pemakaian antibiotik rasional

11
PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL PRINSIP DASAR PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL Ada beberapa hal penting mengenai antibiotika yang perlu di ketahui sebelum kita memilih dan menggunakannya yaitu: 1. Sifat aktifitasnya 2. Spektrum 3. Mekanisme kerja 4. Pola resistensi 5. Efek samping Di samping itu perlu diperhatikan pengalaman-pengalaman klinik sebelumnya. 1. Sifat aktifitasnya Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan kuman dengan cara menghambat metabolisme kuman Bakteriosidik : Membunuh kuman misalnya dengan cara merusak dinding sel Untuk infeksi yang berat apalagi kalau keadaan pertahanan tubuh penderita kurang baik maka sebaiknya dipilih antibiotik yang bersifat bakteriosidik. 1. Pengetahuan tentang sifat aktifitas ini juga penting kalau kita ingin menggabung antibiotika. Pemakaian gabungan antibiotika yang bersifat bakteriostatik bersama antibiotika yang bakteriosidik akan mengurangi khasiat antibiotika bakteriosidik . Hal ini disebabkan karena antibiotika yang bersifat bakteriosidik umumnya khasiatnya baik bila kuman tersebut membelah dengan cepat, sedangkan antibiotik yang bersifat bakteriostatik akan menyebabkan pembelahan kuman yang menurun sehingga akan menghambat khasiat antibiotika yang bersifat bakteriosidik. 2. Spektrum antibiotika Spektrum sempit : Hanya menghambat atau membunuh kelompok kuman tertentu Spektrum luas : Dapat menghambat baik kuman gram positif maupun gram negatif

Upload: ayuningrum3

Post on 13-Feb-2015

41 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL

PRINSIP DASAR PENGGUNAAN  ANTIBIOTIK RASIONAL

Ada beberapa hal penting  mengenai antibiotika yang perlu di ketahui sebelum kita memilih dan menggunakannya yaitu:

1. Sifat aktifitasnya2. Spektrum3. Mekanisme kerja4. Pola resistensi5. Efek samping

Di samping itu perlu diperhatikan  pengalaman-pengalaman  klinik sebelumnya.

1.    Sifat aktifitasnya

Bakteriostatik   : menghambat pertumbuhan kuman dengan cara menghambat   metabolisme kuman

Bakteriosidik   : Membunuh kuman misalnya dengan cara merusak dinding sel

Untuk infeksi yang berat apalagi kalau keadaan  pertahanan  tubuh penderita kurang     baik maka sebaiknya  dipilih antibiotik yang bersifat bakteriosidik.

1. Pengetahuan  tentang sifat aktifitas ini juga penting kalau kita ingin menggabung  antibiotika. Pemakaian gabungan antibiotika yang bersifat bakteriostatik bersama  antibiotika  yang  bakteriosidik akan mengurangi  khasiat antibiotika bakteriosidik . Hal ini disebabkan karena antibiotika yang bersifat bakteriosidik umumnya khasiatnya  baik  bila kuman  tersebut membelah  dengan cepat, sedangkan  antibiotik yang   bersifat bakteriostatik  akan menyebabkan  pembelahan  kuman yang menurun  sehingga akan  menghambat khasiat antibiotika yang bersifat bakteriosidik.

2.   Spektrum antibiotika

Spektrum sempit : Hanya menghambat atau membunuh  kelompok kuman tertentu

Spektrum luas : Dapat menghambat baik kuman gram positif maupun gram negatif

Pemakaian antibiotika spektrum sempit dilakukan bila jenis kuman yang menyebabkan infeksi sudah diperkirakan  atau dipastikan. Sedangkan bila jenis kuman tidak dapat dipastikan maka dipakai antibiotika spektrum luas.

Page 2: PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL

3. Mekanisme kerja antibiotika

Antibiotika yang menghambat  metabolisme sel kuman

Contoh : Sulfonamid, Trimetophrim

Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel kuman

Contoh : Penicillin, Sefalosporin

Antibiotik yang mengganggu keutuhan  membran  sel kuman

Contoh : Polimiksin

Antibiotik yang menghambat sintesa protein sel kuman

Contoh : Aminoglikosid, Makrolid, Tetrasiklin, Kloramfenikol

Antibiotik yang  menghambat sintesa  asam nuleat kuman

Contoh : Rifampisin, Kuinolon

4.  Pola Resistensi

Dalam pemakaian  antibiotika  perlu diperhatikan  pola resistensi kuman setempat, misalnya : Campylobacter jejuni di  Indonesia  masih sensitif terhadap siprofloksasin  tetapi di Thailand banyak resisten terhadap  Siprofloksasin  karena di sana  Siprofloksasin banyak di pakai untuk  terapi STD.

5.  Efek Samping

Ada 3 macam efek samping  yaitu

-    reaksi alergi

-    reaksi idiosikratik

-    dan reaksi  toksik.

Page 3: PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL

PENGELOMPOKAN JENIS ANTIBIOTIKA

Antibiotika  dapat dibagi menjadi beberapa kelompok utama yaitu :

1. Golongan betalaktam2. Golongan Aminoglikosida3. Golongan  Sulfonamid4. Golongan  Tetrasiklin dan Chloramphenicol5. Golongan Makrolid6. Golongan Metronidazol7. Golongan Rifampisin8. Golongan Linkosamid9. Golongan Kuinolon

Kelompok antibiotik  yang  paling banyak  dipakai sehari-hari adalah dari golongan betalaktam dan Aminoglikosida. Berikut akan diuraikan  sifat-sifat  utama dari masing-masing  kelompok :

I     GOLONGAN BETALAKTAM

Yang  termasuk dalam  kelompok ini adalah  :

Penicilin, Sefalosporin, Monobaktam, Karbapenem, Imipenem

Cara Kerja    : Antibiotika dari golongan  ini bekerja pada dinding  sel kuman .

Salah satu sifat penting  dari  golongan  betalaktam adalah  adanya kemungkinan kepekaan terhadap enzim  betalaktamase yang diproduksi oleh  kuman-kuman tertentu. Enzim betalaktamase dapat merusak cincin betalaktam pada antibiotik tersebut. Kepekaan terhadap enzim  betalaktamase ini berbeda antara jenis-jenis  antibiotika.

Antibiotik jenis betalaktam tertentu juga dapat menghambat kuman yang memproduksi betalaktamase ( Imipenem, Karbepenem, Meropenem)

1. a.         Penisillin

Ada berbagai jenis penisillin :

Penisillin spektrum sempit    : Penicillin G, Benzatin Penicillin, Penicillin

Penisillin untuk Stafilokokus : Metisilin,Kloksasilin, Flukloksasilin

Kelompok ini stabil  terhadap betalaktamase.

Penisillin Spektrum Lebar       : Ampisilin, Amoksisilin

Kelompok ini peka terhadap betalaktamase, dapat di pakai untuk gram positif         dan  gram

negatif yang tidak memproduksi  betalaktamase.

Penisilin Antipseudomonas     :  Tikarsilin, Sulbenisilin, Carbenisilin, Piperasilin

Inhibitor  betalaktamase            : Sul baktam, Monobaktam, Asam Klavulanat, Karbepenem,

Imipenem, Meropenem

Page 4: PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL

Beberapa sediaan antibiotik merupakan gabungan antara antibiotik betalaktam dengan inhibitor betalaktamase, misalnya :

Amoksisilin – Clavulanic acid

Ampisilin – Sulbactam

Cefoperazon – Sulbactam

Ticarsilin – Tazaobactam

1. b.       Sefalosporin   :

1. Sefalosporin Generasi pertama  : Sefalotin, Sefradin, Cefazolin, Sefalexin, Sefadroksil

Sefalosporin generasi pertama tidak dapat dipakai untuk kuman gram negatif,

Anaerob, dan tidak dapat dipakai untuk Pseudomonas.

2. Sefalosforin Generasi kedua         : Sefamandol, Sefositin, Sefuroksin, Sefaklor, Sefalosforin  Generasi  kedua  lebih tahan terhadap betalaktamase, dibandingkan  dengan Generasi pertama.

3. Sefalosforin Generasi ketiga        : Sefotaksim,Seftriakson, Sefoperazon, Seftasidim, Sefalosporin  Generasi ketiga  kebal terhadap betalaktamase .

4. Sefalosporin generasi keempat        :  Sefepim injeksi,Sefpiron injeksi, Cedifnir oral, dibuat khusus untuk kuman stapilococcus aurius.

Sefalosporin generasi keempat lebih kebal terhadap betalaktamase dibandingkan dengan sefalosporin generasi ketiga. Tetapi beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwa sefalosporin generasi kedua, ketiga, dan keempat juga dapat dirusak oleh kuman yang menghasilkan betalaktamase dari jenis extended spectrum betalaktamase.

II.   AMINOGLIKOSID

Golongan Aminoglikosit mempunyai sifat Nefrotoksik dan   Ototoksik.

Streptomisin       :  Untuk infeksi paru dan tuberkulosa

Kanamisin          :  Untuk infeksi paru dan gonore

Gentamisin         :  Untuk  infeksi gram negatif

Tobramisin         :  Untuk pseudomonas

Netilmisin           :  Ototoksisitas lebih rendah

Amikasin            :  Dipergunakan untuk kuman yang resisten  terhadap Gentamisin, tobramisin dll.

Spektinomisin    :  Khusus untuk Gonore.

Page 5: PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL

III.  SULFONAMID   :

Pemakainan Sulfonamid  sendirian praktis sudah ditinggalkan karena makin banyak kuman yang resisten. Gabungan Sulfamethoxazole dengan trimetoprim

( Cotrimoxazole ) masih banyak dipakai walaupun sudah makin banyak ditinggalkan karena alasan yang sama. Gabungan ini dipakai untuk :

-          Infeksi saluran kencing bagian bawah yang ringan .

-          Eksaserbasi  bronchitis kronik

-          Deman tifoid  ( bukan pilihan pertama  karena angka resistensi makin meningkat )

-          Terapi  pnemocystis carini  ( Pada penderita AIDS ).

IV.  TETRASIKLIN dan KLORAMFENIKOL

Tetrasiklin dan Doksisiklin  ( Long  acting )

Karena  banyak kuman  yang kebal terhadap tetrasiklin  maka antibiotik ini relatif jarang dipakai kecuali untuk infeksi-infeksi tertentu.

Infeksi kuman berikut  obat  pilihannya adalah tetrasiklin   :

-          Vibrio Cholera (sekarang banyak strain vibrio cholera yang resisten terhadap tetrasiklin)

-          Ricketsiosis

-          Chlamidia

-          Mycoplasma pnemoniae.

Kloramfenikol dan Thiamphenikol

Indikasi pemakaian  Kloramfenikol semakin sempit dan kini hanya dianjurkan  untuk demam tifoid dan Salmonellosis lainya  serta infeksi H. Influenzae misalnya pada  Meningitis Purulenta.

V.  MAKROLID :

-          Eritromisin, Spiramisin, Roksittromisin, Klaritromisin,Azitromisin ( Long Acting ).

Makrolid  adalah antibiotika Bakteriostatik untuk kuman Gram Positif. Golongan Makrolid merangsang lambung terutama eritromisin. Makrolid yang baru tidak merangsang lambung dan  lebih poten. Salah satu khasiat penting yang dipunyai klaritomisin adalah kemampuan untuk menghambat pertumbuhan kumanHelicobacter pylori bila digabung dengan antibiotik lain, misalnya Amoksisilin atau Metronidazol.

Page 6: PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL

VI.  METRONIDAZOLE

Metronidazol hanya berkhasiat  terhadap kuman-kuman  anaerob dan tidak untuk    kuman  lain. Penyerapannya sangat baik  sehingga kadar dalam  darah  sama tingginya walaupun  diberikan  dalam berbagai macam cara misalnya  parenteral, oral maupun dengan  Suppositoria.

VII. RIFAMPISIN

Sebenarnya banyak kuman yang  peka terhadap Rifampisin yaitu :

S. Aureus,S. Epidermidis, N. Meningitides, N. Gonorrhea, H. Influenzae, Legionella, Mycobacterium

Namun karena  kekebalan kuman cepat sekali timbul terhadap Rifampsisin maka antibiotika ini hanya dianjurkan  untuk M. Leprae dan M. Tuberculosis.

Antibiotika ini dapat menimbulkan  Hepatitis pada individu -individu yang peka dan dapat menimbulkan kematian.

VIII.   LINKOSAMID    :

-          Linkomisin, Klindamisin.

Secara teoritik Klindamisin  lebih baik dibandingkan  dengan Linkomisin karena efek  sampingnya lebih rendah, dan khasiatnya lebih baik. Antibiotik ini dipakai untuk kuman anaerobik misalnya  B. fragilis. Antibiotik ini bagus   khasiatnya  untuk abses paru karena  kuman anaerob. Salah satu ciri khas dari antibiotik ini adalah daya tembusnya yang baik  ke dalam tulang .Pemakaian  Klindamicin harus berhati-hati karena dapat menekan   kuman anaerob dalam saluran  makanan sehingga dapat menimbulkan  enterokolitis Pseudomembran .

IX.     KUINOLON        :-          Asam Nalidiksat-          Asam PipemidatKedua obat di atas merupakan Kinolon generasi pertama. Kedua obat tersebut hanya dapat dipakai sebagai antiseptik untuk infeksi saluran kemih. Kinolon yang lebih   baru tersebut dengan Fluorokinolon dan mempunyai khasiat yang lebih kuat dibandingkan   Kinolon lama .Contoh :Siprofloksasin, Norfloksasin, Ofloksasin,Pefloksasin ,Levofloksasin,Gatifloksasin

Kinolon  terutama aktif untuk kuman gram  negatif dan kurang baik khasiatnya untuk  kuman gram positif. Daya tembus kedalaman tulang  baik oleh karena itu  baik untuk Osteomyelitis dengan kuman  penyebab  yang belum diketahui.Pemakaian   Kinolon dalam klinik  :-          Infeksi saluran kemih  termasuk Prostat-          Infeksi saluran nafas bagian bawah-          STD-          Infeksi jaringan lunak dan tulang-          Meningitis pada orang dewasa.

Page 7: PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL