pembelajaran matematika pada...
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA
ANAKJALANAN
Studi Kasus di Bengkel Kreativitas Y ayasan Nanda Dian Nusantara
Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang
Oleh:
NURSY A AINI UT AMI
NIM: 103017027249
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARlF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M
SURAT PERNY ATAAN KARY A ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nursya Aini Utami
NIM : 103017027249
Jurusan I Semester : Pendidikan Matematika I IX
Angkatan Tahun : 2003/2004
Alamat : Jalan M. Arif No. 02 Rt 05/01 Citangkil Cilegon 42441
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skrispsi yang berjudul
"Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan" (Studi Kasus di Bengkel
Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkampungan Pemulung
Ciputat Tangerang) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan:
Dosen Pembimbing I
Nama : Dr. Kadir, M.Pd
NIP : 150 265 632
Dosen Pembimbing II
Nama : Dra. Muhlisrarini, M.Pd
NIP : 150 293 220
Dosen Jurusan
Nama : Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP : 150 277129
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya ·
siap menerima segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK
JALANAN (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara
Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang) yang disusun oleh Nursya
Aini Utami, Nomor lnduk Mahasiswa: 103017027249, Jurusan Pendidikan
Matematika, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah
yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang
ditetapkan F akultas.
Pembimbing I
Dr. Kadir, M.Pd NIP. 150 265 632
Yang Mengesahkan:
Jakarta, 03 Oktober 2007
Pembimbing II
~/:/w ... d-~
Dra. Muhlisrarini, M.Pd NIP. 150 293 220
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: "Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan
(Studi Kasus di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara
Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang)" diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan lulus dalarn Ujian Munaqasyah pada tanggal 17 Januari 2008 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S l
(S.Pd) dalam bidang Pendidikan Maternatika.
Jakarta, 17 Januari 2008
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (K.etua Jurusan!Prograrn Studi)
Maifalinda Fatra, M.Pd NIP: 150 277 129
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Otong Suhyanto, M.Si NIP: 150 293 239
Penguji I
Maifalinda Fatra, M.Pd NIP: 150 277 129
Penguji II
Dra. Afidah NIP: 150 228 775
Mengetahui:
Dekan\
'\
Tanggal
JT~~ ............ p ....
/~t~ -fJ~ ........... · 1· ....... .
'
~
ABSTRAK
NURSYA AINI UTAMl. Judul skripsi Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkamp1mga11 Pemul1111g Ciputat-Tangerang). Skripsi Strata Satu (S-1) Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Oktober 2007.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses pembelajaran Matematika pada anak jalanan di sekolah non formal "Bengkel Kreativitas" Ciputat yang diselenggarakan oleh Yayasan Nanda Dian Nusantara. Fokus penelitian pada sarana dan prasarana pembelajaran matematika yang melengkapi, Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa, sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika siswa, bentuk kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran matematika berlangsung serta besarnya peran orang tua dalam membimbing dan mendidik anak mereka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Responden dipilih secara pwposive sample (sampel bertujuan), yaitu siswa kelas empat Bengkel Kreativitas. Hal ini guna menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Data diperoleh melalui buku-buku, surat kabar, dokumentasi-dokumentasi, undang-undang, dan website. Selain itu data juga dihimpun melalui observasi, catatan lapangan, wawancara dengan pihak Yayasan Nanda Dian Nusantara, wawancara dengan orang tua siswa, dan wawancara dengan Tutor.
Metode pembelajaran yang digunakan tutor dalam pembelajaran Matematika di Bengkel Kreativitas mengacu pada metode ekspositori, dimana peran guru hanya pada saat-saat tertentu saja. Sedangkan penggunaan media dalam pembelajaran Matematika terbatas pada media sederhana, seperti spidol dan whiteboard. Penggunaan kurikulum Matematika di Bengkel Kreativitas tidak berdasarkan pada kurikulum tertentu melainkan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Lamanya proses pembelajaran Matematika di Bengkel Kreativitas berlangsung dua kali dalam seminggu, selama kurang lebih satu jam Sistem evaluasi diberikan dalam bentuk latihan, tes lisan, PR, ulangan harian dan ulangan semester. Siswa juga memperoleh raport seperti sekolah formal umumnya. Siswa dikatakan lulus jika telah mengikuti ujian kesetaraan yang diselenggarakan oleh SKB secara gratis, tanpa hams menunggu sampai duduk di kelas enam.
Kompetensi Matematika yang dik<Jasai siswa kelas empat Bengkel Kreativitas umumnya adalah menentukan nilai tempat pada sebuah bilangan. Umumnya kesulitan yang cenderung dirasakan oleh siswa ketika mempelajari materi mengenai bilangan adalah membedakan dua buah bilangan baik dengan menggunakan simbol "<" dan ">" maupun menggunakan kalimat "kurang dari" dan "lebih dari". Siswa umumnya bersikap manja dan kurang percaya diri, sehingga proses pembelajaran matematika kurang berjalan dengan baik. Selain itu mereka pun kurang mendapat bimbingan dari orang tua, sehingga kesempatan belajar dirumah kurang digunakan.
KATAPENGANTAR
"ti .. :?-.~11 .&I • ~J' u-· J' , ~
Alhamdulillah, segala puji dan rasa syuk:ur yang mendalam penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan
inayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabatnya serta umat islam yang selalu mengikutinya
hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam
menempuh gelar pendidikan program S-1 jurusan pendidikan Matematika.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak sekali rintangan dan
hambatan yang dihadapi. Namun berkat curahan karunia Allah SWT dan siraman
do' a restu dari berbagai pihak yang tel ah ikhlas memberikan dukungan dan
bimbingan secara moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala ketulusan hati, sebagai penghargaan
penulis mempersembahkan rasa te1imakasih yang mendalam kepada:
I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Bapak Prof Dr. Dede Rosyada,
MA dan para stafkaryawan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Ketua jurusan pendidikan Matematika sekaligus penasehat akademik, dan
sekretaris jurusan Pendidikan Matematika; Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd dan
Bapak Otong Suhyanto, M.Si.
3. Bapak dan ibu dosen pembimbing skripsi, Dr. Kadir, M.Pd dan Dra.
Muhlisrarini, M.Pd yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya
untuk memberikan bimbingan dan nasehat serta menyumbangkan ilmunya
kepada penulis selama penyusunan skripsi.
4. Para Dasen Pendidikan Matematika yang telah menghantarkan penulis ke
jenjang sarjana.
5. Bapak dan ibu pimpinan beserta para staf Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (baik pusat, fakultas maupun jurusan), Perpustakaan
6. Bapak dan ibu beserta para staf bagian akademik UIN Syarif Hidayatulah
Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan program S-1.
7. Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara, ibu Roostien Ilyas beserta para staf
yang telah membantu dan memberi kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di yayasan tersebut.
8. Koordinator lokasi Bengkel Kreativitas, Ibu Desi Handayani dan Ibu Linda
yang telah memberikan pengalamannya kepada penulis.
9. 'Adik-adikku' tercinta di Bengkel Kreativitas yang senantiasa mengingatkan
penulis akan nikmatnya karunia yang Allah beri.
1 O. Segenap keluarga besar, khususnya; Ayahanda Syahrial dan Ibunda Salmah,
se11a kedua adindaku (Akbar dan Nurul) yang tanpa henti memberikan
bantuan, do'a, dan semangat kepada penulis dengan segala canda dan tawa.
11. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Matematika '03 (khususnya
kelas B) atas kekompakan dan keceriaan yang telah mewarnai kegiatan
perkuliahan. Semoga masa depan kita semua cerah. Amin.
12. Para sahabat tercinta (Eza, ling, Dian dan Trie) atas do' a, pengertian dan
curahan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Abang Ndut tersayang atas pertemuan, perhatian dan kebersamaannya yang
'terlalu indah' untuk dilupakan walau penuh 'persimpangan' hingga akhirnya
kita harus 'tersenyum dalam Iuka'.
14. Abang Ndut II atas '2 bulan pertamanya' dan 'kriing'nya saat sidang sehingga
sidangku penuh semangat dan senyum. J never 4get U'r smile.
15. 'Srikandi Friend' ('Umi Rohimah, Nina, Fatma, Hroem, Heni, Iis & Dede)
atas pengertiannya serta kebersamaannya selama ini dalam satu atap.
16. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah
membalas semua kebaikan kalian dengan pahala yang setimpal. Amin.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Amiin Ya Rabbal 'Alamin.
Jakarta, 17 Januari 2008
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR. . ..... ······························· ···························
DAFTARISI ......... . . ................ ,_ ..................... .
DAFTAR TABEL.
DAFT AR GAMBAR ... ............................................................................. .
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... .
BABI PENDAHULUAN
A. La tar Belakang Masalah ....
B. Identifikasi Masalah ................................................................. .
C. Pembatasan Masai ah ....... .
D. Perumusan Masalah ........ .
E. Kegunaan Penelitian ................................................................. .
BABU KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pembelajaran ............................................................... .
I. Pengertian Pembelajaran ....
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran .
B. Pembelajaran Matematika .......................................................... .
C. Peranan Matematika Dalam Agama .......................................... .
l11
v
Vl
Vll
l
4
4
5
5
7
7
11
14
24
D. Konsep Anak Jalanan.. ..... .. .... ........ .... .. .... .. .... .. .... .. ............. .... ...... 25
I. Pengertian dan Ciri-ciri Anak Jalanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . 25
2 .. Faktor Penyebab Munculnya Anak jalanan .. . ...... .. .... .... .. .... .. 29
3. Pendidikan Pada Anak Jalanan .......................................... 32
4. Pendekatan Pelayanan Sosial... ............................................. .
BAB III METODOLOGl PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ............ .
B. Entri, Latar Penelitian, Sumber Data, Sampling
dan Satuan Kajian ....... .
C. Metode Penelitian .. .
D. Fokus Penelitian
38
39
39
41
43
F. Teknik Analisis Data .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. . .... .. ... ... ...... .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. . 46
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.......................................... 47
BAB IV TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN (CULTURAL THEMES)
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum
1. Sejarah Yayasan Nanda Dian Nusantara . 49
2. Landasan Formal Yayasan Nanda Dian Nusantara ............... 50
3. Profil Yayasan Nanda Dian Nusantara .................................. 51
4. Visi dan Misi Yayasan Nanda Dian Nusantara ...................... 52
5. Maksud dan Tujuan Yayasan Nanda Dian Nusantara .... .. ..... 52
6. Susunan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara .. ............ 53
7. Fokus Kegiatan .. ... .. .... .. ...... ...... .... .. ... ... ...... .... ............ ........... 53
8. Kondisi Pemukiman yang Berlokasi di Ciputat.................... 54
9. Profil Bengkel Kreativitas ...................................................... 56
10. Sarana dan Prasarana Pembelajaran di Bengkel Kreativitas .. 58
11. Profil Siswa dan Jadwal Mata Pelajaran
di Bengkel Kreativitas ....................................................... 62
12. Kondisi Umum Pembelajaran di Bengkel Kreativitas ............ 64
13. Kegiatan Belajar Mengajar Matematika
di Bengkel Kreativitas ......................................................... ..
14. Program Kegiatan Belajar (Kurikulum) ................................ .
15. Kemampuan dan Kesulitan Belajar Siswa ........................... ..
16. Faktor Kesulitan Belajar Siswa dan Peran Orang Tua
65
66
73
dalam Pembelajaran Matematika ....................................... 74
B. Pembahasan .. .. .. .. .. .. . ..... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .... .. .. .. .. .. .. .. .. 76
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A K . 1 . es1mpu an ............................................................................. ..
B. Implikasi ........... .. ............... ' ....................... ' ....................... .,
C. Saran ............................................................................. ..
DAFTAR PUSTAKA. ... . ............ . ................................................
86
87
88
90
DAFTAR TABEL
Tabel I: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Matematika
Kelas 3 Sekolah Dasar .......... .
Tabet 2: Ciri-ciri Anak Jalanan ...... .
Tabel 3: Matriks Pengambilan Data ................................................... .
19
28
45
Tab el 4: Kategorisasi Data . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . .. .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . 4 7
Tabel 5: Daftar Buku di Perpustakaan Rumah Ilmu 60
Tabel 6: Daftar Nama Siswa Bengkel Kreativitas
Tahun Ajaran 2007/2008 ................ . 63
Tabel 7: Jadwal Pelajaran Bengket Kreativitas .................................. . 64
Tabet 8: Nilai Hasil Betajar Matematika..... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 72
Tabet 9: Nilai Ulangan Harian Matematika .................... . 72
DAFT AR GAMBAR
Gambar 1 : Kondisi Pemukiman Perkampungan Pemulung Ciputat.. .......... SS
Gambar 2 : Kondisi Rumah Warga ................................................................ SS
Gambar 3 : Bengkel Kreativitas .................................................................... S9
Gambar 4 : Peralatan dan Perlengkapan Indoor Bengkel Kreativitas ........... 60
Gambar Sa : Outdoor Ruang Perpustakaan .................................................... 61
Gambar Sb : Indoor Ruang Perpustakaan ....................................................... 61
Gambar 6 : Musholla .................................................................................. 62
Gambar 7a : Kegiatan Pembelajaran Matematika Warga Belajar Kelas 3 dan
kelas 4 Bengkel Kreativitas ...................................................... 68
Gambar 7b : Warga Belajar Sedang Menulis dan Mengerjakan
Soal Latihan ............................................................................... 68
Gambar 8 : Media Kartu Bilangan ............................................................... 69
Gambar 9 : Warga Belajar Sedang Mengerjakan Soal Ulangan Harian ....... 71
DAFT AR LAMPIRAN
Panduan Wawancara Terhadap Siswa ....... . 93
Panduan Wawancara Terhadap Orang Tua Siswa .................... . 95
Panduan Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua
Terhadap Pendidikan A.nak ........................................................................... . 97
Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua
Terhadap Anak (Subjek I)........ ... .. .... .. ... .. ...... .. .... ... ...... .... .. .. .. . .. .... .. ... 98
Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua
Terhadap Anak (Subjek II) ............... . 100
Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua
Terhadap A.nak (Subjek III) ........................................................................... . 102
Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua
Terhadap Anak (Subjek IV) .......................................................................... . 104
Panduan Wawancara Mengenai Bengkel Kreativitas
dan Sejarah Berdirinya .................................................................................. . 106
Data Hasil Wawancara Mengenai Bengkel Kreativitas dan
Sejarah Berdirinya ......................................................................................... . 107
Panduan Wawancara Mengenai Sistem Pembiayaan Bengkel Kreativitas
YayasanNandaDianNusantara ....................................................................... 110
Data Hasil Wawancara Mengenai Sistem Pembiayaan Bengkel Kreativitas
Yayasan Nanda Dian Nusantara .................................................................... . 111
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Kegiatan Belajar Mengajar
Matematika . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. 112
Hsi! Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada
Siswa (Subjek I) . ..... ... . ...... .... . . . .. .... .. . .. . ..... ... . . .. .. ... . ........ . 113
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada
Siswa (Subjek II) . .. .. ... .. . .. . . .......... . .. .. . .......... ...... .... .. ...... .... ... 114
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada
Siswa (Subjek III) .. .. .......... .. .... ... . .. . .. ..... ..... .... ...... .. .... ....... . . . . . 115
Siswa (Subjek IV) 116
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Sarana dan Prasarana
Bengkel Kreativitas ... ... . ... .. .... ... ... .. .... . .......................... . 117
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Keadaan Lingkungan .. ..... .... ........ .... 119
Agenda Kegiatan Pembelajaran Matematika ...... ............................................ 120
Catatan Lapangan ............................................................................... .
Soal Ulangan Harian I
Soal Ulangan Harian II ............ .
Soal Ulangan Harian III
Hasil Ulangan Harian ........................................................................... .
Penilaian Hasil Belajar
Profil Yayasan Nanda Dian Nusantara ................................................. .
Tambahan Berita Negara R.l Perihal Yayasan Nanda Dian Nusantara ...
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................................... .
Surat Bimbingan Skripsi
Surat Pe1mohonan Izin Penelitian ........... .
Riset Wawancara ................................ .
121
124
125
126
127
133
136
137
139
140
141
142
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
"Krisis moneter yang <lulu pernah terjadi di Indonesia, kini berlanjut
menjadi krisis ekonomi, sehingga akhirnya meluas menjadi krisis
multidimensi." 1 Di tengah-tengah keadaan sosial ekonomi yang memburuk
tersebut mengakibatkan semakin banyaknya anak bangsa pada usia sekolah
yang terkena dampaknya. Banyak diantara mereka yang putus sekolah bahkan
tidak mendapatkan pendidikan formal di tingkat dasar. Itu artinya mereka
kehilangan haknya untuk mengikuti Program Wajib Belajar Sembilan Tahun.
Semakin luasnya krisis ekonomi diikuti pula oleh sempitnya lapangan
pekerjaan sehingga tidak jarang terjadi pemutusan hubungan kerja.
Permasalahan ini dapat berdampak pada meningkatnya arus urbanisasi,
sehingga menjadi masalah sosial yang tinggi di perkotaan; seperti
bertambahnya jumlah pengangguran dan anak jalanan.
Anak-anak jalanan kehilangan haknya dalam memperoleh
perlindungan dan kasih sayang dari orang tua bahkan kehilangan kesempatan
untuk mengenyam pendidikan. Sementara disisi lain, anak-anak perlu
mendapat perhatian dan penanganan seperti anak lain seusianya. Tidak hanya
sebagai insan Tuhan, mereka juga merupakan amanah dan karunia dari Allah
SWT yang tidak boleh dilihat dengan sebelah mata karena keterbatasan
nasibnya. Islam mengajarkan bahwa anak bukan hanya tanggung jawab orang
tua, tetapi juga masyarakat bahkan negara. Seperti juga pendidikan yang
merupakan nilai-nilai luhur yang tidak dapat dipisahkan dan dipilah-pilah
dalam kehidupan manusia karena dapat menimbulkan disintegrasi yang pada
konsekwensinya dapat melahirkan ketidakharmonisan dalam kehidupannya
sendiri karena manusia mempunyai komposisi yang tidak dapat terpisahkan.
2
Adapun asal muasal komposisi manusia tersebut menurut Al Qur'an
terdiri dari tiga hal: 1. Jasad. 2. Ruh. 3. Intelektualitas. Seperti yang dituliskan
dalam Q.S As Sajadah ayat 7 - 9:
J. J "",,. .:; ;:: ,.,. s.. ,,. "'~ "'"" ,,,. ,,, -;; "'"" / "'" .... j. J. _,. ,,.., ,,. /
1~}1~_,~L ~ o~')}lj~')}lj?l~~j
"Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripafi air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur". (Q.S As Sajadah: 7- 9)
Semua manusia termasuk anak adalah sama dalam komposisinya.
Mereka semua tercipta dan dilahirkan ke alam dunia ini dengan dasar
penciptaan dan kehidupan yang tidak berbeda. Setiap anak yang dilahirkan
mempunyai hak yang sama, dan tanggung jawab orang tua terhadap
pemenuhan hak tersebut salah satunya yaitu dalam hal pendidikan. Seperti
yang diungkapkan dalam Hadits:
'rA-'1-~1_, ~I ~1_, ~~'J_,1 l_rk. "Ajarilah anak-anakmu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka. " (HR. Abdur Razaq dan Sa'id bin Manslmr).
Pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia
yang amat fundamental. Melalui pendidikan anak dibentuk menjadi manusia
seutuhnya. Hak pendidikan adalah harapan bagi anak-anak, masa depan
bangsa, dan babkan hak universal selurub umat manusia. Anak-anak
dilabirkan dengan hak hidup dan seiring itu memiliki pula bak untuk
memperoleh pendidikan serta hak lainnya yang melekat pada diri anak.2
Seperti juga yang disebutkan dalam ketentuan umum Undang-Undang tentang
perlindungan anak bahwa: "Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia
3
yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,
k . hd '' 3 masyara at, pemennta an negara .
Menjadi anak jalanan tentu bukan pilihan mereka, apalagi untuk hidup
terlunta-lunta di jalanan setiap hari. Sehingga tidak heran bila hal itu menjadi
suatu kebiasaan bagi mereka. Sebagai generasi bangsa, sebenarnya apabila
mereka di bina dan dibekali pendidikan, akan membuahkan hasil yang baik
dan secara perlahan-lahan akan berkembang dengan segala aktivitas yang
mereka miliki karena pendidikan memberikan peranan yang sangat penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, Oleh karenanya, bimbingan
pendidikan adalah salah satu hak dan bentuk perhatian yang perlu mereka
peroleh. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
pasal 31, bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
Walaupun tidak memperoleh kesempatan mendapatkan pendidikan
formal, mereka masih mempunyai kesempatan mendapatkan pendidikan non
formal. Bentuk pendidikan non formal juga mencakup pelajaran-pelajaran
seperti di sekolah formal. Namun umumnya lebih ditekankan pada
CALISTUNG (membaca, menulis, dan berhitung) serta keterampilan lainnya.
Berhitung merupakan salah satu bentuk keterampilan pada
matematika. Mempelajari matematika adalah hal yang sangat penting bagi
anak guna mengembangkan pola pikir dan kemampuan mereka serta
mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari, sebagaimana salah satu hakikat dari matematika, yaitu
matematika merupakan alctivitas manusia. 4
Salah satu kompetensi matematika yang merupakan dasar pengetahuan
yang harus diketahui anak usia Sekolah Dasar adalah mengenai bilangan.
Bilangan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga untuk mempelajarinya
dibutuhkan pemahaman yang cukup. Dalam mencapai pemahaman tersebut,
tentu tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses
3 "Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak'',
dari \V\vw.pdaLco.id/, 03 Januari 2005. '1 DPnnillN!lc AJnfo,.i Pn/,,,1;i.,,.,.~ 'r ..... ;~•~-··---: l ,r_,_ ~ - ·• • -
4
pembelajaran matematika. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor dari dalam
diri siswa, kurikulum yang digunakan, tenaga pengajar, metode pembelajaran
yang digunakan, sarana dan prasarana yang mendukung, keadaan lingkungan
dan lain-lain. Keseluruhan faktor tersebut tentu saling berkaitan satu sama
lain.
Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ini guna mengetahui dan mengungkap bagaimana pembelajaran
matematika di sekolah non formal, terutama pada anak yang merupakan
korban himpitan ekonomi keluarga. Untuk itu peneliti mengangkat penelitian
ini dengan judul:
"Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan (Stndi Kasns di
Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkampnngan
Pemnlung Ciputat - Tangerang)".
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan pendidikan pada anak jalanan di Indonesia ini sangatlah
kompleks karena terkait dengan banyak faktor yang tidak berdiri sendiri,
melainkan satu sama lain saling terkait. Beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasikan berdasarkan latar belakang di atas adalah:
I. Sarana dan prasarana apa saja yang melengkapi jalannya proses
pembelajaran matematika di sekolah non formal?
2. Bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah non formal?
3. Bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika
siswa sekolah non formal?
4. Apa bentuk kesulitan yang dirasakan siswa yang bersekolah di sekolah
non formal dan apa penyebabnya?
5. Bagaimana peran orang tua dalam membimbing anaknya yang bersekolah
di sekolah non formal?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, secara tegas penulis
5
1. Sekolah non formal yang merupakan latar penelitian m1 yaitu Bengkel
KreativitasYayasan Nanda Dian Nusantara.
2. Pembelajaran matematika yang dimaksud difokuskan pada faktor siswa
dan peran orang tua.
3. Materi saat pembelajaran matematika dipilih pada pokok bahasan
mengenai bilangan, khususnya membaca nama bilangan, menulis Iambang
bilangan, menentukan nilai tempat clan nilai bilangan, membandingkan
bilangan dengan menggunakan kalimat dan simbol serta mengurutkan
bilangan.
4. Anak jalanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang
dikenal dengan sebutan "Anak Binaan", yaitu warga belajar ( siswa) yang
belajar di Bengkel Kreativitas, khususnya kelas 3 dan 4. Mereka tergolong
kedalam anak yang rentan menjadi anak jalanan dan berasal dari keluarga
tingkat ekonomi lemah, serta bermata pencaharian sebagai pemulung.
D. Perumusa11 Masalah
Adapun perumusan masalah dalam peuelitian ini adalah: "Bagaimana
pembelajaran matematika di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian
Nusantara itu berlangsung?". Secara operasional pertanyaan penelitian
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa di Bengkel
Kreativitas?
2. Bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika
siswa di Bengkel Kreativitas?
3. Apa kesulitan siswa selama pembelajaran matematika berlangsung dan apa i
penyebabnya?
4. Bagaimana peran orang tua dalam mendidik dan membimbing anaknya
belajar di Bengkel Kreativitas?
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua nilai guna, yaitu teoritis dan praktis:
6
1. Kegunaan Teoritis, yaitu manfaat yang berkaitan erat dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, antara lain:
a. Menambah khasanah ilmu tentang pembelajaran, khususnya
pembelajaran matematika pada anak yang bersekolah di sekolah non
formal.
b. Menambah khasanah ilmu tentang profil kehidupan pekerja anak.
2. Manfaat Praktis, yaitu manfaat yang langsung dapat dirasakan oleh
masyarakat.
a. Mengetuk hati rekan mahasiswa dan lainnya agar peduli terhadap
pendidikan anak jalanan yang ada di lingkungan sekitar.
b. Menambah pemahaman kepada para orang tua tentang pentingnya
pendidikan bagi anak.
c. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama
A. Konsep Pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUST AKA
l. Pengertian Pembelajaran
Kedudukan anak dalam kegiatan pembelajaran adalah subjek dan
objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak
lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran akan dapat tercapai jika anak didik
berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini
tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila
hanya fisik anak yang aktif tetapi pikiran dan mentalnya kurang alctif,
maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama
halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan
perubahan di dalam dirinya. 1
Menurut S. Nasution dalam buku "Didaktik Asasa-asas Mengajar"
menyebutkan bahwa belajar sebagai perubahan kelakuan berkat
pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya pada jumlah
pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek yang
menyangkut pribadi sseorang.
Hilgrad mengatakan: "Learning is the prosess by which an activity originates or is changed through training procedures (whether in the laborato1y or in the natural environment) as distinguished from changed by factors not attributable to training". Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk. 2
8
Selain pendapat di atas, masih banyak pendapat lain yang
dikemukakan oleh pakar pendidikan mengenai pengertian belajar,
diantaranya:
a. Menurut Nouly, belajar adalah sebagai perbaikan tingkah laku dalam arti bahwa seseorang lebih cakap pada bidang yang ia pelajari.
b. Menurut Gerlach dan Elly, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku.
c. Menurut Afifudin, bahwa belajar adalah proses pembentukan atau perubahan tingkah laku. Pembentukan atau perubahan tingkah laku itu dapat berwujud pengetahuan, pengertian, kecakapan/skill, kebiasaan, atau sikap. 3
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
dapat diartikan sebagai usaha untuk memperoleh kepandaiaan/kecerdasan,
usaha untuk memperoleh ilmu atau wawasan, usaha keterampilan tertentu,
serta perubahan tanggapan, tingkah laku atau sikap yang disebabkan oleh
pengalaman. Singkatnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku
individu yang relatif tetap sebagai basil dari pengalaman. Sedangkan
pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi
nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dengan demikian "proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri
individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang
sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku."4
Proses pembelajaran dalam arti sempit dapat diartikan sebagai
proses pendidikan dalam lingkup persekolahan. Sehingga arti dari proses
pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkup
sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa.
Menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari proses
sosialisasi, dan pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk
memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu yang belajar
3 Choiruddin Hadhiri Supraplo, Jalan Pin/as Bintang Pe/ajar Panduan Untuk Pe/ajar
Islam, (Bandung: Mujahid, 2005), h.19. 4 H Fnn~n ~11hr>rrn".>n nf ,,..,7 (;';.,,..1,,,,.._; D~--1.~f-: _____ _
9
akan belajar secara optimal clalam mencapai tingkat keclewasaan clan clapat
hiclup sebagai anggota masyarakat yang baik.
Anclrias Harefa clalam bukunya yang be1juclul "Menjacli Manusia
Pembelajar" menyebutkan bahwa "proses pembelajaran atau pencliclikan
memungkinkan seseorang menjacli lebih manusiawi (being humanize)
sehingga clisebut clewasa clan mancliri. Itulah visi atau tu ju an clari proses
pembelajaran."5 Iajuga menambahkan bahwa:
Keclewasaan baik yang bersifat fisik maupun sosial mental/psikospiritual itu cliperoleh ticlak lain clari proses pembelajaran (belajar menjacli). Pembelajaranlah yang membuat manusia tumbuh clan berkembang sehingga berkemampuan menjacli clewasa clan mancliri. Mulai clari belajar tengkurap, clucluk, bercliri, berjalan clan seterusnya hingga belajar mencari nafkah, semuanya melalui proses pembelajaran. 6
Hal itu menanclakan bahwa proses pembelajaran clapat membentuk
seseorang menjacli dewasa di lingkungan sosialnya clengan berbagai
pengalaman yang ia peroleh selama proses pembelajaran tersebut
berlangsung.
Namun seperti yang kita lihat clalam kehiclupan sehari-hari, bahwa
manusia terkaclang cepat merasa puas dan berhenti belajar setelah merasa
dewasa. Sehingga kurang menclisiplinkan clirinya untuk tetap belajar tanpa
henti. Sikap "gede rasa" ini menurut Andrias Harefa clisebabkan oleh
keboclohan yang bersifat sosial clan mental/psiko-spiritual.
Seorang tokoh kontruktivisme, Vygotsky juga berpenclapat bahwa
"pembelajaran berlaku clalam konteks sosial clan interaksi di antara pelajar
clengan rekan sebaya aclalah penting clalam proses pembelajaran."7
Vigotsky menambahkan pula bahwa pengalaman interaksi sosial
meilipakan hal penting bagi perk:embangan proses berpikir analc karena
aktivitas mental yang tinggi clapat terbentuk melalui interaksi dengan
orang lain.
: Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, (Jakarta: Kompas, 2000), h. 37. Andnas Harefa, h. 43.
7"Kontn.tktivism~ Soi::i~11 n~n ~~rt11r~11 n.,1 .. ~..... o,....~A:..1;1~--- ~ 11-·-~--·""
10
Agar proses berpikir anak tersebut dapat berjalan dengan baik,
tentu dibutuhkan pembelajaran yang efektif Menurut Greeberg yang
dikutip oleh Isjoni dalam artikelnya mengenai "Model Pembelajaran Yang
Efektif' melukiskan bahwa "pembelajaran dapat efektif jika anak dapat
belajar melalui bekerja, bermain dan hidup bersama dengan
lingkungannya. "8 Itu artinya pengalaman berinteraksi dalam lingkungan
sosial juga sangat dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti yang
disebutkan oleh Vygotsky di atas.
