pemanfaatan media audio visual dalam layanan informasiterhadap peningkatan etiket siswa kelas vii...
DESCRIPTION
Skripsi BamsTRANSCRIPT
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM L BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENINGKATAN ETIKET SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 JEPARATAHUN PELAJARAN 2012/2013
PROPOSAL SKRIPSI
Diusulkan oleh:BAMBANG DWI SAMSUDIN
09110056
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2013
PEMANFAATAN TEKNIK PSIKODRAMA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN
KETERBUKAAN DIRI SISWA KELAS XI IPA SMA N 3 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanIKIP PGRI Semarang untuk Penyusunan Skripsi
Oleh:NOFIAN NURINDAH SARI
09110028
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2013
PROPOSAL SKRIPSI
PEMANFAATAN TEKNIK PSIKODRAMA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN
KETERBUKAAN DIRI SISWA KELAS XI IPA SMA N 3 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Disusun dan diajukan olehNofian Nurindah Sari
09110028
Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan untukdisusun menjadi skripsi
pada tanggal
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. M.Th. S. R. Retnaningdyastuti, M. Pd. Dra. Tri Hartini, M. Pd
NIP 195306031981032001 NPP 055201319
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan. Melalui
komunikasi, manusia menyatakan eksistensi dirinya. Komunikasi dengan
orang lain akan lebih menyenangkan dan lancar apabila seseorang mampu
dan berani mengungkapkan pikiran dan perasaan secara terbuka dan lancar.
Larasati (dalam Gainau, Maryam:1992) mengemukakan sekitar 73%
komunikasi yang dilakukan manusia merupakan komunikasi interpersonal.
Dalam lingkup sekolah, kemampuan siswa melakukan komunikasi
interpersonal mempunyai kontribusi yang penting dalam mencapai
kesuksesan akademik, jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki
kemampuan berhubungan dengan orang lain. Siswa yang memiliki
ketrampilan komunikasi interpersonal cenderung dapat mengungkapkan ide
atau gagasan kepada orang lain, demikian menurut Geleman,(1995) Gardner
(1993) dalam Gainau, Maryam (2008:169).
Berdasarkan penjelasan mengenai komunikasi interpersonal atau
komunikasi antar pribadi, De Vito (1989:4) dalam Sugio (2005:3)
mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-
pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang
dengan efek umpan balik. Ciri- ciri komunikasi antar pribadi meliputi lima
ciri yaitu : (1) keterbukaan (2) empati (3) dukungan (4) rasa positif, dan (5)
kesamaan, demikian menurut De Vito (1989:96) dalam Sugio (2005:4)
Salah satu aspek penting dalam komunikasi interpersonal adalah
keterbukaan diri Self-disclosure. Johnson (dalam Supratiknya,1995:14)
mengatakan bahwa pembukaan diri atau Self-disclosure adalah
mengungkapkan tanggapan terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta
memberikan informasi tentang masa lalu yang berguna untuk memahami
tanggapan kita dimasa kini. Keterbukaan diri perlu melibatkan hubungan
individu dengan individu yang lain, oleh karena itu penting bagi seseorang
untuk terbuka agar dapat mempertahankan hubungan dengan orang lain.
Keterbukaan diri dapat dilakukan dengan cara mengungkap ide, gagasan dan
pendapat terhadap informasi kepada orang lain, sebaliknya jika seseorang
dalam kehidupan tidak terbuka, maka berakibat sulit tercapainya komunikasi
atau informasi yang diperlukan, bahkan apabila keterbukaan diri tidak
dilakukan maka seseorang tidak dapat dikenali lebih dekat oleh orang lain.
Setiap orang memerlukan orang lain yang dipilihnya dan
dipercayainya untuk mencurahkan hal- hal pribadi. Dengan demikian orang
lain yang dipilih untuk mencurahkan perasaan adalah seorang teman, misal
teman yang dapat dipercaya dan setia. Salah satu cara untuk mencurahkan
perasaan yang terdalam dalam diri individu yaitu pengungkapan diri atau
keterbukaan diri.
Dalam proses pembelajaran di sekolah masih banyak siswa yang
kurang dalam membuka diri (menerapkan keterbukaan diri) kepada guru
ketika ada masalah serta kurangnya rasa percaya terhadap temannya. Mereka
lebih sering menyendiri, diam, memendam permasalahanya sendiri bahnkan
sampai berakibat sakit pada fisiknya. Beberapa penelitian yang dilakukan
oleh Maharani: 2000 (dalam Jurnal Ilmu Pendidikan,2008:169-174)
menunjukan bahwa 68,80 % siswa mempunyai keterbukaan diri yang sifatnya
dangkal, sedangkan sisanya 31,11 % memiliki keterbukaan diri yang sifatnya
mendalam. Penelitian Sery 2004 (dalam Jurnal Ilmu Pendidikan,2008:169-
174) menunjukan bahwa hanya 24,55% siswa yang terampil dalam membuka
diri,sedangkan 43,63% siswa kurang terampil membuka diri. Fenomena
tersebut terlihat oleh peneliti saat melakukan praktek pengalaman lapangan di
SMA N 3 Rembang. Dari hasil pengamatan selama dua bulan dapat diketahui
bahwa masih banyak siswa menyimpan rapat masalah yang sedang
dialaminya dengan alasan mereka masih kurang percaya dengan teman-
teman yang lain bahkan takut jika masalah yang sedang dihadapi akan
terbongkar dan diketahui orang lain sehingga efek dari kebiasaan seperti ini
berakibat pada fisiknya yang sering sakit dan psikisnya yang sering melamun.
Menurut Malik, Imam (2011: 45-46) Melamun atau lamunan dapat diartikan
kegiatan yang menggunakan sebagian waktunya untuk berfikir dan
membayangkan, menciptakan, mengingat kembali peristiwa lalu, atau malah
terkadang membiarkan pikiran terhanyut bebas tanpa arah.
Layanan dalam bimbingan konseling dalam penelitian ini yang tepat
untuk siswa adalah bimbingan konseling kelompok dalam proses
meningkatkan keterbukaan diri pada siswa. Menurut Romlah (2001:3)
mengatakan bahwa bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan
kepada individu dalam situasi kelompok. Pengertian bimbingan kelompok
dalam penelitian ini adalah salah satu layanan bimbingan konseling yang
diberikan dalam bentuk kelompok yang terdiri dari sepuluh sampai lima belas
siswa. Dalam layanan bimbingan konseling kelompok memiliki beberapa
teknik untuk meningkatkan keterbukaan diri pada siswa, diantaranya adalah
teknik Psikodrama. Prawitasari, Johana E (2011: 165,176) menjelaskan
tentang psikodrama adalah salah satu teknik dalam pendekatan kelompok di
dalam psikoterapi atau konseling. Mereka dapat mengungkapkanya dalam
suatu drama yang disutradarai oleh terapis. Dalam psikodrama , terapis
disebut sutradara. Anggota kelompok adalah penonton. Di jepang Ihara
Saikaku dalam Prawitasari, Johanan E (2011: 176) memberikan gambaran
penggunaan suatu psikodrama informal di abad ke- 17. Cerita Saikaku
merupakan contoh psikodrama yang dimainkan untuk memperoleh
pemahaman dan pengungkapan diri tanpa rasa kahawatir dan takut karena
semua berupa drama. Prosedur khusus psikodrama digunakan untuk
memberikan fasilitas ekspresi, kesadaran, pengetahuan akan akibat perilkau
seseorang bagi orang lain, dan perubahan perilaku.
Berdasarkan fenomena serta beberapa penelitian yang telah dilakukan
ahli, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pemanfaatan
teknik psikodrama dalam layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan
keterbukaan diri siswa kelas XI IPA SMA N 3 Rembang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
bahwa permasalahan dilapangan adalah
a) Kurang terbukanya siswa terhadap masalah pribadinya
b) Siswa masih kurang percaya dengan teman- temanya
c) Takut jika masalahnya itu akan terbongkar dan diketahui orang lain
d) Berdampak pada fisik yang sering sakit dan psikisnya yang sering
melamun.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pentingnya siswa untuk
mulai membuka diri dari masalah yang dihadapinya. Dalam penelitian ini
peneliti memberikan pembatasan masalah pada keterbukaan diri siswa kelas
XI IPA SMA N 3 Rembang tahun ajaran 2012/ 2013.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : “ Adakah pengaruh teknik
psikodrama dalam layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan
keterbukaan diri siswa kelas XI IPA SMA N 3 Rembang tahun ajaran
2012/2013 ? ”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana teknik
psikodrama dalam meningkatkan keterbukaan diri siswa kelas XI IPA SMA
N 3 Rembang tahun pelajaran 2012/ 2013.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoritis yang diperoleh dengan penelitian ini adalah untuk
membantu siswa agar terbuka dalam menyikapi masalah yang dihadapinya
dan berani untuk berbagi kepada orang lain, khususnya dalam penggunaan
teknik psikodrama untuk meningkatkan keterbukaan diri siswa
1. Manfaat praktis
Diharapkan peneliti juga dapat bermanfaat :
a. Bagi siswa kelas XI IPA SMA N 3 Rembang tahun pelajaran
2012/2013 sebagai media untuk dapat meningkatkan keterbukaan
diri terhadap orang lain.
b. Bagi guru pembimbing diharapkan dapat menerapkan teknik
psikodrama untuk meningkatkan keterbukaan diri siswa.