pemanfaatan makroalga sebagai pakan alami diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dari hewan...

5
TUGAS TERSTRUKTUR PEMANFAATAN EKSTRAK RUMPUT LAUT SEBAGAI PAKAN UNTUK UDANG PUTIH (LITOPENAEUS VANNAMEI) DAN ABALON (HALIOTIS SQUAMATA) Pemanfaatan makroalga sebagai pakan alami diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dari hewan budidaya seperti udang putih (Litopenaeus vannamei) dan Abalon (Haliotis squamata) yang merupakan kelompok moluska laut yang lebih dikenal sebagai “kerang mata tujuh” atau “siput lapar kenyang”. Pengaruh jenis pakan rumput laut yang berbeda terhadap pertumbuhan panjang maupun berat mutlak, laju pertumbuhan harian, kelulushidupan, rasio konversi pakan dan kualitas air yang mendukung telah dianalisa dan diobservasi pada penelitian. Litopenaeus vannamei merupakan hasil perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. FAO menyatakan bahwa hasil laut golongan udang-udangan memiliki potensi yang tinggi dengan produksi mencapai lebih dari 9,5 juta ton / tahun. Hasil tersebut lebih dari setengahnya merupakan hasil budidaya. Namun, budidaya perikanan memiliki resiko diantaranya adalah timbulnya serangan penyakit, misalnya dari bakteri pathogen yang umum adalah Vibrio alginolyticus, V. flufialis, V. vulfinicus, dan V. ordalii . Penyakit merupakan permasalahan utama yang dihadapi dalam budidaya udang L. vannamei. Selama ini cara yang dilakukan dalam mengendalikan penyakit adalah menggunaan bahan kimia seperti antibiotik. Pada kenyatannya penggunaan bahan kimia dapat memberikan efek negatif 1

Upload: fajar-nour-cholis

Post on 25-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gfhghgfh

TRANSCRIPT

TUGAS TERSTRUKTURPEMANFAATAN EKSTRAK RUMPUT LAUT SEBAGAI PAKAN UNTUK UDANG PUTIH (LITOPENAEUS VANNAMEI) DAN ABALON (HALIOTIS SQUAMATA)

Pemanfaatan makroalga sebagai pakan alami diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dari hewan budidaya seperti udang putih (Litopenaeus vannamei) dan Abalon (Haliotis squamata) yang merupakan kelompok moluska laut yang lebih dikenal sebagai kerang mata tujuh atau siput lapar kenyang. Pengaruh jenis pakan rumput laut yang berbeda terhadap pertumbuhan panjang maupun berat mutlak, laju pertumbuhan harian, kelulushidupan, rasio konversi pakan dan kualitas air yang mendukung telah dianalisa dan diobservasi pada penelitian. Litopenaeus vannamei merupakan hasil perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. FAO menyatakan bahwa hasil laut golongan udang-udangan memiliki potensi yang tinggi dengan produksi mencapai lebih dari 9,5 juta ton / tahun. Hasil tersebut lebih dari setengahnya merupakan hasil budidaya. Namun, budidaya perikanan memiliki resiko diantaranya adalah timbulnya serangan penyakit, misalnya dari bakteri pathogen yang umum adalah Vibrio alginolyticus, V. flufialis, V. vulfinicus, dan V. ordalii. Penyakit merupakan permasalahan utama yang dihadapi dalam budidaya udang L. vannamei. Selama ini cara yang dilakukan dalam mengendalikan penyakit adalah menggunaan bahan kimia seperti antibiotik. Pada kenyatannya penggunaan bahan kimia dapat memberikan efek negatif terhadap lingkungan dan menyebabkan resistensi patogen. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha pengendalian penyakit yang ramah lingkungan (Sasmaya et al., 2013).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi ekstrak G. verrucosa pada pakan terhadap pertumbuhan udang (berat dan panjang), laju pertumbuhan spesifik, kelulushidupan udang, rasio konversi pakan, dan populasi bakteri Vibrio. Penelitian menunjukan bahwa rumput laut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai produk suplemen pakan udang untuk meningkatkan produksi, yang mempunyai efek menyehatkan yaitu agar yang merupakan substrat bagi pertumbuhan komunitas bakteri di dalam usus yang sejauh ini, baik jenis bakteri dan pola fermentasinya di dalam usus belum diketahui sehingga rumput laut berpotensi besar dalam memodulasi bakteri saluran pencernaan dan berpotensial untuk dikembangkan sebagai suplemen pakan kesehatan (Sujaya, 2007 dalam Sasmaya et al., 2013). Rumput Laut mengandung polisakarida sulfat yang tinggi, biopigmen dan mineral serta senyawa bioaktif lainnya. Sakarida merupakan komponen essensial bagi semua organisme dan mempunyai berbagai fungsi vital biologis diantaranya adalah sebagai antitumor, antiinflamasi, antikoagulan, antikomplementer, imunologi, dan antivirus (Srivastava & Kulshresththa, 2000 dalam Sasmaya et al., 2013).Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak G. verrucosa bermanfaat sebagai suplemen pakan untuk meningkatkan pertumbuhan udang putih dan mengendalikan populasi bakteri vibrio pada usus udang putih. Pada kondisi penelitian ini suplementasi ekstrak rumput laut G. verrucosa pada konsentrasi 2% mampu meningkatkan pertumbuhan berat udang sebesar 131,43% dan pertumbuhan panjang udang sebesar 32,50% dibandingkan kontrol selama perlakuan 28 hari, serta mampu mengendalikan populasi bakteri vibrio yaitu menurunkan jumlah total vibrio sebesar 78,18 % dibandingkan kontrol pada minggu ketiga (Sasmaya et al., 2013).Selain kepada udang putih (Litopenaeus vannamei), penelitian pengaruh pakan rumput laut terhadap hewan budidaya perikanan juga dilakukan pada salah satu jenis siput yang dapat dijumpai di perairan Indonesia adalah abalon. Abalon merupakan kelompok moluska laut yang lebih dikenal sebagai kerang mata tujuh atau siput lapar kenyang (Dharma, 1988 dalam (Susanto, et al., 2010 dalam Nurfajie et al., 2014). Beberapa jenisnya merupakan komoditi ekonomis. Daging abalon merupakan sumber makanan berprotein tinggi, rendah lemak, makanan tambahan (food suplement) dan di Jepang dianggap mampu menyembuhkan penyakit ginjal. Cangkang dari abalon juga memiliki nilai ekonomis yang tidak kalah tinggi dibandingkan dagingnya (Suwignyo, 2005 dalam Nurfajie et al., 2014).. Hal yang juga menarik dari budidaya abalon adalah bersifat low tropic level (larvanya memakan benthic diatom dan dewasanya memakan rumput laut/makroalga) dengan demikian dapat dikatakan biaya produksinya relatif murah. Konsekuensi logis dari pengembangan budidaya abalon adalah tersedianya benih dalam jumlah dan kontinuitas yang memadai.Penelitian tentang pakan dari jenis rumput laut berbeda pada abalon juga pernah dilakukan oleh Bambang et al., (2010) dalam Nurfajie et al., (2014), dilaporkan hasil penelitian tersebut bahwa pakan dari jenis rumput laut Gracilaria sp. adalah pakan yang terbaik untuk abalon. Abalon termasuk hewan herbivora, sehingga dapat mengkonsumsi rumput laut sebagai pakan. Jenis rumput laut yang dapat digunakan sebagai pakan abalon adalah Gracilaria sp. maupun Ulva sp. Sedangkan berdasarkan penelitian Kuncoro (2013) dalam Nurfajie et al., (2014), Pemberian pakan buatan awabi dari jepang adalah yang terbaik untuk tingkat konsumsi pakan, efisiensi pemanfaatan pakan, konversi pemberian pakan, petumbuhan biomassa, dan laju pertumbuhan relatif pada benih abalon hybrid. Tujuan dari peneltian ini jurnal Nurfajie et al., (2014) adalah untuk mengetahui pengaruh jenis pakan rumput laut yang berbeda terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup dan FCR abalon dan mengetahui jenis pakan rumput laut yang memberikan pertumbuhan, kelangsungan hidup dan FCR abalon terbaik. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, yang dilakukan perlakuan yaitu perlakuan A adalah Gracillaria verucosa sebagai pakan, Perlakuan B adalah Eucheuma spinosum sebagai pakan, Perlakuan C adalah Ulva sp. sebagai pakan, dan Perlakuan D adalah Gracillaria arcuata sebagai pakan selama 56 hari, menunjukkan bahwa perlakuan A memberikan hasil terbaik dengan laju pertumbuhan harian terbaik (0.110.00 g/hari), pertumbuhan bobot mutlak (6,360.09 g), pertumbuhan panjang mutlak (0,500,02 cm), FCR (25,541,47) dan kelulushidupan (98,332,89%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis pakan rumput laut yang berbeda berpengaruh nyata (P