Interaksi dengan orang lain memberikan rangsangan dan bantuan
bagi st anak untuk berkembang. Proses mental yang dilakukan atau
dialami oleh seorang anak dalam interaksinya dengan orang lain
diinternalisasikan oleh si anak. Dengan cara ini kemampuan kognitif si
anak berkembang. Vygotsky berpendapat pula bahwa "proses belajar akan
terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif
dengan anak-anak lain, dengan suasana lingkungan yang mendukung
(supportive), serta dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang
lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang guru."9
Menurut Vygotsky, setiap anak mempunyai zona perkembangan
proksimal (zone ~f proximal development), yang didefinsikan sebagai
"jarak atau selisih antara tingkat perkembangan si anak yang aktual, yaitu
tingkat yang ditandai dengan kemampuan si anak untuk menyelesaikan
soal-soal tertentu secara independent dengan tingkat perkembangan
potensial yang lebih tinggi, yang bisa dicapai oleh anak jika ia mendapat
bimbingan dari seseorang yang lebih dewasa atau Iebih kompeten."10
Adapun bimbingan yang dimaksud Vygotsky disebut dengan
dukungan dinamis atau scaffolding, yang artinya:
Memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahaptahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan
8lsjoni, "'Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini'", dari \V\V\V .isjoni.net.
9 Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pe/atihan Terintegrasi Matematik Buku 2,
fT.,.J,-,_,rln· n,. .... .,,.-1,.,....,,,.~~ n~---1~..t:1 ___ -.,.y __ ,_ --• '"'""~' • ·-
11
tersebut dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bentuk dari bantuan itu berupa petunjuk, peringatan, dorongan, penguraian langkah-langkah pemecahan, pemberian contoh, atau segala sesuatu yang dapat mengakibatkan · d" ·II s1Swa man m.
Hal itu berarti dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dari
seorang pembelajar untuk membimbing siswanya dalam upaya mencapai
keberhasilan belajar. Dalam ha! ini, tentu dorongan guru pun sangat
dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
menjadi optimum.
2. Prinsip-Prinsip Pembelajarnn
Pembelaja.ran yang baik haruslah memenuhi prinsip-prinsip dalam
pembelajaran, baik oleh si pemberi maupun si penerima pelajaran agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara dinamis. Adapun prinsip-prinsip
pembelajaran menurut Isjoni antara lain:
a. Berangkat dari yang dimiliki anak, bahwa setiap anak membawa segala pengetahuan yang telah dimilikinya terhadap pengalamanpengalaman barunya. Jika suatu pengalaman belajar tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk menciptakan pengetahuan barn, maka pembelajaran itu akan membosankan. Pengalaman belajar anak hendaknya mengandung sebagian unsur yang sudah dikenal anak dan sebagian lainnya merupakan pengalaman baru.
b. Belajar harus menantang pemahaman anak. Hal ini untuk memastikan terjadinya pengembangan pada anak sesuai dengan apa yang dialaminya. Bila anak mampu menyelesaikan tantangan pertama, maka anak diberikan tantangan beriln1tnya yang lebih sulit dari pertama. Hal ini bertujuan untuk merangsang pemahaman anak agar dapat berkembang dengan optimal.
c. Belajar dilakukan sambil bermain. Hal ini dapat memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekpresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Bermain juga dapat membantu anak mengenal diri sendiri, dengan siapa ia hidup, dan dilingkungan mana ia hidup. Bermain merupakan sarana belajar yang muncul dari dalam diri
12
anak, terbebas dari aturan yang mengikat, aktivitas yang nyata, berfokus pada proses dari pada basil, harus didominasi oleh pemain, serta melibatkan peran aktif dari pemain.
d. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran, karena alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk berekplorasi dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya. Robin Dranath Tagore menggunakan model pembelajarannya hampir 90 % kegiatannya dilakukan dengan berinteraksi dengan alam. Anak diajarkan dapat membangun ikatan emosional di antara temantemannya, menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta mempengaruhi memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang dipelajari.
e. Belajar dilakukan melalui sensorinya, yaitu anak memperoleh pengetahuan melalui inderawinya seperti peraba, pencium, pendengar, penglihatan dan perasa. Setiap sensori anak akan merespon stimulan atau rangsangan yang diterima. Oleh karenanya pembelajaran hendaknya memberikan stimulasi yang dapat merangsang setiap sendi yang dimiliki anak.
f. Belajar membekali keterampilan hidup (life skill) sesuai dengan kemampuan anak, dengan demikian anak diajarkan untuk memiliki kemandirian dan rasa tanggungjawab terhadap dirinya.
g. Belajar sambil melakukan (student Active learning), yaitu salah satu bentuk pembelajaran yang diilhami oleh John Dewey (learning by doing) dan diteruskan oleh Killpatrik dengan pengajaran proyek. Pembelajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagai pengetahuan baru. 12
Salah satu prinsip belajar di atas, yaitu belajar dilakukan sambil
bermain. Menurut Mayke (1995): "belajar dengan bermain memberi
kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang,
menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikan dan mendapat
bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung
banyaknya." 13
Sedangkan prinsip dasar belajar menuirut Choruddin, yaitu:
a. Hasrat, yaitu niat yang sungguh-sungguh dan semangat yang membara.
12 Isjoni, "Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini··, dari www.
isjoni.net. --
13
b. Terpusat, yaitu terpusatnya pikiran atau konsentrasi, pikiran tidak melayang kesana kemari.
c. Bermanfaat, yaitu bahwa yang dipelajarinya suatu saat akan bermanfaat bagi hidupnya.
d. Bertahap, yaitu diperlukan kesabaran dan tidak meloncat-loncat, dari yang mudah dahulu kemudian yang sedang baru ke yang sulit.
e. Berlipat, yaitu belajar tidak cukup sekali, tetapi perlu dibaca berkalikali, berlipat-lipat agar tidak mudah hilang dari ingatan.
f Istirahat, yaitu kesempatan bagi otak untuk menyimpan atau mengedepankan sesuatu yang diperoleh ketika belajar.
g. Terap, yaitu hasil belajar perlu diterapkan agar bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
h. Menghambat, yaitu hal-hal yang dapat menghambat belajar perlu dihindari, misalnya perasaan takut, benci, malu, marah dan kesal. 14
Prinsip-prinsip belajar di atas tidak selamanya dapat berjalan
dengan lancar, tetapi adakalanya perilaku belajar dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti yang diungkapkan Dollar and Miller bahwa
keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat ha!, yaitu:
a. Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something).
b. Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something).
c. Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something).
d. Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reil?forcement), siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something). 15
Menurut Misanih dalam skripsinya disebutkan bahwa "stimulasi
pendidikan yang diberikan secara terus menerus dan berulang-ulang akan
membantu anak dalam mengoptimalkan kemampuan yang dimiliknya." 16
Menurutnya ha! tersebut sejalan dengan prinsip pembelajaran yang
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu bertahap,
berulang dan terpadu.
1·1
Choimddin Hadhiri Suprapto, Jalan Pin/as Bintang Pe/ajar Panduan Untuk pelajar ls/am, (Bandung: Mujahid, 2005), h.22.
15 H. Abin Syamsuddin Makmun, Psiko/ogi Kependidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2003), h. 164. 16 Misanih . . 'Studi f)ps:krintif PP1n1oloru-,-n-n,,,,-,,..,~ D,,..~A:rl:l.--- r,,. .. _, __
14
B. Pembelajarnn matematika
lstilah matematika berasal dari perkataan latin mathematica yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti "relating
to learn". Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan sangat era!
dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung
arti belajar (berpikir).
The Liang Gie mencatat 89 definisi matematika dari para ahli
matematika, dua diantaranya yang dikutip oleh PM. Labulan (Dosen
Pendidikan MIPA Universitas Mulawarman) dalam seminarnya mengena1
"Peranan Matematika Dalam Agama" adalah sebagai berikut:
J. Mathematics is the science of space and number, and is the basis of all other science.
2. Mathematics is the science that treats of the measurement, properties and relations quantities, including arithmatics, geometry, algebra, ect. 17
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
I. matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai ruang dan bilangan, serta
merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan Iain.
2. matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengukuran,
kuantitas, hubungan pola, aritmatika, geomatri, aljabar dan lain-lain.
Secara etimologis, perkataan matematika berarti "ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar. Namun bukan berarti ilmu lain tidak melalui
penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam
dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan basil
observasi disamping penalaran." 18
Walaupun tidak terdapat satu pengertian yang tunggal dan disepakati
oleh semua tokoh atau pakar matematika, namun dapat terlihat adanya ciri-ciri
17 PM. Labulan, "Peranan matematika Dalam Agama", dalam makalah seminar tahun 2004. h. 2.
18 H_ E11nan S11hf'nn~1n Pf nl \..!tvrdon-i p,,,,.,J..,.1~:~.·-·- --- -~~
15
khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika
secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah:
I. Memiliki objek abstrak 2. Bertumpu pada kesepakatan 3. Berpola pikir deduktif 4. Memiliki simbol yang kosong dari arti 5. Memperhatikan semesta pembicaraan
. d I . 19 6. Kons1sten a am s1stemnya.
Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan
untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi juga dapat
membentuk kepribadian siswa se1ia mengembangkan keterampilan tertentu.
Hal ini mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam
kehidupan melalui matematika, seperti jujur, disiplin, tepat waktu dan
tanggung jawab. Untuk itu siswa perlu memiliki kemampun memperoleh,
memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti dan kompetitif Kemampuan ini membutuhkan pemikiran
kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama yang efektif
Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan n1elalui beiajar
matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat
serta jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan siswa berpikir rasional.
Implikasinya siswa perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat
tertentu, yang merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk dapat
memahami dunia dan berhasil dalam karirnya. "Kecakapan matematika yang
ditumbuhkan pada siswa mempakan mata pefajaran matematika kepada
pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai melalui pembelajaran
matematika. "20
Robert M_ Gagne, seorang profesor dan ahli psikologi telah banyak
membuat penyelidikan mengenai fase dalam rangkaian pembelajaran dan jenis
pembelajaran matematika. Menumt Gagne, "terdapat empat kategori yang
harus dipelajari oleh kanak-kanak dalam matematika yaitu fakta, kemahiran,
19 Dcpartcmen Pendidikan Nasional, Materi Pe/atihan Terintegrasi Matematik Buku J,
(Jitlrnrta: Departemen Pendidilrnn Nasional , 2005), h. 9. ZO DPn"'iiP.ffiP.n DP.nd:.~;t-nn 1'.T,-,,-..;'"'"'"1 l 4-•~-·~ n_,_,~,-
16
konsep dan prinsip. Sedangkan objek yang dipelajari siswa dalam matematika,
secara garis besar yaitu objek-objek langsung (liirects object) dan objek-objek
tak langsung (indirects object). Adapun objek langsung terdiri atas:
1. Fakta-fakta matematika, yaitu konvensi (kesepakatan) dalam yang dimasukkan untuk memperlancar pembicaraan-pembicaraan di dalam matematika, seperti lambang-lambang yang ada dalam matematika; kesepakatan bahwa pada garis bilangan yang horisontal, arah ke kanan menunjukkan bilangan-bilangan yang semakin besar sedangkan arah ke kiri menunjukkan bilangan-bilangan yang semakin kecil; dan sebagainya.
2. Keterampilan (prosedur) matematika, yaitu operasi-operasi dan prosedur-prosedur dalam matematika, yang masing-masing merupakan suatu proses untuk mencari (memperoleh) sesuatu hasil tertentu. Contoh, proses mencari jumlah dua bilangan, proses mencari kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan, dan sebagainya.
3. Konsep matematika, yaitu suatu ide abstrak yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan apakah sesuatu objek tertentu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut Suatu konsep yang berada dalam lingkungan ilmu matematika disebut konsep matematika, seperti segitiga, persegi panjang, persamaan, dan lain-lain.
4. Prinsip matematika, yaitu suatu pernyataan yang bernilai benar, yang memuat dua konsep atau lebih dan menyatakan hubungan antara konsep-konsep tersebut 21
Sedangkan objek tak langsung meliputi kemampuan berpikir iogis,
kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir analitis, sikap positif
terhadap matematika, ketelitian, ketekunan, kedisiplinan, dan hal-hal lain yang
secara implisit akan dipelajari jika siswa mempelajari matematika.
Gagne juga menyebutkan bahwa suatu pengetahuan pada umumnya
membutuhkan penguasaan terhadap kemampuan prasyarat Kemampuan
prasyarat ini pun kemungkinan besar membutuhkan beberapa prasyarat pula,
demikian seterusnya hingga terbentuk suatu susunan yang hirarkis dari
berbagai pengetahuan atau kemampuan yang disebut hirarki belajar. "Hal ini
sangat relevan untuk pembelajaran matematika karena materi-materi
pembelajaran matematika pada umumnya tersusun secara hirarkis (materi
21 Departen1en Pendidikan Nasional~ A1ateri Pelatihan Terintegrasi 111aten1atika Buku 2,
(Jakarla: Dennrl~tnPn PPnrlirlilr~1n l\.Tqc-ift.-n-.1 "lf\fiO:::\ 1~ , ,.,
17
yang satu merupakan prasyarat untuk materi berikutnya)."22
Adapun hierarki
pembelajaran matematika tersebut dintaranya ialah "pembelajaran melalui
isyarat, pembelajaran tindak balas rangsangan, pembelajaran melalui rantaian,
pembelajaran melalui pembedaan dan sebagainya."23
Menurut Askew, et al yang dikutip oleh Bob Fox et al dalam buku
Using JCT in Primmy Mathematics Practise and Possibilities dijelaskan
bahwa "Numeracy is the ability to process, communicate and interpret
numerical information in a variety of contexts. "24
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menghitung dalam matematika adalah kemampuan untuk memproses,
mengkomunikasikan dan menginterpretasikan informasi dalam berbagai
permasalahan yang melibatkan bilangan dan ukuran. Sehingga dibutuhkan
pula keakuratan suatu bilangan dan kepercayaan diri dari dalam individu agar
proses menghitung berjalan dengan baik.
"Cara yang terbaik bagi seseorang siswa untuk mempelajari sesuatu
konsep atau prinsip dalam matematika adalah dengan mengkonstuksi sebuah
representasi dari konsep. " 25 Siswa yang lebih dewasa mungkin bisa
memahami suatu konsep dalam matematika hanya dengan menganalisis
sebuah representasi yang disajikan oleh guru mereka, akan tetapi untuk
kebanyakan siswa khususnya siswa yang lebih muda proses belajar akan lebih
baik jika para siswa mengkonstruksi sendiri representasi dali apa yang
dipelajarinya. Alasannya, jika para siswa bisa mengkonstruksi sendiri
representasi itu mereka akan lebih mudah menemukan konsep atau prinsip
yang terkandung dalam representasi tersebut, sehingga untuk selanjutnya
mereka juga mudah untuk mengingat dan mengaplikasikannya.
22 Departemen Pendidilrnn Nasional. Materi Pelatihan Terintegrasi matematika Buku 2, (Jakarta: Dcpartemen Pendidikan Nasional, 2005). h. 18.
23 Moh. Daud Hamzah, "Bagaimana Kanal<-kanak Mempelajari matematika ", dari http://www.geocities.com/ Pluto stewart/artikel ilmial1 1.htm.
24 Bob Fox et al, Using JCT Jn Primary 1\fathematics Practise and Possibilities, (London: David Fulton Publisher, 2000), h. 26.
lS npn~rfpmpn p,,.nili.4-11,.-,....,.. 'J...T.-..-.;~~--1 l -<~-'~--= n ' ,.,
18
Konstruktivisme dalam pendidikan matematika merupakan
penyusunan awal pengetahuan serta penekanan kepada paham konsep yang
benar mengenai konsep matematika. Konstruk'tivisme dibina melalui
pengajarnn yang berpusatkan pada pelajar. Guru berpernn sebagai fasilitator
yang mernngsang minat pelajar dalam proses pembinaan dan perubahan
sesuatu konsep. Oleh karena itu guru perlulah melibatkan semua pelajar dalam
menjalankan aktivititas matematika secara manipulatif Guru juga perlu
menggalakkan pelajar untuk berfikir dan melatih mereka menyelesaikan
berbagai masalah. Kesimpulannya ialah guru perlu mewujudkan iklim
pengajaran dan pembelajaran yang menarik dan membuat rancangan yang
sesua1.
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang
bernsal dari dalam dan luar siswa. Adapun faktor luar misalnya fasilitas
belajar, earn mengajar guru (metode), materi pembelajaran (kurikulum),
sistem pemberian umpan balik dan sebagainya. Sedangkan faktor dari dalam
siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan sebagainya.
Wasty Soemanto menggolongkan faktor belajar menjadi tiga macam,
yaitu faktor-faktor stimuli belajar, faktor-faktor metode belajar, dan faktor
faktor individual. Faktor stimuli belajar terkait dengan panjangnya bahan
pelajarnn, kesulitan bahan pelajaran, bernrtinya bahan pelajaran, berat
rmgannya tugas, suasana lingkungan eksternal. Faktor-faktor individual
menyangkut kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis
kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan
jasmani dan rohani, serta motivasi. 26
Berikut uraian beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa
dalam belajar:
1. Kurikulum matematika
"Kurikulum adalah sepernngkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta earn yang digunakan sebagai
19
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
d.d.k ,,27 pen 1 1 an tertentu.
Kurikulum matematika pada dasarnya terdiri dari aritmatika,
penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Namun setelah
berjalannya waktu, muncullah bentuk-bentuk matematika lain seperti
geometri, statistik, probabilitas, dan lain sebagainya. Adapun tujuan
kurikulum matematika tersebut adalah agar memungkinkan manusia untuk
menggunakan pikiran matematis dalam memecahkan masalah-masalah
nyata.
Lima bagian utama kurikulum matematika yang diajarkan secara
bertahap pada tiap tingkatan di Sekolah Dasar antara lain: "bilangan dan
penomoran, operasi dengan seluruh angka, operasi dengan pecahan,
probabilitas dan statistik, serta geometri dan ukuran."28
Materi mengenai bilangan dan penomoran di SD diberikan secara
bertahap sesuai dengan tingkatan. Seperti pada kelas 4, materi bi!angan
yang dibahas beberapa diantaranya:
Tabel 1: Pokok Babasan dan Snb Pokok Bahasan Matematika
Kelas 3 Sekolah Dasar
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
a. Mengenal bilangan ribuan dan menyebutkannya secara urut
b. Mengenal nilai tempat bilangan ribuan dan
Mengurutkan dan menuliskannya dalam bentuk panjang .
mencantumkan c. Membandingkan bilangan dengan
letak bilangan pada menggunakan sismbol dan mengurutkan
garis bilangan. bilangan. d. Menentukan sebuah bilangan yang terletak
diantara dua bilangan secara urut dan loncat. e. Mengurutkan bilangan dan menentukan
posisinva pada garis bilangan.
Sumber: Buku Pake! malcmatika Kelas 3 Sekolah Dasar
27 Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terintegrasi malematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), Buku 3, h. 4.
28 Tom rl~n l-T';"ITTiP.f ~nhnl f),.....,,...,.."",...~~ D-M------ "-- -'- ,,.....
21
menuliskan angka."31 Nilai tempat memberikan makna terhadap suatu
angka dalam suatu bilangan tertentu tergantung pada kedudukan angka
tersebut dalam bilangan. Pada sistem pengangkaan yang digunakan, nilai
tempat dimulai dari satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, dan
seterusnya.
Konsep bilangan dalam matematika tidak dapat terlepas dari
penggunaan simbol. Ginsburg berpendapat:
Three principles of written 1>ymbolism in mathematics: a. Children's understanding of written 1>ymbolism generally lags
behind their informal arithmetic b. Children inte1pret written symbolism in terms of what they already
know. c. Good teaching attempts to foster connections between the child's
informal knowledge and the abstract and arbitrary sistem of symbolism. 32
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
prinsip tentang simbolisme yang tertulis di dalam matematika:
a. Pemahaman anak tentang simbolisme biasanya tertinggal dari
perhitungan informal mereka.
b. Anak-anak menginterpretasikan simbolisme dalam kaitannya dengan
apa yang telah mereka mengetahui.
b. Pengajaran yang baik merupakan usaha untuk membantu
perkembangan hubungan antara pengetahuan informal anak dan
abstrak dalam sistem simbolisme.
2. Metode Pembelajaran matematika
('rvfetode adalah prosedur pembelajaran yang dipilih untuk
membantu siswa dalam mencapai tujuan dan mengintemalisasikan isi atau
pesan, seperti metode ceramah, metode drill (latihan), metode ekspositori,
metode permainan dan sebagainya. "33
31 Finnana\vaty Sutan, 1Vfahir 1naten1atika Aie/alui Per111ainan, (Jakarta: Puspa Swara, 2003), h. 2.
32 Maulfry Worthington and Elizabeth Carruthers, Children's Mathematics, (London:
P~u1l r'h'ln1n'ln '){\(\".?\ h '71
22
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran matematika adalah prosedur pembelajaran matematika yang
dipilih untuk membantu sJSwa dalam mencapa1 tujuan dan
menginternalisasikan isi atau pesan dari matematika.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran matematika yaitu metode ekspositori, dimana dalam metode
ini guru memberikan informasi hanya pada waktu-waktu tertentu yang
diperlukan siswa.
Pada metode ekspositori guru juga dapat memeriksa pekerjaan
siswa secara individual dan menjelaskan kembali kepada siswa secara
individual atau klasikal. Beberapa hasil penelitian di Amerika Serikat
menyatakan bahwa "metode ekspositori merupakan cara mengajar yang
efektif dan efisien." 34
3. Media Pembelajaran dan Alat Peraga matematika
"Media pembelajaran adalah sesuatu yang membawa informasi
dari pengirim informasi ke penerima informasi."35 Baik media maupun
alat peraga matematika dapat digunakan untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa dalam matematika karena dengan menggunakan alat peraga,
maka:
a. Proses belajar mengajar menjadi lebih termotivasi. b. Lebih dapat dipahami karena konsep abstrak matematika tersajikan
dalam bentuk kongkrit. c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda
di alam skitar akan lebih dapat dipahami. 36
4. Evaluasi Pembelajaran matematika
"Evaluasi atau penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah
tindakan yang telah dikerjakan sebelumnya cukup berharga atau tidak." 37
(Bandung: UPI, 2003), edisi revisi, h.239. 34
H. Ennan Suherman, et al, Strategi T'en1belajaran n1aten1atika Konten1porer, (Bandung: UPI, 2003), Edisi revisi, h.203.
35 H. Ennan Snherman. et al, h. 238. 36
H. Elman Suhennan: et al, h. 243. 37 T"'I. - .....
23
Penilaian ini dilakukan pada dua aspek, yaitu tingkat keberhasilan dan
tingkat efisiensi pelaksanaan program. Penilaian terhadap tingkat efisiensi
pelaksanaan program biasanya diperlukan pada sistem (program yang
terns menerus berulang). Ciri suatu program adalah adanya masukan awal
(input), proses pelaksanaan mencapai tujuan, dan hasil yang diperoleh
(output). Penilaian tidak saja dilakukan pada program pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah, tetapi juga misalnya pada yayasan atau
lembaga sosial.
5. Hasil Belajar
"Hasil belajar atau acMevement mempakan realisasi pemekaran
dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. "38 Pada umumnya
hasil belajar diwujudkan dalam bentuk nilai. Sehingga dapat disimpulkan
apabila nilai hasil belajar seseorang itu bagus, berarti ia telah menguasai
materi belajar melalui keterampilan berpikir dan motorik dengan baik, dan
begitu pula sebaliknya.
6. Kesulitan Belajar Matematika
Kesulitan belajar matematika sermg kita temukan dalam
pembelajaran matematika. Menurut Lerner yang dikutip oleh Mulyono
Abdurrahman dalam bukunya yaitu "Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar" bahwa "kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia
(dyscalculis), yaitu istilah yang mempunyai makna konatasi medis yang
memandang adanya keterkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat." 39
Menurutnya ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar ,
yaitu adanya gangguan dalam hubungan keruangan, abnormalitas persepsi
38 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psiko/ogi Proses Pendidikan, (Bandllllg: Rcrnaja Rosdakmya, 2003), h.
39 T\Anhrf\nn A hiln-rr<:>hrnnro D,,,~rl;A;J,_._ D--: A-·~'- n - 1
24
visual, asosiasi visual-motor, perseveras1, kesulitan mengenal dan
memahami symbol, gangguan penghayatan tubuh, kesulitan dalam bahasa
dan membaca, dan pe1:formance IQ jauh lebih rendah dari pada sekor
verbal IQ.
Lerner menambahkan, bahwa beberapa kekeliruan yang umumnya
dilakukan oleh anak yang berkesulitan belajar matematika antara lain
kurang memahami tentang simbol, nilai tempat sebuah bilangan,
perhitungan, penggunaan proses yang keliru, dan tulisan yang tidak
terbaca.
Sedangkan beberapa tanda yang menunjukkan kesulitan dalam
belajar matematika menurut Hornsby (1984) yang dikutip oleh John
Backhouse et al dalam buku Improving the Learning C?f Mathematics,
salah satunya yaitu:
Difficulty with basic mathematics is estimated to cause trouble for 60 percent of dyslexics. 171is may show itse!f as difficulty in remembering tables or trouble with computation using decimals of fractions. some dyslexics have difficulty in distinguishing between + and x, - and + and < and>. 40
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesukaran
dalam matematika dasar diperkirakan sebesar 60% karena gangguan
disleksia. Hal ini dapat terlihat pada kesukaran dalam mengingat atau
ketika menggunakan tabel dengan perhitungan yang menggunakan sistem
desimal atau pecahan. Beberapa gangguan disleksia mempunyai kesukaran
dalam membedakan antara + dan x, - dan +, serta < dan > .
C. Peranan matematika Dalam Agama
Menurut PM. Labulan, bahwa dalam matematika terkandung sifat
kejujuran dan sifat ketaatan. Kejujuran dan ketaatan adalah jalan guna
mendekatkan diri kepada Al-Khaliq. Sifat kejujuran dapat dilihat pada
pemenuhan sumpah seorang hamba terhadap penciptanya ketika di dalam
40 John Backhouse et nl hnnrnvina 11,,,,, 1,, ....... ~;·n~ ~r 1 ,._~,
25
rahim ibu. Sedangkan sifat ketaatan dapat dilihat pada patuh dan taatnya
manusia kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dengan menggali ilmu matematika, maka kita akan semakin
menemukan suatu kepuasan tersendiri yang tidak dimiliki ilmu lain dan
akan semakin dekat seseorang kepada penciptanya. Hingga pada
gilirannya seorang ilmuan matematika berucap: "Ya Tuhan kami,
bukanlah Engkau ciptakan semua ini dengan percuma. Maha suci Engkau.
Maka peliharalah kami dari azab neraka" (Al-Imran: 192). 41
D. Konsep Anak Jalanan
1. Peugcrtian dan Ciri-ciri Anak Jalanan
Tinjauan mengenm pengertian anak jalanan masih belum
mempunyai kesamaan dari para peneliti dan masyarakat, sehingga masih
terdapat bermacam-macam persepsi. Peserta Lokakarya Nasional Anak
Jalanan yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial menyusun definisi
dari anak jalanan yaitu "anak yang sebagian besar menghabiskan
waktunya untuk mencari naflcah dan atau berkeliaran di jalanan atau di
tempat-tempat umum lainya."42
Menurut Rooestien Ilyas seorang aktivis sosial sekaligus pendiri
dan ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara, "anak jalanan adalah anak
anak yang berada di jalanan bukan karena ingin bermain di jalanan, tetapi
karena harus hidup dari jalanan. Sumber nafkah mereka yang serabutan itu
berada di jalanan, mulai dari jualan rokok, mengamen, ikut mengatur Ialu
lintas, menyemir sepatu sampai berjualan kantong plastik di pasar."43
Armai Arif juga menekankan bahwa untuk memahami anak
jalanan secara utuh kita harus mengetahui definisi anak jalanan tersebut,
antara lain seperti yang dijelaskan oleh Departemen Sosial RI, bahwa anak
jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk
41 PM. Labulan, "Peranan matematika Dalan1 Agama", dalanJ Makalah Seminar Tahun 2004, h. 8.
42 Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Modul Pe/atihan Pekerja S'n.<>inl r11111nh .<... ... inaanh fT-:.1r"1ri"' T-:!nil<>n v,... ......... ;~1 ....... _~- (' __ :."• ... y_ . , .......... ~~- - • - -
26
mencan nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum
lainnya. UNICEF juga memberikan batasan tentang pengertian anak
jalanan, yaitu:
Street child are those who have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic street life. (anak jalanan merupakan anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah d .. I ) 44 IJa an raya.
Selain mengetahui definisi di atas, pemahaman terhadap anak
jalanan juga dapat diketahui melalui pengelompokkan anak jalanan.
Seperti yang disebutkan oleh Himpunan Mahasiswa Pemerhati Masyarakat
Marjinal Kota (HIMMATA), bahwa anak jalanan dikelompokkan me1tjadi
dua kelompok, yaitu anak semi jalanan dan anak jalanan murni.
Sedangkan menurut Tata Sudrajat, anak jalanan dapat dikelompokan
menjadi 3 berdasarkan hubungannya dengan orang tuanya, antara lain :
1) Anak yang hidup dijalanan (Children the street) 2) Anak yang bekerja di jalanan (Children on the street) 3) Anak yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini
masuk kedalam kategori anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable to be street children). 45
Badan Kesejahteraan Sosial Nasional membedakan anak jalanan
menjadi empat kelompok berdasarkan situasi sosial, yaitu:
a. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya (children of the street ). Mereka tinggal 24 jam di jalanan dengan menggunakan semua fasilitas jalanan sebagai ruang hidupnya. Mereka saling berhubungan erat dan saling menolong satu sama lain. Perilaku mereka cenderung liar, curiga, susah diatur, reaktif, cuek, tertutup, tidak tergantung dan bebas. Hal ini disebabkan faktor sosial psikologis keluarga seperti kekerasan, penolakan, dan perceraian orang tua sehingga menyebabkan hubungan dengan keluarga terputus. Umumnya mereka tidak mau kembali ke rumah, karena kehidupan jalanan telah menjadi ikatan mereka.
