidak berlebihan, dan ramah lingkungan pada semua bangunan gedung

negara yang merupakan barang milik negara/daerah. Untuk menjamin upaya

penyelenggaraan pembangunan dimaksud diatas maka perlu dilakukan pembinaan

secara berkesinambungan kepada penyelenggara pembangunan.

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan

Bangunan Gedung Negara, disebutkan pada pasal 19 ayat (1) bahwa Pembinaan

Teknis pembangunan bangunan gedung negara dilaksanakan oleh Menteri.

Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang

pekerjaan umum (dalam hal ini adalah menteri PUPR) dan menteri yang

menetapkan lebih lanjut mengenai pembinaan melalui Peraturan Menteri.

Pada pembahasan bab-bab sebelumnya telah diuraikan beberapa materi

pembinaan pembangunan bangunan gedung negara melalui modul –modul antara

lain :

1. Kebijakan pembangunan bangunan gedung negara

2. Pengantar pengelolaan teknis pembangunan bangunan gedung negara

3. Persyaratan pembangunan bangunan gedung negara

4. Program penyusunan pembiayaan pembangunan bangunan gedung

negara

5. Tahapan pembangunan pembangunan bangunan gedung Negara-

penjelasan

Page 11: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 9

6. Pembiayaan pembangunan bangunan gedung Negara

Ke-enam modul tersebut diatas merupakan satu kesatuan dengan materi

pembinaan pembangunan bangunan gedung negara, yang akan ditindak lanjuti

dengan modul penyusunan laporan dan kunjungan lapangan.

Pembinaan teknis sebagaimana yang diatur dalam pasal 20 Perpres 73/2011

meliputi : pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan pembangunan bangunan

gedung negara.

Pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara dilaksanakan oleh

Menteri (dalam hal ini Menteri PU dan Perumahan Rakyat) kepada

kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota, serta penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara

lainnya seperti pemilik, pengguna jasa, penyedia jasa beserta tenaga pengelola

teknis.

Gambar 1 Bagan Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Untuk efektivitas penyelenggaraan pembinaan teknis pembangunan bangunan

gedung negara, dibentuk struktur organisasi Tim Pelaksana Bantuan Teknis seperti

dibawah ini :

Page 12: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

10 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Gambar 2 Bagan Stakeholder Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

1. Pembina adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

2. Pengarah adalah Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat

3. KetuaTim Pelaksana adalah:

a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal

Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara

oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI

Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi

yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai

pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk

penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh

Page 13: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 11

Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk

Provinsi DKI Jakarta.

4. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis adalah Kepala Sub Direktorat

Pengelolaan Gedung Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat

Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara

oleh Kementerian/ Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta,

termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri atau Kepala Sub

Dinas Instansi Teknis Pekerjaan Umum Provinsi yang bertanggung jawab

dalam pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan

dekonsentrasi/tugas pembantuan penyelenggaraan pembangunan

gedung negara oleh Kementerian/ Lembaga di wilayah Provinsi tidak

termasuk Provinsi DKI Jakarta.

5. Tenaga Pengelola Teknis adalah tenaga teknis yang bersertifikat dari

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat / Dinas

Pekerjaan Umum / Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab

dalam pembinaan gedung negara, yang ditugaskan oleh Ketua Tim

Pelaksana untuk membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja

Kementerian/Lembaga/SKPD yang menyelenggarakan pembangunan

bangunan gedung negara dalam mengelola kegiatan di bidang teknis

administratif selama penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung

negara.

6. Tenaga Pembantu PengelolaTeknis adalah tenaga teknis yang

ditugaskan oleh Koordinator Bantuan Tenaga Teknis untuk membantu

kegiatan Pengelola Teknis atau Tenaga Ahli.

7. Tenaga Ahli Teknis adalah tenaga ahli teknik di bidang arsitektur,

struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas bangunan, pertamanan

(landscape), lingkungan dan tenaga ahli teknis lainnya yang ditugaskan

oleh Ketua Tim Pelaksana untuk mendukung tenaga Pengelola Teknis.

8. Tenaga Ahli Administrasi adalah tenaga ahli di bidang hukum,

keuangan, manajemen pengelolaan aset dan tenaga ahli administrasi

lainnya yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk mendukung

tenaga Pengelola Teknis.

9. Sekretariat adalah unit kerja yang dibentuk oleh Ketua Tim Pelaksana

untuk membantu koordinator bantuan tenaga teknis dalam

Page 14: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

12 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

melaksanakan tugas ke Sekretariatan termasuk pertanggungjawaban

administrasi biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis.

Dalam pembinaan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung

negara Menteri cq Dirjen Cipta Karya cq Direktur Bina Penataan Bangunan

dapat menugaskan Tim Pengelola Teknis atau Tim Ahli/narasumber untuk

melakukan pembinaan kepada aparat K/L//SKPD.

Bentuk pembinaan yang dimaksud adalah :

1. Pembinaan Melalui Pengaturan

Yaitu kegiatan penyusunan dan penyebar luasan peraturan

perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis

bangunan gedung yang bersifat nasional kepada K/L/SKPD,

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Penyusunan

peraturan yang bersifat lokal (baik tingkat provinsi maupun tingkat

kabupaten/kota) adalah mengacu pada peraturan teknis yang bersifat

nasional baik yang diterbitkan melalui Undang-undang, Peraturan

Presiden maupun Peraturan Menteri dan standar-standar yang terkait

dengan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara.

2. Pembinaan Melalui Pemberdayaan

Yaitu kegiatan pembinaan untuk meningkatkan kapasitas K/L/SKPD

Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota melalui

sosialisasi, diseminasi dan pelatihan termasuk penyelenggara

pembangunan dalam rangka menyusun program pendanaan,

melaksanakan kegiatan pengendalian perencanaan, pelaksanaan

konstruksi dan pengawasannya.

3. Pembinaan Melalui Pengawasan

Yaitu kegiatan pemantauan terhadap penerapan peraturan

perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis

bangunan gedung yang dilaksanakan oleh K/L/SKPD dan upaya

penegakan hukum.

Pemerintah menyelenggarakan pengawasan terhadap peraturan daerah

tentang bangunan gedung dengan cara melakukan evaluasi terhadap

substansi peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Evaluasi terhadap substansi peraturan daerah dimaksudkan

Page 15: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 13

agar materi peraturan daerah tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dan / atau kepentingan umum.

Deskripsi Singkat

Mata diklat ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang pembinaan

pembangunan bangunan gedung negara yang meliputi pengaturan,

pemberdayaan, dan pengawasan pembangunan bangunan gedung negara melalui

ceramah interaktif, diskusi dan latihan.

Alokasi waktu : 135 menit (3 JP @ 45 menit)

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil

belajar, sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata diklat ini peserta diharapkan

memahami tentang pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung

negara.

2. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan dan

melaksanakan:

a. Pengaturan pembangunan bangunan gedung negara

b. Pemberdayaan pembangunan bangunan gedung negara

c. Pengawasan pembangunan bangunan gedung negara

Materi dan Sub materi Pokok

Materi dan submateri pokok dalam modul Pembinaan Pembangunan Bangunan

Gedung Negara ini adalah sebagai berikut:

1. Pembinaan melalui pengaturan pembangunan bangunan gedung negara :

a. Penyusunan NSPK

b. Pendampingan penyusunan NSPK di daerah

2. Pembinaan melalui pemberdayaan pembangunan bangunan gedung negara :

a. Sosialisasi NSPK

Page 16: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

14 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

b. Diseminasi dan pendampingan pembangunan

c. Pelatihan untuk peningkatan kapasitas penyelenggara pembangunan

3. Pembinaan melalui pengawasan pembangunan bangunan gedung negara :

a. Pemantauan terhadap penerapan NSPK

b. Upaya penegakan hukum

Estimasi Waktu

Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 3 (tiga) JP.

Page 17: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 15

BAB 2

PEMBINAAN MELALUI PENGATURAN

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 18: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

16 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

PEMBINAAN MELALUI PENGATURAN

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu

menjelaskan dan melaksanakan pembinaan melalui pengaturan pembangunan

gedung negara.

Umum

Pengaturan dilaksanakan dengan penyusunan dan penyebarluasan peraturan

perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung

negara. (Perpres Nomor 73 Tahun 2011. Psl. 19, butir 3)

Berdasarkan penjelasan ayat (8) pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005

tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung,

penyelenggaraan bangunan gedung diatur oleh Menteri Pekerjaan Umum dan

Lampiran C Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota, penetapan kebijakan pembangunan serta pengelolaan gedung

dan rumah negara merupakan urusan pemerintah.

Pemerintah melalui menteri pekerjaan umum telah menerbitkan Permen PU

Nomor : 45/PRT/M/2007 tentang pedoman teknis pembangunan bangunan

gedung negara sebagai salah satu produk pembinaan teknis penyelenggaran

pembangunan bangunan gedung Negara yang dilaksanakan oleh

Kementerian/Lembaga/SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota, agar pengelolaan

bangunan gedung negara yang merupakan salah satu asset milik negara dengan

nilai strategis dimilikinya sebagai tempat berlangsungnya proses penyelenggaraan

negara harus memenuhi persyaratan teknis dalam pembangunannya.

Lingkup pembinaan melalui pengaturan pembangunan bangunan gedung Negara :

Page 19: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 17

Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK)

1. Peraturan yang Bersifat Nasional

Yaitu produk pengaturan teknis NSPK yang dikeluarkan oleh Menteri atau

lembaga yang mengurusi standarisasi untuk diberlakukan secara nasional

diseluruh wilayah Indonesia.

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan masih terdapat

kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan kebutuhan

masyarakat mengenai aturan pembentukan peraturan perundang-undangan

yang baik.

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah penyusunan Peraturan

dan Perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan,

penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan

pengundangan. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis

yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau

ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui

prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dalam penyusunan peraturan

dan kebijakan daerah dibidang bangunan gedung yang dilakukan oleh

pemerintah daerah. Penyebarluasan peraturan perundang-undangan,

pedoman, petunjuk, dan standar teknis dapat dilimpahkan kepada pemerintah

daerah.(PP No. 36 Tahun 2005, Psl. 106 Ttg Peraturan Pelaksanaan UU 28

Tahun 2002).

2. Peraturan yang Bersifat Lokal

Yaitu Peraturan, pedoman dan standar yang diterbitkan oleh pemerintah

provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang diberlakukan khusus

kepada wilayah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan dan dilaksanakan

berdasarkan :

a. Sumber pendanaan yang mengutamakan APBD daerah

b. Sumber pendanaan dapat bersumber melalui APBN dalam bentuk

dekonsentrasi

c. Maksud, tujuan, sasaran dan tata cara penyusunannya mengacu pada

peraturan yang lebih tinggi seperti UU, Perpres, Permen PUPR, Pergub,

Page 20: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

18 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Perbup/perwal.

d. Melibatkan narasumber dari pemerintah pusat yang mewakili Menteri,

e. Menggali berbagai data dari narasumber di pemerintah kabupaten/kota

serta penyelenggara pembangunan termasuk masyarakat selaku subyek,

f. Sesuai dengan tujuannya peraturan pembangunan yang disusun oleh

pemerintah daerah tidak boleh memberatkan dan menghambat program

nasional dan yang masih sesuai koridor hukum.

g. Menteri dapat memberi pendampingan penyusunan peraturan kepada

pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam penyusunan naskah

akademis.

3. Peraturan yang bersifat Instansional

Yaitu peraturan, pedoman dan standar pembangunan bangunan gedung

negara yang bersifat instansional atau kebutuhan sendiri dapat diterbitkan

oleh Menteri yang mengurusi bidang kementerian/lembaga masing-masing

sepanjang tidak bertentangan dengan Perpres No. 73/tahun 2011 tentang

bangunan gedung negara dan Permen PU No. 45/Kep/M/2007 tentang

pedoman pembangunan bangunan gedung negara untuk penyelenggaraan

pembangunan selain bangunan kantor pemerintah dan rumah negara, seperti

pembangunan gedung ruang kelas, rumah sakit atau bangunan gedung lain

yang sifatnya saling mengisi dan melengkapi peraturan teknis bidang

pembangunan bangunan gedung negara yang diterbitkan oleh Menteri PUPR.

Penyebarluasan Peraturan Pedoman, Petunjuk dan Standar Teknis (NSPK)

1. Sarana gedung PIP2B di provinsi

2. Sarana perpustakaan kementerian PUPR di pusat dan di daerah

3. Internet dan media sosial lainnya

4. Persuasif, pameran, dan seminar

Penyebarluasan pengaturan yang bersifat nasional dilakukan oleh

pemerintah bersama pemerintah daerah, sedangkan yang bersifat lokal

dilakukan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat.

Page 21: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 19

Pendampingan Penyusunan Peraturan dan NSPK di Daerah

Bantuan teknis pendampingan antara lain pemberian bantuan model peraturan

daerah tentang bangunan gedung dan/atau bantuan teknis penyusunan

rancangan peraturan kepala daerah tentang bangunan gedung.

Model peraturan daerah tentang bangunan gedung memuat sekurang-kurangnya

ketentuan mengenai persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan

gedung; penyelenggaraan bangunan gedung; peran masyarakat; dan

pembinaan bangunan gedung serta kelembagaan.

1. Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah

a. Penyiapan pembiayaan penyusunan naskah akademis

b. Narasumber/Tenaga Ahli

c. Model peraturan yang berlaku secara nasional dengan pengayaan

muatan-muatan lokal sesuai kebutuhannya

d. Pendampingan penyebar luasan peraturan yang sudah diundangkan

2. Pendampingan Penyusunan Peraturan Instansional

Peraturan instansional adalah penyusunan peraturan dan standar yang

diberlakukan secara khusus pada kalangan sendiri oleh kementerian/lembaga

dalam rangka pembangunan bangunan khusus.

Pendampingan yang dapat diberikan berupa informasi dan pemahaman

mengenai perundang-undangan, peraturan, pedoman dan standar

pembangunan bangunan gedung negara yang telah diterbitkan dan

diberlakukan secara nasional. seperti :

a. UUBG No. 28/tahun 2002, UU Jasa Konstruksi No. 18/1999, Undang-

undang Cagar Budaya No. 26/tahun 2007, UU No. 28/tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung.

b. PP No. 28/tahun 2000 tentang Peran Jasa Konstruksi, PP No. 29/tahun

2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi, PP No. 36/tahun 2005

tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28/2002, PP No. 30/2000 tentang

penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi.

c. Perpres No. 73/tahun 2011 tentang pembangunan bangunan gedung

Negara dan Perpres No. 54 tentang pengadaan barang dan jasa beserta

perubahannya

d. Permen PU No. 26/tahun 2007 tentang TABG, Permen PU No. 25/tahun

Page 22: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

20 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

2007 tentang SLF, Permen PU No. 24 tentang IMB, Permen PU No.

45/tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan

Gedung Negara, Permen PU No. 06/tahun 2007 tentang Pedoman

Penyusunan RTBL, Permen PU No. 29/tahun 2006 Persyaratan Teknis BG,

Permen PU No. 30/tahun 2006 tentang Fasilitas Aksesibilitas, Permen PU

No. 01/tahun 2016 tentang Bangunan Cagar Budaya yang dilestarikan,

Permen PU No. 02/tahun 2016 tentang Bangunan Gedung Hijau.

e. SNI yang terkait pembangunan bangunan gedung

Latihan

1. Berdasarkan UU No. 28 tentang Bangunan Gedung, dimana kegiatan pembangunan adalah meliputi proses : a. perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, b. kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran c. Butir a dan b benar

2. Tahapan pembangunan gedung negara adalah kegiatan yang meliputi : a. Persiapan dan penyusunan program, perencanaan teknis, pelaksanaan

konstruksi serta pengawasan teknis b. Perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengawasan teknis dan

pembongkaran c. Perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pengawasan teknis

3. Pembinaan teknis pembangunan gedung negara yang dilaksanakan oleh menteri adalah terdiri dari pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan yaitu : a. Bentuk pengaturan dimaksudkan sebagai pembinaan kepada daerah

agar mampu menyusun peraturan, pedoman, petunjuk dan standar teknis bangunan gedung negara.

b. Pemberdayaan melalui sosialisasi, diseminasi dan pelatihan kepada pemda dan penyelenggara bangunan gedung

c. Pengawasan melalui pemantauan pelaksanaan pembangunan gedung negara agar terpenuhi tertib penyelenggaraan pembangunan gedung.

4. Yang berkewajiban melakukan pembinaan bangunan gedung negara yang sumber pendanaannya melalui APBD Kabupaten/Kota adalah gubernur.

B/S

Rangkuman

Pembinaan melalui pengaturan pembangunan Bangunan Gedung Negara terdiri

dari penyusunan norma standar, Pedoman, kriteria NSPK, Penyebarluasan

Peraturan Pedoman, Petunjuk dan Standar Teknis (NSPK), dan Pendampingan

Page 23: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 21

Penyusunan Peraturan dan NSPK di Daerah.

Page 24: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

22 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Page 25: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 23

BAB 3

PEMBINAAN MELALUI PEMBERDAYAAN

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 26: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

24 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

PEMBINAAN MELALUI PEMBERDAYAAN

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu

menjelaskan dan melaksanakan pembinaan melalui pemberdayaan pembangunan

bangunan gedung negara.

Umum

Pemberdayaan dimaksudkan untuk menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan bangunan gedung melalui upaya sosialisasi, dan

pelembagaan kepada pemerintah daerah dan penyelenggara bangunan gedung

negara. (Perpres Nomor 73 Tahun 2011. Psl. 19, butir 4).

Sempurnanya suatu produk pengaturan apabila dapat membuat pemerintah

propinsi, pemerintah kabupaten/kota, penyelenggara pembangunan bangunan

gedung negara dari kurang memahami peraturan menjadi mampu dan berdaya

untuk meng-implementasi-kan.

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai

rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, artinya

belum ada definisi yang tegas mengenai konsep tersebut. Namun demikian, bila

dilihat secara lebih luas, pemberdayaan sering disamakan dengan perolehan daya,

kemampuan dan akses terhadap sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya.

Oleh karena itu, agar dapat memahami secara mendalam tentang pengertian

pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat para ilmuwan yang

memiliki komitmen terhadap pemberdayaan.

Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi

dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan

kebebasan bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan

mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi

”power” ( kuasa ), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.

Page 27: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 25

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan

untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk

mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan

dengan diri klien tersebut, termasuk.

Dengan demikian pembinaan pemberdayaan pembangunan bangunan gedung

Negara mengandung arti suatu upaya yang dilakukan oleh instansi yang

berkompeten untuk memampukan pihak lain agar dapat lebih mandiri menyusun,

merencanakan dan melaksanakan proses pembangunan bangunan gedung Negara

untuk kepentingannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

serta bertanggung jawab atas tindakannya.

Pemberdayaan dilakukan kepada penyelenggara pembangunan bangunan gedung,

agar timbul kesadaran memahami dan mengerti akan hak, kewajiban dan peran

dalam penyelenggaraan bangunan gedung khususnya bangunan gedung Negara

yang meliputi :.

1. Pendampingan pendataan dalam rangka meningkatkan kapasitas daerah

dalam mendata bangunan gedung yang ada di wilayahnya termasuk

bangunan gedung negara

2. Pemberian bantuan percontohan aksesibilitas pada bangunan gedung

negara

3. Bantuan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan (RTBL)

4. Ketentuan pemberdayaan masyarakat yang belum mampu memenuhi

persyaratan bangunan gedung oleh pemerintah daerah dituangkan dalam

peraturan daerah

5. Pendampingan pembangunan dapat dilakukan melalui kegiatan

penyuluhan, bimbingan teknis, pelatihan, dan pemberian tenaga

pendampingan teknis kepada masyarakat

Pemberdayaan dilaksanakan melalui sosialisasi, diseminasi, dan pelatihan kepada

pemerintah daerah dan penyelenggara bangunan gedung Negara.(pasal 19 butir 4,

Perpres No. 73 Tahun 2011)

Macam dan bentuk kegiatan pemberdayaan terdiri :

Kegiatan Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan

aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau

Page 28: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

26 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai

peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang

harus dijalankan oleh individu.

Paul B. Horton Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta

memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan

membentuk kepribadiannya

Soerjono Soekanto Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan

kepada warga masyarakat yang baru. Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi

sosial secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat

berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, teman sepermainan dan

sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa.

Dengan demikian sosialisasi pembangunan adalah upaya memberi pemahaman

kepada pihak-pihak penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara

berdasarkan ketentuan pengaturan baik pra-penyusunan peraturan maupun

peraturan yang telah diundangkan.

Model penyelenggaraan sosialisasi dilaksanakan melalui 2 pendekatan yaitu :

1. Sosialisasi materi yang masih bersifat konsep, dilaksanakan dalam

rangka:

a. Memberi pemahaman tentang perlunya suatu peraturan lanjutan

untuk melengkapi peraturan yang telah terbit sebelumnya.

b. Sosialisasi materi dalam rangka mendapatkan umpan balik dari

berbagai pihak, agar peraturan yang akan diterbitkan sesuai

ketentuan peraturan yang berlaku dan dapat mengakomodir

berbagai pihak,

c. Sebagai bagian dari uji public.

2. Sosialisasi materi yang sudah diundangkan dalam rangka :

a. Memberi pemahaman lebih jauh kepada pihak penyelenggara

pembangunan, agar peraturan yang ada dapat dilaksanakan secara

bertanggung jawab

b. Melakukan evaluasi, sejauhmana peraturan pembangunan yang

telah ada masih sejalan atau tidaknya dengan peraturan dan

kebijakan yang berkembang saat ini

c. Mendapatkan masukan dan pendapat dari penyelenggara

pembangunan.

Page 29: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 27

Kegiatan Diseminasi

Diseminasi (Bahasa Inggris: Dissemination) adalah suatu kegiatan yang ditujukan

kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul

kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.

Faktor utama yang dapat mendukung perkembangan kegiatan/praktik dalam suatu

keilmuan tertentu adalah didasarkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian.

Jennet dan Premkumar mengatakan bahwa setiap riset yang telah dilakukan

perlu dipublikasikan dan sebar luaskan

Dengan demikian diseminasi pembangunan bangunan gedung negara adalah

proses saling tukar menukar informasi tentang inovasi pembangunan yang

berkembang masa kini dimana kegiatan ini telah melalui perencanaan yang

matang untuk menggali pendapat dan masukan sehingga bertemu satu titik simpul

antara pemerintah dan peserta diseminasi.

Kegiatan Pelatihan

Pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi

pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian

dan perilaku oleh para pegawai. Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251)

Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu

pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan

yang ada kaitannya dengan pekerjaannya, Gomes (2003:197),

Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan

kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan

dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku,

sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan

menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan

atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian

yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan

yang teridentifikasi. Bernardin dan Russell (1998:172),

Dengan demikian pelatihan pembangunan bangunan gedung negara adalah salah

satu upaya pemberdayaan kepada para peserta latihan (terdidik) untuk

meningkatkan kompetensi dalam pembinaan pembangunan.

1. Tujuan Pelatihan :

a. Mengembangkan keahlian yang berbasis kompetensi sehingga

diharapkan para peserta pelatihan dapat memahami materi pelatihan

Page 30: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

28 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

pembangunan bangunan gedung negara.

b. Mengembangkan sikap dan membentuk jati diri secara positif kepada

peserta,

c. Peningkatan kemampuan dalam melaksanaan tugas.

2. Sasaran Pelatihan :

a. Pelatihan bersifat umum yang ditujukan kepada masyarakat, dalam

rangka memberi pemahaman mengenai peraturan-peraturan

pembangunan

b. Pelatihan keterampilan, dalam rangka meningkatkan kemampuan

ketrampilan pekerja individu untuk memahami dan melaksanakan

ketentuan NSPK

c. Pelatihan keahlian, dalam rangka meningkatkan kemampuan

professionalisme individu sesuai keahliannya menindak lanjuti

ketentuan dan peraturan pembangunan bangunan gedung negara

d. Pelatihan kompetensi dasar, dalam rangka memberi pemahaman

kepada individu aparat pegawai negeri atau pegawai swasta sehingga

dapat menjelaskan, menyebar luaskan informasi pembangunan

bangunan gedung kepada pihak lain, seperti Diklat Pengelolaan Teknis

e. Pelatihan kompetensi lanjutan, dalam rangka meningkatkan

kemampuan melaksanakan dan menerapkan peraturan pembangunan

bangunan gedung

3. Model Pelatihan

Diantara sekian banyak model pelatihan yang dikembangkan para ahli

pendidikan dan pelatihan, maka model pelatihan yang dianggap paling

sesuai dengan Kegiatan pembinaan pembangunan bangunan gedung negara

adalah seperti model yang dikembangkan oleh Centre for International

Education (CIE) University of Massachusetts, yaitu model latihan sembilan

langkah seperti dibawah ini :

a. Mengidentifikasi kebutuhan, sumber-sumber, dan kemungkinan

hambatan.

b. Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus latihan.

c. Menyusun dan mengembangkan alat penilaian awal (pre-test) dan alat

penilaian akhir (post-test) peserta latihan

Page 31: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 29

d. Menyususn urutan kegiatan latihan dan mengembangkan bahan belajar.

e. Melatih para pelatih dan staf program latihan.

f. Melakukan penilaian awal terhadap peserta latihan.

g. Melaksanakan program latihan.

h. Melakukan penilaian akhir terhadap peserta latihan.

i. Melakukan penilaian program latihan dan memberikan umpan balik.

Kesembilan langkah tersebut diatas disempurnakan menjadi sepuluh

langkah yaitu dengan melakukan kunjungan lapangan pada salah satu lokasi

pembangunan untuk membandingkan teori yang didapatkan dalam kelas

dengan implementasi di lapangan. Hasil kunjungan lapangan selanjutnya

akan didapatkan umpan balik dalam seminar untuk menemukan solusi

penyelesaian setiap permasalahan lapangan dan sejauhmana penerapan

peraturan teknis NSPK yang berkaitan dengan pembangunan bangunan

gedung negara.

