pembangkit dan pengenal kode morse berbasis … · sistem penyampain pesan sudah ada pada awal...
TRANSCRIPT
i
TUGAS AKHIR
PEMBANGKIT DAN PENGENAL KODE MORSE BERBASIS
SUARA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
HERI KRISWANTO
NIM : 115114005
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
FINAL PROJECT
MORSE CODE GENERATOR AND RECOGNIZER BASED
ON SOUND
Presented as Partial Fullfillment of The Requirements
To Obtain Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
By :
HERI KRISWANTO
NIM : 115114005
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
MOTTO :
Aku akan terus berusaha untuk mampu merubah arus..
Karena aku tidak ingin terbawa, hanyut dengan tenang dan perlahan
tenggelam dari pandangan oleh keadaan dan lingkungan.
Persembahan Karya ini ku persembahkan kepada ....
Tuhan Yesus yang selalu ada disetiap perjalanan hidupku.
Papa, Mama danKakak-kakak yang selalu mendukungku
dalam segala hal.
Dan semua orang yang mengasihiku dan mendukungku
dalam Tugas Akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI
Sistem penyampain pesan sudah ada pada awal peradaban manusia jauh sebelum
teknologi modern ada, banyak cara dan metode yang dapat digunakan,pengkodean dan suara
adalah salah satu media yang digunakan, kode morse adalah salah satu bentuk penyampaian
pesan melalui pengkodean dengan suara, Samuel F.B Morse berkebangsaan Amerika adalah
pencetus pertama kode morse, kode morse disepakati secara internasional sehingga dapat
diakui dan dipakai diseluruh dunia, masing-masing huruf, angka dan sinyal menggunakan
kode titik “.” dan garis “-“ yang telah diatur mewakili setiap karakter , untuk membedakan
titik dan garis digunakan perbandingan 1:3 (1 untuk titik dan 3 untuk garis).
Dalam pembuatan program pembangkit dan pengenal kode morse dengan software
matlab dibutuhkan 2 laptop secara bersamaan, laptop 1 sebagai pembangkit suara kode morse
dengan frekuensi kiriman 1khz, laptop 2 sebagai pengenal suara kode morse, suara yang
ditangkap akan melalui proses preprosesing dan dekoding, setelah melalu proses ini akan
dihasilkan hasil akhir yaitu “kata/teks”. Penulis menambahkan alat penunjang berupa speaker
pada laptop 1 dan mic pada laptop 2.
Hasil pengambilan data pada program pengenalan suara kode morse secara real time
jarak terjauh pengambilan data 5m.
Kata kunci: kode morse,pembangkit dengan frekuensi kiriman (1khz), preprosesing, decoding,
hasil kata/teks (real time).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Abstract
The message delivery system has already existed since the early human civilization
right before modern technology used. There was many ways and methods that can be applied,
code and voice are one of them that are used. Morse is a message delivery method through
codes and voices. Samuel F.B Morse, an American, was the first to introduce the Morse. It
was then internationally approved so it could be allowed and used. Each letters, numbers and
signals represented by period “.” And strip “-“ that was arranged to represent each characters.
To differentiate period and strip codes using 1:3 ratio (1 for period and 3 for strip)
In the making of Morse generator and recognizer program with matlab software, it
needs 2 laptops in the same time. First laptop is used as the Morse voice constructor with 1
kHz delivery frequency and the second laptop as the Morse voice recognizer. The received
voice will be processed through preprocessing and decoding. After passing through these
processes, words/texts are the expected output. The writer adds the supporting tools such as
speaker for laptop 1 and a mic for laptop 2.
The data collective result on the Morse voice recognition program is real-time. The
longest distance for data collective is 5 meters.
Keywords: Morse code, constructor with 1 kHz delivery frequency, preprocessing, decoding,
“words/codes” result
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus karena telah memberikan Berkat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan baik, dan dapat memperoleh gelar
sarjana.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa tidak lepas dari seluruh
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerah-Nya kepada penulis
2. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
3. Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Elekro
Universitas Sanata Dharma
4. Dr. Linggo Sumarno, selaku dosen pembimbing yang dengan tenang dan penuh
kesabaran untuk membimbing dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
5. Dr. Iswanjono, Wiwien Widyastuti, S.T., M.T., selaku dosen penguji yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan merevisi Tugas Akhir ini.
6. Papa dan Mama, serta kakak-kakak yang selalu mendoakan dan membantu segala
sesuatunya sampai pencapaian menyelesaiakan studi di jenjang perkuliahan
7. Segenap staff sekretariat, dan laboran Teknik Elektro yang telah memberikan
dukungan secara tidak langung dalam kelancaran tulisan tugas Akhir ini.
8. Puro Juan Handri yang selalu bersedia menemani lembur dalam menyelesaikan tugas
akhir.
9. Antonnius Bertin Dua Lembang rekan seperjuangan tugas akhir morse yang selalu mau
berbagi pendapat, Aprianus Paskalis Priska yang sudah mau meminjamkan laptop
untuk pengambilan data.
10. Teman-teman group “SKRIPSI”, Monica Jatu, Agnes Simon Redo, Ita,Yugo dan
Respati, yang selalu mengingatkan untuk selalu konsultasi dan selalu mau berbagi
saran dan pendapat.
11. Yohanes yang bersedia meminjamkan mic untuk pengambilan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ iv
PERYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................................. vii
INTISARI .............................................................................................................................. viii
ABSTRAK ............................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xix
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Metodologi penelitian .......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .................................................................................................. 2
1.4 Tujuan penelitian ................................................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Penjelasan Tentang Kode Morse ......................................................................... 4
2.2 Mic ....................................................................................................................... 4
2.3 Sampling .............................................................................................................. 5
2.4 Normalisasi .......................................................................................................... 6
2.1 Sliding Window Averaging ................................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III PERANCANGAN PEMBANGKIT DAN PENGENAL KODE
MORSE BERBASIS SUARA
3.1 Rancangan menyeluruh pembangkit dan pengenal kode morse berbasis suara . 9
3.1.1 Laptop 1 (Pembangkit Kode Morse) ................................................................... 9
3.1.2 Speaker ............................................................................................................... 10
3.1.3 Mic ............................................................................................................ 10
3.1.4 Laptop 2 (pengenal Kode morse) .............................................................. 10
3.2 Proses Pembangkit Kode Morse Berbasis Suara .............................................. 10
3.2.1Masukan (Kata/Teks) ................................................................................. 11
3.2.2 Pembangkit Suara Kode Morse .......................................................................... 11
3.2.3 Bunyi Kode Morse .................................................................................... 11
3.3 Proses Pengenalan Kode Morse ......................................................................... 12
3.3.1 Suara Kode Morse..................................................................................... 12
3.3.2 Rekaman ................................................................................................... 12
3.3.3 Preprosesing ....................................................................................................... 13
3.3.4 Decoding ................................................................................................... 13
3.3.5 Kata/Teks .................................................................................................. 14
3.4 Perancangan Program ........................................................................................ 14
3.4.1 Proses Pembangkit Suara Kode Morse ..................................................... 15
3.4.2 Proses Pengenal Kode Morse Pada Laptop 2 .......................................... 16
3.4.3 Proses Perekaman Suara Kode Morse ...................................................... 17
3.4.4 Preprosesing .............................................................................................. 18
3.4.5 Proses Decoding Pada Laptop 2 Sebagai Pengenal Kode Morse ............. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Program .............................................................................................. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2 Penjelasan Program Dan Proses Kerja Pembangkit Dan Pengenal Kode Morse
Bebasis Suara ..................................................................................................... 21
4.2.1 Pembangkit kode morse ............................................................................ 21
4.2.2 Pengenal kode morse ................................................................................ 25
4.3 Pengujian dan Analisis Hasil Pengenalan Kode Morse ..................................... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 62
5.2 Saran ................................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
Sinyal yang di hasilkan pada tahap preprosesing .................................................................... L1
Look up table Morse ................................................................................................................ L4
Menghitung hasil biner untuk menentukan keluaran kode karakter,
pada deteksi jumlah nol ........................................................................................................... L6
Menghitung hasil biner untuk menentukan keluaran kode karakter,
pada deteksi jumlah satu. ......................................................................................................... L7
Hasil tampilan biner pada proses preprosesing .................................................................... L8
Hasil tampilan pada dekoding ................................................................................................. L9
Program pembangkit kode morse .......................................................................................... L10
Program pengenal kode morse .............................................................................................. L11
Pengenal Huruf ...................................................................................................................... L13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mini Multimedia Microphone Genius MIC-01A .................. 5
Gambar 2.2 Sinyal sebelum melewati tahap sliding window average .................. 6
Gambar 2.3 Sinyal sesudah melewati tahap sliding window average .................. 7
Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian pembangkit dan pengenal kode morse .................. 9
Gambar 3.2 Blok diagram proses terjadinya pembangkit suara kode morse .................. 11
