peluncur roket air otomatis - core.ac.uk · tuhan yesus dan bunda maria sumber kekuatan dan...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
PELUNCUR ROKET AIR OTOMATIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
Matius Rimawan Widiatmono
NIM: 135114014
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
AUTOMATIC WATER ROCKET LAUNCHER
Presented As Partial Fulfillment Of The Requirements
To Obtain The Sarjana Teknik Degree
In Elektrical Engineering Study Program
By:
Matius Rimawan Widiatmono
135114014
ELECTRICAL ENGINEEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Cara terbaik melewati setiap cobaan
adalah dengan menjalaninya “
“if you can dream it, you can do it”
- Walt Disney-
“it always seems impossible until it’s done”
- Nelson mandela -
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria sumber kekuatan dan harapanku
Orang tuaku, Yulianus Wakijan dan Yovita Sri Surantini
Adikku, Maria Tamariska, dan
Para sahabat atas doa dan motivasinya
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI
Roket air merupakan salah satu penerapan dari pembelajaran fisika. Dalam
peluncuran roket air dibutuhkan sebuah alat yang dinamakan launcher. Pada dasarnya
launcher adalah satu unit gabungan yang terdiri dari guide rail, manometer, kompresor atau
pompa, quick release, dan trigger. Ada tiga pengaturan yang mempengaruhi peluncuran
roket, yang pertama pengaturan sudut putar, yang kedua sudut elevasi dan yang ketiga
tekanan angin. Berdasarkan tiga komponen utama tersebut dibuatlah sebuah peluncur yang
dapat diatur sudut putar, sudut elevasi dan tekanan. Alat ini diharapkan mampu membantu
proses peluncuran roket air dan mampu menjadi inspirasi bagi para pelajar agar tertarik
dengan mikrokontroler.
Sistem peluncur roket air akan bekerja secara otomatis sesuai dengan sudut dan
tekanan yang diinginkan oleh pengguna. Penggerak sudut putar menggunakan motor servo,
penggerak sudut elevasi menggunakan motor dc dengan gear cacing dan pendeteksi tekanan
(sensor tekanan) menggunakan MPX5700Ap yang semuanya dikendalikan menggunakan
ATmega32.
Hasil dari penelitian ini adalah peluncur roket air yang mampu meluncurkan roket
secara otomatis sesuai dengan data sudut dan tekanan yang telah dimasukkan oleh pengguna.
Berdasarkan hasil penelitian peluncur roket mampu meluncurkan roket dengan presentase
keberhasilan 72.43%. Pergerakan minimal sudut untuk sudut putar sebesar 10o dengan
tingkat persentase mencapai sudut yang diinginkan sebesar 89.46%. Pergerakan minimal
sudut untuk sudut elevasi sebesar 10o dengan tingkat persentase mencapai sudut yang
diinginkan sebesar 95.01%. Tekanan untuk meluncurkan roket sebesar 25-60 psi dengan
tingkat keberhasilan sensor mencapai tekanan yang diinginkan sebesar 96,18%.
Kata kunci: Roket air, Peluncur otomatis, ATmega32, MPX5700Ap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Water rocket is one of the application of learning in physic. Launcher is needed to
launch the water powered rocket. The launcher consisted of guide rail, manometer,
compressor or pump, quick release, and a trigger. There are three setting that affect launching
sequence, the first is setting of axis rotation, the second is setting of elevation angle, and the
third is setting of pressure. The launcher is made to fulfill the three setting that would affect
the launching sequence. The product of this research is hoped to help the water powered
rocket launching sequence, and to encourage student to study microcontroller.
The launcher will work automatically after the user inputs the angle and pressure.
Servo motor is used to actuate the axis rotation, the elevation is actuated by a DC motor with
a worm gear, MPX5700Ap is used as the pressure sensor, and all of the component is
controlled by ATmega32.
The result of this research is a water rocket launcher that can launch the rocket
automatically according to the data that the user inputs. According to the research, the
launching sequence yields 72.43% of success rate. The minimal angle for the axis to rotate
is 10o and yields 89.46% of success rate for it to rotate to the desired angle. The minimal
angle for the elevation to rotate is 10o and yields 95.01% of success rate for it to rotate to the
desired elevation angle. The minimal pressure to launch the rocket is at 25-60 psi with a
success rate of 96.18% in reading the pressure by the sensor.
Key word: water rocket, automatic launcher, ATmega32, MPX5700 Ap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, cinta kasih dan
penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proses pengerjaan
dan penyusunan naskah tugas akhir yang berjudul “Peluncur Roket Air Otomatis”.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Teknik (S.T.) program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math. Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Martanto, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas akhir yang dengan
sabar selalu mendukung, memotivasi, membimbing dan memberikan masukan
kepada penulis selama proses penyusunan tugas akhir ini.
3. Bapak Ir. Tjendro M.Kom, dan bapak Djoko Untoro, S.Si., M.T. selaku Dosen
Penguji yang telah memberi kritik dan masukan yang sangat membangun untuk tugas
akhir ini.
4. Bapak/Ibu dosen yang telah mengajarkan banyak hal selama penulis menempuh
pendidikan di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma.
5. Keluarga tercinta Yulianus Wakijan dan Yovita Sri Surantini, adik Maria Tamariska
serta para saudara yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi serta
dukungan secara materi maupun non-materi sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik.
6. Emerentio Renola yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan, kritik dan saran
serta perhatian kepada penulis selama proses penelitian hingga penyusunan naskah
tugas akhir ini.
7. Teman teman satu perjuangan Santo, Leo, Agas, Fajar, Nana, Manda, Fendish,
Tegar, Jhony dan yos.
8. Para sahabat teknik Elektro angkatan 2013. Terimakasih atas kebersamaan selama
ini serta motivasi yang diberikan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Serta kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan naskah tugas akhir ini, namun tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penulisan
tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu Teknik Elektro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL (Bahasa Indonesia) ................................................................... i
HALAMAN JUDUL (Bahasa Inggris) ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................... vii
INTISARI ..................................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xx
DAFTAR PERSAMAAN ............................................................................................. xxii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xxiii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ........................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 2
1.4 Metodologi Penelitian ..................................................................................... 3
BAB II. DASAR TEORI ............................................................................................. 5
2.1 Launcher (peluncur) ........................................................................................ 5
2.1.1. Guide Rail .............................................................................................. 5
2.1.2. Manometer ............................................................................................. 5
2.1.3. Quick Release ......................................................................................... 6
2.1.4. Trigger ................................................................................................... 6
2.1.5. Pompa atau Kompresor .......................................................................... 6
2.2 Torsi atau Momen Gaya ................................................................................. 7
2.3 Mikrokontroler AVR Atmega32 ..................................................................... 7
2.3.1 Arsitektur AVR ATmega32 .................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.3.2 Deskripsi Mikrokontroler ATmega32 ..................................................... 8
2.3.3 Organisasi Memori AVR ATmega32 ........................................................... 9
2.3.4 Interupsi ................................................................................................ 10
2.3.5 Timer/Counter ........................................................................................ 10
2.3.6 Komunikasi Serial USART .................................................................... 13
2.4 Motor Servo ................................................................................................... 18
2.5 Motor DC ....................................................................................................... 19
2.6 Worm Gear (Roda Gigi Cacing) ..................................................................... 20
2.7 Liquid Crystal Display ....................................................................................... 22
2.8 Pushbutton ......................................................................................................... 23
2.9 Keypad ............................................................................................................... 25
2.10 Regulator IC 78xxx dan Transistor Penguat Arus ............................................ 26
2.11 Transistor sebagai Saklar ................................................................................ 28
2.12 Relay .................................................................................................................. 29
2.13 Solenoid Valve ................................................................................................... 29
2.14 Sensor mpx5700ap ......................................................................................... 31
BAB III. RANCANGAN PENELITIAN .................................................................... 32
3.1 Proses Kerja dan Mekanisme Peluncur Roket Air ............................................ 32
3.2 Perancangan Mekanik Peluncur Roket Air ...................................................... 33
3.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) ...................................................... 36
3.3.1. Minimum system ATmega32, LCD 20x4 dan Keypad dan Pushbutton ...... 36
3.3.1.1. Minimum system ATmega32 .............................................................. 36
3.3.1.2. Rangkaian Konfigurasi LCD 20x4 ..................................................... 37
3.3.1.3. Rangkaian keypad dan pushbutton....................................................... 38
3.3.2. Rangkaian sistem peluncur ....................................................................... 41
3.3.2.1. Perhitungan torsi motor servo dan motor stepper ............................... 41
3.3.2.2. Mekanisme Lengan Peluncur ............................................................. 43
3.3.2.3. Rangkaian motor servo ...................................................................... 43
3.3.2.4. Rangkaian motor stepper ................................................................... 44
3.3.2.5. Rangkaian sensor tekanan .................................................................. 45
3.3.2.6. Rangkaian Transistor sebagai saklar ................................................... 46
3.3.2.7. Rangkaian Regulator ic 7805/7812 dan Penguat Arus ........................ 47
3.3.2.8. Mekanisme Trigger ............................................................................ 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.4 Perancangan Perangkat Lunak (Software) ....................................................... 48
3.4.1. Diagram alir kontroler ............................................................................ 49
3.4.2. Diagram alir peluncur ............................................................................. 50
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 54
4.1 Implementasi Peluncur Roket Air Otomatis ..................................................... 54
4.1.1. Bentuk fisik dan konsep kerja kotak kontroler ........................................ 55
4.1.2. Bentuk fisik dan konsep kerja peluncur .................................................. 59
4.1.3. Bentuk fisik dan deskripsi roket. ............................................................. 63
4.1.4. Cara Penggunaan Alat ............................................................................ 63
4.2 Pengujian dan Analisis Alat ............................................................................. 64
4.2.1. Pengujian Sudut Putar ............................................................................ 64
4.2.2. Pengujian Sudut Elevasi ......................................................................... 70
4.2.3. Pengujian Sensor Tekanan ...................................................................... 75
4.2.4. Pengujian pengiriman data ...................................................................... 76
4.2.5. Pengujian dan Analisis Hasil Sistem Secara Keseluruhan ....................... 77
4.3 Pembahasan perangkat lunak ........................................................................... 80
4.3.1. Software bagian kotak Kontroler ............................................................ 80
4.3.2. Software bagian Peluncur ....................................................................... 86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 91
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 91
5.2 Saran ............................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 92
LAMPIRAN ................................................................................................................. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Sistem yang akan dibuat. ........................................................................ 4
Gambar 2.1. Bentuk fisik Guide rail. .......................................................................... 5
Gambar 2.2. Bentuk fisik Manometer. ......................................................................... 5
Gambar 2.3. Bentuk fisik Quick release. ..................................................................... 6
Gambar 2.4. Bentuk fisik trigger. ................................................................................ 6
Gambar 2.5. Bentuk fisik pompa. ................................................................................ 6
Gambar 2.6. Vektor sudut. .......................................................................................... 7
Gambar 2.7. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATmega32 [5] ...................................... 8
Gambar 2.8. Mode Phase Correct PWM [5]................................................................ 12
Gambar 2.9. Mode fast pwm. ...................................................................................... 12
Gambar 2.10. Register UDR [5] .................................................................................. 14
Gambar 2.11. Register UCSRA [5] ............................................................................. 14
Gambar 2.12. Register UCSRB [5] ............................................................................. 15
Gambar 2.13. Register UCSRC [5] ............................................................................. 16
Gambar 2.14. Model Fisik Motor Servo. [8] ................................................................ 18
Gambar 2.15. Cara Pengontrolan Motor Servo [8] ....................................................... 19
Gambar 2.16. Prinsip kerja penggerak motor ............................................................... 20
Gambar 2.17. Motor DC [21] ...................................................................................... 20
Gambar 2.18. Bentuk fisik Roda gigi cacing (Worm Gear) [19] .................................. 21
Gambar 2.19. Bentuk fisik LCD 20 x 4. ...................................................................... 22
Gambar 2.20. Bentuk fisik pushbutton ........................................................................ 24
Gambar 2.21. Contoh rangkaian switch/pushbutton pull-up. ........................................ 24
Gambar 2.22. Contoh rangkaian switch/pushbutton pull-down. ................................... 24
Gambar 2.23. Rangkaian anti-bouncing pushbutton .................................................... 25
Gambar 2.24. Bentuk fisik keypad............................................................................... 26
Gambar 2.25. Rangkaian Umum Regulator 78xx [13] ................................................. 27
Gambar 2.26. Rangkaian Catu Daya Dengan Penguat ................................................. 27
Gambar 2.27. Contoh Rangkaian Transistor Sebagai Saklar [15] ................................. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 2.28. Bentuk Fisik Relay. [9] ......................................................................... 29
Gambar 2.29. Bentuk fisik solenoid valve. [16] ........................................................... 30
Gambar 2.30. Bagian Solenoid Valve [17] ................................................................... 30
Gambar 2.31. Bentuk fisik Sensor MPX5700AP. [18] ................................................. 31
Gambar 2.32. Perbandingan tegangan dengan tekanan mpx5700ap. [18] ..................... 31
Gambar 3.1. Diagram blok sistem. .............................................................................. 33
Gambar 3.2. Peluncur tampak samping. ...................................................................... 34
Gambar 3.3. Peluncur tampak atas. ............................................................................. 34
Gambar 3.4. Kontroler tampak atas. ............................................................................ 35
Gambar 3.5. Kontroler tampak samping. ..................................................................... 35
Gambar 3.6. Rangkaian Osilator ATmega32 [5] .......................................................... 36
Gambar 3.7. Rangkaian Reset ATmega32 [5] ............................................................. 37
Gambar 3.8. Rangkaian LCD. ..................................................................................... 37
Gambar 3.9. Rangkaian pushbutton. ............................................................................ 39
Gambar 3.10. Rangkaian keypad. ................................................................................ 40
Gambar 3.11. Peletakan posisi motor servo dan stepper. ............................................. 41
Gambar 3.12. Konfigurasi Worm Gear ........................................................................ 43
Gambar 3.13. Rangkaian pin untuk motor servo. ......................................................... 44
Gambar 3.14. Gambar rangkaian motor Stepper dan driver. ........................................ 45
Gambar 3.15. Tata letak komponen peluncur. ............................................................. 45
Gambar 3.16. Rangkaian sensor tekanan. .................................................................... 46
Gambar 3.17. Rangkaian Transistor Sebagai Saklar dan Relay .................................... 47
Gambar 3.18. Rangkaian Regulator 7805 Dengan Penguatan Arus .............................. 48
Gambar 3.19. Mekanisme penguncian ......................................................................... 48
Gambar 3.20. Diagram alir kontroler. .......................................................................... 49
Gambar 3.21. Diagram alir peluncur. .......................................................................... 51
Gambar 3.22. Diagram alir subrutin peluncuran. ......................................................... 52
Gambar 3.23. Diagram alir subrutin pemompaan. ....................................................... 53
Gambar 4.1. Hasil perancangan peluncur roket air. ..................................................... 54
Gambar 4.2. Kotak kontroler. ...................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.3. Tombol power dan Tombol reset. ............................................................ 56
Gambar 4.4. Sambungan kabel. ................................................................................... 56
Gambar 4.5. Kotak kontroler bagian dalam. ................................................................ 57
Gambar 4.6. Rangkaian lcd dengan i2c ....................................................................... 57
Gambar 4.7. Rangkaian minimum sistem ATmega32. ................................................. 58
Gambar 4.8. Rangkaian pushbutton ............................................................................... 58
Gambar 4.9. Bagian peluncur ...................................................................................... 59
Gambar 4.10. Bagian dalam kotak elektronik .............................................................. 60
Gambar 4.11. Rangkaian relay sebagai saklar ............................................................. 60
Gambar 4.12. Pemasangan motor servo ....................................................................... 61
Gambar 4.13. Letak sensor potensio. ........................................................................... 61
Gambar 4.14. Pengunci roket ...................................................................................... 62
Gambar 4.15. Letak motor dc ...................................................................................... 62
Gambar 4.16. Bentuk roket yang digunakan. ............................................................... 63
Gambar 4.17. Grafik nilai motor servo di program. ..................................................... 65
Gambar 4.18. Motor servo yang telah dikalibrasi. ....................................................... 66
Gambar 4.19. Grafik sudut putar yang sudut awal selalu 90o ....................................... 67
Gambar 4.20. Grafik sudut putar dengan sudut awal 0o ............................................... 68
Gambar 4.21. Putaran motor servo yang tidak sesuai ................................................... 68
Gambar 4.22. Grafik perbandingan sudut elevasi tanpa roket. ..................................... 72
Gambar 4.23. Acuan penghitungan sudut .................................................................... 72
Gambar 4.24. Grafik percobaan sudut elevasi dengan roket ......................................... 73
Gambar 4.25. Grafik pembacaan sensor tekanan ......................................................... 75
Gambar 4.26. Layar LCD di kotak kontroler. .............................................................. 77
Gambar 4.27. Layar LCD di peluncur ......................................................................... 77
Gambar 4.28. Posisi siaga peluncur ............................................................................. 78
Gambar 4.29. Inisialisasi library ................................................................................. 80
Gambar 4.30. Inisialisasi i2c. ...................................................................................... 81
Gambar 4.31. Inisialisasi keypad ................................................................................. 81
Gambar 4.32. Inisialisasi input dan output ................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4.33. Listing program LCD ............................................................................ 82
Gambar 4.34. Hasil listing program LCD .................................................................... 82
Gambar 4.35. Listing program memindahkan kursor ................................................... 83
Gambar 4.36. Penerapan listing program kursor .......................................................... 83
Gambar 4.37. Penerapan listing program kursor yang berpindah ................................. 83
Gambar 4.38. Listing program menghapus data. .......................................................... 84
Gambar 4.39. Penerapan listing program menghapus data ........................................... 84
Gambar 4.40. Penerapan listing program menghapus data (2) ..................................... 84
Gambar 4.41. Listing program pengecekan data .......................................................... 85
Gambar 4.42. Tampilan layar lcd data salah ................................................................ 85
Gambar 4.43. Listing program pengiriman data ........................................................... 86
Gambar 4.44. Inisialisasi library ................................................................................. 86
Gambar 4.45. Inisialisasi variabel ............................................................................... 86
Gambar 4.46. Inisialisasi input dan output ................................................................... 87
Gambar 4.47. Listing program pembacaan sensor potensio.......................................... 87
Gambar 4.48. Listing program pembacaan sensor potensio.......................................... 88
Gambar 4.49. Listing program sensor tekanan ............................................................. 88
Gambar 4.50. Listing program menggerakkan motor servo.......................................... 89
Gambar 4.51. Listing program menggerakkan sudut elevasi ........................................ 89
Gambar 4.52. Listing program penerimaan data dari kontroler .................................... 90
Gambar L4.1. Posisi siaga peluncur. ........................................................................... L4-1
Gambar L4.2. Sudut elevasi 70 derajat. ....................................................................... L4-1
Gambar L4.3. Posisi sudut elevasi 60 derajat. ............................................................. L4-1
Gambar L4.4. Posisi sudut elevasi 30 derajat. ............................................................. L4-2
Gambar L4.5. Posisi sudut putar 180 derajat. .............................................................. L4-2
Gambar L4.6. Posisi sudut putar 90 derajat. ................................................................ L4-2
Gambar L4.6. Posisi sudut putar 0 derajat. .................................................................. L4-3
Gambar L4.7. Proses ujicoba. ...................................................................................... L4-3
Gambar L4.8. Proses ujicoba. (2) ................................................................................ L4-3
Gambar L5.1. Catu kotak elektrik. .............................................................................. L5-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar L5.2. Catu kompresor. ................................................................................... L5-1
Gambar L5.3. Power kotak kontroler. ......................................................................... L5-1
Gambar L5.4. Power peluncur. .................................................................................... L5-1
Gambar L5.5. Pengunci roket. ..................................................................................... L5-1
Gambar L5.6. Kotak kontroler. ................................................................................... L5-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Hubungan PIN dan Interupsi ...................................................................... 10
Tabel 2.2. Penentuan Ukuran Karakter. [5] ................................................................. 16
Tabel 2.3. Karakteristik DC ATMega32. [5] ............................................................... 17
Tabel 2.4. Mode operasi Kristal osilator ...................................................................... 18
Tabel 2.5. External RC Oscillator, Typical Frequencies (VCC = 5V) ......................... 18
Tabel 2.6. Operasi dasar LCD 20 x 4 [9] ..................................................................... 22
Tabel 2.7. Konfigurasi pin LCD 20 x 4 [9] .................................................................. 23
Tabel 2.8. Konfigurasi setting LCD 20 x 4 [9]............................................................. 23
Tabel 2.9. Heksadesimal keypad ................................................................................. 26
Tabel 2.10. Karakteristik Regulator Tegangan ic 78xx [13] ......................................... 27
Tabel 2.11. Pin sensor MPX5700ap. [18] .................................................................... 31
Tabel 3.1. Sambungan pin LCD ke ATMega32 ........................................................... 38
Tabel 3.2. Sambungan rangkaian pushbutton dengan ATMega32 ............................... 39
Tabel 3.3. Sambungan pin Keypad dengan ATMega32 ............................................... 40
Tabel 3.4. Keterangan keypad. .................................................................................... 40
Tabel 3.5. Perhitungan Torsi Motor Servo dan Motor Stepper. .................................... 42
Tabel 3.6. Sambungan pin motor servo dengan ATMega32......................................... 44
Tabel 3.7. Sambungan pin ic ULN ke ATMega32. ...................................................... 45
Tabel 3.8. Sambungan pin MPX5700AP dengan ATMega32. ..................................... 46
Tabel 4.1. Nilai sudut servo di program. ...................................................................... 65
Tabel 4.2. Data sudut putar yang sudut awal selalu 90o. .............................................. 66
Tabel 4.3. (Lanjutan) Data sudut putar yang sudut awal selalu 90o. ............................... 67
Tabel 4.4. Data sudut putar sudut awal 0o. ................................................................... 67
Tabel 4.5. (lanjutan) Data sudut putar sudut awal 0o. ................................................... 68
Tabel 4.6 Percobaan pergerakan sudut putar. ............................................................... 69
Tabel 4.7. Nilai ADC sensor potensio. ........................................................................ 70
Tabel 4.8. (Lanjutan) Nilai ADC sensor potensio. ....................................................... 71
Tabel 4.9. Data sudut elevasi tanpa roket. .................................................................... 71
Tabel 4.10. Data sudut elevasi menggunakan roket. .................................................... 73
Tabel 4.11 Ujicoba pergerakan sudut elevasi ............................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Tabel 4.12. Data pembacaan sensor tekanan. ............................................................... 75
Tabel 4.13. Proses pengisian tekanan. ......................................................................... 76
Tabel 4.14. Ujicoba sistem tanpa air. ........................................................................... 78
Tabel 4.15. Ujicoba sistem dengan air. ........................................................................ 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan (2.1) .......................................................................................................... 7
Persamaan (2.2) .......................................................................................................... 9
Persamaan (2.3) .......................................................................................................... 11
Persamaan (2.4) .......................................................................................................... 11
Persamaan (2.5) .......................................................................................................... 11
Persamaan (2.6) .......................................................................................................... 25
Persamaan (2.7) .......................................................................................................... 28
Persamaan (2.8) .......................................................................................................... 28
Persamaan (2.9) .......................................................................................................... 28
Persamaan (2.10) ........................................................................................................ 28
Persamaan (2.11) ........................................................................................................ 28
Persamaan (2.12) ........................................................................................................ 28
Persamaan (2.13) ........................................................................................................ 28
Persamaan (2.14) ........................................................................................................ 28
Persamaan (2.15) ........................................................................................................ 29
Persamaan (2.16) ........................................................................................................ 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Rangkaian keseluruhan ............................................................................... L1
Lampiran Program ...................................................................................................... L2
Lampiran data Percobaan ............................................................................................ L3
Lampiran Foto ........................................................................................................... L4
Lampiran Cara Penggunaan ........................................................................................ L5
Lampiran Datasheet .................................................................................................... L6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami siswa. Bukan hal yang
mudah bagi siswa untuk memahami percobaan, rumus beserta penyelesaiannya, grafik, dan
penjelasan teori pada waktu yang bersamaan. (Ornek, Robinson, Haugen, 2008: 30). Banyak
permainan yang prinsip kerjanya menggunakan hukum-hukum Fisika, salah satunya adalah
roket air. Prinsip kerja roket air ini sama dengan prinsip kerja roket dalam Fisika, hanya saja
roket air menggunakan air sebagai bahan bakar yang dibuang. Udara dipompakan ke dalam
botol (roket) yang berisi air sehingga tekanan udara di dalam botol lebih tinggi daripada di
luar botol. [1]
Pada beberapa daerah, roket air sering dijadikan sebagai perlombaan. Perlombaan
roket air ini sangat diminati peserta yang nota bene adalah siswa SD sampai dengan SMA.
