pembahasan alkaloid

Upload: abdul-hakim-audah

Post on 10-Feb-2018

273 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    1/9

    I. DATA PENGAMATAN

    No. Perlakuan Hasil

    KININ HCl

    1 Reaksi H2SO4

    Sampel dilarutkan ke dalam air, lalu

    ditambahkan H2SO4pekat, fluorosensi

    dibawah UV 254 nm.

    Dibawah

    UV berwarna biru muda

    2 Reaksi King

    Sampel ditambah dengan diazo A, lalu

    diazo B, kemudian diteteskan NaOH.

    Terbentuk endapan oranye

    3 Reaksi kristal Hg2Cl2

    Sampel dilarutkan dalam air,

    ditambahkan Hg2Cl2 kemudian

    dikeringkan di atas kaca preparat sesuai

    mobil

    Terbentuk kristal khas

    PAPAVERIN HCl

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    2/9

    1 Lieberman HCl

    Sampel ditambahkan lieberman

    Larutan berwarna putih susu

    2 Sampel ditambahkan 1 ml anhidrida

    asam asetat, lalu ditambahkan 3 tetes

    asam sulfat pekat, kemudian

    dipanaskan, dilihat dibawah UV

    Fluorosensi pada gelombang 254

    nm berwarna kuning bening, hijau

    bening

    3 Kristal Hg2Cl2

    Sampel ditambahkan Hg2Cl2, kemudian

    diletakan di kaca preparat, ditunggu

    hingga kering, diamati di bawah

    mikroskop

    Terbentuk kristal berbentuk

    bongkahan batu

    EFEDRIN

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    3/9

    1 Lieberman

    Zat ditempatkan di pelat tetes,

    kemudian ditambhakan pereaksi

    liberman

    Terbentuk larutan berwarna kuning

    keruh

    2 CuSO4

    Zat ditambahkan kemudian ditambah

    dengan NaOH

    Terbentuk endapan biru

    3 Kristal Hg2Cl2

    Sampel dilarutkan dengan aquades lalu

    ditambahkan Hg2Cl2, kemudian

    diletakan di kaca preparat, ditunggu

    hingga kering, diamati di bawah

    mikroskop

    Terbentuk kristal efedrin yang

    khas

    HEKSAMIN

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    4/9

    1 Pereaksi asam salisilat dan asam sulfat

    Hekasmin sebanyak 101,7 mg

    ditambah 101,5 mg asam salisilat, lalu

    ditambah 1 ml asam sulfat dandipanaskan

    Terbentuk larutan dengan endapan

    putih

    2 Pereaksi asam sulfat dan formaldehid

    Heksamin dimasukkan ke dalam

    tabung reaksi, dengan jumlah tertentu,

    lalu ditambhakan dengan asam sulfat

    encer dan 1 tetes formaldehid, tutup

    dengan kapas sumbat, diberi kertas

    lakmus, diamati

    Terbentuk gas dan lakmus merah

    tetap menjadi merah

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    5/9

    3 Kristal sublimasi

    Sampel ditempatkan di ring sublimasi

    diatas kaaca preparat, dipanaskan dan

    diamati dibawah mikroskop

    Terbentuk kristal segi-enam yang

    khas

    II. REAKSI

    Reaksi kinin dengan asam sulfat

    (Kelly, 2009).

    Reaksi papaverin dengan asam sulfat

    (Kelly, 2009).

    III. PEMBAHASAN

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui reaksi-reaksi pendahuluan golongan alkaloid

    dan basa nitrogen. Sampel yang digunakan untuk pengujian kali ini adalah Euchinin, Kinin,

    Papaverin HCl, Efedrin, dan Heksamin.

    Sampel pertama yang diuji adalah untuk Kinin. Tiga reaksi dilakukan untuk sampel kinin

    HCl ini. Reaksi tersebut antara lain reaksi fluoresensi, reaksi kristal dan uji king. Pada reaksi

    fluoresensi digunakan asam sulfat encer. Sampel terlebih dahulu dilarutkan dalam pelarut yang

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    6/9

    sesuai di dalam tabung reaksi. Euchinin dilarutkan dalam etanol sementara kinin HCl dilarutkan

    dalam air. Dari sifat kelarutan ini sebenernya sudah dapat membedakan antara Euchinin yang

    larut dalam alkohol dan kinin HCl yang larut dalam air. Selanjutnya masing-masing sampel

    dipipet dari tabung reaksi dan diteteskan di atas pelat tetes. Keduanya ditambahkan asam sulfat

    encer. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan warna pada sampel. Di larutan kinin berubah

    warna yang semula tidak berwarna menjadi larutan kuning muda. Selanjutnya sampel tersebut

    diamati di bawah UV 254 nm. Hasilnya menunjukkan adanya fluoresensi biru.

