pembangunan dan pengembangan lingkungan...

21
1 PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI SUATU GEOKOMPLEKS DAN SUATU GEOSISTEM 1 Tejoyuwono Notohadiprawiro PENGENALAN MASALAH Keseimbangan Hutan Alamiah Meskipun dalam kawasan tropika yang masih dara terdapat berbagai macam masyarakat tumbuhan aseli-hutan rimba, saban, padang rumput, bahkan mungkin pula gurun – namun hutan belantara yang nampak subur dan menghijau selalu menjadi lambang kawasan tropika. Oleh karena ini pulalah orang sering menjumbuhkan masyarakat hutan rimba dengan suatu keseimbangan ekosistem yang didambakan. Ekosistem hutan rimba dijadikan suatu ekosistem teladan. Dalam hutan tropika yang belum dijamah manusia terdapat suatu keseimbangan yang mantap antara bentuk-bentuk kehidupan yang ada (flora, fauna dan organisme tanah) dengan lingkungan fisiknya (iklim dan tanah), antara anasir brntuk kehidupan yang satu dengan yang lain dan antara anasir lingkungan fisik yang satu dengan yang lain. Tajuk pohon-pohon hutan merupakan atap hijau pelindung tanah dan kehidupan yang berkembang di permukaan dan di dalam tanah, menahan sebagian besar tenaga pancar matahari sehingga yang dapat mencapai tanah tinggal sebagian kecil saja. Dengan demikian suhu tanah tidak banyak berbeda dengan suhu udara di dalam tegakan hutan dan embutan (fluctuation) suhu harian dan musiman menjadi tidak seberapa. Dengan adanya atap hijau itu hampir semua penguapan air dikawasan hutan berlangsung melalui atap hijau dan hampir tidak ada penguapan air secara langsung dari permukaan tanah , karena kelembaban nisbi udara di dalam hutan dapat bertahan pada nilai yang cukup tinggi. Dengan demikian permukaan tanah tetap lembab dan kandungan air tanah lapisan atasan (topsoil) hampir tidak berbeda dengan yang terdapat dalam lapisan tanah bawahan (subsoil). Tubuh tanah yang dapat ditembus dan dijangkau oleh akar pohin yang tidak jarang mencapai jeluk (depth) tidak kurang daripada 2 meter dapat menyediakan air cukup bagi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan pohon-pohon itu. 1 Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup. Jakarta, 5-6 Juni 1978 Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Upload: others

Post on 16-Aug-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

1

PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI SUATU GEOKOMPLEKS DAN SUATU GEOSISTEM1

Tejoyuwono Notohadiprawiro

PENGENALAN MASALAH

Keseimbangan Hutan Alamiah

Meskipun dalam kawasan tropika yang masih dara terdapat berbagai macam

masyarakat tumbuhan aseli-hutan rimba, saban, padang rumput, bahkan mungkin pula

gurun – namun hutan belantara yang nampak subur dan menghijau selalu menjadi

lambang kawasan tropika. Oleh karena ini pulalah orang sering menjumbuhkan masyarakat

hutan rimba dengan suatu keseimbangan ekosistem yang didambakan. Ekosistem hutan

rimba dijadikan suatu ekosistem teladan.

Dalam hutan tropika yang belum dijamah manusia terdapat suatu keseimbangan

yang mantap antara bentuk-bentuk kehidupan yang ada (flora, fauna dan organisme tanah)

dengan lingkungan fisiknya (iklim dan tanah), antara anasir brntuk kehidupan yang satu

dengan yang lain dan antara anasir lingkungan fisik yang satu dengan yang lain.

Tajuk pohon-pohon hutan merupakan atap hijau pelindung tanah dan kehidupan

yang berkembang di permukaan dan di dalam tanah, menahan sebagian besar tenaga

pancar matahari sehingga yang dapat mencapai tanah tinggal sebagian kecil saja. Dengan

demikian suhu tanah tidak banyak berbeda dengan suhu udara di dalam tegakan hutan dan

embutan (fluctuation) suhu harian dan musiman menjadi tidak seberapa.

Dengan adanya atap hijau itu hampir semua penguapan air dikawasan hutan

berlangsung melalui atap hijau dan hampir tidak ada penguapan air secara langsung dari

permukaan tanah , karena kelembaban nisbi udara di dalam hutan dapat bertahan pada nilai

yang cukup tinggi. Dengan demikian permukaan tanah tetap lembab dan kandungan air

tanah lapisan atasan (topsoil) hampir tidak berbeda dengan yang terdapat dalam lapisan

tanah bawahan (subsoil). Tubuh tanah yang dapat ditembus dan dijangkau oleh akar pohin

yang tidak jarang mencapai jeluk (depth) tidak kurang daripada 2 meter dapat

menyediakan air cukup bagi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan pohon-pohon itu.

1 Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup. Jakarta, 5-6 Juni 1978

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 2: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

2

Suhu lunak (mild) dan kelembaban cukup tinggi itu menyebabkan lingkungan

hutan berkemampuan besar untuk mengawetkan dan mengumpulkan zat-zat hara

tumbuhan dalam bentuk bahan organik. Daya bentur curahan air hujan terhadap permukaan

tanah dapat dikurangi atau dihambat oleh atap hijau hutan tersebut, sehingga erosi tanah

hampir tidak terjadi.

Kawasan hutan yang berada dalam keseimbangan alamiah demikian memberikan

dua manfaat utama bagi kehidupan manusia. Manfaat pertama ialah hasil hutan dan

manfaat kedua keseimbnagan ekologi bagi wilayah yang lebih luas di sekitar loka hutan

(misalnya wilayah aliran sungai).

Sebab dan Akibat Pembukaan Hutan

Macam dan jumlah kegiatan manusia yang melibatkan kawasan darat cendrung

semakin meningkat. Peningkatan ini diperlukan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia

maupun bagi pemenuhan kebutuhan untuk melakukan keiatan usaha itu sendiri, yang

kedua-duanya semakin meningkat. Hal ini berjalan sejajar dengan peningkatan jumlah

penduduk dan peningkatan harkat manusia.

Dengan adanya peningkatan kegiatan itu – yang jelas merupakan gejala kemajuan

dan perkembangan suatu masyarakat manusia – maka tidaklah dapat dielakkan

berlangsungnya pembukaan hutan pada suatu waktu dan keadaan tertentu. Jelaslah, bahwa

tujuan sebenarnya dari pembukaan hutan demikian tidak lain dari kehendak masyarakat

manusia meningkatkan manfaat yang dapat dipetik dari potensi kawasan yang dihuninya.

Semakin meningkat dan lestari pemanfaatan itu, semakin berguna kawasan itu bagi

kehidupan manusia.

