pembahasan makalah pedesaan dan perkotaan

17
BAB I MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN A. Definisi Masyarakat Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan satu-kesatuan. B. Definisi Desa Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa. 1

Upload: agung14

Post on 02-Jul-2015

402 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

BAB I

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

A. Definisi Masyarakat

Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti

“kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”.

Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk akhiran hidup, yang bukan

disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain

dalam lingkungan sosial yang merupakan satu-kesatuan.

B. Definisi Desa

Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma adalah suatu

kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.

Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial,

ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam

hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Sedangkan menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya kurang dari

2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

2) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan

3) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan

pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya

Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa

pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri

mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-

unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara

sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong,

1

Page 2: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat-

istiadat, kesenian, kehidupan moral, susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang

jelas.

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan

adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi

keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari

bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman

tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan

demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan

dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.

Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan

pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat

miskin, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup

masyarakat, memberikan layanan social desa, hingga memperdayakan masyarakat dan

membuat pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek

diatas kertas.

Karena pada kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan,

yang keuntungannya direnggut oleh actor yang melaksanakan pembangunan di desa

tersebut: bisa elite kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik

menjadi indicator keberhasilan pembangunan. Karena itu, Program Pengembangan

Kecamatan (PPK) yang ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan

pada desa untuk menentukan arah pembangunan dengan menggunakan dana PPK,

orientasi penggunaan dananyapun lebih untuk pembangunan fisik. Bahkan, di

Sumenep (Madura), karena kuatnya peran kepala desa (disana disebut klebun) dalam

mengarahkan dana PPK untuk pembangunan fisik semata, istilah PPK sering

dipelesetkan menjadi proyek para klebun.

2

Page 3: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

Menyimak realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi

sesungguhnya adalah “Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk, dari

dan oleh desa. Desa adalah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa (nation)

bernama Indonesia.

Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah program yang diterapkan

sampai kedesa-desa, alangkah baiknya jika menerapkan konsep:”Membangun desa,

menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak

kalangan,

tetapi belum dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan

yang harus segera dijawab.

C. Definisi Kota

Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-

macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.

1) Wirth

Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni

oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya

2) Max Weber

Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian

besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

3) Dwigth Sanderson

Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.

Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri

mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan

komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.

Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena

memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang

3

Page 4: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

kita meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang

diantaranya mempunyai ciri-ciri :

1) Netral Afektif

Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas

dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau

Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat

emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal

yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam

perasaannya.

2) Orientasi Diri

Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya

sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai

hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota

terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung

untuk individualistik.

3) Universalisme

Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu

pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.

4) Prestasi

Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima

berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.

5) Heterogenitas

Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari

lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.

4

Page 5: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

BAB II

PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT

PERKOTAAN

A. Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup

bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi

dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan

masyarakat desa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan

perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut

sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan

perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota

masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya

serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi

masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama

sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak

tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam

masyarakat.

Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :

1) Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang

lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan

lainnya di luar batas wilayahnya.

2) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.

3) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.

4) Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama,

adapt istiadat, dan sebagainya

Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala,

khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini

merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan

ketegangan-ketegangan sosial.

5

Page 6: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

B. Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut dengan urban community . Pengertian

masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya

yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada

masyarakat kota yaitu :

1) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan

keagamaan di desa.

2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus

bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan

atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan,

sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan

sebagainya.

3) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,

menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada

faktor kepentingan daripada factor pribadi.

4) Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai

batas-batas yang nyata.

5) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak

diperoleh warga kota dari pada warga desa.

6) Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan

daripaa factor pribadi.

7) Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar

kebutuhan individu.

8) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota

biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

C. Perbedaan Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan

1) Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam

Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi

geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak

ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk

yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.

6

Page 7: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

2) Pekerjaan atau mata pencaharian

Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak

sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah

pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.

3) Ukuran komunitas

Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.

Kepadatan penduduk, Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila

dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota, kepadatan penduduk suatu

komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu

sendiri.

Homogenitas dan heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri

sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku

nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan

masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen,

terdiri dari orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga

bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.

Diferensiasi sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi

pentingnya derajat yg tinggi di dalam diferensiasi sosial.

Pelapisan sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam

bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi

atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem

dari masyarakat. Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak

resmi antara masyarakat desa dan kota:

pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system

pelapisannya dibandingkan dengandi desa.

pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam

piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.

masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.

ketentuan kasta dan contoh perilaku.

Mobilitas sosial

7

Page 8: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

Mobilitas berkaitan dengan perpindahan yang disebabkan oleh

pendidikan kota yang heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-

kelembagaan, banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah, waktu yg

tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan, bepergian setiap

hari di dalam atau di luar, waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan

di daerah pedesaan, interaksi social masyarakat pedesaan lebih sedikit

jumlahnya, dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun

secara kualitatif.

Pengawasan social

Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lebih

menyangkut masalah pelanggaran.

Pola kepemimpinan

Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak

ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.

Standar kehidupan

Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan

tersebut, di desa tidak demikian.

Kesetiakawanan sosial

Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak

ditentukan oleh masingmasing faktor yang berbeda

Nilai dan sistem nilai

Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati

dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.

8

Page 9: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

BAB III

INTERAKSI ANTARA PEDESAAN DAN PERKOTAAN

A. Hubungan Pedesaan Dan Perkotaan

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah

satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat

hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling

membutuhkan. Kota tergantung dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan

pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber

tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Misalnya saja buruh bangunan

dalam proyek-proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya

atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja

musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan

dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka

merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.

“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih

dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah

ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah

makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan

kekotaan.

Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,

karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan

makin menentukan kehidupan perdesaan.

Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui

beberapa cara, seperti:

1) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan

dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua

kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;

9

Page 10: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

2) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota

baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan

lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;

3) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa.

Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;

4) Koperasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat

kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya

diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah

terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang

dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang

memang akan mengkota.

B. Aspek Positif Dan Negatif

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial,

ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam

komponen-komponen yang memebentuk struktur kota tersebut. Jumlah dan kualitas

komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan

kota tersebut.

Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya

mengandung 5 unsur yang meliputi :

Wisma, untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.

Karya, untuk penyediaan lapangan kerja.

Marga, untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.

Suka, untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.

Penyempurnaan, untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan

utilitas umum.

Untuk itu semua, maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus

ditingkatkan :

10

Page 11: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota.

Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota

harus dimilikinya .

Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus

dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lainnya.

Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak,

maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.

Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara

para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga

dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.

Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota

harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional.

Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan

masalah kota sebagai berikut :

Menekan angka kelahiran.

Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota.

Membendung urbanisasi.

Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah.

Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah

ada di sekitar kota besar.

Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.

11

Page 12: Pembahasan Makalah Pedesaan Dan Perkotaan

DAFTAR PUSTAKA

http://bataviase.co.id/aspek-positif-negatif-masyarakat-kota-desa.html

http://massofa.wordpress.com/2008/10/21/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-ilmu-sosial-dasar/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan.html

http://resaismoyodari.blogspot.com/2010/04/hubungan-desa-dan-kota.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pedesaan-perkotaan-di-indonesia/

http://www.ziddu.com/download/2453324/MateriISD.pdf.html

12