pembelajaran efektif untuk kimia sma

25
II. PEMBAHASAN Pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sedangkan pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai subjek yang aktif dan pembelajaran berlangsung pada suasana yang menyenangkan. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif tidaklah mudah, banyak hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran tersebut tidak hanya tercipta dari pemilihan strategi belajar yang tepat semata. Dalam hal ini guru merupakan sentral dari terciptanya pembelajaran yang efektif dan masih banyak lagi hal-hal lainnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mewujudkan terciptanya pembelajaran yang efektif khususnya dalam bidang study kimia SMA. A.Guru Pembelajaran yang unggul memerlukan para guru yang profesional sebagai produk dari profesionalisasi secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus sehingga melahirkan para guru yang memiliki profesionalitas dan profesionalisme. Dengan kata lain,

Upload: ralek-coepoe

Post on 19-Jun-2015

840 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

II. PEMBAHASAN

Pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatkan terjadinya

proses belajar pada diri siswa. Sedangkan pembelajaran efektif adalah pembelajaran

yang melibatkan siswa sebagai subjek yang aktif dan pembelajaran berlangsung

pada suasana yang menyenangkan. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif

tidaklah mudah, banyak hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan

pembelajaran yang efektif. Pembelajaran tersebut tidak hanya tercipta dari

pemilihan strategi belajar yang tepat semata. Dalam hal ini guru merupakan sentral

dari terciptanya pembelajaran yang efektif dan masih banyak lagi hal-hal lainnya.

Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang harus di perhatikan untuk

mewujudkan terciptanya pembelajaran yang efektif khususnya dalam bidang study

kimia SMA.

A. Guru

Pembelajaran yang unggul memerlukan para guru yang profesional sebagai produk

dari profesionalisasi secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan secara

khusus sehingga melahirkan para guru yang memiliki profesionalitas dan

profesionalisme. Dengan kata lain, faktor sentral yang berperan dalam menciptakan

pembelajaran yang efektif adalah guru. Peranan dan kompetensi guru dalam proses

belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams

& Decevy dalam Basic Principles of Student Teaching, antara lain guru sebagai

pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan,

ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Oleh sebab itu guru

harus menyadari tugas-tugasnya dalam proses pembelajaran demi terwujudnya

pembelajaran yang efektif. Yang akan dikemukakan di sini adalah peranan guru

dalam proses belajar-mengajar yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan

sebagai berikut :

Page 2: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

a. Guru Sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya

senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta

senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal

ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang

akan dicapai oleh siswa.

b. Guru Sebagai Pengelola Kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya

mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari

lingkunan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar

kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan

terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut

menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan belajar yang baik adalah yang

bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman

dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

c. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang

cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat

komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian,

media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat

melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah.

Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tapi juga

harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media

itu dengan baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara

kontinu dan sistematis, baik melalui pre-service maupun inservice training.

Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi,

metode, evaluasi, dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa.

4

Page 3: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

d. Guru Sebagai Evaluator

Guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau belum, dan apakah

materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat

dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.

Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,

penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode

mengajar. Tujuan lain dari penilaian di antaranya ialah untuk mengetahui

kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian guru dapat

mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa yang pandai,

sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika dibandingkan dengan teman-

temannya.

Seperti yang dituliskan di atas guru memiliki peran yang sangat penting dalam

menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab

itu, guru harus memikirkan dan membuat perncanaan secara seksama dalam

meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas

mengajarnya.

Hal ini menuntut perubahan perubahan dalam pengorganisasian kelas, karakteristik

guru dalam mengelola proses belajar-mengajar, bertindak selaku fasilitator yang

berusaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga

memungkinkan proses belajar-mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan

baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan

menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.

Untuk memenuhi hal tersebut di atas guru dituntut mampu mengelola proses belajar

mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar

karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi

belajar-mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan

keberhasilan belajar siswa, sebagai berikut :

5

Page 4: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

1. Melibatkan Siswa Secara Aktif

Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar.

“Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding

the pupil learn”, demikian menurut William Burton.

Dengan demikian, aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan, belajar-

mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai

subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.

Aktivitas belajar murid yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun

aktivitas mental. Aktivitas belajar murid dapat digolongkan ke dalam beberapa hal :

a. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis.

b. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, tanya jawab, dan diskusi.

c. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan

guru, ceramah, dan pengarahan.

d. Aktivitas gerak (motor activities) seperti melakukan demonstrasi atau

eksperimen.

e. Aktivitas menulis (writting activities) seperti membuat laporan, membuat

makalah.

Setiap aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung

pada segi tujuan mana yang akan di capai dalam kegiatan belajar mengajar. Yang

jelas, aktivitas kegiatan belajar murid hendaknya memiliki akadar atau bobot yang

lebih tinggi.

2. Menarik Minat dan Perhatian Siswa.

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa

dalam mengajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri

seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat

seseorang akan melakukan seusuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat

seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

6

Page 5: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat murid, baik yang

bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti

motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya.

William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang

menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan faktor yang

menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.

Perhatian bersifat lebih sementara dan ada hubungannya dengan minat.

Perbedaannya ialah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya

sementara, adakalanya menghilang. Apabila kita perhatikan dalam proses

pembelajaran akan didapat dua macam tipe perhatian :

a. Perhatian terpusat (terkonsentrasi)

Perhatian terpusat hanya tertuju pada satu objek saja. Apapun yang terjadi di

sekitar, tidak diperhatikannya, dan ia terus belajar. Dalam kegiatan belajar di kelas,

seorang siswa hendaknya menggunakan perhatian terpusat pada pelajar sehingga

pelajaran yang diterimanya dapat dipahami sehingga dapat dipahami dengan baik.

Oleh karena itu, guru berusaha untuk memusatkan perhatian siswa terhadap apa

yang disampaikannya. Hal ini dapat dilakukannya dengan menggunakan alat peraga

dalam pengajaran dalam penyajian materi pelajaran kepada anak didiknya.

b. Perhatian terbagi (tidak terkonsentrasi)

Perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek secara sekaligus. Misalnya,

seorang guru yang sedang mengajar memperhatikan bahan pelajarannya,

memperhatikan setiap murid yang dihadapinya, dan juga memperhatikan apa yang

sedang diucapkannya. Dengan demikian, guru tidak hanya memperhatikan

pelajarannya, tetapi juga harus memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di

sekitarnya.

3. Membangkitkan Motivasi Siswa

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya

untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi

adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah

7

Page 6: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan

dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam

mencapai tujuan tertentu.

Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan

belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat

pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut :

a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu sendiri tanpa ada

paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau

belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang

berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada

suruhan orang lain.

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakan karena

adanya ajakan, suruhan, atau pakasaan, dari orang lain sehingga dengan kondisi

yang demikian akhirnya ia mau melakkukan sesuatu atau belajar.

Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan

berbagai cara.

4. Prinsip Individualitas

Pengajaran individual bukanlah semata-mata pengajaran yang hanya ditujukan

kepada seorang saja, melainkan dapat saja ditujukan kepada sekelompok siswa atau

kelas, namun dengan mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan siswa, sehingga

pengajaran itu memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa.

5. Alat Peraga

Alat peraga pengajaran, teaching aids, atau audio visual (AVA) adalah alat-alat

yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi

pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme

pada diri siswa. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan

segera membosankan. Sebaliknya, pengajaran akan lebih menarik bila siswa

8

Page 7: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

gembira belajra atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran

yang diterimanya.

Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman

konkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih

efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran dari pada siswa belajar tanpa

dibantu dengan alat pengajaran.

B. Peserta Didik

Belajar efektif juga sangat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal peserta

didik.

a. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi belajar efektif diantaranya :

1. Kecerdasan (intelligent quotient)

2. Bakat (aptittude)

3. Minat (interest)

4. Motivasi (motivation)

5. Rasa percaya diri (self confidence)

6. Stabilitas emosi (emotional stability)

7. Komitmen (commitmen)

8. Kesehatan fisik

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar efektif, diantaranya :

1. Kompetensi guru

2. Kualifikasi guru

3. Sarana pendukung

4. Kualitas teman sejawat

5. Atmosfir belajar

6. Kepemimpinan kelas

7. Biaya

9

Page 8: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

C. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat

merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat

mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Conpolat (1991) mengatakan bahwa sebagian besar materi ilmu kimia tergolong

abstrak, sehingga ilmu kimia dipelajari dengan cara penyederhanaan dari

kebanyakan objek yang ada di dunia ini dan pembahasannya tidak hanya sekedar

dengan pemecahan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik)

melainkan juga menyertakan penjelasan-penjelasan tentang Fenomena kimiawi

yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, media pembelajaran juga merupakan

salah satu faktor penting dalam pembelajaran kimia. Namun demikian, seperti yang

telah bahas sebelumnya bahwa guru dituntut untuk mampu memilih dan

menggunakan media pembelajaran dengan tepat demi terwujudnya pembelajaran

yang efektif. Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung

dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti

ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media

pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak

mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang

dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur,

model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio

visual dan audial.