Di lain pihak, akibat cara-cara eksploitasi dan pemeliharaan yang kurang tepat,

sangat boleh jadi laju dan arah pendayagunaan kawasan yang bersangkutan menjadi tidak

selaras dengan aras pelestarian lingkungan, sehingga harkat kawasan sebagai tempat

bermukim dan berusaha makin lama makin menurun. Apabila kecendrungan ini dibiarkan

berlangsung terus, akhirnya dapat terjadi, bahwa kwasan tinggi mempunyai daya dukung

tepian (marginal) atau daya dukungnya merosot sampai bawah tepian (submarginal),

bahkan dapat kehilangan daya dukung sama sekali. Pada taraf demikian itu kawasan

dikatakan mencapai harkat kritik.

Pembukaan vegetasi alamiah untuk keprluan usaha pertanian, pemukiman,

pembuatan jalan-jalan perhubungan, penambangan mineral atau usaha peningkatan

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 3: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

3

manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan secara

tandas (drastic).

Tanpa atap hijau dalam bentuk lapisan tajuk pohon, terjadilah proses penyinaran

matahari secara langsung pada tanah. Suhu lapisan tanah atasan dapat mencapai 150 C di

atas suhu udara di atasnya. Di samping berakibat fatal bagi kehidupan organisme tanah

yang bermanfaat, hal ini juga mengakibatkan laju mineralisasi bahan organik meningkat

menjadi lebih cepat daripada laju pelonggokan bahan organik. Tanah menjadi miskin

bahan organik. Pelindian (leaching) zat-zat hara tumbuhan yang penting dalam tanah juga

akan melaju cepat, sehingga tanah menjadi miskin hara tumbuhan. Pada tempat-tempat

yang berlereng, erosi tanah dapat juga mencapai suatu jenjang yang tidak terkendalikan

lagi, karena aliran permukaan (runoff) yang semakin banyak dan semakin deras. Daur

(cycle) hidrologi biasanya juga terganggu sekali karena bagian air curahan (precipitation)

yang menjadi aliran permukaan begitu meningkat, sehingga bagian air curahan yang

meresap ke dalam tanah untuk mengisi lengas tanah (soil moisture) dan air tanah (ground

water) menjadi sangat menyusut. Dengan demikian kemampuan sumber-sumber air akan

merosot cepat dan tanah-tanah secara berangsur berubah menjadi gersang.

Perubahan lingkungan semacam ini merupakan awal dari perubahan tandas yang

dapat melampaui daya-tahan keseimbangan ekosistem. Ini berarti kawasan demikian itu

akan mengalami degradasi secara berangsur selaku lingkungan hidup, yang akhirnya dapat

mencapai suatu tataran yang menghilangkan daya mempermuda diri kembali

(regeneration). Haridepan kawasan seperti itu, tanpa tataola yang tepat dan segera, dapat

diramalkan akan menjadi suatu daerah tandus yang tidak dapat dihuni makhluk lagi selain

jazad-jazad renik yang masih tahan dan semak-semak merana yang tumbuh bergerombol-

gerombol di sana-sini.

Meskipun proses tersebut di atas mungkin sekali berjalan sangat lambat dan

memerlukan satu jangka waktu yang setara dengan beberapa keturunan manusia, sehingga

seolah-olah tidak terjadi sama sekali atau mudah terluput dari perhatian orang, namun

akibat akhirnya seperti disebutkan di atas tidaklah terelakkan. Justru karena proses berjalan

begitu lambat itulah yang menjadikannya sangat berbahaya. Apabila pada suatu ketika

gejalanya mulai tampak, biasanya sudah terlambat. Kalau pun kerusakannya masih dapat

diperbaiki, korbanan yang diperlukan untuk mereklamasikan daerah seperti itu akan sangat

berat dalam bentuk teknologi mutakhir yang sangat rumit dan sangat mahal, dan

memerlukan waktu yang sangat lama. Sudah barang tentu keadaan ekonomi dan taraf

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 4: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

4

keterampilan masarakat yang sedang berkembang tidak mampu untuk mendukung usaha

semacam itu, terutama karena adanya faktor laju pemulangan modal yang sangat lambat.

Proses “kebocoran sistem” semacam tersebut di atas dengan sendirinya akan

berpengaruh pula pada keseimbangan ekologi seluruh wilayah tempat kawasan tadi berada.

Keseimbangan Alamiah Baru

Dalam rangka penegmbangan lingkungan hidup yang telah ada ataupun

pembangunan lingkungan hidup baru, pandangan dari segi kehidupan manusia dan

berbagai kegiatan ekonomi (pertanian, industri, pertambangan) serta penerapan teknologi

maju, harus dipadu dengan pandangan dari segi ekologi. Sudah barang tentu pengertian

“ekologi” disini bukanlah ekologi hutan alamiah semula, melainkan suatu bentuk

hubungan struktur dan gawai (functional) antara penghuni dan habitat yang lebih jitu

(efficient) dilihat dari sudut nisbah keluaran/ masukan (output/input ratio) atau dari

pertimbangan nisbah manfaat/korbanan (benefit/cost ratio) untuk menopang kehidupan

masarakat yang makin maju dan yang menghendaki persyaratan hidup yang makin tinggi.

Kelestarian produktivitas sumberdaya alamiah di wilayah bersangkutan harus

dipertahankan (sustained yield) pada jenjang yang layak menurut harkat kemanusiaan,

bahkan sedapat-dapatnya ditingkatkan lebih lanjut (progressive yield). Peningkatan

produktivitas sumberdaya alamiah bermakna dua : memastikan daya-topang (carrying

capacity) wilayah bagi jumlah penduduk yang meningkat, atau menguatkan daya-topang

wilayah bagi jumlah penduduk yang tetap sehingga jatah produktivitas sumberdaya

alamiah bagi setiap anggota masarakat meningkat.

Apabila pembukaan hutan ditujukan terutama pada maksud-maksud pembangunan

budidaya pertanian maka ini berarti melakukan tataola lahan secara sehat berdasarkan

teknologi yang sepadan menuju ke arah pengendalian lingkungan fisik dan hayati.

Memang tidaklah bernalar (unreasonable) untuk mengharapkan kembalinya lingkungan

alamiah semula. Yang kita inginkan dalam rangka pembangunan dan pengembangan

lingkungan hidup adalah penciptaan suatu “ekosistem teknologi” yang lebih mempan

(effective) dan lebih jitu (efficient) daripada ekosistem alamiah semula.

Tidaklah dapat dimungkiri, bahwa untuk menciptakan suatu ekosistem teknologi

yang jitu mungkin belum begitu serasi dengan keadaan ekonomi dan suasana sosial-budaya

yang hidup dalam masarakat Indonesia dewasa ini. Sementara ini barangkali kita masih

harus puas dengan gagasan-gagasan ekologi yang lebih sederhana, yang belum

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 5: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

5

mempersyaratkan masukan teknologi serba mahir. Ini berarti, bahwa usaha-usaha yang

mengarah pada pembentukan suatu lingkungan yang masih berisi anasir-anasir lingkungan

aseli dalam jumlah yang cukup merajai, barangkali merupakan pendekatan yang bernilai

poptimal pada saat ini.

Jika “sustained yield” masih perlu dijadikan galah-ukur bagi penilaian kemanfaatan

lestari suatu kawasan permukiman maka barangkali dalam rancangan pengendalian

lingkungan hidup bagi suatu wilayah yang lebih luas, adanya kebocoran sistem sampai

suatu batas tertentu masih harus diterima sebagai suatu kewajaran nisbi. Kebocoran sistem

secara terbatas itu pada dasarnya menjelma dalam bentuk gejala-gejala kehilangan atau

kerusakan tanah oleh erosi, tata air yang belum terkendalikan sepenuhnya dan iklim mikro

yang masih cenderung berubah secara terlalu tandas.

Dengan sendirinya harapan terbesar bagi peluang terciptanya suatu kawasan

dengan keseimbangan alamiah yang diperbaharui terletak pada pengertian, kemauan dan

kemampuan manusia yang mendiami kawasan tersebut. Pengertian akan kepentingan atau

keharusannya, kemauan untuk bertidak dan berusaha serta kemampuan untuk

melaksanakan tindakan yang menjadi keharusan.

Dalam hal pengertian dan kemauan itu dianggap belum memadai, perlu diutamakan

usaha-usaha pendidikan atau penyuluhan, pengajakan dan penginsafan. Salah satu cara

yang pada umumnya mempan untuk menimbulkan pengertian dan membangkitkan

kemauan adalah mendirikan petak-petak pertunjukan (demonstration plots). Dalam hal

kemampuan yang dianggap belum memadai, perlu diutamakan pembentukan lembaga-

lembaga kemasarakatan setempat untuk secara gotong-royong memikul beban dan biaya

yang diperlukan. Penumbuhan pengertian, kemauan dan kemampuan itu menjadi tindakan

kunci bagi pembinaan kelestarian lingkungan hidup masarakat.

LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI SUATU GEOKOMPLEKS DAN SUATU GEOSISTIM Geokompleks Sebagai Suatu Konsep Kerja

Suatu konsep dapat diartikan suatu “ungkapan intelektual tentang beberapa gatra

(aspects) kenyataan (reality), yang diperoleh melalui pengamatan terhadap sejumlah

gejala”. Sauatu konsep diciptakan melalui proses intelektual yang dimulai dari pengamatan

gejala secara cermat, kemudian memberikan makna pada masing-masing gejala selaku

rangkaian ungkapan watak dan akhirnya dengan latar belakang pengalaman dan

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 6: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

6

pengetahuan yang telah dimiliki, pemaknaan gejala tadi dikembangkan secara imajinatif

menjadi gatra hakiki. Tergantung pada metode penjabaran gjala dan struktur imajinasi

yang dianut, konsep itu dapat bersifat universal, tidak terikat pada tempat dan waktu,

sedang konsep khusus berlaku menurut tempat dan waktu.

Konsep yang diciptakan menurut pemikiran universal mengandung faedah berupa

penyedian suatu kerangka tunggal bagi pengisian konsep atau bagi kegiatan yang

dijabarkan dari konsep itu. Akan tetapi suatu kerangka tunggal yang harus dapat

merangkum semua gatra kenyataan biasanya akan menjadi terlalu luas, sehingga

menyulitkan penerapannya. Di samping itu konsep yang terlalu luas biasanya kehilangan

jeluk (depth), sehingga bersifat dangkal.

Sebaliknya, suatu konsep yang dibatasi oleh pertimbangan atau pandangan khusus

akan lebih mudah dikelola karena lebih jelas ruang lingkupnya dan akan memberikan

peluang lebih banyak untuk mendalami masalah yang menjadi inti konsep tersebut. Akan

tetapi dengan konsep yang sempit itu orang akan cenderung mengkotak-kotakkan masalah,

yang pada gilirannya akan menghambat penanganannya secara komperhensif dan korelatif.

Konsep itu sebetulnya tidak lain daripada suatu perkakas (tool) untuk mencitrakan

(image) suatu masalah. Atas dasar citra itu dibuat suatu rencana, lalu mengembangkan

rencana itu menjadi sutau acara (program) dan akhirnya dibuahkan menjadi suatu

rancangan (design, scheme) pelaksanaan. Oleh karena konsep itu suatu perkakas, meskipun

suatu perkakas yang diperlukan secara mutlak, orang tidak boleh menjadikan konsep itu

suatu tujuan atau sasaran. Konsep yang dijadikan tujuan akan mendorong orang

membenarkan semua tindakan demi mengisi konsep itu. Akan tetapi sebaliknya juga benar,

bahwa tanpa dasar konsep yang kuat dan jelas, orang tidak akan bekerja dengan baik dan

tidak akan dapat mencapai tujuan, apapun tujuannya itu.

Suatu lingkungan hidup, atau dapat disebut pula “wilayah”, yang lengkap secara

sendiri dengan berbagai sumberdaya alamiah yang dapat dimanfaatkan secara

menguntungkan dalam jangka waktu panjang atau secara sinambung (continous), akan

menjadi pendukung kehidupan yang kuat bagi penduduknya dan juga akan menjadi

penyumbang kesejahteraan secara nasional yang terandalkan. Jarang ada wilayah yang

demikian itu, yang bersamaan dengan kemampuan yang besar itu masih mempunyai luas

bentangan yang belum sampai menyulitkan pengelolaannya sebagai suatu gawai

(functional unit).Yang lebih sering dijumpai ialah sejumlah wilayah bertetangga yang

masing-masing berkemampuan terbatas, akan tetapi jika digabungkan menjadi satu

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 7: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

7

kesatuan gawai akan menjadi suatu wilayah-gabungan yang berpotensi tinggi. Dalam hal

semacam itu masing-masing wilayah-anggota dapat saling mendukung atau saling

melengkapi.

Dalam penggabungan wilayah ada tiga hal pokok yang selalu harus diperhatikan.

Pertama, manfaat gabungan lebih besar daripada jumlah manfaat masing-masing wilayah

pada waktu berdiri sendiri-sendiri. Jadi ada interaksi positif. Kedua, penggabungan dapat

menghasilkan manfaat bagi masing-masing wilayah-anggota yang setara dengan imbangan

bobot-saham masing-masing wilayah anggota dalam melakukan kegiatan gabungan.

Ketiga, penggabungan gawai itu jangan sampai berlanjut menjadi penyatuan struktur, agar

supaya tetap tersediakan kesempatan bagi pengadaan penggolongan-ulang (regrouping).

Penggolongan-ulans wilayah diperlukan jika faktor-faktor obyektif dan/atau subyektif

menghendakinya untuk mendapatkan keselarasan baru dengan perubahan atau

perkembangan faktor-faktor teknologi, ekonomi, sosial dan/atau budaya, baik yang terjadi

di dalam lingkungan regional, nasional maupun internasional.

Kebutuhan menyelaraskan kembali gawai atau kedudukan suatu wilayah ialah

berkenaan dengan a.l. pendayagunaan sumber tenaga baru (matahari, panas bumi, nuklir),

memperbagaikan (diversifying) dayaguna suatu sumberdaya alamiah (tanah pertanian

berpola pertanaman tunggal dikembangkan menjadi berpola pertanaman ganda;

mengembangkan pengolahan bahan limbah) atau mengalihkan bidang pendayagunaan

suatu sumberdaya alamiah untuk memperoleh manfaat alternatif yang lebih besar (lahan

hutan dijadikan lahan pertanian pangan; lahan pertanian dijadikan loka industri).

