pembalajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel...

5
1 PEMBALAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT AND DIVISION (STAD) Nama : Dewi Komalasari NIM : 08.21.0026 Email : [email protected] Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Novel merupakan karya sastra yang dibangun oleh unsur pembangun karya sastra yaitu unsur intrinsik. Salah satu metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kooperatif tipe STAD. Penerapan Metode STAD ini didasarkan pada banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah sehingga pembelajaran ditekankan pada pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa yaitu dengan cara bekerja kelompok. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memilih judul “Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Novel Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, tujuannya adalah mengetahui keefektifan metode STAD dalam pembelajaran dengan melakukan pretes dan postes pada setiap siswa yang sampel penelitian, yaitu sebanyak 29 siswa. Adapun masalah yang diteliti adalah (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (2) Bagaimana keefektifan metode kooperatif tipe STAD pada pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan metode kooperatif tipe STAD. Setelah pembelajaran selesai, maka diperoleh data hasil pembelajaran dan kemudian data tersebut dianalisis berdasarkan kriteria perhitungan unsur intrinsik yang diberikan penilaian meliputi alur, tokoh, dan latar. skor akhir yang dianalisis adalah jumlah kumulatif skor yang diperoleh siswa dari setiap unsur intrinsik.Dari hasil penelitian analisis, serta pengolahan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD, sangat aktif dan menyenangkan, antusias siswa sangat baik terhadap pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel. (2) Metode kooperatif tipe STAD tersebut dinilai efektif dalam pembelajaran mengidentifikasi alur, tokoh dan latar novel, dengan dapat dibuktikan ada perbedaan hasil pretes dan postes. Kata Kunci : Unsur Iintrinsik Novel, Metode STAD PENDAHULUAN Menurut etimologis kata kesustraan itu berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa sangsekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian etimologis itu, sastra berarti karangan yang indah atau karangan yang baik. Pengertian itu tentu belum bisa menggambarkan hakikat sastra secara lengkap. Pengertian sastra tidak dapat diselesaikan melalui batasan yang kaku, maka para ahli bekerja keras untuk membuat definisi yang canggih. Namun sampai saat ini definisi yang canggih itu belum terjelma dengan baik. Sastra adalah seni bahasa. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa. Yang dimaksud pikiran adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia. Sastra adalah inspirasi yang diekspresikan dalam sebuah bentuk keindahan. Sastra juga adalah semua buku yang memuat perasaan manusia yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keleluasaan pandangan, dan membentuk yang mempesona. (Suhendar dan Supinah, 1993:1) Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen: Inggris: short story) merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan demikian, pengertian fiksi seperti dikemukakan di atas, juga berlaku untuk novel. Sebutan novel dalam bahasa inggris, dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia, berasal dari bahasa itali novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah novella berarti „sebuah barang baru yang kecil‟, dan kemudian diartikan sebagai „cerita pendek dalam bentuk prosa‟. Abrams (Nurgiantoro, 2009: 9). Unsur-unsur karya sastra terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur intrinsik novel terdiri dari unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang dan lain-lain. Salah satu metode pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel yaitu metode kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang

Upload: duongdung

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBALAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Dewi-Komalasari... · 1 pembalajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan

1

PEMBALAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN MENGGUNAKAN

METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT AND DIVISION (STAD)

Nama : Dewi Komalasari

NIM : 08.21.0026

Email : [email protected]

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

ABSTRAK

Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Novel merupakan karya sastra yang dibangun oleh unsur

pembangun karya sastra yaitu unsur intrinsik. Salah satu metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kooperatif

tipe STAD. Penerapan Metode STAD ini didasarkan pada banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah sehingga pembelajaran

ditekankan pada pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa yaitu dengan cara bekerja kelompok. Berdasarkan latar

belakang tersebut maka penulis memilih judul “Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Novel Dengan Menggunakan

