pembelajaran matematika pada...

141
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang Oleh: NURSYA AINI UT AMI NIM: 103017027249 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARlF HIDA YATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M

Upload: truongthu

Post on 09-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA

ANAKJALANAN

Studi Kasus di Bengkel Kreativitas Y ayasan Nanda Dian Nusantara

Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang

Oleh:

NURSY A AINI UT AMI

NIM: 103017027249

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARlF HIDA YATULLAH

JAKARTA

1428 H/2007 M

Page 2: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

SURAT PERNY ATAAN KARY A ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nursya Aini Utami

NIM : 103017027249

Jurusan I Semester : Pendidikan Matematika I IX

Angkatan Tahun : 2003/2004

Alamat : Jalan M. Arif No. 02 Rt 05/01 Citangkil Cilegon 42441

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skrispsi yang berjudul

"Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan" (Studi Kasus di Bengkel

Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkampungan Pemulung

Ciputat Tangerang) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan:

Dosen Pembimbing I

Nama : Dr. Kadir, M.Pd

NIP : 150 265 632

Dosen Pembimbing II

Nama : Dra. Muhlisrarini, M.Pd

NIP : 150 293 220

Dosen Jurusan

Nama : Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP : 150 277129

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya ·

siap menerima segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil

karya sendiri.

Page 3: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK

JALANAN (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara

Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang) yang disusun oleh Nursya

Aini Utami, Nomor lnduk Mahasiswa: 103017027249, Jurusan Pendidikan

Matematika, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah

yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang

ditetapkan F akultas.

Pembimbing I

Dr. Kadir, M.Pd NIP. 150 265 632

Yang Mengesahkan:

Jakarta, 03 Oktober 2007

Pembimbing II

~/:/w ... d-~

Dra. Muhlisrarini, M.Pd NIP. 150 293 220

Page 4: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: "Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan

(Studi Kasus di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara

Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang)" diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah

dinyatakan lulus dalarn Ujian Munaqasyah pada tanggal 17 Januari 2008 di

hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S l

(S.Pd) dalam bidang Pendidikan Maternatika.

Jakarta, 17 Januari 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (K.etua Jurusan!Prograrn Studi)

Maifalinda Fatra, M.Pd NIP: 150 277 129

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Otong Suhyanto, M.Si NIP: 150 293 239

Penguji I

Maifalinda Fatra, M.Pd NIP: 150 277 129

Penguji II

Dra. Afidah NIP: 150 228 775

Mengetahui:

Dekan\

'\

Tanggal

JT~~ ............ p ....

/~t~ -fJ~ ........... · 1· ....... .

'

~

Page 5: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

ABSTRAK

NURSYA AINI UTAMl. Judul skripsi Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkamp1mga11 Pemul1111g Ciputat-Tangerang). Skripsi Strata Satu (S-1) Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Oktober 2007.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses pembelajaran Matematika pada anak jalanan di sekolah non formal "Bengkel Kreativitas" Ciputat yang diselenggarakan oleh Yayasan Nanda Dian Nusantara. Fokus penelitian pada sarana dan prasarana pembelajaran matematika yang melengkapi, Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa, sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika siswa, bentuk kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran matematika berlangsung serta besarnya peran orang tua dalam membimbing dan mendidik anak mereka.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Responden dipilih secara pwposive sample (sampel bertujuan), yaitu siswa kelas empat Bengkel Kreativitas. Hal ini guna menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Data diperoleh melalui buku-buku, surat kabar, dokumentasi-dokumentasi, undang-undang, dan website. Selain itu data juga dihimpun melalui observasi, catatan lapangan, wawancara dengan pihak Yayasan Nanda Dian Nusantara, wawancara dengan orang tua siswa, dan wawancara dengan Tutor.

Metode pembelajaran yang digunakan tutor dalam pembelajaran Matematika di Bengkel Kreativitas mengacu pada metode ekspositori, dimana peran guru hanya pada saat-saat tertentu saja. Sedangkan penggunaan media dalam pembelajaran Matematika terbatas pada media sederhana, seperti spidol dan whiteboard. Penggunaan kurikulum Matematika di Bengkel Kreativitas tidak berdasarkan pada kurikulum tertentu melainkan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Lamanya proses pembelajaran Matematika di Bengkel Kreativitas berlangsung dua kali dalam seminggu, selama kurang lebih satu jam Sistem evaluasi diberikan dalam bentuk latihan, tes lisan, PR, ulangan harian dan ulangan semester. Siswa juga memperoleh raport seperti sekolah formal umumnya. Siswa dikatakan lulus jika telah mengikuti ujian kesetaraan yang diselenggarakan oleh SKB secara gratis, tanpa hams menunggu sampai duduk di kelas enam.

Kompetensi Matematika yang dik<Jasai siswa kelas empat Bengkel Kreativitas umumnya adalah menentukan nilai tempat pada sebuah bilangan. Umumnya kesulitan yang cenderung dirasakan oleh siswa ketika mempelajari materi mengenai bilangan adalah membedakan dua buah bilangan baik dengan menggunakan simbol "<" dan ">" maupun menggunakan kalimat "kurang dari" dan "lebih dari". Siswa umumnya bersikap manja dan kurang percaya diri, sehingga proses pembelajaran matematika kurang berjalan dengan baik. Selain itu mereka pun kurang mendapat bimbingan dari orang tua, sehingga kesempatan belajar dirumah kurang digunakan.

Page 6: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

KATAPENGANTAR

"ti .. :?-.~11 .&I • ~J' u-· J' , ~

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syuk:ur yang mendalam penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan

inayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, keluarga dan para sahabatnya serta umat islam yang selalu mengikutinya

hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

menempuh gelar pendidikan program S-1 jurusan pendidikan Matematika.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak sekali rintangan dan

hambatan yang dihadapi. Namun berkat curahan karunia Allah SWT dan siraman

do' a restu dari berbagai pihak yang tel ah ikhlas memberikan dukungan dan

bimbingan secara moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala ketulusan hati, sebagai penghargaan

penulis mempersembahkan rasa te1imakasih yang mendalam kepada:

I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Bapak Prof Dr. Dede Rosyada,

MA dan para stafkaryawan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Ketua jurusan pendidikan Matematika sekaligus penasehat akademik, dan

sekretaris jurusan Pendidikan Matematika; Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd dan

Bapak Otong Suhyanto, M.Si.

3. Bapak dan ibu dosen pembimbing skripsi, Dr. Kadir, M.Pd dan Dra.

Muhlisrarini, M.Pd yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya

untuk memberikan bimbingan dan nasehat serta menyumbangkan ilmunya

kepada penulis selama penyusunan skripsi.

4. Para Dasen Pendidikan Matematika yang telah menghantarkan penulis ke

jenjang sarjana.

5. Bapak dan ibu pimpinan beserta para staf Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (baik pusat, fakultas maupun jurusan), Perpustakaan

Page 7: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

6. Bapak dan ibu beserta para staf bagian akademik UIN Syarif Hidayatulah

Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan program S-1.

7. Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara, ibu Roostien Ilyas beserta para staf

yang telah membantu dan memberi kesempatan kepada penulis untuk

mengadakan penelitian di yayasan tersebut.

8. Koordinator lokasi Bengkel Kreativitas, Ibu Desi Handayani dan Ibu Linda

yang telah memberikan pengalamannya kepada penulis.

9. 'Adik-adikku' tercinta di Bengkel Kreativitas yang senantiasa mengingatkan

penulis akan nikmatnya karunia yang Allah beri.

1 O. Segenap keluarga besar, khususnya; Ayahanda Syahrial dan Ibunda Salmah,

se11a kedua adindaku (Akbar dan Nurul) yang tanpa henti memberikan

bantuan, do'a, dan semangat kepada penulis dengan segala canda dan tawa.

11. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Matematika '03 (khususnya

kelas B) atas kekompakan dan keceriaan yang telah mewarnai kegiatan

perkuliahan. Semoga masa depan kita semua cerah. Amin.

12. Para sahabat tercinta (Eza, ling, Dian dan Trie) atas do' a, pengertian dan

curahan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Abang Ndut tersayang atas pertemuan, perhatian dan kebersamaannya yang

'terlalu indah' untuk dilupakan walau penuh 'persimpangan' hingga akhirnya

kita harus 'tersenyum dalam Iuka'.

14. Abang Ndut II atas '2 bulan pertamanya' dan 'kriing'nya saat sidang sehingga

sidangku penuh semangat dan senyum. J never 4get U'r smile.

15. 'Srikandi Friend' ('Umi Rohimah, Nina, Fatma, Hroem, Heni, Iis & Dede)

atas pengertiannya serta kebersamaannya selama ini dalam satu atap.

16. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah

membalas semua kebaikan kalian dengan pahala yang setimpal. Amin.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Amiin Ya Rabbal 'Alamin.

Jakarta, 17 Januari 2008

Penulis

Page 8: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DAFTARISI

KATA PENGANTAR. . ..... ······························· ···························

DAFTARISI ......... . . ................ ,_ ..................... .

DAFTAR TABEL.

DAFT AR GAMBAR ... ............................................................................. .

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... .

BABI PENDAHULUAN

A. La tar Belakang Masalah ....

B. Identifikasi Masalah ................................................................. .

C. Pembatasan Masai ah ....... .

D. Perumusan Masalah ........ .

E. Kegunaan Penelitian ................................................................. .

BABU KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pembelajaran ............................................................... .

I. Pengertian Pembelajaran ....

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran .

B. Pembelajaran Matematika .......................................................... .

C. Peranan Matematika Dalam Agama .......................................... .

l11

v

Vl

Vll

l

4

4

5

5

7

7

11

14

24

D. Konsep Anak Jalanan.. ..... .. .... ........ .... .. .... .. .... .. .... .. ............. .... ...... 25

I. Pengertian dan Ciri-ciri Anak Jalanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . 25

2 .. Faktor Penyebab Munculnya Anak jalanan .. . ...... .. .... .... .. .... .. 29

3. Pendidikan Pada Anak Jalanan .......................................... 32

4. Pendekatan Pelayanan Sosial... ............................................. .

BAB III METODOLOGl PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ............ .

B. Entri, Latar Penelitian, Sumber Data, Sampling

dan Satuan Kajian ....... .

C. Metode Penelitian .. .

D. Fokus Penelitian

38

39

39

41

43

Page 9: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

F. Teknik Analisis Data .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. . .... .. ... ... ...... .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. . 46

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.......................................... 47

BAB IV TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN (CULTURAL THEMES)

DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum

1. Sejarah Yayasan Nanda Dian Nusantara . 49

2. Landasan Formal Yayasan Nanda Dian Nusantara ............... 50

3. Profil Yayasan Nanda Dian Nusantara .................................. 51

4. Visi dan Misi Yayasan Nanda Dian Nusantara ...................... 52

5. Maksud dan Tujuan Yayasan Nanda Dian Nusantara .... .. ..... 52

6. Susunan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara .. ............ 53

7. Fokus Kegiatan .. ... .. .... .. ...... ...... .... .. ... ... ...... .... ............ ........... 53

8. Kondisi Pemukiman yang Berlokasi di Ciputat.................... 54

9. Profil Bengkel Kreativitas ...................................................... 56

10. Sarana dan Prasarana Pembelajaran di Bengkel Kreativitas .. 58

11. Profil Siswa dan Jadwal Mata Pelajaran

di Bengkel Kreativitas ....................................................... 62

12. Kondisi Umum Pembelajaran di Bengkel Kreativitas ............ 64

13. Kegiatan Belajar Mengajar Matematika

di Bengkel Kreativitas ......................................................... ..

14. Program Kegiatan Belajar (Kurikulum) ................................ .

15. Kemampuan dan Kesulitan Belajar Siswa ........................... ..

16. Faktor Kesulitan Belajar Siswa dan Peran Orang Tua

65

66

73

dalam Pembelajaran Matematika ....................................... 74

B. Pembahasan .. .. .. .. .. .. . ..... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .... .. .. .. .. .. .. .. .. 76

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A K . 1 . es1mpu an ............................................................................. ..

B. Implikasi ........... .. ............... ' ....................... ' ....................... .,

C. Saran ............................................................................. ..

DAFTAR PUSTAKA. ... . ............ . ................................................

86

87

88

90

Page 10: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DAFTAR TABEL

Tabel I: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Matematika

Kelas 3 Sekolah Dasar .......... .

Tabet 2: Ciri-ciri Anak Jalanan ...... .

Tabel 3: Matriks Pengambilan Data ................................................... .

19

28

45

Tab el 4: Kategorisasi Data . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . .. .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . 4 7

Tabel 5: Daftar Buku di Perpustakaan Rumah Ilmu 60

Tabel 6: Daftar Nama Siswa Bengkel Kreativitas

Tahun Ajaran 2007/2008 ................ . 63

Tabel 7: Jadwal Pelajaran Bengket Kreativitas .................................. . 64

Tabet 8: Nilai Hasil Betajar Matematika..... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 72

Tabet 9: Nilai Ulangan Harian Matematika .................... . 72

Page 11: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DAFT AR GAMBAR

Gambar 1 : Kondisi Pemukiman Perkampungan Pemulung Ciputat.. .......... SS

Gambar 2 : Kondisi Rumah Warga ................................................................ SS

Gambar 3 : Bengkel Kreativitas .................................................................... S9

Gambar 4 : Peralatan dan Perlengkapan Indoor Bengkel Kreativitas ........... 60

Gambar Sa : Outdoor Ruang Perpustakaan .................................................... 61

Gambar Sb : Indoor Ruang Perpustakaan ....................................................... 61

Gambar 6 : Musholla .................................................................................. 62

Gambar 7a : Kegiatan Pembelajaran Matematika Warga Belajar Kelas 3 dan

kelas 4 Bengkel Kreativitas ...................................................... 68

Gambar 7b : Warga Belajar Sedang Menulis dan Mengerjakan

Soal Latihan ............................................................................... 68

Gambar 8 : Media Kartu Bilangan ............................................................... 69

Gambar 9 : Warga Belajar Sedang Mengerjakan Soal Ulangan Harian ....... 71

Page 12: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DAFT AR LAMPIRAN

Panduan Wawancara Terhadap Siswa ....... . 93

Panduan Wawancara Terhadap Orang Tua Siswa .................... . 95

Panduan Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua

Terhadap Pendidikan A.nak ........................................................................... . 97

Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua

Terhadap Anak (Subjek I)........ ... .. .... .. ... .. ...... .. .... ... ...... .... .. .. .. . .. .... .. ... 98

Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua

Terhadap Anak (Subjek II) ............... . 100

Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua

Terhadap A.nak (Subjek III) ........................................................................... . 102

Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua

Terhadap Anak (Subjek IV) .......................................................................... . 104

Panduan Wawancara Mengenai Bengkel Kreativitas

dan Sejarah Berdirinya .................................................................................. . 106

Data Hasil Wawancara Mengenai Bengkel Kreativitas dan

Sejarah Berdirinya ......................................................................................... . 107

Panduan Wawancara Mengenai Sistem Pembiayaan Bengkel Kreativitas

YayasanNandaDianNusantara ....................................................................... 110

Data Hasil Wawancara Mengenai Sistem Pembiayaan Bengkel Kreativitas

Yayasan Nanda Dian Nusantara .................................................................... . 111

Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Kegiatan Belajar Mengajar

Matematika . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. 112

Hsi! Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada

Siswa (Subjek I) . ..... ... . ...... .... . . . .. .... .. . .. . ..... ... . . .. .. ... . ........ . 113

Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada

Siswa (Subjek II) . .. .. ... .. . .. . . .......... . .. .. . .......... ...... .... .. ...... .... ... 114

Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada

Siswa (Subjek III) .. .. .......... .. .... ... . .. . .. ..... ..... .... ...... .. .... ....... . . . . . 115

Page 13: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

Siswa (Subjek IV) 116

Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Sarana dan Prasarana

Bengkel Kreativitas ... ... . ... .. .... ... ... .. .... . .......................... . 117

Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Keadaan Lingkungan .. ..... .... ........ .... 119

Agenda Kegiatan Pembelajaran Matematika ...... ............................................ 120

Catatan Lapangan ............................................................................... .

Soal Ulangan Harian I

Soal Ulangan Harian II ............ .

Soal Ulangan Harian III

Hasil Ulangan Harian ........................................................................... .

Penilaian Hasil Belajar

Profil Yayasan Nanda Dian Nusantara ................................................. .

Tambahan Berita Negara R.l Perihal Yayasan Nanda Dian Nusantara ...

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................................... .

Surat Bimbingan Skripsi

Surat Pe1mohonan Izin Penelitian ........... .

Riset Wawancara ................................ .

121

124

125

126

127

133

136

137

139

140

141

142

Page 14: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

"Krisis moneter yang <lulu pernah terjadi di Indonesia, kini berlanjut

menjadi krisis ekonomi, sehingga akhirnya meluas menjadi krisis

multidimensi." 1 Di tengah-tengah keadaan sosial ekonomi yang memburuk

tersebut mengakibatkan semakin banyaknya anak bangsa pada usia sekolah

yang terkena dampaknya. Banyak diantara mereka yang putus sekolah bahkan

tidak mendapatkan pendidikan formal di tingkat dasar. Itu artinya mereka

kehilangan haknya untuk mengikuti Program Wajib Belajar Sembilan Tahun.

Semakin luasnya krisis ekonomi diikuti pula oleh sempitnya lapangan

pekerjaan sehingga tidak jarang terjadi pemutusan hubungan kerja.

Permasalahan ini dapat berdampak pada meningkatnya arus urbanisasi,

sehingga menjadi masalah sosial yang tinggi di perkotaan; seperti

bertambahnya jumlah pengangguran dan anak jalanan.

Anak-anak jalanan kehilangan haknya dalam memperoleh

perlindungan dan kasih sayang dari orang tua bahkan kehilangan kesempatan

untuk mengenyam pendidikan. Sementara disisi lain, anak-anak perlu

mendapat perhatian dan penanganan seperti anak lain seusianya. Tidak hanya

sebagai insan Tuhan, mereka juga merupakan amanah dan karunia dari Allah

SWT yang tidak boleh dilihat dengan sebelah mata karena keterbatasan

nasibnya. Islam mengajarkan bahwa anak bukan hanya tanggung jawab orang

tua, tetapi juga masyarakat bahkan negara. Seperti juga pendidikan yang

merupakan nilai-nilai luhur yang tidak dapat dipisahkan dan dipilah-pilah

dalam kehidupan manusia karena dapat menimbulkan disintegrasi yang pada

konsekwensinya dapat melahirkan ketidakharmonisan dalam kehidupannya

sendiri karena manusia mempunyai komposisi yang tidak dapat terpisahkan.

Page 15: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

2

Adapun asal muasal komposisi manusia tersebut menurut Al Qur'an

terdiri dari tiga hal: 1. Jasad. 2. Ruh. 3. Intelektualitas. Seperti yang dituliskan

dalam Q.S As Sajadah ayat 7 - 9:

J. J "",,. .:; ;:: ,.,. s.. ,,. "'~ "'"" ,,,. ,,, -;; "'"" / "'" .... j. J. _,. ,,.., ,,. /

1~}1~_,~L ~ o~')}lj~')}lj?l~~j

"Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripafi air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur". (Q.S As Sajadah: 7- 9)

Semua manusia termasuk anak adalah sama dalam komposisinya.

Mereka semua tercipta dan dilahirkan ke alam dunia ini dengan dasar

penciptaan dan kehidupan yang tidak berbeda. Setiap anak yang dilahirkan

mempunyai hak yang sama, dan tanggung jawab orang tua terhadap

pemenuhan hak tersebut salah satunya yaitu dalam hal pendidikan. Seperti

yang diungkapkan dalam Hadits:

'rA-'1-~1_, ~I ~1_, ~~'J_,1 l_rk. "Ajarilah anak-anakmu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka. " (HR. Abdur Razaq dan Sa'id bin Manslmr).

Pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia

yang amat fundamental. Melalui pendidikan anak dibentuk menjadi manusia

seutuhnya. Hak pendidikan adalah harapan bagi anak-anak, masa depan

bangsa, dan babkan hak universal selurub umat manusia. Anak-anak

dilabirkan dengan hak hidup dan seiring itu memiliki pula bak untuk

memperoleh pendidikan serta hak lainnya yang melekat pada diri anak.2

Seperti juga yang disebutkan dalam ketentuan umum Undang-Undang tentang

perlindungan anak bahwa: "Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia

Page 16: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

3

yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,

k . hd '' 3 masyara at, pemennta an negara .

Menjadi anak jalanan tentu bukan pilihan mereka, apalagi untuk hidup

terlunta-lunta di jalanan setiap hari. Sehingga tidak heran bila hal itu menjadi

suatu kebiasaan bagi mereka. Sebagai generasi bangsa, sebenarnya apabila

mereka di bina dan dibekali pendidikan, akan membuahkan hasil yang baik

dan secara perlahan-lahan akan berkembang dengan segala aktivitas yang

mereka miliki karena pendidikan memberikan peranan yang sangat penting

bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, Oleh karenanya, bimbingan

pendidikan adalah salah satu hak dan bentuk perhatian yang perlu mereka

peroleh. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945

pasal 31, bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

Walaupun tidak memperoleh kesempatan mendapatkan pendidikan

formal, mereka masih mempunyai kesempatan mendapatkan pendidikan non

formal. Bentuk pendidikan non formal juga mencakup pelajaran-pelajaran

seperti di sekolah formal. Namun umumnya lebih ditekankan pada

CALISTUNG (membaca, menulis, dan berhitung) serta keterampilan lainnya.

Berhitung merupakan salah satu bentuk keterampilan pada

matematika. Mempelajari matematika adalah hal yang sangat penting bagi

anak guna mengembangkan pola pikir dan kemampuan mereka serta

mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari, sebagaimana salah satu hakikat dari matematika, yaitu

matematika merupakan alctivitas manusia. 4

Salah satu kompetensi matematika yang merupakan dasar pengetahuan

yang harus diketahui anak usia Sekolah Dasar adalah mengenai bilangan.

Bilangan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga untuk mempelajarinya

dibutuhkan pemahaman yang cukup. Dalam mencapai pemahaman tersebut,

tentu tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses

3 "Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak'',

dari \V\vw.pdaLco.id/, 03 Januari 2005. '1 DPnnillN!lc AJnfo,.i Pn/,,,1;i.,,.,.~ 'r ..... ;~•~-··---: l ,r_,_ ~ - ·• • -

Page 17: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

4

pembelajaran matematika. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor dari dalam

diri siswa, kurikulum yang digunakan, tenaga pengajar, metode pembelajaran

yang digunakan, sarana dan prasarana yang mendukung, keadaan lingkungan

dan lain-lain. Keseluruhan faktor tersebut tentu saling berkaitan satu sama

lain.

Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ini guna mengetahui dan mengungkap bagaimana pembelajaran

matematika di sekolah non formal, terutama pada anak yang merupakan

korban himpitan ekonomi keluarga. Untuk itu peneliti mengangkat penelitian

ini dengan judul:

"Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan (Stndi Kasns di

Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkampnngan

Pemnlung Ciputat - Tangerang)".

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan pendidikan pada anak jalanan di Indonesia ini sangatlah

kompleks karena terkait dengan banyak faktor yang tidak berdiri sendiri,

melainkan satu sama lain saling terkait. Beberapa permasalahan yang dapat

diidentifikasikan berdasarkan latar belakang di atas adalah:

I. Sarana dan prasarana apa saja yang melengkapi jalannya proses

pembelajaran matematika di sekolah non formal?

2. Bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah non formal?

3. Bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika

siswa sekolah non formal?

4. Apa bentuk kesulitan yang dirasakan siswa yang bersekolah di sekolah

non formal dan apa penyebabnya?

5. Bagaimana peran orang tua dalam membimbing anaknya yang bersekolah

di sekolah non formal?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, secara tegas penulis

Page 18: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

5

1. Sekolah non formal yang merupakan latar penelitian m1 yaitu Bengkel

KreativitasYayasan Nanda Dian Nusantara.

2. Pembelajaran matematika yang dimaksud difokuskan pada faktor siswa

dan peran orang tua.

3. Materi saat pembelajaran matematika dipilih pada pokok bahasan

mengenai bilangan, khususnya membaca nama bilangan, menulis Iambang

bilangan, menentukan nilai tempat clan nilai bilangan, membandingkan

bilangan dengan menggunakan kalimat dan simbol serta mengurutkan

bilangan.

4. Anak jalanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang

dikenal dengan sebutan "Anak Binaan", yaitu warga belajar ( siswa) yang

belajar di Bengkel Kreativitas, khususnya kelas 3 dan 4. Mereka tergolong

kedalam anak yang rentan menjadi anak jalanan dan berasal dari keluarga

tingkat ekonomi lemah, serta bermata pencaharian sebagai pemulung.

D. Perumusa11 Masalah

Adapun perumusan masalah dalam peuelitian ini adalah: "Bagaimana

pembelajaran matematika di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian

Nusantara itu berlangsung?". Secara operasional pertanyaan penelitian

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa di Bengkel

Kreativitas?

2. Bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika

siswa di Bengkel Kreativitas?

3. Apa kesulitan siswa selama pembelajaran matematika berlangsung dan apa i

penyebabnya?

4. Bagaimana peran orang tua dalam mendidik dan membimbing anaknya

belajar di Bengkel Kreativitas?

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua nilai guna, yaitu teoritis dan praktis:

Page 19: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

6

1. Kegunaan Teoritis, yaitu manfaat yang berkaitan erat dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, antara lain:

a. Menambah khasanah ilmu tentang pembelajaran, khususnya

pembelajaran matematika pada anak yang bersekolah di sekolah non

formal.

b. Menambah khasanah ilmu tentang profil kehidupan pekerja anak.

2. Manfaat Praktis, yaitu manfaat yang langsung dapat dirasakan oleh

masyarakat.

a. Mengetuk hati rekan mahasiswa dan lainnya agar peduli terhadap

pendidikan anak jalanan yang ada di lingkungan sekitar.

b. Menambah pemahaman kepada para orang tua tentang pentingnya

pendidikan bagi anak.

c. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama

Page 20: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

A. Konsep Pembelajaran

BAB II

KAJIAN PUST AKA

l. Pengertian Pembelajaran

Kedudukan anak dalam kegiatan pembelajaran adalah subjek dan

objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak

lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan

pengajaran. Tujuan pengajaran akan dapat tercapai jika anak didik

berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini

tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila

hanya fisik anak yang aktif tetapi pikiran dan mentalnya kurang alctif,

maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama

halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan

perubahan di dalam dirinya. 1

Menurut S. Nasution dalam buku "Didaktik Asasa-asas Mengajar"

menyebutkan bahwa belajar sebagai perubahan kelakuan berkat

pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya pada jumlah

pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,

pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek yang

menyangkut pribadi sseorang.

Hilgrad mengatakan: "Learning is the prosess by which an activity originates or is changed through training procedures (whether in the laborato1y or in the natural environment) as distinguished from changed by factors not attributable to training". Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk. 2

Page 21: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

8

Selain pendapat di atas, masih banyak pendapat lain yang

dikemukakan oleh pakar pendidikan mengenai pengertian belajar,

diantaranya:

a. Menurut Nouly, belajar adalah sebagai perbaikan tingkah laku dalam arti bahwa seseorang lebih cakap pada bidang yang ia pelajari.

b. Menurut Gerlach dan Elly, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku.

c. Menurut Afifudin, bahwa belajar adalah proses pembentukan atau perubahan tingkah laku. Pembentukan atau perubahan tingkah laku itu dapat berwujud pengetahuan, pengertian, kecakapan/skill, kebiasaan, atau sikap. 3

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar

dapat diartikan sebagai usaha untuk memperoleh kepandaiaan/kecerdasan,

usaha untuk memperoleh ilmu atau wawasan, usaha keterampilan tertentu,

serta perubahan tanggapan, tingkah laku atau sikap yang disebabkan oleh

pengalaman. Singkatnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku

individu yang relatif tetap sebagai basil dari pengalaman. Sedangkan

pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi

nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dengan demikian "proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri

individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang

sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku."4

Proses pembelajaran dalam arti sempit dapat diartikan sebagai

proses pendidikan dalam lingkup persekolahan. Sehingga arti dari proses

pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkup

sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa.

Menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari proses

sosialisasi, dan pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk

memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu yang belajar

3 Choiruddin Hadhiri Supraplo, Jalan Pin/as Bintang Pe/ajar Panduan Untuk Pe/ajar

Islam, (Bandung: Mujahid, 2005), h.19. 4 H Fnn~n ~11hr>rrn".>n nf ,,..,7 (;';.,,..1,,,,.._; D~--1.~f-: _____ _

Page 22: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

9

akan belajar secara optimal clalam mencapai tingkat keclewasaan clan clapat

hiclup sebagai anggota masyarakat yang baik.

Anclrias Harefa clalam bukunya yang be1juclul "Menjacli Manusia

Pembelajar" menyebutkan bahwa "proses pembelajaran atau pencliclikan

memungkinkan seseorang menjacli lebih manusiawi (being humanize)

sehingga clisebut clewasa clan mancliri. Itulah visi atau tu ju an clari proses

pembelajaran."5 Iajuga menambahkan bahwa:

Keclewasaan baik yang bersifat fisik maupun sosial mental/psiko­spiritual itu cliperoleh ticlak lain clari proses pembelajaran (belajar menjacli). Pembelajaranlah yang membuat manusia tumbuh clan berkembang sehingga berkemampuan menjacli clewasa clan mancliri. Mulai clari belajar tengkurap, clucluk, bercliri, berjalan clan seterusnya hingga belajar mencari nafkah, semuanya melalui proses pembelajaran. 6

Hal itu menanclakan bahwa proses pembelajaran clapat membentuk

seseorang menjacli dewasa di lingkungan sosialnya clengan berbagai

pengalaman yang ia peroleh selama proses pembelajaran tersebut

berlangsung.

Namun seperti yang kita lihat clalam kehiclupan sehari-hari, bahwa

manusia terkaclang cepat merasa puas dan berhenti belajar setelah merasa

dewasa. Sehingga kurang menclisiplinkan clirinya untuk tetap belajar tanpa

henti. Sikap "gede rasa" ini menurut Andrias Harefa clisebabkan oleh

keboclohan yang bersifat sosial clan mental/psiko-spiritual.

Seorang tokoh kontruktivisme, Vygotsky juga berpenclapat bahwa

"pembelajaran berlaku clalam konteks sosial clan interaksi di antara pelajar

clengan rekan sebaya aclalah penting clalam proses pembelajaran."7

Vigotsky menambahkan pula bahwa pengalaman interaksi sosial

meilipakan hal penting bagi perk:embangan proses berpikir analc karena

aktivitas mental yang tinggi clapat terbentuk melalui interaksi dengan

orang lain.

: Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, (Jakarta: Kompas, 2000), h. 37. Andnas Harefa, h. 43.