Gambar 3.3 Diagram blok pengenal kode morse .................. 12
Gambar 3.4 Diagram blok proses rekaman .................. 13
Gambar 3.5 Diagram blok preprosesing .................. 13
Gambar 3.6 Diagram blok proses decoding .................. 14
Gambar 3.7 flowchart pembangkit kode morse .................. 15
Gambar 3.8 flowchart proses pengenal kode morse pada laptop 2 .................. 17
Gambar 3.9 flowchart perekaman suara kode morse .................. 17
Gambar 3.10 flowchart preprosesing .................. 18
Gambar 3.11 flowchart decoding pada pengenal suara kode morse .................. 19
Gambar 4.1 Tampilan hasil akhir pada guide .................. 21
Gambar 4.2 Program pembangkit suara kode morse .................. 22
Gambar 4.3 Lookup table .................. 22
Gambar 4.3 (lanjutan)Lookup table .................. 23
Gambar 4.4 Pembagian durasi waktu yang dibangkitkan .................. 24
Gambar 4.5 Program perekaman .................. 25
Gambar 4.6 Program downsampling .................. 26
Gambar 4.7 Program nilai absolute .................. 26
Gambar 4.8 Program normalisai .................. 26
Gambar 4.9 Program sliding window averaging .................. 26
Gambar 4.10 Program thresholding ke biner .................. 27
Gambar 4.11 Hasil biner pada tampilan guide .................. 27
Gambar 4.12 Program deteksi jumlah nol .................. 28
Gambar 4.13 Program deteksi jumlah satu .................. 29
Gambar 4.14 Program dekoding tahap kedua 9kode karakter -> teks) .................. 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.15 Program Tombol Selesai .................. 31
Gambar 4.16 dengan kata kiriman “SANATA” dan jarak 30cm .................. 32
Gambar 4.17 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 32
Gambar 4.18 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 30cm .................. 33
Gambar 4.19 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 33
Gambar 4.20 dengan nama kiriman “Sanata” dan jarak 100cm .................. 34
Gambar 4.21 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 34
Gambar 4.22 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 100cm .................. 35
Gambar 4.23 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 35
Gambar 4.24 dengan nama kiriman “SANATA” dan jarak 200cm .................. 36
Gambar 4.25 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 36
Gambar 4.26 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 200cm .................. 37
Gambar 4.27 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 37
Gambar 4.28 dengan nama kiriman “SANATA” dan jarak 300cm .................. 38
Gambar 4.29 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 38
Gambar 4.30 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 300cm .................. 39
Gambar 4.31 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 39
Gambar 4.32 dengan nama kiriman “SANATA” dan jarak 400cm .................. 40
Gambar 4.33 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 40
Gambar 4.34 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 400cm .................. 41
Gambar 4.35 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.36 dengan nama kiriman “SANATA” 500cm .................. 42
Gambar 4.37 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 42
Gambar 4.38 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 500 cm .................. 43
Gambar 4.39 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 43
Gambar 4.40 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 600 cm .................. 44
Gambar 4.41 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse) .................. 44
Gambar 4.42 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 1) .................. 48
Gambar 4.43 hasil tampilan pada guide .................. 48
Gambar 4.44 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 2) .................. 49
Gambar 4.45 hasil tampilan pada guide .................. 49
Gambar 4.46 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 3) .................. 50
Gambar 4.47 hasil tampilan pada guide .................. 50
Gambar 4.48 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 4) .................. 51
Gambar 4.49 hasil tampilan pada guide .................. 51
Gambar 4.50 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 5) .................. 52
Gambar 4.51 hasil tampilan pada guide .................. 52
Gambar 4.52 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 6) .................. 53
Gambar 4.53 hasil tampilan pada guide .................. 53
Gambar 4.54 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 1) .................. 55
Gambar 4.55 hasil tampilan pada guide .................. 55
Gambar 4.56 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 2) .................. 56
Gambar 4.57 hasil tampian pada guide .................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4.58 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 3) .................. 57
Gambar 4.59 hasil tampilan pada guide .................. 57
Gambar 4.60 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 4) .................. 58
Gambar 4.61 hasil tampilan pada guide .................. 58
Gambar 4.62 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 5) .................. 59
Gamabr 4.63 hasil tampilan pada guide .................. 59
Gambar 4.64 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 6) .................. 60
Gambar 4.65 hasil tampilan pada guide .................. 60
Gambar 4.66 hasil tampilan yang dikenal dengan baik .................. 62
Gambar 4.67 hasil tampilan yang gagal dikenali dikenali .................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Spesifikasi Mini Multimedia Microphone Genius MIC-01A .................. 5
Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengambilan Data Percobaan .................. 47
Tabel 4.2 Tabel Hasil Pengambilan Data Percobaan .................. 54
Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengambilan Data Percobaan .................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem penyampain pesan sudah ada pada awal peradaban manusia jauh sebelum
teknologi modern ada, banyak cara yang dapat digunakan, suara adalah salah satu media yang
sering digunakan, baik objek dan subjek yang digunakan setidaknya dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak.
Penyampaian pesan tidak selalu disampaikan secara langsung, jenis pesan juga ada yang
berbentuk pribadi dan rahasia, seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya pola
pikir manusia maka dibuatlah pengkodean, kode atau simbol, agar pesan yang disampaikan
tidak diketahui banya orang selain orang yang dituju.
Samuel F.B Morse berkebangsaan Amerika adalah pencetus pertama kode morse. Kode
morse disepakati secara internasional sehingga dapat diakui dan digunakan di seluruh dunia.
Masing-masing huruf, angka dan sinyal menggunakan kode titik “.” dan garis “-“ yang telah
diatur mewakili setiap karakter[1]. Untuk membedakan titik dan garis digunakan
perbandingan 1:3 (1 untuk titik dan 3 untuk garis)[2].
Jika pada terdahulu pengkodean kode morse suara menggunakan metode peluit sebagai
penghasil suara, dimana dengan metode tersebut suara pengkodean yang dihasilkan sulit untuk
dimengerti oleh orang awam, untuk mempermudah penggunaan kode morse sebagai salah satu
media penyampaian pesan yang masih digunakan saat ini, maka pada era baru ini dilibatkan
penggunaan komputer beserta perangkat lunaknya sebagai alat yang paling efisien untuk
penyusunan dan penerjemah data. Salah satu perkembangan teknologi saat ini seperti matlab,
dengan sistem pemprograman pada matlab, bunyi dari kode morse yang dihasilkan dapat
diterjemahkan secara langsung dan tentunya dapat dimengerti dengan mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1.2 Metodologi penelitian
Pada penelitian “pembangkit dan pengenalan kode morse berbasis suara” yang
menggunakan matlab, membutuhkan 2 buah laptop secara bersamaan, masing-masing dari
laptop berfungsi sebagai pembangkit dan pembaca kode morse, kode morse akan dibangkitkan
dari laptop 1 sebagai pembangkit, dan akan dibaca pada laptop 2 sebagai pengenal, pembacaan
secara berurutan sesuai dengan data yang dikirimkan.
Huruf yang dikirimkan dari laptop 1 diproses menjadi keluaran bentuk bunyi kode
morse, suara keluaran dari pembangkit kode morse laptop 1 akan ditangkap pada computer 2
sebagai pengenal, suara yang ditangkap akan diproses dan menghasilkan teks dalam bentuk
keluaran akhir, pembacaan kode morse bentuk suara pada laptop 2 berjalan secara berurutan
sesuai dengan data suara keluaran dari pembangkit kode morse laptop 1.
1.3 Batasan Masalah
1. Alat pembangkit dan pengenal kode morse dengan look up table menggunakan
matlab, yang dapat membangkit dan membaca data yang dikirimkan dan mengubah ke
dalam bentuk yang berbeda (dari masukan huruf menjadi suara dan akan diproses pada
pengenal kode morse dan diubah ke bentuk teks sebagai keluaran akhir)
2. Proses pembangkit dan pengenalan kode morse menggunakan 2 laptop yang berbeda,
masing-masing laptop berfungsi sebagai pembangkit yang mengirimkan data berupa
masukan tulisan dan keluaran bunyi, dan pengenal kode morse yang menerima data
suara yang dikirimkan dan mengubah kedalam bentuk teks yang akan ditampilkan
pada layar computer 2 sebagai pengenal kode morse.
3. Keluaran laptop 1 “bunyi kode morse” dan keluaran laptop 2 “kata/teks”
4. Frekuensi input suara kode morse sebesar 1Khz.
5. Hasil akhir keluaran “kata” pada laptop 2 hanya sebanyak “1 kata”.
6. Kode morse yang dikirimkan “a, b, c, d ……. z”.
7. Pengambilan data di studio rekaman.
8. Lama durasi pengambilan data percobaan 30 detik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan pembangkit dan
pengenal kode morse berbasis suara, dengan menggunakan speaker sebagai pembangkit
suara kode morse dan mic sebagai pengenal dan program matlab sebagai pengolah data.
1.5 Manfaat Penelitian
Memanfaatkan kecanggihan perkembangan teknologi khususnya matlab, dengan
menggunakan program matlab dapat mempermudah pembacaan kode morse, dan tentunya
jeda suara yang dihasilkan akan lebih akurat jika dibandingkan dari suara peluit yang
ditiupkan.
Pembangkit dan pengenal kode morse dengan menggunakan matlab yang sudah
diprogram dengan data penyandian yang mewakili masing-masing dari setiap huruf dan
angka sesuai dengan aturan kode Morse yang ditetapkan, sehingga dalam penerapannya
kita tidak perlu mengingat kembali bentuk penyandian (titik dan garis) dari masing-masing
huruf yang di wakili.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
DASAR TEORI
Dasar teori akan menjelaskan tentang komponen pembentukan “pembangkit dan
pengenalan kode morse berbasis suara”, yang terdiri penjelasan kode morse, mic, sampling,
normalisasi dan sliding window averaging.
2.1 Penjelasan Tentang Kode Morse
Kode morse adalah sistem representasi huruf-huruf, huruf-huruf yang diwakili dengan
menggunakan kode “titik” “ • ” dan “garis” “ - ” yang telah di atur mewakili setiap karakter
sesuai dengan ketetapan yang disepakati seperti pada lampiran look up table. [1]
Pada pengirim kode morse kita harus memperhatikan waktu yang diberikan pada
setiap kode “titik” dan “garis” yang mewakili setiap huruf, waktu yang diberikan sesuai
dengan ketetapan yang telah ditentukan yaitu 1 : 3 sesuai pada acuan [2]. Waktu yang
diberikan melingkupi, lama waktu pada masing-masing kode morse “titik” “.” dan “garis” “-
“ jeda waktu antara karakter atau jeda waktu antara kode titik “.” Dan garis “-”, jeda waktu
antara huruf.
Perbedaan waktu inilah yang harus diperhatikan agar hasil suara keluaran pada morse
dapat dibedakan antara kode yang mewakili huruf yang satu dengan lainnya.