4. Materi Pelatihan

a. Kebijakan pembangunan bangunan gedung negara

b. Persyaratan pembangunan bangunan gedung negara

c. Penyusunan program pembiayaan pembangunan bangunan gedung

negara

d. Tahapan pembangunan bangunan gedung negara

e. Pembiayaan pembangunan bangunan gedung negara

f. Pembinaan pembangunan bangunan gedung negara

g. Pelaporan dan monitoring

h. Kunjungan lapangan dan seminar

Page 32: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

30 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Latihan

1. Kegiatan pembinaan dapat berupa : a. Bantuan teknis dan bimbingan teknis kepada pemda mengenai

kelembagaan dan penyelenggaraan bangunan gedung negara b. Bantuan teknis kepada Kementerian/Lembaga/SKPD mengenai tenaga

pengelola teknis, analisis biaya pembangunan, penghapusan bangunan gedung dan Rumah Negara

c. Butir a dan b benar

2. Tenaga pengelola teknis adalah tenaga teknis yang sudah bersertifikat ditugaskan untuk membantu Kementerian/lembaga/SKPD dalam pengelolaan kegiatan pembangunan gedung negara dibidang teknis teknologis.

B - S

3. Perda bangunan gedung yang salah satu isinya tentang perijinan mendirikan bangunan (IMB) adalah bagian dari bentuk pembinaan bangunan gedung oleh Pemda/Pemkot kepada masyarakat.

B - S

Rangkuman

Kegiatan pembinaan melalui pemberdayaan meliputi kegiatan sosialisasi,

diseminasi, dan kegiatan pelatihan

Page 33: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 31

BAB 4

PEMBINAAN MELALUI PENGAWASAN

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 34: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

32 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

PEMBINAAN MELALUI PENGAWASAN

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu

menjelaskan dan melaksanakan pembinaan melalui pengawasan pembangunan

bangunan gedung negara.

Umum

Pengawasan dilaksanakan melalui pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan

peraturan perundang-undangan bidang bangunan gedung Negara dan upaya

penegakan hukum (Perpres Nomor 73 Tahun 2011. Psl. 19, butir 3)

Untuk efektivitas penyelenggaraan pembinaan melalui pengawasan maka setiap

tahap penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, maka K/L/SKPD

akan dibantu oleh Tim Pengelola Teknis selama satu tahun anggaran berjalan.

Pemantauan Terhadap Penerapan NSPK

Disamping memberikan bantuan teknis berupa tenaga pengelola teknis dalam

penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, melalui pengelola

teknis yang ditugaskan kepada K/L/SKPD juga aktif memantau penerapan

peraturan NSPK yang dilaksanakan oleh penyelenggara pembangunan bangunan

gedung Negara. Kegiatan pemantauan dilakukan pada setiap tahap

penyelenggaraan yaitu :

1. Tahap Penyusunan Program Pembiayaan

Pembinaan yang dilakukan adalah pemantauan terhadap persiapan pendanaan

yang meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyusunan rencana

pendanaan dan rencana penyediaan dana.

Kesesuaian program pembiayaan terdiri dari : standar-standar luas ruang

sesuai kebutuhannya, harga satuan bangunan gedung Negara (HSBGN),

komponen pembangunan, jumlah tingkat bangunan, bangunan standar dan

non standar. Sedangkan program pembiayaan untuk perawatan bangunan

memberi informasi dan perhitungan analisis kerusakan untuk menentukan

Page 35: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 33

tingkat kerusakan yaitu kerusakan ringan, kerusakan sedang dan kerusakan

berat.

Penyusunan program dan pembiayaan pembangunan bangunan gedung

negara disusun oleh instansi Pengguna Anggaran yang memerlukan bangunan

gedung berdasarkan rekomendasi dari :

a. Menteri untuk pembangunan bangunan gedung negara yang

pendanaannya bersumber dari APBN,

b. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang dalam

negeri untuk pembangunan bangunan gedung Negara yang

pendanaannya bersumber dari APBD Provinsi, atau

c. Gubernur untuk pembangunan bangunan gedung Negara yang

pendanaannya berrsumber dari APBD Kabupaten/Kota.

2. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembangunan

Pada tahap ini dilakukan setelah ada kepastian pendanaan yang resmi dari

pemerintah, langkah-langkah yang perlu ditempuh oleh K/L/SKPD adalah :

a. Penugasan Pengelola Teknis

Tenaga pengelola teknis seyogyanya dibentuk seawal mungkin, sebelum

pelaksanaan kegiatan dimulai, dimana pemberian bantuan tenaga

pengelola teknis dilaksanakan atas dasar permintaan secara tertulis dari

pimpinan instansi/PPK/SKPD kepada :

1) Direktur Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk

penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh

Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta,

termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, atau;

2) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang

bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai

pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan penyelenggaraan

pembangunangedung negara oleh Kementerian/Lembaga di wilayah

Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta.

Tenaga pengelola teknis bertugas sejak diangkat berdasarkan Surat

Keputusan Organisasi Pengelolaan Teknis oleh pimpinan

instansi/PPK/SKPD selama masa waktu satu tahun dan dapat

Page 36: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

34 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

diperpanjang penugasannya berdasarkan persetujuan koordinator

pengelola teknis.

b. Fungsi Pemantauan oleh Pengelola Teknis

Tenaga Pengelola Teknis berfungsi juga dalam rangka pembinaan teknis,

yaitu memantau kegiatan para penyedia jasa konstruksi pada saat

pengadaan/ pemilihan dan pada saat melaksanakan pekerjaan. Dalam

menjalankan fungsi pembinaan pemantauan NSPK, tenaga pengelola

teknis dapat memberi informasi segala peraturan yang terkait dengan

penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung Negara sebelum terjadi

penyimpangan sehingga kesalahan yang berpotensi terjadi dapat

diminimalisir sedini mungkin.

Dalam pelaksanaan tugas pembinaan pengawasan yang mewakili Menteri,

Tenaga Pengelola Teknis memberikan masukan saran teknis administrasi

kepada Pimpinan Instansi/KPA/PPK Kementerian/Lembaga yang

menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung Negara, sepakat

tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi, dan

tahap pasca konstruksi,

Tenaga Pengelola Teknis dapat memberikan masukan saran teknis

teknologis dan manajemen untuk percepatan penyelenggaraan

pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas.

Pemantauan yang dilakukan adalah sejauhmana penerapan peraturan

NSPK pada tahap persiapan yang meliputi sekurang-kurangnya :

1) Organisasi kegiatan,

2) Bahan, jadwal, waktu dan strategi penyelesaian kegiatan,

3) Proses pengadaan penyedia jasa, termasuk KAK

3. Tahap Perencanaan Teknis

Pembinaan teknis melalui pengawasan pada tahap ini adalah memantau

penerapan aturan dan memberi informasi tentang peraturan-peraturan yang

perlu diacu oleh penyedia jasa konsultan perencana dalam rangka membantu

K/L/SKPD penyediaan dokumen perencanaan. Pemantauan yang dilakukan

adalah :

a. Pemantauan Teknis Administratif Perencanaan

1) Standar dan substansi kontrak perencanaan

Page 37: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 35

2) Kesesuaian dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) dengan dokumen

lainnya

3) Ketentuan administratif mengenai kepemilikan lahan, ijin

pemanfaatan lahan, dan batas fisik

4) Ketentuan pembiayaan dalam DIPA/DIPDA dan POK

5) Standarisasi gedung pemerintah seperti luasan ruang, ketinggian

bangunan, ruang hijau

6) Standar bangunan yang bersifat khusus

7) Model dan format-format berita acara

8) Jadwal perencanaan

9) Rapat-rapat lapangan yang terdiri rapat persiapan dan rapat

mingguan

10) Mobilisasi tenaga, bahan dan peralatan

b. Pemantauan Teknis Teknologis Perencanaan

Yaitu sejauh mana penerapan peraturan dan standar-standar terkait

pembangunan bangunan gedung negara sehingga dapat memenuhi

persyaratan teknis penyelenggaraan pembangunan yang telah ditetapkan,

seperti :

1) Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan

Yaitu pemantauan terhadap ketentuan penggunaan persyaratan

peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan

gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan sesuai

dengan yang diatur dalam RTRW, RDTRK, dan RTBL kabupaten/kota

atau penerapan perda bangunan gedung kabupaten/kota

bersangkutan, yaitu :

a) Peruntukan lokasi

b) Koefisien dasar bangunan (KDB)

c) Koefisien lantai bangunan (KLB)

d) Koefisien dasar hijau (KDH)

e) Ketinggian bangunan

f) Ketinggian langit-langit

g) Jarak antar blok/massa bangunan

Page 38: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

36 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

h) Garis sempadan

i) Wujud arsitektur

j) Kelengkapan sarana dan prasarana bangunan

k) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

2) Persyaratan Bahan Bangunan

Yaitu pemantauan terhadap ketentuan penggunaan bahan bangunan

untuk bangunan gedung negara yang harus memenuhi persyaratan

dalam SNI, diupayakan menggunakan bahan bangunan

setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai

bagian dari komponen bangunan sistem fabrikasi. spesifikasi teknis

bahan bangunan gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan :

a) Bahan penutup lantai

b) Bahan dinding

c) Bahan langit-langit termasuk rangka dan penutup

d) Bahan penutup atap

e) Bahan kosen dan daun pintu/jendela

f) Bahan struktur

3) Persyaratan Struktur Bangunan

Yaitu pemantauan terhadap ketentuan struktur bangunan gedung

negara yang harus memenuhi persyaratan keselamatan (safety) dan

kelayanan (serviceability) serta SNI konstruksi bangunan gedung, yang

dibuktikan dengan analisis struktur sesuai ketentuan. Spesifikasi

teknis struktur bangunan gedung negara secara umum meliputi

ketentuan-ketentuan:

a) Struktur pondasi

b) Struktur lantai

c) Struktur kolom

d) Struktur atap

e) Struktur beton pracetak

f) Basemen.

4) Persyaratan Utilitas Bangunan

Page 39: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 37

Yaitu pemantauan terhadap ketentuan penggunaan system utilitas

yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara yang harus

memenuhi SNI sesuai persyaratan. Spesifikasi teknis utilitas bangunan

gedung negara meliputi ketentuan- ketentuan:

a) Air minum

b) Pembuangan air kotor

c) Pembuangan air limbah

d) Pembuangan sampah

e) Saluran air hujan

f) Sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

g) Instalasi listrik

h) Penerangan dan pencahayaan

i) Penghawaan dan pengkondisian udara

j) Sarana transportasi dalam bangunan gedung

k) Sarana komunikasi

l) Sistem penangkal petir

m) Instalasi gas

n) Kebisingan dan getaran

o) Aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang cacat

5) Persyaratan Sarana Penyelamatan

Yaitu pemantauan terhadap ketentuan sarana penyelamatan dari

bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi persyaratan

standar sarana penyelamatan bangunan sesuai SNI yang

dipersyaratkan. Spesifikasi teknis sarana penyelamatan bangunan

gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan:

a) Tangga darurat

b) Pintu darurat

c) Pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah exit

d) Koridor / selasar

e) Sistem peringatan bahaya

f) Fasilitas penyelamatan

Page 40: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

38 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

c. Keluaran dari pemantauan adalah Dokumen Perencanaan Teknis, yang

memenuhi persyaratan sesuai dengan NSPK yang telah ditetapkan yaitu :

1) Konsep rancangan (10%)

2) Pra-rancangan (20%)

3) Pengembangan (25%)

4) Rancangan gambar detail dan penyusunan RKS serta RAB (25%)

5) Pelelangan (5%)

6) Pengawasan berkala (15%)

4. Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Penyedia jasa pelaksana konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi

persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi

fisik pembangunan gedung; Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi berfungsi

membantu K/L/SKPD untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi fisik,

Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi mulai bertugas sejak waktu yang

ditetapkan berdasarkan SPMK sampai dengan serah terima kedua pekerjaan

pelaksanaan; Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dalam melaksanakan

tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada KPA/Pejabat

Pembuat Komitmen.

Pembinaan teknis melalui pengawasan pada tahap ini adalah memantau

penerapan aturan dan memberi informasi tentang peraturan-peraturan yang

perlu diacu oleh penyedia jasa pelaksana konstruksi dan K/L/SKPD.

Pemantauan tersebut dilakukan dari tahap persiapan, pelaksanaan konstruksi

dan masa pemeliharaan bangunan gedung baik administrasi maupun teknis

pelaksanaan.

a. Pemantauan Persyaratan Teknis Administratif Pelaksanaan Konstruksi

1) Standar dan substansi kontrak pelaksanaan

2) Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan

konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan maupun segi

kebenarannya

3) Menyusun program kerja atau Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang

meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan,

jadwal penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan

berat

Page 41: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 39

4) Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman

pelaksanaan

5) Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawings) untuk pekerjaan-

pekerjaan yang memerlukannya

6) Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan

dokumen pelaksanaan

7) Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-

rapat lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan,

laporan kemajuan pekerjaan, laporan persoalan yang

timbul/dihadapi, dan surat-menyurat.

8) Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di

lapangan (as built drawings) yang selesai sebelum serah terima I

(pertama), setelah disetujui oleh konsultan manajemen konstruksi

atau konsultan pengawas konstruksi dan diketahui oleh konsultan

perencana konstruksi

9) Melaksanakan perbaikan cacat tersembunyi atau kerusakan-

kerusakan yang terjadi pada masa pemeliharaan konstruksi

10) Dalam hal satuan kerja mewajibkan menggunakan metode VE, maka

pelaksana konstruksi dapat menyusun value-engineering change

proposal (VECP) dalam rangka pemberian alternative penawaran

yang disertakan pada surat penawaran

11) Dalam penyusunan VECP, pelaksana konstruksi secara in-house, bagi

yang memiliki tenaga ahli VE, atau bekerja sama dengan pemberi

jasa keahlian VE, harus menggunakan metodologi yang sesuai

dengan standar pelaksanaan studi VE yang lazim berlaku.

Page 42: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Page 43: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

41 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

b. Pemantauan Persyaratan Teknis Teknologis Pelaksanaan Konstruksi

1) Pemantauan kinerja penyedia jasa pelaksana konstruksi dalam

melaksanakan pekerjaan berdasarkan dokumen perencanaan, RKS,

spesifikasi teknis, dan risalah aanwijzing,

2) Apabila terjadi ketidaksesuaian antara dokumen perencanaan dengan

kondisi lapangan maka dapat dilakukan perubahan dengan ketentuan:

a) Bila perubahan yang terjadi bertentangan dengan dokumen

perencanaan sehingga mengakibatkan perubahan system

struktur atau M & E, maka sebelumnya harus mendapatkan

persetujuan konsultan perencana,

b) Bila perubahan yang terjadi mengakibatkan ketidaksesuaian

arsitektur dan tidak mempengaruhi struktur dan system M & E,

maka cukup dilakukan pemberitahuan kepada konsultan

perencana atau tergantung tingkat perubahan yang terjadi dan

pengaruhnya terhadap hak cipta,

c) Semua perubahan harus berdasarkan ketentuan NSPK

d) Segala perubahan yang terjadi harus dituangkan dalam berita

acara dan perhitungan pekerjaan tambah kurang.

e) Pada akhir masa kontrak atau addendum kontrak penyedia jasa

memberitahukan kepada pengguna jasa untuk dilakukan serah

terima hasil pelaksanaan sesuai dengan dokumen pelaksanaan

konstruksi,

f) Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi, meliputi: gambar-gambar

yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings), semua

berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan

konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB),

kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan

pengawasan beserta segala perubahan / addendumnya, laporan

harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan

konstruksi fisik, laporan akhir pengawasan/manajemen

konstruksi dan laporan akhir pengawasan berkala, berita acara

perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah / kurang, serah terima I

dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang

berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik, foto-foto

dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan

Page 44: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 42

pelaksanaan konstruksi fisik, manual pemeliharaan dan

perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang

menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan

perlengkapan mekanikal - elektrikal bangunan.

5. Tahap pengawasan/manajemen konstruksi (MK)

Pembinaan teknis melalui pengawasan pada tahap ini adalah melakukan

pemantauan penerapan peraturan pada selama penyelenggaraan

pembangunan oleh konsultan pengawas/MK, memberi informasi tentang

peraturan-peraturan yang perlu diacu oleh penyedia jasa konsultan

pengawasan/MK.

Berdasarkan kriteria pengendalian pengawasan lapangan dapat ditempuh

salah satu dari dua metode yaitu dengan menggunakan penyedia jasa

pengawas konstruksi dan penyedia jasa manajemen konstruksi (MK).

Bila menggunakan konsultan pengawas konstruksi maka penyedia jasa yang

bersangkutan melakukan kegiatan pengendalian waktu, biaya, pencapaian

sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam

pembangunan bangunan gedung negara, mulai dari tahap tahap pelaksanaan

konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan

Bila menggunakan konsultan manajemen konstruksi maka penyedia jasa yang

bersangkutan melakukan kegiatan pengendalian waktu, biaya, pencapaian

sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam

pembangunan bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan, tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa

pemeliharaan.

Pemantauan peraturan pada setiap tahapan penyelenggaraan antara lain :

a. Tahap Persiapan:

Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap persiapan dalam menerapkan

persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas : (i)

penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK), waktu dan strategi pengadaan,

serta bantuan evaluasi proses pengadaan; (ii) membantu Pengelola

Kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan

seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan; (iii) membantu Panitia /

ULP.

Page 45: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

43 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Penyebarluasan pengumuman seleksi penyedia jasa pekerjaan

perencanaan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun

media elektronik; (iv) membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

melakukan pra-kualifikasi calon peserta seleksi penyedia jasa pekerjaan

perencanaan; (v) membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada

waktu rapat penjelasan pekerjaan; (vi) membantu Panitia Pengadaan

Barang dan Jasa dalam menyusun Harga Perhitungan Sendiri HPS)/Owner’s

Estimate (OE) pekerjaan perencanaan; (vii) membantu melakukan

pembukaan dan evaluasi terhadap usulan teknis dan biaya dari penawaran

yang masuk; (viii) membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan

perencanaan; (ix) membantu pengelola kegiatan menyiapkan surat

perjanjian pekerjaan perencanaan.

b. Tahap Perencanaan:

Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap perencanaan dalam

menerapkan persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan dengan tugas-

tugas : (i) Evaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang

dibuat oleh penyedia jasa perencanaan, yang meliputi program

penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan

penyusunan dokumen lelang; (ii) memberikan konsultansi kegiatan

perencanaan, yang meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan

dari sudut efisiensi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan

keterlaksanaan konstruksi; (iii) mengendalikan program perencanaan,

melalui kegiatan evaluasi program terhadap hasil perencanaan,

perubahan-perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi

atas persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program; (iv)

melakukan koordinasi dengan pihak- pihak yang terlibat pada tahap

perencanaan; (v) menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi

manajemen konstruksi tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status

dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan; (vi) meneliti kelengkapan

dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, menyusun program

pelaksanaan pelelangan bersama penyedia jasa perencanaan, dan ikut

memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta

membantu kegiatan panitia pelelangan; (vii) menyusun laporan dan berita

acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran

pekerjaan perencanaan; (viii) mengadakan dan memimpin rapat-rapat

koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan

membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.

Page 46: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 44

c. Tahap Pelelangan:

Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap pelelangan dalam

menerapkan persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan dengan tugas-

tugas : (i) Membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan

menyusun program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik; (ii)

membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan

pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak,

maupun media elektronik; (iii) membantu Panitia Pengadaan Barang dan

Jasa melakukan pra-kualifikasi calon peserta pelelangan (apabila

pelelangan dilakukan melalui prakualifikasi); (iv) membantu memberikan

penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan; (v)

membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Harga

Perhitungan Sendiri (HPS)/Owner’s Estimate (OE) pekerjaan konstruksi

fisik; (vi) membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap

penawaran yang masuk; (vii) membantu menyiapkan draft surat perjanjian

pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik; viii) menyusun laporan kegiatan

pelelangan.

d. Tahap Pelaksanaan

Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap persiapan dalam

menerapkan persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan dengan tugas-

tugas : (i) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun

oleh pelaksana konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian

sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga

kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana,

program Quality Assurance /Quality Control, dan program kesehatan dan

keselamatan kerja (K3); (ii) mengendalikan program pelaksanaan

konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya,

pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik

(kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan

pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan

dan keselamatan kerja; (iii) melakukan evaluasi program terhadap

penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi

program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis

bila terjadi penyimpangan; (iv) melakukan koordinasi antara pihak-

pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik; (v) melakukan

kegiatan pengawasan yang terdiri atas :

Page 47: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

45 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

1) memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan

konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan

di lapangan;

2) mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,

serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;

3) mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,

kuantitas, dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik;

4) mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan

persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;

5) menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat

laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi,

dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian,

mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh

pelaksana konstruksi;

6) menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan

pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan

konstruksi;

7) meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang

diajukan oleh pelaksana konstruksi;

8) meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di

lapangan (As Built Drawings) sebelum serah terima I;

9) menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I

(pertama), dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan;

10) bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun

petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung;

11) menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah

terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah

terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk

pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi;

12) membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen

Pendaftaran;

13) membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan

dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah

Kabupaten/Kota setempat.

Page 48: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 46

14) menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi

6. Tahap pasca pembangunan

Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap pasca pembangunan dalam

menerapkan persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan yaitu :

a. Mengingatkan kepada penyedia jasa agar sedini mungkin melakukan

persiapan untuk mendapatkan status dari Pengguna Anggaran, Sertifikat

Laik Fungsi (SLF) dari Instansi Teknis Daerah, dan pendaftaran sebagai

bangunan gedung negara untuk mendapatkan Huruf Daftar Nomor (HDNo)

dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

b. Pihak penyedia pelaksana konstruksi masih bertanggung jawab melakukan

perbaikan cacat-cacat tersembunyi pada masa pemeliharaan

Latihan

1. Bangunan gedung negara untuk keperluan dinas dan menjadi barang milik negara/daerah yang pendanaannya bersumber dari APBD Propinsi pembinaannya dilakukan oleh a. Menteri berupa bantuan tenaga pengelola teknis b. Menteri yang membidangi urusan pemerintahan dalam negeri berupa

pembinaan pengaturan dan pengawasan umum. c. Gubernur berupa pembinaan pengaturan dan pengawasan umum.

2. Dokumen persyaratan teknis dalam bangunan gedung meliputi dokumen pendanaan, dokumen perencanaan, dokumen pembangunan dan dokumen pendaftaran

B - S

3. Bangunan gedung negara berlantai 10 yang sumber pendanaannya melalui APBD harus mendapat persetujuan dari Menteri yang dalam hal ini adalah menteri PU.

B

B

- S

Rangkuman

Disamping memberikan bantuan teknis berupa tenaga pengelola teknis dalam

penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, melalui pengelola

teknis yang ditugaskan kepada K/L/SKPD juga aktif memantau penerapan

peraturan NSPK yang dilaksanakan oleh penyelenggara pembangunan bangunan

gedung Negara. Kegiatan pemantauan dilakukan pada setiap tahap

penyelenggaraan yaitu : Tahap Penyusunan Program Pembiayaan, Tahap Persiapan

Pelaksanaan Pembangunan, Tahap Perencanaan Teknis, Tahap Pelaksanaan

Page 49: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

47 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Konstruksi, Tahap pengawasan/manajemen konstruksi (MK), dan Tahap pasca

pembangunan.

Page 50: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 48

BAB 5

PENUTUP

Page 51: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

49 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

PENUTUP

Setiap peraturan dan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah,

selalu disertai dengan upaya pembinaan sebagai salah satu cara agar semua pihak

yang berkepentingan dapat mengetahui, memahami untuk dilaksanakan.

Pembinaan pembangunan bangunan negara, perlu terus menerus dilakukan oleh

pemerintah melalui kegiatan sosialisasi, diseminasi dan pelatihan agar segala

peraturan perundang-undangan beserta pedoman, standar dan kriteria yang

terkait dengan pembangunan dapat berjalan dengan tertib, aman dan fugsional

sehingga harapan untuk menghasilkan pelaksanaan pembangunan dapat

memenuhi kriteria keandalan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan.

Untuk mencapai semua seperti disebutkan diatas, satu-satunya cara yang paling

efektif adalah melalui pembinaan teknis berupa pembinaan melalui peraturan,

pembinaan melalui pemberdayaan dan pembinaan melalui pengawasan yang

ditujukan kepada Pemerintah Kementerian Lembaga, Pemerintah Daerah dan

penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara antara lain pengguna jasa,

penyedia, termasuk pengelola teknis.

Pembinaan teknis dilaksanakan oleh Menteri dalam hal Ini adalah Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk sumber dana APBN, sedangkan

pembinaan umum dilaksanakan oleh Menteri yang membidangi urusan dalam

negeri dalam hal ini adalah Menteri Dalam Negeri untuk sumber dana APBD

Provinsi dan Gubernur untuk sumber dana APBD Kabupaten/Kota.

Materi penyelenggaraan pembinaan pembangunan bangunan gedung negara yang

terdiri :

1. Persyaratan pembangunan,

2. Program penyusunan pembiayaan pembangunan,

3. Pentahapan pembangunan,

4. Pembiayaan pembangunan,

5. Pembinaan pembangunan, dan

6. Kunjungan lapangan

Page 52: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Page 53: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

51 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

DAFTAR PUSTAKA 1. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

2. PP No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun

2002 Tentang Bangunan Gedung

3. UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan.

4. Perpres No. 73 Tahun 2011 Tentang Pembangunan Bang. Gedung Negara.

5. Permen PU No. 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan

Gedung Negara.

6. Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

7. Permen PUPR No. 33/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan

Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Page 54: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 52

GLOSARIUM

Sosialisasi Proses mempelajari dan menanamkan suatu nilai, norma, peran, dan pola perilaku dari satu generasi ke generasi lain dalam sebuah Kelompok atau masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam kehidupan Bermasyarakat.

Diseminasi Suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola.

Sertifikat Laik

Fungsi (SLF)

Sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara administratif maupun teknis sebelum pemanfaatannya.

Izin Mendirikan

Bangunan (IMB)

Perizinan yang diberikan oleh kepala daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.

Page 55: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Page 56: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Tim Penyempurna

Ir. Antonius Budiono

Ir. Sumirat, MM

Ir. Ismono Yahmono, MA

Ir. Natsir Gunansyah, MM

Ir. Normansyah Machmud, MM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PU SD IK LAT JALAN , PERU MA HA N, PER MU KIMA N D AN PENG EMB AN GA N IN FR ASTR UK TU R WILA YAH

J l . A b d u l H a m i d C i c a h e u m B a n d u n g , T l p / F a x . 0 2 2 - 7 2 0 8 0 2 4 ,

E m a i l : p u s a t 3 b p s d m @ y a h h o o . c o . i d

Page 57: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Page 58: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Page 59: Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Edisi 2016