7"Kontn.tktivism~ Soi::i~11 n~n ~~rt11r~11 n.,1 .. ~..... o,....~A:..1;1~--- ~ 11-·-~--·""

Page 23: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

10

Agar proses berpikir anak tersebut dapat berjalan dengan baik,

tentu dibutuhkan pembelajaran yang efektif Menurut Greeberg yang

dikutip oleh Isjoni dalam artikelnya mengenai "Model Pembelajaran Yang

Efektif' melukiskan bahwa "pembelajaran dapat efektif jika anak dapat

belajar melalui bekerja, bermain dan hidup bersama dengan

lingkungannya. "8 Itu artinya pengalaman berinteraksi dalam lingkungan

sosial juga sangat dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti yang

disebutkan oleh Vygotsky di atas.

Interaksi dengan orang lain memberikan rangsangan dan bantuan

bagi st anak untuk berkembang. Proses mental yang dilakukan atau

dialami oleh seorang anak dalam interaksinya dengan orang lain

diinternalisasikan oleh si anak. Dengan cara ini kemampuan kognitif si

anak berkembang. Vygotsky berpendapat pula bahwa "proses belajar akan

terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif

dengan anak-anak lain, dengan suasana lingkungan yang mendukung

(supportive), serta dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang

lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang guru."9

Menurut Vygotsky, setiap anak mempunyai zona perkembangan

proksimal (zone ~f proximal development), yang didefinsikan sebagai

"jarak atau selisih antara tingkat perkembangan si anak yang aktual, yaitu

tingkat yang ditandai dengan kemampuan si anak untuk menyelesaikan

soal-soal tertentu secara independent dengan tingkat perkembangan

potensial yang lebih tinggi, yang bisa dicapai oleh anak jika ia mendapat

bimbingan dari seseorang yang lebih dewasa atau Iebih kompeten."10

Adapun bimbingan yang dimaksud Vygotsky disebut dengan

dukungan dinamis atau scaffolding, yang artinya:

Memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap­tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan

8lsjoni, "'Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini'", dari \V\V\V .isjoni.net.

9 Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pe/atihan Terintegrasi Matematik Buku 2,

fT.,.J,-,_,rln· n,. .... .,,.-1,.,....,,,.~~ n~---1~..t:1 ___ -.,.y __ ,_ --• '"'""~' • ·-

Page 24: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

11

tersebut dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bentuk dari bantuan itu berupa petunjuk, peringatan, dorongan, penguraian langkah-langkah pemecahan, pemberian contoh, atau segala sesuatu yang dapat mengakibatkan · d" ·II s1Swa man m.

Hal itu berarti dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dari

seorang pembelajar untuk membimbing siswanya dalam upaya mencapai

keberhasilan belajar. Dalam ha! ini, tentu dorongan guru pun sangat

dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

menjadi optimum.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajarnn

Pembelaja.ran yang baik haruslah memenuhi prinsip-prinsip dalam

pembelajaran, baik oleh si pemberi maupun si penerima pelajaran agar

proses pembelajaran dapat berjalan secara dinamis. Adapun prinsip-prinsip

pembelajaran menurut Isjoni antara lain:

a. Berangkat dari yang dimiliki anak, bahwa setiap anak membawa segala pengetahuan yang telah dimilikinya terhadap pengalaman­pengalaman barunya. Jika suatu pengalaman belajar tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk menciptakan pengetahuan barn, maka pembelajaran itu akan membosankan. Pengalaman belajar anak hendaknya mengandung sebagian unsur yang sudah dikenal anak dan sebagian lainnya merupakan pengalaman baru.

b. Belajar harus menantang pemahaman anak. Hal ini untuk memastikan terjadinya pengembangan pada anak sesuai dengan apa yang dialaminya. Bila anak mampu menyelesaikan tantangan pertama, maka anak diberikan tantangan beriln1tnya yang lebih sulit dari pertama. Hal ini bertujuan untuk merangsang pemahaman anak agar dapat berkembang dengan optimal.

c. Belajar dilakukan sambil bermain. Hal ini dapat memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekpresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Bermain juga dapat membantu anak mengenal diri sendiri, dengan siapa ia hidup, dan dilingkungan mana ia hidup. Bermain merupakan sarana belajar yang muncul dari dalam diri

Page 25: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

12

anak, terbebas dari aturan yang mengikat, aktivitas yang nyata, berfokus pada proses dari pada basil, harus didominasi oleh pemain, serta melibatkan peran aktif dari pemain.

d. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran, karena alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk berekplorasi dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya. Robin Dranath Tagore menggunakan model pembelajarannya hampir 90 % kegiatannya dilakukan dengan berinteraksi dengan alam. Anak diajarkan dapat membangun ikatan emosional di antara teman­temannya, menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta mempengaruhi memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang dipelajari.

e. Belajar dilakukan melalui sensorinya, yaitu anak memperoleh pengetahuan melalui inderawinya seperti peraba, pencium, pendengar, penglihatan dan perasa. Setiap sensori anak akan merespon stimulan atau rangsangan yang diterima. Oleh karenanya pembelajaran hendaknya memberikan stimulasi yang dapat merangsang setiap sendi yang dimiliki anak.

f. Belajar membekali keterampilan hidup (life skill) sesuai dengan kemampuan anak, dengan demikian anak diajarkan untuk memiliki kemandirian dan rasa tanggungjawab terhadap dirinya.

g. Belajar sambil melakukan (student Active learning), yaitu salah satu bentuk pembelajaran yang diilhami oleh John Dewey (learning by doing) dan diteruskan oleh Killpatrik dengan pengajaran proyek. Pembelajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagai pengetahuan baru. 12

Salah satu prinsip belajar di atas, yaitu belajar dilakukan sambil

bermain. Menurut Mayke (1995): "belajar dengan bermain memberi

kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang,

menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikan dan mendapat

bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung

banyaknya." 13

Sedangkan prinsip dasar belajar menuirut Choruddin, yaitu:

a. Hasrat, yaitu niat yang sungguh-sungguh dan semangat yang membara.

12 Isjoni, "Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini··, dari www.

isjoni.net. --

Page 26: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

13

b. Terpusat, yaitu terpusatnya pikiran atau konsentrasi, pikiran tidak melayang kesana kemari.

c. Bermanfaat, yaitu bahwa yang dipelajarinya suatu saat akan bermanfaat bagi hidupnya.

d. Bertahap, yaitu diperlukan kesabaran dan tidak meloncat-loncat, dari yang mudah dahulu kemudian yang sedang baru ke yang sulit.

e. Berlipat, yaitu belajar tidak cukup sekali, tetapi perlu dibaca berkali­kali, berlipat-lipat agar tidak mudah hilang dari ingatan.

f Istirahat, yaitu kesempatan bagi otak untuk menyimpan atau mengedepankan sesuatu yang diperoleh ketika belajar.

g. Terap, yaitu hasil belajar perlu diterapkan agar bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

h. Menghambat, yaitu hal-hal yang dapat menghambat belajar perlu dihindari, misalnya perasaan takut, benci, malu, marah dan kesal. 14

Prinsip-prinsip belajar di atas tidak selamanya dapat berjalan

dengan lancar, tetapi adakalanya perilaku belajar dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti yang diungkapkan Dollar and Miller bahwa

keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat ha!, yaitu:

a. Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something).

b. Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something).

c. Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something).

d. Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reil?forcement), siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something). 15

Menurut Misanih dalam skripsinya disebutkan bahwa "stimulasi

pendidikan yang diberikan secara terus menerus dan berulang-ulang akan

membantu anak dalam mengoptimalkan kemampuan yang dimiliknya." 16

Menurutnya ha! tersebut sejalan dengan prinsip pembelajaran yang

dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu bertahap,

berulang dan terpadu.

1·1

Choimddin Hadhiri Suprapto, Jalan Pin/as Bintang Pe/ajar Panduan Untuk pelajar ls/am, (Bandung: Mujahid, 2005), h.22.

15 H. Abin Syamsuddin Makmun, Psiko/ogi Kependidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2003), h. 164. 16 Misanih . . 'Studi f)ps:krintif PP1n1oloru-,-n-n,,,,-,,..,~ D,,..~A:rl:l.--- r,,. .. _, __

Page 27: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

14

B. Pembelajarnn matematika

lstilah matematika berasal dari perkataan latin mathematica yang

mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti "relating

to learn". Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti

pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan sangat era!

dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung

arti belajar (berpikir).

The Liang Gie mencatat 89 definisi matematika dari para ahli

matematika, dua diantaranya yang dikutip oleh PM. Labulan (Dosen

Pendidikan MIPA Universitas Mulawarman) dalam seminarnya mengena1

"Peranan Matematika Dalam Agama" adalah sebagai berikut:

J. Mathematics is the science of space and number, and is the basis of all other science.

2. Mathematics is the science that treats of the measurement, properties and relations quantities, including arithmatics, geometry, algebra, ect. 17

Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa:

I. matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai ruang dan bilangan, serta

merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan Iain.

2. matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengukuran,

kuantitas, hubungan pola, aritmatika, geomatri, aljabar dan lain-lain.

Secara etimologis, perkataan matematika berarti "ilmu pengetahuan

yang diperoleh dengan bernalar. Namun bukan berarti ilmu lain tidak melalui

penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam

dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan basil

observasi disamping penalaran." 18

Walaupun tidak terdapat satu pengertian yang tunggal dan disepakati

oleh semua tokoh atau pakar matematika, namun dapat terlihat adanya ciri-ciri

17 PM. Labulan, "Peranan matematika Dalam Agama", dalam makalah seminar tahun 2004. h. 2.

18 H_ E11nan S11hf'nn~1n Pf nl \..!tvrdon-i p,,,,.,J..,.1~:~.·-·- --- -~~

Page 28: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

15

khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika

secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah:

I. Memiliki objek abstrak 2. Bertumpu pada kesepakatan 3. Berpola pikir deduktif 4. Memiliki simbol yang kosong dari arti 5. Memperhatikan semesta pembicaraan

. d I . 19 6. Kons1sten a am s1stemnya.

Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan

untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi juga dapat

membentuk kepribadian siswa se1ia mengembangkan keterampilan tertentu.

Hal ini mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam

kehidupan melalui matematika, seperti jujur, disiplin, tepat waktu dan

tanggung jawab. Untuk itu siswa perlu memiliki kemampun memperoleh,

memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti dan kompetitif Kemampuan ini membutuhkan pemikiran

kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama yang efektif

Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan n1elalui beiajar

matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat

serta jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan siswa berpikir rasional.

Implikasinya siswa perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat

tertentu, yang merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk dapat

memahami dunia dan berhasil dalam karirnya. "Kecakapan matematika yang

ditumbuhkan pada siswa mempakan mata pefajaran matematika kepada

pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai melalui pembelajaran

matematika. "20

Robert M_ Gagne, seorang profesor dan ahli psikologi telah banyak

membuat penyelidikan mengenai fase dalam rangkaian pembelajaran dan jenis

pembelajaran matematika. Menumt Gagne, "terdapat empat kategori yang

harus dipelajari oleh kanak-kanak dalam matematika yaitu fakta, kemahiran,

19 Dcpartcmen Pendidikan Nasional, Materi Pe/atihan Terintegrasi Matematik Buku J,

(Jitlrnrta: Departemen Pendidilrnn Nasional , 2005), h. 9. ZO DPn"'iiP.ffiP.n DP.nd:.~;t-nn 1'.T,-,,-..;'"'"'"1 l 4-•~-·~ n_,_,~,-

Page 29: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

16

konsep dan prinsip. Sedangkan objek yang dipelajari siswa dalam matematika,

secara garis besar yaitu objek-objek langsung (liirects object) dan objek-objek

tak langsung (indirects object). Adapun objek langsung terdiri atas:

1. Fakta-fakta matematika, yaitu konvensi (kesepakatan) dalam yang dimasukkan untuk memperlancar pembicaraan-pembicaraan di dalam matematika, seperti lambang-lambang yang ada dalam matematika; kesepakatan bahwa pada garis bilangan yang horisontal, arah ke kanan menunjukkan bilangan-bilangan yang semakin besar sedangkan arah ke kiri menunjukkan bilangan-bilangan yang semakin kecil; dan sebagainya.

2. Keterampilan (prosedur) matematika, yaitu operasi-operasi dan prosedur-prosedur dalam matematika, yang masing-masing merupakan suatu proses untuk mencari (memperoleh) sesuatu hasil tertentu. Contoh, proses mencari jumlah dua bilangan, proses mencari kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan, dan sebagainya.

3. Konsep matematika, yaitu suatu ide abstrak yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan apakah sesuatu objek tertentu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut Suatu konsep yang berada dalam lingkungan ilmu matematika disebut konsep matematika, seperti segitiga, persegi panjang, persamaan, dan lain-lain.

4. Prinsip matematika, yaitu suatu pernyataan yang bernilai benar, yang memuat dua konsep atau lebih dan menyatakan hubungan antara konsep-konsep tersebut 21

Sedangkan objek tak langsung meliputi kemampuan berpikir iogis,

kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir analitis, sikap positif

terhadap matematika, ketelitian, ketekunan, kedisiplinan, dan hal-hal lain yang

secara implisit akan dipelajari jika siswa mempelajari matematika.

Gagne juga menyebutkan bahwa suatu pengetahuan pada umumnya

membutuhkan penguasaan terhadap kemampuan prasyarat Kemampuan

prasyarat ini pun kemungkinan besar membutuhkan beberapa prasyarat pula,

demikian seterusnya hingga terbentuk suatu susunan yang hirarkis dari

berbagai pengetahuan atau kemampuan yang disebut hirarki belajar. "Hal ini

sangat relevan untuk pembelajaran matematika karena materi-materi

pembelajaran matematika pada umumnya tersusun secara hirarkis (materi

21 Departen1en Pendidikan Nasional~ A1ateri Pelatihan Terintegrasi 111aten1atika Buku 2,

(Jakarla: Dennrl~tnPn PPnrlirlilr~1n l\.Tqc-ift.-n-.1 "lf\fiO:::\ 1~ , ,.,

Page 30: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

17

yang satu merupakan prasyarat untuk materi berikutnya)."22

Adapun hierarki

pembelajaran matematika tersebut dintaranya ialah "pembelajaran melalui

isyarat, pembelajaran tindak balas rangsangan, pembelajaran melalui rantaian,

pembelajaran melalui pembedaan dan sebagainya."23

Menurut Askew, et al yang dikutip oleh Bob Fox et al dalam buku

Using JCT in Primmy Mathematics Practise and Possibilities dijelaskan

bahwa "Numeracy is the ability to process, communicate and interpret

numerical information in a variety of contexts. "24

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

menghitung dalam matematika adalah kemampuan untuk memproses,

mengkomunikasikan dan menginterpretasikan informasi dalam berbagai

permasalahan yang melibatkan bilangan dan ukuran. Sehingga dibutuhkan

pula keakuratan suatu bilangan dan kepercayaan diri dari dalam individu agar

proses menghitung berjalan dengan baik.

"Cara yang terbaik bagi seseorang siswa untuk mempelajari sesuatu

konsep atau prinsip dalam matematika adalah dengan mengkonstuksi sebuah

representasi dari konsep. " 25 Siswa yang lebih dewasa mungkin bisa

memahami suatu konsep dalam matematika hanya dengan menganalisis

sebuah representasi yang disajikan oleh guru mereka, akan tetapi untuk

kebanyakan siswa khususnya siswa yang lebih muda proses belajar akan lebih

baik jika para siswa mengkonstruksi sendiri representasi dali apa yang

dipelajarinya. Alasannya, jika para siswa bisa mengkonstruksi sendiri

representasi itu mereka akan lebih mudah menemukan konsep atau prinsip

yang terkandung dalam representasi tersebut, sehingga untuk selanjutnya

mereka juga mudah untuk mengingat dan mengaplikasikannya.

22 Departemen Pendidilrnn Nasional. Materi Pelatihan Terintegrasi matematika Buku 2, (Jakarta: Dcpartemen Pendidikan Nasional, 2005). h. 18.

23 Moh. Daud Hamzah, "Bagaimana Kanal<-kanak Mempelajari matematika ", dari http://www.geocities.com/ Pluto stewart/artikel ilmial1 1.htm.

24 Bob Fox et al, Using JCT Jn Primary 1\fathematics Practise and Possibilities, (London: David Fulton Publisher, 2000), h. 26.

lS npn~rfpmpn p,,.nili.4-11,.-,....,.. 'J...T.-..-.;~~--1 l -<~-'~--= n ' ,.,

Page 31: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

18

Konstruktivisme dalam pendidikan matematika merupakan

penyusunan awal pengetahuan serta penekanan kepada paham konsep yang

benar mengenai konsep matematika. Konstruk'tivisme dibina melalui

pengajarnn yang berpusatkan pada pelajar. Guru berpernn sebagai fasilitator

yang mernngsang minat pelajar dalam proses pembinaan dan perubahan

sesuatu konsep. Oleh karena itu guru perlulah melibatkan semua pelajar dalam

menjalankan aktivititas matematika secara manipulatif Guru juga perlu

menggalakkan pelajar untuk berfikir dan melatih mereka menyelesaikan

berbagai masalah. Kesimpulannya ialah guru perlu mewujudkan iklim

pengajaran dan pembelajaran yang menarik dan membuat rancangan yang

sesua1.

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang

bernsal dari dalam dan luar siswa. Adapun faktor luar misalnya fasilitas

belajar, earn mengajar guru (metode), materi pembelajaran (kurikulum),

sistem pemberian umpan balik dan sebagainya. Sedangkan faktor dari dalam

siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan sebagainya.

Wasty Soemanto menggolongkan faktor belajar menjadi tiga macam,

yaitu faktor-faktor stimuli belajar, faktor-faktor metode belajar, dan faktor­

faktor individual. Faktor stimuli belajar terkait dengan panjangnya bahan

pelajarnn, kesulitan bahan pelajaran, bernrtinya bahan pelajaran, berat

rmgannya tugas, suasana lingkungan eksternal. Faktor-faktor individual

menyangkut kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis

kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan

jasmani dan rohani, serta motivasi. 26

Berikut uraian beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa

dalam belajar:

1. Kurikulum matematika

"Kurikulum adalah sepernngkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta earn yang digunakan sebagai

Page 32: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

19

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

d.d.k ,,27 pen 1 1 an tertentu.

Kurikulum matematika pada dasarnya terdiri dari aritmatika,

penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Namun setelah

berjalannya waktu, muncullah bentuk-bentuk matematika lain seperti

geometri, statistik, probabilitas, dan lain sebagainya. Adapun tujuan

kurikulum matematika tersebut adalah agar memungkinkan manusia untuk

menggunakan pikiran matematis dalam memecahkan masalah-masalah

nyata.

Lima bagian utama kurikulum matematika yang diajarkan secara

bertahap pada tiap tingkatan di Sekolah Dasar antara lain: "bilangan dan

penomoran, operasi dengan seluruh angka, operasi dengan pecahan,

probabilitas dan statistik, serta geometri dan ukuran."28

Materi mengenai bilangan dan penomoran di SD diberikan secara

bertahap sesuai dengan tingkatan. Seperti pada kelas 4, materi bi!angan

yang dibahas beberapa diantaranya:

Tabel 1: Pokok Babasan dan Snb Pokok Bahasan Matematika

Kelas 3 Sekolah Dasar

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

a. Mengenal bilangan ribuan dan menyebutkannya secara urut

b. Mengenal nilai tempat bilangan ribuan dan

Mengurutkan dan menuliskannya dalam bentuk panjang .

mencantumkan c. Membandingkan bilangan dengan

letak bilangan pada menggunakan sismbol dan mengurutkan

garis bilangan. bilangan. d. Menentukan sebuah bilangan yang terletak

diantara dua bilangan secara urut dan loncat. e. Mengurutkan bilangan dan menentukan

posisinva pada garis bilangan.

Sumber: Buku Pake! malcmatika Kelas 3 Sekolah Dasar

27 Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terintegrasi malematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), Buku 3, h. 4.

28 Tom rl~n l-T';"ITTiP.f ~nhnl f),.....,,...,.."",...~~ D-M------ "-- -'- ,,.....

Page 33: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

21

menuliskan angka."31 Nilai tempat memberikan makna terhadap suatu

angka dalam suatu bilangan tertentu tergantung pada kedudukan angka

tersebut dalam bilangan. Pada sistem pengangkaan yang digunakan, nilai

tempat dimulai dari satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, dan

seterusnya.

Konsep bilangan dalam matematika tidak dapat terlepas dari

penggunaan simbol. Ginsburg berpendapat:

Three principles of written 1>ymbolism in mathematics: a. Children's understanding of written 1>ymbolism generally lags

behind their informal arithmetic b. Children inte1pret written symbolism in terms of what they already

know. c. Good teaching attempts to foster connections between the child's

informal knowledge and the abstract and arbitrary sistem of symbolism. 32

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga

prinsip tentang simbolisme yang tertulis di dalam matematika:

a. Pemahaman anak tentang simbolisme biasanya tertinggal dari

perhitungan informal mereka.

b. Anak-anak menginterpretasikan simbolisme dalam kaitannya dengan

apa yang telah mereka mengetahui.

b. Pengajaran yang baik merupakan usaha untuk membantu

perkembangan hubungan antara pengetahuan informal anak dan

abstrak dalam sistem simbolisme.

2. Metode Pembelajaran matematika

('rvfetode adalah prosedur pembelajaran yang dipilih untuk

membantu siswa dalam mencapai tujuan dan mengintemalisasikan isi atau

pesan, seperti metode ceramah, metode drill (latihan), metode ekspositori,

metode permainan dan sebagainya. "33

31 Finnana\vaty Sutan, 1Vfahir 1naten1atika Aie/alui Per111ainan, (Jakarta: Puspa Swara, 2003), h. 2.

32 Maulfry Worthington and Elizabeth Carruthers, Children's Mathematics, (London:

P~u1l r'h'ln1n'ln '){\(\".?\ h '71

Page 34: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

22

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran matematika adalah prosedur pembelajaran matematika yang

dipilih untuk membantu sJSwa dalam mencapa1 tujuan dan

menginternalisasikan isi atau pesan dari matematika.

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran matematika yaitu metode ekspositori, dimana dalam metode

ini guru memberikan informasi hanya pada waktu-waktu tertentu yang

diperlukan siswa.

Pada metode ekspositori guru juga dapat memeriksa pekerjaan

siswa secara individual dan menjelaskan kembali kepada siswa secara

individual atau klasikal. Beberapa hasil penelitian di Amerika Serikat

menyatakan bahwa "metode ekspositori merupakan cara mengajar yang

efektif dan efisien." 34

3. Media Pembelajaran dan Alat Peraga matematika

"Media pembelajaran adalah sesuatu yang membawa informasi

dari pengirim informasi ke penerima informasi."35 Baik media maupun

alat peraga matematika dapat digunakan untuk mengoptimalkan hasil

belajar siswa dalam matematika karena dengan menggunakan alat peraga,

maka:

a. Proses belajar mengajar menjadi lebih termotivasi. b. Lebih dapat dipahami karena konsep abstrak matematika tersajikan

dalam bentuk kongkrit. c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda

di alam skitar akan lebih dapat dipahami. 36

4. Evaluasi Pembelajaran matematika

"Evaluasi atau penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah

tindakan yang telah dikerjakan sebelumnya cukup berharga atau tidak." 37

(Bandung: UPI, 2003), edisi revisi, h.239. 34

H. Ennan Suherman, et al, Strategi T'en1belajaran n1aten1atika Konten1porer, (Bandung: UPI, 2003), Edisi revisi, h.203.

35 H. Ennan Snherman. et al, h. 238. 36

H. Elman Suhennan: et al, h. 243. 37 T"'I. - .....

Page 35: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

23

Penilaian ini dilakukan pada dua aspek, yaitu tingkat keberhasilan dan

tingkat efisiensi pelaksanaan program. Penilaian terhadap tingkat efisiensi

pelaksanaan program biasanya diperlukan pada sistem (program yang

terns menerus berulang). Ciri suatu program adalah adanya masukan awal

(input), proses pelaksanaan mencapai tujuan, dan hasil yang diperoleh

(output). Penilaian tidak saja dilakukan pada program pendidikan yang

diselenggarakan pemerintah, tetapi juga misalnya pada yayasan atau

lembaga sosial.

5. Hasil Belajar

"Hasil belajar atau acMevement mempakan realisasi pemekaran

dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. "38 Pada umumnya

hasil belajar diwujudkan dalam bentuk nilai. Sehingga dapat disimpulkan

apabila nilai hasil belajar seseorang itu bagus, berarti ia telah menguasai

materi belajar melalui keterampilan berpikir dan motorik dengan baik, dan

begitu pula sebaliknya.

6. Kesulitan Belajar Matematika

Kesulitan belajar matematika sermg kita temukan dalam

pembelajaran matematika. Menurut Lerner yang dikutip oleh Mulyono

Abdurrahman dalam bukunya yaitu "Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

Belajar" bahwa "kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia

(dyscalculis), yaitu istilah yang mempunyai makna konatasi medis yang

memandang adanya keterkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat." 39

Menurutnya ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar ,

yaitu adanya gangguan dalam hubungan keruangan, abnormalitas persepsi

38 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psiko/ogi Proses Pendidikan, (Bandllllg: Rcrnaja Rosdakmya, 2003), h.

39 T\Anhrf\nn A hiln-rr<:>hrnnro D,,,~rl;A;J,_._ D--: A-·~'- n - 1

Page 36: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

24

visual, asosiasi visual-motor, perseveras1, kesulitan mengenal dan

memahami symbol, gangguan penghayatan tubuh, kesulitan dalam bahasa

dan membaca, dan pe1:formance IQ jauh lebih rendah dari pada sekor

verbal IQ.

Lerner menambahkan, bahwa beberapa kekeliruan yang umumnya

dilakukan oleh anak yang berkesulitan belajar matematika antara lain

kurang memahami tentang simbol, nilai tempat sebuah bilangan,

perhitungan, penggunaan proses yang keliru, dan tulisan yang tidak

terbaca.

Sedangkan beberapa tanda yang menunjukkan kesulitan dalam

belajar matematika menurut Hornsby (1984) yang dikutip oleh John

Backhouse et al dalam buku Improving the Learning C?f Mathematics,

salah satunya yaitu:

Difficulty with basic mathematics is estimated to cause trouble for 60 percent of dyslexics. 171is may show itse!f as difficulty in remembering tables or trouble with computation using decimals of fractions. some dyslexics have difficulty in distinguishing between + and x, - and + and < and>. 40

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesukaran

dalam matematika dasar diperkirakan sebesar 60% karena gangguan

disleksia. Hal ini dapat terlihat pada kesukaran dalam mengingat atau

ketika menggunakan tabel dengan perhitungan yang menggunakan sistem

desimal atau pecahan. Beberapa gangguan disleksia mempunyai kesukaran

dalam membedakan antara + dan x, - dan +, serta < dan > .

C. Peranan matematika Dalam Agama

Menurut PM. Labulan, bahwa dalam matematika terkandung sifat

kejujuran dan sifat ketaatan. Kejujuran dan ketaatan adalah jalan guna

mendekatkan diri kepada Al-Khaliq. Sifat kejujuran dapat dilihat pada

pemenuhan sumpah seorang hamba terhadap penciptanya ketika di dalam

40 John Backhouse et nl hnnrnvina 11,,,,, 1,, ....... ~;·n~ ~r 1 ,._~,

Page 37: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

25

rahim ibu. Sedangkan sifat ketaatan dapat dilihat pada patuh dan taatnya

manusia kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dengan menggali ilmu matematika, maka kita akan semakin

menemukan suatu kepuasan tersendiri yang tidak dimiliki ilmu lain dan

akan semakin dekat seseorang kepada penciptanya. Hingga pada

gilirannya seorang ilmuan matematika berucap: "Ya Tuhan kami,

bukanlah Engkau ciptakan semua ini dengan percuma. Maha suci Engkau.

Maka peliharalah kami dari azab neraka" (Al-Imran: 192). 41

D. Konsep Anak Jalanan

1. Peugcrtian dan Ciri-ciri Anak Jalanan

Tinjauan mengenm pengertian anak jalanan masih belum

mempunyai kesamaan dari para peneliti dan masyarakat, sehingga masih

terdapat bermacam-macam persepsi. Peserta Lokakarya Nasional Anak

Jalanan yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial menyusun definisi

dari anak jalanan yaitu "anak yang sebagian besar menghabiskan

waktunya untuk mencari naflcah dan atau berkeliaran di jalanan atau di

tempat-tempat umum lainya."42

Menurut Rooestien Ilyas seorang aktivis sosial sekaligus pendiri

dan ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara, "anak jalanan adalah anak­

anak yang berada di jalanan bukan karena ingin bermain di jalanan, tetapi

karena harus hidup dari jalanan. Sumber nafkah mereka yang serabutan itu

berada di jalanan, mulai dari jualan rokok, mengamen, ikut mengatur Ialu

lintas, menyemir sepatu sampai berjualan kantong plastik di pasar."43

Armai Arif juga menekankan bahwa untuk memahami anak

jalanan secara utuh kita harus mengetahui definisi anak jalanan tersebut,

antara lain seperti yang dijelaskan oleh Departemen Sosial RI, bahwa anak

jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk

41 PM. Labulan, "Peranan matematika Dalan1 Agama", dalanJ Makalah Seminar Tahun 2004, h. 8.

42 Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Modul Pe/atihan Pekerja S'n.<>inl r11111nh .<... ... inaanh fT-:.1r"1ri"' T-:!nil<>n v,... ......... ;~1 ....... _~- (' __ :."• ... y_ . , .......... ~~- - • - -

Page 38: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

26

mencan nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum

lainnya. UNICEF juga memberikan batasan tentang pengertian anak

jalanan, yaitu:

Street child are those who have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic street life. (anak jalanan merupakan anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah d .. I ) 44 IJa an raya.

Selain mengetahui definisi di atas, pemahaman terhadap anak

jalanan juga dapat diketahui melalui pengelompokkan anak jalanan.

Seperti yang disebutkan oleh Himpunan Mahasiswa Pemerhati Masyarakat

Marjinal Kota (HIMMATA), bahwa anak jalanan dikelompokkan me1tjadi

dua kelompok, yaitu anak semi jalanan dan anak jalanan murni.

Sedangkan menurut Tata Sudrajat, anak jalanan dapat dikelompokan

menjadi 3 berdasarkan hubungannya dengan orang tuanya, antara lain :

1) Anak yang hidup dijalanan (Children the street) 2) Anak yang bekerja di jalanan (Children on the street) 3) Anak yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini

masuk kedalam kategori anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable to be street children). 45

Badan Kesejahteraan Sosial Nasional membedakan anak jalanan

menjadi empat kelompok berdasarkan situasi sosial, yaitu:

a. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya (children of the street ). Mereka tinggal 24 jam di jalanan dengan menggunakan semua fasilitas jalanan sebagai ruang hidupnya. Mereka saling berhubungan erat dan saling menolong satu sama lain. Perilaku mereka cenderung liar, curiga, susah diatur, reaktif, cuek, tertutup, tidak tergantung dan bebas. Hal ini disebabkan faktor sosial psikologis keluarga seperti kekerasan, penolakan, dan perceraian orang tua sehingga menyebabkan hubungan dengan keluarga terputus. Umumnya mereka tidak mau kembali ke rumah, karena kehidupan jalanan telah menjadi ikatan mereka.