Arif ' ht1tv/lnrnnu rfilrm.,.c- ,.t,,,.,...,.:i.;i ... ...,,..., ,.,,.., ;,:i
"Upaya Pe1nberdayaan Anak jalanan", dari
27
b. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua atau anak yang bekerja di jalanan (children on the street). Mereka umumnya adalah pekerja migran kota yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di kampung. Hal ini disebabkan oleh tekanan ekonomi keluarga sehingga mereka harus membantu orang tua sekaligus menghidupi dirinya sendiri. Tempat tinggal mereka umumnya mengontrak di lingkungan kumuh bersama saudara atau teman-teman sekampungnya.
c. Anak-anak yang masih berhubungan teratur dan tinggal dengan orang tua. Umumnya mereka masih bersekolah dan pergi ke jalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orang tua dan disuruh orang tua. Aktivitas mereka yang paling mencolok adalah berjualan koran.
d. Anak-anak jalanan yang berusia di atas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk mencari kerja, atau masih labil dalam suatu pekerjaan. Umumnya mereka telah lulus SD bahkan SMP. Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang dewasa pergi ke kota. Keterampilan mereka yang terbatas menyebabkan kebanyakan mereka bekerja sebagai pengemis, pemulung dan lain-lain sampai mereka mendapat pekerjaan tetap.46
Maka secara garis besar anak jalanan terbagi dalam dua kelompok,
antara lain :
a. Kelompok anak jalanan yang bekerja dan hidup di jalan. Mereka hidup
di jalan, melakukan semua aktivitas di jalan, tidur dan menggelandang
secara berkelompok.
b. Kelompok anak jalanan yang bekerja di jalanan ( masih pulang ke
rumah orang tua).
Berdasarkan pembagian kelompok tersebut, dapat disimpulkan
bahwa anak jalanan yang menjadi subyek dalam penelitian ini
dikategorikan sebagai anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable
to be street children), karena mereka masih bersekolah, menghabiskan
sebagian waktu dengan bekerja dan masih tinggal bersama orang tuanya.
·16
Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, },fodul Pelatihan Petugas PP11rfnn1nina n1•rtn<T 7'un A,,,,.,y ,,.,,,..,,,,.,,,, /'Tnl~ .... - ..... D-..1-- T.r ___ ,_._, ..... . • '~ . - - - - -
28
Melihat sebagian besar waktu yang mereka habiskan di jalanan,
dapat dikatakan bahwa mereka telah kehilangan hak mereka sebagai anak.
Sepe1ti diantaranya hak memperoleh pendidikan, kebebasan berekspresi
dan memperoleh informasi, serta bimbingan memainkan peranan pada
masyarakat sesuai dengan tingkat usia dan kematangnnya. Sehingga ha!
tersebut dapat membentuk kepribadian yang kurang baik dalam diri anak.
Seperti yang diungkapkan Saratri Wilonoyudho, bahwa:
Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan kumuh serta berada di lingkungan yang keras dan kasar tanpa bimbingan orangtua, akan membentuk watak yang indolen (tidak mempunyai hasrat dan kemauan), pasif, inferior (kurang bermutu), tercekam oleh mentalitas rendah diri, bersikap agresif, eksploitatif, dan mudah prates atau marah.47
Hal tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri anak jalanan seperti yang
disebutkan oleh Badan Kesejahteraan Sosial Nasional yang juga dapat kita
kenali secara umum, antara lain: 48
Tabel 2: Ciri-ciri Anak Jalanan
Ciri Fisik Ciri Psikis - Warna kulit kusam - Acuh talc acuh - Pakaian tidak terurus - Mobilitas tinggi - Rambut kusam - Penuh curiga - Kondisi badan tidak terurus - Sensitif
- Kreatif - Semangat hidup tinggi - Berwatak keras - Berani menanggung resiko - mandiri
Sumber: Modul Pelatihan PekerJa Sosial Rumah Singgah.
Sedangkan Yayasan Nanda Dian Nusantara memberikan batasan
batasan mengenai ciri-ciri anak jalanan secara umum, seperti:
a. Berada di tempat umum Galan, pasar, pertokoan, tempat-tempat hiburan) selama 3-24 jam sehari.
b. Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, sedikit sekali yang tamat SD).
47 Saratri Wilonoyudl10, "Nasib Anak Perempuan Jalanan", Harian Kompas (Sabtu 23 juli 2005). '
IJ8 nif1"ktnr~1 T<Pc.-Pi-:>hfA ..... 'ln A...,,.1,. V~l .• ._ ___ ..l-- T ~-~' •TT• ',. • • ~ • -•
c. Berasal dari keluarga tidak mampu (kebanyakan kaum urban, beberapa diantaranya tidak jelas latar belakang keluarganya).
d. Melakukan aktivitas ekonomi (melakukan pekerjaan pada sektor informal). 49
29
Maka dapat dikatakan bahwa batasan-batasan mengenai beberapa
cm tersebut dilihat berdasarkan subyek di lapangan yang terdapat di
beberapa lokasi binaan Yayasan Nanda Dian Nusantara.
2. Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan
Keberadaan anak jalanan merupakan salah satu masalah sosial
yang cukup memprihatinkan. Tidak seharusnya mereka kurang
mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari keluarga dan
masyarakat
Adapun beberapa faktor yang dapat diidentifikasikan sebagai
penyebab tumbuhnya anak jalanan, antara lain:
a. Faktor kemiskinan keluarga
Fakta ini menunjukkan bahwa anak-anak jalanan itu berasal dari keluarga miskin yang tidak dapat mencukupi kebutuhan minimal sehari-hari. Mereka berada di jalanan antara lain karena dorongan untuk membantu ekonomi dan meningkatkan pendapatan keluarga yang selama ini tidak mencukupi. Kemiskinan ini tidak jarang diperparah oleh rendahnya pendidikan keluarga itu sendiri, sehingga kedua orang tua tidak mempunyai pandangan yang tepat terhadap masa depan anak.
b. Faktor rendahnya pendidikan orang tua
Pendidikan orang tua anak jalanan pada umumnya rendah. Mereka tidak mempunyai wawasan dan pengetahuan yang memadai untuk membesarkan dan mendidik anak secara baik. Kondisi ini menyebabkan orang tua membiarkan anak-anaknya untuk berada di jalan, hidup di jalan dan bermain di jalanan. 50
Menurut Karnaji, dkk (2001) sebagian besar responden
menyatakan bahwa kebutuhan pertama yang amat mendesak dan
diperlukan anak jalanan adalah tempat tinggaL Umumnya mereka tinggal
di rumah-rumah semi permanen dan rumah kardus atau seng bekas.
49 Rahmat Salam el al, Model Pemberdayaan Anak Jalanan Berbasis Keluarga Dengan Pendekatan 1"tfulti.~is.IP111 fT~k-~n·t~· T Tniv,,_.,..,..;,...,C" 1'.!f .. t..-..,~·~~A:- . .-1. T. '-- --· ,...,....,-.. • , • · -
30
Sedangkan lainnya mengak:u kebutuhan pertama yang mendesak adalah
makanan.
Secara rinci Departemen Sosial memperkirakan beberapa faktor
yang diindikasikan sebagai penyebab munculnya fenomena anak jalanan,
yaitu sebagai berikut:
a. Urbanisasi (Rural-Urban Migration) Beberapa alasan sebagian besar mereka bermigrasi ke kota
kota besar antara lain: keterbatasan sistem di daerah yang dapat dijadikan sumber potensi untuk mengembangkan sosial ekonomi masyarakat dan pelayanan sosial terhadap anak, kemampuan ekonomi yang terbatas, mencari suasanan barn karena rutinitas anak di daerah monoton, minimnya akses pelayanan untuk anak seperti sarana pendidikan dan fasilitas bermain, ajakan teman, dan lain-lain.
b. Ketidakberuntungan ekonomi Terkadang orang tua menjadikan anak sebagai alat untuk
mempermudah memperoleh uang karena mereka berasal dari keluarga miskin atau kurang mampu.
c. Melemahnya fungsi dan peran keluarga Hal ini dikarenakan bergesemya fungsi dan peran orang
tua, dimana anak dipandang sebagai aset ekonomi keluarga sehingga anak dijadikan unit produksi dengan dalih menutupi kebutuhan dan meringankan beban keluarga. Selain itu kurangnya pengetahuan dalam membimbing, mengasuh dan mengawasi anak dalam usia tumbuh kembang juga menjadi faktor ha! tersebut.
d. Keterbatasan SDM Sebagian besar anak jalanan merupakan anak-anak yang
putus sekolah (drop out), anak terlantar dan yatim piatu. Keterbatasan keterampilan dan kemampuan baik yang dimiliki anak maupun orang tua mereka, menjadikan mereka sulit untuk diserap dunia kerja sehingga pada akhirnya menjadikan jalan lain sebagai altematif untuk menghasilkan pendapatan.
e. Tuntutan gaya hidup Cara yang mudah untuk memperoleh uang di jalan dapat
memunculkan perilaku atau kebiasaan-kebiasaan yang konsumtif, sehingga akhirnya mereka menggunakan berbagai cara untuk memenuhi tuntutan gaya hidup.
f Lemahnya kontrol sosial Terjadinya pergeseran nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat menyebabkan lemahnya kontrol sosial masyakat .i.~-1..~..l- •• L ___ L ___ • t
32
Dalam masyarakat pedesaan yang mengalami transisi dan golongan miskin di kota akan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia bila kondisi ekonomi mengalami perubahan. Salah satu upaya yang seringkali dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut adalah dengan memanfaatkan tenaga kerja anggota keluarga, seperti ibu rumah tangga (wanita). Kalau bantuan tenaga kerja wanita belum mencukupi maka anak-anak yang belum dewasa juga diikutsertakan dalam menopang kegiatan ekonomi keluarga. 54
Itu artinya dalam kondisi ekonomi yang sangat terdesak, kaum
urban terpaksa mempekerjakan anggota keluarganya, termasuk anak yang
berada oada usia sekolah sekalioun. Karena ha! itu 12una memenuhi l - - -- - I - - - -- - '-' --
kebutuhan hidup mereka di kota. Adapun teori kedua yaitu teori transisi
industrialisasi. Menurut teori ini:
Pada tahap awal industrialisasi dibutuhkan pemupukan modal (capital accumulation) untuk meningkatkan produksi dan teknologi. Biasanya para pengusaha menekan biaya produksi dengan jalan menekan biaya pengeluaran untuk upah. Salah satu cara yang biasanya dilakukan adalah dengan mempekerjakan wanita dan anak-anak karena dipandang sebagai pencari nafkah kedua (sekunder) sehingga bersedia dibayar murah. Atas dasar inilah maka banyak pemilik modal mempekerjakan wanita dan anak-anak sebagai buruh di industri dengan upah yang rendah.
Dengan demikian, tidak heran jika di sekeliling kita banyak
ditemukan anak-anak usia sekolah yang terpaksa harus putus sekolah
karena harus bekerja membantu orang tua dan keluarga.
3. Pendidikan Pada Anal{ .Jalanan
Setiap anak n1e1nbutuhlcan kebutuhan edukasi yang tidak !epas dari
dua aspek utama, yakni aspek internal dan eksternal. "Aspek internal
berasal dari dalam individu yang mencakup kualitas kemampuan dasar,
baik Intelligent Quality, Emotion Quotient, dan Spiritual Quotient serta
minat dan bakat. Sedangkan aspek eksternal lebih bersifat sosiologis."55
54 Kamaji, et al, "Jurua! Studi Tcntang Penyusunan Modal Pembinaan dan Pcmberdayaan
Anak Jalanan", dari http://www.joumal.nnair.ac.id/, 20 Desernber 2001. 55vv11',., .. n.-. .... t., ••1;.A,...n~~~,.-- C'4---• ci4 __ J ___ , "- , " • •
33
Sehingga keseluruhan aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
berpengaruh terhadap pendidikan anak_
Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang sangat penting
bagi pembentukan Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkualitas.
Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang menyatakan, bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 56
Jalur pendidikan pada dasarnya terdiri dari pendidikan formal, non
formal dan informal. Dipandang dari segi ekonomi pendidikan merupakan
peningkatan kemampuan kerja dan mengelola kehidupan sehingga dapat
meningkatkan pendapatan. Pendidikan non formal bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian professional.
Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan kerjasama yang baik dari
masyarakat setempat. Hal ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran
akan pentingnya pendidikan dan mendorong masyarakat untuk terns
berpartisipasi aktif di dalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Fasli Jalal
dan Dedi Supriadi, "apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan
nonformal) ingin melayani, dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka
hams berani meniru apa yang baik dari apa yang tumbuh di masyarakat
dan kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan yang sistematis
56 'rim D,,.,-1,.,J,...,~ 17,.,.1,..~ 11.K-.l;~ rr __ _ J_
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan lingkungan
masyarakatnya. "57
Permasalahan-permasalahan yang timbul pada anak merupakan
akibat dari kondisi nilai dan pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga
mereka kurang memadai, terutama dalam menjalani kehidupan mereka di
kota-kota besar yang penuh dengan persaingan dalam hal pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian. Sementara disisi lain, mereka 1..'Urang dibekali
ketiga hal tersebut Sehingga akhirnya mereka berada dalam struktur sosial
yang lemah.
Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tersebut
berkaitan dengan lemalmya kondisi ekonomi keluarga untuk
menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah formal karena biaya yang
cukup mahal, sehingga tidak jarang anak-anak mereka terpaksa tidak
disekolahkan atau putus sekolah di tengah jalan_ Hal ini berarti anak
kehilammn haknva untuk menaikuti Proaram Waiib Belaiar Sembilan '-' J '-' ....... J J
tahun. Pelaksanaan Wajib Belajar Sembilan Tahun memang bukanlah
semata-mata masalah peningkatan kualitas pendidikan, tetapi diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan manusia karena pendidikan
merupakan sarana efektif mengentaskan kemiskinan.
Adapun permasalahan pendidikan pada anak jalanan secara umum
antara lain:
57
a. Putus sekolah SD/MI karena masalah ekonomi b. Kondisi yang tidak mengenakan di sekolah termasuk:
I) Kualitas pengajaran yang rendah 2) Sekolah tidak memenuhi syarat 3) Kurikulum tidak relevan dengan realitas sehari-hari (terutama
untuk anak-anak dari keluarga miskin) c. Tidak ada alternatif yang jelas untuk anak-anak miskin dalam
pendidikan d. Pendidikan formal tidak mengakomodasi kebutuhan anak-anak
yang bekerja e. Kerjasama yang sangat terbatas antara instansi pemerintah dengan
LSM dalam menghadapi masalah yang berbeda. 58
l<:i]o;t]
35
Permasalahan-permasalahan di atas semestinya dapat ditangani jika
pemerintah, keluarga dan masyarakat saling bekerja sama. Karena hal
tersebut merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Pemerintah memiliki
kewajiban agar anak-anak usia pendidikan dasar dapat memperoleh
layanan pendidikan yang berkualitas, sepe1ii penyediaan gedung sekolah,
sarana dan prasarana pendidikan, guru, dan kurilntlum. Keluarga
berkewajiban mengontrol pendidikan anak. Dan masyarakat ikut berperan
aktif membantu pemerintah. "Jika pemerintah tidak dapat sepenuhnya
menunaikan kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat terbuka ikut
berperan serta dalam penyediaan layanan pendidikan."59
Penyediaan layanan pendidikan tersebut dapat ditangani salah
satunya dalam bentuk penyetaraan pendidikan yang terdiri dari paket A,
paket B dan paket C. Bentuk penyetaraan pendidikan ini merupakan
program pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal) yang di
dalamnya terdiri dari empat unsur yang dikenal dengan istilah:
a. Warga belajar disebut pula dengan pese1ia pelatihan atau partisipan.
b. Tutor adalah orang yang membelajarkan warga belajar. Tutor memegang peranan penting dalam program pembelajaran sehingga disyaratkan memiliki kemampuan membelajarkan dan memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam berbagai situasi pembelajaran.
c. Materi pembelajaran merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan sesuai dengan kebutuhan warga belajar.
d. Konteks adalah lingkungan sosial, psikologis dan fisik dimana proses pembelajaran terjadi. Secara rinci konteks ini meliputi kodisi keluarga warga belajar, kelompok sosialnya, komunitas, tempat belajar, lembaga penyelanggaraan program, citra pendidikan, jumlah tenaga pelaksana, pekerjaan, hambatan keuangan, struktur masyarakat dan keragaman etnik, jaminan hukum, etika dan lingkungan sekitar. 60
58 Direktorat Kesejaltteraan Anal<, Keluarga dan Lanjut Usia,Aiodul Pelotihan Pekerja Sosial l?1~;ll1h Singgah, (Jakarta: Badan Kcsejahteraan Sosia1 Nasional, 2000), Buku 2, J1. 14.
· Suparlan, "Hak-hak Pendiclilrnn Anak Indonesia", dari www.ftpi.info/ltome/article8.phtml-2lk, 15 September 2006@03:12 PM.
60 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 242.
36
Selama ini ada anggapan yang kuat dalam masyarakat bahwa tidak
sedikit anak-anak yang harus meninggalkan bangku sekolah (putus
sekolah) karena harus bekerja membantu ekonomi orang tuanya. Seorang
siswa dikatakan putus sekolah apabila ia tidak dapat menyelesaikan
program suatu sekolah secara utuh yang berlaku sebagai satuan sistem.
Putus sekolah umumnya terjadi pada tahun-tahun terakhir Sekolah
Dasar. Alasan utama yang sering dikemukakan para orang tua mengapa
anaknya tidak bersekolah adalah karena tidak adanya biaya. Sedangkan
beke1ja atau membantu ekonomi keluarga bukan merupakan alasan utama.
Alasan terbesar kedua yang sering dikemukakan untuk menutupi alasan
sebenarnya yaitu karena "malas". Keputusan untuk meninggalkan sekolah
seringkali terlihat berasal dari anak, tetapi ini sering merupakan respons
terhadap keinginan orang tua atau merupakan kombinasi dari berbagai
faktor sekaligus.
M. Saleh Marzuki menyebutkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi seorang anak menjadi putus sekolah, antara lain:
a. Faktor Ekonomi Putus sekolah dapat terjadi karena keadaan orang tua yang
miskin dan harus bekerja berat sehingga anak diperlukan untuk membantu orang tua. Selain itu ketidaktertarikan orang tua terhadap kemampuan membaca juga dapat mengurangi motivasi untuk menyekolahkan anak ke sekolah formal. Karena dalam kondisi kemelaratan tersebut, orang tua menginginkan anaknya bekerja membantu orang tua sehingga sekolah bukan lagi merupakan prioritas karena sekolah tidak dapat menolong mereka dengan segera.
b. Faktor Sosial Budaya Faktor yang berhubungan dengan pandangan, keinginan,
sikap dan kepercayaan orang tua terhadap pendidikan ini meliputi: l) Aspirasi orang tua tentang pendidikan. Pendidikan yang
diinginkan orang tua adalah pendidikan yang segera menghasilkan, artinya dalam waktu singkat jelas hasil atau manfaatnya bagi orang tua.
2) Sikap terhadap sekolah kurang positif, misalnya menganggap sekolah itu kurang penting.
3) Pandangan orang tua tentang fungsi sekolah yang dianggap selesai aoabila anak sudah daoat membaca dan menulis
37
c. Faktor Pribadi Anak; seperti kemampuan intelektual yang rendah, rasa malu karena prestasi yang rendah dan rasa malu karena miskin.
d. Faktor Sekolah, misalnya dikarenakan: I) Sekolah tidak memberikan pilihan lain bagi siswa yang cepat
atau lambat dalam belajar. 2) Fungsi remedial yang tidak berjalan. 3) Guru kurang memperhatikan perbedaan individual anak. 4) Faktor organisasi kelas yang tidak efektif. 5) Sekolah terlalu menekankan pada faktor administratif dari pada
faktor psikologis. 61
Menurut Dr Irwanto yang dikutip oleh Irwan Jnlianto dalam
sebuah artikel yang berjudul "Wajib Belajar, Mana Kewajiban Negara?"
menyatakan bahwa "kualitas pendidikan di Indonesia sangat buruk,
khususnya di SD dan sekolah menengah karena sangat kecilnya anggaran
pendidikan dibandingkan anggaran untuk pembangunan fisik. Sejauh ini
sektor swasta dan khususnya keluarga harus menanggung setengah dari
biaya kehidupan."62 Akibatnya pendidikan menjadi ha! yang diremehkan
dan tak terjamah oleh keluarga miskin.
"Anak semestinya memperoleh hak pendidikan dasar secara
co111puls01y and.free, artinya pemerintah memiliki kewajiban agar anak
anak usia pendidikan dasar dapat memperoleh layanan pendidikan yang
berkualitas."63 Untuk itu, penyediaan gedung sekolah, sarana dan
prasarana pendidikan, guru, dan kurikulum merupakan tanggung jawab
pemerintah. Jika pemerintah tidak dapat sepenuhnya menunaikan
kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat terbuka ikut berperan serta
dalam penyediaan layanan pendidikan. Kerjasama antara pemerintah,
keluarga dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan pendidikan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesejahteraan Sosial
Nasional, diketahui bahwa:
61 M. Saleh Marz;uki, "Bagairnan Mengatasi Laju Putus Sekolah dm1 Mengulang Kelas" dalam Kurikulum Untuk Abad Ke-21, (Jakarta: Grasindo, 1994), h. 222.
62 Invan Juliauto, "Wajib Belajar, Mana Kewajiban Negara?" dalarn Seandainya Alw Bukan Anakmu, Poire/ Kehidupan Anak Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2000), h. 124.
630 _______ !___ ff!T_l !__1 "- .. ··~ < • ~ < •;;
38
Orang tua umumnya menilai tinggi pendidikan untuk anak-anak mereka. Sebagian besar merasakan bahwa yang baik untuk anak mereka adalah setingkat SMP atau yang lebih tinggi. Pada umumnya mereka juga mempertimbangkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi lebih sesuai untuk anak laki-laki dari pada anak perempuan. Namun Hanya sebagian kecil orang tua yang berfikir bahwa anak perempuan tidalnnemerlukan pendidikan lebih tinggi dari SD. 64
Selain itu, dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa
"pendidikan melalui sekolah alternatif, baik Sl\t1P Terbuka maupun
Program Paket B temyata sangat berhasil dalam memberikan kesempatan
pendidikan kepada anak-anak dari keluarga miskin."65
4. Pendekatan Pelayanan Sosial
Pendekatan pelayanan merupakan salah satu bentuk perhatian yang
diberikan pada anak jalanan, seperti Street Based, Center Based, dan
Family and Community Based. Adapun pengertian masing-masing
pendekatan tersebut adalah:
a. Street based, merupakan pendekatan di jalanan untuk menjangkau dan mendampingi anak untuk mengenal, mempertahankn relasi dan komunikasi se1ta melakukan penanganan di jalan seperti konseling, diskusi, permainan literacy dan pemberian informasi.
b. Centre based, merupakan penmdekatan dimana anak jalanan sebagai penerima pelayanan ditempatkan pada suatu pusat kegiatan dan tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu.
c. Family and community based, merupakan pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat yang bertujuan mencegah anak-anak turun ke jalanan dan mendorong penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan anak. 66
M Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, lvfodu/ Pelatihan Pimpinan Rumah Singgalz, (Jakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000), Buku L h. 78.
65 Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Ibid. . 66
Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, lvfodul Pelatihan Petugas n ___ -1-----~'--·- /I__ ,..,., A '- r 1 £"< • • -r-. • .,.,. •. ~ •• -- •
BABUI
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap proses pembelajaran
matematika yang berlangsung di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian
Nusantara Ciputat, yang secara khusus bertujuan w1tuk:
J. Mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang melengkapi jalannya
proses pembelajaran matematika di Bengkel Kreativitas.
2. Mengetahui bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa di
Bengkel Kreativitas.
3. Mengetahui bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan basil belajar
matematika siswa di Bengkel Kreativitas.
4. Mengetahui bentuk kesulitan apa saja yang dialami s1swa selama
pembelajaran matematika berlangsung.
5. Mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam mendidik dan
membimbing anaknya dalam belajar.
B. Entri, Latar Penelitian, Sumber Data, Sampling dan Satuan Kajian
L Entri
Entri merupakan tahap dimana peneliti mulai memasuki lapangan.
Sebelumnya peneliti meminta izin kepada ketua koordinator lokasi agar
dapat melakukan penelitian di tempat yang ia bina. Strategi selanjutnya
yang dilalct1kan adalah memahami situasi, mempelajari keadaan dan latar
belakang orang-orang yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Peneliti juga membina rapport, yaitu hubungan akrab dengan responden
hingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah antara keduanya. Jika
rapport telah tercapai, maka usaha selanjutnya diharapkan akan lebih
mudah. Subjek pun akan dengan sukarela menjawab pertanyaan atau
memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti.
40
2. Latar Penelitian
Latar dalam penelitian ini adalah Bengkel Kreativitas yang berisi
kegiatan belajar anak-anak yang tidak bersekolah di sekolah formal dan
putus sekolah. Secara geografis Bengkel Kreativitas terletak di sekitar
pemukiman para kaum urban yang berdomisili pada bangunan lapak di
jalan Jambu RT 11/01 Kampung Legoso Kelurahan Pisangan Kecamatan
Ciputat Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Daerah ini umumnya
dikenal orang sebagai perkampungan pemulung, karena sebagian besar
masyarakatnya baik orang tua maupun anak-anak bekerja sebagai
pemulung.
Dilihat dari letaknya, wahana belajar ini sangatlah strategis bagi
anak-anak yang berada di lingkungan pemukiman tersebut, sehingga
mereka dapat merasakan belajar seperti anak lainnya, bahkan orang tua
mereka pun tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos atau jajan anak,
karena dekat dari rumah.
Sedangkan dilihat dari fasilitasnya, Bengkel Kreativitas ini
memang tidak seperti sekolah pada umumnya karena hanya terdapat satu
ruang belajar dan tidak terdapat bangku. Namun proses pembelajaran tetap
dapat berjalan dengan lancar.
3. SumberData
Sumber data merupakan subjek dimana data dapat diperoleh. Pada
dasarnya sumber data dalam penelitian ini ada dua. Pe1tama adalah data
pustaka yang bersifat normatif Data ini dihimpun dari literatur, buku
buku, surat kabar, dokumentasi-dokumentasi, undang-undang, website,
dan sebagainya yang menyangkut pembelajaran pada anak jalanan dan ha!
terkait lainnya, seperti mengenai sejarah berdirinya Yayasan Nanda Dian
Nusantara, program kegiatan belajar mengajar, tenaga pengajar, sistem
penilaian, sarana prasarana, sistem keuangan dan lain sebagainya. Sumber
data kedua adalah data lapangan yang bersifat empiris. Data ini
dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baik terhadap pihak
41
yayasan, koordinator lokasi, tenaga pengajar, murid maupun para orang
tua murid.
Sumber data utama adalah berupa kata-kata dan tindakan subjek
yang menjadi fokus penelitian, selebihnya yaitu berupa data tambahan
seperti dokumen, foto dan lain-lain. Sumber data utama dicatat melalui
basil wawancara atau melalui pengambilan foto. Sedangkan data tambahan
diperoleh dari sumber tertulis, seperti majalah ilmiah, skripsi, tesis, jurnal,
arsip, dokumen pribadi, dokumen resmi dan lain-lain.
4. Informan
Informan dalam penelitian ini meliputi warga belajar (siswa)
Bengkel Kreativitas yang beberapa di antaranya adalah pekerja anak,
keluarga siswa, koordinator lokasi Bengkel Kreativitas dan pihak Y ayasan
Nanda Dian Nusantara. Banyaknya informan berjumlah 12 orang, antara
lain terdiri dari 4 orang siswa, 4 orang tua murid, dan 4 orang pihak
Yayasan Nanda Dian Nusantara termasuk tutor dan koordinator lokasi.
Dari 4 orang siswa, 2 orang diantaranya bekerja sebagai pemulung dan
sisanya tidak ikut bekerja karena anak perempuan.
Dalam penentuan informan tersebut dilakukan secara sampel
bertujuan (purposive sample) yang secara sengaja bertujuan "untuk
merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Selain itu
juga dimaksudkan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari
rancangan dan teori yang mun cul." 1
Banyaknya informan ini pada dasamya bergantung pada penetapan
satuan kajian, yaitu mengenai keseluruhan program dan latar pada
Yayasan Nanda Dian Nusantara, khususnya Bengkel Kreativitas.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipandang sesuai digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk
42
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian selama
proses pembelajaran dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah serta dilakukan oleh orang yang mempunyai
perhatian alamiah.
Peneliti merasakan pemanfaatan penelitian kualitatif ini lebih peka dan
lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi serta dapat digunakan dalam meneliti proses pembelajaran
pada anak yang tidak bersekolah di sekolah formal, khususnya pada
pembelajaran matematika.
l _ Peranan Peneliti Sebagai Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti sekaligus merupakan
perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada
akhirnya rDenjadi pelapor hasil penelitian tersebut.
Pada saat kegiatan penelitian di lapangan, peneliti tidak hanya
sekedar melihat atau menunggu informasi yang diberikan oleh subjek
tetapi juga melakukan pengamatan berperanserta secara secermat mungkin
sam pai kepada hal yang sekecil-kecilnya dengan jalan ikut terlibat secara
langsung ke dalam proses pembelajaran matematika, seperti membimbing
dan memberikan pengajaran_ Selain itu, peneliti juga ikut terlibat dalam
kegiatan sosial yang berlangsung di tempat tersebut, seperti pada saat
pelaksanaan program posyandu_
Walaupun penelitian ini lebih difokuskan pada pembelajaran
matematika, penel iti juga ikut serta dalam membimbing dan mengarahkan
siswa pada materi pelajaran lainnya seperti dalam membaca dan menulis.
Hal ini dilakukan guna mengetahui proses perkembangan anak dalam
belajar dan memperdalam pemahaman tentang mereka, selain itu juga
guna meringankan beban tenaga pengajar yang sekaligus merangkap
sebagai koordinator lokasi di tempat tersebut. Namun seberapa pun
besarnya peranan peneliti dalam kegiatan di lapangan, peneliti tetap
43
dan menyempurnakan setiap catatan peristiwa yang terjadi menjadi catatan
lapangan.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Pemilihan waktu dan tempat dalam penelitian ini disesuaikan
dengan kemampuan peneliti, seperti keterbatasan tenaga, waktu, dana dan
lain sebagainya. Oleh sebab itu, penelitian ini berlangsung pada bulan Juli
sampai bulan September. Namun kegiatan observasi awal dan keterlibatan
peneliti di yayasan sudah dilakukan pada jauh hari sebelumnya.
Adapun lokasi penelitian yang dipilih adalah Yayasan Nanda Dian
Nusantara yang berwilayah di jalan Jambu RT 11/01 Kampung Legoso
Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang Provinsi
Banten.
D. Fokus Peuelitian
Seperti yang telah disebutkan sebelunmya, bahwa penelitian ini
difokuskan pada Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa, sarana dan
prasarana pembelajaran matematika yang melengkapi, sistem evaluasi dan
perkembangan hasil belajar matematika siswa, besarnya peran orang tua
dalam membimbing clan mendidik anak mereka, serta bentuk kesulitan yang
dihadapi siswa selama pembelajaran matematika berlangsung.
