pemahaman mahasiswa akuntansi berdasarkan … · perbedaan pemahaman berdasar profesi yang...
TRANSCRIPT
PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI BERDASARKAN GENDER TENTANG
TEKNOLOGI INFORMASI AKUNTANSI
(Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Angkatan 2016 UIN STS Jambi)
Disusun Oleh:
G.W.I. Awal Habibah S.E.,M.E.,Sy
Dera Marfiana Andriani
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2017
ABSTRAKTulisan ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman mahasiswa akuntansi jurusan
ekonomi syariah berdasarkan gender dalam menggunakan teknologi informasi. Tulisan inimenggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara,observasi dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dankesimpulan sebagai berikut: mahasiswa akuntansi mempunyai pemahaman yang samaterhadap teknologi informasi akuntansi yang harus dikuasi oleh akuntan dikarenakan prosespembelajaran yang sama, yang dibutuhkan oleh mahasiswa laki-laki dan mahasiswaperempuan, serta pengaruh faktor lingkungan sosial. Sehingga mahasiswa laki-laki danmahasiswa perempuan mempunyai pemahaman yang sama walaupun mempunyai perbedaangender. Mahasiswa yang mempunyai pengetahuan tentang perangkat lunak kebanyakan darimahasiswa perempuan, sedangkan mahasiswa laki-laki lebih kepada bagian fisik padakomputer atau biasa disebut dengan perangkat keras pada komputer.
KATA KUNCI: Pemahaman Mahasiswa, Gender dan Teknologi Informasi Akuntansi
ABSTRACTThis thesis aims to reveal the understanding of accounting students majoring in
Islamic economics based on gender in using information technology. This thesis uses aqualitative approach with data collection methods through interviews, observation anddocumentation. Based on the research conducted, the results and conclusions are as follows:accounting students have the same understanding of information technology that must bemastered by accountants because of the same learning process, which is needed by male andfemale students, and the influence of social environmental factors. So that male and femalestudents have the same understanding even though they have gender differences. Studentswho have knowledge of software are mostly from female students, while male students aremore to the physical part of the computer or commonly called hardware on the computer.
KEY WORDS: Student Understanding, Gender and Accounting Information Technology
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sumber Daya Manusia yang memiliki
kreatifitas dan inovasi yang tinggi sangat di
butuhkan pada perubahan teknologi yang
begitu cepat ini. Maka kreatifitas dan inovasi
adalah hal yang perlu dikembangkan
mahasiswa zaman sekarang1. Perlunya
teknologi informasi yang di dukung oleh data
manajemen informasi telah memproses
tehknik perubahan manusia kearah sistem
komputerisasi. Hal ini akan erat kaitannya
dengan penguasa sumber daya manusia
terhadap teknologi informasi yang tentunya
semakin hari semakin canggih.
Perkembangan teknologi, pekerjaan
teknis akuntan dalam mempersiapkan
teknologi informasi dapat digantikan oleh
komputer. Oleh sebab itu, penguasaan
terhadap teknologi informasi mutlak bagi
akuntan baik dalam pengertian sebagai
pemakai, penyusun, pembuat, dan
pengembang sistem teknologi informasi.
Mahasiswa akuntansi yang merupakan calon
akuntan, memerlukan pengetahuan teknologi
informasi sebagai salah satu tuntutan yang
harus di kuasai oleh akuntan dalam dunia
kerja. Selain itu, terdapat juga fakta-fakta
yang berkaitan tentang rasionalisasi bahwa
gender dapat berpengaruh dalam penguasaan
teknologi informasi terutama komputer, yaitu
fakta-fakta yang mengindikasikan bahwa laki-
laki lebih mengusai komputer dari pada
perempuan, dan perbedaan gender juga di
anggap sebagai faktor yang berpengaruh
terhadap persepsi etika dalam penggunaan
1 www.prestasi-iief.org>index.php>feature
sistem teknologi informasi, terutama
komputer.2
Tingkat pemahaman teknologi
informasi antara mahasiswa yang satu dengan
mahasiswa lainnya dapat saja berbeda.
Perbedaan tersebut dapat saja terkait oleh
sejumlah faktor seperti jenis laki-laki dan
perempuan dari sisi adat, norma ataupun
struktur lingkungannya. Gender
mengakibatkan kesenjangan peran sosial dan
tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan sehingga terjadi diskriminasi
terhadap laki-laki dan perempuan.3 Beberapa
temuan lain menunjukkan adanya pengaruh
jenis kelamin (gender) terhadap keahlian
menggunakan komputer.
Penelitian Tjandra, menunjukkan
computer anxiety wanita lebih tinggi
dibandingkan laki-laki, karena locus of
control laki-laki lebih tinggi. Hal ini
dipengaruhi sikap optimis laki-laki, bahwa
komputer mampu mengatasi masalah dalam
pekerjaannya, sehingga mempunyai keinginan
kuat mempelajari komputer. 4Serupa dengan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh Gultom mengenai pemahaman akuntan
terhadap pengetahuan teknologi informasi
yang harus di kuasai oleh akuntan. Penelitian
tersebut di lakukan dengan pengujian
hipotesis dan hasilnya menunjukkan rata-rata
2F. Atika Prijayani, Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pengetahuan Teknologi Informasiyang Harus Dikuasai Oleh Akuntan, hlm. 2.3 Alwin Taher, Aida Vitayala S. Hubeis. Persepsi mahasiswa terhadap kesadaran gender.
4Sutyastuti, persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap teknologi informasi yang harus di kuasai oleh akuntan (suervei di wilayah surakarta).
akuntan mempersepsikan bahwa pengetahuan
tentang keyboard, Electronic Data Processing
(EDP) harus dikuasai oleh akuntan. Ada
perbedaan pemahaman berdasar profesi yang
signifikan.5
Dengan adanya pandangan demikian,
maka penjelasan tersebut dapat di pahami
melalui pendapat yang di kemukakan oleh
American Institute of Certifed Public
Acountant (AICPA) bahwa penyesuaian
terhadap teknologi informasi merupakan
syarat bagi seorang akuntan profesional,
karena dengan adanya kemajuan teknologi
maka seorang akuntan dituntut memiliki
kemampuan penggunaan teknologi secara
efektif dan efesien serta dapat menentukan
bagaimana teknologi tersebut dapat di pakai
dalam praktek6.