Arif ' ht1tv/lnrnnu rfilrm.,.c- ,.t,,,.,...,.:i.;i ... ...,,..., ,.,,.., ;,:i

"Upaya Pe1nberdayaan Anak jalanan", dari

Page 39: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

27

b. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua atau anak yang bekerja di jalanan (children on the street). Mereka umumnya adalah pekerja migran kota yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di kampung. Hal ini disebabkan oleh tekanan ekonomi keluarga sehingga mereka harus membantu orang tua sekaligus menghidupi dirinya sendiri. Tempat tinggal mereka umumnya mengontrak di lingkungan kumuh bersama saudara atau teman-teman sekampungnya.

c. Anak-anak yang masih berhubungan teratur dan tinggal dengan orang tua. Umumnya mereka masih bersekolah dan pergi ke jalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orang tua dan disuruh orang tua. Aktivitas mereka yang paling mencolok adalah berjualan koran.

d. Anak-anak jalanan yang berusia di atas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk mencari kerja, atau masih labil dalam suatu pekerjaan. Umumnya mereka telah lulus SD bahkan SMP. Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang dewasa pergi ke kota. Keterampilan mereka yang terbatas menyebabkan kebanyakan mereka bekerja sebagai pengemis, pemulung dan lain-lain sampai mereka mendapat pekerjaan tetap.46

Maka secara garis besar anak jalanan terbagi dalam dua kelompok,

antara lain :

a. Kelompok anak jalanan yang bekerja dan hidup di jalan. Mereka hidup

di jalan, melakukan semua aktivitas di jalan, tidur dan menggelandang

secara berkelompok.

b. Kelompok anak jalanan yang bekerja di jalanan ( masih pulang ke

rumah orang tua).

Berdasarkan pembagian kelompok tersebut, dapat disimpulkan

bahwa anak jalanan yang menjadi subyek dalam penelitian ini

dikategorikan sebagai anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable

to be street children), karena mereka masih bersekolah, menghabiskan

sebagian waktu dengan bekerja dan masih tinggal bersama orang tuanya.

·16

Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, },fodul Pelatihan Petugas PP11rfnn1nina n1•rtn<T 7'un A,,,,.,y ,,.,,,..,,,,.,,,, /'Tnl~ .... - ..... D-..1-- T.r ___ ,_._, ..... . • '~ . - - - - -

Page 40: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

28

Melihat sebagian besar waktu yang mereka habiskan di jalanan,

dapat dikatakan bahwa mereka telah kehilangan hak mereka sebagai anak.

Sepe1ti diantaranya hak memperoleh pendidikan, kebebasan berekspresi

dan memperoleh informasi, serta bimbingan memainkan peranan pada

masyarakat sesuai dengan tingkat usia dan kematangnnya. Sehingga ha!

tersebut dapat membentuk kepribadian yang kurang baik dalam diri anak.

Seperti yang diungkapkan Saratri Wilonoyudho, bahwa:

Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan kumuh serta berada di lingkungan yang keras dan kasar tanpa bimbingan orangtua, akan membentuk watak yang indolen (tidak mempunyai hasrat dan kemauan), pasif, inferior (kurang bermutu), tercekam oleh mentalitas rendah diri, bersikap agresif, eksploitatif, dan mudah prates atau marah.47

Hal tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri anak jalanan seperti yang

disebutkan oleh Badan Kesejahteraan Sosial Nasional yang juga dapat kita

kenali secara umum, antara lain: 48

Tabel 2: Ciri-ciri Anak Jalanan

Ciri Fisik Ciri Psikis - Warna kulit kusam - Acuh talc acuh - Pakaian tidak terurus - Mobilitas tinggi - Rambut kusam - Penuh curiga - Kondisi badan tidak terurus - Sensitif

- Kreatif - Semangat hidup tinggi - Berwatak keras - Berani menanggung resiko - mandiri

Sumber: Modul Pelatihan PekerJa Sosial Rumah Singgah.

Sedangkan Yayasan Nanda Dian Nusantara memberikan batasan­

batasan mengenai ciri-ciri anak jalanan secara umum, seperti:

a. Berada di tempat umum Galan, pasar, pertokoan, tempat-tempat hiburan) selama 3-24 jam sehari.

b. Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, sedikit sekali yang tamat SD).

47 Saratri Wilonoyudl10, "Nasib Anak Perempuan Jalanan", Harian Kompas (Sabtu 23 juli 2005). '

IJ8 nif1"ktnr~1 T<Pc.-Pi-:>hfA ..... 'ln A...,,.1,. V~l .• ._ ___ ..l-- T ~-~' •TT• ',. • • ~ • -•

Page 41: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

c. Berasal dari keluarga tidak mampu (kebanyakan kaum urban, beberapa diantaranya tidak jelas latar belakang keluarganya).

d. Melakukan aktivitas ekonomi (melakukan pekerjaan pada sektor informal). 49

29

Maka dapat dikatakan bahwa batasan-batasan mengenai beberapa

cm tersebut dilihat berdasarkan subyek di lapangan yang terdapat di

beberapa lokasi binaan Yayasan Nanda Dian Nusantara.

2. Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan

Keberadaan anak jalanan merupakan salah satu masalah sosial

yang cukup memprihatinkan. Tidak seharusnya mereka kurang

mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari keluarga dan

masyarakat

Adapun beberapa faktor yang dapat diidentifikasikan sebagai

penyebab tumbuhnya anak jalanan, antara lain:

a. Faktor kemiskinan keluarga

Fakta ini menunjukkan bahwa anak-anak jalanan itu berasal dari keluarga miskin yang tidak dapat mencukupi kebutuhan minimal sehari-hari. Mereka berada di jalanan antara lain karena dorongan untuk membantu ekonomi dan meningkatkan pendapatan keluarga yang selama ini tidak mencukupi. Kemiskinan ini tidak jarang diperparah oleh rendahnya pendidikan keluarga itu sendiri, sehingga kedua orang tua tidak mempunyai pandangan yang tepat terhadap masa depan anak.

b. Faktor rendahnya pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua anak jalanan pada umumnya rendah. Mereka tidak mempunyai wawasan dan pengetahuan yang memadai untuk membesarkan dan mendidik anak secara baik. Kondisi ini menyebabkan orang tua membiarkan anak-anaknya untuk berada di jalan, hidup di jalan dan bermain di jalanan. 50

Menurut Karnaji, dkk (2001) sebagian besar responden

menyatakan bahwa kebutuhan pertama yang amat mendesak dan

diperlukan anak jalanan adalah tempat tinggaL Umumnya mereka tinggal

di rumah-rumah semi permanen dan rumah kardus atau seng bekas.

49 Rahmat Salam el al, Model Pemberdayaan Anak Jalanan Berbasis Keluarga Dengan Pendekatan 1"tfulti.~is.IP111 fT~k-~n·t~· T Tniv,,_.,..,..;,...,C" 1'.!f .. t..-..,~·~~A:- . .-1. T. '-- --· ,...,....,-.. • , • · -

Page 42: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

30

Sedangkan lainnya mengak:u kebutuhan pertama yang mendesak adalah

makanan.

Secara rinci Departemen Sosial memperkirakan beberapa faktor

yang diindikasikan sebagai penyebab munculnya fenomena anak jalanan,

yaitu sebagai berikut:

a. Urbanisasi (Rural-Urban Migration) Beberapa alasan sebagian besar mereka bermigrasi ke kota­

kota besar antara lain: keterbatasan sistem di daerah yang dapat dijadikan sumber potensi untuk mengembangkan sosial ekonomi masyarakat dan pelayanan sosial terhadap anak, kemampuan ekonomi yang terbatas, mencari suasanan barn karena rutinitas anak di daerah monoton, minimnya akses pelayanan untuk anak seperti sarana pendidikan dan fasilitas bermain, ajakan teman, dan lain-lain.

b. Ketidakberuntungan ekonomi Terkadang orang tua menjadikan anak sebagai alat untuk

mempermudah memperoleh uang karena mereka berasal dari keluarga miskin atau kurang mampu.

c. Melemahnya fungsi dan peran keluarga Hal ini dikarenakan bergesemya fungsi dan peran orang

tua, dimana anak dipandang sebagai aset ekonomi keluarga sehingga anak dijadikan unit produksi dengan dalih menutupi kebutuhan dan meringankan beban keluarga. Selain itu kurangnya pengetahuan dalam membimbing, mengasuh dan mengawasi anak dalam usia tumbuh kembang juga menjadi faktor ha! tersebut.

d. Keterbatasan SDM Sebagian besar anak jalanan merupakan anak-anak yang

putus sekolah (drop out), anak terlantar dan yatim piatu. Keterbatasan keterampilan dan kemampuan baik yang dimiliki anak maupun orang tua mereka, menjadikan mereka sulit untuk diserap dunia kerja sehingga pada akhirnya menjadikan jalan lain sebagai altematif untuk menghasilkan pendapatan.

e. Tuntutan gaya hidup Cara yang mudah untuk memperoleh uang di jalan dapat

memunculkan perilaku atau kebiasaan-kebiasaan yang konsumtif, sehingga akhirnya mereka menggunakan berbagai cara untuk memenuhi tuntutan gaya hidup.

f Lemahnya kontrol sosial Terjadinya pergeseran nilai-nilai dan norma-norma dalam

masyarakat menyebabkan lemahnya kontrol sosial masyakat .i.~-1..~..l- •• L ___ L ___ • t

Page 43: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

32

Dalam masyarakat pedesaan yang mengalami transisi dan golongan miskin di kota akan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia bila kondisi ekonomi mengalami perubahan. Salah satu upaya yang seringkali dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut adalah dengan memanfaatkan tenaga kerja anggota keluarga, seperti ibu rumah tangga (wanita). Kalau bantuan tenaga kerja wanita belum mencukupi maka anak-anak yang belum dewasa juga diikutsertakan dalam menopang kegiatan ekonomi keluarga. 54

Itu artinya dalam kondisi ekonomi yang sangat terdesak, kaum

urban terpaksa mempekerjakan anggota keluarganya, termasuk anak yang

berada oada usia sekolah sekalioun. Karena ha! itu 12una memenuhi l - - -- - I - - - -- - '-' --

kebutuhan hidup mereka di kota. Adapun teori kedua yaitu teori transisi

industrialisasi. Menurut teori ini:

Pada tahap awal industrialisasi dibutuhkan pemupukan modal (capital accumulation) untuk meningkatkan produksi dan teknologi. Biasanya para pengusaha menekan biaya produksi dengan jalan menekan biaya pengeluaran untuk upah. Salah satu cara yang biasanya dilakukan adalah dengan mempekerjakan wanita dan anak-anak karena dipandang sebagai pencari nafkah kedua (sekunder) sehingga bersedia dibayar murah. Atas dasar inilah maka banyak pemilik modal mempekerjakan wanita dan anak-anak sebagai buruh di industri dengan upah yang rendah.

Dengan demikian, tidak heran jika di sekeliling kita banyak

ditemukan anak-anak usia sekolah yang terpaksa harus putus sekolah

karena harus bekerja membantu orang tua dan keluarga.

3. Pendidikan Pada Anal{ .Jalanan

Setiap anak n1e1nbutuhlcan kebutuhan edukasi yang tidak !epas dari

dua aspek utama, yakni aspek internal dan eksternal. "Aspek internal

berasal dari dalam individu yang mencakup kualitas kemampuan dasar,

baik Intelligent Quality, Emotion Quotient, dan Spiritual Quotient serta

minat dan bakat. Sedangkan aspek eksternal lebih bersifat sosiologis."55

54 Kamaji, et al, "Jurua! Studi Tcntang Penyusunan Modal Pembinaan dan Pcmberdayaan

Anak Jalanan", dari http://www.joumal.nnair.ac.id/, 20 Desernber 2001. 55vv11',., .. n.-. .... t., ••1;.A,...n~~~,.-- C'4---• ci4 __ J ___ , "- , " • •

Page 44: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

33

Sehingga keseluruhan aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain dan

berpengaruh terhadap pendidikan anak_

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang sangat penting

bagi pembentukan Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkualitas.

Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan menurut Undang-Undang

Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

yang menyatakan, bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 56

Jalur pendidikan pada dasarnya terdiri dari pendidikan formal, non

formal dan informal. Dipandang dari segi ekonomi pendidikan merupakan

peningkatan kemampuan kerja dan mengelola kehidupan sehingga dapat

meningkatkan pendapatan. Pendidikan non formal bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada

penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan

sikap dan kepribadian professional.

Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan kerjasama yang baik dari

masyarakat setempat. Hal ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran

akan pentingnya pendidikan dan mendorong masyarakat untuk terns

berpartisipasi aktif di dalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Fasli Jalal

dan Dedi Supriadi, "apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan

nonformal) ingin melayani, dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka

hams berani meniru apa yang baik dari apa yang tumbuh di masyarakat

dan kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan yang sistematis

56 'rim D,,.,-1,.,J,...,~ 17,.,.1,..~ 11.K-.l;~ rr __ _ J_

Page 45: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan lingkungan

masyarakatnya. "57

Permasalahan-permasalahan yang timbul pada anak merupakan

akibat dari kondisi nilai dan pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga

mereka kurang memadai, terutama dalam menjalani kehidupan mereka di

kota-kota besar yang penuh dengan persaingan dalam hal pengetahuan,

keterampilan, dan keahlian. Sementara disisi lain, mereka 1..'Urang dibekali

ketiga hal tersebut Sehingga akhirnya mereka berada dalam struktur sosial

yang lemah.

Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tersebut

berkaitan dengan lemalmya kondisi ekonomi keluarga untuk

menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah formal karena biaya yang

cukup mahal, sehingga tidak jarang anak-anak mereka terpaksa tidak

disekolahkan atau putus sekolah di tengah jalan_ Hal ini berarti anak

kehilammn haknva untuk menaikuti Proaram Waiib Belaiar Sembilan '-' J '-' ....... J J

tahun. Pelaksanaan Wajib Belajar Sembilan Tahun memang bukanlah

semata-mata masalah peningkatan kualitas pendidikan, tetapi diharapkan

mampu meningkatkan kesejahteraan manusia karena pendidikan

merupakan sarana efektif mengentaskan kemiskinan.

Adapun permasalahan pendidikan pada anak jalanan secara umum

antara lain:

57

a. Putus sekolah SD/MI karena masalah ekonomi b. Kondisi yang tidak mengenakan di sekolah termasuk:

I) Kualitas pengajaran yang rendah 2) Sekolah tidak memenuhi syarat 3) Kurikulum tidak relevan dengan realitas sehari-hari (terutama

untuk anak-anak dari keluarga miskin) c. Tidak ada alternatif yang jelas untuk anak-anak miskin dalam

pendidikan d. Pendidikan formal tidak mengakomodasi kebutuhan anak-anak

yang bekerja e. Kerjasama yang sangat terbatas antara instansi pemerintah dengan

LSM dalam menghadapi masalah yang berbeda. 58

l<:i]o;t]

Page 46: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

35

Permasalahan-permasalahan di atas semestinya dapat ditangani jika

pemerintah, keluarga dan masyarakat saling bekerja sama. Karena hal

tersebut merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Pemerintah memiliki

kewajiban agar anak-anak usia pendidikan dasar dapat memperoleh

layanan pendidikan yang berkualitas, sepe1ii penyediaan gedung sekolah,

sarana dan prasarana pendidikan, guru, dan kurilntlum. Keluarga

berkewajiban mengontrol pendidikan anak. Dan masyarakat ikut berperan

aktif membantu pemerintah. "Jika pemerintah tidak dapat sepenuhnya

menunaikan kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat terbuka ikut

berperan serta dalam penyediaan layanan pendidikan."59

Penyediaan layanan pendidikan tersebut dapat ditangani salah

satunya dalam bentuk penyetaraan pendidikan yang terdiri dari paket A,

paket B dan paket C. Bentuk penyetaraan pendidikan ini merupakan

program pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal) yang di

dalamnya terdiri dari empat unsur yang dikenal dengan istilah:

a. Warga belajar disebut pula dengan pese1ia pelatihan atau partisipan.

b. Tutor adalah orang yang membelajarkan warga belajar. Tutor memegang peranan penting dalam program pembelajaran sehingga disyaratkan memiliki kemampuan membelajarkan dan memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam berbagai situasi pembelajaran.

c. Materi pembelajaran merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan sesuai dengan kebutuhan warga belajar.

d. Konteks adalah lingkungan sosial, psikologis dan fisik dimana proses pembelajaran terjadi. Secara rinci konteks ini meliputi kodisi keluarga warga belajar, kelompok sosialnya, komunitas, tempat belajar, lembaga penyelanggaraan program, citra pendidikan, jumlah tenaga pelaksana, pekerjaan, hambatan keuangan, struktur masyarakat dan keragaman etnik, jaminan hukum, etika dan lingkungan sekitar. 60

58 Direktorat Kesejaltteraan Anal<, Keluarga dan Lanjut Usia,Aiodul Pelotihan Pekerja Sosial l?1~;ll1h Singgah, (Jakarta: Badan Kcsejahteraan Sosia1 Nasional, 2000), Buku 2, J1. 14.

· Suparlan, "Hak-hak Pendiclilrnn Anak Indonesia", dari www.ftpi.info/ltome/article8.phtml-2lk, 15 September 2006@03:12 PM.

60 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 242.

Page 47: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas
Page 48: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas
Page 49: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas
Page 50: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

36

Selama ini ada anggapan yang kuat dalam masyarakat bahwa tidak

sedikit anak-anak yang harus meninggalkan bangku sekolah (putus

sekolah) karena harus bekerja membantu ekonomi orang tuanya. Seorang

siswa dikatakan putus sekolah apabila ia tidak dapat menyelesaikan

program suatu sekolah secara utuh yang berlaku sebagai satuan sistem.

Putus sekolah umumnya terjadi pada tahun-tahun terakhir Sekolah

Dasar. Alasan utama yang sering dikemukakan para orang tua mengapa

anaknya tidak bersekolah adalah karena tidak adanya biaya. Sedangkan

beke1ja atau membantu ekonomi keluarga bukan merupakan alasan utama.

Alasan terbesar kedua yang sering dikemukakan untuk menutupi alasan

sebenarnya yaitu karena "malas". Keputusan untuk meninggalkan sekolah

seringkali terlihat berasal dari anak, tetapi ini sering merupakan respons

terhadap keinginan orang tua atau merupakan kombinasi dari berbagai

faktor sekaligus.

M. Saleh Marzuki menyebutkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi seorang anak menjadi putus sekolah, antara lain:

a. Faktor Ekonomi Putus sekolah dapat terjadi karena keadaan orang tua yang

miskin dan harus bekerja berat sehingga anak diperlukan untuk membantu orang tua. Selain itu ketidaktertarikan orang tua terhadap kemampuan membaca juga dapat mengurangi motivasi untuk menyekolahkan anak ke sekolah formal. Karena dalam kondisi kemelaratan tersebut, orang tua menginginkan anaknya bekerja membantu orang tua sehingga sekolah bukan lagi merupakan prioritas karena sekolah tidak dapat menolong mereka dengan segera.

b. Faktor Sosial Budaya Faktor yang berhubungan dengan pandangan, keinginan,

sikap dan kepercayaan orang tua terhadap pendidikan ini meliputi: l) Aspirasi orang tua tentang pendidikan. Pendidikan yang

diinginkan orang tua adalah pendidikan yang segera menghasilkan, artinya dalam waktu singkat jelas hasil atau manfaatnya bagi orang tua.

2) Sikap terhadap sekolah kurang positif, misalnya menganggap sekolah itu kurang penting.

3) Pandangan orang tua tentang fungsi sekolah yang dianggap selesai aoabila anak sudah daoat membaca dan menulis

Page 51: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

37

c. Faktor Pribadi Anak; seperti kemampuan intelektual yang rendah, rasa malu karena prestasi yang rendah dan rasa malu karena miskin.

d. Faktor Sekolah, misalnya dikarenakan: I) Sekolah tidak memberikan pilihan lain bagi siswa yang cepat

atau lambat dalam belajar. 2) Fungsi remedial yang tidak berjalan. 3) Guru kurang memperhatikan perbedaan individual anak. 4) Faktor organisasi kelas yang tidak efektif. 5) Sekolah terlalu menekankan pada faktor administratif dari pada

faktor psikologis. 61

Menurut Dr Irwanto yang dikutip oleh Irwan Jnlianto dalam

sebuah artikel yang berjudul "Wajib Belajar, Mana Kewajiban Negara?"

menyatakan bahwa "kualitas pendidikan di Indonesia sangat buruk,

khususnya di SD dan sekolah menengah karena sangat kecilnya anggaran

pendidikan dibandingkan anggaran untuk pembangunan fisik. Sejauh ini

sektor swasta dan khususnya keluarga harus menanggung setengah dari

biaya kehidupan."62 Akibatnya pendidikan menjadi ha! yang diremehkan

dan tak terjamah oleh keluarga miskin.

"Anak semestinya memperoleh hak pendidikan dasar secara

co111puls01y and.free, artinya pemerintah memiliki kewajiban agar anak­

anak usia pendidikan dasar dapat memperoleh layanan pendidikan yang

berkualitas."63 Untuk itu, penyediaan gedung sekolah, sarana dan

prasarana pendidikan, guru, dan kurikulum merupakan tanggung jawab

pemerintah. Jika pemerintah tidak dapat sepenuhnya menunaikan

kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat terbuka ikut berperan serta

dalam penyediaan layanan pendidikan. Kerjasama antara pemerintah,

keluarga dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan pendidikan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesejahteraan Sosial

Nasional, diketahui bahwa:

61 M. Saleh Marz;uki, "Bagairnan Mengatasi Laju Putus Sekolah dm1 Mengulang Kelas" dalam Kurikulum Untuk Abad Ke-21, (Jakarta: Grasindo, 1994), h. 222.

62 Invan Juliauto, "Wajib Belajar, Mana Kewajiban Negara?" dalarn Seandainya Alw Bukan Anakmu, Poire/ Kehidupan Anak Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2000), h. 124.

630 _______ !___ ff!T_l !__1 "- .. ··~ < • ~ < •;;

Page 52: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

38

Orang tua umumnya menilai tinggi pendidikan untuk anak-anak mereka. Sebagian besar merasakan bahwa yang baik untuk anak mereka adalah setingkat SMP atau yang lebih tinggi. Pada umumnya mereka juga mempertimbangkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi lebih sesuai untuk anak laki-laki dari pada anak perempuan. Namun Hanya sebagian kecil orang tua yang berfikir bahwa anak perempuan tidalnnemerlukan pendidikan lebih tinggi dari SD. 64

Selain itu, dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa

"pendidikan melalui sekolah alternatif, baik Sl\t1P Terbuka maupun

Program Paket B temyata sangat berhasil dalam memberikan kesempatan

pendidikan kepada anak-anak dari keluarga miskin."65

4. Pendekatan Pelayanan Sosial

Pendekatan pelayanan merupakan salah satu bentuk perhatian yang

diberikan pada anak jalanan, seperti Street Based, Center Based, dan

Family and Community Based. Adapun pengertian masing-masing

pendekatan tersebut adalah:

a. Street based, merupakan pendekatan di jalanan untuk menjangkau dan mendampingi anak untuk mengenal, mempertahankn relasi dan komunikasi se1ta melakukan penanganan di jalan seperti konseling, diskusi, permainan literacy dan pemberian informasi.

b. Centre based, merupakan penmdekatan dimana anak jalanan sebagai penerima pelayanan ditempatkan pada suatu pusat kegiatan dan tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu.

c. Family and community based, merupakan pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat yang bertujuan mencegah anak-anak turun ke jalanan dan mendorong penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan anak. 66

M Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, lvfodu/ Pelatihan Pimpinan Rumah Singgalz, (Jakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000), Buku L h. 78.

65 Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Ibid. . 66

Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, lvfodul Pelatihan Petugas n ___ -1-----~'--·- /I__ ,..,., A '- r 1 £"< • • -r-. • .,.,. •. ~ •• -- •

Page 53: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

BABUI

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap proses pembelajaran

matematika yang berlangsung di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian

Nusantara Ciputat, yang secara khusus bertujuan w1tuk:

J. Mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang melengkapi jalannya

proses pembelajaran matematika di Bengkel Kreativitas.

2. Mengetahui bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa di

Bengkel Kreativitas.

3. Mengetahui bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan basil belajar

matematika siswa di Bengkel Kreativitas.

4. Mengetahui bentuk kesulitan apa saja yang dialami s1swa selama

pembelajaran matematika berlangsung.

5. Mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam mendidik dan

membimbing anaknya dalam belajar.

B. Entri, Latar Penelitian, Sumber Data, Sampling dan Satuan Kajian

L Entri

Entri merupakan tahap dimana peneliti mulai memasuki lapangan.

Sebelumnya peneliti meminta izin kepada ketua koordinator lokasi agar

dapat melakukan penelitian di tempat yang ia bina. Strategi selanjutnya

yang dilalct1kan adalah memahami situasi, mempelajari keadaan dan latar

belakang orang-orang yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Peneliti juga membina rapport, yaitu hubungan akrab dengan responden

hingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah antara keduanya. Jika

rapport telah tercapai, maka usaha selanjutnya diharapkan akan lebih

mudah. Subjek pun akan dengan sukarela menjawab pertanyaan atau

memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti.

Page 54: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

40

2. Latar Penelitian

Latar dalam penelitian ini adalah Bengkel Kreativitas yang berisi

kegiatan belajar anak-anak yang tidak bersekolah di sekolah formal dan

putus sekolah. Secara geografis Bengkel Kreativitas terletak di sekitar

pemukiman para kaum urban yang berdomisili pada bangunan lapak di

jalan Jambu RT 11/01 Kampung Legoso Kelurahan Pisangan Kecamatan

Ciputat Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Daerah ini umumnya

dikenal orang sebagai perkampungan pemulung, karena sebagian besar

masyarakatnya baik orang tua maupun anak-anak bekerja sebagai

pemulung.

Dilihat dari letaknya, wahana belajar ini sangatlah strategis bagi

anak-anak yang berada di lingkungan pemukiman tersebut, sehingga

mereka dapat merasakan belajar seperti anak lainnya, bahkan orang tua

mereka pun tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos atau jajan anak,

karena dekat dari rumah.

Sedangkan dilihat dari fasilitasnya, Bengkel Kreativitas ini

memang tidak seperti sekolah pada umumnya karena hanya terdapat satu

ruang belajar dan tidak terdapat bangku. Namun proses pembelajaran tetap

dapat berjalan dengan lancar.

3. SumberData

Sumber data merupakan subjek dimana data dapat diperoleh. Pada

dasarnya sumber data dalam penelitian ini ada dua. Pe1tama adalah data

pustaka yang bersifat normatif Data ini dihimpun dari literatur, buku­

buku, surat kabar, dokumentasi-dokumentasi, undang-undang, website,

dan sebagainya yang menyangkut pembelajaran pada anak jalanan dan ha!

terkait lainnya, seperti mengenai sejarah berdirinya Yayasan Nanda Dian

Nusantara, program kegiatan belajar mengajar, tenaga pengajar, sistem

penilaian, sarana prasarana, sistem keuangan dan lain sebagainya. Sumber

data kedua adalah data lapangan yang bersifat empiris. Data ini

dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baik terhadap pihak

Page 55: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

41

yayasan, koordinator lokasi, tenaga pengajar, murid maupun para orang

tua murid.

Sumber data utama adalah berupa kata-kata dan tindakan subjek

yang menjadi fokus penelitian, selebihnya yaitu berupa data tambahan

seperti dokumen, foto dan lain-lain. Sumber data utama dicatat melalui

basil wawancara atau melalui pengambilan foto. Sedangkan data tambahan

diperoleh dari sumber tertulis, seperti majalah ilmiah, skripsi, tesis, jurnal,

arsip, dokumen pribadi, dokumen resmi dan lain-lain.

4. Informan

Informan dalam penelitian ini meliputi warga belajar (siswa)

Bengkel Kreativitas yang beberapa di antaranya adalah pekerja anak,

keluarga siswa, koordinator lokasi Bengkel Kreativitas dan pihak Y ayasan

Nanda Dian Nusantara. Banyaknya informan berjumlah 12 orang, antara

lain terdiri dari 4 orang siswa, 4 orang tua murid, dan 4 orang pihak

Yayasan Nanda Dian Nusantara termasuk tutor dan koordinator lokasi.

Dari 4 orang siswa, 2 orang diantaranya bekerja sebagai pemulung dan

sisanya tidak ikut bekerja karena anak perempuan.

Dalam penentuan informan tersebut dilakukan secara sampel

bertujuan (purposive sample) yang secara sengaja bertujuan "untuk

merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Selain itu

juga dimaksudkan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari

rancangan dan teori yang mun cul." 1

Banyaknya informan ini pada dasamya bergantung pada penetapan

satuan kajian, yaitu mengenai keseluruhan program dan latar pada

Yayasan Nanda Dian Nusantara, khususnya Bengkel Kreativitas.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipandang sesuai digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan kualitatif Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk

Page 56: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

42

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian selama

proses pembelajaran dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata

dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah serta dilakukan oleh orang yang mempunyai

perhatian alamiah.

Peneliti merasakan pemanfaatan penelitian kualitatif ini lebih peka dan

lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman terhadap pola-pola

nilai yang dihadapi serta dapat digunakan dalam meneliti proses pembelajaran

pada anak yang tidak bersekolah di sekolah formal, khususnya pada

pembelajaran matematika.

l _ Peranan Peneliti Sebagai Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti sekaligus merupakan

perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada

akhirnya rDenjadi pelapor hasil penelitian tersebut.

Pada saat kegiatan penelitian di lapangan, peneliti tidak hanya

sekedar melihat atau menunggu informasi yang diberikan oleh subjek

tetapi juga melakukan pengamatan berperanserta secara secermat mungkin

sam pai kepada hal yang sekecil-kecilnya dengan jalan ikut terlibat secara

langsung ke dalam proses pembelajaran matematika, seperti membimbing

dan memberikan pengajaran_ Selain itu, peneliti juga ikut terlibat dalam

kegiatan sosial yang berlangsung di tempat tersebut, seperti pada saat

pelaksanaan program posyandu_

Walaupun penelitian ini lebih difokuskan pada pembelajaran

matematika, penel iti juga ikut serta dalam membimbing dan mengarahkan

siswa pada materi pelajaran lainnya seperti dalam membaca dan menulis.

Hal ini dilakukan guna mengetahui proses perkembangan anak dalam

belajar dan memperdalam pemahaman tentang mereka, selain itu juga

guna meringankan beban tenaga pengajar yang sekaligus merangkap

sebagai koordinator lokasi di tempat tersebut. Namun seberapa pun

besarnya peranan peneliti dalam kegiatan di lapangan, peneliti tetap

Page 57: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

43

dan menyempurnakan setiap catatan peristiwa yang terjadi menjadi catatan

lapangan.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Pemilihan waktu dan tempat dalam penelitian ini disesuaikan

dengan kemampuan peneliti, seperti keterbatasan tenaga, waktu, dana dan

lain sebagainya. Oleh sebab itu, penelitian ini berlangsung pada bulan Juli

sampai bulan September. Namun kegiatan observasi awal dan keterlibatan

peneliti di yayasan sudah dilakukan pada jauh hari sebelumnya.