E. Teknik Pengurnpulan Data
Teknik penelitian yang digunakan untuk memperoleh dan
mengumpulkan data yang diperlukan, antara lain dilakukan dengan cara:
l. Observasi
Dalam pelaksanaan observasi, peneliti lebih banyak berperan serta
dengan menggunakan pancainderanya, yaitu penglihatan. Observasi ini
dilakukan dengan mengadakan pendekatan individual dengan pihak
Yayasan yang bertujuan untuk rnengetahui gambaran proses pembelajaran
pada anak jalanan khususnya pada pembelajaran matematika yang
berlangsung di yayasan tersebut serta mengetahui kehidupan anak jalanan
44
2. Wawancara
Wawancara ini dilakukan terhadap siswa Bengkel Kreativitas, para
orang tua, dan pihak yayasan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses
pengambilan data ini merupakan pembicaraan informal, sehingga
bergantung pada spontanitasnya peneliti dalam mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan dan jawaban yang diajukan tersebut berjalan seperti
pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dapat dikatakan,
responden tidak mengetahui bahwa ia sedang diwawancarai. Sehingga
hubungan yang terjadi pun berada dalam susana yang wajar dan peneliti
dapat memodifikasi jalannya wawancara menjadi lebih santai, tidak
menakutkan dan membuat responden bersikap ramah dalam memberikan
informasi.
3. Dokumentasi dan Uji Referensi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal
hal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, modul, brosur dan
sebagainya. Pada teknik ini, informasi diperoleh melalui sumber tertulis
atau dokumen yang ada pada responden. Sedangkan uji referensi ini
dilakukan dengan mengumpulkan berbagai Iiteratur atau kajian teoritis
yang pembahasannya menyangkut seputar permasalahan penelitian, baik
dari internet maupun dari buku-buln1 yang didalamnya terdapat teori-teori
yang mendulo.mg.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan instrumen yang paling penting dalam
pengumpulan data pada penelitian kualitatif Sebelum menyusun catatan
lapangan yang lengkap, peneliti membuat abstraksi berupa coretan yang
berisi inti dari pengamatan dan hasil wawancara ketika di Iapangan.
Penyusunan catatan lapangan dilakukan secara langsung setelah peneliti
selesai melakukan pengamatan atau wawancara agar tidak lupa atau
tercampur dengan informasi yang Iain.
45
Adapun tujuan penyusunan catatan lapangan dalam penelitian ini
adalah untuk menopang penemuan pengetahuan atau teori serta
menentukan besarnya derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data.
Agar lebih jelas dan terperinci, berikut gambaran matriks pengambilan
data dalam penelitian ini:
Tabel 3: Matriks Pengambilan Data
No. Aspek Sumber Jenis
Met ode Data Data Surat
I Landasan Formal Keputusan Tertulis Dokumentasi (SK)
Sejarah Berdirinya Pengelola, Kata-kata, Wawancara
Yayasan Nanda Dian 2
Nusantara dan Buh1 dan dan dan
Bengkel Kreativitas Brosur Tertulis Dokumentasi
Sistem Pembiayaan Bendahara
' Bengkel Kreativitas Yayasan
Kata-kata Wawancara .)
Yayasan Nanda Dian Nanda Dian Nusantara Nusantara
Kurikulum dan Materi Buku Paket
4 Pelajaran matematika
matematika Tertulis Dokumentasi SD Kelas 3
Sarana dan Prasarana Keadaan
5 Indoor dan Tertulis Pengamatan Bengkel Kreativitas Outdoor
Kemampuan (Pemahaman,
Kata-kata Keterampilan dan 6 Siswa dan Pemecahan Masalah) Pengamatan
Siswa Terhadap Tindakan
matematika
Keadaan Lingkungan (Alam, Alam, Sosial
Foto, Kata- Dokumentasi 7 kata dan sosial dan budaya) danBudaya dan
Kaum Urban Tindakan Pengamatan
8 Kegiatan Belajar Guru dan Foto, Kata- Dokumentasi
l\Jfpno--.:i1-.:ir (V"Ql\.K\ ci:-.. ·- ' ' .
46
Tindakan Pengamatan
Sistem Evaluasi dan Latihan Soal Tertulis Dokumentasi 9
Hasil Belajar dan Raport
Alasan Peran Orang Foto, Kata- Dokumentasi 10 Tua Terhadap
Orang Tua kata dan dan
Pendidikan Anak Siswa
Tindakan Wawancara
F. Teknik Analisis Data
Proses analisa data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
Setelah data benar-benar terkumpul dan sudah diinterpretasikan, maka peneliti
menganalisa data tersebut dan mendeskripsikannya secara tertulis serta
merefleksikan kembali dengan teori-teori yang ada kedalam bentuk laporan
dengan cara menyusun dan mengelompokkan data, sehingga memberikan
gambaran yang nyata terhadap responden.
Adapun langkah dalam menganalisis data tersebut antara lain:
1. Reduksi Data
Tahap mereduksi data mulanya dilakukan dengan jalan membuat
abstraksi yang menghasilkan catatan lapangan. Dari catatan lapangan
tersebut, langkah berikutnya adalah pemberian koding, yaitu memberikan
kode pada setiap catatan lapangan dan data yang diperoleh agar tetap dapat
ditelusuri. Misalnya untuk catatan lapangan pada hari pertama diberi kode
CLL
2. Katego1isasi Data I Klasifikasi Data
Kategorisasi data adalah upaya memilah-milah seluruh data
terutama yang menjadi fokus penelitian yang diperoleh dari berbagai
sumber, seperti hasil wawancara, pengamatan, catatan Japangan,
dokumentsi, dan sebagainya kedalam bagian-bagian yang memiliki
kesamaan. Setiap kategori-katego1i tersebut kemudian diberi label, seperti
yang tertera pada tabel dibawah ini:
47
Tabel 4: Kategorisasi Data
Kategori Label
Kategori I Sarana dan prasarana yang melengkapi
Kategori 2 Kegiatan Belajar Mengajar matematika
Kategori 3 Sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar
matematika Kategori 4 Kesulitan siswa selama pembelajaran matematika
Kategori 5 Peran orang tua dalam mendidik dan membimbing
3. Sintesis Data
Tahap selanjutnya setelah data selesai dikategorisasikan ke dalam
label-label tertentu adalah melakukan tahap sintesis data, yaitu mencari
kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya agar lebih mudah
dideskripsikan dalam bab pembahasan. Kaitan antara beberapa kategori
tersebut kemudian juga diberi label.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam pemeriksaan keabsahan data, kriteria yang digunakan adalah
derajat kepercayaan (credibility) yang bertujuan untuk mempertunjukkan
derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh
peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti.
Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan antara
lain:
1. Teknik triangulasi
Dalam teknik ini yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan
yang men1anfaatlcan berbagai penggunaan, seperti sumber, metode, dan
teori. Atau dengan kata lain bahwa dengan menggunakan teknik
triangulasi ini, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan
membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Adapun
jalan yang dapat ditempuh antara lain dengan cara:
a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan dalam melakukan
wawancara dengan berbagai informan.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum
I. Sejarah Yayasan Nanda Dian Nusantara
Yayasan Nanda Dian Nusantara didirikan pada tanggal 17
November 1990 oleh seorang aktivis dan pekerja sosial bernama Roostien
Ilyas. Latar belakang berdirinya yayasan ini adalah sebagai upaya
pencegahan meluasnya permasalahan sosial. 1
Berdasarkan studi dokumentasi diketahui bahwa berdirinya
Yayasan Nanda Dian Nusantara diawali dengan kegiatan sosial yang
digeluti oleh Roostien Ilyas pada tahun 1989, yaitu dengan menangani
para pelacur di Kramat Tunggak, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dahulu di
tempat tersebut terdapat 1800 pelacur yang hampir semuanya hanya
berpendidikan Sekolah Dasar. Belum lagi saat itu tidak ada penanganan
pelacuran secara komprehensif, yang ada hanya sebatas penyediaan
lokalisasi.
Ketika mulai bekerja, Roostien tertantang untuk memecahkan
masalah pelacuran tersebut. Sampai akhirnya Roostien merasa
menemukan suatu tekhnik pendekatan pemecahan masalah, yaitu dengan
memberikan masukan kepada mereka dan mengembangkan wacana
mengenai untung ruginya menjadi pelacur. Namun setelah setahun
berjalan, Roostien merasa usahanya tidak menghasilkan apa-apa karena
sangat sulit melakukan perubahan 'budaya' mereka. Dari kebudayaan yang
miskin kini menjadi 'budaya' konsumeristik. Padahal uang yang diterima
para pelacur tersebut hanya Rp. 20.000, namun saat itu sudah cukup besar.
1 Roostien llyas, Anak-anakku di Ja/anan, (Jakarta: Pensil-324, 2004), h. 25.
50
Walaupun Roostien sudah menanamkan kesadaran dan
keterampilan, mereka tetap tidak dapat menyetop kebiasaan mereka dari
kegiatan pelacuran. Dari kenyataan tersebut, akhirnya Roostien merasa
usahanya gaga! total karena kesulitan yang dia rasakan tidak hanya itu,
tetapi ia juga merasa sulit memperoleh bantuan dari kalangan perempuan,
seperti teman-teman sesama muslimahnya untuk bergabung membantunya
dalam mengajar pengajian di Kramat Tunggak.
Roostien masih terns berpikir mengapa ia tidak menangani kasus
pelacuran itu melalui cara-cara pencegahan yang bersifat preventif dan
edukatif Sesungguhnya ada empat cara penanganan masalah sosial, yaitu
preventif, edukatif, rehabilitatif, dan kuratif Namun pengalaman Roostien
sebelumnya di lapangan menuntunnya pada suatu renungan bahwa
tindakan rehabilitatif dan kuratif seolah menangani ekornya saja, padahal
masalah utamanya masih dipertanyakan.
Akhirnya Roostien memilih menangani masalah sosial pada anak,
karena menumtnya penanganan masalah sosial hams dilakukan sedini
mungkin. Namun karena tidak mungkin semua jenis anak dapat ditangani,
maka Roostien memfokuskannya pada anak di sektor informal dalam usia
wajib belajar, yaitu anak jalanan.
Mula-mula Roostien mencari kawasan-kawasan dimana terdapat
anak jalanan tersebut, lalu mengunjungi tempat tinggal mereka dan
mendatanya ke dalam formulir. Setelah dirasakan kebutuhan pun semakin
mendesak, akhirnya Roostien mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 17
November 1990 yang diberi nama Yayasan Nanda Dian Nusantara.
2. Landasan Formal Yayasan Nanda Dian Nusantara
Sebuah tambahan berita Negara RI tanggal 13/4 - 2006 No. 30
dalam keputusan rapat Yayasan Nanda Dian Nusantara Nomor: 5
menjelaskan bahwa Yayasan Nanda Dian Nusantara telah disahkan
dihadapan notaiis Hj. Asmin Arifin Astrawinata Latif, SH pada tanggal 17
November 1990 di Jakarta. Kemudian pada tanggal 06 Desember 1990,
52
4. Visi dan Misi Yayasan Nanda Dian Nusantara
Visi didirikannya Yayasan Nanda Dian Nusantara adalah
"menjadikan Yayasan Nanda Dian Nusantara sebagai lembaga yang
mampu membagikan kebahagiaan, keadilan dan kesejahteraan dengan
anak." Sedangkan misinya adalah "menggenggam tangan-tangan mungil
anak dengan penuh kasih sayang dan persahabatan. "4
5. Maksud dan Tujuan Yayasan Nanda Dian Nusantara
Yayasan Nanda Dian Nusantara mempunyai maksud dan tujuan
dalam bidang sosial, kemanusiaan dan kagamaan. Adapun untuk
menjalankan maksud dan tujuan tersebut, rancangan kegiatan yang disusun
oleh yayasan antara lain:5
a. Di bidang sosial 1) Menyelenggarakan dan mendirikan lembaga, baik pendidikan
umum dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi maupun pendidikan khusus; seperti madrasah, pendidikan keterampilan berupa sekolah-sekolah kejuruan, kursus-kursus dan penyuluhan.
2) Mendirikan dan mengembangkan perpustakaan serta menerbitkan buku-buku, majalah, buletin, brosur yang bersifat pendidikan dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum.
3) Memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar yang cerdas dan tidak mampu.
4) Mengadakan kerjasama dengan badan-badan pemerintah maupun swasta baik di dalam maupun di luar negeri dalam bidang pendidikan dan studi banding.
5) Membantu panti asuhan, panti jompo dan panti wreda.
b. Di bi dang kemanusiaan I) Memberi bantuan kepada korban bencana alam. 2) Memberikan bantuan kepada pengungsi akibat dari perang. 3) Memberikan bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan
gelandangan.
c. Di bidang keagamaan 1) Mengadakan bimbingan ibadah haji.
4 Yayasan Nanda Dian Nusantara, ''"MenyeJamatkan Anak-anak Berarti Menyela1natkan
Bangsa", Brosur. 5 Tambahan Berita Ne2ara R_ T 1:inPP~I 1 i/Ll _ 1ooh "h.T.-.. 1:A h ..::
53
2) Mendirikan sarana ibadah dan mengelola pengurusan masjid dan pondok pesantren.
3) Membina remaja dalam pendidikan agama. 4) Menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah. 5) Menerima dan menyalurkan amal zakat, infaq dan sedekah.
6. Susunan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara
Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai Rapat Badan Pendiri,
diketahui bahwa Yayasan Nanda Dian Nusantara mempunyai susunan
kepengurusan antara lain sebagai berikut:6
a. PEMBINA Ke tu a Wakil Ketua Anggota
b. PENGURUS Ketua Wakil Ketua Bendahara Sekretaris Anggota
Koordinator Lokasi
: Reinhart Simanjuntak : Lucie Suprapti (Lucie Basuki) : Aziz Widiarto
: Roostiningsih (Roostien Ilyas) : Muhammad Firman Hidayat, S.H : Hairah Lu bis (Ira Lu bis) : Ellvrina Diyanti : 1) Drs. Andi Aspar
2) Rusmini Supriadi 3) Mansur Al-Farisy, S.Sos 4) Suhendar Riwanda, S.Sos
I) Lokasi Kemanggisan Jakarta Barat : Indra Harsanto 2) Lokasi Kramat Jati Jakarta Timur : Ibu Hj. Slamet 3) Lokasi Pasar Minggu Jakarta Selatan : Teddy Setiawan 4) Lokasi Ciputat Tangerang : Yani 5) Lokasi JI. Sumenep Jakarta Pusat : Adji
c. PENGAWAS Ke tu a Anggota
7. Folms Kegiatan
: Mike Textiani safiun : Novida Rahmaniyah, S.E
Yayasan Nanda Dian Nusantara melakukan fokus kegiatannya
pada beberapa program, antara lain: 7
~ Tambahan Bcrita Negara R.I tanggal 13/4 - 2006 No.30, h. 5. Y ayasan Nanda Diru1 Nusantara, ''Mcnycla1natkan Anak-anak Berarti Menyela1natkan
Bangsa", Brosur.
54
a. Program Kampung Kota 1) Bengkel Kreativitas 2) Balai Warga 3) Koperasi Warga 4) Rumah dan Lingkungan Sehat
b. Program Taman Pedesaan 1) Taman Bacaan Anak Pedesaan 2) Trauma Center 3) Pasar Tradisional dan Usaha Kecil Menengah (UKM)
c. Program Pelatihan dan Seminar 1) Program Training Of Trainer (TOT) 2) Program Seminar
Dari beberapa fokus kegiatan tersebut, Bengkel Kreativitas adalah
salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan sejak awal berdirinya Yayasan
Nanda Dian Nusantara. Kegiatan ini berisi CALISTUNG (baca, tulis dan
menghitung), pendidikan agama dan umum. Bengkel Kreativitas terdapat
di beberapa lokasi Yayasan Nanda Dian Nusantara, seperti di pasar
Minggu, Ciputat, Tomang, Kramat Jati dan Kebayoran. Bentuk
penanganannya dilakukan dengan program Humanisasi.
8. Kondisi Pemukiman yang Berlokasi di Ciputat
Perkampungan pemulung berada diatas sebuah tanah sewa dengan
luas tanah kurang lebih 1 hektar dan terdiri dari 120 kepala keluarga.
Warga yang berada di perkampungan pemulung itu sebagian besar berasal
dari daerah Jawa Barnt dan Jawa Tengah. Mereka tinggal secara
berkelompok dengan satu orang bos (ketua) di setiap kelompoknya. Bagi
mereka yang bekerja sebagai pemulung, tidak dikenakan biaya sewa
rumah tetapi harus menyerahkan dan menjual hasil pencariannya pada bos
mereka. Sedangkan mereka yang tidak bekerja sebagai pemulung tetap
membayar sewa rumah dan listrik.
Tempat tinggal mereka umumnya sangat memprihatinkan, karena
selain berada di lingkungan yang kurang sehat, rumah mereka juga terbuat
dari triplek dan beratap seng serta berukuran kecil, bahkan tidak terdapat
kamar mandi di setiap rumahnya. Hanya ruang istirahat dan dapur yang
55
bernkuran kecil. Setiap kelompok, hanya terdapat 1 - 2 buah kamar mandi
dan sumur. 8
Surnber: Dokumcntasi Peneliti
Gambar 1: Kondisi Pemukiman Perkampungan Pemulung Ciputat
Sumbcr: Dokumcntasi Peneliti
Gambar 2: Kondisi Rumah Warga
57
Bengkel Kreativitas sebagai sekolah khusus di perkampungan
pemulung yang bergerak dalam jalur pendidikan nonformal mempunya1
fungsi dan tujuan, antara lain:
a_ Terciptanya pendidikan bagi anak di perkampungan pemulung sebagai wujud dari pemberantasan kebodohan_
b. Menjadikan anak-anak pemulung sebagai anak yang pintar, cerdas, sopan dan santun, peduli dengan lingkungan, peka akan pentingnya kebersihan, kebersamaan, kerjasama serta berakhlakul karimah.
c. Menjadikan anak-anak pemulung sebagai anak yang memiliki kreatifitas dan keterampilan sebagai bekal hidup di masanya.
d. Meningkatkan status sosial yang diawali dengan mengenyam pendidikan, yang pada gilirannya dapat mengangkat strata sosiaL 11
Menurut salah seorang pihak yayasan, bahwa tidak ada dana
khusus yang rutin dikeluarkan oleh yayasan, kecuali membayar sewa tanah
per tahun. Kalaupun ada pengeluaran yang berkaitan dengan proses
pembelajaran, biasanya pada tahun ajaran barn atau pelaksanaan acara
acara tertentu seperti karya wisata, pesantren kilat, dan lain-lain.
Dana tersebut umumnya diperoleh dari berbagai sumber, seperti
dana pribadi ketua yayasan, sumbangan dari para donatur, sukarelawan
serta atas kerja sama yayasan dengan lembaga-lembaga lain. Sedangkan
pemerintah sendiri, khususnya Departemen Sosial biasanya mengeluarkan
dana ketika mengadakan program tertentu, seperti program Hari Anak
nasionaL
Bagi koordinator lokasi sekaligus tenaga pengajar, diakui oleh
pihak yayasan bahwa tidak ada pengeluaran khusus (biaya operasional)
yang rutin diberikan. Hal ini dikarenakan ketersediaan dana yang terbatas
bagi anak Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengurus yayasan
ketika ditanya apakah guru tetap yang mengajar di Bengkel Kreativitas
mendapatkan gaji, lalu ia menjawab: "Tidak Jadi kita hanya mewadahi
dan menjembatani jalannya proses pembelajaran. Setelah itu kami
percayakan pada warga setempat untuk mengelola Bengkel Kreativitas
58
tersebut. Namun kita masih ada ikatan kerjasama. Koordinator lokasi pun
bebas melakukan kerja sama dengan siapapun." 12
Bentuk kerjasama yang membantu jalannya proses pembelajaran di
Bengkel Kreativitas diantaranya kerjasama dengan SKB (Sanggar
Kegiatan Belajar) Cilandak. SKB adalah sebuah lembaga yang telah diakui
pemerintah guna melakukan penyetaraan pendidikan, yaitu paket A
(tingkat SD), paket B (tingkat SMP) dan paket C (tingkat SMA) bagi siswa
yang tidak bersekolah di sekolah formal. Melalui lembaga SKB tersebut,
para siswa di Bengkel Kreativitas juga mendapatkan raport dan ijazah
sebagai tanda hasil belajar mereka. Selain itu, ke1jasama juga dilakukan
dengan sebuah instansi yang bemama "Wahana". Instansi ini membantu
jalannya proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas dengan menyediakan
20 meja belajar bagi siswa.
10. Sarana dan Prasarana Pembelajaran di Bengkel Kreativitas
Proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas ditunjang oleh sarana
d d. 13 an prasarana, 1antaranya:
a. Ruang Belajar
Ruang belajar di Bengkel Kreativitas dibangun permanen diatas
sebuah tanah sewa yang berukuran 9 m x 5 m. Ruangan ini tidak
memiliki sekat atau batasan apapun yang memisahkan antar kelas.
Dinding dalam dan luar ruangan dihiasi oleh lukisan-lukisan yang
cocok untuk anak agar terlihat lebih menarik dan tidak membosankan
saat belajar.
59
Somber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 1: Bengkel Kreativitas
b. Peralatan dan Perlengkapan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Bengkel Kreativitas
hanya mempunyai meja belajar sebanyak 20 buah yang merupakan
pemberian dari sebuah instansi bernama Wahana. Tidak ada kursi
belajar di ruangan tersebut. Mereka hanya belajar secara "lesehan" di
atas lantai yang berkarpet.
Untuk perlengkapan alat tulis, umumnya s1swa membawa
sendiri dari rumah, terkecuali buku paket. Siswa tidak mempunyai
buku paket sebagai pegangan dan alat belajar. Hal ini disebabkan
karena kurangnya perhatian para orang tua siswa dalam merawat dan
memanfaatkan buku tersebut. Sehingga tutor tidak membagikan buku
paket kepada tiap-tiap siswa, melainkan hanya sekedar mencatat saat
belajar di kelas.
Begitu pula dengan penggunaan alat sebagai media dalam
pembelajaran matematika masib dinilai kurang. Namun seperti di
kelas-kelas umumnya poster perkalian, pengenalan angka 1 sampai
l 00, drawing shapes, serta poster-poster lainnya juga terdapat di ruang
belajar.
60
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 2: Peralatan dan Perlengkapan Indoor Bengkel Kreaiiviias
c. Perpustakaan
Perpustakaan dengan ukuran 4m x 3m x 2,5m ini dinamakan
Perpustakaan Rumah Ilmu Y ayasan Bakti Pemuda Nusantara.
Didalamnya terdapat 3 buah rak buku di setiap sisinya. Adapun buku
buku yang terdapat di perpustakaan Rumah Ilmu ini beraneka ragam,
diantaranya:
Tabet 6: Daftar Buku di Perpustakaan Rumah Ilmu
No Jenis Buku Jumlah
I Matematika 56 2 Bahasa Indonesia 55 1 PPKN 32 ~
4 Ilmu Pengetahuan Sosial r -~ 5 Pendidikan AiJama Islam 22 6 Kerajinan Tangan dan Kesenian 21 7 Ilmu Pengetahuan Alam 17 8 Bahasa Inggris 15 9 Pendidikan Jasmani 9 10 Maialah anak 213 11 Sastra 157 12 Novel anak 57 13 Komik 37 14 Majalah islam 28 15 Dongeng 21 16 Budi dava tanaman 9 17 Novel islam 6
~ .. ' ,, ··~
61
Hampir keseluruhan buku tersebut merupakan pemberian dari
para donatur dan sukarelawan, baik dalam keadaan barn atau bekas.
Namun sangat disayangkan, ketersediaan buku-buku di perpustakaan
ini kurang dimanfaatkan oleh sebagian besar siswa. Selain karena
kondisi perpustakaan yang selalu terkunci, minat baca dan belajar
siswa juga dinilai sangat kurang.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 3a: Outdoor Ruang Perpustakaan
Su111ber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 3b: Indoor Ruang Perpustakaan
d. Musholla
Pada awal tahun 2007 lalu dibangun sebuah musholla di sekitar
pemukiman perkampungan pemulung yang terletak bersampingan
62
dengan Bengkel Kreativitas. Di musholla ini telah tersedia tempat
berwudlu, mukena, sajadah, al-qur' an, kaligrafi serta jam dinding.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 4: Musholla
11. Profil Siswa dan Jadwal Mata Pelajaran di Bengkel Kreativitas
Perlu diketahui bahwa warga belajar (siswa) yang bersekolah di
Bengkel Kreativitas umumnya merupakan korban putus sekolah dan
terlambat masuk sekolah karena himpitan ekonomi. Namun jika ditanya,
mereka juga masih menyimpan cita-cita untuk menjadi yang mereka
inginkan. Sayangnya, keinginan tersebut tidak dijalankan dengan sungguh-
sungguh.
Mereka terdiri dari siswa setara tingkat TK, SD kelas 1, kelas 2,
kelas 3 dan kelas 4. Keseluruhan siswa dibagi kedalam dua kelompok
Kelompok pertama terdiri dari siswa setara tingkat TK dan kelas 1 SD.
Sedangkan kelompok dua terdiri dari siswa tingkat SD kelas 3 dan kelas
4.14
Setiap kelompok diajar oleh satu orang tutor, sehingga keseluruhan
ada dua orang tutor yang mengajar tetap di Bengkel Kreativitas tersebut.
Namun terkadang dibantu pula oleh rekan-rekan mahasiswa atau
sukarelawan lain yang bersedia membantu mengajar. Berikut kelompok
63
dan nama-nama siswa yang sampai saat ini masih mengikuti pembelajaran
di Bengkel Kreativitas:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 12 13 14 15 16 17
Tabel 7: Daftar Nama Siswa Bengkel Kreativitas
Tahun Ajaran 2007/2008
Subjek Tempat/Tanggal Lahir
A Bogor, 14 Maret 1995
B Tangerang, 14 Mei 1995
c Karawang, 26 Juni 1995
D Karawang, 30 Desember 1998
E Pemalang, 03 Desember 1999
F Lampung, 01 Januari 1998
G Tangerang, 4 Juni 2000
H Tangerang, 12 Februari 1997
I Bogor, 14 September 2002
J Purbalingga, 14 Agustus 2000
K Karawang, 30 Maret 2002 L Purbalingga, 18 Februari 2001 M Purbalingga, 22 November 2001 N Tangerang, 22 Juli 2001 0 Karwang, Juli 2001 p Pemalaiw, 20 Oktober 200 I Q Cirebon, 10 Juni 2000
Sumber: Dokumenlasi Bengkel Kreativitas.
Kelas
4
4
4
4 ~ ;)
3
3
3
1
I
1 1 1 1 1 1 1
Adapun mata pelajaran yang dipelajari setiap siswa dikelompokkan
ke dalam: kelompok dasar (Pendidikan Agama, PPKn, Bahasa Indonesia),
kelompok inti (Matematika, IP A, IPS), dan kelompok penunjang
(Penjaskes dan Keterampilan). Waktu pembelajaran berlangsung dari hari
Senin sampai Jum'at dimulai pukul 08.00-10.00. Sepulang sekolah,
sebagian siswa melanjutkan kegiatannya dengan bekerja di jalanan.
Mereka mengakui bahwa mereka dapat membagi waktu guna belajar di
sekolah, bermain dan bekerja. Adapun jadwal pembelajaran mereka di
Bengkel Kreativitas sebagai berikut:
64
Tabel 8: Jadwal Pelajaran Bengkel Kreativitas
Hari Pelajaran
Senin PPKN dan Bahasa Indonesia
Selasa Matematika dan Bahasa Indonesia
Ra bu IP A dan Matematika
Kam is IPS dan Bahasa Indonesia
Jum'at KTK dan Agama
12. Kondisi Umum Pembelajaran di Bengkel Kreativitas
Kondisi pembelajaran di Bengkel Kreativitas hampir setiap harinya
selalu diwarnai oleh keceriaan anak-anak. Mereka seakan tidak terbebani
oleh masalah perekonomian yang menimpa keluarga mereka. Anak-anak
juga menikmati pendidikan gratis yang diperoleh tersebut, walau tanpa
harus memakai seragam sekolah seperti anak-anak lainnya yang
bersekolah di sekolah formal.
Keceriaan itulah yang terkadang membuat fokus siswa mudah
sekali beralih ke hal lain ketika tutor sedang menjelaskan materi.
Umumnya siswa sering memperhatikan kelas lain saat belajar, bahkan ikut
menjawab soal kelas lain karena tidak adanya pemisah di ruang tersebut,
sehingga ketika tutor memberikan pertanyaan mengenai yang baru saja
dijelaskan, siswa tidak mampu menjawabnya bahkan tidak mengetahui
pertanyaan yang diberikan tutor. Siswa juga sering bercanda dengan
temannya dan bersikap cuek terhadap tutor.
Selain keceriaan, proses pembelajaran juga sering diwarnai dengan
pertengkaran, sehingga fokus siswa dalam belajar pun sering terganggu.
Biasanya pertengkaran terjadi karena kurangnya sikap toleransi diantara
mereka, serta sikap dan interaksi siswa yang kurang terkontrol pada saat
belajar. Seperti misalnya yang dialami oleh si A dan si B yang selalu
bertengkar di kelas. Si A mempunyai kepribadian yang manja dan sensitif,
juga kurang bisa mengontrol kalimat dalam berucap. Sedangkan si B
anaknya tidak banyak bicara, tetapi sedikit saja diganggu dia akan marah 1 f 1 •••••
65
Iaki atau perempuan. Mereka tidak hanya bertengkar mulut, tetapi juga
menggunakan benda. Sampai suatu saat si A mengadu kepada orangtuanya
bahwa dia tidak ingin sekolah kalau di sekolah itu masih ada si B. Begitu
pula dengan si B yang akhirnya memutuskan berhenti sekolah karena
merasa tidak nyaman dan selalu diganggu oleh si A.
Contoh kejadian lain, dialami oleh si P dan si Q ketika mereka
sedang bermain di luar kelas di saat jam pelajaran masih berlangsung. Si P
yang berniat mengajak si Q masuk kelas karena perintah guru, secara tidak
sengaja menarik tas milik Q hingga talinya putus dan menangis. Walaupun
guru sudah berusaha menenangkan, Q tetap menangis dan membalas
memutuskan tali tas milik si P. Namun dari kejadian-kejadian tersebut
tidak menghambat mereka untuk tetap belajar di Bengkel kreativitas.
13. Kegiatan Belajar Mengajar Matematika di Bengkel Kreativitas
a. Kegiatan Pembuka
Seperti pada sekolah lainnya, kegiatan awal pembelajaran di
Bengkel Kreativitas selalu diiringi dengan do' a bersama dan absen.
Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan pekerjaan rumah. Setelah itu
biasanya tutor melakukan apersepsi. Kegiatan ini biasanya dilakukan
secara lisan. Umumnya siswa menjawab pertanyaan tutor setelah tutor
memberikan petunjuk mengenai kemana arah pertanyaannya.
b. Kegiatan Inti
Sedangkan pada kegiatan inti, lebih banyak diisi dengan
penyampaian materi, contoh soal serta latihan-latihan soaL Latihan
soal ini dilakukan secara berulang-ulang dan langsung dikoreksi oleh
tutor untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan pembelajaran di Bengkel Kreativitas umumnya
ditutup dengan berdo' a juga diselingi dengan kegiatan tanya jawab atas
materi yang telah diajarkan. Siswa yang mampu menjawab soal
dengan cepat dan benar, boleh lebih <lulu pulang. Hal ini memotivasi
66
siswa untuk menjawab soal yang diberikan dengan benar, karena
umumnya mereka ingin cepat-cepat pulang.
14. Program Kegiatan Belajar (Knrikulum)
Berdasarkan basil wawancara dengan tutor yaitu ibu Desi
Handayani, materi yang disampaikan di Bengkel Kreativitas tidak
didasarkan pada kurikulum tertentu, tetapi lebih disesuaikan dengan
kemampuan dan pemahaman siswa. 15 Biasanya materi disampaikan
dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang dimengerti siswa. Begitu
pula dengan tingkatan materi yang diberikan, tidak disesuaikan dengan
tingkatan kelas mereka. Seperti misalnya, siswa kelas 4 diberikan materi
matematika kelas 3 SD bahkan terkadang guru menggunakan buku kelas 2
SD pada kurikulum 2004. ltupun tidak disampaikan secara urut dan
keseluruhan, tetapi lebih sering diulang. Hal ini dikarenakan kemampuan
dan pemahaman konsep mereka yang sedikit te11inggal dibanding anak
lainnya.
a. Materi Pembelajaran
Pada kelompok satu, materi matematika mengenai pokok
bahasan bilangan lebih ditekankan pada pengenalan angka dan operasi
bilangan, seperti pengurangan dan penjumlahan. Sedangkan pada
kelompok dua, siswa diberikan pemahaman konsep mengenai simbol,
nilai bilangan, nilai tempat, keterampilan mengoperasikan bilangan,
mengurutkan bilangan, membandingkan bilangan dan lain sebagainya
hingga memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan konsep
bilangan.
Terkadang contoh soal dan latihan yang diberikan pada
kelompok satu dan dua tidak jauh berbeda, hanya saja sedikit
dibedakan pada banyaknya digit angka atau operasi bilangannya.
Materi yang disampaikan pun diambil dari buku paket yang digunakan
guru. Terkecuali dalam memberikan contoh soal atau latihan, biasanya
15 Desi Hand::ivani Hn.<\il Wmi!nnr·Fn·n f{.;,e.nin 'l1: T .. 1; 'lf'lf\'7\ 11 11 'l
67
guru membuat soal sendiri yang lebih sederhana dari soal yang
terdapat di buku paket karena umumnya bentuk soal di buku paket
kurang dapat dipahami oleh siswa.
b. Metode Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan dan wawancara diketahui bahwa
umumnya sebelum menyampaikan materi, tutor tidak membuat
rancangan pembelajaran khusus tetapi lebih berjalan secara fleksibel
dengan mengamati sejauh mana tingkat pemahaman siswa. Hal ini
disebabkan materi dan soal-soal latihan sering diberikan secara
berulang-ulang. Penyampaian materi tersebut, khususnya materi
matematika umumnya dilakukan tutor dengan jalan pemberian
penjelasan singkat, contoh soal dan latihan soal. Tutor hanya
menjelaskan materi ketika di awal pembelajaran, kemudian siswa lebih
banyak mengerjakan latihan soal.
Selama mengerjakan latihan soal tersebut, s1swa berusaha
melakukannya secara individu atau berdiskusi dengan temannya.
Siswa yang tidak mengerti atau menjawab salah saat mengerjakan soal
latihan akan diberi arahan atau penjelasan kembali oleh guru, namun
siswa tetap harus mencari sendiri dan memperbaiki jawabannya hingga
benar.
Materi yang telah mereka pelajari umumnya sering diulang
ulang oleh tutor. Satu sub pokok bahasan pelajaran, dapat memakan
waktu 2 sampai 3 minggu atau kurang lebih enam kali pertemuan. Hal
tersebut dikarenakan umumnya ketika mereka mengerjakan soal
latihan selalu bertanya kepada tutor. Mereka kurang mau berusaha dan
berpikir sendiri walaupun guru telah menjelaskan berkali-kali, dan
yang lebih parahnya ketika peneliti merasakan sendiri bagaimana
mengajar mereka, siswa sering tidak memperhatikan setiap pertanyaan
yang diajukan temannya kepada tutor mengenai soal yang tidak
dimengerti sehingga apa yang sudah dijelaskan oleh tutor didepan
68
kelas ditanyakan kembali oleh siswa lain, belum lagi menghadapi
sikap mereka yang selalu ingin diperhatikan.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 5a: Kegiatan Pembelajaran Matematika Warga Belajar Kelas 3 dan kelas 4 Bengkel Kreativitas
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 5b: Warga Belajar Sedang Menulis dan
Mengerjakan Soal Latihan
c. Media Pembelajaran
Penyampaian materi matematika di Bengkel Kreativitas
terbatas menggunakan gambar atau cerita melalui media sederhana,
seperti spidol dan wMteboard Selain itu, kadang digunakan pula
media lainnya yang sudah terpasang di dalam ruang belajar seperti
69
tabel perkalian dan drawing shapes. Seperti pada pokok bahasan
mengenai bilangan, khususnya mengenai membandingkan dan
mengurutkan bilangan, peneliti mencoba mengadakan permainan
dengan menggunakan media kartu bilangan, seperti pada gambar di
bawah ini:
Smnber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 6: Media Kartu Bilangan
Media ini dibuat karena pada penjelasan dan latihan soal
sebelumnya masih belum paham dan sering salah dalam mengerjakan
soal. Selain itu juga agar siswa tidak bosan dan selalu ingin cepat
pulang.
Sebelumnya guru memberikan petunjuk mengenai jalannya
permainan. Lalu siswa dibagi kedalam dua kelompok. Setiap
kelompok diberikan I 0 kartu bilangan yang terdiri dari bilangan yang
paling kecil sampai bilangan yang paling besar. Kemudian kedua
kelompok tersebut berlomba-lomba menyusun dan menempel kartu
masing-masing, dimulai dari bilangan yang paling kecil sampai
bilangan paling besar. Dengan cara ini, siswa juga dilatih dalam
membaca bilangan dan membandingkan mana bilangan yang lebih
kecil, mana bilangan yang lebih besar hingga tersusun sebuah urutan
bilangan.
70
d. Evaluasi Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa
Adapun evaluasi pembelajaran matematika di Bengkel
Kreativitas sama halnya seperti siswa di sekolah formal, yaitu
dilakukan dengan cara pemberian soal latihan, tes lisan, PR, ulangan
harian dan ulangan semester. Sistem evaluasi pembelajaran ini
dilakukan guna mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa
serta memberikan motivasi pada siswa seperti layaknya di sekolah
formal.
Pemberian soal latihan diadakan di setiap penjelasan materi dan
Iangsung dinilai oleh guru. Dalam mengerjakan soal latihan tersebut,
siswa cenderung tidak pernah membaca perintah soal sehingga lebih
banyak bertanya pada tutor dibandingkan memahaminya sendiri.
Bahkan bantuk pertanyaannya sering diulang-ulang. Sedangkan untuk
tes lisan biasanya dilakukan di awal atau akhir pelajaran sebelum siswa
meninggalkan kelas. Dengan tes lisan ini, siswa te1motivasi untuk
mengacungkan tangannya dan berlomba-lomba menjawab pertanyaan
lebih dulu dari teman-temannya.
Pekerjaan Rumah (PR) diberikan jika waktu pelajaran sudah
habis atau dikarenakan pemahaman siswa masih kurang. Pada
umumnya sISwa senang menerima PR, terutama PR matematika.
Biasanya mereka merasa senang jika PR tersebut merupakan materi
yang baru saja diberikan dan dirasa mudah oleh siswa. Jika soal yang
diberikan itu dirasa sulit, siswa akan tawar menawar dengan tutor dan
banyak mengeluh. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa umumnya
siswa mengerjakan PR pada malam hari. Sedangkan siangnya lebih
banyak dipakai untuk bermain, terkecuali bagi anak yang ikut bekerja.
Sedangkan ulangan harian diberikan setiap 2-3 kali pertemuan
atau setiap beberapa sub pokok bahasan, dan untuk ulangan semester
dilakukan bersamaan seperti sekolah-sekolah formal pada umumnya.
Dari segi kedisiplinan, s1swa memang dapat membedakan ___ .,. 1_..t.'.L___ 1 1
71
ulangan belum dimulai, s1swa selalu menagih pada tutor kapan
ulangannya dimulai. Namun kebiasaan mereka bertanya tidak dapat
dihindari oleh tutor, sekalipun telah diberi ketegasan bahwa saat
ulangan tidak boleh bertanya jawaban. Sehingga mau tidak mau tutor
harus memberikan penjelasan kembali secara singkat, bahkan
berulang-ulang karena siswa tidak saling memperhatikan pertanyaan
teman-temannya yang telah ditanyakan pada tutor. Padahal soal
ulangan tidak berbeda jauh dengan soal-soal latihan yang telah mereka
ke1jakan, bahkan kadang sama persis. Hal ini dikarenakan mereka
tidak pernah mengulang pelajaran di rumah, bahkan saat akan
menghadapi ulangan sekalipun.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 7: Warga Belajar Sedang Mengerjakan Soal Ulangan Harian
Saat hasil pekerjaan mereka dikumpulkan dan dinilai oleh guru "' '
s1swa sering maju ke depan meja guru untuk melihat dan
membandingkan antara nilai yang diperolehnya dengan nilai
temannya. Sehingga guru terkadang kesulitan ketika menilai basil
pekerjaan siswa. Jika mendapat nilai JOO, siswa akan teriak dan
menunjukkan kepada teman-temannya bahwa ia mendapat nilai 100
72
dan menertawakan atau mengejek temannya yang mendapat nilai
dibawahnya sehingga suasana kelas menjadi ramai.
Keseluruhan nilai yang diperoleh siswa selama proses
pembelajaran tersebut kemudian diakumulasikan dalam bentuk raport.
Adapun nilai matematika siswa pada raport tahun ajaran 2006/2007,
yaitu:
Tabel 9: Nilai Hasil Belajar Matematika
Nama Siswa Nilai Matematika
Semester I Semester II
Subjek I 8 6
Subjek II 8 6
Subjek III 5 5,5
Subjek IV 7,4 7,7
Rata-rata 7,1 6,3 Sumber: Penilaian Has1l BelaJar (Raport) Kelas 3
Sedangkan nilai ulangan harian siswa ketika di kelas 4
mengenai menuliskan lambang bilangan dan nama bilangan,
menentukan nilai tempat dan nilai bilangan serta membandingkan
bilangan yang diperoleh selama diadakan penelitian, secara berturut
turut yaitu:
Tabel 10: Nilai Ulangan Harian Matematika
Nama Siswa Nilai Ulangan Harian I Il Ill
Subjek I 6,6 10 6,5
Subjek II 9,3 9,5 3,5
Subjek III 10 JO 5,5
Subjek IV 8,6 10 6
Rata-rata 8,6 9,8 5,4 Sumber. Nilm Has1l Ulangan Matemauka s1swa Kelas 4
Raport yang diberikan pada siswa di Bengkel Kreativitas juga
mempunyai fungsi yang sama seperti sekolah formal pada umumnya,
yaitu selain guna melihat perkembangan hasil belajar siswa juga dapat
73
Sedangkan lulus tidaknya siswa dari tingkat Sekolah Dasar
tidak diharuskan berada sampai di kelas 6, melainkan cukup melihat
usia siswa, kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran tingkat
Sekolah Dasar secara umum, serta yang terpenting adalah dibutuhkan
keinginan dari dalam diri siswa untuk melanjutkan sekolah sehingga
pihak yayasan pun akan menyertakannya dalam uj ian kesetaraan paket
A secara gratis yang diselenggarakan oleh pihak SKB (Sanggar
Kegiatan Belajar). Jika siswa dinyatakan lulus dalam ujian tersebut,
maka siswa akan memperoleh ijazah paket A guna melanjutkan ke
jenjang selanjutnya.
15. Kemampuan dan Kesulitan Bel ajar Siswa
Pada materi mengenai bilangan, sebagian besar siswa telah mampu
membaca bilangan tingkat ribuan serta menentukan nilai tempat dan nilai
bilangannya. Namun dalam membandingkan bilangan baik dengan
menggunakan simbol "<" dan ">", maupun menggunakan kalimat "kurang
dari" dan "lebih dari" siswa masih sering melakukan kekeliruan.
Umumnya siswa tertukar menggunakan simbol tersebut dan dibingungkan
oleh digit angka yang cukup banyak. Sehingga ha! tersebut juga
berpengaruh dalam men1,,'Urutkan bilangan.
Saat mengerjakan soal latihan, keadaan kelas selalu diributkan oleh
pertanyaan-pertanyaan siswa walaupun tutor telah meajelaskan berkali
kali. Bahkan siswa yang sudah paham pun menambah ramai suasana kelas,
karena ia selalu ingin meyakinkan hasil pekerjaannya pada tutor sambil
berkata: "Begini bukan Bu?" atau "Benar ga' Bu?". Kalau tutor menjawab
"Ya, benar", maka siswa langsung bersorak kegirangan menunjukkan pada
teman-temannya bahwa dirinya bisa. Sedangkan jika tutor berkata "Salah",
maka siswa langsung memperbaikinya, namun ada pula yang kecewa
sambil berkata: "lalu yang benar bagaimana bu?" atau "Ah saya cape Bu".
Pertanyaan dan keluhan tersebut tidak hanya berasal dari satu atau
dua siswa saja. Sehingga tutor cukup kesulitan dalam menanggapi keluhan
74
atau menjawab pertanyaan s1swa lain. Hal tersebut kemudian
mengundang rasa marah ('ngambek') dalam diri siswa.
Bentuk kesulitan yang paling sering mereka tanyakan ketika
mengerjakan latihan soal mengenai lambang dan nama bilangan adalah
saat menghadapi soal bilangan yang mengandung angka "O", sepe1ti
contoh: "Nilai bilangan angka 0 pada bilangan 1.082 adalah?". Jika
berdasarkan urutan nilai tempat, kita tahu bahwa nilai tempat angka "O"
tersebut adalah ratusan, tetapi yang membuat beberapa siswa bingung
adalah nilai bilangan ratusan yang biasa mereka kenal yaitu yang terdiri
dari dua buah angka 0, sehingga mereka menulisnya dengan 000.
16. Faktor Kesulitan Belajar Siswa dan Peran orang tua dalam
Pembelajaran Matematika
Dengan melihat latar belakang pendidikan serta interaksi yang
terjadi antar siswa di Bengkel Kreativitas tersebut, tidak heran jika pada
akhirnya muncul permasalahan-permasalahan yang menyangkut proses
pembelajaran selama mereka belajar di Bengkel Kreativitas. Berdasarkan
pengamatan peneliti, salah satu permasalahan tersebut adalah adanya
kesulitan siswa selama pembelajaran berlangsung. Menurut hasil
wawancara dan pengamatan terhadap beberapa siswa, kesulitan tersebut
umumnya disebabkan oleh:
a. Tidak teratumya kehadiran siswa di sekolah
Diakui oleh sebagian siswa bahwa ketidakteraturan mereka
hadir di sekolah disebabkan karena masih mengantuk, malas dan
kesiangan. Walaupun sekolah tidak mengeluarkan sanksi khusus bagi
siswa yang kesiangan, namun sebagian mereka mengaku malu jika
datang terlambat. Sehingga mereka lebih memilih tidak masuk
sekolah. Karena ketidakteraturan ini, siswa me1tjadi terlambat dalam
memperoleh materi pelajaran, dan mau tidak mau tutor sering
mengulang-ulang materi yang telah disampaikan.
75
b. Kurang perhatiannya orang tua dalam membimbing anak untuk belajar.
Siswa tidak pernah mengulang pelajaran di rumah, terkecuali
jika ada PR. Itupun dikerjakan pada malam hari, dan ada pula siswa
yang mengerjakannya langsung sepulang sekolah. Waktu mereka lebih
banyak digunakan untuk bermain. Dan bagi sebagian siswa lain,
terutama anak laki-laki biasanya waktu siang hingga sore hari bahkan
ada pula yang hingga larut malam digunakan untuk bekerja mencari
penghasilan. Walau pekerjaan tersebut dapat mengurangi beban
perekonomian keluarga, namun sebagian besar para orang tua masih
menilai arti pentingnya pendidikan bagi anaknya. Seperti yang
diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa ketika ditanya apa arti
pendidikan bagi anaknya: " ... yang penting anak saya itu bisa baca,
tidak buta huruf supaya nanti tuanya tidak penasaran dan tidak
menyesal. Jangan sampai seperti orang tuanya yang buta huruf"
Namun sangat disayangkan perhatian orang tua harus terbagi
dengan masalah ekonomi yang menimpa keluarga. Mereka terlalu
disibukkan oleh pekerjaan, sehingga kurang bersikap tegas dalam
mendorong anak agar belajar dengan sungguh-sungguh. Orang tua juga
kurang memperhatikan perkembangan belajar anak di sekolah.
Sehingga anak merasa bebas melakukan apa saja yang ia suka.
c. Buta huruf yang diderita sebagian besar orang tua
Selain faktor-faktor di atas, kesulitan s1swa dalam
pembelajaran juga disebabkan karena buta huruf yang diderita
sebagian orang tua mereka. Sehingga orang tua mereka tidak dapat
membimbing anaknya dalam belajar.
d. Kurangnya fasilitas belajar anak di rumah.
Keterbatasan alat belajar di rumah juga merupakan penghambat
dalam proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas. Karena
keterbatasan alat belajar tersebut, anak kurang tern10tivasi untuk
belajar di rumah. Sehingga pengetahuan siswa hanya terbatas di
76
B. Pembahasan
Dengan melihat profil, fokus kegiatan, visi dan misi, serta maksud dan
tujuan yayasan, dapat dikatakan bahwa setiap pro1,,>ram kegiatan yang
dilakukan Yayasan Nanda Dian Nusantara bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan anak dengan motto belajar sambil bermain. Menurut Mayke (1995),
Belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk
memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi,
mempraktikan dan mendapat bermacam-macam konsep serta pengertian yang
tidak terhitung banyaknya. 16 Bengkel Kreativitas sebagai wadah yang
bergerak dalam jalur pendidikan noformal, juga mempunyai fungsi dan tujuan
yang sejalan seperti yang dicantumkan dalam Undang-Undang tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. 17
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi mengungkapkan bahwa untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan kerjasama yang baik dari masyarakat setempat. Hal
ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan
dan mendorong masyarakat untuk terns berpartisipasi aktif di dalamnya.
Apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) ingin melayani,
dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka harus berani meniru apa yang
baik dari apa yang tumbuh di masyarakat dan kemudian diperkaya dengan
sentuhan-sentuhan yang sistematis dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. 18
Namun seberapa pun besarnya partisipasi sosial yang dilakukan oleh
seseorang, pasti akan terbentur pula oleh suatu permasalahan. Seperti yang
dialami oleh seorang !coordinator lokasi sekaligus tutor di Bengkel Kreativitas
Ciputat, tentu tidak sedikit pengorbanan yang dilakukannya. Ia harus
:~ lgrea Siswanto, 20 Peraga Seka/ah Minggu Asyik, (Jakarta: ANDI, 2006), h. 15. Tim Redaksi Fokus Media, Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2003), h. 16. 18 H.,.d; J,..1.,.1 .-1.-~ r..-..:1! .-. --~ •• •••
78
dapat sepenuhnya menunaikan kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat
terbuka ikut berperan serta dalam penyediaan layanan pendidikan. Kerjasama
antara pemerintah, keluarga dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan
d"d"l 20 pen 1 1 rnn.
Berdasarkan pernyataan Suparlan di atas, dapat dikatakan bahwa
Bengkel Kreativitas telah memenuhi syarat berlangsungnya proses
pembelajaran karena telah tersedianya fasilitas pendidikan yang dibutuhkan,
walaupun serba terbatas. Keberadaan fasilitas ini tentu tidak lepas dari bantuan
masyarakat setempat. Walaupun pemerintah tidak turun tangan secara
langsung, namun kesadaran dan perhatian warga masyarakat telah membantu
pemerintah dalam mengurang1 tingkat kebodohan. Namun sangat
disayangkan, siswa kurang memanfaatkan fasilitas yang tersedia ini.
Sebagai peserta didik di sekolah non formal, warga belajar Bengkel
Kreativitas juga mempelajari mata pelajaran umum lainnya layaknya siswa di
sekolah formal, karena ha! ini adalah salah satu kebutuhan yang hams
dipenuhi oleh seorang peserta didik. Pemenuhan kebutuhan ini menurut KY
Karnanta (2007) adalah pemenuhan kebutuhan edukasi yang tidak lepas dari
dua aspek utama, yakni aspek internal dan eksternal. Aspek internal berasal
dari dalam individu yang mencakup kualitas kemampuan dasar, baik
Intelligent Quality, Emotion Quotient, dan Spiritual Quotient serta minat dan
bakat. Sedangkan aspek eksternal lebih bersifat sosiologis. 21
Pemenuhan kebutuhan edukasi tidak Iepas pula pada lamanya waktu
pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, dalam seminggu mereka dapat
belajar matematika Iebih dari satu pertemuan. Namun Iamanya waktu
pembelajaran dalam sehari, Iebih sering berjalan hanya sekitar satu setengah
jam untuk dua mata pelajaran. Sehingga untuk matematika, hanya berlangsung
kurang lebih selama satu jam. Hal ini terjadi karena siswa sering mengeluh
20Suparlan, "Hak-bak Pendidikan Anak Indonesia", dmi
www.ftpi.info/home/article8.phtml-21k, 15 September 2006 @03:12 PM.
" KY Karnanta, "Menggagas Street Student Centre", dari www.smu-net.com, (Senin, 09 A _ .. :1 ">Ht\,...,\
79
j ika sudah merasa bosan atau letih, padahal materi yang diberikan biasanya
adalah materi pengulangan. Tentu kebutuhan edukasi tersebut dapat dikatakan
tidak sepenuhnya terpenuhi, karena ketika sesampainya siswa dirumah, materi
pelajaran yang sudah diajarkan tersebut jarang dipelajari kembali oleh siswa
sehingga pengetahuan mereka terbatas pada apa yang disampaikan tutor di
kelas. Itupun tidak jarang siswa lupa ketika keesokan harinya dibahas kembali.
Siswa pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala ha!
yang ada di sekitarnya. Siswa akan menjadi sangat antusias dan semangat
untuk belajar jika isi/materi yang dipelajarinya sesuai dengan perkembangan
anak. Siswa akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah
baginya, dan sebaliknya siswa akan menjadi stress dan patah semangat jika
yang dipelajarinya terlalu sulit. Seperti yang terjadi pada warga belajar di
Bengkel Kreativitas. Ketika soal latihan matematika yang diberikan itu mudah
baginya, siswa akan berlomba-lomba menyelesaikan dan mengumpulkannya
pada tutor. Bila nilai yang diperolehnya sangat memuaskan baginya, siswa
bersorak senang dan menunjukkan pada teman lainnya, ada pula yang
kemudian membantu temannya yang kesulitan mengerjan soal tersebut.
Sebaliknya ketika soal yang diberikan itu sulit bagi siswa, malca siswa akan
selalu mengeluh bahkan ada pula yang 'ngambek' dan tidak bersemangat
mengerjakan soal tersebut.
Tutor hanya memberikan penjelasan di awal pembelajaran, lalu siswa
di beri latihan soal. Setelah itu guru tidak banyak memberikan penjelasan lagi,
terkecuali jika ada siswa yang bertanya. Hal ini dijelaskan dalam "Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer" oleh Erman Suherman, dkk bahwa
metode seperti itu merupakan metode ekspositori karena pada metode
ekspositori guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan
menjelaskan kembali kepada siswa secara individual atau klasikal. Beberaoa ,
hasil penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa metode ekspositori
merupakan cara mengajar yang efektif dan efisien. 22
80
Tidak adanya silabus khusus atau batasan mengenai kurikulum apa
yang harus digunakan oleh tenaga pengajar di Bengkel Kreativitas menjadikan
Bengkel Kreativitas lebih bersifat independen dan tidak selalu mengikuti
kurikulum nasional. Berdasarkan penuturan tutor, sejauh ini ia ingin mencoba
menerapkan pembelajaran seperti homeschooling, namun permasalahannya
terbentur oleh persiapan yang tidak sedikit. Dapat dikatakan bahwa tutor di
Bengkel Kreativitas ini masih dalam tahap riset untuk mencari kurikulum apa
yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan belajar mereka. Jika diamati,
sesungguhnya para siswa tersebut tidak peduli kurikulum apa yang dipakai
oleh guru, karena yang terpenting adalah mereka dapat belajar dan berharap
dapat melanjutkan lee sekolah formal. Tidak heran jika guru masih
menggunakan buku yang bertumpu pada kurikulum lama. Hal ini dikarenakan
oleh latar belakang siswa yang sebelumnya tidak pernah sekolah atau
merupakan korban putus sekolah, sehingga pengetahuan mereka sedikit
tertinggal dengan anak lain seusianya yang berada di sekolah formal. Dengan
melihat keadaan tersebut, guru pun memaklumi jika mereka sulit memahami
materi pelajaran dan sering bertanya saat ulangan. Sehingga tidak jarang guru
n1enjelaskan rriateri pelajaran yar1g pernal1 dijelaskan. ~v1enuiTit tv1isanih dalan1
skripsinya bahwa stimulasi pendidikan yang diberikan secara terns menerus
dan berulang-ulang akan membantu anak dalam mengoptimalkan kemampuan
yang dimiliknya. Menurutnya ha! tersebut sejalan dengan prinsip
pembelajaran yang dikeluarkan oleh DepDikNas yaitu bertahap, berulang dan
terpadu.23
Melihat berlangsungnya waktu pembelajaran yang singkat,
penggunaan media dalam pembelajaran di Bengkel Kreativitas ini memang
dinilai k.-urang efektif oleh tutor sehingga tutor lebih sering menggunakan
media sederhana yang telah tersedia. Sesungguhnya dengan menggunakan
media berarti kita telah menggunakan alam sebagai · sarana pembelajaran,
81
karena alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk berekplorasi
dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya.
Seperti yang dilakukan Robin Dranath Tagore, dalam model
pembelajarannya hampir 90% kegiatannya dilakukan dengan berinteraksi
dengan alam. Anak diajarkan dapat membangun ikatan emosional di antara
teman-temannya, menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta
mempengaruhi memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang
dipelajari. Itulah salah satu prinsip pembelajaran.24
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa interaksi
yang terjadi saat pembelajaran berlangsung umumnya tidak terlepas dari
permasalahan pergantian tutor dari kalangan mahasiswa yang secara sengaj a
ingin mengajar mereka. Pergantian tutor ini membuat anak sepe11i mereka
lebih cenderung mencari perhatian dan bersikap manja. Sehingga siswa yang
biasanya mampu mengerjakan soal, berubah menjadi manja dan mengaku
tidak bisa mengerjakan soal tersebut. Suasana pembelajaran pun menjadi
kurang kondusif, sering terjadi pengaduan-pengaduan hanya karena masalah
keciL Sehingga pertengkaran pun tidak dapat dihindarkan. Lain halnya j ilea
koordinator sendiri yang turun tangan mengajar mereka, biasanya siswa tidak
banyak mencari perhatian dan tidak berani macam-macam. Namun tetap saja
ada beberapa siswa yang malas belajar dan berkelahi.
Menurut Saratri Wilonoyudho (2005), bahwa anak-anak yang
dibesarkan di lingkungan kumuh tanpa bimbingan orangtua serta berada di
Iingkungan yang keras dan kasar akan membentuk watak indolen, pasif,
il?ferior, tercekam stigma mentalitas rendah diri, pasif, agresif, eksploitatif,
dan mudah prates atau marah.25 Interaksi sosial inilah yang tidak jarang terjadi
dalam proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas. Mereka kurang akan kasih
sayang, bimbingan dan perhatian orang tua karena keluarga mereka telah
disibukkan oleh usaha bagaimana dapat memperoleh uang. Kurangnya
2•1 Isjoni, "Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini", dari www.
isjoni.net. --25 (,;:'.,_,,,..,.f-ri \:S:T>l..-..-.,...~,..,,.th,.,. "1'.T,.,.~:t.. A -~-1- "------
82
pendidikan dalam keluarga juga membuat mereka tidak mengenal etika, sopan
santun dan rasa hormat. Sehingga setiap kekesalan atau ketidaksukaannya
terhadap sesuatu, selalu dihakiminya sendiri melalui berbagai tindakan dan
umpatan (bahasa yang kasar). Padahal, interaksi sosial yang baik sangat
dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Vigotsky
bahwa bahan pengalaman interaksi sosial merupakan ha! yang penting bagi
perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak
dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. 26 Vygotsky juga
menambahkan proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si
anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain, dengan suasana
lingkungan yang mendukung (supportive), serta dalam bimbingan atau
pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya
seorang guru.
Dilihat dari sistem evaluasi yang dilakukan tutor, umumnya siswa
malas membaca soal dan memikirkan jawaban yang paling tepat dari soal
tersebut. Tegasnya lagi, dapat dikatakan mereka merasa kurang percaya diri
terhadap hasil pekerjaannya sehingga selalu bertanya pada tutor. Hal ini dapat
disebabkan, siswa kurang dibimbing oleh orang tuanya agar belajar dirumah.
Sehingga apa yang sudah dipelajari di sekolah, tidak dipelajari kembali di
rumah kecuali jika ada PR.
Dengan pemberian latihan soal yang sering dilakukan, berarti warga
belajar telah dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Merekalah yang harus
aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang
lain. Mereka juga harus bertanggung jawab terhadap basil belajarnya.
Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan karena
kekreativitasan dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri
sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. 27
26 "Kontruktivisme Sosial dan Radikal Dalam Pendidikan Malematik". dari
hltp://us.geocilies.com/neptunestewarl/sinopsiskonstruk.htm. ·
83
Kesulitan dalam membaca bilangan tingkat ribuan yang mengandung
angka nol, jika dikaitkan dengan pendapat Yusmichad Yusdja bahwa bilangan
no! adalah bilangan yang terkadang membingungkan penggunanya, maka
dapat dikatakan secara sepintas memang angka no! itu adalah angka yang
biasa saja bahkan terkadang terlihat sepele. Tetapi temyata tidak hanya pada
anak-anak SD saja, mahasiswa pun ketika menghadapi soal matematika
terkadang dibuat bingung dengan angka no!.
Ketika dalam latihan soal siswa diminta menentukan nilai bilangan
angka 0 dalam bilangan 1.082, banyak siswa yang mengaku bingung. Mereka
mengetahui bahwa nilai tempat angka 0 dalam bilangan tersebut adalah
ratusan, tetapi nilai bilangannya mereka menjawab tidak tahu. Dapat dikatakan
angka "O" pada bilangan tersebut seakan bermakna mati karena umumnya
mereka mengetahui nilai ratusan itu dimulai dari I 00, 200, dan seterusnya.
Padahal angka "O" dalam bilangan tersebut bermakna. Karena jika tidak,
jumlah digit bilangannya menjadi tiga angka. tentu 1.082 ;e 182.
Permasalahan seperti di atas dikatakan oleh Yusmichad Yusdja bahwa
bilangan no! adalah bilangan tunawisma. Kita tahu bahwa pengertian
tunawisma berarti tidak mempunyai tempat tinggal. Itulah sebabnya, mengapa
bilangan no! hams menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1.082.
Kesulitan lainnnya yang ditemukan peneliti saat memantau siswa
mengerjakan soal latihan, yaitu membandingkan dua buah bilangan ribuan
baik dengan rnenggunakan sirnbol "<" dan ">" maupun menggunakan kalirnat
"kurang dari" dan "lebih dari". Walaupun sebelumnya tutor telah memberikan
penjelasan yang lebih mudah dimengerti siswa, namun tetap saja siswa mudah
lupa, bingung dan salah persepsi. Bahkan beberapa siswa yang secara
langsung dapat memahami konsep saat diberikan penjelasan awal pun,
menjawab terbalik ketika diberikan soal pada hari berikutnya. Tanda yang
seharusnya menggunakan "<" diisi dengan ">", begitu pula sebaliknya. Hal ini
dapat dikatakan bahwa beberapa siswa mengalami gangguan dalam
membedakan simbol. Gangguan tersebut dapat berupa kurang fokusnya siswa
84
yang dikutip oleh John Backhouse et al dalam buku Improving the Learning of
lvfathematics, bahwa beberapa gangguan disleksia mempunyai kesukaran
dalam membedakan antara + dan x, - dan +, serta < dan >.
Mengingat dalam membandingkan bilangan masih sering bertanya dan
melakukan kesalahan, maka dalam mengurutkan bilangan pun siswa masih
mengalami kesulitan. Tetapi frekuensi kesalahan yang dibuat cukup kecil.
Biasanya kesalahan dalam mengurutkan bilangan cenderung terjadi pada
bilangan yang angka-angkanya hampir sama.
Umumnya kesulitan dalam mengerjakan soal terjadi karena s1swa
kurang memperhatikan penjelasan tutor dan tidak memahami perintah soal
sehingga lebih banyak bertanya dari pada berfikir. Hasil wawancara juga
memperkuat alasan mengapa umumnya siswa sering banyak bertanya dalam
mengerjakan soal, yaitu karena mereka tidak pemah mengulang pelajaran di
rumah, terkecuali jika ada PR. Sehingga saat ulangan harian berlangsung pun
siswa tetap banyak bertanya. Hal ini juga terjadi karena kurangnya
pengawasan dan ketidakmampuan orang tua dalam membimbing belajar anak,
sehingga anak kurang terlatih dalam mengerjakan soal dan sering lupa.
Dilihat dari kondisi pemukiman mereka, memang tampak bahwa
umumnya warga belajar yang mengikuti pembelajaran di Bengkel Kreativits
berada dalam struktur ekonomi lemah, dimana orang tua mereka melakukan
aktivitas dan memperoleh uang di jalan dengan bekerja sebagai pemulung.
Walaupun beberapa diantara mereka masih mempunyai tempat tinggal di
kampung halaman, namun mereka rela tinggal di daerah kumuh seperti di
perkampungan pemulung ini karena yang terpenting bagi mereka adalah
memperoleh penghasilan untuk hidup, sehingga permasalahan mengenai
kualitas tempat tinggal, masalah pendidikan anak dan lain sebagainya kurang
diprioritaskan.
Menurut Kamaji, dkk (2001) sebagian besar responden menyatakan
bahwa kebutuhan pertama yang amat mendesak dan diperlukan anak jalanan
adalah tempat tinggal. Umumnya mereka tinggal di rumah-rumah semi
85
permanen dan rumah kardus atau seng bekas. Sedangkan 53% responden
lainnya mengaku kebutuhan pertama yang mendesak adalah makanan. 28
Setelah mengalami transisi ke kota, para kaum urban m1
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dikarenakan terjadinya
perubahan lingkungan. Salab satu upaya yang dilakukan adalah dengan
memanfaatkan tenaga kerja anggota keluarga. Hal ini menurut Effendi dalam
Karnaj i (2001) dinamakan teori kelangsungan rumah tangga. Menurutnya
setidaknya ada dua teori yang dapat dipakai untuk menjelaskan fenomena
anak usia sekolah turut terlibat dalam kegiatan ekonomi. Pertama, teori
strategi kelangsungan rumah tangga (household survival strategy). Kedua,
teori transisi industrialisasi.
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan basil penelitian mengenai Pembelajaran matematika Pada
Anak J alanan (di Bengkel Kreativitas Y ayasan Nanda Dian Nusantara
Ciputat), maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di Bengkel Kreativitas mengacu
pada bentuk penanganan pelayanan sosial family and community based,
yaitu pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat yang
bertujuan mencegah anak-anak turnn ke jalanan dengan pemenuhan
kebutuhan pendidikan yang lebih ditekankan pada CALISTUNG
(membaca, menulis dan berhitung) dengan waktu belajar efektif 5 hari
dalam seminggu, selama kurang lebih 2 jam per hari. Pembelajaran di
Bengkel Kreativitas tidak berpedoman pada kurikulum tertentu tetapi lebih
disesuaikan dengan kemampuan anak. Dalam pembelajaran matematika,
penyampaian informasi dilakukan dengan metode drill (latihan soal).
Tutor jarang sekali menggunakan alat peraga. Sehingga siswa cendernng
kurang termotivasi dan tidak betah berlama-lama di kelas.
2. Sistem evaluasi selain dilakukan dengan cara pemantauan kegiatan dan
hasil belajar siswa sehari-hari, juga diberikan dalam bentuk latihan, tes
lisan, PR, ulangan harian dan ulangan semester. Sistem penilaian ini
dinilai cukup efektif karena dapat membuat siswa menjadi lebih
termotivasi, terntama dengan adanya buku raport. Buku raport tersebut
mempunyai funngsi yang sama dengan raport di sekolah formal pada
umumnya, yaitu selain guna melihat perkembangan hasil belajar siswa
juga dapat digunakan untuk menentukan naik tidaknya siswa ke kelas
selanjutnya. Kemudian siswa akan dinyatakan lulus dari Bengkel
Kreativitas jika telah lulus mengikuti ujian kesetaraan paket A (tingkat
SD). Untuk mengikuti ujian kesetaraan tersebut, siswa tidak perlu
87
berdasarkan faktor us1a, adanya kemampuan siswa dalam menguasa1
pelajaran tingkat Sekolah Dasar secara umum, serta yang terpenting yaitu
adanya keinginan dari dalam diri siswa yang bersangkutan untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Adapun nilai hasil
belajar mereka berdasarkan raport dinilai cukup baik, namun
kelemahannya mereka kurang mau berlatih dan berusaha sendiri dalam
menge1jakan soal-soal di sekolah. Sehingga dengan nilai hasil belajar
tersebut, kemampuan mereka tidak dapat disamakan dengan siswa-siswa
lain yang bersekolah di sekolah formal.
3. Kesulitan yang sering timbul saat pembelajaran matematika berlangsung
adalah kebiasaan mereka yang kurang memperhatikan tutor saat
menjelaskan. Selain itu, daya tangkap mereka terhadap pelajaran juga
dinilai sangat kurang. Sehingga saat diminta mengerjakan soal, mereka
lebih banyak bertanya dan mengeluh. Permasalahan tersebut cenderung
disebabkan oleh tidak teratumya kehadiran siswa di sekolah, kurang
perhatiannya orang tua dalam membimbing anak untuk belajar, buta huruf
yang diderita sebagian besar orang tua mereka, serta kurangnya fasilitas
belajar anak di rumah
4. Dengan melihat permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran
orang tua dalam membimbing anaknya belajar di Bengkel Kreativitas
masih dinilai sangat kurang. Namun sebagai orang tua, mereka telah
berusaha berperan membangunkan dan mengingatkan anak untuk pergi ke
Bengkel Kreativitas setiap harinya.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil temuan diketahui bahwa pembelajaran yang
berlangsung di Bengkel Kreativitas merupakan salah satu altematif tindakan
pencegahan dengan berbekal pendidikan. Dengan adanya bekal pendidikan
tersebut, maka diharapkan anak yang berada pada usia wajib belajar tidak
turun Ice jalan dan dapat berkembang dengan normal seperti anak-anak
89
bersifat abstrak. Sehingga anak menjadi lebih mudah memahami dan
tidak bosan di kelas.
3. Bagi masayarakat umum, lembaga pendidikan dan khususnya pemerintah
sebaiknya pemenuhan kebutuhan pendidikan pada anak yang berasal dari
ekonomi lemah (kaum marginal) tidak selalu pada penyediaan sarana dan
prasarana saja, tetapi lebih ditingkatkan pada mutu pendidikan yang sesuai
dengan anak normal lainnya. Karena akan percuma jika sarana memadai,
tetapi kualitas pendidikan disepelekan.
90
DAFTAR PUST AKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Ani, Wawancara, Jakarta, 02 Agustus 2007.
Arif, Armai. "Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan", dari http://www.dikmas.depdiknas.go.id.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Backhouse, John et al, Improving the Learning of lvlathematics, London: Cassel, 1992.
Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terh1tegrasi Matematik, Buku 1, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terintegrasi lvlatematik, Buku 2, Jakarta: Depmtemen Pendidikan Nasional, 2005.
Departemen Pendidikan Nasional, J\;/ateri Pelatihan Terintegrasi Matematik, Buku 3, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
Departemen Sosial RI, Pedoman Pe11angm1an Anak Jalanan Karban Eksploitasi Ekonomi, Jakarta: Departemen Sosial RI, 2006.
Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Modul Pelatihan Peke1_1a Sosial Rumah Singgah, Buku 2, Jakmta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000.
Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Madu! Pelatihan Petugas Pendamping Orang Tua Anak Jalanan, Buku 5, Jakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000.
Fox, Bob et al, Using JCT In Primary Mathematics Practise and Possibilities, London: David Fulton Publisher, 2000.
Gasong, Dina, "Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternatif Mengatasi Masalah Pembelajaran", dari http://www.gerejatoraja.com/downloads/.
Hamzah, Moh. Daud, "Bagaimana Kanak-kanak Mempelajari Matematika", dari http://www.geocities.com/pluto stewart/artikel ilmiah l.htm.
Handayani, Desi, Wawancara, Jakaita, 23 Juli 2007.
Harefa, Andrias, Menjadi l'vfanusia Pembelajar, Jakarta: Kompas, 2000.
92
Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Suherman, Erman, et al, Strategi Pembelajaran Matemika Kontemporer, Edisi revisi, Bandung: UPI, 2003.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Sukmadinata, Nana Syaodib, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Suparlan, "Hak-hak Pendidikan Anak Indonesia", www.ftpi.info/home/article8.pbtml-2lk, 15 September 2006@03: 12 PM.
Suprapto, Choiruddin Hadhiri, Jalan Pintas Bintang Pe/ajar Panduan Untuk pelajar Islam, Bandung: Mujahid, 2005.
Sutan, Firmanawaty, Mahir Matematika Melalui Permainan, Jakai1a: Puspa Swara, 2003.
Tambahan Berita Negara R.I tanggal 13/4 - 2006 No.30, Dokumen Perihal Yayasan Nanda Dian Nusantara
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah, 2007.
Tim Redaksi Fokus Media, Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media, 2003.
Tom dan Harriet Sobol, Rancangan Bangun Anak Cerdas, Jakarta: Inisiasi Press, 2003.
Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, dari www.pdat.eo.id/, 03 Januari 2005.
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang SistemPendidikan Nasional. Jakarta: Fokusmedia.
Unknown, "Kontruktivisme Sosial dan Radikal Dalam Pendidikan Matematika'', dari http :I !us. geocities. com/neptunestewart/ sinopsiskonstruk. htm.
Wilonoyudho, Saratri. Nasib Anak Perempuan Jalanan. www.kompas.com. Sabtu, 23 Juli 2005.
Worthington, Maulfry and Carruthers, Elizabeth, Children's Mathematics, London: Paul Chapman, 2003.
Yayasan Nanda Dian Nusantara, "Menyelamatkan Anak-anak Berarti Menyelamatkan Bangsa'', Brosur YNDN.
Yusmichad Yusdja, "Misteri Bilangan Nol", dari www.duniaesai.com.
A. Petunjuk Pengisian:
PANDUANWAWANCARA
TERHADAP SISW A
93
I. Pengisian lembar ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan mewawancarai responden langsung agar tidak terjadi kekeliruan.
2. Bahasa yang digunakan saat wawancara berlangsung adalah bahasa yang dipaharni interviewee.
3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada interviewee ketika akan mengh>unakan alat bantu seperti kamera, alat tulis dan lain sebagainya.
4. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tetap mematuhi aspek norma yang berlaku di tempat tersebut.
5. Setelah selesai melakukan wawancara dan pengsisian angket, peneliti sesegera mungkin membuat catatan lapangan.
B. ldentitas Interviewee I. Nama : Marsan 2. Status dalam keluarga : Anak kandung 3. Usia : 12 4. Agama : Islam 5. Anak ke- : 3 dari 4 6. Pekerjaan : Pemulung 7. Lamanya bekerja : kurang lebih 5 jam
(Laki-laki/Perempuan) (lainnya)
tahun
bersaudara
/hari 8. Status pendidikan sebelumnya : (terdaftar sebagai siswa/
berhenti/ putus sekolah) 9. Kedudukan di Bengkel Kreativitas kelas: 4 (Empat) 10. Lama belajar di kelas : 2 jam (dari pukul 08.00-10.00)
C. Profil pembelajarnn pada anakjalanan 1. Ingin menjadi apakah adik ketika dewasa? lnsinyur 2. Apakah adik bisa membagi waktu bekerja dengan sekolah (ygi I tidak) 3. Apakah adik menyukai pelajaran matematika (ygi I tidak)
Jika tidak, alasannya ............................................ . 4. Apakah di rumah kamu selalu be la jar (sering/ kadang-kadang/ tidak
pernah) Jika tidak, alasannya ma/as
5. Apakah adik pernah merasa kesulitan ketika belajar matematika di sekolah (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah)
6. Sejauh ini, materi pelajaran matematika apakah yang menurut adik sulit? Gaada
7. Apa yang adik lakukan, jika ada materi matematika yang kurang dimengerti saat belajar di sekolah? Bertanya pada guru
8. Apakah adik bisa menjaga konsentrasi ketika belajar matematika di sekolah (sering/ kadang-kadamr/ tidak nem~h)
94
9. Apakah adik pernah merasa jenuh saat belajar di kelas (sering/ kadangkadang/ tidak pernah)
10. Apakah adik pernah merasa malas ketika belajar (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah)
11. Bagaimana earn adik mengatasi rasa malas dan jenuh ketika belajar di sekolah (bermain-main/ minta pulang pada guru/ ........................... )
12. Apakah orang tua akan marahjika adik tidak belajar (ya I tidak) 13. Apakah adik berusaha meminjam buku di perpustakaan untuk belajar
(sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) 14. Apakah di rumah adik mempunyai peralatan belajar yang cukup (ya I
tidak) 15. Apa yang adik lakukan sepulang sekolah? Main, terus pergi ke1ja 16. Apakah adik selalu mengerjakan PR sendiri atau belajar bersama teman?
sendiri 17. Apakah adik pernah meminta bantuan pada orang tua saat mengerjakan PR
(ya I tidak) 18. Apa yang adik lakukan pada hari libur? Bermain dan ke1:ja 19. Apakah adik selalu mempersiapkan belajar untuk pelajaran esok hari di
sekolah (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) 20. Apakah adik selalu mempersiapkan belajar setiap akan diadakan ulangan
(sering/ kadang-kadang/ tidak pernah)
PANDUANWAWANCARA
TERHADAP ORANG TUA SISWA
95
A. Petunjuk Pengisian: . 1. Pengisian Iembar ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan mewawancara1
responden langsung agar tidak terjadi kekeliruan. 2. Bahasa yang digunakan saat wawancara berlangsung adalah bahasa yang
dipahami interviewee. 3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada interviewee ketika akan
menggunakan alat bantu seperti kamera, alat tulis dan l~in sebagainya. 4. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tetap mematuh1 aspek norma yang
berlaku di tempat tersebut. 5. Setelah selesai melakukan wawancara dan pengsisian angket, peneliti
sesegera mungkin membuat catatan lapangan.
B. Identitas Interviewee I. Nama : Mardiah 2. Status dalam keluarga : Ayah/ Ibu/ .......................... . 3. Status Perkawinan : Menikah/ Belum/ Janda/ Duda
(Lk/Pr) .. (lainnya)
4. Usia ...... .40 ..................................... tahun 5. Agama ..... .islam ......................................... . 6. Pekerjaan : ...... tukang cuci ................................... . 7. Pendidikan .......... -.......................................... . 8. Jumlah Anak : ...... .4 (empat) ................................... orang 9. Pendapatan per bulan : Rp. 300.000 (kurang lebih) .................... . JO. Rata-rata pengeluaran: Rp ... (tidak tentu) ................................. . 11. Status rumah tinggal : rumah sendiri/ kontrak/ ......................... .
C. Pemahaman dan perlalrnan orang tua terhadap hak pendidikan anak I. Sebagian anak anda mengalami putus sekolah. Pernahkah anda
menanyakan keinginan mereka untuk bersekolah kembali (X!! I tidak) 2. Apakah faktor biaya menyebabkan anak anda putus sekolah (YJ!l tidak) 3. Apakah lingkungan sosial anak anda mempengaruhi anak anda untuk tidak
bersekolah lagi (Y<\ I tidak) 4. Apakah anda pernah mengusahakan mencari keringanan SPP atau
beasiswa bagi anak anda (sering I kadang-kadang I tidak pernah) 5. Apakah anak anda pernah mempunyai wali asuh (X!! I tidak) 6. Apakah pihak sekolah pernah memberikan tawaran beasiswa atau
keringanan biaya sekolah (YJ!) tidak) 7. Apakah anda setuju dengan berdirinya pusat belajar di lingkungan tempat
tinggal anda ini (YJ!) tidak) Jika ya, alasannya anak saya bisa be/ajar agar tidak buta hunif. ... Jika tidak, alasannya .................. .
96
8. Anda mengikutsertakan anak anda dalam kegiatan yang diselenggarakan pusat belajar ini karena (kesadaran sendiri/ nasihat orang lain/ .............. )
9. Apakah anda berusaha untuk menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang tinggi (:Yl! I tidak)
10. Apakah anda menyuruh anak bekerja untuk mencari nafkah (selalu I kadang-kadang I tidak pernah)
11. Apakah anak anda mempunyai kesempatan untuk bermain dengan teman sebayanya (:Yl! I tidak)
12. Apakah anda memberi waktu istirahat yang cukup untuk anak anda (J'.i! I tidak)
13. Apakah anda memberikan pujian kepada anak bila di sekolahnya ia memperoleh nilai clan prestasi yang bagus (selalu I kadang-kadang I tidak pernah)
14. Apakah anak anda pernah tidak masuk sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah) Jika sering/kadang-kadang, apa alasannya ................................. .
15. Apakah anak anda terbiasa menge1jakan PR bersama atau meminjam buku kepada temannya (ya I tidak)
16. Apakah anda memperhatikan jadwal belajar anak di sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah)
17. Apakah anda mendorong anak untuk menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari (sering I kadang-kadang I tidak pernah)
18. Apakah anda bertanya kepada anak mengenai PR yang ditugaskan guru di sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah)
19. Apakah anak anda selalu belajar bersama dengan teman dekatnya (sering I kadang-kadang I tidak pernah)
20. Apakah anda membantu anak dalam mengerjakan PR (sering I kadangkadang I tidak pernah)
PANDUAN WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN
ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Hari I Tanggal W awancara Ke Pewawancara
foforman
L Sudah berapa lama ibu tinggal disini?
97
2. Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini?
Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?
3. Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota?
4. Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah
sudah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
5. Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini?
6. Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga?
Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
7. Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah
penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata
yang diperoleh anak per hari?
8. Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu?
9. Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?
10. Mengapa ibu/bapak memilih menyekolabkan anak di Bengkel Kreativitas
Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?
11. Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumab?
12. Apakab anak ibu/bapak pemah mengeluh malas sekolah namun tetap
bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?
13. Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar
tetap belajar meskipun juga barns bekerja?
14. Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak
ibu/bapak?
98
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAIALASAN DAN PERAN
ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara Informan
: Kamis, 02 Agustus 2007
: Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : Ibu Ani (Orang Tua Subjek I)
1. P: "Sudah berapa lama ibu tinggal di sini?" I: "Dari Maria kecil kira-kira tujuh tahun. Bapaknya juga waktu itu masih ada,
sekarang mah Maria udah ga punya bapak."
2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?"
I: "Dulu saya tinggalnya di Karawang. Sekarang juga rumah mah masih ada di kampung, tapi sama kaya disini gubuk juga. Paling pulang setahun sekali. Pindah ke Jakarta soalnya kerja di kampung cape. Tiap hari motongin padi di sawah orang. Cuma enaknya kalau di kampung beras ga perlu beli, bisa dapet 1 kg dari 10 kg beras yang dibersihin. Tapi lama-lama cape, ga kuat karena panas. Kalau disini kan kerjanya agak ringan, ga' terlalu panas juga. penghasilannya juga lumayan"
3. P: "Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? I: "Karena di kampung sepi, kerja juga susah kalau disini kan anak saya bisa
ikut bantu kerja."
4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
I: "Kalau kakaknya Maria, si Ra'im <lulu pernah sekolah di kampung. Karena ga ada biaya lagi akhirnya saya bawa kesini. Disini sekolahnya di lanjutin ke SD di Pisangan. Sekarang udah kelas enam, itu juga uang sekolahnya dibantu sama kakak-kakaknya. Kemarin aja uang bukunya Rp. 120.000,
baru dibayar Rp. 50.000. Tapi kalau si Maria belum pernah sekolah di sekolah fornial, biar belajar di YNDN aja perempuan ini ga kemanamana."
5. P: "Apa pekerjaan ibu sesampainya di tempat yang sekarang ini? I: "Saya kerja jadi tukang urut panggilan, biasanya deket-deket sm1 tapi
kadang ada yang dari Kampung Utan, Pesanggrahan.
6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga?
99
I: "Anak saya yang laki-laki disini semuanya ikut kerja buat nambah-nambah penghasilan, yang sekolah juga ikut kerja sebelum atau pulang sekolah. Kalau Maria dulu pernah cari palm bekas untuk ditimbang, tapi sama saya ga boleh lagi, karena anak perempuan."
7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari?
I: "Jadi pemulung. Biasanya kalau sudah seminggu barang-barangnya dikasih ke bas untuk ditimbang. Seminggu bisa dapet Rp. 50.000
8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Kalau waktunya sekolah, ya saya suruh sekolah."
9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "lbu mah yang penting anak itu ga buta hurufkaya orang tuanya."
10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?
I: "lbu ga kuat nyekolahin anak di sini, biayanya mahal. Biarin belajar di YNDN aja, yang penting bisa baca, nulis dan menghitung."
11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Saya ga punya apa-apa paling buku sama pensil."
12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?"
I: "Ya namanya anak-anak kalau males pasti pernah, tapi tetap saya suruh sekolah."
13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga hams bekerja?
I: "Kalau ada PR atau waktunya belajar, saya suruh belajar. Kalau ada kakakkakak mahasiswa yang datang mau ngajar, saya suruh anak saya ikut belajar juga. Kaya misalnya sore, biasanya ada ngaji."
14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?
I: "Ya saya merasa kebantu, anak saya jadi bisa ikut belajar biar ga buta huruf Dulu kan Bengkel Kreativitas ini dibangun karena kakak mahasiswa yang namanya Mansur, liat anak saya lagi mulung di dekat kampus UIN. Terns dia main ke sini, ngobrol-ngobrol dengan ibu Yani"
100
DATA HASIL WA WANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara lnforman
: Kamis, 02 Agustus 2007 : Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : lbu Nentih (Orang Tua Subjek II)
L P: "Sudah berapa lama ibu tinggal di sini?" I: "Dah lama banget kira-kira 12 tahun, dari Otong belum lahir saya sudah
tinggal disini. Tapi melahirkannya di kampung"
2. P: "Apa alasan ibu memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?"
I: "Karena memang saya tidak punya tempat tinggal lagi, cuma disini mmah saya. Ini juga cuma gubuk. Kalau pulang kampung juga biasanya numpang di tempat kakak. Dulu saya tinggal di rnmah kakak saya."
3. P: "Mengapa ibu memilih untuk membawa serta anak-anak ibu ke kota? I: "Karena di kampung ga punya tempat tinggal lagi."
4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
I: "Belum. Boro-boro sekolah, mikirin untuk makan aja susah. Apalagi biaya sekolah disini mahal"
5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini?" I: "Bapaknya kerja jadi pemulung, itu juga cuma bisa cari kertas-kertas
soalnya matanya sakit katarak jadi agak susah ngeliat."
6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
I: "Iya. Kalau Iibur belajar di YNDN hari Sabtu dan Minggu, biasanya Otong ikut bapaknya bantu-bantu nyari. Anak saya dua yang Jaki-laki ikut kerja."
7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari?
I: "Sama, pemulung juga. Hasilnya tidak tentu, kadang seminggu barn ditimbang ke bos."
8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Saya surnh sekolah terns. Kalau ada kegiatan-kegiatan belajar, juga ikut
101
9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "I ya say a dikasih tau sama Bu Y ani, kalau anak-anak itu hams sekolah biar
bisa baca. Walaupun ga ke sekolah formal."
10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Y ayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?
I: "Karena ga ada biaya, apalagi biaya sekolah di sini mahal. Jadi bisa belajar gratis di sini aja udah syukur."
11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di mmah?" I: "Ga punya apa-apa. Buku, pensil aja kadang dikasih."
12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?
I: "Ya saya marahin."
13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga hams bekerja?
I: "Ya saya suka nyumh dia belajar, kalau pagi sekolah di YNDN."
14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?
I: "Alhamdulillah anak saya bisa belajar tanpa dipungut biaya, ya walaupun ga Ice sekolah formal yang penting bisa baca, nulis jadi ga buta humflah."
102
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN
ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Hal'i I Tanggal
Tern pat Pewawancara
Informan
: Kamis, 02 Agustus 2007
: Perkampungan Pemulung
: Nursya Aini Utami : Ibu Mardiah (Orang tua Subjek HI)
I. P: "Sudah berapa lama ibu/bapak tinggal di sini?"
I: "Sudah 6 tahun."
2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini?
Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?" I: "Karena saya tidak punya tempat tinggal lagi, <lulu ada di Karawang gubuk
sepe1ti disini tapi karena kosong lama ditinggal ke Jakaita, akhirnya dijual
sama orang tua saya."
3. P: "Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? I: "Yang masih kecil saya bawa soalnya ga ada yang merawat, tapi yang anak
saya yang besar tinggal di kampung."
4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
I: "Sebelumnya si Acan belajar di YNDN, terns karena otaknya lumayan
cerdas sama Bu Y ani didaftarin ke SD formal, tapi ga lama dia minta
berhenti, males katanya. Akhirnya balik lagi belajar di YNDN."
5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini?
I: "Kalau bapak jadi pemulung, saya bantu-bantu nyuci di rumah tetangga."
6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
I: "Iya, Alharndulillah si Acan bisa mantu-mantu (bantu-bantu) orang tua cari
duit untuk tambahan penghasilan. Anak saya yang disini 2 orang yang ikut kerja, si Acan sama kakaknya yang perempuan, tapi yang perempuan
sekarang udah ga mau katanya malu sudah besar."
7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha
menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa
penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari?
I: "Narik gerobak jadi pemulung. Biasanya hasil timbangannya 2 hari dapet Rn ')l()fl{) ti::o.-n1c> r11nr.+r .... .-.rr ,..,+ .. ! ... J...,...,, ....... ....... ~~ ~-1--·- L- L - -
103
suka pinjem Rp.3000 untuk bekal minum atau jajan di jalan kalau !aper. Sisanya suka dikasih ke saya. Kalau saya penghasilan dari nyuci, sehari itungannya Rp. 10.000 jadi sebulan bisa Rp.300.000."
8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Sekolahnya emang si Acan ini agak susah, kalau pagi suka kesiangan.
Padahal udah dibangunin, sampe diciprat-cipratin pake air. Jadi sekolahnya kadang masuk, kadang enggak."
9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "Kalau kata saya mah, yang penting anak saya itu bisa baca, ga buta huruf
biar nanti tuanya enggak penasaran, enggak nyesel. Jangan sampe kaya orang tuanya bu ta huruf"
10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?
I: "Dulu pernah di sekolahin ke SD formal, tapi si anaknya yang engga mau ngelanjutin. Alasannya diganggu temannya di sekolah. Padahal mah kata Bu Yani si Acan sebenarnya otaknya lumayan, cuma emang anaknya ini susah dibilanginn. Kakaknya juga dulu pernah di sekolahin di SD formal sama mahasiswa, tapi cuma sampe kelas 2 karena ga ada yang ngebiayain lagi."
11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Paling buku tulis sama alat-alat tulis."
12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?"
I: "Uuh sering. Kadang dibangunin juga susah kalau pagi-pagi. Tapi kalau kerja mah rajin. Ya saya kasih tau aja, kadang saya marahin."
13. P: "Lalu bagaimana cam ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga harus beke1ja?
I: "Ya saya sih sering nasehatin ke anak malahan suka saya marahin supaya tetap belajar. Saya sudah kasih tau, kasian sama Bu Yani juga kakak-kakak mahasiswa sudah datang jauh-jauh mau ngajar tanpa dibayar. Sekolah juga gratis. Jadi kamu jangan males-malesan"
14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?
1: "Ya Alhamdulillah ada yang mau menyumbangkan ilmunya, jadi anak-anak juga bisa tetap belajar."