2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang

tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik

tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b)

obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang

bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang

bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.

10

Page 9: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan

kepada peserta didik.

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta

didik dengan lingkungannya.

4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit

sampai dengan abstrak

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:

1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan

sejenisnya

4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer

dan sejenisnya.

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila

tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya

media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai

bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau

tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan

video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat

melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik;

ketersediaan; dan mutu teknis.

D. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

11

Page 10: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis

pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat

pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang

berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif sebaiknya digunakan pendekatan

yang berorientasi pada siswa. Dalam pembelajaran kimia, pendekatan yang

biasanya digunakan dan yang dianggap efektif adalah konstruktivisme dan

discovery.

1. Konstruktivisme

konstruktivisme sangat menekankan pentingnya gagasan yang sudah ada pada diri

siswa untuk dikembangkan dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian,

pemahaman konsep sangat ditekankan. Belajar merupakan proses aktif dan

kompleks dalam upaya memperoleh pengetahuan baru. Proses yang terjadi

merupakan proses kognitif sebagai interaksi antara kegiatan persepsi, imajinasi,

organisasi, dan elaborasi. Proses pengorganisasian dan elaborasi memungkinkan

terbentuk hubungan antarkonsep. Hubungan antarkonsep dapat digambarkan

sebagai peta konsep. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui

hasil belajar dan adanya miskonsepsi.

2. Discovery

Pendekatan discovery merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan proses

mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, men-jelaskan,

dan mengambil kesimpulan. Pada kegiatan discovery guru hanya memberikan

masalah dan siswa disuruh memecahkan masalah melalui percobaan. Pada

pendekatan inquiry, siswa mengajukan masalah sendiri sesuai dengan pengarahan

guru. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari discovery antara lain:

merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan

mengambil kesimpulan.

12

Page 11: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem

dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling

berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan

dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh

pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta

dipraktekkan pada saat mengajar. Berikut ini adalah metode pembelajaran yang

efektif dalam pembelajaran kimia.

1. Metode diskusi ( Discussion method )

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode

mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem

solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group

discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ). Metode diskusi

diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :

a. Mendorong siswa berpikir kritis.

b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.

c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan

masalah bersama.

d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk

memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

2. Metode demontrasi ( Demonstration method )

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,

kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung

maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan

atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu

proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful

Bahri Djamarah, ( 2000). 

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

13

Page 12: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri

siswa (Daradjat, 1985)

3. Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik

perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.

Syaiful Bahri Djamarah, (2000).

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan

kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang

akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang

alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal

yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.

(c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila

perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya

eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil

penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya

jawab.

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

tertentu & berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para

pengajar/tutor dalam merencanakan dan melaksanakan aktivititas pembelajaran.

Berikut ini adalah beberapa model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran

kimia SMA.

1. Advance Organizer

Dirancang untuk memperkuat struktur kognitif peserta belajar

Sintakmatik (ada 3 tahap), yaitu :

14

Page 13: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

1) Penyajian advance organizer, yang meliputi:

a) Menjelaskan tujuan satuan pelajaran.

b) Menyajikan organizer.

c) Mendorong timbulnya kesadaran tentang pengetahuan yang relevan.

2) Penyajian materi tugas pembelajaran

3) Memperkuat organisasi kognitif

Sistem social pada model ini yaitu fasilitator mengontrol isi dan proses

pembelajaran dari sudut interaksi fasilitator dan peserta belajar.

Prinsip reaksi:

4) Menjelaskan arti materi baru pembelajaran

5) Membedakan dan mencocokkan materi baru dengan pengetahuan yg telah

dimiliki

6) Mengembangkan relevansi perorangan dari materi pembelajaran

7) Mengajukan pendekatan kritis terhadap pengetahuan yang dipelajari

Sistem pendukung model ini ialah materi pembelajaran yang tersusun dengan baik.

2. Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning adalah suatu proses pembelajaran holistik yang

bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara

bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan

lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural. Sehingga peserta

didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan

dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya.

Berikut adalah komponen dari CTL :

1. KonstruktivismeCTL dibangun dalam landasan konstruktivisme yang memiliki anggapan bahwa

pengetahuan dibangun peserta didik secara sedikit demi sedikit dan hasilnya

diperluas melalui konteks terbatas.

2. Inkuiri (Menemukan)

Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan proses menemukan

terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Proses inkuiri terdiri atas :

15

Page 14: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

a) Pengamatan (observation)

b) Bertananya (questioning)

c) Mengajukan dugaan (hipothesis)

d) Pengumpulan data (data gathering)

e) Penyimpulan (conclussion)

3. Komunitas Belajar

Proses pembelajaran merupakan proses kerja sama antara peserta didik dengan

peserta didik, antara peserta didik dengan gurunya, dan antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga di dalamnya akan terjadi berbagi masalah, berbagi

informasi, berbagi pengalaman, dan berbagi pemecahan masalah yang

memungkinkan semakin banyaknya pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.

4. Bertanya

Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik diawali dengan proses bertanya.

Proses bertanya yang dilakukan peserta didik sebenarnya merupakan proses

berpikir yang dilakukan peserta didik dalam rangka memecahkan masalah dalam

kehidupannya. Proses bertanya begitu berarti dalam rangka membangun perhatian,

membangun minat, membangun motivasi, membangun sikap, membangun, rasa

keingintahuan, membangun interaksi antarsiswa dengan siswa, membangun

interaksi antara siswa dengan guru, membangun interaksi antara siswa dengan

lingkungannya secara kontekstual, dan membangun lebih banyak lagi pertanyaan

yang dilakukan siswa dalam rangka menggali dan menemukan lebih banyak

informasi dan keterampilan yang diperoleh peserta didik.

5. Pemodelan

Proses pembelajaran akan lebih berarti jika didukung dengan adanya pemodelan

yang dapat ditiru, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat fisik yang

berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan sesuatu aktivitas, cara untuk

menguasai pengetahuan atau keterampilan tertentu. Pemodelan dalam pembelajaran

dapat dilakukan oleh guru, peserta didik, atau dengan cara mendatangkan nara

sumber dari luar (outscoring), yang terpenting dapat membantu terhadap ketuntasan

16

Page 15: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

dalam belajrar sehingga peserta didik dapat mengalami akselerasi perubahan secara

berarti.

6. Refleksi

Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berpikir tentang apa yang baru

dipelajarinya atau berpikir ke belakang tentang apa saja yang sudah dilakukannya

atau dipelajarinya di masa lalu. Refleksi pembelajaran merupakan respons terhadap

aktivitas atau pengetahuan dan keterampilan yang baru diterimadari proses

pembelajaran. Pada akhir proses pembelajaran sebaiknya guru menyisakan waktu

agar peserta didik melakukan refleksi, yang diwujudkan dalam bentuk :

a) pernyataan langsung peserta didik tentang yang diperoleh pada hari itu;

b) jurnal belajar di buku pribadi peserta didik;

c) kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari itu.

7. Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan proses penilaian pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa dimana penilai tidak hanya guru, tetapi juga termasuk siswa atau

pun orang lain. Adapun karakteristik dari penilaian autentik sebagai berikut :

a) Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

b) Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi.

c) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dilakukan dalam beberapa

tahapan dan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasannya, baik

dalam bentuk formatif maupun sumatif.

d) Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek

pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan

yang utuh.

e) Hasil penilaian digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan

pengayaan standar minimal telah tercapai atau mengulang jika standar

minimal belum tercapai.

17

Page 16: pembelajaran efektif untuk kimia SMA

3. Jigsaw (Model Tim Ahli)

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai

berikut :

a) Peserta didik dikelompokka menjadi beberapa kelompok, jumlah anggota

kelompok ditentukan oleh banyaknya materi atau sub bab yang akan

dipelajari.

b) Setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

c) Setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.

d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang

sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan

sub bab mereka.

e) Setelah selesai, diskusi sebagai tim ahli setiap anggota kembali ke kelompok

asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentan gsub bab yang

mereka kuasai dan setiap anggota lainnya mendengarkannya.

f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

g) Guru memberi evaluasi.

h) Penutup.

Selain model-model pembelajaran di atas, masih banyak lagi model pembelajaran

yang sering digunakan dan efektif dalam pembelajaran kimia seperti problem based

learning instruction, mind mapping, kepala bernomor struktur, numbered head

together, cooperative script dan examples non-examples. Untuk mendapatkan

informasi mengenai model-model pembelajaran tersebut pembaca dapat membaca

buku yang membahas tentang strategi pembelajaran.

18