Adapun lokasi penelitian yang dipilih adalah Yayasan Nanda Dian

Nusantara yang berwilayah di jalan Jambu RT 11/01 Kampung Legoso

Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang Provinsi

Banten.

D. Fokus Peuelitian

Seperti yang telah disebutkan sebelunmya, bahwa penelitian ini

difokuskan pada Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa, sarana dan

prasarana pembelajaran matematika yang melengkapi, sistem evaluasi dan

perkembangan hasil belajar matematika siswa, besarnya peran orang tua

dalam membimbing clan mendidik anak mereka, serta bentuk kesulitan yang

dihadapi siswa selama pembelajaran matematika berlangsung.

E. Teknik Pengurnpulan Data

Teknik penelitian yang digunakan untuk memperoleh dan

mengumpulkan data yang diperlukan, antara lain dilakukan dengan cara:

l. Observasi

Dalam pelaksanaan observasi, peneliti lebih banyak berperan serta

dengan menggunakan pancainderanya, yaitu penglihatan. Observasi ini

dilakukan dengan mengadakan pendekatan individual dengan pihak

Yayasan yang bertujuan untuk rnengetahui gambaran proses pembelajaran

pada anak jalanan khususnya pada pembelajaran matematika yang

berlangsung di yayasan tersebut serta mengetahui kehidupan anak jalanan

Page 58: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

44

2. Wawancara

Wawancara ini dilakukan terhadap siswa Bengkel Kreativitas, para

orang tua, dan pihak yayasan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses

pengambilan data ini merupakan pembicaraan informal, sehingga

bergantung pada spontanitasnya peneliti dalam mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan dan jawaban yang diajukan tersebut berjalan seperti

pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dapat dikatakan,

responden tidak mengetahui bahwa ia sedang diwawancarai. Sehingga

hubungan yang terjadi pun berada dalam susana yang wajar dan peneliti

dapat memodifikasi jalannya wawancara menjadi lebih santai, tidak

menakutkan dan membuat responden bersikap ramah dalam memberikan

informasi.

3. Dokumentasi dan Uji Referensi

Dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal­

hal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, modul, brosur dan

sebagainya. Pada teknik ini, informasi diperoleh melalui sumber tertulis

atau dokumen yang ada pada responden. Sedangkan uji referensi ini

dilakukan dengan mengumpulkan berbagai Iiteratur atau kajian teoritis

yang pembahasannya menyangkut seputar permasalahan penelitian, baik

dari internet maupun dari buku-buln1 yang didalamnya terdapat teori-teori

yang mendulo.mg.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan instrumen yang paling penting dalam

pengumpulan data pada penelitian kualitatif Sebelum menyusun catatan

lapangan yang lengkap, peneliti membuat abstraksi berupa coretan yang

berisi inti dari pengamatan dan hasil wawancara ketika di Iapangan.

Penyusunan catatan lapangan dilakukan secara langsung setelah peneliti

selesai melakukan pengamatan atau wawancara agar tidak lupa atau

tercampur dengan informasi yang Iain.

Page 59: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

45

Adapun tujuan penyusunan catatan lapangan dalam penelitian ini

adalah untuk menopang penemuan pengetahuan atau teori serta

menentukan besarnya derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data.

Agar lebih jelas dan terperinci, berikut gambaran matriks pengambilan

data dalam penelitian ini:

Tabel 3: Matriks Pengambilan Data

No. Aspek Sumber Jenis

Met ode Data Data Surat

I Landasan Formal Keputusan Tertulis Dokumentasi (SK)

Sejarah Berdirinya Pengelola, Kata-kata, Wawancara

Yayasan Nanda Dian 2

Nusantara dan Buh1 dan dan dan

Bengkel Kreativitas Brosur Tertulis Dokumentasi

Sistem Pembiayaan Bendahara

' Bengkel Kreativitas Yayasan

Kata-kata Wawancara .)

Yayasan Nanda Dian Nanda Dian Nusantara Nusantara

Kurikulum dan Materi Buku Paket

4 Pelajaran matematika

matematika Tertulis Dokumentasi SD Kelas 3

Sarana dan Prasarana Keadaan

5 Indoor dan Tertulis Pengamatan Bengkel Kreativitas Outdoor

Kemampuan (Pemahaman,

Kata-kata Keterampilan dan 6 Siswa dan Pemecahan Masalah) Pengamatan

Siswa Terhadap Tindakan

matematika

Keadaan Lingkungan (Alam, Alam, Sosial

Foto, Kata- Dokumentasi 7 kata dan sosial dan budaya) danBudaya dan

Kaum Urban Tindakan Pengamatan

8 Kegiatan Belajar Guru dan Foto, Kata- Dokumentasi

l\Jfpno--.:i1-.:ir (V"Ql\.K\ ci:-.. ·- ' ' .

Page 60: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

46

Tindakan Pengamatan

Sistem Evaluasi dan Latihan Soal Tertulis Dokumentasi 9

Hasil Belajar dan Raport

Alasan Peran Orang Foto, Kata- Dokumentasi 10 Tua Terhadap

Orang Tua kata dan dan

Pendidikan Anak Siswa

Tindakan Wawancara

F. Teknik Analisis Data

Proses analisa data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.

Setelah data benar-benar terkumpul dan sudah diinterpretasikan, maka peneliti

menganalisa data tersebut dan mendeskripsikannya secara tertulis serta

merefleksikan kembali dengan teori-teori yang ada kedalam bentuk laporan

dengan cara menyusun dan mengelompokkan data, sehingga memberikan

gambaran yang nyata terhadap responden.

Adapun langkah dalam menganalisis data tersebut antara lain:

1. Reduksi Data

Tahap mereduksi data mulanya dilakukan dengan jalan membuat

abstraksi yang menghasilkan catatan lapangan. Dari catatan lapangan

tersebut, langkah berikutnya adalah pemberian koding, yaitu memberikan

kode pada setiap catatan lapangan dan data yang diperoleh agar tetap dapat

ditelusuri. Misalnya untuk catatan lapangan pada hari pertama diberi kode

CLL

2. Katego1isasi Data I Klasifikasi Data

Kategorisasi data adalah upaya memilah-milah seluruh data

terutama yang menjadi fokus penelitian yang diperoleh dari berbagai

sumber, seperti hasil wawancara, pengamatan, catatan Japangan,

dokumentsi, dan sebagainya kedalam bagian-bagian yang memiliki

kesamaan. Setiap kategori-katego1i tersebut kemudian diberi label, seperti

yang tertera pada tabel dibawah ini:

Page 61: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

47

Tabel 4: Kategorisasi Data

Kategori Label

Kategori I Sarana dan prasarana yang melengkapi

Kategori 2 Kegiatan Belajar Mengajar matematika

Kategori 3 Sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar

matematika Kategori 4 Kesulitan siswa selama pembelajaran matematika

Kategori 5 Peran orang tua dalam mendidik dan membimbing

3. Sintesis Data

Tahap selanjutnya setelah data selesai dikategorisasikan ke dalam

label-label tertentu adalah melakukan tahap sintesis data, yaitu mencari

kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya agar lebih mudah

dideskripsikan dalam bab pembahasan. Kaitan antara beberapa kategori

tersebut kemudian juga diberi label.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam pemeriksaan keabsahan data, kriteria yang digunakan adalah

derajat kepercayaan (credibility) yang bertujuan untuk mempertunjukkan

derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh

peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti.

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan antara

lain:

1. Teknik triangulasi

Dalam teknik ini yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan

yang men1anfaatlcan berbagai penggunaan, seperti sumber, metode, dan

teori. Atau dengan kata lain bahwa dengan menggunakan teknik

triangulasi ini, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Adapun

jalan yang dapat ditempuh antara lain dengan cara:

a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan dalam melakukan

wawancara dengan berbagai informan.

Page 62: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum

I. Sejarah Yayasan Nanda Dian Nusantara

Yayasan Nanda Dian Nusantara didirikan pada tanggal 17

November 1990 oleh seorang aktivis dan pekerja sosial bernama Roostien

Ilyas. Latar belakang berdirinya yayasan ini adalah sebagai upaya

pencegahan meluasnya permasalahan sosial. 1

Berdasarkan studi dokumentasi diketahui bahwa berdirinya

Yayasan Nanda Dian Nusantara diawali dengan kegiatan sosial yang

digeluti oleh Roostien Ilyas pada tahun 1989, yaitu dengan menangani

para pelacur di Kramat Tunggak, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dahulu di

tempat tersebut terdapat 1800 pelacur yang hampir semuanya hanya

berpendidikan Sekolah Dasar. Belum lagi saat itu tidak ada penanganan

pelacuran secara komprehensif, yang ada hanya sebatas penyediaan

lokalisasi.

Ketika mulai bekerja, Roostien tertantang untuk memecahkan

masalah pelacuran tersebut. Sampai akhirnya Roostien merasa

menemukan suatu tekhnik pendekatan pemecahan masalah, yaitu dengan

memberikan masukan kepada mereka dan mengembangkan wacana

mengenai untung ruginya menjadi pelacur. Namun setelah setahun

berjalan, Roostien merasa usahanya tidak menghasilkan apa-apa karena

sangat sulit melakukan perubahan 'budaya' mereka. Dari kebudayaan yang

miskin kini menjadi 'budaya' konsumeristik. Padahal uang yang diterima

para pelacur tersebut hanya Rp. 20.000, namun saat itu sudah cukup besar.

1 Roostien llyas, Anak-anakku di Ja/anan, (Jakarta: Pensil-324, 2004), h. 25.

Page 63: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

50

Walaupun Roostien sudah menanamkan kesadaran dan

keterampilan, mereka tetap tidak dapat menyetop kebiasaan mereka dari

kegiatan pelacuran. Dari kenyataan tersebut, akhirnya Roostien merasa

usahanya gaga! total karena kesulitan yang dia rasakan tidak hanya itu,

tetapi ia juga merasa sulit memperoleh bantuan dari kalangan perempuan,

seperti teman-teman sesama muslimahnya untuk bergabung membantunya

dalam mengajar pengajian di Kramat Tunggak.

Roostien masih terns berpikir mengapa ia tidak menangani kasus

pelacuran itu melalui cara-cara pencegahan yang bersifat preventif dan

edukatif Sesungguhnya ada empat cara penanganan masalah sosial, yaitu

preventif, edukatif, rehabilitatif, dan kuratif Namun pengalaman Roostien

sebelumnya di lapangan menuntunnya pada suatu renungan bahwa

tindakan rehabilitatif dan kuratif seolah menangani ekornya saja, padahal

masalah utamanya masih dipertanyakan.

Akhirnya Roostien memilih menangani masalah sosial pada anak,

karena menumtnya penanganan masalah sosial hams dilakukan sedini

mungkin. Namun karena tidak mungkin semua jenis anak dapat ditangani,

maka Roostien memfokuskannya pada anak di sektor informal dalam usia

wajib belajar, yaitu anak jalanan.

Mula-mula Roostien mencari kawasan-kawasan dimana terdapat

anak jalanan tersebut, lalu mengunjungi tempat tinggal mereka dan

mendatanya ke dalam formulir. Setelah dirasakan kebutuhan pun semakin

mendesak, akhirnya Roostien mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 17

November 1990 yang diberi nama Yayasan Nanda Dian Nusantara.

2. Landasan Formal Yayasan Nanda Dian Nusantara

Sebuah tambahan berita Negara RI tanggal 13/4 - 2006 No. 30

dalam keputusan rapat Yayasan Nanda Dian Nusantara Nomor: 5

menjelaskan bahwa Yayasan Nanda Dian Nusantara telah disahkan

dihadapan notaiis Hj. Asmin Arifin Astrawinata Latif, SH pada tanggal 17

November 1990 di Jakarta. Kemudian pada tanggal 06 Desember 1990,

Page 64: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

52

4. Visi dan Misi Yayasan Nanda Dian Nusantara

Visi didirikannya Yayasan Nanda Dian Nusantara adalah

"menjadikan Yayasan Nanda Dian Nusantara sebagai lembaga yang

mampu membagikan kebahagiaan, keadilan dan kesejahteraan dengan

anak." Sedangkan misinya adalah "menggenggam tangan-tangan mungil

anak dengan penuh kasih sayang dan persahabatan. "4

5. Maksud dan Tujuan Yayasan Nanda Dian Nusantara

Yayasan Nanda Dian Nusantara mempunyai maksud dan tujuan

dalam bidang sosial, kemanusiaan dan kagamaan. Adapun untuk

menjalankan maksud dan tujuan tersebut, rancangan kegiatan yang disusun

oleh yayasan antara lain:5

a. Di bidang sosial 1) Menyelenggarakan dan mendirikan lembaga, baik pendidikan

umum dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi maupun pendidikan khusus; seperti madrasah, pendidikan keterampilan berupa sekolah-sekolah kejuruan, kursus-kursus dan penyuluhan.

2) Mendirikan dan mengembangkan perpustakaan serta menerbitkan buku-buku, majalah, buletin, brosur yang bersifat pendidikan dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum.

3) Memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar yang cerdas dan tidak mampu.

4) Mengadakan kerjasama dengan badan-badan pemerintah maupun swasta baik di dalam maupun di luar negeri dalam bidang pendidikan dan studi banding.

5) Membantu panti asuhan, panti jompo dan panti wreda.

b. Di bi dang kemanusiaan I) Memberi bantuan kepada korban bencana alam. 2) Memberikan bantuan kepada pengungsi akibat dari perang. 3) Memberikan bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan

gelandangan.

c. Di bidang keagamaan 1) Mengadakan bimbingan ibadah haji.

4 Yayasan Nanda Dian Nusantara, ''"MenyeJamatkan Anak-anak Berarti Menyela1natkan

Bangsa", Brosur. 5 Tambahan Berita Ne2ara R_ T 1:inPP~I 1 i/Ll _ 1ooh "h.T.-.. 1:A h ..::

Page 65: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

53

2) Mendirikan sarana ibadah dan mengelola pengurusan masjid dan pondok pesantren.

3) Membina remaja dalam pendidikan agama. 4) Menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah. 5) Menerima dan menyalurkan amal zakat, infaq dan sedekah.

6. Susunan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara

Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai Rapat Badan Pendiri,

diketahui bahwa Yayasan Nanda Dian Nusantara mempunyai susunan

kepengurusan antara lain sebagai berikut:6

a. PEMBINA Ke tu a Wakil Ketua Anggota

b. PENGURUS Ketua Wakil Ketua Bendahara Sekretaris Anggota

Koordinator Lokasi

: Reinhart Simanjuntak : Lucie Suprapti (Lucie Basuki) : Aziz Widiarto

: Roostiningsih (Roostien Ilyas) : Muhammad Firman Hidayat, S.H : Hairah Lu bis (Ira Lu bis) : Ellvrina Diyanti : 1) Drs. Andi Aspar

2) Rusmini Supriadi 3) Mansur Al-Farisy, S.Sos 4) Suhendar Riwanda, S.Sos

I) Lokasi Kemanggisan Jakarta Barat : Indra Harsanto 2) Lokasi Kramat Jati Jakarta Timur : Ibu Hj. Slamet 3) Lokasi Pasar Minggu Jakarta Selatan : Teddy Setiawan 4) Lokasi Ciputat Tangerang : Yani 5) Lokasi JI. Sumenep Jakarta Pusat : Adji

c. PENGAWAS Ke tu a Anggota

7. Folms Kegiatan

: Mike Textiani safiun : Novida Rahmaniyah, S.E

Yayasan Nanda Dian Nusantara melakukan fokus kegiatannya

pada beberapa program, antara lain: 7

~ Tambahan Bcrita Negara R.I tanggal 13/4 - 2006 No.30, h. 5. Y ayasan Nanda Diru1 Nusantara, ''Mcnycla1natkan Anak-anak Berarti Menyela1natkan

Bangsa", Brosur.

Page 66: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

54

a. Program Kampung Kota 1) Bengkel Kreativitas 2) Balai Warga 3) Koperasi Warga 4) Rumah dan Lingkungan Sehat

b. Program Taman Pedesaan 1) Taman Bacaan Anak Pedesaan 2) Trauma Center 3) Pasar Tradisional dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

c. Program Pelatihan dan Seminar 1) Program Training Of Trainer (TOT) 2) Program Seminar

Dari beberapa fokus kegiatan tersebut, Bengkel Kreativitas adalah

salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan sejak awal berdirinya Yayasan

Nanda Dian Nusantara. Kegiatan ini berisi CALISTUNG (baca, tulis dan

menghitung), pendidikan agama dan umum. Bengkel Kreativitas terdapat

di beberapa lokasi Yayasan Nanda Dian Nusantara, seperti di pasar

Minggu, Ciputat, Tomang, Kramat Jati dan Kebayoran. Bentuk

penanganannya dilakukan dengan program Humanisasi.

8. Kondisi Pemukiman yang Berlokasi di Ciputat

Perkampungan pemulung berada diatas sebuah tanah sewa dengan

luas tanah kurang lebih 1 hektar dan terdiri dari 120 kepala keluarga.

Warga yang berada di perkampungan pemulung itu sebagian besar berasal

dari daerah Jawa Barnt dan Jawa Tengah. Mereka tinggal secara

berkelompok dengan satu orang bos (ketua) di setiap kelompoknya. Bagi

mereka yang bekerja sebagai pemulung, tidak dikenakan biaya sewa

rumah tetapi harus menyerahkan dan menjual hasil pencariannya pada bos

mereka. Sedangkan mereka yang tidak bekerja sebagai pemulung tetap

membayar sewa rumah dan listrik.

Tempat tinggal mereka umumnya sangat memprihatinkan, karena

selain berada di lingkungan yang kurang sehat, rumah mereka juga terbuat

dari triplek dan beratap seng serta berukuran kecil, bahkan tidak terdapat

kamar mandi di setiap rumahnya. Hanya ruang istirahat dan dapur yang

Page 67: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

55

bernkuran kecil. Setiap kelompok, hanya terdapat 1 - 2 buah kamar mandi

dan sumur. 8

Surnber: Dokumcntasi Peneliti

Gambar 1: Kondisi Pemukiman Perkampungan Pemulung Ciputat

Sumbcr: Dokumcntasi Peneliti

Gambar 2: Kondisi Rumah Warga

Page 68: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

57

Bengkel Kreativitas sebagai sekolah khusus di perkampungan

pemulung yang bergerak dalam jalur pendidikan nonformal mempunya1

fungsi dan tujuan, antara lain:

a_ Terciptanya pendidikan bagi anak di perkampungan pemulung sebagai wujud dari pemberantasan kebodohan_

b. Menjadikan anak-anak pemulung sebagai anak yang pintar, cerdas, sopan dan santun, peduli dengan lingkungan, peka akan pentingnya kebersihan, kebersamaan, kerjasama serta berakhlakul karimah.

c. Menjadikan anak-anak pemulung sebagai anak yang memiliki kreatifitas dan keterampilan sebagai bekal hidup di masanya.

d. Meningkatkan status sosial yang diawali dengan mengenyam pendidikan, yang pada gilirannya dapat mengangkat strata sosiaL 11

Menurut salah seorang pihak yayasan, bahwa tidak ada dana

khusus yang rutin dikeluarkan oleh yayasan, kecuali membayar sewa tanah

per tahun. Kalaupun ada pengeluaran yang berkaitan dengan proses

pembelajaran, biasanya pada tahun ajaran barn atau pelaksanaan acara­

acara tertentu seperti karya wisata, pesantren kilat, dan lain-lain.

Dana tersebut umumnya diperoleh dari berbagai sumber, seperti

dana pribadi ketua yayasan, sumbangan dari para donatur, sukarelawan

serta atas kerja sama yayasan dengan lembaga-lembaga lain. Sedangkan

pemerintah sendiri, khususnya Departemen Sosial biasanya mengeluarkan

dana ketika mengadakan program tertentu, seperti program Hari Anak

nasionaL

Bagi koordinator lokasi sekaligus tenaga pengajar, diakui oleh

pihak yayasan bahwa tidak ada pengeluaran khusus (biaya operasional)

yang rutin diberikan. Hal ini dikarenakan ketersediaan dana yang terbatas

bagi anak Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengurus yayasan

ketika ditanya apakah guru tetap yang mengajar di Bengkel Kreativitas

mendapatkan gaji, lalu ia menjawab: "Tidak Jadi kita hanya mewadahi

dan menjembatani jalannya proses pembelajaran. Setelah itu kami

percayakan pada warga setempat untuk mengelola Bengkel Kreativitas

Page 69: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

58

tersebut. Namun kita masih ada ikatan kerjasama. Koordinator lokasi pun

bebas melakukan kerja sama dengan siapapun." 12

Bentuk kerjasama yang membantu jalannya proses pembelajaran di

Bengkel Kreativitas diantaranya kerjasama dengan SKB (Sanggar

Kegiatan Belajar) Cilandak. SKB adalah sebuah lembaga yang telah diakui

pemerintah guna melakukan penyetaraan pendidikan, yaitu paket A

(tingkat SD), paket B (tingkat SMP) dan paket C (tingkat SMA) bagi siswa

yang tidak bersekolah di sekolah formal. Melalui lembaga SKB tersebut,

para siswa di Bengkel Kreativitas juga mendapatkan raport dan ijazah

sebagai tanda hasil belajar mereka. Selain itu, ke1jasama juga dilakukan

dengan sebuah instansi yang bemama "Wahana". Instansi ini membantu

jalannya proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas dengan menyediakan

20 meja belajar bagi siswa.

10. Sarana dan Prasarana Pembelajaran di Bengkel Kreativitas

Proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas ditunjang oleh sarana

d d. 13 an prasarana, 1antaranya:

a. Ruang Belajar

Ruang belajar di Bengkel Kreativitas dibangun permanen diatas

sebuah tanah sewa yang berukuran 9 m x 5 m. Ruangan ini tidak

memiliki sekat atau batasan apapun yang memisahkan antar kelas.

Dinding dalam dan luar ruangan dihiasi oleh lukisan-lukisan yang

cocok untuk anak agar terlihat lebih menarik dan tidak membosankan

saat belajar.

Page 70: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

59

Somber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 1: Bengkel Kreativitas

b. Peralatan dan Perlengkapan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Bengkel Kreativitas

hanya mempunyai meja belajar sebanyak 20 buah yang merupakan

pemberian dari sebuah instansi bernama Wahana. Tidak ada kursi

belajar di ruangan tersebut. Mereka hanya belajar secara "lesehan" di

atas lantai yang berkarpet.

Untuk perlengkapan alat tulis, umumnya s1swa membawa

sendiri dari rumah, terkecuali buku paket. Siswa tidak mempunyai

buku paket sebagai pegangan dan alat belajar. Hal ini disebabkan

karena kurangnya perhatian para orang tua siswa dalam merawat dan

memanfaatkan buku tersebut. Sehingga tutor tidak membagikan buku

paket kepada tiap-tiap siswa, melainkan hanya sekedar mencatat saat

belajar di kelas.

Begitu pula dengan penggunaan alat sebagai media dalam

pembelajaran matematika masib dinilai kurang. Namun seperti di

kelas-kelas umumnya poster perkalian, pengenalan angka 1 sampai

l 00, drawing shapes, serta poster-poster lainnya juga terdapat di ruang

belajar.

Page 71: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

60

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 2: Peralatan dan Perlengkapan Indoor Bengkel Kreaiiviias

c. Perpustakaan

Perpustakaan dengan ukuran 4m x 3m x 2,5m ini dinamakan

Perpustakaan Rumah Ilmu Y ayasan Bakti Pemuda Nusantara.

Didalamnya terdapat 3 buah rak buku di setiap sisinya. Adapun buku­

buku yang terdapat di perpustakaan Rumah Ilmu ini beraneka ragam,

diantaranya:

Tabet 6: Daftar Buku di Perpustakaan Rumah Ilmu

No Jenis Buku Jumlah

I Matematika 56 2 Bahasa Indonesia 55 1 PPKN 32 ~

4 Ilmu Pengetahuan Sosial r -~ 5 Pendidikan AiJama Islam 22 6 Kerajinan Tangan dan Kesenian 21 7 Ilmu Pengetahuan Alam 17 8 Bahasa Inggris 15 9 Pendidikan Jasmani 9 10 Maialah anak 213 11 Sastra 157 12 Novel anak 57 13 Komik 37 14 Majalah islam 28 15 Dongeng 21 16 Budi dava tanaman 9 17 Novel islam 6

~ .. ' ,, ··~

Page 72: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

61

Hampir keseluruhan buku tersebut merupakan pemberian dari

para donatur dan sukarelawan, baik dalam keadaan barn atau bekas.

Namun sangat disayangkan, ketersediaan buku-buku di perpustakaan

ini kurang dimanfaatkan oleh sebagian besar siswa. Selain karena

kondisi perpustakaan yang selalu terkunci, minat baca dan belajar

siswa juga dinilai sangat kurang.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 3a: Outdoor Ruang Perpustakaan

Su111ber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 3b: Indoor Ruang Perpustakaan

d. Musholla

Pada awal tahun 2007 lalu dibangun sebuah musholla di sekitar

pemukiman perkampungan pemulung yang terletak bersampingan

Page 73: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

62

dengan Bengkel Kreativitas. Di musholla ini telah tersedia tempat

berwudlu, mukena, sajadah, al-qur' an, kaligrafi serta jam dinding.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 4: Musholla

11. Profil Siswa dan Jadwal Mata Pelajaran di Bengkel Kreativitas

Perlu diketahui bahwa warga belajar (siswa) yang bersekolah di

Bengkel Kreativitas umumnya merupakan korban putus sekolah dan

terlambat masuk sekolah karena himpitan ekonomi. Namun jika ditanya,

mereka juga masih menyimpan cita-cita untuk menjadi yang mereka

inginkan. Sayangnya, keinginan tersebut tidak dijalankan dengan sungguh-

sungguh.

Mereka terdiri dari siswa setara tingkat TK, SD kelas 1, kelas 2,

kelas 3 dan kelas 4. Keseluruhan siswa dibagi kedalam dua kelompok

Kelompok pertama terdiri dari siswa setara tingkat TK dan kelas 1 SD.

Sedangkan kelompok dua terdiri dari siswa tingkat SD kelas 3 dan kelas

4.14

Setiap kelompok diajar oleh satu orang tutor, sehingga keseluruhan

ada dua orang tutor yang mengajar tetap di Bengkel Kreativitas tersebut.

Namun terkadang dibantu pula oleh rekan-rekan mahasiswa atau

sukarelawan lain yang bersedia membantu mengajar. Berikut kelompok

Page 74: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

63

dan nama-nama siswa yang sampai saat ini masih mengikuti pembelajaran

di Bengkel Kreativitas:

No.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11 12 13 14 15 16 17

Tabel 7: Daftar Nama Siswa Bengkel Kreativitas

Tahun Ajaran 2007/2008

Subjek Tempat/Tanggal Lahir

A Bogor, 14 Maret 1995

B Tangerang, 14 Mei 1995

c Karawang, 26 Juni 1995

D Karawang, 30 Desember 1998

E Pemalang, 03 Desember 1999

F Lampung, 01 Januari 1998

G Tangerang, 4 Juni 2000

H Tangerang, 12 Februari 1997

I Bogor, 14 September 2002

J Purbalingga, 14 Agustus 2000

K Karawang, 30 Maret 2002 L Purbalingga, 18 Februari 2001 M Purbalingga, 22 November 2001 N Tangerang, 22 Juli 2001 0 Karwang, Juli 2001 p Pemalaiw, 20 Oktober 200 I Q Cirebon, 10 Juni 2000

Sumber: Dokumenlasi Bengkel Kreativitas.

Kelas

4

4

4

4 ~ ;)

3

3

3

1

I

1 1 1 1 1 1 1

Adapun mata pelajaran yang dipelajari setiap siswa dikelompokkan

ke dalam: kelompok dasar (Pendidikan Agama, PPKn, Bahasa Indonesia),

kelompok inti (Matematika, IP A, IPS), dan kelompok penunjang

(Penjaskes dan Keterampilan). Waktu pembelajaran berlangsung dari hari

Senin sampai Jum'at dimulai pukul 08.00-10.00. Sepulang sekolah,

sebagian siswa melanjutkan kegiatannya dengan bekerja di jalanan.

Mereka mengakui bahwa mereka dapat membagi waktu guna belajar di

sekolah, bermain dan bekerja. Adapun jadwal pembelajaran mereka di

Bengkel Kreativitas sebagai berikut:

Page 75: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

64

Tabel 8: Jadwal Pelajaran Bengkel Kreativitas

Hari Pelajaran

Senin PPKN dan Bahasa Indonesia

Selasa Matematika dan Bahasa Indonesia

Ra bu IP A dan Matematika

Kam is IPS dan Bahasa Indonesia

Jum'at KTK dan Agama

12. Kondisi Umum Pembelajaran di Bengkel Kreativitas

Kondisi pembelajaran di Bengkel Kreativitas hampir setiap harinya

selalu diwarnai oleh keceriaan anak-anak. Mereka seakan tidak terbebani

oleh masalah perekonomian yang menimpa keluarga mereka. Anak-anak

juga menikmati pendidikan gratis yang diperoleh tersebut, walau tanpa

harus memakai seragam sekolah seperti anak-anak lainnya yang

bersekolah di sekolah formal.

Keceriaan itulah yang terkadang membuat fokus siswa mudah

sekali beralih ke hal lain ketika tutor sedang menjelaskan materi.

Umumnya siswa sering memperhatikan kelas lain saat belajar, bahkan ikut

menjawab soal kelas lain karena tidak adanya pemisah di ruang tersebut,

sehingga ketika tutor memberikan pertanyaan mengenai yang baru saja

dijelaskan, siswa tidak mampu menjawabnya bahkan tidak mengetahui

pertanyaan yang diberikan tutor. Siswa juga sering bercanda dengan

temannya dan bersikap cuek terhadap tutor.

Selain keceriaan, proses pembelajaran juga sering diwarnai dengan

pertengkaran, sehingga fokus siswa dalam belajar pun sering terganggu.

Biasanya pertengkaran terjadi karena kurangnya sikap toleransi diantara

mereka, serta sikap dan interaksi siswa yang kurang terkontrol pada saat

belajar. Seperti misalnya yang dialami oleh si A dan si B yang selalu

bertengkar di kelas. Si A mempunyai kepribadian yang manja dan sensitif,

juga kurang bisa mengontrol kalimat dalam berucap. Sedangkan si B

anaknya tidak banyak bicara, tetapi sedikit saja diganggu dia akan marah 1 f 1 •••••

Page 76: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

65

Iaki atau perempuan. Mereka tidak hanya bertengkar mulut, tetapi juga

menggunakan benda. Sampai suatu saat si A mengadu kepada orangtuanya

bahwa dia tidak ingin sekolah kalau di sekolah itu masih ada si B. Begitu

pula dengan si B yang akhirnya memutuskan berhenti sekolah karena

merasa tidak nyaman dan selalu diganggu oleh si A.

Contoh kejadian lain, dialami oleh si P dan si Q ketika mereka

sedang bermain di luar kelas di saat jam pelajaran masih berlangsung. Si P

yang berniat mengajak si Q masuk kelas karena perintah guru, secara tidak

sengaja menarik tas milik Q hingga talinya putus dan menangis. Walaupun

guru sudah berusaha menenangkan, Q tetap menangis dan membalas

memutuskan tali tas milik si P. Namun dari kejadian-kejadian tersebut

tidak menghambat mereka untuk tetap belajar di Bengkel kreativitas.

13. Kegiatan Belajar Mengajar Matematika di Bengkel Kreativitas

a. Kegiatan Pembuka

Seperti pada sekolah lainnya, kegiatan awal pembelajaran di

Bengkel Kreativitas selalu diiringi dengan do' a bersama dan absen.

Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan pekerjaan rumah. Setelah itu

biasanya tutor melakukan apersepsi. Kegiatan ini biasanya dilakukan

secara lisan. Umumnya siswa menjawab pertanyaan tutor setelah tutor

memberikan petunjuk mengenai kemana arah pertanyaannya.

b. Kegiatan Inti

Sedangkan pada kegiatan inti, lebih banyak diisi dengan

penyampaian materi, contoh soal serta latihan-latihan soaL Latihan

soal ini dilakukan secara berulang-ulang dan langsung dikoreksi oleh

tutor untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan pembelajaran di Bengkel Kreativitas umumnya

ditutup dengan berdo' a juga diselingi dengan kegiatan tanya jawab atas

materi yang telah diajarkan. Siswa yang mampu menjawab soal

dengan cepat dan benar, boleh lebih <lulu pulang. Hal ini memotivasi

Page 77: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

66

siswa untuk menjawab soal yang diberikan dengan benar, karena

umumnya mereka ingin cepat-cepat pulang.

14. Program Kegiatan Belajar (Knrikulum)

Berdasarkan basil wawancara dengan tutor yaitu ibu Desi

Handayani, materi yang disampaikan di Bengkel Kreativitas tidak

didasarkan pada kurikulum tertentu, tetapi lebih disesuaikan dengan

kemampuan dan pemahaman siswa. 15 Biasanya materi disampaikan

dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang dimengerti siswa. Begitu

pula dengan tingkatan materi yang diberikan, tidak disesuaikan dengan

tingkatan kelas mereka. Seperti misalnya, siswa kelas 4 diberikan materi

matematika kelas 3 SD bahkan terkadang guru menggunakan buku kelas 2

SD pada kurikulum 2004. ltupun tidak disampaikan secara urut dan

keseluruhan, tetapi lebih sering diulang. Hal ini dikarenakan kemampuan

dan pemahaman konsep mereka yang sedikit te11inggal dibanding anak

lainnya.

a. Materi Pembelajaran

Pada kelompok satu, materi matematika mengenai pokok

bahasan bilangan lebih ditekankan pada pengenalan angka dan operasi

bilangan, seperti pengurangan dan penjumlahan. Sedangkan pada

kelompok dua, siswa diberikan pemahaman konsep mengenai simbol,

nilai bilangan, nilai tempat, keterampilan mengoperasikan bilangan,

mengurutkan bilangan, membandingkan bilangan dan lain sebagainya

hingga memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan konsep

bilangan.

Terkadang contoh soal dan latihan yang diberikan pada

kelompok satu dan dua tidak jauh berbeda, hanya saja sedikit

dibedakan pada banyaknya digit angka atau operasi bilangannya.

Materi yang disampaikan pun diambil dari buku paket yang digunakan

guru. Terkecuali dalam memberikan contoh soal atau latihan, biasanya

15 Desi Hand::ivani Hn.<\il Wmi!nnr·Fn·n f{.;,e.nin 'l1: T .. 1; 'lf'lf\'7\ 11 11 'l

Page 78: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

67

guru membuat soal sendiri yang lebih sederhana dari soal yang

terdapat di buku paket karena umumnya bentuk soal di buku paket

kurang dapat dipahami oleh siswa.

b. Metode Pembelajaran

Berdasarkan pengamatan dan wawancara diketahui bahwa

umumnya sebelum menyampaikan materi, tutor tidak membuat

rancangan pembelajaran khusus tetapi lebih berjalan secara fleksibel

dengan mengamati sejauh mana tingkat pemahaman siswa. Hal ini

disebabkan materi dan soal-soal latihan sering diberikan secara

berulang-ulang. Penyampaian materi tersebut, khususnya materi

matematika umumnya dilakukan tutor dengan jalan pemberian

penjelasan singkat, contoh soal dan latihan soal. Tutor hanya

menjelaskan materi ketika di awal pembelajaran, kemudian siswa lebih

banyak mengerjakan latihan soal.

Selama mengerjakan latihan soal tersebut, s1swa berusaha

melakukannya secara individu atau berdiskusi dengan temannya.

Siswa yang tidak mengerti atau menjawab salah saat mengerjakan soal

latihan akan diberi arahan atau penjelasan kembali oleh guru, namun

siswa tetap harus mencari sendiri dan memperbaiki jawabannya hingga

benar.

Materi yang telah mereka pelajari umumnya sering diulang­

ulang oleh tutor. Satu sub pokok bahasan pelajaran, dapat memakan

waktu 2 sampai 3 minggu atau kurang lebih enam kali pertemuan. Hal

tersebut dikarenakan umumnya ketika mereka mengerjakan soal

latihan selalu bertanya kepada tutor. Mereka kurang mau berusaha dan

berpikir sendiri walaupun guru telah menjelaskan berkali-kali, dan

yang lebih parahnya ketika peneliti merasakan sendiri bagaimana

mengajar mereka, siswa sering tidak memperhatikan setiap pertanyaan

yang diajukan temannya kepada tutor mengenai soal yang tidak

dimengerti sehingga apa yang sudah dijelaskan oleh tutor didepan

Page 79: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

68

kelas ditanyakan kembali oleh siswa lain, belum lagi menghadapi

sikap mereka yang selalu ingin diperhatikan.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 5a: Kegiatan Pembelajaran Matematika Warga Belajar Kelas 3 dan kelas 4 Bengkel Kreativitas

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 5b: Warga Belajar Sedang Menulis dan

Mengerjakan Soal Latihan

c. Media Pembelajaran

Penyampaian materi matematika di Bengkel Kreativitas

terbatas menggunakan gambar atau cerita melalui media sederhana,

seperti spidol dan wMteboard Selain itu, kadang digunakan pula

media lainnya yang sudah terpasang di dalam ruang belajar seperti

Page 80: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

69

tabel perkalian dan drawing shapes. Seperti pada pokok bahasan

mengenai bilangan, khususnya mengenai membandingkan dan

mengurutkan bilangan, peneliti mencoba mengadakan permainan

dengan menggunakan media kartu bilangan, seperti pada gambar di

bawah ini:

Smnber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 6: Media Kartu Bilangan

Media ini dibuat karena pada penjelasan dan latihan soal

sebelumnya masih belum paham dan sering salah dalam mengerjakan

soal. Selain itu juga agar siswa tidak bosan dan selalu ingin cepat

pulang.

Sebelumnya guru memberikan petunjuk mengenai jalannya

permainan. Lalu siswa dibagi kedalam dua kelompok. Setiap

kelompok diberikan I 0 kartu bilangan yang terdiri dari bilangan yang

paling kecil sampai bilangan yang paling besar. Kemudian kedua

kelompok tersebut berlomba-lomba menyusun dan menempel kartu

masing-masing, dimulai dari bilangan yang paling kecil sampai

bilangan paling besar. Dengan cara ini, siswa juga dilatih dalam

membaca bilangan dan membandingkan mana bilangan yang lebih

kecil, mana bilangan yang lebih besar hingga tersusun sebuah urutan

bilangan.

Page 81: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

70

d. Evaluasi Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa

Adapun evaluasi pembelajaran matematika di Bengkel

Kreativitas sama halnya seperti siswa di sekolah formal, yaitu

dilakukan dengan cara pemberian soal latihan, tes lisan, PR, ulangan

harian dan ulangan semester. Sistem evaluasi pembelajaran ini

dilakukan guna mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa

serta memberikan motivasi pada siswa seperti layaknya di sekolah

formal.

Pemberian soal latihan diadakan di setiap penjelasan materi dan

Iangsung dinilai oleh guru. Dalam mengerjakan soal latihan tersebut,

siswa cenderung tidak pernah membaca perintah soal sehingga lebih

banyak bertanya pada tutor dibandingkan memahaminya sendiri.

Bahkan bantuk pertanyaannya sering diulang-ulang. Sedangkan untuk

tes lisan biasanya dilakukan di awal atau akhir pelajaran sebelum siswa

meninggalkan kelas. Dengan tes lisan ini, siswa te1motivasi untuk

mengacungkan tangannya dan berlomba-lomba menjawab pertanyaan

lebih dulu dari teman-temannya.

Pekerjaan Rumah (PR) diberikan jika waktu pelajaran sudah

habis atau dikarenakan pemahaman siswa masih kurang. Pada

umumnya sISwa senang menerima PR, terutama PR matematika.

Biasanya mereka merasa senang jika PR tersebut merupakan materi

yang baru saja diberikan dan dirasa mudah oleh siswa. Jika soal yang

diberikan itu dirasa sulit, siswa akan tawar menawar dengan tutor dan

banyak mengeluh. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa umumnya

siswa mengerjakan PR pada malam hari. Sedangkan siangnya lebih

banyak dipakai untuk bermain, terkecuali bagi anak yang ikut bekerja.

Sedangkan ulangan harian diberikan setiap 2-3 kali pertemuan

atau setiap beberapa sub pokok bahasan, dan untuk ulangan semester

dilakukan bersamaan seperti sekolah-sekolah formal pada umumnya.

Dari segi kedisiplinan, s1swa memang dapat membedakan ___ .,. 1_..t.'.L___ 1 1

Page 82: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

71

ulangan belum dimulai, s1swa selalu menagih pada tutor kapan

ulangannya dimulai. Namun kebiasaan mereka bertanya tidak dapat

dihindari oleh tutor, sekalipun telah diberi ketegasan bahwa saat

ulangan tidak boleh bertanya jawaban. Sehingga mau tidak mau tutor

harus memberikan penjelasan kembali secara singkat, bahkan

berulang-ulang karena siswa tidak saling memperhatikan pertanyaan

teman-temannya yang telah ditanyakan pada tutor. Padahal soal

ulangan tidak berbeda jauh dengan soal-soal latihan yang telah mereka

ke1jakan, bahkan kadang sama persis. Hal ini dikarenakan mereka

tidak pernah mengulang pelajaran di rumah, bahkan saat akan

menghadapi ulangan sekalipun.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 7: Warga Belajar Sedang Mengerjakan Soal Ulangan Harian

Saat hasil pekerjaan mereka dikumpulkan dan dinilai oleh guru "' '

s1swa sering maju ke depan meja guru untuk melihat dan

membandingkan antara nilai yang diperolehnya dengan nilai

temannya. Sehingga guru terkadang kesulitan ketika menilai basil

pekerjaan siswa. Jika mendapat nilai JOO, siswa akan teriak dan

menunjukkan kepada teman-temannya bahwa ia mendapat nilai 100

Page 83: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

72

dan menertawakan atau mengejek temannya yang mendapat nilai

dibawahnya sehingga suasana kelas menjadi ramai.

Keseluruhan nilai yang diperoleh siswa selama proses

pembelajaran tersebut kemudian diakumulasikan dalam bentuk raport.

Adapun nilai matematika siswa pada raport tahun ajaran 2006/2007,

yaitu:

Tabel 9: Nilai Hasil Belajar Matematika

Nama Siswa Nilai Matematika

Semester I Semester II

Subjek I 8 6

Subjek II 8 6

Subjek III 5 5,5

Subjek IV 7,4 7,7

Rata-rata 7,1 6,3 Sumber: Penilaian Has1l BelaJar (Raport) Kelas 3

Sedangkan nilai ulangan harian siswa ketika di kelas 4

mengenai menuliskan lambang bilangan dan nama bilangan,

menentukan nilai tempat dan nilai bilangan serta membandingkan

bilangan yang diperoleh selama diadakan penelitian, secara berturut­

turut yaitu:

Tabel 10: Nilai Ulangan Harian Matematika

Nama Siswa Nilai Ulangan Harian I Il Ill

Subjek I 6,6 10 6,5

Subjek II 9,3 9,5 3,5

Subjek III 10 JO 5,5

Subjek IV 8,6 10 6

Rata-rata 8,6 9,8 5,4 Sumber. Nilm Has1l Ulangan Matemauka s1swa Kelas 4

Raport yang diberikan pada siswa di Bengkel Kreativitas juga

mempunyai fungsi yang sama seperti sekolah formal pada umumnya,

yaitu selain guna melihat perkembangan hasil belajar siswa juga dapat

Page 84: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

73

Sedangkan lulus tidaknya siswa dari tingkat Sekolah Dasar

tidak diharuskan berada sampai di kelas 6, melainkan cukup melihat

usia siswa, kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran tingkat

Sekolah Dasar secara umum, serta yang terpenting adalah dibutuhkan

keinginan dari dalam diri siswa untuk melanjutkan sekolah sehingga

pihak yayasan pun akan menyertakannya dalam uj ian kesetaraan paket

A secara gratis yang diselenggarakan oleh pihak SKB (Sanggar

Kegiatan Belajar). Jika siswa dinyatakan lulus dalam ujian tersebut,

maka siswa akan memperoleh ijazah paket A guna melanjutkan ke

jenjang selanjutnya.

15. Kemampuan dan Kesulitan Bel ajar Siswa

Pada materi mengenai bilangan, sebagian besar siswa telah mampu

membaca bilangan tingkat ribuan serta menentukan nilai tempat dan nilai

bilangannya. Namun dalam membandingkan bilangan baik dengan

menggunakan simbol "<" dan ">", maupun menggunakan kalimat "kurang

dari" dan "lebih dari" siswa masih sering melakukan kekeliruan.

Umumnya siswa tertukar menggunakan simbol tersebut dan dibingungkan

oleh digit angka yang cukup banyak. Sehingga ha! tersebut juga

berpengaruh dalam men1,,'Urutkan bilangan.

Saat mengerjakan soal latihan, keadaan kelas selalu diributkan oleh

pertanyaan-pertanyaan siswa walaupun tutor telah meajelaskan berkali­

kali. Bahkan siswa yang sudah paham pun menambah ramai suasana kelas,

karena ia selalu ingin meyakinkan hasil pekerjaannya pada tutor sambil

berkata: "Begini bukan Bu?" atau "Benar ga' Bu?". Kalau tutor menjawab

"Ya, benar", maka siswa langsung bersorak kegirangan menunjukkan pada

teman-temannya bahwa dirinya bisa. Sedangkan jika tutor berkata "Salah",

maka siswa langsung memperbaikinya, namun ada pula yang kecewa

sambil berkata: "lalu yang benar bagaimana bu?" atau "Ah saya cape Bu".

Pertanyaan dan keluhan tersebut tidak hanya berasal dari satu atau

dua siswa saja. Sehingga tutor cukup kesulitan dalam menanggapi keluhan

Page 85: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

74

atau menjawab pertanyaan s1swa lain. Hal tersebut kemudian

mengundang rasa marah ('ngambek') dalam diri siswa.

Bentuk kesulitan yang paling sering mereka tanyakan ketika

mengerjakan latihan soal mengenai lambang dan nama bilangan adalah

saat menghadapi soal bilangan yang mengandung angka "O", sepe1ti

contoh: "Nilai bilangan angka 0 pada bilangan 1.082 adalah?". Jika

berdasarkan urutan nilai tempat, kita tahu bahwa nilai tempat angka "O"

tersebut adalah ratusan, tetapi yang membuat beberapa siswa bingung

adalah nilai bilangan ratusan yang biasa mereka kenal yaitu yang terdiri

dari dua buah angka 0, sehingga mereka menulisnya dengan 000.

16. Faktor Kesulitan Belajar Siswa dan Peran orang tua dalam

Pembelajaran Matematika

Dengan melihat latar belakang pendidikan serta interaksi yang

terjadi antar siswa di Bengkel Kreativitas tersebut, tidak heran jika pada

akhirnya muncul permasalahan-permasalahan yang menyangkut proses

pembelajaran selama mereka belajar di Bengkel Kreativitas. Berdasarkan

pengamatan peneliti, salah satu permasalahan tersebut adalah adanya

kesulitan siswa selama pembelajaran berlangsung. Menurut hasil

wawancara dan pengamatan terhadap beberapa siswa, kesulitan tersebut

umumnya disebabkan oleh:

a. Tidak teratumya kehadiran siswa di sekolah

Diakui oleh sebagian siswa bahwa ketidakteraturan mereka

hadir di sekolah disebabkan karena masih mengantuk, malas dan

kesiangan. Walaupun sekolah tidak mengeluarkan sanksi khusus bagi

siswa yang kesiangan, namun sebagian mereka mengaku malu jika

datang terlambat. Sehingga mereka lebih memilih tidak masuk

sekolah. Karena ketidakteraturan ini, siswa me1tjadi terlambat dalam

memperoleh materi pelajaran, dan mau tidak mau tutor sering

mengulang-ulang materi yang telah disampaikan.

Page 86: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

75

b. Kurang perhatiannya orang tua dalam membimbing anak untuk belajar.

Siswa tidak pernah mengulang pelajaran di rumah, terkecuali

jika ada PR. Itupun dikerjakan pada malam hari, dan ada pula siswa

yang mengerjakannya langsung sepulang sekolah. Waktu mereka lebih

banyak digunakan untuk bermain. Dan bagi sebagian siswa lain,

terutama anak laki-laki biasanya waktu siang hingga sore hari bahkan

ada pula yang hingga larut malam digunakan untuk bekerja mencari

penghasilan. Walau pekerjaan tersebut dapat mengurangi beban

perekonomian keluarga, namun sebagian besar para orang tua masih

menilai arti pentingnya pendidikan bagi anaknya. Seperti yang

diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa ketika ditanya apa arti

pendidikan bagi anaknya: " ... yang penting anak saya itu bisa baca,

tidak buta huruf supaya nanti tuanya tidak penasaran dan tidak

menyesal. Jangan sampai seperti orang tuanya yang buta huruf"

Namun sangat disayangkan perhatian orang tua harus terbagi

dengan masalah ekonomi yang menimpa keluarga. Mereka terlalu

disibukkan oleh pekerjaan, sehingga kurang bersikap tegas dalam

mendorong anak agar belajar dengan sungguh-sungguh. Orang tua juga

kurang memperhatikan perkembangan belajar anak di sekolah.

Sehingga anak merasa bebas melakukan apa saja yang ia suka.

c. Buta huruf yang diderita sebagian besar orang tua

Selain faktor-faktor di atas, kesulitan s1swa dalam

pembelajaran juga disebabkan karena buta huruf yang diderita

sebagian orang tua mereka. Sehingga orang tua mereka tidak dapat

membimbing anaknya dalam belajar.

d. Kurangnya fasilitas belajar anak di rumah.

Keterbatasan alat belajar di rumah juga merupakan penghambat

dalam proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas. Karena

keterbatasan alat belajar tersebut, anak kurang tern10tivasi untuk

belajar di rumah. Sehingga pengetahuan siswa hanya terbatas di

Page 87: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

76

B. Pembahasan

Dengan melihat profil, fokus kegiatan, visi dan misi, serta maksud dan

tujuan yayasan, dapat dikatakan bahwa setiap pro1,,>ram kegiatan yang

dilakukan Yayasan Nanda Dian Nusantara bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan anak dengan motto belajar sambil bermain. Menurut Mayke (1995),

Belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk

memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi,

mempraktikan dan mendapat bermacam-macam konsep serta pengertian yang

tidak terhitung banyaknya. 16 Bengkel Kreativitas sebagai wadah yang

bergerak dalam jalur pendidikan noformal, juga mempunyai fungsi dan tujuan

yang sejalan seperti yang dicantumkan dalam Undang-Undang tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta

didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. 17

Fasli Jalal dan Dedi Supriadi mengungkapkan bahwa untuk mencapai

tujuan tersebut diperlukan kerjasama yang baik dari masyarakat setempat. Hal

ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan

dan mendorong masyarakat untuk terns berpartisipasi aktif di dalamnya.

Apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) ingin melayani,

dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka harus berani meniru apa yang

baik dari apa yang tumbuh di masyarakat dan kemudian diperkaya dengan

sentuhan-sentuhan yang sistematis dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. 18

Namun seberapa pun besarnya partisipasi sosial yang dilakukan oleh

seseorang, pasti akan terbentur pula oleh suatu permasalahan. Seperti yang

dialami oleh seorang !coordinator lokasi sekaligus tutor di Bengkel Kreativitas

Ciputat, tentu tidak sedikit pengorbanan yang dilakukannya. Ia harus

:~ lgrea Siswanto, 20 Peraga Seka/ah Minggu Asyik, (Jakarta: ANDI, 2006), h. 15. Tim Redaksi Fokus Media, Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2003), h. 16. 18 H.,.d; J,..1.,.1 .-1.-~ r..-..:1! .-. --~ •• •••

Page 88: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

78

dapat sepenuhnya menunaikan kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat

terbuka ikut berperan serta dalam penyediaan layanan pendidikan. Kerjasama

antara pemerintah, keluarga dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan

d"d"l 20 pen 1 1 rnn.

Berdasarkan pernyataan Suparlan di atas, dapat dikatakan bahwa

Bengkel Kreativitas telah memenuhi syarat berlangsungnya proses

pembelajaran karena telah tersedianya fasilitas pendidikan yang dibutuhkan,

walaupun serba terbatas. Keberadaan fasilitas ini tentu tidak lepas dari bantuan

masyarakat setempat. Walaupun pemerintah tidak turun tangan secara

langsung, namun kesadaran dan perhatian warga masyarakat telah membantu

pemerintah dalam mengurang1 tingkat kebodohan. Namun sangat

disayangkan, siswa kurang memanfaatkan fasilitas yang tersedia ini.

Sebagai peserta didik di sekolah non formal, warga belajar Bengkel

Kreativitas juga mempelajari mata pelajaran umum lainnya layaknya siswa di

sekolah formal, karena ha! ini adalah salah satu kebutuhan yang hams

dipenuhi oleh seorang peserta didik. Pemenuhan kebutuhan ini menurut KY

Karnanta (2007) adalah pemenuhan kebutuhan edukasi yang tidak lepas dari

dua aspek utama, yakni aspek internal dan eksternal. Aspek internal berasal

dari dalam individu yang mencakup kualitas kemampuan dasar, baik

Intelligent Quality, Emotion Quotient, dan Spiritual Quotient serta minat dan

bakat. Sedangkan aspek eksternal lebih bersifat sosiologis. 21

Pemenuhan kebutuhan edukasi tidak Iepas pula pada lamanya waktu

pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, dalam seminggu mereka dapat

belajar matematika Iebih dari satu pertemuan. Namun Iamanya waktu

pembelajaran dalam sehari, Iebih sering berjalan hanya sekitar satu setengah

jam untuk dua mata pelajaran. Sehingga untuk matematika, hanya berlangsung

kurang lebih selama satu jam. Hal ini terjadi karena siswa sering mengeluh

20Suparlan, "Hak-bak Pendidikan Anak Indonesia", dmi

www.ftpi.info/home/article8.phtml-21k, 15 September 2006 @03:12 PM.

" KY Karnanta, "Menggagas Street Student Centre", dari www.smu-net.com, (Senin, 09 A _ .. :1 ">Ht\,...,\

Page 89: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

79

j ika sudah merasa bosan atau letih, padahal materi yang diberikan biasanya

adalah materi pengulangan. Tentu kebutuhan edukasi tersebut dapat dikatakan

tidak sepenuhnya terpenuhi, karena ketika sesampainya siswa dirumah, materi

pelajaran yang sudah diajarkan tersebut jarang dipelajari kembali oleh siswa

sehingga pengetahuan mereka terbatas pada apa yang disampaikan tutor di

kelas. Itupun tidak jarang siswa lupa ketika keesokan harinya dibahas kembali.

Siswa pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala ha!

yang ada di sekitarnya. Siswa akan menjadi sangat antusias dan semangat

untuk belajar jika isi/materi yang dipelajarinya sesuai dengan perkembangan

anak. Siswa akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah

baginya, dan sebaliknya siswa akan menjadi stress dan patah semangat jika

yang dipelajarinya terlalu sulit. Seperti yang terjadi pada warga belajar di

Bengkel Kreativitas. Ketika soal latihan matematika yang diberikan itu mudah

baginya, siswa akan berlomba-lomba menyelesaikan dan mengumpulkannya

pada tutor. Bila nilai yang diperolehnya sangat memuaskan baginya, siswa

bersorak senang dan menunjukkan pada teman lainnya, ada pula yang

kemudian membantu temannya yang kesulitan mengerjan soal tersebut.

Sebaliknya ketika soal yang diberikan itu sulit bagi siswa, malca siswa akan

selalu mengeluh bahkan ada pula yang 'ngambek' dan tidak bersemangat

mengerjakan soal tersebut.

Tutor hanya memberikan penjelasan di awal pembelajaran, lalu siswa

di beri latihan soal. Setelah itu guru tidak banyak memberikan penjelasan lagi,

terkecuali jika ada siswa yang bertanya. Hal ini dijelaskan dalam "Strategi

Pembelajaran Matematika Kontemporer" oleh Erman Suherman, dkk bahwa

metode seperti itu merupakan metode ekspositori karena pada metode

ekspositori guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan

menjelaskan kembali kepada siswa secara individual atau klasikal. Beberaoa ,

hasil penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa metode ekspositori

merupakan cara mengajar yang efektif dan efisien. 22

Page 90: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

80

Tidak adanya silabus khusus atau batasan mengenai kurikulum apa

yang harus digunakan oleh tenaga pengajar di Bengkel Kreativitas menjadikan

Bengkel Kreativitas lebih bersifat independen dan tidak selalu mengikuti

kurikulum nasional. Berdasarkan penuturan tutor, sejauh ini ia ingin mencoba

menerapkan pembelajaran seperti homeschooling, namun permasalahannya

terbentur oleh persiapan yang tidak sedikit. Dapat dikatakan bahwa tutor di

Bengkel Kreativitas ini masih dalam tahap riset untuk mencari kurikulum apa

yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan belajar mereka. Jika diamati,

sesungguhnya para siswa tersebut tidak peduli kurikulum apa yang dipakai

oleh guru, karena yang terpenting adalah mereka dapat belajar dan berharap

dapat melanjutkan lee sekolah formal. Tidak heran jika guru masih

menggunakan buku yang bertumpu pada kurikulum lama. Hal ini dikarenakan

oleh latar belakang siswa yang sebelumnya tidak pernah sekolah atau

merupakan korban putus sekolah, sehingga pengetahuan mereka sedikit

tertinggal dengan anak lain seusianya yang berada di sekolah formal. Dengan

melihat keadaan tersebut, guru pun memaklumi jika mereka sulit memahami

materi pelajaran dan sering bertanya saat ulangan. Sehingga tidak jarang guru

n1enjelaskan rriateri pelajaran yar1g pernal1 dijelaskan. ~v1enuiTit tv1isanih dalan1

skripsinya bahwa stimulasi pendidikan yang diberikan secara terns menerus

dan berulang-ulang akan membantu anak dalam mengoptimalkan kemampuan

yang dimiliknya. Menurutnya ha! tersebut sejalan dengan prinsip

pembelajaran yang dikeluarkan oleh DepDikNas yaitu bertahap, berulang dan

terpadu.23

Melihat berlangsungnya waktu pembelajaran yang singkat,

penggunaan media dalam pembelajaran di Bengkel Kreativitas ini memang

dinilai k.-urang efektif oleh tutor sehingga tutor lebih sering menggunakan

media sederhana yang telah tersedia. Sesungguhnya dengan menggunakan

media berarti kita telah menggunakan alam sebagai · sarana pembelajaran,

Page 91: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

81

karena alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk berekplorasi

dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya.

Seperti yang dilakukan Robin Dranath Tagore, dalam model

pembelajarannya hampir 90% kegiatannya dilakukan dengan berinteraksi

dengan alam. Anak diajarkan dapat membangun ikatan emosional di antara

teman-temannya, menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta

mempengaruhi memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang

dipelajari. Itulah salah satu prinsip pembelajaran.24

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa interaksi

yang terjadi saat pembelajaran berlangsung umumnya tidak terlepas dari

permasalahan pergantian tutor dari kalangan mahasiswa yang secara sengaj a

ingin mengajar mereka. Pergantian tutor ini membuat anak sepe11i mereka

lebih cenderung mencari perhatian dan bersikap manja. Sehingga siswa yang

biasanya mampu mengerjakan soal, berubah menjadi manja dan mengaku

tidak bisa mengerjakan soal tersebut. Suasana pembelajaran pun menjadi

kurang kondusif, sering terjadi pengaduan-pengaduan hanya karena masalah

keciL Sehingga pertengkaran pun tidak dapat dihindarkan. Lain halnya j ilea

koordinator sendiri yang turun tangan mengajar mereka, biasanya siswa tidak

banyak mencari perhatian dan tidak berani macam-macam. Namun tetap saja

ada beberapa siswa yang malas belajar dan berkelahi.

Menurut Saratri Wilonoyudho (2005), bahwa anak-anak yang

dibesarkan di lingkungan kumuh tanpa bimbingan orangtua serta berada di

Iingkungan yang keras dan kasar akan membentuk watak indolen, pasif,

il?ferior, tercekam stigma mentalitas rendah diri, pasif, agresif, eksploitatif,

dan mudah prates atau marah.25 Interaksi sosial inilah yang tidak jarang terjadi

dalam proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas. Mereka kurang akan kasih

sayang, bimbingan dan perhatian orang tua karena keluarga mereka telah

disibukkan oleh usaha bagaimana dapat memperoleh uang. Kurangnya

2•1 Isjoni, "Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini", dari www.

isjoni.net. --25 (,;:'.,_,,,..,.f-ri \:S:T>l..-..-.,...~,..,,.th,.,. "1'.T,.,.~:t.. A -~-1- "------

Page 92: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

82

pendidikan dalam keluarga juga membuat mereka tidak mengenal etika, sopan

santun dan rasa hormat. Sehingga setiap kekesalan atau ketidaksukaannya

terhadap sesuatu, selalu dihakiminya sendiri melalui berbagai tindakan dan

umpatan (bahasa yang kasar). Padahal, interaksi sosial yang baik sangat

dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Vigotsky

bahwa bahan pengalaman interaksi sosial merupakan ha! yang penting bagi

perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak

dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. 26 Vygotsky juga

menambahkan proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si

anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain, dengan suasana

lingkungan yang mendukung (supportive), serta dalam bimbingan atau

pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya

seorang guru.

Dilihat dari sistem evaluasi yang dilakukan tutor, umumnya siswa

malas membaca soal dan memikirkan jawaban yang paling tepat dari soal

tersebut. Tegasnya lagi, dapat dikatakan mereka merasa kurang percaya diri

terhadap hasil pekerjaannya sehingga selalu bertanya pada tutor. Hal ini dapat

disebabkan, siswa kurang dibimbing oleh orang tuanya agar belajar dirumah.

Sehingga apa yang sudah dipelajari di sekolah, tidak dipelajari kembali di

rumah kecuali jika ada PR.

Dengan pemberian latihan soal yang sering dilakukan, berarti warga

belajar telah dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Merekalah yang harus

aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang

lain. Mereka juga harus bertanggung jawab terhadap basil belajarnya.

Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan karena

kekreativitasan dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri

sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. 27

26 "Kontruktivisme Sosial dan Radikal Dalam Pendidikan Malematik". dari

hltp://us.geocilies.com/neptunestewarl/sinopsiskonstruk.htm. ·

Page 93: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

83

Kesulitan dalam membaca bilangan tingkat ribuan yang mengandung

angka nol, jika dikaitkan dengan pendapat Yusmichad Yusdja bahwa bilangan

no! adalah bilangan yang terkadang membingungkan penggunanya, maka

dapat dikatakan secara sepintas memang angka no! itu adalah angka yang

biasa saja bahkan terkadang terlihat sepele. Tetapi temyata tidak hanya pada

anak-anak SD saja, mahasiswa pun ketika menghadapi soal matematika

terkadang dibuat bingung dengan angka no!.

Ketika dalam latihan soal siswa diminta menentukan nilai bilangan

angka 0 dalam bilangan 1.082, banyak siswa yang mengaku bingung. Mereka

mengetahui bahwa nilai tempat angka 0 dalam bilangan tersebut adalah

ratusan, tetapi nilai bilangannya mereka menjawab tidak tahu. Dapat dikatakan

angka "O" pada bilangan tersebut seakan bermakna mati karena umumnya

mereka mengetahui nilai ratusan itu dimulai dari I 00, 200, dan seterusnya.

Padahal angka "O" dalam bilangan tersebut bermakna. Karena jika tidak,

jumlah digit bilangannya menjadi tiga angka. tentu 1.082 ;e 182.

Permasalahan seperti di atas dikatakan oleh Yusmichad Yusdja bahwa

bilangan no! adalah bilangan tunawisma. Kita tahu bahwa pengertian

tunawisma berarti tidak mempunyai tempat tinggal. Itulah sebabnya, mengapa

bilangan no! hams menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1.082.

Kesulitan lainnnya yang ditemukan peneliti saat memantau siswa

mengerjakan soal latihan, yaitu membandingkan dua buah bilangan ribuan

baik dengan rnenggunakan sirnbol "<" dan ">" maupun menggunakan kalirnat

"kurang dari" dan "lebih dari". Walaupun sebelumnya tutor telah memberikan

penjelasan yang lebih mudah dimengerti siswa, namun tetap saja siswa mudah

lupa, bingung dan salah persepsi. Bahkan beberapa siswa yang secara

langsung dapat memahami konsep saat diberikan penjelasan awal pun,

menjawab terbalik ketika diberikan soal pada hari berikutnya. Tanda yang

seharusnya menggunakan "<" diisi dengan ">", begitu pula sebaliknya. Hal ini

dapat dikatakan bahwa beberapa siswa mengalami gangguan dalam

membedakan simbol. Gangguan tersebut dapat berupa kurang fokusnya siswa

Page 94: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

84

yang dikutip oleh John Backhouse et al dalam buku Improving the Learning of

lvfathematics, bahwa beberapa gangguan disleksia mempunyai kesukaran

dalam membedakan antara + dan x, - dan +, serta < dan >.

Mengingat dalam membandingkan bilangan masih sering bertanya dan

melakukan kesalahan, maka dalam mengurutkan bilangan pun siswa masih

mengalami kesulitan. Tetapi frekuensi kesalahan yang dibuat cukup kecil.

Biasanya kesalahan dalam mengurutkan bilangan cenderung terjadi pada

bilangan yang angka-angkanya hampir sama.

Umumnya kesulitan dalam mengerjakan soal terjadi karena s1swa

kurang memperhatikan penjelasan tutor dan tidak memahami perintah soal

sehingga lebih banyak bertanya dari pada berfikir. Hasil wawancara juga

memperkuat alasan mengapa umumnya siswa sering banyak bertanya dalam

mengerjakan soal, yaitu karena mereka tidak pemah mengulang pelajaran di

rumah, terkecuali jika ada PR. Sehingga saat ulangan harian berlangsung pun

siswa tetap banyak bertanya. Hal ini juga terjadi karena kurangnya

pengawasan dan ketidakmampuan orang tua dalam membimbing belajar anak,

sehingga anak kurang terlatih dalam mengerjakan soal dan sering lupa.

Dilihat dari kondisi pemukiman mereka, memang tampak bahwa

umumnya warga belajar yang mengikuti pembelajaran di Bengkel Kreativits

berada dalam struktur ekonomi lemah, dimana orang tua mereka melakukan

aktivitas dan memperoleh uang di jalan dengan bekerja sebagai pemulung.

Walaupun beberapa diantara mereka masih mempunyai tempat tinggal di

kampung halaman, namun mereka rela tinggal di daerah kumuh seperti di

perkampungan pemulung ini karena yang terpenting bagi mereka adalah

memperoleh penghasilan untuk hidup, sehingga permasalahan mengenai

kualitas tempat tinggal, masalah pendidikan anak dan lain sebagainya kurang

diprioritaskan.

Menurut Kamaji, dkk (2001) sebagian besar responden menyatakan

bahwa kebutuhan pertama yang amat mendesak dan diperlukan anak jalanan

adalah tempat tinggal. Umumnya mereka tinggal di rumah-rumah semi

Page 95: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

85

permanen dan rumah kardus atau seng bekas. Sedangkan 53% responden

lainnya mengaku kebutuhan pertama yang mendesak adalah makanan. 28

Setelah mengalami transisi ke kota, para kaum urban m1

memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dikarenakan terjadinya

perubahan lingkungan. Salab satu upaya yang dilakukan adalah dengan

memanfaatkan tenaga kerja anggota keluarga. Hal ini menurut Effendi dalam

Karnaj i (2001) dinamakan teori kelangsungan rumah tangga. Menurutnya

setidaknya ada dua teori yang dapat dipakai untuk menjelaskan fenomena

anak usia sekolah turut terlibat dalam kegiatan ekonomi. Pertama, teori

strategi kelangsungan rumah tangga (household survival strategy). Kedua,

teori transisi industrialisasi.

Page 96: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan basil penelitian mengenai Pembelajaran matematika Pada

Anak J alanan (di Bengkel Kreativitas Y ayasan Nanda Dian Nusantara

Ciputat), maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di Bengkel Kreativitas mengacu

pada bentuk penanganan pelayanan sosial family and community based,

yaitu pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat yang

bertujuan mencegah anak-anak turnn ke jalanan dengan pemenuhan

kebutuhan pendidikan yang lebih ditekankan pada CALISTUNG

(membaca, menulis dan berhitung) dengan waktu belajar efektif 5 hari

dalam seminggu, selama kurang lebih 2 jam per hari. Pembelajaran di

Bengkel Kreativitas tidak berpedoman pada kurikulum tertentu tetapi lebih

disesuaikan dengan kemampuan anak. Dalam pembelajaran matematika,

penyampaian informasi dilakukan dengan metode drill (latihan soal).

Tutor jarang sekali menggunakan alat peraga. Sehingga siswa cendernng

kurang termotivasi dan tidak betah berlama-lama di kelas.

2. Sistem evaluasi selain dilakukan dengan cara pemantauan kegiatan dan

hasil belajar siswa sehari-hari, juga diberikan dalam bentuk latihan, tes

lisan, PR, ulangan harian dan ulangan semester. Sistem penilaian ini

dinilai cukup efektif karena dapat membuat siswa menjadi lebih

termotivasi, terntama dengan adanya buku raport. Buku raport tersebut

mempunyai funngsi yang sama dengan raport di sekolah formal pada

umumnya, yaitu selain guna melihat perkembangan hasil belajar siswa

juga dapat digunakan untuk menentukan naik tidaknya siswa ke kelas

selanjutnya. Kemudian siswa akan dinyatakan lulus dari Bengkel

Kreativitas jika telah lulus mengikuti ujian kesetaraan paket A (tingkat

SD). Untuk mengikuti ujian kesetaraan tersebut, siswa tidak perlu

Page 97: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

87

berdasarkan faktor us1a, adanya kemampuan siswa dalam menguasa1

pelajaran tingkat Sekolah Dasar secara umum, serta yang terpenting yaitu

adanya keinginan dari dalam diri siswa yang bersangkutan untuk

melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Adapun nilai hasil

belajar mereka berdasarkan raport dinilai cukup baik, namun

kelemahannya mereka kurang mau berlatih dan berusaha sendiri dalam

menge1jakan soal-soal di sekolah. Sehingga dengan nilai hasil belajar

tersebut, kemampuan mereka tidak dapat disamakan dengan siswa-siswa

lain yang bersekolah di sekolah formal.

3. Kesulitan yang sering timbul saat pembelajaran matematika berlangsung

adalah kebiasaan mereka yang kurang memperhatikan tutor saat

menjelaskan. Selain itu, daya tangkap mereka terhadap pelajaran juga

dinilai sangat kurang. Sehingga saat diminta mengerjakan soal, mereka

lebih banyak bertanya dan mengeluh. Permasalahan tersebut cenderung

disebabkan oleh tidak teratumya kehadiran siswa di sekolah, kurang

perhatiannya orang tua dalam membimbing anak untuk belajar, buta huruf

yang diderita sebagian besar orang tua mereka, serta kurangnya fasilitas

belajar anak di rumah

4. Dengan melihat permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran

orang tua dalam membimbing anaknya belajar di Bengkel Kreativitas

masih dinilai sangat kurang. Namun sebagai orang tua, mereka telah

berusaha berperan membangunkan dan mengingatkan anak untuk pergi ke

Bengkel Kreativitas setiap harinya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan diketahui bahwa pembelajaran yang

berlangsung di Bengkel Kreativitas merupakan salah satu altematif tindakan

pencegahan dengan berbekal pendidikan. Dengan adanya bekal pendidikan

tersebut, maka diharapkan anak yang berada pada usia wajib belajar tidak

turun Ice jalan dan dapat berkembang dengan normal seperti anak-anak

Page 98: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

89

bersifat abstrak. Sehingga anak menjadi lebih mudah memahami dan

tidak bosan di kelas.

3. Bagi masayarakat umum, lembaga pendidikan dan khususnya pemerintah

sebaiknya pemenuhan kebutuhan pendidikan pada anak yang berasal dari

ekonomi lemah (kaum marginal) tidak selalu pada penyediaan sarana dan

prasarana saja, tetapi lebih ditingkatkan pada mutu pendidikan yang sesuai

dengan anak normal lainnya. Karena akan percuma jika sarana memadai,

tetapi kualitas pendidikan disepelekan.

Page 99: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

90

DAFTAR PUST AKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Ani, Wawancara, Jakarta, 02 Agustus 2007.

Arif, Armai. "Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan", dari http://www.dikmas.depdiknas.go.id.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Backhouse, John et al, Improving the Learning of lvlathematics, London: Cassel, 1992.

Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terh1tegrasi Matematik, Buku 1, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terintegrasi lvlatematik, Buku 2, Jakarta: Depmtemen Pendidikan Nasional, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional, J\;/ateri Pelatihan Terintegrasi Matematik, Buku 3, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005.

Departemen Sosial RI, Pedoman Pe11angm1an Anak Jalanan Karban Eksploitasi Ekonomi, Jakarta: Departemen Sosial RI, 2006.

Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Modul Pelatihan Peke1_1a Sosial Rumah Singgah, Buku 2, Jakmta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000.

Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Madu! Pelatihan Petugas Pendamping Orang Tua Anak Jalanan, Buku 5, Jakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000.

Fox, Bob et al, Using JCT In Primary Mathematics Practise and Possibilities, London: David Fulton Publisher, 2000.

Gasong, Dina, "Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternatif Mengatasi Masalah Pembelajaran", dari http://www.gerejatoraja.com/downloads/.

Hamzah, Moh. Daud, "Bagaimana Kanak-kanak Mempelajari Matematika", dari http://www.geocities.com/pluto stewart/artikel ilmiah l.htm.

Handayani, Desi, Wawancara, Jakaita, 23 Juli 2007.

Harefa, Andrias, Menjadi l'vfanusia Pembelajar, Jakarta: Kompas, 2000.

Page 100: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

92

Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Suherman, Erman, et al, Strategi Pembelajaran Matemika Kontemporer, Edisi revisi, Bandung: UPI, 2003.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Sukmadinata, Nana Syaodib, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Suparlan, "Hak-hak Pendidikan Anak Indonesia", www.ftpi.info/home/article8.pbtml-2lk, 15 September 2006@03: 12 PM.

Suprapto, Choiruddin Hadhiri, Jalan Pintas Bintang Pe/ajar Panduan Untuk pelajar Islam, Bandung: Mujahid, 2005.

Sutan, Firmanawaty, Mahir Matematika Melalui Permainan, Jakai1a: Puspa Swara, 2003.

Tambahan Berita Negara R.I tanggal 13/4 - 2006 No.30, Dokumen Perihal Yayasan Nanda Dian Nusantara

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah, 2007.

Tim Redaksi Fokus Media, Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media, 2003.

Tom dan Harriet Sobol, Rancangan Bangun Anak Cerdas, Jakarta: Inisiasi Press, 2003.

Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, dari www.pdat.eo.id/, 03 Januari 2005.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang SistemPendidikan Nasional. Jakarta: Fokusmedia.

Unknown, "Kontruktivisme Sosial dan Radikal Dalam Pendidikan Matematika'', dari http :I !us. geocities. com/neptunestewart/ sinopsiskonstruk. htm.

Wilonoyudho, Saratri. Nasib Anak Perempuan Jalanan. www.kompas.com. Sabtu, 23 Juli 2005.

Worthington, Maulfry and Carruthers, Elizabeth, Children's Mathematics, London: Paul Chapman, 2003.

Yayasan Nanda Dian Nusantara, "Menyelamatkan Anak-anak Berarti Menyelamatkan Bangsa'', Brosur YNDN.

Yusmichad Yusdja, "Misteri Bilangan Nol", dari www.duniaesai.com.

Page 101: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

A. Petunjuk Pengisian:

PANDUANWAWANCARA

TERHADAP SISW A

93

I. Pengisian lembar ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan mewawancarai responden langsung agar tidak terjadi kekeliruan.

2. Bahasa yang digunakan saat wawancara berlangsung adalah bahasa yang dipaharni interviewee.

3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada interviewee ketika akan mengh>unakan alat bantu seperti kamera, alat tulis dan lain sebagainya.

4. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tetap mematuhi aspek norma yang berlaku di tempat tersebut.

5. Setelah selesai melakukan wawancara dan pengsisian angket, peneliti sesegera mungkin membuat catatan lapangan.

B. ldentitas Interviewee I. Nama : Marsan 2. Status dalam keluarga : Anak kandung 3. Usia : 12 4. Agama : Islam 5. Anak ke- : 3 dari 4 6. Pekerjaan : Pemulung 7. Lamanya bekerja : kurang lebih 5 jam

(Laki-laki/Perempuan) (lainnya)

tahun

bersaudara

/hari 8. Status pendidikan sebelumnya : (terdaftar sebagai siswa/

berhenti/ putus sekolah) 9. Kedudukan di Bengkel Kreativitas kelas: 4 (Empat) 10. Lama belajar di kelas : 2 jam (dari pukul 08.00-10.00)

C. Profil pembelajarnn pada anakjalanan 1. Ingin menjadi apakah adik ketika dewasa? lnsinyur 2. Apakah adik bisa membagi waktu bekerja dengan sekolah (ygi I tidak) 3. Apakah adik menyukai pelajaran matematika (ygi I tidak)

Jika tidak, alasannya ............................................ . 4. Apakah di rumah kamu selalu be la jar (sering/ kadang-kadang/ tidak

pernah) Jika tidak, alasannya ma/as

5. Apakah adik pernah merasa kesulitan ketika belajar matematika di sekolah (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah)

6. Sejauh ini, materi pelajaran matematika apakah yang menurut adik sulit? Gaada

7. Apa yang adik lakukan, jika ada materi matematika yang kurang dimengerti saat belajar di sekolah? Bertanya pada guru

8. Apakah adik bisa menjaga konsentrasi ketika belajar matematika di sekolah (sering/ kadang-kadamr/ tidak nem~h)

Page 102: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

94

9. Apakah adik pernah merasa jenuh saat belajar di kelas (sering/ kadang­kadang/ tidak pernah)

10. Apakah adik pernah merasa malas ketika belajar (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah)

11. Bagaimana earn adik mengatasi rasa malas dan jenuh ketika belajar di sekolah (bermain-main/ minta pulang pada guru/ ........................... )

12. Apakah orang tua akan marahjika adik tidak belajar (ya I tidak) 13. Apakah adik berusaha meminjam buku di perpustakaan untuk belajar

(sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) 14. Apakah di rumah adik mempunyai peralatan belajar yang cukup (ya I

tidak) 15. Apa yang adik lakukan sepulang sekolah? Main, terus pergi ke1ja 16. Apakah adik selalu mengerjakan PR sendiri atau belajar bersama teman?

sendiri 17. Apakah adik pernah meminta bantuan pada orang tua saat mengerjakan PR

(ya I tidak) 18. Apa yang adik lakukan pada hari libur? Bermain dan ke1:ja 19. Apakah adik selalu mempersiapkan belajar untuk pelajaran esok hari di

sekolah (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) 20. Apakah adik selalu mempersiapkan belajar setiap akan diadakan ulangan

(sering/ kadang-kadang/ tidak pernah)

Page 103: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

PANDUANWAWANCARA

TERHADAP ORANG TUA SISWA

95

A. Petunjuk Pengisian: . 1. Pengisian Iembar ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan mewawancara1

responden langsung agar tidak terjadi kekeliruan. 2. Bahasa yang digunakan saat wawancara berlangsung adalah bahasa yang

dipahami interviewee. 3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada interviewee ketika akan

menggunakan alat bantu seperti kamera, alat tulis dan l~in sebagainya. 4. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tetap mematuh1 aspek norma yang

berlaku di tempat tersebut. 5. Setelah selesai melakukan wawancara dan pengsisian angket, peneliti

sesegera mungkin membuat catatan lapangan.

B. Identitas Interviewee I. Nama : Mardiah 2. Status dalam keluarga : Ayah/ Ibu/ .......................... . 3. Status Perkawinan : Menikah/ Belum/ Janda/ Duda

(Lk/Pr) .. (lainnya)

4. Usia ...... .40 ..................................... tahun 5. Agama ..... .islam ......................................... . 6. Pekerjaan : ...... tukang cuci ................................... . 7. Pendidikan .......... -.......................................... . 8. Jumlah Anak : ...... .4 (empat) ................................... orang 9. Pendapatan per bulan : Rp. 300.000 (kurang lebih) .................... . JO. Rata-rata pengeluaran: Rp ... (tidak tentu) ................................. . 11. Status rumah tinggal : rumah sendiri/ kontrak/ ......................... .

C. Pemahaman dan perlalrnan orang tua terhadap hak pendidikan anak I. Sebagian anak anda mengalami putus sekolah. Pernahkah anda

menanyakan keinginan mereka untuk bersekolah kembali (X!! I tidak) 2. Apakah faktor biaya menyebabkan anak anda putus sekolah (YJ!l tidak) 3. Apakah lingkungan sosial anak anda mempengaruhi anak anda untuk tidak

bersekolah lagi (Y<\ I tidak) 4. Apakah anda pernah mengusahakan mencari keringanan SPP atau

beasiswa bagi anak anda (sering I kadang-kadang I tidak pernah) 5. Apakah anak anda pernah mempunyai wali asuh (X!! I tidak) 6. Apakah pihak sekolah pernah memberikan tawaran beasiswa atau

keringanan biaya sekolah (YJ!) tidak) 7. Apakah anda setuju dengan berdirinya pusat belajar di lingkungan tempat

tinggal anda ini (YJ!) tidak) Jika ya, alasannya anak saya bisa be/ajar agar tidak buta hunif. ... Jika tidak, alasannya .................. .

Page 104: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

96

8. Anda mengikutsertakan anak anda dalam kegiatan yang diselenggarakan pusat belajar ini karena (kesadaran sendiri/ nasihat orang lain/ .............. )

9. Apakah anda berusaha untuk menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang tinggi (:Yl! I tidak)

10. Apakah anda menyuruh anak bekerja untuk mencari nafkah (selalu I kadang-kadang I tidak pernah)

11. Apakah anak anda mempunyai kesempatan untuk bermain dengan teman sebayanya (:Yl! I tidak)

12. Apakah anda memberi waktu istirahat yang cukup untuk anak anda (J'.i! I tidak)

13. Apakah anda memberikan pujian kepada anak bila di sekolahnya ia memperoleh nilai clan prestasi yang bagus (selalu I kadang-kadang I tidak pernah)

14. Apakah anak anda pernah tidak masuk sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah) Jika sering/kadang-kadang, apa alasannya ................................. .

15. Apakah anak anda terbiasa menge1jakan PR bersama atau meminjam buku kepada temannya (ya I tidak)

16. Apakah anda memperhatikan jadwal belajar anak di sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah)

17. Apakah anda mendorong anak untuk menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari (sering I kadang-kadang I tidak pernah)

18. Apakah anda bertanya kepada anak mengenai PR yang ditugaskan guru di sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah)

19. Apakah anak anda selalu belajar bersama dengan teman dekatnya (sering I kadang-kadang I tidak pernah)

20. Apakah anda membantu anak dalam mengerjakan PR (sering I kadang­kadang I tidak pernah)

Page 105: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

PANDUAN WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN

ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

Hari I Tanggal W awancara Ke Pewawancara

foforman

L Sudah berapa lama ibu tinggal disini?

97

2. Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini?

Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?

3. Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota?

4. Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah

sudah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?

5. Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini?

6. Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga?

Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?

7. Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah

penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata

yang diperoleh anak per hari?

8. Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu?

9. Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?

10. Mengapa ibu/bapak memilih menyekolabkan anak di Bengkel Kreativitas

Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?

11. Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumab?

12. Apakab anak ibu/bapak pemah mengeluh malas sekolah namun tetap

bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?

13. Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar

tetap belajar meskipun juga barns bekerja?

14. Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak

ibu/bapak?

Page 106: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

98

DATA HASIL WAWANCARA MENGENAIALASAN DAN PERAN

ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara Informan

: Kamis, 02 Agustus 2007

: Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : Ibu Ani (Orang Tua Subjek I)

1. P: "Sudah berapa lama ibu tinggal di sini?" I: "Dari Maria kecil kira-kira tujuh tahun. Bapaknya juga waktu itu masih ada,

sekarang mah Maria udah ga punya bapak."

2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?"

I: "Dulu saya tinggalnya di Karawang. Sekarang juga rumah mah masih ada di kampung, tapi sama kaya disini gubuk juga. Paling pulang setahun sekali. Pindah ke Jakarta soalnya kerja di kampung cape. Tiap hari motongin padi di sawah orang. Cuma enaknya kalau di kampung beras ga perlu beli, bisa dapet 1 kg dari 10 kg beras yang dibersihin. Tapi lama-lama cape, ga kuat karena panas. Kalau disini kan kerjanya agak ringan, ga' terlalu panas juga. penghasilannya juga lumayan"

3. P: "Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? I: "Karena di kampung sepi, kerja juga susah kalau disini kan anak saya bisa

ikut bantu kerja."

4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?

I: "Kalau kakaknya Maria, si Ra'im <lulu pernah sekolah di kampung. Karena ga ada biaya lagi akhirnya saya bawa kesini. Disini sekolahnya di lanjutin ke SD di Pisangan. Sekarang udah kelas enam, itu juga uang sekolahnya dibantu sama kakak-kakaknya. Kemarin aja uang bukunya Rp. 120.000,

baru dibayar Rp. 50.000. Tapi kalau si Maria belum pernah sekolah di sekolah fornial, biar belajar di YNDN aja perempuan ini ga kemana­mana."

5. P: "Apa pekerjaan ibu sesampainya di tempat yang sekarang ini? I: "Saya kerja jadi tukang urut panggilan, biasanya deket-deket sm1 tapi

kadang ada yang dari Kampung Utan, Pesanggrahan.

6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga?

Page 107: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

99

I: "Anak saya yang laki-laki disini semuanya ikut kerja buat nambah-nambah penghasilan, yang sekolah juga ikut kerja sebelum atau pulang sekolah. Kalau Maria dulu pernah cari palm bekas untuk ditimbang, tapi sama saya ga boleh lagi, karena anak perempuan."

7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari?

I: "Jadi pemulung. Biasanya kalau sudah seminggu barang-barangnya dikasih ke bas untuk ditimbang. Seminggu bisa dapet Rp. 50.000

8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Kalau waktunya sekolah, ya saya suruh sekolah."

9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "lbu mah yang penting anak itu ga buta hurufkaya orang tuanya."

10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?

I: "lbu ga kuat nyekolahin anak di sini, biayanya mahal. Biarin belajar di YNDN aja, yang penting bisa baca, nulis dan menghitung."

11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Saya ga punya apa-apa paling buku sama pensil."

12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?"

I: "Ya namanya anak-anak kalau males pasti pernah, tapi tetap saya suruh sekolah."

13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga hams bekerja?

I: "Kalau ada PR atau waktunya belajar, saya suruh belajar. Kalau ada kakak­kakak mahasiswa yang datang mau ngajar, saya suruh anak saya ikut belajar juga. Kaya misalnya sore, biasanya ada ngaji."

14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?

I: "Ya saya merasa kebantu, anak saya jadi bisa ikut belajar biar ga buta huruf Dulu kan Bengkel Kreativitas ini dibangun karena kakak mahasiswa yang namanya Mansur, liat anak saya lagi mulung di dekat kampus UIN. Terns dia main ke sini, ngobrol-ngobrol dengan ibu Yani"

Page 108: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

100

DATA HASIL WA WANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara lnforman

: Kamis, 02 Agustus 2007 : Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : lbu Nentih (Orang Tua Subjek II)

L P: "Sudah berapa lama ibu tinggal di sini?" I: "Dah lama banget kira-kira 12 tahun, dari Otong belum lahir saya sudah

tinggal disini. Tapi melahirkannya di kampung"

2. P: "Apa alasan ibu memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?"

I: "Karena memang saya tidak punya tempat tinggal lagi, cuma disini mmah saya. Ini juga cuma gubuk. Kalau pulang kampung juga biasanya numpang di tempat kakak. Dulu saya tinggal di rnmah kakak saya."

3. P: "Mengapa ibu memilih untuk membawa serta anak-anak ibu ke kota? I: "Karena di kampung ga punya tempat tinggal lagi."

4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?

I: "Belum. Boro-boro sekolah, mikirin untuk makan aja susah. Apalagi biaya sekolah disini mahal"

5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini?" I: "Bapaknya kerja jadi pemulung, itu juga cuma bisa cari kertas-kertas

soalnya matanya sakit katarak jadi agak susah ngeliat."

6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?

I: "Iya. Kalau Iibur belajar di YNDN hari Sabtu dan Minggu, biasanya Otong ikut bapaknya bantu-bantu nyari. Anak saya dua yang Jaki-laki ikut kerja."

7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari?

I: "Sama, pemulung juga. Hasilnya tidak tentu, kadang seminggu barn ditimbang ke bos."

8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Saya surnh sekolah terns. Kalau ada kegiatan-kegiatan belajar, juga ikut

Page 109: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

101

9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "I ya say a dikasih tau sama Bu Y ani, kalau anak-anak itu hams sekolah biar

bisa baca. Walaupun ga ke sekolah formal."

10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Y ayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?

I: "Karena ga ada biaya, apalagi biaya sekolah di sini mahal. Jadi bisa belajar gratis di sini aja udah syukur."

11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di mmah?" I: "Ga punya apa-apa. Buku, pensil aja kadang dikasih."

12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?

I: "Ya saya marahin."

13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga hams bekerja?

I: "Ya saya suka nyumh dia belajar, kalau pagi sekolah di YNDN."

14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?

I: "Alhamdulillah anak saya bisa belajar tanpa dipungut biaya, ya walaupun ga Ice sekolah formal yang penting bisa baca, nulis jadi ga buta humflah."

Page 110: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

102

DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN

ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

Hal'i I Tanggal

Tern pat Pewawancara

Informan

: Kamis, 02 Agustus 2007

: Perkampungan Pemulung

: Nursya Aini Utami : Ibu Mardiah (Orang tua Subjek HI)

I. P: "Sudah berapa lama ibu/bapak tinggal di sini?"

I: "Sudah 6 tahun."

2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini?

Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?" I: "Karena saya tidak punya tempat tinggal lagi, <lulu ada di Karawang gubuk

sepe1ti disini tapi karena kosong lama ditinggal ke Jakaita, akhirnya dijual

sama orang tua saya."

3. P: "Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? I: "Yang masih kecil saya bawa soalnya ga ada yang merawat, tapi yang anak

saya yang besar tinggal di kampung."

4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?

I: "Sebelumnya si Acan belajar di YNDN, terns karena otaknya lumayan

cerdas sama Bu Y ani didaftarin ke SD formal, tapi ga lama dia minta

berhenti, males katanya. Akhirnya balik lagi belajar di YNDN."

5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini?

I: "Kalau bapak jadi pemulung, saya bantu-bantu nyuci di rumah tetangga."

6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?

I: "Iya, Alharndulillah si Acan bisa mantu-mantu (bantu-bantu) orang tua cari

duit untuk tambahan penghasilan. Anak saya yang disini 2 orang yang ikut kerja, si Acan sama kakaknya yang perempuan, tapi yang perempuan

sekarang udah ga mau katanya malu sudah besar."

7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha

menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa

penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari?

I: "Narik gerobak jadi pemulung. Biasanya hasil timbangannya 2 hari dapet Rn ')l()fl{) ti::o.-n1c> r11nr.+r .... .-.rr ,..,+ .. ! ... J...,...,, ....... ....... ~~ ~-1--·- L- L - -

Page 111: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

103

suka pinjem Rp.3000 untuk bekal minum atau jajan di jalan kalau !aper. Sisanya suka dikasih ke saya. Kalau saya penghasilan dari nyuci, sehari itungannya Rp. 10.000 jadi sebulan bisa Rp.300.000."

8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Sekolahnya emang si Acan ini agak susah, kalau pagi suka kesiangan.

Padahal udah dibangunin, sampe diciprat-cipratin pake air. Jadi sekolahnya kadang masuk, kadang enggak."

9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "Kalau kata saya mah, yang penting anak saya itu bisa baca, ga buta huruf

biar nanti tuanya enggak penasaran, enggak nyesel. Jangan sampe kaya orang tuanya bu ta huruf"

10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?

I: "Dulu pernah di sekolahin ke SD formal, tapi si anaknya yang engga mau ngelanjutin. Alasannya diganggu temannya di sekolah. Padahal mah kata Bu Yani si Acan sebenarnya otaknya lumayan, cuma emang anaknya ini susah dibilanginn. Kakaknya juga dulu pernah di sekolahin di SD formal sama mahasiswa, tapi cuma sampe kelas 2 karena ga ada yang ngebiayain lagi."

11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Paling buku tulis sama alat-alat tulis."

12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?"

I: "Uuh sering. Kadang dibangunin juga susah kalau pagi-pagi. Tapi kalau kerja mah rajin. Ya saya kasih tau aja, kadang saya marahin."

13. P: "Lalu bagaimana cam ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga harus beke1ja?

I: "Ya saya sih sering nasehatin ke anak malahan suka saya marahin supaya tetap belajar. Saya sudah kasih tau, kasian sama Bu Yani juga kakak-kakak mahasiswa sudah datang jauh-jauh mau ngajar tanpa dibayar. Sekolah juga gratis. Jadi kamu jangan males-malesan"

14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?

1: "Ya Alhamdulillah ada yang mau menyumbangkan ilmunya, jadi anak-anak juga bisa tetap belajar."

Page 112: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DATA BASIL WAWANCARA MENGENAIALASAN DAN PERAN

ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

Bari I Tanggal Tern pat Pewawancara lnforman

: Kamis, 02 Agustus 2007 : Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : Ibu Endang (Orang tua Subjek IV)

I. P: "Sudah berapa lama ibu/bapak tinggal di sini?" I: "Barn setahun."

104

2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?"

I: "Sebelum disini saya tinggal di Jakarta Selatan, sama kaya disini gubuk juga. Tapi kampung mah ada di Karawang. Saya pindah kesini soalnya bapaknya udah cape kerja di kampung, setiap hari mencetak batu bata. Lagian disana yang kerja udah rame. Kalau disini kan kerjanya agak ringan masih bisa istirahat, penghasilannya juga lumayan."

3. P: "Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? I: "Tadinya anak saya ikut neneknya di kampung, tapi karena disana sendirian,

saya bawa kesini."

4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?

I: "Anak saya sebelumnya pernah sekolah di kampung sampai kelas 4 SD, tapi berhenti. Terns disini ikut belajar sama Bu Yani."

5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini? I: "Kalau bapak jadi pemulung, sedangkan saya paginya jualan ketupat sayur

keliling disekitar pemukiman sini aja."

6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?

I: "Iya, untuk nambah-nambah uang makan !ah. Anak saya disini yang laki­laki yang ikut kerja cari-cari tambahan."

7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha

menambah penghasilan keluarga? Kalau say a boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari?

I: "Jadi pemulung. Ya seminggu kira-kira Rp. 50.000."

8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu?

Page 113: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

105

I: "Sekolahnya Alhamdulillah kemarin Kodir bisa ikut ujian kesetaraan SD, karena pas dikasih pelajaran kels4, kelas 5 dan kelas 6 dia bisa ngerjainnya. Makanya didaftarin ikut ujian sama Bu Yani. Sekrang tinggal nunggu basil. Ga tau ini apa dia bisa ngelanjutin ke SMP atau enggak. Tapi sambil nunggu basil ujian, dia tetap belajar di YNDN."

9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "Pendidikan itu penting untuk anak biar ga bu ta huruf kaya orang tuanya.

Makanya kalau ada biaya mah, nanti adik-adiknya mau saya masukkan ke SD biar ngerasain kaya kakaknya."

10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?

I: "Ya kemarin sudah sempet ke SD, tapi karena ga ada biaya lagi, makanya berhenti sekolah. Jadi pas pindah ke sini, saya titipin aja belajar di sini sama Bu yani"

11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Buku tulis sama alat tulis."

12. P: Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?

I: "Pernah. Tapi saya marahin. Saya nasehatin."

13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga harus bekerja?

I: "Saya tetap ingetin dia untuk sekolah. Kalau misalnya nanti ga lulus ujian kesetaraanjuga saya tetap nyuruh dia belajar di YNDN."

14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?

1: "Sangat bermanfaat sekali, apalagi biaya sekolah-sekolah sekarang mahal. Kalau di sini kan anak-anak bisa belajar tanpa dipungut biaya, yang penting bisa baca dan nulis."

Page 114: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DATA BASIL WAWANCARA MENGENAI BENGKEL

KREATIVlTAS DAN SEJARAH BERDIRINYA

Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara Informan

: Senin, 23 Juli 2007 : Bengkel Kreativitas : Nursya Aini Utami : Ibu Desi Handayani dan Ibu Linda

J. P: "Kapan Bengkel Kreativitas ini terbentuk? Bagaimana latar belakang

terbentuknya?

107

I: "Bengkel Kreativitas ini dibentuk pada tahun 2000. Pada awalnya ada salah seorang mahasiswa UIN namanya Mansur, ia prihatin melihat seorang pemulung kecil yang sedang berdiam diri di pinggir jalan sekitar kampus UIN. Mansur kemudian mendekati anak tersebut dan menanyakan mengapa tidak sekolah dan dimana tempat tinggalnya. Sampai akhirnya anak itu bersedia mengantar Mansur ke tempat tinggalnya dan mengenalkan dengan teman-teman yang senasib dengannya. Kemudian dengan dibantu oleh rekan-rekan mahasiswa lainnya, Mansur mengajak anak-anak tersebut untuk belajar. Anak-anak pun senang menerimanya. Sebelumnya mereka belajar di lapangan terbuka dengan beralaskan tikar karena tidak ada tempat yang mencukupi. Saya sebagai salah seorang warga yang berada di sekitar lingkungan anak-anak pemulung ini tidak tega melihat anak-anak itu belajar di lapangan, kemudian keluarga saya menawarkan halaman rumah kami di pakai tempat belajar walaupun tidak terlalu luas. Setelah berjalan beberapa kali, mahasiswa tidak datang mengajar, sementara anak-anak sudah menunggu dan menanyakan mana kakak-kakaknya, ko' ga dateng-daten?. Beberapa hari kemudian Mansur datang bersama salah seorang anggota LSM YNDN, yaitu mba Evi. Ternyata Mansur telah mencari donatur untuk anak-anak disini. Setelah mba Evi melihat dan turun ke lokasi langsung, kemudian mencari lahan untuk mendirikan sarana belajar bagi anak-anak tersebut. Sampai akhirnya ada pemilik tanah yang bersedia menyewakan tanahnya untuk dibangun sarana belajar, yang sekarang namanya Bengkel Kreativitas."

2. P: "Berapa orang tenaga pengajar tetap yang mengajar di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat? Lalu berapa orang tenaga sukarelanya?

I: "Sebelumnya proses pembelajaran ditangani oleh rekan mahasiswa, seoerti

Page 115: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

108

sendiri-sendiri sehingga berhalangan hadir, maka akhirnya saya yang mengajar. Sesekali ada mahasiswa yang datang membantu, tetapi biasanya tidak lama. Saya juga tidak berani mencari .b'Um yang mau mengajar anak­anak di sini, karena memang disini tidak digaji. Jadi, kalau ada yang sukarela mau mengajar, ya silahkan. Sejauh ini, saya dibantu adik saya Linda yang mengajar tetap disini. Ya mau bagaimana lagi, karena memang

tidak ada gum khusus". 3. P: "Berapa orang siswa yang belajar di Bengkel Kreativitas ini? Apakah

ada tingkatan-tingkatan kelasnya? Bagaimana proses pembelajarannya? I : "Siswa kurang lebih 30 orang. Tapi sebagian ada yang berhenti, malas

sekolah, dan ada juga yang masuk ke sekolah fonnal. Tingkatan kelas terdiri dari kelas 1, kelas 3 dan kelas 4. Mereka belajar dibagi dua kelompok, kelompok pertama itu siswanya sekitar usia TK atau SD kelas I, sedangkan kelompok dua terdiri dari siswa kelas 3 dan kelas 4. Mereka belajarnya ya bareng-bareng, paling disesuaikan dengan kemampuan anak. Misalnya untuk Matematika, siswa kelompok satu yang sudah bisa hitung­hitungan diberi soal yang angkanya puluhan. Sedangkan kelompok dua mengikuti materi di buku paket, hanya sering diulang-ulang, kadang bisa sampai 3 minggu dipelajari. Karena apa yang sudah diajarkan gum, biasanya keesokannya lupa. Mereka juga ga mau bemsaha, bisanya nanya mulu. Apa yang sudah ditanya temannya, ditanya lagi, karena siswa tidak memperhatikan".

4. P: "Kegiatan pembelajaran apa saja yang dilakukan di Bengkel Kreativitas? I: "Sama seperti di sekolah formal, hanya saja mereka lebih ditekankan pada

CALISTUNG karena kemampuan mereka tidak bisa disamakan dengan anak yang bersekolah di sekolah formal.

5. P: "Persiapan apa yang dilakukan sebelum diadakannya proses pembelajaran Matematika? Apakah ada rancangan kegiatan tertentu?"

I: ''Biasanya kita melihat sudah sejauh mana pemahaman siswa, kemudian merencanakan materi yang selanjutnya akan disampaikan seperti apa. Karena lebih sering mengulang-ulang pelajaran, jadi ga ada rancangan kegiatan khusus. ".

6. P: "Bagaimana kondisi siswa dalam menangkap pelajaran Matematika di kelas? kesulitan terbesar apa yang sering ditemui pada siswa saat proses pembelajaran Matematika?"

I: "Ya gitu, mereka sering ga 'mudeng' kalau diajar. Makanya banyak nanya dari pada mikir sendiri. Kesulitan terbesar mereka, biasanya kurang percaya diri dan malas mikir".

7. P: "Kurikulum apa yang digunakan pada pelajaran Matematika? Bagaimana

Page 116: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

pembelajaran yang khusus digunakan saat proses pembelajaran

Matematika?"

109

I: "Kami tida punya kurikulum atau silabus khusus dalam mengajar, yayasan juga tidak membatasi. Kami hanya meng!:,>unakan buku bekas anak-anak SD, itupun yang kami berikan tidak sama persis seperti yang ada dibuk'U, karena tingkat pemahaman mereka tidak bisa disamakan dengan anak-anak di sekolah formal. Saya sih tertarik ingin mencoba mengajar seperti

homeschooling gitu, tapi tentu itu butuh persiapan yang ga sedikit. Karena itu, saya lebih sering memberikan latihan soal setelah sebelumnya diberikan penjelasan terlebih dahulu. Kami jarang menggunakan media,

hanya menulis di papan tulis saja.

8. P: "Bagaimana istem evaluasi yang dipakai guna melihat perkembangan hasil belajar siswa? Lalu bagaimana hasilnya?

I: Evaluasi biasanya selain latihan soal juga diadakan ulangan harian, ulangan semesteran dan ujian penyetaraan bagi siswa yang sudah menguasai materi SD."

9. P: "Apakah siswa disini mendapatkan raport seperti di sekolah formal? dan apakah siswa juga mendapatkan ijazah?"

I: "Ya mereka mendapatkan raport atas hasil kerja sama dengan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar). Mereka juga memperoleh ijazah melalui ujian penyeteraan. Jadi, bagi siswa yang mempunyai keinginan dan kemampuan

dalam menge1jakan soal-soal pada semua tingktan SD, akan diikutsertakan

dalam ujian penyetaraan paket A. Jika lulus, siswa kemudian dapat melanjutkan sekolah pada paket B".

I 0. P: "Bagaimana hasil ujian penyetaraan Matematika siswa yang telah mengikuti ujian penyetaraan tersebut?"

I: "Hasilnya lumayan bagus, hanya saja ijazahnya lambat dibagikan. Sehingga siswa juga terhambat untuk melanjutkan sekolah".

Page 117: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

111

DATA BASIL WAWANCARA M.ENGENAI SISTEM PEMBIAYAAN

BENGKEL KREATIVITAS YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA

Hari I Tanggal

Tern pat Pewawancara Informan

: Selasa, 31 Juli 2007 : Kantor Y ayasan Nanda Dian Nusantara Cipayung

: Nursya Aini Utami : Helmina Lubis

I. P: "Apakah ada dana khusus yang rutin dikeluarkan untuk kebutuhan Bengkel

Kreativitas?" I : "Tidak ada, paling kita rutin membayar sewa tanah per tahun. Kalaupun ada

pengeluaran yang berkaitan dengan proses pembelajaran, biasanya pada tahun ajaran barn atau pelaksanaan acara-acara tertentu seperti karya wisata, pesantren kilat, dan lain-lain"

2. P: "Dari mana dana yang diperoleh guna membantu lancarnya pembelajaran di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara?"

I: "Biasanya kita peroleh dari perusahaan-perusahaan, dari sumbangan­sumbangan para sukarelawa, dana pribadi atau atas kerjasama dengan

suatu lembaga."

3. P: "Apakah yayasan ini mendapat subsidi dari pemerintah? Jika ya, apa bentuk subsidi tersebut?"

I: "Ya, paling dari Departemen Sosial berupa uang, tapi tidak besar. Seperti contohnya kemarin ketika Depsos mempunyai program Hari Anak Nasional, YNDN membuat Trauma Center bagi anak korban lumpur Lapindo sekaligus memperingati Hari Anak Nasional, tapi dana yang turun dari Depsos tidak langsung atau bisa dibilang lama, malahan diangsur."

4. P: "Apakah guru yang mengajar di yayasan ini mendapat gaji?" I: "Tidak. Jadi kita hanya mewadahi dan menjembatani jalannya proses

pembelajaran. Setelah itu kami percayakan pada warga setempat untuk mengelola Bengkel Kreativitas tersebut. Namun kita masih ada ikatan kerjasama. Koordinator lokasi bebas melakukan kerja sama dengan siapapun."

5. P: "Bagaimana sistem pengelolaan keuangan di yayasan ini?" I: "Keuangan sampai sekarang masih ditangani oleh mba Ira Lubis. Kita

biasanya turun tangan sendiri untuk memperoleh dana. Setiap dana yang kita keluarkan untuk suatu kebutuhan yayasan, kita tulis dalam bentuk

Page 118: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAl KEGlA TAN

BELAJAR MENGAJAR (KBM)

Petunjuk Pengisian:

1 =Kurang 2 = Cukup 3 =Baik

112

No. Variabel Checklist ( v')

1 2 3

? Do'a& Salam ./

1 Kegiatan awal ? Absen ./

? Apersepsi ./

? Penyampaian informasi dengan ./

lisan

? Penyampaian informasi dengan ./

Kegiatan inti tulisan

dalam ? Penggunaan alat peraga ./ 2

pembelajaran ? Pemberian contoh soal dan latihan ./

matematika ? Pendampingan siswa yang

berkesulitan belajar ./

? Pengamatan terhadap peke1jaan ./

s1swa

> Ceramah ./

Metodeyang > Tanya jawab ./

3 digunakan ? Eksposito1i ./

> Diskusi ./

> Latihan Soal ./

4 > Papan tulis ./

Media yang > Spidol ./

digunakan ? Dan lain-lain; (table pengenala

angka, perkalian) ./

> Memperhatikan dan Mendengarkan ./

6 S ikap siswa saat ? Menjawab pertanyaan tutor ./ belajar ? Mandiri dalam mengerjakan soal ./

? Aktif bertanya ./

? Pemberian PR ./

Kegiatan > Pemberian umpan batik ./

5 > Pemberian soal lisan lalu pulang ./ penutup

> Permainan ./ \;. R~rrlr..' ~ /

Page 119: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN

KONSEP PADA SISWA

Hari/Tanggal Waktn Objek Yang Diamati Pengamat I Observer

: 06 Agustus 2007 : 08.00 - 09.30 : Subjek I : Nursya Aini Utami

113

Aspek Keterangan

No l 2 3

Pemahaman Terhadap Nilai Bilangan dan Nilai Tempat

> Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ./ ratusan, puluhan dan satuan)

'};- Menentukan nilai tempat sampai tingkat 1ibuan ./ L

Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan ./ '};-

> Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada ./ soal vang diberikan.

> Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar ./ pada soal yang diberikan.

Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dua Bilangan '};- Mengurutkan bilangan dari yang terkecil sampai ./

bilangan terbesar

> Mengurutkan bilangan dari yang terbesar sampai ./

2. bilangan terkecil

> Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "k.'Urang ./ dari" dengan benar pada soal yang diberikan.

> Menuliskan simbol "<", ">'', dan "=" dengan benar ./

> Menggunakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua buah ./ bilangan dengan benar.

Keterangan 1 =Kurang 2=Cukup 3 =Baik

No Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian Keteran an

! 2 3 I ~ Mengerjakan soal secara individu ./

2 > Bertanya pada tutor saat menge~jakan soal ./

3 > Melihat jawaban teman saat mengerjakan soal ./

4 > Mengisi semua soal yang diberikan ./

5 > Meniawab semua soal dengan benar ./

Page 120: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN

KONSEP PADA SISWA

Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengamat I Obse1-ver

: 06 Agustus 2007 : 08.00 - 09.30 : Subjek II : Nursya Aini Utami

114

Aspek Keterangan

No 1 2 3

Pemahaman Terhadap Nilai Bilangan clan Nilai Tempat

> Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ./ ratusan, puluhan dan satuan)

> Menentukan nilai tempat sampai tingkat ribuan ./ l. ./ > Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan

> Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada ./ soal yang diberikan.

y Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar ./ oada soal yang diberikan.

Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dua Bilangan

> Mengurutkan bilangan dari yang terkecil sampai ./ bilangan terbesar ,, Mengurutkan bilangan dari yang terbesar sampai r ./

2. bilangan terkecil y Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "kurang ./

dari" dengan benar pada soal yang diberikan.

>- Menuliskan simbol "<", ">", dan "=" dengan benar ./

> Menggunakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua buah ./ bilangan dengan benar.

Keterangan 1 =Kurang 2=Cukup 3 =Baik

No Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian Keterangan

l 2 3 I > Mengerjakan soal secara individu ./

2 y Bertanya pada tutor saat mengerjakan soal ./

3 > Melihat jawaban teman saat mengeriakan soal ./

4 > Mengisi semua soal yang diberikan ./

5 y Menjawab semua soal dengan benar ./

Page 121: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

HA.BIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN

KONSEP PADA SISWA

Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengarnat I Observer

: 06 Agustus 2007 : 08.00- 09.30 : Subjek III : Nursya Aini Utami

115

Aspek Keternngan

No I 2 3

Pernaharnan Terhadap Nilai Bilangan dan Nilai Ternpat

> Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ,/

ratusan, puluhan dan satuan)

> Menentukan nilai tempat sampai tingkat ribuan ,/

1. Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan ,/ >

> Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada ,/

soal vang diberikan.

> Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar ,/

oada soal vang diberikan. Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dna Bilangan

> Men!,>urutkan bilangan dari yang terkecil sampai ,/

bilangan terbesar y Mengnrutkan bilangan dari yang terbesar sampai ,/

2. bilangan terkecil

> Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "knrang ,/ dari" dengan benar pada soal yang diberikan.

> Menuliskan simbol "<'', ">", dan "=" dengan benar ,/

> Menggnnakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua bnah ,/ bilangan dengan benar.

Keterangan 1 = Knrnng 2 = Cnkup 3 =Baik

No Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian Keteran an 1 2 3

1 > Mengerjakan soal secara individu ,/

2 > Be11anya pada tutor saat mengerjakan soal ,/

3 > Melihat iawaban teman saat mengerjakan soal ,/

4 > Mengisi semua soal yang diberikan ,/

5 > Meniawab semua soal demran benar ,/

Keterangan l = Tidak Pernah 2 = Kadang-kadang 3 =Sering

Page 122: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

I

117

PANDUAN PENGAMAT AN/OBSERVASI MEN GEN AI SARAN A DAN

PRASARANA BENGKEL KREATIVlTAS

Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengamat I Observer

Petunjuk Pengisian:

1 = Kurang memadai

2 = Cukup memadai

3 =Memadai

: Jum' at, 27 Juli 2007 : 10.00- 11.30 : Bengkel Kreativitas : Nursya Aini Utami

No. Sarana dan Prasarana Keterangan

Ruang Belajar

> Ukuran ruangan 9m x 5m x 4m

> Banyaknya ruangan 1

> Bahan bangunan Dinding permanen

1. > Bahan Lantai Semen berlapis karpet

plastik

> Ventilasi udara Jendela kawat

> Pintu 2 buah

> Sekatan Tidak ada

> Pencahayaan Terang

2 Peralatan dan Perlengkapan

> Meja belajar siswa 20 buah

> Bangku siswa Tidak ada (lesehan)

>Meja guru 2 buah

> Bangku guru 3 buah

> Lemari buku I buah

> Papan tulis 2 buah

> Karton Pengenalan angka 3 buah

> Tabel perkalian l buah

> Drawing shapes 2 buah

> Pohon nama siswa l buah

> Spidol mencukupi

Kualifikasi

I 2 3

,/

,/

Page 123: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

118

? Jam dinding 1 buah

? Kipas angin 1 buah

? Timbangan berat badan 2 buah

? Mesin jahit 2 buah

Perpustakaan ? Ukuran ruangan 4m x 3m x 2,5 m ? Ventilasi Jendela kaca ? Pencahayaan terang

? Rakbuku 26 rak kecil

? Buku Matematika 56 buku ? Buku Bhs.Indonesia 55 buku ? Buku PPKN 32 buku

3 ? Buku IPS 23 buku ? BukuPAI 22 buku ? BukuKTK 21 buku ./ ? BukuIPA 17 buku

? Buku Bh.Inggris 15 buku

? Buku Pendidikan Jasmani 9buku ? Majalah anak 213 buku ? Buku Sastra 157 buku ? Novel Anak 57 buku ? Komik 37 buku ? Majalah islam 28 buku ? Buku Dongeng 21 buku ? Buku Budidaya Tanaman 9 buku ? Novel islami 6 buku Musholla ? Ukuran 4mx 3m 2,5m ? Ventilasi Jendela kaca ? Pintu 2 buah ? Pencahayaan Terang

4 ? Tempat wudlu 5 buah ./

? Mukena 5 buah ? Sajadah 10 buah ? Al-qur'an 5 buah ? Kaligrafi 2 buah ? Jam dinding I buah

Page 124: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

119

PANDUAN PEN GAMA TAN/OBSERV ASI MENGENAI LING KUN GAN

llari/Tanggal Waktu

: 03 Agustus 2007 :10.00-11.30

Objek Yang Diarnati Pengarnat I Observer

: Lingkungan Pemukiman : Nursya Aini Utami

No. Aspek Keterangan

Koudisi Tanah

1. ;.. Status tanah Sewa

;.. Luas tanah Kurang memadai

Kondisi Ternpat Tinggal

> Bahan bangunan rumah Triplek

> Kapasitas rumah Kurang memadai

> Ventilasi Kurang memadai

> Bahan atap rumah Seng

2 > Bahan ubin Papan

> Banyaknya kamar Terbatas

> Kamar mandi Tersedia untuk umum

> Dapur Kurang terawat

Y Keadaan air Ku rang

> Tempat pembuangan sampah Tersedia

Y Parit I Saluran air Kurang terawat

Page 125: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

121

CATATAN LAPANGAN (CL)

Hari I Tanggal: Senin, 06 Agustus 2007 CL. No.1 Waktu : 08.00- 09.30

Sebelumnya peneliti telah mengamati batasan materi yang sudah diajarkan oleh tutor, sehingga hari ini atas saran tutor yang bersangkutan peneliti mengulang materi tersebut. Peneliti meminta siswa menyebutkan macam-macam nilai tempat pada bilangan dari yang paling terkecil sampai pada ribuan. Kemudian tutor mengetes kemampuan siswa melalui latihan soal, dari bilangan yang tidak mengandung angka no! sampai bilangan yang mengandung angka no!. Subjek I dapat membaca bilangan ribuan, tetapi kurang lancar khususnya pada bilangan yang mengandung angka no!. Subjek II, III dan IV dapat membaca bilangan dengan baik dan benar.

Hari/Tanggal : Rabu, 08 Agustus 2007 CL. No.2 Waktu : 08.00- 09.00

Peneliti mengamati tutor dan mengawasi siswa dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh tutor mengenai menuliskan bilangan secara panjang. Tanggapan Umumnya hanya dengan sekali penjelasan dan melihat contoh, siswa dapat mengerjakan soal dengan cepat dan tidak banyak bertanya.

Hari/Tanggal : Senin, 13 Agustus 2007 CL. No.3 Waktu : 09.00- 10.00 Peneliti memberikan soal tertulis mengenai penulisan lambang bilangan dan nama

bilangan sampai bilangan ribuan. Sebelumnya tutor mengulang materi agar siswa

mengingatnya dan mampu mengerjakan soal tanpa banyak bertanya. Tetapi tetap

saja beberapa siswa masih sering bertanya. Sebab mereka bertanya beraneka

ragam, ada yang karena tidak menge1ii sama sekali, ada yang malas berpikir, ada

yang mengerti tetapi dibingungkan oleh beberapa soal, se1ia ada pula yang sudah

mengerti dan bisa mengerjakannya tetapi masih sering bertanya pada tutor untuk

meyakinkanjawabannya benar atau salah.

Tanggapan

Dalam menuliskan lambang bilangan, subjek I tidak bisa membaca bilangan yang

mengandung angka no! karena belum memahami konsep mengenai nilai tempat.

Namun pada bilangan yang sudah umum seperti 10, 100, 1000 atau 2007 ia dapat

Page 126: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

122

subjek melakukan tiga kali perbaikan pada lembar jawabannya. Pada kesalahan

pertama sebenarnya tanpa disadari subjek dapat membaca bilangan tersebut,

hanya saja dituliskan dalam bentuk angka. Pada kesalahan kedua, ia menuliskan

kalimat angka itu satu per satu. Sebelum perbaikan ketiga kalinya, ia menyerah

dan tidak mau memperbaikinya lagi. Selanjutnya tutor mengambil langkah

pemberian soal secara lisan, siapa bisa dan cepat dalam menuliskan di papan tulis

dengan benar maka ia boleh pulang. Dengan cara ini, subjek mampu

menuliskannya dengan benar di papan tulis dan ia pun semangat untuk

memperbaiki kembali lembar jawabannya. Namun setelah diperbaiki masih

terdapat kesalahan, yaitu membaca angka 1 dalam bilangan ribuan dengan "satu

ribu" dan dalam bilangan ratusan "satu ratus" sehingga dalam penulisan pun

salah.

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Agustus 2007 CL. No.4 Waktu : 09.00- 10.00

Hari ini tutor membahas mengenai nilai tempat dan nilai bilangan. Peneliti mengamati tutor dalam menyampaikan penjelasan materi. Siswa sering tidak memperhatikan pertanyaan yang diajukan oleh temannya kepada tutor saat mengerjakan soal latihan, sehingga tidak jarang ada beberapa siswa yang masih bertanya walaupun sudah dijelaskan oleh tutor berkali-kali. Tanggapan

Dapat disebabkan fokus siswa beralih karena tidak ada pembatas antar kelompok, sehingga mudah jalan-jalan dan memperhatikan siswa lain.

Hari/Tanggal : Senin, 20 Agustus 2007 CL. No.5 Waktu : 09.00-10.00

Peneliti mencoba memberikan soal ulangan mengenai nilai tempat dan nilai bilangan, namun sebelumnya peneliti membahas kembali dan memberikan

contoh soal. Umumnya siswa dapat menentukan nilai tempat dan nilai bilangan pada sebuah bilangan ribuan, hanya saja terkadang tidak dapat membedakan mana yang disebut nilai tempat dan mana yang disebut nilai bilangan.

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Agnstns 2007 CL. No.6 Waktu : 09.00- 10.00

Peneliti masih mengulang materi mengenai nilai tempat dan nilai bilangan karena masih terdapat siswa yang belum paham. Baru saja diberikan ulangan

mereka sudah lupa dan masih keliru membedakan nilai tempat dan nilai bilangan. ~----1-- __ 1 1 1

Page 127: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

123

yang mana? Tetapi kali ini, dapat dikatakan siswa telah cukup paham. Hal ini diketahui karena ketika menjawab soal lisan hampir semua siswa bisa.

Hari I Tanggal : Senin, 27 Agustus 2007 CL. No.7 Waktu : 09.30- 10.30

Hari ini peneliti memberikan materi mengenai perbandingan antara dua bilangan ribuan. Suasana kelas menjadi sangat ramai karena hampir semua siswa mengeluh tidak mengerti. Siswa lebih dapat memahami dengan menggunakan tanda "<", ">" dan "=" dibandingkan penggunaan kalimat "lebih besar dari" atau "kurang dari". Tanggapan Penggunaan tanda dirasa lebih mudah bagi mereka, karena mereka dapat lebih bebas berekspresi dengan simbol tersebut. Ada seorang siswa yang mengatakan tanda "<" dan ">" dengan istilah mulut buaya.

Hari I Tanggal : Rabu, 29 Agustus 2007 CL.No.8 Waktu : 09.00- 10.00

Setelah sebelumnya membandingkan bilangan, kali ini siswa diberi penjelasan mengenai mengurutkan bilangan dengan memperhatikan pola dari urutan bilangan tersebut. Tanggapan

Pemberian materi ini akhirnya ditunda, karena kemampuan s1swa dalam membedakan bilangan masih kurang.

Hari I Tanggal : Senin, 03 September 2007 CL. No.9 Waktu : 09.00-10.00

Hari ini tutor memberikan ulangan harian mengenai membandingkan bilangan dengan penjelasan materi terlebih dahulu. Tanggapan

Ternyata siswa yang sebagian besar telah mengerti pada penjelasan sebelumnya, kali ini lupa dan banyak bertanya.

Hari I Tanggal : Rabu, 05 September 2007 Waktu : 09.00-10.00

Hari ini tutor memberikan materi mengenai mengurutkan dan membandingkan bilangan dengan permainan menggunakan kartu bilangan, karena

pada ulangan sebelumnya siswa banyak melakukan kekeliruan. Langkah pertama siswa diminta mengurutkan kartu tersebut dari yang paling terkecil Setelah itu siswa menempelkan kartu tersebut di papan tulis sesuai urutan. Lalu siswa diminta membuat I 0 kalimat perbandingan diantara dua bilangan tersebut. Tanggapan Dengan permainan ini, siswa dapat menemukan sendiri konsep

Page 128: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

,, n (_~· j ;'(,/ !.~·~ !/ .I }f·yj-.··\ .. '7''{

IV(Empat)

lambang bilangun berikul ini!

I (1

l 1 = ,,·c.•/,-"t u ce apan .. ,c,_· ...... c:../··

·ibu delapan ratus tiga puluh = 0 .. f.,' ,-;f-........'- .. -·' ·') /,

ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh= .]>().t/:.</·

it ribu sembilan ratus sembilan puluh lima = .ftif!J.5' ribu em pat ratus = f; y{(l(. ..

i ribu lima puluh = (c(;.~(!. .. ,1 "

l ribu seratus tujuh = (:c I Cj'"'

ian ribu sembilan ratus dua puluh tujuh = 8:J ():''f. >ilan ribu empat ratus lima pulus satu = f/fi· 'S·I ... >ilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan= ~: ,9:.j' ~ama bilangan berikut ini'

= .5.0,tljbc(···<:;.w:(lzl ............................ .. = r 0 (':7 - I 1 C; fl C( (4~ 1 ,, {I ""' '{_, ,., .,. n,, ... ·J 0. ~·"'- .. ,:Y.l\l.10r.i ............... · .. .

= I I n · ! ·t· ;.<'/Jr:)lo ""''" .q.,.,, "'1 .. •. ~l.·v~ .. , ............................ . J._ c. ' if) •iL l~ (( L nil Lu c;

= .r.-"\fC1 .. fl::t·bl:f .. >io.·!. V. .. (.i;-... t':-,. ,.:\/_ ·<J ....

= QJ\fP.Lt·:L .. .'~j .0. w ... 1.;. f.\\c\ r. u.W .. ) .. ,e..r.1l;tz it1 p ll \LILI

. ·Laj r ~ . ,L .

.-, I)

,.

