pembentukan karakter bagi santri melalui...

158
i PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL-MUNTAHA SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Siti Zubaidah NIM : 23010150244 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2019

Upload: others

Post on 01-Feb-2020

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

i

PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN

(STUDI KASUS PONDOK PESANTREN

TAHFIDZUL QUR’AN AL-MUNTAHA SALATIGA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Siti Zubaidah

NIM : 23010150244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2019

Page 2: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

ii

Page 3: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

iii

PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN

(STUDI KASUS PONDOK PESANTREN

TAHFIDZUL QUR’AN AL-MUNTAHA SALATIGA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Siti Zubaidah

NIM : 23010150244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2019

Page 4: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

iv

Page 5: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

v

Page 6: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

vi

Page 7: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

vii

MOTTO

Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta

berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

(Q.S Al-A‟raf: 199)

Page 8: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan rahmat serta karunia-

Nya. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Amat Rifa‟i dan Ibu Parijah yang

senantiasa mencurahkan kasih sayang dan tidak lepas untuk merapalkan

do‟a yang terbaik untuk penulis.

2. Kakakku satu-satunya Anganatun Kamaliyah beserta keluarga yang selalu

memberikan dukungan serta do‟a kepada penulis.

3. Ibu Ny. Hj. Siti Zulaecho, AH beserta dewan asatidz PPTQ Al-Muntaha

yang tak pernah lelah membimbing penulis, senantiasa penulis nantikan

barokah dan ridhonya.

4. Teman-temanku, Ryda, Maeda, Maya, Novi, Diyah, Choti‟, Ani, Indri,

dek putri, dan dek sinta atas semua do‟a, motivasi dan semangat kalian.

5. Santriwati PPTQ Al-Muntaha Salatiga.

6. Teman-teman PAI angkatan 2015.

7. Semua yang telah memotivasi penulis dan yang telah terlibat dalam

penulisan skripsi ini.

Page 9: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan

karuniaNya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pembentukan Karakter bagi Santri Melalui Kultur Pesantren

(Studi Kasus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha Salatiga). Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad

Saw. yang menjadi suri tauladan bagi manusia dan yang dinantikan syafaatNya di

hari kiamat kelak.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi kewajiban dan syarat guna

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulisan skripsi tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak yang bersedia membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag.

2. Dekan FTIK, Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag.

3. Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga, Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M,Si.

4. Dosen pembimbing akademik, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. yang telah

memberikan bimbingan dengan maksimal.

5. Dosen pembimbing skripsi, Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.S.I.yang

telah mencurahkan seluruh tenaga, pikiran serta bimbingannya dengan

penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.

Page 10: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

x

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali ilmu selama

saya belajar di kampus tercinta ini.

7. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaecho AH, yang senantiasa penulis nantikan

barokah serta ridonya.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna. Dengan demikian, kritik dan saran selalu

penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

bagi para pembaca lainnya.

Salatiga, 04 September 2019

Penulis,

Siti Zubaidah

NIM. 23010150244

Page 11: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ....................................................................... i

LEMBAR BERLOGO IAIN .......................................................................... ii

HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITI ............................... vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

ABSTRAK ................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 8

2. Manfaat Praktis ............................................................................ 9

E. Penegasan Istilah ................................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 12

Page 12: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................................. 14

B. Kajian Pustaka .................................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 47

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 48

C. Sumber Data ..................................................................................... 48

D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 49

E. Analisis Data .................................................................................... 51

F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................ 53

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data .................................................................................... 55

B. Analisis Data .................................................................................... 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 94

B. Saran ................................................................................................. 96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 100

Page 13: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana ....................................................... 58

2. Tabel 1.2 Struktur Organisasi Masa Bakti 2019/2020 ..................... 59

3. Tabel 1.3 Tenaga Edukatif PPTQ Al-Muntaha ................................ 60

4. Tabel 1.4 Kegiatan Harian Santri ..................................................... 61

5. Tabel 1.5 Kegiatan Mingguan Santri ............................................... 61

6. Tabel 1. 6 Kegiatan Bulanan Santri ................................................. 62

7. Tabel 1.7 Kegiatan Tahunan Santri .................................................. 62

8. Tabel 1.8 Daftar Nama Informan ..................................................... 71

Page 14: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Nilai SKK............................................................................ 100

2. Pedoman Wawancara ..................................................................... 104

3. Transkip Wawancara ...................................................................... 110

4. Foto-foto Kegiatan Penelitian ........................................................ 136

5. Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 139

6. Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 140

7. Nota Pembimbing Skripsi .............................................................. 141

8. Lembar Konsultasi ......................................................................... 142

9. Daftar Riwayat Hidup Penulis ....................................................... 143

Page 15: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

xv

ABSTRAK

Zubaidah, Siti. 2019. Pembentukan Karakter bagi Santri Melalui Kultur

Pesantren (Studi Kasus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

Salatiga). Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Dra. Ulfah Susilawati, M.S.I.

Kata Kunci: Pembentukan; Karakter; Kultur; Pondok Pesantren

Penelitian ini membahas tentang pembentukan karakter bagi santri

melalui kultur pesantren (studi kasus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an

Al-Muntaha Salatiga). Fokus penelitian ini meliputi: (1) Bagaimana

pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an

Al-Muntaha Salatiga, (2) apa saja karakter santri yang terbentuk melalui

kultur pesantren di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-muntaha

Salatiga.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data dan hasil

penelitian yang diperoleh diolah dan dijelaskan berdasarkan deskripsi

penulis. Sumber data yang diambil melalui sumber data primer yakni dari

pengasuh, dewan asatidz, santriwati, dan sumber sekunder yakni

diperoleh dari dokumen dan foto-foto yang berkaitan PPTQ Al-Muntaha

Salatiga. Peneliti bertindak sebagai partisipan. Adapun prosedur

pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pembentukan karakter

bagi santri di PPTQ Al-Muntaha Salatiga melalui: pendidikan keteladanan,

pendidikan adat kebiasaan, pendidikan nasihat, pendidikan memberikan

perhatian, pendidikan dengan memberikan hukuman, dan pendidikan

melalui kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren. (2) karakter santri yang

terbentuk melalui kultur pesantren di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an

Al-Muntaha Salatiga yakni peduli lingkungan, kerja keras, kerjasama,

tanggung jawab, kebersamaan, kreatif, percaya diri, kekompakan, peduli,

saling tolong menolong, solidaritas, tenggang rasa, demokratis, kejujuran,

rasa ingin tahu, menghormati pendapat orang lain, saling menghargai,

toleransi, tidak sombong, menerima apa adanya, tidak boros, prihatin,

disiplin, tidak membuang-buang waktu, rajin, ulet, ketawadhu‟an, ta‟dzim,

religius, menjaga perilaku, tutur kata yang sopan dan lemah lembut.

Page 16: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gambaran suram masyarakat Indonesia masih dapat dirasakan

setelah hampir 66 tahun Indonesia merdeka, 46 tahun kejatuhan orde lama,

dan 13 tahun tumbangnya orde baru, serta lahirnya gerakan reformasi. Kita

menyaksikan ada dan berkembangnya fragmentasi kehidupan, menguatnya

egoisme pribadi dan kolektif, marak dan meluasnya aneka konflik,

rusaknya komunitas moral, banyaknya praktik tanpa acuan teori dan teori

tanpa implementasi, dan meluasnya aneka kesenjangan yang mengisi

pemberitaan media publik. Identitas karakter bangsa semakin tidak jelas,

nyaris kehilangan jati diri. Menghormati jabatan lebih penting dari

menghormati pribadi sebagai manusia. Pemahaman dan penghormatan

terhadap manusia dan kemanusiaanya terlupakan (Zuchdi, 2011: 3).

Merebaknya isu-isu moral dikalangan remaja seperti pengguna

narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran antar pelajar,

pembunuhan, penipuan, dan masih banyak lagi, sudah menjadi masalah

sosial yang sampai sekarang belum teratasi.

Bukan musuh bersenjata yang menjadi lawan bangsa ini, akan

tetapi pribadi bangsa dalma menghadapi arus globalisasi menurut pakar

ahli tertumpu pada empat kekuatan global, yaitu: Ilmu pengetahuan

Page 17: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

2

Teknologi dan seni (IPTEKS), terutama salam bidang informasi dan

inovasi-inovasi baru di dalam teknologi yang mempermudah kehidupan

manusia, perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan IPTEKS,

kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan kehidupan

bersama dari bangsa-bangsa tanpa mengenalbatas Negara, meningkatnya

kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban manusia di

dalam kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu semakin meningkatnya

kesadaran bersama dalam berdemokrasi (Anisah, Jurnal MUDARRISA, 1,

Juni, 2009: 118-119).

Karakter merupakan hal yang sangat esensial dalam berbangsa dan

bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi

penerus bangsa. Karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan

sehingga bangsa ini tidak terombang-ambing. Karakter tidak datang

dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi

bangsa yang bermartabat (Zubaedi, 2011: 13)

Pada masa sekarang ini kebudayaan semakin berkembang pesat.

Akan tetapi karakter generasi bangsa mengalami kemrosotan. Jika tidak

dibekali dengan ilmu dan iman yang kuat maka generasi muda yang akan

datang menjadi generasi yang lemah. Salah satu kunci untuk mengurangi

permasalahn adalah pendidikan.

Ridwan dan Kadri (2016: 6) mengatakan pendidikan tidak hanya

terkait dengan bertambahnya ilmu pengetahuan, namun harus mencakup

Page 18: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

3

aspek sikap dan perilaku sehingga dapat menjadikan anak sebagai manusia

yang bertakwa, berilmu, dan berakhak mulia.

Tujuan pendidikan nasional Indonesia menggambarkan kualitas

manusia yang baik menurut bangsa Indonesia, sehat jasmani rohani,

berpengetahuan dan ketrampilan, kreativitas dan bertanggung jawab,

demokrasi, tenggang rasa, kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti

yang luhur (Ahmad Tafsir, 2008: 15). Hal ini sejalan dengan konsep

pendidikan Islam, pendidikan Islam merupakan suatu pendidikan yang

memiliki warna tersendiri. Islam menghendaki agar manusia dididik

supaya mereka mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang

telah digariskan oleh Allah Swt melalui kitab suci yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu kitab suci al-Qur‟an. Tujuan hidup

manusia menurut Qs. Al-Azdariyat ayat 56 ialah beribadah kepada Allah

Swt (Syafri, 2014: 49).

”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku”.

Demi terwujudnya tujuan hidup manusia, dibutuhkan suatu

lembaga yang mencetak kader-kader sebagai penerus bangsa. Muncullah

lembaga-lembaga pendidikan Islam merupakan salah satu usaha konkret

dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

Sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren

tetap akan menarik untuk dikaji dan diteliti kembali. Pesantren adalah

Page 19: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

4

lembaga pendidikan Islam yang memepunyai kekhasan tersendiri serta

berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya, juga mengandung makna

keaslian kultur di Indonesia (Indigenous) (Yasmadi, 1997: 3).

Salah satu lembaga pendidikan Islam yang merupakan subkultural

masyarakat Indonesia adalah pesantren. Pada awal dididirikannya,

pesantren tidak semata-mata ditujukan untuk memperkaya pikiran santri

(murid) tetapi meningkatkan moral (akhlaq), memotivasi, menhargai nilai-

nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan tingkah laku dan bermoral

serta mempersiapkan para santri untuk hidup sederhana dan bersih hati.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan sosial keagamaan tidak

muncul begitu saja, tetapi diikuti oleh suatu proses. Kontak budaya antara

masyarakat Jawa dengan pusat-pusat keIslaman dan keilmuan Islam telah

memperkenalkan budaya dari luar Jawa termasuk sistem pendidikan Islam

kepada masyarakat Jawa (Asrohah, 2004: 6).

Ghazali (2002: 13) mengatakan pondok pesantren sebagai lembaga

pendidikan Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan

perubahan zaman, terutama sekali adanya dampak kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Perubahan bentuk pesantren bukan berarti

sebagian pondok pesantren yang telah hilang kekhasanya. Dalam hal ini

pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan Islam yang

tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk masyarakat.

Pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan, dakwah,

kemasyarakatan dan bahkan lembaga perjuangan. Kelebihan yang selama

Page 20: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

5

ini dimiliki pesantren, tentunya menjadi aspek pendukung yang kuat bagi

kehidupan kultur pesantren hingga saat ini. Pesantren pada dasarnya selalu

menanamkan spirit percaya pada diri sendiri, bersifat mandiri, sederhana

dan rasa solidaritas (ukhuwwah) yang tinggi. Karakter seperti ini secara

refleksi tampak pada alumni-alumni pesantren yang sudah terjun di

masyarakat (Berlin, Terj., Sonhaji Saleh, 1988: 89).

Lebih dari itu pesantren merupakan lembaga pendidikan yang

mempunyai khazanah intelektual yang tinggi, bahkan melebihi perguruan

tinggi Islam. Dilihat dari model-model pembelajaran, sarana dan

prasarana, lingkungan, bahkan materi-materi yang dipelajari. Pembelajaran

pesantren yang tidak terikat waktu sehingga santri bebas belajar menurut

materi yang disukai sesuai dengan kemampuannya.

Pendidikan pesantren secara umum, dikenal sebagai bentuk

pendidikan tradisional yang menekankan pada ajaran pokok agama Islam,

seperti tauhid/aqidah, al-Qur‟an, hadist, fiqih, ushul fiqhh, dan tata cara

beribadah sesuai tuntunan al-Qur‟an dan Hadist. Tradisi tersebut telah

dibuktikan oleh masyarakat melalui perjalan sejarah yang panjang dalam

kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa. Ada beberapa faktor

yang menyebabkan tradisi pesantren bercorak toleran dan terbuka,

pertama pesantren merupakan lembaga berbasis realitas sosial yang

tumbuh dan berkembang bersama masyarakat oleh karena itu memiliki

kohesi sosial dengan masyarakat sekitar, kedua pesantren mencerminkan

budaya masyarakat setempat, ketiga nilai dan ajaran pesantren dapat

Page 21: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

6

beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. Modal sosial dan kultur

intelektual pesantren tersebut, menjadi landasan terbentuknya sistem dan

pola pendidikan yang dimiliki oleh pesantren. Sistem dan pola pendidkan

lahir dari suatu kultur yang mapan dan berkarakter, meskipun pada sisi

lain pembentukan suatu kultur merupakan hasil dari rangkaian proses atau

susunan kebiasaann yang dilakukan secara terus menerus hingga

membentuk pola. Pola adalah bagian terkecil dari rangkaian sebuah

sistem, sedangkan sistem merupakan salah satu bagian dari kultur yang

lebih luas. Kultur sebagai aspek yang meliputi dan mendominasi

komponen lain dalam pesantren memberikan pengaruh terhadap corak dan

sistem dan pola pendidikana yang ada (Malik, Jurnal Pembanguan

Pendidikan Fondasi dan Aplikasi, 2, Desember, 2016: 104).

Pembentukan karakter di pondok pesantren merupakan alah satu

kegiatan yang penting untuk membentuk mental santri supaya memiliki

pribadii yang bermoral dan berakhlak yang baik. Salah satu faktor dalam

pembentukan karakter adalah kebiasaan atau adat istiadat. Kebiasaan

tersebut dilakukan secara berulang jadi akan lebih mudah tertanam dalam

diri seseorang. Pondok pesantren merupakan tempat mempelajari

pengetahuan Islam secara matang yang dilakukan setiap waktu bahkan

selama 24 jam. Dalam kesehariannya, pondok pesantren memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Tetapi secara umum pondok pesantren

mengajarkan keIslaman, kedisiplinan, tanggung jawab, dan kebiasaan

yang dapat diterapkan pada setiap harinya. Kebiasaan pada lingkungan

Page 22: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

7

pondok pesantren inilah yang nantinya akan disalurkan dalam kehidupan

bermasyarakat.

Salah satu pesantren yang ikut berperan dalam pendidikan Islam

adalah Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha Salatiga. Penulis

taertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pembentukan karakter di

PPTQAl-Muntaha Salatiga karena merupakan salah satu pondok yang

terdiri dari santri putri saja dan memiliki nuansa yang menarik pada proses

pembelajarannya,dimana semua santri yang mukim di pondok pesantren

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda baik itu membawa dari

masing-masing daerahnya tersendiri. Adapun santri disini terdiri dari

siswa, mahasiswa, ataupun mondok saja dan itupun berbasic hafalan Al-

Qur‟an dan tidak hafalan Al-Qur‟an. Para asatidz yang mengajar juga

memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, ada yang berasal dari

pendidikan lokal (pesantren salaf) dan ada juga yang pernah menjalani

pendidikan luar negeri. Tentunya masing-masing asatidz memiliki cara

yang berbeda dalam penyampaiannya.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti karakter yang

terbentuk dari kultur atau kebiasaan yang ada pada pesantren ini. Sehingga

penulis mengambil judul skripsi, ”Pembentukan Karakter bagi Santri

Melalui Kultur Pesantren (Studi Kasus Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur‟an Al-Muntaha Salatiga)”.

Page 23: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

8

B. Fokus Penelitian

Dari pemaparan di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi

rumusan masalah dalam peneliti ini:

1. Bagaimana pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al-Muntaha

Salatiga?

2. Apa saja karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren di

PPTQ Al-Muntaha Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dipaparkan, maka tujuan

peneliti ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga.

2. Untuk mengetahui karakter santri yang terbentuk melalui kultur

pesantren di PPTQ Al-Muntaha Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, diharapkan penelitian ini

dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijalankan sebagai referensi bagi

penelitian di bidang pendidikan karakter dan kultur pesantren.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi para peneliti

lainnya untuk melakukan penelitian yang sejenis secara luas dan

mendalam.

Page 24: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

9

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bagi para

peneliti bidang pendidikan nonformal seperti pesantren.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi jajaran Dinas Pendidikan maupun instansi yang terkait,

penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam

menentukan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

khususnya bagi perkembangan karakter dan pesantren.

b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat dalam

mengaplikasikan gagasan maupun ide yang dimiliki guna

meningkatkan proses pembelajaran khususnya dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kultur

pesantren.

3. Penegasan Istilah

a. Pembentukan Karakter

Menurut Poerwadarminta (1987: 445), karakter merupakan

tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan yang lain.

Budi pekerti dalam Kamus Bahasa Indonesia diletakkan

dalam masukan “budi”, artinya (1) alat batin yang merupakan

paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk; (2)

tabiat, akhlak, watak; (3) perbuatan baik, kebaikan; (4) daya upaya,

ikhtiar; (5) akal (dalam arti kecerdikan menipu atau tipu daya).

Dan budi pekerti diartikannya sebagai tingkah laku, perangai,

Page 25: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

10

akhlak, watak. Dalam kamus ini kita menemukan bahwa budi

pekerti sama dengan akhlak, watak, tabiat, perbuatan baik,

kebaikan (Kesuma, 2012: 22).

Suyanto dalam Zuchdi (2011: 27) mendefinisikan karakter

sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap

individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup

keluarga, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah

individu yang bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang

dibuatnya.

Jadi kesimpulan dari pengertian di atas yaitu karakter

merupakan watak, cara berpikir dan berperilaku seseorang yang

akan menjadi khas tersendiri yang akan ditampilkan dalam

kehidupan berkeluarga, bermasyarakat maupun negara.

Adapun pembentukan dalam penelitian ini adalah

membentuk kepribadian yang baik dan positif untuk kehidupan

sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.

b. Kultur

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 611), kultur

berarti kebudayaan, pemeliharaan, pembudidayaan.

Kebudayaan dapat berarti sebagai keseluruhan yang

kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu penegtahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan

Page 26: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

11

yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai

anggota masyarakat (Setiadi dalam Rasimin, 2014: 91-92).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 846),

pemeliharaan merupakan proses, cara, perbuatan memelihara (kan),

penjagaan, perawatan. Sedangkan pembudidayaan adalah proses,

cara, perbuatan membudidayakan (2007: 170).

Menurut seorang sosiologi dan kritikus budaya Inggris,

Raymond William dalam Kusdi (2011: 47) istilah kultur pada

awalnya dipakai untuk menyebut aktivitas membudidayakan

tanaman atau hewan. Kemudian pengertian ini diperluas kepada

manusia dengan anggapan bahwa masyarakat “membentuk”

manusia melalui institusi keluarga, komunitas, sekolah, agama dan

lain sebagainya seperti halnya seorang petani membudidayakan

tanaman atau hewan peliharaan melalui pemupukan, penyiraman,

pemberi makanan, dan lain-lain.

Jadi kultur merupakan keseluruhan gagasan, tindakan dan

hasil karya manusia untuk kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.

Adapun konteks kultur dalam penelitian ini adalah

mengenai kultur atau kebiasaan positif yang dilakukan pada

lingkungan PPTQ Al-Muntaha Salatiga dalam kesehariannya.

c. Pesantren

Page 27: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

12

Pesantren menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 866)

berarti asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar

mengaji dst, pondok.

Kata pesantren berasal dari akar kata “santri”, yaitu istilah yang

digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di lembaga

pendidikan Islam tradisional di Jawa. Kata “santri” mendapatkan

awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti tempat para santri

menunutut ilmu (Asrohah, 2004: 30).

Jadi pesantren adalah asrama tempat orang-orang menuntut ilmu

agama atau tempat belajar mengaji para santri.

Adapun maksud pesantren dalam penelitian ini yaitu tempat atau

lingkungan untuk pembentukan karakter yaitu melalui kebiasaan

yang dilakukan pada PPTQ Al-Muntaha Salatiga.

4. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini peneliti bermaksud untuk membahas

pembentukan karakter melalui kultur pesantren pada santriwati

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an (PPTQ) Al-Muntaha Salatiga,

oleh karena itu untuk mempermudah pembaca mengikuti pembahasan

skripsi ini maka peneliti menyusun sistematika pembahasan sebagai

berikut:

Bab I merupakan pendahuluan. Berisi tentang latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan peneliti, manfaat penelitian,

penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

Page 28: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

13

Bab II merupakan kajian pustaka. Pada bab ini akan diuraikan

berbagai teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, meliputi

pengertian karakter, kultur pendidikan di pesantren, dan pembentukan

karakter di pesantren.

Bab III merupakan metode penelitian. Berisi tentang jenis

penelitian yang digunakan, lokasi dan waktu penelitian, sumber data,

prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan

data.

Bab IV merupakan paparan dan analisis data. Berisi tentang

paparan dan analisis data tentang pembentukan karakter santri melalui

kultur pesantren di PPTQ Al-Muntaha Salatiga.

Bab V merupakan penutup. Berisi kesimpulan dan saran.

Page 29: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembentukan Karakter

a. Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter

1) Karakter

Secara Etimologi, karakter diambil dari bahasa Yunani

yang berarti “to mark” (menandai). Istilah ini lebih fokus pada

tindakan atau tingkah laku (Megawangi dalam Muslich, 2012:

71).

Secara Terminologi, karakter adalah nilai-nilai yang

khas baik (tahu nilai kebaikan, maupun berbuat baik, dan

berdampak baik terhadap lingkungan) yang berpateri dalam

diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Busro dan Suwandi,

2017: 13).

Koesoema dalam Muslich (2012: 70) menyatakan

bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian

dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat

khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-

bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga

pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.

Sedangkan Imam Ghozali dalam Muslich (2012: 70)

menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu

Page 30: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

15

spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah

menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak

perlu dipikirkan lagi.

Karakter juga sering diasosialisasikan dengan istilah

apa yang disebut dengan temperamen yang lebih memberi

penekanan pada definisi psikososial yang dihubungkan dengan

pendidikan dan konteks lingkungan. Sedangkan karakter

dilihat dari sudut pandang behavioral lebih menekankan pada

unsur somatopsikis yang dimiliki seseorang sejak lahir.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses

perkembangan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh

banyak faktor yang khas yang ada pada orang yang

bersangkutan yang juga disebut faktor bawaan (nature) dan

lingkungan (nurture) dimana orang yang bersangkutan tumbuh

dan berkembang (Busro dan Suwandi, 2017: 14).

Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan

gabungan segala sifat kejiwaan dan tingkah laku yang menjadi

ciri khas tiap individu yang membedakan dengan lainnya untuk

hidup dan bekerjasama dengan yang lainnya.

2) Pendidikan Karakter

Pendidikan dalam literatur pendidikan Islam

mempunyai banyak istilah. Beberapa istilah yang sering

digunakan adalah rabbana-yurabbi (mendidik), „allama-

Page 31: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

16

yu‟allimu (memberi ilmu), addaba-yu‟addibu (memberikan

teladan dalam akhlak), dan darrasa-yudarrisu (memberikan

pengetahuan) (Sani dan Kadri, 2016: 8).

Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang

dilakukan oleh pendidik untuk mengembangkan segenao

potensi peserta didiknya secara optimal (Wiyani, 2012: 1).

Sebagaimana tertuang di dalam UU Sisdiknas No. 20

tahun 2003 Bab 1, Pasal 1, ayat 1 menyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya sendiri

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamanaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara

(Listyarti, 2012: 15).

Jadi pendidikan merupakan suatu proses atau usaha

seorang pendidik untuk mewujudkan dan mengembangkan

semua potensi peserta didik agar memiliki jiwa dan sikap yang

berkualitas dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam perspektif Islam, pendidikan karakter secara

teoritik telah ada sejak Islam diturunkan di dunia, seiring

dengan diutusnya Nabi Muhammad Saw untuk memeperbaiki

atau menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran

Page 32: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

17

Islam sendiri mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya

menekankan pada aspek keimanan, ibadah, dan mu‟amalah,

tetapi juga akhlak. Pengamalan ajaran Islam secara utuh

(kaffah) merupakan model karakter seseorang muslim, bahkan

dipersonifikasi dengan model karakter Nabi Muhammad Saw,

yang memiliki sifat shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathonah

(STAF) (Mulyasa, 2014: 5).

Pendidikan karakter, menurut Megawangi dalam

Kesuma dkk (2012: 5) yaitu sebuah usaha untuk mendidik

anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan

mempraktikkanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada

lingkungannya.

Sedangkan Ramli dalam Narwanti (2014: 15),

pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama

dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya

adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia baik,

warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun

kriteria manusia yang baik, masyarakat yang baik, dan warga

negara yang baik bagi suatu masyarakat dan bangsanya.

Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan

sebuah usaha untuk menjadikan seseorang menjadi pribadi dan

manusia yang baik yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan

Page 33: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

18

sehari-hari sehingga memberikan konstribusi yang baik kepada

lingkungannya.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk

bangsa yang tangguh, kompetiti, berakhlak mulia, bermoral,

bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang

dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan Pancasila (Narwanti, 2014: 16).

Tujuan pendidikan karakter menurut Dharma Kesuma, Cepi

Triatna, Johar Permana (2011: 9) adalah:

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang

dianggap penting dan perlu sehingga menjadi

kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana

nilai-nilai yang dikembangkan.

2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian

dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama.

Mulyasa (2014: 9) pendidikan karakter bertujuan untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah

pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara

Page 34: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

19

utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi

lulusan pada setiap satuan pendidikan.

c. Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter berfungsi: (1) mengembangkan potensi

dasar agar berhati baik, berperilaku baik; (2) memperkuat dan

membangun perilaku bangsa yang multikultural; dan (3)

meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan

dunia (Narwanti, 2014: 17).

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010: 7), fungsi

pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan; pengembangan potensi peserta didik untuk

menjadi pribadi berperilaku baik.

2) Perbaikan; memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk

bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik

yang lebih bermanfaat.

3) Penyaringan; untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan

budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya

dan karakter bangsa yang lebih bermanfaat.

d. Nilai-Nilai Pembentukan Karakter

Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang disebut

karakter. Jadi suatu karakter melekat dengan nilai dari perilaku

Page 35: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

20

tersebut. Karenanya tidak ada perilaku anak yang tidak bebas dari

nilai.

Dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan

melekat yang mencerminkan akhlak atau perilaku yang luar biasa

tercemin pada Nabi Muhammad Saw, yaitu: (1) Siddiq, (2)

amanah, (3) fatonah, (4) tablig. Tentu dipahami bahwa empat nilai

ini merupakan esensi, bukan seluruhnya. Karena Nabi Muhammad

Saw. Juga terkenal dengan karakter kesabarannya, ketangguhanya,

dan berbagai karakter lain (Kesuma dkk, 2012: 11).

Menurut (Megawangi dalam Makmun, Jurnal Cendekia, 2,

Juli-Desember 2014: 216) ada sembilan pilar karakter yang layak

diajarkan kepada peserta didik dalam konteks pendidikan karakter,

yakni:

1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya (love Allah, trust,

reverence, loyality).

2) Kemandirian dan tanggung jawab (reponsibility, excellence,

self reliance, discipline).

3) Kejujuran dan amanah, bijaksana (trustwothiness, reliability,

honesty).

4) Hormat dan santun (respect, courtesyv, obedience).

5) Dermawan, suka menolong, dan gotong royong (love

compassion, caring, empathy, generousity, moderation,

cooperative).

Page 36: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

21

6) Percaya diri, kreatif, pekerja keras(confidence, assertivieness,

creativity, determinitation, and enthusiasm).

7) Kepemimpinan dan keadilan (justice, fairness, mercy,

leadership).

8) Baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humanity,

peacefulness).

9) Toleransi, kedamaian, dan kesatuan (tolerance, flexibility,

peacefulness).

Berikut tabel terkait nilai-nilai pembentuk karakter yang

bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan

nasional (Narwanti, 2014: 29-30).

No. Nilai Deskripsi

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakn ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan

ibadah agama lain dan hidup rukun dengan pemeluk

agama lain.

2. Jujur Prilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain

yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,

serta meyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokrasi Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama

hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin

Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat

Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

Page 37: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

22

11. Cinta Tanah

Air

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai

Pendapat

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/

Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang

lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar

Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kajian bagi dirinya.

16. Peduli

Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung

Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan manusia

saat ini menurut Kesuma dkk (2012: 12) dibagi menjadi 3 yaitu, (1)

nilai yang terkait dengan diri sendiri diantaranya jujur, kerja keras,

tegas, sabar, ulet, ceria, tangguh, terbuka, visioner, mandiri, tegar,

pemberani, reflektif, tanggung jawab, disiplin, dan sebagainya, (2)

nilai yang terkait dengan orang atau makhluk lain diantaranya

senang membantu, toleransi, murah senyum, pemurah, kooperatif,

atau mampu bekerjasama, komunikatif, amar ma‟ruf, nahi munkar,

peduli, dan sebagainya, (3) nilai yang terkait dengan kebutuhan

diantaranya ikhlas, ikhsan, iman, takwa, dan sebagainya.

e. Proses Pembentukan Karakter

Tindakan, perilaku, dan sikap anak saat ini bukanlah

sesuatu yang tiba-tiba muncul atau terbentuk atau bahkan “given”

Page 38: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

23

dari Yang Maha Kuasa. Ada sebuah proses panjang sebelumnya

yang kemudian membuat sikap dan perilaku tersebut melekat pada

dirinya. Bahkan, sedikit atau banyak karakter anak sudah mulai

terbentuk sejak dia masih berwujud janin dalam kandungan

(Narwanti, 2014: 5).

Membentuk karakter, kata Megawangi dalam narwanti

(2014: 5), merupakan proses berlangsung seumur hidup. Anak-

anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh

pada lingkungan yang berkarakter pula. Ada tiga pihak yang

memilki peran penting terhadap pembentukan karakter anak yaitu:

keluarga, sekolah, dan lingkungan. ketiga pihak tersebut harus ada

hubungan yang sinergis.

Peranan kultur sangat menentukan kualitas proses dan hasil

pendidikan karakter. Oleh karena itu diperlukan kultur lembaga

yang positif, dalam arti kultur lembaga pendidikan harus selaras

dengan nilai-nilai target, demikian juga kultur keluarga dan kultur

masyarakat. Kultur positif ini bagaikan ladang yang subur untuk

penyemaian dan tumbuh kembang benih-benih moralitas

pembangunan karakter terpuji/akhlak/budi pekerti luhur.

Strategi pembentukan karakter yang ditawarkan oleh

Kirchenbaum dalam Zuchdi (2009: 52) dalam pendekatan nilai dan

moral, dibagi menjadi 5 metode yakni:

1) Inkulkasi

Page 39: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

24

2) Keteladanan

3) Fasilitasi

4) Pengembangan ketrampilan

5) Pengembangan program pendidikan nilai

Dengan kata lain pengembangan karakter terpuji/akhlak

mulia/budi pekerti luhur memerlukan pengembangan ketajaman

berpikir, bernalar, pemberian teladan, dan pembiasaan secara terus

menerus.

Anis Matta dalam Membentuk Karakter Muslim

menyebutkan beberapa kaidah pembentukan karakter sebagai

berikut:

1) Kaidah Kebertahapan

Proses pembentukan dan pengembangan karakter

harus dilakukan secara bertahap. Orang tidak bisa dituntut

untuk berubah sesuai yang diinginkan secara tiba-tiba dan

instan.

2) Kaidah Kesinambungan

Seberapa pun kecilnya porsi latihan yang terpenting

adalah kesinambungannya. Proses yang berkesinambungan

inilah yang nantinya membentuk rasa dan warna berpikir

seseorang yang lama-lama akan menjadi kebiasaan dan

seterusnya menjadi karakter pribadinya yang khas.

3) Kaidah Momentum

Page 40: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

25

Pergunakan berbagai momentum peristiwa untuk

fungsi pendidikan dan latihan.

4) Kaidah Motivasi Instrinsik

Karakter yang kuat akan terbentuk sempurna jika

dorongan yang menyertainya benar-benar lahir dari dalam

diri sendiri.

5) Kaidah Pembimbingan

Pembentukan karakter ini tidak bisa dilakukan tanpa

seorang guru/pembimbing. Kedudukan seorang

guru/pembimbing ini adalah untuk memantau dan

mengevaluasi perkembangan seseorang.

Metode pendidikan yang influentif terhadap anak

menurut „ulwan (1981: 1-174) tersimpul dalam lima masalah

di bawah ini:

1) Pendidikan dengan Keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode

influentif yang paling menyakinkan keberhasilannya dalam

mempersiapkan dan membentuk anak di dalam moral,

spiritual dan sosial. Hal ini karena pendidik adalah contoh

terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam

tindak-tanduknya, dan tata santunnya, disadari ataupun tidak,

bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan suatu gambaran

Page 41: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

26

pendidik tersebut, baik dalam ucapan atau perbuatan, baik

material atau spiritual, diketahui atau tidak diketahui.

Mengutus Nabi Muhammad saw sebagai teladan yang

baik nagi umat muslimin di sepenjang sejarah, dan bagi umat

manusia disetiap saat dan tempat, sebagai pelita yang

menerangi, sebagai purnama yang memeberi petunjuk. Sesuai

dengan firman Allah swt dalam QS. Al- Ahzab ayat 21

(„Ulwan, 1981: 4).

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik”.

2) Pendidikan dengan Adat Kebiasaan

Peranan pembiasaan, pengajaran dan pendidikan

dalam pertumbuhan dan perkembangan anak akan

menemukan tauhid yang murni, keutamaan- keutamaan budi

pekerti, spiritual dan etika agama yang lurus.

Dan masalah yang tidak dipertantangkan adalah

bahwa, sang anak, jika dengan mudah ia berhadapan dengan

dua faktor: faktor pendikan Islam yang utama dan faktor

pendidikan lingkungan yang baik, maka sesungguhnya sang

anak akan tumbuh dalam iman yang hak, akan berhiaskan diri

Page 42: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

27

dengan etika Islam, dan sampai pada puncak keutamaan

spiritual dan kemuliaan personal.

3) Pendidikan dengan Nasihat

Metode lain yang penting dalam pendidikan,

pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan

sosial anak, adalah pendidikan dengan pemberian nasihat.

Sebab, nasihat ini dapat membukakan mata anak-anak pada

hakekat sesuatu, dan mendorongnya menuju situasi luhur,

dan menghiasinya dengan akhlak yang mulia, dan

membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.

Dan al-Qur‟an, telah menegaskan pengertian ini

dalam banyak ayat, berulang kali menyebutkan manfaat dari

peringatan. Bahkan memberi pengaruh dengan kata-kata yang

berpetunjuk dan nasihat yang tulus dalam QS. Qaaf ayat 37

(„Ulwan, 1981: 68).

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau

yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia

menyaksikannya”.

Metode al-Qur‟an dalam menyajikan nasihat dan

pengajaran mempunyai ciri tersendiri, sebagai berikut:

Page 43: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

28

a) Menyeru untuk memeberikan kepuasan dengan

kelembutan atau penolakan.

b) Metode cerita dengan disertai tamsil ibarat dan nasihat.

c) Pengarahan al-Qur‟an dengan wasiat dan nasihat.

4) Pendidikan dengan Memberikan Perhatian

Yang dimaksud dengan pendidikan dengan perhatian

adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa

mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan akidah dan

moral, persiapan spiritual dan sosial, di samping selalu

bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan daya hasil

ilmiahnya.

Permasalahan yang harus diketahui oleh para

pendidik dengan perhatian dan pengawasan tidak hanya

terbatas pada satu dua segi perbaikan dalam pembentukan

jiwa umat manusia, akan tetapi juga meliputi:

a) Perhatian segi keimanan pada anak

b) Perhatian segi moral anak

c) Perhatian segi mental dan intelektual anak

d) Perhatian segi jasmani anak

e) Perhatian segi psikolog anak

f) Perhatian segi sosial anak

g) Perhatian segi spiritual anak

5) Pendidikan dengan Memberikan Hukuman

Page 44: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

29

Pada dasarnya, hukum-hukum syari‟at Islam yang

lurus dan adil, prinsip-prinsipnya yang universal, berkisar di

sekitar penjagaan bermacam keharusan asasi yang tidak bisa

dilepas oleh umat manusia. Manusia tak bisa hidup tanpa

hukum. Dalam hal ini, para imam mujtahid dan ulama ushul

fiqih membatasi pada lima perkara. Mereka menamakannya

sebagai ”al-kulliyatul-khamsu” (lima keharusan). Yakin,

“Menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga kehormatan,

menjaga akal dan menjaga harta benda”. Dan mereka berkata,

„sesungguhnya semua ada dalam peraturan Islam, hukum-

hukum, prinsip-prinsip dan tasyri‟, semuanya bertujuan untuk

menjaga dan memelihara keseluruhan ini”.

Metode yang diberikan Rasulullah Saw bagi pendidik

untuk memperbaiki penimpangan anak, mendidik,

meluruskan kebengkokannya, membentuk moral dan

spiritualnya, diantaranya yaitu:

a) Menunjukkan kesalahan dengan pengarahan

b) Menunjukkan kesalahan dengan keramah tamahan

c) Menunjukkan kesalahan dengan memberikan isyarat

d) Menunjukkan kesalahan dengan kecaman

e) Menunjukkan kesalahan dengan memutuskan hubungan

(meninggalkannya)

f) Menunjukkan kesalahan dengan memukul

Page 45: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

30

g) Menunjukkan kesalahan dengan memberikan hukuman

yang menjerakan.

2. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Istilah pondok berasal dari pengertian asrama-asrama para

santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang terbuat dari

bambu, atau barangkali berasal dari kata Arab funduq yang berarti

hotel atau asrama (Asrohah, 2004: 32).

Sedangkan pesantren, berasal dari kata “santri” dengan

awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat para santri

(Yasid, 2018:153).

Profesor Johns dalam Dhofier (1983: 18) berpendapat

bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru

mengaji. Sementara menurut Madjid dalam Yasid (2018: 154),

terdapat dua pendapat mengenai arti kata “santri” tersebut.

Pertama, pendapat yang menyebutkan berasal dari kata shantri ,

yaitu bahasa Sanskerta yang berarti “melek huruf”. Kedua,

pendapat yang menyebut bahwa kata tersebut berasal dari bahasa

Jawa, chantrik, yang berarti seseorang yang selalu mengikuti

seorang guru ke manapun guru itu pergi yang mirip dengan bahasa

India, shantri, yang berarti orang yang mengetahui buku-buku suci

agama Hindu atau orang yang ahli kitab suci.

Page 46: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

31

Selanjutnya, kata “pondok” dan “pesantren” digabung

sehingga membentuk pondok pesantren. Pondok pesantren

menurut Arifin dalam Yasid (2018: 154), adalah suatu lembaga

pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat

sekitar dengan sistem asrama (kompleks) tempat santri-santri

menerima pendidikan agama Islam melalui sistem pengajian atau

madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari

leadership seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri khas

karismatik serta independen dalam segala hal.

Sementara menurut Zuhairi dalam Yasid (2018: 154),

pondok pesantren adalah tempat murid-murid (disebut santri)

mengaji agama Islam dan sekaligus diasramakan ditempat tersebut.

Dengan demikian pondok pesantren adalah asrama santri

atau murid-murid untuk mendapatkan ilmu pengetahuan agama

Islam melalui sistem pengajian ataupun madrasah di bawah

kedaulatan dari kepemimpinannya dan dibantu oleh ustadz atau

guru lainnya melalui metode dan teknik yang khas.

b. Karakteristik Pondok Pesantren

Ghazali (2001: 17) mengatakan pondok pesantren sebagai

Lembaga Pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan lainnya

baik dari aspek sistem pendidikan maupun unsur pendidikan yang

dimilikinya. Terlihat dari proses belajar mengajarnya yang

cenderung sederhana dan tradisional, sekalipun juga terdapat

Page 47: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

32

pesantren yang bersifat memadukannya dengan sistem pendidikan

modern. Yang mencolok dari perbedaan itu adalah perangkat-

perangkat pendidikannya baik perangkat lunak (software) maupun

perangkat keras (hardware)nya. Keseluruhan perangkat pendidikan

itu merupakan unsur-unsur dominan dalam keberadaan pondok

pesantren.

Mukti Ali dan Alamsyah Ratu Pramiranegara dalam Yasid (2018:

178) melakukan identifikasi karakteristik yang menjadi ciri khas

pondok pesantren, antara lain:

1) Adanya hubungan akrab antara para santri dengan kiai.

2) Ketundukan santri pada figur kiai.

3) Kesederhanaan dan hemat

4) Kemandirian

5) Ta‟awun

6) Disiplin dalam memanfaatkan waktu dan berpakaian.

7) Sikap mental berani menderita telah menjadi bagian intregal di

kalangan para santri.

8) Kehidupan agama yang baik.

9) Kultur kitab kuning dan wacana keislaman klasik yang sangat

kuat dalam tradisi pondok pesantren.

c. Unsur Pondok Pesantren

(Dhofier dalam Ghazali, 2002: 17) mengajukan lima unsur

pondok pesantren yang melekat atas dirinya yang meliputi:

Page 48: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

33

pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, santri dan

kyai.

1) Masjid

Masjid pada hakekatnya merupakan sentral kegiatan

muslimin baik dalam dimensi ukhrawi maupun duniawi dalam

ajaran Islam, karena pengertian yang lebih luas dan maknawi

masjid memberikan indikasi sebagai kemampuan seseorang

abdi dalam mengabdi kepada Allah yang disimbolkan sebagai

adanya masjid (tempat sujud).

Masjid adalah sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar

mengajar. Menurut (Dhofier dalam Madjid, 2002: 65)

kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi

pesantren merupakan manifestasi universalisme dasar sistem

pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain, kesinambungan

sistem pendidikan Islam yang berpusat pada masjid al-Quba

didirikan dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad tetap

terpancar dalam sistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjid

telah menjadi pusat pendidikan Islam. Dimanapun kaum

muslimin berada, mereka selalu menggunakan masjid sebagai

tempat pertama pusat pendidikan, aktivitas administrasi, dan

kultural.

2) Pondok

Page 49: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

34

Setiap pesantren pada umumnya memiliki pondokan.

Pondok dalam pesantren pada dasarnya merupakan dua kata

yang sering penyebutannya tidak dipisahkan menjadi “Pondok

Pesantren”, yang berarti keberadaan pondok dalam pesantren

merupakan wadah penggemblengan, pembinaan, dan

pendidikan serta pengajaran ilmu pengetahuan.

3) Kyai

Ciri yang paling esensial bagi suatu pesantren adalah

adanya seorang kyai. Kyai pada hakekatnya adalah gelar yang

diberikan kepada seseorang yang mempunyai ilmu di bidang

agama dalam hal ini agama Islam. Keberadaan kyai dalam

pesantren sangat sentral sekali. Suatu lembaga pendidikan

Islam disebut pesantren apabila memiliki tokoh sentral yang

disebut kyai. Jadi kyai di dalam dunia pesantren sebagai

penggerak dalam mengemban dan mengembangkan pesantren

sesuai dengan pola yang dikehendaki.

Sebagai salah satu unsur dominan dalam kehidupan

sebuah pesantren, kyai mengatur irama perkembangan dan

kelangsungan kehidupan suatu pesantren dengan keahlian,

kedalaman ilmu, karismatik, dan ketrampilannya. Sehingga

tidak jarang sebuah pesantren tanpa memiliki manajemen

pendidikan yang rapi. Segala sesuatu terletak pada

kebijaksanaan dan keputusan kyai. Kyai dapat juga dikatakan

Page 50: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

35

tokoh non-formal yang ucapan-ucapan dan seluruh perilakunya

akan dicontoh oleh komunitas disekitarnya. Kyai berfungsi

sebagai sosok model atau teladan yang baik (uswah hasanah)

tidak saja bagi para santrinya, tetapi juga bagi seluruh

komunitas disekitar pesantren (Madjid, 2002: 64).