DATA BASIL WAWANCARA MENGENAIALASAN DAN PERAN
ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Bari I Tanggal Tern pat Pewawancara lnforman
: Kamis, 02 Agustus 2007 : Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : Ibu Endang (Orang tua Subjek IV)
I. P: "Sudah berapa lama ibu/bapak tinggal di sini?" I: "Barn setahun."
104
2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?"
I: "Sebelum disini saya tinggal di Jakarta Selatan, sama kaya disini gubuk juga. Tapi kampung mah ada di Karawang. Saya pindah kesini soalnya bapaknya udah cape kerja di kampung, setiap hari mencetak batu bata. Lagian disana yang kerja udah rame. Kalau disini kan kerjanya agak ringan masih bisa istirahat, penghasilannya juga lumayan."
3. P: "Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? I: "Tadinya anak saya ikut neneknya di kampung, tapi karena disana sendirian,
saya bawa kesini."
4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali?
I: "Anak saya sebelumnya pernah sekolah di kampung sampai kelas 4 SD, tapi berhenti. Terns disini ikut belajar sama Bu Yani."
5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini? I: "Kalau bapak jadi pemulung, sedangkan saya paginya jualan ketupat sayur
keliling disekitar pemukiman sini aja."
6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja?
I: "Iya, untuk nambah-nambah uang makan !ah. Anak saya disini yang lakilaki yang ikut kerja cari-cari tambahan."
7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha
menambah penghasilan keluarga? Kalau say a boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari?
I: "Jadi pemulung. Ya seminggu kira-kira Rp. 50.000."
8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu?
105
I: "Sekolahnya Alhamdulillah kemarin Kodir bisa ikut ujian kesetaraan SD, karena pas dikasih pelajaran kels4, kelas 5 dan kelas 6 dia bisa ngerjainnya. Makanya didaftarin ikut ujian sama Bu Yani. Sekrang tinggal nunggu basil. Ga tau ini apa dia bisa ngelanjutin ke SMP atau enggak. Tapi sambil nunggu basil ujian, dia tetap belajar di YNDN."
9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "Pendidikan itu penting untuk anak biar ga bu ta huruf kaya orang tuanya.
Makanya kalau ada biaya mah, nanti adik-adiknya mau saya masukkan ke SD biar ngerasain kaya kakaknya."
10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal?
I: "Ya kemarin sudah sempet ke SD, tapi karena ga ada biaya lagi, makanya berhenti sekolah. Jadi pas pindah ke sini, saya titipin aja belajar di sini sama Bu yani"
11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Buku tulis sama alat tulis."
12. P: Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?
I: "Pernah. Tapi saya marahin. Saya nasehatin."
13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga harus bekerja?
I: "Saya tetap ingetin dia untuk sekolah. Kalau misalnya nanti ga lulus ujian kesetaraanjuga saya tetap nyuruh dia belajar di YNDN."
14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?
1: "Sangat bermanfaat sekali, apalagi biaya sekolah-sekolah sekarang mahal. Kalau di sini kan anak-anak bisa belajar tanpa dipungut biaya, yang penting bisa baca dan nulis."
DATA BASIL WAWANCARA MENGENAI BENGKEL
KREATIVlTAS DAN SEJARAH BERDIRINYA
Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara Informan
: Senin, 23 Juli 2007 : Bengkel Kreativitas : Nursya Aini Utami : Ibu Desi Handayani dan Ibu Linda
J. P: "Kapan Bengkel Kreativitas ini terbentuk? Bagaimana latar belakang
terbentuknya?
107
I: "Bengkel Kreativitas ini dibentuk pada tahun 2000. Pada awalnya ada salah seorang mahasiswa UIN namanya Mansur, ia prihatin melihat seorang pemulung kecil yang sedang berdiam diri di pinggir jalan sekitar kampus UIN. Mansur kemudian mendekati anak tersebut dan menanyakan mengapa tidak sekolah dan dimana tempat tinggalnya. Sampai akhirnya anak itu bersedia mengantar Mansur ke tempat tinggalnya dan mengenalkan dengan teman-teman yang senasib dengannya. Kemudian dengan dibantu oleh rekan-rekan mahasiswa lainnya, Mansur mengajak anak-anak tersebut untuk belajar. Anak-anak pun senang menerimanya. Sebelumnya mereka belajar di lapangan terbuka dengan beralaskan tikar karena tidak ada tempat yang mencukupi. Saya sebagai salah seorang warga yang berada di sekitar lingkungan anak-anak pemulung ini tidak tega melihat anak-anak itu belajar di lapangan, kemudian keluarga saya menawarkan halaman rumah kami di pakai tempat belajar walaupun tidak terlalu luas. Setelah berjalan beberapa kali, mahasiswa tidak datang mengajar, sementara anak-anak sudah menunggu dan menanyakan mana kakak-kakaknya, ko' ga dateng-daten?. Beberapa hari kemudian Mansur datang bersama salah seorang anggota LSM YNDN, yaitu mba Evi. Ternyata Mansur telah mencari donatur untuk anak-anak disini. Setelah mba Evi melihat dan turun ke lokasi langsung, kemudian mencari lahan untuk mendirikan sarana belajar bagi anak-anak tersebut. Sampai akhirnya ada pemilik tanah yang bersedia menyewakan tanahnya untuk dibangun sarana belajar, yang sekarang namanya Bengkel Kreativitas."
2. P: "Berapa orang tenaga pengajar tetap yang mengajar di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat? Lalu berapa orang tenaga sukarelanya?
I: "Sebelumnya proses pembelajaran ditangani oleh rekan mahasiswa, seoerti
108
sendiri-sendiri sehingga berhalangan hadir, maka akhirnya saya yang mengajar. Sesekali ada mahasiswa yang datang membantu, tetapi biasanya tidak lama. Saya juga tidak berani mencari .b'Um yang mau mengajar anakanak di sini, karena memang disini tidak digaji. Jadi, kalau ada yang sukarela mau mengajar, ya silahkan. Sejauh ini, saya dibantu adik saya Linda yang mengajar tetap disini. Ya mau bagaimana lagi, karena memang
tidak ada gum khusus". 3. P: "Berapa orang siswa yang belajar di Bengkel Kreativitas ini? Apakah
ada tingkatan-tingkatan kelasnya? Bagaimana proses pembelajarannya? I : "Siswa kurang lebih 30 orang. Tapi sebagian ada yang berhenti, malas
sekolah, dan ada juga yang masuk ke sekolah fonnal. Tingkatan kelas terdiri dari kelas 1, kelas 3 dan kelas 4. Mereka belajar dibagi dua kelompok, kelompok pertama itu siswanya sekitar usia TK atau SD kelas I, sedangkan kelompok dua terdiri dari siswa kelas 3 dan kelas 4. Mereka belajarnya ya bareng-bareng, paling disesuaikan dengan kemampuan anak. Misalnya untuk Matematika, siswa kelompok satu yang sudah bisa hitunghitungan diberi soal yang angkanya puluhan. Sedangkan kelompok dua mengikuti materi di buku paket, hanya sering diulang-ulang, kadang bisa sampai 3 minggu dipelajari. Karena apa yang sudah diajarkan gum, biasanya keesokannya lupa. Mereka juga ga mau bemsaha, bisanya nanya mulu. Apa yang sudah ditanya temannya, ditanya lagi, karena siswa tidak memperhatikan".
4. P: "Kegiatan pembelajaran apa saja yang dilakukan di Bengkel Kreativitas? I: "Sama seperti di sekolah formal, hanya saja mereka lebih ditekankan pada
CALISTUNG karena kemampuan mereka tidak bisa disamakan dengan anak yang bersekolah di sekolah formal.
5. P: "Persiapan apa yang dilakukan sebelum diadakannya proses pembelajaran Matematika? Apakah ada rancangan kegiatan tertentu?"
I: ''Biasanya kita melihat sudah sejauh mana pemahaman siswa, kemudian merencanakan materi yang selanjutnya akan disampaikan seperti apa. Karena lebih sering mengulang-ulang pelajaran, jadi ga ada rancangan kegiatan khusus. ".
6. P: "Bagaimana kondisi siswa dalam menangkap pelajaran Matematika di kelas? kesulitan terbesar apa yang sering ditemui pada siswa saat proses pembelajaran Matematika?"
I: "Ya gitu, mereka sering ga 'mudeng' kalau diajar. Makanya banyak nanya dari pada mikir sendiri. Kesulitan terbesar mereka, biasanya kurang percaya diri dan malas mikir".
7. P: "Kurikulum apa yang digunakan pada pelajaran Matematika? Bagaimana
pembelajaran yang khusus digunakan saat proses pembelajaran
Matematika?"
109
I: "Kami tida punya kurikulum atau silabus khusus dalam mengajar, yayasan juga tidak membatasi. Kami hanya meng!:,>unakan buku bekas anak-anak SD, itupun yang kami berikan tidak sama persis seperti yang ada dibuk'U, karena tingkat pemahaman mereka tidak bisa disamakan dengan anak-anak di sekolah formal. Saya sih tertarik ingin mencoba mengajar seperti
homeschooling gitu, tapi tentu itu butuh persiapan yang ga sedikit. Karena itu, saya lebih sering memberikan latihan soal setelah sebelumnya diberikan penjelasan terlebih dahulu. Kami jarang menggunakan media,
hanya menulis di papan tulis saja.
8. P: "Bagaimana istem evaluasi yang dipakai guna melihat perkembangan hasil belajar siswa? Lalu bagaimana hasilnya?
I: Evaluasi biasanya selain latihan soal juga diadakan ulangan harian, ulangan semesteran dan ujian penyetaraan bagi siswa yang sudah menguasai materi SD."
9. P: "Apakah siswa disini mendapatkan raport seperti di sekolah formal? dan apakah siswa juga mendapatkan ijazah?"
I: "Ya mereka mendapatkan raport atas hasil kerja sama dengan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar). Mereka juga memperoleh ijazah melalui ujian penyeteraan. Jadi, bagi siswa yang mempunyai keinginan dan kemampuan
dalam menge1jakan soal-soal pada semua tingktan SD, akan diikutsertakan
dalam ujian penyetaraan paket A. Jika lulus, siswa kemudian dapat melanjutkan sekolah pada paket B".
I 0. P: "Bagaimana hasil ujian penyetaraan Matematika siswa yang telah mengikuti ujian penyetaraan tersebut?"
I: "Hasilnya lumayan bagus, hanya saja ijazahnya lambat dibagikan. Sehingga siswa juga terhambat untuk melanjutkan sekolah".
111
DATA BASIL WAWANCARA M.ENGENAI SISTEM PEMBIAYAAN
BENGKEL KREATIVITAS YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA
Hari I Tanggal
Tern pat Pewawancara Informan
: Selasa, 31 Juli 2007 : Kantor Y ayasan Nanda Dian Nusantara Cipayung
: Nursya Aini Utami : Helmina Lubis
I. P: "Apakah ada dana khusus yang rutin dikeluarkan untuk kebutuhan Bengkel
Kreativitas?" I : "Tidak ada, paling kita rutin membayar sewa tanah per tahun. Kalaupun ada
pengeluaran yang berkaitan dengan proses pembelajaran, biasanya pada tahun ajaran barn atau pelaksanaan acara-acara tertentu seperti karya wisata, pesantren kilat, dan lain-lain"
2. P: "Dari mana dana yang diperoleh guna membantu lancarnya pembelajaran di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara?"
I: "Biasanya kita peroleh dari perusahaan-perusahaan, dari sumbangansumbangan para sukarelawa, dana pribadi atau atas kerjasama dengan
suatu lembaga."
3. P: "Apakah yayasan ini mendapat subsidi dari pemerintah? Jika ya, apa bentuk subsidi tersebut?"
I: "Ya, paling dari Departemen Sosial berupa uang, tapi tidak besar. Seperti contohnya kemarin ketika Depsos mempunyai program Hari Anak Nasional, YNDN membuat Trauma Center bagi anak korban lumpur Lapindo sekaligus memperingati Hari Anak Nasional, tapi dana yang turun dari Depsos tidak langsung atau bisa dibilang lama, malahan diangsur."
4. P: "Apakah guru yang mengajar di yayasan ini mendapat gaji?" I: "Tidak. Jadi kita hanya mewadahi dan menjembatani jalannya proses
pembelajaran. Setelah itu kami percayakan pada warga setempat untuk mengelola Bengkel Kreativitas tersebut. Namun kita masih ada ikatan kerjasama. Koordinator lokasi bebas melakukan kerja sama dengan siapapun."
5. P: "Bagaimana sistem pengelolaan keuangan di yayasan ini?" I: "Keuangan sampai sekarang masih ditangani oleh mba Ira Lubis. Kita
biasanya turun tangan sendiri untuk memperoleh dana. Setiap dana yang kita keluarkan untuk suatu kebutuhan yayasan, kita tulis dalam bentuk
HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAl KEGlA TAN
BELAJAR MENGAJAR (KBM)
Petunjuk Pengisian:
1 =Kurang 2 = Cukup 3 =Baik
112
No. Variabel Checklist ( v')
1 2 3
? Do'a& Salam ./
1 Kegiatan awal ? Absen ./
? Apersepsi ./
? Penyampaian informasi dengan ./
lisan
? Penyampaian informasi dengan ./
Kegiatan inti tulisan
dalam ? Penggunaan alat peraga ./ 2
pembelajaran ? Pemberian contoh soal dan latihan ./
matematika ? Pendampingan siswa yang
berkesulitan belajar ./
? Pengamatan terhadap peke1jaan ./
s1swa
> Ceramah ./
Metodeyang > Tanya jawab ./
3 digunakan ? Eksposito1i ./
> Diskusi ./
> Latihan Soal ./
4 > Papan tulis ./
Media yang > Spidol ./
digunakan ? Dan lain-lain; (table pengenala
angka, perkalian) ./
> Memperhatikan dan Mendengarkan ./
6 S ikap siswa saat ? Menjawab pertanyaan tutor ./ belajar ? Mandiri dalam mengerjakan soal ./
? Aktif bertanya ./
? Pemberian PR ./
Kegiatan > Pemberian umpan batik ./
5 > Pemberian soal lisan lalu pulang ./ penutup
> Permainan ./ \;. R~rrlr..' ~ /
HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN
KONSEP PADA SISWA
Hari/Tanggal Waktn Objek Yang Diamati Pengamat I Observer
: 06 Agustus 2007 : 08.00 - 09.30 : Subjek I : Nursya Aini Utami
113
Aspek Keterangan
No l 2 3
Pemahaman Terhadap Nilai Bilangan dan Nilai Tempat
> Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ./ ratusan, puluhan dan satuan)
'};- Menentukan nilai tempat sampai tingkat 1ibuan ./ L
Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan ./ '};-
> Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada ./ soal vang diberikan.
> Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar ./ pada soal yang diberikan.
Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dua Bilangan '};- Mengurutkan bilangan dari yang terkecil sampai ./
bilangan terbesar
> Mengurutkan bilangan dari yang terbesar sampai ./
2. bilangan terkecil
> Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "k.'Urang ./ dari" dengan benar pada soal yang diberikan.
> Menuliskan simbol "<", ">'', dan "=" dengan benar ./
> Menggunakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua buah ./ bilangan dengan benar.
Keterangan 1 =Kurang 2=Cukup 3 =Baik
No Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian Keteran an
! 2 3 I ~ Mengerjakan soal secara individu ./
2 > Bertanya pada tutor saat menge~jakan soal ./
3 > Melihat jawaban teman saat mengerjakan soal ./
4 > Mengisi semua soal yang diberikan ./
5 > Meniawab semua soal dengan benar ./
HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN
KONSEP PADA SISWA
Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengamat I Obse1-ver
: 06 Agustus 2007 : 08.00 - 09.30 : Subjek II : Nursya Aini Utami
114
Aspek Keterangan
No 1 2 3
Pemahaman Terhadap Nilai Bilangan clan Nilai Tempat
> Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ./ ratusan, puluhan dan satuan)
> Menentukan nilai tempat sampai tingkat ribuan ./ l. ./ > Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan
> Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada ./ soal yang diberikan.
y Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar ./ oada soal yang diberikan.
Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dua Bilangan
> Mengurutkan bilangan dari yang terkecil sampai ./ bilangan terbesar ,, Mengurutkan bilangan dari yang terbesar sampai r ./
2. bilangan terkecil y Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "kurang ./
dari" dengan benar pada soal yang diberikan.
>- Menuliskan simbol "<", ">", dan "=" dengan benar ./
> Menggunakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua buah ./ bilangan dengan benar.
Keterangan 1 =Kurang 2=Cukup 3 =Baik
No Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian Keterangan
l 2 3 I > Mengerjakan soal secara individu ./
2 y Bertanya pada tutor saat mengerjakan soal ./
3 > Melihat jawaban teman saat mengeriakan soal ./
4 > Mengisi semua soal yang diberikan ./
5 y Menjawab semua soal dengan benar ./
HA.BIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN
KONSEP PADA SISWA
Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengarnat I Observer
: 06 Agustus 2007 : 08.00- 09.30 : Subjek III : Nursya Aini Utami
115
Aspek Keternngan
No I 2 3
Pernaharnan Terhadap Nilai Bilangan dan Nilai Ternpat
> Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ,/
ratusan, puluhan dan satuan)
> Menentukan nilai tempat sampai tingkat ribuan ,/
1. Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan ,/ >
> Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada ,/
soal vang diberikan.
> Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar ,/
oada soal vang diberikan. Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dna Bilangan
> Men!,>urutkan bilangan dari yang terkecil sampai ,/
bilangan terbesar y Mengnrutkan bilangan dari yang terbesar sampai ,/
2. bilangan terkecil
> Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "knrang ,/ dari" dengan benar pada soal yang diberikan.
> Menuliskan simbol "<'', ">", dan "=" dengan benar ,/
> Menggnnakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua bnah ,/ bilangan dengan benar.
Keterangan 1 = Knrnng 2 = Cnkup 3 =Baik
No Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian Keteran an 1 2 3
1 > Mengerjakan soal secara individu ,/
2 > Be11anya pada tutor saat mengerjakan soal ,/
3 > Melihat iawaban teman saat mengerjakan soal ,/
4 > Mengisi semua soal yang diberikan ,/
5 > Meniawab semua soal demran benar ,/
Keterangan l = Tidak Pernah 2 = Kadang-kadang 3 =Sering
I
117
PANDUAN PENGAMAT AN/OBSERVASI MEN GEN AI SARAN A DAN
PRASARANA BENGKEL KREATIVlTAS
Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengamat I Observer
Petunjuk Pengisian:
1 = Kurang memadai
2 = Cukup memadai
3 =Memadai
: Jum' at, 27 Juli 2007 : 10.00- 11.30 : Bengkel Kreativitas : Nursya Aini Utami
No. Sarana dan Prasarana Keterangan
Ruang Belajar
> Ukuran ruangan 9m x 5m x 4m
> Banyaknya ruangan 1
> Bahan bangunan Dinding permanen
1. > Bahan Lantai Semen berlapis karpet
plastik
> Ventilasi udara Jendela kawat
> Pintu 2 buah
> Sekatan Tidak ada
> Pencahayaan Terang
2 Peralatan dan Perlengkapan
> Meja belajar siswa 20 buah
> Bangku siswa Tidak ada (lesehan)
>Meja guru 2 buah
> Bangku guru 3 buah
> Lemari buku I buah
> Papan tulis 2 buah
> Karton Pengenalan angka 3 buah
> Tabel perkalian l buah
> Drawing shapes 2 buah
> Pohon nama siswa l buah
> Spidol mencukupi
Kualifikasi
I 2 3
,/
,/
118
? Jam dinding 1 buah
? Kipas angin 1 buah
? Timbangan berat badan 2 buah
? Mesin jahit 2 buah
Perpustakaan ? Ukuran ruangan 4m x 3m x 2,5 m ? Ventilasi Jendela kaca ? Pencahayaan terang
? Rakbuku 26 rak kecil
? Buku Matematika 56 buku ? Buku Bhs.Indonesia 55 buku ? Buku PPKN 32 buku
3 ? Buku IPS 23 buku ? BukuPAI 22 buku ? BukuKTK 21 buku ./ ? BukuIPA 17 buku
? Buku Bh.Inggris 15 buku
? Buku Pendidikan Jasmani 9buku ? Majalah anak 213 buku ? Buku Sastra 157 buku ? Novel Anak 57 buku ? Komik 37 buku ? Majalah islam 28 buku ? Buku Dongeng 21 buku ? Buku Budidaya Tanaman 9 buku ? Novel islami 6 buku Musholla ? Ukuran 4mx 3m 2,5m ? Ventilasi Jendela kaca ? Pintu 2 buah ? Pencahayaan Terang
4 ? Tempat wudlu 5 buah ./
? Mukena 5 buah ? Sajadah 10 buah ? Al-qur'an 5 buah ? Kaligrafi 2 buah ? Jam dinding I buah
119
PANDUAN PEN GAMA TAN/OBSERV ASI MENGENAI LING KUN GAN
llari/Tanggal Waktu
: 03 Agustus 2007 :10.00-11.30
Objek Yang Diarnati Pengarnat I Observer
: Lingkungan Pemukiman : Nursya Aini Utami
No. Aspek Keterangan
Koudisi Tanah
1. ;.. Status tanah Sewa
;.. Luas tanah Kurang memadai
Kondisi Ternpat Tinggal
> Bahan bangunan rumah Triplek
> Kapasitas rumah Kurang memadai
> Ventilasi Kurang memadai
> Bahan atap rumah Seng
2 > Bahan ubin Papan
> Banyaknya kamar Terbatas
> Kamar mandi Tersedia untuk umum
> Dapur Kurang terawat
Y Keadaan air Ku rang
> Tempat pembuangan sampah Tersedia
Y Parit I Saluran air Kurang terawat
121
CATATAN LAPANGAN (CL)
Hari I Tanggal: Senin, 06 Agustus 2007 CL. No.1 Waktu : 08.00- 09.30
Sebelumnya peneliti telah mengamati batasan materi yang sudah diajarkan oleh tutor, sehingga hari ini atas saran tutor yang bersangkutan peneliti mengulang materi tersebut. Peneliti meminta siswa menyebutkan macam-macam nilai tempat pada bilangan dari yang paling terkecil sampai pada ribuan. Kemudian tutor mengetes kemampuan siswa melalui latihan soal, dari bilangan yang tidak mengandung angka no! sampai bilangan yang mengandung angka no!. Subjek I dapat membaca bilangan ribuan, tetapi kurang lancar khususnya pada bilangan yang mengandung angka no!. Subjek II, III dan IV dapat membaca bilangan dengan baik dan benar.
Hari/Tanggal : Rabu, 08 Agustus 2007 CL. No.2 Waktu : 08.00- 09.00
Peneliti mengamati tutor dan mengawasi siswa dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh tutor mengenai menuliskan bilangan secara panjang. Tanggapan Umumnya hanya dengan sekali penjelasan dan melihat contoh, siswa dapat mengerjakan soal dengan cepat dan tidak banyak bertanya.
Hari/Tanggal : Senin, 13 Agustus 2007 CL. No.3 Waktu : 09.00- 10.00 Peneliti memberikan soal tertulis mengenai penulisan lambang bilangan dan nama
bilangan sampai bilangan ribuan. Sebelumnya tutor mengulang materi agar siswa
mengingatnya dan mampu mengerjakan soal tanpa banyak bertanya. Tetapi tetap
saja beberapa siswa masih sering bertanya. Sebab mereka bertanya beraneka
ragam, ada yang karena tidak menge1ii sama sekali, ada yang malas berpikir, ada
yang mengerti tetapi dibingungkan oleh beberapa soal, se1ia ada pula yang sudah
mengerti dan bisa mengerjakannya tetapi masih sering bertanya pada tutor untuk
meyakinkanjawabannya benar atau salah.
Tanggapan
Dalam menuliskan lambang bilangan, subjek I tidak bisa membaca bilangan yang
mengandung angka no! karena belum memahami konsep mengenai nilai tempat.
Namun pada bilangan yang sudah umum seperti 10, 100, 1000 atau 2007 ia dapat
122
subjek melakukan tiga kali perbaikan pada lembar jawabannya. Pada kesalahan
pertama sebenarnya tanpa disadari subjek dapat membaca bilangan tersebut,
hanya saja dituliskan dalam bentuk angka. Pada kesalahan kedua, ia menuliskan
kalimat angka itu satu per satu. Sebelum perbaikan ketiga kalinya, ia menyerah
dan tidak mau memperbaikinya lagi. Selanjutnya tutor mengambil langkah
pemberian soal secara lisan, siapa bisa dan cepat dalam menuliskan di papan tulis
dengan benar maka ia boleh pulang. Dengan cara ini, subjek mampu
menuliskannya dengan benar di papan tulis dan ia pun semangat untuk
memperbaiki kembali lembar jawabannya. Namun setelah diperbaiki masih
terdapat kesalahan, yaitu membaca angka 1 dalam bilangan ribuan dengan "satu
ribu" dan dalam bilangan ratusan "satu ratus" sehingga dalam penulisan pun
salah.
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Agustus 2007 CL. No.4 Waktu : 09.00- 10.00
Hari ini tutor membahas mengenai nilai tempat dan nilai bilangan. Peneliti mengamati tutor dalam menyampaikan penjelasan materi. Siswa sering tidak memperhatikan pertanyaan yang diajukan oleh temannya kepada tutor saat mengerjakan soal latihan, sehingga tidak jarang ada beberapa siswa yang masih bertanya walaupun sudah dijelaskan oleh tutor berkali-kali. Tanggapan
Dapat disebabkan fokus siswa beralih karena tidak ada pembatas antar kelompok, sehingga mudah jalan-jalan dan memperhatikan siswa lain.
Hari/Tanggal : Senin, 20 Agustus 2007 CL. No.5 Waktu : 09.00-10.00
Peneliti mencoba memberikan soal ulangan mengenai nilai tempat dan nilai bilangan, namun sebelumnya peneliti membahas kembali dan memberikan
contoh soal. Umumnya siswa dapat menentukan nilai tempat dan nilai bilangan pada sebuah bilangan ribuan, hanya saja terkadang tidak dapat membedakan mana yang disebut nilai tempat dan mana yang disebut nilai bilangan.
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Agnstns 2007 CL. No.6 Waktu : 09.00- 10.00
Peneliti masih mengulang materi mengenai nilai tempat dan nilai bilangan karena masih terdapat siswa yang belum paham. Baru saja diberikan ulangan
mereka sudah lupa dan masih keliru membedakan nilai tempat dan nilai bilangan. ~----1-- __ 1 1 1
123
yang mana? Tetapi kali ini, dapat dikatakan siswa telah cukup paham. Hal ini diketahui karena ketika menjawab soal lisan hampir semua siswa bisa.
Hari I Tanggal : Senin, 27 Agustus 2007 CL. No.7 Waktu : 09.30- 10.30
Hari ini peneliti memberikan materi mengenai perbandingan antara dua bilangan ribuan. Suasana kelas menjadi sangat ramai karena hampir semua siswa mengeluh tidak mengerti. Siswa lebih dapat memahami dengan menggunakan tanda "<", ">" dan "=" dibandingkan penggunaan kalimat "lebih besar dari" atau "kurang dari". Tanggapan Penggunaan tanda dirasa lebih mudah bagi mereka, karena mereka dapat lebih bebas berekspresi dengan simbol tersebut. Ada seorang siswa yang mengatakan tanda "<" dan ">" dengan istilah mulut buaya.
Hari I Tanggal : Rabu, 29 Agustus 2007 CL.No.8 Waktu : 09.00- 10.00
Setelah sebelumnya membandingkan bilangan, kali ini siswa diberi penjelasan mengenai mengurutkan bilangan dengan memperhatikan pola dari urutan bilangan tersebut. Tanggapan
Pemberian materi ini akhirnya ditunda, karena kemampuan s1swa dalam membedakan bilangan masih kurang.
Hari I Tanggal : Senin, 03 September 2007 CL. No.9 Waktu : 09.00-10.00
Hari ini tutor memberikan ulangan harian mengenai membandingkan bilangan dengan penjelasan materi terlebih dahulu. Tanggapan
Ternyata siswa yang sebagian besar telah mengerti pada penjelasan sebelumnya, kali ini lupa dan banyak bertanya.
Hari I Tanggal : Rabu, 05 September 2007 Waktu : 09.00-10.00
Hari ini tutor memberikan materi mengenai mengurutkan dan membandingkan bilangan dengan permainan menggunakan kartu bilangan, karena
pada ulangan sebelumnya siswa banyak melakukan kekeliruan. Langkah pertama siswa diminta mengurutkan kartu tersebut dari yang paling terkecil Setelah itu siswa menempelkan kartu tersebut di papan tulis sesuai urutan. Lalu siswa diminta membuat I 0 kalimat perbandingan diantara dua bilangan tersebut. Tanggapan Dengan permainan ini, siswa dapat menemukan sendiri konsep
,, n (_~· j ;'(,/ !.~·~ !/ .I }f·yj-.··\ .. '7''{
IV(Empat)
lambang bilangun berikul ini!
I (1
l 1 = ,,·c.•/,-"t u ce apan .. ,c,_· ...... c:../··
·ibu delapan ratus tiga puluh = 0 .. f.,' ,-;f-........'- .. -·' ·') /,
ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh= .]>().t/:.</·
it ribu sembilan ratus sembilan puluh lima = .ftif!J.5' ribu em pat ratus = f; y{(l(. ..
i ribu lima puluh = (c(;.~(!. .. ,1 "
l ribu seratus tujuh = (:c I Cj'"'
ian ribu sembilan ratus dua puluh tujuh = 8:J ():''f. >ilan ribu empat ratus lima pulus satu = f/fi· 'S·I ... >ilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan= ~: ,9:.j' ~ama bilangan berikut ini'
= .5.0,tljbc(···<:;.w:(lzl ............................ .. = r 0 (':7 - I 1 C; fl C( (4~ 1 ,, {I ""' '{_, ,., .,. n,, ... ·J 0. ~·"'- .. ,:Y.l\l.10r.i ............... · .. .
= I I n · ! ·t· ;.<'/Jr:)lo ""''" .q.,.,, "'1 .. •. ~l.·v~ .. , ............................ . J._ c. ' if) •iL l~ (( L nil Lu c;
= .r.-"\fC1 .. fl::t·bl:f .. >io.·!. V. .. (.i;-... t':-,. ,.:\/_ ·<J ....
= QJ\fP.Lt·:L .. .'~j .0. w ... 1.;. f.\\c\ r. u.W .. ) .. ,e..r.1l;tz it1 p ll \LILI
. ·Laj r ~ . ,L .
.-, I)
,.
Nama = .oto.r:CJ ... Ke las : IV (Empat)
Tulis/ah lambang bilangan berikut ini!