Geokompleks sebagai konsep kerja bagi lingkungan hidup berarti suatu konsep

yang segera terterapkan. Kalau dirasa perlu dapat dibenahi sambil jalan tanpa

menimbulkan kejutan-kejutan berat. Mungkin saja konsep seperti ini tidak sepenuhnya

mengandung kebenaran ilmiah atau tknologi. Bahkan kadang-kadang terselipi parameter-

parameter buatan yang bersifat subyektif menurut selera konseptor. Secara singkat

geokompleks itu dapat diberi arti “bagian dari dunia yang dapat mendukung kehidupan”

(KLINK, 1974). Dengan demikian suatu geokompleks itu sekaligus memenuhi kriteria

fisik dan hayati.

Menurut kriteria fisik, lingkungan hidup itu merupakan suatu “physiiosystem”

(turunan konsep HAASE). Sejalan dengan pikiran ini maka suatu lingkungan hidup yang

dikriteriumkan menurut watak hayatinya dapat dinamakan “biosystem”. TANSLEY

mengajukan suatu konsep yang dikriteriumkan menurut struktur ekologi dan

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 8: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

8

menamakannya suatu “ecosystem”. Ketiga metode penaganan itu menggambarkan konsep

kualitatif-tipologi tentang lingkungan hidup. Penampilan (manifestation) kenyataan ini

dalam ruang berwujud agregasi antar anasir-anasir baku. Anasir baku physiosystem ialah

“physiotope” yang dapat dibagi lebih lanjut menjadi “pedotope” (atau pedon; anasir baku

tanah), “hydrotope” (anasir baku hidrologi berupa daur atau neraca air), “climotope”

(anasir baku iklim) dan “morphotope” (anasir baku timbulan). Anasir baku biosystem ialah

“biotope” atau “phytotope” kalau khusus berkenaan dengan vegetasi. “Ecotope”

merupakan anasir baku ecosystem. KLINK (1974) menggunakan istilah “geotope” yang

mencakup sekaligus physiotope dan ecotope. Dengan demikian konsep geokompleks lebih

luas daripada konsep ekologi.

Yang tercakup dalam kriterium fisik ialah timbulan (relief; bentuk muka lahan),

tinggi tempat (altitude), geologi, fisiografi, tanah, iklim, hirologi, cadangan mineral dan

sumberdaya tenaga alamiah. Kriterium hayati terdiri atas flora dan fauna aseli. Dapat juga

disusun kriterium menurut hubungan antara anasir hayati dengan lingkungan fisiknya,

seperti misalnya fitososiologi. Fitogeografi dan autekologi.

Perluasan Konsep Geokompleks : Geosistim

Atas dasar pengertian, bahwa geokompleks itu “bagian dunia yang dapat

menduki\ung kehidupan”, maka konsep ini dengan mudah dapat diperluas dengan

memasukan pula bentuk dan hasil kegiatan kehidupan yang terdapat di bagian dunia itu.

Dengan demikian kriteria ekonomi dan/atau sosial-budaya dapat ditambahkan pada kriteria

fisik, hayati dan ekologi. Di kalangan kriteria tersebut di atas, kriterium fisik bersifat

paling mantap secara nisbi, sedang kriteria ekonomi dan sosial-budaya mengandung unsur-

unsur yang cepat berubah bersama waktu. Perlu ditambahkan, bahwa suatu kriterium yang

mantap tidak selalu harus juga yang paling cocok sebagai dasar pengelolaan lingkungan

hidup.

Dalam kriterium ekonomi tercakup berbagai kegiatan manusia, seperti pertanian

(termasuk peternakan, perikanan dan kehutanan), industri, kerajinan, perdagangan,

penjualan jasa, pertambangan, perhubungan, pariwisata dan pemukiman. Jadi dalam

kriterium ekonomi tataguna lahan menempati kedudukan terpenting. Kriterium sosial-

budaya terdiri atas anasir-anasir demografi, pendidikan, keterampilan, kesenian, kesehatan,

susunan makanan pokok, agama, kepercayaan, hukum adat, adat istiadat dan tradisi, tata

pemerintahan, pola kepemimpinan masarakat dan hubungan kemasarakatan. Dapatlah

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 9: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

9

disingkatkan, bahwa kriterium sosial-budaya terjabarkan menjadi manusia sebagai

sumberdaya menurut segi kualitatif dan kuantitatif.

Dengan konsep geokompleks yang diperluas, yang untuk penandaannya boleh

disebut geosistem, lingkungan hidup dapat ditakrifkan (defined) sebagai berikut : SUATU

KAWASAN DUNIA YANG MENGANDUNG SUATU HUBUNGAN GAWAI DAN

STRUKTUR TERTENTU ANTARA SUMBER DAYA ALAMIAH DENGAN SUMBER

DAYA MANUSIA YANG MENJELMAKAN SUATU TATA MASYARAKAT DAN

POLA KEHIDUPAN TERTENTU. Kalau dikatakan, bahwa geokompleks merupkana

konsep lingkungan hidup menurut asas statika, atau berdasarkan himpunan faktor-faktor

kehidupan, maka geosistem merupakan konsep yang berkiblat pada kaidah dinamika, atau

berdasarkan himpunan proses-proses kehidupan.

Dibandingkan dengan konsep geokompleks, yang mempunyai parameter-parameter

yang lebih mudah diamati dan diukur, konsep geosistem mengandung sejumlah parameter

yang lebih pengamatan dan pengukurannya. Dengan kata lain, konsep geokompleks lebih

mudah dikuantitatifkan daripada konsep geosistem.

KLASIFIKASI LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI LANDASAN PENGELOLAANNYA

Asas Klasifikasi

Secara tersirat (implicit) klasifikasi lingkungan hidup berguna untuk memerikan

(describe) watak dan kelakukan hakiki lingkungan hidup di masing-masing tempat,

sehingga jelas terungkapkan segi-segi pokok kelainan lingkungan hidup yang satu daripada

yang lain dan gatra-gatra kekhususan masing-masing lingkungan hidup. Semuanya ini

penting bagi pendasaran tatalola lingkungan hidup di masing-masng tempat.

Berbeda dengan populasi mahkluk yang terdiri atas individu-individu yang bersifat

tersendiri atau saling terpisah (discrete), populasi geo sistem terdiri atas individu yang

saling berbauran (indiscrete). Batas antara individu atau kelompok individu geosistem

yang berlainan peralihan itu kumpulan sifat yang menandakan individu atau kelompok

individu yang satu berubah secara berangsur menjadi kumpulan sifat yang menandakan

individu atau kelompok individu yang lain. Hal ini dapat dijelaskan dengan bagan di

bawah ini.

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 10: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

10

aaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaa murni a, individu a aaabaaabaaa aabaabaabaa campuran a-b, a>b abababababa jalur bababababab peralihan bbabbabbabb campuran a-b, b>a bbbabbbabbb bbbbbbbbbbb bbbbbbbbbbb murni b, individu b

Suatu jenis lingkungan hidup merupakan suatu agregat sejumlah besar individu

geosistem sejenis. Penjenisan lingkungan hidup dapat juga dilakukan atas dasar agregasi

sejumlah besar asosiasi sejenis, yang masing-masing metode klasifikasi ini dapat

dijelaskan dengan bagan berikut ini.

Metode pertama Metode kedua aaaaaaaaaaa : individu a, jenis A aaaaaaaaaaa bbbbbbbbbbbb : b, B bbbbbbbbbbb individu abc, jenis x ccccccccccc : c, C ccccccccccc aaaaaaaaaaa : a, A aaaaaaaaaaa bbbbbbbbbbb : b, B bbbbbbbbbbb abc, x ccccccccccc : c, C ccccccccccc ddddddddddd : d, D ddddddddddd de , y eeeeeeeeeee : e, E eeeeeeeeeee ddddddddddd : d, D ddddddddddd de , y eeeeeeeeeee : e, E eeeeeeeeeee

Dengan metode pertama pelaksanaan klasifikasi lebih sederhana, akan tetapi

jumlah jenisnya menjadi terlalu banyak. Dengan metode kedua pelaksanaan klasifikasi

bertambah sulit, karena tidak mudah mendapatkan kombinasi yang sama benar, akan tetapi

jumlah jenisnya dapat disederhanakan. Sebagai dasar penanganan masalah hasil klasifikasi

metode pertama lebih enak, karena setiap saat kita hanya memperhatikan satu macam

watak lingkungan. Akan tetapi cara pengelolaan masalah yang diperoleh akan

memppunyai jangka laku penerapan terbatas karena bersifat tidak konprehensif.

Sebaliknya, dengan metode klasifikasi kedua kita dapat menciptakan tatalola yang

komprehensif, sehingga jangka laku penerapannya lebih luas, akan tetapi sudah barang

tentu penyelesaian pekerjaannya bertambah sulit karena harus memperhatikan sejumlah

watak sekaligus.

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 11: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

11

Sistem Klasifikasi

Dalam sistem klasifikasi modern digunakan suatu struktur kalsifikasi yang

dicirikan oleh adanya kategori ganda, suatu kategori mewakili suatu taraf generalisasi –

atau boleh juga dibalik dengan mengatakan suatu taraf kerincian – tertentu dalam

memerikan obyek yang kita klasifikasikan. Kategori yang berkedudukan lebih tinggi

mengandung generalisasi pemerian lebih banyak, sedang kategori yang berkedudukan

lebih rendah mengandung perincian pemerian lebih banyak. Sistem klasifikasi berkatagori

ganda memerlukan penghirarkian parameter-parameter klasikasi, artinya di kalangan

sejumlah parameter yang dipergunakan ditentukan terlebih dahulu urutan kepentingan

masing-masing sebagai perinci obyek.

Sebagaimana halnya dengan konsep, klasifikasi itu juga tidak lain daripada sebuah

perkakas di dalam dunia ilmu pengetahuan. Oleh karena itu orang jangan sampai sekali-

kali dapat dikuasai oleh suatu sistem klasifikasi, betapapun baik sistem itu menurut

pertimbangan pengetahuan saat ini. Suatu sistem klasifikasi yang murni pun, tanpa kecuali,

pasti terpengaruh oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Taraf pengetahuan pada satu kurun waktu tentang obyek yang diklasifikasikan.

2. Perbaikan metode pengukuran parameter.

3. Perubahan konsep tentang obyek yang diklasifikasikan.

4. Perubahan konsep tentang klasifikasi sendiri sehubungan dengan perenungan kembali

tentang hakekat klasifikasi secara universal.

Di samping oleh faktor-faktor tersebut di atas, suatu klasifikasi terapan masih

dipengaruhi oleh:

1. Perubahan kegunaan obyek yang diklasifikasikan.

2. Penemuan kegunaan alternatif obyek yang diklasifikasikan.

3. Perbaikan kemempanan dan kejituan teknik mengelola obyek untuk tujuan

pemanfaatan tertentu.

4. Kemajuan ekonomi masyarakat sehingga dapat menjangkau teknologi yang lebih

unggul untuk mengelola obyek yang bersangkutan.

Suatu sistem klasifikasi yang kemarin masih dianggap baik, sekarang sangat boleh

jadi sudah perlu dibenahi atau bahkan sudah perlu dirombak sama sekali. Suatu sistem

klasifikasi yang sekarang dinyatakan benar, barangkali 10 tahun kemudian sudah

ketinggalan jaman. Agar supaya suatu sistem klasifikasi tidak setiap kali terpaksa harus

dibongkar dan disusun kembali, sangatlah penting untuk dapat menciptakan suatu sistem

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 12: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

12

yang lentur (fleksibel), sehingga kalau perlu dibenahi, pembenahan itu tidak sampai

mengenai asasnya. Pembongkaran sistem klasifikasi yang terlalu sering, disamping

memang berat dan memerlukan pemikiran yang mendalam, juga dapat menimbulkan

kerancuan (frustration) dan keharusan untuk meninjau kembali semua hasil yang telah

diperoleh dengan memakai sistem klasifikasi yang lama agar supaya hasil lama dapat

ditentukan kolerasinya dengan hasil baru.

Ciri-ciri suatu sistem klasifikasi yang lentur ialah sebagai berikut:

1. Berkategori ganda.

2. Makin tinggi kedudukan suatu kategori dalam jenjang klasifikasi, makin banyak

mengandung hasil proses generalisasi. Konsekuensi dari penalaran (reasoning) ini

ialah, bahwa kelas yang berada dalam kategori yang lebih tinggi bersifat lebih mantap

– mempunyai jangka laku yang lebih panjang – daripada yang berada di dalam kategori

yang lebih redah.

3. Sifat-sifat objek yang hakiki dan yang dapat diukur langsung dijadikan parameter

kategori tertinggi, sedang sifat-sifat yang ditentukan secara tafsir atau nilai-nilai yang

diharkatkan menurut pandangan subjektif, dijadikan parameter kategori terndah.

Penilihan parameter untuk kategori-kategori menengah didasarkan atas imbangan

bobot antara pengukuran langsung dan penafsiran atau pengharkatan subjektif.

4. Parameter-parameter penyifat, baik yang terukurkan langsung maupun yang dibuat

secara tafsir, harus berasal dari ciri, sifat, watak atau kelakuan objek sendiri. Janganlah

menagmbil parameter yang merupakan penyimpulan sejumlah gejala yang ada diluar

objek atas dasar anggapan, bahwa gejala-gejala tadi berhubungak\n sebab-akibat

dengan salah satu sifat objek yang mau dijadikan parameter tadi.

Kategori ganda memberikan peluang banyak untuk mengembangan sistem

klasifikasi dengan jalan memperpanjang atau mencabangkan tangga klasifikasi. Aras

(level) yang lebih banyak juga memudahkan penampungan tambahan kriteria klasifikasi

tampa menghadapi kesulitan banyak untuk mempertahankan hierarki klasifiaksi yang telah

ada. Kalau ada parameter yang harus ditambahkan, yang mempunyai hirarki kepentingan

di antara kategori-kategori yang telah ada, kita tinggal membuat kategori sisipan saja.

Peletakan kelas yang mengandung generalisasi lebih banyak pada kategori yang lebih

tinggi akan mengamankan inti klasifikasi yang terdapat pada kategori-kategori tinggi.

Kalau ada perubahan dalam kerincian pandangan atau dasar pemikiran maka yang akan

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 13: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

13

terkena oleh perubahan ini hanyalah kelas-kelas dalam kategori rendah saja. Kelas-kelas

dalam kategori rendah biasanya mewakili bagian obyek yang kecil secara nisbi.

Parameter-parameter tafsir diberikan pada kategori rendah dimaksudkan pula untuk

mengamankan inti klasifikasi. Kalau ada perubahan penafsiran maka yang terkena

hanyalah kelas-kelas bawah yang kecil-kecil saja, sedang kelas-kelas atas yang pokok tetap

berlaku. Apabila hirarkinya dibalik, perubahan di kelas atas (kelas tafsir) memaksakan

perubahan pula di kelas-kelas bawah (kelas hakiki) karena kelas bawah merupakan turunan

kelas atas.

Semua parameter penyifat harus diambilkan dari sifat obyeknya sendiri

dimaksudkan untuk memantapkan sistem klasifikasi agar supaya tidak terpengaruh oleh

hipotesis tentang hubungan antara gejala lingkungan dengan gejala hakiki. Suatu hipotesis

itu biasanya masih rentan (susceptible) terhadap perubahan-perubahan yang tandas. Hal ini

perlu juga untuk memberikan pada sistem klasifikasi kegayutan (relevance) dan

keterandalan (reliability) yang kuat sebagai penyifat obyek dan sebagai pemisah kelas.

Atas dasar uraian di atas maka dapatlah diajukan suatu pendapat, bahwa kriterium

geotope harus dijadikan parameter untuk kategori tertinggi. Artinya, klasifikasi lingkungan

hidup harus dimulai dari klasifikasi lingkungan hidup sebagai gejala alamiah. Satuan-

satuan lingkungan hidup yang diperoleh dari klasifikasi kategori ini dibagi lebih lanjut

menurut kriterium ekonomi (tataguna lahan). Kriterium sosial-budaya dipakai untuk

menyusun kelas-kelas terbawah dalam tangga klasifikasi. Hirarki semacam ini juga

mengandung konsekuensi sebagai berikut. Untuk perancangan tinjau (reconnaissance)

cukup digunakan kriterium geokompleks. Untuk perancangan tinjau-mendalam (semi-

detailed) digunakan kriteria geokompleks dan ekonomi. Untuk perancangan terperinci

(detailed) digunakan kriterium geosistem lengkap. Masih juga perlu dibuat hirarki di

kalangan anasir-anasir masing-masing kriterium.

INVENTARISASI PERSOALAN

Uraian Persoalan

Untuk menangani usaha pengembangan lingkungan hidup diperlukan data dasar

tentang :

1. Jenis-jenis lingkungan hidup yang dikenal di Indonesia.

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 14: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

14

2. Luas dan daerah agihan (distribution area) jenis lingkungan hidup masing-masing.

3. Persoalan-persoalan pokok yang ada di jenis lingkungan hidup masing-masing.

Dengan data dasar itu kita dapat memperoleh pemgertian tentang jenis persoalan yang

harus dihadapi, berapa luas kawasan yang mengandung persoalan itu masing-masing dan

di mana persoalan masing-masing itu berada.

Suatu persoalan perlu diklasifikasikan menurut :

1. Dampaknya (impackt) atas keadaan lingkungan hidup. Taraf dampak dapat dibedakan

atas dasar :

1.1. Intensitas.

1.2. Ekstensitas.

2. Kemungkinan penyelesaiannya :

2.1. Dapat diselesaikan dengan cara-cara yang kini telah tersediakan dalam masyarakat.

Dapat diselasaikan dengan cara-cara yang lebih unggul, yang dapat disediakan

dalam masyarakat dalam waktu dekat.

2.3. Cara penyelesaian yang diperlukan belum dapat ditanggung oleh masyarakat

karena menyangkut masukan berat berupa organisasi dan teknologi yang sangat

unggul dan dana yang sangat besar, sehingga belum dapat dipertanggung-

jawabkan menurut pertimbangan ekonomi dan/atau sosial-budaya.

3. Sangkutannya dengan persoalan lain :

3.1 Berdiri sendiri, sehingga dapat diselesaikan secara tersendiri tanpa akan

mempengaruhi penyelesaian persoalan-persoalan lain, dan tidak memerlukan

dukungan penyelesaian persoalan-persoalan lain.

3.2 Merupakan persoalan dasar dan penyelesaiannya menjadi prasyarat bagi

penyelesaian persoalan-persoalan lain yang berhubungan.

3.3 Merupakan persoalan ikutan dan penyelesaiannya perlu didahului oleh

penyelesaian persoalan yang menjadi prasyaratnya.

3.4 Harus diselesaikan secara simultan dengan persoalan-persoalan lain yang

bersangkutan.

Intensitas dan ekstensitas persoalan kadang-kadang tidak saling sejalan, tergantung atas

sudut pandangan yang diambil. Misalnya, kekeringan yang sering melanda daerah Lombok

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 15: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

15

Selatan akan dinilai berintensitas besar menurut pandangan setempat, akan tetapi akan

dinilai berekstensitas kecil/terbatas menurut ukuran nasional. Sebaliknya, serangan hama

wereng mempunyai intensitas dan ekstensitas besar. Penyakit malaria dapat dinyatakan

mempunyai ekstensitas besar, akan tetapi boleh jadi dapat dianggap berintensitas kecil,

mengingat persen kematian dan kehilangan jam kerja karena penyakit itu sedikit.

Pembuatan sengketan (terras) untuk menanggulangi erosi tanah sudah dikenal baik

oleh para petani kita, bahkan sudah banyak yang tahu bagaimana membuat sengketan yang

baik. Jadi persoalan ini dapat langsung diselesaikan dan dapat segera dimasukkan dalam

rancangan pengawetan tanah. Pemupukan unsur hara renik untuk memacu peningkatan

hasil pertanian dapat dimasukkan sebagai persoalan dengan kemungkinan penyelesaian

dalam waktu dekat. Para petani pada saat ini pada umumnya memang belum mengenal

pemupukan unsur hara renik ini. Akan tetapi pelaksanaannya tidak memerlukan suatu

keterampilan khusus – dapat mudah disertakan paeda penyemprotan pestisida yang sudah

dukenal baik oleh petani – dan tiadak akan menambah banyak beban biaya produksi.

Meskipun harga pupuk unsur renik lebih mahal dibandingkan dengan pupuk unsur makro

biasa, akan tetapi hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit. Misalnya Cu sekitar 5

kg/ha, Zn antara 5 dan 15 kg/ha dan Mo sekitar 0,2 kg/ha (MITCHELL, 1969; SANCHES,

1976).

Usaha-usaha pengembangan lingkungan hidup yang kiranya perlu ditangguhkan ke

masadepan yang agak jauh misalnya memperluas fasilitas “modern living” ke dareah

pedesaan (tilpon, asuransi keluarga, elektrifikasi alat-alat rumah tangga, toko serba ada).

Usaha-usaha yang memerlukan persiapan jangka panjang a.l. reklamasi lahan pasir dengan

mendatangkan tanah lempung dari tempat lain secara besar-besaran, penggunaan “artificial

soil conditioners” secara umum untuk meningkatkan dayatahan tanah terhadap erosi serta

memperbaiki dayasimpan lengas tanah, menciptakan hujan buatan dan mekanisasi lengkap

usahatani.

Persoalan yang dapat ditangani tersendiri misalnya pengadaan jalur hijau,

pembuatan taman-taman di dalam kawasan permukiman, pengaturan lalu lintas dan

sebagainya. Pembangunan jalan-jalan poros atau jalan-jalan penghubung utama merupakan

prasyarat bagi pembukaan wilayah dan pendirian kawasan permukiman baru. Pembenahan

atau perbaikan tata air dalam suatu daerah tadahan (catchment area) atau dalam

keseluruhan daerah aliran (watershed) menjadi prasyarat pembangunan jaringan pengairan

dan jaringan pengadaan air rumah tangga. Pembangunan pertanian di daerah-daerah

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 16: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

16

pembukaan baru perlu didahului dengan penyuluhan dan bimbingan untuk menumbuhkan

dan mengembangkan motivasi kuat di kalangan para calon penghuni untuk memilih

pertanian sebagai bidang karya mereka. Pengawetan tanah dan air harus dilaksanakan

secara simultan karena sangat erat hubungannya satu dengan yang lain, bahkan saling

pengaruh mempengaruhi.

Peta Persoalan

Data dasar seperti dimaksudkan di atas paling baik disajikan dalam bentuk suatu

peta dengan skala yang cukup besar (1 : 25.000 barangkali paling baik; sudah cukup

terperinci dan bersamaan dengan itu masih belum terlalu besar sehingga masih enak

dipakai). Keunggulan suatu peta dibandingkan dengan data statistik biasa untuk dasar

perencanaan kegiatan dapat disenaraikan (listed) sebagai berikut. Suatu peta dapat

menunjukkan segera secara visual :

1. Tempat kedudukan, agihan lateral dan geometri daerah kerja serta letak tempat-tempat

persoalan.

2. Hubungan keruangan (spatial relationship) antar berbagai daerah kerja dan tempat

persoalan.

3. Ketercapaian (accessibility) tempat dan keterlintasan (trafficability) medan.

4. Jarak daerah kerja dari tempat fasilitas penelitian dan pengajian, sumber tenaga kerja

dan sumber bahan bangunan.

Suatu peta merupakan perkakas kerja yang sangat baik dan enak digunakan bagi

para pengatur kebijakan, para perencana dan perancang.

Peta-peta persoalan yang sekurang-kurangnya perlu disiapkan ialah :

1. Persoalan lingkungan fisik :

1.1. Iklim :

1.1.1. Bahaya kekeringan mempunyai keboleh-jadian besar.

1.1.2. Keturahan air (water excess) sering terjadi.

1.1.3. Daya erosi hujan kuat.

1.1.4. Neraca air yang tidak menguntungkan (ketersediaan air tidak merata

sepanjang tahun).

1.2. Hidrologi :

1.2.1 Laju pengatusan (drainage) terhambat.

1.2.2 Laju pengatusan berlebihan (excessive).

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 17: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

17

1.2.3 Embutan (fluctuation) debit aliran permukaan terlalu lebar sepanjang tahun.

1.2.4 Miskin cadangan air tanah, atau cadangan air tanah terlalu dalam.

1.2.5 Mutu air untuk pertanian, industri dan/atau rumah tangga buruk.

1.3. Timbulan :

1.3.1 Bahaya erosi besar

1.3.2 Bahaya longsor besar

1.3.3 Merupakan pembatas penggunaan mesin-mesin dan alat pertanian.

1.3.4 Membatasi atau meniadakan keterlintasan medan.

1.4. Tinggi tempat :

1.4.1. Suhu udara dan tanah rata-rata terlalu rendah untuk budidaya tanaman,

bahaya suhu beku besar.

1.4.2. Lama penyinaran matahari terbatas ; membatasi kelangsungan proses

fotosintesis.

1.4.3. Membatasi ketercapaian tempat.

1.5. Tanah :

1.5.1. Produksifitas cukup , potensi rendah.

1.5.2. Produktifitas rendah, potensi rendah.

1.5.3. Produktifitas rendah, potensi tinggi.

1.5.4. Sangat rentan terhadap erosi dan/atau longsoran tanah.

1.5.5. Sifat mekanika tanah buruk

1.5.6. Pola agihan kelas-kelas harkat tanah terlalu rumit.

1.5.7. Laju perembihan lambat sekali.

1.5.8. Laju perembihan terlalu cepat.

1.5.9. Mengandung racun tanaman (A1, B, “cat clay”, garam laut, H2S).

2. Persoalan lingkungan hayati :

2.1. Sumber hama.

2.2. Sumber penyakit :

2.2.1. Tanaman

2.2.2. Ternak

2.2.3. Manusia

2.3. Sumber gulma.

3. Persoalan tataguna lahan :

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 18: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

18

3.1. Tataguna lahan tidak mempan, tidak jitu atau merugikan pengawetan dan

pelestarian lingkungan hidup.

3.2. Taraf pencemaran (pollution) atau pengotoran (contamination) berat :

3.2.1. Udara.

3.2.2. Tanah.

3.2.3. Air.

3.3. Terdapat persaingan kepentingan dan saling merugikan antara beberapa bentuk

penggunaan lahan.

4. Persoalan lingkungan sosial-budaya :

4.1. Kependudukan :

4.1.1. Kepadatan penduduk terlampau tinggi.

4.1.2. Jumlah nisbi angkatan kerja, atau nisbah “Umur Produktif/ Umur Tak-Produktif “ kecil.

4.2. Pendidikan dan keterampilan :

4.2.1. Jumlah nisbi penduduk yang berpendidikan/berketrampilan cukup/memadai

kurang.

4.2.2. Kesempatan/lapangna kerja bagi penduduk yang berpendidikan/

berketrampilan cukup/memadai terbatas/langka.

4.3. Hukum adat, adat istiadat, pandangan hidup, agama dan kepercayaan :

4.3.1. Hukum adat atas tanah menghambat pelaksanaan rencana peruntukan tanah

yang lebih mempan dan lebih jitu.

4.3.2. Adat istiadat yang masih mementingkan hubungan otoritarianisme sehingga

mendesak perkembangan nalar.

