pembahasan gic

5
PEMBAHASAN Semen glass ionomer (GIC) merupakan nama umum untuk material yang didasarkan pada reaksi antara bubuk semen glass ionomer dan asam poliakrilik. Semen ini berkembang sejak tahun 1970-an untuk meningkatkan kinerja klinis dari semen silikat dan untuk mengurangi resiko kerusakan pulpa. Semen glass ionomer telah digunakan untuk restorasi estetik pada gigi anterior seperti klas III dan V, sebagai semen luting, fissure sealant, liner, dan basis. Semen ini dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe pertama untuk luting, tipe kedua untuk restorasi, dan tipe ketiga untuk liner dan basis. (anusavice, 2013) Komposisi Glass Ionomer Cement GC Gold Label 2 Powder Liquid Fluoroalumino silicate glass 95% Distilled water 50% Polyacrylic acid powder 5% Polyacrylic acid 40% Tabel 1. Komposisi glass ionomer cement GC Gold Label 2

Upload: matthew-eaton

Post on 24-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

semen GIC

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan GIC

PEMBAHASAN

Semen glass ionomer (GIC) merupakan nama umum untuk material yang didasarkan

pada reaksi antara bubuk semen glass ionomer dan asam poliakrilik. Semen ini berkembang

sejak tahun 1970-an untuk meningkatkan kinerja klinis dari semen silikat dan untuk

mengurangi resiko kerusakan pulpa. Semen glass ionomer telah digunakan untuk restorasi

estetik pada gigi anterior seperti klas III dan V, sebagai semen luting, fissure sealant, liner,

dan basis. Semen ini dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe pertama untuk luting, tipe kedua

untuk restorasi, dan tipe ketiga untuk liner dan basis. (anusavice, 2013)

Komposisi Glass Ionomer Cement GC Gold Label 2

Powder Liquid

Fluoroalumino silicate glass 95% Distilled water 50%

Polyacrylic acid powder 5% Polyacrylic acid 40%

Tabel 1. Komposisi glass ionomer cement GC Gold Label 2

Tabel 2. Spesifikasi glass ionomer cement GC Fuji IX GP

Proses setting semen glass ionomer meliputi tiga tahap berikut:

1. Dissolution

Ketika air dicampur dengan bubuk, asam masuk ke dalam larutan dan bereaksi dengan

lapisan luar kaca. Lapisan ini habis dalam aluminium, kalsium, natrium, dan ion fluor,

Page 2: Pembahasan GIC

sehingga hanya silika-gel yang tetap. Ion hidrogen yang dilepaskan dari gugus karboksil

pada rantai polyacid berdifusi ke kaca, dan menebus hilangnya kalsium, aluminium, dan

ion fluoride. Reaksi setting semen merupakan proses yang lambat, dan dibutuhkan

beberapa waktu bagi material untuk menstabilkan. Biasanya, setting time membutuhkan

3 sampai 6 menit tergantung apakah itu adalah filling atau semen luting. (Noort, 2007)

2. Gelation

Initial set adalah akibat aksi cepat dari ion kalsium, yang menjadi divalen dan lebih

berlimpah awalnya, lebih mudah bereaksi dengan gugus karboksil dari asam

dibandingkan ion trivalen aluminium. Hal ini merupakan fase gelation dari reaksi setting.

(Noort, 2007)

3. Hardening

Setelah fase gelation terdapat fase hardening yang dapat bertahan selama tujuh hari.

Membutuhkan waktu 30 menit untuk menyerap ion aluminium menjadi signifikan,

namun ion aluminium yang menyediakan kekuatan akhir untuk semen, karena mereka

bertanggung jawab untuk pengenalan crosslink tersebut. Berbeda dengan ion kalsium,

sifat trivalen ion aluminium memastikan bahwa tingkat tinggi ikatan silang dari molekul

polimer berlangsung. Terdapat kelanjutan pembentukan jembatan garam aluminium, dan

air terikat dengan silika-gel, yang kini mengelilingi inti sisa dari masing-masing partikel

kaca. Saat semen sepenuhnya bereaksi, kelarutannya cukup rendah. Struktur akhirnya

terdiri dari dari partikel-partikel kaca, yang dikelilingi oleh silika-gel pada matriks dari

crosslink asam polyacrylic. (Noort, 2007)

Hal ini terjadi karena perbedaan laju pada setiap ion yang dilepaskan dari kaca dan

laju pada setiap garam matriks yang terbentuk. Ion kalsium lebih cepat dilepas daripada ion

aluminium. Hal ini karena ion kalsium hanya terikat longgar dalam struktur kaca, sedangkan

ion aluminium merupakan bagian dari jaringan kaca, yang lebih sulit untuk memecah.

Kalsium dan ion aluminium pada akhirnya akan membentuk matriks garam. Ion natrium dan

fluorin tidak mengambil bagian dalam proses setting tetapi bergabung untuk dilepaskan

sebagai natrium fluorida. (Noort, 2007)

Page 3: Pembahasan GIC

Gambar 1. Struktur asam poliakrilat dan ikatan silang melalui kalsium dan ion aluminium. (McCabe, 2008)

Gambar 2. Diagram ilustrasi setting GIC. (McCabe, 2008)

Bubuk semen glass ionomer yang dicampur dengan cairan kental asam karboksilat

memiliki rasio bubuk/cairan sebesar 1,3:1 hingga 1,35:1, sedangkan yang dicampur dengan

air atau cairan dengan konsistensi seperti air memiliki rasio bubuk/cairan 3,3:1 hingga 3,4:1.

Bubuk semen glass ionomer dan cairan dibagi dan diletakkan pada paper pad atau glass slab.

Bubuk dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dicampur dengan cairan dengan spatula

yang kaku kemudian bagian kedua ditambahkan. Waktu pencampuran adalah 30 hingga 60

detik. Semen glass ionomer yang telah tercampur harus segera diaplikasikan karena working

time setelah pencampuran adalah sekitar 2 menit pada suhu 230C. (craig, 2002)

Page 4: Pembahasan GIC

Daftar Pustaka:

Noort, R.V. 2007. Introduction to Dental Materials. Third edition. Mosby Elsevier:

London. pp. 130, 131.

McCabe, J. F and Wall, Angus. 2008. Applied Dental Materials. Ninth edition.

Victoria: Blackwell. pp. 285-286

Anusavice, KJ, Shen, C & Rawls, HR. 2013. Phillip’s Science of Dental Material.

12th edn. Saunders Elsevier, Missouri. pp. 471

Craig, Robert G and Powers, John M. 2002. Restorative Dental Materials elevent

edition. Mosby: USA. pp. 615