Metode Kooperatif Tipe STAD”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, tujuannya adalah

mengetahui keefektifan metode STAD dalam pembelajaran dengan melakukan pretes dan postes pada setiap siswa yang

sampel penelitian, yaitu sebanyak 29 siswa. Adapun masalah yang diteliti adalah (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran

mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (2) Bagaimana keefektifan metode

kooperatif tipe STAD pada pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan metode kooperatif tipe STAD. Setelah

pembelajaran selesai, maka diperoleh data hasil pembelajaran dan kemudian data tersebut dianalisis berdasarkan kriteria

perhitungan unsur intrinsik yang diberikan penilaian meliputi alur, tokoh, dan latar. skor akhir yang dianalisis adalah jumlah

kumulatif skor yang diperoleh siswa dari setiap unsur intrinsik.Dari hasil penelitian analisis, serta pengolahan data yang

diperoleh, dapat disimpulkan bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan

menggunakan metode kooperatif tipe STAD, sangat aktif dan menyenangkan, antusias siswa sangat baik terhadap

pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel. (2) Metode kooperatif tipe STAD tersebut dinilai efektif dalam

pembelajaran mengidentifikasi alur, tokoh dan latar novel, dengan dapat dibuktikan ada perbedaan hasil pretes dan postes.

Kata Kunci : Unsur Iintrinsik Novel, Metode STAD

PENDAHULUAN

Menurut etimologis kata kesustraan itu

berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan

sastra (dari bahasa sangsekerta) berarti tulisan atau

karangan. Dari pengertian etimologis itu, sastra

berarti karangan yang indah atau karangan yang baik.

Pengertian itu tentu belum bisa menggambarkan

hakikat sastra secara lengkap.

Pengertian sastra tidak dapat diselesaikan

melalui batasan yang kaku, maka para ahli bekerja

keras untuk membuat definisi yang canggih. Namun

sampai saat ini definisi yang canggih itu belum

terjelma dengan baik.

Sastra adalah seni bahasa. Sastra adalah

ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam.

Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa. Yang

dimaksud pikiran adalah pandangan, ide-ide,

perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental

manusia. Sastra adalah inspirasi yang diekspresikan

dalam sebuah bentuk keindahan. Sastra juga adalah

semua buku yang memuat perasaan manusia yang

mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan

kesucian, keleluasaan pandangan, dan membentuk

yang mempesona. (Suhendar dan Supinah, 1993:1)

Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek

(disingkat: cerpen: Inggris: short story) merupakan

dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi.

Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian,

novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan

demikian, pengertian fiksi seperti dikemukakan di

atas, juga berlaku untuk novel. Sebutan novel dalam

bahasa inggris, dan inilah yang kemudian masuk ke

Indonesia, berasal dari bahasa itali novella (yang

dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah

novella berarti „sebuah barang baru yang kecil‟, dan

kemudian diartikan sebagai „cerita pendek dalam

bentuk prosa‟. Abrams (Nurgiantoro, 2009: 9).

Unsur-unsur karya sastra terdiri dari unsur

intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah

unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang

berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak

langsung mempengaruhi bangunan atau sistem

organisme karya sastra. Unsur intrinsik novel terdiri

dari unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut

pandang dan lain-lain.

Salah satu metode pembelajaran

mengidentifikasi unsur intrinsik novel yaitu metode

kooperatif tipe student teams achievement divisions

(STAD).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan

salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif

dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil

dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang

Page 2: PEMBALAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Dewi-Komalasari... · 1 pembalajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan

2

siswa secara heterogen. Diawali dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran, penyampaian

materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan

kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin

(Trianto, 2007: 52) menyatakan bahwa pada STAD

siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan

4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat

prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan

pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim

mereka memastikan bahwa anggota tim telah

menguasai pelajaran tersebut, pada saat tes ini

mereka tidak diperbolehkan saling membantu.

Penerapan metode STAD ini didasarkan pada

banyak kegiatan pendidikan di sekolah, apalagi

sekarang dituntut kelulusan dari UAS (Ujian Akhir

Sekolah) dan UN (ujian Nasional) sehingga

pembelajaran lebih ditekankan pada pembelajaran

yang menekankan keaktifan siswa yaitu dengan cara

bekerja kelompok, sedangkan pembelajaran sastra

yang mendalam sangat sulit diajarkan di sekolah.

Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu

megatur strategi pembelajaran tentang sastra yang

lebih mengikut sertakan siswa secara aktif.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis

memilih judul ”Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur

Intrinsik Novel Dengan Menggunakan Metode

Kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD)”.

KAJIAN TEORI DAN METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif

merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasikan objek

sesuai dengan apa adanya Best (Sukardi, 2003: 157).

Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen,

karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan

kontrol dan memanipulasi variabel penelitian.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran berasal dari kata ajar yang

artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya

diketahui (diturut), sedangkan pembelajarn adalah

proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

mahluk hidup belajar. (KBBI, 2008: 23)

Mengidentifikasi adalah menentukan atau

menetapkan identitas (orang, benda, dsb) KBBI

(2008, 417). jadi Mengidentifikasi unsur intrinsik

novel adalah menentukan atau menetapkan suatu

identitas dari unsur intrinsik novel.

Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang

dalam bahasa Jerman : novelle). Secara harfiah

novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan

kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam

bentuk prosa. Abrams ( Nurgiantoro,2009: 9).

Dewasa ini istilah novella dan novella mengandumg

pengertian yang sama dengan istilah Indonesia

novellet (inggris: novellete), yang berarti sebuah

karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak

terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.

Novel bersifat realistis, novel berkembang

dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi, misalnya surat,

biografi, kronik, atau sejarah. Jadi, novel berkembang

dari dokumen-dokumen, dan secara stilistik

menekankan pentingnya detail dan bersifat mimesis.

Novel lebih mengacu pada realitas yang lebih tinggi

dan psikologi yang lebih mendalam. Novel juga lebih

mencerminkan gambaran tokoh nyata, tokoh yang

berangakat dari realitas sosial.

Melihat dari pengertian di atas dapat penulis

simpulkan bahwa novel adalah sebuah karya prosa

fiksi yang mempunyai cerita lebih luas dari cerpen

dan terdapat peristiwa-peristiwa yang dibangun dari

berbagai unsur cerita yang membangun novel itu.

Menurut Nurgiantoro (2009: 23) unsur

intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya

sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang

menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra,

unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika

orang membaca karya sastra. Unsur intrinsi sebuah

novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut

serta membangun cerita.

Di bawah ini adalah unsur- unsur intrinsik novel

1. Cerita

Aspek cerita (story) dalam sebuah karya fiksi

merupakan suatu hal yang amat esensial. Ia memiliki

peranan sentral. Dari awal hingga akhir karya itu

yang ditemui adalah cerita. Cerita, dengan demikian,

erat berkaitan dengan berbagai unsur pembangun

fiksi yang lain. Forster (Nurgiantoro, 2009: 90) jauh-

jauh telah menegaskan bahwa cerita merupakan hal

yang fundamental dalam karya fiksi. Tanpa unsur

cerita, eksistensi sebuah fiksi tak mungkin terwujud.

Sebab, cerita merupakan inti sebuah karya fiksi yang

sendiri adalah cerita rekaan.

2. Plot dan Pemplotan

Plot adalah cerita yang berisi urutan

kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan

secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan

atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

Kenny (Nurgiantoro, 2009: 113) mengemukakan plot

sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam

cerita yang tidak brsifat sederhana, karena pengarang

Page 3: PEMBALAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Dewi-Komalasari... · 1 pembalajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan

3

menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan

sebab akibat.

Ada beberapa tahapan pemplotan, berikut

tahapan plot:

1) Tahap penyituasian,

2) Tahap pemunculan konflik.

3) Tahap peningkatan konflik

4) Tahap klimaks

5) Tahap penyelesaian

3. Tokoh dan Penokohan

Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya,

pelaku cerita, perwatakan dan karakter, menunjuk

pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang

ditapsirkn oleh para pembaca, lebih menunjuk

kepada tokoh. pada kualitas pribadi seorang tokoh.

Jones (Nurgiantoro, 2009: 165), penokohan adalah

pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang

yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Tokoh cerita (character), menurut Abram

(Nurgiantoro, 2009: 165), adalah orang-orang yang

ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama,

yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas

moral dan kecendrungan tertentu seperti yng

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan

dalam tindakan.

4. Tema

Nurgiantoro (2009: 67) tema adalah makna

yang dikandung oleh sebuah cerita. Untuk

menentukan makna pokok dari sebuah cerita, kita

perlu memiliki sebuah kejelasan pengertian tentang

makna pokok, atau tema, itu sendiri. Tema

merupakan gagasan dasar umum yang menopang

sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam

teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut

persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan

5. Latar

Latar atau setting yang disebut juga sebagai

landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan

(Abrams,( Nurgiantoro 2009: 216).di bawah ini

merupan unsur-unsur latar:

1) Latar tempat

2) Latar Waktu

3) Latar Sosial

6. Sudut Pandang

Sudut pandang, point of view, menyarankan

pada sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan

atau pandangan yang dipergunakan pengarang

sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan,

latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita

dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Di bawah ini merupakan macam-macam

sudut pandang diantaranya:

1) Sudut pandang persona ketiga: “Dia”

2) Sudut pandang persona pertama: “Aku”

3) Sudut pandang campuran

7. Bahasa atau Gaya Bahasa

Pada umumnya orang beranggapan bahwa

bahasa sastra berbeda dengan bahasa nonsastra,

bahasa yang dipergunakan bukan dalam (tujuan)

pengucapan sastra. Namun, “perbedaan”-nya itu

sendiri tidaklah bersifat mutlak. Atau bahkan sulit di

identifikasikan. Bahasa sastra, bagaimanapun, perlu

diakui eksistensinya, keberadaannya. Sebab, tidak

dapat disangkal lagi , ia menawarkan fenomena yang

lain. Keberadaannya paling tidak perlu disejajarkan

dengan ragam-ragam bahasa seperti dalam konteks

sosiolinguistik yang lain.

8. Amanat Atau Pesan Moral

Moral, seperti halnya tema, dilihat dari segi

dikhotomi bentuk isi karya sastra merupakan unsur

isi. Ia merupakan sesuatu yang ingin disampaikan

oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna

yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang

disarankan lewat cerita. Moral, kadang-kadang

diindentikan pengertiannya dengan tema walau

sebenarnya tidak selalu maksud yang menyaran pada

maksud yang sama.

Metode Kooperatif Tipe STAD

Metode pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel

adalah metode kooperatif tipe Student Teams

Achievement and Division (STAD). STAD

merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran

kooperatif dengan menggunakan kelompok-

kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap

kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali

dengan penyampaian tujuan pembelajaran,

penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan

penghargaan kelompok (Trianto, 2007: 52).

Page 4: PEMBALAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Dewi-Komalasari... · 1 pembalajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan

4

Slavin, (2010: 144) menyatakan bahwa pada

STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar

meranggotakan 4-5 orang siswa yang merupakan

campuran menurut tingkat prestasi, jenis, dan suku.

Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa

bekerja dalam tim mereka telah memastikan bahwa

seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran

tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes

tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak

diperbolehkan saling membantu.

Menurut Slavin Ada lima komponen utama

dalam STAD yaitu penyajian materi (presentasi

kelas), tim, kuis, skor kemajuan individu, dan

rekognisi tim (penghargaan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Novel

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas

VIII SMPN 01 Cihampelas.

Pertama Pembelajaran dimulai dengan apersepsi atau

mengingatkan kembali materi pembelajaran yang

sudah lalu, kemudian siswa diberikan tes awal untuk

mengetahui pengetahuan sebelumnya mengenai

unsur intrinsik novel dengan cara siswa mengerjakan

secara individu tanpa diberikan materi terlebih

dahulu. Setelah tes awal selesai dikerjakan, jawaban

siswa dikumpulkan . kemudian peneliti memberikan

materi dengan Kompetensi Dasar menjelaskan alur

cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau

terjemahan) dengan menggunakan metode kooperatif

tipe Student team achievement and division (STAD).

Metode STAD menuntut siswa belajar secara

berkelompok, peneliti hanya sebagai pasilitator dan

memberikan informasi jika ada materi yang tidak

dimengerti oleh siswa. Peneliti membagikan bahan

ajar untuk memberikan kemudahan kepada siswa

dalam memahami isi materi. Setiap siswa dibagi ke

dalam enam kelompok, masing-masing kelompok

dibentuk dari campuran yaitu dilihat dari peringkat di

kelas, siswa laki-laki dan perempuan, ini

dimaksudkan untuk menyeimbangkan kemampuan

kelompok bahwa di dalam setiap kelompok terdapat

siswa pintar, sedang dan kurang pintar. Masing-

masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa.

Setelah kelompok dibentuk setiap kelompok

diberi sebuah kutipan novel yang tugasnya yaitu

menidentifikasi unsur intrinsik novel. Meskipun

pembelajaran ini dilakukan secara kelompok tetapi,

setiap individu juga harus memahami secara betul

materi tentang unsur intrinsik novel. setiap anggota

kelompok harus mengerti dan memahami novel

dengan baik dan memastikan semua anggota

kelompok telah menguasai materi unsur intrinsik

novel.

PEMBAHASAN

Setiap aspek yang dinilai mengalami

kenaikan pada tahap pretes jumlah keseluruhan nilai

yang didapat adalah 1927 dengan rata-rata nilai

pretes 66.44. sedangkan jumlah keseluruhan nilai

postes adalah 2.225 dengan rata-rata nilai postes

76.8. ini membuktikan bahwa ada peningkatan yang

signifikan di dapatkan nilai rendah pada saat pretes

karena siswa belum memahami materi yang dibahas,

sedangkan nilai tinngi didapatkan karena siswa sudah

memahami pembelajaran mengidentifikasi alur,

penokohan dan latar novel dengan menggunakan

metode kooperatif tipe STAD.

Dari hasil nilai pretes dan postes

mengidentifikasi alur, penokohan dan latar novel

siswa kelas VIII 1 SMPN 01 Cihampelas Kabupaten

Bandung Barat diketahui rata-rata nilai pretest 66.44

dan nilai rata-rata postest 76.72 dengan KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) 70, siswa yang

memenuhi KKM pada hasil pretes hanya 6 orang

siswa, sedangkan hasil postes siswa yang mencapai

KKM ada 22 orang siswa . Dengan demikian dari

rata-rata nilai mengidentifikasi alur, penokohan dan

latar novel sebelum menggunakan metode kooperatif

tipe STAD dan sesudah menggunakan metode

kooperatif tipe STAD mengalami kenaikan terbukti

adanya perbedaan hasil nilai. Maka dari itu metode

kooperatif tipe STAD sangat efektif diterapkan dalam

pembelajaran mengidentifikasi alur, penokohan dan

latar novel.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian analisis, serta

pengolahan data yang diperoleh, dapat disimpulkan

sebagai berikut.

Pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi

unsur intrinsik novel dengan menggunakan metode

kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII SMPN

01 Cihampelas Bandung Barat Tahun Ajaran

2011/2012, sangat menyenangkan, antusias siswa

sangat baik terhadap pembelajaran mengidentifikasi

unsur intrinsik novel. Jadi, Metode kooperatif tipe

STAD tersebut dinilai efektif dalam pembelajaran

mengidentifikasi alur, tokoh dan latar novel, dengan

dapat dibuktikan ada perbedaan data pada jawaban

siswa yang mengikuti pretes dan postes. Perbedaan

dari hasil postes lebih besar dari hasil pretes. siswa

sudah memahami bahan pembelajaran

mengidentifikasi alur, tokoh dan latar novel sebelum

menggunakan metode kooperatif tipe STAD rata-rata

Page 5: PEMBALAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Dewi-Komalasari... · 1 pembalajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan

5

mendapat 66.4, tetapi setelah menggunakan metode

kooperatif tipe STAD menjadi rata-rata 76.8.

DAFTAR PUSTAKA

AR, Syamsudin dan Damayanti, V.S. (2009). Metode

Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT

Rosdakarya

Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Departemen pendidikan nasional. (2008). Kamus

besar bahasa indonesia. Jakarta: balai pustaka

Hanafiah, Dkk (2010). Konsep strategi

pembelajaran. Bandung: Refika Aditama

Nurgiantoro, Burhan. (2009). Teori pengkajian fiksi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(9, 23, 67, 113, 165, 216)p

Suhendar. Dan Supinah Pien. (1993). Pendekatan

Sejarah dan Apresiasi Sastra Indonesia.

Bandung: Pionir Jaya Bandung. (1)p

Slavin, Robert. E. (2010). Cooperative Learning

Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa

Media (144)p

Tengsoe Tjahjong. Liberatus. (1958). Sastra

Indonesia Pengantar Dan Apresiasi. Bandung:

Nusa Indah

Arikunto, Suharsimi. (2006). Proses Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi

Pustaka (52)p

Departemen pendidikan nasional.(2008). Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka (23)p

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan.

Yogyakarta: Bumi Aksara

.