pembahasan fistum acara 4

Upload: yofa-odi-pratama

Post on 15-Oct-2015

270 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMBAHASAN FISTUM ACARA 4RATIO TRANSMISI CAHAYA DAN INDEKS LUAS DAUNCahaya merupakan faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman disamping unsur hara dan air (Purnomo dan Sitompul 2006). Hal ini dikarenakan cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologi tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi.Kondisi kekurangan cahaya berakibat terganggunya metabolisme, sehingga menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat (Chowdury et al. 1994 dan Sopandie et al. 2003 dalam Djukri dan Purwoko 2003). Tidak semua radiasi surya mampu diserap tanaman, hanya radiasi surya dengan panjang gelombang 0.4 0.7 m yang mampu diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman. Bagian radiasi inilah yang disebut radiasi nampak (visible radiation). Penerapan istilah radiasi nampak didasarkan atas kemampuan mata manusia normal yang dapat mendeteksi radiasi pada batas gelombang tersebut dan paling jelas pada spectrum hijau ( = 0.52 m) (Sitompul2002). Menurut Nurmayulis (2005), cahaya yangditerima permukaan daun terdiri atas empat komponen, yaitu cahaya langsung, cahaya difus, cahaya refleksi, dan cahaya transmisi.Ratio Transmisi Cahaya merupakan perbandingan dari kuanta cahaya pada suatu lapis tajuk, Iy (permukaan tanah), dengan kuanta cahaya diatas permukaan tajuk,I0, yaitu cahaya langsung, perbandingan atau hasil bagi ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui besarnya cahaya yang diteruskan oleh daun suatu tanaman, dengan adanya cahaya yang ditransmisikan oleh daun ini akan berpengaruh pada penurunan cahaya yang diabsorbsi oleh daun. Faktor factor yang mempengaruhi transmisi cahaya oleh tanaman antara lain karakter kanopi yaitu luas daun,sudut daun, filotaksis, jumlah daun, dan ukuran daun (Sulistyono et al.2006). Selain itu radiasi surya yang ditransmisi oleh tanaman tergantung pula pada panjang gelombang, umur tanaman, dan sudut inklinasi daun. Secara umum sebenarnya indeks luas daun tidak berhubungan langsung dengan ratio transmisi cahaya, karena ratio transmisi cahaya didapatkan dari hasil bagi antara intensitas cahaya di bawah tajuk dengan intensitas cahaya di atas tajuk, namun ILD tersebut berhubungan dengan koefisien pemadaman cahaya dimana koefisien pemadaman cahaya ini sangat berhubungan dengan ratio transmisi karena koefisien pemadaman cahaya (k) menggambarkan besar kemampuan tajuk untuk menghambat cahaya yang masuk ke dalam tajuk oleh tanaman sehingga cahaya yang datang dapat diserap atau teritresepsi pada daun tanaman tersebut. Semakin besar nilai k maka semakin banyak cahaya yang diserap oleh daun dengan demikian semakin sedikitlah cahaya yang tertransmisi (diteruskan) maupun terpantulkan, sehingga cahaya yang datang efisien penggunaannya bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Berdasarkan hasil pengamatan kami nilai indeks luas daun (ILD) pada sampel padi yang berumur 35 HST dengan 3 kali ulangan ialah:Ulangan 1 ILDnya 46,5 cm2, ulangan 2 ILDnya 34,2 cm2, dan ulangan 3 ILDnya 16,4 cm2, dari ketiga hasil pengulangan tersebut nilai ILD adalah semakin menurun, hal tersebut berbanding terbalik dengan hasil dari perhitungan nilai k yaitu ulangan 1 nilai Knya 0,00039, ulangan 2 nilai Knya 0,00043, dan ulangan 3 nilai Knya 0,00055, disini nilai k semakin naik, sehingga pengamatan ini membuktikan kesesuaiannya dengan teori maupun literature yang ada yaitu bahwa koefisien pemadaman berbanding terbalik dengan indeks luas daun (LAI), dimana semakin besar LAI menyebabkan koefisien pemadamannya menjadi kecil dan sebaliknya (Saeki 2003). Sedangkan untuk hasil perhitungan RTC pada ketiga pengulangan pada pengamatan kami dihasilkan ulangan 1 RTCnya 41,8%, ulangan 2 RTCnya 38,8 %, dan ulangan 3 RTCnya 29,8%, dari hasil tersebut nilai RTC pada ketiga sampel semakin menurun disaat nilai k semakin naik, dengan demikian hasil tersebut membuktikan bahwa jika besarnya kemampuan tajuk menghambat cahaya yang masuk ke tajuk semakin besar maka cahaya datang banyak yang diserap oleh daun tanaman atau semakin sedikitlah cahaya yang ditransmisikan. Menurut (Sulistyono et al. 2006) kisaran RTC yang baik bagi pertumbuhan tanaman ialah 5% 20%, pada hasil pengamatan kami RTC terlalu besar yaitu kisaran 20% 40% dengan kata lain cahaya yang terserap oleh tanaman sedikit sehingga kurang baik bagi pertumbyhan tanaman. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh umur tanaman yang seharusnya digunakan untuk pengamatan ialah 40 maupun 80 HST namun pada pengamatan kami menggunakan 35 HST.Perhitungan RTC dalam bidang pertanian bertujuan untuk dapat mengetahui kisaran cahaya yang dapat diserap tanaman, nilai RTC yang besar menggambarkan ketidakoptimalan tanaman dalam menyerap cahaya, sehingga akan menghambat proses metabolisme pada tubuh tanaman dan menghambat pertumbuhan tanaman tersebut. Dengan mengetahui efisiensi penyerapan cahaya tersebut pembudidaya dapat melakukan usaha-usaha perbaikan yaitu dengan modifikasi tajuk atau kanopi pada area tempat tumbuh tanaman.KESIMPULAN1. RTC adalah2. Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologi tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi.3. Perhitungan indeks luas daun akan berpengaruh pada besaran nilai k yang akan diperoleh, nilai ILD berbanding terbalik dengan niali k4. Nilai k yang semakin besar menunjukkan efisiensi atau besarnya cahaya yang diserap oleh tanaman, sehingga cahaya yang ditransmisikan oleh tanaman semakin sedikit 5. Kisaran RTC yang baik bagi pertumbuhan tanaman ialah 5 20 %6. Perhitungan RTC bermanfaat bagi sector pertanian untuk mengetahui besarnya cahaya yang mampu diserap oleh tanaman sehingga dapat digunakan untuk menentukan usaha apa yang patut dilakukan agar cahaya tersebut dapat optimal bagi tanaman, misalnya dengan modifikasi tajuk atau kanopi.