4) Santri

Istilah santri hanya terdapat di pesantren sebagai

pengejawentahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu

pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin

sebuah pesantren.

Di dalam proses belajar mengajar ada dua tipologi

santri yang belajar di pesantren berdasarkan hasil penelitian

(Dhofier dalam Ghazali, 2002: 23).

a) Santri Mukim

Santri mukim yaitu santri yang menetap, tinggal

bersama kyai dan secara aktif menuntut ilmu dari seorang

kyai.

b) Santri Kalong

Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid

yang berasal dari desa sekitar pondok pesantren yang pola

belajarnya tidak dengan jalan menetap di dalam pondok

pesantren, melainkan semata-mata belajar dan secara

langsung pulang ke rumah setelah belajar di pesantren.

Page 51: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

36

5) Pengajaran Kitab-Kitab Islam Klasik

Kitab-kitab Islam klasik biasanya dikenal dengan

istilah kuning yang terpengaruh oleh warna kertas. Kitab-kitab

itu ditulis oleh ulama zaman dulu yang berisikan tentang ilmu

keislaman seperti: fiqih, hadits, tafsir maupun tentang akhlak.

Menurut (Madjid, 2002: 68) kitab kuning sebagai salah satu

unsur mutlak dari proses belajar mengajar di pesantren sangat

penting dalam membentuk kecerdasan intelektual dan

moralitas kesalehan (kualitas keberagaman) pada diri santri

(thalib).

Waktu pengajian kitab kuning ditentukan pagi dan sore

hari atau pagi hari hingga menjelang masuk sekolah. Sistem

yang diberikan adalah wetonan, sorogan dan bandongan.

Dalam hal ini seorang kyai memberikan penjelasan dan

pandangan tentang kitab tersebut disamping cara membacanya.

Kurikulum pelajaran kitab kuning disertakan sepenuhnya dan

seutuhnya kepada kyainya.

3. Kultur Pesantren

a. Pengertian Kultur

Beragam definisi dikemukakan oleh para ahli dalam

memberikan batasan tentang “pengertian budaya atau sering

disebut kultur”. Para pakar antropologi budaya Indonesia

umumnya sependapat bahwa “kebudayaan” berasal dari bahasa

Page 52: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

37

Sansekerta budhayah. Kata budhayah adalah bentuk jamak dari

budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Secara terminologis, kata

“kebudayaan” berarti hal-hal yang berkaitan dengan akal

(Koentjaraningrat dalam Maran, 2007: 24).

Kata “kebudayaan” itu sepadan dengan kata culture dalam

bahasa Inggris. Kata culture itu sendiri berasal dari bahasa Latin

colore yang berarti merawat, memelihara, menjaga, mengolah,

terutama mengolah tanah atau bertani (Maran, 2007: 24-25).

Bagi Koentjaraningrat dalam Ali (2016: 38), budaya adalah

keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia

dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia

dengan belajar.

Sedangkan menurut Tylor dalam Maran (2007: 26),

menggunakan kata kebudayaan untuk menunjukkan “keseluruhan

kompleks dari ide dan segala sesuatu yang dihasilkan manusia

dalam pengalaman historisnya”. Termasuk disini ialah

“pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan

kemampuan serta perilaku lainnya yang diperoleh manusia sebagai

anggota masyarakat.

Jadi kultur sepadan dengan kebudayaan, kebudayaan adalah

suatu cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat,

kemudian diwariskan secara turun temurun yang meliputi

Page 53: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

38

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan

kemampuan serta perilaku lainnya.

Menurut antropolog Clifford Gerrtz, salah satu ilmuwan

yang memberikan sumbangan penting dalam mendeskripsikan

tentang peengertian kultur pesantren mengemukakan bahwa kultur

pesantren dapat dideskripsikan sebagai pola nilai-nilai, ritual, mitos

dan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang

pesantren atau suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara

hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan dan

sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya

(Zamroni, 2000: 149).

Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) Khairil

Anwar Notodiputro mengatakan bahwa pesantren merupakan

“tambang emas” dan contoh pengembangan model pendidikan

karakter di Indonesia. Pesantren merupakan pola pendidikan yang

konsen dalam pengembangan karakter, karena karakter menjadi

variabel terpenting dalam pola pendidikan yang dikembangkan di

pesantren. Nilai-nilai yang diajarkan pesantren menurutnya adalah

budaya ikhlas, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwwah Islamiyah,

ukhwwah Wathaniyah atau persaudaraan kebangsaan,

mempertahankan warisan budaya tradisional bercorak lokal

(Fahham, Pusat Pengkajian Data dan Informasi, 2013: 30).

Page 54: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

39

Salah satu contoh nilai-nilai yang berperan penting dalam

membentuk karakter santri yang hidup di pesantren adalah nilai-

nilai yang disebut dengan “panca-jiwa” pesantren. Nilai-nilai ini

menjadi landasan dan motor penggerak seluruh aktivitas yang ada

di pesantren. Pancajiwa pesantren terdiri dari: (1) keikhlasan, (2)

kesederhanaan, (3) kemandirian, (4) persaudaraan, dan (5)

kebebasan dalam menentukan lapangan perjuangan dan kehidupan.

Meskipun demikian, tidak semua pesantren menganut sistem nilai

ini. Pesantren yang secara eksplisit menerapkan sistem nilai

“panca-jiwa” itu pada umumnya pesantren yang bercorak modern

(Makmun, Jurnal Cendekia, 2, Juli-Desember, 2014: 213).

b. Unsur-Unsur Kebudayaan

Menurut Maran (2007: 38) setiap kebudayaan mempunyai

tujuh unsur dasar, yaitu:

1) Kepercayaan

Kepercayaan berkaitan dengan pandangan tentang

bagaimana dunia ini beroperasi. Kepercayaan itu bisa berupa

pandangan-pandangan atau interpretasi-interpretasi tentang

masa lampau, bisa berupa penjelasan-penjelasan tentang masa

sekarang, bisa berupa prediksi-prediksi tentang masa depan,

dan bisa juga berdasarkan common sense¸akal sehat,

kebijaksanaan yang dimiliki suatu bangsa, agama, ilmu

pengetahuan, atau suatu kombinasi antara semua hal tersebut

Page 55: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

40

2) Nilai

Jika kepercayaan menjelaskan apa itu sesuatu, nilai

menjelaskan apa yang seharusnya terjadi. Nilai mengacu pada

apa atau sesuatu yang oleh manusia dan masyarakat dipandang

sebagai yang paling berharga. Dengan perkataan lain, nilai itu

berasal dari pandangan hidup suatu masyarakat. Pandangan

hidup itu berasal dari sikap manusia terhadap Tuhan, terhadap

alam semesta dan terhadap sesamanya.

3) Norma dan Sanksi

Jika nilai itu cita-cita abstrak, norma adalah suatu aturan

khusus, atau seperangkat peraturan tentang apa yang harus dan

apa yang tidak harus dilakukan oleh manusia. Jika norma-

norma adalah garis pedoman, sanksi-sanksi merupakan

kekuatan penggeraknya. Sanksi adalah ganjaran ataupun

hukuman yang memungkinkan orang mematuhi norma.

4) Teknologi

Pengetahuan dan teknik-teknik suatu bangsa dipakai untuk

membangun kebudayaan materialnya. Dengan pengetahuan dan

teknik-teknik yang dimilikinya, suatu bangsa membangun

lingkungan fisik, sosial, dan psikologis yang khas.

5) Simbol

Banyak simbol berupa objek-objek fisik yang telah

memperoleh makna kultural dan dipergunakan untuk tujuan-

Page 56: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

41

tujuan yang lebih bersifat simbolik ketimbang tujuan-tujuan

instrumental.

6) Bahasa

Bahasa adalah “gudang kebudayaan”. Pelbagai arti yang

diberikan manusia terhadap objek-objek, peristiwa-peristiwa,

dan perilaku merupakan jantung kebudayaan. Dan bahasa

merupakan sarana utama untuk menangkap,

mengkomunikasikan, mendiskusikan, mengubah, dan

mewariskan arti-arti ini kepada generasi baru.

7) Kesenian

Setiap kebudayaan memiliki ekspresi-ekspresi artistik.

Setiap bangsa memiliki ekspresi-ekspresi estetis yang khas.

Apa yang disebut universalitas seni tidak terletak pada corak

dan bentuk ekspresi seni, melainkan pada kenyataan bahwa

ekspresi seni itu terdapat di setiap kebudayaan.

c. Ciri-Ciri Kebudayaan

1) Kebudayaan adalah produk manusia.

2) Kebudayaan selalu bersifat sosial.

3) Kebudayaan diteruskan lewat proses belajar.

4) Kebudayaan bersifat simbolik, sebab kebudayaan merupakan

ekspresi, ungkapan kehadiran manusia.

5) Kebudayaan adalah sistem pemenuhan pelbagai kebutuhan

manusia.

Page 57: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

42

d. Nilai Budaya Pesantren

Bakri dan Werdiningsih dalam Yasid (2018: 201-202),

menyebutkan tujuh nilai budaya pesantren.

1) Gotong-Royong

Istilah gotong royong berbeda-beda antara satu pesantren

dengan pesantren yang lain. nilai-nilai yang terkandung dalam

budaya gotong-royong ialah tenggang rasa, menumbuhkan rasa

memiliki, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menghargai

persahabatan dan kebersamaan, menumbuhkan sifat tanpa

pamrih/ikhlas, melatih santri berbaur dengan masyarakat, dan

hormat-menghormati.

2) Persaudaraan

Persaudaraan di pesantren seperti tercemin pada

kekerabatan yang terjalin di asrama. Nilai-nilai yang

terkandung pada budaya persaudaraan ialah rasa

sepenanggungan, solidaritas, dialog antar-budaya, empati,

tanggung jawab, kejujuran, dan tenggang rasa.

3) Kebebasan

Kebebasan berpendapat tercemin pada forum batsul masail,

musyawarah organisasi, dan sebagainya. Kebebasan

berpendapat ini berkelit kelindan dengan keragaman pendapat

para fuqaha‟ yang secara bebas bertebaran pada kitab kuning

yang dipelajari. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi

Page 58: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

43

kebebasan berpendapat ialah tanggung jawab atas pendapat

sendiri, kejujuran dalam berargumentasi, tidak oportunis,

konsisten, legowo, dan menghormati orang lain.

4) Menghargai Pendapat

5) Kesederhanaan

Kesederhanaan merupakan cerminan dari ajaran tasawuf

yang terinternalisasi pada diri santri dan teraktualisasi dalam

tingkah laku santri. Nilai yang muncul dari kesederhanaan ialah

qana‟ah (sikap menerima keadaan), menghargai hidup, zuhud

(tidak materailistik), tidak sombong, dan lainnya.

6) Kemandirian

Kehidupan santri yang jauh dari orang tua menciptakan

iklim kemandirian. Tak ada tempat bermanja-manja bagi

mereka. Tempat mereka bergantung hanyalah kepada Allah

Swt. Budaya mandiri ini melahirkan sikap percaya diri dan

tangguh menghadapi kenyataan pahit.

7) Akhlakuk Karimah

Akhlakul karimah merupakan ciri khas pendidikan

pesantren. Pelembagaan budaya akhlakul karimah terintregasi

pada sistem pendidikan di pesantren, tidak hanya berbentuk

mata pelajaran di kelas-kelas ataupun di tempat-tempat lain di

pesantren.

Page 59: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

44

B. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran peneliti tentang fokus penelitian yang

akan diteliti, peneliti menemukan beberapa keterkaitan dengan penelitian

yang terdahulu. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, Skripsi Amalina Rizqi R mahasiswa Pendidikan Agama

Islam IAIN Salatiga tahun 2016, yang berjudul: “Hubungan Pola Asuh

Pondok Pesantren dengan Pembentukan Karakter Santriwati (Studi Kasus

di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta). Dengan temuannya yaitu

pola asuh Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta yang digunakan

lebih cenderung kepada pola asuh demokratis. Dengan penerapan pola

asuh tersebut maka akan membentuk karakter santriwati, diantarannya

karakter akhlakul karimah, disiplin, dan memiliki sosial tinggi. Terdapat

pola asuh yang khas di pondok pesantren yakni sikap tawadhu‟, dan

keikhlasan terhadap kyai dan ustadz ustadzah.

Kedua, Skripsi Muhammad Anwar Salim mahasiswa Pendidikan

Agama Islam IAIN Salatiga 2017, yang berjudul: “Implementasi

Pendidikan Karakter pada Santri Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga

Tahun 2017”. Dengan temuanya menunjukkan hasil penelitian bahwa: (1)

pendidikan karakter diajarkan pada santri dalm setiap kegiatan, (2) metode

pendidikan yang dipakai diterapkan nilai-nilai religius, kemandirian, dan

tanggung jawab, (3) peran kyai dan ustadz dalam pendidikan karakter

tidak hanya sebagai ulama, tetapi juga sebagai uswah atau teladan bagi

Page 60: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

45

santri, (4) kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter di

pondok pesantren.

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu,

bahwa penelitian yang ditulis oleh Amalina Rizqi R menfokuskan

penelitiannya pada hubungan pola asuh pondok pesantren dengan

pembentukan karakter (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam

Surakarta) dan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Anwar Salim

menfokuskan penelitiannya pada implementasi pendidikan karakter pada

santri Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga Tahun 2017, sementara

penelitian ini menfokuskan pada pembentukan karakter bagi santri melalui

kultur pesantren (studi kasus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-

Muntaha Salatiga). Adapun persamaannya hanya pada obyeknya adalah

pondok pesantren tetapi pesantren yang berbeda.

Page 61: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research), karena penelitian ini didasarkan atas data-data yang

dikumpulkan dari lapangan secara langsung nonkuantitatif, dilihat dari

pendekatannya jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai sifat populasi atau daerah tertentu, sehingga

secara keseluruhan penelitian ini melalui pendekatan kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat post-positivisme, digunakan untuk meneliti

pada obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data

dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data

bersifat indukatif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2016: 9).

Sedangkan menurut Williams dalam Moleong (2009: 5) menulis

bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar

alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang

atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Page 62: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

47

Adapun alasan peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif,

karena data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data deskriptif yang

bersumber dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian

ini mendeskripsikan realita di lapangan mengenai Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha Salatiga.

B. Lokasi dan Waktu Peneltian

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang menjadi sasaran penelitian ini adalah Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur‟an (PPTQ) Al-Muntaha, Kel. Cebongan, Kec.

Argomulyo, Salatiga. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di

PPTQ Al-Muntaha, karena berdasarkan hasil pengamatan beserta

wawancara tidak terstruktur terhadap santri dan ustadz ustadzah,

bahwasanya pondok pesantren ini sudah menerapkan pendidikan

karakter dan membangun budaya karakter di lingkungan pesantren.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2019 sampai

tanggal 23 Agustus 2019 di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-

Muntaha Salatiga.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengguanakan sumber data yang

diambil melalui sumber data primer dan sumber data sekunder:

1. Sumber Data Primer

Page 63: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

48

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016: 137).

Sedangkan menurut Tanzeh (2011: 80) data primer adalah data

yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau

yang memakai data tersebut.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pengasuh, dewan

asatidz, dan santriwati PPTQ Al-Muntaha Salatiga. Dalam hal ini

peneliti kedudukan sebagai partisipan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016: 137).

Sumber data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari dokumen

PPTQ Al-Muntaha baik berupa foto maupun tulisan yang berkaitan

dengan sejarah pondok pesantren, peraturan pondok pesantren, foto

kegiatan pondok pesantren, struktur organisasi, dsb.

D. Prosedur Pengumpuulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Observasi

Tanzeh (2011:87) mengemukakan bahwa obseravsi adalah cara

untuk mengumpulkan data dengan mengamati atau mengobservasi

obyek penelitian atau peristiwa baik berupa manusia, benda mati

maupun alam. Observasi merupakan bagian yang sangat penting

Page 64: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

49

dalam penelitian kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat

mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap

kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Basrowi dan Suwandi, 2008:

93).

Metode observasi dalam penelitian ini digunakan sebagai alat bantu

untuk mendapatkan data-data antara lain: data tentang sosio kultural

yang meliputi kegiatan keagamaan dan data tentang keadaan lokasi di

PPTQ Al-Muntaha Salatiga.

2. Wawancara (interview)

Wawancara menurut Tanzeh (2011:89) adalah teknik

pengumpulan data dengan interview pada satu atau beberapa orang

yang bersangkutan. Wawancara diartikan sebagai percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2008: 186).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data dan

informasi tentang proses pembentukan karakter dan informasi karakter

yang terbentuk melalui kultur pesantren.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi diartikan

sebagai upaya untuk memperoleh data dan informasi berupa catatan

tertulis/gambar yang tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti

Page 65: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

50

(Indrawan dan Yaniawati, 2014: 139). Metode ini merupakan suatu

cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan

diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan

(Basrowi dan Suwandi, 2008: 158).

Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang sudah ada yang

berkaitan dengan sejarah berdiri, struktur organisasi pondok

pesantren, data santri, dan inventaris dan lain sebagainya.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012:335).

Menurut Miles dan Huberman dalam Rasimin (2019, 149) paling

tidak ada tiga fase kegiatan dalam melakukan analisis data:

1. Reduksi Data

Reduksi data pada dasarnya merupakan proses seleksi data yang

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data data kasar yang

muncul dalam catatan tertulis. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajam, menggolongkan, membuang yang tidak perlu

Page 66: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

51

mengorganisasi data, sehingga kesimpulan dan verifikasi data dapat

dilakukan (Rasimin, 2019:149).

Pada tahap ini, peneliti akan mengumpulkan data mengenai proses

pembentukan karakter dan karakter yang terbentuk melalui kultur

pesantren di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha,

menyusun data secara ringkas, kemudian memilih dan mengambil data

yang akan digunakan, membuang data yang tidak perlu, dan

menambahkan deskripsi agar lebih jelas hingga laporan penelitian

selesai.

2. Penyajian Data

Penyajian yang dimaksud menurut Matthew dan Michael dalam

Patilima (2013: 101) merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah penyajian data.

Dalam penelitian kualitatif, biasanya penyajian data dalam bentuk teks

yang bersifat naratif. Penyajian data dapat membantu peneliti untuk

memahami apa yang terjadi dan merencanakan analisis selanjutnya

berdasarkan apa yang sudah dipahami sebelumnya.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan, hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Pembuktian kembali atau verifikasi dapat

Page 67: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

52

dilakukan untuk mencari pembenaran dan persetujuan, sehingga

validitas dapat tercapai (Patilima, 2013: 101).

Dalam tahap ini, peneliti menganalisis data dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi. Kemudian peneliti menyeleksi dan

menjelaskan data yang telah diperoleh agar data tersebut dapat

dipahami isi, maksud dan tujuannya.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam upaya untuk mengeliminasi derajat subyektifitas dan

penafsiran yang sewenang-wenang teknik pemeriksaan. Pemeriksaan

teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu dan

diperlukan adanya tahap-tahap yang ketat ketika melakukan analisa

datanya (Rasimin, 2019: 135).

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi

yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya

(Moleong, 2009: 330).

Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-

perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi

sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari

berbagai pendangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti

dapat me-rechek temuannya dengan jalan memebandingkannya dengan

Page 68: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

53

sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya

dengan jalan:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data

dapat dilakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sebagai

sumber untuk mengecek keabsahan data, yaitu peneliti membandingkan

data hasil wawancara antara pengasuh, ustadz ustadzah, pengurus, dan

santri.

Page 69: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

54

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Profil Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al-

Muntaha

Nama Pondok : Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an

(PPTQ)

Al-Muntaha

No. Statistik : 510033730016

NPWP : 31.539.851.1-505.00

Alamat : Jalan Soekarno-Hatta No. 39

RT/RW : 4/4

Kelurahan : Cebongan

Kecamatan : Argomulyo

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

Badan Penyelenggara :Yayasan Al-Muntaha Salatiga

Nama Pengasuh : Hj. Siti Zulaecho, AH

(Dokumen PPTQ Al-Muntaha 15 Agustus 2019)

b. Letak Geografis Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ)

Al-Muntaha

Page 70: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

55

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an (PPTQ) Al-Muntaha

terletak di tepi jalan raya Solo-Semarang, dengan menempati area

tanah 3.300 m2, sangat strategis dan mudah dijangkau alat

tranportasi. Pondok pesantren berbatasan dengan:

1) Barat : Eks. Pabrik Mega Rager

2) Timur : Perumahan Tingkir Indah

3) Utara : Bengkel Resmi YAMAHA

4) Selatan : Lampu Merah Pertigaan Jalan Pondok Tingkir

(Dokumen PPTQ Al-Muntaha, 15 Agustus 2019)

c. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

(PPTQ) Al-Muntaha

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an (PPTQ) Al-Muntaha

Salatiga merupakan pondok pesantren putri yang berkonsentrasi

pada hafala al-Qur‟an, tahsin, dan ilmu-ilmu al-Qur‟an. Didirikan

pada tahun 1993 oleh Drs. KH. Muntaha Azhari, MA (alm) dan

Ny. Hj. Siti Zulaecho, AH. dengan nama Pondok Pesantren Al-

Azhar. Pada tahun 1996 pondok pesantren Al-Azhar telah

mendapatkanakta notaris, kemudian pada tahun 2012 pondok

pesantren Al-Azhar diubah nama menjadi Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha dalam rangka tabarrukan wa

tafa‟ulan atas pendiri pondok pesantren yaitu KH. Muntaha

Azhari, MA (Alm). Sejak tahun 2009 pengasuh utama PPTQ Al-

Muntaha adalah ibu Ny. Hj. Siti Zulaecho AH. beliau adalah

Page 71: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

56

alumni Pondok Pesantren Bustanu „Usysyaqil Qur‟an (BUQ)

Betengan Demak. Sejak kecil beliau menekuni bidang al-Qur‟an,

beliau juga mengikuti berbagai event Musabaqah Tilawatil Qur‟an

cabang Musabaqah Hifdzil Qur‟an (MHQ) baik di tingkat kota,

provinsi, beliau sering mendapatkan piala kejuaraan. Bahkan sudah

hampir satu dekade ini beliau diberi mandat untuk menjadi juri

dalam event MTQ dan MHQ tingkat kota maupun provinsi.

PPTQ Al-Muntaha adalah satu-satu pondok pesantren

khusus putri yang ada di Salatiga. Terdapat dua program di

pesantren ini yaitu program bil-hifdzi dan bin-nadzor. Pesantren ini

menerima santriwati segala usia baik yang bersekolah dan kuliah di

luar, ataupun santriwati yang tidak bersekolah. Awal didirikannya

pondok pesantren ini memiliki empat santriwati yang mukim satu

rumah dengan pengasuh, karena saat itu belum ada bangunan

khusus untuk santriwati dan saat ini jumlah santriwati mencapai 70

orang yang berasal dari berbagai daerah baik jawa maupun luar

jawa.

d. Visi dan Misi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al-

Muntaha

1) Visi

Membentuk generasi Qur‟ani, beraklak mulia,

berkepribadian solihah, berwawasan luasa, mandiri dan kreatif.