Dalam perlombaan roket air ada beberapa kategori, salah satunya adalah kategori jarak
terjauh. Roket air yang mencapai jarak terjauh akan menjuarai perlombaan. Dalam
peluncuran roket perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain: sudut elevasi roket, tekanan
yang diberikan pada roket, volume air yang dimasukkan ke dalam roket, dan arah angin di
tempat peluncuran roket. Dalam peluncuran roket air dibutuhkan sebuah alat yang
dinamakan launcher. Pada dasarnya launcher adalah satu unit gabungan yang terdiri dari
guide rail, manometer, kompresor atau pompa, quick release, dan trigger. [1] Permasalahan
utama kompetisi roket air tidak terlalu berkembang di Indonesia adalah ketiadaan alat
peluncur roket air yang merupakan sarana berlatih bagi peserta yang akan mengikuti
kompetisi. Peluncur roket air dijual di luar negeri dengan harga yang bervariasi. [2]
Dalam proses peluncuran inilah terkadang menjadi kendala bagi pengguna. Menjadi
kendala karena cukup sulit dalam mengatur sudut putar dan sudut luncur yang masih
dilakukan secara manual, sehingga terkadang keakuratan sudut menjadi berkurang. Selain
itu proses pemompaan juga masih menggunakan peralatan manual walaupun terkadang juga
ada yang telah menggunakan kompresor. Pemompaan ini bertujuan untuk mengisi botol
dengan tekanan yang diinginkan. Tekanan yang diinginkan diketahui dari alat yang bernama
manometer. Manometer ini sistemnya analog sehingga harus selalu memperhatikannya agar
tekanan yang diinginkan tidak terlewat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Melihat permasalah di atas, maka penulis mendapat ide untuk membuat sebuah alat
yang mampu membantu dan memudahkan peluncuran roket air. Di luar negeri sebenarnya
sudah dibuat peluncur roket air otomatis. Peluncur ini diberi nama “An Autonomous Water
Rocket Launcher” [3]. Kelebihan dari peluncur ini adalah mampu menentukan tekanan dan
jumlah air sesuai dengan masukan pengguna secara otomatis. Selain itu juga dapat
meluncurkan roket secara otomatis. Namun alat ini masih mempunyai kekurangan,
kekurangan tersebut adalah peluncur tersebut hanya mampu menembakkan roket ke arah
atas (90derajat).
Penulis ingin membuat alat yang lebih baik dari “An Autonomous Water Rocket
Launcher”. Alat yang akan di buat bernama “Peluncur Roket Air Otomatis”. Alat yang akan
dibuat ini bila dijelaskan secara singkat bertujuan untuk mengambil alih proses peluncuran.
Proses pengaturan sudut putar, sudut luncur, tekanan yang diinginkan, dan peluncuran akan
di buat otomatis. Nantinya pengguna hanya memasukkan angka-angka yang diinginkan
untuk peluncuran. Sistem akan diawali dengan penggunan memasukkan derajat sudut putar,
derajat sudut luncur dan tekanan yang diinginkan, lalu dari variabel tersebut sistem akan
menggerakan penggerak sudut putar dan sudut luncur sesuai dengan masukan. Setelah itu
sistem akan mulai mengisi tekanan udara menggunakan kompresor otomatis sampai tekanan
yang telah ditentukan. Jika semua variabel yang diinginkan telah sesuai maka sistem akan
meluncurkan roket secara otomatis.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Skripsi ini bertujuan untuk membuat alat peluncur roket air otomatis berbasis
mikrokontroler.
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini:
1. Membantu masyarakat dan kalangan pelajar dalam mencoba peluncuran roket air.
2. Menjadi bahan referensi pelajar dalam mempelajari pengaplikasian mikrokontroler
sehingga mereka tertarik dengan mikrokontroler.
1.3. Batasan Masalah
Agar tugas akhir ini bisa mengarah pada tujuan dan untuk menghindari terlalu
kompleksnya permasalahan yang muncul, maka perlu adanya batasan-batasan masalah yang
sesuai dengan judul dari tugas akhir ini. Adapun batasan masalah adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Alat yang akan dibuat berupa peluncur roket air dengan pengaturan sudut putar, sudut
elevasi dan tekanan angin.
2. Batas sudut putar 0 – 180 derajat, dan sudut elevasi 30 – 90 derajat.
3. Batas tekanan udara 0-60 psi.
4. Sensor tekanan menggunakan mpx 5700ap.
5. Menggunakan mikrokontroler keluarga AVR ATmega 32.
6. Masukan berupa keypad dan pushbutton.
7. Ditampilkan di Liquid Crystal Display (LCD)
8. Sudut putar digerakkan motor servo dan sudut elevasi digerakan menggunakan motor
stepper.
9. Roket akan meluncur otomatis jika semua variabel terpenuhi.
10. Roket yang dapat diluncurkan terbatas pada roket yang menggunakan nozzel dan
berukuran maksimal panjang 40cm dan diameter tabung 10cm.
11. Alat hanya fokus pada peluncur.
1.4. Metodologi Penelitian
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai metode-metode yang digunakan dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Studi litelatur
Dengan cara mendapatkan data dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini. Mempelajari dasar dasar
teori tentang pemrograman dangan code vision AVR, ATmega32, sensor mpx 5700ap.
2. Perancangan subsistem hardware dan software.
Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk model yang optimal dari sistem yang akan
dibuat dengan mempertimbangkan dari berbagai faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan
yang telah ditentukan. Gambar 1.1 memperlihatkan blok model yang akan dirancang. Sesuai
dengan gambar 1.1 alat akan dibuat dengan komunikasi serial dua arah antar mikrokontroler.
Pada tahap perancangan software akan dirancang program yang akan dibuat dengan
membuat flowchart. Rancangan program digunakan untuk memprogram mikrokontroler
ATmega 32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Gambar 1.1. Sistem yang akan dibuat.
3. Pembuatan Hardware dan Software.
Dalam pembuatan peluncur roket air ini dimulai dengan merancang lalu membuat alat
sesuai dengan desain peluncur roket yang telah dirancang beserta program-program yang
mengacu pada flowchart yang telah dibuat pada perancangan.
4. Proses pengambilan data.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan mencari data pada masing-masing
percobaan, melihat tanggapan sistem dalam merespons masukan sudut motor stepper dan
motor servo pada peluncur roket, dan keakuratan sensor tekanan dalam mendeteksi tekanan
yang ada.
5. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan.
Analisa dan penyimpulan hasil percobaan dapat dilakukan dengan melihat persentase
error alat saat sistem berjalan, dan tingkat keberhasilan peluncur roket meluncurkan roket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Launcher (peluncur)
Peluncuran roket air membutuhkan sebuah alat yang dinamakan launcher. Sesuai
dengan namanya, launcher dalam Bahasa Inggris berarti peluncur, yaitu alat yang berfungsi
untuk meluncurkan roket air. Pada dasarnya launcher adalah satu unit gabungan yang terdiri
dari guide rail, manometer, kompresor atau pompa, quick release, dan trigger. [1]
2.1.6. Guide Rail
Bagian dari launcher ini berfungsi sebagai medan luncur roket sekaligus untuk
menentukan arah roket air sesaat sebelum meluncur. Guide rail dilengkapi dengan busur
derajat yang berfungsi untuk mengatur sudut peluncuran roket. Selain itu, guide rail juga
berfungsi sebagai penopang massa roket air. Bentuk fisik guide rail dapat dilihat pada
gambar 2.1. [1]
Gambar 2.1. Bentuk fisik Guide rail.
2.1.7. Manometer
Alat ini berfungsi untuk penunjuk besarnya tekanan udara yang dipompakan ke dalam
badan roket air. Dalam peluncuran roket, tekanan udara yang diberikan kepada body harus
disesuaikan dengan ketahanan body. Bentuk fisik manometer dapat dilihat pada gambar 2.2.
[1]
Gambar 2.2. Bentuk fisik Manometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.1.8. Quick Release
Quick release berfungsi sebagai penahan atau penjepit nozzle yang terpasang pada
roket air pada saat sebelum meluncur. Bagian ini berhubungan dengan trigger. Bentuk fisik
quick release dapat dilihat pada gambar 2.3. [1]
Gambar 2.3. Bentuk fisik Quick release.
2.1.9. Trigger
Trigger berfungsi sebagai pemantik atau pelatuk untuk melepaskan penahan roket atau
quick release pada nozzle sehingga pada saat trigger ditarik roket air dapat meluncur. Bentuk
fisik trigger dapat dilihat pada gambar 2.4. [1]
Gambar 2.4. Bentuk fisik trigger.
2.1.10. Pompa atau Kompresor
Pompa atau kompresor berfungsi untuk memompakan udara ke dalam badan roket air.
Bentuk fisik pompa dapat dilihat pada gambar 2.5. [1]
Gambar 2.5. Bentuk fisik pompa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2.2. Torsi/momen Gaya
Momen Gaya (Torsi (τ)) adalah kemampuan gaya F memutar/merotasi benda terhadap
poros diam. Sehingga semakin besar torsi (τ) maka gaya F memutar benda pun semakin
besar. [4]
Gambar 2.6. Vektor sudut.
Dari gambar 2.6. didapat rumus torsi yang dapat dilihat pada persamaan 2.1:
τ = F r cos ϴ (2.1)
keterangan:
τ = Torsi (N-m).
r = Jarak dari titik pangkal gaya sampai sumbu putar.
F = Gaya (N), F = m x g.
θ = sudut lengan. (derajat)
2.3. Mikrokontroler AVR ATmega32
AVR (Alf and Vegard’sRiscProcessor) merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit
yang diproduksi oleh Atmel berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer).
Chip AVR yang digunakan untuk tugas akhir ini adalah ATmega32. Hampir semua instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock dan mempunyai 32 register general-purpose,
timer/counter fleksibel dengan mode compare, interupsi internal dan eksternal, serial UART,
programmable Watchdog Timer, dan power saving mode. AVR juga mempunyai ADC,
PWM internal dan In-Sistem Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori
program untuk diprogram ulang. [5]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2.3.1. Arsitektur AVR ATmega32
Mikrokontroler ATmega32 memiliki arsitektur sebagai berikut:
a. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D
b. ADC 10 bit sebanyak 8 Channel
c. Tiga buah timer/counter yaitu Timer 0, Timer 1, dan Timer 2
d. Watchdog Timer dengan osilator internal
e. SRAM sebanyak 512 byte
f. Memori Flash sebesar 32 kb
g. Sumber Interupsi internal dan eksternal
h. Port SPI (Serial Pheriperal Interface)
i. EEPROM on board sebanyak 512 byte
j. Komparator analog
k. Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver Transmitter)
2.3.2. Deskripsi Mikrokontroler ATmega32
Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATmega32 dengan kemasan 40 pin DIP (dual inline
package) dapat dilihat pada Gambar 2.7. Untuk memaksimalkan performa dan paralelisme,
AVR menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan
data). Ketika sebuah instruksi sedang dikerjakan maka instruksi berikutnya diambil dari
memori program. [5]
Gambar 2.7. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATmega32 [5]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Mikrokontroler ATmega32 memiliki konfigurasi Pin sebagai berikut:
a. VCC (power supply)
b. GND (ground)
c. Port A (PA7.PA0) Port A berfungsi sebagai input analog pada ADC (analog digital
converter). Port A juga berfungsi sebagai suatu Port I/O 8 bit dua arah.
d. Port B (PB7.PB0) Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit).
e. Port C (PC7.PC0) Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit).
f. Port D (PD7.PD0) Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit).
g. RESET (Reset input)
h. XTAL1 (Input Oscillator)
i. XTAL2 (Output Oscillator)
j. AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk Port A dan ADC.
k. AREF adalah pin referensi analog untuk ADC.
Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter (ADC) dan port I/O 8- bit
dua arah. Port B, Port C, Port D adalah suatu port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Pada rangkaian reset, waktu pengosongan
kapasitor dapat dihitung dengan persamaan 2.2. [6]
T = R x C (2.2)
2.3.3. Organisasi Memori AVR ATmega32
Arsitektur AVR mempunyai dua ruang memori utama, yaitu ruang memori data dan
memori program. ATmega32 juga memiliki fitur EEPROM Memori untuk penyimpanan
data. [5]. Kode program disimpan dalam flash memory, yaitu memori jenis non-volatile yang
tidak akan hilang datanya meskipun catu daya dimatikan [6]. Dalam ATmega32 terdapat
8Kbyte On-Chip di dalam sistem Memory Flash Reprogrammable untuk penyimpanan
program. Untuk keamanan perangkat lunak, flash memori dibagi menjadi dua bagian, yaitu
boot program dan bagian aplikasi program. [5]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Memori data adalah memori RAM (Random Access Memory) yang digunakan untuk
keperluan program. Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu 32 General
Purphose Register adalah register khusus yang bertugas untuk membantu eksekusi program
oleh ALU (Arithmatich Logic Unit). Dalam istilah processor komputer sehari-hari GPR
dikenal sebagai “chace memory”. I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang
difungsikan khusus untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroler
seperti pin, port, timer/counter. [5]
2.3.4. Interupsi
Interupsi adalah suatu kondisi dimana mikrokontroler akan berhenti sementara dari
program utama untuk melayani instruksi-instruksi pada interupsi kemudian kembali
mengerjakan instruksi program utama setelah instruksi-instruksi pada interupsi selesai
dikerjakan.
Tabel 2.1. Hubungan PIN dan Interupsi
Jenis interrupt PIN pada ATmega32
INT0 PORTD.2
INT1 PORTD.3
INT2 PORTB.2
ATmega32 menyediakan tiga interupsi eksternal yaitu, INT0, INT1, dan INT2.
Masing-masing interupsi tersebut terhubung dengan pin ATmega32 seperti ditunjukan pada
Tabel 2.1. Interupsi eksternal bisa dilakukan dengan memberikan logika 0 atau perubahan
logika (rissing edge dan falling edge) pada pin interupsi yang bersangkutan. [5]
2.3.5. Timer/Counter
Timer/Counter pada mikrokontroler AVR dapat digunakan untuk melakukan
pencacahan waktu seperti pada jam digital maupun untuk menghasilkan sinyal Pulse Width
Modulation (PWM) yakni sinyal kotak dengan frekuensi dan duty cycle yang nilainya bisa
diatur. ATmega32 memiliki tiga unit Timer/Counter yaitu Timer/Counter 0 (8 bit),
Timer/Counter 1 (16 bit), dan Timer/Counter 2 (8 bit). [6]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
A. TIMER/COUNTER 0
Fitur fitur yang dimiliki:
a. Satu buah unit Compare Caunter (Unit ini akan meng-count dan meng-compare)
b. Clear timer pada saat compare match (Auto reload)
c. Phase Correct PWM yang bebas glitch
d. Frequency generator
e. External event counter
f. Prescaler clock hingga 10 bit
g. Membangkitkan interupsi saat timer overflow dan atau compare match
Perhitungan overflow interrupt sebagai pembangkit PWM ditunjukan pada persamaan (2.3),
(2.4), dan (2.5) [5]
T = 1
𝑓 (2.3)
Overflow interrupt = N x 256 x T (2.4)
OCR = 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑒
Overflow interrupt (2.5)
Keterangan:
f = frekuensi yang digunakan untuk eksekusi program
T = periode
N = prescaller yang digunakan
OCR = nilai cacahan pulsa
Pulse = lebar pulsa
Berikut merupakan mode-mode operasi timer [6]:
a) Mode normal, timer digunakan untuk menghitung saja, membuat delay, dan
mengitung selang waktu.
b) Mode phase correct PWM (PCP), digunakan untuk menghasilkan sinyal PWM dimana
nilai register counter (TCNT0) yang mencacah naik dan turun secara terus menerus
akan selalu dibandingakan dengan register pembanding OCR0. Hasil perbandingan
register TCNT0 dan OCR0 digunakan untuk membangkitkan sinyal PWM yang
dikeluarkan pada OC0 seperti ditunjukan Gambar 2.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 2.8. Mode Phase Correct PWM [5]
c) CTC (Clear timer on compare match), register counter (TCNT0) akan mencacah naik
kemudian di-reset atau kembali menjadi 0x00 pada saat nilai TCNT0 sama dengan
OCR0. Sebelumnya OCR diset dulu, karena timer 0 dan 2 maksimumnya 255, maka
range OCR 0-255.
d) Fast PWM, mode ini hampir sama dengan mode phase correct PWM, hanya
perbedaannya adalah register counter TCNT0 mencacah naik saja dan tidak pernah
mencacah turun seperti terlihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Mode fast pwm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.3.6. Komunikasi Serial USART
Komunikasi data adalah perpindahan data antara dua atau lebih peranti, baik yang
berjauhan maupun yang berdekatan. Perpindahan data antara dua atau lebih peranti dapat
dilaksanakan secara paralel atau seri. Komunikasi seri dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu komunikasi dara seri sinkron dan komunikasi data asinkron. Dikatakan sinkron jika
sisi pengirim dan sisi penerima ditabuh (clocked) oleh penabuh (clock) yang sama, satu
sumber penabuh, data dikirim beserta penabuh. Dikatakan asinkron jika sisi pengirim dan
sisi penerima ditabuh oleh penabuh yang terpisah dengan frekuensi yang hampir sama, data
dikirim disertai informasi sinkronisasi [5].