2.2 Mic
Penulis juga menambahkan mic pada laptop 2 , penambahan mic bertujuan sebagai alat
bantu tambahan bagi laptop 2 untuk menangkap suara keluaran kode morse dari laptop 1,
mikrofon yang digunakan adalah microfon jenis mini multimedia microphone Genius MIC-
01A. Spesifikasi dari mini multimedia microphone Genius MIC-01A dapat dilihat pada table
2.1..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Gambar 2.1. Mini Multimedia Microphone Genius MIC-01A
Tabel 2.1. Spesifikasi Mini Multimedia Microphone Genius MIC-01A
Frequency Response 100Hz~10KHz
Sensitivity -62dB
Output Impedance 2.2KΩ @1KHz
Cable length 3.0 Meters
Audio Output Connector 3.5mm Stereo Audio Plug
2.3 Sampling
Sampling adalah proses pengambilan sebuah sinyal terhadap waktu tertentu. Dalam
proses sampling, sinyal suara yang diambil akan menjadi gelombang diskrit. Pada saat proses
sampling , nilai frekuensi sampling harus diperhatikan. Frekuensi sampling merupakan laju
pengambilan yang menandakan banyak pengambilan sinyal analog dalam satu detik. Nilai
satuan frekuensi sampling yakni Hertz (Hz). Harry Nyquist dari Bell Laboratory mempelajari
proses sampling dan membuat kriteria untuk menentukan laju sampling (sampling rate)
minimun untuk sinyal analog kontinyu [4]. Nilai frekuensi sampling sebaiknya tertuju pada
kriteria Nyquist. Saat ini laju sampling minimum dikenal sebagai Nyquist sampling rate yang
menyatakan bahwa frekuensi sampling minimal harus dua kali lebih besar dari frekuensi
tertinggi dari sinyal yang disampling tersebut [5]. Rumus pada kriteia Nyquist dapat dituliskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Keterangan : Fs = frekuensi sampling (Hz)
Fm = frekuensi sinyal analog (Hz)
2.4 Normalisasi
Normalisasi adalah proses penskalaan amplitudo pada setiap sinyal untuk didapat
amplitudo yang diharapkan. Normalisasi bertujuan untuk menyeragamkan nilai amplitudo dari
sinyal sampel [6]. Proses normalisasi sangat diperlukan karena besarnya amplitudo suara yang
dihasilkan selalu berbeda. Perhitungan matematis untuk mencari nilai normalisasi dirumuskan
dengan persamaan sebagai berikut :
))
dengan keterangan sebagai berikut :
= hasil data sinyal normalisasi (1,2,3,…,N)
= data masukan dari sampling (1,2,3,…,N)
2.1 Sliding Window Averaging
Sliding window averaging adalah proses yang di rancang untuk mengurangi runcing
pada ujung sinyal, setelah melewati proses sliding window averaging akan terlihat hasil sinyal
yang lebih rapi atau mulus, pada gambar 2.2, 2.3 dan 2.4 dapat dilihat perbandingan hasil
sinyal yang belum melewati dan sesudah melewati proses ini.
2.1
2.2
Amplitudo
Gambar 2.2. sinyal sebelum melewati
tahap
sliding window average
sample ke n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Adapun perumusan pada sleading window average adalah sebagai berikut :
Sn = mean (Sn-m,…,Sn-1,Sn,Sn+1,…,Sn+m)
Keterangan:
Sn= sampel ke n
m=1,2,3,….. dengan 2m+1 adalah lebar sliding window average
Amplitudo
Gambar 2.3. sinyal sesudah melewati tahap
sliding window averaging 3 titik
sample ke n
Amplitudo
sample ke n
Gambar 2.4. sinyal sesudah melewati tahap
sliding window averaging 5 titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB III
PERANCANGAN PEMBANGKIT DAN PENGENAL
KODE MORSE BERBASIS SUARA
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang proses pembuatan “perancangan pembangkit
dan pengenal kode morse berbasis suara”. Hal pertama yang dilakukan penulis adalah
mencarian baik data kode morse yang di akui dan penjelasan tentang program matlab yang di
peroleh dari buku-buku dan sumber internet yang terpercaya, sebagai acuan dari penulisan dan
pembuatan dalam program ini. penulis menggunakan software matlab sebagai program
pembangkit dan pengenal kode morse berbasis suara. Proses pembuatan program di mulai dari
perrancangan diagram kotak, setelah penulis merasa sesuai, di lanjutkan pada pembuatan
program dengan menggunakan diagram alir atau yang biasa di sebut dengan flow chart.
Tujuan dari penggunaan diagram alir adalah untuk memudahkan penulis dalam pemuatan
program “perancangan pembangkit dan pengenal kode morse berbasi suara”. Kemudahan
yang di maksud adalah dalam mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi.
Dalam pembuatan program pembangkit dan pengenal kode morse dengan software
matlab dibutuhkan dua buah komputer atau laptop , masing-masing dari laptop ini mempunya
fungsi yang berbeda, laptop 1 berfungsi sebagai media pembangkit dan laptop 2 berfungsi
sebagai media pengenal kode morse. Penulis menambahkan alat penunjang berupa speaker
pada laptop 1 dan mic pada laptop 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3.1 Rancangan menyeluruh pembangkit dan pengenal kode morse
berbasis suara
Gambar 3.1. adalah gambaran secara menyeluruh rancangan pembangkit dan pengenal
kode morse berbasis suara.
Gambar 3.1. Diagram blok rangkaian pembangkit dan pengenal kode morse
Keterangan:
3.1.1 Laptop 1 (Pembangkit Kode Morse)
Laptop satu berperan sebagai pembangkit kode morse basis suara, laptop satu yang telah
di lengkapi software matlab berperan sebagai pembangkit atau bisa disebut juga sebagai
pengkoding data, tahap ini adalah proses terjadinya pengkodingan dari masukan kode morse
seperti pada lampiran look up table dalam bentuk kata/teks yang di ubah menjadi kode morse
dalam bentuk bunyi sebagai keluarannya, kata atau teks yang menjadi masukan oleh user
sesuai dengan data look up table yang ada.
Laptop 2
Pengenal kode
morse
kabel
Laptop 1
Pebangkit kode
morse
Speaker
mic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3.1.2 Speaker
Speaker berfungsi sebagai pembesar suara atau bunyi keluaran kode morse yang di
hasilkan dari laptop 1. Penulis menambahkan speaker aktif untuk memperkeras suara keluaran
kode morse agar dapat direkam dengan jelas oleh pengenal suara kode morse pada laptop 2,
penambahan speaker juga untuk memperjelas bahwa alat pembangkit dan pengenal kode
morse ini di buat mendekati pada kenyataannya, dimana kode morse digunakan dalam atau
pada jarak dan tempat yang berjauhan antara suara yang dikeluarkan dan penerima suara.
3.1.3 Mic
Mic di tambahkan penulis dalam rancangan alat ini, untuk mendengarkan atau
menangkap suara/bunyi kode morse yang di hasilkan dari speaker laptop 1 (pembangkit kode
morse), diharapkan dengan menggunakan tambahan mic agar suara yang di terima atau di
tangkap dapat terbaca dan di olah dengan baik pada laptop 2 (pengenal kode morse).
3.1.4 Laptop 2 (pengenal Kode morse)
Pada rancangan alat ini, laptop 2 yang telah dilengkapi software matlab, berfungsi
sebagai pengenal kode morse, pada tahap ini terjadi proses perekaman suara yang di tangkap
dari pengirim kode morse (laptop 1). Perekaman dengan software matlab menghasilkan data
dalam bentuk file wab. Data file wab inilah selanjutnya akan di proses di dalam pengenal
kode morse (laptop 2). File wav akan diubah menjadi kata /teks sebagai keluaran atau hasil
akhir kode morse.
3.2 Proses Pembangkit Kode Morse Berbasis Suara
Proses pembangkit kode morse basis suara ini adalah tahap awal atau pertama yang di
lakukan dalam sistem keseluruhan pembangkit kode morse, tahap pembangkit kode morse
terjadi pada laptop 1 yang berfungsi sebagai pengkodingan data dari bentuk tes yang
dimasukan oleh penulis atau user dan di ubah atau di proses ke dalam bentuk bunyi pada
laptop 1 sebagai pembangkit sinyal morse, pada tahap ini adalah perubahan masukan kata
(teks) ke bentuk keluaran berupa bunyi prosesnya dapat dilihat pada gambar 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 3.2. Blok diagram proses terjadinya pembangkit suara kode morse
Penjelasan:
3.2.1 Masukan (Kata/Teks)
Masukan kata (teks) oleh user adalah tahap paling awal . jenis kata yang di masukan
juga menentukan banyaknya notasi bunyi yang di hasilkan, karena banyak kode dari setiap
huruf pada abjad sesuai dengan look up table yang ada pada bagian lampiran berbeda.
3.2.2 Pembangkit Suara Kode Morse
Pembangkit suara kode morse terjadi pada laptop 1, kata/teks berupa masukan awal
sesuai dengan yang di masukan oleh user, laptop 1 berfungsi sebagai pengubah masukan
kata/teks menjadi keluaran kode morse dalam bentuk bunyi dengan rekuensi sebesar 1 KHz
[2]. Ada dua jenis bunyi yang di keluarkan yaitu bunyi pendek dan bunyi panjang. Bunyi
pendek adalah “titik” sama dengan “0” dan bunyi yang panjang adalah “garis” sama dengan
“1”, banyaknya bunyi pada masing-masing masukan di karenakan banyak kode morse pada
setiap masukan berbeda dan banyak kode morse ini sesuai dengan ketentuan pada look up
table.
3.2.3 Bunyi Kode Morse
Bunyi kode morse adalah hasil yang didapatkan dari proses pembangkit kode morse
yang terjadi pada laptop 1. Keluaran bunyi kode morse ada dua jenis yaitu “bunyi pendek”
mewakilkan “titik” dan “bunyi panjang” mewakilkan “garis”. Untuk lebih jelasnnya penulis
akan menjabarkan bunyi keluaran kode morse.
Acuan Kode morse untuk huruf “A”= . –
Pembangkit suara kode morse Masukan: kata/teks
Keluaran: suara kode
morse
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Huruf masukan= A
Maka bunyi yang dihasilkan= bunyi pendek, bunyi panjangg.
Acuan Kode morse untuk huruf “B”= – …
Huruf masukan= B
Maka bunyi yang dihasilkan= bunyi panjang, bunyi pendek,bunyi pendek,bunyi
pendek.
Hasil bunyi keluaran akan berbeda sesuai dengan kata masukan, karena setiap jenis
kode yang ada pada setiap abjad berbeda.
3.3 Proses Pengenalan Kode Morse
Pengenal kode morse akan membaca atau merekam bunyi kode morse yang di hasilkan
dari pembangkit kode morse, pada tahap ini bunyi kode morse yang di keluarkan dari
pembangkit kode morse akan di rekam, di proses dan di coding menjadi kata (teks) sebagai
hasil akhirnya, proses pengenalan kode morse dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3. Diagram blok pengenal kode morse
3.3.1 Suara Kode Morse
Masukan suara kode morse pada proses ini, adalah suara yang dihasilkan pembangkit
kode morse pada laptop 1.
3.3.2 Rekaman
Proses rekaman adalah pada saat laptop 1 mengeluarkan bunyi kode morse, secara
bersamaan laptop 2 merekam dengan program rekaman wav pada software matlab yang ada
pada laptop 2. Hasil rekaman beru`pa file wav, proses ini dapat di lihat pada gambar 3.4.