1) Seribu dclapan = .. j.00~ 2) Dua ribu delapan ratus tiga puluh = l.S.¥? 3) Tiga ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh= J. .~ .1.1 4) Empat ribu sembilan ratus sembilan puluh lima = ~.9.9.S: 5) Lima ribu empat ratus = .. S:(\C'o.
6) Enam ribu lima puluh = . ?.\ P.5.0 ~-?fTujuh ribu seratus tujuh = .7§!_)
8) Delapan ribu sembilan ratus dua puluh tujuh = .8.9. -~' 9) Sembilan ribu empat ratus lima pulus satu ,,,; .J? .. l:f.Sl
10) Sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan ~.995
Tulis/ah nama bilangan berikut ini!
!) 1.001 = .?:~.t.~.b.~ ... :.'3.a.+.() ....................... .. 2) 1.100 = ... 5.e.r. .. ;.b.U .. 5.e'~tV.>. .................... . 3) 2.001 = .AVO:t.'..0..V. ... :t.~_'.VI:\. ...................... .
. :) :·:oo: ... +~%!·;·~·~·\!.VJP0:.~ .. -:.:: .. :..Q~· ·I( ) . 67 ... e ............ R.~W.J.1.n-i~ ... et.-±v.S.et1 ..... Pfi
-ij·
)
N<Jm<l: .\""-~D\.;-.\J'h .M;t .c,; ....
Kel<Js: IV CEmp<Jt)
Kerj<1kqn so<Jl-so<JI qib<1w<1h ini qeng<in ben<J:·I
I. Nilai bilangan 1 pada bilangan 2.431 adalah .. \ ...
2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .?.aoo
3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah 2ao
4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah :i=0 5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah """"·
6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah?.-nc:
7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah :s.--;,.
8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah :-:r-: ..
9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah':'.·:<::><'
10. Nilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah .. c: ..
11. Nilai tempat angka I pada bilangan 1.394 adalah f.\\i,...o. vi
12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adalah""'-.\v. s., ,.
13. Nilai tempat angka 2 pada bilarigan 2.680 adalah '\J,\uc, o. ·
14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah i-.. :,>: .. <:;.
15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .'fa,) . .,,~'"".
16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .Tc-,\\•"\•
17. Nilai terhpat angka 5 pada bilangan 5000 adalah .r....,:. ~o<.·n r.
18. Nilai terhpat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah .\'.·''~"'" '" 19. Nilai tempat angka 4 pada bilarigan 3. 149 adalah \~~'''·'' "-•c«r,
20. Nilai tempat angka 9 pada bilarigan 9.200 adaiah 0::',) .. \,;c"'''
\\\\I
N<1111i1: A\\'\ .....
Kel<is: IV CEmp<JO
Kerj<ikqn so<1l-sb<1l .. c:libow<1h ini qen:j<iri beh<1r!
Nilai bilangan 1 pada bi!angan 2.431 adalah .. J. .. 2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah J.oc,'O
3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah 3C0
4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah ckv;-c,
5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah .S:o.
6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah . G::cc,
7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah :;zoco
8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.3 84 adalahcJ.c:-, ..
9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah'.::<, . .-
10. Nilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah {.J.' ..
11. Nilai tern pat angka 1 pada bilangan 1.394 adalah [I R.<Jo."
12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.01~ adalah<r.o.'ttJ&•-"'
13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah f.r.bonn
14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah r"'\'US:H\
15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah f,(;loriC\\'
16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .Sr>.\ -.\::,, 1
17. Nilai tempat angka 5 pada bilangan 5000 adalah Llbuc\n
18. Nilai tempat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah .Cibc'"''
19. Nilai tempat angka 4 pada bilangan 3.149 adalah .l:'uJ.vl·1C\11
20. Nilai tempat angka 9 padq bilang:m 9.200 adalah \.J.\;){J\11
N~mq: ... : .. o+.01;.C) ............... .
Ke1'1s: IV (Emp21t)
Kerj21k4n So<il-5oal dib21w21h ini deng'ln ben21r!
1. Nilai bilangan 1 pada bilang8n 2.431 adalah .. \ ...
2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .1.o;;o
3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah .)£1~.
4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah .),[t:J:i
5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah S.O..
6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah h(<h
7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah-:;. OG<:
8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah ;q,i;; ..
9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah :'.)a<:o
ftNilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah i.;)..
11. Nilai tempat angka 1 pada bilangan 1.394 adalah ;.1uvon
12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adalah ro<l.lJ .· · :•
13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah .:: ; ]:iv",·
14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah q;i.-\-.:J '"' ,.
15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .p.:.: 1/'or
16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .';';«,tval'
17. Nilai tempat angka 5 pada bilangan 5(100 adaiah r.:.f>vv.r.
18. Nilai tempat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah f.i·l?Lr~/'
19. Nilai tempat angka 4 pada bi!angan 3.149 adalah pi-ju~ C• /'
20. Niiai tempat angka 9 pada bilangan 9.200 adalah R·;·}Jl!CV' \CfJ /
I - -· -.- -· -. ·. . - - ' N· 1\1 '{'I !.' I I "m21: + ·" . ·~,c(.,.................. l
· Kel21s : IV CEmp21tJ j
Kerjok<ln sool-so21I dibaw;ih ini qeng'ln ben21r!
1. Nilai bilangan 1 pada bilangan 2.431 adalah ... / ...
2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .::!-r:;QO
3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah 3:v 4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalruH·C·(:·
5 .. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah .. : .. IQ·· 6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah .. ~·: .'
7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah c,.> 8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah ... , ..
9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah .: ... .
10. Nilai bilangan 0 pada bHangan 1.082 adalah "~;-;.
11. Nilai tempat angka I pada bilangan 1.394 adalah Q .,:. 1) ·:
12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adaiah ~:.,:'. i ' · ~ l,.Y ·.: ,....,.
13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah .... : .. / ,;
14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah /~:; .;-~'.( , .
15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .: : .. '
16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah Sc.de.\ 17. Nilai tempat angku 5 pada bilangan 5000 adalah .:~.: h c r
~ ' '
18. Nilai tempat angka 6 pada bilarigan 6.103 adalah ... r:..:. 1.r I ., '! - ' . 19. Nilai tempat angka 4 pada bilangan 3.149 adalah ·~Uiu: ;ri f 20. Nila; tempat angka 9 pada bilangan 9.200 adalah .L,,; '·.-Ci/)~
\ ;~·\
KE las: IV
dK<itit<: dibawah ini dengan t<:alitnat ·r::urang dari' atau ')ebih I. Isilah titit<:-titit<: dibawah ini dengan Kalitnat 'Kurang dari' atau ·1e1
tUK tnetnbandingKan bilangan di ball.lah inia rla;; 1intuK1netnbanding1<:an bilangan di ball.lah ini!! ) \,,c,J1····-'" · • .. >: •. '1987 1 1349 "'b;h 1 ·eci1clar1' 1987 •••••• ~ •• ·.~i·•""I./•.· ~··. • /,, . ...... ,\.I;.. •••••••• If-••••••••••••
} 1,,.e. .............. \ .. -.:: .. 3.620 2: 3.450 .. \..~.\<\n.b~<;o,1:..ioS:;.3.520 / . - .
3 1 . .,-,\,,: .... :-,,,, •• -,\ .. :11A.259 3. 4.273. !-~.l?.lh .. l;J.<?.WS:cio.7J4.259
2 .v;; ... :.;.·.1 .... ::.-: ........ 1.983 4. J.982 .. V.v.f.\.\D~.<:\.Q-ri ........ 1.983
7 .. 1,~: . .>.c.•.,.'; ...... ; .... 1.383 __..s-:·1.437 .. k\i.CO..\-:\CX:\O\.l ..... 1.383
6 ' : '·. , ... C'• ,·.\ . ' ' ' 3 453 . ') 866 I " '•c-C)\lC) \"p\• 3 453 • .,.. '• .. -. • • ··~ • • ·-· • • • • • • -. • • • J. - • • .\(..~ .... i:v • ••••••• s:::lv~ \. . : . •
I \..t.~ .... , ........ :: .... \:,.;3.819 J,· 3.321.\..i::P.i.1::\:<~5'9\\0;\t!..3.819 Ju ..•. \,,.,_:.,";,:,;,~::. 2.810 ,. s. 2.910 .. t;-~~\h~t?.\Of:dl\,i .. ·2.s10
) .. \..'.'..' ................... 5.550 9. 5.505 .. l.L\J.l.G\.\lC\.d.ct.C'/ .. 5.550
J .. '.-.. ... : .. .......... : .... 5.420 LO. 5.410 .. \<.\J. f9'0::J .. <:\~ ~} .. 5.420
tiK·titit<: dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tandi " n. Isilah titiJ-(·titiK dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tandi ""'
; ....... --~"-.......... 1..832 • ----1 66- > 1 832 /A·. . ) ........................ ..
; ....................... 2.113 .,2: 2.438 ........ ,,;::;.. ............ 2.113
6 ........ :-............. 3.866 3. 3. 866 ........ :;:;.., .......... 3.866
: .......... : ........... 4.531 4 .. 3.448 ........ >: ........... 4.531 _.,-·
i ...................... 2.008 5. 2.003 ........ < ........... 2.008
........ :: ............ 4.901 ~6.· 4.501 ....... . :>. ............ 4.901
'. ..... • :.~ ...... ........ 6.322
:_ ...................... 8.215
' ........................ 9.817 bf; ------
7. 6.232 ........ ->. ............. 6.322
8. 8.108 ....... <'.. ............ 8.215
9. 9.817 ......... ::;-.............. 9.817 Go --
............ -. .......... 9.310 10. 9.444 ........ 7. ............ 9.310
aitiK dibawah ini dengan Kalirnat 'Kurang dari' atau 'leBih 1<: rnernbandingKan bilangan di baWah ini!!
:-·~biP,,·KfoC-i 1ft;1r:; 1.987 µE?bi-'-'h?-S;.rd.'lf.;3.620 ·
' ' {_'\I ,· ') ·. _,_-G.&it".t;< e i .ao., .. .4.-59 ~ f' b~.hkfSO.i:-d;IrL983
' ....(i'b;.h .\>'.€G ;.~c\Gl-ri·.1.383 L...l?io-ih.l:e5ar:d:J.r..i. 3.453 [email protected]<>.K-C?C; l8':u:;. 3 .819 ~.<f.b?ih.t&~r.dc:1t:;. 2.810 ;.,e J:>.ib.i<:«; )£\.(1;-:;. 5 .5so
' -~.biht...Dr.~rrt>,.. 5.420 V\:: :)0\ ,... . I I
\-·dtiK dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tand< ",
.......... 7.. ......... 1..832
.......... £ .......... 2.113 ..••.••••• ':;:? ......... 3.866
......... ·"?·· ....... 4.531
......... .L ......... 2.008
.......... 7 ........ 4.901 .•.••••••.• .£..,_ ••••••••• 6.322
........... 7 ....... 8.215 3,0 -............ <,:;.-........ 9.817
............. ..,{ ...... 9.310
i ~ \ J
KE las: W
I. Isitah titiK-titiK dibawah ini dengan Kalirnat 'Kurang dari' atau 'tebi\-i dari' untUK rnernbandingKan bilangan di bawah ini!! l. 2.349 ..... ·\!; e;?\r: ....... 1.987
,.A:: 3.450 ...... ·O-ct:;,d:' ....... 3.620 ....---3:- 4.273 ....... K.rzc-L ...... .4.259
·1 98? "' · . 1 ,.. 1 983 ~. - ········t\'·'·~'~:·'•.·,········· .
~: 1.437 ............. \/.(.:.1 ....... 1.383
,,--v.2. 866 ........ .\; .. t:·~ .. u.L .... 3.453
_....q~ 3.321 .......... (':;·e:1;t''° .... 3.819 8. 2.910 ......... ft,,,_';\,/.f'······ 2.810
.,l' \_..-·- ' -, '
9. 5.505 .......... 1<'.'··'······· 5.550 _..,JO. 5.410 ......... '(:.h''··:;: ..... 5.420
n. Isilah titiK-titiK dibawah ini dengan tar.da "< ", ">" atau tand< "''
1. 1.665 ........ ~ ............ 1..832 _..2~ 2.438 ....... ~ ............. 2.113
_..3, 3. 866 ...... """-" ......... 3.866 4. 3.448 ......... ~ ........ 4.531
5. 2.003 ......... c:. .......... 2.008 6. 4.501 ......... -;::;:. .......... 4.901 7. 6.232 ........ <., ............ 6.322
~.
~ !/ ~ r __.. 8. 8.108 ....... < ............ 8.215 9. 9.8!7 ......... m, ........... 9.817 10. 9.444 ......... ?.: .......... 9.310 w
~
DATA PRIBADI WARGA BELAJAR
mo Lengkap
npat /ianggal lahir
mor lnduk
1is K.elomin
ama
Jmo t
no Orang Tua I Wali
e~oan Orang Tuo/~Vaii
Ji Mosul Belajar
Tonggal
Ke las
. QTOt< <0 ..................................................
: J:.c:Lr.0.':':'. :::.'.9. · '· .1.?. .. Q;: .5!'.':11.bg_r_ J09l·
. CCG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ' ' . . . . . . . . . . . . ' . . . . . . . . . .
. [ci~i - Loki ..................................................
: .. \~.\_~'.':: ................................... .
0!. .J.'?cr:'\::: .. -~~ .. ()()_I ... l? Ii. : .S: L'. fS' !: _c;I '. . . . . .
-~~ r:~li. .
...................................
.Jakarta, . KCiSKB Cilandal«
• ·:,::~~~~-~~::' : £~ / r .... -.. -:"·-~ --f:J·f:.~i :..c--~·
~-:-~~.:.'..:'.:_'._ ,,.. : .Dra H · ,,. . --·• · an1bukn J·l·i t . i,. .. ,, . .--· >::: • · · ' 'r arnno
51
·1 ',,.,.· :· ·~N!rn· . ~ l
• ... :·."----"''' 131645792 . ' ".~
...
PENILAIAN HASIL BELAJAR
N A MA : . .Q.l.V.\':0 .............. .
MATA PELAJARAN
KELOMPOK DASAR :
1 . Pendldikon Agoma
2.PPKn
3. Bahciso Indonesia
KELOMPOK INTI :
1. Matemalika
2. IP A
3. IP S
4 .....................
KELOMPOK PENUNJANG:
I . P&njaskes
2. Kesenian
3. Keterampilon
4. Bahasa lnggris
Niloi Rota. Ro to
land a Tangen Tutor
Tandato Tongan Orang Tua
Ngik ke Kelos .. iJt ... TinggaldiKe!as
lulus ! Ti0a1< Lulus
Pindah ; 1'Vielonjulkon ke : ..
S:OMESTER: SEMESTER 11-----i
PRE.STASI
'3 ... ?. .... ., .... ~ .....
;;; 8
.. ! ....
.. ·······
. I ... .......... .. ..7. .... ... ······
7.!i
,, . ' ~ "l'l.J( .2
/\/(ii (J~
RATA·RATA RATA·t_·ATA Pi?f:STASI
KEd's KE LAS :
. .7..'.0. ... . .7.0. ... .3:/1 ...
..~:?. ... ... ~P .. ...f.:d ..
.. ~'..0. .. ... Y7,9. .. 81.9 ..........
..7.'.?. ... &o .......... CH ·····:·····
{,,(;> ... l!9. ... 7'2( --·+ .. . . b.:?. ... ...7P. .. . .. ~'-~ ...
I .......... .......... . .........
--~:? ... l,.l!. . '.7:.1 .... .......... .......... ..........
J,1.-... .. 7,P. .. .. J.'.~ .. -.......... .......... . . . . . . . ' . .
&,'6 .
~ ;\-f\/,;,flli
Jakarta , -zs- b -07 Ketua Penyelenggaro
'~~
PENILAIAN HASlL BELAJAR
.TA PRIBADI WARGA BELAJAR NAlviA •. '-'\...:.;'2..!),.:i f" ················• ............. .
S::MESTER I SEMESTER II
'kap . M AIL.;~t-l ..................................................
MATA PELAJARAN RATA·RATA RATA-('ATA PR=s!ASI PRESTASI
w\s KE LAS I
:nggal Lahir : J~.:.<;.t;:-;',?.:.'3 .... ~.6' .. -:-... ~ .. : .. 1 .9.~.>. KElOMPOK DASAR:
1. Pendldikan Agama '5' b,'5 ... 7. ..... 1, 1-.......... ..........
k
in
. 0.2 (; 2. PPKn ... ,!;; ..... ... ~:l. ... . .. ~ ..... ..~'.~ .... 3. Bahasa Indonesia ... h.. .... t.~/..> ... !. .. ? ... .. ~ .. r ... KElOMPOK INTI :
.............. ( .. ''"'''
. lak1 - La~ 1 ..................................................
g Tua I \-'io\i
irong Tuo/Woii
1. Matematika 11 .. 7:.1 .... .. .?:.? ... Gi3
2. I PA .... '?. ... t.;.-:.. . .I ..... '"7iL/" I .. ".' ..... 3.1 p s t. -, G "'lfi"' ... • .... ., . . ........ 4 ...................... .......... .......... .......... . ......... KElOMPOK PENUNJANG:
I . Penjaskes b b.;...) 7 7' 1 .......... . ......... .......... .. , .......
: .J?.L.?.~ ................................... .
: .. JL .. J..'.'.':.'.b.~· ...... ~." .. ~~-' .... fl:'.':"..~" · I"\\) Yl C\ l'l'H'Y1 q d :J \) \<i . ··.···············································
s~rel,., ................................................
Bela jar 2. Kesenian ... .. . .. .. .......... . ......... .......... 3. Ke!erampilan ... ~ ..... .. ?.&. ... ...!.. .... ..1:~ ...
,,. .......................................... ..
4. Bahasa lnggris .......... .. ........ .......... .......... ................................................. -
Nnoi·Ro!a ~Rota 7/J ('.,' (, ................................................
.Jakarta, 1anda Tangen Tutor ~zU4 ~J,,_ '
l<o. SKB Cilandak. Tandala Tongan Orang Tua ,_ w/ ("' . ~
Noik ke Kelos .il' .. .. Jakarla. z5-ro -c1
' '' (~ j~~:~-'.~·~:~:::<;· ""''"'"' ._;" l j <~:-bra'.Aambuka J-lartaningsih -... . ... ~:~~ ~~!'. i ! * :. -
.. ,_ -~;: '.'c ·-.: !NfP/13,164::-792 ... . ~ --~=,.-.:.:;::~{.-:~.-~ :-~~;)'
TinggoldiKe!os .... .. Ke~!uoo;:~ara
. If:'. ' @1i'A~
lufus I Tidak Lui us
Pindah / Melonjulkon ke: .
.... -·
I ••
,r"pnorlLE vnvnsnn nnnon omn nusnnrnnn ·~--~ .... ~.- ~ - - - - - - - - - - - - .
":;:;.:·t::.·;'l'.:·::·--_,·J' ·-·-·y>>'
YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA cYNpNlacti!l<lh Yayas§non pr()fit, didirikan pada tanggal 17 November 1990. YNDN•menangani n,iasi.lah sbsial anak utamanyatlsia wajib belajar ~~~erti p"ke!ia anak, perd"agangan anak, pelacuran s .an!tl<, di':!1.masa1ah 7mii$ajah ~osialyang berdarnpak ·.·.·•
.. f ~?~ ~~;:;~~1¥' k~~'ZJ#\1 Y~y~":11 ini cli ";11tar":11Ya. ;
t~:M~~~r~t@gXJff!l£~~~:~ii~~~~~~~:·t;; ;.c· -'.'"';·,;;'>'f,<\:.:-:>,•J'<-J:\1:"/.\'f-:_'.';1.-:"f/•'ic\<<~:<;v·:>.xp·u"i·'· •- :·>-":!;' >::> ·:,_._-__ :,, --:_·---.- ·-_ :<':" .';·: <:- / "-~>r:.c·,· , ... __ ~dan;•2Maiiaao:t.Ban;\,Cirebon;•.Kumnganiµawa·'.f• •·····
~~~~sil'~~~~ii\M~~~~~~#gM·ili~~d~a:k~i··•.·••• l\ilila~i<~~i§il39ilce!fa1lail•iai§iJefiai.c!ikan· aen~an· .. •
'.~·."matt~" b~Ia)"."ci.uib~~~·be~~ ct~belaiar'. •
Wir'~i·~~2If ~~~~~~
YAYASAN
an Berita-Neg·ara R. I. tanggal 13/4 - 2006 No. 30.
Jakarta, 16 Januari 2006
C·HT.01.09-20 Kepada Yth. Notaris Ny. Yetty Taher, SH
Yayasan Nanda Dian Ja/an Panglima Polim Raya Nomor 100 Nusantara disingkat Kebayoran Baru, Jakarta Selatan YNDN Telp. (021) 7250893
Jungan dengan surat Saudari Nomor 06/I/Not/2006 tanggal ri 2006, perihal sebagaimana dimaksud pada pokok surat, dengan beritahukan bahwa perubahan anggaran dasar Y a y a s a n ~"D+an,~N us a nt a r a; disingkat Y N D N, berkedudukan :a, sesuai akta Nomor· 05 tangga/ 29 Desember 2005, yang :h Saudari, dalam rangka penyesuaian dengan Pasal 71 ayat (3) Inllaffg;rfofrior'28Jahliri2004 tentang Perubahan atas Undang~QJ'!1Q.!:i'!67ifaliilri 200Ftentang Yayasan, telah kami terima dan it da/am daltar yayasan.
cian untuk diketahui.
DIREKTURJENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM
ZULKARNAIN YUNUS, SH, MH NIR040034478 .
PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA
Nomor: 5
Pada hari ini, Kamis, tanggat 29-12-2005 (dua betas Desember dua ribu lima), Pukut 09.00 WIB (sembilan Waktu Indonesia Barat).
Berhadapan dengan saya, Nyonya Yetty Taher, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta dengan dihadiri oteh saksi-saksi yang akan disebut pada akhir akta ini dan yang tetah dikenat a/eh saya, Notaris : 1. Nyonya Hairah Lubis, tahir di Tapanuti Setatan, pada tanggat 17-09-
1975 (tujuh betas September seribu sembitan ratus tujuh puluh lima), Pegawai Swasta, bertempat di Kabupaten Bogar, Perum Griya Alam Sentosa, Rukun Tetangga 014, Rukun Warga 08, Keturahan Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogar, Jawa Barat, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor: 32.03.14.2013/8557/2474443, Warga Negara Indonesia.
Untuk sementara berada di Jakarta; 2. Nyonya E/lvrina Diyanti, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-11-1975 (lima
be/as November seribu sembilan ratus tujuh puluh lima), Aktivis Sosial, bertempat tinggal di Jakarta, Jatan Mesjid No. 6, Rukun Tetangga 009, Rukun Warga 006, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 09.5409.551175.8550, Warga Negara Indonesia.
Menurut keterangan mereka dalam ha/ ini bertindak berdasarkan kuasa yang diberikan dalam Rapat Badan Pendiri dan anggota Badan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara, sebagaimana ternyata dan diuraikan dalam Notuten Rapat Badan Pendiri dan anggota Badan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara, berkedudukan di Jakarta, yang dibuat di bawah tangan, tertanggal 21-12-2005 (dua pu/uh satu Desember dua ribu tima), bermaterai cukup yang dilekatkan pada minuta akta ini, dengan demikian mewakili Badan pendiri dan anggota Badan Pengurus dari dan a/eh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Y a y a s a n N a n d a D i a n N u s a n t a r a, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dibuat di hadapan Nyonya Hajjah Asmin Arifin Astrawinata Latif, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta tanggal 17-11-1990 (tujuh be/as November
3
1u sembilan ratus sembilan puluh) Nomor : 60, yang telah diirkan pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Barat, tergal 06,12-1990 (enam Desember seribu sembilan ratus sembilan h) Nomor : 158/Th;90, dan telah didaftarkan pada Kepala Dinas :al.Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Jakarta, tertanggal 16-04-: (enam belas April seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan), or.iOS.30202.22, dan sampai saat ini belum pernah mengalami bahan. ntuk selanjutnya disebut juga : "Yayasan". Penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris. Penghadap bertindak sebagaimana tersebut menerangkan ter-1ulu: ra pada hari Rabu, tanggal 21-12-2005 (dua puluh satu Desember ibu lima), Pukul 10.00 WIB (sepuluh Waktu Indonesia Barat) berat di Kantor Yayasan, Jalan Mesjid Nomor 6 Cipayung, Jakarta r telah diadakan Ra pat Badan Pendiri dan anggota Sadan Pengurus ;an tersebut; 1a dalam rapat tersebut telah hadir dan diwakili oieh Para Sadan 'ri dan Anggota Sadan Pengurus Yayasan sesuai dengan ketentuan ,14,ayat~l}Anggaran Dasar.Yayasan, sehingga karenanya rapat but adalah sah susunannya dan berhak untuk mengambii :usan yang mengikat; •a oleh rapat tersebut penghadap telah diberi kuasa untuk •atakan hasil keputusan rapat tersebut dalam suatu akta is. jutnya penghadap dengan bertindak selaku kuasa dari Rapat mdiri dan anggota Sadan Pengurus Yayasan tersebut, menyata-1a dengan rapat tersebut antara lain telah mengambil keputusan uara bulat untuk hal-hal sebagai berikut : itujui Merubah Seluruh Anggaran Dasar Yayasan Nanda Dian 1tara sesuai dengan Undang-undang.Yayasan Nomor 16 Tahun • Juncto Peru!Jaliarr·un·aang0uridang'Nomor 28 Tahun 2004 1g.J?erubahanAtas.Undang•undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang an; !tujui Pembentukan Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan 1 Dian Nusantara.
4
Dengan Susunan Sebagai berikut : -PEMBINA -Ketua -Wakil Ketua -Anggota -PENGURUS -Ketua -Wakil Ketua
-Sendahara -Sektretaris -Anggota
-PENGAWAS
Tuan Reinhart Simanjuntak; Nyonya Lucie Suprapti (Lucie Basuki); Tuan Aziz Widiarto;
Nyonya Roostiningsih; Tuan Muhammad Firman Hidayat, Sarjana Hukum; Nyonya Hairah Lubis; Nyonya Ellvrina Diyanti;
Tuan Doktorandus Andi Aspar; - Nyonya Rusmini Supriadi;
-Ketua : Nyonya Mike Textiani Safiun; -Anggota : Nyonya Novida Rahmaniyah, Sarjana Ekonomi.
Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka para pendiri Yayasan Nanda Dian Nusantara telah bersepakat dan bersesuai untuk merubah seluruh Anggaran Dasar Yayasan tersebut sedemikian rupa sehingga selanjutnya berbunyi sebagai berikut :
N a m a d a n t e m p a t k e d u d u k a n.
Pasal 1.
1. Yayasan ini bernama : Y a y a s a n N a n d a D I a n N u s a n t a r a disingkat Y N D N. (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan), kedudukan dan berkantor pusat di Jakarta.
2. Yayasan dapat membuka kantor cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luarwilayah Republik Indonesia, berdasarkan keputusan Pengurus dengan persetujuan Pembina.
M a k s u d d a n tu j u a n .
Pasal 2.
Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang : Sosial, Kemanusiaan dan Keagamaan.
5
97 '"'
~ Y~~~~~~pa~~!u~!~~ep~~!~!~? ~ Rek. BCA 128300. 3365 Cab. Pasar Minggu
SURAT KETERANGAN
579/YNDN/SK/X/07
Yang bertanda tangan di bawah ini;
Nama : Roostien Ilyas
J abatan : Ketua
Menerangkan bahwa;
Nama : Nursya Aini Utami
NIM : 103017027249
Jumsan : Pendidikan Matematika
Fakultas: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah melakukan penelitian pendidikan dengan judul "Pembelajaran
Matematika Pada Anak Jalanan" (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian
Nusantara) terhitung sejak tanggal 23 Juli - 05 September 2007.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
07 ,/
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
uanda Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia Telp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 74433'.
Email : [email protected]
Nomor Lamp. Hal
Tembusan:
: ET/TL.02.1 I I II /2007 : Abstraksi/Outline
Jakarta, 12 Maret 2007
: BIMBINGAN SKRIPSI
Kepada Yth. 1. Dr. Kadir, M.Pd 2. Muklisrarini, M.Pd. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UlN SyarifHidayatullah Jakarta.
Assalcunu 'alaikian lvr. ivb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/JI (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa,
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Nursyah Aini Utami
103017027249
Pendidikan Matematika
VIII (delapan)
Pembelajaran matematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).
pada anak jalanan di Y ayasan Nanda Dian
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5 Maret 2007 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bi la dipandang tidak /kurang sesuai.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan .
Atas perhatian dan ke1ja san1a Saudara, kan1i ucapkan terin1a kasih.
Wassalan1u 'alailaan 1vr.1vb.
I. Dekan FlTK 2. Ketua Jurusan ybs. 3.MahasiswaYbs
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
ianda Nornor 95, Ciputat 15412, Indonesia Tetp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 744332
Email : [email protected]
Nomor Lamp. Ha 1
Tembusan:
: ET/TL.02.2/ 11\/2007 : Out/1i1e/Proposul
Jakarta, 12 Maret 2007
: J>er1nohonan Izin Pcnelitian
Kepada Yth. Kepala Yayasan Nanda Dian Nusantara di Tempat
Assalannt 'alaiku111 \,vr. 1vb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Nursyah Aini Utami
103017027249
Pendidikan Mate1natika
V\ll (delapan)
Pembclajaran nrntematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).
pada anak jalanan · di Yayasan Nanda Dian
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum wr. wb.
a.n. Dckan Pen1bantu Dekan Bid. Akade1nik,
1 . Dekan FJTK 2. Ketua J urusan ybs. 3. Mahasiswa yang bersangkutan.
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Telp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 74433:
luanda Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia Email : [email protected]
Nomor Lamp. Hal
Ten1busan:
: ET/TL.02.2/ III/2006 : Instriunen Riset : RISET/WAWANCARA
Kepada Yth. Kepala Nanda Dian Nusantara di-Tempat
Assala111u 'alaikun1 1vr. ivb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Nursyah Aini Utarni
103017027249
Pendidikan Maternatika
VIII (delapan)
Pernbelajaran matematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).
Jakarta, 12 Maret 2007
pada anak jalanan di Yayasan Nanda Dian ..
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UJN Jakarta yang scdang rnenyusun skripsi, dan akan mengaclakan pcnclitian (rise!) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kaini tnohon bantuan Saudara terhadap 111ahasis\va tersebut dala1n 1nelaksanakan penel itian din1aksud.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
a.n. Dekan Pernbantu Dekan s·c1. Akademik,
I. Dekan FITK 2. Ketua Jurusan ybs. 3. Mahasiswa yang bersangkutan.