pembagian-pajak1

8
PEMBAGIAN PAJAK Secara umum pembagian pajak dibedakan berdasarkan sifat- sifat & ciri-ciri tertentu yang terdapat dalam masing-masing pajak. Pembagian pajak berdasarkan sifat-sifat tertentu : Pajak atas kekayaan & pendapatan Pajak atas lalu lintas, yaitu lalu lintas hukum,kekayaan & barang Pajak yang bersifat kebendaan Pajak atas pemakaian Pembagian pajak berdasarkan ciri-ciri tertentu: Pajak subjektif & objektif Pajak langsung & tidak langsung Urunan & pajak umum Pajak umum & pajak daerah 1. Pajak Subjektif & Pajak Objektif a. Pajak Subjektif (bersifat perorangan) yaitu pajak yang memperhatikan pertama-tama keadaan pribadi wajib pajak untuk menetapkan wajib pajaknya harus ditemukan alas an-alasan yang objektif yang berhubungan erat dengan materialnya, yaitu yang disebut gaya pikul. Golongan pajak subjektif adalah pajak pendapatan atas penduduk indonesia & pajak kekayaan atas penduduk Indonesia, serta pajak yang dipungut dari badan-badan.

Upload: jusmanila-mustika-sari

Post on 29-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pajak langsung pajak tidak langsung

TRANSCRIPT

Page 1: pembagian-pajak1

PEMBAGIAN PAJAK

Secara umum pembagian pajak dibedakan berdasarkan sifat-sifat & ciri-ciri tertentu yang

terdapat dalam masing-masing pajak.

Pembagian pajak berdasarkan sifat-sifat tertentu :Pajak atas kekayaan & pendapatan

Pajak atas lalu lintas, yaitu lalu lintas hukum,kekayaan & barang

Pajak yang bersifat kebendaan

Pajak atas pemakaian

Pembagian pajak berdasarkan ciri-ciri tertentu:

Pajak subjektif & objektif

Pajak langsung & tidak langsung

Urunan & pajak umum

Pajak umum & pajak daerah

1. Pajak Subjektif & Pajak  Objektif 

a. Pajak Subjektif (bersifat perorangan) yaitu pajak yang memperhatikan

pertama-tama keadaan pribadi wajib pajak  untuk menetapkan wajib pajaknya

harus ditemukan alas an-alasan yang objektif yang berhubungan erat dengan

materialnya, yaitu yang disebut gaya pikul. Golongan pajak subjektif adalah pajak

pendapatan atas penduduk indonesia & pajak kekayaan atas penduduk Indonesia,

serta pajak yang dipungut dari badan-badan.

b. Pajak  Objektif  (bersifat kebendaan) yaitu pajak yang pertama-tama

memperhatikan objeknya baik itu berupa benda, dapat pula berupa keadaan,

perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar,

kemudian barulah dicari subyeknya (orang atau badan hokum) yang bersangkutan

langsung. Dengan tidak mempersoalkan apakah subjek pajak ini berkediaman di

Indonesia ataupun tidak.

Page 2: pembagian-pajak1

Golongan pajak objektif diantaranya:

a. Pajak yang dipungut karena keadaan diantaranya pajak kekayaan, pajak

pendapatan, pajak karena menggunakan benda yang kena pajak.

b. Pajak yang dipungut karena perbuatan diantaranya pajak lalu lintas

kekayaan, pajak lalu lintas hukum, pajak lalu lintas barang, serta pajak atas

pamakaian.

c. Pajak yang dipungut karena peristiwa diantaranya bea pemindahan di

Indonesia contohnya pemindahan harta warisan.

Ada dua macam kewajiban pajak yaitu:

1. Kewajiban Pajak Subjektif

Kewajiban Pajak Subjektif adalah kewajiban yang melekat pada

subjeknya, pada umumnya orang yang bertempat tinggal di Indonesia

memenuhi kewajiban pajak subjektif, anak, orang dewasa , wanita yang sudah

kawin. Sedangkan untuk orang di luar Indonesia kewajiban subjektif ada

kalau mempuanyai hubungan ekonomis dengan Indonesia (misalnya

mempunyai perusahaan di Indonesia).

Kewajiban pajak subjektif dalam negeri untuk pajak penghasilan adalah:

1. Mulai

a. Pada waktu seseorang dilahirkan di wilayah Indonesia

b. Pada waktu seseorang menetap di Indonesia

2. Berakhir

a. Pada waktu seseorang meninggal dunia

b. Pada waktu seseorang meninggalkan Indonesia

3. Kewajiban pajak subjektif luar negeri untuk pajak penghasilan adalah:

a. Mulai

1. Pada waktu seseorang dilahirkan di luar wilayah Indonesia dan

mempunyai hubungan ekonomis tertentu dengan Indonesia

menurut undang-undang pajak

2. Pada waktu seseorang menetap di luar negeri serta mempunyai

hubungan ekonomis tertentu dengan Indonesia menurut undang-

undang pajak

Page 3: pembagian-pajak1

3. Berakhir Pada waktu hubungan ekonomis dengan Indonesia seperti

diatas terputus

4. Pada waktu seseorang menetap di Indonesia

5. Pada waktu seseorang meninggal dunia

2. Kewajiban Pajak Objektif

Kewajiban pajak objektif adalah kewajiban yang melekat pada objeknya.

Seseorang dapat dikenakan kewajiban pajak objektif jika ia mendapat

penghasilan atau mempunyai kekayaan yang memenuhi syarat menurut

Undang-undang.

2. Pajak Langsung & Pajak Tidak Langsung

a. Pajak Langsung yaitu pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh wajib

pajak yang bersangkutan, tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain. Atau

pajak yang dipungut secara berkala. Contoh: Pajak Penghasilan.

b. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada

pihak ketiga atau konsumen. Atau pajak yang dipungut setiap terjadi peristiwa

atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi

penyerahan barang, pembuatan akte. Contoh: Pajak pertambahan nilai, bea

meterai, bea balik nama.

3. Pembagian Menurut Prof. Adriani

Prof. Adriani sangat mengutamakan pembagian pajak berdasarkan ciri-ciri

yang mempunyai arti prinsip & menyimpulkan bahwa pembedaan antara pajak

subjektif & pajak objektif sangat tepat. Sebaliknya ia tidak menyetujui pemakaian

istilah seperti pajak pribadi & pajak kebendaan.

Page 4: pembagian-pajak1

4. Pembagian Menurut Prof. Smeets

Prof. Smeets membedakan antara urunan dan pajak-pajak umum.

Urunan, mempunyai sifat yang sama dengan retribusi karena keduanya dapat

dianggap sebagai pengganti kerugian untuk jasa-jasa yang diperoleh dari

pemerintah.

Pajak umum. Pajak ini dibagi dalam 7 golongan yakni:

a. Pajak-pajak perorangan atas sisa-sisa yang di dalamnya termasuk

pajak pendapatan atas penduduk.

b. Pajak-pajak kebendaaan atas sisa-sisa yang di dalamnya termasuk

pajak pendapatan atas bukan penduduk, pajak perseroan, pajak upah,

verponding bukan bangunan.

c. Pajak-pajak atas kekayaan.

d. Pajak-pajak atas tambahnya kekayaan.

e. Pajak langsung atas pemakaian seperti pajak rumah tangga, pajak

anjing, bea lelang

f. .Pajak tidak langsung atas pemakaian bea masuk.

g. Pajak-pajak yang menaikkan ongkos-ongkos produksi.

5. Iuran

Iuran adalah jumlah uang yg dibayarkan anggota perkumpulan kpd bendahara

setiap bulan (untuk biaya administrasi, rapat anggota, dsb)

6. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan dikelola oleh

Departemen Keuangan (Direktorat Jenderal Pajak). Penerimaannya masuk ke

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), antara lain:

a. Pajak Penghasilan

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPnBM)

c. Pajak Bumi dan Bangunan

d. Pajak/Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

e. Bea Meterai

Page 5: pembagian-pajak1

f. Sebagian dari pajak pusat tersebut hasil penerimaannya dibagikan kepada

pemerintah daerah yakni:

g. Hasil penerimaan PPh Orang Pribadi dalam negeri dan PPh pasal 21 dibagi

dengan imbangan 80% untuk pemerintah pusat dan 20% untuk pemerintah

daerah.

h. Hasil penerimaan PBB dibagi dengan imbangan 10% untuk pemerintah pusat

dan 90% untuk pemerintah daerah.

i. Hasil Penerimaan BPHTB dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah

pusat dan 80% untuk pemerintah daerah.

7. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan dikelola

oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda). Hasil penerimaannya masuk ke Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 

a. Jenis Pajak Propinsi, terdiri dari:

1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

Permukaan.

b. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari :

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C

7. Pajak Parkir