Suara Kode
Morse decoding preprosesing
Rekaman
(keluaran file
wav)
kata (teks)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 3.4. Diagram blok proses rekaman
3.3.3 Preprosesing
Tahap ini terdiri dari data rekaman file wav, down sampling, nilai absolut, normalisasi,
sliding window averaging, thresholding ke biner dan keluaran kode biner, proses preprosesing
dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5. diagram blok preprosesing
3.3.4 Decoding
Proses decoding adalah untuk merubah kode morse yang sebelumnya telah di rekam
dan di ubah ke bentuk kata/teks, kata/teks yang dihasilkan dari proses dekoding inilah hasil
akhir dari dari proses pengenalan kode morse ini, proses decoding dapat dilihat pada gambar
3.6.
Rekam File wav
Suara Kode
Morse
File wav
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 3.6. Diagram blok proses decoding
Decoding tahap satu adalah proses dimana kode biner yang dihasilkan dari proses
tresholding diuabah ke bentuk kode karakter, kode karakter yang dihasilkan seperti ss, sh, sk,
pd dan pj, kode karakter tersebut akan menjadi keluaran pada proses decoding tahap 1,
selanjutnya kode karakter yang telah dihasilkan dari dekoding tahap 1 akan diproses lagi pada
proses decoding tahap 2, dimana kode karakter tersebut akan diubah ke bentuk “kata/teks”,
hasil “kata/teks” pada proses decoding tahap 2 ini lah yang akan menjadi keluaran akhir
proses pengenalan pada laptop 2.
3.3.5 Kata/Teks
Kata atau teks adalah hasil akhir yang di peroleh dari proses dekoding, biner ke
kata/teks.
3.4 Perancangan Program
Dalam perancangan program pembangkit dan pengenal kode morse akan diterangkan
bagai mana sistem kerja pembangit dan pengenal kode morse ini, sistem pembangkit dan
pengenal kode morse bersifat realtime, pada bagian perancangan ini penulis akan menjelaskan
tahap demi tahap proses dan alur program dengan menggunakan flowchart, mulai dari
kata/teks yang di masukan secara langsung oleh user, proses perubahan kata ke bunyi kode
morse pada laptop 1 yang berperan sebagai pembangkit kode morse. Dimulai dari proses
rekaman, preprocessing dan decoding adalah tahap pengenalan kode morse yang terjadi pada
laptop 2 sebagai pengenal kode morse dan di akhiri dengan keluar atau hasil akhir kode morse
dalam bentuk kata/teks,berikut penjelasan flowchart perbagiannya.
Masukan
kode biner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3.4.1 Proses Pembangkit Suara Kode Morse
Tahap ini adalah proses dimana suara dibangkitkan yang pada awalnya masih dalam
betuk kata/teks sebagai masukannya.
Berdasarkan pada acuan [7], untuk menyuarakan suatu vektor, ataupun membaca dan
menyimpan file oudio berformat WAV, digunakan command berikut:
1) x,Fs= wavread(„nama_file‟)
membaca file WAV dan menyimpannya dalam vektor x, serta mengembalikan
frekuensi sampling Fs dari file tersebut.
2) Wavwrite(x,Fs,‟nama_file‟)
Menuliskan file WAV dari vektor x dengan frekuensi sampling Fs.
3) Sound(x,fs)
Menyuarakan vektor x dengan frekuensi sampling Fs
4) Sounds(x,Fs)Sama seperti sintaks sebelumnya, namun vektor x terlebih dahulu
diskalakan pada selang (–1 ≤ x ≤ +1).
Frekuensi yang digunakan dalam perancangan ini sebesar 1KHz berdasarkan dengan
acuan [2], pada gambar 3.7. di bawah ini adalah bagaimana proses terjadinya pembangkit
suara kode morse.
Mulai
Membangkitkan gelombang
sinussoida 1KHz
Kirim sinyal bunyi
ke speaker
Selesai
Masukan
(kata/teks)
Keluaran suara
sandi morse
Gambar 3.7. flowchart pembangkit kode morse
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Bunyi yang dihasilkan pada tahap ini akan dikeluarkan melalui speaker yang ada pada
komputer 1 sebagai pembangkit suara kode morse, adapun bunyi yang dihasilkan adalah bunyi
pendek yang mewakili “.” Dan bunyi panjang yang mewakili “-“, lama durasi bunyi mengacu
pada ketentuan 1:3 saat [2].
Banyaknya suara yang dihasilkan akan berbeda-beda tergantung dari masukan oleh
user, dikarenakan kode morse yang terdapat pada setiap huruf berda-beda seperti pada
lampiran look up table.
3.4.2 Proses Pengenal Kode Morse Pada Laptop 2
Setelah bunyi kode morse dibangkitkan dari laptop 1, maka laptop 2 sebagai pengenal
kode morse akan membaca bunyi keluaran kode morse dari pembangkit, tahap pembacaan
kode morse bermula dari merekam bunyi keluaran kode morse, hasil data rekaman yang jadi
akan berbentuk file wav. Flowchart program keseluruhan pada pengenal kode morse di
bagian laptop 2 ini akan menerima bunyi kode morse yang dihasilkan pada pembangkit kode
morse pada laptop 1.jika pada proses pembangkit kode morse karakter kata/teks masukan di
program menjadi suara kode morse sebagai keluarannya, maka pada tahap pengenalan kode
morse ini, bunyi keluaran kode morse pada pembangkit kode morse adalah sebagai masukan
dan akan melalui tahap preprosesing dan decoding sehingga keluaran akhir pada bagian
pengenal kode morse ini adalah kata /teks, proses program keseluruhan pada pengenal kode
morse dapat dilihat pada gambar 3.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3.4.3 Proses Perekaman Suara Kode Morse
Proses perekaman suara kode morse dimulai dari pembacaan yang dilakukan pengenal
kode morse atas keluaran suara kode morse dari pembangkit kode morse. Ada proses sampling
suara pada saat rekaman berlangsung, proses sampling suara berfungsi untuk merekam suara
kode morse, dengan nilai frekuensi sampling yang telah di tentukan, pada gambar 3.9. adalah
proses rekaman.
Gambar 3.8. flowchart proses pengenal kode morse pada laptop 2
Mulai
Rekaman
prosesing
Selesai
Masukan
Bunyi sandi morse
Keluaran :
Kata/teks
Decoding
Gambar 3.9. flowchart perekaman suara kode morse
Mulai
Sampling suara
Selesai
Masukan
Bunyi sandi morse
Keluaran :
Nada rekaman (file
wav)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lama rekaman yang dilakukan ditentukan oleh user dan menyesuaikan berapa lama
suara kode morse yang di keluarkan pada pembangkit kode morse.
3.4.4 Preprosesing
Setelah proses rekaman data selesai dilakukan, maka file wav yang didapatkan dari
hasil tahap perekaman suara kodemorse diubah kedalam bentuk kode biner, tahap ini adalah
tahap preprosesing, tahap preprosesing melingkupi bebeapa tahap sebelum menghasikan kode
biner sebagai hasil akhirnya, tahap-tahap tersebut di mulai dari masukan berupa data vile wav
sebagai data yang akan diproses, downsampling yang berfungsi sebagai mereduksi jumlah data
yang besar akibat nilai sempling yang besar sehingga dapat menghasilkan data dengan tingkat
frekuensi yang rendah[5], nilai absolut untuk memberi nilai absolut pada sinyal yang
dihasilkan, normalisasi yang berfungsi sebagai penskalaan amplitudo pada setiap sinyal untuk
mendapatkan amplitudo seperti yang diharapkan, sliding window averaging berfungsi untuk
merapikan sinyal yang dihasilkan, tresholding kebiner berfungsi untuk menentukan kode biner
0 dan 1 dari sinyal kota yang dihasilkan, setelah tahap-tahap ini dilewati akan didapatkan hasil
akhir pada proses preprosesing dengan keluaran dalam bentuk kode biner, tahap demi tahap
perubahan file wav ke kode biner di jabarkan pada gambar 3.10 dibawah ini.
Mulai
Downsamplin
g
Selesai
Masukan
File wav
Nilai Absolut
Normalisasi
Sliding window averaging
Thresholding ke biner
Keluaran: kode biner
Gambar 3.10. flowchart preprosesing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3.4.5 Proses Decoding Pada Laptop 2 Sebagai Pengenal Kode Morse
Proses decoding adalah tahap akhir pada proses pengenalan kode morse, decoding
adalah proses pengubahan kode biner menjadi kata/teks, kata/teks ini keluaran dan hasil akhir
dari pengenal kode morse, kata/teks hasil decoding ini juga sebagai akhir dari keseluruhan
program yang di jalankan.
Pada tahap decoding ini ada 2 proses decoding yang terjadi, proses decoding tahap
pertama adalah mengubah kode biner menjadi kode karakter, proses decoding tahap ke dua
adalah mengubah kode karakter menjadi kata/teks. Pada tahap dua decoding ini ada proses
menyamakan kata/teks keluaran tahap kedua dengan kata/teks masukan pada pembangkit kode
morse, bertujuan untuk memastikan bahwa kata/teks keluaran pada decoding tahap 2 sesuai
dengan kode karakter yang telah digunakan untuk setiap kata/teks. Gambar 3.11. adalah
proses decoding yang di maksudkan.
tidak
Dekoding tahap 1
Dekoding tahap 2
Mulai
Diteksi jumlah nol
Selesai
Masukan
(Kode biner)
Diteksi jumlah satu
Deteksi spasi antara huruf
Koding huruf
Keluaran
(kata/teks)
Data masih?
Simpan huruf aray
Data masih?
tidak
Ya
Ya
Gambar 3.11. flowchart decoding pada pengenal suara kode morse
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Program
Pengujian program yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk memastikan apakah
program yang telah dirancang dan dibahas pada bab sebelumnya dapat berhasil dijalankan,
pada pengujian program pembangkit dan pengenal kode morse berbasis suara ini
menggunakan 2 buah laptop secara bersamaan, laptop 1 berfungsi sebagai pembangkit suara
kode morse, suara yang dikirimkan akan diperkuat dengan speaker external yang sudah
tersambung dengan laptop, sedangkan laptop 2 berfungsi sebagai pengenal suara kode morse,
agar suara dapat ditangkap dengan jelas ditambahkan mic sebagai alat bantu. Berikut
spesifikasi laptop, mic dan speaker yang digunakan.
A. Prosesor : Intel® Core™ i3-2310M CPU @ 2.10GHz
RAM : 2 GB
Tipe : Sistem operasi 32 bit
B. Speaker okaya lk-3057 :
Pmpo : 2000 w
Power output : RMS 15 w
Ps : AC-220v/50hz
C. Prosesor : Intel® Core™ i3-2310M CPU @ 2.10GHz
RAM : 2 GB
Tipe : Sistem operasi 32 bit
D. Mic genius MIC-01A:
Frequency Response :100Hz~10KHz
Sensitivity :-62dB
Output Impedance :2.2KΩ @1KHz
Cable length :3.0 Meters
Audio Output Connector :3.5mm Stereo Audio Plug
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Pada pengujian program ini, hasil akhir pengujian pembangkit kode morse berbasis
suara dapat dilihat pada tampilan guide yang terdapat pada laptop 2 sebagai pengenal suara
kode morse, dapat dilihat pada gambar 4.1. tampilan guide mencangkupi keluaran sinyal
rekaman file wav,kode biner dan kata.
Gambar 4.1 Tampilan hasil akhir pada guide
4.2 Penjelasan Program Dan Proses Kerja Pembangkit Dan Pengenal
Kode Morse Bebasis Suara
Berikut akan dijelaskan bagaimana program dan proses kerja pembangkit dan pengenal
kode morse berbasis suara ini berlangsung.
4.2.1 Pembangkit kode morse
Pembangkit suara kode morse terjadi pada laptop 1, kata/teks berupa masukan awal
sesuai dengan yang dimasukan oleh user, laptop 1 berfungsi sebagai pengubah masukan
kata/teks menjadi keluaran kode morse dalam bentuk bunyi dengan frekuensi sebesar 1 KHz
[2]. Ada dua jenis bunyi yang di keluarkan yaitu bunyi pendek dan bunyi panjang, banyaknya
bunyi pada hasil keluaran tergantung dengan kata yang akan dikirimkan, banyaknya bunyi
pada setiap kata sesuai dengan banyaknya kode yang mewakili setiap kata, kode yang
mewakili setiap kata sesuai dengan ketentuan lookup table hal ini mengacu pada ketentuan
kode morse yang sudah ada. Berikut jabaran program pembangkit kodemorse berbasis suara ;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Pembangkit suara kode morse
Untuk menghasilkan pembangkit suara kode morse dilakukan pembedaan
sinyal suara antara suara pendek dan panjang, menentukan frekuensi sempling dan
frekuensi sinyal, frekuensi sinyal yang dikirm sebesar 1khz[5]. Jabaran program seperti
pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Program pembangkit suara kode morse
b. Lookup table.
Lookup table adalah proses pemberian kode karakter setiap kata, dari gambar
4.3 Dapat dilihat kode dari masing-masing karakter berbeda, kode yang terdapat pada
masing-masing kata juga menentukan bunyi yang akan di hasilkan.
Gambar 4.3. Lookup table
fs=8000; %frekuensi sampling 8 kHz
t=0:1/fs:1.5; %durasi sinyal
frek=1000; %frekuensi sinyal 1000 Hz
m=cos(2*pi*frek*t);
sound(m,fs);
function mkode(huruf)
switch huruf
case 'A'
pd;ss;pj;
case 'B'
pj;ss;pd;ss;pd;ss;pd;
case 'C'
pj;ss;pd;ss;pj;ss;pd;
case 'D'
pj;ss;pd;ss;pd;
case 'E'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 4.3 (lanjutan)gambar Lookup table
pd;
case 'F'
pd;ss;pd;ss;pj;ss;pd;
case 'G'
pj;ss;pj;ss;pd;
case 'H'
pd;ss;pd;ss;pd;ss;pd;
case 'I'
pd;ss;pd;
case 'J'
pd;ss;pj;ss;pj;ss;pj;
case 'K'
pj;ss;pd;ss;pj;
case 'L'
pd;ss;pj;ss;pd;ss;pd;
case 'M'
pj;ss;pj;
case 'N'
pj;ss;pd;
case 'O'
pj;ss;pj;ss;pj;
case 'P'
pd;ss;pj;ss;pj;ss;pd;
case 'Q'
pj;ss;pj;ss;pd;ss;pj;
case 'R'
pd;ss;pj;ss;pd;
case 'S'
pd;ss;pd;ss;pd;
case 'T'
pj;
case 'U'
pd;ss;pd;ss;pj;
case 'V'
pd;ss;pd;ss;pd;ss;pj;
case 'W'
pd;ss;pj;ss;pj;
case 'X'
pj;ss;pd;ss;pd;ss;pj;
case 'Y'
pj;ss;pd;ss;pj;ss;pj;
case 'Z'
pj;ss;pj;ss;pd;ss;pd;
end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Pembagian durasi sinyal yang dibangkitkan
Pada proses ini penulis membedakan durasi sinyal yng dibangkitkan, secara
garis besar pembedaan ini mengacu pada ketentuan morse yang sudah ada yaitu “1:3”
1 untuk bunyi pendek dan 3 untuk bunyi panjang [5]. Pembagian durasi waktu pada
program, bunyi panjang “pj” 1.5 detik, bunyi pendek “pd” 0.5 detik, spasi antar kode
“ss” 0.5 detik, spasi antar kata “sh” 1.5 detik
Pada gambar dibawah ini dapat dilihat proses pembagian durasi sinyal dalam
program.
Gambar 4.4. pembagian durasi waktu yang dibangkitkan
function pj
% Menampilkan bunyi panjang
fs=8000; %frekuensi sampling 8 kHz
t=0:1/fs:1.5; %sinyal berdurasi 0.5 detik
frek=1000; %frekuensi sinyal 1000 Hz
m=cos(2*pi*frek*t);
sound(m,fs);
function pd
% Menampilkan bunyi pendek
fs=8000; %frekuensi sampling 8 kHz
t=0:1/fs:0.5; %sinyal berdurasi 0.5 detik
frek=1000; %frekuensi sinyal 1000 Hz
m=cos(2*pi*frek*t);
sound(m,fs);
function spp
% (spasi antar kode)
pause(0.5); %sinyal berdurasi 0.5 detik
function sph
% (spasi antar huruf)
pause(1.5); %sinyal berdurasi 1.5 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4.2.2 Pengenal kode morse
Proses pengenal kode mose terjadi pada labtob 2, dimana proses pengenalan kode
morse ini pertama-tama dimulai dari merekam suara yang di bangkit dari laptop 1 menjadi
file wav, file wav ini akan di proses menjadi kode biner tahap ini terjadi pada proses
preprosesing, dan tahap terakir adalah proses decoding, proses decoding adalah tahap
pengubahan kode biner menjadi kata sebagai bentuk keluaran terakhir yang akan tampak pada
menu guide. Berikut jabaran program yang terdapat pada laptop dua sebagai pengenal suara
kode morse:
a. Proses perekaman
Secara garis besar proses perekaman adalah merekam suara yang dikeluarkan
dari pembangkit suara kode borse pada laptop 1 suara yang direkam akan berubah
menjadi fie wav, dapat dilihat pada gambar 4.5 jabaran program yang ada pada proses
perekaman.
Gambar 4.5. Program perekaman
b. Preprosesing
Preprosesing adalah tahap dimana mengubaha hasil rekaman file „wav‟ yang
sudah didapatkan dari pembangkit suara kode morse pada laptop 1 diubah menjadi
kode biner, ada beberpa proses yang terjadi pada tahap preprosesing sebelum
menghasilkan kode biner, dimulai dari tahap downsampling yang berfungsi sebagai
mereduksi jumlah data yang besar akibat akibat nilai sempling yang besar sehingga
dapat menghasilkan dengan tingkat frekuensi yang rendah, program untuk
downsampling seperti gambar berikut ini.
sample_length=30; %durasi waktu rekaman (detik)
sample_freq=3000; %prekuensi yang digunakan
sample_time=(sample_length*sample_freq);
x=wavrecord(sample_time, sample_freq);
wavwrite(x, sample_freq,'abc.wav'); %nama file yang akan tersimpan
axes(handles.axes1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
% 2d. Sliding window averaging
x4=x3;
pjx=length(x4);
for k=3:pjx-2
swin=x4(k-2:k+2); % sliding window 5 titik
x4(k)=mean(swin); % rerata
end
x4=x4/max(x4);
Gambar 4.6 program downsampling
Setelah proses downsampling selajutnya proses menentukan nilai absolut,
proses ini untuk memberikan niai absolut pada sinyal yang dihasilkan, seperti pada
gambar 4.7 dapat kita lihat programnya.
Gambar 4.7. Program nilai absolut
Setelah nilai absolut di berikan pada sinyal yang dihasilkan masuk ke proses
selanjutnya yaitu proses normalisasi, proses normalisasi berfungsi sebagai pengskalaan
amplitdo pada setiap sinyal, proses ini bertujuan untuk mendapatkan aplitudo pada
setiap sinyal sepeti yang diharapkan, berikut gambar program pada proses normalisasi.
Gambar 4.8. Program normalisai
Setelah proses pengskalaan amplitudo pada normalisasi masuk ke tahap sliding
window averaging, proses ini berfungsi untuk merapikan sinyal yang dihasilkan,
program pada proses ini sperti pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Program sliding window averaging
% 2a. Downsampling
x1=x0(1:dsamp:length(x0));
% 2b. Nilai absolut
x2=abs(x1);
% 2c. Normalisasi
%x3=x2/max(x2);
x3=x2;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Masuk pada tahap akhir yaitu tahap tresholding, pada tahap ini adalah proses
menentukan kode biner 1 dan 0 dari sinyal kotak yang dihasilkan, pross program pada
tahap ini dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut ini.
Gambar 4.10 Program thresholding ke biner
Tahap preprosesing pada pengenal kode morse berbasis suara ini diawali
dengan membaca hasil rekaman dari pembangkit kode morse yang sudah berbentuk
file wav, proses ini melalui beberapa tahap seperti yang sudah dijabarkan pada gambar
4.6. sampai gambar 4.10. hasil pembacaan pada proses preprosesing adalah untuk
menghasilkan kode biner, hasil biner ini akan di tampilkan pada menu guide.
Gambar 4.11 Hasil biner pada tampilan guide
% 2e. Thresholding ke biner
x5=zeros(1,pjx);
for k=1:pjx
if x4(k)>batas
x5(k)=1;
end
axes(handles.axes2);
end
plot(x5);axis([1 pjx 0 1.5]);
amplitudo
amplitudo
Sampel e n sempel ke n
ABC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Decoding
Decoding adalah tahap akhir pada bagian pengenalan kode morse berbasis suara,
pada tahap dekoding ada 2 proses, proses dekoding tahap pertama adalah menguba
kode biner menjadi kode karakter, proses dekoding tahap dua adalah mengubah kode
karakter menjadi kata.
