pembagian ikterus menurut metode kramer
DESCRIPTION
kramerTRANSCRIPT
Pembagian ikterus menurut metode Kramer
Salah satu cara memeriksa derajat kuning pada neonatus secara klinis, mudah dan
sederhana adalah dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan jari telunjuk
ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung,dada,lutut dan
lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian kadar bilirubin pada
masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel yang telah diperkirakan kadar
bilirubinnya (Mansjoer et al, 2007).
Derajat Ikterus
Daerah IkterusPerkiraan Kadar
BilirubinRata-rata Serum Bilirubin Indirec
I Kepala dan Leher 5,0 mg% 100 µmol/LII Badan Atas 9,0 mg% 150 µmol/LIII Badan bawah hingga tungkai 11,4 mg% 200 µmol/LIV Lengan, Kaki, Lutut 12,4 mg% 250 µmol/LV Telapak Tangan dan Kaki 16,0 mg% >250 µmol/L
1. Tumbuh Kembang Anak
a. Pengertian
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini
berarti bahwa tumbuh kembang anak sudah terjadi sejak di dalam kandungan
dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh
kembang anak dapat dengan mudah dipahami.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. (Depkes RI, 2005)
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf
pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromusculer, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.
b. Tahap-tahap tumbuh kembang
Walaupun terdapat variasi yang sangat besar, akan tetapi setiap anak akan
melalui suatu "milestone" yang merupakan tahapan dari tumbuh kembang
anak dan setiap tahapan mempunyai ciri-ciri tersendiri. adapun tahap-tahap
tumbuh kembang anak (Cecily, 2002) :
1) Masa pranatal
Masa mudigah / embrio : Konsepsi – 8 minggu
Masa janin / fetus : 9 minggu – lahir
2) Masa bayi
Masa neonatal : 0 – 28 hari
Masa neonatal dini : 0 – 7 hari
Masa neonatal lanjut : 8 – 28 hari
Masa pasca neonatal : 29 hari – 1 tahun
Masa prasekolah : 1 – 6 tahun
3) Masa sekolah : 6 – 10/20 tahun
Masa praremaja : 6 – 10 tahun
Masa remaja
Masa remaja dini : Wanita, usia 8-13 tahun
Masa remaja lanjut : Wanita, usia 13-18 tahun dan Pria, usia 15-20
tahun
Menurut Sigmund Freud, periodesasi perkembangan dibagi 5 fase :
1) Fase oral (0-1 tahun)
Anak memperoleh kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada
mulutnya. Hubungan sosial lebih bersifat fisik, seperti makan atau minum susu.
Objek sosial terdekat adalah ibu, terutama saat menyusu.
2) Fase anal (1-3 tahun)
Pada fase ini pusat kenikmatannya terletak di anus, terutama saat buang air
besar. Inilah saat yang paling tepat untuk mengajarkan disiplin pada anak
termasuk toilet training.
3) Fase falik (3-5 tahun)
Anak memindahkan pust kenikmatannya pada daerah kelamin. Anak mulai
tertarik dengan perbedaan anatomis antara laki-laki dan perempuan. Pada anak
laki-laki kedekatan dengan ibunya menimbulkan gairah sexual perasaan cinta
yang disebut Oedipus Complex. Sedangkan pada anak perempuan disebut
Electra Complex.
4) Fase laten (5-12 tahun)
Ini adalah masa tenang, walau anak mengalami perkembangan pesat pada
aspek motorik dan kognitif.. Anak mencari figure ideal diantara orang dewasa
berjenis kelamin sama dengannya.
5) Fase genital (12 ke atas)
Alat-alat reproduksi sudah mulai masak, pusat kepuasannya berada pada
daerah kelamin. Energi psikis (libido) diarahkan untuk hubungan-hubungan
heteroseksual. Rasa cintanya pada anggota keluarga dialihkan pada orang lain
yang berlawan jenis.
Menurut Erik H. Erikson perkembangan anak dibagi dalam 8 tahap :
1) Masa oral-sensorik yaitu masa kepercayaan vs ketidakpercayaan.
Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur 0-1 atau
1 ½ tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan
mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya
suatu ketidakpercayaan.
2) Masa anal-muskular yaitu kebebasan vs perasaan malu-malu atau ragu-
ragu.
Pada tahap kedua adalah tahap anus-otot (anal-mascular stages), masa ini
biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai dari usia 18 bulan sampai
3 atau 4 tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian
(otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu.
3) Masa genital-locomotor yaitu inisiatif vs rasa bersalah
Tahap ketiga adalah tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor stage)
atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode tertentu
saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus
diemban seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan
(inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan.
4) Masa laten yaitu ada gairah vs rendah diri
Tahap keempat adalah tahap laten yang terjadi pada usia sekolah dasar
antara umur 6 sampai 12 tahun. Salah satu tugas yang diperlukan dalam tahap
ini ialah mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan
rasa rendah diri.
5) Masa remaja yaitu identitas vs kekaburan peran
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat
masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. melalui tahap ini orang
harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi
berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah
masyarakat.
6) Masa dewasa yaitu kemesraan vs keterasingan
yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Adalah
ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari
sikap menyendiri.
7) Masa dewasa muda yaitu generativitas vs kehampaan
Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati
oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. salah satu tugas
untuk dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat
melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi).
8) Masa kematangan yaitu integritas ego vs kesedihan
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang
diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Yang
menjadi tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan
putus asa dan kekecewaan.
Tabel 1. Ringkasan Kemajuan Perkembangan Anak dari Lahir Sampai 5 Tahun (Sacharin, 1996)
Umur Motorik/Sensorik Sosial Bahasa ManipulatifSampai 1 bulan
Reflek-reflek primitif
Dapat enghisap Menggenggam, Memberikan
respon terhadap suara-suara mengejutkan
Umur Motorik/Sensorik Sosial Bahasa Manipulatif
1-3 bulan Menegakkan kepala sebentar,
Mengadakan gerakan-gerakanmerangkak jika tengkurap
Memberikan respon senyum
3-4 bulan Mengangkat kepala dari posisi tengkurap dalam waktu yang singkat.
Memalingkan kepala ke arah suara.
Tersenyum. Bersuara jika diajak bicara.
Mulai mengamati tangan sendiri
Mampu untuk memegang kerincingan.
5-9 bulan Berguling dari sisi ke sisi ketika terlentang.
Memalingkan kepala pada orang yang berbicara.
Memperlihatkan kegembiraan dengan berlagak dan tersipu- sipu.
Bervokalisasi suara-suara bergumam, suaraseperti "da", "ma".
Mulai memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
Mampu memanipulasi benda-benda.
9-10 bulan
Duduk dari posisi berbaring
Berpindah Merangkak.
Mengenal dan menolak orang asing
Meniru Berteriak untuk
menarik perhatian.
Ngoceh dan bervokalisasi
Mengatakan kata-kata seperti da-da, mam- mam.
Memungut benda diantara jari-jari dan ibu jari.
Umur Motorik/Sensorik Sosial Bahasa Manipulatif
1 tahun Merangkak dengan baik
menarik badan sendiri untuk berdiri
Dapat berjalan dengan dibimbing.
Menurut perintah sederhana
meniru orang dewasa.
Memperlihatkan berbagai emosi.
Mengucapkan kata-kata tunggal
Memegang gelas untuk minum.
1 ½ tahun
Berjalan tanpa ditopang
Menaiki tangga atau peralatan rumah tangga (kursi)
Ingin bermain dekat anak-anak lain.
Meminta minum.
Mengenal gambar- gambar binatang.
Mengenal beberapa bagian tubuhnya
Telah menggunakan 20 kata-kata yang dapat dimengerti.
Mencoret-coret,
Membalik-balik halaman,
Bermain dengan balok-balok bangunan ecara konstruktif.
2 tahun Mampu berlari Memanjat Menaiki tangga Membuka pintu.
Mulai bernain dengan anak-anak lain
Mulai menggunakan dua atau tiga kata secara bersamaan
Berpakaian sendiri, tidak mampu untuk mengikat atau memasang kancing.
3 tahun Berlari bebas Melompat Mengendari
sepeda roda tiga.
Mengetahui nama dan jenis kelaminnya sendiri dapat diberi pengertian
Bermain secara konstruktif dan imitatif.
Berbicara dengan kalimat-kalimat pendek.
Menggambar lingkaran
Menggambar gambar-gambar yang dapat dikenal.
4-5 tahun Mengetahui banyak huruf-huruf dari alphabet
Mengetahui lagu kanak-kanak
Dapat menghitung sampai 10.
Bernyanyi Berdendang
c. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1) Keturunan
Jenis kelamin dan determinan keturunan lain secara kuat mmpengaruhi
hasil akhir pertumbuhan dan laju perkembangan untuk mendapatkan hasil akhir
tersebut. Terdapat hubungan yang besar antara orangtua dan anak dalam hal
sifat seperti tinggi badan, berat badan, dan laju pertumbuhan.
2) Neuroendokrin
Beberapa hubungan fungsional diyakini ada diantara hipotalamus dan
system endokrin yang memengaruhi pertumbuhan. Tiga hormon-hormon
pertumbuhan, hormone tiroid, dan endrogen. Tampak bahwa setiap hormone
yang mempunyai pengaruh bermakna pada pertumbuhan memanifestasikan efek
utamanya pada periode pertumbuhan yang berbeda.
3) Nutrisi
Nutrisi mungkin merupakan satu-satunya pengaruh paling penting pada
pertumbuhan. Faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap
perkembangan, dan efeknya ditujukan pada cara beragam dan rumit.
4) Hubungan Interpersonal
Hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting dalam
perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi, intelektual, dan
kepribadian. luasnya rentang kontak penting untuk pembelajaran dan
perkembangan kepribadian yang sehat.
5) Tingkat Sosioekonomi
Riset menunjukkan bahwa tingkat sosioekonomi keluarga anak mempunyai
dapak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan.
6) Penyakit
Banyak penyakit kronik dan Gangguan apapun yang dicirikan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna dan mengabsorbsi nutrisi tubuh akan member
efek merugikan pada pertumbuhan dan perkembangan.
7) Bahaya lingkungan
Bahaya dilikungan adalah sumber kekhawatiran pemberi asuhan kesehatan
dan orang lain yang memerhatikan kesehatan dan keamanan. Bahaya dari residu
kimia ini berhubungan dengan potensi kardiogenik, efek enzimatik, dan
akumulasi. (Baum dan Shannon, 1995)
8) Stress pada masa kanak-kanak
Stress adalah ketidakseimbagan antara tuntutan lingkungan dan sumber
koping individu yang menggangggu ekuiibrium individu tersebut. ( mastern
dkk, 1998)
Usia anak, temperamen situasi hidup, dan status kesehatan mempengaruhi
kerentanan, reaksi dan kemampuan mereka untuk mengatasi stress. Koping
adalah tahapan khusus dari reaksi individu terhadap stressor. Strategi koping
adalah cara khusus anak mengatasi stersor ang dibedakan dari gaya koping yang
relative tidak mengubah karakteristik kepribadian atau hasil koping. ( Ryan-
wengger, 1992)
9) Pengaruh media masa
Terdapat peningkatan kekhawatiran mengenai berbagai pengaruh media
pada perkembangan anak. (Rowitz, 1996)
2. Dampak Hospitalisasi
1) Pengertian
Menurut Wong (2000), hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu
alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS,
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Perasaan yang sering muncul pada anak adalah cemas, marah, sedih, takut dan rasa
bersalah.
Penyebab timbul reaksi hospitalisasi pada anak (Wong, 2000) :
Menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialaminya
Rasa tidak aman dan nyaman
Perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya dan sesuatu yang dirasakan
menyakitkan
2) Reaksi anak terhadap hospitalisasi
a. Masa bayi ( 0 - 1 tahun )
Perpisahan dengan orang tua : gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih
sayang.
Terjadi stranger anxiety ( usia 6 bulan ) : cemas apabila berhadapan dengan
orang asing dan perpisahan.
Reaksinya : menangis, marah, banyak melakukan gerakan.
b. Masa toddler ( 2 – 3 tahun )
Sumber stress yang utama : cemas akibat perpisahan
Respon : tahap protes, putus asa dan pengingkaran
Tahap protes : menangis kuat, menjerit memanggil orang tua atau menolak
perhatian yang diberikan orang lain
Tahap putus asa : menangis berkurang,anak tidak aktif, kurang menunjukkan
minat bermain dan makan, sedih dan apatis
Tahap pengingkaran : mulai menerima perpisahan,membina hubungan secara
dangkal, anak mulai terlihat menyukai lingkungannya
c. Masa prasekolah
Perawatan di RS : anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya
aman, penuh kasing sayang dan menyenagkan.
Reaksi terhadap perpisahan : menolak makan, sering bertanya, menagis
secara perlahan dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
d. Masa sekolah
Timbul kecemasan : berpisah dengan lingkungan yang dicintainya
Kehilangan kontrol karena adanya pembatasan aktivitas
Kehilangan kontrol : perubahan peran dalam keluarga, kehilangan kelompok
sosialnya karena ia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial,
perasaan takut mati dan adanya kelemahan fisik
Reaksi terhadap perlukaan atau rasa nyeri : ekspresi baik secara verbal
maupun nonverbal : anak sudah mampu mengkomunikasikannya, sudah
mampu mengontrol perilaku jika merasa nyeri : menggigit bibir/menggigit
dan memegang sesuatu dengan erat.
e. Masa remaja
Timbul perasaan cemas : harus berpisah dengan teman sebayanya
Pembatasan aktivitas di RS : anak kehilangan kontrol terhadap dirinya dan
menjadi tergantung pada keluarga atau pertugas kesehatan.
Reaksi yang sering muncul : menolak perawatan atau tindakan yang
dilakukan, anak tidak mau kooperatif dengan petugas kesehatan atau menarik
diri dari keluarga, sesama pasien dan petugas kesehatan.
Perasaan sakit : respon anak bertanya-tanya, menarik diri dari lingkungannya
/ menolak kehadiran orang lain.
3) Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi anak
a. Perasaan cemas dan takut
Perasaan cemas dan takut : mendapat prosedur menyakitkan
Cemas paling tinggi : menunggu informasi tentang diagnosa penyakit
anaknya.
Takut muncul : takut kehilangan anak pada kondisi sakit terminal
Perilaku : sering bertanya/bertanya tentang hal yang sama secara berulang-
ulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan marah.
b. Perasaan sedih
Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal
Perilaku : isolasi, tidak mau didekati orang lain, tidak kooperatif terhadap
petugas kesehatan.
c. Perasaan frustasi
Putus asa dan frustasi : anak yang telah dirawat cukup lama dan tidak
mengalami perubahan, tidak adekuatnya dukungan psikologis.
Perilaku : tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, menginginkan
pulang paksa.
A. DAMPAK PENYAKIT TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Kebutuhan Oksigenasi
Tidak terjadi ganguan kecuali jika adanya metastasis di paru atau peningkatan
penekakan diafragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma.
2. Kebutuhan Nutrisi
Terjadi karena menurun atau menghilangnya reflek hisap
3. Kebutuhan Aktifitas
Terjadi karena adanya letargi.
4. Kebutuhan Rasa Aman
Adanya resiko injuri berhubungan dengan prosedur penatalaksanan.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan
Komplikasi pada sistem syaraf pusat dapat menimbulkan kerusakan neurogis
permanen yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.