4.3.3. Pandangan hidup yang masih menganut teguh tradisi nir-teknologi dan

fatalisme.

4.3.4. Kelakuan ritual yang mempersempit pandangan hidup dan mengembangkan

tata-hidup nir- ekonomi.

Di samping pemetaan persoalan, diadakan pula pemetaan faktor-faktor yang

menguntungkan atau yang menyumbang pada potensialitas yang tinggi. Faktor-faktor itu

a.l. sumberdaya mineral berharga yang dapat dipertimbangkan (workable), sumber bahan

bangunan yang dpat dimanfaatkan (endapan batu, kerakal, kerikil dan pasir untuk

pembangunan jalan ; endapan gamping untuk membuat kapur bangunan), endapan bahan

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 19: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

19

pupuk (batuan fosfat, guano), perairan bebas di pedalaman yang luas untuk pengembangan

perikanan darat, tenaga airuntuk pembangkit tenaga listrik, hutan yang menghasilkan

kayu bakar, kayu untuk pembuatan arang yang baik atau kayu bangunan yang

berproduktifitas tinggi, laut litoral yang kaya, keadaan iklim yang lunak dengan neraca air

yang baik untuk mengembangkan pertanaman tadah hujan dan tanah yang berproduktivitas

serta berpotensi tinggi. Pendeknya, semua kenyataan yang sebalik daripada fatsal-fatsal

persoalan tersebut di atas merupakan faktor-faktor positif bagi pembangunan dan

pengembangan lingkungan hidup.

SUATU GAGASAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Prioritas Penanganan Persoalan

Setelah semua anasir lingkungan hidup selesai disenaraikan dan dipetakan secara

lengkap, baik yang bersifat negatif maupun yang positif, dibuatlah urutan priorotas

penanganan persoalan dan urutan priorotas daerah kerja. Persoalan-persoalan yang diberi

prioritas teratas ialah yang :

1. Mempunyai dampak berekstensitas dan berintensitas tinggi

2. Merupakan prasyarat bagi penyelesaian persoalan-persoalan lain yang penting. Makin

banyak persoalan yang diprasyarati , makin tinggi prioritasnya.

3. Membentuk kelompok persoalan yang harus diselesaikan secara simultan. Makin besar

kelompoknya, makin tinggi prioritasnya.

Daerah kerja yang diberi priorias tertinggi ialah yang mengandung persoalan

berprioritas tinggi bersamaan dengan ketersediaan faktor-faktor positif yang dapat

memperlancar penyelesaian persoalan-persoalan itu. Faktor-faktor positif itu berada dalam

daerah kerja yang bersangkutan itu sendiri, atau boleh juga berada dalam satuan

lingkungan hidup yang bertetangga dengan daerah kerja. Cara yang terakhir ini dapat

dilanjutkan secara berangsur sampai terbentuk suatu asosiasi antar lingkungan hidup yang

bertetangga. Pemberian prioritas daerah kerja semacam ini berpangkal pada suatu asas

mendahulukan lingkungan hidup yang berpotensi lebih tinggi dari yang berpotensi lebih

rendah. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar jaminan lebih baik akan keberhasilan

usaha.

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 20: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

20

Loka-loka “Bench-Mark”

Yang diartikan dengan loka “bench-mark” (bench-mark site) ialah suatu satuan

lingkungan hidup yang dapat dijadikan perwakilan dari semua satuan lingkungan hidup

yang diwakili oleh loka “bench-mark” harus mengandung sekurang-kurangnya sebuah

persoalan asasi dengan dampak yang kuat. Suatu loka “bench-mark” mempunyai dua

peranan pokok : (1) sebagai tempat mengaji persoalan pada skala lapangan untuk

mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman yang secara langsung dapat

diekstrapolasikan ke tempat-tempat lain yang mengandung persoalan sejenis, dan (2)

sebagai titik toleh (reference point) dalam menilai hasil kerja di tempat lain.

Diusulkan mendirikan sekurang-kurangnya 7 buah loka “bench-mark”, yang

masing-masing mengandung persoalan-persoalan pokok sebagai berikut :

1. Hidrologi dan neraca air.

2. Kemampuan tanah (produktivitas dan potensi) dan hujan erosif.

3. Tataguna lahan:

3.1. Kawasan pedasaan.

3.2. Kawasan perkotaan.

4. Kepadatan penduduk besar.

5. Taraf pendidikan dan ketrampilan secara pukulrata di bawah tepian (submarginal).

6. Taraf kesehatan masarakat secara pukulrata di bawah tepian.

Pelaksanaan

Ada tiga pihak yang mempunyai peluang besar untuk menjadi pelaksana yang

mampu. Pertama ialah pemerintah daerah beserta semua dinas yang mempunyai hubungan

gawai dan struktur cacak (vertical). Kedua ialah lembaga-lembaga penelitian besarta

cabang-cabangnya di daerah-daerah. Ketiga ialah perguruan-perguruan tinggi. Suatu

perguruan tinggo sebagai pelaksana mempunyai kedudukan khas. Di samping mempunyai

fasilitas penelitian dan pengabdian masyarakat cukup, masih mempunyai tenaga kerja

yang cukup mampu dalam jumlah banyak berupa mahasiswa. Hal yang terakhir inilah yang

merupakan kekayaan perguruan tinggi yang tidak dapat disamai oleh pihak manapun juga.

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)

Page 21: PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUPsoil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1978-Pembangunan-dan.pdf · manfaat lainnya bagi manusia, merupakan tindakan yang mengubah lingkungan

21

ACUAN

Foster, Albert B. (1964) : Approved Practices in Soil Conservation. Third Edition. The Interstate Printers & Publishers, Inc., Davile, Illinois. Xviii + 384 h.

Klink, Hans-Jurgen (1974) : Geoecology and Natural Regionalization. Bases for Environmental Research. Applied Sciences and Development, vol. 4, h. 48-74.

Mitchell, Robert L. (1969) : Trace Elements in Soils. Dalam : Firman E. Bear, Chemistry of the Soil. Second Edition, Chapter 8, h. 320-368. Van Nostrand Reinhold Company, New York. xxii + 515 h.

Notohadiprawiro, T. (1977) : Suatu Konsep Tentang Wilayah dan Pewilayahan. Lokakarya Program Studi Perancangan dan Pembangunan Regional, PUTL-UGM.

Sanchez, Pedro A. (1976) : Properties and Management of Soils in the Tropics. John Wiley and Sons, New York. xii + 618 h.

Schwab, Glenn o., Kenneth K. Barnes, Richard K. Frevert, and Talcott W. Edminster (1971) : Elementary Soil and Water Engineering. Second Edition. Wiley International Edition, Toppan Company, Limited, Tokyo. x + 316 h.

Smithsonian Institution Symposium (1968) : The Quality of Man”s Environment. Voice of America Forum Lectures. 250 h.

United States Department of Agriculture (1954) : A Manual on Conservation of Soil and Water. Soil Conservation Service, Agriculture Hand-book No. 61. iv + 208 h.

«»

Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada (2006)