Dalam proses dekoding tahap pertama terdapat program deteksi jumlah nol yang
bertujuan untuk menentukan jumlah kode biner sebagai spasi berdasar jumlah nol,
seperti pada gambar 4.12 adalah program deteksi jumlah nol
Gambar 4.12 program deteksi jumlah nol
% 3a. Dekoding tahap 1 (kode biner --> kode karakter)
a=1;n=1;kataout=[];
while a==1
if katain(1)==0
% ----------------------------------------------
% Deteksi jumlah nol
% ----------------------------------------------
k=1;m=1;nol=0;
while k==1
if katain(m)==0
nol=nol+1;
else
k=0;
end
m=m+1;
if length(katain)<m
k=0;
end
end
% Definisi spasi berdasar jumlah nol
if nol<37
kataout=[kataout 'ss'];
elseif nol>=37 && nol<=70
kataout=[kataout 'sh'];
else
kataout=[kataout 'sk'];
end
% Pemotongan data input berdasar jumlah nol
katain(1:nol)=[];
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Definisi spasi berdasarkan jumlah nol seperti yang terdapat pada gambar 4.12 Jika kode
biner nol<37 dinyatakan (ss), jika kode biner nol>37 dan nol<70 dinyatakan (sh), jika kode
biner nol diatas 70 dinyatakan (sk), nilai-nilai ini ditentukan dengan menghitung terlebih
dahulu jumlah kode biner yang dihasilkan dari proses tresholding yang telah mengubah kata
input dari wav menjadi biner.
Setelah proses deteksi jumlah nol, selanjutnya deteksi jumlah satu dan programnya
dapat dilihat pada gambar 4.13.
% Deteksi jumlah satu
% -----------------------------------------
k=1;m=1;satu=0;
while k==1
if katain(m)==1
satu=satu+1;
else
k=0;
end
m=m+1;
if length(katain)<m
k=0;
end
end
% Definisi spasi berdasar jumlah satu
if satu<19
kataout=[kataout 'pd'];
else
kataout=[kataout 'pj'];
end
% Pemotongan data input berdasar jumlah satu
katain(1:satu)=[];
% -----------------------------------------
end
n=n+1;
pjkatain=length(katain);
if pjkatain==0
a=0;
end
end
kataout
% Hapus spasi kata di kiri
kataout(1:2)=[]
Gambar 4.13 Program deteksi jumlah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Deteksi jumlah satu berfungsi untuk menentukan kata ouput yang akan dihasilkan,
seperti yang terdapat pada program definisi spasi berdasarkan jumlah satu pada gamba 4.13.
Jika satu<19 maka dinyatakan (pd) dan dinyatakan (pj) jika diatas 19, penentuan nilai pada
definisi jumlah satu sama dengan proses penentuan definisi jumlah nol, dengan menghitung
terlebih dahulu kode biner pada hasil tresholding.
Setelah proses dekoding tahap satu mengubah kode biner ke karakter dilakukan,
selanjutnya dekoding tahap kedua, dekoding tahap kedua adalah proses mengubah kode
karakter yang telah dihasilkan dari dekoding tahap pertama menjadi kata, proses program
dekoding tahap kedua dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.14 Program dekoding tahap kedua (kode karakter ke teks)
% 3b. Dekoding tahap 2 (kode karakter --> teks)
a=1;hurufin=[];katatxt=[];
while a==1
if strcmp(kataout(1:2),'sh')==0 &&
strcmp(kataout(1:2),'sk')==0
hurufin=[hurufin kataout(1:2)];
kataout(1:2)=[];
elseif strcmp(kataout(1:2),'sh')==0 &&
strcmp(kataout(1:2),'sk')==1
hurufout=kenalhuruf(hurufin);
katatxt=[katatxt hurufout];
kataout=[];
elseif strcmp(kataout(1:2),'sh')==1
hurufout=kenalhuruf(hurufin);
katatxt=[katatxt hurufout];
hurufin=[];
kataout(1:2)=[];
end
pjkataout=length(kataout);
if pjkataout==0
a=0;
end
end
katatxt
hasilout=katatxt
set(handles.text1,'string',hasilout)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Jika pada dekoding tahap pertama menghasilkan kode karakter berupa ss, sh, sk, pd dan
pj pada dekoding tahap kedua kode karakter tersebut akan diubah menjadi kata. Proses
mengubah kode karakter menjadi kata adalah dengan mencocokan kodekarakter yang telah
dihaslkan dari dekoding tahap pertama dengan ketentuan look up table, look up table pada list
program adalah “kenalhuruf”. Kenalhuruf berfungsi sebagai look up table pada list program,
proses mencocokan kode karakter dengam ketentuan look up table adalah dengan memanggil
fungsi yang telah dibuat pada m-file dengan nama fungsi “kenalhuruf”. Hasil keluaran akan di
tampilkan pada set(handles.text1,'string',hasilout), pada tampilan guide hasil keluaran dapat
dilihat pada teks 1, hasil akhir berupa kata.
Tombol “SELESAI” berfungsi untuk mengakhiri dan keluar dari program atau tampilan
GUI pengenalan kode morse. Program pada tombol “SELESAI” dapat dilihat pada gambar
4.15.
Berdasarkan dari hasil pengujian dan pengambilan data percobaan yang telah
dilakukan, proses pembangkit dan pengenalan suara kode morse telah berjalan dengan baik
dan sesuai dengan data perancangan yang terdapat pada bab III.
4.3 Pengujian dan Analisis Hasil Pengenalan Kode Morse
Pengujian program pengenalan morse ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
seberasa jauh pengenal kode morse berbasis suara ini mampu mengenal suara kiriman dari
pembangkit kode morse. Pengujian ini dilakukan dengan menguji seberapa jauh jarak yang
mampu dicapai dalam rosess pengenalan suara ini berjalan, pengujian dilakukan dengan
menguji jarak maksimal pengenalan, data percobaan yang diambil adalah mengirimkan kode
morse “abc”. Pengujian dilakukan dengan mengenal suara dari jarak yang dekat, pembangkit
suara dan pengenal suara di letakan berhadapan dengan posisi mic dan speaker sangat
berdekatan, pengujian selanjutnya dilakukan dengan jarak yang berpariasi, pengujian jarak
close all;
clear all;
Gambar 4.15. Program Tombol Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dihentikan sampai pada batas dimana pengenal suara kode morse tidak mampu lagi membaca
atau mengenal suara yang dikirimkan, sehingga hasil yang didapatkan adalah error.
Berikut ini adalah gambar hasil pengambilan data suara kode borse yang diambil pada
ruang kedap suara, pengambilan data yang dilakukan dari jarak terdekat 30cm sampai jarak
terjauh 500cm, data diambil secara berulang-ulang dengan data kiriman yang berpariasi,
gambar yang ditampilkan diambil dari hasil data yang terbaik.
Gambar 4.16 dengan kata kiriman “SANATA” dan jarak 30cm
Gambar 4.17 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 4.18 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 30cm
Gambar 4.19 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 4.20 dengan nama kiriman “Sanata” dan jarak 100cm
Gambar 4.21 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 4.22 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 100cm
Gambar 4.23 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 4.24 dengan nama kiriman “SANATA” dan jarak 200cm
Gambar 4.25 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 4.26 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 200cm
Gambar 4.27hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 4.28 dengan nama kiriman “SANATA” dan jarak 300cm
Gambar 4.29 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 4.30 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 300cm
Gambar 4.31 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 4.32 dengan nama kiriman “SANATA” dan jarak 400cm
Gambar 4.33 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 4.34 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 400cm
Gambar 4.35 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.36 dengan nama kiriman “SANATA” 500cm
Gambar 4.37 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.38 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 500 cm
Gambar 4.39 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 4.40 dengan nama kiriman “HERI” dan jarak 600 cm
Gambar 4.41 hasil tampilan pada guide
(pada laptop 2 sebagai pengenal kode morse)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengambilan Data Percobaan
DATA KIRIMAN KODE
MORSE JARAK (CM)
HASIL PERCOBAAN
BERHASIL GAGAL
SANATA … .- -. .- - .- 30CM
HERI …. . .-. .. 30CM
SANATA … .- -. .- - .- 100CM
HERI …. . .-. .. 100CM
SANATA … .- -. .- - .- 200CM
HERI …. . .-. .. 200CM
SANATA … .- -. .- - .- 300CM
HERI …. . .-. .. 300CM
SANATA … .- -. .- - .- 400CM
HERI …. . .-. .. 400CM
SANATA … .- -. .- - .- 500CM
HERI …. . .-. .. 500CM
HERI …. . .-. .. 600CM
Dilihat dari hasil-hasil percobaan pada gambar diatas dapat disimpukan pengambilan
data pembangkit dan pengenal kode morse bisa dilakukan dalam variasi jarak tertentu,
keberhasilan pengamilan data dimulai dari jarak terdekat antara speaker yang dengan mic
adalah sejauh 30cm dan jarak terjauh yang dapat dilakukan sejauh 500cm, saat melakukan
percobaan pengambilan data pada jarak diatas 500cm terjadi eror pada hasil yang didapatkan.
Dapat dilihat pada gambar 4.41 hasil sinyal pada pengenal kode morse tidak tampak, suara
kode morse yang dibangkitkan tidak dapat dikenal dengan jelas oleh pengenal suara kode
morse, ini disebabkan jarak yang cukup jauh antara pembangkit dan pengenal suara kode
morse, selain dari itu penulis juga menyimpulkan kualitas speaker menghasilkan suara yang
tidak stabil atau dapat dikatakan kualitas speaker yang kurang baik. Dengan adanya kendala
suara yang dikeluarkan dari speaker tidak stabil dan ditambah dengan jauhnya jarak
pengambilan data mengakibatkan pengenalan yang tidak maksimal sehingga hasil yang
didapatkan adalah eror.
Setelah pengambilan data percobaan untuk jarak terjauh selanjutnya pengambilan ata
percobaan untuk kiriman koe terpanjang, untuk kiriman kode terpanjang data yang dikirimkan
adalah “JOYXPCZ” dengan kode morse yang mewakili setiap hurufnya “.--- --- -.-- -..- .--. -.-.
--..” pengambilan data percobaan dilakukan dua sesi, dengan sesi pertama pengambilan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dengan jarak 200cm (hasil dari percobaan sesi pertama dapat dilihat pada gambar 4.42 sampai
4.53) dan percobaan sesi kedua pengambilan data dilakukan dengan jarak 30cm (hasil dari
percobaan sesi kedua dapat dilihat pada gambar 4.53 sampai 4.64), pengambilan data
percobaan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa panjang kode yang dapat dikirimkan dan
mampu dikenal dengan baik, berikut gambar hasil kiriman kode terpanjang.
Gambar 4.42 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 1)
Gambar 4.43 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4.44 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 2)
Gambar 4.45 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.46 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 3)
Gambar 4.47 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.48 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 4)
Gambar 4.49 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.50 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 5)
Gambar 4.51 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 4.52 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 200cm percobaan 6)
Gambar 4.53 hasil tampilan pada guide
Gambar 4.53 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari gambar diatas untuk hasil percobaan kiriman data terbanyak tingkat
keberhasilannya dirangkum dalam tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Tabel Hasil Pengambilan Data Percobaan
DATA KIRIMAN KODE
MORSE
HASIL DATA
PERCOBAAN
(GUIDE)
HASIL PERCOBAAN
BERHASIL GAGAL
JOYXPCZ
(percobaan 1) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. EOOYXPCZ
JOYXPCZ
(percobaan 2) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. ?O?
JOYXPCZ
(percobaan 3) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. J
JOYXPCZ
(percobaan 4) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. N????CZ
JOYXPCZ
(percobaan 5) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. JOYXPCZ
JOYXPCZ
(percobaan 6) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. JTTTYPCZ
Setelah merangkum hasil percobaan untuk kode terpanjang pada jarak 200cm hasil
yang didaptkan cenderung mengalami kegagalan, untuk mengetahui penyebab dari kegagalan
hasil yang didapatkan maka dilakukan percobaan sesi kedua dengan jarak pengambilan data
sejauh 30cm, pengambilan data ini bertujuan untuk membandingakan kedua data yang
didapatkan, untuk dapat mengetahui apakah jarak adalah penyebab terbesar kegagalan
pengenalan data tau pengaruh bunyi kiriman speaker yang tidak stabil juga berpengaruh pada
hasil yang didapatkan, berikut gambar hasil dari percobaan sesi kedua untuk kiriman kode
terpanjang yang berjarak 30cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.54 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 1)
Gambar 4.55 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 4.56 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 2)
Gambar 4.57 hasil tampian pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.58 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 3)
Gambar 4.59 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 4.60 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 4)
Gambar 4.61 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.62 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 5)
Gamabr 4.63 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 4.64 kiriman untuk kode terpanjang (jarak 30cm percobaan 6)
Gambar 4.65 hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dari gambar 4.54 sampai 4.65 diatas, untuk hasil percobaan kiriman data terbanyak
tingkat keberhasilannya dirangkum dalam tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengambilan Data Percobaan
DATA KIRIMAN KODE
MORSE
HASIL DATA
PERCOBAAN
(GUIDE)
HASIL PERCOBAAN
BERHASIL GAGAL
JOYXPCZ
(percobaan 1) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. JOYXPCZ
JOYXPCZ
(percobaan 2) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. JO?XPCZ
JOYXPCZ
(percobaan 3) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. JOYXPCZ
JOYXPCZ
(percobaan 4) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. JOYXPCZ
JOYXPCZ
(percobaan 5) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. JOYXPCZ
JOYXPCZ
(percobaan 6) .--- --- -.-- -..-
.--. -.-. --.. JOYXPCZ
Untuk hasil percobaan pengambilan data kiriman kode terbanyak dengan jarak 30cm
pada tabel 4.3 diatas, dapat dilihat hasil yang didapatkan cenderung mengalami keberhasilan,
hasil dari sesi kedua (jarak 30cm) ini berbanding terbalik dengan hasil sesi pertama (jarak
200cm), dari perbandingan hasil data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa jarak yang
jauh berpengaruh terhadap pengenalan suara kode morse yang dikirimkan, selain karena
jarak yang jauh kualitas suara yang tidak stabil yang dihasilkan dari speaker juga
mempengaruhi hasil yang didapatkan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kualitas suara yang dikeluarkan oleh speaker tidak stabil, sehingga pada suara keluaran yang
pelan tidak dikenal dengan maksimal sehingga hasil yang didapatkan menjadi salah.
Gambar 4.66 dibawah ini adalah hasil tampilan guide dari hasil kiriman kode
terbanyak yang berhasil di kenal dengan baik.
Gambar 4.66 hasil tampilan yang dikenal dengan baik
Dari gambar 4.66 adalah hasil pengenalan suara kiriman dengan baik, sehingga
didapatkan hasil grafik sinyal yang baik, dengan hasil didapatkan hasil sinyal yang baik maka
pemisahan pengkodean yang mewakili setiap huruf dapat di bagi sesuai dengan kode yang
telah di tentukan pada look up table, dengan sesuainya kode yang mewakli setiap huruf maka
hasil kata yang dikeluarkan akan sesuai dengan kiriman data yang dikirimkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 4.67 dibawah ini adalah tampilan hasil keluaran pada guide yang gagal.
Gambar 4.67 hasil tampilan yang gagal dikenali dikenali
Dari gambar 6.67 adalah salah satu hasil yang gagal dikenali, hal ini dikarenakan
dengan tidak maksimalnya suara yang dikenali, sehingga kiriman 3 kode morse “---“ yang
mewakili huruf “O” tidak dikenal dengan baik, kode tersebut dikenal dan dibagikan secara
terpisah menjadi huruf “T” (huruf “T” terdiri dari 1 kode morse saja “-“). Hal ini dikarekan
suara kiriman yang tidak dikenal dengan baik sehingga terjadi jeda diantara kode-kode
tersebut, sehingga 3 kode morse (---) yang mewakili huruf “0” yang seharusnya dirangkum
menjadi satu berubah menjadi terpisah dan di rangkum secara satupersatu dan hasil yang
didaptkan adlah huruf “T”, karena huruf “T” diwakili satu kode morse “-“ dan hasil akhil yang
didapatkan adalah eror.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pengujian data yang telah dilakukan mulai dari tahap
perancangan sistem, implementasi, hasil pengujian, dan hasil pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1) Implementasi dari sistem pembangkit dan pengenal kode morse berbasis suara
secara real time sudah dapat bekerja sesuai dengan perancangan.
2) Jarak minimum pengambilan data antara speaker dengan mic adalah 30 cm,
sedangkan jarak maksimum pengambilan data antara speaker dengan mic adalah
500cm, pada jarak 30cm-500cm hasil percobaan yang dilakukan berhasil
sedangkan pengambilan data percobaan pada jarak diatas 500cm mengalami
kegagalan atau eror.
3) Jauhnya jarak pengambilan data (jarak antara mic dan speaker) berpengaruh pada
hasil yang didapatkan.
4) Ketidakstabilan suara yang dihasilkan oleh speaker dapat menyebabkan
pengenalan suara yang tidak baik dan hasil data yang didapatkan juga tidak
maksimal sehingga hasil yang didapatkan menjadi eror.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan terkait dengan tugas akhir ini
adalah :
1) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat berhasil melanjutkan percobaan
pengambilan data pada area yang terdapat suara-suara yang ramai, sehingga dapat
lebih menegaskan bahwa pengenalan kode morse dapat dilakukan diberbagai
keadaan.
2) Penaliti selanjutnya juga dapat diharapkan mampu mengembangkan jarak terjauh
pengenalan suara yang dapat dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1] International code of signal, u.s naval oceanographic office, 1968, Washington.
[2] Widagda, Mikail Eko Prasetyo., (2004). Pembaca Kode Morse Menggunakan
Mikrokontroler AT89C51 (Morse Code Reader Using Microcontroller AT89C51).
Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
[3] Buku panduan kode morse, Akademi Maritim Yogyakarta
[4] Sharul., 2012, MIKROKONTROLER AVR Atmega8535 Menjelajahi : Prinsip-
prinsip,Antarmuka, dan Aplikasi Mikrokontroler dengan Assembler ( Bahasa Rakitan),
Informatika Bandung, Bandung.
[5] Juang, B. H., dan Rabiner, L., 1993, Fundamentals Of Speech Recognition. Signal
Processing Series, Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ.
[6] Hakim, Luqman., Analisa Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet dan Jaringan
Syaraf Tiruan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
[7] Teguh, Widiarsono, M. T., (2005). Tutorial Praktis Belajar Matlab. ITB, Bandung.
[8] Anonim, Buku Saku Pramuka
[9] https://pramukadosqtangerang.wordpress.com/pramuka/sejarah-kode-kode-morse/
diakses pada 15 Maret 2015, Pukul 16.30 WIB.
[10] http://spicaku.blogspot.com/2013/03/sejarah-penemu-kode-morse.html diakses pada 13
April 2015, Pukul 20.00 WIB.
[11] Readmore: http://spicaku.blogspot.com/2013/03/sejarah-penemu-kode-
morse.html#ixzz3RG9tffRn diakses pada 22 April 2015, Pukul 22.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L1
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M1
Sinyal yang di hasilkan pada tahap preprosesing, pada bagian-bagian :
1. Preprosesing
2. Nilia absolut
semple ke n
Amplitudo
Amplitudo
semple ke n
Aplitudo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2
3. Normalisasi
4. Sliding window average
Amplitudo
semple ke n
semple ke n
Amplitudo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3
5. Thresholding ke biner
semple ke n
Amplitudo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4
Look up table Morse
Huruf Sandi morse
A • __
B __ . . .
C __ . __ .
D __ . .
E .
F . . __ .
G __ __ .
H . . . .
I . .
J . __ __ __
K __ . __
L . __ . .
M __ __
N __ .
O __ __ __
P . __ __ .
Q . __ .
R . __ .
S . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4
T __
U . . __
V . . . __
W . __ __
X __ . . __
Y __ . __ __
Z __ __ . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L6
Menghitung hasil biner untuk menentukan keluaran kode karakter, pada deteksi jumlah nol.
Menentuan kode karakter “ss”.
Menentukan kode karakter “sh”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L9
Menghitung hasil biner untuk menentukan keluaran kode karakter, pada deteksi jumlah satu.
Menentukan kode karakter “pd”.
Menentukan kode karakter “pj”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L9
Hasil tampilan biner pada proses preprosesing:
Hasil tampilan pada Command window
Hasil tampilan pada guide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L9
Hasil tampilan pada dekoding
Hasil tampilan Dekoding tahap 1 (kode biner ke kode karakter).
Hasil tampilan Dekoding tahap 1 (kode karakter ke teks).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
Program pembangkit kode morse
function sound2
%fungsi morse suara
kata='abc';
pjkata=length(kata);
m=1; k=1;
sph;
while k==1;
if m==pjkata
k=0;
end
huruf=kata(m);
mkode(huruf);
sph;
m=m+1;
end
% ===============================================
% Internal Function
% ===============================================
function mkode(huruf)
switch huruf
case 'A'
pd;ss;pj;
case 'B'
pj;ss;pd;ss;pd;ss;pd;
case 'C'
pj;ss;pd;ss;pj;ss;pd;
case 'D'
pj;ss;pd;ss;pd;
case 'E'
pd;
case 'F'
pd;ss;pd;ss;pj;ss;pd;
case 'G'
pj;ss;pj;ss;pd;
case 'H'
pd;ss;pd;ss;pd;ss;pd;
case 'I'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
pd;ss;pd;
case 'J'
pd;ss;pj;ss;pj;ss;pj;
case 'K'
pj;ss;pd;ss;pj;
case 'L'
pd;ss;pj;ss;pd;ss;pd;
case 'M'
pj;ss;pj;
case 'N'
pj;ss;pd;
case 'O'
pj;ss;pj;ss;pj;
case 'P'
pd;ss;pj;ss;pj;ss;pd;
case 'Q'
pj;ss;pj;ss;pd;ss;pj;
case 'R'
pd;ss;pj;ss;pd;
case 'S'
pd;ss;pd;ss;pd;
case 'T'
pj;
case 'U'
pd;ss;pd;ss;pj;
case 'V'
pd;ss;pd;ss;pd;ss;pj;
case 'W'
pd;ss;pj;ss;pj;
case 'X'
pj;ss;pd;ss;pd;ss;pj;
case 'Y'
pj;ss;pd;ss;pj;ss;pj;
case 'Z'
pj;ss;pj;ss;pd;ss;pd;
end
% ===============================================
function pj
% Menampilkan bunyi panjang
fs=8000;
t=0:1/fs:1.5;
frek=1000;
m=cos(2*pi*frek*t);
sound(m,fs);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
% ===============================================
function pd
% Menampilkan bunyi pendek
fs=8000;
t=0:1/fs:0.5;
frek=1000;
m=cos(2*pi*frek*t);
sound(m,fs);
% ===============================================
function spp
% (spasi antar kode)
pause(0.5);
% ===============================================
function sph
% (spasi antar huruf)
pause(1.5);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
Program pengenal kode morse
function varargout = guide1(varargin)
% GUIDE1 MATLAB code for guide1.fig
% GUIDE1, by itself, creates a new GUIDE1 or raises the
existing
% singleton*.
%
% H = GUIDE1 returns the handle to a new GUIDE1 or the
handle to
% the existing singleton*.
%
% GUIDE1('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls
the local
% function named CALLBACK in GUIDE1.M with the given input
arguments.
%
% GUIDE1('Property','Value',...) creates a new GUIDE1 or
raises the
% existing singleton*. Starting from the left, property
value pairs are
% applied to the GUI before guide1_OpeningFcn gets called.
An
% unrecognized property name or invalid value makes
property application
% stop. All inputs are passed to guide1_OpeningFcn via
varargin.
%
% *See GUI Options on GUIDE's Tools menu. Choose "GUI
allows only one
% instance to run (singleton)".
%
% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES
% Edit the above text to modify the response to help guide1
% Last Modified by GUIDE v2.5 01-Dec-2015 14:39:32
% Begin initialization code - DO NOT EDIT
gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @guide1_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @guide1_OutputFcn, ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback', []);
if nargin && ischar(varargin1)
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin1);
end
if nargout
[varargout1:nargout] = gui_mainfcn(gui_State,
varargin:);
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin:);
end
% End initialization code - DO NOT EDIT
% --- Executes just before guide1 is made visible.
function guide1_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles,
varargin)
% This function has no output args, see OutputFcn.
% hObject handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)
% varargin command line arguments to guide1 (see VARARGIN)
% Choose default command line output for guide1
handles.output = hObject;
% Update handles structure
guidata(hObject, handles);
% UIWAIT makes guide1 wait for user response (see UIRESUME)
% uiwait(handles.figure1);
% --- Outputs from this function are returned to the command
line.
function varargout = guide1_OutputFcn(hObject, eventdata,
handles)
% varargout cell array for returning output args (see
VARARGOUT);
% hObject handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
% Get default command line output from handles structure
varargout1 = handles.output;
% --- Executes on button press in pushbutton1.
function pushbutton1_Callback(hObject, ~, handles)
% hObject handle to pushbutton1 (see GCBO
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)
sample_length=66;
sample_freq=3000;
sample_time=(sample_length*sample_freq);
x=wavrecord(sample_time, sample_freq);
wavwrite(x, sample_freq,'xx.wav');
axes(handles.axes1)
plot(x);xlabel('data ke');ylabel('amplitudo');
% Dekoding kode morse dari file wav
% =================================================
% Variabel wavdekode
dsamp=100; % Downsampling sinyal masukan
batas=0.5; % Batas thresholding biner
% =================================================
% 1. Baca file wav
x0=wavread('kodeterbanyak15.wav');
%plot (x0);
% =================================================
% Preprosesing
% =================================================
% 2a. Downsampling
x1=x0(1:dsamp:length(x0));
% -------------------------------------------------
% 2b. Nilai absolut
x2=abs(x1);
% -------------------------------------------------
% 2c. Normalisasi
%x3=x2/max(x2);
x3=x2;
% -------------------------------------------------
% 2d. Sliding window averaging
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
x4=x3;
pjx=length(x4);
for k=3:pjx-2
swin=x4(k-2:k+2); % sliding window 5 titik
x4(k)=mean(swin); % rerata
end
x4=x4/max(x4);
% -------------------------------------------------
% 2e. Thresholding ke biner
x5=zeros(1,pjx);
for k=1:pjx
if x4(k)>batas
x5(k)=1;
end
axes(handles.axes2);
end
plot(x5);axis([1 pjx 0 1.5]);
% -------------------------------------------------
katain=x5;
katain
plot(katain);axis([1 pjx 0 1.5]);xlabel('data
ke');ylabel('amplitudo');
% =================================================
% Dekoding
% =================================================
% 3a. Dekoding tahap 1 (kode biner --> kode karakter)
a=1;n=1;kataout=[];
while a==1
if katain(1)==0
% ----------------------------------------------
% Deteksi jumlah nol
% ----------------------------------------------
k=1;m=1;nol=0;
while k==1
if katain(m)==0
nol=nol+1;
else
k=0;
end
m=m+1;
if length(katain)<m
k=0;
end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
end
% Definisi spasi berdasar jumlah nol
if nol<37
kataout=[kataout 'ss'];
elseif nol>=37 && nol<=70
kataout=[kataout 'sh'];
else
kataout=[kataout 'sk'];
end
% Pemotongan data input berdasar jumlah nol
katain(1:nol)=[];
% ----------------------------------------------
else
% ----------------------------------------------
% Deteksi jumlah satu
% ----------------------------------------------
k=1;m=1;satu=0;
while k==1
if katain(m)==1
satu=satu+1;
else
k=0;
end
m=m+1;
if length(katain)<m
k=0;
end
end
% Definisi spasi berdasar jumlah satu
if satu<19
kataout=[kataout 'pd'];
else
kataout=[kataout 'pj'];
end
% Pemotongan data input berdasar jumlah satu
katain(1:satu)=[];
% ----------------------------------------------
end
n=n+1;
pjkatain=length(katain);
if pjkatain==0
a=0;
end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
end
kataout
% Hapus spasi kata di kiri
kataout(1:2)=[]
% 3b. Dekoding tahap 2 (kode karakter --> teks)
a=1;hurufin=[];katatxt=[];
while a==1
if strcmp(kataout(1:2),'sh')==0 &&
strcmp(kataout(1:2),'sk')==0
hurufin=[hurufin kataout(1:2)];
kataout(1:2)=[];
elseif strcmp(kataout(1:2),'sh')==0 &&
strcmp(kataout(1:2),'sk')==1
hurufout=kenalhuruf(hurufin);
katatxt=[katatxt hurufout];
kataout=[];
elseif strcmp(kataout(1:2),'sh')==1
hurufout=kenalhuruf(hurufin);
katatxt=[katatxt hurufout];
hurufin=[];
kataout(1:2)=[];
end
pjkataout=length(kataout);
if pjkataout==0
a=0;
end
end
katatxt
%katatxt='abc';
hasilout=katatxt
set(handles.text1,'string',hasilout)
% --- Executes on button press in pushbutton2.
function pushbutton2_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject handle to pushbutton2 (see GCBO)
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)
close all;
clear all;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
% --- Executes on button press in pushbutton3.
function pushbutton3_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject handle to pushbutton3 (see GCBO)
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)
axes(handles.axes1);
plot (0);
axes(handles.axes2);
plot (0);
set(handles.text1,'string','');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
Kenal huruf
function hurufout=kenalhuruf(hurufin)
hurufin
switch hurufin
case 'pdsspj'
hurufout='A';
case 'pjsspdsspdsspd'
hurufout='B';
case 'pjsspdsspjsspd'
hurufout='C';
case 'pjsspdsspd'
hurufout='D';
case 'pd'
hurufout='E';
case 'pdsspdsspjsspd'
hurufout='F';
case 'pjsspjsspd'
hurufout='G';
case 'pdsspdsspdsspd'
hurufout='H';
case 'pdsspd'
hurufout='I';
case 'pdsspjsspjsspj'
hurufout='J';
case 'pjsspdsspj'
hurufout='K';
case 'pdsspjsspdsspd'
hurufout='L';
case 'pjsspj'
hurufout='M';
case 'pjsspd'
hurufout='N';
case 'pjsspjsspj'
hurufout='O';
case 'pdsspjsspjsspd'
hurufout='P';
case 'pjsspjsspdsspj'
hurufout='Q';
case 'pdsspjsspd'
hurufout='R';
case 'pdsspdsspd'
hurufout='S';
case 'pj'
hurufout='T';
case 'pdsspdsspj'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
hurufout='U';
case 'pdsspdsspdsspj'
hurufout='V';
case 'pdsspjsspj'
hurufout='W';
case 'pjsspdsspdsspj'
hurufout='X';
case 'pjsspdsspjsspj'
hurufout='Y';
case 'pjsspjsspdsspd'
hurufout='Z';
otherwise
hurufout='?';
%case '???' --> lanjutkan
end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI