pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka...

152
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MTS. DA’IL KHAIRAAT KALIDERES JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: Uum Durratun Najah NIM 1113018200021 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 05-Jul-2020

5 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI

KEGIATAN PRAMUKA DI MTS. DA’IL KHAIRAAT

KALIDERES JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna

Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

Disusun Oleh:

Uum Durratun Najah

NIM 1113018200021

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

i

ABSTRAK

Uum Durratun Najah (1113018200021). “Pembentukan Karakter Siswa

Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat”. Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan karakter siswa

melalui kegiatan pramuka di MTs. Da’il Khairaat. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif melalui analisis

data berupa angket, observasi, wawancara dan studi dokumen. Sumber data dari

penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala

bidang kurikulum, pembina OSIS, pembina pramuka, wali kelas, guru, dan siswa.

Lokasi penelitian bertemat di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pramuka dalam membentuk

karakter siswa di MTs. Da’il Khairaat, telah mampu mengantarkan siswa menjadi

pribadi yang memiliki karakter religius, mandiri, gotong royong, integritas dan

nasionalisme. Namun masih terdapat kendala seperti jarak tempuh siswa,

lapangan yang kurang memadai, dan kurangnya pembina pramuka. Berdasarkan

temuan-temuan tersebut, disarankan kepada Kepala Sekolah memperbaharui

sarana dan prasarana yang sudah ada dan menambahkan pembina pramuka agar

kegiatan pramuka dapat berjalan lebih optimal. Selain itu dibutuhkannya kerja

sama antar guru, wali murid dan pembina pramuka untuk selalu memberikan

dukungan dan pendampingan kepada siswa.

Kata Kunci : Karakter Siswa, Kegiatan Pramuka

ii

ABSTRACT

Uum Durratun Najah (1113018200021). “Student Characters Building

Through Scout Activities at MTs. Da’il Khairaat Kalideres West Jakarta”.

Thesis, Department of Management Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Training State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020

This research aims to describe student’s character by scout activities. This

research was conducted using a qualitative approuch with descriptive methods

through data analysis in the form of questionnaire, observation, interviews and

study of documents. Sources of data from this study are the principal, deputy head

of student affairs, deputy head of curriculum, student council adviser,

scoutmaster, homeroom teacher, teacher and students. The location of the study

was at MTs. Da’il Khairaat Kalideres West Jakarta.

The results of research showed that scout activities in building student’s

character of MTs. Da’il Khairaat, were able to deliver stydent’s to have religious,

independent, mutual cooperation, integrity and nationalist character. However,

there are still abstacles in the service whice are sourced from student distance, as

well as service facilities and infrastructur and limited scoutmaster. Base on these

findings it was suggested to the school principal to upgrade of facilities and

infrastructureand open recruitment of scoutmasterscout activities could run

optimally. In addition, can also collaboration with teachers, student guardians

and scout master to always provide support and assistance to students.

Keywords : Student Character, Scout Activities

iii

KATA PENGANTAR

بسماهللالرحمنالرحيم

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas setiap rahmat, keberkahan, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada baginda alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta

keluarganya, sahabatnya serta ummatnya semoga kita semua senantiasa mendapat

syafaat.

Skripsi yang berjudul “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan

Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat” merupakan salah satu

syarat kelulusan penulis untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akan tetapi penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh

dari sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

khususnya dari pembimbing guna menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi

penulis di masa yang akan datang.

Dalam proses penulisan skripsi, penulis mendapatkan banyak bantuan,

dukungan, ide dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan sekaligus

dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya

dalam membantu, mengarahkan dan memotivasi penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

iv

4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu, mengarahkan

dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah mendidik,

membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan terbaik kepada

penulis selama menjalani perkuliahan.

6. Masturo, M. Pd selaku Kepala Sekolah MTs. Da’il Khairaat, Irfan, S. Pd

selaku Wakil Bidang Kurikulum, Haidir, S. Pd selaku Pembina Pramuka,

pendidik, tenaga kependidikan, serta peserta didik MTs. Da’il Khairaat yang

telah memberikan informasi kepada penulis dalam penelitian skripsi.

7. Ungkapan terimaksaih penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat

kepada kedua orang tua, Ayah Nawawi Sulaeman dan Ummi Ru’yatul Hilal

tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, kesabaran, motivasi,

nasehat, perhatian, dan segala dukungan moril ataupun materil yang telah

diberikan kepada ananda sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sungguh

tak mudah digambarkaan seberapa besar perjuangan yang telah diberikan

kepada penulis.

8. Kakak dan adik tercinta Iin Nabilah Khairunnisa, Muhammad Bahrur

Rohman, Yuni Nur Azizah, dan Muhammad Bahrul Ulum yang telah

memberikan semangat, motivasi, serta dukungan kepada penulis dalam setiap

kondisi baik suka maupun duka.

9. Keluarga tercinta Bani Saman, Ahmad Miftahul Mahbuby dan sepupu-sepupu

tersayang Aqila Marsha, Silvia Asyifa, Malika Yusriah, Luthfiah Ari Afifi,

Syahwal Ananda, M. Fahri, Wahyu Setiawan, Taufik Hidayat yang telah

memberikan kasih sayang dan semangat ketika penulis mulai jenuh dalam

penulisan skripsi ini

10. Muhammad Ihsan Bramantyo, partner terbaik yang selalu mendukung,

memotivasi, menghibur, serta mendengar keluh kesah penulis selama proses

penyelesaian skripsi.

11. Sahabat-sahabat terbaik Sri Wulan, Munifatuzzahro, Ratu Nurul Karimah,

Lusianawati, Raka Daylami M, M. Fachreza Afdi, Anisa’ul Khairiyah, Kholis

v

Bidayati, Lili Kursila, Ahmad Sofyan Lubis yang selalu mengingatkan,

memotivasi, memberikan energi positif, memberikan bantuan dan menghibur

penulis dalam setiap keadaan, semoga semesta selalu menjaga.

12. Karibku, Emma Yuliana Nurbaithy, Faika Ramadhani, Calysta Merina, Izmi

Syahidah, dan keluarga besar FRBMK terimakasih untuk kalian yang selalu

memberikan semangat, memberi energi positif kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

13. Teman-teman Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2013 yang sama-

sama menjalani perjuangan dan saling mendukung untuk menyelesaikan studi

di kampus ini.

14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun semua yang kalian berikan

sangat berarti bagi penulis. Atas bantuan mereka yang sangat berharga,

penulis berdo'a semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan dalam setiap

langkahnya, Aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sebagai karya ilmiah yang jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun. Dengan kerendahan hati penulis berharap smeoga skirpsi ini

bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya untuk penulis dan

bagi pembaca.

Wassalmualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Jakarta, 27 Januari 2020

Penulis

Uum Durratun Najah

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix

DAFTAR BAGAN ........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 9

A. Pembentukan Karakter Siswa ............................................................... 9 1. Pengertian Karakter Siswa ............................................................... 9

2. Pembentukan Karater Siswa ............................................................ 11

3. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Karakter Siswa .......................... 13

4. Strategi Pembentukan Karakter di Sekolah ...................................... 14 B. Kegiatan Pramuka ................................................................................ 19

1. Pengertian Pramuka ........................................................................ 19

2. Perinsip Dasar, Tujuan dan Fungsi Pramuka ................................... 21

3. Metode Pramuka ............................................................................ 24

4. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Kegiatan Pramuka .................. 25

5. Pelaksanaan Kegiatan Pramuka Pada Tingkat SMP ........................ 27 C. Penelitian Relevan................................................................................ 28 D. Kerangka Berfikir ................................................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 32 B. Metode Penelitian ................................................................................ 33 C. Sumber Data ........................................................................................ 33 D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 35 F. Kisi-Kisi Instrumen .............................................................................. 41 G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................................... 44 H. Teknik Analisis dan Interprestasi.......................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 46

A. Gambaran Umum MTs. Da’il Khairaat .................................................... 46 1. Sejarah Singkat .................................................................................. 46 2. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................................ 47

vii

3. Keadaan Pendidikan .......................................................................... 48 B. Gambaran Pramuka MTs. Da’il Khairaat ................................................. 52

1. Sejarah Pramuka ..................................................................... 52 2. Struktur Organisasi Kegiatan Pramuka .................................... 52 3. Data Pembina Pramuka.............................................................53 4. Sarana dan Prasarana Kegiatan Pramuka ................................. 54 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pramuka ................................... 55 6. Program Kegiatan Pramuka.......................................................55

C. Deskripsi Data ........................................................................................ 57 D. Pembahasan Temuan Penelitian ............................................................. 74

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 76

A. Kesimpulan ........................................................................................... 76 B. Saran ...................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 83

BIODATA PENULIS ................................................................................... 135

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Rencana Penyusunan Skripsi......................................................32

Tabel 3. 2 Populasi dan Sampel...................................................................34

Tabel 3. 3 Scoring........................................................................................35

Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara.................................................................36

Tabel 3. 5 Lembar Observasi.......................................................................38

Tabel 3. 6 Daftar Cocok Dokumen..............................................................39

Tabel 3. 7 Instrumen Penelitian Karakter.....................................................40

Tabel 3. 8 Instrumen Angket Siswa.............................................................42

Tabel 4. 1 Struktur Organisasi Pramuka......................................................53

Tabel 4. 2 Menghargai Orang yang Lebih Tua............................................58

Tabel 4. 3 Menghormati Semua Guru..........................................................59

Tabel 4. 4 Melaksanakan Ibadah..................................................................59

Tabel 4. 5 Tidak Merendahkan Orang Lain.................................................60

Tabel 4. 6 Skor Karakter Religius................................................................60

Tabel 4. 7 Mengerjakan Tugas.....................................................................61

Tabel 4. 8 Tanggung Jawab..........................................................................62

Tabel 4. 9 Tertantang Hal Baru....................................................................62

Tabel 4. 10 Menerapkan Pengetahuan.........................................................64

Tabel 4. 11 Skor Karakter Mandiri..............................................................64

Tabel 4. 12 Gotong Royong Dimana Saja...................................................65

Tabel 4. 13 Senang Membantu dan Menolong............................................66

Tabel 4. 14 Rajin..........................................................................................66

Tabel 4. 15 Ikut Serta Kegiatan Bakti Sosial...............................................66

Tabel 4. 16 Skor Karakter Gotong Royong.................................................67

Tabel 4. 17 Aktif Mengikuti Kegiatan.........................................................68

Tabel 4. 18 Menyalurkan Ide.......................................................................69

Tabel 4. 19 Pengalaman Berharga................................................................69

Tabel 4. 20 Tepat Waktu..............................................................................70

Tabel 4. 21 Skor Karakter Integritas............................................................70

Tabel 4. 2 Menghadiri Upacara Bendera ................................................... 71

Tabel 4. 23 Hafal Lagu-Lagu Nasional........................................................72

Tabel 4. 24 Menghormati Perbedaan...........................................................73

Tabel 4. 25 Antusias dalam Peringatan Hari Nasional.................................73

Tabel 4. 26 Skor Karakter Nasionalisme.....................................................73

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Berfikir......................................................................30

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Pramuka......................................................53

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ................................................... 84

Lampiran 2 Hasil Wawancara Bidang Kesiswaan ............................................... 87

Lampiran 3 Hasil Wawancara Bidang Kurikulum ............................................... 91

Lampiran 4 Hasil Wawancara Pembina Osis ...................................................... 94

Lampiran 5 Hasil Wawancara Pembina Pramuka ................................................ 97

Lampiran 6 Hasil Wawancara Wali Kelas......................................................... 100

Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Bimbingan Konseling ............................... 103

Lampiran 8 Hasil Wawancara Siswa................................................................. 106

Lampiran 9 Angket Siswa ................................................................................ 111

Lampiran 10 Studi Dokumen Sekolah .............................................................. 116

Lampiran 11 Studi Dokumen Pramuka ............................................................. 120

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 125

Lampiran 13 Surat Bimbingan Skripsi .............................................................. 128

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 130

Lampiran 15 Surat Persetujuan Penelitian ......................................................... 132

Lampiran 16 Hasil Ujian Referensi ................................................................... 134

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakter merupakan suatu hal yang membedakan antara manusia dengan

binatang, karena karakter dapat menggambarkan manusia untuk dapat hidup

lebih baik di dalam lingkungannya. Karakter sudah ada di dalam diri manusia

sejak lahir dan dibentuk oleh lingkungan yang ada di sekitarnya. Karakter

yang sudah ada sejak seseorang lahir bisa saja adalah karakter yang baik,

namun karakter tersebut bisa menjadi karakter yang buruk jika dipengaruhi

lingkungan yang buruk. Begitupun sebaliknya potensi karakter buruk yang

ada sejak lahir dapat dikembangkan menjadi baik ketika seseorang tersebut

berada di dalam lingkungan yang baik.

“Seyogianya sekolah tidak hanya berkewajiban meningkatkan pencapaian

akademis, tetapi juga bertanggungjawab dalam membentuk karakter peserta

didik.”1 Sejatinya pembentukan karakter itu sudah ditanamkan sejak dini,

yakni melalui pendidikan di dalam keluarga yang diajarkan oleh orang tua,

dan anggota keluarga lainnya. Tidak hanya itu pembentukan karakter juga

dapat terjadi pada anak ketika ia melihat dan mendengar kejadian secara

langsung. “Pendidikan karakter pada intinya melakukan penanaman nilai

dengan cara membimbing pemenuhan kehidupan manusia melalui perluasan

dan pendalaman makna yang menjamin kehidupan yang bermakna manusia.”2

Demikian pembentukan karakter ialah menyelaraskan nilai-nilai kebaikan di

dalam diri manusia mulai dari usia dini dan berlanjut seterusnya hingga

mereka dewasa. Dalam hal ini, pembentukan karakter umumnya berlanjut

ketika anak telah masuk ke sekolah.

1 Muarif SAM, The 21th Century Skills Guru pada Jenjang Pendidikan Dasar, (Ciputat:

Copyright, 2016). h. 163. 2 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 40.

2

Pembentukan karakter itu bukan hanya karena adanya transfer nilai-nilai

karakter yang baik, tetapi bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan oleh

pendidik atau guru dan menjadi tauladan bagi siswanya sehingga nilai-nilai

tersebut dapat menyatu dalam totalitas dan kualitas yang ada pada diri siswa,

sampai nilai-nilai yang ada menjadi karakter di dalam diri siswa.

Tidak hanya di sekolah, Pendidikan karakter juga dapat dibangun dari

rumah dan lingkungan sekitar, meliputi keluarga, teman sebaya, dan

masyarakat. Adapun masalah-masalah yang merupakan dampak dari gagalnya

pembentukan karakter, yakni:

- Anak yang terlahir tanpa pernikahan

- Banyaknya orang tua yang tidak siap mendidik anak dan tidak memiliki

ilmu parenting

- Gaya hidup hedonisme dan westernisasi

- Kurang bijaknya penggunaan teknologi

- Kelas ekonomi

- Sibuk dengan hal lain, sampai lupa Pendidikan moral

Sehingga menumbuhkan individu yang tidak memiliki kontrol diri dan tidak

memiliki kualitas karakter yang baik untuk mengantarkannya kepada

kesuksesan dimasa mendatang.

Permasalahan karakter yang terjadi timbul karena perkembangan zaman

dan keadaan lingkungan yang menjadikan siswa kehilangan nilai karakter di

dalam dirinya, diantaranya karena mengalami masalah broken home, tidak

memiliki rasa percaya diri, dan merasa tertindas sehingga banyak dari mereka

yang memilih melampiaskannya dengan hal-hal yang berbau negatif seperti

pergaulan bebas, menjadi pemberontak dan merusak dirinya sendiri serta

sekitarnya. Siswa diajarkan ilmu agama tetapi di luar KBM (Kegiatan Belajar

Mengajar) banyak siswa yang tidak menerapkannya. Sebelum KBM dimulai

siswa terbiasa berdo’a tetapi di luar KBM siswa lupa berdo’a dalam memulai

sesuatu. Siswa melupakan budaya negerinya sendiri karena sibuk dengan

perkembangan zaman yang kekinian, banyaknya siswa yang tidak hafal lagu-

lagu kebangsaan, siswa tidak bangga dengan negerinya sendiri seperti

3

membanding-bandingkan keunggulan negaranya dengan negara lain, siswa

terlambat datang ke sekolah, malas mengerjakan tugas, dan tidak menyukai

pelajaran. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penanaman karakter integritas

pada diri individu.

Pembentukan karakter dirasa kurang berhasil dikarenakan kurangnya

dukungan dari seluruh komponen di sekolah baik dari aspek proses

pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaksanaan

aktivitas ko-kurikuler, serta para personil sekolah, yang didukung oleh orang

tua dan anggota masyarakat.3 Dalam hal ini terjadi ketidak seimbangan antara

keinginan karakter yang baik dengan kondisi lapangan yang kurang berperan

aktif dalam mendukung keberlangsungan pembentukan karakter, sehingga

mengakibatkan tidak tercapainya pembetukan karakter.

Banyak lembaga pendidikan yang telah berupaya menanamkan nilai-nilai

karakter dengan berbagai cara, baik melalui penyelenggaraan mata pelajaran

budi pekerti maupun pengintegrasian ke dalam mata pelajaran. Namun

demikian nampaknya upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil yang

optimal, masih terdapat siswa yang tidak melaksanakan sholat, siswa

mencontek pada saat pelaksanaan ujian atau latihan-latihan tertentu yang

diberikan oleh guru yang menunjukkan ketidak mandirian siswa, siswa malas

mengikuti upacara atau sengaja datang terlambat untuk menghindari kegiatan

upacara menunjukkan kurangnya rasa nasionalisme pada diri siswa,

kurangnya rasa sopan santun siswa terhadap guru menunjukkan siswa tidak

memiliki integritas, kurangnya kerjasama antar siswa dalam mengikuti

kegiatan yang mungkin saja telah menjadi peraturan sekolah seperti, tidak

melaksanakan piket harian hal ini menunjukkan kurangnya nilai gotong

royong di dalam lingkungan sekolah.

Pendidikan yang membangun nilai-nilai moral karakter di kalangan siswa

harus selalu mendapatkan perhatian. Di tingkat dasar (SD dan SMP)

merupakan wadah yang sangat penting untuk mempersiapkan sejak dini para

3 Ibid, h. 14-15.

4

generasi penerus nantinya.4 Pembentukan karakter individu manusia haruslah

sudah dimulai sejak kecil, karena itulah karakter yang akan dibawa mereka

hingga mereka dewasa dan karakter yang sangat kuat ketika telah dibiasakan

sejak kecil sehingga mereka dapat mencapai kesuksesan mereka ketika

dewasa.

Lingkungan sekolah khususnya tingkat SMP yang beranggotakan remaja-

remaja awal yang sedang dalam masa transisi, sangat rentan sekali terhadap

perilaku yang menyimpang.5 Demikian bisa dikatakan tidak mudah untuk

membentuk karakter baru dalam diri individu siswa. Sebab pada masa usia

tersebut siswa sudah mulai mempertahankan apa yang diinginkannya dan

mengenal karakter baru di lingkungan yang baru ditemukan. Oleh sebab itu

dirasa sangat penting untuk memaksimalkan pembentukan karakter pada usia

remaja tersebut.

Salah satu lembaga pendidikan yang berusaha melakukan pembentukan

nilai-nilai karakter adalah MTs. Da’il Khairaat yang berlokasi di Jl. Peta Barat

No.110B Rt.06/Rw.18, Pegadungan, Kalideres Jakarta Barat. Namun sampai

saat ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Seperti terjadinya tawuran

antar siswa atau sekolah, terjadinya bulliying antar pelajar, tidak adanya etika

murid terhadap guru, bolos pada jam pelajaran, dan kurangnya rasa percaya

diri pada siswa sehingga siswa mencontek pada saat pelaksanaan ujian atau

latihan-latihan tertentu yang diberikan oleh guru. Hal ini berdampak pada

cidera fisik dan psikis, terauma, hilangnya rasa percaya diri, tidak memiliki

rasa kasih sayang dan hormat terhadap guru, kurangnya pengetahuan, dan

tidak berani menerima resiko. Akibatnya siswa menjadi tidak fokus ketika

guru menerangkan, tidak siap menerima resiko terburuk, menurunnya

semangat belajar serta menjadikan prestasi akademik menjadi menurun,

sampai tertanam rasa permusuhan dan dendam turun-menurun.

4 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di

MAN 1 Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected], h.

144. 5 Suradi, Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah,

(BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 2 Nomor 4, November 2017), h. 526.

5

Oleh karenanya sangat penting untuk sekolah dalam merencanakan cara-

cara dalam pembentukan karakter bagi siswa-siswinya. Cara-cara yang dirasa

sangat memungkinkan untuk dilakukan ialah melalui jalan agama dan

penanaman karakter dalam kegiatan ekstrakulikuler atau organisasi di sekolah.

Diantara pembentukan nilai karakter di lembaga pendidikan dilakukan melalui

kegiatan penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kegiatan hari besar islam dan

nasional, kegiatan belajar mengajar bidang studi agama dan pancasila,

pelajaran muatan lokal dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya, seperti Pramuka.

Diantara peran pramuka ialah membentuk karakter kepimimpinan,

kemandirian, disiplin, tanggung jawab, gotong royong, suka menolong,

religius, melatih keterampilan dan kreativitas. Seperti yang telah dikatakan

oleh Bpk. Masturo selaku kepala sekolah yang sekaligus juga sebagai guru

mata pelajaran PKN, yakni:

“.....Banyak orang tua tidak mau anaknya masuk keekstrakuliran sekolah

karena banyak yang prestasinya menurun karena kegiatan ekstrakulikuler itu

sampai sore dan sampai jam setengah 6. Ekskul disini juga belum maksimal

dalam pembentukan karakter siswa, banyak siswa yang ikut ekskul sekolah

cuman untuk ikut-ikutan.”6

Pendapat dari salah satu pembina Pramuka Rian Ardiansyah, menyatakan

bahwa ekstrakulikuler Pramuka merupakan salah satu wadah yang tepat dalam

membentuk karakter siswa yang baik. Karena disitu siswa dilatih untuk

menjadi disiplin dan mandiri dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.

Namun disisi lain terdapat beberapa pandangan dari orang tua yang

berbeda, yakni orang tua merasa tidak setuju apabila kegiatan organisasi di

sekolah terlalu menyita waktu yang lebih, yaitu apabila anak terlalu sore saat

pulang sekolah atau pulang sekolah terlalu lama dari jam sekolah yang

seharusnya, terlebih kegiatan organisasi sampai membuat mereka

mengenyampingkan keutamaan pelajaran di dalam kelas.

6 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah Sekaligus Guru Mata Pelajaran PKN di MTs.

Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 28 Agustus 2017.

6

Pernyataan dari Pembina Pramuka juga demikian, bahwa kesadaran dan

peran serta dari orangtua maupun sekolah yang kurang mendukung, menjadi

penghambat perkembangan organisasi ataupun kemampuan anak itu sendiri di

dalam organisasi.

Pembentukan nilai-nilai karakter di sekolah ini dilakukan melalui

kegiatan Pramuka, yang menerapkan nilai-nilai karakter dalam program atau

kegiatannya. Dalam pelaksanaannya nilai-nilai karakter tersebut semestinya

mencakup di dalam setiap program atau kegiatan Pramuka. Namun pada

pelaksanaannya di sekolah belumlah demikian, karena masih banyak siswa

yang tidak menjadi disiplin, baik di dalam kegiatan Pramuka ataupun kegiatan

di luar Pramuka.

Kegiatan kepramukaan menumbuhkan banyak keterampilan yang dapat

menumbuhkan kreativitas. Keterampilan-keterampilan tersebut telah ada dan

menjadi dasar pembelajaran dalam Pramuka. Namun, keterampilan tersebut

juga tidak terpaku pada aturan atau teknik dan alat yang digunakan seperti

awal mulai dipopulerkannya pramuka. Saat ini keterampilan tersebut telah

menggunakan teknik dan kreasi yang baru, serta alat-alat yang lebih modern.

Tetapi informasi dan perkembangan tersebut belum sepenuhnya menyeluruh

di Pramuka yang ada di Indonesia. Ada pula yang masih mempertahankan

teknik dan alat yang masih konvensional. Hal ini menjadikan gerakan

Pramuka yang ada di Indonesia mesti bekerja lebih ekstra untuk

menyamaratakan perkembangan Pramuka Indonesia.

Pada saat dikeluarkannya keputusan pelaksanaan Kurikulum 2013,

Pramuka masuk menjadi kategori pendidikan nonformal dan masuk dalam jam

pelajaran tersendiri di sekolah. Dengan demikian Pramuka menjadi wajib

diterima bagi seluruh peserta didik di sekolah. Namun, masih terdapat pro

kontra dalam pelaksanaannya, terlebih pembelajaran Pramuka di tengah jam

pelajaran menjadikan kegiatan Pramuka tidak begitu maksimal karena

sebelumnya pelaksanaan pramuka dilakukan di jam terakhir pelajaran ataupun

pada satu hari khusus untuk kegiatan kepramukaan.

7

Selain itu berlangsungnya program kegiatan Pramuka juga belum

sepenuhnya didukung oleh orang tua. Hal ini terlihat sebagaimana saat

pelaksanaan kegitan Pramuka berlangsung, orang tua belum sepenuhnya

memberi izin ketika kegiatan tersebut harus dilakukan di lingkungan alam

bebas, ataupun ketika kegiatan Pramuka membutuhkan waktu yang lebih di

luar jam pelajaran Pramuka.

Berdasarkan fenomena tersebut menarik untuk dikaji lebih dalam melalui

suatu penelitian dengan judul “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan

Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta Barat.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Siswa belum disiplin terhadap peraturan yang ada di sekolah

2. Kurangnya kreatifitas siswa dalam program atau kegiatan pembelajaran

3. Kurang adanya rasa percaya diri pada diri siswa terhadap kemampuan

akademik di dalam kelas.

4. Sikap kurang bertanggung jawab terhadap tugas di dalam berorganisasi.

5. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memudahkan pokok permasalahan dalam

penelitian ini, maka berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis

membatasi permasalahan tentang: “Pramuka belum menjadi wadah dalam

membentuk karakter”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijelaskan, maka masalah

yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pembentukan Karakter

Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta

Barat?

8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pembentukan

Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres

Jakarta Barat.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi beberapa pihak

sebagai pertimbangan, masukan dan referensi dalam kegiatan pramuka.

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembentukan Karakter Siswa

1. Pengertian Karakter Siswa

Karakter adalah sebagai gambaran siapa diri kita dan bagaimana diri

kita, bagaimana orang lain merespon kepada diri kita untuk mencapai cita-

cita atau kesuksesan diri kita. Misalnya dengan bersikap ramah dan sopan

santun orang lain akan senang dengan diri kita. Menurut Wynne pengertian

karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan

memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam

tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.7 Berarti, yang dimaksud dengan

karakter ialah ketika seorang manusia menerapkan kebiasaan-kebiasaan

yang baik maka dapat dikatakan bahwa manusia itu mempunyai karakter.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 623), karakter adalah

sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

yang lain; tabiat, watak.8 Seseorang dikatakan berkarakter apabila ia

mempunyai ciri khas yang membedakan seseorang dengan sekelompok

orang atau dengan binatang.

Menurut Ngainun Naim, karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar

yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh

hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan

orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan prilakunya dalam kehidupan

sehari-hari.9 Jadi, karakter dapat bersumber dari ruang lingkup keluarga,

lingkungan sekitar dan Pendidikan. Apabila seseorang berada di dalam

ruang lingkup keluarga yang memiliki kepedulian tinggi terhadap

7 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 3. 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 639. 9 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu

dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Yogyakarta: Arus Media, 2012), h. 43.

10

pertumbuhan yang positif maka individu tersebut akan tumbuh menjadi

pribadi yang positif, begitupun sebaliknya.

Menurut Kemendikbud, dasar-dasar karakter bangsa Indonesia ialah,

religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi,

rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial

dan tanggung jawab.10

Selain itu menurut Suradi karakter baik adalah salah satu sikap

fundamental pola pikir dan perilaku seseorang untuk mencapai keberhasilan

hidup yang lebih baik. Maka sudah selayaknya sekolah mempersiapkan

peserta didiknya berkarakter lebih baik yang menjunjung tinggi budaya dan

etika sebagai bekal hidup di masa depannya.11 Karakter baik akan menjadi

kuat apabila sekolah mendukung hal positif tersebut dengan program

kegiatan yang mengacu pada budaya dan etika.

Dari berbagai pengertian karakter yang telah diungkapkan di atas maka

secara sederhana penulis menyimpulkan pengertian karakter merupakan

ciri-ciri pribadi yang melekat pada diri seorang indvidu secara alami yang

dapat digunakan untuk membedakan antara satu individu dengan individu

yang lainnya yang diwujudkan dalam tindakan nyata seperti berperilaku

baik, jujur, hormat, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Dalam kata

lain, karakter setiap individu itu dapat bersumber dari banyak hal sehingga

membentuk pribadi seseorang dan dapat berefek jangka panjang. Sebagai

contohnya adalah anjuran kepada anak untuk bertutur kata yang baik dan

sopan, menghormati orang yang lebih tua serta menyayangi orang yang

lebih muda, berpakaian rapi dan sopan, suka menolong, mematuhi tata tertib

yang berlaku dimanapun ia berada, tidak suka berbohong, tidak suka

mencuri, dan lain sebagainya yang merupakan proses dari pembentukan

karakter.

10 Permendikbud No. 20 Tahun 2018, Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan

Pendidikan Formal Pasal 2, h. 3. 11 Suradi, Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah,

(BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 2 Nomor 4, November 2017), h. 523.

11

2. Pembentukan Karakter Siswa

Pengertian pembentukan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah

proses, cara, perbuatan membentuk.12 Pembentukan ialah usaha sadar untuk

membentuk karakter siswa yang diharapkan, yang dilakukan oleh orang

dewasa yang mendapat tugas membentuk.

Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda, terlepas

karakter itu baik atau buruk. Namun demikian karakter itu sendiri tidak

hanya berasal dari faktor keturunan, tetapi juga merupakan upaya dari

sebuah proses tertentu. Dengan kata lain, karakter dibentuk melalui sebuah

usaha yang tersusun dengan baik. Sebagaimana halnya ialah ketika

membentuk karakter anak untuk menjadi pribadi yang tangguh dan siap

terhadap perubahan kondisi mendesak.

Menurut M. Syakir dkk. Pembentukan karakter adalah proses

pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya

yang berkarakter dalam dimensi, pikiran, hati, raga, serta rasa dan karsa.13

Setiap kegiatan yang ada di sekolah haruslah berasaskan pada pembentukan

karakter yang memiliki ukuran, ingatan, penerapan, penghayatan, respon,

dorongan, serta dukungan agar tercapainya karakter positif pada peserta

didik.

Menurut Jito Subianto, pembentukan karakter ialah bagian dari

pendidikan nilai melalui sekolah yang merupakan usaha mulia yang

mendesak harus dilakukan.14 Karakter salah satunya dibentuk melalui

sekolah, dan karakter menjadi satu yang paling diutamakan. Pembentukan

karakter itu sendiri menjadi suatu upaya yang sangat dianggap sesuai dan

paling benar untuk diterapkan dalam pendidikan.

12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2008), hal.180. 13 M. Syakir dkk., Analisis Kegiatan Pendidikan Ekstrakulikuler untuk Pembentukan Karakter

Disiplin Siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Borong, (Jurnal Mirai Management Vol.2 No.1, Oktober

2017), h. 113. 14 Jito Subianto, Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter

Berkualitas, (Lembaga Peningkatan Profesi Guru, Jawa Tengah, Indonesia, Vol.8 No.2, Agustus

2013), h. 335.

12

Penerapan pembentukan karakter ditujukan pada nilai-nilai kebaikan,

sebagaimana yang pendapat Fatchul Mu’in bahwa: Pembentukan karakter

merupakan proses membangun karakter, dari yang kurang baik menjadi

yang lebih baik, sehingga terbentuknya watak atau kepribadian yang

mulia.15

Dalam pembentukan karakter tidak ada pemaksaan bahwa seseorang itu

harus menjadi baik atau buruk, karena karakter itu hadir atas respon diri dari

apa yang diterima oleh individu tersebut, entah bersumber dari hal positif

atau negatif.

Proses pembentukan karakter merupakan suatu upaya perwujudan

fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia

(kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas

sosialkultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan

dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.16 Apa yang individu itu

terima baik secara psikologis dan sosialkultural akan diserap, lalu apa yang

individu serap akan diperaktikan dalam kesehariannya, sehingga terus

berlangsung secara berkesinambungan dalam kehidupan individu tersebut.

Segala sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus dan

berkesinambungan akan menjadi suatu upaya yang kuat. Demikian halnya

dengan karakter, seperti yang dikatakan oleh Ngainun Naim, karakter yang

kuat adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan pada

populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk

dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari

kekerasan dan tindakan-tindakan yang tidak bermoral.17 Apabila seseorang

mempunyai karakter yang baik maka sedikit banyaknya seseorang tersebut

telah memberikan manfaat untuk orang disekitar, karena setiap tindakannya

mempengaruhi yang besar.

15Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011), h. 296. 16 Kementerian Pendidikan dan Nasional, Desain Induk Pendidikan Karakter, 2011, h. 8-9. 17 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu

dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Yogyakarta: Arus Media, 2012), h. 41.

13

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter

adalah proses yang akan terjadi secara langsung pada diri individu, dari sisi

mental dan perilaku yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sistematis

dan berlangsung secara terus-menerus dengan target perencanaan yang telah

ditentukan sebelumnya.

3. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil Pendidikan di sekolah yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara

utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.18

Pembentukan karakter diharapkan bisa mendidik anak yang tangguh.

Bisa bersaing secara sehat demi kehidupan yang lebih baik. Menjadi anak

yang mandiri, sehingga diandalkan keluarga maupun lingkungan sosial.

Dalam lingkungan yang lebih luas, mereka diharapkan bisa menjadi

pemimpin yang bijaksana dan amanah.19 Dengan demikian pembentukan

karakter bertujuan untuk memberikan fondasi pada individu agar memiliki

kontrol diri yang dapat meminimalisir dampak negatif pada setiap individu

dan kelompok.

Menurut Sofan Amri dkk, pembentukan karakter merupakan salah satu

tujuan Pendidikan nasional.20

Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

18 Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Panduan Pendidikan

Karakter di Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2010), h. 8. 19 Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak dari Rumah, (Jakarta: Komputindo Gramedia,

2014), h. 8. 20 Sofan Amri, Ahmad Jauhari & Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam

Pembelajaran Strategi Analisis dan pengmbangan Karakter Siswa dalam Proses Pembelajaran,

(Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h. 166.

14

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.21

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

tujuan pembentukan karakter adalah untuk menjadikan pribadi siswa yang

unggul dan bermartabat, dengan cara meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia

siswa secara utuh, sehingga dapat menghasilkan siswa yang berkualitas

secara moral dan etika.

4. Strategi Pembentukan Karakter di Sekolah

Pembentukan karakter dalam lingkungan pendidikan dan sekolah,

antara lain dapat dilakukan dengan menyosialisasikan kepada pendidik,

serta peserta didik dan pengelola sekolah. Menurut Amirullah Syarbini

strategi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah dapat

dilakukan dengan 4 cara, yakni mengintrepetasikan setiap mata pelajaran,

pengembangan budaya sekolah, melalui kegiatan ekstrakulikuler, dan

kegiatan keseharian di rumah.22 Sekolah menerapkan pembentukan karakter

di setiap lingkup kegiatan, baik itu ketika pembelajaran di dalam kelas atau

di luar kelas. Ketika belajar di kelas, pembentukan karakter dimasukkan

melalui metode pembelajaran yang sesuai mata pelajarannya. Kemudian

dalam interaksi di luar kelas juga diterapkan nilai-nilai karakter, misalnya

budaya saling senyum dan tegur sapa, yang merupakan bentuk nilai

kekeluargaan. Melalui kegiatan ekstrakulikuler, pembentukan terjadi dengan

aktivitas-aktivitas psikomotorik yang mempunyai nilai dasar, seperti nilai

sosial, kemanusiaan, mencintai alam, dan lain sebagainya. Dan yang

pastinya pembentukan karakter yang pertama dilakukan adalah di rumah,

sebab karakter itu sendiri ada yang dibawa oleh faktor keturunan maka

21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Bab II Pasal 3. 22 Amirullah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Karakter

Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah, (Jakarta: Prima Pustaka, 2012), h. 59.

15

pembentukan karakter di rumah akan lebih mudah untuk dipengaruhi dan

dibentuk.

Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan oleh Agus Zaenul Fitri,

strategi pembentukan karakter positif dapat dilakukan melalui 4 pendekatan

berikut, pendekatan instruktif-struktural, pendekatan formal-kulikuler,

pendekatan mekanik-fragmented dan pendekatan organik-sistematis.23

Untuk membangun karakter yang ada pada diri siswa maka langkah yang

harus dilakukan oleh sekolah ialah dengan menjadikan penanaman nilai-

nilai karakter sebagai acuan utama disekolah, guru berperan aktif dalam

penanaman nilai dan etika disetiap proses pembelajaran, mengadakan

kegiatan ekstrakulikuler yang memiliki nilai pembentukan karakter dan

saling berkaitan dengan mata pelajaran, serta mengadakan kegiatan-kegiatan

yang melibatkan seluruh warga sekolah dan memiliki tujuan pembentukan

karakter.

Kebijakan Pendidikan karakter dilaksanakan melalui tiga strategi, yaitu:

pertama stream top down dilakukan melalui intervensi kebijakan, kedua

stream buttom up dengan mengandalkan pengalaman para praktisi di

lapangan, dan ketiga stream revitalisasi program.24

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam membentuk karakter

peserta didik di sekolah melalui kegiatan ektrakulikuler pramuka yaitu;

Intervensi, pemberian keteladanan, pembiasaan, pendampingan, penguatan,

dan keterlibatan berbagai pihak.25

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan mencanangkan empat nilai

karakter yang menjadi ujung tombak penerapan karakter di kalangan siswa

di sekolah, yakni jujur (dari olah hati), cerdas (dari olah pikir), tangguh (dari

23 Agus Zaenul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan

Etika di Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 69. 24 Tim Penyusun Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Panduan

Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 11. 25 Muhammad, Pembentukan Karakter Anak SD/MI Melalui Pendidikan Pramuka, (Elementary

Vol.I Edisi 2 Juli 2015), h. 14.

16

olah raga), dan peduli (dari olah rasa dan karsa).26 Empat karakter tersebut

merupakan karakter utama yang paling penting untuk dimiliki siswa.

Karakter itu menjadi fondasi bagi diri siswa untuk menjalankan kehidupan

selanjutnya untuk berada dimanapun dan kapanpun. Namun demikian

strategi dalam pembentukan karakter-karakter itu tidak mudah dalam

mengukur ketercapaiannya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasrullah, bahwa:

sekolah memiliki perhatian penting dalam membangun pendidikan

karakter, walaupun dalam membangun pendidikan karakter di lembaga

tersebut mengalami peningkatan dan kemajuan. Peningkatan dan

kemajuan bukanlah tolok ukur, akan tetapi kemajuan merupakan

sesuatu yang bersifat relatif. Namun, pada hakikatnya lembaga

pendidikan tersebut memiliki visi, misi dan tujuan dalam

mengembangkan dan membangun karakter peserta didik yang lebih

baik.27

Karakter tercapai tidak bisa diukur hanya dengan prestasi akademik atau

akreditasi sekolah saja, melainkan ada ukuran yang relatif yang dapat

menunjukkan karakter itu terbentuk atau tidak. Tentu saja karakter seperti

itu hanya bisa terlihat pada saat kejadian yang responsif atau tiba-tiba,

sedang kejadian seperti itu tidak sebegitu sering terjadi di sekolah. Oleh

karenanya salah satu ukurannya adalah mengacu pada ketercapaian

penerapan visi, misi dan tujuan di sekolah oleh seluruh warga sekolah.

Menurut Dit. PSMP Kemendiknas dalam Jurnal Universitas Negeri

Yogyakarta,

Pembinaan karakter siswa di sekolah bisa dilakukan dengan tiga cara.

Pertama, pendidikan karakter dilakukan secara integrasi ke dalam

semua mata pelajaran. Kedua, pendidikan karakter juga diintegrasikan

ke dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan

ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Ketiga, Pendidikan karakter

dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan semua urusan di sekolah

yang melibatkan semua warga sekolah.28

26 Tim Penyusun Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Op.cit, h.

9. 27 Nasrullah, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam, (Universitas

Muhammadiyah Malang: SALAM, volume 8 No.1, Malang, Juni 2015), h. 77. 28 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di

MAN 1Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta), h. 146.

17

Strategi pembentukan karakter tersebut dikelompokkan menurut garis besar

kegiatan di sekolah:

a) Melalui kegiatan utama sekolah, yakni kegiatan belajar mengajar

berdasarkan mata pelajaran yang ditentukan, karakter menjadi

pembahasan dan juga diperaktikkan dalam pembelajaran.

b) Melalui kegiatan yang dilaksanakan secara kontinue di dalam kegiatan

belajar mengajar (KBM) seperti, pelajaran budi pekerti, pendidikan

kewarganegaraan, dan agama, ataupun di luar KBM seperti, kegiatan

pramuka.

c) Melalui kegiatan yang mencakup seluruh warga sekolah seperti, kerja

bakti, menjaga kebersihan dan keamanan sekolah yang menunjukkan

karakter peduli lingkungan, peduli sosial dan rasa tanggung jawab.

Pembentukan karakter perlu dilakukan secara utuh, menyeluruh dan

terpadu, tidak sekadar diajarkan tetapi harus ditumbuh kembangkan secara

cerdas melalui internalisasi nilai-nilai moral, suri teladan, dan kontrol sosial,

mulai intitusi keluarga, sekolah dan masyarakat.29 Sehingga pembentukan

karakter harus dilakukan secara konsisten, terus-menerus dan saling

berkesinambungan oleh semua aspek.

Upaya pembentukan karakter bagi siswa sekolah menengah pertama

perlu dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan karakter baiknya

dalam rangka membentuk warga negara yang berkarakter lebih baik dan

kompeten lebih tinggi dan tangguh kemampuannya karena karakter baik

merupakan salah satu sikap fundamental pola pikir dan perilaku seseorang

untuk mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik.30 Dengan demikian

sekolah menjadi pijakan bagi siswa untuk mencapai kualitas personal yang

positif sehingga mampu membentengi dirinya dari perkembangan zaman

dan keadaan lingkungan sekitar.

29 Bafirman, Pembentukan karakter Siswa Melalui Pembelajaran Penjasorkes, (Jakarta: Kencana,

2016), h. 18. 30 Suradi, “Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah”, Jurnal

Riset dan Konseptual, Vol. 2, 2017, h. 531.

18

Pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter di kalangan

siswa harus selalu mendapatkan perhatian. Di tingkat dasar (SD dan SMP)

merupakan wadah yang sangat penting untuk mempersiapkan sejak dini

para generasi penerus bangsa kita di masa datang, harus memiliki

kepedulian yang tinggi akan masalah moral atau karakter tersebut.31 Hal ini

dapat dibangun dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan mata pelajaran dan keadaan dilapangan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk pembinaan karakter siswa di

lembaga pendidikan di antaranya adalah dengan memaksimalkan kualitas

pembelajaran di kelas dan juga ekstrakulikuler yang mendukung penanaman

karakter siswa di sekolah seperti kegiatan Pramuka. Melalui kegiatan

ekstrakulikuler dan bentuk-bentuk pembiasaan guru dan Pembina dapat

menanamkan nilai-nilai karakter kepada para siswa melalui berbagai

aktivitas yang ada. Dalam proses perkembangan dan pembentukannya,

karkater seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan

faktor bawaan.32 Oleh karena itu, seluruh aspek yang memiliki tanggung

jawab dalam pembentukan karakter diharapkan dapat bekerjasama saling

mendukung dan berperan aktif.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter

memang bertujuan mengajarkan dan menanamkan karakter pada siswa.

Akan tetapi pembentukan karakter yang hanya menjadi sebatas sebuah

pengetahuan saja jika tidak diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh

karena itu, perlu diimplematasikan dalam kegiatan secara langsung. Salah

satu usaha nyata untuk mengembangkan pembentukan karakter adalah

dengan mengikuti kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan belajar

berorganisasi yang pada prosesnya akan membentuk karakter dari siswa

yang terlibat aktif dalam kegiatan Pramuka untuk mengembangkan minat

dan bakat serta potensi yang dimiliki siswa.

31 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di

MAN 1Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta), h. 144. 32 Ibid, h. 145.

19

Dari uraian di atas dapat dipahami dengan adanya strategi pembentukan

karakter, akan memudahkan setiap lembaga atau sekolah dalam

mencanangkan dan menerapkan program pembentukan karakter pada siswa.

B. Kegiatan Pramuka

1. Pengertian Pramuka

Pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan yang sudah

menyebar diberbagai belahan dunia, karena keunikan serta kekhasan

kegiatan yang penuh kreativitas dan energifitas yakni dengan adanya

kegiatan-kegiatan yang membutuhkan keterampilan sebagai ciri khas

kepramukaan. Tidak hanya itu, dalam Pramuka juga sangat menitik beratkan

pada aspek moralitas dan budi pekerti dengan menjadikannya sebagai dasar

serta prinsip di dalam kepramukaan. Kegiatan kepramukaan sangat khas

dengan aktivitas yang dilakukan di alam bebas. Demikian Pramuka

dianggap menjadi salah satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Menurut Lord Baden-Powell, Pramuka adalah suatu permainan yang

menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi

bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik,

membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk

memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya.33 Dapat dikatakan

bahwa didalam kegiatan Pramuka tidak ada penekanan ilmu yang harus

ditekuni dan ditakuti karena tidak terdapat naskah-naskah atau ajaran yang

menjadikan pramuka sebagai salah satu hal yang harus diujikan.

Pramuka merupakan kependekan dari Praja Muda Karana, yaitu

organisasi kepemudaan, di mana para pemuda yang tergabung di dalamnya

peserta didik, diberikan berbagai keterampilan dengan tujuan untuk

membentuk pemuda yang mandiri. Bahkan memiliki kepercayaan diri,

33 Andri BOB Sunardi, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Nuansa Muda, 2009, Cetakan

ke-5), h. 3.

20

disiplin dan memiliki jiwa setia kawan.34 Berkumpulnya pemuda dalam

lingkup organisasi, menandakan bahwa pemuda mempunyai semangat

untuk maju menjadi lebih baik dan sadar akan tanggung jawab empati

terhadap sesama. Kebersamaan tersebut menjadikan mereka sosok yang

sigap untuk berbuat baik kepada orang lain.

Pembangunan karakter (Character building), gerakan Pramuka dapat

memberikan sumbangan positif terhadap negara dengan penyemaian benih-

benih calon pemimpin yang patriotis.35 Karena gerakan Pramuka memiliki

tujuan utama untuk mencetak generasi yang mandiri, disipilin, jujur, cekatan

dan memiliki rasa percaya diri.

Konsep tentang pendidikan kepramukaan disinggung dalam UU No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni sebagai termasuk

dalam jalur pendidikan nonformal yang mempunyai peranan penting dalam

melengkapi pendidikan formal di sekolah serta pendidikan informal di

keluarga.36 Dalam hal ini pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk

menjadikan individu anak yang peduli terhadap keluarga, masyarakat,

ataupun orang-orang disekitarnya. Pendidikan tersebut menitik beratkan

pada aspek moral, kepribadian dan keterampilan untuk dimiliki anak.

Hal ini dijelaskan sebagaimana pendapat Heri Gunawan, bahwa:

kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan melalui Gugus depan

Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah. Melalui pendidikan

kepramukaan dapat dilakukan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan

Pancasila, pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi

pekerti luhur, berorganisasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran

jasmani, daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni, tenggang rasa

serta kerjasama.37

34 Rohmat Kurnia, Sejarah Gerakan Pramuka, (Jakarta, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

2015), h. 1. 35 Ibid, h. 3. 36 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka, (Jakarta: Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka, 2010), h. 13. 37 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.

265.

21

Pendidikan Pramuka meliputi segala aspek, yakni mulai dari aspek religius,

berbangsa dan bernegara atau dengan kata lain Pancasilais, moral dan etika,

keterampilan berusaha mandiri, serta menumbuhkan kreatifitas dan

meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani. Dengan aspek-aspek tersebut

maka sekiranya sangat mumpuni untuk menjadikan individu yang mengikuti

kegiatan ini, menjadi individu yang cerdas sebagaimana yang diharapkan

dalam tujuan pendidikan nasional maupun hakikat pendidikan itu sendiri.

2. Prinsip Dasar, Tujuan dan Fungsi Pramuka

Sebagaimana mestinya aktivitas atau kegiatan tentunya harus

mempunyai landasan, acuan atau dapat disebut sebagai prinsip sebagai

benteng pertahanan yang kokoh agar hal tersebut berada di titik fokus dan

mampu mencapai apa-apa tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini Pramuka

sebagai wadah kegiatan yang mempunyai tujuan mulia dan sangat sesuai

dengan tujuan pendidikan, tentunya mempunyai prinsip yang harus

diterapkan. Berikut adalah poin-poin prinsip di dalam Pramuka yang

bersumberkan dari Buku Panduan Pramuka. Prinsip dasar kepramukaan

adalah:

1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya

3) Peduli terhadap diri pribadinya

4) Taat kepada kode kehormatan pramuka38

Prinsip di dalam Pramuka berupaya untuk membentuk tingkah laku dan pola

hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari, agar memiliki fondasi diri

yang kokoh. Paling utama ialah dengan menyandarkannya pada ketentuan

agama atau membentuk karakter religius, sebab sebagaimana yang

disepakati dalam ideologi negara, bahwa dalam berkehidupan

berwarganegaraan harus memegang teguh asas Pancasila. Selebihnya

38 Andri BOB Sunardi, Op.cit, h. 61.

22

prinsip-prinsip dalam Pramuka adalah bagaimana menjalankan kehidupan

dengan sesama manusia.

Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa tujuan

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan pendidikan adalah untuk:

a. Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta

didik.

b. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.39

Kegiatan-kegiatan dalam Pramuka mesti selaras dengan tujuan yang telah

ditentukan dan menjadi ukuran keberhasilan Pramuka itu sendiri. Pada

tujuan tersebut tertuang menjadi dua aspek, yakni akademik dan kehidupan

bersosial.

Tujuan gerakan Pramuka yang tercantum dalam pasal 4 Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2004 tentang Pengesahan

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, yakni:

mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan

mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya

sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak, berbudi pekerti

luhur serta menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa

Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik

Indonesia.40

Sementara itu dalam pasal 6 tertulis bahwa Gerakan Pramuka berfungsi

sebagai Lembaga Pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar

keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda

berlandaskan sistem among dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan,

metode kepramukaan dan moto gerakan Pramuka yang pelaksanaannya

39 Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013, Tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran

III, h. 4. 40 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2004, Tentang Pengesahan Anggaran

Dasar Gerakan Pramuka

23

disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta

masyarakat Indonesia.41

Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi

kegiatan ekstrakulikuler Pramuka adalah kegiatan ekstrakulikuler pada

satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan

persiapan karir.42

Menurut Lord Baden-Powell fungsi Pramuka terdiri dari tiga fungsi, yaitu:

a. Merupakan kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan, bagi

anak-anak, remaja dan pemuda.

b. Merupakan suatu pengabdian (job) bagi para anggota dewasa yang

merupakan tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan

pengabdian.

c. Merupakan alat (means) bagi masyarakat, negara atau organisasi, untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau negara untuk

mencapai tujuannya.43

Pramuka memiliki patokan untuk menjadikan pemuda menjadi lebih aktif

pada kegiatan yang mengandalkan psikomotorik dan afektif. Fungsi

pramuka juga membangun karakter religius, sosial dan demokrasi dalam

bermasyarakat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Pramuka

berpedoman pada norma-norma kehidupan, sehingga Pramuka memiliki

tujuan untuk menumbuh kembangkan moral dan etika yang ada pada diri

setiap individu dengan cara yang menyenangkan dan mudah diserap

individu, dengan harapan dapat diterapkan dan diamalkan di dalam pola

hidup dan kegiatan sehari-hari individu sehingga individu dapat menuai

keberhasilan positif dari segala sisi.

41 Ibid 42 Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013, Tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran

III, h. 3. 43 Andri Bob Sunardi, Op.cit, h. 4.

24

3. Metode Pramuka

Metode Pramuka adalah suatu cara memberikan pendidikan watak

kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan. Pendidikan

kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum

muda untuk mengembangakan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek

mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi

individu maupun anggota masyarakat maka dibutuhkan suatu metode atau

ketentuan khusus yang disebut metode pramuka.44

Metode pendidikan dalam kepramukaan yang dilaksanakan oleh

Pembina Pramuka antara lain; pengamalan kode kehormatan Pramuka pada

setiap kegiatan; kegiatan belajar sambil melakukan, berkelompok, bekerja

sama, dan berkompetisi, kegiatan dialam terbuka seperti perkemahan,

penghargaan berupa tanda kecakapan bantara dan laksana, serta satuan

terpisah ambalan putra dan putri.45

Menurut Nursanti Riandini & Firman Sujadi, metode kepramukaan

merupakan salah satu cara belajar interaktif progresif, yakni,

a. Pengamalan kode kehormatan Pramuka, antara lain melalui:

1) Ibadah sesuai agama masing-masing

2) Suka menolong dan tidak mudah putus asa

3) Menepati janji dan jujur

b. Belajar sambal melakukan, antara lain dengan cara:

1) Sebanyak mungkin melakukan praktik praktis

2) Lebih banyak melakukan daripada menonton

c. Sistem beregu/kelompok, antara lain bertujuan untuk:

1) Belajar dipimpin dan memimpin

2) Sebagai wadah untuk membangun kerukunan

d. Kegiatan yang menantang, menarik dan menyenangkan serta

mengandung Pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan

jasmani anggota muda

e. Kegiatan di alam terbuka, antara lain bertujuan untuk:

1) Menunjukkan saling ketergantungan antara manusia dan alam

2) Menjaga lingkungan demi masa depan generasi

3) Membina kerjasama dan rasa memiliki alam

44 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior, (Jakarta: Bee Media

Pustaka, 2015), h. 13. 45 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di

MAN 1 Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta), h. 155.

25

f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan

g. Sistem tanda kecakapan, melalui:

1) SKU (Syarat Kecakapan Umum) yang disimbolkan lewat pemasangan

TKU (Tanda Kecakapan Umum)

2) SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang disimbolkan lewat

pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Khusus)

3) SPG (Syarat Pramuka Garuda) yang disimbolkan lewat TPG (Tanda

Pramuka Garuda)

h. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri, dengan melakukan

pembinaan bagi putra oleh Pembina putra. Begitu juga, peserta didik

putri dibina oleh putri

i. Kiasan dasar

j. Sistem among.46

Dapat dipahami bahwa metode yang diterapkan di dalam kegiatan pramuka

adalah metode interaktif progresif atau dengan cara aksi dan praktik

langsung dilapangan yang memiliki arah kemajuan positif, dengan memberi

kebebasan pada individu untuk mengeksplor namun tetap berada di bawah

pengawasan dan pengendalian aturan yang ada. Selain itu, metode Pramuka

juga mengajarkan individu untuk mengikutsertakan kemampuan kognitif,

afektif dan psikomotorik yang ada pada diri individu tersebut.

4. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter dalam Kegiatan Pramuka

Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan dan pelatihan

kepramukaan mempunyai peran dalam pembentukan karakter Pemuda

Indonesia. Gerakan Pramuka memberikan bekal kepada pemuda Indonesia

supaya memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi

tantangan dan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.47

Adapun contoh kegiatannya ialah pengibaran bendera merah putih yang

merupakan salah satu bentuk pembiasaan peserta didik untuk menghargai

bendera kebangsaan dan menghormatinya ketika sedang dinaikkan atau

diturunkan, merupakan bentuk penerapan nilai nasionalisme. Sedangkan

bekerjasama menjadi petugas upacara bagi sangga yang bertugas merupakan

46 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, op.cit, h. 14-15. 47 Erik Aditia Ismaya dan Farid Noor Romadlon, Strategi Membentuk Karakter Semangat

Kebangsaan Anggota Ambalan Kyai Mojo dan Nyi Ageng Serang, (Jurnal Refleksi Edukatika 7

Februari 2017), h.141.

26

pembiasaan peserta didik agar dapat bekerjasama dalam tim, adalah salah

satu bentuk penerapan nilai gotong royong.

Pelatihan Pramuka peduli efektif dalam meningkatkan perilaku

proposial remaja karena di dalam pelatihan ini sesuai dengan misi

kepramukaan yang terdapat di dalamnya norma sosial yang berarti bahwa

pelatihan ini akan mendorong peserta didik untuk melibatkan diri tehadap

pembangunan masyarakat, menghormati dan menghargai orang lain serta

mencintai alam seisinya.48 Contohnya adalah ketika penggalang

melaksanakan kegiatan perkemahan serta mempersiapkan keperluan

upacara. Peserta didik dilatih untuk berlaku disiplin dan mandiri dalam

berkehidupan di alam bebas. Peserta harus menyesuaikan dirinya untuk

hidup dalam kondisi darurat dan bekerjasama antar anggota kelompok.

Ketika hendak melaksanakan upacara, peserta didik harus sigap dan tanggap

untuk menyiapkan segala keperluannya tanpa diatur lagi oleh pembina

Pramuka. Pengembangan hal tersebut merupakan bentuk penerapan nilai

mandiri dalam kegiatan Pramuka.

Kejujuran adalah salah satu karakter bangsa, kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka merupakan aktivitas pembinaan yang lebih menekankan pada

ranah sikap dan mental pribadi mahasiswa. Kegiatan ini mendidik

mahasiswa agar menjadi pribadi berkarakter dan bermoral.49

Sikap kemandirian, ulet, kejujuran, kedisiplianan, terbentuknya pribadi

yang tangguh, tidak mudah cepat putus asa, berani dan bertanggung jawab

akan teruji dan terbentuk dalam kegiatan perkemahan juga peserta didik

akan di nilai apakah sudah menjalankan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka

yang sudah dipelajari, dan pada akhirnya akan bermuara kepada

terbentuknya karakter peserta didik yang tanggung jawab siap pakai.50

48Devi Lusiria Zulmi Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli untuk Meningkatkan Perilaku

Proposial Remaja di Pondok Pesantren, (Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014), h. 19 49 Jumili Arianto, Pengaruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Terhadap Pembentukan

Karakter Jujur Mahasiswa Universitas Riau, (Jurnal Bhineka Tunggal Ika, Vol. 4 No. 1

November 2017), h.3. 50 Muhammad, Op.cit, h. 17.

27

Demikian penerapan Tri Satya yang dijabarkan melalui nilai Dasa Dharma

Pramuka, kemudian diterapkan dalam penilaian SKU (Syarat Ketentuan

Umum) anggota Pramuka. Setiap peserta didik yang masuk menjadi anggota

Pramuka mesti mengamalkan nilai-nilai, sikap dan kegiatan yang tertera di

dalamnya. Peserta didik akan mendapat poin atau nilai kelulusan apabila

telah berhasil menerapkan perintah di dalam SKU. Banyak sekali nilai-nilai

karakter yang dibentuk melalui kegiatan tersebut, diantaranya ialah nilai-

nilai yang telah disebutkan di atas. Peserta didik yang telah lulus

mengamalkan seluruh perintah di dalam SKU, maka akan mendapatkan

pangkat tertentu di dalam struktur tatanan Pramuka.

5. Pelaksanaan Kegiatan Pramuka pada Tingkat SMP

Penggalang adalah sebuah golongan setelah Pramuka siaga. Anggota

Pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun. Disebut Pramuka penggalang

karena sesuai dengan kiasan pada masa penggalangan perjuangan bangsa

Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan

dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah

yaitu kongres para pemuda Indonesia yang dikenal dengan “Soempah

Pemoeda” pada tahun 1928.51

Kelompok Pramuka Penggalang adalah anggota yang berusia mulai dari

11-15 tahun, atau sama dengan siswa 4-5 SD hingga kelas 7-9 SMP.

Kelompok ini terdiri dari: penggalang ramu, penggalang rakit, dan

penggalang terap.52 Adapun pengamalan kode kehormatan pada golongan

penggalang ialah; mempersiapkan diri membangun masyarakat, berjanji,

bersungguh-sungguh, serta turut aktif dalam kegiatan kepramukaan seperti

kegiatan jambore baik tingkat nasional maupun tingkat dunia, lomba

tingkat, gladian pimpinan regu, karnaval, pentas seni budaya, darmawisata,

serta ikut dalam aneka perkemahan, wide games dan lain sebagainya.

51 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior, (Jakarta: Bee Media

Pustaka, 2015), h. 78. 52 Rohmat Kurnia, Sejarah Gerakan Pramuka, (Jakarta, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

2015), h. 4.

28

Sebagai wadah pendidikan nonformal, Gerakan Pramuka menggunakan

prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan. Proses pendidikan

kepramukaan pada hakikatnya berbentuk kegiatan menarik yang

mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan, dilandasi nilai-nilai

pendidikan, dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di luar

pendidikan sekolah, dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan

kepramukaan.53

Berdasarkan penjelasan mengenai kegiatan Pramuka ditingkat SMP,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan Pramuka memiliki macam-

macam golongan pada setiap jenjang pendidikan seperti, pada jenjang SMP

maka siswa-siswi berada dikelompok Pramuka penggalang di mana semakin

tinggi golongan akan menunjukkkan semakin besar rasa tanggung jawab

dan memiliki kontrol diri yang lebih berkualitas pula.

C. Penelitian Relevan

Berdasarkan studi literatur yang penulis lakukan, terdapat penelitian yang

relevan terkait dengan penelitian ini, penelitian relevan tersebut diantaranya

ialah:

1. Dwi Hilwan, dengan judul “Korelasi Antara Kegiatan Pramuka dengan

Akhlak Siswa Kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta Barat”, 2014. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan Pramuka tidak mempengaruhi

akhlak siswa secara signifikan. Namun kegiatan Pramuka tersebut harus

terus dilakukan dan meningkatkan sosialisasi tentang kegiatan pramuka dari

seluruh dewan guru di sekolah tersebut, agar siswa memiliki akhlak yang

positif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan

terletak pada lokasi penelitian dan metode penelitian yang digunakan.

2. Armia Arjun, dengan judul “Pengaruh Ekstrakulikuler Kepramukaan

Terhadap Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas V SD Se Gugus I Kecamatan

Sedayu Kabupaten Bantul”, 2014. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan

53 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior, (Jakarta: Bee Media

Pustaka, 2015), h. 147.

29

adanya pengaruh yang positif antara ekstrakurikuler kepramukaan terhadap

sikap kepemimpinan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya

lakukan adalah, terletak pada aspek karakter yang diteliti. Peneliti ini hanya

meneliti satu aspek karakter yaitu kepemimpinan.

3. Ridha Delviana, dengan judul “Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap

Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka di SMKN 41 Jakarta Selatan”, 2017.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peserta didik cukup puas

terhadap kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Perbedaan penelitian ini dengan

yang saya lakukan adalah, untuk melihat kepuasan peserta didik terhadap

kegiatan Pramuka, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

dampak karakter yang dihasilkan dari kegiatan Pramuka.

4. Muhammad Nur Gunawan, dengan judul “Hubungan Intensitas Mengikuti

Kegiatan Pramuka dengan Disiplin Belajar Siswa di SDN Sukaharja III

Kabupaten Tangerang”, 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

intensitas mengikuti kegiatan Pramuka memberikan kontribusi sebesar 56%

terhadap disiplin belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan

terdapat korelasi positif yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan

Pramuka dengan disiplin belajar siswa. Perbedaan penelitian ini dengan

yang saya lakukan adalah, penelitian ini untuk membuktikan pengaruh

kedisiplinan siswa dalam kegiatan Pramuka, sementara penelitian saya

untuk mencari tahu karakter apa yang terbentuk dari kegiatan Pramuka.

30

D. Kerangka Berfikir

Output

Berdasarkan bagan tersebut, dapat digambarkan bahwa MTs. Dail Khairaat

menghadapi permasalahan- permasalahan di dalam siswa belum disiplin

terhadap peraturan yang ada di sekolah, kurangnya penerapan nilai-nilai

religius di dalam keluarga terutama oleh orang tua, kurangnya kreatifitas siswa

dalam program atau kegiatan pembelajaran, kurangnya rasa percaya diri pada

diri siswa, sikap tidak konsisten di dalam menentukan pilihan, kurang

maksimalnya penerapan nilai-nilai karakter di dalam program atau kegiatan

Pramuka.

Input

Proses

Output

Kondisi Nyata

1. Siswa kurang fokus dalam

Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM)

2. Siswa belum disiplin

terhadap peraturan yang ada

di sekolah

3. Kurangnya penerapan nilai-

nilai religius di dalam

keluarga terutama oleh

orang tua

4. Kurangnya kreatifitas siswa

dalam program atau

kegiatan pembelajaran

5. Kurangnya rasa percaya diri

pada diri siswa,

6. Sikap tidak konsisten di

dalam menentukan pilihan.

7. Kurang maksimalnya

penerapan nilai-nilai

karakter di dalam program

atau kegiatan Pramuka.

Masalah

Pramuka

belum

menjadi

wadah

dalam

membentu

k karakter.

Strategi

1. Sosialisasi peran

Pramuka dalam

pembentukan

karakter

2. Pengarahan

kegiatan

Pramuka

3. Manajemen

waktu dalam

kegiatan

Pramuka

4. Memfungsionalis

asikan bagian-

bagian Pramuka

5. Pelatihan rasa

percaya diri,

serta evaluasi

kegiatan

Pramuka

Hasil

Pembentukan

karakter

siswa di

MTs. Dail

Khairaat

Kalideres

Jakarta

Barat.

31

Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan solusi dalam

permasalahan sehingga akan tercapai pembentukan karakter siswa di MTs. Dail

Khairaat Kalideres. Dengan permasalahan pada kondisi nyata, penelitian ini

membatasi masalah pada peran Pramuka dalam pembentukan karakter.

Penelitian ini dilakukan untuk Pramuka belum menjadi wadah dalam

membentuk karakter.

Membandingkan antara kondisi nyata dengan hasil yang diinginkan

terhadap masalah yang dibatasi dalam penelitian ini, maka terdapat strategi

yang dihasilkan. Diantaranya ialah dengan menyosialisasikan peran Pramuka

dalam pendidikan karakter, pengarahan kegiatan Pramuka, manajemen waktu

dalam kegiatan Pramuka, memfungsionalisasikan bagian-bagian Pramuka,

pelatihan rasa percaya diri, serta evaluasi kegiatan Pramuka.

32

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs. Dail Khairaat yang beralamat di Jl. Peta

Barat No.11B, RT.6/RW.7, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat 11830.

Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan selama sepuluh bulan, yakni pada

minggu ke-4 bulan Oktober 2018 sampai dengan September 2019.

Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi

No. Kegiatan

Bulan

Okt-

Des Jan

Feb-

Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1. Observasi

Pendahuluan

2. Pengesahan

Proposal

3. Perbaikan BAB 1,

2 dan 3

4. Penyusunan

Instrumen

Penelitian

5. Pengumpulan

Data

6. Pengolahan Data

dan Analisis Data

7. Penyusunan

Laporan Hasil

Penelitian

33

B. Metode Penelitian

Mengingat penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis

maka pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan metode

penelitian deskriptif,54 yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Dengan

demikian hasil penelitian ini diuraikan menggunakan analisis dari berbagai

data yang diperoleh dari beberapa instrumen.

Berdasarkan pengertian di atas, maka pengumpulan data yang digunakan

adalah teknik angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti bukan

hanya memberi gambaran tentang keadaan, tetapi juga menerangkan

hubungan, membuat prediksi serta mendapatkan makna dari suatu masalah

yang akan dipecahkan.

C. Sumber Data

Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting” artinya

bahwa peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar,

sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja.55 Dalam penelitian

yang menggunakan pendekatan kualitatif, populasi biasa disebut dengan

situasi sosial. Situasi sosial mencangkup tiga unsur utama, yaitu:

1. Person, sumber data yang berupa person dalam penelitian yakni, kepala

sekolah, pembina Pramuka, dan peserta didik.

2. Tempat (place), merupakan tempat kejadian di mana kegiatan dilakukan.

Adapun tempat dalam penelitian ini ialah MTs. Dail Khairaat Kalidres

Jakarta Barat.

3. Paper, sumber data ini berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

kegiatan siswa dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka baik di kelas maupun

di luar kelas.

54 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidika, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2010), h. 12. 55 Asep Sepul Hamdi & E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,

(Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 9.

34

Adapun dalam penelitian ini menggunakan sumber data seperti person

dan paper untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Data Primer

Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

(petugasnya) dari sumber pertama.56 Dengan kata lain data pimer

diperoleh dari sumber data pertama dengan menggunakan prosedur dan

teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

sebagai penunjang pertama, dapat juga dikatakan data yang tersusun

dalam bentuk dokumen-dokumen.57 Dengan demikian data sekunder

diperoleh dari sumber data ketiga yakni paper dengan menggunakan

teknik dokumentasi.

D. Populasi dan Sampling

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa MTs. Da’il Khairaat kelas 8 dan 9 tahun ajaran 2018/2019

yang mengikuti kegiatan pramuka sebanyak 120 orang. Dari populasi tersebut

yang dijadikan sebagai sampel sebanyak 50%, yaitu 60 orang.

Tabel 3.2 Populasi dan Sampel

No Semester Populasi Sampel

1 VIII (delapan) 60 30

2 IX (sembilan) 60 30

Jumlah 120 60

56 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2015), h. 93. 57 Ibid, h. 94.

35

Teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah simple

random sampling artinya pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak,

dengan teknik tersebut setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk menjadi anggota sampel.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Sesuai sifat penelitian maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

menggunakan teknik:

1. Angket

Untuk mendapatkan data maka penulis menyebarkan angket kepada

seluruh sampel untuk diisi yang kemudian hasilnya dianalisis. Dalam

penelitian ini angket diberikan kepada responden yang mengikuti

kegiatan pramuka, dengan tujuan untuk mengetahui karakter siswa yang

dibentuk melalui kegiatan pramuka.

Dalam menentukan scoring hasil penelitian untuk pernyataan masing-

masing jawaban diberi nilai sebagai berikut:

Tabel 3.3 Scoring

No Alternatif Jawaban Nilai

1 Sangat Sering/yang setara 4

2 Sering/yang setara 3

3 Jarang/yang setara 2

4 Tidak Pernah/yang setara 1

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu.58 Pada penelitian ini wawancara digunakan

untuk memperoleh data mengenai kegiatan program Pramuka, kebijakan

58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.

154.

36

penerapaan Pramuka dan pelaksanaan (penanggung jawab, evaluasi, dll)

yang dilakukan oleh kepala sekolah, pembina OSIS, pembina Pramuka,

dan guru untuk mengetahui strategi pembentukan karakter siswa melalui

kegiatan Pramuka. Kemudian wawancara kepada siswa untuk

mengetahui proses pelaksanaan kegiatan kepramukaan itu sendiri.

Wawancara juga digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan

wali murid terkait dengan manfaat kegiatan yang dilakukan selama siswa

mengikuti kegiatan Pramuka. Untuk memudahkan proses wawancara,

peneliti membuat pedoman wawancara sebagai berikut:

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara

No. Sumber Data Butir-butir Wawancara

1. Kepala Sekolah a. Sejarah dan profil sekolah

b. Visi dan misi sekolah

c. Pelaksanaan kegiatan Pramuka

d. Program kepala sekolah dalam

pembentukan karakter siswa

e. Keberhasilan program menurut

kepala sekolah

f. Rencana kedepan terkait

pembentukan karakter siswa

2. Pembina OSIS a. Koordinasi kegiatan Pramuka

b. Pelaksanaan kegiatan Pramuka

c. Pengawasan dan evaluasi kegiatan

Pramuka

d. Kesan terhadap kegiatan-kegiatan

yang membentuk karakter siswa

dalam kegiatan pramuka

3. Pembina Pramuka a. Perencanaan kegiatan Pramuka

b. Pelaksanaan kegiatan Pramuka

c. Pengawasan dan evaluasi kegiatan

37

Pramuka

d. Kesan terhadap kegiatan pramuka

yang membentuk karakter siswa

e. Kesan terhadap karakter siswa

setelah mengikuti kegiatan

pramuka

4. Guru a. Koordinasi kegiatan Pramuka

b. Pengawasan kegiatan Pramuka

5. Wali Murid a. Koordinasi kegiatan Pramuka

b. Pengawasan dan evaluasi kegiatan

Pramuka

c. Kesan wali murid terhadap

karakter siswa setelah mengikuti

kegiatan pramuka

6. Siswa a. Pelaksanaan kegiatan Pramuka

b. Alasan mengikuti pramuka

c. Intensitas mengikuti kegiatan

pramuka

d. Manfaat mengikuti kegiatan

pramuka dalam pembentukan

karakter

e. Harapan siswa setelah mengikuti

kegiatan pramuka

3. Observasi

Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,

mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan

antar aspek dalam fenomena tersebut.59 Observasi digunakan untuk

memperoleh data tambahan terkait dengan pelaksanaan kegiatan

59 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),

h. 143.

38

Pramuka yang dilaksanakan di Sekolah. Dengan demikian fokus

observasi ditujukan kepada pelaksanaan kegiatan Pramuka yang

dilakukan selama peneliti berada di lokasi. Untuk melakukan observasi,

digunakan pedoman observasi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Lembar Observasi

No. Dimensi Aspek yang diamati

1. Lingkungan fisik

kepramukaan

Kondisi real bangunan sekolah, kondisi

ruang kelas, kondisi tempat

beribadah/musala, pencahayaan ruang kelas,

penataan ruang kelas, kememadaian

lingkungan fisik untuk mendukung

pembentukan karakter.

2. Sarana dan

prasarana

Pramuka

Kondisi lapangan, kondisi ruang Pramuka,

alat-alat Pramuka, kememadaian sarana dan

prasarana Pramuka untuk mendukung

pembentukan karakter.

3. Lingkungan non

fisik

kepramukaan

Gaya bicara, sikap di lingkungan sekitar,

komunikasi pembina Pramuka dengan

siswa, komunikasi dengan teman sebaya,

aktif didalam kegiatan-kegiatan sekolah.

4. Pelaksanaan

kegiatan

Pramuka:

a. Harian

b. Mingguan

c. Bulanan

d. yang tidak

terstruktur

- Materi

- Peserta

- Pelatih

- Proses Kegiatan

- Penanaman nilai karakter yang hendak

dibentuk

5. Pengawasan

kegiatan Pramuka

Oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah

39

bidang kurikulum

4. Studi Dokumen/Dokumentasi

Dokumentasi ialah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis

sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau

arkeologis.60 Studi dokumen dilakukan untuk mendapatkan data tentang

profil MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta Barat, data pembina

Pramuka, data peserta didik dokumen kurikulum terkait kegiatan

Pramuka, dan dokumen perangkat perencanaan kegiatan Pramuka.

Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian

sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian secara

representatif. Dalam studi dokumen/dokumentasi digunakan pedoman

daftar cocok (checklist) sebagaimana seperti tabel berikut:

Tabel 3.6 Daftar Cocok (checklist) Dokumen

No. Dokumen Ada Tidak Keterangan

1. Sejarah dan profil sekolah

2. Visi dan misi sekolah

3. Visi dan misi kegiatan Pramuka

4. Struktur organisasi

5. Data pendidik dan tenaga

kependidikan

6. Data pembina Pramuka

7. Program tahunan sekolah

8. Program kegiatan Pramuka

pertahun, persemester, perbulan

dan perpekan

9. Kalender pendidikan

10. Kalender kegiatan Pramuka

11. Penyusunan rencana oprasional

60 Ibid, h. 175.

40

kegiatan

12. Evaluasi kegiatan Pramuka

13. Tata tertib sekolah

14. Daftar prestasi

15. Rekam kasus

16. Daftar hadir siswa

17. Daftar hadir kegiatan Pramuka

18. Laporan progres kegiatan

Pramuka

19. Rekam hasil kegiatan Pramuka

Mengingat penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap,

maka pada dimensi perencanaan tidak bisa dilakukan dengan observasi

kerena hal tersebut sudah dilakukan sejak awal semester ganjil, sehingga

kegiatan observasi hanya dilakukan pada saat pelaksanaan, pengawasan

dan evaluasi kegiatan Pramuka. Secara lebih jelas instrumen

pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.7

Instrumen Penelitian Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka

No. Aspek

Teknik

Pengumpulan Data

Waw

an

cara

Stu

di

Dok

um

en

Ob

serv

asi

1. Sejarah dan profil sekolah √ √

2. Visi dan misi sekolah √ √

3. Visi dan misi kegiatan Pramuka √ √

4. Program tahunan sekolah √ √

5. Program kegiatan Pramuka pertahun, √ √

41

persemester, perbulan dan perpekan

6. Struktur organisasi √ √

7. Tata tertib sekolah √ √

8. Daftar prestasi siswa √ √

9. Kalender pendidikan √ √

10. Kalender kegiatan Pramuka √ √

11. Penyusunan rencana oprasional

kegiatan √ √

12. Lingkungan fisik sekolah √

13. Lingkungan sosial sekolah √

14. Sarana dan prasarana √ √

15. Suasana/iklim sehari-hari secara

akademis atau sosial √ √

16. Pelaksanaan kegiatan Pramuka

g. Individu

h. Kelompok

√ √ √

17. Pengawasan kegiatan Pramuka √ √

18. Evaluasi kegiatan pramuka √ √

F. Kisi-kisi Instrumen

Menurut Sugiyono, “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.61

Instrumen penelitian ini menggunakan angket dan wawancara untuk

mengetahui prosentase pembentukan karakter siswa melalui kegiatan

pramuka.

Angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup yaitu “jenis

angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga pesponden tinggal

memilih”.62 Angket tertutup ini menggunakan skala Likert. Skala Likert ini

61 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet.

VIII. h. 114. 62 Suharsimi Arikunto, h. 195.

42

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini menggunakan empat

alternatif dengan skor 1, 2, 3, 4. Sehingga responden hanya memberikan

tanda checklist () pada jawaban. Berikut ini kisi-kisi intrumen angket dari

aspek pembentukan karakter siswa:

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka

No Aspek Indikator Nomor

Pernyataan Jumlah

1 Religius a. Menghormati orang

lain yang lebih tua

1 1

b. Menghormati semua

guru

2 1

c. Melaksanakan ibadah

setiap hari dengan

senang hati

3 1

d. Tidak merendahkan

orang lain yang

memiliki kekurangan

4 1

2 Mandiri a. Tidak mencontek saat

ujian berlangsung

5 1

b. Bertanggung jawab

atas tugas/amanah

yang diberikan

6 1

c. Merasa tertantang

untuk mempelajari hal

baru

7 1

d. Menerapkan apa yang

sudah dipelajari dalam

pramuka dikehidupan

8 1

43

sehari-hari

3 Gotong

Royong

a. Rajin bergotong-

royong di sekolah/di

rumah

9 1

b. Senang membantu dan

menolong orang lain

10 1

c. Rajin melaksanakan

piket harian kelas

11 1

d. Senang mengikuti

kegiatan bakti sosial

12 1

4 Integritas a. Aktif dalam mengikuti

kegiatan pramuka

13 1

b. Menyalurkan ide dan

pendapat yang

bermanfaat

14 1

c. Memperoleh

pengalaman berharga

dalam mengikuti

kegiatan pramuka

15 1

d. Datang ke sekolah

tepat waktu

16 1

5 Naisonalis a. Mengikuti upacara

setiap hari senin

17 1

b. Hafal hampir semua

lagu-lagu nasional

18 1

c. menghormati

perbedaan suku,

budaya dan agama

orang lain baik

dilingkungan sekolah

19 1

44

maupun dilingkungan

lain

d. Antusias dalam

mengikuti setiap

peringatan hari

nasional

20 1

Jumlah Item 20

Selain menggunakan instrumen angket dalam penelitian untuk

menguatkan hasil penelitian tentang pembentukan karakter siswa, maka

peneliti menggunakan instrumen wawancara dan studi dokumen. Dalam hal

ini peneliti menggunakan wawancara terbuka yaitu wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yangg telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

G. Pemerikasaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memeriksa atau mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan

teknik triangulasi. Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama.63 Triangulasi dilakukan untuk menyamakan satu temuan konsep

dari tiga sumber data yang berbeda.

H. Teknik Analisis dan Interprestasi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

terkumpul dari berbagai sumber yang diproses dari kegiatan wawancara,

penyebaran angket, pengamatan lokasi dan dokumentasi. Kemudian data

yang telah terkumpul, dianalisis, diinterpretasikan/ditafsirkan dan

63Opcit, h. 271

45

disimpulkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, logis dan sesuai

dengan penelitian yang dibahas.

Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui penyebaran angket,

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Prosentase

Hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-rata setiap

aspek penelitian berdasarkan data yang diperoleh melalui angket, sehingga

diketahui secara umum pembentukan karakter siswa melalui kegiatan

pramuka. Denga demikian digunakan pedoman interprestasi menurut

Suharsimi Arikunto, yaitu:

1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81 – 100%.

2. Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61 – 80%.

3. Kurang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41 – 60%.

4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 40%.64

Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan

mengalihkan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan katagori, yakni dengan menggunakan rumus:

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X 100%

64 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, “Evaluasi Program Pendidikan

Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,

2009), cet. Ke-3, hal.35.

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat

1. Sejarah Singkat

MTs. Da’il Khairaat berdiri sejak tahun 1983, berada di bawah

naungan Yayasan Pendidikan Islam Da’il Khairaat, sebagai kelanjutan dari

pendirian MI. Da’il Khairaat yang sudah ada terlebih dahulu, pada tahun

1982. Pendirian MTs. Da’il Khairaat ini, didasari oleh kebutuhan

mendasar akan lulusan MI. Da’il Khairaat serta atas usulan masyarakat

sekitar.

Pendiri madrasah ini adalah para tokoh masyarakat yang berada di

sekitar madrasah, yaitu: KH. Ahmad Ali, KH. Ali Muhammad, KH.

Ma’arif, H. Muhammad, H. Abdul Ghani, H. Muhyi dan H. Na’ali.

Adapun tujuan para pendiri Yayasan Da’il Khairaat untuk meningkatkan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Mereka (para tokoh)

menganggap bahwa kehidupan sosial dan akhirat, tidak dapat dipisahkan

oleh dunia pendidikan.