Pada proses inisialisasi ini setiap perangkat yang terhubung harus memiliki
baudrate yang sama. Beberapa fasilitas yang disediakan USART AVR adalah sebagai
berikut:
a) Operasi full duplex (mempunyai register receive dan transmit yang terpisah)
b) Mendukung kecepatan multiprosesor
c) Mode kecepatan berorde Mbps
d) Operasi asinkron atau sinkron
e) Operasi master atau slave clock sinkron
f) Dapat menghasilkan baud-rate (laju data) dengan resolusi tinggi
g) Modus komunikasi kecepatan ganda pada asinkron
A. Inisialisasi USART
Pada mikrokontroler AVR untuk mengaktifkan dan mengeset komunikasi USART
dilakukan dengan cara mengaktifkan register-register yang digunakan untuk komunikasi
USART. Register-register yang digunakan untuk komunikasi USART antara lain:
A. USART I/O Data Register (UDR)
UDR merupakan register 8bit yang terdiri dari dua buah dengan alamat yang sama,
yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan data yang akan dikirimkan (TXB) atau
tempat data diterima (RXB) sebelum data tersebut dibaca. Register UDR dapat dilihat pada
gambar 2.10. [5].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2.10. Register UDR [5]
B. USART Control and Status Register A (UCSRA)
Gambar 2.11. Register UCSRA [5]
Penjelasan bit penyusun Gambar 2.11. Register UCSRA [5]:
a) RXC (USART Receive Complete)
Bit ini akan set ketika data yang masuk ke dalam UDR belum dibaca dan akan
berlogika nol ketika sudah dibaca. Flag ini dapat digunakan untuk membangkitkan interupsi
RX jika diaktifkan dan akan berlogika nol secara otomatis bersamaan dengan eksekusi
vektor interupsi yang bersangkutan.
b) TXC (USART Transmit Complete)
Bit ini akan set ketika data yang dikirim telah keluar. Flag ini akan membangkitkan
interupsi TX jika diaktifkan dan akan clear secara otomatis bersamaan dengan eksekusi
vektor interupsi yang bersangkutan.
c) UDRE (USART Data Register Empty)
Flag ini sebagai indikator isi UDR. Jika bernilai satu maka UDR dalam keadaan
kosong dan siap menerima data berikutnya, jika flag bernilai nol berarti sebaliknya.
d) FE (Frame Error)
Bit ini sebagai indikator ketika data yang diterima error, misalnya ketika stop bit
pertama data dibaca berlogika nol maka bit FE bernilai satu. Bit akan bernilai 0 ketika stop
bit data yang diterima berlogika nol.
e) DOR (Data OverRun)
Bit ini berfungsi untuk mendeteksi jika ada data yang tumpang tindih. Flag akan
bernilai satu ketika terjadi tumpang tindih data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
f) PE (Parity Error)
Bit yang menentukan apakah terjadi kesalahan paritas. Bit ini berfungsi jika ada
kesalahan paritas. Bit akan berlogika satu ketika terjadi bit parity error apabila bit paritas
digunakan.
g) U2X (Double the USART Transmission Speed)
Bit yang berfungsi untuk menggandakan laju data manjadi dua kalinya. Hanya berlaku
untuk modus asinkron, untuk mode sinkron bit ini diset nol.
h) MPCM (Multi Processor Communication Mode)
Bit untuk mengaktifkan modus multi prosesor, dimana ketika data yang diterima oleh
USART tidak mengandung informasi alamat akan diabaikan.
C. USART Control and Status Register B (UCSRB)
Gambar 2.12. Register UCSRB [5]
Penjelasan bit penyusun Gambar 2.12. Register UCSRB [5]:
a) RXCIE (RX Complete Interrupt Enable)
Bit pengatur aktivasi interupsi penerimaan data serial, akan berlogika satu jika diaktifkan
dan berlogika nol jika tidak diaktifkan.
b) TXCIE (TX Complete Interrupt Enable)
Bit pengatur aktivasi pengiriman data serial, akan berlogika satu jika diaktifkan dan
berlogika nol jika tidak diaktifkan.
c) UDRIE (USART Data Register Empty Interrupt Enable)
Bit ini berfungsi untuk mengaktifkan interupsi data register kosong, berlogika satu jika
diaktifkan dan sebaliknya.
d) RXEN (Receiver Enable)
Bit ini berfungsi untuk mengaktifkan pin RX saluran USART. Ketika pin diaktifkan maka
pin tersebut tidak dapat digunakan untuk fungsi pin I/O karena sudah digunakan sebagai
saluran penerima USART.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
e) TXEN (Transmitter Enable)
Bit ini berfungsi untuk mengaktifkan pin TX saluran USART. Ketika pin diaktifkan maka
pin tersebut tidak dapat digunakan untuk fungsi pin I/O karena sudah digunakan sebagai
saluran pengirim USART.
f) UCSZ2 (Character Size)
Bit ini bersama dengan UCSZ1 dan UCSZ0 dalam register UCSRC digunakan untuk
memilih tipe lebar data bit yang digunakan. Penentuan ukuran karakter dapat dilihat pada
tabel 2.2.
Tabel 2.2. Penentuan Ukuran Karakter. [5]
UCSZ[2..0] Ukuran Karakter dalam bit
0 5
1 6
10 7
11 8
100-110 Tidak dipergunakan
111 9
g) RXB8 (Receive Data Bit 8)
Bit ini digunakan sebagai bit ke-8 ketika menggunakan format data 9-10 bit, dan bit ini harus
dibaca dahulu sebelum membaca UDR.
h) TXB8 (Transmit Data Bit 8)
Bit ini digunakan sebagai bit ke-8 ketika menggunakan format data 9-10 bit, dan bit ini harus
ditulis dahulu sebelum membaca UDR.
D. USART Control and Status Register C (UCSRC)
Gambar 2.13. Register UCSRC [5]
Penjelasan bit penyusun Gambar 2.13. Register UCSRC [5]:
a) URSEL (Register Select)
Bit ini berfungsi untuk memilih register UCSRC dengan UBBRH, dimana untuk menulis
atau membaca register UCSRC maka bit harus berlogika satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b) UMSEL (USART Mode Select)
Bit pemilih mode komunikasi serial antara sinkron dan asinkron.
c) UPM [1…0] (Parity Mode)
Bit ini berfungsi untuk memilih mode paritas bit yang akan digunakan. Transmittter USART
akan membuat paritas yang akan digunakan secara otomatis.
d) USBS (Stop Bit Select)
Bit yang berfungsi untuk memilih jumlah stop bit yang akan digunakan.
e) UCSZ1 dan UCSZ0
Merupakan bit pengatur jumlah karakter serial Bit yang berfungsi untuk memilih lebar data
yang digunakan dikombinasikan dengan bit UCSZ2 dalam register UCSRB.
f) UCPOL (Clock Parity)
Bit yang berguna hanya untuk modus sinkron. Bit in berhubungan dengan perubahan data
keluaran dan sampel masukkan, dan clock sinkron (XCK).
ATMega32 memiliki nilai-nilai komponen tersendiri sesuai dengan kapasitasnya.
Karakteristik nilai komponen DC dapat dilihat pada tabel 2.3. [5]
Tabel 2.3. Karakteristik DC ATmega32. [5]
Dalam koneksi Kristal osilator terdapat nilai kapasitor, nilai kapasitor itu sendiri dapat dilihat
dari tabel 2.4. dan eksternal osilator pada tabel 2.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel 2.4. Mode operasi Kristal osilator
Tabel 2.5. External RC Oscillator, Typical Frequencies (VCC = 5V)
2.4. Motor Servo
Motor servo merupakan motor DC yang sudah dilengkapi dengan sistem kontrol
didalamnya. Pada aplikasinya, motor servo sering digunakan sebagai kontrol loop tertutup,
sehingga dapat menangani perubahan posisi secara tepat dan akurat [7].
Gambar 2.14. Model Fisik Motor Servo. [8]
Bentuk fisik motor servo dapat dilihat pada gambar 2.14. sistem pengkabelan motor
servo terdiri dari tiga bagian, yaitu Vcc, Gnd, dan kontrol Pulse Width Modulation (PWM).
Penggunaan PWM pada motor servo berbeda dengan penggunaan PWM pada motor DC.
Pada motor servo, pemberian nilai PWM akan membuat motor servo bergerak pada posisi
tertentu lalu berhenti (kontrol posisi) [7].
Motor servo terdiri dari dua macam, yaitu motor servo standar dan motor servo
continuous. Motor servo standar yaitu motor servo yang hanya bergerak mulai dari 0o sampai
dengan 180o, sedangkan motor servo continuous merupakan motor servo yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berputar 360o sehingga memungkinkan untuk bergerak rotasi seperti pada motor DC pada
umumnya.
Gambar 2.15. Cara Pengontrolan Motor Servo [8]
Prinsip utama pengontrolan motor servo yaitu dengan memberikan nilai PWM pada
kontrolnya. Perubahan duty cycle akan menentukan perubahan posisi dari motor servo.
Motor servo memiliki frekuensi sebesar 50 Hz sehingga pulsa yang dihasilkan yaitu setiap
20 ms. Lebar pulsa akan menentukan posisi motor servo yang dikehendaki seperti contoh
pada gambar 2.15. yaitu jika ingin menggerakan servo pada sudut 180o, maka lebar pulsa
yang diperlukan yaitu 1ms. Artinya yaitu dengan memberikan pulsa high selama 1ms dan
kemudian diberikan pulsa low selama 19ms [7].
2.5. Motor DC
Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber
tenaganya. Prinsip kerja motor DC berdasarkan pada penghantar yang membawa arus
ditempatkan dalam suatu medan magnet. Penghantar akan mengalami gaya yang akan dialiri
pada sebuah kawat berarus yang dihubungkan pada kutub magnet utara dan selatan. Arah
gaya dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kiri. Konduktor dibentuk
menjadi sebuah loop sehingga ada dua bagian konduktor yang berada di dalam medan
magnet pada saat yang sama, seperti pada Gambar 2.16. .Konfigurasi konduktor seperti ini
akan menghasilkan distorsi pada medan magnet utama dan menghasilkan gaya dorong pada
masing-masing konduktor. Pada saat konduktor ditempatkan pada motor, gaya dorong yang
timbul akan menyebabkan motor berputar searah jarum jam[21].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.16. Prinsip kerja penggerak motor
Arah aliran arus listrik dalam konduktor ditunjukkan dengan tanda ‘x’ atau ‘.’ . Tanda
‘x’ menunjukkan arah arus listrik mengalir menjauhi pembaca gambar, tanda ‘.’
Menunjukkan arah arus mengalir mendekati pembaca gambar, contoh motor dc dapat dilihat
pada gambar 2.17.
Gambar 2.17. Motor DC [21]
2.6. Worm Gear (Roda gigi Cacing)
Roda gigi cacing (Worm Gear) adalah jenis roda gigi yang terdiri dari 1 atau lebih gigi
dengan bentuk menyerupai sekrup. Biasanya dibuat bersama dengan pasangannya, pasangan
roda gigi cacing sering disebut pinion/poros cacing. Kerugian dari pasangan roda gigi cacing
adalah rendahnya efisiensi karena perbandingan rasio yang cukup besar. [19]
Roda gigi cacing termasuk kedalam jenis helical gear, namun memiliki sudut yang
agak besar (hampir 90 derajat) dan ukurannya biasanya cukup panjang dalam arah aksial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
oleh karena itu bentuknya menyerupai sekrup. Perbedaan antara roda gigi cacing dan roda
gigi heliks adalah roda gigi cacing dibuat sekurang-kurangnya satu gigi berlangsung selama
satu putaran penuh mengelilingi heliks. Sebuah roda gigi cacing memungkinkan untuk
memiliki satu gigi saja. Pada roda gigi cacing terlihat seperti memiliki banyak gigi, namun
sebenarnya hanya satu satu gigi saja namun mengelilingi poros tersebut seperti ulir. Gambar
Roda gigi cacing (Worm Gear) dapat dilihat pada gambar 2.18. [19]
Gambar 2.18. Bentuk fisik Roda gigi cacing (Worm Gear) [19]
Dalam pasangan roda gigi cacing, pergerakan hanya mungkin dilakukan oleh poros
cacing saja. Di sini roda gigi tidak mungkin untuk memutar poros cacing. Terutama jika
sudut lead-nya kecil, roda gigi mungkin hanya mengunci terhadap poros cacing, karena
komponen gaya keliling ke cacing tidak cukup untuk mengatasi gesekan. Pasangan roda gigi
cacing yang melakukan penguncian diri disebut self locking, yang merupakan sebuah
keuntungan dari penggunaan pasangan roda gigi ini, misalnya ketika diinginkan untuk
mengatur posisi suatu mekanisme dengan memutar poros cacing dan kemudian memiliki
mekanisme menahan posisi tersebut. [19]
Macam-macam roda gigi cacing:
a. Non Throated Worm Gear → helical gear tanpa ada cekungan pada pasangan kedua
roda gigi.
b. Single Throated Worm Gear → cekungan terdapat hanya pada roda gigi.
c. Double Throated Worm Gear → cekungan terdapat pada roda gigi cacing dan poros
cacing.
Secara umum, worm gear berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperhalus
gerakan). Efisiensi worm gear tergantung pada lead angle, kecepatan putaran, pelumasan,
kualitas permukaan, dan prosedur pemasangan/perakitan. [19]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.7. Liquid Crystal Display (LCD) 20 x 4
LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini banyak digunakan.
Kontruksi LCD yaitu memanfaatkan silikon atau galium dalam bentuk kristal cair sebagai
pemendar cahaya. Bentuk fisik LCD 20 x 4 dapat dilihat pada gambar 2.19. Kelebihan LCD
20x4 yaitu [9]:
a. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk membuat
program tampilan.
b. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya menggunakan delapan bit data dan
tiga bit kontrol.
c. Ukuran modul yang proporsional.
d. Daya yang digunaka relatif kecil.
Operasi dasar pada LCD 20 x 4 terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses
internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi membaca
data [9]. Operasi dasar LCD 20x4 dapat dilihat pada tabel 2.6, Tabel 2.7. Konfigurasi pin
LCD 20 x 4. Dan Tabel 2.8. Konfigurasi setting LCD 20 x 4.
Gambar 2.19. Bentuk fisik LCD 20 x 4.
Tabel 2.6. Operasi dasar LCD 20 x 4 [9]
RS R/W Operasi
0 0 Input instruksi ke LCD
0 1 Membaca status flag (DB7) dan alamat conter (DB0-DB6)
1 0 Menulis data
1 1 Membaca data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 2.7. Konfigurasi pin LCD 20 x 4 [9]
Pin No keterangan Konfigursi hubung
1 GND Ground
2 VCC Tegangan +5Vdc
3 VEE Ground
4 RS Kendali RS
5 RW Ground
6 E Kendali E/Enable
7 D0 Bit 0
8 D1 Bit 1
9 D2 Bit 2
10 D3 Bit 3
11 D4 Bit 4
12 D5 Bit 5
13 D6 Bit 6
14 D7 Bit 7
15 A Anoda (+5Vdc)
16 K Katoda (ground)
Tabel 2.8. Konfigurasi setting LCD 20 x 4 [9]
Pin Bilangan biner Keterangan
RS 0 Inisialisai
1 Data
RW 0 Tulis LCD/W (write)
1 Baca LCD/R (read)
E 0 Pintu data terbuka
1 Pintu data tertutup
2.8. Pushbutton
Pushbutton atau tombol tekan atau lebih sering dikenal dengan sebutan switch,
merupakan komponen elektronika yang sederhana yang dapat memutuskan maupun
menyambungkan aliran listrik dalam sebuah sistem kerja dengan prinsip unlock (tidak
mengunci). Prinsip unlock ini berarti bahwa ketika saklar ditekan akan memutuskan atau
mengalirkan arus listrik, dan akan kembali normal ketika sudah tidak ditekan (dilepas) [11].
Pushbutton memiliki 2 kondisi logika yang diinterpretasikan dengan angka 0 dan 1 atau
sering disebut dengan kondisi OFF dan ON. Bentuk fisik pushbutton ditunjukan pada
Gambar 2.20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2.20. Bentuk fisik pushbutton
Dalam dunia elektronika ada 2 jenis rangkaian pushbutton yang umum untuk
digunakan. Pertama rangkaian pushbutton atau switch dengan resistor pull-up berarti
memiliki konsep utama dimana saat pushbutton atau switch pada rangkaian ditekan atau
dihubungkan (normally close) maka akan menghasilkan output yang bernilai low, sedangkan
saat posisi terbuka (normally open) output yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut akan
bernilai high. Gambar 2.21 menunjukan rangkaian switch/pushbutton dengan resistor pull-
up.
Gambar 2.21. Contoh rangkaian switch/pushbutton pull-up.
Kedua rangkaian pushbutton dengan resistor pull-down. Rangkaian pushbutton atau
switch dengan resistor pull-down berarti memiliki konsep utama dimana saat keadaan
pushbutton atau switch pada rangkaian ditekan atau dihubungkan (normally close) maka
akan menghasilkan output yang bernilai high, sedangkan saat keadaan terbuka (normally
open) output yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut akan bernilai low. Gambar 2.22
menunjukan rangkaian switch/pushbutton dengan resistor pull-down.
Gambar 2.22. Contoh rangkaian switch/pushbutton pull-down.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dalam pengoperasian pushbutton terdapat istilah bouncing, yaitu keadaan dimana saat
pushbutton ditekan akan berosilasi terus menerus (menghasilkan logika high dan low)
sampai menghasilkan output yang benar. Ada cara untuk menghilangkan atau mengatasi
bouncing tersebut yaitu dengan memberikan hambatan (R) dan kapasitor (C) pada rangkaian
pushbutton. Lebar minimum untuk anti-bouncing pada pushbutton sebesar 2,5 μs [12].
Rangkaian anti-bouncing ditunjukkan pada Gambar 2.23.
Gambar 2.23. Rangkaian anti-bouncing pushbutton
Nilai hambatan (R) dan kapasitor (C) dapat dihitung menggunakan persamaan 2.6
T = 1
𝑓 =
1
2𝜋𝑅𝐶 (2.6)
Keterangan:
T = Waktu bouncing (ms)
F = Frekuensi (Hz)
R = Hambatan (Ω)
C = Kapasitor (F)
2.9. Keypad
Keypad merupakan penghubung antara pemakai dengan alat pengendali yang dibuat.
Keypad yang dipakai mempunyai 12 buah tombol yang tersusun dalam bentuk matriks 3 x
4. Tombol-tombol ini dipakai untuk menjalankan berbagai fungsi pengendalian seperti
misalnya untuk on/off dan pilihan menu. Bentuk fisik Keypad dapat dilihat pada gambar
2.24. [10]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.24. Bentuk fisik keypad.
Pada keypad ini jika ada penekanan tombol, maka akan terbentuk kombinasi logika
akibat terhubungnya baris dan kolom seperti yang terlihat pada tabel 2.9. [10]
Tabel 2.9. Heksadesimal keypad.
Tombol Biner (PORT.7 … PORT.0) Heksadesimal
# 01101110 6EH
0 10101110 AEH
* 11001110 CE
9 01110110 76H
8 10110110 B6H
7 11010110 D6H
6 01111010 7AH
5 10111010 BAH
4 11011010 DAH
3 01111100 7CH
2 10111100 BCH
1 11011100 DCH
2.10. Regulator IC 78xx dan Transistor Penguat Arus
Pengatur tegangan (voltage regulator) berfungsi menyediakan suatu tegangan keluaran
dc tetap yang tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan masukan. Salah satu tipe regulator
tegangan tetap adalah 78xx. Regulator tegangan tipe 78xx adalah salah satu regulator
tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal Vin, GND dan Vout. Regulator tegangan
78xx dirancang sebagai regulator tegangan tetap, meskipun demikian keluaran dari regulator
ini dapat diatur tegangan dan arusnya melalui tambahan komponen eksternal. Spesifikasi ic
regulator seri 78xx dapat dilihat pada tabel 2.10. dan rangkaian umum regulator dapat dilihat
pada gambar 2.25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 2.10. Karakteristik Regulator Tegangan ic 78xx [13]
Tipe Vout (volt) Vin (volt)
Min Maks
7805 5 7.3 20
7806 6 8.3 21
7808 8 10.5 23
7810 10 12.5 25
7812 12 14.6 27
7815 15 17.7 30
7818 18 21 33
7824 24 27.1 38
Gambar 2.25. Rangkaian Umum Regulator 78xx [13]
Nilai komponen c1 dan c2 difungsikan sebagai filter capasitor yang bertujuan untuk
menghilangkan tegangan ripple agar tegangan keluaran menjadi lebih stabil. Nilai C1 yang
didapat dari data sheet adalah 0.33 µF dan nilai C2 adalah 0.1 µF. [20]
Komponen eksternal yang digunakan yaitu transistor MJ2955 karena kemampuan arus
maksimal adalah 15 A [14]. Untuk gambar rangkaian lengkap dengan ic regulator dapat
ditunjukan gambar 2.26.
Gambar 2.26. Rangkaian Catu Daya Dengan Penguat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dari gambar 2.26, maka diperoleh persamaan-persamaan sebagai berikut [14]:
VB = Vreg + VD (2.7)
Tegangan keluaran rangkaian menjadi,
Vo = Vreg – VBE (2.8)
Jika VD ≈ VBE, maka
Vo = Vreg (2.9)
Tegangan diantara kolektor dan emittor transistor MJ2955 adalah,
VCE = VIN – VR1 (2.10)
Disipasi daya transistor NPN MJ2955 adalah,
PD = VCE x IC (2.11)
Untuk nilai penguatan arus diperoleh dengan persamaan 2.14 dan 2.15 [13]:
Ic = β IB (2.12)
Ie = (β+1) IB (2.13)
2.11. Transistor Sebagai Saklar
Keluaran dari op-amp memiliki arus yang kecil, oleh karena itu biasanya dipergunakan
suatu penguat untuk menguatkan arus keluaran dengan menggunakan transistor atau ic
penguat. Contoh rangkaia dapat dilihat pada gambar 2.27. [15].
Gambar 2.27. Contoh Rangkaian Transistor Sebagai Saklar [15]
Transistor dapat digunakan sebagai saklar elektronika dengan membuat transistor
tersebut berada dalam kondisi cut-off (saklar terbuka, arus tidak mengalir) atau saturasi
(saklar tertutup, sehingga arus mengalir). Dengan menggunakan persamaan 2.16, maka kita
dapat menghitung nilai masing-masing komponen agar transistor tersebut dapat mendrive
komponen lain yang membutuhkan arus yang besar [15].
IB(saturasi) = IC(saturasi)/βDC (2.14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Untuk memastikan bahwa transistor sudah saturasi, diperlukan setidaknya arus
overdrive 4 sampai 10 kali dari IB(saturasi), sehingga didapat persamaan 2.17 [15]:
IB = (di isi angka 4 sampai 10) x IB(saturasi) (2.15)
Dengan diperolehnya IB, maka hambatan basis dapat dihitung dengan persamaan 2.18 [11]:
R = (Vin-VBE)/IB (2.16)
2.12. Relay
Relay merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menghubungkan
atau memutuskan aliran arus listrik yang dikontrol dengan memberikan tegangan dan arus
tertentu pada koilnya. Bentuk fisik relay dapat dilihat pada gambar 2.28. Ada dua macam
relay berdasarkan tegangan untuk menggerakan koilnya yaitu AC dan DC [9].
Pada dasarnya relay adalah sebuah kumparan yang dialiri arus listrik, sehingga
kumparan mempunyai sifat seperti magnet. Magnet sementara tersebut digunakan untuk
menggerakan suatu sistem saklar yang terbuat dari logam sehingga pada saat relay dialiri
arus listrik maka kumparan akan terjadi kemagnetan dan menarik logam tersebut. Saat arus
listrik diputus, maka logam akan kembali pada posisi semula [9].
Gambar 2.28. Bentuk Fisik Relay. [9]
2.13. Solenoid valve
Solenoid Valve atau katup listrik merupakan elemen control yang paling sering
digunakan dalam suatu aliran fluida. Bentuk fisik solenoid valve dapat dilihat pada gambar
2.29. Solenoid Valve bekerja secara electromechanically dimana valve mempunyai
kumparan (coil) sebagai penggeraknya. Ketika kumparan tersebut mendapatkan supply
tegangan (AC atau DC) maka kumparan tersebut akan berubah menjadi medan magnet
sehingga menggerakkan piston (plunger) yang berada di dalamnya. [16]
Solenoid valve akan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan arus listrik
yang sesuai dengan tegangan kerja (kebanyakan tegangan kerja solenoid valve adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
100/200VAC dan kebanyakan tegangan kerja pada tegangan DC adalah 12/24VDC).
Kumparan (coil) yang mendapatkan supply energi listrik akan berubah menjadi medan
magnet sehingga menggerakkan piston (plunger) yang ada di dalamnya. Ketika piston
tertarik ke atas maka fluida akan mengalir dari inlet port menuju outlet port. [16]
Gambar 2.29. Bentuk fisik solenoid valve. [16]
Banyak sekali jenis-jenis dari solenoid valve, karena solenoid valve ini di desain sesuai
dari kegunaannya. Mulai dari 2 saluran, 3 saluran, 4 saluran dan sebagainya. Contohnya pada
solenoid valve 2 saluran atau yang sering disebut katup kontrol arah 2/2. Memiliki 2 jenis
menurut cara kerjanya, yaitu NC dan NO. Fungsinya hanya menutup / membuka saluran
karena hanya memiliki 1 lubang inlet dan 1 lubang outlet. Bagian solenoid valve dapat dilihat
pada gambar 2.30. [17]
Gambar 2.30. Bagian Solenoid Valve [17]
Keterangan:
(1) Bodi Valve, (2) Inlet Port, (3) Outlet Port, (4) Coil (kumparan), (5) Coil Windings, (6)
Kabel supply tegangan, (7) Piston (Plunger), (8) Spring, (9) Orifice.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.14. Sensor mpx5700ap
Sensor MPX5700AP adalah sensor yang digunakan untuk mengetahui tekanan udara
dalam sebuah benda, baik itu di dalam botol, didalam ban, dan lainnya. Bentuk fisik sensor
MPX5700AP dapat dilihat pada gambar 2.31. Sensor ini bisa mengukur tekanan dengan
range 0 sampai 700 kPa (0 sampai 101.5 psi) - 15 sampai 700 kPa (2.18 sampai 101.5 psi).
Perbandingan tegangan dengan tekanan dapat dilihat pada gambar 2.32. Tegangan outputnya
berada di range 0.2 to 4.7 volt. Penjelasan kaki sensor dapat dilihat pada tabel 2.11. [18]
Tabel 2.11. Pin sensor MPX5700ap. [18]
PIN Keterangan
Pin 1 Signal out (0.2 volts to 4.9 volts)
Pin 2 Ground
Pin 3 5 Volts
Pin 4 No connection
Pin 5 No connection
Pin 6 No connection
Gambar 2.31. Bentuk fisik Sensor MPX5700AP. [18]
Gambar 2.32. Perbandingan tegangan dengan tekanan mpx5700ap. [18]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Dalam bab III ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras dan
perancangan perangkat lunak. Pembahasan ini meliputi Proses kerja dan mekanisme
peluncur roket air, Perancangan mekanik peluncur roket air, Perancangan perangkat keras
(hardware) dan Perancangan perangkat lunak (software).
3.1. Proses kerja dan Mekanisme Peluncur Roket Air
Pada pembuatan tugas akhir ini, akan dibuat sebuah peluncur roket air otomatis yang
dapat diatur sudut putar dan sudut elevasi sesuai dengan keinginan pengguna. Selain itu juga
mampu mengatur tekanan yang diinginkan. Roket akan meluncur ketika semua variabel
terpenuhi dan pengguna menekan tombol luncur. Komponen yang digunakan dalam
pembuatan tugas akhir ini meliputi sensor tekanan mpx5700ap untuk mendeteksi tekanan
yang diinginkan, aktuator berupa motor servo dan motor stepper untuk menggerakkan sudut
putar dan sudut elevasi. Pushbutton dan keypad sebagai masukan, dan rangkaian minimum
sistem ATmega32.
Cara kerja peluncur roket air yaitu mula-mula pengguna akan memasukaan angka-
angka untuk sudut putar, sudut elevasi dan tekanan yang diinginkan di kontroler dan akan
ditampilkan ke Lcd 20 x 4. Kontroler yang memiliki otak minimum sistem ATmega32 akan
mengirimkan data secara serial ke sistem peluncur roket yang juga memiliki otak minimum
sistem ATmega32. Sistem peluncur roket akan membaca data yang dikirim oleh kontroler.
Pembacaan diawali dengan membaca sudut putar, lalu motor servo akan bergerak sesuai
dengan angka yang dibaca. Pembacaan dilanjutkan dengan membaca sudut elevasi, lalu
motor stepper akan bergerak sesuai dengan angka yang dibaca. Pembacaan terakhir adalah
pembacaan tekanan, tekanan yang diinginkan akan menjadi set poin sensor tekanan
mpx5700ap. Kompresor akan terus menyala hingga tekanan yang dibaca sensor sama
dengan tekanan yang diinginkan. ketika sensor tekanan sama dengan dengan tekanan yang
diinginkan maka kompresor akan mati dan peluncur akan mengirimkan informasi ke
kontroler bahwa roket telah siap untuk diluncurkan. Pengguna dapat meluncurkan roket jika
informasi tersebut telah diterima. Pengguna akan menakan tombol luncur untuk
meluncurkan roket. Setelah roket meluncur maka peluncur akan mengirimkan data ke
kontroler untuk memberitahu pengguna bahwa peluncuran berhasil dan biasa kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
memasukkan angka. Pada sistem yang dibuat ini menggunkan komunikasi dua arah. Gambar
3.1. adalah gambar diagram blok sistem.
Gambar 3.1. Diagram blok sistem.
3.2. Perancangan Mekanik Peluncur Roket Air
Pada tahap ini dilakukan perancangan mekanik dari peluncur roket air otomatis, antara
lain mendesain ukuran box kontroler, dan komponen-komponen peluncur. Bahan dasar
untuk pembuatan box dan komponen-komponen pelncur adalah akrilik setebal 3mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pendesainan box dan komponen-komponen peluncur menggunakan software Google
SketchUp dengan bantuan software CorelDraw.
Box kontrol berbentuk kotak dengan ukuran 20cm x 20cm x 10cm. Desain box kontrol
dapat dilihat pada gambar 3.8. Peluncur terdiri dari beberapa bagian, antara lain bagaian alas,
bagian poros, komponen 1, dan komponen 2. Gambar 3.2. dan Gambar 3.3. menunjukkan
desain peluncur dengan komponen komponennya.
A. Bagian Peluncur
Pada bagian ini merupan bagian peluncur yang digunakan sebagai peluncur roket.
Gambar 3.2 dan Gambar 3.3. menunjukan gambar rancangan peluncur yang akan dibuat
secara keseluruhan.
Gambar 3.2. peluncur tampak samping.
Gambar 3.3. peluncur tampak atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Bagian Kontroler
Bagian ini merupakan antarmuka antara peluncur dengan pengguna dimana pada bagian
ini pengguna akan memasukan variabel yang diinginkan. Box kontrol berbentuk kotak
dengan ukuran 20cm x 20cm x 10cm. Desain box kontrol dapat dilihat pada gambar 3.4. dan
Gambar 3.5. didalam box kontrol terdapat LCD, Keypad sebagai masukan, dan Pushbutton
sebagai masukan.
Gambar 3.4. kontroler tampak atas.
Gambar 3.5. kontroler tampak samping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.3. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
Pada bagian perancangan subsistem perangkat keras peluncur roket otomatis dipisah
menjadi dua bagian. Bagian pertama berupa kontroler dan bagian kedua merupakan sistem
peluncuran. Bagian kontroler mempunyai bagian Minimum Sistem ATmega32 sebagai otak
pengendalian, Keypad dan pushbutton sebagai masukan serta LCD 20x4 sebagai penampil.
Bagian sistem peluncuran terdiri dari Minimum Sistem ATmega32 sebagai otak
pengendalian, Motor Servo sebagai penggerak sudut putar, Motor Stepper sebagai
penggerak sudut elevasi, Sensor Tekanan, Relay, solenoid valve, dan Regulator.
3.3.3. Minimum sistem ATmega32, LCD 20x4 dan Keypad dan Pushbutton
3.3.1.1. Minimum sistem ATmega32
Rangkaian minimum sistem berfungsi sebagai I/O untuk mengontrol atau
mengendalikan sudut putar motor servo yang telah diprogram dalam mikrokontroler
ATmega32 pada lengan robot serta sebagai pengolah data serial yang dikirimkan dari
komputer melalui USB to TTL converter. Mikrokontroler membutuhkan minimum sistem
yang terdiri dari rangkaian eksternal yaitu rangkaian osilator dan rangkaian reset.
Untuk rangkaian osilator digunakan crystal dengan frekuensi sebesar 11,0592 MHz
dan menggunakan kapasitor 22 pf pada pin XTAL1 dan XTAL2 di mikrokontroler.
Rangkaian osilator ini berfungsi sebagai sumber clock bagi mikrokontroler. Pemberian
kapasitor bertujuan untuk memperbaiki kestabilan frekuensi yang diberikan oleh osilator
eksternal. Nilai kapasitor sendiri didapat dari tabel 2.4. Gambar 3.6 menunjukan rangkaian
osilator.
Gambar 3.6. Rangkaian Osilator ATmega32 [5]
Perancangan rangkaian reset bertujuan untuk memaksa proses kerja pada
mikrokontroler dapat diulang dari awal. Saat tombol reset ditekan maka mikrokontroler
mendapat input logika rendah, sehingga akan me-reset seluruh proses yang sedang dilakukan
mikrokontroler. Gambar 3.11 adalah rangkaian reset untuk ATmega32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 3.7. Rangkaian Reset ATmega32 [5]
Pada gambar 3.7 terdapat resistor yang memiliki resistansi sebesar 33 KΩ yang
difungsikan sebagai pull up. Resistor pull-up eksternal dapat digunakan untuk menjaga agar
pin RESET tidak berlogika 0 secara tidak disengaja. Kapasitor 10nF digunakan untuk
menghilangkan noise yang disusun seri dengan resistor. Nilai resistor dan kapasitor yang
digunakan mengacu pada tabel 2.5. Rangkaian reset minimum sistem ATmega32 merupakan
gabungan dari rangkaia push-button dan low-pass filter.
3.3.1.2. Rangkaian Konfigurasi LCD 20x4
Rangkaian LCD berfungsi untuk menampilkan menu dan sebagai interface antara
kontroler dengan pengguna. Rangkaian LCD dapat dilihat pada gambar 3.8. LCD akan
menampilakan menu-menu yang digunakan untuk mengetahui hasil dari keypad.
Sambungan pin LCD ke ATMega32 dapat dilihat pada tabel 3.1.
Gambar 3.8. rangkaian LCD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.1. Sambungan pin LCD ke ATMega32.
Pin LCD PIN ATMega32
1 Ground
2 Tegangan +5Vdc
3 Ground
4 1
5 2
6 3
7 -
8 -
9 -
10 -
11 5
12 6
13 7
14 8
15 Anoda (+5Vdc)
16 ground
3.3.1.3. Rangkaian keypad dan pushbutton
Pushbutton atau tombol digunakan sebagai tombol kirim dalam kontoler dan untuk
tombol luncur. Dalam kontroler ini pushbutton yang digunakan merupakan jenis NO atau
Normally Open. Rangkaian pushbutton dapat dilihat pada gambar 3.9 dan sambungan
rangkaian pushbutton dengan ATMega32 dapat dilihat pada tabel 3.2.
Perhitungan resistor dan kapasitor yang digunakan dalam rangkaian (berdasarkan persamaan
2.6):
T = 1
2𝜋𝑅𝐶
Dari tabel 2.3 ditentukan R2 dan R3 sebesar 22 kΩ dan T = 3us, maka nilai C1 dan C2
sebesar:
3u = 1
2𝜋.22𝑘.𝐶
C1 dan C2 = 2,4uF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 3.9. Rangkaian pushbutton.
Tabel 3.2. Sambungan rangkaian pushbutton dengan ATMega32
Pin Pushbutton PIN ATMega32
Pushbutton 1 dengan nama
tombol kirim 27
Pushbutton 2 dengan nama
tombol luncur 28
Keypad digunakan sebagai masukan angka dalam kontoler. Ketika pengguna akan
memasukkan sudut putar, sudut elevasi dan tekanan yang diinginkan maka pengguna tinggal
menekan angka-angka pada keypad yang tersedia. Dalam kontroler ini keypad yang
digunakan merupakan jenis keypad 3 x 4. Rangkaian keypad dapat dilihat pada gambar 3.10
sedangkan sambungan pin Keypad dengan ATMega32 dapat dilihat pada tabel 3.3. tabel 3.4
merupakan tabel keterangan keypad.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 3.10. rangkaian keypad.
Tabel 3.3. Sambungan pin Keypad dengan ATMega32
Pin Keypad PIN ATMega32
1 39
2 38
3 37
4 36
5 35
6 34
7 33
Tabel 3.4. Keterangan keypad.
Tombol keypad Keterangan
1 Memunculkan angka 1
2 Memunculkan angka 2
3 Memunculkan angka 3
4 Memunculkan angka 4
5 Memunculkan angka 5
6 Memunculkan angka 6
7 Memunculkan angka 7
8 Memunculkan angka 8
9 Memunculkan angka 9
0 Memunculkan angka 0
* Tombol batal
# Tombol kirim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.3.4. Rangkaian sistem peluncur
3.3.2.9. Perhitungan torsi motor servo dan motor stepper
Untuk menghitung besar torsi pada masing-masing motor servo, digunakan rumus 2.1:
F = m x g
τ = F r cos ϴ
Dengan:
F = Gaya (N)
r = jari-jari link (m)
m = Masa benda (kg)
ϴ= sudut (derajat)
g = Gravitasi (m/s2)
τ = Torsi (kg-cm)
Gambar 3.11 Gambar posisi motor servo dan stepper untuk menghitung besar torsi
masing-masing motor. Dengan menggunakan persama 2.1 maka didapatlah beberapa
contoh sudut dengan torsinya dan dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Gambar 3.11. Peletakan posisi motor servo dan stepper.
F = m x g
F = 0,600 x 9,8
F = 5,88 N
1 N-m = 10.19 Kg-cm
Dari gambar 2.1. pada bab II dan disesuaikan dengan pergerakan sudut-sudut yang
diinginkan maka diaplikasikan ke rumus 2.1 dan didapat seperti yang ada pada tabel 3.5.
Keterangan:
Berat servo: 60gr
Berat stepper: 100gr
Berat roket: 500gr
Panjang lengan dan roket: 50cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3.5. Perhitungan Torsi Motor Servo dan Motor Stepper.
POSISI PERHITUNGAN
Posisi 300
Sudut 30o (r = 500 mm)
τ = F r sin ϴ
τ = 5,88 x 0,500 x cos(30o)
= 2,54 N-m = 25,9 kg-cm
Posisi 400
Sudut 40o (r = 500 mm)
τ = F r sin ϴ
τ = 5,88 x 0,500 x cos(40o)
= 2,25 N-m = 22,94 kg-cm
Posisi 500
Sudut 50o (r = 500 mm)
τ = F r sin ϴ
τ = 5,88 x 0,500 x cos(50o)
= 1,88 N-m = 19,17 kg-cm
Posisi 600
Sudut 60o (r = 500 mm)
τ = F r sin ϴ
τ = 5,88 x 0,500 x cos(60o)
= 1,47 N-m = 14,98 kg-cm
Posisi 700
Sudut 70o (r = 500 mm)
τ = F r sin ϴ
τ = 5,88 x 0,500 x cos(70o)
= 1,005 N-m = 10,25 kg-cm
Posisi 800
Sudut 80o (r = 500 mm)
τ = F r sin ϴ
τ = 5,88 x 0,500 x cos(80o)
= 0,51 N-m = 5,2 kg-cm
Posisi 900
Sudut 90o (r = 500 mm)
τ = F r sin ϴ
τ = 5,88 x 0,500 x cos(90o)
= 0 N-m = 0 kg-cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.3.2.10. Mekanisme Lengan Peluncur
Melihat hasil perhitungan torsi motor stepper pada tabel 3.5 maka tidak
memungkinkan untuk menggunakan konfigurasi langsung pada motor stepper. Melihat
permasalah tersebut konfigurasi lengan akan menggunakan konfigurasi worm gear. Worm
gear (roda gigi cacing) memiliki cekungan di tiap giginya. Cekungan ini bertujuan
mengubah titik kontak antara roda gigi dengan pinion/poros cacing yang biasanya berupa
titik, menjadi berupa garis. Sehingga kontak yang terjadi menjadi lebih lama, dan dapat
menghasilkan media transmisi daya tinggi. Bentuk worm gear dapat dilihat pada gambar
3.12.
Gambar 3.12. Konfigurasi Worm Gear
Dalam pasangan roda gigi cacing, pergerakan hanya mungkin dilakukan oleh poros
cacing saja. Di sini roda gigi tidak mungkin untuk memutar poros cacing. Terutama jika
sudut lead-nya kecil, roda gigi mungkin hanya mengunci terhadap poros cacing, karena
komponen gaya keliling ke cacing tidak cukup untuk mengatasi gesekan.
3.3.2.11. Rangkaian motor servo
Motor servo digunakan untuk menggerakan sudut putar. Motor servo yang digunakan
yaitu Towerpro MG946R sebanyak satu buah. Alasan menggunakan servo Towerpro
MG946R yaitu karena memiliki torsi yang kuat mencapai 12 kg-cm dan harganya tidak
begitu mahal. Spesifikasi servo Towerpro MG946R dapat dilihat pada lampiran. Rangkaian
servo terdiri dari tiga port yaitu vcc, ground, dan data. Jalur data terhubung dengan port pada
mikrokontroler sebagai jalur pengiriman pulsa PWM untuk mengaktifkan motor servo dan
mengatur sudut putarnya. Gambar 3.13 merupakan rangkaian pin untuk motor servo.
Sambungan pin motor servo dengan ATMega32 dapat dilihat pada tabel 3.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 3.13. rangkaian pin untuk motor servo.
Tabel 3.6. Sambungan pin motor servo dengan ATMega32
Pin Motor servo PIN ATMega32
Motor servo 1 dengan
nama sudut putar 18
Motor servo 2 dengan
nama Trigger 19
3.3.2.12. Rangkaian motor stepper
Motor stepper digunakan untuk menggerakan sudut elevasi. Motor stepper yang
digunakan yaitu Nema sebanyak satu buah. Alasan menggunakan stepper Nema 17 2 phase
hybrid jk42hs40-1704. yaitu karena memiliki torsi sebesar 6 kg-cm sehingga mampu
menahan beban yang cukup berat. Spesifikasi motor stepper Nema 17 2 phase hybrid
jk42hs40-1704 dapat dilihat pada lampiran. Rangkaian stepper terdiri dari enam port yaitu
vcc, ground, dan 4 data. Jalur data terhubung dengan port pada mikrokontroler sebagai jalur
pengiriman pulsa untuk mengaktifkan motor stepper.
Pada rangkaian motor stepper jalur data tidak bisa langsung terhubung ke
mikrokontroler sehingga harus menggunakan driver. Driver yang digunakan pada rangkaian
motor stepper ini adalah driver ic ULN2003A. Ic ini termasuk jenis TTL dan didalamnya
terdapat transistor darlington. Ic memiliki tegangan maksimal 50 volt dan arus 500 ma.
Gambar rangkaian motor Stepper dan driver dapat dilihat pada gambar 3.14 dan sambungan
pin ic ULN ke ATMega32 pada tabel 3.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 3.14. Gambar rangkaian motor Stepper dan driver.
Tabel 3.7. Sambungan pin ic ULN ke ATMega32.
Pin ic ULN PIN ATMega32
1 33
2 34
3 35
4 36
3.3.2.13. Rangkaian sensor tekanan
Sensor MPX5700ap merupakan sensor dengan batasan maksimal 100psi. Sensor ini
mempunyai 6 pin yang terdiri dari 1 pin output, 1 pin vcc 5 volt, 1 pin ground, dan 3 pin
bebas. Tata letak komponen peluncur dan rangkaian sensor tekanan dapat dilihat pada
gambar 3.15 dan 3.16. Sambungan pin MPX5700AP dengan ATMega32 dapat dilihat pada
tabel 3.8.
Gambar 3.15. Tata letak komponen peluncur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3.16. rangkaian sensor tekanan.
Tabel 3.8. Sambungan pin MPX5700AP dengan ATMega32.
Pin MPX5700AP PIN ATMega32
1 40
2 5 volt
3 gnd
4 -
5 -
6 -
3.3.2.14. Rangkaian Transistor sebagai saklar
Rangkaian transistor sebagai saklar digunakan untuk mengendalikan solenoid valve
dan kompresor. Rangkaian yang digunakan yaitu berupa rangkaian transistor yang
difungsikan sebagai saklar menggunakan transistor 2N3904 dan relay. Gambar 3.17
menunjukan rangkaian transistor sebagai saklar beserta relay. Alasan menggunakan
transistor 2N3904 yaitu karena transistor 2N3904 merupakan transistor switching.
Sedangkan dioda yang tersusun secara paralel dengan relay bertujuan untuk mencegah
terjadinya arus balik pada rangkaian yang bisa merusak gulungan relay (koil). Rangkaian
yang dibuat menggunakan relay dengan dengan nilai IC 50mA. Dari nilai IC maka akan
digunakan persamaan 2.16. Hfe dengan niali IC 50mA adalah 60 sehingga.
IB(saturasi) = IC(saturasi)/βDC
IB(saturasi) = 50mA/60
IB(saturasi) = 0,8 mA
Dari hasil persamaan 2.16 lalu dimasukkan dengan persamaan (2.18)
RB dan R4 = (Vin-VBE)/IB
RB dan R4 = (5-0,7)/0,8m
RB dan R4 = 5,4k Ω ≈ 5,6 k Ω
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 3.17. Rangkaian Transistor Sebagai Saklar dan Relay
3.3.2.15. Rangkaian Regulator ic 7805/7812 dan Penguat Arus
Pada pembuatan tugas akhir ini, regulator digunakan sebagai pemberi daya pada motor
servo, minimum sistem ATmega32 dan komponen lainya. Regulator terdiri dari ic 7805,
2N3055, kapasitor, dan diode. Sumber yang digunakan untuk regulator yaitu menggunakan
sumber tegangan berupa aki motor dengan spesifikasi keluaran tegangan 12Vdc.
Untuk men-supply motor servo Towerpro MG946R dibutuhkan arus sebesar 500 mA-
900 mA dan relay sebesar 300mA. Dengan demikian maka digunakan transistor MJ2955
agar arus keluaran ic 7805 yang memiliki tegangan keluaran sebesar 5 volt menjadi lebih
besar. Tegangan 5 volt merupakan tegangan kerja pada masing-masing komponen yaitu
kurang lebih 4 volt-7,2 volt. Komponen yang digunakan pada gambar 3.18 mengacu pada
landasan teori [19].
Perhitungan nilai R:
VBE = 0,7 v
R = (Vin-VBE)/Ib
R = (12-0,7)/0.1
R = 113 ≈ 115 Ω
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 3.18. Rangkaian Regulator 7805 Dengan Penguatan Arus
3.3.2.16. Mekanisme Trigger
Trigger merupakan alat yang digunakan untuk menarik pengunci pada peluncur roket.
Mekanisme penguncian roket dapat dilihat pada gambar 3.19.
Gambar 3.19. Mekanisme penguncian
Pada gambar 3.19 dapat dilihat bahwa mekanisme penguncian roket hanya
menggunakan pengunci yang dapat dengan mudah dibuka dengan menarik pengunci ke
bawah. Dengan pertimbangan diatas maka trigger akan menggunakan motor servo yang
dapat berputar dengan cepat dan dapat digunakan untuk menarik pengunci secara cepat.
3.4. Perancangan Perangkat Lunak (Software)
Pada perancangan perangkat lunak ini akan dibahas mengenai program peluncuran
roket air secara keseluruhan yaitu Flowchart program kontroler dan Flowchart program
peluncur. Flowchart atau diagram alir sistem yang akan dibuat terbagi menjadi dua bagian
besar, yaitu diagram alir program kontroler dan diagram alir program peluncur. Diagram alir
dibagi dua dikarenakan didalam sistem yang dibuat terdapat dua bagian yang saling
terhubung dengan komunikasi serial dua arah. Berikut merupakan penjelasan dari setiap
bagian diagram alir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3.4.3. Diagram alir kontroler
Gambar 3.20. Diagram alir kontroler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Diagram alir kontroler ditunjukkan oleh gambar 3.20. Pertama-tama sistem
dihidupkan dengan menekan tombol power, setelah power menyala sistem akan mulai
menginisialisasi. Inisialisasi bertujuan untuk mengenali seluruh sistem yang berupa LCD,
pushbutton dan keypad. Setelah inisialisasi layar di LCD akan menampilkan menu
peluncuran berupa judul, sudut putar, sudut elevasi dan tekanan. Selanjutnya pengguna akan
memasukkan sudut putar, sudut elevasi dan tekanan yang diinginkan menggunakan keypad
dengan bantuan push botton sebagai pemindah kursor. Setelah itu sistem akan memilih
apakah akan dikirim atau tidak. Jika tidak dikirim maka pengguna harus menekan tombol
batal dan sistem akan kembali ke menu awal, namun jika pengguna menekan tombol kirim
maka sistem kontroler akan mengirimkan data dengan identitas khusus sesuai dengan
karakter yang telah dibuat ke peluncur. Setelah pengguna menekan tombol kirim maka di
layar LCD akan muncul tulisan tunggu, artinya pengguna diharuskan menunggu untuk
keproses selanjutnya. Proses selanjutnya dapat berjalan jika peluncur mengirimkan infirmasi
bahwa roket siap, informasi ini akan ditampilkan ke LCD. Jika informasi telah diterima maka
pengguna dapat menakan tombol luncur untuk meluncurkan roket. Sistem akan terus
berjalan jika tombol power tidak dimatikan.
3.4.4. Diagram alir peluncur
Diagram alir peluncur ditunjukkan oleh gambar 3.21. Sistem peluncuran akan dimulai
dengan dihidupkannya power. Setelah sistem menyala maka akan menginisialisasi sistem
dan langsung membuat peluncur dalam posisi siaga. Posisi siaga adalah posisi dimana motor
servo berada pada posisi 90o dan motor stepper juga 90o. Sistem lalu akan mendeteksi data
yang terkirim, jika tidak ada kiriman data maka sistem akan terus berulang. Sistem akan
berlanjut jika ada kiriman karakter yang terdeteksi. Karakter yang diterima akan langsung
diteruskan ke peluncuran sesuai dengan identitas setiap karakter. Ketika semua variabel
terpenuhi, peluncur akan mengirimkan informasi ke kontroler bahwa roket telah siap.
Peluncur akan menunggu perintah selanjutnya dari kontroler. Pengguna akan menekan
tombol luncur pada kontroler yang berarti kontroler memerintahlah peluncur untuk
meluncurkan roket. Ketika perintah diterima peluncur maka trigger on sesaat dan
selanjutnya trigger off maka sitem akan mengirimkan data ke kontroler yang menyatakan
peluncuran berhasil dan siap kembali digunakan. Setelah proses peluncuran sistem akan
kembali lagi untuk menunggu kiriman karakter berikutnya hingga tombol power dimatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 3.21. Diagram alir peluncur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
A. Diagram alir subrutin proses peluncuran
Gambar 3.22. Diagram alir subrutin peluncuran.
Diagram alir subrutin proses peluncuran merupakan sub dari diagram alir peluncur.
Diagram alir subrutin peluncuran dapat dilihat pada gambar 3.22. Pada tahap peluncuran
sistem akan menganalisis karakter yang telah diterima sesuai dengan identitas yang
digunakan. Identitas pertama yang dibaca adalah sudut putar, sehingga sistem akan
memperoses sudut putar sesuai dengan karakter yang dibaca. Sudut putar yang telah sesuai
akan menjadi patokan untuk ke tahap selanjutnya. Tahap kedua yang dibaca sistem adalah
sudut elevasi dan akan diproses langsung sesuai dengan karakter yang terbaca. Tahap
ketiga/terakhir yang dibaca adalah tekanan. Tekanan yang terbaca akan diproses dan
dilanjutkan dengan peluncuran roket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
B. Diagram alir subrutin proses pemompaan
Gambar 3.23. diagram alir subrutin pemompaan.
Diagram alir subrutin tekanan merupakan sub diagram alir subrutin proses peluncuran.
Diagram alir subrutin tekanan dapat dilihat pada gambar 3.23. Pada tahap ini merupakan
penjabaran dari pembacaan tekanan. Ketika setpoin tekanan terbaca maka sistem akan
mengaktifkan kompresor dan dilanjutkan dengan pengaktifan solenoid valve. Sensor tekanan
akan terus membaca setiap tekanan yang masuk jika tekanan belum sama dengan setpoin
tekanan yang diinginkan maka kompresor akan terus menyala. Sistem akan berlanjut jika
sensor tekanan terbaca sama dengan setpoin tekanan yang diinginkan. Setelah tekanannya
sama, maka sistem akan menutup solenoid valve dan mematikan kompresor. Sistempun
berlanjut kebagian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang implementasi dari perancangan pada bab III serta
analisis dari data dan hasil pengujian sistem yang telah dilakukan. Pengujian sistem
berfungsi untuk menunjukkan kinerja sistem berjalan dengan baik atau tidak. Pengambilan
data terdiri dari pengambilan ketepatan sudut putar, data ketepatan sudut elevasi, data
tekanan terhadap waktu, dan data data penunjang untuk mengoperasikan satu sistem secara
lengkap. Berdasarkan data-data tersebut dapat dilakukan analisis terhadap proses atau
kinerja sistem secara lengkap sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir dari pembuatan tugas
akhir ini.
4.1. Implementasi Peluncur Roket Air Otomatis
Perangkat keras pada peluncur roket air otomatis terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama adalah kotak kontroler dan bagian kedua adalah peluncur. Kedua bagian utama
tersebut digabungkan dengan komunikasi serial dua arah. Gambar 4.1. menunjukan hasil
perancangan kedua bagian tersebut.
Gambar 4.1. Hasil perancangan peluncur roket air.
Kotak kontroler
Peluncur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.1.5. Bentuk fisik dan konsep kerja kotak kontroler
Hasil perancangan dan pembuatan kontroler dapat dilihat pada gambar 4.2.
Pembuatan kontroler ini sesuai dengan hasil perancangan pada bab sebelumnya, dimana
bagian-bagian dari kontroler dapat dilihat pada gambar 4.2. Kotak kontroler mempunyai
dimensi kotak 20 x 20 cm dengan tinggi 10 cm. Kotak kontroler terbuat dari bahan akrilik
dengan tebal 3mm.
Gambar 4.2. Kotak kontroler.
Keterangan gambar 4.2. di atas adalah sebagai berikut:
1. A1
Adalah layar LDC 20x4 yang berfungsi sebagai penampil pilihan menu yang disediakan.
Seperti pada gambar diatas dapat terlihat bahwa lcd menampikan menu untuk memasukan
data yang akan dikirim ke kontroler.
2. A2
Adalah keypad yang berfungsi sebagai tombol untuk memasukkan data pada kontroler.
Keypad yang digunakan adalah keypad 3x4 yang mempunyai tombol berupa angka 0 sampai
9 dan dua tombol karakter berupa bintang (*) dan pagar (#). Tombol angka berfungsi
memasukkan data sedangkan tombol bintang (*) berfungsi untuk memindahkan kursor, dan
tombol pagar (#) berfungsi untuk menghapus data.
A1
A2
A4 A3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. A3
Adalah tombol kirim yang berfungsi untuk mengirimkan data dari kontroler ke peluncur.
4. A4
Adalah tombol luncur yang berfungsi memberikan perintah ke peluncur untuk
meluncurkan roket. Tombol luncur akan aktif jika peluncur telah selesai memproses data.
Kotak kontroler juga memiliki beberapa tombol dan sambungan kabel untuk
menyambungkan kabel antara kotak kontroler dengan peluncur. Tombol-tombol yang lain
adalah tombol power yang berada di bagian kiri kotak dan tombol reset yang berada pada
sisi kanan kotak. Gambar tombol reset dan power dapat dilihat pada gambar 4.3. Sambungan
kabel penghubung terdiri dari tiga inputan yang pertama ground, lalu RX dan yang terakhir
TX. Gambar sambungan kabel yang terdapat pada kotak kontroler dapat dilihat pada gambar
4.4.
Gambar 4.3. Tombol power dan Tombol reset.
Gambar 4.4. Sambungan kabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.5. Kotak kontroler bagian dalam.
Gambar 4.5 menampikan bagian dalam kotak kontroler yang terdiri dari beberapa
bagian rangkaian elektronik. Berikut adalah penjelasan dari gambar 4.5.
1. B1
Adalah komponen LCD 20 x 4 yang disambungkan dengan rangkaian I2c. Pada
perancangan awal LCD langsung di sambungkan ke mikrokontroler. Perubahan pada
rangkaian penampil LCD bertujuan untuk mengurangi penggunaan port pada
mikrokontroler dari tujuh port menjadi dua port. Gambar 4.6 menunjukkan pemasangan
rangkaian i2c dengan LCD.
Gambar 4.6. Rangkaian lcd dengan i2c.
B1
B2
B3
B4
B5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. B2
Adalah minimum sistem ATmega32, dimana ATmega32 berfungsi sebagai otak dari
pengendalian kotak kontroler. Gambar 4.7. menunjukkan gambar rangkaian minimum
sistem ATmega32.
Gambar 4.7. Rangkaian minimum sistem ATmega32.
3. B3
Adalah baterai A3 yang diseri sehingga mempunyai tegangan 12.07volt yang digunakan
sebagai sumber daya dari kotak kontroler.
4. B4
Adalah rangkaian pushbutton yang terdiri dari kapasitor sebesar 4,7uf sebagai anti
bounching dan resistor sebesar 120k ohm. Gambar 4.8. menunjukkan rangkaian pushbutton.
Gambar 4.8. Rangkaian pushbutton.
5. B5
Adalah sambungan kabel antara rangkaian elektronik dengan push button.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4.1.6. Bentuk fisik dan konsep kerja peluncur
Bentuk fisik dan hasil perancangan peluncur dapat dilihat pada gambar 4.9. Bagian
peluncur ini terdapat tiga bagian. Bagian pertama adalah kotak elektronika yang terdiri dari
rangkaian-rangkaian elektronika. Bagian kedua adalah bagian sudut putar. Bagian terakhir
adalah bagian sudut elevasi.
Gambar 4.9. Bagian peluncur.
Berikut adalah keterangan gambar 4.9.
1. B1
Adalah kotak elektronika yang digunakan sebagai tempat untuk melindungi rangkaian-
rangkaian elektronik dari percikan air. Kotak dibuat dengan bahan akrilik dengan tebal 3mm.
Kotak di desain agar terhindar dari percikan air dari peroses peluncuran sehingga tidak
merusak rangkaian elektronik.
B1
B3
B2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 4.10. Bagian dalam kotak elektronik.
Gambar 4.10. adalah gambar bagian dalam dari kotak elektronik yang terdiri dari sensor
tekanan yang ditunjukkan dengan nomer 1, minimum sistem dengan ATmega32 sebagai
otak dari peluncur yang ditunjukkan dengan nomer 2, rangkaian transistor sebagain saklar
yang ditunjukkan dengan nomer 3, dan rangkaian driver motor yang ditunjukkan dengan
nomer 4.
Selain rangkaian elektronik yang terdapat di dalam kotak ada rangkaian elektronik yang
juga terdapat diluar kotak. Rangkaian yang dimaksud adalah rangkaian relay sebagai saklar
dan solenoid valve. Gambar rangkaian relay sebagai saklar dapat dilihat pada gambar 4.11.
Gambar 4.11. Rangkaian relay sebagai saklar.
2. B2
Adalah bagian dari sudut putar. Sudut putar terbuat dari bahan akrilik dengan tebal 3mm
dan digerakkan dengan motor servo. Untuk membantu pergerakan motor servo maka sudut
1
2 3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
putar dibuatkan penopang yang juga terbuat dari bahan akrilik. Gambar 4.12. menunjukan
pemasangan motor servo tepat pada poros sudut putar.
Gambar 4.12. Pemasangan motor servo.
3. B3
Adalah bagian dari sudut elevasi. Bagian sudut elevasi terbuat dari pipa pvc yang
terhubung dengan poros yang bias digerakkan naik turun untuk memudahkan pergerakan.
Pada sudut elevasi terdapat beberapa bagian yang pertama adalah sensor potensio yang
digunakan sebagai sensor pergerakan sudut elevasi. Gambar 4.13. menunjukkan
pemasangan sensor potensio.
Gambar 4.13. Letak sensor potensio.
Bagian kedua adalah bagian pengunci roket yang terbuat dari kabel teis dengan
pengunci solenoid pushpull. Gambar pengunci roket dapat dilihat pada gambar 4.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 4.14. Pengunci roket.
Bagian ketiga adalah bagian motor dc yang sudah dilengkapi dengan konfigurasi gear
cacing yang digunakan untuk menggerakkan sudut putar. Gambar 4.15. menunjukkan motor
dc yang telah terpasang pada poros penggerak sudut elevasi.
Gambar 4.15. Letak motor dc.
Alat yang telah dibuat menggunakan masukan dc sebesar 12volt yang digunakan
sebagai catu daya untuk mengoperasikan alat peluncur roket air otomatis. Ada dua jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
adaptor yang digunakan, yang pertama adaptor 12volt 20 ampere yang digunakan sebagai
catu kompresor. Yang kedua adaptor 12volt 10 ampere yang digunakan sebagai catu dari
peluncur. Penggunaan kedua catu tersebut dianggap telah sesuai dengan batas kerja dari
masing masing komponen yang digunakan.
4.1.7. Bentuk fisik dan deskripsi roket.
Roket yang digunakan merupakan roket yang terbuat dari botol plastik dengan
ukuran tinggi maksimal 50cm. Berat roket juga bervariasi dengan maksimal berat roket
adalah 300gr. Bentuk roket yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.16. ukuran roket
ada yang kecil dan yang besar. Roket besar mempunyai tinggi 50 cm dan roket kecil 20 cm.
Gambar 4.16. Bentuk roket yang digunakan.
4.1.4. Cara Penggunaan Alat
Berikut adalah cara penggunaan peluncur roket air otomatis:
1. Pastikan semua sambungan kabel telah terpasang. Lalu hidupkan semua tombol
power.
2. Isi air ke dalam roket dan pasang pada peluncur.
3. Pastikan pengunci roket telah terpasang dengan baik.
4. Pengguna akan memasukkan data yang diinginkan pada kontroler dengan cara
memilih angka yang diinginkan dengan menggunakan keypad yang tersedia.
Roket besar Roket kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
5. Jika ingin memindahkan kursor silahkan tekan tombol bintang (*) dan jika ingin
menghapus silahkan tekan tombol pagar (#).
6. Isi semua data yang diperlukan, mulai dari sudut putar, sudut elevasi dan tekanan.
7. Jika data telah terisi dan siap silahkan tekan tombol kirim untuk mengirim data ke
kontroler.
8. Tunggu hingga data telah diproses dan peluncur mengirimkan pemberitahuan ke
kontroler.
9. Jika peluncur telah memberikan pemberitahuan ke kontroler dan layar lcd di
kontroleh telah memerintahkan pengguna menekan tombol luncur, silahkan menekan
tombol luncur untuk meluncurkan roket.
10. Jika roket telah meluncur dan peluncur telah kembali pada posisi awal maka proses
peluncuran telah selesai dan peluncur roket siap digunakan kembali.
4.2. Pengujian dan Analisis Alat
Pengujian hardware dilakukan perblok untuk dapat mengetahui permasalahan ditiap
blok agar proses penyelesaian masalah lebih mudah dilakukan.
4.2.6. Pengujian Sudut Putar
Pada bab III motor servo yang digunakan sebagai penggerak sudut putar dikatakan
mampu berputar dari 0o hingga 180o. Pengambilan data yang telah dilakukan menggunakan
sudut kelipatan 10o untuk decrement maupun increment sudut melalui program. Kelipatan
10o ini dianggap sudah cukup detil untuk pengujian sudut putar mengingat diameter sudut
putar sebesar 30 cm. Percobaan diambil dari kelipatan 10o sehingga ada sebanyak 19
pergerakan.
Pengujian yang dilakukan terhadap sudut putar dengan cara mengukur secara aktual
sudut yang terjadi dan dibandingkan dengan sudut yang dikirim melalui program yang mana
dapat dilihat secara detai melalui serial monitor pada software arduino. Sebelum
pengambilan data, servo yang digunakan harus dilakukan kalibrasi dikarenakan jika tidak
dikalibrasi maka sudut yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Kalibrasi motor
servo dilakukan sebelum motor servo dipasang pada poros sudut putar. Tabel perolehan nilai
hasil kalibrasi dapat dilihat pada tabel 4.1. Tujuan dari kalibrasi adalah untuk mendapatkan
nilai sudut yang sesuai yang akan digunakan di program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.1. Nilai sudut servo di program.
Sudut yang diinginkan
(derajat) Nilai sudut (derajat)
0 7
10 15
20 24
30 32
40 41
50 50
60 58
70 67
80 75
90 84
100 93
110 101
120 110
130 118
140 127
150 136
160 144
170 153
180 162
Gambar 4.17. Grafik nilai motor servo di program.
y = 0.8609x + 6.5737R² = 1
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
0 50 100 150 200
nila
i su
du
t (d
era
jat)
sudut yang diinginkan (derajat)
Nilai sudut motor servo di program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 4.18. Motor servo yang telah dikalibrasi.
Dari tabel 4.1. diatas dapat dilihat bahwa sudut 0o tidak sesuai dengan nilai 0
melainkan bernilai 7 sedangkan nilai untuk sudut 180o adalah 162. Gambar 4.17.
menunjukkan grafik dari nilai sudut yang didapat dari hasil kalibrasi. Dari grafik dapat
diketahui bahwa grafik yang didapat sudah linear terbukti dengan nilai R2 = 1. Nilai sudut
yang didapatkan kemudian dimasukkan ke program yang akan dibuat. Gambar 4.18.
menunjukkan motor servo yang telah dikalibrasi dengan nilai yang baru sehingga sesuai
dengan sudut yang diinginkan. Dari hasil kalibrasi maka dilanjutkan dengan pengambilan
data motor servo yang sudah terpasang pada sudut putar. Data yang diambil berjumlah 19
yang mana menggunakan kelipatan 10o. pengambilan data dilakukan dua kali, yang pertama
dengan sudut awal 0o dan yang kedua dimulai setiap dari 90o. Hasil pengambilan data sudut
putar yang dimulai dari setiap 90o dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 sedangkan data
sudut putar yang dimulai dari sudut 0o dapat dilihat pada tabel 4.4. dan tabel 4.5.
Tabel 4.2. Data sudut putar yang sudut awal selalu 90o.
Sudut yang
diinginkan
(derajat)
Sudut aktual (derajat) Selisih sudut Error (%)
0 5 5 100
10 20 10 50
20 30 10 33.3
30 35 5 14.28
40 45 5 11.1
50 55 5 9.1
60 70 10 14.28
70 80 10 12.5
80 85 5 5.88
90 90 0 0
100 95 5 5
110 110 0 0
120 120 0 0
130 130 0 0
140 140 0 0
150 150 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.3. (Lanjutan) Data sudut putar yang sudut awal selalu 90o.
Sudut yang
diinginkan
(derajat)
Sudut aktual (derajat) Selisih sudut Error (%)
160 160 0 0
170 170 0 0
180 175 5 2.8
Jumlah Error 255.24
Rata – Rata Error 13.59
Gambar 4.19. Grafik sudut putar yang sudut awal selalu 90o.
Dari hasil percobaan sudut putar dengan sudut awal selalu 90o didapatkan error persatu
derajat adalah 0.56%. Sedangkan error rata-rata dari hasil percobaan adalah 13.59%.
Tabel 4.4. Data sudut putar sudut awal 0o.
Sudut yang
diinginkan
(derajat)
Rata-rata Sudut aktual
(derajat) Selisih sudut Error (%)
0 0 0 0
10 5 5 50
20 15 5 33.3
30 25 5 20
40 37 3 7.5
50 48 2 4
60 60 0 0
70 70 0 0
80 80 0 0
90 90 0 0
100 98 2 2
110 110 0 0
y = 0.9342x + 8.8158R² = 0.9966
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
0 50 100 150 200
sud
ut
aktu
al(d
eraj
at)
sudut yang diinginkan (derajat)
Sudut awal selalu 90 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.5. (lanjutan) Data sudut putar sudut awal 0o.
Sudut yang
diinginkan
(derajat)
Rata-rata Sudut aktual
(derajat) Selisih sudut Error (%)
120 115 5 4.17
130 125 5 3.85
140 135 5 3.57
150 145 5 3.33
160 155 5 3.12
170 165 5 2.94
180 172 8 4.44
Jumlah Error 124.22
Rata – Rata Error 6.54
Gambar 4.20. Grafik sudut putar dengan sudut awal 0o.
Dari tabel 4.2. dan tabel 4.4. diatas ternyata spesifikasi dan juga sudut yang diharapkan
berbeda dengan sudut yang dikenyataannya. Selisih ini dikarenakan ketidakmampuan motor
servo untuk memutar sudut yang berjarak kecil. Dari hasil percobaan sudut putar dengan
sudut awal 0o didapatkan error persatu derajat adalah 0.55%. Sedangkan error rata-rata dari
hasil percobaan adalah 7,48%.
Gambar 4.21. Putaran motor servo yang tidak sesuai.
y = 0.9805x - 1.4053R² = 0.9983
-20
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
0 50 100 150 200
sud
ut
aktu
al (
de
raja
t)
sudut yang diinginkan (derajat)
sudut awal 0 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.19. menunjukkan grafik sudut putar yang sudut awal selalu 90o sedangkan
gambar 4.20. menunjukkan grafik sudut putar dengan sudut awal 0o. Dari kedua grafik pada
gambar 4.19 dan gambar 4.20. diketahui bahwa hasil yang didapat masih mendekati linear
karena nilai R2 tidak sama dengan 1. Pada grafik gambar 4.19. diketahui bahwa terdapat
error sebesar 0,9342x dan offset sebesar 8,8158 sedangkan Pada grafik gambar 4.20.
diketahui bahwa terdapat error sebesar 0,9805x dan offset sebesar 1,4053. Gambar 4.21.
menunjukan putaran servo yang tidak sesuai. Grafik gambar 4.19. dengan grafik gambar
4.20. jika kita bandingkan, maka grafik terbaik adalah grafik 4.20. Hal ini disebabkan karena
grafik 4.20. yang mempunyai R2 0,9983 lebih mendekati linier dibandingkan dengan grafik
4.19. R2 0,9966.
Tabel 4.6 Percobaan pergerakan sudut putar.
pergerakan sudut
yang diinginkan
(derajat)
Pergerakan sudut
kenyataan (derajat) Selisih sudut Error (%)
0 0 0 0
1 0 1 100
2 0 2 100
3 0 3 100
4 0 4 100
5 0 5 100
6 1 5 83.3
7 1 6 85.71
8 2 6 75
9 2 7 77.7
10 5 5 50
11 5 6 54.54
12 5 7 58.33
15 10 5 33.3
20 18 2 10
Dari hasil percobaan pada tabel 4.6 diketahui bahwa pergerakan sudut yang kecil
antara 1 – 9 derajat menghasilkan pergerakan yang kurang optimal. Hal tersebut terlihat dari
error yang dihasilkan sangat besar. Pada pergerakan sudut sebesar 10 o terjadi pergerakan
yang cukup berarti walaupun masih menghasilkan error yang cukup besar. Pergerakan
dengan error paling kecil adalah pergerakan 20 o. Dari hasil percobaan pun diketahui bahwa
semakin besar pergerakan sudut putar yang diinginkan maka semakin baik juga sistem
bekerja. Diketahui juga bahwa pergerakan minimum sudut putar adalah 10o karena terjadi
pergerakan yang berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Ada dua hal utama yang menyebabkan perbedaan sudut putar yang diinginkan berbeda
dengan sudut kenyataan. Pertama pengaruh diameter penopang yang digunakan. Hal ini
disebabkan peletakan poros yang langsung menempel pada penopang sehingga motor servo
mendapatkan beban yang cukup besar. Keterbatasan poros sebenarnya telah diatasi dengan
penambahan penopang pada setiap sisi, namun ternyata ada pengaruh yang kedua yang
membuat sudut tidak sesuai. Pengaruh tersebut adalah beban dari konfigurasi sudut elevasi
yang ditopang oleh sudut putar. Beban yang cukup berat tersebut yang membuat kerja motor
servo tidak maksimal. Kabel dan selang yang ada diantara kotak elektrik dengan sudut
elevasi juga menambah batasan gerak sudut putar walaupun sudah dikondisikan semaksimal
mungkin. Dari semua percobaan sudut elevasi maka didapatlah rata-rata persentase
keberhasilan mencapai sudut yang diinginkan sebesar 89.46%.
4.2.7. Pengujian Sudut Elevasi
Penggerak sudut elevasi adalah motor dc, sehingga harus ada variabel tertentuk untuk
memberhentikan putaran motor dc agar berhenti sesuai dengan sudut yang diinginkan. Pada
bab III batasan sudut elevasi adalah 30o hingga 90o. Pengambilan data yang telah dilakukan
menggunakan sudut kelipatan 10o untuk decrement maupun increment sudut melalui
program. Kelipatan 10o ini dianggap sudah cukup detil untuk pengujian sudut putar
mengingat diameter sudut elevasi yang cukup besar. Percobaan diambil dari kelipatan 10o
sehingga ada sebanyak 7 pergerakan.
Pengujian yang dilakukan terhadap sudut elevasi dengan cara mengukur secara actual
sudut yang terjadi dan dibandingkan dengan sudut yang dikirim melalui program yang mana
dapat dilihat secara detail melalui serial monitor pada software arduino. Sebelum
pengambilan data, potensio sebagai sensor posisi yang digunakan harus dilakukan kalibrasi
untuk menentukan nilai potensio sesuai dengan sudut yang diinginkan. Nilai yang dicari
merupakan nilai ADC dari potensiometer. Nilai adc dari potensio adalah 0 – 1023. Tabel
nilai hasil kalibrasi nilai adc potensio dapat dilihat pada tabel 4.7dan Tabel 4.8.
Tabel 4.7. Nilai ADC sensor potensio.
sudut Nilai ADC sensor
kalibrasi
Rata-rata Nilai ADC sensor
kenyataan
Selisih Nilai
30 261 260 1
40 304 294 10
50 339 337 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.8. (Lanjutan) Nilai ADC sensor potensio.
sudut Nilai ADC sensor
kalibrasi
Rata-rata Nilai ADC sensor
kenyataan
Selisih Nilai
60 371 365 6
70 408 403 5
80 452 449 3
90 491 487 4
Dari tabel 4.7. dan Tabel 4.8. diatas dapat dilihat nilai adc sensor(potensio) yang
didapatkan dari hasil kalibrasi persudut dengan cara menggerakan sudut elevasi sesuai sudut
yang diinginkan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada sudut 30o nilai adc potensio
sebesar 261 dan pada sudut 90o sebesar 491. Rata-rata nilai adc sensor kenyataan adalah
rata-rata nilai adc sensor hasil percobaan melalui program dari acuan nilai adc sensor
kalibrasi. Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa ada selisih nilai yang didapat dari nilai
sensor hasil percobaan dengan nilai sensor hasil kalibrasi. Selisih yang didapat ini tentunya
merupakan sebuah error dari sistem sudut elevasi yang tentunya juga mempengaruhi dalam
ketepatan sudut.
Setelah mengetahui nilai adc sensor yang menjadi acuan dan dimasukkan kedalam
program, maka dilakukan percobaan untuk mengukur ketepatan sudut pada sistem sudut
elevasi. Percobaan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama percobaan dilakukan dengan
tanpa beban (tanpa roket) sedangkan yang kedua dengan beban (dengan roket). Hasil
percobaan yang pertama (tanpa beban) dapat dilihat pada tabel 4.9. Percobaan yang
dilakukan mulai dari sudut 30o sampai 90o dengan kelipatan 10o sehingga ada 7 percobaan.
Tabel 4.9. Data sudut elevasi tanpa roket.
Sudut diinginkan
(derajat)
Sudut kenyataan
(derajat) Selisih sudut Error (%)
30 26 4 13.33
40 38 2 5
50 45 5 10
60 56 4 6.67
70 73 3 4.1
80 80 0 0
90 93 3 3.23
Jumlah Error 42.33
Rata – Rata Error 6.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.22. Grafik perbandingan sudut elevasi tanpa roket.
Gambar 4.23. Acuan penghitungan sudut.
Gambar 4.22. adalah grafik perbandingan antara sudut yang diinginkan dengan sudut
kenyataan. Grafik juga menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan mendekati linear, itu
terbukti dari nilai R2 yang belum bernilai 1 tetapi mendekati. Hasil tersebut juga
mendapatkan error sebesar 1,1179x dan offset sebesar 8,3571. Gambar 4.23. adalah acuan
penghitungan sudut yaitu menggunakan busur derajat. Gambar 4.23. juga menunjukkan
sudut elevasi yang tidak sesuai. Setelah melakukan percobaan pengukuran sudut elevasi
tanpa menggunakan roket, dapat diketahui bahwa ternyata terjadi selisih antara sudut yang
diinginkan dengan sudut kenyataan. Selisih yang terjadi ini adalah akibat dari selisih nilai
sensor yang telah diketahui sebelumnya. Jika dihitung nilai error persudut maka didapatkan
nilai error sebesar 1,1% sehingga rata-rata error pada percobaan sudut elevasi tanpa roket
adalah 6.05%. Percobaan kedua dilakukan dengan menambahkan beban(roket) yang
y = 1.1179x - 8.3571R² = 0.9919
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 20 40 60 80 100
sud
ut
ken
yata
an (
de
raja
t)
sudut diinginkan (derajat)
sudut elevasi tanpa roket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
terpasang pada sudut elevasi. Beban yang digunakan seberat 208g untuk sekaligus menguji
kekuatan dari sudut elevasi. Hasil percobaaan pengukuran sudut dengan roket dapat dilihat
pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Data sudut elevasi menggunakan roket.
Sudut diinginkan
(derajat)
Sudut kenyataan
(derajat) Selisih sudut Error (%)
30 26 4 13.33
40 38 2 5
50 50 0 0
60 56 4 6.67
70 70 0 0
80 82 2 2.44
90 90 0 0
Jumlah Error 27.44
Rata – Rata Error 3.29
Gambar 4.24. grafik percobaan sudut elevasi dengan roket.
Dari gambar 4.24. didapatkan grafik hasil percobaan sudut elevasi dengan beban roket.
Dari grafik diketahui bahwa grafik mendekati linear karena R2 hanya bernilai 0,9949 tetapi
nilai ini sudah mendekati linear dari grafik juga diketahui bahwa error sebesar 1,0714x dan
offset sebesar 5,4286. Jika dihitung nilai error persudut maka didapatkan nilai error sebesar
1,1% sehingga rata-rata error pada percobaan sudut elevasi dengan roket adalah 3.29%.
Grafik gambar 4.22. dengan grafik gambar 4.24. jika kita bandingkan, maka grafik terbaik
adalah grafik 4.24. Hal ini disebabkan karena grafik 4.24. yang mempunyai R2 0,9949 lebih
mendekati linier dibandingkan dengan grafik 4.222. R2 0,9919.
y = 1.0714x - 5.4286R² = 0.9949
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 20 40 60 80 100
sud
ut
ken
yata
an (
de
raja
t)
Sudut diinginkan (derajat)
sudut elevasi dengan roket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.11 Ujicoba pergerakan sudut elevasi
pergerakan sudut
yang diinginkan
(derajat)
Pergerakan sudut
kenyataan (derajat) Selisih sudut Error (%)
0 0 0 0
1 0 1 100
2 0 2 100
3 0 3 100
4 0 4 100
5 4 1 20
6 5 1 16.6
7 5 2 28.57
8 7 1 12.5
9 7 2 22.2
10 10 0 0
11 10 1 9.1
12 10 2 16.7
15 15 0 0
20 20 0 0
Dari hasil percobaan pada tabel 4.11 diketahui bahwa pergerakan sudut yang kecil
antara 1 – 5 derajat menghasilkan pergerakan yang kurang optimal. Hal tersebut terlihat dari
error yang dihasilkan sangat besar. Pada pergerakan sudut sebesar 5 o terjadi pergerakan
yang cukup berarti tetapi pada percobaan 5 o berikutnya tidak terjadi pergerakan. Pergerakan
dengan error paling kecil adalah pergerakan 10 derajat. Dari hasil percobaan diketahui
bahwa semakin besar pergerakan sudut putar yang diinginkan maka semakin baik juga
sistem bekerja. Diketahui juga bahwa pergerakan minimum sudut putar adalah 10o karena
terjadi pergerakan yang cukup baik.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sudut kenyataan sudut elevasi tidak sesuai
dengan sudut yang diinginkan. Yang pertama pengaruh dari gear yang digunakan. Gear
yang digunakan adalah gear yang tidak terlalu rapat sehingga celah yang ada pada gear
menjadi masalah yang cukup berarti. Selain itu beban roket juga mempengaruhi kerja motor
dc dimana ketika beban terlalu berat dan tegangan serta arus tidak sesuai maka motor dc
tidak kuat menggangkat roket. Hal ini pernah terjadi ketika ujicoba dilakukan menggunakan
adaptor 1 ampere. Tegangan pada motor dc down sebesar 3 volt menjadi 9 volt sehingga
mempengaruhi kerja motor. Motor dc sendiri baru bekerja maksimal ketika menggunakan
adaptor 12 volt 10 ampere dimana tidak terjadi drop tegangan. Keakuratan pembacaan sensor
adc juga mempengaruhi ketidaktepatan sudut yang diinginkan. Dari semua percobaan sudut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
elevasi maka didapatlah rata-rata persentase keberhasilan mencapai sudut yang diinginkan
sebesar 95.01%.
4.2.8. Pengujian Sensor Tekanan
Pengujian sensor tekanan bertujuan untuk menganalisis kinerja sensor tekanan
MPX5700Ap dengan pembaca analok tekanan berupa manometer sehingga keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan tekanan manometer. Pengujian sensor MPX 5700Ap untuk
kalibrasi dilakukan dengan membandingkan nilai tekanan keluaran dengan manometer
apakah sudah sama dengan datasheet. Hasil pengujian sensor MPX 5700Ap ditunjukan
dalam Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Data pembacaan sensor tekanan.
Tekanan
(psi)
sensor terbaca
(psi) Selisih
0 14.22 14.22
5 14.22 9.22
10 14.22 4.22
15 15.23 0.23
20 20.11 0.11
25 25.31 0.31
30 30.22 0.22
35 35.41 0.41
40 40.12 0.12
45 45.31 0.31
50 50.02 0.02
55 55.66 0.66
60 60.33 0.33
Gambar 4.25. Grafik pembacaan sensor tekanan.
y = 1.0122xR² = 0.9096
0
10
20
30
40
50
60
70
0 10 20 30 40 50 60 70
sen
sor
terb
aca
(psi
)
tekanan (psi)
pembacaan sensor tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.25. menunjukkan grafik ujicoba pembacaan sensor tekanan. Grafik yang
didapat telah sesuai dengan datasheet sensor tekanan MPX5700ap. Sensor tidak efektif
dalam pembacaan 0-14 psi dikarenakan selain pengaruh tekanan udara yang ada juga
dipengaruhi tegangan yang masuk pada sensor. Jika dihitung rata-rata error pada percobaan
sensor tekanan adalah 3.81% sehingga tingkat keberhasilan sensor mencapai tekanan yang
diinginkan sebesar 96,18%. Hasil yang didapat pada gambar 4.25. diambil dengan
pendekatan dari 0, sehingga menghasilkan error 1.0122x dan nilai linearitas R2 = 0,9096.
Tabel 4.13. Proses pengisian tekanan.
detik rata rata (psi)
0 14.3
1 22.4
2 31.09
3 39.11
4 43.18
5 49.13
6 52.77
7 58.1
8 59.88
9 64.49
Dari tabel 4.13. dapat diketahui bahwa proses pengisian tekanan ke dalam botol
berlangsung cukup cepat. Hal ini dikarenakan penggunaan botol yang kecil sehingga lebih
cepat terisi. Hasil tabel 4.13. diambil dengan sampel roket kecil.
4.2.9. Pengujian pengiriman data
Pengujian pengiriman data dilakukan dengan cara mengecek pengiriman data yang
dikirim dengan yang diterima apakah sudah sama atau belum. Pada percobaan yang
dilakukan pengiriman data dilakukan dengan menggunakan kabel sepanjang 3 meter.
Penggunaan kabel sepanjang 3 meter ini dianggap sudah mewakili jarak yang diinginkan
oleh penulis agar terhindar dari cipratan air yang dihasilkan dari peluncuran roket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.26. Layar LCD di kotak kontroler.
Gambar 4.27. Layar LCD di peluncur.
Gambar 4.26. menunjukkan layar lcd pada kotak kontroler dengan nilai yang telah
dimasukkan. Gambar 4.27. menunjukkan layar lcd pada peluncur yang menampilkan data
yang sama dengan kotak kontroler. Artinya pengiriman yang dilakukan dengan
menggunakan kabel sepanjang 3 meter telah berhasil. Pada percobaan pengiriman data
sebenarnya tidak terlalu bermasalah dengan jarak tetapi masalah yang terjadi pengiriman
data secara serial adalah kebutuhan kabel yang disesuaikan dengan jauhnya jarak yang
diinginkan.
4.2.10. Pengujian dan Analisis Hasil Sistem Secara Keseluruhan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dirancang mampu
melakukan proses peluncuran roket sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengujian dilakukan secara bertahap sesuai prosedur kerja sistem yang telah dirancang.
Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan tahap demi tahap sesuai dengan prosedur
kerja sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 4.28. Posisi siaga peluncur.
Proses pengujian dilakkukan dengan posisi siaga peluncur. Posisi siaga peluncur
sebenarntya adalah sudut putar sebesar 90o dan sudut elevasi sebesar 90o. tetapi seperti yang
terlihat pada gambar 4.28 bahwa posisi siaga peluncur tidak sesuai 90o tetapi 94o dan sudut
putar tetap 90o.
Tabel 4.14. Ujicoba sistem tanpa air.
no Berat
roket
Keterangan
botol
Data dikirim Data kenyataan Peluncuran
SP(o) SE(o) Tek(Psi) SP(o) SE(o) Tek(Psi)
1
58g
kecil 60 50 20 55 50 20 Gagal
2 Kecil 180 50 40 170 50 40 Berhasil
3 Kecil 160 90 40 150 90 40.12 Berhasil
4 Kecil 90 45 50 90 40 50.11 Berhasil
5 Kecil 90 40 60 90 40 60.11 Berhasil
6
69g
Kecil 90 90 20 90 90 20.13 Gagal
7 Kecil 0 90 40 0 90 40.03 Berhasil
8 Kecil 90 90 40 90 90 40.22 Berhasil
9 Kecil 90 40 50 90 0 70 Gagal
10 Kecil 180 50 60 170 45 60.23 Berhasil
11
84g
Kecil 0 30 25 10 33 25.22 Berhasil
12 Kecil 90 70 30 90 70 30.25 Berhasil
13 Kecil 180 60 40 170 35 40.21 Berhasil
14 Kecil 90 60 50 90 55 50.21 Berhasil
15 Kecil 140 50 60 130 53 60.10 Berhasil
16
152g
Besar 0 80 20 10 80 20.02 Gagal
17 Besar 90 90 40 90 90 40 Berhasil
18 Besar 180 60 40 170 30 40 Gagal
19 Besar 90 40 50 90 30 53.03 Gagal
Keterangan:
SP adalah Sudut Putar, SE adalah Sudut Elevasi, dan Tek adalah Tekanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dari tabel 4.14. dapat dilihat hasil percobaan sistem peluncuran roket air secara
keseluruhan tanpa menggunakan air. Dari 19 percobaan yang dilakukan berhasil 13 kali dan
gagal 6 kali. Kegagalan yang terjadi diakibatkan beberapa faktor. Kegagalan peluncuran
dengan tekanan 20 psi terjadi dikarenakan roket tidak dapat diluncurkan karena tekanan yang
kurang sedangkan percobaan nomer 9 peluncuran gagal dikarenakan proses penerimaan data
dari kontroler ke peluncur mengalami kegagalan sehingga dapat dilihat bahwa sudut elevasi
malah bernilai 0 dan tekanannya bernilai 70. Untuk percobaan 18 dan 19 kegagalan terjadi
akibat konstruksi dari peluncur tidak kuat menahan beban roket dan tekanan yang ada.
Sehingga terjadi kerusakan pada bagian poros sudut elevasi. Jika dilihat dari keberhasilan
meluncurkan roket, roket yang diluncurkan secara vertikal mampu mencapai ketinggian
lantai dua gedung. Sedangkan pada posisi parabola sejauh 10 meter. Percobaan tanpa air
dapat di katakan berhasil sebesar 68.4%.
Tabel 4.15. Ujicoba sistem dengan air.
no Berat
roket
Keterangan
botol
Data dikirim Data kenyataan Peluncuran
SP(o) SE(o) Tek(Psi) SP(o) SE(o) Tek(Psi)
1
208g
Kecil 0 80 20 10 80 20.02 Gagal
2 Kecil 60 30 30 65 28 30.14 Berhasil
3 Kecil 160 90 40 150 90 40.12 Berhasil
4 Kecil 90 45 50 90 40 50.11 Berhasil
5 Kecil 90 90 60 90 90 60.11 Berhasil
6
219g
Kecil 40 50 20 50 53 20.2 Gagal
7 Kecil 0 90 40 0 88 40.03 Berhasil
8 Kecil 90 90 40 90 88 40.22 Berhasil
9 Kecil 130 70 50 125 70 50.15 Berhasil
10 Kecil 180 50 60 170 45 60.23 Berhasil
11
234g
Kecil 0 80 20 10 80 20.02 Gagal
12 Kecil 90 90 30 90 88 30.25 Berhasil
13 Kecil 180 60 40 170 35 40.21 Berhasil
14 Kecil 90 60 40 90 55 40.22 Berhasil
15 Kecil 70 70 60 80 70 60.33 Berhasil
16 302g
Besar 90 90 40 90 88 40 Berhasil
17 Besar 0 80 20 10 80 20.02 Gagal
Keterangan:
SP adalah Sudut Putar, SE adalah Sudut Elevasi, dan Tek adalah Tekanan.
Tabel 4.15. adalah hasil ujicoba sistem peluncuran secara keseluruhan dengan roket
terisi air. Hasil percobaan yang didapatkan ternyata hampir sama dengan percobaan tanpa
air dimana pada percobaan peluncuran dengan tekanan 20psi roket tidak mampu
diluncurkan. Dilihat dari hasil percobaan maka keberhasilan peluncuran roket dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
menggunakan air sebesar 76,47%. Error yang terjadi adalah error perbagian yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Selisih dari setiap data kenyataan masih bisa ditoleransi.
Peluncuran roket secara vertikal mampu mencapai lantai 4 gedung sedangkan peluncuran
parabola mampu meluncur sejauh 20 meter. Percobaan sistem juga dilakukan dengan cara
mencoba ketahanan pengunci. Pada percobaan ketahanan pengunci diketahui bahwa sampai
tekanan 80 psi pengunci yang digunakan masih aman sehingga telah sesuai dengan batasan
masalah.
Keseluruhan sistem yang dibuat telah mampu meluncurkan roket yang diinginkan
sesuai dengan batasan batasan yang telah dibuat sebelumnya sehingga jika dihitung dari
presentase keberhasilan peluncuran roket dengan menggunakan air dan tidak menggunakan
air adalah 72.43%.
4.3. Pembahasan Perangkat Lunak
Peluncur Roket Air otomatis ini menggunakan software Arduino versi 1.6.8, program
dibuat mengunakan software arduino sesuai dengan parameter yang dikehendaki.
Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega32 yang terpasang pada rangkaian minimum
sistem. Alasan penggunaan software arduino karena tersedianya library yang aplikatif pada
software sehingga memudahkan dalam pembuatan program.
4.3.3. Software bagian kotak Kontroler
1. Inisialisasi
Inisialisasi pada program kotak kontroler ini berisi tentang pendefinisian dari fungsi
library dan variabel yang digunakan dalam proses pengoperasian data. Seperti pada bab
perancangan pada flowchart bagian inisialisasi meliputi input/output yang digunakan dan
setup untuk komunikasi serial. Listing program inisialisasi dari kotak kontroler dapat dilihat
pada gambar 4.29., gambar 4.30., gambar 4.31., dan gambar 4.32.
Gambar 4.29. Inisialisasi library.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.30. Inisialisasi i2c.
Gambar 4.31. Inisialisasi keypad.
Gambar 4.32. Inisialisasi input dan output.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Tampilan lcd
Pada gambar 4.33. menunjukkan listing program tampilan awal lcd. Tampilan diawali
oleh judul, sudut putar sudut elevasi dan tekanan. Penerapan listing program dapat dilihat
pada gambar 4.34.
Gambar 4.33. Listing program LCD.
Gambar 4.34. Hasil listing program LCD.
Gambar 4.35. menunjukkan listing program untuk memindahkan kursor. Pemindahan
kursor dengan menggunakan tombol bintang (*). Ketika tombol bintang (*) ditekan maka
kursor akan berpindah ke bawahnya. Ketika kursor sampai pada baris paling bawah, ketika
tombol bintang ditekan maka kursor akan langsung ke baris kedua atau menu paling atas.
Gambar 4.38. menunjukkan listing program untuk menghapus data yang telah dimasukkan.
Penghapusan data dengan cara menekan tombol pagar (#).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.35. Listing program memindahkan kursor.
Gambar 4.36. Penerapan listing program kursor.
Gambar 4.37. Penerapan listing program kursor yang berpindah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 4.36 dan gambar 4.37. menunjukkan penerapan dari listing program kursor.
Pada gambar 4.36. terlihat bahwa kursor yang berada di samping kiri masih menunjukkan
sudut putar lalu pada gambar 4.37. kursor telah berpindah dengan menunjukkan sudut
elevasi.
Gambar 4.38. Listing program menghapus data.
Gambar 4.39. penerapan listing program menghapus data.
Gambar 4.40. penerapan listing program menghapus data (2).
Gambar 4.39 dan gambar 4.40. menunjukkan penerapan listing program menghapus
data. Pada gambar 4.39. terlihat bahwa data pada sudut elevasi telah terisi dengan nilai 65
lalu pada gambar 4.40. data pada sudut elevasi dihapus untuk diganti data baru.
3. Pengecekan data
Sebelum kotak kontroler mengirimkan data ke peluncur secara otomatis setelah
pengguna menekan tombol kirim kotak kontroler akan melakukan pengecekan data apakah
data yang dimasukkan sudah sesuai dengan batasan yang telah ditentukan. Gambar 4.41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
menunjukkan listing program untuk mengecek data sedangkan gambar 4.42 adalah gambar
pesan yang ditampilkan layar lcd jika terjadi data yang salah.
Gambar 4.41. listing program pengecekan data
Gambar 4.42. tampilan layar lcd data salah.
4. Pengiriman data
Gambar 4.43. menunjukkan listing program pengiriman data. Data yang telah
dimasukkan oleh pengguna akan dipisahkan berdasarkan namanya dan akan dikirim dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
satu baris. Data yang telah ada akan dikirim dengan inisialisasi awalan bintang (*) dan
diakhir pagar (#). Setiap data akan dipisahkan dengan koma (,).
Gambar 4.43. Listing program pengiriman data.
4.3.4. Software bagian Peluncur
1. Inisialisasi
Inisialisasi pada program peluncur ini berisi tentang pendefinisian dari fungsi library
dan variabel yang digunakan dalam proses pengoperasian data. Seperti pada bab
perancangan pada flowchart bagian inisialisasi meliputi input/output yang digunakan dan
setup untuk komunikasi serial. Listing program inisialisasi dari kotak kontroler dapat dilihat
pada gambar 4.44., gambar 4.45., dan gambar 4.46.
Gambar 4.44. Inisialisasi library.
Gambar 4.45. Inisialisasi variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.46. Inisialisasi input dan output.
2. Pembacaan sensor potensio
Gambar 4.47. dan gambar 4.48 menunjukkan gambar listing program pembacaan nilai
adc potensio yang digunakan sebagai acuan untuk sensor posisi. Sensor potensio akan
memerintahkan motor dc untuk perputar sesuai dengan nilai adc yang telah di tetapkan.
Gambar 4.47. Listing program pembacaan sensor potensio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.48. Listing program pembacaan sensor potensio.
3. Pembacaan sensor tekanan
Gambar 4.49. adalah gambar listing program pembacaan sensor tekanan. Program
yang dibuat mengacu pada rumus yang telah ada di data sheet. Sensor tekanan yang dibaca
adalah nilai adcnya.
Gambar 4.49. Listing program sensor tekanan.
4. Menggerakkan sudut putar
Gambar 4.50. adalah gambar listing program untuk menggerakkan sudut putar. Sudut
putar digerakkan oleh servo sehingga menggunakan nilai pembacaan motor servo. Dari
listing program dapat terlihat bahwa motor servo akan bergerak dari 0 sampai 180 derajat
dengan nilai sudut pada program 7 sampai 162 derajat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.50. Listing program menggerakkan motor servo.
5. Menggerakkan sudut elevasi
Gambar 4.51. adalah gambar listing program untuk menggerakkan sudut elevasi. Data
sudut elevasi yang telah diterima akan di proses untuk memutar motor dc. Dari program
dapat dilihat bahwa sudut elevasi akan bergerak dari 30 derajat – 90 derajat dengan nilai adc
sensor potensio sebesar 258 – 491.
Gambar 4.51. Listing program menggerakkan sudut elevasi.
6. Penerimaan data
Gambar 4.52. menunjukkan listing program untuk penerimaan data dari kontroler.
Dari program yang dibuat dapat dilihat bahwa data akan diterima jika awalan bertanda
bintang (*) dan akhirnya bertanda (#). Ketika data yang dikirim tidak sesuai dengan
inisialisasi makan peluncur akan meminta pengiriman data ulang oleh kontroler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4.52. Listing program penerimaan data dari kontroler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dan pengambilan data pada sistem peluncur roket air otomatis,
didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Peluncur roket air yang dibuat mampu menjalankan sistem dan meluncurkan roket
dengan cukup baik dengan persentase keberhasilan sebesar 72.43%.
2. Peluncur mampu meluncurkan roket dengan sudut putar 0-180 derajat, sudut elevasi
30-90 derajat dan tekanan sebesar 25-60 psi.
3. Pergerakan minimal sudut untuk sudut putar sebesar 10o dengan tingkat persentase
mencapai sudut yang diinginkan sebesar 89.46%.
4. Pergerakan minimal sudut untuk sudut elevasi sebesar 10o dengan tingkat persentase
mencapai sudut yang diinginkan sebesar 95.01%.
5. Tekanan untuk meluncurkan roket sebesar 25-60 psi dengan tingkat keberhasilan
sensor mencapai tekanan yang diinginkan sebesar 96,18%.
6. Roket terbaik yang dapat diluncurkan adalah roket kecil dengan beban maksimal 300g.
5.2. SARAN
Saran-saran untuk pengembangan sistem peluncur roket air otomatis adalah:
1. Untuk meningkatkan akurasi sudut putar dapat digunakan penggerak berupa motor
stepper atau motor DC dengan roda gigi cacing.
2. Penggunaan gear harus diperhatikan tingkat kerapatannya agar mampu menghasilkan
gerakan yang halus.
3. Pengiriman data dari kontroler ke peluncur dapat dikembangkan menggunakan metode
pengiriman wireless seperti Bluetooth atau wifi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agung, Yulianto, 2015, Tinjauan Fisika Mengenai Roket Air, Makalah, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
[2] Baskoro, Aldino Adry, 2011, Panduan Lengkap Membuat Peluncur Roket Air Tipe
Marsiano, Langit Selatan, Bandung.
[3] Martin, M., 2013, An Autonomous Water Rocket Launcher,
http://www.yoctopuce.com/EN/article/an-autonomous-water-rocket-launcher,
diakses tanggal 1 oktober 2016.
[4] Paul A. Tipler, 1998, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, edisi 3 jilid 1, Erlangga,
Bandung.
[5] ----, 2011, Data Sheet Mikrokontroler ATmega32, Atmel.
[6] Agus Bejo, 2008, C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokonroler
ATMEGA8535, 1st ed, GRAHA ILMU, Yogyakarta.
[7] Budiharto, W., 2014, Robotika Modern – Teori dan Implementasi, edisi revisi, C.V
Andi Offset, Yogyakarta.
[8] ----, 2009, TowerPro MG946R Servo, http://www.servodatabase.com , diakses
tanggal 6 oktober 2016.
[9] Setiawan, A., 2011, 20 Aplikasi Mikrokontroler ATmega8535 dan ATmega16, Andi,
Yogyakarta.
[10] Andrianto, Heri., 2013, Pemrograman Mikrokontroler AVR ATmega 16
Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR), edisi revisi, Informatika, Bandung
[11] Akbar, Z, 2012, Penentuan Ranking Berdasarkan Waktu Lomba Renang Pada
Rangkaian Pushbutton Berbasiskan Mikrokontroler AT89S51, Skripsi, Univ
Gunadarma, Depok.
[12] Prabowo, P.S, Widyastuti, W, Harini, B.W, Martanto dan Tjendro, Makalah DATA
LOGGER ENERGI LISTRIK UNTUK pembangkit listrik tenaga Angin PRODUKSI
IBIKK TE USD.
[13] Boylestad, R. and Nashelsky. L., Electronic Devices and Circuit Theory, seventh
edition, Prentice Hall, New Jersey Columbus, Ohio.
[14] Fathoni, Oktober 2010, Unjuk Kerja Catu Daya 12 Volt 2A dengan Pass Element
Transistor NPN dan PNP, Jurnal Neutrino, Vol.3, No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
[15] Budiharto, W., 2008, Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR Atmega16, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
[16] ----, 2015, Prinsip Kerja Solenoid Valve, http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-
solenoid-valve/ , diakses 22 November 2016.
[17] ----, Solenoid Valve Basic, www.solenoid-valve-info.com diakses tanggal 22
November 2016.
[18] ----, 2012, Data Sheet MPX5700AP, NXP.
[19] ----, 2010, Worm Gear, http://www.ilmuteknik.info/worm-gear/ , diakses 17 Januari
2017.
[20] ----, 1997, Data Sheet Mc7800, Motorola.
[21] Berahim, 1991, “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”, Edisi kedua, Andi Offset,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L1
LAMPIRAN RANGKAIAN KESELURUHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L1-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L1-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2
LAMPIRAN
PROGRAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-1
Program kontroler
1 #include <Wire.h>
2 #include <LCD.h>
3 #include <LiquidCrystal_I2C.h>
4 #include <Keypad.h>
5 // definisi untuk I2C LCD Backpack
6 #define I2C_ADDR 0x3F
7 #define BACKLIGHT_PIN 3
8 #define BACKLIGHT_POL POSITIVE
9 #define EN_PIN 2
10 #define RW_PIN 1
11 #define RS_PIN 0
12 #define D4_PIN 4
13 #define D5_PIN 5
14 #define D6_PIN 6
15 #define D7_PIN 7
16 LiquidCrystal_I2C lcd(I2C_ADDR, EN_PIN, RW_PIN, RS_PIN, D4_PIN, D5_PIN,
D6_PIN, D7_PIN, BACKLIGHT_PIN, BACKLIGHT_POL);
17 const int inPin = 0;
18 boolean present = false;
19 const byte ROWS = 4; // jumlah baris = 4
20 const byte COLS = 3; // jumlah kolom = 3
21 // Mendefiniskan keypad map
22 char keys[ROWS][COLS] =
23 '1', '2', '3',
24 '4', '5', '6',
25 '7', '8', '9',
26 '*', '0', '#'
27 ;
28 // Menyambungkan keypad ROW0, ROW1, ROW2 dan ROW3 ke pin digital
arduino.
29 byte rowPins[ROWS] = A0, A1, A2, A3 ;
30 // Menyambungkan keypad COL0, COL1 and COL2 ke pin digital arduino.
31 byte colPins[COLS] = A4, A5, A6 ;
32 //Menciptakan 'objek keypad'
33 Keypad kpd = Keypad( makeKeymap(keys), rowPins, colPins, ROWS, COLS );
34 void setup()
35
36 Serial.begin(9600);
37 pinMode(23, INPUT);
38 pinMode(22, INPUT);
39 lcd.begin(20, 4);
40 lcd.setCursor(3, 0);
41 lcd.print ("Selamat Datang");
42 lcd.setCursor(9, 1);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-2
43 lcd.print ("di");
44 lcd.setCursor(1, 2);
45 lcd.print ("Peluncur Roket Air");
46 lcd.setCursor(6, 4);
47 lcd.print ("Otomatis");
48 delay(1000);
49 lcd.clear();
50
51 unsigned char n;
52 String putar, elevasi, tekanan, text[3];
53 void angka(char key, char n)
54
55 if (key == '0' || key == '1' || key == '2' || key == '3' || key == '4' || key == '5' || key == '6'
|| key == '7' || key == '8' || key == '9')
56
57 if (n == 0 && (text[n].length() < 3))
58
59 text[n] = text[n] + key;
60 delay(300);
61
62 if (n > 0 && (text[n].length() < 2))
63
64 text[n] = text[n] + key;
65 delay(300);
66
67 key = 'k';
68
69
70 void setting()
71
72 lcd.setCursor(0, 0);
73 lcd.print(" INPUT DATA ");
74 lcd.setCursor(1, 1);
75 lcd.print("Sudut Putar :"); lcd.print(putar);
76 lcd.setCursor(1, 2);
77 lcd.print("Sudut Elevasi:"); lcd.print(elevasi);
78 lcd.setCursor(1, 3);
79 lcd.print("Tekanan :"); lcd.print(tekanan);
80 n = 0;
81 while (digitalRead(23) == 1)
82
83 char key = kpd.getKey();
84 if (key == '*')
85
86 n++;
87 if (n > 2) n = 0;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-3
88 delay(300);
89
90 angka(key, n);
91 switch (n)
92
93 case 0: lcd.setCursor(0, 1); lcd.print(">");
94 lcd.setCursor(0, 2); lcd.print(" ");
95 lcd.setCursor(0, 3); lcd.print(" ");
96 putar = text[0]; lcd.setCursor(15, 1);
97 lcd.print(putar); lcd.print(" "); break;
98 case 1: lcd.setCursor(0, 2); lcd.print(">");
99 lcd.setCursor(0, 1); lcd.print(" ");
100 lcd.setCursor(0, 3); lcd.print(" ");
101 elevasi = text[1]; lcd.setCursor(15, 2);
102 lcd.print(elevasi); lcd.print(" "); break;
103 case 2: lcd.setCursor(0, 3); lcd.print(">");
104 lcd.setCursor(0, 2); lcd.print(" ");
105 lcd.setCursor(0, 1); lcd.print(" ");
106 tekanan = text[2]; lcd.setCursor(15, 3);
107 lcd.print(tekanan); lcd.print(" "); break;
108
109 if (key == '#')
110
111 text[n] = "";
112 delay(300);
113
114
115
116 void kirim()
117
118 lcd.clear();
119 lcd.setCursor(0, 0);
120 lcd.print(" Proses Data ");
121 lcd.setCursor(0, 1);
122 lcd.print(" Tunggu ");
123 Serial.print("*" + putar + "," + elevasi + "," + tekanan + "#" + "\n");
124 delay(10);
125 char input = '0';
126 while (input != 'y')
127
128 input = Serial.read();
129 if (input == 'n') Serial.print("*" + putar + "," + elevasi + "," + tekanan + "#" + "\n");
130
131 lcd.setCursor(0, 0);
132 lcd.print(" Proses Data ");
133 lcd.setCursor(0, 1);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-4
134 lcd.print(" Selesai ");
135 delay(1500);
136 lcd.clear();
137 lcd.setCursor(0, 0);
138 lcd.print(" Silahkan Tekan ");
139 lcd.setCursor(0, 1);
140 lcd.print(" Tombol Luncur !! ");
141 while (digitalRead(22) == 1);
142 delay(300);
143 Serial.println("y");
144 lcd.clear();
145 lcd.setCursor(0, 0);
146 lcd.print(" Sedang Peluncuran ");
147 input = '0';
148 while (input != 'y') input = Serial.read();
149 delay(1000);
150 lcd.setCursor(0, 0);
151 lcd.print(" Peluncuran Selesai ");
152 delay(1500);
153 lcd.clear();
154
155 // program utama;
156 void loop()
157
158 setting();
159 kirim();
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-5
Program peluncur
1 #include <Wire.h>
2 #include <LCD.h>
3 #include <LiquidCrystal_I2C.h>
4 #include <Servo.h>
5 Servo servo; // create servo object to control a servo
6 #define I2C_ADDR 0x3F
7 #define BACKLIGHT_PIN 3
8 #define BACKLIGHT_POL POSITIVE
9 #define EN_PIN 2
10 #define RW_PIN 1
11 #define RS_PIN 0
12 #define D4_PIN 4
13 #define D5_PIN 5
14 #define D6_PIN 6
15 #define D7_PIN 7
16 LiquidCrystal_I2C lcd(I2C_ADDR, EN_PIN, RW_PIN, RS_PIN, D4_PIN, D5_PIN,
D6_PIN, D7_PIN, BACKLIGHT_PIN, BACKLIGHT_POL);
17 int x, kompresor = A2, solenoid = A1, a = 0;
18 float v, kpa, psi, calibrationFactor = 4.5;
19 String data[3], buf, awal, akhir;
20 boolean siap = 0, complate = 0, luncurok = 0;
21 int putar, elevasi, tekanan, sudut, nilai;
22 void setup()
23
24 Serial.begin(9600);
25 lcd.begin(16, 2);
26 lcd.setCursor(0, 0);
27 lcd.print ("SP:");
28 lcd.setCursor(0, 1);
29 lcd.print ("SE:");
30 lcd.setCursor(7, 0);
31 lcd.print ("TEk:");
32 lcd.setCursor(7, 1);
33 lcd.print ("PSI:");
34 // servo
35 pinMode(3, OUTPUT);
36 servo.attach(3);
37 // motor
38 pinMode(15, OUTPUT);
39 pinMode(23, OUTPUT);
40 pinMode(22, OUTPUT);
41 // kompresor
42 pinMode(kompresor, OUTPUT);
43 pinMode(solenoid, OUTPUT);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-6
44 //standby
45 servo.write(90);
46 elevasi = 90;
47 nilai = map(elevasi, 30, 90, 258, 491);
48 putar_motor(nilai); // posisi motor 0-1023
49 delay(3000);
50
51 void putar_motor(int a)
52
53 int pot = 0;
54 pot = analogRead(5);
55 if (pot > a)
56
57 while (pot > (a + 4))
58
59 pot = analogRead(5);
60 digitalWrite(23, 1);
61 digitalWrite(22, 0);
62 analogWrite(15, 255);
63
64 digitalWrite(23, 0);
65 digitalWrite(22, 0);
66 analogWrite(15, 255);
67 delay(100);
68 analogWrite(15, 0);
69 goto tutup;
70
71 if (pot < a)
72
73 while (pot < (a - 4))
74
75 pot = analogRead(5);
76 digitalWrite(23, 0);
77 digitalWrite(22, 1);
78 analogWrite(15, 255);
79
80 digitalWrite(23, 0);
81 digitalWrite(22, 0);
82 analogWrite(15, 255);
83 delay(100);
84 analogWrite(15, 0);
85 goto tutup;
86
87 tutup:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-7
88 delay(100);
89
90 void sensor_tekanan()
91
92 //pembacaan sensor;
93 x = analogRead(A0);
94 v = x * (5.0 / 1023.0);
95 kpa = ((v / 5.0) - 0.04) / 0.0012858;
96 psi = (float)(kpa * 0.145);
97 lcd.setCursor(11, 1);
98 lcd.print (psi);
99
100 void proses_data()
101
102 while (1)
103
104 // proses servo;
105 if (putar >= 181)
106
107 putar = 180;
108
109 sudut = map(putar, 0, 180, 7, 162);
110 servo.write(sudut);
111 delay(2000);
112 // proses motor;
113 if (elevasi >= 91)
114
115 elevasi = 90;
116
117 if (elevasi <= 29)
118
119 elevasi = 30;
120
121 nilai = map(elevasi, 30, 90, 258, 491);
122 putar_motor(nilai); // posisi motor 0-1023
123 delay(2000);
124 // proses tekanan
125 if (tekanan >= 61)
126
127 tekanan = 60;
128
129 if (tekanan <= 19)
130
131 tekanan = 20;
132
133 sensor_tekanan();
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-8
134 while (psi <= (tekanan + 3))
135
136 digitalWrite(kompresor, HIGH);
137 sensor_tekanan();
138
139 digitalWrite(kompresor, LOW);
140 break;
141
142
143 void terima_data()
144
145 char koma[3], i;
146 while (Serial.available())
147
148 char input = (char)Serial.read();
149 if (input == '\n')
150
151 complate = 1;
152 break;
153
154 buf = buf + input;
155
156 if (complate == 1)
157
158 awal = buf.substring(0, 1);
159 akhir = buf.substring((buf.length() - 1), buf.length());
160 if (awal == "*" && akhir == "#")
161
162 char j;
163 for (i = 1; i < buf.length(); i++)
164
165 if (buf[i] == ',')
166
167 koma[j] = i;
168 j++;
169
170
171 data[0] = buf.substring(1, koma[0]);
172 data[1] = buf.substring(koma[0] + 1, koma[1]);
173 data[2] = buf.substring(koma[1] + 1, buf.length() - 1);
174 putar = data[0].toInt();
175 elevasi = data[1].toInt();
176 tekanan = data[2].toInt();
177 lcd.setCursor(3, 0);
178 lcd.print (putar);
179 lcd.setCursor(3, 1);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2-9
180 lcd.print (elevasi);
181 lcd.setCursor(11, 0);
182 lcd.print (tekanan);
183 delay(2000);
184 proses_data();
185 Serial.print("y");
186 luncurok = 1;
187
188 else Serial.print("n");
189 buf = "";
190 complate = 0;
191
192
193 void luncur()
194
195 if (luncurok == 1)
196
197 char input = '0';
198 while (input != 'y') input = Serial.read();
199 digitalWrite(solenoid, 1);
200 delay(1000);
201 Serial.print("y");
202 digitalWrite(solenoid, 0);
203 delay(2000);
204 servo.write(90);
205 elevasi = 90;
206 nilai = map(elevasi, 30, 90, 258, 491);
207 putar_motor(nilai); // posisi motor 0-1023
208 delay(3000);
209 luncurok = 0;
210
211
212 void loop()
213
214 if (luncurok == 0) terima_data();
215 luncur();
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3
LAMPIRAN DATA PERCOBAAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3-1
PERCOBAAN SUDUT ELEVASI
Tanpa roket sudut
Nilai
sensor
Nilai
sensor
Nilai
sensor
Nilai
sensor
Nilai
sensor Nilai sensor
30 256 257 251 251 254 242
40 288 298 290 289 289 289
50 339 336 334 331 339 316
60 378 371 374 374 381 360
70 411 412 413 411 415 418
80 461 457 461 461 463 446
90 501 496 497 501 502 505
sudut Nilai sensor kalibrasi Rata-rata Nilai
sensor kenyataan selisih
30 250 252 2
40 301 291 10
50 345 333 12
60 376 373 3
70 411 413 2
80 451 458 7
90 491 500 9
Sudut diinginkan Sudut kenyataan selisih error
30 26 4 13.33
40 38 2 5
50 45 5 10
60 56 4 6.67
70 73 3 4.1
80 80 0 0
90 93 3 3.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3-2
dengan roket
sudut Nilai
sensor
Nilai
sensor
Nilai
sensor
Nilai
sensor
Nilai
sensor Nilai sensor
30 264 262 261 261 266 243
40 304 282 291 291 297 297
50 334 341 334 335 335 345
60 361 355 367 368 374 365
70 404 394 403 402 404 411
80 435 448 451 450 450 457
90 483 500 485 480 477 499
sudut Nilai sensor kalibrasi Rata-rata Nilai
sensor kenyataan
selisih
30 261 260 1
40 304 294 10
50 339 337 2
60 371 365 6
70 408 403 5
80 452 449 3
90 491 487 4
Sudut diinginkan Sudut kenyataan selisih error
30 26 4 13.33
40 38 2 5
50 50 0 0
60 56 4 6.67
70 70 0 0
80 82 2 2.44
90 90 0 0
pergerakan sudut yang diinginkan (derajat)
Pergerakan sudut kenyataan (derajat)
Selisih sudut Error (%)
0 0 0 0
1 0 1 100
2 0 2 100
3 0 3 100
4 0 4 100
5 4 1 20
6 5 1 16.6
7 5 2 28.57
8 7 1 12.5
9 7 2 22.2
10 10 0 0
11 10 1 9.1
12 10 2 16.7
15 15 0 0
20 20 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3-3
PERCOBAAN SUDUT PUTAR
Sudut putar
sudut Nilai sudut
0 7
10 15
20 24
30 32
40 41
50 50
60 58
70 67
80 75
90 84
100 93
110 101
120 110
130 118
140 127
150 136
160 144
170 153
180 162
Sudut yang
diinginkan Sudut aktual Sudut aktual Sudut aktual
Rata-rata Sudut
aktual
0 5 5 5 5
10 20 20 20 20
20 30 30 30 30
30 35 35 35 35
40 45 45 45 45
50 55 55 55 55
60 70 70 70 70
70 80 80 80 80
80 85 85 85 85
90 90 90 90 90
100 95 95 95 95
110 110 110 110 110
120 120 120 120 120
130 130 130 130 130
140 140 140 140 140
150 150 150 150 150
160 160 160 160 160
170 170 170 170 170
180 175 175 175 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3-4
Sudut yang
diinginkan
Rata-rata Sudut
aktual Selisih sudut
error
0 5 5 100
10 20 10 50
20 30 10 33.3
30 35 5 14.28
40 45 5 11.1
50 55 5 9.1
60 70 10 14.28
70 80 10 12.5
80 85 5 5.88
90 90 0 0
100 95 5 5
110 110 0 0
120 120 0 0
130 130 0 0
140 140 0 0
150 150 0 0
160 160 0 0
170 170 0 0
180 175 5 2.8
Dari nol derajat
Sudut yang
diinginkan
Sudut aktual
Percobaan
pertama
Sudut aktual
Percobaan
kedua
Sudut aktual
Percobaan
ketiga
Rata-rata Sudut
aktual
0 0 0 0 0
10 5 5 5 5
20 15 15 15 15
30 25 25 25 25
40 35 40 35 37
50 45 50 50 48
60 60 60 60 60
70 70 70 70 70
80 80 80 80 80
90 90 90 90 90
100 100 95 100 98
110 110 110 110 110
120 115 115 115 115
130 125 125 125 125
140 135 135 135 135
150 145 145 145 145
160 155 155 155 155
170 165 165 165 165
180 170 175 170 172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3-5
Sudut yang
diinginkan
Rata-rata Sudut
aktual Selisih sudut
error
0 0 0 0
10 5 5 50
20 15 5 33.3
30 25 5 20
40 37 3 7.5
50 48 2 4
60 60 0 0
70 70 0 0
80 80 0 0
90 90 0 0
100 98 2 2
110 110 0 0
120 115 5 4.17
130 125 5 3.85
140 135 5 3.57
150 145 5 3.33
160 155 5 3.12
170 165 5 2.94
180 172 8 4.44
Dari 0
Sudut diinginkan Sudut kenyataan
(1)
Sudut
kenyataan
(2)
Sudut
kenyataan (3)
Rata-rata
Sudut
kenyataan
0 0 0 0 0
20 15 15 15 15
40 40 35 35 36.6
60 60 60 60 60
80 80 80 80 80
100 100 100 100 100
120 120 120 120 120
140 140 130 130 133.3
160 155 155 155 155
180 175 170 170 171.6
Sudut diinginkan Rata-rata
Sudut
kenyataan
selisih
0 0 0
20 15 5
40 36.6 3.4
60 60 0
80 80 0
100 100 0
120 120 0
140 133.3 6.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3-6
160 155 5
180 171.6 8.4
Dari 90
Sudut diinginkan Sudut kenyataan
(1)
Sudut
kenyataan
(2)
Sudut
kenyataan (3)
Rata-rata
Sudut
kenyataan
0 5 5 5 5
10 20 15 15 16.6
30 40 40 40 40
50 60 60 60 60
70 85 80 80 81.6
90 90 90 90 90
110 110 110 110 110
130 125 130 130 128.3
150 145 150 150 148.3
170 165 165 165 165
180 170 170 170 170
Sudut diinginkan Rata-rata
Sudut
kenyataan
selisih
0 5 5
10 16.6 6.6
30 40 10
50 60 10
70 81.6 11.6
90 90 0
110 110 0
130 128.3 1.7
150 148.3 1.7
170 165 5
180 170 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3-7
UJICOBA SENSOR TEKANAN
Tekanan
detik tekanan
(PSI) tekanan (PSI)
tekanan
(PSI) rata rata
0 14.45 14.23 14.12 14.3
1 21.73 25.03 20.51 22.4
2 32.86 31.54 28.89 31.09
3 41.02 36.72 39.58 39.11
4 46.2 42.01 41.35 43.18
5 49.72 49.06 48.62 49.13
6 53.69 50.5 54.13 52.77
7 58.98 57.11 58.21 58.1
8 60.11 59.11 60.42 59.88
9 65.27 65.05 63.17 64.49
Tekanan sensor terbaca Selisih
0 14.22 14.22
5 14.22 9.22
10 14.22 4.22
15 15.23 0.23
20 20.11 0.11
25 25.31 0.31
30 30.22 0.22
35 35.41 0.41
40 40.12 0.12
45 45.31 0.31
50 50.02 0.02
55 55.66 0.66
60 60.33 0.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3-8
UJICOBA SISTEM
Ujicoba sistem tanpa air
no Berat roket
Keterangan botol
Data dikirim Data kenyataan Peluncuran
SP(o) SE(o) Tek(Psi) SP(o) SE(o) Tek(Psi)
1
58g
kecil 60 50 20 55 50 20 Gagal
2 Kecil 180 50 40 170 50 40 Berhasil
3 Kecil 160 90 40 150 90 40.12 Berhasil
4 Kecil 90 45 50 90 40 50.11 Berhasil
5 Kecil 90 40 60 90 40 60.11 Berhasil
6
69g
Kecil 90 90 20 90 90 20.13 Gagal
7 Kecil 0 90 40 0 90 40.03 Berhasil
8 Kecil 90 90 40 90 90 40.22 Berhasil
9 Kecil 90 40 50 90 0 70 Gagal
10 Kecil 180 50 60 170 45 60.23 Berhasil
11
84g
Kecil 0 30 25 10 33 25.22 Berhasil
12 Kecil 90 70 30 90 70 30.25 Berhasil
13 Kecil 180 60 40 170 35 40.21 Berhasil
14 Kecil 90 60 50 90 55 50.21 Berhasil
15 Kecil 140 50 60 130 53 60.10 Berhasil
16
152g
Besar 0 80 20 10 80 20.02 Gagal
17 Besar 90 90 40 90 90 40 Berhasil
18 Besar 180 60 40 170 30 40 Gagal
19 Besar 90 40 50 90 30 53.03 Gagal
Ujicoba sistem dengan air
no Berat roket
Keterangan botol
Data dikirim Data kenyataan Peluncuran
SP(o) SE(o) Tek(Psi) SP(o) SE(o) Tek(Psi)
1
208g
Kecil 0 80 20 10 80 20.02 Gagal
2 Kecil 60 30 30 65 28 30.14 Berhasil
3 Kecil 160 90 40 150 90 40.12 Berhasil
4 Kecil 90 45 50 90 40 50.11 Berhasil
5 Kecil 90 90 60 90 90 60.11 Berhasil
6
219g
Kecil 40 50 20 50 53 20.2 Gagal
7 Kecil 0 90 40 0 88 40.03 Berhasil
8 Kecil 90 90 40 90 88 40.22 Berhasil
9 Kecil 130 70 50 125 70 50.15 Berhasil
10 Kecil 180 50 60 170 45 60.23 Berhasil
11
234g
Kecil 0 80 20 10 80 20.02 Gagal
12 Kecil 90 90 30 90 88 30.25 Berhasil
13 Kecil 180 60 40 170 35 40.21 Berhasil
14 Kecil 90 60 40 90 55 40.22 Berhasil
15 Kecil 70 70 60 80 70 60.33 Berhasil
16 302g
Besar 90 90 40 90 88 40 Berhasil
17 Besar 0 80 20 10 80 20.02 Gagal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4
LAMPIRAN FOTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4-1
Gambar L4.1. Posisi siaga peluncur.
Gambar L4.2. Sudut elevasi 70 derajat.
Gambar L4.3. Posisi sudut elevasi 60 derajat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4-2
Gambar L4.4. Posisi sudut elevasi 30 derajat.
Gambar L4.5. Posisi sudut putar 180 derajat.
Gambar L4.6. Posisi sudut putar 90 derajat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4-3
Gambar L4.6. Posisi sudut putar 0 derajat.
Gambar L4.7. Proses ujicoba.
Gambar L4.8. Proses ujicoba. (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L5
LAMPIRAN CARA PENGGUNAAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L5-1
Berikut adalah cara penggunaan peluncur roket air otomatis:
1. Pasang kabel ke setiap catu.
Gambar L5.1. Catu kotak elektrik. Gambar L5.2. Catu kompresor.
2. Lalu hidupkan semua tombol power.
Gambar L5.3. Power kotak kontroler. Gambar L5.4. Power peluncur.
3. Isi air ke dalam roket dan pasang pada peluncur.
4. Pastikan pengunci roket telah terpasang dengan baik.
Gambar L5.5. Pengunci roket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L5-2
5. Pengguna akan memasukkan data yang diinginkan pada kontroler dengan cara
memilih angka yang diinginkan dengan menggunakan keypad yang tersedia.
Gambar L5.6. Kotak kontroler.
6. Jika ingin memindahkan kursor silahkan tekan tombol bintang (*) dan jika ingin
menghapus silahkan tekan tombol pagar (#).
7. Isi semua data yang diperlukan, mulai dari sudut putar, sudut elevasi dan tekanan.
8. Jika data telah terisi dan siap silahkan tekan tombol kirim untuk mengirim data ke
kontroler.
9. Tunggu hingga data telah diproses dan peluncur mengirimkan pemberitahuan ke
kontroler.
10. Jika peluncur telah memberikan pemberitahuan ke kontroler dan layar lcd di
kontroleh telah memerintahkan pengguna menekan tombol luncur, silahkan menekan
tombol luncur untuk meluncurkan roket.
Jika roket telah meluncur dan peluncur telah kembali pada posisi awal maka proses
peluncuran telah selesai dan peluncur roket siap digunakan kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L6
LAMPIRAN DATASHEET
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L6-1
MG996R High Torque
Metal Gear Dual Ball Bearing Servo
This High-Torque MG996R Digital Servo features metal gearing resulting in extra high 10kg stalling
torque in a tiny package. The MG996R is essentially an upgraded version of the famous MG995
servo, and features upgraded shock-proofing and a redesigned PCB and IC control system that
make it much more accurate than its predecessor. The gearing and motor have also been
upgraded to improve dead bandwith and centering. The unit comes complete with 30cm wire and
3 pin 'S' type female header connector that fits most receivers, including Futaba, JR, GWS, Cirrus,
Blue Bird, Blue Arrow, Corona, Berg, Spektrum and Hitec.
This high-torque standard servo can rotate approximately 120 degrees (60 in each direction). You
can use any servo code, hardware or library to control these servos, so it's great for beginners
who want to make stuff move without building a motor controller with feedback & gear box,
especially since it will fit in small places. The MG996R Metal Gear Servo also comes with a
selection of arms and hardware to get you set up nice and fast!
Specifications
• Weight: 55 g
• Dimension: 40.7 x 19.7 x 42.9 mm approx.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L6-2
• Stall torque: 9.4 kgf·cm (4.8 V ), 11 kgf·cm (6 V)
• Operating speed: 0.17 s/60º (4.8 V), 0.14 s/60º (6 V)
• Operating voltage: 4.8 V a 7.2 V
• Running Current 500 mA – 900 mA (6V)
• Stall Current 2.5 A (6V)
• Dead band width: 5 µs
• Stable and shock proof double ball bearing design
• Temperature range: 0 ºC – 55 ºC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L6-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L6-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI