pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka...
TRANSCRIPT
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI
KEGIATAN PRAMUKA DI MTS. DA’IL KHAIRAAT
KALIDERES JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Disusun Oleh:
Uum Durratun Najah
NIM 1113018200021
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Uum Durratun Najah (1113018200021). “Pembentukan Karakter Siswa
Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat”. Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan karakter siswa
melalui kegiatan pramuka di MTs. Da’il Khairaat. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif melalui analisis
data berupa angket, observasi, wawancara dan studi dokumen. Sumber data dari
penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala
bidang kurikulum, pembina OSIS, pembina pramuka, wali kelas, guru, dan siswa.
Lokasi penelitian bertemat di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pramuka dalam membentuk
karakter siswa di MTs. Da’il Khairaat, telah mampu mengantarkan siswa menjadi
pribadi yang memiliki karakter religius, mandiri, gotong royong, integritas dan
nasionalisme. Namun masih terdapat kendala seperti jarak tempuh siswa,
lapangan yang kurang memadai, dan kurangnya pembina pramuka. Berdasarkan
temuan-temuan tersebut, disarankan kepada Kepala Sekolah memperbaharui
sarana dan prasarana yang sudah ada dan menambahkan pembina pramuka agar
kegiatan pramuka dapat berjalan lebih optimal. Selain itu dibutuhkannya kerja
sama antar guru, wali murid dan pembina pramuka untuk selalu memberikan
dukungan dan pendampingan kepada siswa.
Kata Kunci : Karakter Siswa, Kegiatan Pramuka
ii
ABSTRACT
Uum Durratun Najah (1113018200021). “Student Characters Building
Through Scout Activities at MTs. Da’il Khairaat Kalideres West Jakarta”.
Thesis, Department of Management Education Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020
This research aims to describe student’s character by scout activities. This
research was conducted using a qualitative approuch with descriptive methods
through data analysis in the form of questionnaire, observation, interviews and
study of documents. Sources of data from this study are the principal, deputy head
of student affairs, deputy head of curriculum, student council adviser,
scoutmaster, homeroom teacher, teacher and students. The location of the study
was at MTs. Da’il Khairaat Kalideres West Jakarta.
The results of research showed that scout activities in building student’s
character of MTs. Da’il Khairaat, were able to deliver stydent’s to have religious,
independent, mutual cooperation, integrity and nationalist character. However,
there are still abstacles in the service whice are sourced from student distance, as
well as service facilities and infrastructur and limited scoutmaster. Base on these
findings it was suggested to the school principal to upgrade of facilities and
infrastructureand open recruitment of scoutmasterscout activities could run
optimally. In addition, can also collaboration with teachers, student guardians
and scout master to always provide support and assistance to students.
Keywords : Student Character, Scout Activities
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas setiap rahmat, keberkahan, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarganya, sahabatnya serta ummatnya semoga kita semua senantiasa mendapat
syafaat.
Skripsi yang berjudul “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan
Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat” merupakan salah satu
syarat kelulusan penulis untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada
Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akan tetapi penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh
dari sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
khususnya dari pembimbing guna menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi
penulis di masa yang akan datang.
Dalam proses penulisan skripsi, penulis mendapatkan banyak bantuan,
dukungan, ide dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan sekaligus
dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya
dalam membantu, mengarahkan dan memotivasi penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
iv
4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu, mengarahkan
dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah mendidik,
membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan terbaik kepada
penulis selama menjalani perkuliahan.
6. Masturo, M. Pd selaku Kepala Sekolah MTs. Da’il Khairaat, Irfan, S. Pd
selaku Wakil Bidang Kurikulum, Haidir, S. Pd selaku Pembina Pramuka,
pendidik, tenaga kependidikan, serta peserta didik MTs. Da’il Khairaat yang
telah memberikan informasi kepada penulis dalam penelitian skripsi.
7. Ungkapan terimaksaih penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat
kepada kedua orang tua, Ayah Nawawi Sulaeman dan Ummi Ru’yatul Hilal
tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, kesabaran, motivasi,
nasehat, perhatian, dan segala dukungan moril ataupun materil yang telah
diberikan kepada ananda sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sungguh
tak mudah digambarkaan seberapa besar perjuangan yang telah diberikan
kepada penulis.
8. Kakak dan adik tercinta Iin Nabilah Khairunnisa, Muhammad Bahrur
Rohman, Yuni Nur Azizah, dan Muhammad Bahrul Ulum yang telah
memberikan semangat, motivasi, serta dukungan kepada penulis dalam setiap
kondisi baik suka maupun duka.
9. Keluarga tercinta Bani Saman, Ahmad Miftahul Mahbuby dan sepupu-sepupu
tersayang Aqila Marsha, Silvia Asyifa, Malika Yusriah, Luthfiah Ari Afifi,
Syahwal Ananda, M. Fahri, Wahyu Setiawan, Taufik Hidayat yang telah
memberikan kasih sayang dan semangat ketika penulis mulai jenuh dalam
penulisan skripsi ini
10. Muhammad Ihsan Bramantyo, partner terbaik yang selalu mendukung,
memotivasi, menghibur, serta mendengar keluh kesah penulis selama proses
penyelesaian skripsi.
11. Sahabat-sahabat terbaik Sri Wulan, Munifatuzzahro, Ratu Nurul Karimah,
Lusianawati, Raka Daylami M, M. Fachreza Afdi, Anisa’ul Khairiyah, Kholis
v
Bidayati, Lili Kursila, Ahmad Sofyan Lubis yang selalu mengingatkan,
memotivasi, memberikan energi positif, memberikan bantuan dan menghibur
penulis dalam setiap keadaan, semoga semesta selalu menjaga.
12. Karibku, Emma Yuliana Nurbaithy, Faika Ramadhani, Calysta Merina, Izmi
Syahidah, dan keluarga besar FRBMK terimakasih untuk kalian yang selalu
memberikan semangat, memberi energi positif kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
13. Teman-teman Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2013 yang sama-
sama menjalani perjuangan dan saling mendukung untuk menyelesaikan studi
di kampus ini.
14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun semua yang kalian berikan
sangat berarti bagi penulis. Atas bantuan mereka yang sangat berharga,
penulis berdo'a semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan dalam setiap
langkahnya, Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sebagai karya ilmiah yang jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Dengan kerendahan hati penulis berharap smeoga skirpsi ini
bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya untuk penulis dan
bagi pembaca.
Wassalmualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Jakarta, 27 Januari 2020
Penulis
Uum Durratun Najah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 9
A. Pembentukan Karakter Siswa ............................................................... 9 1. Pengertian Karakter Siswa ............................................................... 9
2. Pembentukan Karater Siswa ............................................................ 11
3. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Karakter Siswa .......................... 13
4. Strategi Pembentukan Karakter di Sekolah ...................................... 14 B. Kegiatan Pramuka ................................................................................ 19
1. Pengertian Pramuka ........................................................................ 19
2. Perinsip Dasar, Tujuan dan Fungsi Pramuka ................................... 21
3. Metode Pramuka ............................................................................ 24
4. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Kegiatan Pramuka .................. 25
5. Pelaksanaan Kegiatan Pramuka Pada Tingkat SMP ........................ 27 C. Penelitian Relevan................................................................................ 28 D. Kerangka Berfikir ................................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 32 B. Metode Penelitian ................................................................................ 33 C. Sumber Data ........................................................................................ 33 D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 35 F. Kisi-Kisi Instrumen .............................................................................. 41 G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................................... 44 H. Teknik Analisis dan Interprestasi.......................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 46
A. Gambaran Umum MTs. Da’il Khairaat .................................................... 46 1. Sejarah Singkat .................................................................................. 46 2. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................................ 47
vii
3. Keadaan Pendidikan .......................................................................... 48 B. Gambaran Pramuka MTs. Da’il Khairaat ................................................. 52
1. Sejarah Pramuka ..................................................................... 52 2. Struktur Organisasi Kegiatan Pramuka .................................... 52 3. Data Pembina Pramuka.............................................................53 4. Sarana dan Prasarana Kegiatan Pramuka ................................. 54 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pramuka ................................... 55 6. Program Kegiatan Pramuka.......................................................55
C. Deskripsi Data ........................................................................................ 57 D. Pembahasan Temuan Penelitian ............................................................. 74
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 76
A. Kesimpulan ........................................................................................... 76 B. Saran ...................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 83
BIODATA PENULIS ................................................................................... 135
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Rencana Penyusunan Skripsi......................................................32
Tabel 3. 2 Populasi dan Sampel...................................................................34
Tabel 3. 3 Scoring........................................................................................35
Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara.................................................................36
Tabel 3. 5 Lembar Observasi.......................................................................38
Tabel 3. 6 Daftar Cocok Dokumen..............................................................39
Tabel 3. 7 Instrumen Penelitian Karakter.....................................................40
Tabel 3. 8 Instrumen Angket Siswa.............................................................42
Tabel 4. 1 Struktur Organisasi Pramuka......................................................53
Tabel 4. 2 Menghargai Orang yang Lebih Tua............................................58
Tabel 4. 3 Menghormati Semua Guru..........................................................59
Tabel 4. 4 Melaksanakan Ibadah..................................................................59
Tabel 4. 5 Tidak Merendahkan Orang Lain.................................................60
Tabel 4. 6 Skor Karakter Religius................................................................60
Tabel 4. 7 Mengerjakan Tugas.....................................................................61
Tabel 4. 8 Tanggung Jawab..........................................................................62
Tabel 4. 9 Tertantang Hal Baru....................................................................62
Tabel 4. 10 Menerapkan Pengetahuan.........................................................64
Tabel 4. 11 Skor Karakter Mandiri..............................................................64
Tabel 4. 12 Gotong Royong Dimana Saja...................................................65
Tabel 4. 13 Senang Membantu dan Menolong............................................66
Tabel 4. 14 Rajin..........................................................................................66
Tabel 4. 15 Ikut Serta Kegiatan Bakti Sosial...............................................66
Tabel 4. 16 Skor Karakter Gotong Royong.................................................67
Tabel 4. 17 Aktif Mengikuti Kegiatan.........................................................68
Tabel 4. 18 Menyalurkan Ide.......................................................................69
Tabel 4. 19 Pengalaman Berharga................................................................69
Tabel 4. 20 Tepat Waktu..............................................................................70
Tabel 4. 21 Skor Karakter Integritas............................................................70
Tabel 4. 2 Menghadiri Upacara Bendera ................................................... 71
Tabel 4. 23 Hafal Lagu-Lagu Nasional........................................................72
Tabel 4. 24 Menghormati Perbedaan...........................................................73
Tabel 4. 25 Antusias dalam Peringatan Hari Nasional.................................73
Tabel 4. 26 Skor Karakter Nasionalisme.....................................................73
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Berfikir......................................................................30
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Pramuka......................................................53
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ................................................... 84
Lampiran 2 Hasil Wawancara Bidang Kesiswaan ............................................... 87
Lampiran 3 Hasil Wawancara Bidang Kurikulum ............................................... 91
Lampiran 4 Hasil Wawancara Pembina Osis ...................................................... 94
Lampiran 5 Hasil Wawancara Pembina Pramuka ................................................ 97
Lampiran 6 Hasil Wawancara Wali Kelas......................................................... 100
Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Bimbingan Konseling ............................... 103
Lampiran 8 Hasil Wawancara Siswa................................................................. 106
Lampiran 9 Angket Siswa ................................................................................ 111
Lampiran 10 Studi Dokumen Sekolah .............................................................. 116
Lampiran 11 Studi Dokumen Pramuka ............................................................. 120
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 125
Lampiran 13 Surat Bimbingan Skripsi .............................................................. 128
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 130
Lampiran 15 Surat Persetujuan Penelitian ......................................................... 132
Lampiran 16 Hasil Ujian Referensi ................................................................... 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karakter merupakan suatu hal yang membedakan antara manusia dengan
binatang, karena karakter dapat menggambarkan manusia untuk dapat hidup
lebih baik di dalam lingkungannya. Karakter sudah ada di dalam diri manusia
sejak lahir dan dibentuk oleh lingkungan yang ada di sekitarnya. Karakter
yang sudah ada sejak seseorang lahir bisa saja adalah karakter yang baik,
namun karakter tersebut bisa menjadi karakter yang buruk jika dipengaruhi
lingkungan yang buruk. Begitupun sebaliknya potensi karakter buruk yang
ada sejak lahir dapat dikembangkan menjadi baik ketika seseorang tersebut
berada di dalam lingkungan yang baik.
“Seyogianya sekolah tidak hanya berkewajiban meningkatkan pencapaian
akademis, tetapi juga bertanggungjawab dalam membentuk karakter peserta
didik.”1 Sejatinya pembentukan karakter itu sudah ditanamkan sejak dini,
yakni melalui pendidikan di dalam keluarga yang diajarkan oleh orang tua,
dan anggota keluarga lainnya. Tidak hanya itu pembentukan karakter juga
dapat terjadi pada anak ketika ia melihat dan mendengar kejadian secara
langsung. “Pendidikan karakter pada intinya melakukan penanaman nilai
dengan cara membimbing pemenuhan kehidupan manusia melalui perluasan
dan pendalaman makna yang menjamin kehidupan yang bermakna manusia.”2
Demikian pembentukan karakter ialah menyelaraskan nilai-nilai kebaikan di
dalam diri manusia mulai dari usia dini dan berlanjut seterusnya hingga
mereka dewasa. Dalam hal ini, pembentukan karakter umumnya berlanjut
ketika anak telah masuk ke sekolah.
1 Muarif SAM, The 21th Century Skills Guru pada Jenjang Pendidikan Dasar, (Ciputat:
Copyright, 2016). h. 163. 2 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 40.
2
Pembentukan karakter itu bukan hanya karena adanya transfer nilai-nilai
karakter yang baik, tetapi bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan oleh
pendidik atau guru dan menjadi tauladan bagi siswanya sehingga nilai-nilai
tersebut dapat menyatu dalam totalitas dan kualitas yang ada pada diri siswa,
sampai nilai-nilai yang ada menjadi karakter di dalam diri siswa.
Tidak hanya di sekolah, Pendidikan karakter juga dapat dibangun dari
rumah dan lingkungan sekitar, meliputi keluarga, teman sebaya, dan
masyarakat. Adapun masalah-masalah yang merupakan dampak dari gagalnya
pembentukan karakter, yakni:
- Anak yang terlahir tanpa pernikahan
- Banyaknya orang tua yang tidak siap mendidik anak dan tidak memiliki
ilmu parenting
- Gaya hidup hedonisme dan westernisasi
- Kurang bijaknya penggunaan teknologi
- Kelas ekonomi
- Sibuk dengan hal lain, sampai lupa Pendidikan moral
Sehingga menumbuhkan individu yang tidak memiliki kontrol diri dan tidak
memiliki kualitas karakter yang baik untuk mengantarkannya kepada
kesuksesan dimasa mendatang.
Permasalahan karakter yang terjadi timbul karena perkembangan zaman
dan keadaan lingkungan yang menjadikan siswa kehilangan nilai karakter di
dalam dirinya, diantaranya karena mengalami masalah broken home, tidak
memiliki rasa percaya diri, dan merasa tertindas sehingga banyak dari mereka
yang memilih melampiaskannya dengan hal-hal yang berbau negatif seperti
pergaulan bebas, menjadi pemberontak dan merusak dirinya sendiri serta
sekitarnya. Siswa diajarkan ilmu agama tetapi di luar KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) banyak siswa yang tidak menerapkannya. Sebelum KBM dimulai
siswa terbiasa berdo’a tetapi di luar KBM siswa lupa berdo’a dalam memulai
sesuatu. Siswa melupakan budaya negerinya sendiri karena sibuk dengan
perkembangan zaman yang kekinian, banyaknya siswa yang tidak hafal lagu-
lagu kebangsaan, siswa tidak bangga dengan negerinya sendiri seperti
3
membanding-bandingkan keunggulan negaranya dengan negara lain, siswa
terlambat datang ke sekolah, malas mengerjakan tugas, dan tidak menyukai
pelajaran. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penanaman karakter integritas
pada diri individu.
Pembentukan karakter dirasa kurang berhasil dikarenakan kurangnya
dukungan dari seluruh komponen di sekolah baik dari aspek proses
pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaksanaan
aktivitas ko-kurikuler, serta para personil sekolah, yang didukung oleh orang
tua dan anggota masyarakat.3 Dalam hal ini terjadi ketidak seimbangan antara
keinginan karakter yang baik dengan kondisi lapangan yang kurang berperan
aktif dalam mendukung keberlangsungan pembentukan karakter, sehingga
mengakibatkan tidak tercapainya pembetukan karakter.
Banyak lembaga pendidikan yang telah berupaya menanamkan nilai-nilai
karakter dengan berbagai cara, baik melalui penyelenggaraan mata pelajaran
budi pekerti maupun pengintegrasian ke dalam mata pelajaran. Namun
demikian nampaknya upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil yang
optimal, masih terdapat siswa yang tidak melaksanakan sholat, siswa
mencontek pada saat pelaksanaan ujian atau latihan-latihan tertentu yang
diberikan oleh guru yang menunjukkan ketidak mandirian siswa, siswa malas
mengikuti upacara atau sengaja datang terlambat untuk menghindari kegiatan
upacara menunjukkan kurangnya rasa nasionalisme pada diri siswa,
kurangnya rasa sopan santun siswa terhadap guru menunjukkan siswa tidak
memiliki integritas, kurangnya kerjasama antar siswa dalam mengikuti
kegiatan yang mungkin saja telah menjadi peraturan sekolah seperti, tidak
melaksanakan piket harian hal ini menunjukkan kurangnya nilai gotong
royong di dalam lingkungan sekolah.
Pendidikan yang membangun nilai-nilai moral karakter di kalangan siswa
harus selalu mendapatkan perhatian. Di tingkat dasar (SD dan SMP)
merupakan wadah yang sangat penting untuk mempersiapkan sejak dini para
3 Ibid, h. 14-15.
4
generasi penerus nantinya.4 Pembentukan karakter individu manusia haruslah
sudah dimulai sejak kecil, karena itulah karakter yang akan dibawa mereka
hingga mereka dewasa dan karakter yang sangat kuat ketika telah dibiasakan
sejak kecil sehingga mereka dapat mencapai kesuksesan mereka ketika
dewasa.
Lingkungan sekolah khususnya tingkat SMP yang beranggotakan remaja-
remaja awal yang sedang dalam masa transisi, sangat rentan sekali terhadap
perilaku yang menyimpang.5 Demikian bisa dikatakan tidak mudah untuk
membentuk karakter baru dalam diri individu siswa. Sebab pada masa usia
tersebut siswa sudah mulai mempertahankan apa yang diinginkannya dan
mengenal karakter baru di lingkungan yang baru ditemukan. Oleh sebab itu
dirasa sangat penting untuk memaksimalkan pembentukan karakter pada usia
remaja tersebut.
Salah satu lembaga pendidikan yang berusaha melakukan pembentukan
nilai-nilai karakter adalah MTs. Da’il Khairaat yang berlokasi di Jl. Peta Barat
No.110B Rt.06/Rw.18, Pegadungan, Kalideres Jakarta Barat. Namun sampai
saat ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Seperti terjadinya tawuran
antar siswa atau sekolah, terjadinya bulliying antar pelajar, tidak adanya etika
murid terhadap guru, bolos pada jam pelajaran, dan kurangnya rasa percaya
diri pada siswa sehingga siswa mencontek pada saat pelaksanaan ujian atau
latihan-latihan tertentu yang diberikan oleh guru. Hal ini berdampak pada
cidera fisik dan psikis, terauma, hilangnya rasa percaya diri, tidak memiliki
rasa kasih sayang dan hormat terhadap guru, kurangnya pengetahuan, dan
tidak berani menerima resiko. Akibatnya siswa menjadi tidak fokus ketika
guru menerangkan, tidak siap menerima resiko terburuk, menurunnya
semangat belajar serta menjadikan prestasi akademik menjadi menurun,
sampai tertanam rasa permusuhan dan dendam turun-menurun.
4 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di
MAN 1 Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected], h.
144. 5 Suradi, Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah,
(BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 2 Nomor 4, November 2017), h. 526.
5
Oleh karenanya sangat penting untuk sekolah dalam merencanakan cara-
cara dalam pembentukan karakter bagi siswa-siswinya. Cara-cara yang dirasa
sangat memungkinkan untuk dilakukan ialah melalui jalan agama dan
penanaman karakter dalam kegiatan ekstrakulikuler atau organisasi di sekolah.
Diantara pembentukan nilai karakter di lembaga pendidikan dilakukan melalui
kegiatan penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kegiatan hari besar islam dan
nasional, kegiatan belajar mengajar bidang studi agama dan pancasila,
pelajaran muatan lokal dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya, seperti Pramuka.
Diantara peran pramuka ialah membentuk karakter kepimimpinan,
kemandirian, disiplin, tanggung jawab, gotong royong, suka menolong,
religius, melatih keterampilan dan kreativitas. Seperti yang telah dikatakan
oleh Bpk. Masturo selaku kepala sekolah yang sekaligus juga sebagai guru
mata pelajaran PKN, yakni:
“.....Banyak orang tua tidak mau anaknya masuk keekstrakuliran sekolah
karena banyak yang prestasinya menurun karena kegiatan ekstrakulikuler itu
sampai sore dan sampai jam setengah 6. Ekskul disini juga belum maksimal
dalam pembentukan karakter siswa, banyak siswa yang ikut ekskul sekolah
cuman untuk ikut-ikutan.”6
Pendapat dari salah satu pembina Pramuka Rian Ardiansyah, menyatakan
bahwa ekstrakulikuler Pramuka merupakan salah satu wadah yang tepat dalam
membentuk karakter siswa yang baik. Karena disitu siswa dilatih untuk
menjadi disiplin dan mandiri dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Namun disisi lain terdapat beberapa pandangan dari orang tua yang
berbeda, yakni orang tua merasa tidak setuju apabila kegiatan organisasi di
sekolah terlalu menyita waktu yang lebih, yaitu apabila anak terlalu sore saat
pulang sekolah atau pulang sekolah terlalu lama dari jam sekolah yang
seharusnya, terlebih kegiatan organisasi sampai membuat mereka
mengenyampingkan keutamaan pelajaran di dalam kelas.
6 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah Sekaligus Guru Mata Pelajaran PKN di MTs.
Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 28 Agustus 2017.
6
Pernyataan dari Pembina Pramuka juga demikian, bahwa kesadaran dan
peran serta dari orangtua maupun sekolah yang kurang mendukung, menjadi
penghambat perkembangan organisasi ataupun kemampuan anak itu sendiri di
dalam organisasi.
Pembentukan nilai-nilai karakter di sekolah ini dilakukan melalui
kegiatan Pramuka, yang menerapkan nilai-nilai karakter dalam program atau
kegiatannya. Dalam pelaksanaannya nilai-nilai karakter tersebut semestinya
mencakup di dalam setiap program atau kegiatan Pramuka. Namun pada
pelaksanaannya di sekolah belumlah demikian, karena masih banyak siswa
yang tidak menjadi disiplin, baik di dalam kegiatan Pramuka ataupun kegiatan
di luar Pramuka.
Kegiatan kepramukaan menumbuhkan banyak keterampilan yang dapat
menumbuhkan kreativitas. Keterampilan-keterampilan tersebut telah ada dan
menjadi dasar pembelajaran dalam Pramuka. Namun, keterampilan tersebut
juga tidak terpaku pada aturan atau teknik dan alat yang digunakan seperti
awal mulai dipopulerkannya pramuka. Saat ini keterampilan tersebut telah
menggunakan teknik dan kreasi yang baru, serta alat-alat yang lebih modern.
Tetapi informasi dan perkembangan tersebut belum sepenuhnya menyeluruh
di Pramuka yang ada di Indonesia. Ada pula yang masih mempertahankan
teknik dan alat yang masih konvensional. Hal ini menjadikan gerakan
Pramuka yang ada di Indonesia mesti bekerja lebih ekstra untuk
menyamaratakan perkembangan Pramuka Indonesia.
Pada saat dikeluarkannya keputusan pelaksanaan Kurikulum 2013,
Pramuka masuk menjadi kategori pendidikan nonformal dan masuk dalam jam
pelajaran tersendiri di sekolah. Dengan demikian Pramuka menjadi wajib
diterima bagi seluruh peserta didik di sekolah. Namun, masih terdapat pro
kontra dalam pelaksanaannya, terlebih pembelajaran Pramuka di tengah jam
pelajaran menjadikan kegiatan Pramuka tidak begitu maksimal karena
sebelumnya pelaksanaan pramuka dilakukan di jam terakhir pelajaran ataupun
pada satu hari khusus untuk kegiatan kepramukaan.
7
Selain itu berlangsungnya program kegiatan Pramuka juga belum
sepenuhnya didukung oleh orang tua. Hal ini terlihat sebagaimana saat
pelaksanaan kegitan Pramuka berlangsung, orang tua belum sepenuhnya
memberi izin ketika kegiatan tersebut harus dilakukan di lingkungan alam
bebas, ataupun ketika kegiatan Pramuka membutuhkan waktu yang lebih di
luar jam pelajaran Pramuka.
Berdasarkan fenomena tersebut menarik untuk dikaji lebih dalam melalui
suatu penelitian dengan judul “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan
Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta Barat.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Siswa belum disiplin terhadap peraturan yang ada di sekolah
2. Kurangnya kreatifitas siswa dalam program atau kegiatan pembelajaran
3. Kurang adanya rasa percaya diri pada diri siswa terhadap kemampuan
akademik di dalam kelas.
4. Sikap kurang bertanggung jawab terhadap tugas di dalam berorganisasi.
5. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka
C. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan memudahkan pokok permasalahan dalam
penelitian ini, maka berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis
membatasi permasalahan tentang: “Pramuka belum menjadi wadah dalam
membentuk karakter”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijelaskan, maka masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pembentukan Karakter
Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta
Barat?
8
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pembentukan
Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres
Jakarta Barat.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi beberapa pihak
sebagai pertimbangan, masukan dan referensi dalam kegiatan pramuka.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembentukan Karakter Siswa
1. Pengertian Karakter Siswa
Karakter adalah sebagai gambaran siapa diri kita dan bagaimana diri
kita, bagaimana orang lain merespon kepada diri kita untuk mencapai cita-
cita atau kesuksesan diri kita. Misalnya dengan bersikap ramah dan sopan
santun orang lain akan senang dengan diri kita. Menurut Wynne pengertian
karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan
memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam
tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.7 Berarti, yang dimaksud dengan
karakter ialah ketika seorang manusia menerapkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik maka dapat dikatakan bahwa manusia itu mempunyai karakter.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 623), karakter adalah
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain; tabiat, watak.8 Seseorang dikatakan berkarakter apabila ia
mempunyai ciri khas yang membedakan seseorang dengan sekelompok
orang atau dengan binatang.
Menurut Ngainun Naim, karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar
yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan
orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan prilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.9 Jadi, karakter dapat bersumber dari ruang lingkup keluarga,
lingkungan sekitar dan Pendidikan. Apabila seseorang berada di dalam
ruang lingkup keluarga yang memiliki kepedulian tinggi terhadap
7 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 3. 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 639. 9 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu
dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Yogyakarta: Arus Media, 2012), h. 43.
10
pertumbuhan yang positif maka individu tersebut akan tumbuh menjadi
pribadi yang positif, begitupun sebaliknya.
Menurut Kemendikbud, dasar-dasar karakter bangsa Indonesia ialah,
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial
dan tanggung jawab.10
Selain itu menurut Suradi karakter baik adalah salah satu sikap
fundamental pola pikir dan perilaku seseorang untuk mencapai keberhasilan
hidup yang lebih baik. Maka sudah selayaknya sekolah mempersiapkan
peserta didiknya berkarakter lebih baik yang menjunjung tinggi budaya dan
etika sebagai bekal hidup di masa depannya.11 Karakter baik akan menjadi
kuat apabila sekolah mendukung hal positif tersebut dengan program
kegiatan yang mengacu pada budaya dan etika.
Dari berbagai pengertian karakter yang telah diungkapkan di atas maka
secara sederhana penulis menyimpulkan pengertian karakter merupakan
ciri-ciri pribadi yang melekat pada diri seorang indvidu secara alami yang
dapat digunakan untuk membedakan antara satu individu dengan individu
yang lainnya yang diwujudkan dalam tindakan nyata seperti berperilaku
baik, jujur, hormat, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Dalam kata
lain, karakter setiap individu itu dapat bersumber dari banyak hal sehingga
membentuk pribadi seseorang dan dapat berefek jangka panjang. Sebagai
contohnya adalah anjuran kepada anak untuk bertutur kata yang baik dan
sopan, menghormati orang yang lebih tua serta menyayangi orang yang
lebih muda, berpakaian rapi dan sopan, suka menolong, mematuhi tata tertib
yang berlaku dimanapun ia berada, tidak suka berbohong, tidak suka
mencuri, dan lain sebagainya yang merupakan proses dari pembentukan
karakter.
10 Permendikbud No. 20 Tahun 2018, Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal Pasal 2, h. 3. 11 Suradi, Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah,
(BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 2 Nomor 4, November 2017), h. 523.
11
2. Pembentukan Karakter Siswa
Pengertian pembentukan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah
proses, cara, perbuatan membentuk.12 Pembentukan ialah usaha sadar untuk
membentuk karakter siswa yang diharapkan, yang dilakukan oleh orang
dewasa yang mendapat tugas membentuk.
Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda, terlepas
karakter itu baik atau buruk. Namun demikian karakter itu sendiri tidak
hanya berasal dari faktor keturunan, tetapi juga merupakan upaya dari
sebuah proses tertentu. Dengan kata lain, karakter dibentuk melalui sebuah
usaha yang tersusun dengan baik. Sebagaimana halnya ialah ketika
membentuk karakter anak untuk menjadi pribadi yang tangguh dan siap
terhadap perubahan kondisi mendesak.
Menurut M. Syakir dkk. Pembentukan karakter adalah proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya
yang berkarakter dalam dimensi, pikiran, hati, raga, serta rasa dan karsa.13
Setiap kegiatan yang ada di sekolah haruslah berasaskan pada pembentukan
karakter yang memiliki ukuran, ingatan, penerapan, penghayatan, respon,
dorongan, serta dukungan agar tercapainya karakter positif pada peserta
didik.
Menurut Jito Subianto, pembentukan karakter ialah bagian dari
pendidikan nilai melalui sekolah yang merupakan usaha mulia yang
mendesak harus dilakukan.14 Karakter salah satunya dibentuk melalui
sekolah, dan karakter menjadi satu yang paling diutamakan. Pembentukan
karakter itu sendiri menjadi suatu upaya yang sangat dianggap sesuai dan
paling benar untuk diterapkan dalam pendidikan.
12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008), hal.180. 13 M. Syakir dkk., Analisis Kegiatan Pendidikan Ekstrakulikuler untuk Pembentukan Karakter
Disiplin Siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Borong, (Jurnal Mirai Management Vol.2 No.1, Oktober
2017), h. 113. 14 Jito Subianto, Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter
Berkualitas, (Lembaga Peningkatan Profesi Guru, Jawa Tengah, Indonesia, Vol.8 No.2, Agustus
2013), h. 335.
12
Penerapan pembentukan karakter ditujukan pada nilai-nilai kebaikan,
sebagaimana yang pendapat Fatchul Mu’in bahwa: Pembentukan karakter
merupakan proses membangun karakter, dari yang kurang baik menjadi
yang lebih baik, sehingga terbentuknya watak atau kepribadian yang
mulia.15
Dalam pembentukan karakter tidak ada pemaksaan bahwa seseorang itu
harus menjadi baik atau buruk, karena karakter itu hadir atas respon diri dari
apa yang diterima oleh individu tersebut, entah bersumber dari hal positif
atau negatif.
Proses pembentukan karakter merupakan suatu upaya perwujudan
fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia
(kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas
sosialkultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan
dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.16 Apa yang individu itu
terima baik secara psikologis dan sosialkultural akan diserap, lalu apa yang
individu serap akan diperaktikan dalam kesehariannya, sehingga terus
berlangsung secara berkesinambungan dalam kehidupan individu tersebut.
Segala sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan akan menjadi suatu upaya yang kuat. Demikian halnya
dengan karakter, seperti yang dikatakan oleh Ngainun Naim, karakter yang
kuat adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan pada
populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk
dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari
kekerasan dan tindakan-tindakan yang tidak bermoral.17 Apabila seseorang
mempunyai karakter yang baik maka sedikit banyaknya seseorang tersebut
telah memberikan manfaat untuk orang disekitar, karena setiap tindakannya
mempengaruhi yang besar.
15Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), h. 296. 16 Kementerian Pendidikan dan Nasional, Desain Induk Pendidikan Karakter, 2011, h. 8-9. 17 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu
dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Yogyakarta: Arus Media, 2012), h. 41.
13
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter
adalah proses yang akan terjadi secara langsung pada diri individu, dari sisi
mental dan perilaku yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sistematis
dan berlangsung secara terus-menerus dengan target perencanaan yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil Pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.18
Pembentukan karakter diharapkan bisa mendidik anak yang tangguh.
Bisa bersaing secara sehat demi kehidupan yang lebih baik. Menjadi anak
yang mandiri, sehingga diandalkan keluarga maupun lingkungan sosial.
Dalam lingkungan yang lebih luas, mereka diharapkan bisa menjadi
pemimpin yang bijaksana dan amanah.19 Dengan demikian pembentukan
karakter bertujuan untuk memberikan fondasi pada individu agar memiliki
kontrol diri yang dapat meminimalisir dampak negatif pada setiap individu
dan kelompok.
Menurut Sofan Amri dkk, pembentukan karakter merupakan salah satu
tujuan Pendidikan nasional.20
Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
18 Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Panduan Pendidikan
Karakter di Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2010), h. 8. 19 Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak dari Rumah, (Jakarta: Komputindo Gramedia,
2014), h. 8. 20 Sofan Amri, Ahmad Jauhari & Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Strategi Analisis dan pengmbangan Karakter Siswa dalam Proses Pembelajaran,
(Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h. 166.
14
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.21
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembentukan karakter adalah untuk menjadikan pribadi siswa yang
unggul dan bermartabat, dengan cara meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia
siswa secara utuh, sehingga dapat menghasilkan siswa yang berkualitas
secara moral dan etika.
4. Strategi Pembentukan Karakter di Sekolah
Pembentukan karakter dalam lingkungan pendidikan dan sekolah,
antara lain dapat dilakukan dengan menyosialisasikan kepada pendidik,
serta peserta didik dan pengelola sekolah. Menurut Amirullah Syarbini
strategi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah dapat
dilakukan dengan 4 cara, yakni mengintrepetasikan setiap mata pelajaran,
pengembangan budaya sekolah, melalui kegiatan ekstrakulikuler, dan
kegiatan keseharian di rumah.22 Sekolah menerapkan pembentukan karakter
di setiap lingkup kegiatan, baik itu ketika pembelajaran di dalam kelas atau
di luar kelas. Ketika belajar di kelas, pembentukan karakter dimasukkan
melalui metode pembelajaran yang sesuai mata pelajarannya. Kemudian
dalam interaksi di luar kelas juga diterapkan nilai-nilai karakter, misalnya
budaya saling senyum dan tegur sapa, yang merupakan bentuk nilai
kekeluargaan. Melalui kegiatan ekstrakulikuler, pembentukan terjadi dengan
aktivitas-aktivitas psikomotorik yang mempunyai nilai dasar, seperti nilai
sosial, kemanusiaan, mencintai alam, dan lain sebagainya. Dan yang
pastinya pembentukan karakter yang pertama dilakukan adalah di rumah,
sebab karakter itu sendiri ada yang dibawa oleh faktor keturunan maka
21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II Pasal 3. 22 Amirullah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Karakter
Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah, (Jakarta: Prima Pustaka, 2012), h. 59.
15
pembentukan karakter di rumah akan lebih mudah untuk dipengaruhi dan
dibentuk.
Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan oleh Agus Zaenul Fitri,
strategi pembentukan karakter positif dapat dilakukan melalui 4 pendekatan
berikut, pendekatan instruktif-struktural, pendekatan formal-kulikuler,
pendekatan mekanik-fragmented dan pendekatan organik-sistematis.23
Untuk membangun karakter yang ada pada diri siswa maka langkah yang
harus dilakukan oleh sekolah ialah dengan menjadikan penanaman nilai-
nilai karakter sebagai acuan utama disekolah, guru berperan aktif dalam
penanaman nilai dan etika disetiap proses pembelajaran, mengadakan
kegiatan ekstrakulikuler yang memiliki nilai pembentukan karakter dan
saling berkaitan dengan mata pelajaran, serta mengadakan kegiatan-kegiatan
yang melibatkan seluruh warga sekolah dan memiliki tujuan pembentukan
karakter.
Kebijakan Pendidikan karakter dilaksanakan melalui tiga strategi, yaitu:
pertama stream top down dilakukan melalui intervensi kebijakan, kedua
stream buttom up dengan mengandalkan pengalaman para praktisi di
lapangan, dan ketiga stream revitalisasi program.24
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam membentuk karakter
peserta didik di sekolah melalui kegiatan ektrakulikuler pramuka yaitu;
Intervensi, pemberian keteladanan, pembiasaan, pendampingan, penguatan,
dan keterlibatan berbagai pihak.25
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan mencanangkan empat nilai
karakter yang menjadi ujung tombak penerapan karakter di kalangan siswa
di sekolah, yakni jujur (dari olah hati), cerdas (dari olah pikir), tangguh (dari
23 Agus Zaenul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan
Etika di Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 69. 24 Tim Penyusun Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Panduan
Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 11. 25 Muhammad, Pembentukan Karakter Anak SD/MI Melalui Pendidikan Pramuka, (Elementary
Vol.I Edisi 2 Juli 2015), h. 14.
16
olah raga), dan peduli (dari olah rasa dan karsa).26 Empat karakter tersebut
merupakan karakter utama yang paling penting untuk dimiliki siswa.
Karakter itu menjadi fondasi bagi diri siswa untuk menjalankan kehidupan
selanjutnya untuk berada dimanapun dan kapanpun. Namun demikian
strategi dalam pembentukan karakter-karakter itu tidak mudah dalam
mengukur ketercapaiannya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasrullah, bahwa:
sekolah memiliki perhatian penting dalam membangun pendidikan
karakter, walaupun dalam membangun pendidikan karakter di lembaga
tersebut mengalami peningkatan dan kemajuan. Peningkatan dan
kemajuan bukanlah tolok ukur, akan tetapi kemajuan merupakan
sesuatu yang bersifat relatif. Namun, pada hakikatnya lembaga
pendidikan tersebut memiliki visi, misi dan tujuan dalam
mengembangkan dan membangun karakter peserta didik yang lebih
baik.27
Karakter tercapai tidak bisa diukur hanya dengan prestasi akademik atau
akreditasi sekolah saja, melainkan ada ukuran yang relatif yang dapat
menunjukkan karakter itu terbentuk atau tidak. Tentu saja karakter seperti
itu hanya bisa terlihat pada saat kejadian yang responsif atau tiba-tiba,
sedang kejadian seperti itu tidak sebegitu sering terjadi di sekolah. Oleh
karenanya salah satu ukurannya adalah mengacu pada ketercapaian
penerapan visi, misi dan tujuan di sekolah oleh seluruh warga sekolah.
Menurut Dit. PSMP Kemendiknas dalam Jurnal Universitas Negeri
Yogyakarta,
Pembinaan karakter siswa di sekolah bisa dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, pendidikan karakter dilakukan secara integrasi ke dalam
semua mata pelajaran. Kedua, pendidikan karakter juga diintegrasikan
ke dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan
ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Ketiga, Pendidikan karakter
dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan semua urusan di sekolah
yang melibatkan semua warga sekolah.28
26 Tim Penyusun Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Op.cit, h.
9. 27 Nasrullah, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam, (Universitas
Muhammadiyah Malang: SALAM, volume 8 No.1, Malang, Juni 2015), h. 77. 28 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di
MAN 1Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta), h. 146.
17
Strategi pembentukan karakter tersebut dikelompokkan menurut garis besar
kegiatan di sekolah:
a) Melalui kegiatan utama sekolah, yakni kegiatan belajar mengajar
berdasarkan mata pelajaran yang ditentukan, karakter menjadi
pembahasan dan juga diperaktikkan dalam pembelajaran.
b) Melalui kegiatan yang dilaksanakan secara kontinue di dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) seperti, pelajaran budi pekerti, pendidikan
kewarganegaraan, dan agama, ataupun di luar KBM seperti, kegiatan
pramuka.
c) Melalui kegiatan yang mencakup seluruh warga sekolah seperti, kerja
bakti, menjaga kebersihan dan keamanan sekolah yang menunjukkan
karakter peduli lingkungan, peduli sosial dan rasa tanggung jawab.
Pembentukan karakter perlu dilakukan secara utuh, menyeluruh dan
terpadu, tidak sekadar diajarkan tetapi harus ditumbuh kembangkan secara
cerdas melalui internalisasi nilai-nilai moral, suri teladan, dan kontrol sosial,
mulai intitusi keluarga, sekolah dan masyarakat.29 Sehingga pembentukan
karakter harus dilakukan secara konsisten, terus-menerus dan saling
berkesinambungan oleh semua aspek.
Upaya pembentukan karakter bagi siswa sekolah menengah pertama
perlu dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan karakter baiknya
dalam rangka membentuk warga negara yang berkarakter lebih baik dan
kompeten lebih tinggi dan tangguh kemampuannya karena karakter baik
merupakan salah satu sikap fundamental pola pikir dan perilaku seseorang
untuk mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik.30 Dengan demikian
sekolah menjadi pijakan bagi siswa untuk mencapai kualitas personal yang
positif sehingga mampu membentengi dirinya dari perkembangan zaman
dan keadaan lingkungan sekitar.
29 Bafirman, Pembentukan karakter Siswa Melalui Pembelajaran Penjasorkes, (Jakarta: Kencana,
2016), h. 18. 30 Suradi, “Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah”, Jurnal
Riset dan Konseptual, Vol. 2, 2017, h. 531.
18
Pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter di kalangan
siswa harus selalu mendapatkan perhatian. Di tingkat dasar (SD dan SMP)
merupakan wadah yang sangat penting untuk mempersiapkan sejak dini
para generasi penerus bangsa kita di masa datang, harus memiliki
kepedulian yang tinggi akan masalah moral atau karakter tersebut.31 Hal ini
dapat dibangun dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan
dengan mata pelajaran dan keadaan dilapangan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk pembinaan karakter siswa di
lembaga pendidikan di antaranya adalah dengan memaksimalkan kualitas
pembelajaran di kelas dan juga ekstrakulikuler yang mendukung penanaman
karakter siswa di sekolah seperti kegiatan Pramuka. Melalui kegiatan
ekstrakulikuler dan bentuk-bentuk pembiasaan guru dan Pembina dapat
menanamkan nilai-nilai karakter kepada para siswa melalui berbagai
aktivitas yang ada. Dalam proses perkembangan dan pembentukannya,
karkater seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan
faktor bawaan.32 Oleh karena itu, seluruh aspek yang memiliki tanggung
jawab dalam pembentukan karakter diharapkan dapat bekerjasama saling
mendukung dan berperan aktif.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter
memang bertujuan mengajarkan dan menanamkan karakter pada siswa.
Akan tetapi pembentukan karakter yang hanya menjadi sebatas sebuah
pengetahuan saja jika tidak diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh
karena itu, perlu diimplematasikan dalam kegiatan secara langsung. Salah
satu usaha nyata untuk mengembangkan pembentukan karakter adalah
dengan mengikuti kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan belajar
berorganisasi yang pada prosesnya akan membentuk karakter dari siswa
yang terlibat aktif dalam kegiatan Pramuka untuk mengembangkan minat
dan bakat serta potensi yang dimiliki siswa.
31 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di
MAN 1Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta), h. 144. 32 Ibid, h. 145.
19
Dari uraian di atas dapat dipahami dengan adanya strategi pembentukan
karakter, akan memudahkan setiap lembaga atau sekolah dalam
mencanangkan dan menerapkan program pembentukan karakter pada siswa.
B. Kegiatan Pramuka
1. Pengertian Pramuka
Pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan yang sudah
menyebar diberbagai belahan dunia, karena keunikan serta kekhasan
kegiatan yang penuh kreativitas dan energifitas yakni dengan adanya
kegiatan-kegiatan yang membutuhkan keterampilan sebagai ciri khas
kepramukaan. Tidak hanya itu, dalam Pramuka juga sangat menitik beratkan
pada aspek moralitas dan budi pekerti dengan menjadikannya sebagai dasar
serta prinsip di dalam kepramukaan. Kegiatan kepramukaan sangat khas
dengan aktivitas yang dilakukan di alam bebas. Demikian Pramuka
dianggap menjadi salah satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Menurut Lord Baden-Powell, Pramuka adalah suatu permainan yang
menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi
bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik,
membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk
memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya.33 Dapat dikatakan
bahwa didalam kegiatan Pramuka tidak ada penekanan ilmu yang harus
ditekuni dan ditakuti karena tidak terdapat naskah-naskah atau ajaran yang
menjadikan pramuka sebagai salah satu hal yang harus diujikan.
Pramuka merupakan kependekan dari Praja Muda Karana, yaitu
organisasi kepemudaan, di mana para pemuda yang tergabung di dalamnya
peserta didik, diberikan berbagai keterampilan dengan tujuan untuk
membentuk pemuda yang mandiri. Bahkan memiliki kepercayaan diri,
33 Andri BOB Sunardi, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Nuansa Muda, 2009, Cetakan
ke-5), h. 3.
20
disiplin dan memiliki jiwa setia kawan.34 Berkumpulnya pemuda dalam
lingkup organisasi, menandakan bahwa pemuda mempunyai semangat
untuk maju menjadi lebih baik dan sadar akan tanggung jawab empati
terhadap sesama. Kebersamaan tersebut menjadikan mereka sosok yang
sigap untuk berbuat baik kepada orang lain.
Pembangunan karakter (Character building), gerakan Pramuka dapat
memberikan sumbangan positif terhadap negara dengan penyemaian benih-
benih calon pemimpin yang patriotis.35 Karena gerakan Pramuka memiliki
tujuan utama untuk mencetak generasi yang mandiri, disipilin, jujur, cekatan
dan memiliki rasa percaya diri.
Konsep tentang pendidikan kepramukaan disinggung dalam UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni sebagai termasuk
dalam jalur pendidikan nonformal yang mempunyai peranan penting dalam
melengkapi pendidikan formal di sekolah serta pendidikan informal di
keluarga.36 Dalam hal ini pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk
menjadikan individu anak yang peduli terhadap keluarga, masyarakat,
ataupun orang-orang disekitarnya. Pendidikan tersebut menitik beratkan
pada aspek moral, kepribadian dan keterampilan untuk dimiliki anak.
Hal ini dijelaskan sebagaimana pendapat Heri Gunawan, bahwa:
kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan melalui Gugus depan
Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah. Melalui pendidikan
kepramukaan dapat dilakukan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan
Pancasila, pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi
pekerti luhur, berorganisasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran
jasmani, daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni, tenggang rasa
serta kerjasama.37
34 Rohmat Kurnia, Sejarah Gerakan Pramuka, (Jakarta, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
2015), h. 1. 35 Ibid, h. 3. 36 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka, (Jakarta: Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, 2010), h. 13. 37 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.
265.
21
Pendidikan Pramuka meliputi segala aspek, yakni mulai dari aspek religius,
berbangsa dan bernegara atau dengan kata lain Pancasilais, moral dan etika,
keterampilan berusaha mandiri, serta menumbuhkan kreatifitas dan
meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani. Dengan aspek-aspek tersebut
maka sekiranya sangat mumpuni untuk menjadikan individu yang mengikuti
kegiatan ini, menjadi individu yang cerdas sebagaimana yang diharapkan
dalam tujuan pendidikan nasional maupun hakikat pendidikan itu sendiri.
2. Prinsip Dasar, Tujuan dan Fungsi Pramuka
Sebagaimana mestinya aktivitas atau kegiatan tentunya harus
mempunyai landasan, acuan atau dapat disebut sebagai prinsip sebagai
benteng pertahanan yang kokoh agar hal tersebut berada di titik fokus dan
mampu mencapai apa-apa tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini Pramuka
sebagai wadah kegiatan yang mempunyai tujuan mulia dan sangat sesuai
dengan tujuan pendidikan, tentunya mempunyai prinsip yang harus
diterapkan. Berikut adalah poin-poin prinsip di dalam Pramuka yang
bersumberkan dari Buku Panduan Pramuka. Prinsip dasar kepramukaan
adalah:
1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
3) Peduli terhadap diri pribadinya
4) Taat kepada kode kehormatan pramuka38
Prinsip di dalam Pramuka berupaya untuk membentuk tingkah laku dan pola
hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari, agar memiliki fondasi diri
yang kokoh. Paling utama ialah dengan menyandarkannya pada ketentuan
agama atau membentuk karakter religius, sebab sebagaimana yang
disepakati dalam ideologi negara, bahwa dalam berkehidupan
berwarganegaraan harus memegang teguh asas Pancasila. Selebihnya
38 Andri BOB Sunardi, Op.cit, h. 61.
22
prinsip-prinsip dalam Pramuka adalah bagaimana menjalankan kehidupan
dengan sesama manusia.
Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa tujuan
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan pendidikan adalah untuk:
a. Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta
didik.
b. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan
pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.39
Kegiatan-kegiatan dalam Pramuka mesti selaras dengan tujuan yang telah
ditentukan dan menjadi ukuran keberhasilan Pramuka itu sendiri. Pada
tujuan tersebut tertuang menjadi dua aspek, yakni akademik dan kehidupan
bersosial.
Tujuan gerakan Pramuka yang tercantum dalam pasal 4 Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2004 tentang Pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, yakni:
mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan
mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya
sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak, berbudi pekerti
luhur serta menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa
Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia.40
Sementara itu dalam pasal 6 tertulis bahwa Gerakan Pramuka berfungsi
sebagai Lembaga Pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar
keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda
berlandaskan sistem among dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan,
metode kepramukaan dan moto gerakan Pramuka yang pelaksanaannya
39 Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013, Tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran
III, h. 4. 40 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2004, Tentang Pengesahan Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka
23
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta
masyarakat Indonesia.41
Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi
kegiatan ekstrakulikuler Pramuka adalah kegiatan ekstrakulikuler pada
satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan
persiapan karir.42
Menurut Lord Baden-Powell fungsi Pramuka terdiri dari tiga fungsi, yaitu:
a. Merupakan kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan, bagi
anak-anak, remaja dan pemuda.
b. Merupakan suatu pengabdian (job) bagi para anggota dewasa yang
merupakan tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan
pengabdian.
c. Merupakan alat (means) bagi masyarakat, negara atau organisasi, untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau negara untuk
mencapai tujuannya.43
Pramuka memiliki patokan untuk menjadikan pemuda menjadi lebih aktif
pada kegiatan yang mengandalkan psikomotorik dan afektif. Fungsi
pramuka juga membangun karakter religius, sosial dan demokrasi dalam
bermasyarakat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Pramuka
berpedoman pada norma-norma kehidupan, sehingga Pramuka memiliki
tujuan untuk menumbuh kembangkan moral dan etika yang ada pada diri
setiap individu dengan cara yang menyenangkan dan mudah diserap
individu, dengan harapan dapat diterapkan dan diamalkan di dalam pola
hidup dan kegiatan sehari-hari individu sehingga individu dapat menuai
keberhasilan positif dari segala sisi.
41 Ibid 42 Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013, Tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran
III, h. 3. 43 Andri Bob Sunardi, Op.cit, h. 4.
24
3. Metode Pramuka
Metode Pramuka adalah suatu cara memberikan pendidikan watak
kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan. Pendidikan
kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum
muda untuk mengembangakan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek
mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi
individu maupun anggota masyarakat maka dibutuhkan suatu metode atau
ketentuan khusus yang disebut metode pramuka.44
Metode pendidikan dalam kepramukaan yang dilaksanakan oleh
Pembina Pramuka antara lain; pengamalan kode kehormatan Pramuka pada
setiap kegiatan; kegiatan belajar sambil melakukan, berkelompok, bekerja
sama, dan berkompetisi, kegiatan dialam terbuka seperti perkemahan,
penghargaan berupa tanda kecakapan bantara dan laksana, serta satuan
terpisah ambalan putra dan putri.45
Menurut Nursanti Riandini & Firman Sujadi, metode kepramukaan
merupakan salah satu cara belajar interaktif progresif, yakni,
a. Pengamalan kode kehormatan Pramuka, antara lain melalui:
1) Ibadah sesuai agama masing-masing
2) Suka menolong dan tidak mudah putus asa
3) Menepati janji dan jujur
b. Belajar sambal melakukan, antara lain dengan cara:
1) Sebanyak mungkin melakukan praktik praktis
2) Lebih banyak melakukan daripada menonton
c. Sistem beregu/kelompok, antara lain bertujuan untuk:
1) Belajar dipimpin dan memimpin
2) Sebagai wadah untuk membangun kerukunan
d. Kegiatan yang menantang, menarik dan menyenangkan serta
mengandung Pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan
jasmani anggota muda
e. Kegiatan di alam terbuka, antara lain bertujuan untuk:
1) Menunjukkan saling ketergantungan antara manusia dan alam
2) Menjaga lingkungan demi masa depan generasi
3) Membina kerjasama dan rasa memiliki alam
44 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior, (Jakarta: Bee Media
Pustaka, 2015), h. 13. 45 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di
MAN 1 Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta), h. 155.
25
f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan
g. Sistem tanda kecakapan, melalui:
1) SKU (Syarat Kecakapan Umum) yang disimbolkan lewat pemasangan
TKU (Tanda Kecakapan Umum)
2) SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang disimbolkan lewat
pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Khusus)
3) SPG (Syarat Pramuka Garuda) yang disimbolkan lewat TPG (Tanda
Pramuka Garuda)
h. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri, dengan melakukan
pembinaan bagi putra oleh Pembina putra. Begitu juga, peserta didik
putri dibina oleh putri
i. Kiasan dasar
j. Sistem among.46
Dapat dipahami bahwa metode yang diterapkan di dalam kegiatan pramuka
adalah metode interaktif progresif atau dengan cara aksi dan praktik
langsung dilapangan yang memiliki arah kemajuan positif, dengan memberi
kebebasan pada individu untuk mengeksplor namun tetap berada di bawah
pengawasan dan pengendalian aturan yang ada. Selain itu, metode Pramuka
juga mengajarkan individu untuk mengikutsertakan kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik yang ada pada diri individu tersebut.
4. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter dalam Kegiatan Pramuka
Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan dan pelatihan
kepramukaan mempunyai peran dalam pembentukan karakter Pemuda
Indonesia. Gerakan Pramuka memberikan bekal kepada pemuda Indonesia
supaya memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi
tantangan dan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.47
Adapun contoh kegiatannya ialah pengibaran bendera merah putih yang
merupakan salah satu bentuk pembiasaan peserta didik untuk menghargai
bendera kebangsaan dan menghormatinya ketika sedang dinaikkan atau
diturunkan, merupakan bentuk penerapan nilai nasionalisme. Sedangkan
bekerjasama menjadi petugas upacara bagi sangga yang bertugas merupakan
46 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, op.cit, h. 14-15. 47 Erik Aditia Ismaya dan Farid Noor Romadlon, Strategi Membentuk Karakter Semangat
Kebangsaan Anggota Ambalan Kyai Mojo dan Nyi Ageng Serang, (Jurnal Refleksi Edukatika 7
Februari 2017), h.141.
26
pembiasaan peserta didik agar dapat bekerjasama dalam tim, adalah salah
satu bentuk penerapan nilai gotong royong.
Pelatihan Pramuka peduli efektif dalam meningkatkan perilaku
proposial remaja karena di dalam pelatihan ini sesuai dengan misi
kepramukaan yang terdapat di dalamnya norma sosial yang berarti bahwa
pelatihan ini akan mendorong peserta didik untuk melibatkan diri tehadap
pembangunan masyarakat, menghormati dan menghargai orang lain serta
mencintai alam seisinya.48 Contohnya adalah ketika penggalang
melaksanakan kegiatan perkemahan serta mempersiapkan keperluan
upacara. Peserta didik dilatih untuk berlaku disiplin dan mandiri dalam
berkehidupan di alam bebas. Peserta harus menyesuaikan dirinya untuk
hidup dalam kondisi darurat dan bekerjasama antar anggota kelompok.
Ketika hendak melaksanakan upacara, peserta didik harus sigap dan tanggap
untuk menyiapkan segala keperluannya tanpa diatur lagi oleh pembina
Pramuka. Pengembangan hal tersebut merupakan bentuk penerapan nilai
mandiri dalam kegiatan Pramuka.
Kejujuran adalah salah satu karakter bangsa, kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka merupakan aktivitas pembinaan yang lebih menekankan pada
ranah sikap dan mental pribadi mahasiswa. Kegiatan ini mendidik
mahasiswa agar menjadi pribadi berkarakter dan bermoral.49
Sikap kemandirian, ulet, kejujuran, kedisiplianan, terbentuknya pribadi
yang tangguh, tidak mudah cepat putus asa, berani dan bertanggung jawab
akan teruji dan terbentuk dalam kegiatan perkemahan juga peserta didik
akan di nilai apakah sudah menjalankan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka
yang sudah dipelajari, dan pada akhirnya akan bermuara kepada
terbentuknya karakter peserta didik yang tanggung jawab siap pakai.50
48Devi Lusiria Zulmi Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli untuk Meningkatkan Perilaku
Proposial Remaja di Pondok Pesantren, (Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014), h. 19 49 Jumili Arianto, Pengaruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Terhadap Pembentukan
Karakter Jujur Mahasiswa Universitas Riau, (Jurnal Bhineka Tunggal Ika, Vol. 4 No. 1
November 2017), h.3. 50 Muhammad, Op.cit, h. 17.
27
Demikian penerapan Tri Satya yang dijabarkan melalui nilai Dasa Dharma
Pramuka, kemudian diterapkan dalam penilaian SKU (Syarat Ketentuan
Umum) anggota Pramuka. Setiap peserta didik yang masuk menjadi anggota
Pramuka mesti mengamalkan nilai-nilai, sikap dan kegiatan yang tertera di
dalamnya. Peserta didik akan mendapat poin atau nilai kelulusan apabila
telah berhasil menerapkan perintah di dalam SKU. Banyak sekali nilai-nilai
karakter yang dibentuk melalui kegiatan tersebut, diantaranya ialah nilai-
nilai yang telah disebutkan di atas. Peserta didik yang telah lulus
mengamalkan seluruh perintah di dalam SKU, maka akan mendapatkan
pangkat tertentu di dalam struktur tatanan Pramuka.
5. Pelaksanaan Kegiatan Pramuka pada Tingkat SMP
Penggalang adalah sebuah golongan setelah Pramuka siaga. Anggota
Pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun. Disebut Pramuka penggalang
karena sesuai dengan kiasan pada masa penggalangan perjuangan bangsa
Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan
dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah
yaitu kongres para pemuda Indonesia yang dikenal dengan “Soempah
Pemoeda” pada tahun 1928.51
Kelompok Pramuka Penggalang adalah anggota yang berusia mulai dari
11-15 tahun, atau sama dengan siswa 4-5 SD hingga kelas 7-9 SMP.
Kelompok ini terdiri dari: penggalang ramu, penggalang rakit, dan
penggalang terap.52 Adapun pengamalan kode kehormatan pada golongan
penggalang ialah; mempersiapkan diri membangun masyarakat, berjanji,
bersungguh-sungguh, serta turut aktif dalam kegiatan kepramukaan seperti
kegiatan jambore baik tingkat nasional maupun tingkat dunia, lomba
tingkat, gladian pimpinan regu, karnaval, pentas seni budaya, darmawisata,
serta ikut dalam aneka perkemahan, wide games dan lain sebagainya.
51 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior, (Jakarta: Bee Media
Pustaka, 2015), h. 78. 52 Rohmat Kurnia, Sejarah Gerakan Pramuka, (Jakarta, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
2015), h. 4.
28
Sebagai wadah pendidikan nonformal, Gerakan Pramuka menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan. Proses pendidikan
kepramukaan pada hakikatnya berbentuk kegiatan menarik yang
mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan, dilandasi nilai-nilai
pendidikan, dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di luar
pendidikan sekolah, dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan.53
Berdasarkan penjelasan mengenai kegiatan Pramuka ditingkat SMP,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan Pramuka memiliki macam-
macam golongan pada setiap jenjang pendidikan seperti, pada jenjang SMP
maka siswa-siswi berada dikelompok Pramuka penggalang di mana semakin
tinggi golongan akan menunjukkkan semakin besar rasa tanggung jawab
dan memiliki kontrol diri yang lebih berkualitas pula.
C. Penelitian Relevan
Berdasarkan studi literatur yang penulis lakukan, terdapat penelitian yang
relevan terkait dengan penelitian ini, penelitian relevan tersebut diantaranya
ialah:
1. Dwi Hilwan, dengan judul “Korelasi Antara Kegiatan Pramuka dengan
Akhlak Siswa Kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta Barat”, 2014. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan Pramuka tidak mempengaruhi
akhlak siswa secara signifikan. Namun kegiatan Pramuka tersebut harus
terus dilakukan dan meningkatkan sosialisasi tentang kegiatan pramuka dari
seluruh dewan guru di sekolah tersebut, agar siswa memiliki akhlak yang
positif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan
terletak pada lokasi penelitian dan metode penelitian yang digunakan.
2. Armia Arjun, dengan judul “Pengaruh Ekstrakulikuler Kepramukaan
Terhadap Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas V SD Se Gugus I Kecamatan
Sedayu Kabupaten Bantul”, 2014. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan
53 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior, (Jakarta: Bee Media
Pustaka, 2015), h. 147.
29
adanya pengaruh yang positif antara ekstrakurikuler kepramukaan terhadap
sikap kepemimpinan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya
lakukan adalah, terletak pada aspek karakter yang diteliti. Peneliti ini hanya
meneliti satu aspek karakter yaitu kepemimpinan.
3. Ridha Delviana, dengan judul “Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap
Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka di SMKN 41 Jakarta Selatan”, 2017.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peserta didik cukup puas
terhadap kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Perbedaan penelitian ini dengan
yang saya lakukan adalah, untuk melihat kepuasan peserta didik terhadap
kegiatan Pramuka, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dampak karakter yang dihasilkan dari kegiatan Pramuka.
4. Muhammad Nur Gunawan, dengan judul “Hubungan Intensitas Mengikuti
Kegiatan Pramuka dengan Disiplin Belajar Siswa di SDN Sukaharja III
Kabupaten Tangerang”, 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
intensitas mengikuti kegiatan Pramuka memberikan kontribusi sebesar 56%
terhadap disiplin belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan
terdapat korelasi positif yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan
Pramuka dengan disiplin belajar siswa. Perbedaan penelitian ini dengan
yang saya lakukan adalah, penelitian ini untuk membuktikan pengaruh
kedisiplinan siswa dalam kegiatan Pramuka, sementara penelitian saya
untuk mencari tahu karakter apa yang terbentuk dari kegiatan Pramuka.
30
D. Kerangka Berfikir
Output
Berdasarkan bagan tersebut, dapat digambarkan bahwa MTs. Dail Khairaat
menghadapi permasalahan- permasalahan di dalam siswa belum disiplin
terhadap peraturan yang ada di sekolah, kurangnya penerapan nilai-nilai
religius di dalam keluarga terutama oleh orang tua, kurangnya kreatifitas siswa
dalam program atau kegiatan pembelajaran, kurangnya rasa percaya diri pada
diri siswa, sikap tidak konsisten di dalam menentukan pilihan, kurang
maksimalnya penerapan nilai-nilai karakter di dalam program atau kegiatan
Pramuka.
Input
Proses
Output
Kondisi Nyata
1. Siswa kurang fokus dalam
Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)
2. Siswa belum disiplin
terhadap peraturan yang ada
di sekolah
3. Kurangnya penerapan nilai-
nilai religius di dalam
keluarga terutama oleh
orang tua
4. Kurangnya kreatifitas siswa
dalam program atau
kegiatan pembelajaran
5. Kurangnya rasa percaya diri
pada diri siswa,
6. Sikap tidak konsisten di
dalam menentukan pilihan.
7. Kurang maksimalnya
penerapan nilai-nilai
karakter di dalam program
atau kegiatan Pramuka.
Masalah
Pramuka
belum
menjadi
wadah
dalam
membentu
k karakter.
Strategi
1. Sosialisasi peran
Pramuka dalam
pembentukan
karakter
2. Pengarahan
kegiatan
Pramuka
3. Manajemen
waktu dalam
kegiatan
Pramuka
4. Memfungsionalis
asikan bagian-
bagian Pramuka
5. Pelatihan rasa
percaya diri,
serta evaluasi
kegiatan
Pramuka
Hasil
Pembentukan
karakter
siswa di
MTs. Dail
Khairaat
Kalideres
Jakarta
Barat.
31
Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan solusi dalam
permasalahan sehingga akan tercapai pembentukan karakter siswa di MTs. Dail
Khairaat Kalideres. Dengan permasalahan pada kondisi nyata, penelitian ini
membatasi masalah pada peran Pramuka dalam pembentukan karakter.
Penelitian ini dilakukan untuk Pramuka belum menjadi wadah dalam
membentuk karakter.
Membandingkan antara kondisi nyata dengan hasil yang diinginkan
terhadap masalah yang dibatasi dalam penelitian ini, maka terdapat strategi
yang dihasilkan. Diantaranya ialah dengan menyosialisasikan peran Pramuka
dalam pendidikan karakter, pengarahan kegiatan Pramuka, manajemen waktu
dalam kegiatan Pramuka, memfungsionalisasikan bagian-bagian Pramuka,
pelatihan rasa percaya diri, serta evaluasi kegiatan Pramuka.
32
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs. Dail Khairaat yang beralamat di Jl. Peta
Barat No.11B, RT.6/RW.7, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat 11830.
Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan selama sepuluh bulan, yakni pada
minggu ke-4 bulan Oktober 2018 sampai dengan September 2019.
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi
No. Kegiatan
Bulan
Okt-
Des Jan
Feb-
Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Observasi
Pendahuluan
2. Pengesahan
Proposal
3. Perbaikan BAB 1,
2 dan 3
4. Penyusunan
Instrumen
Penelitian
5. Pengumpulan
Data
6. Pengolahan Data
dan Analisis Data
7. Penyusunan
Laporan Hasil
Penelitian
33
B. Metode Penelitian
Mengingat penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
maka pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan metode
penelitian deskriptif,54 yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Dengan
demikian hasil penelitian ini diuraikan menggunakan analisis dari berbagai
data yang diperoleh dari beberapa instrumen.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti bukan
hanya memberi gambaran tentang keadaan, tetapi juga menerangkan
hubungan, membuat prediksi serta mendapatkan makna dari suatu masalah
yang akan dipecahkan.
C. Sumber Data
Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting” artinya
bahwa peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar,
sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja.55 Dalam penelitian
yang menggunakan pendekatan kualitatif, populasi biasa disebut dengan
situasi sosial. Situasi sosial mencangkup tiga unsur utama, yaitu:
1. Person, sumber data yang berupa person dalam penelitian yakni, kepala
sekolah, pembina Pramuka, dan peserta didik.
2. Tempat (place), merupakan tempat kejadian di mana kegiatan dilakukan.
Adapun tempat dalam penelitian ini ialah MTs. Dail Khairaat Kalidres
Jakarta Barat.
3. Paper, sumber data ini berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
kegiatan siswa dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka baik di kelas maupun
di luar kelas.
54 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidika, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 12. 55 Asep Sepul Hamdi & E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 9.
34
Adapun dalam penelitian ini menggunakan sumber data seperti person
dan paper untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data Primer
Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
(petugasnya) dari sumber pertama.56 Dengan kata lain data pimer
diperoleh dari sumber data pertama dengan menggunakan prosedur dan
teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang pertama, dapat juga dikatakan data yang tersusun
dalam bentuk dokumen-dokumen.57 Dengan demikian data sekunder
diperoleh dari sumber data ketiga yakni paper dengan menggunakan
teknik dokumentasi.
D. Populasi dan Sampling
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa MTs. Da’il Khairaat kelas 8 dan 9 tahun ajaran 2018/2019
yang mengikuti kegiatan pramuka sebanyak 120 orang. Dari populasi tersebut
yang dijadikan sebagai sampel sebanyak 50%, yaitu 60 orang.
Tabel 3.2 Populasi dan Sampel
No Semester Populasi Sampel
1 VIII (delapan) 60 30
2 IX (sembilan) 60 30
Jumlah 120 60
56 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2015), h. 93. 57 Ibid, h. 94.
35
Teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah simple
random sampling artinya pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak,
dengan teknik tersebut setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi anggota sampel.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Sesuai sifat penelitian maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
menggunakan teknik:
1. Angket
Untuk mendapatkan data maka penulis menyebarkan angket kepada
seluruh sampel untuk diisi yang kemudian hasilnya dianalisis. Dalam
penelitian ini angket diberikan kepada responden yang mengikuti
kegiatan pramuka, dengan tujuan untuk mengetahui karakter siswa yang
dibentuk melalui kegiatan pramuka.
Dalam menentukan scoring hasil penelitian untuk pernyataan masing-
masing jawaban diberi nilai sebagai berikut:
Tabel 3.3 Scoring
No Alternatif Jawaban Nilai
1 Sangat Sering/yang setara 4
2 Sering/yang setara 3
3 Jarang/yang setara 2
4 Tidak Pernah/yang setara 1
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.58 Pada penelitian ini wawancara digunakan
untuk memperoleh data mengenai kegiatan program Pramuka, kebijakan
58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.
154.
36
penerapaan Pramuka dan pelaksanaan (penanggung jawab, evaluasi, dll)
yang dilakukan oleh kepala sekolah, pembina OSIS, pembina Pramuka,
dan guru untuk mengetahui strategi pembentukan karakter siswa melalui
kegiatan Pramuka. Kemudian wawancara kepada siswa untuk
mengetahui proses pelaksanaan kegiatan kepramukaan itu sendiri.
Wawancara juga digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan
wali murid terkait dengan manfaat kegiatan yang dilakukan selama siswa
mengikuti kegiatan Pramuka. Untuk memudahkan proses wawancara,
peneliti membuat pedoman wawancara sebagai berikut:
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
No. Sumber Data Butir-butir Wawancara
1. Kepala Sekolah a. Sejarah dan profil sekolah
b. Visi dan misi sekolah
c. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
d. Program kepala sekolah dalam
pembentukan karakter siswa
e. Keberhasilan program menurut
kepala sekolah
f. Rencana kedepan terkait
pembentukan karakter siswa
2. Pembina OSIS a. Koordinasi kegiatan Pramuka
b. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
c. Pengawasan dan evaluasi kegiatan
Pramuka
d. Kesan terhadap kegiatan-kegiatan
yang membentuk karakter siswa
dalam kegiatan pramuka
3. Pembina Pramuka a. Perencanaan kegiatan Pramuka
b. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
c. Pengawasan dan evaluasi kegiatan
37
Pramuka
d. Kesan terhadap kegiatan pramuka
yang membentuk karakter siswa
e. Kesan terhadap karakter siswa
setelah mengikuti kegiatan
pramuka
4. Guru a. Koordinasi kegiatan Pramuka
b. Pengawasan kegiatan Pramuka
5. Wali Murid a. Koordinasi kegiatan Pramuka
b. Pengawasan dan evaluasi kegiatan
Pramuka
c. Kesan wali murid terhadap
karakter siswa setelah mengikuti
kegiatan pramuka
6. Siswa a. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
b. Alasan mengikuti pramuka
c. Intensitas mengikuti kegiatan
pramuka
d. Manfaat mengikuti kegiatan
pramuka dalam pembentukan
karakter
e. Harapan siswa setelah mengikuti
kegiatan pramuka
3. Observasi
Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan
antar aspek dalam fenomena tersebut.59 Observasi digunakan untuk
memperoleh data tambahan terkait dengan pelaksanaan kegiatan
59 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h. 143.
38
Pramuka yang dilaksanakan di Sekolah. Dengan demikian fokus
observasi ditujukan kepada pelaksanaan kegiatan Pramuka yang
dilakukan selama peneliti berada di lokasi. Untuk melakukan observasi,
digunakan pedoman observasi sebagai berikut:
Tabel 3.5 Lembar Observasi
No. Dimensi Aspek yang diamati
1. Lingkungan fisik
kepramukaan
Kondisi real bangunan sekolah, kondisi
ruang kelas, kondisi tempat
beribadah/musala, pencahayaan ruang kelas,
penataan ruang kelas, kememadaian
lingkungan fisik untuk mendukung
pembentukan karakter.
2. Sarana dan
prasarana
Pramuka
Kondisi lapangan, kondisi ruang Pramuka,
alat-alat Pramuka, kememadaian sarana dan
prasarana Pramuka untuk mendukung
pembentukan karakter.
3. Lingkungan non
fisik
kepramukaan
Gaya bicara, sikap di lingkungan sekitar,
komunikasi pembina Pramuka dengan
siswa, komunikasi dengan teman sebaya,
aktif didalam kegiatan-kegiatan sekolah.
4. Pelaksanaan
kegiatan
Pramuka:
a. Harian
b. Mingguan
c. Bulanan
d. yang tidak
terstruktur
- Materi
- Peserta
- Pelatih
- Proses Kegiatan
- Penanaman nilai karakter yang hendak
dibentuk
5. Pengawasan
kegiatan Pramuka
Oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah
39
bidang kurikulum
4. Studi Dokumen/Dokumentasi
Dokumentasi ialah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis
sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau
arkeologis.60 Studi dokumen dilakukan untuk mendapatkan data tentang
profil MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta Barat, data pembina
Pramuka, data peserta didik dokumen kurikulum terkait kegiatan
Pramuka, dan dokumen perangkat perencanaan kegiatan Pramuka.
Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian
sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian secara
representatif. Dalam studi dokumen/dokumentasi digunakan pedoman
daftar cocok (checklist) sebagaimana seperti tabel berikut:
Tabel 3.6 Daftar Cocok (checklist) Dokumen
No. Dokumen Ada Tidak Keterangan
1. Sejarah dan profil sekolah
2. Visi dan misi sekolah
3. Visi dan misi kegiatan Pramuka
4. Struktur organisasi
5. Data pendidik dan tenaga
kependidikan
6. Data pembina Pramuka
7. Program tahunan sekolah
8. Program kegiatan Pramuka
pertahun, persemester, perbulan
dan perpekan
9. Kalender pendidikan
10. Kalender kegiatan Pramuka
11. Penyusunan rencana oprasional
60 Ibid, h. 175.
40
kegiatan
12. Evaluasi kegiatan Pramuka
13. Tata tertib sekolah
14. Daftar prestasi
15. Rekam kasus
16. Daftar hadir siswa
17. Daftar hadir kegiatan Pramuka
18. Laporan progres kegiatan
Pramuka
19. Rekam hasil kegiatan Pramuka
Mengingat penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap,
maka pada dimensi perencanaan tidak bisa dilakukan dengan observasi
kerena hal tersebut sudah dilakukan sejak awal semester ganjil, sehingga
kegiatan observasi hanya dilakukan pada saat pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi kegiatan Pramuka. Secara lebih jelas instrumen
pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7
Instrumen Penelitian Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka
No. Aspek
Teknik
Pengumpulan Data
Waw
an
cara
Stu
di
Dok
um
en
Ob
serv
asi
1. Sejarah dan profil sekolah √ √
2. Visi dan misi sekolah √ √
3. Visi dan misi kegiatan Pramuka √ √
4. Program tahunan sekolah √ √
5. Program kegiatan Pramuka pertahun, √ √
41
persemester, perbulan dan perpekan
6. Struktur organisasi √ √
7. Tata tertib sekolah √ √
8. Daftar prestasi siswa √ √
9. Kalender pendidikan √ √
10. Kalender kegiatan Pramuka √ √
11. Penyusunan rencana oprasional
kegiatan √ √
12. Lingkungan fisik sekolah √
13. Lingkungan sosial sekolah √
14. Sarana dan prasarana √ √
15. Suasana/iklim sehari-hari secara
akademis atau sosial √ √
16. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
g. Individu
h. Kelompok
√ √ √
17. Pengawasan kegiatan Pramuka √ √
18. Evaluasi kegiatan pramuka √ √
F. Kisi-kisi Instrumen
Menurut Sugiyono, “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.61
Instrumen penelitian ini menggunakan angket dan wawancara untuk
mengetahui prosentase pembentukan karakter siswa melalui kegiatan
pramuka.
Angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup yaitu “jenis
angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga pesponden tinggal
memilih”.62 Angket tertutup ini menggunakan skala Likert. Skala Likert ini
61 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet.
VIII. h. 114. 62 Suharsimi Arikunto, h. 195.
42
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini menggunakan empat
alternatif dengan skor 1, 2, 3, 4. Sehingga responden hanya memberikan
tanda checklist () pada jawaban. Berikut ini kisi-kisi intrumen angket dari
aspek pembentukan karakter siswa:
Tabel 3.8
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka
No Aspek Indikator Nomor
Pernyataan Jumlah
1 Religius a. Menghormati orang
lain yang lebih tua
1 1
b. Menghormati semua
guru
2 1
c. Melaksanakan ibadah
setiap hari dengan
senang hati
3 1
d. Tidak merendahkan
orang lain yang
memiliki kekurangan
4 1
2 Mandiri a. Tidak mencontek saat
ujian berlangsung
5 1
b. Bertanggung jawab
atas tugas/amanah
yang diberikan
6 1
c. Merasa tertantang
untuk mempelajari hal
baru
7 1
d. Menerapkan apa yang
sudah dipelajari dalam
pramuka dikehidupan
8 1
43
sehari-hari
3 Gotong
Royong
a. Rajin bergotong-
royong di sekolah/di
rumah
9 1
b. Senang membantu dan
menolong orang lain
10 1
c. Rajin melaksanakan
piket harian kelas
11 1
d. Senang mengikuti
kegiatan bakti sosial
12 1
4 Integritas a. Aktif dalam mengikuti
kegiatan pramuka
13 1
b. Menyalurkan ide dan
pendapat yang
bermanfaat
14 1
c. Memperoleh
pengalaman berharga
dalam mengikuti
kegiatan pramuka
15 1
d. Datang ke sekolah
tepat waktu
16 1
5 Naisonalis a. Mengikuti upacara
setiap hari senin
17 1
b. Hafal hampir semua
lagu-lagu nasional
18 1
c. menghormati
perbedaan suku,
budaya dan agama
orang lain baik
dilingkungan sekolah
19 1
44
maupun dilingkungan
lain
d. Antusias dalam
mengikuti setiap
peringatan hari
nasional
20 1
Jumlah Item 20
Selain menggunakan instrumen angket dalam penelitian untuk
menguatkan hasil penelitian tentang pembentukan karakter siswa, maka
peneliti menggunakan instrumen wawancara dan studi dokumen. Dalam hal
ini peneliti menggunakan wawancara terbuka yaitu wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yangg telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
G. Pemerikasaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memeriksa atau mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan
teknik triangulasi. Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama.63 Triangulasi dilakukan untuk menyamakan satu temuan konsep
dari tiga sumber data yang berbeda.
H. Teknik Analisis dan Interprestasi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
terkumpul dari berbagai sumber yang diproses dari kegiatan wawancara,
penyebaran angket, pengamatan lokasi dan dokumentasi. Kemudian data
yang telah terkumpul, dianalisis, diinterpretasikan/ditafsirkan dan
63Opcit, h. 271
45
disimpulkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, logis dan sesuai
dengan penelitian yang dibahas.
Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui penyebaran angket,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Prosentase
Hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-rata setiap
aspek penelitian berdasarkan data yang diperoleh melalui angket, sehingga
diketahui secara umum pembentukan karakter siswa melalui kegiatan
pramuka. Denga demikian digunakan pedoman interprestasi menurut
Suharsimi Arikunto, yaitu:
1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81 – 100%.
2. Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61 – 80%.
3. Kurang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41 – 60%.
4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 40%.64
Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan
mengalihkan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan katagori, yakni dengan menggunakan rumus:
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X 100%
64 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, “Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,
2009), cet. Ke-3, hal.35.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat
1. Sejarah Singkat
MTs. Da’il Khairaat berdiri sejak tahun 1983, berada di bawah
naungan Yayasan Pendidikan Islam Da’il Khairaat, sebagai kelanjutan dari
pendirian MI. Da’il Khairaat yang sudah ada terlebih dahulu, pada tahun
1982. Pendirian MTs. Da’il Khairaat ini, didasari oleh kebutuhan
mendasar akan lulusan MI. Da’il Khairaat serta atas usulan masyarakat
sekitar.
Pendiri madrasah ini adalah para tokoh masyarakat yang berada di
sekitar madrasah, yaitu: KH. Ahmad Ali, KH. Ali Muhammad, KH.
Ma’arif, H. Muhammad, H. Abdul Ghani, H. Muhyi dan H. Na’ali.
Adapun tujuan para pendiri Yayasan Da’il Khairaat untuk meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Mereka (para tokoh)
menganggap bahwa kehidupan sosial dan akhirat, tidak dapat dipisahkan
oleh dunia pendidikan.
Dengan semangat itulah MTs. Da’il Khairaat sebagai lembaga
pendidikan yang memadukan antara ilmu-ilmu agama, umum dan
keterampilan mampu menampilkan diri untuk memenuhi kebutuhan
msyarakat. Karena, masyarakat percaya bahwa memasukan anaknya ke
MTs. Da’il Khairaat anak-anaknya akan menjadi lebih baik. Adapun
materi pelajaran yang ada di MTs. Da’il, bukan hanya pelajaran umum
yang terdapat pada kurikulum Kemenag, melainkan juga terdapat pelajaran
lokal pun seperti: Quran Tajwid, Nahwu Shorof, Ibadah Amaliah, Ta’limul
Muta’alim, Tauhid, Imla, Balaghoh, Muhadatsah dan Ushul Fiqh. Dimana
pelajaran tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman
kemudian dipadukan dengan pelajaran umum diterbitkan oleh Departemen
Agama. Dengan letaknya yang sangat strategis, yang mudah dijangkau
oleh masyarakat menjadikan MTs. Da’il Khairaat menjadi sekolah favorit
47
lingkungan sekitar. Hal ini, menjadi faktor pendukung atas meningkatnya
jumlah siswa sejak tahun 1983 hingga saat ini.65
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
1. Terbentuk sikap dan perilaku yang berakhlakul karimah antar warga
madrasah
2. Terlaksananya interaksi sosial yang baik antar warga madrasah dan
masyarakat sekitar
3. Terbentuknya generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang
akademik maupun non akademik66
Visi tersebut menggambarkan bahwa lembaga pendidikan ini ingin
mencetak generasi bangsa yang berkualitas, yang memiliki karakter
religius, berjiwa nasionalisme, integritas yang tinggi, mandiri dan
gotong royong di implementasikan melalui ilmu pengetahuan, ilmu
agama dan pendidikan kepramukaan.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi yang ada, berikut ini adalah upaya-upaya
yang dilakukan sekolah dan dituangkan dalam misi:
1. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan mengedepankan
akhlakul karimah
2. Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari
3. Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing melakukan
kebaikan
4. Memberdayakan masyarakat dalam lingkungan pendidikan
5. Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional67
65 Diolah dari data profil sekolah dan dokumen Tata Usaha MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 20 Mei 2019 66 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019
48
Misi di atas menggambarkan tentang tujuan sekolah yang ingin
menghasilkan lulusan dengan karakter yang kuat, sesuai dengan visi
dan misi lembaga yang mengedepankan pendidikan karakter sebagai
dasar utama. Maka sekolah memfasilitasinya dengan mengadakan
kegiatan ekstrakulikuler, seperti kegiatan kepramukaan dan kegiatan
lain-lainnya.
c. Tujuan
Adapun tujuan dari MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat,
yaitu :
1. Meningkatkan prestasi dalam bidang agama dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari
2. Berkembangnya pola pembelajaran
3. Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi,
bermasalah dan kelompok siswa lainnya
4. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non
akademik68
Untuk mencapai visi dan misi tentu tidak mudah, maka dibutuhkan
salah satu upaya untuk mencapainya, yakni dengan membentuk
karakter. Sehingga lembaga tersebut memiliki tujuan untuk menjadikan
pendidikan sebagai prestasi siswa dalam bidang akademik dan non
akademik, yaitu kegiatan kepramukaan.
3. Keadaan Pendidik di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat
a. Keadaan pendidik
Hasil dari observasi peneliti, tenaga pendidik di MTs. Da’il
Khairaat yaitu berjumlah: guru 37 orang, meliputi 2 orang yang
67 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019 68 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019
49
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu kepala sekolah dan guru
pengajar, 29 orang guru berstatus non PNS (Sertifikasi), dan 6 orang
guru berstatus guru tidak tetap (honorer) di MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat.
Kemudian guru di MTs Da’il Khairat Jakarta Barat memiliki latar
belakang pendidikan yaitu 3 orang S2, 26 orang S1, 3 orang Sarmud
(Serjana Muda), 1 orang D2, dan 4 orang SMA.69
b. Keadaan Peserta Didik
Keadaan peserta didik di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat selama 5 tahun terakhir mengalami perubahan setiap tahunnya,
seperti pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah siswa dari kelas VII – IX
berjumlah 497 siswa dengan rincian di kelas VII terdapat 159 siswa,
kelas VIII berjumlah 188 siswa, dan pada kelas IX berjumlah 150 siswa
dengan pembagian 4 rombel pada setiap kelasnya.
Lalu pada tahun ajaran 2015/2016 mengalami kenaikan dengan
jumlah siswa dari kelas VII – IX berjumlah 499 siswa, dengan rincian
di kelas VII mengalami kenaikan 1 orang menjadi 160 siswa, pada
kelas VIII mengalami penurunan menjadi 153 siswa, sementara pada
kelas IX mengalami kenaikan sebanyak 36 orang sehingga menjadi 186
siswa, dengan pembagian tetap menjadi 4 rombel pada setiap kelasnya.
Pada tahun ajaran 2016/2017 MTs. Da’il Khairaat mengalami
penurunan jumlah siswa, dengan jumlah siswa dari kelas VII – IX
berjumlah 469 siswa. Akan tetapi pada setiap kelas mengalami
kenaikan dan penurunan jumlah siswa diantaranya, pada kelas VII
mengalami kenaikan 1 orang menjadi 161 siswa sehingga meerubah
rombel menjadi 5 rombel untuk kelas VII, sementara pada kelas VIII
mengalami kenaikan 4 orang menjadi 157 siswa, dan pada kelas IX
69 Diolah dari dokumen Tata Usaha MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei
2019
50
mengalami penurunan sebanyak 35 orang sehingga menjadi 151 siswa,
dengan tetap membaginya menjadi 4 rombel pada kelas VIII dan IX.
Sebenarnya minat masyarakat terhadap MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat selalu mengalamai peningkatan setiap tahunnya,
akan tetapi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat membuat
sistem seleksi penerimaan siswa baru yang lebih ketat. Sehingga pada 2
tahun terakhir ajaran baru yaitu pada tahun 2017/2018 – 2018/2019
mengalami penurunan jumlah siswa, karena pihak sekolah memiliki
kriteria salah satuhnya ujian test BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) sesuai
dengan hukum tajwid untuk seluruh siswa yang ingin masuk ke MTs.
Da’il Khaairaat Kalideres Jakarta Barat. Siswa yang memenuhi kriteria
yang ditetapkan oleh pihak sekolah, maka dinyatakan lulus dan diterima
di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat.
Sehingga pada tahun ajaran 2017/2018 jumlah siswa kelas VII –
1X berjumlah 440 siswa, dengan jumlah siswa di kelas VII sebanyak
134 siswa yang mengalami penurunan sebanyak 27 siswa dari tahun
sebelumnya. Kemudian pada kelas VIII mengalami penurunan
sebanyak 7 orang sehingga berjumlah 155 siswa, dan pada kelas IX
berjumlah 151 siswa dengan pembagian 4 rombel pada setiap kelasnya.
Kemudian pada tahun 2018/2019 jumlah siswa kelas VII – IX di
MTs. Da’il Khairaat mengalami penurunan sebanyak 36 orang menjadi
404 siswa, dengan jumlah siswa di kelas VII mengalami penurunan
sebanyak 8 orang menjadi 126 siswa, pada kelas VIII mengalami
penurunan sebanyak 22 orang menjadi 127 siswa, sedangkan pada kelas
IX tidak ada perubahan jumlah siswa dari tahun 2017/2018. Dengan
pembagian rombel yang sama yaitu 4 rombel pada setiap kelasnya.70
70 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 10 Mei 2019
51
c. Data Siswa Tahun 2018/2019
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah MTs.
Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, hanya mengambil sample pada
tahun ajaran 2018/2019 yang menjelaskan bahwa jumlah siswa pada
tahun tersebut berjumlah 404 siswa. Sementara jumlah pendidik yang
ada pada MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat berjumlah 37
guru, dengan jumlah mata pelajaran sebanyak 19 mata pelajaran.71
Jika dibandingkan dengan jumlah tersebut maka guru di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat, dalam ini perbandingannya adalah
1:10 dalam artian 1 guru dapat membimbing 10 siswa. Jadi, ini
termasuk kategori jumlah yang ideal atau baik. Dimana 1 guru dapat
bekerja sama dengan pembina pramuka sehingga memungkinkan guru
dapat membimbing siswa dalam membentuk nilai karakter.
d. Sarana dan Prasarana
Secara umum sarana dan prasarana yang tersedia di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat sangat layak, sehingga dapat
dipergunakan untuk menunjang KBM dan non-KBM di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat. Hal ini dapat dilihat dari ruang kelas
yang berjumlah 12 ruang sesuai dengan jumlah peserta didik yang ada,
sehingga memungkinkan untuk mendukung terjadinya proses
pembentukan karakter di dalam kelas. Sekolah juga memiliki fasilitas
lain, diantaranya: ruang bidang kesiswaan, ruang laboratorium IPA,
ruang komputer, ruang bimbingan dan konseling, ruang pramuka, ruang
perpustakaan, lapangan, serta sarana dan prasarana lainnya untuk
menunjang kegiatan pembelajaran peserta didik. Namun untuk musala
yang kurang memadai dapat diatasi dengan adanya masjid yang terletak
71 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 10 Mei 2019
52
di samping sekolah sebagai salah satu fasilitas yang ditujukan untuk
membentuk karakter religius pada diri siswa.72
B. Gambaran Pramuka MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat
1. Sejarah Pramuka
Kegiatan Pramuka merupakan salah satu kegiatan yang sudah ada di
dunia pendidikan sejak lama. Namun kegiatan Pramuka di MTs. Da’il
Khairaat dibentuk sejak tahun 2000, setelah pimpinan yayasan dan
dewan guru mempertimbangkan banyaknya manfaat yang dapat siswa
dapatkan dari kegiatan Pramuka.
Pada akhir tahun 2000, kepala Sekolah dan pembina Pramuka
sepakat untuk memberi nama kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat
dengan nama Pramuka Inti atau sering disebut dengan Pasukan Khusus.
Seiring berjalannya waktu hingga sat ini, Pramuka inti sudah memiliki
prestasi yang baik, sehingga Pramuka inti menjadi salah satu
ekstrakulikuler favorite di MTs. Da’il Khairaat.
Seperti halnya kegiatan ekstrakulikuler lainnya, setiap tahun akan
selalu ada pembaharuan baik dari pembina, program ataupun hal-hal
pendukung lainnya. Pada tahun 2016 nama Pramuka inti diubah menjadi
Pasukan Khusus oleh pembina Pramuka yang baru,73 yaitu Hidir
Febriadi. Nama pasukan khusus dibuat sebagai pembeda antara siswa
yang hanya mengikuti kegiatan Pramuka di ruang kelas sesuai kurikulum
yang ada dengan siswa yang memperdalam pengetahuan Pramuka pada
kegiatan ekstrakulikuler.
2. Struktur Organisasi Kegiatan Pramuka
Adapun struktur organisasi yang ada di Pramuka MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat sebagai berikut :
72 Hasil Wawancara dengan Irpan, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 01 Mei 2019 73 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 10 Mei 2019
53
Garis Komando
Garis Konsultasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pramuka
Sumber : Dokumen Struktur Organisasi Pembina Pramuka MTs. Da’il Khiraat
Kalideres Jakarta Barat
3. Data Pembina Pramuka
Hasil dari observasi peneliti terkait tenaga pendidik dalam kegiatan
pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, berjumlah 5
orang pembina pramuka, dimana 2 orang pembina pramuka utama dan 3
pembina pramuka pembantu.
Mabigus
Masturo, S.Ag
K Gudep Putra
Supriyadi, S.Pd
Pembina Gudep
Irpan, S.Pd.I
Pembina Putri
Hasanudin
K Gudep Putri
Siti Muawiyah, S.E.I
Pembina Putra
Haidir Febriadi
Bendahara
Mustang Choiry, S.Pd
Ketua Penggalang Inti
Anggota Pramuka
54
Haidir Febriadi sebagai pembina pramuka putra di MTs. Da’il
Kkhairaat Kalideres Jakarta Barat sejak tahun ajaran 2016/2017 hingga
saat ini, dan telah menempuh pelatihan KMD (Kursus Mahir Dasar) dan
KML (Kursus Mahir Lanjut) sebagai syarat untuk menjadi pembina
pramuka di sekolah.74
Selanjutnya adalah Hasanudin sebagai pembina pramuka putri di
MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat sejak tahun ajaran
2016/207 hingga saat ini, dan telah menempuh pelatihan KMD (Kursus
Mahir Dasar) sebagai syarat untuk menjadi pembina pramuka di
sekolah.75
Kemudian pada tahun ajaran 2017/2018 Bapak Haidir dan
Hasanudin mengangkat 3 alumni MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, yang bernama Rian Ardiansyah, Wildan Labib dan Nur Aisiyah
untuk membantu berjalannya kegiatan pramuka.76
4. Sarana dan Prasarana Kegiatan Pramuka
Sarana dan prasarana adalah salah satu alat penunjang kegiatan yang
memiliki pengaruh cukup besar terhadap kegiatan itu sendiri. Dengan
adanya sarana dan prasarana, maka akan mempermudah pembina dan
peserta Pramuka dalam melakukan kegiatan. Adapun sarana dan
prasarana Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat,
sebagai berikut : sanggar gugus depan, tenda regu, bendera baik bendera
merah putih maupun bendera kepramukaan, buku-buku kepramukaan,
tempat latihan atau lapangan, perlengkapan kesehatan, serta sarana dan
prasarana lainnya yang mendukung kegiatan pramuka dalam proses
pembentukan karakter siswa.
74 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019 75 Hasil Wawancara dengan Hasanudin, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 18 Mei 2019 76 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019
55
5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pramuka
Waktu pelaksanaan kegiatan pramuka di MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat ditentukan untuk mengkoordinasi
berlangsungnya kegiatan, agar tidak tumpang tindih dengan kegiatan
lainnya. Adapun jadwal kegiatan Pramuka, sebagai berikut: pada hari
sabtu pukul 09.40 – 11.00 WIB kegiatan pramuka dilakukan didalam
kelas, dengan pemberian materi SKU (Syarat Kecakapan Umum) dan
SKK (Syarat Kecakapan Khusus) dasar, serta praktek lapangan yang
ditujukan pada seluruh siswa di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat.
Sementara pada hari sabtu pukul 11.30 – 14.00 WIB atau pada hari-
hari lain yang sudah disepakati bersama kegiatan pramuka diadakan
untuk pendalaman materi dan praktek lapangan terkait materi SKU
(Syarat Kecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang
ditujukan untuk pasukan khusus atau pramuka inti.77
6. Program Kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat
Selain jadwal pelaksanaan kegiatan, didalam sebuah organisasi
ataupun kegiatan diperlukan adanya rencana program, baik rencana
pertahun, persemester, perbulan dan perpekan. Rencana program di MTs.
Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat dibuat sebagai acuan dan pedoman
dalam proses kegiatan pramuka tersebut.
Berikut ini adalah rencana program kegiatan Pramuka yang ada di
MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat:
a. Rencana Program Tahunan Pramuka Penggalang Tahun 2018-
2019
Adapun jadwal program tahunan kegiatan pramuka di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat pada tahun ajaran 2018/2019 yaitu:
77 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019
56
Pencapaian SKU, pencapaian SKK (agama, patriotisme dan seni
budaya, ketangkasan dan kesehatan, keterampilan dan teknik
pembangunan, sosial, prikemanusiaan, gotong royong, ketertiban
masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup), peningkatan
mutu latihan pramuka, gladian pemimpin regu, perkemahan sabtu-
minggu yang diadakan 2 kali dalam setahun, penjajahan dan survival
game (out bound), perkemahan jauh dan pengembaraan, lomba
tingkat, bakti masyarakat yang dilakukan 2 kali dalam setahun,
pengiriman regu penggalang (tingkat kwartir ranting, cabang daerah
dan kwartir nasional), musyawarah gugus depan, dan lomba tingkat
gugus depan.78
b. Rencana Program Persemester Pramuka Penggalang
Adapun jadwal rencana program persemester kegiatan pramuka di
MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, baik semester ganjil
maupun semester genap yaitu: Penerimaan anggota pasukan, latihan
SKU penggalang, ujian SKU penggalang (ramu, rakit dan terap),
kenaikan tingkat penggalang, wide game, ujian SKK, gladian
pemimpin regu, perkemahan sabtu-minggu, penjelajahan dan halang
rintang, bakti masyarakat, latihan gabungan, lomba tingkat I (gudep),
laporan semester ke kwartir ranting, iuran anggota, mengikuti kegiatan
(ranting, cabang daerah dan nasional).79
c. Rencana Program Perbulan Pramuka Penggalang
Adapun rencana program bulanan kegiatan pramuka di MTs.
Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, yaitu: Latihan SKU
78 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019 79 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019
57
penggalang, Ujian SKU, Ujian SKK, dan iuran anggota.80 Kegiatan
tersebut memang menjadi kegiatan inti pada kegiatan pramuka
penggalang, dimana pada kegiatan tersebut peserta pramuka
memperdalam materi-materi kepramukaan seperti satya dan dharma
secara menyeluruh dan terarah.
d. Rencana Program Perminggu Pramuka Penggalang
Adapun rencana program mingguan kegiatan pramuka di MTs.
Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, yaitu: latihan rutin yang
dilakukan dengan pemberian materi SKU dan SKK beserta praktek
lapangan, yang dilakukan setiap hari sabtu pukul 09.40 – 11.00 WIB
dan pukul 11.30 – 14.00 WIB.81
C. Deskripsi Data
Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini adalah hasil penyebaran
angket tentang pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka. Dalam
penelitian ini penulis menganalisis pencapaian pembentukan karakter siswa
selama mengikuti kegiatan pramuka, sehingga dapat diketahui apakah siswa
memiliki nilai-nilai karakter atau tidak setelah mengikuti kegiatan pramuka.
Angket yang penulis buat adalah untuk diberikan dan diisi oleh siswa
yang sudah mengikuti kegiatan pramuka secara utuh, karena siswa yang
sudah mengikuti rangkaian kegiatan pramuka secara utuh lebih memahami
bagaimana proses pembentukan karakter tersebut berlangsung.
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan penyebaran angket yang
disebarkan kepada siswa kelas VIII Dan IX dengan mengambil sampel
sebanyak 60 orang dari keseluruhan populasi yang ada, wawancara dengan
siswa untuk mengetahui jawaban mereka mengenai pembentukan karakter
yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya dan dokumentasi untuk
80 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019 81 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019
58
mendapatkan informasi mengenai profil tempat penelitian terkait kegiatan
pramuka. Angket yang disebarkan kepada siswa penulis susun dengan
berisikan soal sebanyak 20 pernyataan, yaitu mengenai pembentukan karakter
siswa melalui kegiatan pramuka. Setelah data terkumpul hasil dari
penyebaran angket yang penulis bagikan kepada siswa, kemudian data diolah
dengan menggunakan rumus prosentase yang disajikan dalam bentuk tabel-
tabel berikut ini:
1. Religius
Tabel 4.2
Menghormati Orang yang Lebih Tua No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Menghormati
orang lain yang
lebih tua
195 1 x 4 = 4 195 : 60 =
3,25
3,25
4 x 100%
= 81,25
Baik
Data pada tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang mengikuti
kegiatan pramuka sangat menghormati orang yang lebih tua. Ketika hal
tersebut ditanyakan kepada siswa yang lain, mereka pun menyetujui kalau
siswa yang mengikuti kegiatan pramuka memang memiliki rasa hormat
yang lebih baik terhadap orang yang lebih tua.
Sementara itu hasil dari data mengenai sikap menghormati guru, siswa
yang mengikuti kegiatan pramuka memang lebih terlihat sangat dekat dan
ramah terhadap guru-guru. Hal ini di benarkan oleh Ibu Ummu ‘Athiyah
selaku wali kelas dari kelas VIII.4 “Ada perbedaan yang terlihat antara
siswa yang mengikuti kegiatan pramuka dengan yang tidak, dari segi
perilaku biasanya siswa yang mengikuti kegiatan pramuka cenderung lebih
ramah dengan guru, dengan kata lain selalu menyapa guru baik di dalam
59
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.”82 Berikut ini data siswa
terkait sikap menghormati guru:
Tabel 4.3
Menghormati Semua Guru No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
2 Menghormati
semua guru
197 1 x 4 = 4 197 : 60 =
3,28
3,28
4 x 100%
= 82
Baik
Tabel 4.4
Melaksanakan Ibadah No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
3 Melaksanakan
ibadah atas
kesadaran diri
194 1 x 4 = 4 194 : 60 =
3,23
3,23
4 x 100%
= 80,75
Baik
Pada umumnya siswa merasa senang hati untuk melaksanakan ibadah,
namun terdapat beberapa siswa yang masih merasa berat melaksanakan
ibadah, ada banyak faktor yang dimiliki siswa, ada yang merasa masih
malas-malasan dalam beribadah, atau merasa belum bisa konsisten dengan
diri sendiri, masih mudah terpengaruh suasana juga.
Seperti yang dikatakan oleh Zanfir siswa kelas VIII.2 “Saat ini saya si
belum merasakan senang terus menerus untuk beribadah, sholatnya masih
jarang-jarang, kadang harus nunggu disuruh bahkan diomelin orang tua,
kadang juga masih membantah.”83 Hal ini diakui oleh salah satu siswa
dengan menunjukkan hanya beribadah ketika orang tuanya sudah
menyuruhnya.
82 Hasil Wawancara dengan Ummul ‘Athiyah, Wali Kelas VIII.4 (delapan) di MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat, pada 27 Maret 2019 83 Hasil Wawancara dengan Zanfirsu Akbar, Siswa Kelas VIII.2 (delapan) di MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat, pada 27 Maret 2019
60
Tabel 4.5
Tidak Merendahkan Orang Lain No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
4 Tidak
merendahkan
orang lain
yang memiliki
kekurangan
195 1 x 4 = 4 195 : 60 3,25
4 x 100%
= 81,25
Baik
Data tersebut menunjukan bahwa siswa memiliki rasa welas asih dan
saling menjaga perasaan antar satu dengan yang lain, baik teman sebaya
maupun dengan orang lain yang berbeda usia dan lingkungan. Menurut ibu
Arini selaku guru dibidang bimbingan dan konseling siswa mengatakan
bahwa, “anak-anak yang mengikuti kegiatan pramuka memiliki rasa welas
asih, peka terhadap teman dan lingkungannya.” 84 Sikap tersebut sangat
membantu siswa untuk saling menjaga perasaan temannya yang berbeda
dengan dirinya.
Tabel 4.6
Skor Keseluruhan Karakter Religius No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Menghormati
orang lain yang
lebih tua
195 1 x 4 = 4 195 : 60 =
3,25
3,25
4 x 100%
= 81,25
Baik
2 Menghormati
semua guru
197 1 x 4 = 4 197 : 60 =
3,28
3,28
4 x 100%
= 82
Baik
3 Melaksanakan
ibadah atas
194 1 x 4 = 4 194 : 60 =
3,23
3,23
4 x 100%
= 80,75
Baik
84 Hasil Wawancara dengan Dahlia Arini, Guru Bimbingan Konseling di MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat, pada 27 Maret 2019
61
kesadaran diri
4 Tidak
merendahkan
orang lain yang
memiliki
kekurangan
195 1 x 4 = 4 195 : 60 3,25
4 x 100%
= 81,25
Baik
Rata-Rata 81,31 Baik
Berdasarkan hasil perhitungan statistik sederhana di atas, dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki karakater religius setelah mengikuti
kegiatan pramuka berada pada katagori baik. Hal ini didukung dengan
adanya program kegiatan latihan serta ujian SKU dan SKK yang isinya
menerapkan nilai-nilai tri satya dan dasa dharma, gladian pemimpin regu,
latihan gabungan dan sholat berjamaah saat latihan berlangsung yang
menjadi salah satu program pramuka dalam membentuk karakter religius
siswa.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa siswa memberikan penilaian
terhadap kegiatan pramuka cukup membantu untuk membentuk karakter
religius pada diri siswa selain dengan adanya kegiatan pra KBM yang
sudah dibuat oleh sekolah.
2. Mandiri
Tabel 4.7
Mengerjakan Tugas Sendiri No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Tidak mencontek
saat ujian
berlangsung
145 1 x 4 = 4 145 : 60 =
2,41
2,41
4 x 100%
= 60,25
Kurang
Tabel di atas menunjukkan kurangnya rasa percaya diri siswa dalam
menjawab soal ujian, sehingga siswa memilih untuk mencontek saat ujian
berlangsung meski guru sudah memberi larangan keras kepada siswa
62
untuk bekerja sama saat ujian berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara,
diketahui bahwa kondisi seperti ini disebabkan oleh kurangnya giat belajar
siswa dan kurang percaya diri dengan hasil yang akan dia dapat nantinya.
Tabel 4.8
Tanggung Jawab No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
2 Bertanggung
jawab atas
tugas/amanah
yang diberikan
197 1 x 4 = 4 197 : 60 =
3,28
3,28
4 x 100%
= 82
Baik
Hasil dari penyebaran angket menunjukkan bahwa siswa yang
memiliki rasa tanggung jawab atas tugas atau amanah yang diberikan,
berada pada status yang baik. Hal ini diperjelas oleh Bapak Dedy, beliau
berpendapat “siswa cenderung memiliki sikap yang tegas dan berani tapi
tetap santun”.85 Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa siswa yang
mengikuti kegiatan pramuka sebagian besar sudah mampu bertanggung
jawab atas tugasnya dengan smenunjukkan sikap yang tegas, barhati- hati,
baik namun tetap cermat sehingga tugas-tugas yang diberikan dapat
dilaksanakan dengan baik.
Tabel 4.9
Tertantang dengan Hal Baru No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai
Skor (NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
3 Merasa tertantang
untuk
mempelajari hal
baru
224 1 x 4 = 4 224 : 60 =
3,73
3,73
4 x 100%
= 93,25
Baik
85 Hasil Wawancara dengan Dedy Nuryadi, Pembina Osis di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 27 Maret 2019
63
Menurut data di atas, terindikasi bahwa siswa-siswa sangat merasa
tertantang untuk mempelajari hal baru tiap kali memasuki tahapan-tahapan
program yang ada pada kegiatan pramuka. Hal ini di benarkan oleh para
siswa yang diwawancara, mereka berpendapat, bahwa selalu merasa
penasaran dengan setiap kegiatan yang akan dilakukan setiap minggunya.
Menurut Alvin, “kegiatan pramuka sangat menarik, menantang juga, bikin
ingin tahu lebih banyak lagi”.86 Walaupun mereka tahu gambaran kegiatan
apa yang akan dilaksanakan, tapi mereka merasa harus menyiapkan
banyak hal terutama dibidang materi, karena setiap tahapan selalu
memiliki kesan yang berbeda sehingga menjadi tantangan buat siswa.
Setelah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru selama
mengikuti kegiatan pramuka, siswa juga diminta untuk membiasakan diri
dengan menerapkan ilmu yang sudah didapat dalam aktifitas keseharian
para siswa baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Hal ini
ditujukan agar setiap materi yang sudah dipelajari dapat bermanfaat untuk
para siswa dan dapat membentuk karakter mandiri siswa.
Berdasarkan hasil wawancara, siswa berpendapat “dengan cara
pembina menyampaikan materi-materi yang ada pada SKU dan SKK serta
mencontohkannya membuat kami jadi memahami sedikit demi sedikit lalu
menerapkannya dalam sehari-hari”.87 Hasil wawancara ini diperkuat
dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa siswa selalu menerapkan
setiap materi yang sudah didapatkan dari kegiatan pramuka dalam
kehidupan sehari-hari.
86 Hasil Wawancara dengan Alvin Hidayat, Siswa kelas VIII.1 di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 18 Maret 2019 87 Hasil Wawancara dengan Zahra Syahidah, Siswi Kelas VIII.4 di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 19 Maret 2019
64
Tabel 4.10
Menerapkan Pengetahuan No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai
Skor (NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
4 Menerapkan apa
yang sudah
dipelajari dalam
pramuka
dikehidupan
sehari-hari
205 1 x 4 = 4 205 : 60 =
3,41
3,41
4 x 100%
= 85,25
Baik
Tabel 4.11
Skor Keseluruhan Karakter Mandiri No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Tidak mencontek
saat ujian
berlangsung
145 1 x 4 = 4 145 : 60 =
2,41
2,41
4 x 100%
= 60,25
Kurang
2 Bertanggung
jawab atas
tugas/amanah
yang diberikan
197 1 x 4 = 4 197 : 60 =
3,28
3,28
4 x 100%
= 82
Baik
3 Merasa tertantang
untuk
mempelajari hal
baru
224 1 x 4 = 4 224 : 60 =
3,73
3,73
4 x 100%
= 93,25
Baik
4 Menerapkan apa
yang sudah
dipelajari dalam
pramuka
dikehidupan
sehari-hari
205 1 x 4 = 4 205 : 60 =
3,41
3,41
4 x 100%
= 85,25
Baik
Rata-Rata 80,18 Cukup
65
Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki karakter mandiri berada pada katagori cukup.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa terbantu dengan adanya
kegiatan pramuka, karena dapat mengasah keberanian dan sikap tegas pada
dirinya.
Namun sikap yang berani dan tegas tidak diiringi dengan rasa percaya
diri siswa pada saat melaksanakan ujian, siswa masih merasakan
kurangnya rasa percaya diri terhadap hasil akhir pada setiap ujian, siswa
masih takut jika hasil ujiannya lebih buruk dari teman-temannya.
3. Gotong Royong
Tabel 4.12
Gotong Royong dimana Saja No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Rajin bergotong-
royong di
sekolah/di rumah
195 1 x 4 = 4 195 : 60 =
3.25
3,25
4 x 100%
= 81,25
Baik
Menurut Nabilah “kegiatan pramuka mengajarkan kami untuk saling
bantu satu sama lain. Jadi, saya terbiasa buat membantu orang lain, seperti
saya mau membantu ibu saya dirumah tanpa meminta imbalan atau upah,
dan ikut serta dalam kegiatan kerja bakti di sekolah”.88 Hal ini sesuai
dengan hasil angket siswa mengenai sikap rajin bergotong royong yang
berada pada katagori baik.
Sikap gotong royong ini membiasakan siswa untuk menjadikan setiap
pekerjaan menjadi terasa ringan jika dilakukan bersama-sama, saling bantu
satu dengan yang lainnya.
88 Hasil Wawancara dengan Nabilah Salsabila, Siswi Kelas VIII.1 di MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat, pada 19 Maret 2019
66
Tabel 4.13
Senang Membantu dan Menolong No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
2 Senang membantu
dan menolong
orang lain
205 1 x 4 = 4 205 : 60 =
3,41
3,41
4 x 100%
= 85,25
Baik
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan
pramuka secara optimal, dapat menumbuhkan rasa welas asih dan perduli
terhadap sesama, sehingga siswa memiliki rasa senang saat membantu dan
menolong orang lain dimanapun mereka berada. Adapun kegiatan
pramuka yang melatih siswa untuk saling membantu temannya adalah
pembuatan tenda, kegiatan persami, jambore, latihan gabungan, ataupun
kegiatan lomba antar regu.
Tabel 4.14
Rajin No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
3 Rajin
melaksanakan
piket harian kelas
188 1 x 4 = 4 188 : 60 =
3.13
3,13
4 x 100%
= 78,25
Cukup
Pada umumnya siswa yang mengikuti kegiatan pramuka merasa suka
saat melaksanakan piket harian kelas, hal tersebut dinyatakan oleh siswa
dengan menunjukkan sikap yang baik dan mau mengerjakan tugas
piketnya tanpa mengeluh.
Tabel 4.15
Ikut Serta dalam Kegiatan Bakti Sosial No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
4 Senang mengikuti 200 1 x 4 = 4 200 : 60 = 3,33
4 x 100% Cukup
67
kegiatan bakti
sosial
3,33 = 83,25
Menurut tabel di atas mengungkapkan bahwa siswa merasa senang
jika diikut sertakan dalam kegiatan bakti sosial. Hal ini dikarenakan
pembina membiasakan siswa untuk turun langsung kelapangan pada saat
kegiatan bakti masyarakat baik di puskesmas atau tenda darurat bencana,
dan menggalang dana untuk korban bencana, sehingga siswa merasa
terbiasa dan memiliki rasa perduli terhadap sesama.
Tabel 4.16
Skor Keseluruhan Karakter Gotong Royong No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Rajin bergotong-
royong di
sekolah/di rumah
195 1 x 4 = 4 195 : 60 =
3.25
3,25
4 x 100%
= 81,25
Baik
2 Senang membantu
dan menolong
orang lain
205 1 x 4 = 4 205 : 60 =
3,41
3,41
4 x 100%
= 85,25
Baik
3 Rajin
melaksanakan
piket harian kelas
188 1 x 4 = 4 188 : 60 =
3.13
3,13
4 x 100%
= 78,25
Cukup
4 Senang mengikuti
kegiatan bakti
sosial
200 1 x 4 = 4 200 : 60 =
3,33
3,33
4 x 100%
= 83,25
Cukup
Rata-Rata 82 Baik
Berdasarkan hasil perhitungan statistik sederhana dapat menunjukan
bahwa siswa yang memiliki karakter gotong royong setelah mengikuti
kegiatan pramuka, berada pada katagori yang baik atau dengan kata lain
sudah mencapai pada karakter yang diinginkan. Hal ini diperjelas dengan
pendapat dari Bapak Irfan bahwa “perbedaan sikap gotong royong siswa
68
yang mengikuti kegiatan pramuka dengan yang tidak, dapat dilihat dari
sikap cekatan siswa pada saat kegiatan bersih-bersih kelas, kerja bakti, dan
mengumpulkan dana untuk korban bencana”.89 Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kegiatan pramuka memiliki pengaruh yang baik dalam
pembentukan karakter gotong royog pada diri siswa.
4. Integritas
Tabel 4.17
Aktif Mengikuti Kegiatan No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Aktif dalam
mengikuti
kegiatan pramuka
187 1 x 4 = 4 187 : 60 =
3,11
3,11
4 x 100%
= 77,75
Cukup
Menurut tabel di atas menunjukkan bahwa siswa cukup aktif dalam
mengikuti kegiatan pramuka, namun masih ada beberapa siswa yang
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan. Terdapat beberapa faktor yang
membuat siswa kurang aktif seperti jarak rumah yang lumayan jauh dari
sekolah dan izin orang tua. Seperti yang dikatakan oleh salah satu siswa
terkait kurang aktifnya dalam mengikuti kegiatan pramuka, “Kendalanya
mungkin izin orang tua, terkadang masih suka khawatir kalau saya pergi-
pergi kegiatan pramuka yang diluar sekolah apalagi sampai malam
kegiatannya”.90
89 Hasil Wawancara dengan Irfan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 01 Mei 2019 90 Hasil Wawancara dengan Alvin Hidayat, Siswa Kelas VIII.1 di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 01 Mei 2019
69
Tabel 4.18
Menyalurkan Ide No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
2 Menyalurkan ide
dan pendapat
yang bermanfaat
180 1 x 4 = 4 180 : 60 =
3
3
4 x 100% =
75
Cukup
Dari data di atas mengindikasikan bahwa siswa memiliki kemampuan
yang cukup untuk menyalurkan ide dan pendapat yang bermanfaat, baik
pada saat proses KBM berlangsung maupun pada saat forum diskusi bebas
yang melibatkan mereka.
Tabel 4.19
Pengalaman Berharga No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
3 Memperoleh
pengalaman
berharga dalam
mengikuti
kegiatan pramuka
198 1 x 4 = 4 198 : 60 =
3,3
3,3
4 x 100% =
82,5
Baik
Dari hasil wawancara, siswa berpendapat bahwa dengan mengikuti
kegiatan pramuka mereka memperoleh banyak pengalaman-pengalaman
baru yang sangat berharga. Hal ini didukung dengan hasil angket yang
menunjukkan sikap yang baik setelah mengikuti setiap program yang ada
pada kegiatan pramuka. Siswa juga merasa antusias karena mempelajari
hal baru yang dapat ia terapkan dalam aktiftas keseharian lainnya.
Seperti pada kegiatan pelatihan P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan), pelatihan SKU, pelatihan sandi-sandi, pelatihan PPGD
(Pertolongan Pertama Gawat Darurat), PUPK, dan pelatihan KIM
70
(Kemampuan Indera Manusia). Pelatihan-pelatihan ini sangat bermanfaat
untuk keadaan-keadaan darurat seperti sedang tersesat dihutan, dalam
keadaan bencana alam atau keadaan mendesak lainnya yang dapat
mempermudah korban ataupun tim sar.
Tabel 4.20
Tepat Waktu No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai
Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
4 Datang ke sekolah
tepat waktu
185 1 x 4 = 4 185 : 60 =
3,08
3,08
4 x 100% =
77
Cukup
Menurut paparan data pada tabael di atas diketahui bahwa tidak
semua siswa datang ke sekolah tepat waktu.
Tabel 4.21
Skor Keseluruhan Karakter Integritas No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Aktif dalam
mengikuti
kegiatan pramuka
187 1 x 4 = 4 187 : 60 =
3,11
3,11
4 x 100%
= 77,75
Cukup
2 Menyalurkan ide
dan pendapat
yang bermanfaat
180 1 x 4 = 4 180 : 60 =
3
3
4 x 100% =
75
Cukup
3 Memperoleh
pengalaman
berharga dalam
mengikuti
kegiatan pramuka
198 1 x 4 = 4 198 : 60 =
3,3
3,3
4 x 100% =
82,5
Baik
4 Datang ke sekolah
tepat waktu
185 1 x 4 = 4 185 : 60 =
3,08
3,08
4 x 100%
= 77
Cukup
Rata-Rata 78,06 Cukup
71
Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas dapat diketahui,
bahwa siswa yang memiliki karakter integritas setelah mengikuti kegiatan
pramuka, berada pada katagori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan pramuka di MTs. Da’il Khairaat memiliki pengaruh dalam
pembentukan karakter integritas.
5. Nasionalisme
Tabel 4.22
Menghadiri Upacara No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai
Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Mengikuti
upacara setiap
hari senin
196 1 x 4 = 4 196 : 60 =
3,26
3,26
4 x 100% =
81,5
Baik
Menurut hasil wawancara dengan guru-guru di MTs. Da’il Khairaat,
mereka berpendapat bahwa siswa yang mengikuti kegitan pramuka jarang
sekali masuk dalam daftar buku hijau (buku catatan poin), yang
dikarenakan tidak mengikuti kegiatan upacara bendera pada hari senin.
Dengan kata lain siswa selalu ikut serta dalam kegiatan upacara dengan
selalu datang tepat waktu dan mengikuti kegiatan dengan khidmat. Sesuai
dengan tabel di atas yang menerangkan bahwa siswa yang mengikuti
kegiatan upacara bendera pada hari senin berada pada katagori baik.
Selain menghadiri kegiatan upacara bendera pada hari senin, siswa di
MTs. Da’il Khairaat juga terbilang hafal dengan baik lagu-lagu nasional
seperti hasil pada angket di bawah ini. Hal ini didukung pada saat peneliti
melakukan wawancara pada siswa serta meminta siswa untuk
menyanyikan lagu satu nusa satu bangsa dan garuda pancasila, siswa-siswa
menghafalnya dengan baik.
72
Tabel 4.23
Hafal Lagu-lagu Nasional No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai
Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
2 Hafal hampir
semua lagu-lagu
nasional
199 1 x 4 = 4 199 : 60 =
3,31
3,31
4 x 100% =
82,75
Baik
Tabel 4.24
Menghormati Perbedaan No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
3 Menghormati
perbedaan suku,
budaya dan
agama orang lain
baik dilingkungan
sekolah maupun
dilingkungan lain
202 1 x 4 = 4 202 : 60 =
3,36
3,36
4 x 100%
= 84
Baik
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa siswa sangat menghormati
perbedaan antar sesama manusia yang memang menjadi makhluk sosial,
dimana sesama makhluk sosial dianjurkan untuk saling menghormati
apapun jenis perbedaannya. Menurut Iman pada saat sesi wawancara
dengan peneliti, Iman menyampaikan bahwa “sekarang merasa sudah bisa
menerima pendapat orang lain, sudah mulai berhati-hati juga dalam
berpendapat karena harus menghargai teman-teman yang sekiranya
berbeda suku, budaya dan agama agar tidak menyinggung”.91 Hal ini Iman
pelajari semenjak mengikuti kegitan pramuka, karena sering bertemu
orang-orang baru saat kegiatan lomba, bakti sosial atau jambore akbar
91 Hasil Wawancara dengan Iman Nanda, Siswa Kelas IX.4 di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 20 Maret 2019
73
membuat Iman terlatih untuk memilah dan memilih setiap tindakan dan
ucapannya.
Tabel 4.25
Antusias dalam Peringatan Hari Nasional No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
4 Antusias dalam
mengikuti setiap
peringatan hari
nasional
186 1 x 4 = 4 186 : 60 =
3,1
3,1
4 x 100% =
77,5
Cukup
Berdasarkan paparan data pada tebel di atas diketahui bahwa tidak
setiap siswa merasa antusias dalam mengikuti peringatan hari nasional.
Hal tersebut diakui oleh siswa dengan menunjukkan sikap hadir dalam hal
ini apabila siswa mendapatkan punishment saja.
Tabel 4.26
Skor Keseluruhan Karakter Nasionalisme No Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X
100%
Katagori
Baik
1 Mengikuti
upacara setiap
hari senin
196 1 x 4 = 4 196 : 60 =
3,26
3,26
4 x 100%
= 81,5
Baik
2 Hafal hampir
semua lagu-lagu
nasional
199 1 x 4 = 4 199 : 60 =
3,31
3,31
4 x 100%
= 82,75
Baik
3 menghormati
perbedaan suku,
budaya dan
agama orang lain
baik dilingkungan
sekolah maupun
dilingkungan lain
202 1 x 4 = 4 202 : 60 =
3,36
3,36
4 x 100%
= 84
Baik
74
4 Antusias dalam
mengikuti setiap
peringatan hari
nasional
186 1 x 4 = 4 186 : 60 =
3,1
3,1
4 x 100% =
77,5
Cukup
Rata-Rata 81,43 Baik
Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki karakter nasionalisme berada pada katagori
baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam ikut serta
menjaga kelestarian bangsa dan ingin hidup rukun antar satu dengan yang
lainnya.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pramuka memiliki
pengaruh terhadap pembentukan karakter nasionalisme pada diri siswa.
D. Pembahasan Temuan Penelitian
Dari paparan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan
beberapa temuan sebagai berikut:
1. Pembentukan karakter siswa MTs. Da’il Khairaat melalui kegiatan
pramuka, diukur berdasarkan 5 karakter, yaitu: religius, mandiri, gotong
royong, integritas dan nasionalisme.
2. Secara umum kegiatan pramuka sudah cukup membantu membentuk
karakter religius pada diri siswa, sehingga karakter religius berada pada
kategori baik dengan hasil nilai prosentasi 81,31%. Hal ini terlihat dari
cara siswa bersikap sopan dan santun terhadap semua guru disekolah,
orang yang lebih dewasa, menjaga perasaan orang lain dengan tidak
menyinggung perasaannya dan melakukan ibadah sesuai dengan
kemauannya sediri. Hanya saja belum semua siswa menerapkan dengan
baik nilai-nilai yang ada pada karakter religius, siswa masih mencoba
melatih dirinya untuk membiasakan diri menerapkan nilai-nilai religius.
3. Secara umum siswa merasa terbantu dengan pembentukan karakter
mandiri dalam kegiatan pramuka, karena program yang terdapat pada
kegiatan pramuka dapat mengasah keberanian dan sikap tegas pada diri
75
siswa, sehingga karakter mandiri berada pada kategori cukup dengan hasil
nilai prosentase 80,18%. Namun untuk rasa percaya diri belum
sepenuhnya dimiliki siswa, hal ini disebabkan karena kekhawatiran siswa
pada hasil akhir pada saat ujian dan kurang optimal dalam belajar,
sehingga beberapa siswa memutuskan untuk mencontek pada saat ujian
berlangsung.
4. Pada pembentukan karakter gotong royong berada pada katagori baik
dengan hasil nilai prosentase 82%. Artinya, kegiatan pramuka sudah
mencapai pada nilai karakter yang diinginkan dan memiliki pengaruh yang
baik dalam pembentukan karakter gotong royong.
5. Secara umum kegiatan pramuka bertujuan untuk membentuk karakter
integritas secara maksimal, hanya saja belum optimal sehingga masih
terdapat siswa yang datang terlambat kesekolah dan masih takut untuk
menyalurkan ide dan pendapat ya. Karakter integritas ini berada pada
kategori cukup dengan hasil nilai prosentase 78,06%, hal tersebut
disebabkan oleh jarak rumah siswa yang cukup jauh dengan sekolah dan
kendala izin orang tua.
6. Pada karakter nasionalisme, siswa sangat antusias dalam menjaga
kelestarian bangsa, serta memiliki rasa hormat dan ingin hidup
berdampingan dengan rukun terhadap umat beragama lainnya. Artinya,
kegiatan pramuka memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam
membentuk karakter nasionalisme pada diri siswa. Oleh karena itu
karakter nasionalisme berada pada kategori baik dengan hasil nilai
prosentase 81,43%.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang penulis lakukan dan telah
penulis uraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa hasil presentase
dari pembentukan 5 nilai karakter, mendapatkan hasil yang baik dengan
mengikuti kegiatan pramuka. Hal ini terlihat ketika hasil yang diperoleh
melalui angket yaitu perbandingan antara hasil yang baik dengan cukup
memiliki selisih yang tidak berjauhan. Hasil prosentase pada karakter religius
(81,31%), karakter mandiri (80,18%), karakter gotong royong (82%), karakter
integritas (78,06%), dan karakter nasionalisme (81,43%).
Dari perhitungan sederhana yang dilakukan untuk mengetahui
interprestasi data secara keseluruhan berada pada kategori baik, dengan kata
lain pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka di MTs. Da’il
Khairaat sudah mencapai nilai-nilai karakter baik sesuai yang diharapkan,
dengan kata lain kegiatan pramuka telah berhasil dalam pelaksanaan dan
penerapannya, sehingga tercapainya pembentukan karakter siswa. Hal ini
dapat dilihat dari sikap siswa yang mampu menerapkan serta
mengaplikasikan nilai-nilai karakter pada kegiatan sehari-harinya, baik di
dalam lingkungan sekolah maupun dilingkungan sosial.
Namun dengan status akreditasi A dan prestasi bagus pada kegiatan
pramuka yang dimiliki sekolah, seharusnya pembentukan karakter peserta
didik dapat dilakukan dengan maksimal. Sehingga peserta didik dapat
merasakan pembentukan karakter yang sangat baik, terlebih kegiatan
pramuka merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti peserta didik.
B. Saran
Setelah penulis memahami dan memberikan kesimpulan dari hasil
penelitian mengenai pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka
77
di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, penulis memberikan saran
kepada sekolah sebagai berikut:
1. Kepada Sekolah MTs. Da’il Khairaat
Disarankan kepada sekolah supaya dapat mengembangkan kegiatan
pramuka agar menjadi lebih baik lagi. Hal ini misalnya dapat dilakukan
dengan cara memperbaharui sarana dan prasarana yang sudah ada dan
menambahkan pembina pramuka agar kegiatan pramuka dapat berjalan
lebih efektif lagi.
2. Kepada Guru
Diharapkan guru dapat memantau kegiatan pramuka yang mana
hasilnya akan dilihat sewaktu siswa berada di dalam kelas, serta selalu
memberikan pendampingan pengembangan karakter, baik di dalam
maupun di luar kegiatan belajar mengajar.
3. Kepada Pelatih/pembina Pramuka
Diharapkan pembina dapat memberikan dorongan kepada siswa sesuai
dengan gerakan pramuka, yaitu membimbing dan mendidik anak-anak
agar menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur.
Dengan mengasah karakter siswa secara maksimal dan selalu mengawasi
kegiatan peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah. Pembina
pramuka juga disarankan untuk mau merespon segala masukan dari siswa,
dan disiplin lagi dalam kehadiran pada setiap jadwal kegiatan pramuka
yang sudah disepakati, sehingga dapat terpenuhinya pembentukan karakter
yang lebih baik lagi.
4. Orang Tua/Wali Murid
Bagi wali murid diharapkan untuk selalu memberikan dukungan serta
perhatian, agar peserta didik termotivasi untuk selalu mengikuti kegiatan
pramuka dalam upaya pembentukan karakter.
5. Peserta Didik
Disarankan kepada peserta didik, agar selalu mengikuti kegiatan
pramuka dengan baik, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh
78
sekolah. Karena kegiatan pramuka sangat penting untuk membentuk
karakter serta kepribadian peserta didik.
79
DAFTAR PUSTAKA
Muarif SAM, The 21th Century Skills Guru pada Jenjang Pendidikan Dasar,
(Ciputat: Copyright, 2016)
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011)
Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan
Kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta, [email protected]
Suradi, Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib
Sekolah, (BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 2 Nomor 4,
November 2017)
Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah Sekaligus Guru Mata
Pelajaran PKN di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat
E.Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)
Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam
Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Yogyakarta:
Arus Media, 2012)
Permendikbud No. 20 Tahun 2018, Tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Pada Satuan Pendidikan Formal Pasal 2
M. Syakir dkk., Analisis Kegiatan Pendidikan Ekstrakulikuler untuk
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Borong,
(Jurnal Mirai Management Vol.2 No.1, Oktober 2017)
Jito Subianto, Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan
Karakter Berkualitas, (Lembaga Peningkatan Profesi Guru, Jawa
Tengah, Indonesia, Vol.8 No.2, Agustus 2013)
80
Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)
Kementerian Pendidikan Nasional, Desain Induk Pendidikan Karakter, 2011
Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Panduan
Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2010)
Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak dari Rumah, (Jakarta:
Komputindo Gramedia, 2014)
Sofan Amri, Ahmad Jauhari & Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran Strategi Analisis dan pengmbangan
Karakter Siswa dalam Proses Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2011)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3
Amirullah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter Panduan Lengkap
Mendidik Karakter Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah, (Jakarta:
Prima Pustaka, 2012)
Agus Zaenul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter
Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012)
Tim Penyusun Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional, 2011)
Muhammad, Pembentukan Karakter Anak SD/MI Melalui Pendidikan
Pramuka, (Elementary Vol.I Edisi 2 Juli 2015)
Nasrullah, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam,
(Universitas Muhammadiyah Malang: SALAM, volume 8 No.1, Malang,
Juni 2015)
Bafirman, Pembentukan karakter Siswa Melalui Pembelajaran Penjasorkes,
(Jakarta: Kencana, 2016)
81
Andri BOB Sunardi, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Nuansa
Muda, 2009, Cetakan ke-5)
Rohmat Kurnia, Sejarah Gerakan Pramuka, (Jakarta, Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, 2015)
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka, (Jakarta:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2010)
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, (Bandung:
Alfabeta, 2014)
Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013, Tentang Implementasi Kurikulum
2013, lampiran III
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2004, Tentang
Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior,
(Jakarta: Bee Media Pustaka, 2015)
Erik Aditia Ismaya dan Farid Noor Romadlon, Strategi Membentuk Karakter
Semangat Kebangsaan Anggota Ambalan Kyai Mojo dan Nyi Ageng
Serang, (Jurnal Refleksi Edukatika 7 Februari 2017)
Devi Lusiria Zulmi Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli untuk
Meningkatkan Perilaku Proposial Remaja di Pondok Pesantren, (Jurnal
RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014)
Jumili Arianto, Pengaruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka
Terhadap Pembentukan Karakter Jujur Mahasiswa Universitas Riau,
(Jurnal Bhineka Tunggal Ika, Vol. 4 No. 1 November 2017)
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidika, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010)
Asep Sepul Hamdi & E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014)
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2015)
82
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2006), Cet. VIII
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013)
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, “Evaluasi
Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan
Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009), cet. Ke-3
85
TRANSKIP WAWANCARA
Nama Narasumber : Masturo, S. Ag
Jabatan : Kepala Sekolah MTs. Da’il Khairaat
Hari/Tanggal Wawancara : Jum’at, 10 Mei 2019
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Peneliti : Sejak kapan kegiatan Pramuka Inti di dirikan di MTs. Da’il
Khairaat?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Apa saja program Sekolah yang berkaitan dengan karakter siswa?
Dan bagaimana penerapannya?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Adakah program Pramuka yang berkaitan dengan pembentukan
karakter? Apa saja programnya?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Siapa saja yang mengawasi dalam pelaksanaan Pramuka? Dan
bagaimana bentuk pengawasannya?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Adakah bentuk pendidikan atau pelatihan pembina Pramuka dalam
menambah wawasan?
Kepala Sekolah :
86
Peneliti : Bagaimana bentuk sinergitas kegiatan Pramuka dengan guru,
pembina Pramuka, dan wali murid?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Bagaimana kesan Bapak sebagai kepala sekolah terhadap kinerja
pembina Pramuka dan capaiannya sudah sejauh mana?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Hambatan apa saja yang sering dialami Sekolah dalam proses
kegiatan Pramuka?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Apa harapan Bapak dengan adanya kegiatan Pramuka dan masuknya
Pramuka dalam mata pelajaran wajib di sekolah?
Kepala Sekolah :
Peneliti : Apakah ada evaluasi dalam kegiatan Pramuka saat ini?
Kepala Sekolah :
Narasumber Peneliti
(Masturo, S. Ag) (Uum Durratun Najah)
88
TRANSKIP WAWANCARA
Nama Narasumber : Siti Muawiyah, S.E.I
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 1 Mei 2019
Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah
Peneliti : Apa saja kegiatan Sekolah yang berkaitan tentang kesiswaan?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Dalam proses penyusunan program Pramuka apakah Ibu dilibatkan?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Bagaimana pembiasaan atau budaya Sekolah yang diterapkan di
Sekolah?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Bagaimana penanganan siswa yang bermasalah?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Seperti apa bentuk sinergitas antar wakil kepala sekolah dengan
kegiatan Pramuka?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Adakah evaluasi dalam pelaksanaan Pramuka?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Siapa yang mengevaluasi kegiatan Pramuka? Dan bagaimana bentuk
pengawaan tersebut?
89
Ibu Wiwi :
Peneliti : Adakah program kesiswaan yang berkaitan dengan pembentukan
karakter?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Bagaimana kesan Ibu terhadap kinerja pembina Pramuka dan
capaiannya sudah sejauh mana?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Hambatan apa saja yang dialami Sekolah dalam proses kegiatan
Pramuka?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Bagaimana solusi dalam mengatasi masalah tersebut?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Problem atau masalah perilaku siswa yang sering terjadi disekolah
seperti apa?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Apa pendapat Ibu mengenai diwajibkannya Pramuka yang
dicanangkan oleh pemerintah sehingga masuk kedalam mata
pelajaran wajib disekolah?
Ibu Wiwi :
Peneliti : Apa harapan Ibu dengan adanya kegiatan Pramuka sebagai
ekstrakulikuler dan masuknya Pramuka didalam mata pelajaran
wajib?
Ibu Wiwi :
92
TRANSKIP WAWANCARA
Nama Narasumber : Irpan, S.Pd.I
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 1 Mei 2019
Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah
Peneliti : Dalam proses penyusunan program Pramuka apakah Bapak
dilibatkan?
Bpk. Irpan :
Peneliti : Bagaimana pembiasaan atau budaya Sekolah yang diterapkan di
Sekolah?
Bpk. Irpan :
Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang
didalamnya terdapat nilai karakter religius?
Bpk. Irpan :
Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang
didalamnya terdapat nilai karakter gotong royong?
Bpk. Irpan :
Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang
didalamnya terdapat nilai karakter kemandirian?
Bpk. Irpan :
Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang
didalamnya terdapat nilai karakter integritas?
93
Bpk. Irpan :
Peneliti : Bagaimana Sekolah membuat program atau pembiasaan yang
didalamnya terdapat nilai karakter nasionalis?
Bpk. Irpan :
Peneliti : Bagaimana kesan Bapak terhadap program Pramuka?
Bpk. Irpan :
Peneliti : Apa pendapat Bapak mengenai diwajibkannya Pramuka yang
dicanangkan oleh pemerintah sehingga masuk kedalam mata
pelajaran wajib disekolah?
Bpk. Irpan :
Peneliti : Apa harapan Bapak dengan adanya kegiatan Pramuka sebagai
ekstrakulikuler dan masuknya Pramuka didalam mata pelajaran
wajib?
Bpk. Irpan :
Narasumber Peneliti
(Irpan, S. Pd. I) (Uum Durratun Najah)
95
TRANSKIP WAWANCARA
Nama Narasumber : Dedy Nuryadi, S.Pd
Jabatan : Pembina Osis
Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 27 Maret 2019
Tempat : Ruang Guru Laki-laki
Peneliti : Adakah program OSIS yang berkaitan dengan pembentukan karakter?
Pak Dedy :
Peneliti : Apa saja program Sekolah yang berkaitan dengan kesiswaan?
Pak Dedy :
Peneliti : Dalam proses penyusunan program kegiatan Pramuka apakah pembina
OSIS dilibatkan?
Pak Dedy :
Peneliti : Apakah pembina OSIS ikut andil dalam pengawasan kegiatan
Pramuka?
Pak Dedy :
Peneliti : Apakah ada perbedaan karakter antara siswa yang mengikuti kegiatan
Pramuka dengan siswa yang mengikuti kegiatan lainnya?
Pak Dedy :
Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka memiliki pengaruh terhadap pengembangan
nilai-nilai karakter siswa?
Pak Dedy :
Peneliti : Bagaimana kesan pembina OSIS terhadap layanan dan kinerja
96
pembina Pramuka?
Pak Dedy :
Peneliti : Apa harapan pembina OSIS terhadap kegiatan Pramuka?
Pak Dedy :
Narasumber Peneliti
(Dedy Nuryadi, S. Pd) (Uum Durratun Najah)
98
TRANSKIP WAWANCARA
Nama Narasumber :
Jabatan : Pembina Pramuka
Hari/Tanggal Wawancara :
Tempat :
Peneliti : Sejak kapan kegiatan Pramuka Inti ada di MTs. Da’il Khairaat?
Pembina :
Peneliti : Bagaimana proses perencanaan kegiatan Pramuka di MTs. Da’il
Khairaat?
Pembina :
Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses penyususnan program
Pramuka?
Pembina :
Peneliti : Siapa saja yang mengawasi pelaksanaan kegiatan Pramuka di MTs.
Da’il Khairaat?
Pembina :
Peneliti : Seperti apa bentuk sinergitas kegiatan Pramuka dengan anggota
Pramuka, guru dan orang tua siswa?
Pembina :
Peneliti : Berapa lama kegiatan berlangsung dalam sepekan?
Pembina :
Peneliti : Bagaimana proses pelaksanaan Pramuka disekolah?
99
Pembina :
Peneliti : Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan Pramuka?
Pembina :
Peneliti : Bagaimana kesan pembina terhadap antusiasme peserta dalam
mengikuti kegiatan Pramuka?
Pembina :
Peneliti : Program-program apa saja yang diselenggarakan Pramuka dalam
rangka pembentukan karakter siswa?
Pembina :
Peneliti : Adakah program khusus untuk membentuk karakter siswa?
Pembina :
Peneliti : Hambatan apa yang sering dialami pembina dalam proses kegiatan
Pramuka?
Pembina :
Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan tersebut?
Pembina :
Peneliti : Apa harapan pembina terhadap siswa didalam kegiatan Pramuka?
Pembina :
Narasumber Peneliti
(Pembina Pramuka) (Uum Durratun Najah)
101
TRANSKIP WAWANCARA
Nama Narasumber :
Jabatan :
Hari/Tanggal Wawancara :
Tempat :
Peneliti : Seperti apa proses kegiatan belajar mengajar dikelas?
Wali Kelas :
Peneliti : Seberapa besar keterlibatan wali kelas atau guru dalam
pembentukan karakter siswa?
Wali Kelas :
Peneliti : Kegiatan atau program apa saja yang dirasa sangat mempengaruhi
pembentukan karakter siswa?
Wali Kelas :
Peneliti : Dalam proses penyusunan program Pramuka apakah wali kelas
atau guru lainnya dilibatkan?
Wali Kelas :
Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka berpengaruh dalam pembelajaran
dikelas?
Wali Kelas :
Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka berpengaruh pada perilaku siswa?
Wali Kelas :
Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka memiliki pengaruh terhadap
102
pengembangan nilai karakter siswa?
Wali Kelas :
Peneliti : Apakah terdapat perbedaan antara siswa yang mengikuti kegiatan
Pramuka dengan yang tidak, baik dari segi perilaku, prestasi dan
karakter?
Wali Kelas :
Peneliti : Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan Pramuka, apakah
dalam bidang akademik mengalami penurunan atau peningkatan?
Wali Kelas :
Peneliti : Menurut ibu, sejauh ini apakah siswa-siswa sudah memiliki 5 nilai
karakter utama?
Wali Kelas :
Peneliti : Bagaimana kesan Ibu terhadap kegiatan Pramuka?
Wali Kelas :
Peneliti : Apa harapan Ibu terkait kegiatan Pramuka dalam pembentukan
karakter siswa?
Wali Kelas :
Narasumber Peneliti
(Wali Kelas) (Uum Durratun Najah)
104
TRANSKIP WAWANCARA
Nama Narasumber : Dahlia Arini, S.Sos
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 27 Maret 2019
Tempat : Ruang Bimbingan Konseling
Peneliti : Seperti apa proses kegiatan belajar mengajar dikelas?
Ibu Arini :
Peneliti : Seberapa besar keterlibatan wali kelas atau guru dalam
pembentukan karakter siswa?
Ibu Arini :
Peneliti : Kegiatan atau program apa saja yang dirasa sangat mempengaruhi
pembentukan karakter siswa?
Ibu Arini :
Peneliti : Dalam proses penyusunan program Pramuka apakah ibu selaku
guru Bimbingan Konseling dilibatkan?
Ibu Arini :
Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka berpengaruh dalam pembelajaran
dikelas?
Ibu Arini :
Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka berpengaruh pada perilaku siswa?
Ibu Arini :
Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka memiliki pengaruh terhadap
105
pengembangan nilai karakter siswa?
Ibu Arini :
Peneliti : Apakah terdapat perbedaan antara siswa yang mengikuti kegiatan
Pramuka dengan yang tidak, baik dari segi perilaku, prestasi dan
karakter?
Ibu Arini :
Peneliti : Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan Pramuka, apakah dalam
bidang akademik mengalami penurunan atau peningkatan?
Ibu Arini :
Peneliti : Menurut ibu, sejauh ini apakah siswa-siswa sudah memiliki 5 nilai
karakter utama?
Ibu Arini :
Peneliti : Bagaimana kesan Ibu terhadap kegiatan Pramuka?
Ibu Arini :
Peneliti : Apa harapan Ibu terkait kegiatan Pramuka dalam pembentukan
karakter siswa?
Ibu Arini :
Narasumber Peneliti
(Dahlia Arini, S. Sos) (Uum Durratun Najah)
107
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Narasumber :
Kelas :
Hari/Tanggal Wawancara :
Tempat :
Status : Pramuka Inti
Peneliti : Kesan apa yang muncul ketika mendengar Pramuka?
Siswa :
Peneliti : Apakah kegiatan Pramuka penting?
Siswa :
Peneliti : Apa manfaat kegiatan Pramuka?
Siswa :
Peneliti : Apa yang terjadi jika tidak ada kegiatan Pramuka di sekolah?
Siswa :
Peneliti : Apa saja program kegiatan Pramuka yang ada di MTs. Da’il
Khairaat? dan apakah kegiatan yang ada sudah memuaskan atau
dilaksanakan dengan baik?
Siswa :
Peneliti : Apakah sarana dan prasarana di sekolah sudah menunjang dalam
108
pelaksanaan kegiatan Pramuka?
Siswa :
Peneliti : Kalau untuk sarana dan prasarana kegiatan Pramuka sendiri apakah
sudah memadai?
Siswa :
Peneliti : Bagaimana layanan/latihan yang diberikan oleh pembina dalam
melaksanakan kegiatan Pramuka?
Siswa :
Peneliti : Apakah pembina telah banyak membantu atau memberi manfaat
kepada siswa dalam memahami pelaksanaan kegiatan Pramuka?
Siswa :
Peneliti : Apakah pembina telah banyak membantu atau memberi manfaat
kepada siswa dalam membentuk karakter?
Siswa :
Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi
pribadi yang lebih religius?
Siswa :
Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi
pribadi yang lebih mandiri?
Siswa :
Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi
pribadi yang lebih berintegritas?
109
Siswa :
Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi
pribadi yang lebih nasionalis?
Siswa :
Peneliti : Apakah dengan adanya kegiatan Pramuka, kamu merasa menjadi
pribadi yang lebih gotong royong?
Siswa :
Peneliti : Menurut kamu, apa bedanya Pramuka yang ada di dalam kelas
(penerapan K13) dengan Pramuka yang ada di luar kelas?
Siswa :
Peneliti : Menurut kamu, apa bedanya siswa yang hanya mengikuti Pramuka di
dalam kelas saja dengan siswa yang mengikuti Pramuka di dalam
maupun di luar kelas?
Siswa :
Peneliti : Apakah mengikuti kegiatan Pramuka sangat berpengaruh terhadap
kehidupan sehari-hari kamu di dalam bidang akademik maupun
sosial?
Siswa :
Peneliti : Kendala apa yang kamu terima di dalam mengikuti kegiatan
Pramuka?
Siswa :
Peneliti : Apa respon orang tua ketika kamu memutuskan untuk mengikuti
110
kegiatan Pramuka?
Siswa :
Peneliti : Bagaimana kesan kamu terhadap kegiatan Pramuka?
Siswa :
Peneliti : Apa harapan kamu, untuk kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat
kedepannya?
Siswa :
Narasumber Peneliti
(Siswa) (Uum Durratun Najah)
112
ANGKET PENELITIAN
Saya Uum Durratun Najah, mahasiswi aktif di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan Manajemen Pendidikan. Saya sedang melakukan
penelitian skripsi yang berjudul “Pembentukan Karakter Siswa Melalui
Kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat”. Saya
berharap saudara/i berkenan untuk membantu saya dalam melakukan penelitian
ini. Saya mohon kesediaan saudara/i untuk mengisi angket ini dengan jujur dan
benar.
1. Data Responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Kelas :
2. Petunjuk Pengisian
Beri tanda checklist () pada jawaban yang tersedia dan hanya satu jawaban
untuk setiap peryataan, dengan alternative jawaban sebagai berikut:
SS : Sangat Sering SS : Sangat Setuju
S : Sering S : Setuju
J : Jarang KS: Kurang Setuju
TP : Tidak Pernah TS: Tidak Setuju
113
NO. Pernyataan SS/S
S
S/
S
J/
KS
TP/
TS
1 Saya menghormati orang yang lebih tua dari saya
2 Saya menghormati semua guru di sekolah
3 Saya melaksanakan ibadah atas kesadaran diri
sendiri
4 Saya tidak merendahkan orang lain yang memiliki
kekurangan
5 Saya tidak mencontek saat ujian berlangsung
6 Saya bertanggung jawab atas tugas/amanah yang
diberikan kepada saya
7 Saya merasa tertantang untuk mempelajari hal baru
8 Saya menerapkan apa yang saya pelajari dalam
pramuka dikehidupan sehari-hari
9 Saya rajin bergotong-royong di sekolah/di rumah
10 Saya senang membantu dan menolong orang lain
11 Saya rajin melaksanakan piket harian kelas
12 Saya senang mengikuti kegiatan bakti sosial
13 Saya aktif dalam mengikuti kegiatan pramuka
14 Dalam kegiatan pramuka yang saya ikuti, saya bisa
menyalurkan ide dan pendapat yang bermanfaat
15 Saya memperoleh pengalaman berharga dalam
mengikuti kegiatan pramuka
16 Saya datang ke sekolah tepat waktu
114
17 Saya mengikuti upacara setiap hari senin
18 Saya hafal hampir semua lagu-lagu nasional
19 Saya menghormati perbedaan suku, budaya dan
agama orang lain baik dilingkungan sekolah
maupun dilingkungan lain
20 Saya antusias dalam mengikuti setiap peringatan
hari nasional
115
NO RESP P1 P2 P3 P4 P13 P14 P15 P16 P9 P10 P11 P12 P5 P6 P7 P8 P17 P18 P19 P20 JUMLAH
1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 65
2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 2 4 2 3 2 3 3 4 4 4 63
3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 1 3 3 3 4 3 4 65
4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 68
5 3 3 3 4 1 4 4 3 2 2 2 4 2 4 3 2 2 3 4 4 59
6 4 4 2 4 1 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 66
7 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 70
8 3 2 2 3 2 3 4 4 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 58
9 4 3 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 69
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 59
11 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 69
12 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 4 2 57
13 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 73
14 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 65
15 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 60
16 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 71
17 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 4 70
18 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2 3 2 2 60
19 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 64
20 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 61
21 2 3 3 4 2 4 4 2 3 3 2 4 3 3 4 2 3 2 3 3 59
22 3 3 3 3 1 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 59
23 2 4 4 3 1 1 4 4 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 4 2 55
24 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 57
25 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 60
26 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 60
27 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 67
28 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 71
29 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 60
30 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 3 3 3 62
31 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 69
32 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 4 4 3 4 3 4 3 3 3 65
33 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 68
34 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 65
35 2 4 4 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 3 62
36 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 64
37 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 63
38 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 66
39 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 69
40 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 64
41 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 67
42 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 66
43 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 67
44 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 64
45 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 67
46 3 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 65
47 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 66
48 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 67
49 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 67
50 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 67
51 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 65
52 3 2 2 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 64
53 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 56
54 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 68
55 4 3 3 2 2 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 64
56 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 65
57 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 66
58 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 67
59 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 69
60 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 69
195 197 194 195 145 197 224 205 195 205 188 200 187 180 198 185 196 199 202 186 3873
TOTAL
Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka
781 771 788 750 783
3873
117
No.Nama Guru dan
PegawaiL/P Jabatan Tahun Lulus Status
Status
Tempat
Mengajar
Fungsional
Sertifikasi
1 Masturo, S. Ag L Kepala Madrasah S1 2000 PNS\DPK Tambahan Tersertifikasi
2 Irpan, S. Pd.I L Wakil Bid. Kurikulum S1 2006 GTY Satminkal Tersertifikasi
3 Siti Muawiyah, S. E. I P Wakil Bid. Kesiswaan S1 2004 GTY Satminkal Tersertifikasi
4 Supriyadi, S. Pd.I L Tata Usaha S1 2009 GTY Satminkal Tersertifikasi
5 Mitsni Choiry, S. Pd. P Tata Usaha S1 2014 GTY Satminkal Belum
6 Ayu Khairunnisa P Tata Usaha MA 2005 GTY Satminkal Belum
7 H. Akhyar W. A.Ma. L Guru D2 1998 Honor Tambahan Belum
8 H. Khairuddin A L Guru MA 1979 GTY Satminkal Tersertifikasi
9 H. Hasanudin HZ L Guru MA 1981 GTY Satminkal Tersertifikasi
10 H. Sa'ali R, B.A L Guru SARMUD 1982 Honor Tambahan Tersertifikasi
11 H. Abd. Hamid, B.A L Guru SARMUD 1986 GTY Satminkal Tersertifikasi
12 H. M. Romli, B.A L Guru SARMUD 1985 GTY Satminkal Belum
13 Dra. Siti Jamilah P Guru S1 1993 GTY Satminkal Tersertifikasi
14 Rosmani, M.Pd. P Guru S2 2018 GTY Satminkal Tersertifikasi
15 Drs. Munadih, MM L Guru S2 2009 GTY Satminkal Tersertifikasi
16 Syafruddin L Guru MA 1987 GTY Satminkal Belum
17 H.M. Yamin, S. Ag. L Guru S1 1996 Honor Tambahan Tersertifikasi
18 Nurlaelah, S.Ag P Guru S1 1995 GTY Satminkal Tersertifikasi
19 Drs. Slamet L Guru S1 1994 GTY Satminkal Tersertifikasi
20 Hj. Dahliah, S. Pd.I P Guru S1 2005 GTY Satminkal Tersertifikasi
21 Nurrusyobhah, S. Pd P Guru S1 2008 GTY Satminkal Tersertifikasi
22 H. Komarudin, S. Pd.I L Guru S1 2003 GTY Satminkal Tersertifikasi
23 Hj. Ratu Nurul F, S. Pd.IP Guru S1 2008 PNS\DPK Satminkal Tersertifikasi
24 Fachruroji, S.P, MM L Guru S2 2009 GTY Satminkal Tersertifikasi
25 Kusnani, S. Pd P Guru S1 2004 GTY Satminkal Tersertifikasi
26 Elis Siti Khodijah, S. Pd P Guru S1 2005 GTY Satminkal Tersertifikasi
27 Siti Nur Azizah, S.S.I P Guru S1 2005 GTY Satminkal Tersertifikasi
28 Neneng Nurhayati, S. PdP Guru S1 2007 GTY Satminkal Tersertifikasi
29 Umul 'Athiyah, S. Pd. P Guru S1 2006 GTY Satminkal Tersertifikasi
30 Syaefudin, S. Pd.I L Guru S1 2010 Honor Tambahan Tersertifikasi
31 Arfin Sazi, S. Pd. L Guru S1 2016 Honor Tambahan Belum
32 Adisatya Putra.N L Guru SMA 2010 GTY Satminkal Belum
33 Dedy Nuryadi, S. Pd L Guru S1 2018 GTY Satminkal Belum
34 Siti Nurbaiti Nupus, S. PdP Guru S1 2016 GTY Satminkal Belum
35 Abdul Rouf, S. Pd L Guru S1 2016 Honor Tambahan Belum
36 Laisa Bahriani, S. Pd P Guru S1 2018 GTY Satminkal Belum
37 Agus Triwibowo, S. Pd L Guru S1 2018 GTY Satminkal Belum
38 Dahlia Arini, S. Sos P Guru S1 2016 GTY Satminkal Belum
DAFTAR URUT KEPANGKATAN PENDIDIK
MADRASAH TSANAWIYAH DA'IL KHAIRAAT
118
JUMLAH
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa
2014/2015 159 4 188 4 150 4 497
2015/2016 160 4 153 4 186 4 499
2016/2017 161 5 157 4 151 4 469
2017/2018 134 4 155 4 151 4 440
2018/2019 126 4 127 4 151 4 404
DATA SISWA 5 TAHUN TERAKHIR
Tahun Pelajaran
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
No. Kelas Rombel Total
VII-1 VII-2 VII-3 VII-4
30 32 32 32
VIII-1 VIII-2 VIII-3 VIII-4
32 31 32 32
IX-1 IX-2 IX-3 IX-4
38 37 38 38
12 404Jumlah
2 VIII 4 127
3 IX 4 151
DATA SISWA TAHUN 2018-2019
Jumlah Siswa
1 VII 4 126
119
No. Jenis Sarana/Prasarana ∑ Kondisi Keterangan
1 Ruang Yayasan 1 Baik Memadai
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik Memadai
3 Ruang Bidang Kurikulum 1 Baik Memadai
4 Ruang Bidang Kesiswaan 1 Baik Memadai
5 Ruang Tata Usaha 1 Baik Memadai
6 Ruang Operator/Pengolahan Nilai 1 Baik Memadai
7 Ruang Guru Laki-laki 1 Baik Memadai
8 Ruang Guru Prempuan 1 Baik Memadai
9 Ruang Pertemuan Wali Murid 1 Baik Memadai
10 Ruang Belajar/Kelas 12 Baik Memadai
11 Ruang Lab. Komputer 1 Baik Memadai
12 Ruang Lab. IPA 1 Baik Memadai
13 Ruang Bimbingan dan Konseling 1 Baik Memadai
14 Ruang UKS 1 Baik Memadai
15 Ruang Osis 1 Baik Memadai
16 Ruang Pramuka 1 Kurang Baik Kurang Memadai
17 Ruang Perpustakaan 1 Baik Memadai
18 Koperasi Sekolah 1 Kurang Baik Kurang Memadai
19 Gudang 1 Baik Memadai
20 Pos Keamanan 1 Baik Memadai
21 Lapangan 1 Kurang Baik Kurang Memadai
22 Lahan Parkir 1 Kurang Baik Kurang Memadai
23 Musala 1 Kurang Baik Kurang Memadai
24 Toilet Guru Laki-laki 2 Baik Memadai
25 Toilet Guru Prempuan 2 Baik Memadai
26 Toilet Siswa Laki-laki 3 Baik Memadai
27 Toilet Siswa Prempuan 4 Baik Memadai
121
No. Nama L/P Jabatan Tahun Lulus Pelatihan Status
1 Haidir Febriadi L Pembina D2 2009 KMD dan KML Honorer
2 Hasanudin L Pembina D2 2008 KMD dan KML Honorer
3 Rian Ardiansyah L Pembina S1 2019 KMD Honorer
4 Wildan Labib L Pembina S1 2018 KMD Honorer
5 Nur Aisiyah P Pembina S1 2019 KMD Honorer
DATA PEMBINA PRAMUKA PENGGALANG
122
7 8 9 10 11 12
1Penerimaan Anggota
Pasukanx
2 Latihan SKU Penggalang x x x x X X
3Ujian SKU Penggalang
Ramu, Rakit, Terapx x x
4Kenaikan Tingkat
PenggalangX
5 Wide Game x
6 Ujian SKK x x x x X X
7 Gladian Pemimpin Regu x
8Perkemahan Dekat
(Persami)/Campingx X
9Penjelajahan dan Halang
Rintangx
10 Bakti Masyarakat X
11 Latihan gabungan x X
12Lomba Tingkat I/Lomba
Gudepx X
13Laporan Semester ke
Kwartir RantingX
14 Iuran Anggota X x x x X X
15
Mengikuti Kegiatan di
Kwartir Ranting, Cabang,
Daerah maupun Nasional
menyesuaikan
No KegiatanBulan Ke
Keterangan
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PRAMUKA PENGGALANG
JULI 2018 - DESEMBER 2018
123
1 2 3 4 5 6
1 Latihan SKU Penggalang X x x x X
2Ujian SKU Penggalang
Ramu, Rakit, TerapX x x x
3Kenaikan Tingkat
Penggalangx
4 Wide Game x
5 Ujian SKK X x x X X
6 Gladian Pemimpin Regu X
7Perkemahan Dekat
(Persami)x
8Penjelajahan dan Halang
RintangX
9 Bakti Masyarakat X
10 Latihan gabungan X x
11Laporan Semester ke
Kwartir RantingX
12 Iuran Anggota X X x x X X
13 Pemilihan Pramuka Garuda menyesuaikan
14 Musyawarah Gugus Depan X
15Perkemahan Jauh dan
PengembaraanX
16
Mengikuti Kegiatan di
Kwartir Ranting, Cabang,
Daerah maupun Nasional
menyesuaikan
No KegiatanBulan Ke
Keterangan
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PRAMUKA PENGGALANG
JANUARI 2019 - JUNI 2019
124
No. Jenis Sarana/Prasarana ∑ Kondisi Keterangan
1 Sanggar Gugus Depan 1 Kurang Baik Kurang Memadai
2 Bendera merah putih 2 Baik Memadai
3 Bendera WOSM 2 Baik Memadai
4 Bendera Gudep 2 Baik Memadai
5 Bendera Semapore 30 Baik Memadai
6 Bendera Morse 30 Baik Memadai
7 Bendera Regu 7 Baik Memadai
8 Naskah upacara 1 Baik Memadai
9 Alat permainan penggalang 5 Baik Memadai
10 Peluit 30 Baik Memadai
11 Tongkat 30 Baik Memadai
12 Tali 30 Baik Memadai
13 Kompas 10 Baik Memadai
14 Lampu/senter 10 Baik Memadai
15 Peta tofografi 5 Baik Memadai
16 Tenda regu 15 Baik Memadai
17 Tenda dapur 3 Baik Memadai
18 Alat kebersihan lengkap 3 Set Baik Memadai
19 Alat dan kotak P3K lengkap 2 Set Baik Memadai
20 Alat dapur dan box penyimpanan 2 Set Baik Memadai
21 Lemari penyimpanan perlengkapan 2 Baik Memadai
22 Rak buku-buku kepramukaan 2 Baik Memadai
23 Tempat latihan/lapangan 1 Kurang Baik Kurang Memadai
136
BIODATA PENULIS
Uum Durratun Najah, lahir di Jakarta pada tanggal 11
April 1995. Anak kedua dari 4 bersaudara, lahir dari
pasangan Bapak Nawawi Sulaeman dan Ibu Ru’yatul
Hilal. Sebelum duduk dibangku kuliah, penulis
menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK. At-
Tahriah, kemudian melanjutkan di tingkat dasar MI.
Manbaul Khairaat, selanjutnya menempuh pendidikan di
MTs. Da’il Khairaat dan MA. Minhajut Tholibin. Saat ini
penulis merupakan mahasiswi tingkat akhir dari Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan Jurusan Manajemen
Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alamat email penulis