Dengan semangat itulah MTs. Da’il Khairaat sebagai lembaga

pendidikan yang memadukan antara ilmu-ilmu agama, umum dan

keterampilan mampu menampilkan diri untuk memenuhi kebutuhan

msyarakat. Karena, masyarakat percaya bahwa memasukan anaknya ke

MTs. Da’il Khairaat anak-anaknya akan menjadi lebih baik. Adapun

materi pelajaran yang ada di MTs. Da’il, bukan hanya pelajaran umum

yang terdapat pada kurikulum Kemenag, melainkan juga terdapat pelajaran

lokal pun seperti: Quran Tajwid, Nahwu Shorof, Ibadah Amaliah, Ta’limul

Muta’alim, Tauhid, Imla, Balaghoh, Muhadatsah dan Ushul Fiqh. Dimana

pelajaran tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman

kemudian dipadukan dengan pelajaran umum diterbitkan oleh Departemen

Agama. Dengan letaknya yang sangat strategis, yang mudah dijangkau

oleh masyarakat menjadikan MTs. Da’il Khairaat menjadi sekolah favorit

47

lingkungan sekitar. Hal ini, menjadi faktor pendukung atas meningkatnya

jumlah siswa sejak tahun 1983 hingga saat ini.65

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

1. Terbentuk sikap dan perilaku yang berakhlakul karimah antar warga

madrasah

2. Terlaksananya interaksi sosial yang baik antar warga madrasah dan

masyarakat sekitar

3. Terbentuknya generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang

akademik maupun non akademik66

Visi tersebut menggambarkan bahwa lembaga pendidikan ini ingin

mencetak generasi bangsa yang berkualitas, yang memiliki karakter

religius, berjiwa nasionalisme, integritas yang tinggi, mandiri dan

gotong royong di implementasikan melalui ilmu pengetahuan, ilmu

agama dan pendidikan kepramukaan.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi yang ada, berikut ini adalah upaya-upaya

yang dilakukan sekolah dan dituangkan dalam misi:

1. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan mengedepankan

akhlakul karimah

2. Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari

3. Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing melakukan

kebaikan

4. Memberdayakan masyarakat dalam lingkungan pendidikan

5. Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional67

65 Diolah dari data profil sekolah dan dokumen Tata Usaha MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat, pada 20 Mei 2019 66 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019

48

Misi di atas menggambarkan tentang tujuan sekolah yang ingin

menghasilkan lulusan dengan karakter yang kuat, sesuai dengan visi

dan misi lembaga yang mengedepankan pendidikan karakter sebagai

dasar utama. Maka sekolah memfasilitasinya dengan mengadakan

kegiatan ekstrakulikuler, seperti kegiatan kepramukaan dan kegiatan

lain-lainnya.

c. Tujuan

Adapun tujuan dari MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat,

yaitu :

1. Meningkatkan prestasi dalam bidang agama dan mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari

2. Berkembangnya pola pembelajaran

3. Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi,

bermasalah dan kelompok siswa lainnya

4. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non

akademik68

Untuk mencapai visi dan misi tentu tidak mudah, maka dibutuhkan

salah satu upaya untuk mencapainya, yakni dengan membentuk

karakter. Sehingga lembaga tersebut memiliki tujuan untuk menjadikan

pendidikan sebagai prestasi siswa dalam bidang akademik dan non

akademik, yaitu kegiatan kepramukaan.

3. Keadaan Pendidik di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat

a. Keadaan pendidik

Hasil dari observasi peneliti, tenaga pendidik di MTs. Da’il

Khairaat yaitu berjumlah: guru 37 orang, meliputi 2 orang yang

67 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019 68 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019

49

berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu kepala sekolah dan guru

pengajar, 29 orang guru berstatus non PNS (Sertifikasi), dan 6 orang

guru berstatus guru tidak tetap (honorer) di MTs. Da’il Khairaat

Kalideres Jakarta Barat.

Kemudian guru di MTs Da’il Khairat Jakarta Barat memiliki latar

belakang pendidikan yaitu 3 orang S2, 26 orang S1, 3 orang Sarmud

(Serjana Muda), 1 orang D2, dan 4 orang SMA.69

b. Keadaan Peserta Didik

Keadaan peserta didik di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat selama 5 tahun terakhir mengalami perubahan setiap tahunnya,

seperti pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah siswa dari kelas VII – IX

berjumlah 497 siswa dengan rincian di kelas VII terdapat 159 siswa,

kelas VIII berjumlah 188 siswa, dan pada kelas IX berjumlah 150 siswa

dengan pembagian 4 rombel pada setiap kelasnya.

Lalu pada tahun ajaran 2015/2016 mengalami kenaikan dengan

jumlah siswa dari kelas VII – IX berjumlah 499 siswa, dengan rincian

di kelas VII mengalami kenaikan 1 orang menjadi 160 siswa, pada

kelas VIII mengalami penurunan menjadi 153 siswa, sementara pada

kelas IX mengalami kenaikan sebanyak 36 orang sehingga menjadi 186

siswa, dengan pembagian tetap menjadi 4 rombel pada setiap kelasnya.

Pada tahun ajaran 2016/2017 MTs. Da’il Khairaat mengalami

penurunan jumlah siswa, dengan jumlah siswa dari kelas VII – IX

berjumlah 469 siswa. Akan tetapi pada setiap kelas mengalami

kenaikan dan penurunan jumlah siswa diantaranya, pada kelas VII

mengalami kenaikan 1 orang menjadi 161 siswa sehingga meerubah

rombel menjadi 5 rombel untuk kelas VII, sementara pada kelas VIII

mengalami kenaikan 4 orang menjadi 157 siswa, dan pada kelas IX

69 Diolah dari dokumen Tata Usaha MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei

2019

50

mengalami penurunan sebanyak 35 orang sehingga menjadi 151 siswa,

dengan tetap membaginya menjadi 4 rombel pada kelas VIII dan IX.

Sebenarnya minat masyarakat terhadap MTs. Da’il Khairaat

Kalideres Jakarta Barat selalu mengalamai peningkatan setiap tahunnya,

akan tetapi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat membuat

sistem seleksi penerimaan siswa baru yang lebih ketat. Sehingga pada 2

tahun terakhir ajaran baru yaitu pada tahun 2017/2018 – 2018/2019

mengalami penurunan jumlah siswa, karena pihak sekolah memiliki

kriteria salah satuhnya ujian test BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) sesuai

dengan hukum tajwid untuk seluruh siswa yang ingin masuk ke MTs.

Da’il Khaairaat Kalideres Jakarta Barat. Siswa yang memenuhi kriteria

yang ditetapkan oleh pihak sekolah, maka dinyatakan lulus dan diterima

di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat.

Sehingga pada tahun ajaran 2017/2018 jumlah siswa kelas VII –

1X berjumlah 440 siswa, dengan jumlah siswa di kelas VII sebanyak

134 siswa yang mengalami penurunan sebanyak 27 siswa dari tahun

sebelumnya. Kemudian pada kelas VIII mengalami penurunan

sebanyak 7 orang sehingga berjumlah 155 siswa, dan pada kelas IX

berjumlah 151 siswa dengan pembagian 4 rombel pada setiap kelasnya.

Kemudian pada tahun 2018/2019 jumlah siswa kelas VII – IX di

MTs. Da’il Khairaat mengalami penurunan sebanyak 36 orang menjadi

404 siswa, dengan jumlah siswa di kelas VII mengalami penurunan

sebanyak 8 orang menjadi 126 siswa, pada kelas VIII mengalami

penurunan sebanyak 22 orang menjadi 127 siswa, sedangkan pada kelas

IX tidak ada perubahan jumlah siswa dari tahun 2017/2018. Dengan

pembagian rombel yang sama yaitu 4 rombel pada setiap kelasnya.70

70 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat, pada 10 Mei 2019

51

c. Data Siswa Tahun 2018/2019

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah MTs.

Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, hanya mengambil sample pada

tahun ajaran 2018/2019 yang menjelaskan bahwa jumlah siswa pada

tahun tersebut berjumlah 404 siswa. Sementara jumlah pendidik yang

ada pada MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat berjumlah 37

guru, dengan jumlah mata pelajaran sebanyak 19 mata pelajaran.71

Jika dibandingkan dengan jumlah tersebut maka guru di MTs. Da’il

Khairaat Kalideres Jakarta Barat, dalam ini perbandingannya adalah

1:10 dalam artian 1 guru dapat membimbing 10 siswa. Jadi, ini

termasuk kategori jumlah yang ideal atau baik. Dimana 1 guru dapat

bekerja sama dengan pembina pramuka sehingga memungkinkan guru

dapat membimbing siswa dalam membentuk nilai karakter.

d. Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana yang tersedia di MTs. Da’il

Khairaat Kalideres Jakarta Barat sangat layak, sehingga dapat

dipergunakan untuk menunjang KBM dan non-KBM di MTs. Da’il

Khairaat Kalideres Jakarta Barat. Hal ini dapat dilihat dari ruang kelas

yang berjumlah 12 ruang sesuai dengan jumlah peserta didik yang ada,

sehingga memungkinkan untuk mendukung terjadinya proses

pembentukan karakter di dalam kelas. Sekolah juga memiliki fasilitas

lain, diantaranya: ruang bidang kesiswaan, ruang laboratorium IPA,

ruang komputer, ruang bimbingan dan konseling, ruang pramuka, ruang

perpustakaan, lapangan, serta sarana dan prasarana lainnya untuk

menunjang kegiatan pembelajaran peserta didik. Namun untuk musala

yang kurang memadai dapat diatasi dengan adanya masjid yang terletak

71 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat, pada 10 Mei 2019

52

di samping sekolah sebagai salah satu fasilitas yang ditujukan untuk

membentuk karakter religius pada diri siswa.72

B. Gambaran Pramuka MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat

1. Sejarah Pramuka

Kegiatan Pramuka merupakan salah satu kegiatan yang sudah ada di

dunia pendidikan sejak lama. Namun kegiatan Pramuka di MTs. Da’il

Khairaat dibentuk sejak tahun 2000, setelah pimpinan yayasan dan

dewan guru mempertimbangkan banyaknya manfaat yang dapat siswa

dapatkan dari kegiatan Pramuka.

Pada akhir tahun 2000, kepala Sekolah dan pembina Pramuka

sepakat untuk memberi nama kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat

dengan nama Pramuka Inti atau sering disebut dengan Pasukan Khusus.

Seiring berjalannya waktu hingga sat ini, Pramuka inti sudah memiliki

prestasi yang baik, sehingga Pramuka inti menjadi salah satu

ekstrakulikuler favorite di MTs. Da’il Khairaat.

Seperti halnya kegiatan ekstrakulikuler lainnya, setiap tahun akan

selalu ada pembaharuan baik dari pembina, program ataupun hal-hal

pendukung lainnya. Pada tahun 2016 nama Pramuka inti diubah menjadi

Pasukan Khusus oleh pembina Pramuka yang baru,73 yaitu Hidir

Febriadi. Nama pasukan khusus dibuat sebagai pembeda antara siswa

yang hanya mengikuti kegiatan Pramuka di ruang kelas sesuai kurikulum

yang ada dengan siswa yang memperdalam pengetahuan Pramuka pada

kegiatan ekstrakulikuler.

2. Struktur Organisasi Kegiatan Pramuka

Adapun struktur organisasi yang ada di Pramuka MTs. Da’il

Khairaat Kalideres Jakarta Barat sebagai berikut :

72 Hasil Wawancara dengan Irpan, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di MTs. Da’il

Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 01 Mei 2019 73 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat, pada 10 Mei 2019

53

Garis Komando

Garis Konsultasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pramuka

Sumber : Dokumen Struktur Organisasi Pembina Pramuka MTs. Da’il Khiraat

Kalideres Jakarta Barat

3. Data Pembina Pramuka

Hasil dari observasi peneliti terkait tenaga pendidik dalam kegiatan

pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, berjumlah 5

orang pembina pramuka, dimana 2 orang pembina pramuka utama dan 3

pembina pramuka pembantu.

Mabigus

Masturo, S.Ag

K Gudep Putra

Supriyadi, S.Pd

Pembina Gudep

Irpan, S.Pd.I

Pembina Putri

Hasanudin

K Gudep Putri

Siti Muawiyah, S.E.I

Pembina Putra

Haidir Febriadi

Bendahara

Mustang Choiry, S.Pd

Ketua Penggalang Inti

Anggota Pramuka

54

Haidir Febriadi sebagai pembina pramuka putra di MTs. Da’il

Kkhairaat Kalideres Jakarta Barat sejak tahun ajaran 2016/2017 hingga

saat ini, dan telah menempuh pelatihan KMD (Kursus Mahir Dasar) dan

KML (Kursus Mahir Lanjut) sebagai syarat untuk menjadi pembina

pramuka di sekolah.74

Selanjutnya adalah Hasanudin sebagai pembina pramuka putri di

MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat sejak tahun ajaran

2016/207 hingga saat ini, dan telah menempuh pelatihan KMD (Kursus

Mahir Dasar) sebagai syarat untuk menjadi pembina pramuka di

sekolah.75

Kemudian pada tahun ajaran 2017/2018 Bapak Haidir dan

Hasanudin mengangkat 3 alumni MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat, yang bernama Rian Ardiansyah, Wildan Labib dan Nur Aisiyah

untuk membantu berjalannya kegiatan pramuka.76

4. Sarana dan Prasarana Kegiatan Pramuka

Sarana dan prasarana adalah salah satu alat penunjang kegiatan yang

memiliki pengaruh cukup besar terhadap kegiatan itu sendiri. Dengan

adanya sarana dan prasarana, maka akan mempermudah pembina dan

peserta Pramuka dalam melakukan kegiatan. Adapun sarana dan

prasarana Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat,

sebagai berikut : sanggar gugus depan, tenda regu, bendera baik bendera

merah putih maupun bendera kepramukaan, buku-buku kepramukaan,

tempat latihan atau lapangan, perlengkapan kesehatan, serta sarana dan

prasarana lainnya yang mendukung kegiatan pramuka dalam proses

pembentukan karakter siswa.

74 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019 75 Hasil Wawancara dengan Hasanudin, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 18 Mei 2019 76 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019

55

5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pramuka

Waktu pelaksanaan kegiatan pramuka di MTs. Da’il Khairaat

Kalideres Jakarta Barat ditentukan untuk mengkoordinasi

berlangsungnya kegiatan, agar tidak tumpang tindih dengan kegiatan

lainnya. Adapun jadwal kegiatan Pramuka, sebagai berikut: pada hari

sabtu pukul 09.40 – 11.00 WIB kegiatan pramuka dilakukan didalam

kelas, dengan pemberian materi SKU (Syarat Kecakapan Umum) dan

SKK (Syarat Kecakapan Khusus) dasar, serta praktek lapangan yang

ditujukan pada seluruh siswa di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat.

Sementara pada hari sabtu pukul 11.30 – 14.00 WIB atau pada hari-

hari lain yang sudah disepakati bersama kegiatan pramuka diadakan

untuk pendalaman materi dan praktek lapangan terkait materi SKU

(Syarat Kecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang

ditujukan untuk pasukan khusus atau pramuka inti.77

6. Program Kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat

Selain jadwal pelaksanaan kegiatan, didalam sebuah organisasi

ataupun kegiatan diperlukan adanya rencana program, baik rencana

pertahun, persemester, perbulan dan perpekan. Rencana program di MTs.

Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat dibuat sebagai acuan dan pedoman

dalam proses kegiatan pramuka tersebut.

Berikut ini adalah rencana program kegiatan Pramuka yang ada di

MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat:

a. Rencana Program Tahunan Pramuka Penggalang Tahun 2018-

2019

Adapun jadwal program tahunan kegiatan pramuka di MTs. Da’il

Khairaat Kalideres Jakarta Barat pada tahun ajaran 2018/2019 yaitu:

77 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019

56

Pencapaian SKU, pencapaian SKK (agama, patriotisme dan seni

budaya, ketangkasan dan kesehatan, keterampilan dan teknik

pembangunan, sosial, prikemanusiaan, gotong royong, ketertiban

masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup), peningkatan

mutu latihan pramuka, gladian pemimpin regu, perkemahan sabtu-

minggu yang diadakan 2 kali dalam setahun, penjajahan dan survival

game (out bound), perkemahan jauh dan pengembaraan, lomba

tingkat, bakti masyarakat yang dilakukan 2 kali dalam setahun,

pengiriman regu penggalang (tingkat kwartir ranting, cabang daerah

dan kwartir nasional), musyawarah gugus depan, dan lomba tingkat

gugus depan.78

b. Rencana Program Persemester Pramuka Penggalang

Adapun jadwal rencana program persemester kegiatan pramuka di

MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, baik semester ganjil

maupun semester genap yaitu: Penerimaan anggota pasukan, latihan

SKU penggalang, ujian SKU penggalang (ramu, rakit dan terap),

kenaikan tingkat penggalang, wide game, ujian SKK, gladian

pemimpin regu, perkemahan sabtu-minggu, penjelajahan dan halang

rintang, bakti masyarakat, latihan gabungan, lomba tingkat I (gudep),

laporan semester ke kwartir ranting, iuran anggota, mengikuti kegiatan

(ranting, cabang daerah dan nasional).79

c. Rencana Program Perbulan Pramuka Penggalang

Adapun rencana program bulanan kegiatan pramuka di MTs.

Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, yaitu: Latihan SKU

78 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019 79 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019

57

penggalang, Ujian SKU, Ujian SKK, dan iuran anggota.80 Kegiatan

tersebut memang menjadi kegiatan inti pada kegiatan pramuka

penggalang, dimana pada kegiatan tersebut peserta pramuka

memperdalam materi-materi kepramukaan seperti satya dan dharma

secara menyeluruh dan terarah.

d. Rencana Program Perminggu Pramuka Penggalang

Adapun rencana program mingguan kegiatan pramuka di MTs.

Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, yaitu: latihan rutin yang

dilakukan dengan pemberian materi SKU dan SKK beserta praktek

lapangan, yang dilakukan setiap hari sabtu pukul 09.40 – 11.00 WIB

dan pukul 11.30 – 14.00 WIB.81

C. Deskripsi Data

Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini adalah hasil penyebaran

angket tentang pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka. Dalam

penelitian ini penulis menganalisis pencapaian pembentukan karakter siswa

selama mengikuti kegiatan pramuka, sehingga dapat diketahui apakah siswa

memiliki nilai-nilai karakter atau tidak setelah mengikuti kegiatan pramuka.

Angket yang penulis buat adalah untuk diberikan dan diisi oleh siswa

yang sudah mengikuti kegiatan pramuka secara utuh, karena siswa yang

sudah mengikuti rangkaian kegiatan pramuka secara utuh lebih memahami

bagaimana proses pembentukan karakter tersebut berlangsung.

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan penyebaran angket yang

disebarkan kepada siswa kelas VIII Dan IX dengan mengambil sampel

sebanyak 60 orang dari keseluruhan populasi yang ada, wawancara dengan

siswa untuk mengetahui jawaban mereka mengenai pembentukan karakter

yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya dan dokumentasi untuk

80 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019 81 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019

58

mendapatkan informasi mengenai profil tempat penelitian terkait kegiatan

pramuka. Angket yang disebarkan kepada siswa penulis susun dengan

berisikan soal sebanyak 20 pernyataan, yaitu mengenai pembentukan karakter

siswa melalui kegiatan pramuka. Setelah data terkumpul hasil dari

penyebaran angket yang penulis bagikan kepada siswa, kemudian data diolah

dengan menggunakan rumus prosentase yang disajikan dalam bentuk tabel-

tabel berikut ini:

1. Religius

Tabel 4.2

Menghormati Orang yang Lebih Tua No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Menghormati

orang lain yang

lebih tua

195 1 x 4 = 4 195 : 60 =

3,25

3,25

4 x 100%

= 81,25

Baik

Data pada tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang mengikuti

kegiatan pramuka sangat menghormati orang yang lebih tua. Ketika hal

tersebut ditanyakan kepada siswa yang lain, mereka pun menyetujui kalau

siswa yang mengikuti kegiatan pramuka memang memiliki rasa hormat

yang lebih baik terhadap orang yang lebih tua.

Sementara itu hasil dari data mengenai sikap menghormati guru, siswa

yang mengikuti kegiatan pramuka memang lebih terlihat sangat dekat dan

ramah terhadap guru-guru. Hal ini di benarkan oleh Ibu Ummu ‘Athiyah

selaku wali kelas dari kelas VIII.4 “Ada perbedaan yang terlihat antara

siswa yang mengikuti kegiatan pramuka dengan yang tidak, dari segi

perilaku biasanya siswa yang mengikuti kegiatan pramuka cenderung lebih

ramah dengan guru, dengan kata lain selalu menyapa guru baik di dalam

59

lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.”82 Berikut ini data siswa

terkait sikap menghormati guru:

Tabel 4.3

Menghormati Semua Guru No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

2 Menghormati

semua guru

197 1 x 4 = 4 197 : 60 =

3,28

3,28

4 x 100%

= 82

Baik

Tabel 4.4

Melaksanakan Ibadah No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

3 Melaksanakan

ibadah atas

kesadaran diri

194 1 x 4 = 4 194 : 60 =

3,23

3,23

4 x 100%

= 80,75

Baik

Pada umumnya siswa merasa senang hati untuk melaksanakan ibadah,

namun terdapat beberapa siswa yang masih merasa berat melaksanakan

ibadah, ada banyak faktor yang dimiliki siswa, ada yang merasa masih

malas-malasan dalam beribadah, atau merasa belum bisa konsisten dengan

diri sendiri, masih mudah terpengaruh suasana juga.

Seperti yang dikatakan oleh Zanfir siswa kelas VIII.2 “Saat ini saya si

belum merasakan senang terus menerus untuk beribadah, sholatnya masih

jarang-jarang, kadang harus nunggu disuruh bahkan diomelin orang tua,

kadang juga masih membantah.”83 Hal ini diakui oleh salah satu siswa

dengan menunjukkan hanya beribadah ketika orang tuanya sudah

menyuruhnya.

82 Hasil Wawancara dengan Ummul ‘Athiyah, Wali Kelas VIII.4 (delapan) di MTs. Da’il Khairaat

Kalideres Jakarta Barat, pada 27 Maret 2019 83 Hasil Wawancara dengan Zanfirsu Akbar, Siswa Kelas VIII.2 (delapan) di MTs. Da’il Khairaat

Kalideres Jakarta Barat, pada 27 Maret 2019

60

Tabel 4.5

Tidak Merendahkan Orang Lain No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

4 Tidak

merendahkan

orang lain

yang memiliki

kekurangan

195 1 x 4 = 4 195 : 60 3,25

4 x 100%

= 81,25

Baik

Data tersebut menunjukan bahwa siswa memiliki rasa welas asih dan

saling menjaga perasaan antar satu dengan yang lain, baik teman sebaya

maupun dengan orang lain yang berbeda usia dan lingkungan. Menurut ibu

Arini selaku guru dibidang bimbingan dan konseling siswa mengatakan

bahwa, “anak-anak yang mengikuti kegiatan pramuka memiliki rasa welas

asih, peka terhadap teman dan lingkungannya.” 84 Sikap tersebut sangat

membantu siswa untuk saling menjaga perasaan temannya yang berbeda

dengan dirinya.

Tabel 4.6

Skor Keseluruhan Karakter Religius No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Menghormati

orang lain yang

lebih tua

195 1 x 4 = 4 195 : 60 =

3,25

3,25

4 x 100%

= 81,25

Baik

2 Menghormati

semua guru

197 1 x 4 = 4 197 : 60 =

3,28

3,28

4 x 100%

= 82

Baik

3 Melaksanakan

ibadah atas

194 1 x 4 = 4 194 : 60 =

3,23

3,23

4 x 100%

= 80,75

Baik

84 Hasil Wawancara dengan Dahlia Arini, Guru Bimbingan Konseling di MTs. Da’il Khairaat

Kalideres Jakarta Barat, pada 27 Maret 2019

61

kesadaran diri

4 Tidak

merendahkan

orang lain yang

memiliki

kekurangan

195 1 x 4 = 4 195 : 60 3,25

4 x 100%

= 81,25

Baik

Rata-Rata 81,31 Baik

Berdasarkan hasil perhitungan statistik sederhana di atas, dapat

diketahui bahwa siswa yang memiliki karakater religius setelah mengikuti

kegiatan pramuka berada pada katagori baik. Hal ini didukung dengan

adanya program kegiatan latihan serta ujian SKU dan SKK yang isinya

menerapkan nilai-nilai tri satya dan dasa dharma, gladian pemimpin regu,

latihan gabungan dan sholat berjamaah saat latihan berlangsung yang

menjadi salah satu program pramuka dalam membentuk karakter religius

siswa.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa siswa memberikan penilaian

terhadap kegiatan pramuka cukup membantu untuk membentuk karakter

religius pada diri siswa selain dengan adanya kegiatan pra KBM yang

sudah dibuat oleh sekolah.

2. Mandiri

Tabel 4.7

Mengerjakan Tugas Sendiri No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Tidak mencontek

saat ujian

berlangsung

145 1 x 4 = 4 145 : 60 =

2,41

2,41

4 x 100%

= 60,25

Kurang

Tabel di atas menunjukkan kurangnya rasa percaya diri siswa dalam

menjawab soal ujian, sehingga siswa memilih untuk mencontek saat ujian

berlangsung meski guru sudah memberi larangan keras kepada siswa

62

untuk bekerja sama saat ujian berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara,

diketahui bahwa kondisi seperti ini disebabkan oleh kurangnya giat belajar

siswa dan kurang percaya diri dengan hasil yang akan dia dapat nantinya.

Tabel 4.8

Tanggung Jawab No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

2 Bertanggung

jawab atas

tugas/amanah

yang diberikan

197 1 x 4 = 4 197 : 60 =

3,28

3,28

4 x 100%

= 82

Baik

Hasil dari penyebaran angket menunjukkan bahwa siswa yang

memiliki rasa tanggung jawab atas tugas atau amanah yang diberikan,

berada pada status yang baik. Hal ini diperjelas oleh Bapak Dedy, beliau

berpendapat “siswa cenderung memiliki sikap yang tegas dan berani tapi

tetap santun”.85 Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa siswa yang

mengikuti kegiatan pramuka sebagian besar sudah mampu bertanggung

jawab atas tugasnya dengan smenunjukkan sikap yang tegas, barhati- hati,

baik namun tetap cermat sehingga tugas-tugas yang diberikan dapat

dilaksanakan dengan baik.

Tabel 4.9

Tertantang dengan Hal Baru No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai

Skor (NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

3 Merasa tertantang

untuk

mempelajari hal

baru

224 1 x 4 = 4 224 : 60 =

3,73

3,73

4 x 100%

= 93,25

Baik

85 Hasil Wawancara dengan Dedy Nuryadi, Pembina Osis di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta

Barat, pada 27 Maret 2019

63

Menurut data di atas, terindikasi bahwa siswa-siswa sangat merasa

tertantang untuk mempelajari hal baru tiap kali memasuki tahapan-tahapan

program yang ada pada kegiatan pramuka. Hal ini di benarkan oleh para

siswa yang diwawancara, mereka berpendapat, bahwa selalu merasa

penasaran dengan setiap kegiatan yang akan dilakukan setiap minggunya.

Menurut Alvin, “kegiatan pramuka sangat menarik, menantang juga, bikin

ingin tahu lebih banyak lagi”.86 Walaupun mereka tahu gambaran kegiatan

apa yang akan dilaksanakan, tapi mereka merasa harus menyiapkan

banyak hal terutama dibidang materi, karena setiap tahapan selalu

memiliki kesan yang berbeda sehingga menjadi tantangan buat siswa.

Setelah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru selama

mengikuti kegiatan pramuka, siswa juga diminta untuk membiasakan diri

dengan menerapkan ilmu yang sudah didapat dalam aktifitas keseharian

para siswa baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Hal ini

ditujukan agar setiap materi yang sudah dipelajari dapat bermanfaat untuk

para siswa dan dapat membentuk karakter mandiri siswa.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa berpendapat “dengan cara

pembina menyampaikan materi-materi yang ada pada SKU dan SKK serta

mencontohkannya membuat kami jadi memahami sedikit demi sedikit lalu

menerapkannya dalam sehari-hari”.87 Hasil wawancara ini diperkuat

dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa siswa selalu menerapkan

setiap materi yang sudah didapatkan dari kegiatan pramuka dalam

kehidupan sehari-hari.

86 Hasil Wawancara dengan Alvin Hidayat, Siswa kelas VIII.1 di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 18 Maret 2019 87 Hasil Wawancara dengan Zahra Syahidah, Siswi Kelas VIII.4 di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 19 Maret 2019

64

Tabel 4.10

Menerapkan Pengetahuan No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai

Skor (NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

4 Menerapkan apa

yang sudah

dipelajari dalam

pramuka

dikehidupan

sehari-hari

205 1 x 4 = 4 205 : 60 =

3,41

3,41

4 x 100%

= 85,25

Baik

Tabel 4.11

Skor Keseluruhan Karakter Mandiri No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Tidak mencontek

saat ujian

berlangsung

145 1 x 4 = 4 145 : 60 =

2,41

2,41

4 x 100%

= 60,25

Kurang

2 Bertanggung

jawab atas

tugas/amanah

yang diberikan

197 1 x 4 = 4 197 : 60 =

3,28

3,28

4 x 100%

= 82

Baik

3 Merasa tertantang

untuk

mempelajari hal

baru

224 1 x 4 = 4 224 : 60 =

3,73

3,73

4 x 100%

= 93,25

Baik

4 Menerapkan apa

yang sudah

dipelajari dalam

pramuka

dikehidupan

sehari-hari

205 1 x 4 = 4 205 : 60 =

3,41

3,41

4 x 100%

= 85,25

Baik

Rata-Rata 80,18 Cukup

65

Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki karakter mandiri berada pada katagori cukup.

Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa terbantu dengan adanya

kegiatan pramuka, karena dapat mengasah keberanian dan sikap tegas pada

dirinya.

Namun sikap yang berani dan tegas tidak diiringi dengan rasa percaya

diri siswa pada saat melaksanakan ujian, siswa masih merasakan

kurangnya rasa percaya diri terhadap hasil akhir pada setiap ujian, siswa

masih takut jika hasil ujiannya lebih buruk dari teman-temannya.

3. Gotong Royong

Tabel 4.12

Gotong Royong dimana Saja No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Rajin bergotong-

royong di

sekolah/di rumah

195 1 x 4 = 4 195 : 60 =

3.25

3,25

4 x 100%

= 81,25

Baik

Menurut Nabilah “kegiatan pramuka mengajarkan kami untuk saling

bantu satu sama lain. Jadi, saya terbiasa buat membantu orang lain, seperti

saya mau membantu ibu saya dirumah tanpa meminta imbalan atau upah,

dan ikut serta dalam kegiatan kerja bakti di sekolah”.88 Hal ini sesuai

dengan hasil angket siswa mengenai sikap rajin bergotong royong yang

berada pada katagori baik.

Sikap gotong royong ini membiasakan siswa untuk menjadikan setiap

pekerjaan menjadi terasa ringan jika dilakukan bersama-sama, saling bantu

satu dengan yang lainnya.

88 Hasil Wawancara dengan Nabilah Salsabila, Siswi Kelas VIII.1 di MTs. Da’il Khairaat

Kalideres Jakarta Barat, pada 19 Maret 2019

66

Tabel 4.13

Senang Membantu dan Menolong No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

2 Senang membantu

dan menolong

orang lain

205 1 x 4 = 4 205 : 60 =

3,41

3,41

4 x 100%

= 85,25

Baik

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan

pramuka secara optimal, dapat menumbuhkan rasa welas asih dan perduli

terhadap sesama, sehingga siswa memiliki rasa senang saat membantu dan

menolong orang lain dimanapun mereka berada. Adapun kegiatan

pramuka yang melatih siswa untuk saling membantu temannya adalah

pembuatan tenda, kegiatan persami, jambore, latihan gabungan, ataupun

kegiatan lomba antar regu.

Tabel 4.14

Rajin No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

3 Rajin

melaksanakan

piket harian kelas

188 1 x 4 = 4 188 : 60 =

3.13

3,13

4 x 100%

= 78,25

Cukup

Pada umumnya siswa yang mengikuti kegiatan pramuka merasa suka

saat melaksanakan piket harian kelas, hal tersebut dinyatakan oleh siswa

dengan menunjukkan sikap yang baik dan mau mengerjakan tugas

piketnya tanpa mengeluh.

Tabel 4.15

Ikut Serta dalam Kegiatan Bakti Sosial No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

4 Senang mengikuti 200 1 x 4 = 4 200 : 60 = 3,33

4 x 100% Cukup

67

kegiatan bakti

sosial

3,33 = 83,25

Menurut tabel di atas mengungkapkan bahwa siswa merasa senang

jika diikut sertakan dalam kegiatan bakti sosial. Hal ini dikarenakan

pembina membiasakan siswa untuk turun langsung kelapangan pada saat

kegiatan bakti masyarakat baik di puskesmas atau tenda darurat bencana,

dan menggalang dana untuk korban bencana, sehingga siswa merasa

terbiasa dan memiliki rasa perduli terhadap sesama.

Tabel 4.16

Skor Keseluruhan Karakter Gotong Royong No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Rajin bergotong-

royong di

sekolah/di rumah

195 1 x 4 = 4 195 : 60 =

3.25

3,25

4 x 100%

= 81,25

Baik

2 Senang membantu

dan menolong

orang lain

205 1 x 4 = 4 205 : 60 =

3,41

3,41

4 x 100%

= 85,25

Baik

3 Rajin

melaksanakan

piket harian kelas

188 1 x 4 = 4 188 : 60 =

3.13

3,13

4 x 100%

= 78,25

Cukup

4 Senang mengikuti

kegiatan bakti

sosial

200 1 x 4 = 4 200 : 60 =

3,33

3,33

4 x 100%

= 83,25

Cukup

Rata-Rata 82 Baik

Berdasarkan hasil perhitungan statistik sederhana dapat menunjukan

bahwa siswa yang memiliki karakter gotong royong setelah mengikuti

kegiatan pramuka, berada pada katagori yang baik atau dengan kata lain

sudah mencapai pada karakter yang diinginkan. Hal ini diperjelas dengan

pendapat dari Bapak Irfan bahwa “perbedaan sikap gotong royong siswa

68

yang mengikuti kegiatan pramuka dengan yang tidak, dapat dilihat dari

sikap cekatan siswa pada saat kegiatan bersih-bersih kelas, kerja bakti, dan

mengumpulkan dana untuk korban bencana”.89 Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kegiatan pramuka memiliki pengaruh yang baik dalam

pembentukan karakter gotong royog pada diri siswa.

4. Integritas

Tabel 4.17

Aktif Mengikuti Kegiatan No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Aktif dalam

mengikuti

kegiatan pramuka

187 1 x 4 = 4 187 : 60 =

3,11

3,11

4 x 100%

= 77,75

Cukup

Menurut tabel di atas menunjukkan bahwa siswa cukup aktif dalam

mengikuti kegiatan pramuka, namun masih ada beberapa siswa yang

kurang aktif dalam mengikuti kegiatan. Terdapat beberapa faktor yang

membuat siswa kurang aktif seperti jarak rumah yang lumayan jauh dari

sekolah dan izin orang tua. Seperti yang dikatakan oleh salah satu siswa

terkait kurang aktifnya dalam mengikuti kegiatan pramuka, “Kendalanya

mungkin izin orang tua, terkadang masih suka khawatir kalau saya pergi-

pergi kegiatan pramuka yang diluar sekolah apalagi sampai malam

kegiatannya”.90

89 Hasil Wawancara dengan Irfan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di MTs. Da’il

Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 01 Mei 2019 90 Hasil Wawancara dengan Alvin Hidayat, Siswa Kelas VIII.1 di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 01 Mei 2019

69

Tabel 4.18

Menyalurkan Ide No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

2 Menyalurkan ide

dan pendapat

yang bermanfaat

180 1 x 4 = 4 180 : 60 =

3

3

4 x 100% =

75

Cukup

Dari data di atas mengindikasikan bahwa siswa memiliki kemampuan

yang cukup untuk menyalurkan ide dan pendapat yang bermanfaat, baik

pada saat proses KBM berlangsung maupun pada saat forum diskusi bebas

yang melibatkan mereka.

Tabel 4.19

Pengalaman Berharga No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

3 Memperoleh

pengalaman

berharga dalam

mengikuti

kegiatan pramuka

198 1 x 4 = 4 198 : 60 =

3,3

3,3

4 x 100% =

82,5

Baik

Dari hasil wawancara, siswa berpendapat bahwa dengan mengikuti

kegiatan pramuka mereka memperoleh banyak pengalaman-pengalaman

baru yang sangat berharga. Hal ini didukung dengan hasil angket yang

menunjukkan sikap yang baik setelah mengikuti setiap program yang ada

pada kegiatan pramuka. Siswa juga merasa antusias karena mempelajari

hal baru yang dapat ia terapkan dalam aktiftas keseharian lainnya.

Seperti pada kegiatan pelatihan P3K (Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan), pelatihan SKU, pelatihan sandi-sandi, pelatihan PPGD

(Pertolongan Pertama Gawat Darurat), PUPK, dan pelatihan KIM

70

(Kemampuan Indera Manusia). Pelatihan-pelatihan ini sangat bermanfaat

untuk keadaan-keadaan darurat seperti sedang tersesat dihutan, dalam

keadaan bencana alam atau keadaan mendesak lainnya yang dapat

mempermudah korban ataupun tim sar.

Tabel 4.20

Tepat Waktu No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai

Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

4 Datang ke sekolah

tepat waktu

185 1 x 4 = 4 185 : 60 =

3,08

3,08

4 x 100% =

77

Cukup

Menurut paparan data pada tabael di atas diketahui bahwa tidak

semua siswa datang ke sekolah tepat waktu.

Tabel 4.21

Skor Keseluruhan Karakter Integritas No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Aktif dalam

mengikuti

kegiatan pramuka

187 1 x 4 = 4 187 : 60 =

3,11

3,11

4 x 100%

= 77,75

Cukup

2 Menyalurkan ide

dan pendapat

yang bermanfaat

180 1 x 4 = 4 180 : 60 =

3

3

4 x 100% =

75

Cukup

3 Memperoleh

pengalaman

berharga dalam

mengikuti

kegiatan pramuka

198 1 x 4 = 4 198 : 60 =

3,3

3,3

4 x 100% =

82,5

Baik

4 Datang ke sekolah

tepat waktu

185 1 x 4 = 4 185 : 60 =

3,08

3,08

4 x 100%

= 77

Cukup

Rata-Rata 78,06 Cukup

71

Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas dapat diketahui,

bahwa siswa yang memiliki karakter integritas setelah mengikuti kegiatan

pramuka, berada pada katagori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan pramuka di MTs. Da’il Khairaat memiliki pengaruh dalam

pembentukan karakter integritas.

5. Nasionalisme

Tabel 4.22

Menghadiri Upacara No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai

Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Mengikuti

upacara setiap

hari senin

196 1 x 4 = 4 196 : 60 =

3,26

3,26

4 x 100% =

81,5

Baik

Menurut hasil wawancara dengan guru-guru di MTs. Da’il Khairaat,

mereka berpendapat bahwa siswa yang mengikuti kegitan pramuka jarang

sekali masuk dalam daftar buku hijau (buku catatan poin), yang

dikarenakan tidak mengikuti kegiatan upacara bendera pada hari senin.

Dengan kata lain siswa selalu ikut serta dalam kegiatan upacara dengan

selalu datang tepat waktu dan mengikuti kegiatan dengan khidmat. Sesuai

dengan tabel di atas yang menerangkan bahwa siswa yang mengikuti

kegiatan upacara bendera pada hari senin berada pada katagori baik.

Selain menghadiri kegiatan upacara bendera pada hari senin, siswa di

MTs. Da’il Khairaat juga terbilang hafal dengan baik lagu-lagu nasional

seperti hasil pada angket di bawah ini. Hal ini didukung pada saat peneliti

melakukan wawancara pada siswa serta meminta siswa untuk

menyanyikan lagu satu nusa satu bangsa dan garuda pancasila, siswa-siswa

menghafalnya dengan baik.

72

Tabel 4.23

Hafal Lagu-lagu Nasional No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai

Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

2 Hafal hampir

semua lagu-lagu

nasional

199 1 x 4 = 4 199 : 60 =

3,31

3,31

4 x 100% =

82,75

Baik

Tabel 4.24

Menghormati Perbedaan No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

3 Menghormati

perbedaan suku,

budaya dan

agama orang lain

baik dilingkungan

sekolah maupun

dilingkungan lain

202 1 x 4 = 4 202 : 60 =

3,36

3,36

4 x 100%

= 84

Baik

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa siswa sangat menghormati

perbedaan antar sesama manusia yang memang menjadi makhluk sosial,

dimana sesama makhluk sosial dianjurkan untuk saling menghormati

apapun jenis perbedaannya. Menurut Iman pada saat sesi wawancara

dengan peneliti, Iman menyampaikan bahwa “sekarang merasa sudah bisa

menerima pendapat orang lain, sudah mulai berhati-hati juga dalam

berpendapat karena harus menghargai teman-teman yang sekiranya

berbeda suku, budaya dan agama agar tidak menyinggung”.91 Hal ini Iman

pelajari semenjak mengikuti kegitan pramuka, karena sering bertemu

orang-orang baru saat kegiatan lomba, bakti sosial atau jambore akbar

91 Hasil Wawancara dengan Iman Nanda, Siswa Kelas IX.4 di MTs. Da’il Khairaat Kalideres

Jakarta Barat, pada 20 Maret 2019

73

membuat Iman terlatih untuk memilah dan memilih setiap tindakan dan

ucapannya.

Tabel 4.25

Antusias dalam Peringatan Hari Nasional No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

4 Antusias dalam

mengikuti setiap

peringatan hari

nasional

186 1 x 4 = 4 186 : 60 =

3,1

3,1

4 x 100% =

77,5

Cukup

Berdasarkan paparan data pada tebel di atas diketahui bahwa tidak

setiap siswa merasa antusias dalam mengikuti peringatan hari nasional.

Hal tersebut diakui oleh siswa dengan menunjukkan sikap hadir dalam hal

ini apabila siswa mendapatkan punishment saja.

Tabel 4.26

Skor Keseluruhan Karakter Nasionalisme No Indikator Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

P = 𝑵𝑺

𝑵𝑯 X

100%

Katagori

Baik

1 Mengikuti

upacara setiap

hari senin

196 1 x 4 = 4 196 : 60 =

3,26

3,26

4 x 100%

= 81,5

Baik

2 Hafal hampir

semua lagu-lagu

nasional

199 1 x 4 = 4 199 : 60 =

3,31

3,31

4 x 100%

= 82,75

Baik

3 menghormati

perbedaan suku,

budaya dan

agama orang lain

baik dilingkungan

sekolah maupun

dilingkungan lain

202 1 x 4 = 4 202 : 60 =

3,36

3,36

4 x 100%

= 84

Baik

74

4 Antusias dalam

mengikuti setiap

peringatan hari

nasional

186 1 x 4 = 4 186 : 60 =

3,1

3,1

4 x 100% =

77,5

Cukup

Rata-Rata 81,43 Baik

Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki karakter nasionalisme berada pada katagori

baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam ikut serta

menjaga kelestarian bangsa dan ingin hidup rukun antar satu dengan yang

lainnya.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pramuka memiliki

pengaruh terhadap pembentukan karakter nasionalisme pada diri siswa.

D. Pembahasan Temuan Penelitian

Dari paparan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan

beberapa temuan sebagai berikut:

1. Pembentukan karakter siswa MTs. Da’il Khairaat melalui kegiatan

pramuka, diukur berdasarkan 5 karakter, yaitu: religius, mandiri, gotong

royong, integritas dan nasionalisme.

2. Secara umum kegiatan pramuka sudah cukup membantu membentuk

karakter religius pada diri siswa, sehingga karakter religius berada pada

kategori baik dengan hasil nilai prosentasi 81,31%. Hal ini terlihat dari

cara siswa bersikap sopan dan santun terhadap semua guru disekolah,

orang yang lebih dewasa, menjaga perasaan orang lain dengan tidak

menyinggung perasaannya dan melakukan ibadah sesuai dengan

kemauannya sediri. Hanya saja belum semua siswa menerapkan dengan

baik nilai-nilai yang ada pada karakter religius, siswa masih mencoba

melatih dirinya untuk membiasakan diri menerapkan nilai-nilai religius.

3. Secara umum siswa merasa terbantu dengan pembentukan karakter

mandiri dalam kegiatan pramuka, karena program yang terdapat pada

kegiatan pramuka dapat mengasah keberanian dan sikap tegas pada diri

75

siswa, sehingga karakter mandiri berada pada kategori cukup dengan hasil

nilai prosentase 80,18%. Namun untuk rasa percaya diri belum

sepenuhnya dimiliki siswa, hal ini disebabkan karena kekhawatiran siswa

pada hasil akhir pada saat ujian dan kurang optimal dalam belajar,

sehingga beberapa siswa memutuskan untuk mencontek pada saat ujian

berlangsung.

4. Pada pembentukan karakter gotong royong berada pada katagori baik

dengan hasil nilai prosentase 82%. Artinya, kegiatan pramuka sudah

mencapai pada nilai karakter yang diinginkan dan memiliki pengaruh yang

baik dalam pembentukan karakter gotong royong.

5. Secara umum kegiatan pramuka bertujuan untuk membentuk karakter

integritas secara maksimal, hanya saja belum optimal sehingga masih

terdapat siswa yang datang terlambat kesekolah dan masih takut untuk

menyalurkan ide dan pendapat ya. Karakter integritas ini berada pada

kategori cukup dengan hasil nilai prosentase 78,06%, hal tersebut

disebabkan oleh jarak rumah siswa yang cukup jauh dengan sekolah dan

kendala izin orang tua.

6. Pada karakter nasionalisme, siswa sangat antusias dalam menjaga

kelestarian bangsa, serta memiliki rasa hormat dan ingin hidup

berdampingan dengan rukun terhadap umat beragama lainnya. Artinya,

kegiatan pramuka memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam

membentuk karakter nasionalisme pada diri siswa. Oleh karena itu

karakter nasionalisme berada pada kategori baik dengan hasil nilai

prosentase 81,43%.

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang penulis lakukan dan telah

penulis uraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa hasil presentase

dari pembentukan 5 nilai karakter, mendapatkan hasil yang baik dengan

mengikuti kegiatan pramuka. Hal ini terlihat ketika hasil yang diperoleh

melalui angket yaitu perbandingan antara hasil yang baik dengan cukup

memiliki selisih yang tidak berjauhan. Hasil prosentase pada karakter religius

(81,31%), karakter mandiri (80,18%), karakter gotong royong (82%), karakter

integritas (78,06%), dan karakter nasionalisme (81,43%).

Dari perhitungan sederhana yang dilakukan untuk mengetahui

interprestasi data secara keseluruhan berada pada kategori baik, dengan kata

lain pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka di MTs. Da’il

Khairaat sudah mencapai nilai-nilai karakter baik sesuai yang diharapkan,

dengan kata lain kegiatan pramuka telah berhasil dalam pelaksanaan dan

penerapannya, sehingga tercapainya pembentukan karakter siswa. Hal ini

dapat dilihat dari sikap siswa yang mampu menerapkan serta

mengaplikasikan nilai-nilai karakter pada kegiatan sehari-harinya, baik di

dalam lingkungan sekolah maupun dilingkungan sosial.

Namun dengan status akreditasi A dan prestasi bagus pada kegiatan

pramuka yang dimiliki sekolah, seharusnya pembentukan karakter peserta

didik dapat dilakukan dengan maksimal. Sehingga peserta didik dapat

merasakan pembentukan karakter yang sangat baik, terlebih kegiatan

pramuka merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti peserta didik.

B. Saran

Setelah penulis memahami dan memberikan kesimpulan dari hasil

penelitian mengenai pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka

77

di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, penulis memberikan saran

kepada sekolah sebagai berikut:

1. Kepada Sekolah MTs. Da’il Khairaat

Disarankan kepada sekolah supaya dapat mengembangkan kegiatan

pramuka agar menjadi lebih baik lagi. Hal ini misalnya dapat dilakukan

dengan cara memperbaharui sarana dan prasarana yang sudah ada dan

menambahkan pembina pramuka agar kegiatan pramuka dapat berjalan

lebih efektif lagi.

2. Kepada Guru

Diharapkan guru dapat memantau kegiatan pramuka yang mana

hasilnya akan dilihat sewaktu siswa berada di dalam kelas, serta selalu

memberikan pendampingan pengembangan karakter, baik di dalam

maupun di luar kegiatan belajar mengajar.

3. Kepada Pelatih/pembina Pramuka

Diharapkan pembina dapat memberikan dorongan kepada siswa sesuai

dengan gerakan pramuka, yaitu membimbing dan mendidik anak-anak

agar menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur.

Dengan mengasah karakter siswa secara maksimal dan selalu mengawasi

kegiatan peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah. Pembina

pramuka juga disarankan untuk mau merespon segala masukan dari siswa,

dan disiplin lagi dalam kehadiran pada setiap jadwal kegiatan pramuka

yang sudah disepakati, sehingga dapat terpenuhinya pembentukan karakter

yang lebih baik lagi.

4. Orang Tua/Wali Murid

Bagi wali murid diharapkan untuk selalu memberikan dukungan serta

perhatian, agar peserta didik termotivasi untuk selalu mengikuti kegiatan

pramuka dalam upaya pembentukan karakter.

5. Peserta Didik

Disarankan kepada peserta didik, agar selalu mengikuti kegiatan

pramuka dengan baik, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh

78

sekolah. Karena kegiatan pramuka sangat penting untuk membentuk

karakter serta kepribadian peserta didik.

79

DAFTAR PUSTAKA

Muarif SAM, The 21th Century Skills Guru pada Jenjang Pendidikan Dasar,

(Ciputat: Copyright, 2016)

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011)

Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan

Kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Yogyakarta, [email protected]

Suradi, Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib

Sekolah, (BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 2 Nomor 4,

November 2017)

Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah Sekaligus Guru Mata

Pelajaran PKN di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat

E.Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)

Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam

Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Yogyakarta:

Arus Media, 2012)

Permendikbud No. 20 Tahun 2018, Tentang Penguatan Pendidikan Karakter

Pada Satuan Pendidikan Formal Pasal 2

M. Syakir dkk., Analisis Kegiatan Pendidikan Ekstrakulikuler untuk

Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Borong,

(Jurnal Mirai Management Vol.2 No.1, Oktober 2017)

Jito Subianto, Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan

Karakter Berkualitas, (Lembaga Peningkatan Profesi Guru, Jawa

Tengah, Indonesia, Vol.8 No.2, Agustus 2013)

80

Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)

Kementerian Pendidikan Nasional, Desain Induk Pendidikan Karakter, 2011

Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Panduan

Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2010)

Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak dari Rumah, (Jakarta:

Komputindo Gramedia, 2014)

Sofan Amri, Ahmad Jauhari & Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan

Karakter dalam Pembelajaran Strategi Analisis dan pengmbangan

Karakter Siswa dalam Proses Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher, 2011)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3

Amirullah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter Panduan Lengkap

Mendidik Karakter Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah, (Jakarta:

Prima Pustaka, 2012)

Agus Zaenul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter

Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012)

Tim Penyusun Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta:

Kementrian Pendidikan Nasional, 2011)

Muhammad, Pembentukan Karakter Anak SD/MI Melalui Pendidikan

Pramuka, (Elementary Vol.I Edisi 2 Juli 2015)

Nasrullah, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam,

(Universitas Muhammadiyah Malang: SALAM, volume 8 No.1, Malang,

Juni 2015)

Bafirman, Pembentukan karakter Siswa Melalui Pembelajaran Penjasorkes,

(Jakarta: Kencana, 2016)

81

Andri BOB Sunardi, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Nuansa

Muda, 2009, Cetakan ke-5)

Rohmat Kurnia, Sejarah Gerakan Pramuka, (Jakarta, Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka, 2015)

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka, (Jakarta:

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2010)

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, (Bandung:

Alfabeta, 2014)

Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013, Tentang Implementasi Kurikulum

2013, lampiran III

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2004, Tentang

Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior,

(Jakarta: Bee Media Pustaka, 2015)

Erik Aditia Ismaya dan Farid Noor Romadlon, Strategi Membentuk Karakter

Semangat Kebangsaan Anggota Ambalan Kyai Mojo dan Nyi Ageng

Serang, (Jurnal Refleksi Edukatika 7 Februari 2017)

Devi Lusiria Zulmi Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli untuk

Meningkatkan Perilaku Proposial Remaja di Pondok Pesantren, (Jurnal

RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014)

Jumili Arianto, Pengaruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka

Terhadap Pembentukan Karakter Jujur Mahasiswa Universitas Riau,

(Jurnal Bhineka Tunggal Ika, Vol. 4 No. 1 November 2017)

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidika, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010)

Asep Sepul Hamdi & E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi

dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014)

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2015)

82

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2006), Cet. VIII

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2013)

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, “Evaluasi

Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan

Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009), cet. Ke-3

83

LAMPIRAN-LAMPIRAN

84

LAMPIRAN 1

WAWANCARA

KEPALA SEKOLAH

85

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Masturo, S. Ag

Jabatan : Kepala Sekolah MTs. Da’il Khairaat

Hari/Tanggal Wawancara : Jum’at, 10 Mei 2019

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Peneliti : Sejak kapan kegiatan Pramuka Inti di dirikan di MTs. Da’il

Khairaat?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Apa saja program Sekolah yang berkaitan dengan karakter siswa?

Dan bagaimana penerapannya?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Adakah program Pramuka yang berkaitan dengan pembentukan

karakter? Apa saja programnya?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Siapa saja yang mengawasi dalam pelaksanaan Pramuka? Dan

bagaimana bentuk pengawasannya?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Adakah bentuk pendidikan atau pelatihan pembina Pramuka dalam

menambah wawasan?

Kepala Sekolah :

86

Peneliti : Bagaimana bentuk sinergitas kegiatan Pramuka dengan guru,

pembina Pramuka, dan wali murid?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Bagaimana kesan Bapak sebagai kepala sekolah terhadap kinerja

pembina Pramuka dan capaiannya sudah sejauh mana?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Hambatan apa saja yang sering dialami Sekolah dalam proses

kegiatan Pramuka?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan tersebut?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Apa harapan Bapak dengan adanya kegiatan Pramuka dan masuknya

Pramuka dalam mata pelajaran wajib di sekolah?

Kepala Sekolah :

Peneliti : Apakah ada evaluasi dalam kegiatan Pramuka saat ini?

Kepala Sekolah :

Narasumber Peneliti

(Masturo, S. Ag) (Uum Durratun Najah)

87

LAMPIRAN 2

WAWANCARA

WAKIL BIDANG KESISWAAN

88

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Siti Muawiyah, S.E.I

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 1 Mei 2019

Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah

Peneliti : Apa saja kegiatan Sekolah yang berkaitan tentang kesiswaan?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Dalam proses penyusunan program Pramuka apakah Ibu dilibatkan?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Bagaimana pembiasaan atau budaya Sekolah yang diterapkan di

Sekolah?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Bagaimana penanganan siswa yang bermasalah?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Seperti apa bentuk sinergitas antar wakil kepala sekolah dengan

kegiatan Pramuka?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Adakah evaluasi dalam pelaksanaan Pramuka?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Siapa yang mengevaluasi kegiatan Pramuka? Dan bagaimana bentuk

pengawaan tersebut?

89

Ibu Wiwi :

Peneliti : Adakah program kesiswaan yang berkaitan dengan pembentukan

karakter?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Bagaimana kesan Ibu terhadap kinerja pembina Pramuka dan

capaiannya sudah sejauh mana?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Hambatan apa saja yang dialami Sekolah dalam proses kegiatan

Pramuka?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Bagaimana solusi dalam mengatasi masalah tersebut?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Problem atau masalah perilaku siswa yang sering terjadi disekolah

seperti apa?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Apa pendapat Ibu mengenai diwajibkannya Pramuka yang

dicanangkan oleh pemerintah sehingga masuk kedalam mata

pelajaran wajib disekolah?

Ibu Wiwi :

Peneliti : Apa harapan Ibu dengan adanya kegiatan Pramuka sebagai

ekstrakulikuler dan masuknya Pramuka didalam mata pelajaran

wajib?

Ibu Wiwi :

90

Narasumber Peneliti

(Siti Muawiyah, S.E.I) (Uum Durratun Najah)

91

LAMPIRAN 3

HASIL WAWANCARA

WAKIL BIDANG KURIKULUM

92

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Irpan, S.Pd.I

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 1 Mei 2019

Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah

Peneliti : Dalam proses penyusunan program Pramuka apakah Bapak

dilibatkan?

Bpk. Irpan :

Peneliti : Bagaimana pembiasaan atau budaya Sekolah yang diterapkan di

Sekolah?

Bpk. Irpan :

Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang

didalamnya terdapat nilai karakter religius?

Bpk. Irpan :

Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang

didalamnya terdapat nilai karakter gotong royong?

Bpk. Irpan :

Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang

didalamnya terdapat nilai karakter kemandirian?

Bpk. Irpan :

Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang

didalamnya terdapat nilai karakter integritas?

93

Bpk. Irpan :

Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang

didalamnya terdapat nilai karakter nasionalis?

Bpk. Irpan :

Peneliti : Bagaimana kesan Bapak terhadap program Pramuka?

Bpk. Irpan :

Peneliti : Apa pendapat Bapak mengenai diwajibkannya Pramuka yang

dicanangkan oleh pemerintah sehingga masuk kedalam mata

pelajaran wajib disekolah?

Bpk. Irpan :

Peneliti : Apa harapan Bapak dengan adanya kegiatan Pramuka sebagai

ekstrakulikuler dan masuknya Pramuka didalam mata pelajaran

wajib?

Bpk. Irpan :

Narasumber Peneliti

(Irpan, S. Pd. I) (Uum Durratun Najah)

94

LAMPIRAN 4

WAWANCARA

PEMBINA OSIS

95

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Dedy Nuryadi, S.Pd

Jabatan : Pembina Osis

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Ruang Guru Laki-laki

Peneliti : Adakah program OSIS yang berkaitan dengan pembentukan karakter?

Pak Dedy :

Peneliti : Apa saja program Sekolah yang berkaitan dengan kesiswaan?

Pak Dedy :

Peneliti : Dalam proses penyusunan program kegiatan Pramuka apakah pembina

OSIS dilibatkan?

Pak Dedy :

Peneliti : Apakah pembina OSIS ikut andil dalam pengawasan kegiatan

Pramuka?

Pak Dedy :

Peneliti : Apakah ada perbedaan karakter antara siswa yang mengikuti kegiatan

Pramuka dengan siswa yang mengikuti kegiatan lainnya?

Pak Dedy :

Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka memiliki pengaruh terhadap pengembangan

nilai-nilai karakter siswa?

Pak Dedy :

Peneliti : Bagaimana kesan pembina OSIS terhadap layanan dan kinerja

96

pembina Pramuka?

Pak Dedy :

Peneliti : Apa harapan pembina OSIS terhadap kegiatan Pramuka?

Pak Dedy :

Narasumber Peneliti

(Dedy Nuryadi, S. Pd) (Uum Durratun Najah)

97

LAMPIRAN 5

WAWANCARA

PEMBINA PRAMUKA

98

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber :

Jabatan : Pembina Pramuka

Hari/Tanggal Wawancara :

Tempat :

Peneliti : Sejak kapan kegiatan Pramuka Inti ada di MTs. Da’il Khairaat?

Pembina :

Peneliti : Bagaimana proses perencanaan kegiatan Pramuka di MTs. Da’il

Khairaat?

Pembina :

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses penyususnan program

Pramuka?

Pembina :

Peneliti : Siapa saja yang mengawasi pelaksanaan kegiatan Pramuka di MTs.

Da’il Khairaat?

Pembina :

Peneliti : Seperti apa bentuk sinergitas kegiatan Pramuka dengan anggota

Pramuka, guru dan orang tua siswa?

Pembina :

Peneliti : Berapa lama kegiatan berlangsung dalam sepekan?

Pembina :

Peneliti : Bagaimana proses pelaksanaan Pramuka disekolah?

99

Pembina :

Peneliti : Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan Pramuka?

Pembina :

Peneliti : Bagaimana kesan pembina terhadap antusiasme peserta dalam

mengikuti kegiatan Pramuka?

Pembina :

Peneliti : Program-program apa saja yang diselenggarakan Pramuka dalam

rangka pembentukan karakter siswa?

Pembina :

Peneliti : Adakah program khusus untuk membentuk karakter siswa?

Pembina :

Peneliti : Hambatan apa yang sering dialami pembina dalam proses kegiatan

Pramuka?

Pembina :

Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan tersebut?

Pembina :

Peneliti : Apa harapan pembina terhadap siswa didalam kegiatan Pramuka?

Pembina :

Narasumber Peneliti

(Pembina Pramuka) (Uum Durratun Najah)

100

LAMPIRAN 6

HASIL WAWANCARA

WALI KELAS

101

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber :

Jabatan :

Hari/Tanggal Wawancara :

Tempat :

Peneliti : Seperti apa proses kegiatan belajar mengajar dikelas?

Wali Kelas :

Peneliti : Seberapa besar keterlibatan wali kelas atau guru dalam

pembentukan karakter siswa?

Wali Kelas :

Peneliti : Kegiatan atau program apa saja yang dirasa sangat mempengaruhi

pembentukan karakter siswa?

Wali Kelas :

Peneliti : Dalam proses penyusunan program Pramuka apakah wali kelas

atau guru lainnya dilibatkan?

Wali Kelas :

Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka berpengaruh dalam pembelajaran

dikelas?

Wali Kelas :

Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka berpengaruh pada perilaku siswa?

Wali Kelas :

Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka memiliki pengaruh terhadap

102

pengembangan nilai karakter siswa?

Wali Kelas :

Peneliti : Apakah terdapat perbedaan antara siswa yang mengikuti kegiatan

Pramuka dengan yang tidak, baik dari segi perilaku, prestasi dan

karakter?

Wali Kelas :

Peneliti : Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan Pramuka, apakah

dalam bidang akademik mengalami penurunan atau peningkatan?

Wali Kelas :

Peneliti : Menurut ibu, sejauh ini apakah siswa-siswa sudah memiliki 5 nilai

karakter utama?

Wali Kelas :

Peneliti : Bagaimana kesan Ibu terhadap kegiatan Pramuka?

Wali Kelas :

Peneliti : Apa harapan Ibu terkait kegiatan Pramuka dalam pembentukan

karakter siswa?

Wali Kelas :

Narasumber Peneliti

(Wali Kelas) (Uum Durratun Najah)

103

LAMPIRAN 7

WAWANCARA

GURU BIMBINGAN KONSELING

104

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Dahlia Arini, S.Sos

Jabatan : Guru Bimbingan Konseling

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Ruang Bimbingan Konseling

Peneliti : Seperti apa proses kegiatan belajar mengajar dikelas?

Ibu Arini :

Peneliti : Seberapa besar keterlibatan wali kelas atau guru dalam

pembentukan karakter siswa?

Ibu Arini :

Peneliti : Kegiatan atau program apa saja yang dirasa sangat mempengaruhi

pembentukan karakter siswa?

Ibu Arini :

Peneliti : Dalam proses penyusunan program Pramuka apakah ibu selaku

guru Bimbingan Konseling dilibatkan?

Ibu Arini :

Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka berpengaruh dalam pembelajaran

dikelas?

Ibu Arini :

Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka berpengaruh pada perilaku siswa?

Ibu Arini :

Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka memiliki pengaruh terhadap

105

pengembangan nilai karakter siswa?

Ibu Arini :

Peneliti : Apakah terdapat perbedaan antara siswa yang mengikuti kegiatan

Pramuka dengan yang tidak, baik dari segi perilaku, prestasi dan

karakter?

Ibu Arini :

Peneliti : Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan Pramuka, apakah dalam

bidang akademik mengalami penurunan atau peningkatan?

Ibu Arini :

Peneliti : Menurut ibu, sejauh ini apakah siswa-siswa sudah memiliki 5 nilai

karakter utama?

Ibu Arini :

Peneliti : Bagaimana kesan Ibu terhadap kegiatan Pramuka?

Ibu Arini :

Peneliti : Apa harapan Ibu terkait kegiatan Pramuka dalam pembentukan

karakter siswa?

Ibu Arini :

Narasumber Peneliti

(Dahlia Arini, S. Sos) (Uum Durratun Najah)

106

LAMPIRAN 8

WAWANCARA SISWA

107

TRANSKIP WAWANCARA SISWA

Nama Narasumber :

Kelas :

Hari/Tanggal Wawancara :

Tempat :

Status : Pramuka Inti

Peneliti : Kesan apa yang muncul ketika mendengar Pramuka?

Siswa :

Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka penting?

Siswa :

Peneliti : Apa manfaat kegiatan Pramuka?

Siswa :

Peneliti : Apa yang terjadi jika tidak ada kegiatan Pramuka di sekolah?

Siswa :

Peneliti : Apa saja program kegiatan Pramuka yang ada di MTs. Da’il

Khairaat? dan apakah kegiatan yang ada sudah memuaskan atau

dilaksanakan dengan baik?

Siswa :

Peneliti : Apakah sarana dan prasarana di sekolah sudah menunjang dalam

108

pelaksanaan kegiatan Pramuka?

Siswa :

Peneliti : Kalau untuk sarana dan prasarana kegiatan Pramuka sendiri apakah

sudah memadai?

Siswa :

Peneliti : Bagaimana layanan/latihan yang diberikan oleh pembina dalam

melaksanakan kegiatan Pramuka?

Siswa :

Peneliti : Apakah pembina telah banyak membantu atau memberi manfaat

kepada siswa dalam memahami pelaksanaan kegiatan Pramuka?

Siswa :

Peneliti : Apakah pembina telah banyak membantu atau memberi manfaat

kepada siswa dalam membentuk karakter?

Siswa :

Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi

pribadi yang lebih religius?

Siswa :

Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi

pribadi yang lebih mandiri?

Siswa :

Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi

pribadi yang lebih berintegritas?

109

Siswa :

Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi

pribadi yang lebih nasionalis?

Siswa :

Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi

pribadi yang lebih gotong royong?

Siswa :

Peneliti : Menurut kamu, apa bedanya Pramuka yang ada di dalam kelas

(penerapan K13) dengan Pramuka yang ada di luar kelas?

Siswa :

Peneliti : Menurut kamu, apa bedanya siswa yang hanya mengikuti Pramuka di

dalam kelas saja dengan siswa yang mengikuti Pramuka di dalam

maupun di luar kelas?

Siswa :

Peneliti : Apakah mengikuti kegiatan Pramuka sangat berpengaruh terhadap

kehidupan sehari-hari kamu di dalam bidang akademik maupun

sosial?

Siswa :

Peneliti : Kendala apa yang kamu terima di dalam mengikuti kegiatan

Pramuka?

Siswa :

Peneliti : Apa respon orang tua ketika kamu memutuskan untuk mengikuti

110

kegiatan Pramuka?

Siswa :

Peneliti : Bagaimana kesan kamu terhadap kegiatan Pramuka?

Siswa :

Peneliti : Apa harapan kamu, untuk kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat

kedepannya?

Siswa :

Narasumber Peneliti

(Siswa) (Uum Durratun Najah)

111

LAMPIRAN 9

ANGKET SISWA

112

ANGKET PENELITIAN

Saya Uum Durratun Najah, mahasiswi aktif di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Jurusan Manajemen Pendidikan. Saya sedang melakukan

penelitian skripsi yang berjudul “Pembentukan Karakter Siswa Melalui

Kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat”. Saya

berharap saudara/i berkenan untuk membantu saya dalam melakukan penelitian

ini. Saya mohon kesediaan saudara/i untuk mengisi angket ini dengan jujur dan

benar.

1. Data Responden

a. Nama :

b. Jenis Kelamin :

c. Kelas :

2. Petunjuk Pengisian

Beri tanda checklist () pada jawaban yang tersedia dan hanya satu jawaban

untuk setiap peryataan, dengan alternative jawaban sebagai berikut:

SS : Sangat Sering SS : Sangat Setuju

S : Sering S : Setuju

J : Jarang KS: Kurang Setuju

TP : Tidak Pernah TS: Tidak Setuju

113

NO. Pernyataan SS/S

S

S/

S

J/

KS

TP/

TS

1 Saya menghormati orang yang lebih tua dari saya

2 Saya menghormati semua guru di sekolah

3 Saya melaksanakan ibadah atas kesadaran diri

sendiri

4 Saya tidak merendahkan orang lain yang memiliki

kekurangan

5 Saya tidak mencontek saat ujian berlangsung

6 Saya bertanggung jawab atas tugas/amanah yang

diberikan kepada saya

7 Saya merasa tertantang untuk mempelajari hal baru

8 Saya menerapkan apa yang saya pelajari dalam

pramuka dikehidupan sehari-hari

9 Saya rajin bergotong-royong di sekolah/di rumah

10 Saya senang membantu dan menolong orang lain

11 Saya rajin melaksanakan piket harian kelas

12 Saya senang mengikuti kegiatan bakti sosial

13 Saya aktif dalam mengikuti kegiatan pramuka

14 Dalam kegiatan pramuka yang saya ikuti, saya bisa

menyalurkan ide dan pendapat yang bermanfaat

15 Saya memperoleh pengalaman berharga dalam

mengikuti kegiatan pramuka

16 Saya datang ke sekolah tepat waktu

114

17 Saya mengikuti upacara setiap hari senin

18 Saya hafal hampir semua lagu-lagu nasional

19 Saya menghormati perbedaan suku, budaya dan

agama orang lain baik dilingkungan sekolah

maupun dilingkungan lain

20 Saya antusias dalam mengikuti setiap peringatan

hari nasional

115

NO RESP P1 P2 P3 P4 P13 P14 P15 P16 P9 P10 P11 P12 P5 P6 P7 P8 P17 P18 P19 P20 JUMLAH

1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 65

2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 2 4 2 3 2 3 3 4 4 4 63

3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 1 3 3 3 4 3 4 65

4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 68

5 3 3 3 4 1 4 4 3 2 2 2 4 2 4 3 2 2 3 4 4 59

6 4 4 2 4 1 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 66

7 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 70

8 3 2 2 3 2 3 4 4 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 58

9 4 3 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 69

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 59

11 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 69

12 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 4 2 57

13 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 73

14 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 65

15 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 60

16 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 71

17 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 4 70

18 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2 3 2 2 60

19 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 64

20 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 61

21 2 3 3 4 2 4 4 2 3 3 2 4 3 3 4 2 3 2 3 3 59

22 3 3 3 3 1 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 59

23 2 4 4 3 1 1 4 4 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 4 2 55

24 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 57

25 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 60

26 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 60

27 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 67

28 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 71

29 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 60

30 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 3 3 3 62

31 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 69

32 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 4 4 3 4 3 4 3 3 3 65

33 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 68

34 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 65

35 2 4 4 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 3 62

36 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 64

37 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 63

38 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 66

39 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 69

40 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 64

41 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 67

42 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 66

43 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 67

44 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 64

45 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 67

46 3 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 65

47 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 66

48 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 67

49 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 67

50 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 67

51 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 65

52 3 2 2 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 64

53 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 56

54 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 68

55 4 3 3 2 2 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 64

56 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 65

57 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 66

58 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 67

59 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 69

60 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 69

195 197 194 195 145 197 224 205 195 205 188 200 187 180 198 185 196 199 202 186 3873

TOTAL

Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka

781 771 788 750 783

3873

116

LAMPIRAN 10

HASIL STUDI DOKUMEN

MTs. DA’IL KHAIRAAT

117

No.Nama Guru dan

PegawaiL/P Jabatan Tahun Lulus Status

Status

Tempat

Mengajar

Fungsional

Sertifikasi

1 Masturo, S. Ag L Kepala Madrasah S1 2000 PNS\DPK Tambahan Tersertifikasi

2 Irpan, S. Pd.I L Wakil Bid. Kurikulum S1 2006 GTY Satminkal Tersertifikasi

3 Siti Muawiyah, S. E. I P Wakil Bid. Kesiswaan S1 2004 GTY Satminkal Tersertifikasi

4 Supriyadi, S. Pd.I L Tata Usaha S1 2009 GTY Satminkal Tersertifikasi

5 Mitsni Choiry, S. Pd. P Tata Usaha S1 2014 GTY Satminkal Belum

6 Ayu Khairunnisa P Tata Usaha MA 2005 GTY Satminkal Belum

7 H. Akhyar W. A.Ma. L Guru D2 1998 Honor Tambahan Belum

8 H. Khairuddin A L Guru MA 1979 GTY Satminkal Tersertifikasi

9 H. Hasanudin HZ L Guru MA 1981 GTY Satminkal Tersertifikasi

10 H. Sa'ali R, B.A L Guru SARMUD 1982 Honor Tambahan Tersertifikasi

11 H. Abd. Hamid, B.A L Guru SARMUD 1986 GTY Satminkal Tersertifikasi

12 H. M. Romli, B.A L Guru SARMUD 1985 GTY Satminkal Belum

13 Dra. Siti Jamilah P Guru S1 1993 GTY Satminkal Tersertifikasi

14 Rosmani, M.Pd. P Guru S2 2018 GTY Satminkal Tersertifikasi

15 Drs. Munadih, MM L Guru S2 2009 GTY Satminkal Tersertifikasi

16 Syafruddin L Guru MA 1987 GTY Satminkal Belum

17 H.M. Yamin, S. Ag. L Guru S1 1996 Honor Tambahan Tersertifikasi

18 Nurlaelah, S.Ag P Guru S1 1995 GTY Satminkal Tersertifikasi

19 Drs. Slamet L Guru S1 1994 GTY Satminkal Tersertifikasi

20 Hj. Dahliah, S. Pd.I P Guru S1 2005 GTY Satminkal Tersertifikasi

21 Nurrusyobhah, S. Pd P Guru S1 2008 GTY Satminkal Tersertifikasi

22 H. Komarudin, S. Pd.I L Guru S1 2003 GTY Satminkal Tersertifikasi

23 Hj. Ratu Nurul F, S. Pd.IP Guru S1 2008 PNS\DPK Satminkal Tersertifikasi

24 Fachruroji, S.P, MM L Guru S2 2009 GTY Satminkal Tersertifikasi

25 Kusnani, S. Pd P Guru S1 2004 GTY Satminkal Tersertifikasi

26 Elis Siti Khodijah, S. Pd P Guru S1 2005 GTY Satminkal Tersertifikasi

27 Siti Nur Azizah, S.S.I P Guru S1 2005 GTY Satminkal Tersertifikasi

28 Neneng Nurhayati, S. PdP Guru S1 2007 GTY Satminkal Tersertifikasi

29 Umul 'Athiyah, S. Pd. P Guru S1 2006 GTY Satminkal Tersertifikasi

30 Syaefudin, S. Pd.I L Guru S1 2010 Honor Tambahan Tersertifikasi

31 Arfin Sazi, S. Pd. L Guru S1 2016 Honor Tambahan Belum

32 Adisatya Putra.N L Guru SMA 2010 GTY Satminkal Belum

33 Dedy Nuryadi, S. Pd L Guru S1 2018 GTY Satminkal Belum

34 Siti Nurbaiti Nupus, S. PdP Guru S1 2016 GTY Satminkal Belum

35 Abdul Rouf, S. Pd L Guru S1 2016 Honor Tambahan Belum

36 Laisa Bahriani, S. Pd P Guru S1 2018 GTY Satminkal Belum

37 Agus Triwibowo, S. Pd L Guru S1 2018 GTY Satminkal Belum

38 Dahlia Arini, S. Sos P Guru S1 2016 GTY Satminkal Belum

DAFTAR URUT KEPANGKATAN PENDIDIK

MADRASAH TSANAWIYAH DA'IL KHAIRAAT

118

JUMLAH

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa

2014/2015 159 4 188 4 150 4 497

2015/2016 160 4 153 4 186 4 499

2016/2017 161 5 157 4 151 4 469

2017/2018 134 4 155 4 151 4 440

2018/2019 126 4 127 4 151 4 404

DATA SISWA 5 TAHUN TERAKHIR

Tahun Pelajaran

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX

No. Kelas Rombel Total

VII-1 VII-2 VII-3 VII-4

30 32 32 32

VIII-1 VIII-2 VIII-3 VIII-4

32 31 32 32

IX-1 IX-2 IX-3 IX-4

38 37 38 38

12 404Jumlah

2 VIII 4 127

3 IX 4 151

DATA SISWA TAHUN 2018-2019

Jumlah Siswa

1 VII 4 126

119

No. Jenis Sarana/Prasarana ∑ Kondisi Keterangan

1 Ruang Yayasan 1 Baik Memadai

2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik Memadai

3 Ruang Bidang Kurikulum 1 Baik Memadai

4 Ruang Bidang Kesiswaan 1 Baik Memadai

5 Ruang Tata Usaha 1 Baik Memadai

6 Ruang Operator/Pengolahan Nilai 1 Baik Memadai

7 Ruang Guru Laki-laki 1 Baik Memadai

8 Ruang Guru Prempuan 1 Baik Memadai

9 Ruang Pertemuan Wali Murid 1 Baik Memadai

10 Ruang Belajar/Kelas 12 Baik Memadai

11 Ruang Lab. Komputer 1 Baik Memadai

12 Ruang Lab. IPA 1 Baik Memadai

13 Ruang Bimbingan dan Konseling 1 Baik Memadai

14 Ruang UKS 1 Baik Memadai

15 Ruang Osis 1 Baik Memadai

16 Ruang Pramuka 1 Kurang Baik Kurang Memadai

17 Ruang Perpustakaan 1 Baik Memadai

18 Koperasi Sekolah 1 Kurang Baik Kurang Memadai

19 Gudang 1 Baik Memadai

20 Pos Keamanan 1 Baik Memadai

21 Lapangan 1 Kurang Baik Kurang Memadai

22 Lahan Parkir 1 Kurang Baik Kurang Memadai

23 Musala 1 Kurang Baik Kurang Memadai

24 Toilet Guru Laki-laki 2 Baik Memadai

25 Toilet Guru Prempuan 2 Baik Memadai

26 Toilet Siswa Laki-laki 3 Baik Memadai

27 Toilet Siswa Prempuan 4 Baik Memadai

120

LAMPIRAN 11

STUDI DOKUMEN

KEGIATAN PRAMUKA

121

No. Nama L/P Jabatan Tahun Lulus Pelatihan Status

1 Haidir Febriadi L Pembina D2 2009 KMD dan KML Honorer

2 Hasanudin L Pembina D2 2008 KMD dan KML Honorer

3 Rian Ardiansyah L Pembina S1 2019 KMD Honorer

4 Wildan Labib L Pembina S1 2018 KMD Honorer

5 Nur Aisiyah P Pembina S1 2019 KMD Honorer

DATA PEMBINA PRAMUKA PENGGALANG

122

7 8 9 10 11 12

1Penerimaan Anggota

Pasukanx

2 Latihan SKU Penggalang x x x x X X

3Ujian SKU Penggalang

Ramu, Rakit, Terapx x x

4Kenaikan Tingkat

PenggalangX

5 Wide Game x

6 Ujian SKK x x x x X X

7 Gladian Pemimpin Regu x

8Perkemahan Dekat

(Persami)/Campingx X

9Penjelajahan dan Halang

Rintangx

10 Bakti Masyarakat X

11 Latihan gabungan x X

12Lomba Tingkat I/Lomba

Gudepx X

13Laporan Semester ke

Kwartir RantingX

14 Iuran Anggota X x x x X X

15

Mengikuti Kegiatan di

Kwartir Ranting, Cabang,

Daerah maupun Nasional

menyesuaikan

No KegiatanBulan Ke

Keterangan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PRAMUKA PENGGALANG

JULI 2018 - DESEMBER 2018

123

1 2 3 4 5 6

1 Latihan SKU Penggalang X x x x X

2Ujian SKU Penggalang

Ramu, Rakit, TerapX x x x

3Kenaikan Tingkat

Penggalangx

4 Wide Game x

5 Ujian SKK X x x X X

6 Gladian Pemimpin Regu X

7Perkemahan Dekat

(Persami)x

8Penjelajahan dan Halang

RintangX

9 Bakti Masyarakat X

10 Latihan gabungan X x

11Laporan Semester ke

Kwartir RantingX

12 Iuran Anggota X X x x X X

13 Pemilihan Pramuka Garuda menyesuaikan

14 Musyawarah Gugus Depan X

15Perkemahan Jauh dan

PengembaraanX

16

Mengikuti Kegiatan di

Kwartir Ranting, Cabang,

Daerah maupun Nasional

menyesuaikan

No KegiatanBulan Ke

Keterangan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PRAMUKA PENGGALANG

JANUARI 2019 - JUNI 2019

124

No. Jenis Sarana/Prasarana ∑ Kondisi Keterangan

1 Sanggar Gugus Depan 1 Kurang Baik Kurang Memadai

2 Bendera merah putih 2 Baik Memadai

3 Bendera WOSM 2 Baik Memadai

4 Bendera Gudep 2 Baik Memadai

5 Bendera Semapore 30 Baik Memadai

6 Bendera Morse 30 Baik Memadai

7 Bendera Regu 7 Baik Memadai

8 Naskah upacara 1 Baik Memadai

9 Alat permainan penggalang 5 Baik Memadai

10 Peluit 30 Baik Memadai

11 Tongkat 30 Baik Memadai

12 Tali 30 Baik Memadai

13 Kompas 10 Baik Memadai

14 Lampu/senter 10 Baik Memadai

15 Peta tofografi 5 Baik Memadai

16 Tenda regu 15 Baik Memadai

17 Tenda dapur 3 Baik Memadai

18 Alat kebersihan lengkap 3 Set Baik Memadai

19 Alat dan kotak P3K lengkap 2 Set Baik Memadai

20 Alat dapur dan box penyimpanan 2 Set Baik Memadai

21 Lemari penyimpanan perlengkapan 2 Baik Memadai

22 Rak buku-buku kepramukaan 2 Baik Memadai

23 Tempat latihan/lapangan 1 Kurang Baik Kurang Memadai

125

LAMPIRAN 12

DOKUMENTASI PENELITIAN

126

127

128

LAMPIRAN 13

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

129

130

LAMPIRAN 15

SURAT PERMOHONAN IZIN

PENELITIAN

131

132

LAMPIRAN 16

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

133

134

LAMPIRAN 17

LEMBAR UJI REFERENSI

135

LAMPIRAN 18

BIODATA PENELITI

136

BIODATA PENULIS

Uum Durratun Najah, lahir di Jakarta pada tanggal 11

April 1995. Anak kedua dari 4 bersaudara, lahir dari

pasangan Bapak Nawawi Sulaeman dan Ibu Ru’yatul

Hilal. Sebelum duduk dibangku kuliah, penulis

menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK. At-

Tahriah, kemudian melanjutkan di tingkat dasar MI.

Manbaul Khairaat, selanjutnya menempuh pendidikan di

MTs. Da’il Khairaat dan MA. Minhajut Tholibin. Saat ini

penulis merupakan mahasiswi tingkat akhir dari Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan Jurusan Manajemen

Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alamat email penulis

[email protected]