Nama = .oto.r:CJ ... Ke las : IV (Empat)

Tulis/ah lambang bilangan berikut ini!

1) Seribu dclapan = .. j.00~ 2) Dua ribu delapan ratus tiga puluh = l.S.¥? 3) Tiga ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh= J. .~ .1.1 4) Empat ribu sembilan ratus sembilan puluh lima = ~.9.9.S: 5) Lima ribu empat ratus = .. S:(\C'o.

6) Enam ribu lima puluh = . ?.\ P.5.0 ~-?fTujuh ribu seratus tujuh = .7§!_)

8) Delapan ribu sembilan ratus dua puluh tujuh = .8.9. -~' 9) Sembilan ribu empat ratus lima pulus satu ,,,; .J? .. l:f.Sl

10) Sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan ~.995

Tulis/ah nama bilangan berikut ini!

!) 1.001 = .?:~.t.~.b.~ ... :.'3.a.+.() ....................... .. 2) 1.100 = ... 5.e.r. .. ;.b.U .. 5.e'~tV.>. .................... . 3) 2.001 = .AVO:t.'..0..V. ... :t.~_'.VI:\. ...................... .

. :) :·:oo: ... +~%!·;·~·~·\!.VJP0:.~ .. -:.:: .. :..Q~· ·I( ) . 67 ... e ............ R.~W.J.1.n-i~ ... et.-±v.S.et1 ..... Pfi

-ij·

Page 129: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

)

N<Jm<l: .\""-~D\.;-.\J'h .M;t .c,; ....

Kel<Js: IV CEmp<Jt)

Kerj<1kqn so<Jl-so<JI qib<1w<1h ini qeng<in ben<J:·I

I. Nilai bilangan 1 pada bilangan 2.431 adalah .. \ ...

2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .?.aoo

3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah 2ao

4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah :i=0 5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah """"·

6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah?.-nc:

7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah :s.--;,.

8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah :-:r-: ..

9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah':'.·:<::><'

10. Nilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah .. c: ..

11. Nilai tempat angka I pada bilangan 1.394 adalah f.\\i,...o. vi

12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adalah""'-.\v. s., ,.

13. Nilai tempat angka 2 pada bilarigan 2.680 adalah '\J,\uc, o. ·

14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah i-.. :,>: .. <:;.

15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .'fa,) . .,,~'"".

16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .Tc-,\\•"\•

17. Nilai terhpat angka 5 pada bilangan 5000 adalah .r....,:. ~o<.·n r.

18. Nilai terhpat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah .\'.·''~"'" '" 19. Nilai tempat angka 4 pada bilarigan 3. 149 adalah \~~'''·'' "-•c«r,

20. Nilai tempat angka 9 pada bilarigan 9.200 adaiah 0::',) .. \,;c"'''

\\\\I

N<1111i1: A\\'\ .....

Kel<is: IV CEmp<JO

Kerj<ikqn so<1l-sb<1l .. c:libow<1h ini qen:j<iri beh<1r!

Nilai bilangan 1 pada bi!angan 2.431 adalah .. J. .. 2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah J.oc,'O

3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah 3C0

4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah ckv;-c,

5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah .S:o.

6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah . G::cc,

7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah :;zoco

8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.3 84 adalahcJ.c:-, ..

9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah'.::<, . .-

10. Nilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah {.J.' ..

11. Nilai tern pat angka 1 pada bilangan 1.394 adalah [I R.<Jo."

12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.01~ adalah<r.o.'ttJ&•-"'

13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah f.r.bonn

14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah r"'\'US:H\

15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah f,(;loriC\\'

16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .Sr>.\ -.\::,, 1

17. Nilai tempat angka 5 pada bilangan 5000 adalah Llbuc\n

18. Nilai tempat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah .Cibc'"''

19. Nilai tempat angka 4 pada bilangan 3.149 adalah .l:'uJ.vl·1C\11

20. Nilai tempat angka 9 padq bilang:m 9.200 adalah \.J.\;){J\11

Page 130: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

N~mq: ... : .. o+.01;.C) ............... .

Ke1'1s: IV (Emp21t)

Kerj21k4n So<il-5oal dib21w21h ini deng'ln ben21r!

1. Nilai bilangan 1 pada bilang8n 2.431 adalah .. \ ...

2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .1.o;;o

3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah .)£1~.

4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah .),[t:J:i

5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah S.O..

6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah h(<h

7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah-:;. OG<:

8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah ;q,i;; ..

9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah :'.)a<:o

ftNilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah i.;)..

11. Nilai tempat angka 1 pada bilangan 1.394 adalah ;.1uvon

12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adalah ro<l.lJ .· · :•

13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah .:: ; ]:iv",·

14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah q;i.-\-.:J '"' ,.

15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .p.:.: 1/'or

16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .';';«,tval'

17. Nilai tempat angka 5 pada bilangan 5(100 adaiah r.:.f>vv.r.

18. Nilai tempat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah f.i·l?Lr~/'

19. Nilai tempat angka 4 pada bi!angan 3.149 adalah pi-ju~ C• /'

20. Niiai tempat angka 9 pada bilangan 9.200 adalah R·;·}Jl!CV' \CfJ /

I - -· -.- -· -. ·. . - - ' N· 1\1 '{'I !.' I I "m21: + ·" . ·~,c(.,.................. l

· Kel21s : IV CEmp21tJ j

Kerjok<ln sool-so21I dibaw;ih ini qeng'ln ben21r!

1. Nilai bilangan 1 pada bilangan 2.431 adalah ... / ...

2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .::!-r:;QO

3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah 3:v 4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalruH·C·(:·

5 .. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah .. : .. IQ·· 6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah .. ~·: .'

7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah c,.> 8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah ... , ..

9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah .: ... .

10. Nilai bilangan 0 pada bHangan 1.082 adalah "~;-;.

11. Nilai tempat angka I pada bilangan 1.394 adalah Q .,:. 1) ·:

12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adaiah ~:.,:'. i ' · ~ l,.Y ·.: ,....,.

13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah .... : .. / ,;

14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah /~:; .;-~'.( , .

15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .: : .. '

16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah Sc.de.\ 17. Nilai tempat angku 5 pada bilangan 5000 adalah .:~.: h c r

~ ' '

18. Nilai tempat angka 6 pada bilarigan 6.103 adalah ... r:..:. 1.r I ., '! - ' . 19. Nilai tempat angka 4 pada bilangan 3.149 adalah ·~Uiu: ;ri f 20. Nila; tempat angka 9 pada bilangan 9.200 adalah .L,,; '·.-Ci/)~

Page 131: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

\ ;~·\

KE las: IV

dK<itit<: dibawah ini dengan t<:alitnat ·r::urang dari' atau ')ebih I. Isilah titit<:-titit<: dibawah ini dengan Kalitnat 'Kurang dari' atau ·1e1

tUK tnetnbandingKan bilangan di ball.lah inia rla;; 1intuK1netnbanding1<:an bilangan di ball.lah ini!! ) \,,c,J1····-'" · • .. >: •. '1987 1 1349 "'b;h 1 ·eci1clar1' 1987 •••••• ~ •• ·.~i·•""I./•.· ~··. • /,, . ...... ,\.I;.. •••••••• If-••••••••••••

} 1,,.e. .............. \ .. -.:: .. 3.620 2: 3.450 .. \..~.\<\n.b~<;o,1:..ioS:;.3.520 / . - .

3 1 . .,-,\,,: .... :-,,,, •• -,\ .. :11A.259 3. 4.273. !-~.l?.lh .. l;J.<?.WS:cio.7J4.259

2 .v;; ... :.;.·.1 .... ::.-: ........ 1.983 4. J.982 .. V.v.f.\.\D~.<:\.Q-ri ........ 1.983

7 .. 1,~: . .>.c.•.,.'; ...... ; .... 1.383 __..s-:·1.437 .. k\i.CO..\-:\CX:\O\.l ..... 1.383

6 ' : '·. , ... C'• ,·.\ . ' ' ' 3 453 . ') 866 I " '•c-C)\lC) \"p\• 3 453 • .,.. '• .. -. • • ··~ • • ·-· • • • • • • -. • • • J. - • • .\(..~ .... i:v • ••••••• s:::lv~ \. . : . •

I \..t.~ .... , ........ :: .... \:,.;3.819 J,· 3.321.\..i::P.i.1::\:<~5'9\\0;\t!..3.819 Ju ..•. \,,.,_:.,";,:,;,~::. 2.810 ,. s. 2.910 .. t;-~~\h~t?.\Of:dl\,i .. ·2.s10

) .. \..'.'..' ................... 5.550 9. 5.505 .. l.L\J.l.G\.\lC\.d.ct.C'/ .. 5.550

J .. '.-.. ... : .. .......... : .... 5.420 LO. 5.410 .. \<.\J. f9'0::J .. <:\~ ~} .. 5.420

tiK·titit<: dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tandi " n. Isilah titiJ-(·titiK dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tandi ""'

; ....... --~"-.......... 1..832 • ----1 66- > 1 832 /A·. . ) ........................ ..

; ....................... 2.113 .,2: 2.438 ........ ,,;::;.. ............ 2.113

6 ........ :-............. 3.866 3. 3. 866 ........ :;:;.., .......... 3.866

: .......... : ........... 4.531 4 .. 3.448 ........ >: ........... 4.531 _.,-·

i ...................... 2.008 5. 2.003 ........ < ........... 2.008

........ :: ............ 4.901 ~6.· 4.501 ....... . :>. ............ 4.901

'. ..... • :.~ ...... ........ 6.322

:_ ...................... 8.215

' ........................ 9.817 bf; ------

7. 6.232 ........ ->. ............. 6.322

8. 8.108 ....... <'.. ............ 8.215

9. 9.817 ......... ::;-.............. 9.817 Go --

............ -. .......... 9.310 10. 9.444 ........ 7. ............ 9.310

Page 132: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

aitiK dibawah ini dengan Kalirnat 'Kurang dari' atau 'leBih 1<: rnernbandingKan bilangan di baWah ini!!

:-·~biP,,·KfoC-i 1ft;1r:; 1.987 µE?bi-'-'h?-S;.rd.'lf.;3.620 ·

' ' {_'\I ,· ') ·. _,_-G.&it".t;< e i .ao., .. .4.-59 ~ f' b~.hkfSO.i:-d;IrL983

' ....(i'b;.h .\>'.€G ;.~c\Gl-ri·.1.383 L...l?io-ih.l:e5ar:d:J.r..i. 3.453 [email protected]<>.K-C?C; l8':u:;. 3 .819 ~.<f.b?ih.t&~r.dc:1t:;. 2.810 ;.,e J:>.ib.i<:«; )£\.(1;-:;. 5 .5so

' -~.biht...Dr.~rrt>,.. 5.420 V\:: :)0\ ,... . I I

\-·dtiK dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tand< ",

.......... 7.. ......... 1..832

.......... £ .......... 2.113 ..••.••••• ':;:? ......... 3.866

......... ·"?·· ....... 4.531

......... .L ......... 2.008

.......... 7 ........ 4.901 .•.••••••.• .£..,_ ••••••••• 6.322

........... 7 ....... 8.215 3,0 -............ <,:;.-........ 9.817

............. ..,{ ...... 9.310

i ~ \ J

KE las: W

I. Isitah titiK-titiK dibawah ini dengan Kalirnat 'Kurang dari' atau 'tebi\-i dari' untUK rnernbandingKan bilangan di bawah ini!! l. 2.349 ..... ·\!; e;?\r: ....... 1.987

,.A:: 3.450 ...... ·O-ct:;,d:' ....... 3.620 ....---3:- 4.273 ....... K.rzc-L ...... .4.259

·1 98? "' · . 1 ,.. 1 983 ~. - ········t\'·'·~'~:·'•.·,········· .

~: 1.437 ............. \/.(.:.1 ....... 1.383

,,--v.2. 866 ........ .\; .. t:·~ .. u.L .... 3.453

_....q~ 3.321 .......... (':;·e:1;t''° .... 3.819 8. 2.910 ......... ft,,,_';\,/.f'······ 2.810

.,l' \_..-·- ' -, '

9. 5.505 .......... 1<'.'··'······· 5.550 _..,JO. 5.410 ......... '(:.h''··:;: ..... 5.420

n. Isilah titiK-titiK dibawah ini dengan tar.da "< ", ">" atau tand< "''

1. 1.665 ........ ~ ............ 1..832 _..2~ 2.438 ....... ~ ............. 2.113

_..3, 3. 866 ...... """-" ......... 3.866 4. 3.448 ......... ~ ........ 4.531

5. 2.003 ......... c:. .......... 2.008 6. 4.501 ......... -;::;:. .......... 4.901 7. 6.232 ........ <., ............ 6.322

~.

~ !/ ~ r __.. 8. 8.108 ....... < ............ 8.215 9. 9.8!7 ......... m, ........... 9.817 10. 9.444 ......... ?.: .......... 9.310 w

~

Page 133: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DATA PRIBADI WARGA BELAJAR

mo Lengkap

npat /ianggal lahir

mor lnduk

1is K.elomin

ama

Jmo t

no Orang Tua I Wali

e~oan Orang Tuo/~Vaii

Ji Mosul Belajar

Tonggal

Ke las

. QTOt< <0 ..................................................

: J:.c:Lr.0.':':'. :::.'.9. · '· .1.?. .. Q;: .5!'.':11.bg_r_ J09l·

. CCG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ' ' . . . . . . . . . . . . ' . . . . . . . . . .

. [ci~i - Loki ..................................................

: .. \~.\_~'.':: ................................... .

0!. .J.'?cr:'\::: .. -~~ .. ()()_I ... l? Ii. : .S: L'. fS' !: _c;I '. . . . . .

-~~ r:~li. .

...................................

.Jakarta, . KCiSKB Cilandal«

• ·:,::~~~~-~~::' : £~ / r .... -.. -:"·-~ --f:J·f:.~i :..c--~·

~-:-~~.:.'..:'.:_'._ ,,.. : .Dra H · ,,. . --·• · an1bukn J·l·i t . i,. .. ,, . .--· >::: • · · ' 'r arnno

51

·1 ',,.,.· :· ·~N!rn· . ~ l

• ... :·."----"''' 131645792 . ' ".~

...

PENILAIAN HASIL BELAJAR

N A MA : . .Q.l.V.\':0 .............. .

MATA PELAJARAN

KELOMPOK DASAR :

1 . Pendldikon Agoma

2.PPKn

3. Bahciso Indonesia

KELOMPOK INTI :

1. Matemalika

2. IP A

3. IP S

4 .....................

KELOMPOK PENUNJANG:

I . P&njaskes

2. Kesenian

3. Keterampilon

4. Bahasa lnggris

Niloi Rota. Ro to

land a Tangen Tutor

Tandato Tongan Orang Tua

Ngik ke Kelos .. iJt ... TinggaldiKe!as

lulus ! Ti0a1< Lulus

Pindah ; 1'Vielonjulkon ke : ..

S:OMESTER: SEMESTER 11-----i

PRE.STASI

'3 ... ?. .... ., .... ~ .....

;;; 8

.. ! ....

.. ·······

. I ... .......... .. ..7. .... ... ······

7.!i

,, . ' ~ "l'l.J( .2

/\/(ii (J~

RATA·RATA RATA·t_·ATA Pi?f:STASI

KEd's KE LAS :

. .7..'.0. ... . .7.0. ... .3:/1 ...

..~:?. ... ... ~P .. ...f.:d ..

.. ~'..0. .. ... Y7,9. .. 81.9 ..........

..7.'.?. ... &o .......... CH ·····:·····

{,,(;> ... l!9. ... 7'2( --·+ .. . . b.:?. ... ...7P. .. . .. ~'-~ ...

I .......... .......... . .........

--~:? ... l,.l!. . '.7:.1 .... .......... .......... ..........

J,1.-... .. 7,P. .. .. J.'.~ .. -.......... .......... . . . . . . . ' . .

&,'6 .

~ ;\-f\/,;,flli

Jakarta , -zs- b -07 Ketua Penyelenggaro

'~~

Page 134: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

PENILAIAN HASlL BELAJAR

.TA PRIBADI WARGA BELAJAR NAlviA •. '-'\...:.;'2..!),.:i f" ················• ............. .

S::MESTER I SEMESTER II

'kap . M AIL.;~t-l ..................................................

MATA PELAJARAN RATA·RATA RATA-('ATA PR=s!ASI PRESTASI

w\s KE LAS I

:nggal Lahir : J~.:.<;.t;:-;',?.:.'3 .... ~.6' .. -:-... ~ .. : .. 1 .9.~.>. KElOMPOK DASAR:

1. Pendldikan Agama '5' b,'5 ... 7. ..... 1, 1-.......... ..........

k

in

. 0.2 (; 2. PPKn ... ,!;; ..... ... ~:l. ... . .. ~ ..... ..~'.~ .... 3. Bahasa Indonesia ... h.. .... t.~/..> ... !. .. ? ... .. ~ .. r ... KElOMPOK INTI :

.............. ( .. ''"'''

. lak1 - La~ 1 ..................................................

g Tua I \-'io\i

irong Tuo/Woii

1. Matematika 11 .. 7:.1 .... .. .?:.? ... Gi3

2. I PA .... '?. ... t.;.-:.. . .I ..... '"7iL/" I .. ".' ..... 3.1 p s t. -, G "'lfi"' ... • .... ., . . ........ 4 ...................... .......... .......... .......... . ......... KElOMPOK PENUNJANG:

I . Penjaskes b b.;...) 7 7' 1 .......... . ......... .......... .. , .......

: .J?.L.?.~ ................................... .

: .. JL .. J..'.'.':.'.b.~· ...... ~." .. ~~-' .... fl:'.':"..~" · I"\\) Yl C\ l'l'H'Y1 q d :J \) \<i . ··.···············································

s~rel,., ................................................

Bela jar 2. Kesenian ... .. . .. .. .......... . ......... .......... 3. Ke!erampilan ... ~ ..... .. ?.&. ... ...!.. .... ..1:~ ...

,,. .......................................... ..

4. Bahasa lnggris .......... .. ........ .......... .......... ................................................. -

Nnoi·Ro!a ~Rota 7/J ('.,' (, ................................................

.Jakarta, 1anda Tangen Tutor ~zU4 ~J,,_ '

l<o. SKB Cilandak. Tandala Tongan Orang Tua ,_ w/ ("' . ~

Noik ke Kelos .il' .. .. Jakarla. z5-ro -c1

' '' (~ j~~:~-'.~·~:~:::<;· ""''"'"' ._;" l j <~:-bra'.Aambuka J-lartaningsih -... . ... ~:~~ ~~!'. i ! * :. -

.. ,_ -~;: '.'c ·-.: !NfP/13,164::-792 ... . ~ --~=,.-.:.:;::~{.-:~.-~ :-~~;)'

TinggoldiKe!os .... .. Ke~!uoo;:~ara

. If:'. ' @1i'A~

lufus I Tidak Lui us

Pindah / Melonjulkon ke: .

.... -·

Page 135: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

I ••

,r"pnorlLE vnvnsnn nnnon omn nusnnrnnn ·~--~ .... ~.- ~ - - - - - - - - - - - - .

":;:;.:·t::.·;'l'.:·::·--_,·J' ·-·-·y>>'

YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA cYNpNlacti!l<lh Yayas§non pr()fit, didirikan pada tanggal 17 November 1990. YNDN•menangani n,iasi.lah sbsial anak utamanyatlsia wajib belajar ~~~erti p"ke!ia anak, perd"agangan anak, pelacuran s .an!tl<, di':!1.masa1ah 7mii$ajah ~osialyang berdarnpak ·.·.·•

.. f ~?~ ~~;:;~~1¥' k~~'ZJ#\1 Y~y~":11 ini cli ";11tar":11Ya. ;

t~:M~~~r~t@gXJff!l£~~~:~ii~~~~~~~:·t;; ;.c· -'.'"';·,;;'>'f,<\:.:-:>,•J'<-J:\1:"/.\'f-:_'.';1.-:"f/•'ic\<<~:<;v·:>.xp·u"i·'· •- :·>-":!;' >::> ·:,_._-__ :,, --:_·---.- ·-_ :<':" .';·: <:- / "-~>r:.c·,· , ... __ ~dan;•2Maiiaao:t.Ban;\,Cirebon;•.Kumnganiµawa·'.f• •·····

~~~~sil'~~~~ii\M~~~~~~#gM·ili~~d~a:k~i··•.·••• l\ilila~i<~~i§il39ilce!fa1lail•iai§iJefiai.c!ikan· aen~an· .. •

'.~·."matt~" b~Ia)"."ci.uib~~~·be~~ ct~belaiar'. •

Wir'~i·~~2If ~~~~~~

Page 136: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

YAYASAN

an Berita-Neg·ara R. I. tanggal 13/4 - 2006 No. 30.

Jakarta, 16 Januari 2006

C·HT.01.09-20 Kepada Yth. Notaris Ny. Yetty Taher, SH

Yayasan Nanda Dian Ja/an Panglima Polim Raya Nomor 100 Nusantara disingkat Kebayoran Baru, Jakarta Selatan YNDN Telp. (021) 7250893

Jungan dengan surat Saudari Nomor 06/I/Not/2006 tanggal ri 2006, perihal sebagaimana dimaksud pada pokok surat, dengan beritahukan bahwa perubahan anggaran dasar Y a y a s a n ~"D+an,~N us a nt a r a; disingkat Y N D N, berkedudukan :a, sesuai akta Nomor· 05 tangga/ 29 Desember 2005, yang :h Saudari, dalam rangka penyesuaian dengan Pasal 71 ayat (3) Inllaffg;rfofrior'28Jahliri2004 tentang Perubahan atas Undang­~QJ'!1Q.!:i'!67ifaliilri 200Ftentang Yayasan, telah kami terima dan it da/am daltar yayasan.

cian untuk diketahui.

DIREKTURJENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM

ZULKARNAIN YUNUS, SH, MH NIR040034478 .

PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA

Nomor: 5

Pada hari ini, Kamis, tanggat 29-12-2005 (dua betas Desember dua ribu lima), Pukut 09.00 WIB (sembilan Waktu Indonesia Barat).

Berhadapan dengan saya, Nyonya Yetty Taher, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta dengan dihadiri oteh saksi-saksi yang akan disebut pada akhir akta ini dan yang tetah dikenat a/eh saya, Notaris : 1. Nyonya Hairah Lubis, tahir di Tapanuti Setatan, pada tanggat 17-09-

1975 (tujuh betas September seribu sembitan ratus tujuh puluh lima), Pegawai Swasta, bertempat di Kabupaten Bogar, Perum Griya Alam Sentosa, Rukun Tetangga 014, Rukun Warga 08, Keturahan Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogar, Jawa Barat, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor: 32.03.14.2013/8557/2474443, Warga Negara Indonesia.

Untuk sementara berada di Jakarta; 2. Nyonya E/lvrina Diyanti, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-11-1975 (lima

be/as November seribu sembilan ratus tujuh puluh lima), Aktivis Sosial, bertempat tinggal di Jakarta, Jatan Mesjid No. 6, Rukun Tetangga 009, Rukun Warga 006, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 09.5409.551175.8550, Warga Negara Indonesia.

Menurut keterangan mereka dalam ha/ ini bertindak berdasarkan kuasa yang diberikan dalam Rapat Badan Pendiri dan anggota Badan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara, sebagaimana ternyata dan diuraikan dalam Notuten Rapat Badan Pendiri dan anggota Badan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara, berkedudukan di Jakarta, yang dibuat di bawah tangan, tertanggal 21-12-2005 (dua pu/uh satu Desember dua ribu tima), bermaterai cukup yang dilekatkan pada minuta akta ini, dengan demikian mewakili Badan pendiri dan anggota Badan Pengurus dari dan a/eh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Y a y a s a n N a n d a D i a n N u s a n t a r a, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dibuat di hadapan Nyonya Hajjah Asmin Arifin Astrawinata Latif, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta tanggal 17-11-1990 (tujuh be/as November

3

Page 137: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

1u sembilan ratus sembilan puluh) Nomor : 60, yang telah di­irkan pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Barat, ter­gal 06,12-1990 (enam Desember seribu sembilan ratus sembilan h) Nomor : 158/Th;90, dan telah didaftarkan pada Kepala Dinas :al.Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Jakarta, tertanggal 16-04-: (enam belas April seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan), or.iOS.30202.22, dan sampai saat ini belum pernah mengalami bahan. ntuk selanjutnya disebut juga : "Yayasan". Penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris. Penghadap bertindak sebagaimana tersebut menerangkan ter-1ulu: ra pada hari Rabu, tanggal 21-12-2005 (dua puluh satu Desember ibu lima), Pukul 10.00 WIB (sepuluh Waktu Indonesia Barat) ber­at di Kantor Yayasan, Jalan Mesjid Nomor 6 Cipayung, Jakarta r telah diadakan Ra pat Badan Pendiri dan anggota Sadan Pengurus ;an tersebut; 1a dalam rapat tersebut telah hadir dan diwakili oieh Para Sadan 'ri dan Anggota Sadan Pengurus Yayasan sesuai dengan ketentuan ,14,ayat~l}Anggaran Dasar.Yayasan, sehingga karenanya rapat but adalah sah susunannya dan berhak untuk mengambii :usan yang mengikat; •a oleh rapat tersebut penghadap telah diberi kuasa untuk •atakan hasil keputusan rapat tersebut dalam suatu akta is. jutnya penghadap dengan bertindak selaku kuasa dari Rapat mdiri dan anggota Sadan Pengurus Yayasan tersebut, menyata-1a dengan rapat tersebut antara lain telah mengambil keputusan uara bulat untuk hal-hal sebagai berikut : itujui Merubah Seluruh Anggaran Dasar Yayasan Nanda Dian 1tara sesuai dengan Undang-undang.Yayasan Nomor 16 Tahun • Juncto Peru!Jaliarr·un·aang0uridang'Nomor 28 Tahun 2004 1g.J?erubahanAtas.Undang•undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang an; !tujui Pembentukan Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan 1 Dian Nusantara.

4

Dengan Susunan Sebagai berikut : -PEMBINA -Ketua -Wakil Ketua -Anggota -PENGURUS -Ketua -Wakil Ketua

-Sendahara -Sektretaris -Anggota

-PENGAWAS

Tuan Reinhart Simanjuntak; Nyonya Lucie Suprapti (Lucie Basuki); Tuan Aziz Widiarto;

Nyonya Roostiningsih; Tuan Muhammad Firman Hidayat, Sarjana Hukum; Nyonya Hairah Lubis; Nyonya Ellvrina Diyanti;

Tuan Doktorandus Andi Aspar; - Nyonya Rusmini Supriadi;

-Ketua : Nyonya Mike Textiani Safiun; -Anggota : Nyonya Novida Rahmaniyah, Sarjana Ekonomi.

Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka para pendiri Yayasan Nanda Dian Nusantara telah bersepakat dan bersesuai untuk merubah seluruh Anggaran Dasar Yayasan tersebut sedemikian rupa sehingga selanjutnya berbunyi sebagai berikut :

N a m a d a n t e m p a t k e d u d u k a n.

Pasal 1.

1. Yayasan ini bernama : Y a y a s a n N a n d a D I a n N u s a n t a r a disingkat Y N D N. (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan), kedudukan dan berkantor pusat di Jakarta.

2. Yayasan dapat membuka kantor cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luarwilayah Republik Indonesia, berdasarkan keputusan Pengurus dengan persetujuan Pembina.

M a k s u d d a n tu j u a n .

Pasal 2.

Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang : Sosial, Kemanusiaan dan Keagamaan.

5

Page 138: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

97 '"'

~ Y~~~~~~pa~~!u~!~~ep~~!~!~? ~ Rek. BCA 128300. 3365 Cab. Pasar Minggu

SURAT KETERANGAN

579/YNDN/SK/X/07

Yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama : Roostien Ilyas

J abatan : Ketua

Menerangkan bahwa;

Nama : Nursya Aini Utami

NIM : 103017027249

Jumsan : Pendidikan Matematika

Fakultas: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Telah melakukan penelitian pendidikan dengan judul "Pembelajaran

Matematika Pada Anak Jalanan" (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian

Nusantara) terhitung sejak tanggal 23 Juli - 05 September 2007.

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

07 ,/

Page 139: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

uanda Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia Telp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 74433'.

Email : [email protected]

Nomor Lamp. Hal

Tembusan:

: ET/TL.02.1 I I II /2007 : Abstraksi/Outline

Jakarta, 12 Maret 2007

: BIMBINGAN SKRIPSI

Kepada Yth. 1. Dr. Kadir, M.Pd 2. Muklisrarini, M.Pd. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UlN SyarifHidayatullah Jakarta.

Assalcunu 'alaikian lvr. ivb.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/JI (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa,

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Nursyah Aini Utami

103017027249

Pendidikan Matematika

VIII (delapan)

Pembelajaran matematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).

pada anak jalanan di Y ayasan Nanda Dian

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5 Maret 2007 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bi la dipandang tidak /kurang sesuai.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan .

Atas perhatian dan ke1ja san1a Saudara, kan1i ucapkan terin1a kasih.

Wassalan1u 'alailaan 1vr.1vb.

I. Dekan FlTK 2. Ketua Jurusan ybs. 3.MahasiswaYbs

Page 140: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

ianda Nornor 95, Ciputat 15412, Indonesia Tetp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 744332

Email : [email protected]

Nomor Lamp. Ha 1

Tembusan:

: ET/TL.02.2/ 11\/2007 : Out/1i1e/Proposul

Jakarta, 12 Maret 2007

: J>er1nohonan Izin Pcnelitian

Kepada Yth. Kepala Yayasan Nanda Dian Nusantara di Tempat

Assalannt 'alaiku111 \,vr. 1vb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Nursyah Aini Utami

103017027249

Pendidikan Mate1natika

V\ll (delapan)

Pembclajaran nrntematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).

pada anak jalanan · di Yayasan Nanda Dian

adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu 'a/aikum wr. wb.

a.n. Dckan Pen1bantu Dekan Bid. Akade1nik,

1 . Dekan FJTK 2. Ketua J urusan ybs. 3. Mahasiswa yang bersangkutan.

Page 141: PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28247/1/NURYSA...PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Telp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 74433:

luanda Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia Email : [email protected]

Nomor Lamp. Hal

Ten1busan:

: ET/TL.02.2/ III/2006 : Instriunen Riset : RISET/WAWANCARA

Kepada Yth. Kepala Nanda Dian Nusantara di-Tempat

Assala111u 'alaikun1 1vr. ivb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Nursyah Aini Utarni

103017027249

Pendidikan Maternatika

VIII (delapan)

Pernbelajaran matematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).

Jakarta, 12 Maret 2007

pada anak jalanan di Yayasan Nanda Dian ..

adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UJN Jakarta yang scdang rnenyusun skripsi, dan akan mengaclakan pcnclitian (rise!) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kaini tnohon bantuan Saudara terhadap 111ahasis\va tersebut dala1n 1nelaksanakan penel itian din1aksud.

Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum wr. wb.

a.n. Dekan Pernbantu Dekan s·c1. Akademik,

I. Dekan FITK 2. Ketua Jurusan ybs. 3. Mahasiswa yang bersangkutan.