    Reaksi selanjutnya yang dilakukan adalah reaksi pembentukan kristal dengan metode

    sublimasi. Reaksi sublimasi dilakukan untuk mendapatkan kristal berdasarkan perubahan suhu.

    Reaksi sublimasi hanya dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat melewati triple point. Masing-

    masing sampel euchinin dan kinin HCl diambil seujung spatel dan diletakkan diatas permukaan

    kaca objek. Selanjutnya ring glass ditempatkan hingga membatasi masing-masing sampel

    tersebut. Di atas ring glass ditempatkan kaca objek kedua yang diatasnya sudah diberi kapas

    yang dibasahkan. Kapas yang dibasahkan ini berfungsi untuk menjaga suhu pada kaca objek

    kedua agar tetap sesuai dengan suhu kamar sehingga uap dari sampel yang dipanaskan dapat

    menyublim dan membentuk padatan kembali.

    Rangkaian tersebut kemudian dipanaskan di atas api spirtus. Proses pemanasan ini

    menyebabkan terjadinya perubahan wujud dari padat menjadi uap. Sampel akan menguap akibat

    pemanasan tersebut. Uap dari sampel tersebut terbawa ke atas dan berhenti pada permukaan kaca

    objek yang kedua. Disini, suhu telah dibuat dalam kondisi suhu kamar sehingga uap yang

    dihasilkan dapat menyublim menjadi padatan. Padatan inilah yang berbentuk kristal. Kristal ini

    kemudian diamati di bawah mikroskop. Hasilnya terlihat jelas terbentuk kristal dengan berbagai

    bentuk dan ukuran seperti yang dapat dilihat pada data pengamatan.

    Pengujian yang dilakukan selanjutnya adalah uji king.. Sampel kinin HCl diambil sedikit

    menggunakan spatel dan ditaruh di pelat tetes.. selanjutnya ditetesi pereaksi Diazo A, Diazo B,

    dan NaOH. Hasilnya akan terbentuk endapan berwarna oranye cerah.

    Sampel berikutnya yang diuji adalah papaverin HCl. Papaverin HCl berbentuk serbuk

    kristalin putih. Reaksi yang dilakukan dalam identifikasi papaverin HCl ini antara lain reaksi

    dengan Liebermann, marquiss, fluoresensi dan uji kristal merkuro.

    Pada pengujian dengan pereaksi liebermann, sampel ditempatkan pada tabung reaksi

    kemudian ditambahkan pereaksi liebermann. Pereaksi liebermann sendiri NaNO2 dalam H2SO4.

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    7/9

    Setelah ditambahkan terlihat adanya endapan putih yang terbentuk dengan larutan berwarna

    putih kekuningan. Setelah dipanaskan terbentuk larutan berwarna kuning jingga dan endapan

    putih. Menurut literatur Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia Karya Wiwiek Indrayati,dkk,

    Warna jingga diberikan oleh senyawa yang mengandung cincin benzen tersubstitusi tunggal

    yang tidak bergabung dengan gugus karbonit, amida, atau C=N-O. Warna jingga atau coklat

    diberikan oleh beberapa senyawa yang mengandung dua cincin benzen tersubstitusi mono yang

    tergabung dengan satu atom karbon atau atom karbon yang berdampingan. Beragam warna

    diberikan oleh senyawa yang mengandung gugus hidroksil, O-alkil, atau O-CH2-O yang terikat

    pada cincin benzen atau terikat pada struktur yang mengandung cincin benzen. Cincin benzen

    harus tidak mengikat NO2, halogen, atau substituen O- pada posisi orto terhadap substituen

    oksi. Senyawa yang mengandung sulfur memberikan reaksi serupa.

    Struktur papaverin HCl mengandung beberapa cincin benzen sehingga memberikan hasil yang

    positif pada reaksi dengan liebermann ini.

    Pengujian selanjutnya adalah reaksi dengan pereaksi marquis. Sampel dimasukkan ke

    dalam tabung reaksi. Selanjutnya 1 tetes formalin dan 9 tetes asam sulfat ditambahkan ke dalam

    tabung reaksi. Hasilnya terbentuk larutan berwarna hitam kemerahan. Menurut literatur dengan

    reagen marquis ini berbagai senyawa dengan struktur kimia berbeda memberikan reaksi terhadap

    reagensia ini. Struktur yang cenderung mempertahankan respons terhadap reagensia pada ujung

    spektrum ungu, dengan urutan yang menurun adalah cincin sulfur (dengan atau tanpa cincin

    aromatik), cincin oksigen (dengan cincin aromatik), cincin oksigen atau dulfur luar (dengan

    cincin aromatik), senyawa aromatik yang seluruhnya terdir dari C,H dan N sehingga terdapat

    kecenderungan respons terhadap reagen Marquis bergerak secara bertahap ke arah panjang

    gelombang yang lebih jauh yaitu melalui warna hijau, jingga dan merah, karena rasio C, H dan N

    terhadap gugus lain dalam molekul meningkat.