2) Misi

Page 72: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

57

a) Menyelenggarakan ta‟lim al-Qur‟an secara komprehensif

b) Membimbing santriwati menjadi muslimah yang

berkarakter sesuai dengan tuntutan al-Qur‟an (Dokumen

PPTQ Al-Muntaha, 15 Agustus 2019)

e. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

(PPTQ) Al-Muntaha

Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila

sarana dan prasarana memadai. Adapun saran dan prasarana yang

dimiliki PPTQ Al-Muntaha sebagai berikut:

Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana

NO. NAMA/JENIS BARANG JUMLAH KEADAAN

1. Gedung 4 Gedung Baik dan 1 Gedung

dalam

pembangunan

2. Kamar Santri 6 Ruang Baik

3. Pendopo 1 Ruang Baik

4. Aula 1 Ruang Baik

5. Ruang Tamu 1 Ruang Baik

6. Kamar Tamu 1 Ruang Baik

7. Koperasi Pondok 2 Ruang Baik

8. Garasi 1 Ruang Baik

9. Kamar Mandi/WC 8 Ruang Baik

10. Dapur 2 Ruang Baik

11. Tempat Wudhu 1 Ruang Baik

12. Sound System 2 Buah Baik

13. Microfon 3 Buah Baik

14. Laundry 1 Ruang Baik

15. Gedung BLK 1 Gedung Tahap

Pembangunan

(Hasil Observasi tanggal 15 Agustus 2019 di PPTQ Al-Muntaha)

f. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

(PPTQ) Al-Muntaha

Kepengurusan PPTQ Al-Muntaha melakukan reorganisasi

satu tahun sekali, adapun pemilihan ketua atau lurah dilaksanakan

Page 73: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

58

dengan asas demokrasi, yakni pemilihan secara langsung. Berikut

penjabaran PPTQ Al-Muntaha masa bakti 2019/2020:

Tabel 1.2 Struktur Organisasi Masa Bakti 2019/2020

NO. JABATAN NAMA

1. Pembina Ny. Hj. Siti Zulaecho, AH

Nashif „Ubbadah, Lc

Inayatul Fuaida, S.Pd.I, AH

2. Ketua

Wakil Ketua

Siti Zubaidah

Iffatul Bayyinah, AH

3. Sekretaris I

Sekretaris II

Miftakhul Jannah

Humaida Fatwati, S. Sos

4. Bendahara I

Bendahara II

Lilis Ernawati

Nur Laela

5. Seksi Keamanan

Ketua

Anggota

Zahrotul Fuadah, S. Pd

Sausan Aida Kurnia

Sakinah Mawaddah Warahmah

6. Seksi Pendidikan

Ketua

Anggota

Ainis Aqila

Nunung Anisatul Maghfiroh, AH

Sabila Rosyada

7. Seksi Kebersihan

Ketua

Anggota

Ryda Kusuma Wardhani

Vera Zuhrotun Nisa‟

Vina Aulia Sari

8. Seksi Koperasi

Ketua

Anggota

Azizatun Ni‟ammah

Risalatul Mukaromah, AH

9. Seksi Kesehatan

Ketua

Anggota

Noviana Dwi Kusuma

Fajriyatul Kholifah

10. Seksi PHBI

Ketua

Anggota

Maria Rosyidah

Ikvina

(Dokumen PPTQ Al-Muntaha, 15 Agustus 2019)

g. Tenaga Edukatif Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ)

Al-Muntaha

Tenaga edukatif PPTQ Al-Muntaha berasal dari keluarga

pengasuh, guru dari luar, dan para santri senior. Santri senior

bertugas menggantikan ustadz atau ustadzah yang berhalangan

hadir dan juga memebenarkan bacaan tajwid santri sebelum

Page 74: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

59

disetorkan kepada pengasuh, ustadz maupun ustadzah. Adapun

tenaga edukatif PPTQ Al-Muntaha berdasarkan tahun 2019 sebagai

berikut;

Tabel 1.3 Tenaga Edukatif PPTQ Al-Muntaha

NO. ASATIDZ/ASATIDZAH PELAJARAN

1. Hj. Siti Zulaecho, AH Tajwid, Murottal, Tartilan, Kitab

Nashoihul Íbad, Setoran al-Qur‟an

pagi dan malam

2. Nashif Ubbadah, Lc KitabTafsir Jalalain, Makhorijul

Huruf, Bahasa Arab

3. Inayatul Fuaida, S. Pdi, AH Setoran al-Qur‟an siang

4. Erkham Maskuri, Lc, M.Pd Fathul Qorib

5. Muhammad Fauzan Dziba‟, Maroqil „Ubudiyyah

6. Jawwada Mumtaz Al-Mubarok,

Lc, AH

Tilawah

7. Iffatul Bayyinah AH Tajwid dan ilmu alat

8. Zahrotul Fuadah, S.Pd Tajwid

9. Risalatul Mukaromah, AH Tajwid

10. Nunung Anisatul Maghfiroh, AH Tajwid

(Dokumen PPTQ Al-Muntaha 15 Agustus 2019)

h. Kegiatan Pembelajaran Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

(PPTQ) Al-Muntaha

Kegiatan yang wajib diikuti oleh santriwati selama berada

di lingkungan pesantren terbagi menjadi kegiatan harian,

mingguan, bulanan dan tahunan. Masing-masing kegiatan

mempuNyai hukuman (takziran). Adapun rinciannya sebagai

berikut:

1) Kegiatan Harian

Tabel 1.4 Kegiatan Harian Santri

NO. WAKTU KEGIATAN

1. 04.00-05.00 Bangun tidur dan jama‟ah subuh

2. 05.00-06.00 Takrir pribadi

3. 06.00-07.00 Sorogan al-Qur‟an dengan pengasuh

4. 07.00-12.00 Istirahat

5. 12.00-12.30 Jama‟ah sholat dzuhur

6. 12.30-14.00 Sorogan al-Qur‟an dan kitab dengan ustadzah

Page 75: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

60

7. 14.00-15.30 MCK

8. 15.30-16.00 Jama‟ah sholat ashar

9. 16.00-16.30 Sorogan al-Qur‟an dan kitab dengan pengasuh

10. 16.30-18.00 Istirahat dan takrir pribadi

11. 18.00-18.30 Jama‟ah sholat maghrib

12. 18.30-19.30 Bandongan tafsir jalalain dan makhorijul huruf

13. 19.30-20.00 Jama‟ah sholat isya‟

14. 20.00-21.00 Sorogan al-Qur‟an dan kitab dengan pengasuh

15. 21.00-21.15 Murottal bittajwid

16. 21.15-22.00 Takrir pribadi dan belajar bersama

17. 22.00-03.00 Istirahat

18. 03.00-04.00 Qiyamul lail dan takrir pribadi

2) Kegiatan Mingguan

Tabel 1.5 Kegiatan Mingguan Santri

NO. HARI WAKTU KEGIATAN

1. Ahad 06.30-08.00 Binnadhor murottal bittajwid, Bil

Hifdzi sima‟an

08.00-09.00 Disesuaikan kelasnya belajar

bahasa arab, Fiqih, Tajwid, ilmu

alat

09.00-10.00 Ro‟an

17.00-17.50 Takziran

2. Kamis 16.00-17.00 Bandongan kitab Dziba‟ atau

Maroqil „Ubudiyyah

3. Jum‟at 18.00-19.30 Tahlil malam, Yasinan, Waqi‟ah

20.00-21.00 Kitobah, Dziba‟

04.30-05.00 Tahlil pagi

05.00-06.00 Tartilan al-Qur‟an

20.00-21.00 Tilawah

4. Sabtu 16.00-17.30 Bandongan kitab Fathul Qorib

18.30-19.30 Bandongan kitab Nashoihul „Ibad

3) Kegiatan Bulanan

Tabel 1.6 Kegiatan Bulanan Santri

NO. HARI WAKTU KEGIATAN

1. Sabtu Wage 19.30-20.30 Mujahadah bersama warga

2. Ahad Kliwon 06.30-08.30 Sima‟an santri bil-hifdzi

berpasangan dengan santri

binnadhor

3. Ahad Legi 05.00-15.00 Khatam al-Qur‟an bil-hifdzi

Page 76: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

61

4) Kegiatan Tahunan

Tabel 1.7 Kegiatan Tahunan Santri

NO. BULAN KEGIATAN

1. 1 Muharrom Peringatan tahun baru hijriyyah

2. 3 Muharrom Temu alumni PPTQ Al-Muntaha

3. 9 Muharrom Temu wali santri PPTQ Al-Muntaha

4. 10 Muharrom Haflah Khotmil Qur‟an

5. 20 Muharrom Ziarah wali

6. 12 Robiul Awwal Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

7. 27 Rojab Peringatan Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad

SAW

8. Ramadhan Pesantren kilat, Nuzulul Qur‟an

9. Syawal Tahlil Akbar dan Halal bi halal alumni dan

wali santri

10. Ruwah Musabaqah Tilawatil Qur‟an

11. Agustus Lomba dan upacara hari ulang tahun

Indonesia

12. 22 Oktober Perayaan Hari Santri Nasional

i. Tata Tertib Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muntaha

1) Peraturan Secara Umum

a) Santri wajib menjaga nama baik & kehormatan pondok

pesantren & pengasuh sejak hari pertama mondok hingga

akhir hayat.

b) Santri wajib mengikuti dan mengamalkan Islam ahlussunah

wal jama‟ah an-nahdliyyah, Pancasila, UUD dan segala

hukum yang berlaku di NKRI.

c) Pembayaran wajib mengikuti berupa uang makan, KAS

pondok, syahriyah dan tabungan dilunasi paling lambat

tanggal 7 setiap bulan.

d) Bagi yang menunggak pembayaran, orang tua akan dikirim

pemberitahuan.

Page 77: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

62

e) Santri wajib menjaga kebersuhan lingkungan pondok

pesantren.

f) Santri wajib mengikuti dan berpartisipasi dalam setiap

kegiatan harian, mingguan, bulanan, lapanan, tahunan

maupun event PHBI yang dilaksanakan oleh pondok

pesantren Al-Muntaha.

g) Santri wajib menghormati dan menaati guru dimanapun dan

kapanpun.

2) Peraturan Keamanan

a) Santri dilarang keras melakukan pelanggaran berat berupa:

pacaran, membuka aurat di luar kamar, merokok,

menggunakan narkoba atau mengedarkannya, bertindik,

bertato, pencurian, kekerasan, memiliki atau menyimpan

pornoaksi maupun pornografi, mabuk atau mengkonsumsi

minuman beralkohol, menjadi pengurus, anggota, ataupun

terlibat dalam MLM (Multi Level Marketing), menjadi

pengurus, anggota ataupun berkegiatann tidak sesuai

dengan garis Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Islam

ahlussunah wal jama‟ah.

b) Santri dilarang memakai cat rambut (semir).

c) Santri dilarang mengenakan celana jeans, celana panjang

ketat atau celana pendek selama menjadi santri hingga

boyong.

Page 78: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

63

d) Santri dilarang berboncengan dengan lawan jenis kecuali

dengan muhrimnya.

e) Santri dilarang keluar kamar mandi hanya dengan

mengenakan handuk.

f) Santri dilarang merusak atau menghilangkan inventaris

pondok pesantren dan fasilitasnya.

g) Santri dilarang meminjamkan seragam almameter tanpa

seizing pengasuh.

h) Seluruh handphone dikumpulkan ke pengurus sie.

Keamanan mulai jama‟ah maghrib sampai pukul 21.30.

i) Santri wajib mematikan kendaraan bermotor, ketika

mengaji ataupun sholat berjama‟ah berlangsung.

j) Bila ada santri kerja part time, harus ijin tertulis orang tua

dan pengasuh.

k) Dilarang meng-upload ke media sosial gambar/foto yang

mengenakan pakaian tidak sopan, dan memasang foto profil

dengan pacarnya.

l) Santri harus kembali ke pondok paling lambat pukul 17.30

WIB.

m) Santri hanya diperbolehkan keluar pada hari ahad 1x per

bulan dengan seizin pengurus.

n) Santri yang baru kembali dari perpulangan, wajib sowan

ndalem sesegera mungkin.

Page 79: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

64

o) Santri hanya diperbolehkan keluar pada hari ahad 1x per

bulan dengan seizin pengurus.

p) Santri hanya diperbolehkan pulang 1x per bulan dengan

seizin pengurus.

q) Santri yang kembali ke pondok di atas jam 17.30 WIB,

wajib sowan ndalem sebelum masuk pondok, didampingi

oleh pengurus.

r) Pintu gerbang akan dikunci mulai adzan isya‟.

s) Izin ke pengurus bagian keamanan kemudian sowan izin

ibu ndalem dengan membawa buku izin yang sudah ditanda

tangani pengurus.

3) Sanksi/Denda Keamanan

a) Pelanggaran batas waktu izin perpulangan (kembali ke

pondok) dikenakan denda alat kebersihan dan takziran piket

harian sesuai dengan kebijakan pengurus.

b) Santri yang memakai cat rambut, akan ditegur. Jika tidak

ada perubahan, maka selanjutnya merupakan kewenangan

pengurus.

c) Santri yang berboncengan dengan lawan jenis yang bukan

muhrimnya, maka akan disidang dan ditakzir sesuai

kebijakan pengurus.

d) Teguran diberikan kepada santri yang keluar kamar mandi

hanya mengenakan handuk.

Page 80: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

65

e) Santri yang meminjamkan seragam almameter tanpa seizin

pengasuh didenda Rp. 50.000,00 per pinjam (per hari/ per

helai).

f) Bagi yang ketahuan menggunakan HP dari maghrib sampai

jam 21.30 tanpa alas an yang penting, maka akan disita

selama 2 hari berturut-turut.

g) Bagi yang merusak atau menghilangkan inventaris pondok

maupun fasilitasnya, maka santri wajib mengganti dengan

barang yang sama atau membayar dengan uang yang

senilai.

h) Santri yang melakukan pelanggaran berat, maka akan

dipanggil orang tuanya dan diberi sanksi berat oleh

pengasuh yang tidak dapat ditawar (kewenangan penuh

pengasuh).

i) Bagi yang memakai atau meminjam celana jeans, celana

ketat atau celana pendek, maka akan disita selama santri

tersebut mondok.

4) Peraturan Pendidikan

a) Santri wajib shalat 5 waktu di aula dan mengisi absen shalat

jama‟ah.

b) Santri dating ke aula sebelum iqamah shalat jama‟ah

dimulai. Apabila melewati salam sudah termasuk takziran.

Page 81: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

66

c) Santri wajib mengaji al-Qur‟an 3x sehari bagi yang berada

di pondok dan memintakan tanda tangan pada buku

mengaji sebagai bukti.

d) Bagi yang mendapatkan piket sholawat atau pujian sebelum

shalat harus datang ke aula lebih awal.

e) Pukul 17.30-21.30 WIB wajib berada di aula untuk shalat

jama‟ah, tadarus, mengaji dan belajar bersama.

f) Dilarang kembali ke kamar pada jam 17.30-21.30 WIB

g) Mengenakan baju muslim atau jas ketika mengaji kitab.

h) Dilarang menggunakan kaos atau jaket.

i) Semua santri wajib mengikuti tartilan jum‟at pagi sesuai

dengan kelompok yang telah ditentukan. Bagi yang mau

ijin mandi diharapkan untuk bergantian.

j) Ketika kegiatan dziba‟an atau khitobah semua santri wajib

memakai seragam pondok jika belum punya seragam

pondok maka diharapkan mengenakan baju putih dan

berjilbab ungu.

k) Semua santri wajib mengikuti kegiatan malam yasinan,

tahlil, dan al-waqi‟ah setiap malam jum‟at, dan tahlil tiap

jum‟at setelah subuh.

l) Kegiatan sima‟an ahad tiap santri bil-ghoib wajib sima‟an

minimal 1 juz dan dicatat dibuku yang telah disediakan

oleh pengurus.

Page 82: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

67

m) Kegiatan ahad legi bagi santri yang mendapat jatah

menyimak wajib berada di makam dari awal hingga akhir

sima‟an. Tidak diperkenankan ijin keluar kecuali darurat.

n) Santri wajib qiyamul lail di aula setiap malam jum‟at.

5) Sanksi/Denda Pendidikan

a) Tidak shalat jama‟ah 5 waktu diberi sanksi/denda berupa

membayar denda sebesar Rp 10.000 langsung ke ndalem

dan mengisi buku takziran dan mengaji bediri di samping

ndalem selam 5 menit (hari minggu).

b) Tidak mengaji al-Qur‟an pagi, siang, sore serta kitab sore

dan setelah maghrib diberi sanksi/denda berupa mengaji di

ndalem selama 10 menit (malam minggu) dan menulis

istighfar sebanyak 100 x.

c) Yang mengenakan kaos atau jaket pada saat mengaji,

ataupun kegiatan pada malam jum‟at baju akan disita oleh

pengurus,

d) Yang tidak mengikuti tartilan jum‟at pagi mendapat sanksi

menulias istighfar sebanyak 100 x.

e) Yang tidak bisa mengikuti qiyamul lail malam jum‟at diberi

sanksi mencuci karpet atau sesuai kebijakan pengurus.

f) Yang tidak mengikuti dziba‟an/khitobah malam jum‟at

diberi sanksi mengaji berdiri di samping ndalem selama 5

menit pada hari minggu.

Page 83: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

68

6) Peraturan Kebersihan dan Kesehatan

a) Santri wajib menjaga kebersihan lingkungan pondok, yang

terdiri dari kamar, halam, aula makam, kamar mandi dan

tempat wudhu, jemuran, ndalem, toko, dapur, masjid dan

RA.

b) Santri wajib melaksanakan piket harian, ro‟an ataupun

piket tahunan hari raya.

c) Santri yang berhalangan melaksanakan piket harus mencari

penggantinya, bila tidak ada sesegera lapor ke seksi

kebersihan.

d) Santri harus mengembalikan alat-alat kebersihan dan alat

makan sesuai dengan tempatnya.

e) Tidak boleh meninggalkan barang apapun di dalam kamar

mandi.

f) Semua sepeda motor harus diparkir ke dalam garasi

ndalem.

g) Santri yang membawa sepeda motor wajib melaksanakan

piket kebersihan garasi.

h) Dilarang mencuci sepeda motor di komplek pondok.

i) Menjemur pakaian pada jemuran yang tersedia, dilarang

menjemur pakaian atau apapun di pagar.

7) Sanksi/Denda Kebersihan

Page 84: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

69

a) Santri yang tidak melaksanakan piket harian denda Rp.

5000,-

b) Santri yang tidak melaksanakan piket ro‟an denda Rp.

2.500,-

c) Santri yang tidak melaksanakan piket tahunan (hari raya)

denda RP. 50.000,- atau kebijakan pengurus.

d) Yang menjemur pakaian di pagar akan disita atau dibuang.

8) Lain-Lain

a) Santri yang membeli di koperasi wajib membayar tunai.

b) Dilarang menggantungkan barang apapun pada kran.

c) Bila ada kerusakan fasilitas umum/inventaris pondok harap

segera lapor.

d) Tamu laki-laki dilarang keras masuk ke komplek pondok.

e) Tamu muslimah apabila ingin menginap harus diantar

sowan ke ndalem terlebih dahulu.

j. Gambaran Informan

Untuk mengetahui pembentukan karakter bagi santri

melalui kultur pesantren di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-

Muntaha Salatiga dapat didasarkan pada informasi yang berhasil

dihimpun oleh penulis melalui beberapa sumber yang dirasa dapat

mewakili informasi keseluruhan tentang Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha Salatiga. Berikut adalah gambaran

informan yang penulis jadikan narasumber:

Page 85: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

70

Tabel 1.8 Daftar Nama Informan

No.

NAMA KODE

INFORMAN

L/

P

KETERANGAN

1. Hj. Siti Zulaecho, AH SZ P Pengasuh

2. Nashif Ubbadah, Lc NU L Ustadz

3. Inayatul Fuaida, S.Pd.I,AH IF P Ustadzah

4. Iffatul Bayyinah, AH IB P Pengurus

5. Miftakhul Jannah MJ P Pengurus

6. Putri Utami PU P Santri

7. Yusi Dahmayanti YD P Santri

2. Temuan Peneliti

Hasil dari proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti

kepada pengasuh, utadz, ustadzah, pengurus dan santriwati adalah

sebagai berikut:

a. Pembentukan Karakter bagi Santri di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Al-Muntaha

Proses suatu pembentukan karakter tidak terlepas dari

sebuah pendidikan. Dalam melaksanakan pendidikan,

memerlukan cara ataupun metode yang mampu mendukungnya.

Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an (PPTQ) Al-Muntaha

Salatiga, proses pembentukan karakter menggunakan beberapa

metode. Seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Nyai SZ selaku

pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha, upaya

dalam mendidik santri dengan dua cara yakni do‟a dan

menghargai semua santri. Akan tetapi, dorongan atau motivasi

sangat dibutuhkan supaya lebih bersemangat dalam mencari ilmu.

“Yang bisa saya lakukan dalam mendidik karakter santri

secara pribadi yang pertama adalah dunga, agar santri

diberi kemudahan oleh Allah SWT dan diberi kelancaran

Page 86: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

71

dalam menuntut ilmu. Selain dengan berdo‟a, ibu

menghargai semua santri, ibu basa tak alusi, semua saya

hargai baik itu kecil, besar, santri baru maupun santri lama

saya perlakukan sama. Selain bertujuan untuk mendidik

supaya menjadi kebiasaan akhlak santri. Sebagai seorang

santri kudu pinter dalam mengatur waktu, mumpung masih

muda usaha harus maksimal. Bagi saya pribadi,

mengedepankan santri itu wajib karena namanya santri di

pesantren dititipkan oleh orang tuanya, jadi apabila waktu

sholat saya imami meskipun dalam keadaan bepergian,

waktu mengaji disitu saya krenthek dalam hati saya “ayo

saya bantu, contone seandainya sedang mengangkat barang

ayo saya bantu angkat bersama” saya barengi dengan niat

ikhlas. Apabila ada santri yang berbuat kesalahan saya

berusaha memberikan pengarahan dengan bahasa yang

baik. Biasanya saya menyampaikan pada saat ngaji kitab

Nashoihul „Ibad malam minggu dengan metode

bandongan. Diwaktu lain, terkadang ada santri yang sowan

untuk meminta pendapat atau bercerita tentang

permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi, disitu

kulo berusaha sak bisane kulo untuk memberikan nasihat.

Untuk mengatasi mbak-mbak yang melanggar peraturan

kami serahkan kepada pengurus, dari pihak ndalem namung

menanyakan contoh ketika takziran mengaji yaitu membaca

al-Qur;an ting ndalem mangke setelah selesai membaca

saya menanyakan alasan tidak mengikuti ngaji”

(Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2019 pukul 20.00

WIB di PPTQ Al-Muntaha).

Sementara ibu IF sebagai menantu dari pengasuh, sekaligus

menjadi ustadzah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-

Muntaha Salatiga tentang upaya pembentuknan karakter bagi

santri mengutamakan peran sebagai ahlul qur‟an. Adapun

pelaksana dalam pembentukan karakter menurut IF yakni dari diri

seorang tersebut, pengasuh ataupun guru berperan sebagai

pendorong.

“Dalam pembentukan karakter lebih mengedepankan

bagaimana menjadi santri ahlul qur‟an, akhlak yang harus

dijaga, sikap tawadhu‟ misal ketika berpapasan dengan

Page 87: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

72

guru langsung ndingkluk lajeng salim. Karena saya hanya

bisa membantu dalam kegiatan ngaji siang yaitu sorogan

al-Qur‟an, jadi nasihat-nasihat yang bisa saya sampaikan

dalam bentuk tatap muka atau pesan media seperti

whatsapp. Sakbenere kebiasaan-kebiasaan bisa dilihat dari

kegiatan Ibu Nyai. Bagi santri yang melanggar peraturan

atau kegiatan-kegiatan akan diproses oleh pengurus, dari

pihak ndalem namung nompo. Yang menjadi pelaksana

dalam pembentukan karakter sebenarnya santri itu sendiri

mbak-mbak itu sendiri, disini pengasuh ataupun

ustadz/ustadzah hanya bisa mengarahkan dan membimbing

santri, dan lingkungan juga mempengaruhi koyo rencang-

rencang, masyarakat, gaya hidup dan lain sebagainya.

Karena menurut kulo, karakter niku akan terbentuk karena

kesadaran dan kesadaran yang lebih manjur yaiku saka

awak dhewe di luar itu berperan sebagai pendorong”

(Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2019 pukul 21.00

WIB di PPTQ Al-Muntaha).

NU merupakan putra Ibu Nyai Siti Zulaecho, AH. beliau

mengajar tafsir jalalain, makhorijul huruf, bahasa arab dan

terkadang menggantikan Ibu Nyai berhalangan hadir. Upaya

pembentukan karakter selaku ustadz di Pondok Pesantren Al-

Muntaha, dilaksanakan dalam empat tahap yakni ngaji,

keteladanan, penugasan, dan nasihat. Penangan bagi santri yang

melanggar peraturan melalui pengurus akan diberi hukuman

sesuai dengan ketentuan dan jika itu pelanggaran berat maka

untuk proses akhir diserahkan kepada pengasuh.

“Yang dapat saya lakukan dalam pembentukan karakter

yaitu melalui ngaji, contoh atau keteladanan, penugasan

dan nasihat. Pertama dari ngaji diharapkan santri untuk

belajar kedisiplinan. Kedua, dalam keteladanan saya

berusaha untuk disiplin waktu supaya santri dapat

mencontoh, kemudian dalam kegiatan sehari-hari

bahwasanya ibu Nyai seringkali memasak terkadang minta

tolong embak-embak untuk membantunya, disini Ibu Nyai

berusaha membimbing bagaimana cara memasak yang

Page 88: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

73

benar. Ketiga, penugasan seperti contoh dalam hal

kebersihan, piket harian maupun piket yang lainnya.

Kewirausahaan, santri disini kami ajarkan bagaimana

wirausaha yang baik dengan melakukan jaga toko setiap

harinya secara bergantian. Keempat, nasihat yang kami

berikan dalam dua bentuk yakni ketika mengaji dan nasihat

khusus,dalam nasihat ini kami berusaha membimbing

sebisa mungkin, Pelaksana dalam pembentukan karakter

santri yakni pengasuh, guru, santri, dan orang yang bekerja

di lingkungan sekitar kita. Upaya untuk mengatasi santri

yang melanggar peraturan, pengurus pesantren yang

menerapkan peraturan maka dari pengurus akan diberi

hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku. Apabila

pelanggaran tersebut berat maka ketentuan akan ditangani

oleh pengasuh, setelah melalui proses dari pihak pengurus”

(Wawancara tanggal 17 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB di

PPTQ Al-muntaha).

Menurut IB selaku pengurus Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur‟an Al-Muntaha dalam upaya pembentukan karakter,

meneladani dari aktivitas Ibu Nyai. Pengurus dalam pesantren

sangat berperan penting, pengurus sebagai penggerak semua

aktivitas keseharian santri atas semua tanggung jawab yang telah

diamanatkan oleh pengasuh.

“Upaya pembentukan karakter bagi santri sebenarnya

banyak sekali caranya. Kita lihat dari aktivitas kegiatan di

pesantren seperti sholat berjamah, mengaji, dimana masing-

masing mempuyai hukumannya. Terutama kita bisa

mencontoh dari keseharianya ibu, beliau tidak pernah

berkata kasar ataupun nada tinggi kepada mbak-mbak.

Semangat beliau yang membuat mbak-mbak kagum,

menyadarkan mbak-mbak yang lebih muda yang harusnya

lebih semangat. Sebagai pengurus kami disini menjalankan

amanat dari pengasuh. Membantu semua kegiatan aktivitas

pesantren adalah tanggung jawab kami, dimana pengurus

menjalankan tugas masing-masing dalam bidangnya. Disini

kami tidak membeda-bedakan mbak-mbak semua sama

yaiku dadi santri sedoyo, saling menghargai dan

menghormati, dan sak sagede kulo nyontoni sing sekirane

apik dalam kebiasaan sehari-hari. Saling menegur jika ada

Page 89: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

74

yang berbuat kesalahan tentunya dengan teguran yang baik-

baik” (Wawancara pada tanggal 18 Agustus 2019 pukul

09.00 WIB di PPTQ Al-Muntaha).

Upaya pembentukan karakter menurut MJ selaku pengurus

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha, yakni lebih

menonjol pada peraturan-peraturan yang berlaku.

”Pembentukan karakter santri di PPTQ Al-Muntaha dapat

melalui pengasuh, guru. Atau lingkungankungan yang ada

disekitar karna itu sangat berpengaruh. Kita dapat

meneladani dari Ibu Nyai malalui ngaji, dilatih hidup

disiplin dalam berjama‟ah bersama. terdapat perhatian

khusus dari Ibu Nyai seperti perhatian dalam memasak dan

tahsin al-Qur‟an. Dalam memberikan nasihat sebagi

pengurus yaitu saling tukar pikiran sebagai bahan motivasi..

Menurut saya yang sangat menonjol yaitu dari peraturan-

peraturan yang berlaku di pesantren karena dari peraturan

akan menjadi kebiasan-kebiasaan yang akan membawa kita

kearah kedisiplinan. Kegiatan-kegiatan pesantren yang ikut

berperan dalam kehidupan sehari-hari akan membuat diri

seseorang menjadi mandiri dan untuk bekal bermasyarakat”

(Wawancara pada tanggal 18 Agustus 2019 pukul 10.00

WIB di PPTQ Al-Muntaha).

Begitu juga ketika penulis mewawancarai PU salah satu

santri yang mukim di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-

Muntaha. Ibu Nyai yang menjadi panutan santri, beliau sosok

yang perhatian dan lemah lembut. Setiap tutur kata dan tindak

tanduk yang mengandung pendidikan.

“Saya senang selama di pesantren, banyak sekali pelajaran-

pelajaran yang saya ambil. Disini tidak hanya belajar

mengaji saja akan tetapi diajarkan menjadi wanita yanvg

baik itu seperti apa, terutama dalam bidang akhlak. Saya

mencontoh dari ibu Nyai dalam keseharianya sosok yang

lemah lembut, penuh semangat, dan sederhana. Rasa

sayang beliau yang diberikan kepada santri dan kesabaran

untuk menghadapi sikap kami sing kadhang-kadhang

mbeling, itu yang patut kami teladani. Perhatian khusus

Page 90: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

75

yang diberikan oleh pengasuh biasanya ketika ada santri

yang sedang sakit, masalah kebersihan dan saat kesusahan.

Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang ikut berperan dalam

pembentukan karakter seperti sholat jama‟ah, mengaji,

ro‟an, khitobah, dziba‟ dan lain-lain dan apabila tidak

dikerjakan makan akan diberi hukuman dari pengurus”

(Wawancara pada tanggal 18 Agustus 2019 pukul 13.00

WIB di PPTQ Al-Muntaha).

YD selaku santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-

Muntaha, proses pembentukan karakter dapat dilatih dalam

berbagai kegiatan yang ada di lingkungan pesantren.

“Pembentukan karakter santri menurut saya bisa dilatih

melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di pesantren,

misalnya mengaji, jama‟ah, khitobah, dziba‟, sima‟an, ada

jadwal piket segala macam. Dimana masing-masing

kegiatan apabila tidak dilaksanakan akan mendapatkan

hukuman yang akan diproses oleh pengurus. Pengurus

disini juga memperhatikan kebutuhan kami, bimbingan

dan dorongan dari pengurus maupun pengasuh tidak luput

dari keseharian kami. Satu hal contoh pengasuh yang

membuat saya tergerak hatinya, sing marakke nyes yaitu

tentang memanfaatkan waktu, beliau sosok yang penuh

semangat dan biasanya untuk memanfaatkan waktu luang

digunakan untuk nderes al-Qur‟an, bahkan ketika beliau

masak di dapur lisannya tidak lepas nderes terus. Kegiatan

yang dilaksanakan banyak sekali seperti jam‟ah, ngaji,

piket masak, ro‟an, dziba‟,khitobah dan masih banyak lagi

yang bertujuan untuk kedisiplinan dan tanggung jawab

santri” (Wawancara pada tanggal 18 Agustus pukul 14.00)

b. Karakter Santri yang Terbentuk Melalui Kultur Pesantren di

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muntaha Salatiga

Pesantren memiliki kultur yang bermacam-macam dan akan

menciptakan karakter yang terbentuk dalam diri santri. Menurut

Ibu Nyai SZ selaku pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an

Page 91: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

76

Al-Muntaha, sebagai santri Qur‟an diharapkan bisa

menyeimbangkan terutama dalam akhlak santri.

“Pondok pesantren disini kathah-kathahe apalan dengan

jadwal waktu ngaji 4 kali sehari, karakter yang terbentuk

sendiri bagi santri yang hafalan yaitu sopan santun, pakaian

yang sederhana, menjaga pandangan, tasawuf, kerja keras,

ulet, tekun, sabar dan yang lainnya. Saya sering berkali-kali

berpesan kepada santri bil-hifdzi mereka adalah al-Qur‟an,

maka harus menyesuaikan. Pada saat santri yang menghafal

tapi kok tidak tahu artinya namun tetap saja berusaha

membaca atau menghafal berulang-ulang, maka lama

kelamaan akan terbiasa dan istiqomah. Tenang, dan

akhlaknya pun akan baik. Sebagai seorang santri harus bisa

menjaga luar dalam, lisan, maupun penampilan, jogo awak

dhewe yo njogo Qur‟ane. Mbak-mbak dalam kegiatan tak

pasrahkan kepada mbak-mbak, kersane damel latihan

mandiri dan tanggung jawab. (Wawancara pada tanggal 15

Agustus 2019 pukul 20.00 WIB di PPTQ Al-Muntaha).

Karakter yang terbentuk melalui kultur di Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha, menurut IF selaku

Ustadzah yakni ketawadhu‟an, menghargai dan menghormati dari

semua perbedaan,

“Santri disini terdiri dari dua macam, ada yang hafalan dan ada

yang tidak. Secara garis besar yang saya ketahui ada nilai

karakter yang terbentuk dalam program bil-hifdzi yaitui

tidak neko-neko, dan saya sering kali berpesan kepada

santri untuk sabar, sebisa mungkin tidak maksiat, karena

cobaan orang meghafal al-Qur‟an sangat besar. Rasa

ketawadhu‟an yang tinggi terhadap guru, saling

menghormati dan menghargai sesama karena disini kita

beda-beda. Akhlakpun dijaga contoh kecil yang sangat

besar manfaatnya yaitu ketika berpapasan salim pandangan

menunduk. Gaya hidup dari suasana pesantren nriman,

pakaian mbak-mbak yang sederhana biasane bajue nutup

pantat, makanan seadanya.” (Wawancara pada tanggal 15

Agustus 2019 pukul 21.00 WIB di PPTQ Al-Muntaha).

Page 92: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

77

Menurut NU kultur yang ada di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha terdiri dari tiga yaitu kebersamaan,

kemandirian, dan kreativitas. Kesederhanaan merupakan ciri khas

yang karakter yang dimiliki oleh seorang santri dilihat dari kebiasaan

yang dilakukan di PPTQ Al-Muntaha yakni memakai mukena ketika

mengaji, menurut NU ada makna tersendiri yaitu kesederhanaan

tanpa menampilkan kemewahan.

“Kultur yang ada di pesantren yaitu kebersamaan,

kemandirian dan kreativitas. Kebersamaan disini baik

dibidang akademik maupun non akademik, dimana di

bidang akademik ketika mengaji kita tidak membeda-

bedakan semua disamakan, dalam bidang non akademik

seperti khitobah, dziba‟, dalam hal kebersihan bersama.

Kemandirian dan kreativitas, karena pesantren ini hanya

terdiri dari putri saja, kami membiarkan santri untuk

mengembangkan kreativitas sendiri tanpa ada bantuan dari

pihak ndalem. Semua ini bertujuan untuk masa depan santri

supaya menjadi bekal yaitu menjadi wanita yang mandiri.

Karakter santri yang terbentuk dapat dilihat dari

kesehariannya dimana kesederhanaan merupakan ciri khas

yang dimiliki oleh seorang santri, seperti pola hidup yang

sederhana, makan seadanya, alas tidur yang sederhana yaitu

memakai kasur lantai, tidak berbelanja yang berlebihan.

Ketika saya mengajar ngaji bandongan kitab,tidak lupa saya

katakan kepada santri apakah ada hal yang perlu ditanyakan

dalam materi yang sedang dibahas, dengan tujuan santri

bisa menyalurkan pendapatnya untuk dibahas bersama-

sama. Dan ada satu khas yang ada di pesantren ini yaitu

memakai mukena ketika mengaji, dari sini kita mengajarkan

kepada santri bahwa tidak ada ruang untuk santri supaya

berbusana mewah dan tidak menonjolkan apa yang mereka

miliki semua sama. Menciptakan akhlakul karimah

merupakan tujuan dari berdirinya pesantren ini, kemudian

yang kedua yaitu membangun jiwa Qur;ani” (Wawancara

pada tanggal 17 Agustus 2019 pukul 20.00 di PPTQ Al-

Muntaha).

Page 93: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

78

IB selaku pengurus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-

Muntaha mengenai karakter yang terbentuk melalui kultur

pesantren yakni saling menghormati meski dalam perbedaan,

kebebasan dalam berpendapat diaplikasikan dalam bentuk

musyawarah, dan akhlakul karimah terdapat dalam kegiatan

mengaji.

“Karena disini berbasic hafalan tentunya sikap Qur‟ani

diterapkan. Sabar dan istiqomah adalah kunci bagi

penghafal al-Qur‟an. Memanfaatkan waktu dengan baik

akan membuat santri menjadi mandiri bagaimana mengatur

waktu supaya tidak terbuang-buang. Bagi yang tidak

menghafalkan menghormati dan menyesuaikan dengan

yang lainnya, disini kita saling belajar, yang baik dicontoh

dan yang buruk dibuang. Ngaji dalam kesehariannya

diterapkan untuk membantu kedisiplinan santri, adab dalam

kegiatan ngaji disini banyak sekali karakter yang terbentuk

dari mulai berjalan menggunakan lutut atau nama lain

ndengkul untuk mengajarkan ketawadhu‟an terhadap guru,

menghormati yang lain. Sebagai pengurus seringkali

berkumpul untuk membahas kegiatan ataupun kendala-

kendala yang ada di pesantren biasanya diadakan

musyawarah,ataupun pemilihan lurah pondok biasanya

dilakukan secara demokrasi jadi semua keputusan ada di

santri, dari sini kita akan terbentuk saling kerja sama,

kebebasan berpendapat, dan juga menghargai pendapat

orang lain yang tidak lain semua ini bertujuan untuk

kebaikan diri sendiri dan orang lain.” (Wawancara pada

tanggal 18 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB di PPTQ Al-

Muntaha).

Karakter yang terbentuk menurut MJ selaku pengurus

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha yakni dapat dilihat

dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan menjadi 4 kelompok

meliputi kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

“Karakter yang terbentuk dari kultur pesantren disini bisa

dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di

Page 94: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

79

pesantren. Kegiatan di PPTQ Al-Muntaha dibagi menjadi 4

macam yaitu: kegiatan tahunan, kegiatan bulanan, kegiatan

mingguan, dan kegiatan harian. Pada kegiatan tahunan

biasanya ada event-event untuk memperingati hari besar

Islam maupun nasional, dengan adanya event tersebut kita

mengadakan lomba-lomba antar santri dan dari santri

sendiri, disini akan tercipta karakter kemandirian, tanggung

jawab, kebersamaan dan kreativitas yang luar biasa dari

santri. Pada kegiatan bulanan biasanya dilaksanakan

sima‟an antar tahfidz, antar bin-nadzor, maupun bersama-

sama, dari sini dapat terbentuk karakter kerja sama,

kesabaran, dan ulet. Dalam kegiatan mingguan

dilaksanakan berbagai kegiatan diantarannya khitobah,

dziba‟, tilawah, bandongan kitab, dan lain sebagainya.

Dalam kegiatan khitobah maupun dziba‟ akan terbentuk

karakter mandiri dimana santri akan bertanggung jawab dan

mengembangkan kreativitasnya pada masing-masing

tugasnnya, kebersamaan dimana kegiatan ini dilaksanakan

satu kamar saling bekerja sama, percaya diri dimana santri

secara totalitas mengeluarkan kemampuannya untuk berani

tampil di depan umum. Pada kegiatan tilawahpun akan

terbentuk karakter percaya diri dimana santri harus berani

untuk mengeluarkan suaranya meskipun bagus ataupun

kurang bagus apabila dilatih terus menerus InsyaAllah akan

bisa sing penting kulino” (Wawancara pada tanggal 18

Agustus 2019 pukul 10.00 WIB).

Pendapat lain dari PU sebagai santri Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha, karakter yang terbentuk dari

hukuman-hukuman yang diterapkan dan kegiatan yang ada di

lingkungan pesantren, kedisiplinan merupakan karakter yang

terbentuk dari berbagai takziran, terlebih dalam kegiatan kerja

sama seperti bersih-bersih yang dilakukan di lingkungan pesantren.

“Nek menurute kulo dari peraturan pondok, setiap kegiatan

ada takziran atau hukuman seperti sholat, apabila tidak

melaksanakan sholat berjama‟ah dengan batasan salam

akhir imam pertama maka akan didenda Rp. 10.000,00 dan

ditakzir yaitu mengaji sambil jumeneng di samping ndalem

selama 5 menit setiap waktu sholat. Untuk takziran mengaji

yaitu mengaji di ndalem selama 10 menit. Untuk kegiatan

Page 95: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

80

kebersihan ada ro‟an dan piket harian yaitu gotong royong

membersihkan lingkungan pondok sareng-sareng, nah ting

mriki InsyaAllah terbentuk karakter kerja sama, mandiri,

tanggung jawab, apabila tidak melaksanakan kegiatan ini

maka akan di denda. Kegiatan tartilan dimana semua santri

wajib mengikuti, dengan cara dibagi menjadi empat

kelompok masing-masing kelompok enten mbak-mbak

gedhe untuk membimbing apabila ada kesalahan dalam

membaca nah ting mriki insyaAllah akan terbentuk karakter

saling menghargai, bekerja sama, membimbing, dan rasa

perhatian” (Wawancara pada tanggal 18 Agustus pukul

13.00 WIB di PPTQ Al-Muntaha).

Pendapat YD selaku santri Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur‟an Al-Muntaha, karakter yang terbentuk dapat dilihat dari

kegiatan setiap harinya yakni memasak untuk bersama-sama, disitu

akan tercipta karakter saling menghargai dan kerja sama.

“Karakter yang terkandung terdapat dalam berbagai

kegiatan, dari hal kecil bisa dilihat apabila mbak-mbak

melaksankan piket masak, terdapat karakter kerja sama,

mandiri, saling menghargai apabila terdapat teman yang

tidak sesuai dengan yang kita inginkan mungkin dalam hal

rasa terlalu asin maupun kurang asin. Saling menghargai

sangat dibutuhkan dalam hal kerja sama jenenge urip

bareng. Disini juga tidak terlepas dari perhatian Ibu Nyai.

Dalam hal masakanpun santri makan seadanya tidak

berlebihan dalam hal ini santri tidak neko-neko.

saumpamane enten mbak-mbak yang sakit satu kamarnya

bersama merawat maka akan terbentuk karakter

kebersamaan, persaudaraan, perhatian dan rasa kasih

sayang” (Wawancara pada tanggal 18 Agustus 2019 pukul

14.00 WIB di PPTQ Al-Muntaha).

B. Analisis Data

1. Pembentukan Karakter bagi Santri di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Al-Muntaha Salatiga

Pembentukan karakter santri merupakan tanggung jawab setiap

pendidik, baik berkenaan dengan iman, moral, mental, fisikal,

Page 96: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

81

spiritual, ataupun sosial. Akan tetapi bukan hanya pendidik yang

menunaikan tanggung jawab dan kewajiban tersebut, itu tanggung

jawab kita semua. Dalam pembentukan karakter tentunya tidak

terlepas dari suatu pendidikan. Adapun kaidah-kaidah pendidikan

dalam pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha berdasarkan hasil wawancara,

observasi dan terkait dengan teori „Ulwan dalam metode pendidikan

yang influentif terhadap anak, sebagai berikut:

a. Pendidikan Keteladanan

Pemberian keteladan ini, santri diajarakan untuk selalu

menjaga akhlak, dan memanfaatkan waktu. Misalnya dalam

memanfaatkan waktu digunakan untuk nderes atau membaca al-

Qur‟an seperti halnya yang dilakukan oleh Ibu Nyai.

b. Pendidikan Pembiasaan

Pada metode ini, santri dibiasakan untuk bertutur kata yang

baik, sopan santun dan lemah lembut. Seperti halnya pengasuh

dalam berkomunikasi terhadap sesama, baik santri ataupun bukan

dalam aktivitas kesehariannya. Sikap ketawadhu‟an terhadap guru,

apabila berpapasan dengan guru langsung berjabat tangan dengan

wajah menunduk.

c. Pendidikan Nasihat

Santri mendapatkan nasihat dari pengasuh ataupun guru

dari berbagai kegiatan akademik maupun non akademik dalam

Page 97: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

82

pesantren. Dalam bidang akademik sendiri salah satu contoh ketika

kegiatan mengaji seperti saat mengaji kitab nashoihul „ibad, dari

isi kandungan kitab tersebut banyak berbagai pesan-pesan yang

kemudian dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang

non akademik, santri yang dalam keadaan kesusahan ataupun

terdapat masalah kemudian sowan ke pengasuh untuk memberikan

solusi ataupun nasihat-nasihat yang sekiranya dapat membantu

santri.

d. Pendidikan Perhatian

Metode perhatian ini diterapkan oleh pengurus dalam

membantu lancarnya semua kegiatan di pesantren. Pengurus

meyediakan apa yang dibutuhkan oleh santri dan memberikan

perhatian tanpa membeda-bedakan satu sama lain. perhatian yang

dilakukan oleh pengasuh biasanya ketika santri piket masak, disitu

pengasuh mengarahkan bagaimana cara memasak yang baik dan

benar.

e. Pendidikan Hukuman

Pada metode ini terdapat pada peraturan pesantren, dimana

bagi santri yang tidak melaksanakan kegiatan akan diberi

hukuman. Salah satu contoh pada kegiatan berjama‟ah, bagi santri

yang tidak melakukan jama‟ah maka akan dikenai denda

Rp.10.000,00 dan takziran berdiri sambil mengaji di samping

ndalem pengasuh. Dari metode ini akan membentuk karakter yang

Page 98: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

83

akan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari yakni disiplin

sholat berjama‟ah tepat waktu.

f. Pendidikan dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Pesantren

Kegiatan yang disealenggarakan tidak semata-mata untuk

kepentingan suatu sistem, akan tetapi memiliki tujuan berdasarkan

visi dan misi pesantren. Adapun kegitan-kegiatan yang

dilaksanakan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

Salatiga dalam rangka pembentukan karakter bagi santri,

diantaranya sebagai berikut:

1) Sholat Berjama‟ah

Santri diwajibkan sholat berjama‟ah, terutama sholat

magahrib, isya‟ dan subuh. Jika ada santri yang tidak

melaksanakan sholat jama‟ah ataupun telat dengan ketentuan

batas akhir salam imam pertama, akan dikenai denda Rp.

10.000,00 dan dikuhum mengaji sambil berdiri di samping

ndalem (rumah) Ibu Nyai selama 5 menit.

2) Mengaji Al-Qur‟an

Kegiatan mengaji al-Qur‟an dibagi menjadi dua kategori

yakni program bil-hifdzi dan bin-nadzor. Kegiatan mengaji

al-Qur‟an dilaksanakan 4 kali dalam sehari semalam. Pagi

hari Pukul 06.00 WIB, siang hari pukul 13.30 WIB, sore hari

pukul 16.00 WIB, kemudian malam hari pukul 20.00 WIB.

Page 99: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

84

Apabila tidak melaksanakan kegiatan ini akan dikenakan

hukuman yakni mengaji di ndalem selam 10 menit.

3) Bandongan Kitab

Adapun kitab yang dipelajari yakni Kitab Nashoihul

„Ibad yang dilaksanakan pada malam minggu secara

bersama-sama. Kitab Fathul Qorib yang dilaksanakan pada

hari sabtu sore. Kitab Maroqil „Ubudiyyah yang dilaksanakan

hari kamis sore. Kitab Tafsir Jalalain yang dilaksanakan

setiap hari setelah sholat maghrib. Kitab Jurumiyyah yang

dilaksanakn pada hari ahad pukul 08.00 untuk kelas tiga,

Kitab Tajwid yang dilaksanakan pada hari Minggu pukul

08.00 untuk kelas dua, Kitab Fiqih yang dilaksanakan pada

hari minggu pukul 08.00 untuk kelas satu. Mengaji kitab

sangatlah penting karena membantu dan menambah

pengetahuan baik dalam syariat Islam maupun lainnya.

4) Ro‟an

Kegiatan ro‟an dilaksanakan setiap hari minggu pagi

setelah kegiatan sima‟an. Ro‟an disini yang dimaksud yaitu

kerja bakti bersama-sama membersihkan lingkungan

pesantren. Semua santri wajib mengikuti seusai dengan

kelompok yang telah ditentukan. Bagi santri yang tidak

mengikuti maka akan dikenai denda sebesar Rp. 5000,00.

5) Khitobah

Page 100: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

85

Kegiatan khitobah dilaksanakan dua minggu sekali

pada malam jum‟at pukul 20.00 WIB sampai selesai.

Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua santri, bagi petugas

dibagi secara bergilir. Adapun susunan acara dalam kegiatan

khitobah, yakni: pembacaan „Aqidatul „Awwam, pembukaan

oleh MC, Pembacaan Manaqib, tilawah dan sari tilaawah,

pembacaan sholawat, pembacaan sholawat Nabi, sambutan

panitia, sambutan pengurus, ma‟uidhoh hasanah, do‟a, dan

penutup. Bagi santri yang tidak memperhatikan ataupun tidur

akan ditunjuk oleh MC untuk menggantikan sebagian dari

tugasnya.

6) Dziba‟

Kegiatan Dziba‟ dilaksanakan dua minggu sekali setiap

malam jum‟at pukul 20.00 WIB sampai selesai. Bagi yang

bertugas sesuai dengan giliran per kamar. Semua santri wajib

mengikuti.

7) Tilawah

Kegiatan tilawah dilaksanakan setiap malam sabtu

pukul 20.00-21.00 WIB. Santri dilatih untuk mengeluarkan

kemampuannya dalam melantunkan ayat suci Al-Qur‟an.

Kegiatan ini tidak membedakan santri yang mempunyai suara

bagus ataupun kurang bagus, metode yang digunakan yakni

ustadz melantunkan sebuah ayat kemudian ditirukan oleh

Page 101: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

86

santri, dari ustadz menunjuk secara acak kepada santri.

Dalam kegiatan ini santri wajib mengikuti tanpa terkecuali.

8) Sima‟an

Sima‟an yang dilaksanakan oleh program tahfidz

dilaksanakan dalam 3 macam:

a) Sima‟an pada Hari Minggu Biasa

Santri tahfidz mencari pasangan sesama santri

tahfidz untuk menyima‟ atau membenarkan bacaan ayat

al-Qur‟an secara bergantian.

b) Sima‟an pada Hari Minggu Kliwon

Santri tahfidz mencari pasangan santri bin-nadzor

untuk menyima‟ atau membenarkan bacaan ayat al-

Qur‟an.

c) Sima‟an pada Hari Minggu Legi

Dalam kegiatan ini semua santri wajib mengikuti,

dua minggu sebelum terlaksana dari pengurus sie.

Pendidikan membagikan bagian juz yang harus

dilafalkan oleh santri program bil-khifdzi, pembagian

dilaksanakan atas dasar perolehan hafalan. Kegiatan ini

diakhiri dengan makan bersama dan do‟a khotmil

Qur‟an.

9) Qiyamul Lail

Page 102: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

87

Kegitan qiyamul lail dilaksanakan pada malam jum‟at

dan wajib berada di aula. Dalam kegiatan ini disediakan

absensi untuk bukti telah melaksanakan qiyamul lail,

dilaksanakan bagi santri yang suci. Bagi santri yang tidak

mengikuti kegiatan ini maka akan dikenakan huukuman berupa

mencuci karpet.

10) Tartilan

Kegiatan tartilan dilaksanakan pada hari jum‟at pagi

pukul setelah tahlil pagi Dalam pelaksanaan ini dibagi menjadi

4 kelompok, dimana masing-masing kelompok ada seniornya

untuk memandu ataupun membenarkan bacaan setiap santri.

Kegiatan ini wajib diikuti semua santri yang tidak berhalangan,

bagi santri yang tidak mengikuti maka akan dikenai hukuman

berupa menulis istighfar sebanyak 100 kali.

11) Peringatan Hari Besar Islam maupun Nasional

Dalam kegiatan ini santri dilatih secara mandiri, setiap

ada peringatan hari besar Islam diadakan kegiatan-kegiatan

hasil kreativitas santri seperti lomba drama, tilawah, MHQ,

MSQ, rebana, dan lain sebagainya. Dalam peringatan hari

nasional juga tidak ketinggalan dalam merayakannya seperti

hari kemerdekaan diadakan acara lomba dan upacara. Dalam

kegiatan ini diakhiri dengan pembagian hadiah.

Page 103: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

88

2. Karakter Santri yang Terbentuk Melalui Kultur Pesantren di

Pondok Pesantren Al-Muntaha Salatiga

Adapun karakter yang terbentuk melalui kultur pesantren terkait

dengan teori menurut Bakri dan Werdiningsih dalam Yasid

berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sebagai berikut:

a. Gotong Royong

Budaya gotong royong dalam pesantren dapat ditunjukkan

dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan seperti ro‟an, piket

harian, khitobah, dziba‟. Dalam kegiatan ro‟an dan piket harian

membentuk karakter peduli lingkungan, kerja keras, kerjasama,

tanggung jawab, dan kebersamaan. Dalam kegiatan khitobah dan

dziba‟ terbentuk karakter kerjasama, kebersamaan, kreatif, percaya

diri, tanggung jawab, dan kekompakan, dimana santri bekerja sama

dengan rekan kamarnya dalam menjalankan tugas.

b. Persaudaraan

Persaudaraan dalam lingkungan pesantren sangatlah

penting, karena manusia adalah makhluk sosial tidak bisa hidup

sendirii. Budaya ini dapat ditunjukkan dalam kebiasaan keseharian

seperti saling menolong teman yang sedang kesusahan, merawat

ketika temannya sakit. Maka dari itu, akan terbentuk karakter

peduli, saling tolong menolong, kebersamaan, solidaritas, dan

tenggang rasa.

c. Kebebasan

Page 104: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

89

Budaya kebebasan dalam pesantren dapat dilihat dari

kegiatan diskusi antar santri ataupun antar pengurus yang biasa

dilaksanakan ketika kegiatan khitobah, pengumuman-

pengumuman, dan diskusi antar pengurus dalam rangka

membahas kendala-kendala dalam pesantren dan event-event yang

akan dilaksanakan. Dalam kegiatan akademik dapat ditunjukkan

ketika ngaji kitab, disini santri diberi kebebasan untuk

menyampaikan pendapatnya, dan tentunya tidak lepas dari

bimbingan guru. Dari kegiatan ini maka akan terbentuk karakter

demokratis, tanggung jawab, kejujuran, percaya diri, rasa ingin

tahu dan menghormati pendapat orang lain.

d. Menghargai Pendapat

Menghargai pendapat dapat ditunjukkan dalam kegiatan

piket masak, dimana seorang santri menghargai masakan orang

lain ketika rasa dalam masakan terlalu asin, kurang asin, gosong,

terlalu pedas dan lain sebagainya. Maka akan terbentuk karakter

saling menghargai, toleransi, kebersamaan, tanggung jawab, dan

tenggang rasa.

e. Kesederhanaan

Budaya kesederhanaan dalam pesantren ditunjukkan dalam

gaya hidup santri. Kesederhanaan dalam hal makanan, dimana

menu makanan yang disediakan seadanya tidak mewah dan itupun

untuk makan bersama-sama, karena memang santri diajarkan untuk

Page 105: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

90

prihatin, menerima apa adanya. Kesederhanaan dalam berpakaian,

alas tidur dan cara bergaul. Dalam kegiatan mengaji sorogan al-

Qur‟an diwajibkan untuk memakai mukena dengan tujuan semua

disamakan tidak menunjukkan kemewahan. Semua kesederhanaan

ini bertujuan untuk membetuk karakter santri supaya tidak

sombong, menerima apa adanya, tidak boros, dan prihatin.

f. Kemandirian

Budaya kemandirian dalam pesantren dapat ditunjukkan

dalam mengatur waktu, dimana santri harus pandai-pandai

membagi waktu baik itu dalam kegiatan di sekolah, kampus, dan

pesantren. Dimana pesantren ini berbasic hafalan jadi lebih pandai

mengatur waktu. Budaya kemandirian juga dapat ditunjukkan

dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pesantren seperti rajin

jama‟ah, mengaji, piket lingkungan dan pelaksanaan PHBI dimana

para santri mempunyai kebebasan untuk menyalurkan

kreativitasnya. Dalam hal ini akan terbentuk karakter pada santri

yakni rasa tanggung jawab, kerja keras, kreatif, disiplin, tidak

membuang-buang waktu, rajin, dan ulet.

g. Akhlakul Karimah

Akhlakul karimah merupakan menjadi ciri khas dari

pesantren, dimana diajarkan bahwa akhlak berada diaatas ilmu.

Santri yang mengikuti program tahfidz maka dalam sikap maupun

perkataan diselaraskan dengan al-Qur‟an, begitu juga dengan santri

Page 106: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

91

yang mengikuti program bin-nadzor. Sikap ketawadhu‟an, religius,

tutur kata yang sopan lemah lembut, menjaga pandangan, ta‟dzim

merupakan karakter yang ada dalam diri seseorang. Karakter

semua ini tidak hanya dipraktekkan di pesantren akan tetapi

dipraktekkan juga dalam bermasyarakat, dan berbangsa.

Page 107: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan analisis data, maka dapat

disimpulkan berdasarkan fokus masalah sebagai berikut:

1. Pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur‟an melalui:

a. Pendidikan keteladanan, santri diajarkan untuk meneladani dari

pengasuh, ustadz ustadzah, dan pengurus. Yakni meneladani

dalam hal akhlak dan juga mengatur waktu untuk hal-hal yang

bermanfaat.

b. Pendidikan adat kebiasaan, dimana para santri dibiasakan untuk

menunduk dan berjabat tangan ketika berpapasan dengan Ibu

Nyai dan bertutur kata yang sopan lemah lembut dalam

keseharianya.

c. Pendidikan nasihat, pengasuh dalam menyampaikan nasihat

dilakukan ketika dalam kegiatan ataupun di luar kegiatan

pesantren. Seperti dalam kegiatan ngaji kitab Nasoihul „Ibad.

d. Pendidikan memberikan perhatian, dimana santri mendapatkan

perhatian dari pengurus dan pengasuh dalam menyediakan

kebutuhan sehari-hari santri, dan dalam kegiatan seperti piket

memasak.

Page 108: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

93

e. Pendidikan dengan memberikan hukuman, bagi santri yang

melanggar peraturan maka akan diberikan hukuman sesuai

peraturan yang ditetapkan.

f. Pendidikan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren,

semua kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk

mendisiplinkan santri supaya menjadi kebiasaan.

2. Karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren meliputi:

a. Gotong royong, maka akan terbentuk karakter peduli

lingkungan, kerja keras, kerjasama, tanggung jawab,

kebersamaan, kreatif, percaya diri, dan kekompakan.

b. Persaudaraan, maka akan terbentuk karakter peduli, saling

tolong menolong, kebersamaan, solidaritas, dan tenggang rasa.

c. Kebebasan, maka akan terbentuk karakter karakter demokratis,

tanggung jawab, kejujuran, percaya diri, rasa ingin tahu dan

menghormati pendapat orang lain.

d. Menghargai pendapat, maka akan terbentuk karakter saling

menghargai, toleransi, kebersamaan, tanggung jawab, dan

tenggang rasa.

e. Kesederhanaan, maka akan terbentuk karakter tidak sombong,

menerima apa adanya, tidak boros, dan prihatin.

f. Kemandirian, maka akan terbentuk karakter tanggung jawab,

kreatif, disiplin, tidak membuang-buang waktu, rajin, dan ulet.

Page 109: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

94

g. Akhlakul karimah, maka akan terbentuk karakter

ketawadhu‟an, ta‟dzim,religius, menjaga perilaku, tutur kata

yang sopan dan lemah lembut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat

memberikan saran sebagi berikut:

1. Bagi Pihak Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

Tetap mempertahankan dan meningkatkan dalam upaya

pembentukan karakter bagi santri. Mempertahankan dan

mengembangkan kultur pesantren, agar mampu mencetak

santriwati yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Islam

2. Bagi Santriwati Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

Bahwa pendidikan sangatlah penting, maka tetaplah semangat

dalam mencari ilmu untuk bekal masa depan dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti yang juga ingin meneliti mengenai topik penelitian

ini, penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk peneliti-peneliti

lainnya. Akan tetapi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melihat

kelemahan dari peneliti ini sehingga dalam penelitian ini masih

dapat dikembangkan lebih dalam lagi dengan kajian penelitian dan

ranah yang lebih luas.

Page 110: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

95

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai

Pustaka.

Anisah. 2009. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Ki Hajar Dewantara.

MUDARRISA. 1(1): 118-119.

Asrohah, H. 2004. Pelembagaan Pesantren Asal- usul dan Perkembangan

Pesantren di Jawa. Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Informasi Penelitian

dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Busro, Muhammad dan Suwandi. 2017. Pendidikan Karakter. Yogyakarata:

Media Akademi.

Dhofier, Zamakhsyari. 1983. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai. Jakarta: LP3ES.

Fahham, A Muchaddam. 2013. Pendidikan Karakter di Pesantren. Pusat

Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DJ) SkretariatvJendral DPR

RI.

Ghazali, M. Bahri. 2002. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV.

Prasasti.

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan

Karakter Bangsa-Pedoman Sekolah. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan.

Kesuma, Dharma dkk. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kusdi. 2011. Budaya Organisasi: Teori, Penelitian dan Praktik. Jakarata:

Salemba Empat.

Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan

Kreatif. Jakarta: Erlanngga.

Makmun, Rodli. 2014. Pembentukan Karakter Berbasis Pendidikan Pesantren

Studi di Pondok Pesantren Tradisional dan Modern di Kabupaten Ponorogo.

Cendekia. 12 (2).

Page 111: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

96

Maran, Rafael Raga. 2007. Manusia & Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu

Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mukti, Ali. 2016. Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu

Group.

Mulyasa. 2014. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidemensial. Jakarta: Bumi Aksara.

Narwanti, Sri. 2014. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia.

Patilima, Hamid. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Alfabeta.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

Rasimin. 2014. Antropologi Pendidikan: Pendekatan Sosial Budaya. Salatiga:

STAIN Salatiga Press.

_______.2019. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis Kualitatif.

Yogyakarta: Trussmedia Grafika.

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. 2013. pendidikan Karakter

Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia.

Sani, R.A., dan Muhammad Kadri. 2016. Pendidikan Karakter (Mengembangkan

Karakter Anak yang Islami). Jakarta: Bumi aksara.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

CV Alfabeta.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.

'Ulwan,'Abdul 'I-Lah Nashih. 1981. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam.

Semarang: CV As- Syifa.

Page 112: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

97

Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa.

Yogyakarta: Teras.

Yasid dkk. 2018. Paradigma Baru Pesantren. Yogyakarta: IRCiSoD.

Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Ciputat Press.

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: BIGRAF

Publising.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan

Praktik. Yogyakarta: UNY Press.

______________. 2009. Pendidikan Karakter Grand Design dan Nilai-nilai

Target. Yogyakarta: UNY Press.

Page 113: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

98

Page 114: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

99

Page 115: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

100

Page 116: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

101

Page 117: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

102

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Pengasuh, ustadz, dan ustadzah Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Al-Muntaha Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama :

2. Alamat :

3. Usia :

4. Hari/ Tanggal :

5. Waktu :

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al-Muntaha Salatiga

a. Bagaimana upaya pengasuh, ustadz, dan ustadzah untuk

membentuk karakter kepada santri?

b. Apakah ada nasehat khusus kepada santri dalam rangka

pembentukan karakter?

c. Adakah kebiasaan-kebiasaan pengasuh, ustadz, dan ustadzah yang

diajarkan kepada santri? Kapan? Sebutkan!

d. Bagaimana cara mengatasi santri yang sedang dalam kesusahan?

e. Bagaimana cara mengatasi santri yang melanggar tata tertib

pesantren?

f. Adakah kegiatan-kegiatan yang ikut serta berperan dalam

pembentukan karakter?

g. Siapa saja yang menjadi pelaksana dalam proses pembentukan

karakter bagi santri?

2. Karakter yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-Muntaha

Salatiga

a. Apa saja kultur pesantren yang ada di PPTQ Al-Muntaha Salatiga?

Page 118: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

103

b. Bagaimana keikutsertaan santri dalam melakukan kegiatan-

kegiatan yang ada di pesantren?

c. Adakah kegiatan tanya jawab untuk menyalurkan pendapat santri

dalam kegiatan mengaji?

d. Bagaimana cara mengatasi santri yang berbeda pendapat baik itu

dengan pengasuh/ustadz/ustadzah maupun sesama santri?

e. Bagaimana cara melatih santri agar bersikap mandiri?

f. Bagaimana sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

g. Bagaimana sikap santri ketika bertemu dengan

pengasuh/ustadz/ustadzah?

h. Bagaimana akhlakul karimah yang dimiliki oleh santri? Sebutkan!

Page 119: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

104

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Pengurus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-

Muntaha Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama :

2. Alamat :

3. Usia :

4. Hari/ Tanggal :

5. Waktu :

A. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al- Muntaha Salatiga

a. Sikap apa saja yang harus anda teladani dari pengasuh, ustadz dan

ustadzah?

b. Adakah perhatian khusus yang dilakukan oleh pengasuh, ustadz

dan ustadzah, pengurus kepada santri? Sebutkan !

c. Apa saja kebiasaan- kebiasaan dalam lingkungan pesantren untuk

membentuk karakter bagi santri?

d. Apakah pengasuh, ustadz, ustadzah dan pengurus memberikan

nasihat kepada santri? Berikan contohnya!

e. Adakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pesantren

untuk membentuk karakter santri? Sebutkan!

f. Adakah konsekuensi bagi santri yang melanggar peraturan?

Sebutkan !

2. Karakter yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Adakah kegiatan yang melibatkan kerja sama? Sebutkan!

b. Bagaimana sikap pengurus apabila ada santri yang sakit atau dalam

keadaan kesusahan?

Page 120: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

105

c. Adakah kegiatan berdiskusi di pesantren anda? Jika ada, kapan

kegiatan tersebut dilaksanakan?

d. Adakah kebebasan untuk menyampaikan pendapat untuk masing-

masing santri?

e. Bagaimana cara menyikapi teman yang berbeda pendapat dengan

anda ketika berdiskusi?

f. Bagaimana sikap anda terhadap teman yang tidak sesuai dengan

keinginan anda dalam kegiatan sehari-hari? Berikan contohnya!

g. Apa saja sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Sebutkan!

h. Bagaimana cara anda memanfaatkan waktu?

i. Bagaimana sikap anda terhadap orang yang lebih tua ataupun yang

lebih muda?

j. Bagaimana adab ketika bertemu dengan pengasuh, ustadz maupun

ustadzah?

Page 121: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

106

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al- Muntaha

Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

Identitas Diri

1. Nama :

2. Alamat :

3. Usia :

4. Hari/ Tanggal :

5. Waktu :

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al- Muntaha Salatiga

a. Sikap apa saja yang harus anda teladani dari pengasuh, ustadz dan

ustadzah?

b. Adakah perhatian khusus yang dilakukan oleh pengasuh, ustadz

dan ustadzah kepada santri? Sebutkan !

c. Apa saja kebiasaan- kebiasaan dalam lingkungan pesantren untuk

membentuk karakter bagi santri?

d. Apakah pengasuh, ustadz dan ustadzah memberikan nasihat kepada

santri? Berikan contohnya!

e. Adakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pesantren

untuk membentuk karakter santri? Sebutkan!

f. Adakah konsekuensi bagi santri yang melanggar peraturan?

Sebutkan !

2. Karakter yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Adakah kegiatan yang melibatkan kerja sama? Sebutkan!

b. Apabila ada teman sakit atau dalam keadaan kesusahan, bagaimana

sikap anda?

Page 122: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

107

c. Adakah kegiatan berdiskusi di pesantren anda? Jika ada, kapan

kegiatan tersebut dilaksanakan?

d. Adakah kebebasan untuk menyampaikan pendapat untuk masing-

masing santri? Bagaima caranya?

e. Bagaimana cara menyikapi teman yang berbeda pendapat dengan

anda ketika berdiskusi?

f. Bagaimana sikap anda terhadap teman yang tidak sesuai dengan

keinginan anda dalam kegiatan sehari-hari? Berikan contohnya!

g. Apa saja sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Sebutkan!

h. Bagaimana cara anda memanfaatkan waktu?

i. Bagaimana sikap anda terhadap orang yang lebih tua ataupun yang

lebih muda?

j. Bagaimana adab ketika bertemu dengan pengasuh, ustadz maupun

ustadzah?

Page 123: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

108

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-

Muntaha Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama : Siti Zulaecho, AH

2. Alamat : Sidoharjo, Cebongan, Argomulya, Salatiga

3. Usia : 60 Tahun

4. Hari/ Tanggal : Kamis, 15 Agustus 2019

5. Waktu : 20.00 WIB

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al-Muntaha Salatiga

a. Bagaimana upaya pengasuh untuk membentuk karakter kepada

santri?

Yang bisa saya lakukan dalam mendidik karakter santri secara

pribadi yang pertama adalah dunga, agar santri diberi kemudahan

oleh Allah SWT dan diberi kelancaran dalam menuntut ilmu.

Selain dengan berdo‟a, ibu menghargai semua santri, ibu basa tak

alusi, semua saya hargai baik itu kecil, besar, santri baru maupun

santri lama saya perlakukan sama. Selain bertujuan untuk mendidik

supaya menjadi kebiasaan akhlak santri.

b. Apakah ada nasehat khusus kepada santri dalam rangka

pembentukan karakter?

Saya lebih ke mendo‟akan, dan do‟a tersebut ada yang khusus

yaitu bagi santri yang kesulitan dalam menghafal. Dan sebisa

mungkin kulo memberikan motivasi untuk lebih semangat,

biasanya saya kaitkan dengan pengalaman kulo atau kisah

pengalaman orang lain.

c. Adakah kebiasaan-kebiasaan pengasuh yang diajarkan kepada

santri? Kapan? Sebutkan!

Bagi saya pribadi, mengedepankan santri itu wajib karena namanya

santri di pesantren dititipkan oleh orang tuanya, jadi apabila waktu

sholat saya imami meskipun dalam keadaan bepergian, waktu

Page 124: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

109

mengaji disitu saya krenthek dalam hati saya “ayo saya bantu,

contone seandainya sedang mengangkat barang ayo saya bantu

angkat bersama” saya barengi dengan niat ikhlas.

d. Bagaimana cara mengatasi santri yang sedang dalam kesusahan?

Apabila ada santri yang berbuat kesalahan saya berusaha

memberikan pengarahan dengan bahasa yang baik. Biasanya saya

menyampaikan pada saat ngaji kitab Nashoihul „Ibad malam

minggu dengan metode bandongan. Diwaktu lain, terkadang ada

santri yang sowan untuk meminta pendapat atau bercerita tentang

permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi, disitu kulo

berusaha sak bisane kulo untuk memberikan nasihat.

e. Bagaimana cara mengatasi santri yang melanggar tata tertib

pesantren?

Untuk mengatasi mbak-mbak yang melanggar peraturan kami

serahkan kepada pengurus, dari pihak ndalem namung menanyakan

contoh ketika takziran mengaji yaitu membaca al-Qur;an ting

ndalem mangke setelah selesai membaca saya menanyakan alasan

tidak mengikuti ngaji”

f. Adakah kegiatan-kegiatan yang ikut serta berperan dalam

pembentukan karakter?

Kegiatan kathah sanget, tapi saya serahkan kepada pengurus wau.

Karna yang lebih tahu mbak-mbak.

g. Siapa saja yang menjadi pelaksana dalam proses pembentukan

karakter bagi santri?

Kita semua, dan yang terpenting libatkan Allah SWT ting pundi

enggon.

2. Karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Apa saja kultur pesantren yang ada di PPTQ Al-Muntaha Salatiga?

Pondok pesantren disini kathah-kathahe apalan dengan jadwal

waktu ngaji 4 kali sehari. Mengaji adalah hal yang diutamakan.

karakter yang terbentuk sendiri bagi santri yang hafalan yaitu

sopan santun, pakaian yang sederhana, menjaga pandangan,

tasawuf, kerja keras, ulet, tekun, sabar dan yang lainnya. Saya

sering berkali-kali berpesan kepada santri bil-hifdzi mereka adalah

al-Qur‟an, maka harus menyesuaikan. Pada saat santri yang

menghafal tapi kok tidak tahu artinya namun tetap saja berusaha

Page 125: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

110

membaca atau menghafal berulang-ulang, maka lama kelamaan

akan terbiasa dan istiqomah. Tenang, dan akhlaknya pun akan baik.

Sebagai seorang santri harus bisa menjaga luar dalam, lisan,

maupun penampilan, jogo awak dhewe yo njogo Qur‟ane

b. Bagaimana keikutsertaan santri dalam melakukan kegiatan-

kegiatan yang ada di pesantren?

Mbak-mbak dalam mengikuti kegiatan sae, contoh dalam kegiatan

bersih-bersih bersama, khitobah maka mbak-mbak akan mandiri,

bareng-bareng, kreatif, melatih berbicara di depan orang banyak.

c. Adakah kegiatan tanya jawab untuk menyalurkan pendapat santri

dalam kegiatan mengaji?

Enten, setiap kulo ngaji kitab Nashoihul „Ibad saya tidak lupa

menawarkan kepada mbak-mbak untuk bertanya, maka jika ada

yang bertanya mari kita bahas bersama-sama.

d. Bagaimana cara mengatasi santri yang berbeda pendapat baik itu

dengan pengasuh maupun sesama santri?

Apabila ada santri yang tidak sependapat, misalnya dalam keadaan

mengaji maka kita bahas bersama, tidak ada bedanya niatnya

belajar bersama. dari mbak-mbak dikumpulkan pendapatnya

kemudian disimpulkan.

e. Bagaimana cara melatih santri agar bersikap mandiri?

.Mbak-mbak dalam kegiatan tak pasrahkan kepada mbak-mbak,

kersane damel latihan mandiri dan tanggung jawab. Contoh ketika

memasak, saya sengaja mbak-mbak yang memasak untuk lainnya

supaya damel latihan sebagai wanita juga harus terampil buat bekal

masa depannya, disini kulo namung ngawasi jika ada kesalahan

saya benarkan.

f. Bagaimana sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Sikap sederhana mbak-mbak bisa dilihat dari cara berteman,

makanan seadanya sak wakul gawe bareng-bareng, alas tidur pakai

kasur lantai, nggeh kathah dandan tidak terlalu menor pakaian

sederhana.

g. Bagaimana sikap santri ketika bertemu dengan pengasuh?

Biasane mbak-mbak pas papasan kulo salim. Contoh mbak-mbak

habis pulang dari kampus atau sekolah ketika berpapasan langsung

salim dan jangan senyum, senyum itu penting.

Page 126: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

111

h. Bagaimana akhlakul karimah yang dimiliki oleh santri? Sebutkan!

Nggeh, akhlak itu yang paling penting. Yang seharusnya santri

miliki, akhlak di atas ilmu. Saya berharap mbak-mbak bisa

menerapkan akhlak di lingkungan luar supaya dicontoh, misal

dalam berbicara yang sopan, basa krama, menghormati orang lain,

tidak membeda-bedaka semua sama. Biar orang tua juga senang

melihat anaknya berhasil.

Page 127: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

112

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Ustadzah Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-

Muntaha Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama : Inayatul Fuaida, S.Pd.I, AH

2. Alamat : Sukoharjo, Cebongan, Argomulyo, Salatiga

3. Usia : 28 Tahun

4. Hari/ Tanggal : Kamis, 15 Agustus 2019

5. Waktu : 21.00 WIB

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al-Muntaha Salatiga

a. Bagaimana upaya ustadzah untuk membentuk karakter kepada

santri?

Dalam pembentukan karakter lebih mengedepankan bagaimana

menjadi santri ahlul qur‟an, akhlak yang harus dijaga, sikap

tawadhu‟ misal ketika berpapasan dengan guru langsung ndingkluk

lajeng salim.

b. Apakah ada nasehat khusus kepada santri dalam rangka

pembentukan karakter?

Karena saya hanya bisa membantu dalam kegiatan ngaji siang

yaitu sorogan al-Qur‟an, jadi nasihat-nasihat yang bisa saya

sampaikan dalam bentuk tatap muka atau pesan media seperti

whatsapp.

c. Adakah kebiasaan-kebiasaan ustadzah yang diajarkan kepada

santri? Kapan? Sebutkan!

Sakbenere kebiasaan-kebiasaan bisa dilihat dari kegiatan Ibu Nyai.

Kalo dari saya sendiri saya juga masih belajar dari Ibu Nyai.

d. Bagaimana cara mengatasi santri yang sedang dalam kesusahan?

Page 128: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

113

Sebisa mungkin saya membantu apa yang sedang dibutuhkan.

Terlebih dalam pemberian motivasi tidak pernah luput. Misal ada

mbak-mbak sakit yang saya beri air hangat atau teh hangat.

e. Bagaimana cara mengatasi santri yang melanggar tata tertib

pesantren?

Bagi santri yang melanggar peraturan atau kegiatan-kegiatan akan

diproses oleh pengurus, dari pihak ndalem namung nompo.

f. Adakah kegiatan-kegiatan yang ikut serta berperan dalam

pembentukan karakter?

Iya ada, misal sholat jama‟ah disiplin ngaji, mangke apabila tidak

ikut melaksanakan jama‟ah atau ngaji akan didenda oleh pengurus

yang mengatur. Disini bisa membentuk karakter santri dan itu

bagus sekali.

g. Siapa saja yang menjadi pelaksana dalam proses pembentukan

karakter bagi santri?

Ya santri itu sendiri mbak-mbak itu sendiri, disini pengasuh

ataupun ustadz/ustadzah hanya bisa mengarahkan dan membimbing

santri, dan lingkungan juga mempengaruhi koyo rencang-rencang,

masyarakat, gaya hidup dan lain sebagainya. Karena menurut kulo,

karakter niku akan terbentuk karena kesadaran dan kesadaran yang

lebih manjur yaiku saka awak dhewe di luar itu berperan sebagai

pendorong

2. Karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Apa saja kultur pesantren yang ada di PPTQ Al-Muntaha Salatiga?

Santri disini terdiri dari dua macam, ada yang hafalan dan ada yang

tidak. Secara garis besar yang saya ketahui ada nilai karakter yang

terbentuk dalam program bil-hifdzi yaitui tidak neko-neko, dan

saya sering kali berpesan kepada santri untuk sabar, sebisa

mungkin tidak maksiat, karena cobaan orang meghafal al-Qur‟an

sangat besar. Rasa ketawadhu‟an yang tinggi terhadap guru, saling

menghormati dan menghargai sesama karena disini kita beda-beda.

b. Bagaimana keikutsertaan santri dalam melakukan kegiatan-

kegiatan yang ada di pesantren?

Page 129: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

114

Mbak-mbak disini dilatih untuk mandiri, dimana semua kegiatan

dilaksanakan santri tanpa bantuan dari ndalem. Misalnya event-

event PHBI, supaya bisa bertanggung jawab dan kreatif.

c. Adakah kegiatan tanya jawab untuk menyalurkan pendapat santri

dalam kegiatan mengaji?

Saya mengajarkan ngaji sorogan al-Qur‟an siang jadi hanya punya

waktu sedikit. Tapi di luar ngaji saya bebaskan untuk

mengeluarkan uneg-uneg yang ada.

d. Bagaimana cara mengatasi santri yang berbeda pendapat baik itu

dengan ustadzah maupun sesama santri?

Kalau dalam perbedaan, semua berhak. Akan tetapi cara kita

menyikapinya gimana, saling menghargai, perhatian itu sangat

dibutuhkan. Jadinya semuanya enak.

e. Bagaimana cara melatih santri agar bersikap mandiri?

Semua kegiatan dipasrahkan kepada mbak-mbak dari pihak ndalem

hanya bisa mendukung untuk melatih mandiri dann tanggungjawab

santri.

f. Bagaimana sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Gaya hidup dari suasana pesantren nriman, pakaian mbak-mbak

yang sederhana biasane bajue nutup pantat, makanan seadanya.

g. Bagaimana sikap santri ketika bertemu dengan

pengasuh/ustadz/ustadzah?

Rasa ketawadhu‟an yang tinggi, ndingkluk kemudian salim. Itu

dari hal keci yang menjadi kebiasaan baik sekali untuk

mengembangkan sikap santri.

h. Bagaimana akhlakul karimah yang dimiliki oleh santri? Sebutkan!

Masalah akhlak sendiri dapat dilihat dari bahasa yang digunakan

pada setiap harinya, jadinya berusaha sopan dan lemah lembut.

Page 130: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

115

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Ustadz Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-

Muntaha Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama : Nashif Ubbadah, LC

2. Alamat : Sukoharjo, Cebongan, Argomulyo, Salatiga

3. Usia : 32 Tahun

4. Hari/ Tanggal : Sabtu, 17 Agustus 2019

5. Waktu : 20.00 WIB

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al-Muntaha Salatiga

a. Bagaimana upaya ustadz untuk membentuk karakter kepada

santri?

Yang dapat saya lakukan dalam pembentukan karakter yaitu

melalui ngaji, contoh atau keteladanan, penugasan dan nasihat.

Pertama dari ngaji diharapkan santri untuk belajar kedisiplinan.

Kedua, dalam keteladanan saya berusaha untuk disiplin waktu

supaya santri dapat mencontoh, kemudian dalam kegiatan sehari-

hari bahwasanya ibu Nyai seringkali memasak terkadang minta

tolong embak-embak untuk membantunya, disini Ibu Nyai berusaha

membimbing bagaimana cara memasak yang benar. Ketiga,

penugasan seperti contoh dalam hal kebersihan, piket harian

maupun piket yang lainnya. Kewirausahaan, santri disini kami

ajarkan bagaimana wirausaha yang baik dengan melakukan jaga

toko setiap harinya.

b. Apakah ada nasehat khusus kepada santri dalam rangka

pembentukan karakter?

Nasihat yang kami berikan dalam dua bentuk yakni ketika mengaji

dan nasihat khusus,dalam nasihat ini kami berusaha membimbing

sebisa mungkin.

c. Adakah kebiasaan-kebiasaan ustadz yang diajarkan kepada santri?

Kapan? Sebutkan!

Page 131: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

116

Untuk kebiasaan yang lebih menonjol adalah Ibu Nyai, dimana

dalam setiap kebiasaanya mengandung pendidikan.

d. Bagaimana cara mengatasi santri yang sedang dalam kesusahan?

Sebisa mungkin membantu, dan ditambah perhatian khusus kepada

santri. Setidaknya untuk meringankan beban dari santri..

e. Bagaimana cara mengatasi santri yang melanggar tata tertib

pesantren?

Upaya untuk mengatasi santri yang melanggar peraturan, pengurus

pesantren yang menerapkan peraturan maka dari pengurus akan

diberi hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku. Apabila

pelanggaran tersebut berat maka ketentuan akan ditangani oleh

pengasuh, setelah melalui proses dari pihak pengurus.

f. Adakah kegiatan-kegiatan yang ikut serta berperan dalam

pembentukan karakter?

Kegiatan-kegiatan yang menunjang dalam pembentukan karakter

banyak sekali, seperti piket harian, khitobah, tahli, jama‟ah, ngaji

dan lain sebagainya. Disitu tidas dari kebaikan untuk santri dirinya

sendiri.

g. Siapa saja yang menjadi pelaksana dalam proses pembentukan

karakter bagi santri?

Pelaksana dalam pembentukan karakter santri yakni pengasuh,

guru, santri, dan orang yang bekerja di lingkungan sekitar kita.

2. Karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Apa saja kultur pesantren yang ada di PPTQ Al-Muntaha Salatiga?

Kultur yang ada di pesantren yaitu kebersamaan, kemandirian dan

kreativitas. Kebersamaan disini baik dibidang akademik maupun

non akademik, dimana di bidang akademik ketika mengaji kita

tidak membeda-bedakan semua disamakan, dalam bidang non

akademik seperti khitobah, dziba‟, dalam hal kebersihan bersama.

Kemandirian dan kreativitas, karena pesantren ini hanya terdiri dari

putri saja, kami membiarkan santri untuk mengembangkan

kreativitas sendiri tanpa ada bantuan dari pihak ndalem. Semua ini

bertujuan untuk masa depan santri supaya menjadi bekal yaitu

menjadi wanita yang mandiri.

Page 132: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

117

b. Bagaimana keikutsertaan santri dalam melakukan kegiatan-

kegiatan yang ada di pesantren?

Santri aktif, dan senang mengikuti kegiatan-kegiatan dengan tidak

lain bertujuan untuk bekal masa depan santri.

c. Adakah kegiatan tanya jawab untuk menyalurkan pendapat santri

dalam kegiatan mengaji?

Ketika saya mengajar ngaji bandongan kitab,tidak lupa saya

katakan kepada santri apakah ada hal yang perlu ditanyakan dalam

materi yang sedang dibahas, dengan tujuan santri bisa menyalurkan

pendapatnya untuk dibahas bersama-sama.

d. Bagaimana cara mengatasi santri yang berbeda pendapat baik itu

dengan ustadz maupun sesama santri?

Iya berbeda pendapat merupaka hak setiap manusia, saya sendiri

menghormati dan difikirkan dirembug bareng-bareng. Saling

menghargai perlu sekali ditanamkan dalam kegiatan diskusi.

e. Bagaimana cara melatih santri agar bersikap mandiri?

Saya bebaskan kepada santri untuk mengeluarkan kreativitasnya,

dapat ditunjukkan dalam acara PHBI tanpa bantuan dari ndalem.

Karena santri terdiri dari putri semua jadi saya latih santri untuk

mandiri dan taggung jawab.

f. Bagaimana sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Karakter santri yang terbentuk dapat dilihat dari kesehariannya

dimana kesederhanaan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh

seorang santri, seperti pola hidup yang sederhana, makan seadanya,

alas tidur yang sederhana yaitu memakai kasur lantai, tidak

berbelanja yang berlebihan.

g. Bagaimana sikap santri ketika bertemu dengan

pengasuh/ustadz/ustadzah?

Menghormsti, jika sedang keluar dari bepergisn ataupun mau pergi

terlebih dahulu salim, yakni pamitan.

h. Bagaimana akhlakul karimah yang dimiliki oleh santri? Sebutkan!

Dan ada satu khas yang ada di pesantren ini yaitu memakai

mukena ketika mengaji, dari sini kita mengajarkan kepada santri

bahwa tidak ada ruang untuk santri supaya berbusana mewah dan

Page 133: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

118

tidak menonjolkan apa yang mereka miliki semua sama.

Menciptakan akhlakul karimah merupakan tujuan dari berdirinya

pesantren ini, kemudian yang kedua yaitu membangun jiwa

Qur‟ani.

Page 134: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

119

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Pengurus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-

Muntaha Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama : Iffatul Bayyinah, AH

2. Alamat : Sukatani, Tanjunglago, Banyuasi Sumatera Selatan

3. Usia : 23 Tahun

4. Hari/ Tanggal : Minggu, 18 Agustus 2019

5. Waktu : 09.00 WIB

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al- Muntaha Salatiga

a. Sikap apa saja yang harus anda teladani dari pengasuh, ustadz dan

ustadzah?

Upaya pembentukan karakter bagi santri sebenarnya banyak sekali

caranya. Kita lihat dari aktivitas kegiatan di pesantren seperti

sholat berjamah, mengaji, dimana masing-masing mempuyai

hukumannya. Terutama kita bisa mencontoh dari keseharianya ibu,

beliau tidak pernah berkata kasar ataupun nada tinggi kepada

mbak-mbak. Semangat beliau yang membuat mbak-mbak kagum,

menyadarkan mbak-mbak yang lebih muda yang harusnya lebih

semangat.

b. Adakah perhatian khusus yang dilakukan oleh pengasuh, ustadz

dan ustadzah, pengurus kepada santri? Sebutkan !

Sebagai pengurus kami disini menjalankan amanat dari pengasuh.

Membantu semua kegiatan aktivitas pesantren adalah tanggung

jawab kami, dimana pengurus menjalankan tugas masing-masing

dalam bidangnya.

c. Apa saja kebiasaan- kebiasaan dalam lingkungan pesantren untuk

membentuk karakter bagi santri?

Disini kami tidak membeda-bedakan mbak-mbak semua sama

yaiku dadi santri sedoyo, saling menghargai dan menghormati, dan

Page 135: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

120

sak sagede kulo nyontoni sing sekirane apik dalam kebiasaan

sehari-hari.

d. Apakah pengasuh, ustadz, ustadzah dan pengurus memberikan

nasihat kepada santri? Berikan contohnya!

Dari pihak ndalem untuk nasehat selalu diberikan baik itu dalam

kegiatan mauupun luar kegiatan. Jika dari pengurus sendiri hanya

bisa sekedarnya untuk membantu, dan sedikit menghibur.

e. Adakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pesantren

untuk membentuk karakter santri? Sebutkan!

Ada banyak sekali, diantaranya: wajib sholat tahajud malam

jum‟an, jama‟ah, ngaji, khitobah, dziba‟a, tilawah, ro‟an dan lain-

lain, dimana kegiatan ini akan melatih santri untuk lebih disiplin,

mandiri, dan kreatif.

f. Adakah konsekuensi bagi santri yang melanggar peraturan?

Sebutkan !

Saling menegur jika ada yang berbuat kesalahan tentunya dengan

teguran yang baik-baik dan juga terdapat hukuman dalam setiap

kegiataan bagi santri yang tidak melaksanakan ataupun melanggar

peraturan.

2. Karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Adakah kegiatan yang melibatkan kerja sama? Sebutkan!

Iya ada, seperti mengerjakan piket lingkungan, kegiatan malem

jum‟at yaitu khitobah dziba‟, rebana. Dari sini kita dapat

menunjukkan karakter tanggung jawaban, mandiri, kebersamaan.

b. Bagaimana sikap pengurus apabila ada santri yang sakit atau dalam

keadaan kesusahan?

Nggeh dari pengurus sendiri ada sie. Kesehatan dimana tugasnya

menyediakan obat-obat. Terkadang dibawa ke puskesmas jika

sakitnya parah.

c. Adakah kegiatan berdiskusi di pesantren anda? Jika ada, kapan

kegiatan tersebut dilaksanakan?

Sebagai pengurus seringkali berkumpul untuk membahas kegiatan

ataupun kendala-kendala yang ada di pesantren biasanya diadakan

musyawarah,ataupun pemilihan lurah pondok biasanya dilakukan

secara demokrasi jadi semua keputusan ada di santri, dari sini kita

Page 136: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

121

akan terbentuk saling kerja sama, kebebasan berpendapat, dan juga

menghargai pendapat orang lain yang tidak lain semua ini

bertujuan untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain

d. Adakah kebebasan untuk menyampaikan pendapat untuk masing-

masing santri?

Ada. Seringkali mengadakan kumpul-kumpul dimana paea santri

diberikan untuk mengekuarkan pendapat apapun itu, terkadang

dalam kegiatan ngaji kitab. Mbak-mbak diperbolehkan untuk

menanyakan materi.

e. Bagaimana cara menyikapi teman yang berbeda pendapat dengan

anda ketika berdiskusi?

Menghargai kemudia kita bahas bareng-bareng dengan bimbingan

dari guru tentunya.

f. Bagaimana sikap anda terhadap teman yang tidak sesuai dengan

keinginan anda dalam kegiatan sehari-hari? Berikan contohnya!

Namanya juga hidup bareng-bareng, maka berlapang dada belajar

menghargai pendapat orang lain adalah suatu pelajaran.

g. Apa saja sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Sebutkan!

Ngaji dalam kesehariannya diterapkan untuk membantu

kedisiplinan santri, adab dalam kegiatan ngaji disini banyak sekali

karakter yang terbentuk dari mulai berjalan menggunakan lutut

atau nama lain ndengkul untuk mengajarkan ketawadhu‟an

terhadap guru, menghormati yang lain.

h. Bagaimana cara anda memanfaatkan waktu?

Disini berbasic hafalan tentunya sikap Qur‟ani diterapkan. Sabar

dan istiqomah adalah kunci bagi penghafal al-Qur‟an.

Memanfaatkan waktu dengan baik akan membuat santri menjadi

mandiri bagaimana mengatur waktu supaya tidak terbuang-buang.

Bagi yang tidak menghafalkan menghormati dan menyesuaikan

dengan yang lainnya, disini kita saling belajar, yang baik dicontoh

dan yang buruk dibuang.

i. Bagaimana sikap anda terhadap orang yang lebih tua ataupun yang

lebih muda?

Menghormati, menyayangi dan sopan santun.

Page 137: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

122

j. Bagaimana adab ketika bertemu dengan pengasuh, ustadz maupun

ustadzah?

Sikap tawadhu‟ yang selalu ditanamkan dalam kehidupan sehri-

hari. Sehingga sebagi santri hanya bisa ngalap barokah dari Ibu

Nyai.

Page 138: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

123

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Pengurus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-

Muntaha Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama : Miftakhul Jannah

2. Alamat : Kalirejo, Salaman, Magelang

3. Usia : 22 Tahun

4. Hari/ Tanggal : Minggu, 18 Agustus 2019

5. Waktu : 10. 00 WIB

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al- Muntaha Salatiga

a. Sikap apa saja yang harus anda teladani dari pengasuh, ustadz dan

ustadzah?

Pembentukan karakter santri di PPTQ Al-Muntaha dapat melalui

pengasuh, guru. Atau lingkungankungan yang ada disekitar karna

itu sangat berpengaruh. Kita dapat meneladani dari Ibu Nyai

malalui ngaji, dilatih hidup disiplin dalam berjama‟ah bersama.

b. Adakah perhatian khusus yang dilakukan oleh pengasuh, ustadz

dan ustadzah, pengurus kepada santri? Sebutkan !

Terdapat perhatian khusus dari Ibu Nyai seperti perhatian dalam

memasak dan tahsin al-Qur‟an. Dalam hal memasak biasanya Ibu

Nyai atau dari pihak ndalem mengawasi masalah takaran bumbu,

untuk masak segini segini. Dan untuk tahsin biasanya setiap malam

setelah ngaji sorogan al-Qur‟an, mbak-mbak membaca ayatnya

kemudian jika ada kesalahan maka dibenarkan bareng-bareng.

c. Apa saja kebiasaan- kebiasaan dalam lingkungan pesantren untuk

membentuk karakter bagi santri?

Kalo dilihat ya, kebiasaan Ibu Nyai kita yang selalu semangat

menjalankan kegiatan-kegiatan baik di lingkungan pesantren

maupun luar, srawungane juga baik.

Page 139: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

124

d. Apakah pengasuh, ustadz, ustadzah dan pengurus memberikan

nasihat kepada santri? Berikan contohnya!

Iya, untuk salah satu contoh yaitu sikap kepada orang tua harus

andap ashor. Dan kepada yang lebih muda untuk melindungi.

.

e. Adakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pesantren

untuk membentuk karakter santri? Sebutkan!

Menurut saya yang sangat menonjol yaitu dari peraturan-peraturan

yang berlaku di pesantren karena dari peraturan akan menjadi

kebiasan-kebiasaan yang akan membawa kita kearah kedisiplinan.

Kegiatan-kegiatan pesantren yang ikut berperan dalam kehidupan

sehari-hari akan membuat diri seseorang menjadi mandiri dan

untuk bekal bermasyarakat.

f. Adakah konsekuensi bagi santri yang melanggar peraturan?

Sebutkan !

Ya seperti yang saya sebutkan tadi, semua kegiatan mempunyai

aturan sendiri-sendiri, bagi yang tidak melaksanakan nggeh

ditakzir.

2. Karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Adakah kegiatan yang melibatkan kerja sama? Sebutkan!

Ya banyak sekali sebelumnya disini bisa dilihat dari kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan di pesantren. Kegiatan di PPTQ Al-

Muntaha dibagi menjadi 4 macam yaitu: kegiatan tahunan,

kegiatan bulanan, kegiatan mingguan, dan kegiatan harian. Pada

kegiatan tahunan biasanya ada event-event untuk memperingati

hari besar Islam maupun nasional, dengan adanya event tersebut

kita mengadakan lomba-lomba antar santri dan dari santri sendiri,

disini akan tercipta karakter kemandirian, tanggung jawab,

kebersamaan dan kreativitas yang luar biasa dari santri. Pada

kegiatan bulanan biasanya dilaksanakan sima‟an antar tahfidz,

antar bin-nadzor, maupun bersama-sama, dari sini dapat terbentuk

karakter kerja sama, kesabaran, dan ulet. Dalam kegiatan

mingguan dilaksanakan berbagai kegiatan diantarannya khitobah,

dziba‟, tilawah, bandongan kitab, dan lain sebagainya. Dalam

kegiatan khitobah maupun dziba‟ akan terbentuk karakter mandiri

dimana santri akan bertanggung jawab dan mengembangkan

kreativitasnya pada masing-masing tugasnnya, kebersamaan

dimana kegiatan ini dilaksanakan satu kamar saling bekerja sama,

percaya diri dimana santri secara totalitas mengeluarkan

Page 140: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

125

kemampuannya untuk berani tampil di depan umum. Pada kegiatan

tilawahpun akan terbentuk karakter percaya diri dimana santri

harus berani untuk mengeluarkan suaranya meskipun bagus

ataupun kurang bagus apabila dilatih terus menerus InsyaAllah

akan bisa sing penting kulino.

b. Bagaimana sikap pengurus apabila ada santri yang sakit atau dalam

keadaan kesusahan?

Sebenarnya masalah kepedulian itu kita semua yang melakukan,

nah dari pengurus sendiri ada yang bertugas dalam bidang

kesehatan yang bertugas membeli dan menyediakan obat-obat,

tidak sampai itu jika sakitnya para bisa diantar ke puskesmas atau

RSUD.

c. Adakah kegiatan berdiskusi di pesantren anda? Jika ada, kapan

kegiatan tersebut dilaksanakan?

Kegiatan berdiskusi banyak, biasanya setiap malam jum‟at setelah

kegiatan dari pengurus memberikan pengumuman-pengumuman

biasanya masalah takziran. Tapi disitu juga untuk umum, jadi siapa

saja ya boleh bertanya ataupun menyampaikan pendapat masing-

masing.

d. Adakah kebebasan untuk menyampaikan pendapat untuk masing-

masing santri?

Untuk kebebasan tentunya ada, dari pengurus sendiri tidak

membatasi.

e. Bagaimana cara menyikapi teman yang berbeda pendapat dengan

anda ketika berdiskusi?

Iya.. dengarkan terlebih dahulu, jangan disangkal, takutnya nanti

menyinggungnya, jika kita kurang setuju sampaikan dengan bahsa

yang baik.

f. Bagaimana sikap anda terhadap teman yang tidak sesuai dengan

keinginan anda dalam kegiatan sehari-hari? Berikan contohnya!

Tentunya tidak memarahinya, sebisa mungkin menjaga hatinya.

Misal biasane mbak-mbak antri mandi tapi kok didahului sama

mbak lain, kalo saya bilang sekalian tetapi menggunakan bahasa

yang baik.

g. Apa saja sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Sebutkan!

Page 141: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

126

Sikap sederhan saged dari makanan yang sederhana, pakaian ya

juga sederhana tidak terlalu mewah, yang penting bersih

.

h. Bagaimana cara anda memanfaatkan waktu?

Memanfaatkan waktu kalo saya bisa mengatur waktu antara di

kampus dan di pondok. Supaya lebih bermanfaat, karna kita sendiri

yang ngatur waktu. Jadi haru pintar-pintar mengenai waktu.

i. Bagaimana sikap anda terhadap orang yang lebih tua ataupun yang

lebih muda?

Yang lebih tua maupun yang lebih muda sikap saling menghormati

dan menghargai terhadap suatu hal.

j. Bagaimana adab ketika bertemu dengan pengasuh, ustadz maupun

ustadzah?

kalo keseharian disini ya menundukkan pandangan dan berjabat

tangan ketika bertemu. Baik itu di luar pesantren atau di

lingkungan pesantren.

Page 142: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

127

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al- Muntaha

Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama : Putri Utami

2. Alamat : Gondonglegi, Klego, Boyolali

3. Usia : 20

4. Hari/ Tanggal : Minggu, 18 Agustus 2019

5. Waktu : 13.00 WIB

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al- Muntaha Salatiga

a. Sikap apa saja yang harus anda teladani dari pengasuh, ustadz dan

ustadzah?

Saya senang selama di pesantren, banyak sekali pelajaran-pelajaran

yang saya ambil. Disini tidak hanya belajar mengaji saja akan

tetapi diajarkan menjadi wanita yang baik itu seperti apa, terutama

dalam bidang akhlak. Saya mencontoh dari ibu Nyai dalam

keseharianya sosok yang lemah lembut, penuh semangat, dan

sederhana.

b. Adakah perhatian khusus yang dilakukan oleh pengasuh, ustadz

dan ustadzah kepada santri? Sebutkan !

Ada, rasa sayang beliau yang diberikan kepada santri dan

kesabaran untuk menghadapi sikap kami sing kadhang-kadhang

mbeling, itu yang patut kami teladani. Perhatian khusus yang

Page 143: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

128

diberikan oleh pengasuh biasanya ketika ada santri yang sedang

sakit, masalah kebersihan dan saat kesusahan.

c. Apa saja kebiasaan- kebiasaan dalam lingkungan pesantren untuk

membentuk karakter bagi santri?

Dari teman-teman, bagaimana beteman yang baik memilah. Dari

bahasa yang digunakan sehari-hari juga berperan dalam

pembentukan karakter.

d. Apakah pengasuh, ustadz dan ustadzah memberikan nasihat kepada

santri? Berikan contohnya!

Iya, sering malahan. Biasanya pas mbak-mbak sedang berkegiatan,

biasanya Ibu menyampaikan tentang adab terhadap yang lebih tua.

e. Adakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pesantren

untuk membentuk karakter santri? Sebutkan!

Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang ikut berperan dalam

pembentukan karakter seperti sholat jama‟ah, mengaji, ro‟an,

khitobah, dziba‟ dan lain-lain dan apabila tidak dikerjakan maka

akan diberi hukuman dari pengurus.

f. Adakah konsekuensi bagi santri yang melanggar peraturan?

Sebutkan !

Iya ada, seperti tadi saya katakan kalo tidak dilaksanakan makan

akan dikenai hukuman. Misal untuk telat balik ke pesantren maka

akan dikenai hukuman piket harian dan memebeli peralatan untuk

pesantren.

Page 144: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

129

2. Karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Adakah kegiatan yang melibatkan kerja sama? Sebutkan!

Ya ada, banyak serti ro‟an, piket, khitobah dan lainnya. Nek

menurute kulo dari peraturan pondok, setiap kegiatan ada takziran

atau hukuman seperti sholat, apabila tidak melaksanakan sholat

berjama‟ah dengan batasan salam akhir imam pertama maka akan

didenda Rp. 10.000,00 dan ditakzir yaitu mengaji sambil jumeneng

di samping ndalem selama 5 menit setiap waktu sholat. Untuk

takziran mengaji yaitu mengaji di ndalem selama 10 menit. Untuk

kegiatan kebersihan ada ro‟an dan piket harian yaitu gotong

royong membersihkan lingkungan pondok sareng-sareng, nah ting

mriki InsyaAllah terbentuk karakter kerja sama, mandiri, tanggung

jawab, apabila tidak melaksanakan kegiatan ini maka akan di

denda. Kegiatan tartilan dimana semua santri wajib mengikuti,

dengan cara dibagi menjadi empat kelompok masing-masing

kelompok enten mbak-mbak gedhe untuk membimbing apabila ada

kesalahan dalam membaca nah ting mriki insyaAllah akan

terbentuk karakter saling menghargai, bekerja sama, membimbing,

dan rasa perhatian.

b. Apabila ada teman sakit atau dalam keadaan kesusahan, bagaimana

sikap anda?

Page 145: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

130

Ya ngrumangsani, hidup tidak sendiri, jadi sebagi teman harus

merawat, sebisa mungkin menghibur teman yang sedang

kesusahan.

c. Adakah kegiatan berdiskusi di pesantren anda? Jika ada, kapan

kegiatan tersebut dilaksanakan?

Ada, saat ngaji bandongan biasanya dari pengasuh atau ustadz

memberikan kesempatan untuk bertanya.

d. Adakah kebebasan untuk menyampaikan pendapat untuk masing-

masing santri?

Ada, semua berhak.

e. Bagaimana cara menyikapi teman yang berbeda pendapat dengan

anda ketika berdiskusi?

f. Bagaimana sikap anda terhadap teman yang tidak sesuai dengan

keinginan anda dalam kegiatan sehari-hari? Berikan contohnya!

Apapun pendapatnya tetap dihargai. Jika perlu dinasehati. Misal

ketika teman membuang sampah sembarangan.

g. Apa saja sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Sebutkan!

Sederhan bisa dilihat dalam berbusana, makanan seadanya, kasur

lantai tidak suka berbelanja, saya rasa seperti itu.

h. Bagaimana cara anda memanfaatkan waktu?

Page 146: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

131

Bisa membagi waktu antara kuliah dan mengaji, waktu belajar ya

belajar waktu bermain ya bermain.

i. Bagaimana sikap anda terhadap orang yang lebih tua ataupun yang

lebih muda?

Yang tua dihormati yang muda dilindungi. Tidak ada bedanya

antara muda atau tua, semua disamakan.

j. Bagaimana adab ketika bertemu dengan pengasuh, ustadz maupun

ustadzah?

Senyum dan pandangan menunduk kemudian salim. Meskipun itu

di luar pesantren.

Page 147: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

132

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al- Muntaha

Salatiga

Judul Penelitian : PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI

MELALUI KULTUR PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL- MUNTAHA SALATIGA)

A. Identitas Diri

1. Nama : Yusi Dahmayanti

2. Alamat : Ungaran

3. Usia : 22 Tahun

4. Hari/ Tanggal : Minggu, 18 Agustus 2019

5. Waktu : 14.00 WIB

B. Sasaran Wawancara dan Butir Pertanyaan

1. Pembentukan karakter bagi santri di PPTQ Al- Muntaha Salatiga

a. Sikap apa saja yang harus anda teladani dari pengasuh, ustadz dan

ustadzah?

Satu hal contoh pengasuh yang membuat saya tergerak hatinya,

sing marakke nyes yaitu tentang memanfaatkan waktu, beliau

sosok yang penuh semangat dan biasanya untuk memanfaatkan

waktu luang digunakan untuk nderes al-Qur‟an, bahkan ketika

beliau masak di dapur lisannya tidak lepas nderes terus.

Page 148: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

133

b. Adakah perhatian khusus yang dilakukan oleh pengasuh, ustadz

dan ustadzah kepada santri? Sebutkan !

Untuk perhatian khusus tentunya ada, seperti mbak-mbak sakit

biasanya Ibu Nyai menawarkan obat-obat ramuan yang alami yang

dari tumbuhan.

c. Apa saja kebiasaan- kebiasaan dalam lingkungan pesantren untuk

membentuk karakter bagi santri?

Mungkin bisa dilihat dari pergaulan dengan teman seperti apa,

melihat dari pengasuh bagaiman bahkan melihat dari kebiasaan

masyrakat sekitar, yang penting kita bisa pintar-pintar.

d. Apakah pengasuh, ustadz dan ustadzah memberikan nasihat kepada

santri? Berikan contohnya!

Iya sering, seperti nasihat menjaga keberihan diri sendiri dan

keberihan lingkungan untuk selalu membuang sampah sebelum

menumpuk terlalu banyak.

e. Adakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pesantren

untuk membentuk karakter santri? Sebutkan!

Ada, seperti sholat jama‟ah tepat waktu dan mengaji lainnya.

f. Adakah konsekuensi bagi santri yang melanggar peraturan?

Sebutkan !

Ada, seperti hukuman bagi yang tidak ikut sholat tahajud yaitu

mencuci karpet.

Page 149: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

134

2. Karakter santri yang terbentuk melalui kultur pesantren di PPTQ Al-

Muntaha Salatiga

a. Adakah kegiatan yang melibatkan kerja sama? Sebutkan!

Ada, seperti khitobah, ro‟an dziba‟ dan diskusi.

b. Apabila ada teman sakit atau dalam keadaan kesusahan, bagaimana

sikap anda?

saumpamane enten mbak-mbak yang sakit satu kamarnya bersama

merawat maka akan terbentuk karakter kebersamaan, persaudaraan,

perhatian dan rasa kasih sayang.

c. Adakah kegiatan berdiskusi di pesantren anda? Jika ada, kapan

kegiatan tersebut dilaksanakan?

Ada, seperti saat ngaji bandongan kitab.

d. Adakah kebebasan untuk menyampaikan pendapat untuk masing-

masing santri? Ada

e. Bagaimana cara menyikapi teman yang berbeda pendapat dengan

anda ketika berdiskusi?

Menghargai dan tidak memotong pembicaraan.

f. Bagaimana sikap anda terhadap teman yang tidak sesuai dengan

keinginan anda dalam kegiatan sehari-hari? Berikan contohnya!

“Karakter yang terkandung terdapat dalam berbagai kegiatan, dari

hal kecil bisa dilihat apabila mbak-mbak melaksankan piket masak,

terdapat karakter kerja sama, mandiri, saling menghargai apabila

terdapat teman yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan

Page 150: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

135

mungkin dalam hal rasa terlalu asin maupun kurang asin. Saling

menghargai sangat dibutuhkan dalam hal kerja sama jenenge urip

bareng.

g. Apa saja sikap sederhana yang dimiliki oleh seorang santri?

Sebutkan!

Dalam hal masakanpun santri makan seadanya tidak berlebihan

dalam hal ini santri tidak neko-neko.

h. Bagaimana cara anda memanfaatkan waktu?

Bisa memanfaatkan dengan baik-baik. Disesuaikan kalu bisa

dijadwal maka InsyaAllah akan terbiasa.

i. Bagaimana sikap anda terhadap orang yang lebih tua ataupun yang

lebih muda?

Sama-sama menghormati dan mengayomi.

j. Bagaimana adab ketika bertemu dengan pengasuh, ustadz maupun

ustadzah?

Ketika bepapasan misal di jalan ya langsung salim tidak lupa

dengan senyum.

Page 151: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

136

FOTO-FOTO

Wawancara dengan Ustadz Wawancara dengan Pengasuh

PPTQ Al-Muntaha PPTQ Al-Muntaha

Wawancara dengan Ustadzah Dziba‟ Malam Jum‟at

PPTQ Al-Muntaha

Page 152: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

137

Sorogan Al-Qur‟an Budaya Bersalaman

Pengenalan Santri Baru Lomba Drama

Page 153: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

138

Upacara HUT RI Pembagian Hadiah

Ta‟ziran Sholat Jama‟ah Khitobah Malam Jum‟at

Page 154: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

139

Page 155: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

140

Page 156: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

141

Page 157: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

142

Page 158: PEMBENTUKAN KARAKTER BAGI SANTRI MELALUI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6329/1/skripsi...pembentukan karakter bagi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al-Muntaha

143

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Identitas Diri

1. Nama : Siti Zubaidah

2. NIM : 23010150244

3. Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI

4. Tempat/Tanggal Lahir : Purworejo, 30 Maret 1996

5. Alamat : Sirebut RT 03 RW 01, Kel. Benowo, Kec.

Bener, Kab. Purworejo

6. Nama Ayah : Amat Rifa‟i

7. Nama Ibu : Parijah

8. Agama : Islam

B. Pendidikan

1. TK Mandala Puri Lulus Tahun 2003

2. SD Negeri Benowo Lulus Tahun 2009

3. MTs Negeri Bener Lulus Tahun 2012

4. MA Negeri Purworejo Lulus Tahun 2015

C. Pengalaman Organisasi

1. PMII Kota Salatiga Tahun 2015, sebagai Anggota

2. Kompas Tahun 2016, sebagai anggota

3. Pengurus PPTQ Al-Muntaha Tahun 2016/2017 sebagai Bendahara II

4. Pengurus PPTQ Al-Muntaha Tahun 2017/2018 sebagai Ketua

5. Pengurus PPTQ Al-Muntaha Tahun 2018/2019 sebagai Bendahara I

6. Pengurus PPTQ Al-Muntaha Tahun 2019/2020 sebagai Ketua