pembahasan psl 36 sita

2
Sesuai dengan pasal 36 (d) bahwa Puskesmas non rawat inap yang terletak di kawasan perkotaan dalam hal pelayanan gizi harus melakukan deteksi dini/ penemuan kasus gizi di masyarakat. Selain itu juga Puskesmas non rawat inap harus melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi di kelompok atau masyarakat. Demi pen apaian target balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan! Puskesmas "ampus harus saling bekerja sama dalam melakukan deteksi dini dan juga melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi buruk dengan bantuan dari tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas. Selain itu juga pihak Puskesmas dapat melakukan ad#okasi dengan tokoh masyarakat dalam membentuk kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi. Sesuai dengan pasal 36 (e) bahwa Puskesmas non rawat inap yang terletak di kawasan perkotaan dalam hal pelayanan pen egahan dan pengendalian penyakit haruslah melakukan sosialisasi/penyuluhan kepada kelompok masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan. Selain itu juga dilakukan penyuluhan kepada kelompok masyarakat bahwa apabila di urigai $% haruslah segera periksa %$& di Puskesmas. Dari hasil pen apaian! akupan penemuan kasus $% baru dengan %$& positi' masih sangat kurang! disini diperlukan kerjasama antar tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas demi ter apainya target yang diinginkan oleh Puskesmas. Sesuai dengan pasal 36 (e) bahwa Puskesmas non rawat inap yang terletak di kawasan perkotaan dalam hal pelayanan pen egahan dan pengendalian penyakit haruslah melakukan promosi penyuluhan mengenai kasus diare pada kelompok masyarakat untuk menjaga kebersihan diri ataupun dengan peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang penyakit diare dengan membentuk kader kader kesehatan yang peduli terhadap kesehatan dan juga P %S. Selain itu juga untuk kasus diare! perlu dilakukan pemantauan tempat tempat umum! pengelolaan makanan! dan juga sumber air bersih dalam rangka men egah terjadinya kasus diare di masyarakat. Sesuai dengan pasal 36 (e) bahwa Puskesmas non rawat inap yang terletak di kawasan perkotaan dalam hal pelayanan pen egahan dan pengendalian penyakit dalam hal ini kasus peumonia pada balita haruslah dilakukan promosi kesehatan dengan ara penyuluhan kepada kelompok masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan! dan juga gizi pada anak balita serta pertolongan pertama ketika anak sesak uriga pneumonia pada balita. Selain itu juga tenaga kesehatan/ kader kesehatan dapat memberikan edukasi kepada keluarga penderita pneumonia tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan juga kebersihan disekitar lingkungan rumah! serta pentingnya kelengkapan imunisasi pada balita.

Upload: masitha-prilina-yusmar

Post on 04-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SITA

TRANSCRIPT

Sesuai dengan pasal 36 (d) bahwa Puskesmas non rawat inap yang terletak di kawasan perkotaan dalam hal pelayanan gizi harus melakukan deteksi dini/ penemuan kasus gizi di masyarakat. Selain itu juga Puskesmas non rawat inap harus melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi di kelompok atau masyarakat. Demi pencapaian target balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan, Puskesmas Kampus harus saling bekerja sama dalam melakukan deteksi dini dan juga melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi buruk dengan bantuan dari tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas. Selain itu juga pihak Puskesmas dapat melakukan advokasi dengan tokoh masyarakat dalam membentuk kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi.

Sesuai dengan pasal 36 (e) bahwa Puskesmas non rawat inap yang terletak di kawasan perkotaan dalam hal pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit haruslah melakukan sosialisasi/penyuluhan kepada kelompok masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan. Selain itu juga dilakukan penyuluhan kepada kelompok masyarakat bahwa apabila dicurigai TB haruslah segera periksa BTA di Puskesmas. Dari hasil pencapaian, cakupan penemuan kasus TB baru dengan BTA positif masih sangat kurang, disini diperlukan kerjasama antar tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas demi tercapainya target yang diinginkan oleh Puskesmas.

Sesuai dengan pasal 36 (e) bahwa Puskesmas non rawat inap yang terletak di kawasan perkotaan dalam hal pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit haruslah melakukan promosi penyuluhan mengenai kasus diare pada kelompok masyarakat untuk menjaga kebersihan diri ataupun dengan peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang penyakit diare dengan membentuk kader kader kesehatan yang peduli terhadap kesehatan dan juga PHBS. Selain itu juga untuk kasus diare, perlu dilakukan pemantauan tempat tempat umum, pengelolaan makanan, dan juga sumber air bersih dalam rangka mencegah terjadinya kasus diare di masyarakat.

Sesuai dengan pasal 36 (e) bahwa Puskesmas non rawat inap yang terletak di kawasan perkotaan dalam hal pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit dalam hal ini kasus peumonia pada balita haruslah dilakukan promosi kesehatan dengan cara penyuluhan kepada kelompok masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, dan juga gizi pada anak balita serta pertolongan pertama ketika anak sesak curiga pneumonia pada balita. Selain itu juga tenaga kesehatan/ kader kesehatan dapat memberikan edukasi kepada keluarga penderita pneumonia tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan juga kebersihan disekitar lingkungan rumah, serta pentingnya kelengkapan imunisasi pada balita.