Hal tersebut menunjukkan bukti
bahwa mahasiswa perlu memahami tentang
kemampuan mereka terhadap teknologi
informasi. Karena setiap pemahaman
mahasiswa terhadap teknologi informasi akan
mempengaruhi kemampuan mereka saat
terjun ke dunia kerja. Tingkat pemahaman
teknologi informasi antara mahasiswa yang
satu dengan mahasiswa lainnya dapat saja
berbeda. Perbedaan tersebut dapat saja terkait
oleh sejumlah faktor seperti jenis laki-laki dan
perempuan dari sisi adat, norma ataupun
struktur masyarakatnya.
B. Rumusan Masalah
5 F. Atika Prijayani, ibid. hlm 3.6 Sutyastuti, persepsi akuntan pendidik dan
mahasiswa terhadap teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan (suervei di wilayah surakarta, hlm, 52).
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah di kemukakan, maka peneliti
menemukan masalah :
1. Bagaimana pemahaman teknologi
informasi akuntansi mahasiswa
berdasarkan gender?
2. Apakah terjadi perbedaan pemahaman
teknologi informasi akuntansi
berdasarkan gender?
C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
di atas, maka tujuan yang ingin di
capai dalam penelitian ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui Bagaimana
pemahaman teknologi
informasi akuntansi mahasiswa
berdasarkan gender
b. Untuk mengetahui Mengapa
terjadi perbedaan pemahaman
teknologi informasi akuntansi
berdasarkan gender
2. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini
diharapkan dapat memberikan
beberapa manfaat terutama dalam hal :
a. Sebagai masukkan bagi para
mahasiswa akuntansi untuk
mempersiapkan dalam rangka
masuk bursa lapangan kerja.
b. Untuk melengkapi persyaratan
dalam memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) pada
fakultas ekonomi dan bisnis
islam.
D. Manfaat Penelitian dan kita mengerti dengan benar7,
Penelitian ini diharapkan dapat pemahaman menurut: (1).
memberikan manfaat sebagai berikut: Sudirman adalah suatu kemampuan
a. Bagi akademisi, penelitian ini seseorang dalam mengartikan,
diharapakan dapat menjadi menafsirkan, menerjemahkan, atau
referensi maupun tambahan menyatakan sesuatu dengan
informasi terkait pentingnya caranya sendiri tentang
manfaat teknologi komputer, pengetahuan yang pernah
khususnya dalam bidang diterimanya. (2). Suharsimi,
akuntansi. menyatakan bahwa pemahaman
b. Bagi Instansi Pendidik, adalah bagaimana seorang
penelitian ini diharapkan dapat mempertahankan, membedakan,
menjadi bahan evaluasi dan menduga, menerangkan,
kontribusi guna lebih memperluas, menyimpulkan,
meningkatkan penggunaan menggenralisasikan, memberikan
teknologi komputer dalam contoh, menuliskan kembali, dan
belajar mengajar sesuai dengan memperkirakan.8 (3). Dengan
disiplin ilmu. pemahaman mahasiswa diminta
E. Batasan Masalah untuk membuktikan bahwa ia
Berdasarkan latar belakang masalah di memahami hubungan yang
atas, penelitian ini perlu membuat batasan sederhana di antara fakta-fakta atau
masalah. Penelitian ini hanya akan membahas konsep.
tentang pemahaman mahasiswa akuntansi, a. Bentuk-bentuk pemahaman
gender, dan teknologi informasi, khususnya Pemahaman
pada mahasiswa jurusan akuntansi angkatan mencangkup kemampuan
tahun 2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk menangkap makna dan
Islam UIN STS Jambi. arti dari bahan yang dipelajari.
F. Kerangka Teori W.S Winkel mengambil dari
1. Teori Pemahaman taksonomi Bloom, yaitu suatu
Menurut kamus lengkap taksonomi yang di
BahasaIndonesiaPemahaman kembangkan untuk
adalah sesuatu hal yang kita pahami7 Chaniago Arman YS, Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),Cet. V, Hal. 427-428
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. IX,Hal. 118-137
mengklasifikasikan tujuan
itruksional. Bloom membagi
kedalam tiga kategori, yaitu
termasuk salah satu bagian dari
aspek kognitif karena adanya
ranah kognitif tersebut terdapat
aspek pengetahuan,
pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Ke enam aspek di bidang
kognitif ini merupakan hirarki
kesukaran tingkat berpikir dari
yang rendah sampai yang
tertinggi.9
Nanah Sutjana
menyatakan bahwa
pemahaman dapat di bedakan
kedalam tiga kategori, yaitu:
1). Tingkat terendah adalah
pemahaman terjemahan, mulai
dari dari penerjemahan dalam
arti yang sebenarnya,
mengartikan dan menerapkan
prinsip-prinsip, 2). Tingkat
kedua adalah pemahaman
penafsiran yaitu
menghubungkan bagian-bagian
terendah dengan yang
diketahui berikutnya atau
menghubungkan beberapa
bagian grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok
dengan yang tidak pokok dan
9
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom#Pemah aman_.28Comprehension.29
3). Tingkat ketiga merupakan
tingkat pemaknaan
ekstrapolasi.10
Sejalan dengan
pendapat yang diatas, Suke
Silversius menyatakan bahwa
pemahaman dapat dijabarkan
menjadi tiga, yaitu: 1).
Menerjemahkan pengertian,
menerjemahkan disini bukan
saja pengalihan, arti dari
bahasa yang satu kedalam
bahasa yang lain, 2).
Menginterprestasi kemampuan
ini lebih luas dari pada
menerjemahkan yaitu
kemampuan untuk mengenal
dan memahami ide utama suatu
komunikasi dan 3).
Mengekstrapolasi sedikit lain
dari penerjemahkan dan
menafsirkan, tetapi lebih tinggi
sifatnya ia menuntut
kemampuan intelektual yang
lebih tinggi.11
2. Teori Gender
Epistimologi penelitian Gender
secara garis besar bertitik tolak
pada paradigma feminisme yang
mengikuti dua teori yaitu:
fungsionalisme struktural dan
10 Nana Sudjana, Penelitian Hasil ProsesBelajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Hal. 24.
11 http://www.google.co.id/search=buku+suke +silversiun+tentang+pemahaman&client=ucweb-b&channel=sb
konflik. Aliran fungsionalisme
struktural tersebut berangkat dari
asumsi bahwa suatu masyarakat
terdiri atas berbagai bagian yang
saling mempengaruhi. Teori
tersebut mencari unsur-unsur
mendasar yang berpengaruh di
dalam masyarakat. Berikut ini hal-
hal yang mempengaruhi Gender,
yaitu:
a. Perbedaan Gender
Bukti-bukti sebelumnya bagi
pengaruh gender adalah campuran,
Giligan berpendapat bahwa
perkembangan moral dan cara-cara
pemikiran wanita berbeda secara
fundamental terhadap pria,
pengaruh gender muncul ketika
perbedaan antara pria dan wanita
terjadi dalam proses pembuatan
keputusan etik.
Sedangkan Shaub menemukan
hubungan yang konsisten dan kuat
antara gender dan perkembangan
moral, wanita mempunyai
perkembangan moral yang lebih
tinggi dibandingkan pria.12
b. Faktor yang mempengaruhi
perbedaan pemahaman
berdasarkan gender mahasiswa
Jenis kelamin (Gender)
mahasiswa yang dimaksud adalah
mahasiswa laki-laki dan
mahasiswa perempuan dengan
alasan bahwa berdasarkan
perkembang fisiologis dan
psikologis ternyata mempunyai
perkembangan yang berbeda
(Gilarso). Secara kodrati laki-laki
dan perempuan mempunyai
perbedaan yang tidak dapat di
pertukarkan. Kodrati artinya
keistimewaan laki-laki dan
perempuan yang diberikan sejak
lahir oleh Tuhan. Terdapat pula
perbedaan sifat dan perilaku yang
di bentuk secara sosial atau
budaya, sehingga membentuk
perbedaan dalam perlakuan dan
perkembangan antara laki-laki dan
perempuan.
Dari perbedaan tersebut,
menyebabkan perbedaan pula pada
perhatian, tanggapan, pandangan
dan kesanggupan, karena di
pengaruhi oleh sifat tradisi jenis
kelamin.13
c. Perbedaan Tingkat Pemahaman
Akuntansi Berdasarkan Jenis
Kelamin (Gender)
Dalam kaitannya dengan
tingkat pemahaman akuntansi,
mahasiswa perempuan dalam hal
ini di posisikan sebagai individu
yang mempunyai tingkat
pemahaman akuntansi yang lebih
baik di bandingkan mahasiswa
laki-laki. Hal ini di dasari
12 Ibid, hlm.59 13Ibid, hlm. 8.
pendapat Mitsos dan Browne
(dalam Haralambos dan Horlborn)
menjelaskan bahwa terdapat bukti
bahwa perempuan memiliki
tingkat prestasi belajar yang lebih
baik dari pada laki-laki. Menurut
mereka, perempuan lebih
termotivasi dan belajar lebih rajin
daripada laki-laki dalam
mengerjakan pekerjaan. Prestasi
belajar pada perempuan tentunya
karena mereka lebih baik dalam
memahami pelajaran yang mereka
terima di bandingkan laki-laki.
Temuan Tjun et al
memperlihatkan bahwa ada
perbedaan pemahaman mahasiswa
laki-laki dan mahasiswa
perempuan. Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa pemahaman
akuntansi perempuan lebih besar
dari pemahaman akuntansi laki-
laki.14
3. Teori Teknologi Informasi
Menurut Turban, Rainer dan
Potter “Information technology
relates to any computer-based to
that people use to work with
information and to support the
information and information
processing needs of an
organization”. Yang diartikan
14 Tjun, Law Tjun, et al., 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional erhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Persepekif Gender. Jurnal Akuntansi Vol 1 No 2 November 2009.
sebagai berikut: teknologi informasi
berkaitan dengan segala sesuatu
yang berbasis komputer yang
digunakan orang untuk melakukan
pekerjaan yang berhubungan
dengan informasi untuk mendukung
dan mengolah informasi tersebut
sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Menurut O’Brien teknologi
informasi adalah teknologi
pendukung dari sistem informasi,
yaitu sistem berbasis TI yang
mengelola komponen-
komponennya berupa hardware,
software, netware, dataware, dan
brainware untuk melakukan
transformasi data menjadi
informasi. Jadi teknologi informasi
dapat disimpulkan sebagai
hardware, software, netware,
dataware, brainware, dan teknologi
pemrosesan informasi lainnya
untuk mendukung sistem
informasi.15
a. Penerapan Teknologi Informasi
Dalam Akuntansi
Perkembangan
teknologiinformasiyang
berkembangdewasaini
memberikan banyak kemudahan
pada berbagai kegiatan bisnis
karena sebagai
15
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00877-KA%20Bab2001.pdf
sebuah teknologi yang menitik
beratkan pada pengaturan
sistem informasi dengan
penggunaan komputer,
teknologi informasi dapat
memenuhi kebutuhan informasi
dunia bisnis dengan sangat
cepat, tepat waktu, relevan, dan
akurat. Teknologi informasi
turut berkembang sejalan
dengan perkembangan
peradaban manusia.
Dampak yang
dirasakan secara nyata adalah
pemrosesan data yang
mengalami perubahan dari
sistem manual ke sistem
komputer. Perubahan proses
akuntansi akan mempengaruhi
proses audit karena audit
merupakan suatu bidang praktik
yang menggunakan laporan
keuangan (produk akuntansi)
sebagai objeknya. Kemajuan
teknologi informasi juga
mempengaruhi perkembangan
proses audit. Kemajuan
software audit memfasilitasi
pendekatan audit berbasis
komputer. 16
Menurut Alvin Toffler,
Akuntan merupakan profesi
yang aktivitasnya banyak
berhubungan dengan teknologi
informasi. Perkembangan SIA
dan proses audit sebagai akibat
dari adanya kemajuan teknologi
informasi dan perkembangan
akuntansi akan memunculkan
peluang bagi akuntan. Peluang
ini dapat dimanfaatkan oleh
akuntan yang mempunyai
pengetahuan memadai tentang
SIA dan Audit berbasis
komputer. Sebaliknya, akuntan
yang tidak mempunyai
pengetahuan yang cukup
tentang SIA dan audit berbasis
komputer akan tergusur
posisinya karena tidak mampu
memberikan jasa yang
diperlukan oleh klien.17
b. Perkembangan Teknologi
Informasi Terhadap Akuntansi
Perkembangan
teknologi informasi yang sangat
pesat sekarang ini memberikan
banyak kemudahan pada
berbagai aspek kegiatan bisnis.
Peranan teknologi informasi
dalam berbagai aspek kegiatan
bisnis dapat dipahami karena
sebagai sebuah teknologi yang
menitik beratkan pada
pengaturan sistem informasi
dengan penggunaan komputer.
16 Hall, J.A., Sistem Informasi Akuntansi 17
(terjemahan), Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2001. http://diahlittlestar.blogspot.com/2010/05/penerapan-Hlm. 30. teknologi-informasi-dalam.html
Teknologi informasi dapat
memenuhi kebutuhan informasi
dunia bisnis dengan sangat
cepat, tepat waktu, relevan, dan
akurat.
Perkembangan
teknologi informasi, terutama
pada era informasi berdampak
signifikan terhadap sistem
informasi akuntansi (SIA)
dalam suatu perusahaan.
Dampak yang dirasakan secara
nyata adalah pemrosesan data
yang mengalami perubahan dari
sistem manual kesistem
komputer dan bermunculannya
software-software untuk
akuntansi yang dapat
mempermudah dalam membuat
laporan keuangan.18
c. Software Akuntansi
Software akuntansi
adalah perangkat lunak
(software) yang dibuat untuk
memudahkan atktifitas dan
pencatatan akuntansi dengan
memanfaatkan konsep
modularitas atas serangkaian
aktivitas yang serupa ke dalam
modul-modul spesifik seperti
pembelian (Account Payable),
penjualan (Account Receivable),
18 Husein, M.F., A. Wibowo, Aplikasi Komputer, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2002.
penggajian, buku besar, dan
lain-lain.
Beberapa jenis-jenis
software akuntansi yang ada
adalah:
1. MYOB
MYOB merupakan
salah satu aplikasi
pembukuan terintegrasi
dengan jumlah pengguna
terbanyak di dunia selain
Quicbooks dan rangkaian
produk dari Sage Group.
Salah satu keunggulan dari
MYOB adalah kemudahan
pengoperasiannya dan menu
yang intuitive, sehingga
pengguna awam sekalipun
dapat segera menguasai
langkah pengoperasian
dasar dengan sangat
muudah dan cepat.
2. Microsoft Office Accounting
Express (MOAE)
MOAEsebenarnya
merupakanprogram
promosidariMOAP
(MicrosoftOffice
Accounting Profesional).
Selain laporan keuangan,
MOAE juga secara otomatis
akan menampilkan laporan
lain yang akan kita perlukan
untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan.
3. Accurate Accounting
Software akuntansi
yang memiliki versi bahasa
indonesia, dengan tampilan
yang mirip MYOB, Accurate
cukup user friendly.
Kelebihannya fornm dan
laporan dalam Accurate bisa
dimodifikasi sesuai
kebutuhan pengguna
4. Peachtree
Peachtree terdiri dari:
Peachtree Pro
Peachtree Complete
Peachtree Premium
Peachtree Quantum
Solusi Payroll
Perawatan Bisnis
Cek & Formulir
Peachtree Add-ons
5. Zahir Accounting
Zahir Accounting
adalah software akutansi
keuangan terbaik penuh
inovasi yang sangat berbeda
dengan software akuntasi
lainnya. Mempermudah
pembukuan, dimana seluruh
jurnal akuntansi dan laporan
keuangan dibuat secara
otomatis tanpa perlu
mengerti teori akuntansi
yang mendalam. Zahir
Accounting software lebih
tepat disebut Business
Management Software.
Software akuntansi lainnya
hanya dirancang untuk
mencatat jurnal transaksi,
membuat laporan laba rugi
dan laporan neraca, yang
hanya mudah digunakan
oleh mereka yang mengerti
teori akuntansi.
6. Quick Book
Quick book ialah
software akuntansi buatan
intuit sebuah perusahaan
pembuat software akuntansi.
Quick book adalah salah
satu Business Management
Software & Software
pengolah data akuntansi
terpadu, yang mudah
dioperasikan bagi penerapan
sistem informasi akuntansi
berbasis komputer.
4. Teori Akuntan
Akuntan adalah orang
profesional yang melakukan fungsi
akuntansi seperti audit atau
analisis laporan keuangan.
Akuntan bisa dipekerjakan oleh
sebuah perusahaan akuntansi
maupun sebuah perusahaan besar
dengan departemen akuntansi
internal. Akuntan harus mematuhi
standar etika dan menjunjung
tinggi prinsip aturan akuntansi
seperti IFRS (International
Financial Accounting Standard)
dan GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles).19
a. Peran Akuntan dalam SIA
Informasiakuntansi
berbasis komputer membawa
konsekuensi terhadap personil
yang ada, minimal mereka
dapat mengoperasikan
komputer. Akuntan yang
menyususn dan sangat
berkepentingan dengan sistem
informasi akuntansi. Beberapa
kali perdebatan telah terjadi
dalam diskusi pada mata
kuliah SIA. Apakah akuntan
harus ahli komputer atau
tidak? Sebagai gambaran untuk
menjawab pertanyaan diatas
dan sekaligus menjembatani
perdebatan yang sering timbul,
dapat diperhatikan kutipan
artikel Gordon B. Davis:20
Should every accountant be a
computer expert? Is it
reasonable to expert that a
normal person can be good
accountant and a computer-
based information processing
expert as well? If the answer is
“not an expert”, there still
19 www.materiakuntansi.com/pengertian-akuntan- menurut-para-ahli/
20 Gordon B. Davis, Comentary on Information System, Reading and Problem in Accounting Information System, Bostom: Richard D.Irwin, Inc., 1991, p.6.
remains a need for accountant
to have fairly good
understanding of computers
and information systems.
(Haruskah setiap akuntan
menjadi ahli komputer?
Apakah masuk akal untuk ahli
bahwa orang normal bisa
menjadi akuntan yang baik dan
ahli pemrosesan informasi
berbasis komputer juga? Jika
jawabannya "tidak ahli", masih
ada kebutuhan akuntan untuk
memiliki pemahaman
komputer dan sistem informasi
yang cukup baik).
. Akuntan sebagai salah
satu yang memegang peranan
penting dalam perusahaan atau
organisasi yang secara
tradisional merupakan agen
utama yang menyediakan
informasi harus menguasai
pengetahuan teknologi
informasi tersebut.21
b. Perkembangan akuntansi Pada
Era Informasi
Dalam era teknologi
informasi, sebagian aktifitas
bisnis menggunakan komputer
dan pemrosesan informasi
menjadi lebih cepat,
pemrosesan dan penyimpanan
informasi menjadi lebih murah
21Ibid. hlm. 18
dan tidak banyak memakan
tempa dan waktu. Komputer
menjadi suau kebutuhan pokok
bagi para akuntan dalam
melaksanakan tugasnya.
Komputer memungkinkan
akuntan untuk melaksanakan
pekerjaan mereka menjadi
lebih cepat, akurat, lebih
konsisten dan mudah.
Kerangka Pemikiran
Pemahaman mahasiswa laki-
laki dan mahasiswa perempuan
terhadap suatu objek berupa
pengetahuan teknologi informasi
terhadap pembagian peran, kedudukan
dan tugas antara laki-laki dan
perempuan mengenai teknologi
informasi yang paling dekat dengan
akuntan adalah komputer yang
berguna dalam database bagi
penyediaan informasi dan teknologi
informasi merupakan alat bantu dalam
penyelesaian tugas yang terdiri dari
teknologi komputer dan jaringan.22
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan
bersifat kualitatif, seperti yang
dijabarkan oleh Sugiono, bahwa
kualitatif adalah suatu cara penelitian
22 Sutyastuti, Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Terhadap Teknologi Informasi Yang Harus Dikuasai Oleh Akuntan (survei di wilayah surakarta) hlm. 29-30
yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument
kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triagulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada
generalisasi.23 Travers dibuku Umar
menyatakan, kualitatif adalah suatu tata
cara penelitian yang menghasilkan data
deskritif analisis yaitu apa yang
dinyatakan responden secara lisan,
tulisan, dan perilaku nyata yang diteliti
dan dipelajari sebagai suatu yang
utuh.24
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini
adalah mahasiswa akuntansi ekonomi
syariah angkatan 2016 yang ada di
fakultas ekonomi dan bisnis islam
(FEBI) yang telah menenmpuh mata
kuliah sistem informasi akuntansi dan
teknologi informasi.
B. Sampel dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yaitu, data yang
penulis ambil dari informasi
dilapangan melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Dilokasi
23 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2009), hlm. 9.
24 Umar, Metode Penelitian Untuk Tulisan dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 22.
penelitian data primer yang
dimaksud dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana penguasaan
teknologi informasi
mahasiswa berdasarkan
gender.
2. Mengapa terjadi perbedaan
pemahamanteknologi
informasi berdasarkan
gender.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu, sumber
yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpulan data,
misalnya melalui orang lain,
dokumentasi, literature, pustaka
lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini. Sumber data
penelitian ini terdiri dari, manusia,
situasi/peristiwa, dan dokumentasi.
Sumber data manusia berbentuk
perkataan orang yang bisa
memberikan data melalui
wawancara.25 Sumber data yang
berbentuk suasana/peristiwa berupa
suasana yang bergerak ataupun
lisan, meliputi ruangan, suasana, dan
proses. Sumber data tersebut
merupakan objek yang akan di
observasi.
25 Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuludin UIN STS Jambi (Jambi: Fakultas Ushuludin Institute Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2014), hlm. 59.
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini di peroleh dari:
a. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan
untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen
baik yang berada ditempat peneliti
ataupun yang berada diluar tempat
peneliti, yang ada hubungannya
dengan penelitian tersebut.
Dokumentasi dalam penelitian
sebagai sumber data karena dalam
banyak hal dokumen sebagai sumber
data karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan. Teknik dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan
data tetang perilaku konsumsi
mahasiswa Ekonomi Islam terhadap
penggunaaan teknologi informasi.
b. Wawancara
Dalam pelaksanaan wawancara
diperlukan keterampilan dari
seorang peneliti dalam
berkomunikasi dengan responden.
Seorang peneliti harus memiliki
keterampilan dalam mewawancarai,
motivasi yang tinggi, dan rasa aman,
artinya tidak ragu dan takut dalam
menyampaikan wawancara. Seorang
peneliti juga harus bersikap netral,
sehingga responden tidak merasa
ada tekanan psikis dalam
memberikan jawaban kepada
peneliti.
Wawancara mendalam (in-
depth interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya
jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informasi atau
orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman
(Guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat
dalam kehidupan social yang relatif
lama.
c. Observasi
Dalam pengumpulan data
dengan observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu
besar.
Agar observasi yang dilakukan
oleh peneliti memperoleh hasil yang
maksimal, maka perlu dilengkapi
format atau blangko pengamatan
sebagai instrument. Dalam
pelaksanaan observasi, peneliti
bukan hanya sekedar mencatat,
tetapi juga harus mengadakan
pertimbangan.26 Apabila fokus
26 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatitf Kualitatif Dan R dan D, (2009), hlm. 233-234.
observasi bersifat khusus harus
terfokus pada satu objek.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis model Miles dan Huberman.
Menurut Miles and Huberman di dalam buku
sugiyono “Mengemukakan bahwa aktifitas
analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga data nya
sudah jenu”.27 Aktivitas analisis data yaitu
Data Reduction (data reduksi), Data Display
(penyajian data), dan Conclussion Drawing
(mengambil kesimpulan lalu diverifikasi).28
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting. Dengan kata lain
proses reduksi data ini di lakukan
oleh peneliti secara terus menerus
saat melakukan penelitian untuk
menghasilkan catatan-catatan inti
dari data yang diperoleh dari hasil
penggalian data. Dengan demikian,
tujuan dari reduksi data ini adalah
untuk menyederhanakan data yang
diperoleh selama penggalian data di
lapangan.
b. Penyajian (Data Display)
Setelah data direduksi, maka
langkah selanjutnya adalah
27 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D, (2009), hlm.95.
28 Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kualitatif Dan Kuantitatif, hlm. 255.
mendisplaykan data biasa di lakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan
hubungan antara kategori, flowchart
dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles
dan Huberman menyatakan “the
most frequent from of display data
for qualitative research data in the
past has been narrative text”.29
Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah data teks yang
bersifat naratif. Dengan
mendisplaykan data, maka akan
mempermudah untuk memahami
apa yang terjadi.
c. Conclusion Drawing/Verification
(Simpulan/Verifikasi)
Langkah yang terakhir
dilakukan dalam analisis data
kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Simpulan
awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah
apabila tidak ditemukan bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Simpulan dalam penulisan kualitatif
merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deTulisan atau
gambaran suatu obyek yang
sebelumnya kurang jelas sehingga
menjadi jelas setelah diteliti.30
Antara display data dan
penarikan kesimpulan terdapat
aktivitas analisis data yang ada.
Dalam pengertian ini analisis data
kualitatif merupakan upaya berlanjut,
berulang dan terus-menerus. Masalah
reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi
menjadi gambaran keberhasilan
secara berurutan sebagai rangkaian
kegiatan analisis yang terkait.
Selanjutnya data yang sudah
dianalisis, dijelaskan dan dimaknai
dalam bentuk kata-kata untuk
mendiskripsikan fakta yang ada di
lapangan, pemaknaan atau untuk
menjawab pertanyaan penelitian
yang kemudian diambil intisarinya
saja.
GAMBARAN UMUM TEMPAT
PENELITIAN
A. Lokasi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi terletak
di JL. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura,
Telepon: 0742-656-00, Faksimile 074 65600,
dengan alamat website: http//febi-
iainstsjambi.ac.id. fakultas ekonomi dan
29 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (2009), hlm. 249.
30 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (2009), hlm. 252.
bisnis islam merupakan fakultas baru yang
ada di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Fakultas ini merupakan fakultas yang
dulunya masih bersatu dengan fakultas
syariah dan kemudian membuat fakultas
sendiri. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
merupakan fakultas yang memiliki mahasiswa
terbanyak setelah urutan kedua dari fakultas
Tarbiyah dengan jumlah setiap tahunnya
mengalami peningkatan fakultas ini memiliki
empat gedung yaitu, gedung Al-Thusi, gedung
Abu Yusuf, gedung Mawardi dan gedung Al-
Ghazali.
B. Perkembangan Mahasiswa
Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sultha
Thaha Saifuddin Jambi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
terus mengalami perkembangan setiap tahun
mulai dari tahun 2014 pada tahun 2017
mengalami penurunan jumlah mahasiswa
FEBI Pada tahun 2014 jumlah mahasiswa
fakultas ekonomi dan bisnis islam 677
mahasiswa, pada tahun 2015 jumlah
mahasiswa FEBI 920 mengalami peningkatan
jumlah mahasiswa sebanyak 243. Pada tahun
2016 jumlah mahasiswa FEBI sebanyak 1201
mengalami peningkatan sebanyak 281
mahasiswa dan pada tahun 2017 mahasiswa
FEBI sebanyak 1019 mengalami penurunan
jumlah mahasiswa sebanyak 182..
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pemahaman Teknologi Informasi
Berdasarkan Gender
Teknologi informasi meliputi segala
alat maupun metode yang terintegrasi untuk
digunakan dalam menjaring atau menangkap
data (capture), menyimpan (saving),
mengolah (process), mengirim (distribute),
atau menyajiukan kebutuhan informasi secara
elektronik ke dalam bebagai format , yang
bermanfaat bagi (user) pemakai informasi.
Perangkat ini dapat berkombinasi perangkat
keras dan perangkat lunak dari komputer.
Berdasarkan observasi di lapangan,
peneliti dapat mewawancarai beberapa
mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
perempuan tentang pengetahuan mereka
terhadap teknologi informasi yang saat ini
sangat berkembang pesat, salah satunya
dengan mahasiswa laki-laki, di mana dapat
dilihat hasil wawancara bersama Eko Saputra:
Hasil wawancara menunjukkan bahwa,
pemahaman teknologi informasi sangat baik,
ia mampu menjawab semua pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Menurut Desi Ayu Apiani, teknologi
informasi ialah tempat mendapatkan informasi
secara tidak langsung, sebagaimana dapat dari
hasil wawancara bersamanya:
Hasil wawancara penulis diatas bahwa,
bagi Desi Ayu Apiani mengatakan
bahwa teknologi informasi dapat
menghubungkan ia bersama temannya dan
mempermudah mengakses internet.
Hasil wawancara diatas menunjukkan
bahwa, pemahaman terhadap teknologi
informasi sudah cukup mengerti, dari
kegunaan hingga manfaat pada teknologi
informasi.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
adanya perbedaan pemahaman teknologi
informasi antara mahasiswa laki-laki dan
mahasiswa perempuan. Selain itu,
pemahaman mereka terhadap teknologi
informasi juga sangat pesat, ditambah dengan
perkembangan teknologi informasi yang
semakin hari semakin canggih.
B. Teknologi Informasi Akuntansi
Bagi mahasiswa akuntansi patut
disadari bahwa kurikulum yang ada belum
mendukung terciptanya seorang akuntan yang
juga handal dibidang teknologi informasi.
Tentu bukan handal secara teknis tapi handal
dalam artian paham dan mampu
menggunakan teknologi informasi dalam
menunjang peran seorang akuntan.
Berdasarkan observasi di lapangan,
peneliti dapat mewawancarai beberapa
mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
perempuan tentang pengetahuan mereka
terhadap teknologi informasi akuntansi yang
saat ini sangat berkembang pesat, salah
satunya dengan mahasiswa laki-laki, di mana
dapat hasil wawancara bersama Hatta:
Hasil wawancara diatas menunjukkan
bahwa, seorang akuntan tidak perlu cukup
mengerti isi-isi dari teknologi informasi,
melaikan tau cara mengoperasiakannya,
terutama dibidang akutansi.
Berbeda lagi dengan Elvira Wati, ia
mengatakan bahwa seorang akuntan harus
memiliki keahlian dalam bidang teknologi.
Sebagaimana dapat dilihat hasil wawancara
bersamanya:
Hasil wawancara diatas menunjukkan
bahwa, seorang akuntan harus ahli dalam
bidang teknologi informasi akuntansi seperti
perancang, pengguna, dan pemeriksa, dengan
ke tiga peran tersebut maka bisa dikatakan
ahli dalam teknologi informasi.
Selain itu, terdapat juga pendapat dari
mahasiswa yang mengatakan bahwa seorang
akuntan harus memahami atau familiar
dengan teknologi informasi akuntansi.
Sebagaimana dapat dilihat hasil wawancara
bersama Agus Saroto:
Hasil wawancara diatas menunjukkan
bahwa, seorang akuntan harus memahami
teknologi informasi akuntansi, agar dapat
menggunakan, mengevaluasi dan
mengembangkan sistem informasi akuntansi.
Maka dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi akuntansi memang
menjadi pilihan utama dalam bidang
perusahaan dan admistrasi, sebab peran dari
akuntan sangat diperlukan untuk menciptakan
sistem informasi, organisasi yang tangguh dan
mampu melahirkan keunggulan yang
kompetitif ditengah persaingan yang semakin
tinggi di waktu yang akan datang.
C. Software Akuntansi
MYOB merupakan software pengolahan
data akuntansi yang cukup popular.
Tampilannya yang sederhana, dan
kemudahan pemakaiannya membuat MYOB
disukai banyak penggunanya. Sebagaiman
dapat dilihat hasil wawancara bersama Ana
Abdillah, menunjukkan kempauannya dalam
perangkat software akuntansi. Sebagaimana
dapat dilihat hasil wawancara bersamanya:
Adanya software khusus bidang akuntansi
seperti software MYOB (Mind your Own
Businnes) Accounting, Dac Easy Accounting
dan lainnya itu merupakan hasil pembelajaran
yang dilakukan oleh ahli akuntansi yang juga
menguasai bidang komputerisasi sehingga
mahasiswa dapat menciptakan sebuah
software yang khusus untuk melakukan
kegiatan akuntansi di dalam komputer.
Apabila mahasiswa hanya menguasai
akuntansi tapi ia sama sekali tidak mengerti
tentang komputer maka ia tidak akan bisa
membuat software itu, begitupun halnya
apabila ia hanya mengerti tentang komputer
sedang ia tidak mengerti sama sekali tentang
akuntansi maka hal ini akan menjadi percuma.
Sebagaiman dapat dilihat hasil wawancara
bersama Febri Irwanto:
Perkembangan teknologi informasi
akuntansi saat ini sudah berkembang dengan
sangat maju. Berbagai macam software dan
aplikasi akuntansi sudah dapat kita temui di
mahasiswa. dengan menggunakan teknologi
ini, diharapkan pada calon akuntan agar dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjanya.
Pada prinsipnya program akuntansi
(keuangan) ditunjukkan untuk menghasilkan
akuntansi laporan keuangan. Menurut
sepengetahuan Bunga Imah, akuntansi laporan
keuangan yaitu Neraca, Laba Rugi. Dimana
dapat dilihat dari hasil wawancara
bersamanya:
Hasil wawancara diatas menunjukkan
bahwa, pengetahuan tentang software
akuntansi dan jenis-jenisnya masih kurang,
karena kurangnya pembelajaran tentang
penyusuanan laporan keuangan menggunakan
komputerisasi.
Software akuntansi ialah akunting yang
paling komprehensif, memberikan informasi
laporan keuangan dan di kelola oleh tim yang
terdiri dari akuntan yang berkualitas di
dukung oleh administrasi, tata buku, dan hasil
dari pengolahan data yang otomatis. Salah
satunya yaitu menggunakan MYOB.
Maka dari berbagai alasan inilah mengapa
seorang mahasiswa akuntansi juga sangat
penting untuk mempelajari komputer dari
sekarang. Bukan hanya sebagai pemakai
(User only) tetapi saat ini juga sangat
dibutuhkan para ahli-ahli komputer.
a. MYOB (Mind your Own Busines)
Seorang calon akuntan di
berikan pengenalan untuk
menggunakan software MYOB
Accounting yang terdiri dari
menyiapkan data baru, menyiapkan
kartu, memasukkan transaksi harian,
dan menyiapkan laporan keuangan.
Tentu saja mahasiswa akuntansi
sudah belajar mengenai laporan
keuanagan dan pembukuan.
Berdasarkan observasi di
lapangan, peneliti dapat
mewawancarai beberapa mahasiswa
laki-laki dan mahasiswa perempuan
tentang pengetahuan mereka terhadap
MYOB Accounting yang berperan
penting dalam software akuntansi.
Sebagaiamana dapat dilihat
hasil wawancara bersama mahasiswa
dan mahasiswi, salah satunya
bersama Fiky Aspul:
Hasil wawancara diatas mengatakan
bahwa, pembuatan laporan keuangan secara
otomatis, lengkap dan akurat ternyata kurang
di pahami oleh mahasiswa, salah satunya
mahasiswa Fiky Aspul, ia mengatakan bahwa
tidak mengetahui cara pengeporeasian tentang
MYOB.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian
tentang pemahaman mahasiswa akuntansi
berdasarkan gender tentang teknologi
informasi yang harus dikuasai oleh akuntan
yang ditinjau dari mahasiswa/i ekonomi
syariah, untuk itu secara khusus ditraik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemahaman Mahasiswa terhadap
teknologi informasi akuntansi
berdasarkangender,setiap
mahasiswa laki-laki dan
mahasiswa perempuan diberikan
satu kesempatan untuk
memperoleh mata kuliah yang
sama yang mempelajari tentang
sistem informasi manajemen,
sistem akuntansi, dan sistem
informasi akuntansi. Maka
kesimpulannya adalah bahwa
mahasiswa berdasarkan jenis
kelamain memahami apa yang
dimaksud dengan teknologi
informasi akuntansi. namun
hanyan defenisi dari teknologi
informasi akuntansi saja. Cara
pengoperasiannya mereka masih
tidak memahami di karenakan
kurangnya pembelajaran
menggunakan teknologi informasi
(komputer), kurangnya fasilitas
komputer menghambat kemajuan
pada mahasiswa menggunakan
perhitingan akuntansi secara
otomatis. Dari beberapa
mahasiswa, hanya sedikit yang
mengetahui cara pengoperasian
terhadap teknologi informasi
akuntansi terutama pada software
akuntansi aplikasi MYOB
akuntansi.
2. Adanya perbedaan pemahaman
mahasiswa laki-laki dan
mahasiswa perempuan terhadap
software akuntansi. Dari beberapa
mahasiswa yang di teliti hanya
ada beberapa yang mengerti
tentang pengoperasian secara
otomatis menggunakan
komputerisasi pada aplikasi
MYOB akuntansi .Mahasiswa
perempuan lebih paham membuat
laporan keuangan dengan cara
manual sedangkan mahasiswa
laki-laki dengan cara otomatis
yaitu komputerisasi.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang
dapat disajikan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Instasi Pendidik
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan
evaluasi dan kontribusi guna lebih
meningkatkan penggunaan
teknologi komputer dalam belajar
mengajar sesuai dengan disiplin
ilmu.
2. Bagi akademik
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai referensi
dan dokumen bagi pihak kampus
sebagai bahan acuan penelitian
selanjutnya dalam melakukan
penelitian yang berkaitan dengan
pemahamn mahasiswa terhadap
teknologi informasi akuntansi
berdasarkan gender, meskipun
penelitian ini lebih jauh dari
kesempurnaan dan layak
kekurangannya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan bisa
menemukan dan membahas faktor-
faktor lain yang dapat
mempengaruhi pemahaman
mahasiswa terhadap teknologi
informasi berdasarkan gender.
DAFTAR PUSTAKA
LITERATUR
George H. Bodnar. Sistem InformasiAkuntansi, ANDI, Yogyakarta.
Gordon B. Davis, Comentary on Informationsystem, Reading and Problem in
Accounting Information System,Bostom: Richard D. Irwin, Inc., 1991,p.6.
Hartinis Yamin, Metodologi PenelitianPendidikan dan Sosial Kualitatif danKuantitatif.
Husein, M.F., A. Wibowo, Aplikasi Komputer, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2002.
Ikatan Akuntansi Indonesia, PrinsipAkuntansi Indonesia, Jakarta 1974 BabPendahuluan butir.
Jogiyanto, Sistem InformasiAkuntansi
Berbasis Komputer, BPFE Yogyakarta,Cetak Permata.
Jogiyanto, Sistem Teknologi Informasi, C. PAndi Offset, Yogyakarta, 2003Mulyadi, Drs., M.Sc.,
Akuntan,Pemeriksaan Akuntan, BP-STIE YKPNYogyakarta, 1985.
Naustion, Metodologi Research PenelitianIlmiah, Jakarta, Bumi Aksara.
Sugiyono, Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Tjun, Law Tjun, et al., 2009. PengaruhKecerdasan Emosional erhadapPemahaman Akuntansi Dilihat dariPersepekif Gender. Jurnal Akuntansi Vol1 No 2 November 2009.
Umar, Metode Penelitian Untuk Tulisan danTesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
JURNAL
Ernawati, Edi Wibowo, Pengaruh GenderTerhadap Keinginan MahasiswaAkuntansi Dalam Memilih ProfesiAkuntan Publik dan Non AkuntanPublik.
F. Atika Prijayani, Persepsi MahasiswaAkuntansi Terhadap PengetahuanTeknologi Informasi Yang Harus
DiKuasai Oleh Akuntan.
Fatimah Saguni, Persepsi TentangPenampilan Fisik Wanita Pada Masa Remaja.
Ferra Maryana, dkk. Perbedaan PersepsiMahasiswa Akuntansi BerdasarkanGender Tentang Teknologi Informasiyang Harus di Kuasai oleh Akuntan(studi pada mahasiswa akuntansi STIENasional Banjarmasin, hlm. 158).
John Hendri, Riset Kualitatif, UniversitasGunadarma, Riset Pemasaran, 2009,hlm. 3.
Siti Mania, Observasi Sebagai Alata EvaluasiDalam Dunia Pendidikan DanPengajaran, jurnal lentera pendidikan.
Sutyastuti, Persepsi Akuntan Pendidikdan
Mahasiswa Terhadap TeknologiInformasi Yang Harus Dikuasai OlehAkuntan (Survei Di Wilayah Surakarta)
Sutyastuti, Persepsi Akuntan Pendidik danMahasiswa Terhadap Teknologi InformasiYang Harus Dikuasai Oleh Akuntan (SurveiDi Wilayah Surakarta)