    Pengujian selanjutnya adalah dengan fluoresensi. Sampel papaverin HCl dimasukkan ke

    dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 ml anhidrida asam asetat dan 3 tetes asam sulfat

    pekat. Menurut Prof. Sakhashiri dalam artikel yang berjudul Acetic Acid and Acetic Acid

    Anhydride pada tahun 2008 disebutkan bahwa asam asetat anhidrid merupakan cairan jernih,

    tidak berwarna dengan bau tajam yang mirip dengan asam asetat. Asam asetat anhidrid dapat

    terhidrolisis dalam air untuk menghasilkan asam asetat. Pada bentuk cair, asam asetat anhdrida

    dapat mengiritasi jaringan tubuh bahkan dapat membuat kematian pada jaringan tersebut. Oleh

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    8/9

    karena itu pada praktikum ini penambahan asam asetat anhidrida harus dilakukan secara hati-hati

    dan dilakukan juga di ruang asam seperti penambahan asam sulfat pekat. Penambahan reagen

    tersebut menyebabkan adanya perubahan warna pada sampel menjadi jingga. Selanjutnya sampel

    tersebut diamati di bawah UV 254 nm. Hasilnya menunjukkan adanya fluoresensi hijau yang

    mengindikasikan bahwa sampel tersebut benar papaverin HCl.

    Reaksi identifikasi selanjutnya yang dilakukan adalah dengan kristal merkuro. Sampel

    pada kaca objek ditetesi reagen HgCl2. Penambahan reagen ini akan menghasilkan terbentuknya

    kristal yang dapat diamati di bawah mikroskop. Hasil pengamatan menunjukkan terbentuknya

    kristal berbagai ukuran yang bentuknya hampir membulat. Apabila dibandingkan dengan

    literatur, bentuk kristal papaverin HCl ini dapat teridentifikasi dengan jelas.

    Sampel selanjutnya yang diidentifikasi adalah efedrin. Reaksi yang dilakukan adalah

    dengan pereaksi lieberman, dengan pereaksi CuSO4 + NH4OH dan reaksi kristal. Pada reaksi

    dengan lieberman menunjukkan hasil terbentuknya endapan putih dan coklat dengan larutan

    berwarna kuning kehijauan. Adanya endapan dan larutan berwarna yang terbentuk ini dapat

    digunakan untuk identifikasi efedrin.

    Pereaksi selanjutnya yang digunakan untuk identifikasi efedrin ini adalah CuSO4 +

    NH4OH. Setelah penambahan reagen tersebut terlihat adanya endapan biru muda yang terbentuk

    di dalam larutan berwarna biru muda jernih. Hal ini mengindikasikan bahwa efedrin akan

    membentuk poduk yang khas berwarna biru muda ini apabila direaksikan dengan reagen

    tersebut. Oleh karena itu reaksi dengan CuSO4 + NH4OH dapat dilakukan untuk identifikasi

    efedrin.

    Reaksi selanjutnya yang dilakukan adalah reaksi kristal dengan sublimasi. Hasilnya

    terbentuk kristal dengan berbagai bentuk dan ukuran seperti yang dapat dilihat pada data

    pengamatan.

    Sampel berikutnya yang diidentifikasi adalah heksamin. Reaksi yang dilakukan antara

    lain dengan menggunakan pereaksi p-DAB dan reaksi kristal. Pada pengujian dengan p-DAB,

    sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah reagen p-DAB. Hasilnya

    menunjukkan terbentuknya larutan kuning terang jernih dan timbulnya panas yang dapat

    dirasakan pada permukaan tabung reaski yang bersisi sampel. Hasil tersebut menunjukkan reaksi

    yang spesifik untuk heksamin.

  • 7/22/2019 Pembahasan Alkaloid

    9/9

    Pada reaksi kristal, terlihat adanya kristal yang terbentuk yang diamati di bawah

    mikroskop. Terlihat adanya kristal yang terbentuk dengan berbagai bentuk dan ukuran.

    IV. KESIMPULAN

    Kesimpulannya, untuk mengidentifikasi senyawa golongan alkaloid dan basa nitrogen

    dapat menggunakan uji lieberman, nessler, marquiss, fluoresensi, kupri sulfat, merkui sulfat, ferri

    klorida, titan yellow dan asam sulfat. Uji kristal sublimat juga dapat dilakukan untuk

    mengidentifikasi perbedaan bentuk kristal dari masing-masing senyawa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kelly, W.N. (2009).Pharmacy :What It Is and How It Works. CRC Press. New York.