pelindung : kepala balai pengkajian teknologi pertanian...

52

Upload: dangdat

Post on 02-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember
Page 2: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Pengarah : Nandang Sunandar

Redaktur Pelaksana:

Ketua : Nana SutrisnaSekretaris : NadiminAnggota : - Titiek Maryati - Euis Rokayah - Djoko Sediono

Desain Cover dan Layout: Nadimin

Alamat Redaksi

BPTP Jawa Barat, Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung, 40391Telepon : (022) 2786238, 2787163Faximile : (022) 2789846E-mail : [email protected] : jabar.litbang.deptan.go.id

Keterangan Cover Depan:Pengembangn M-KRPL dan pembuatan kompos dari jermi padi

Page 3: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

iBuletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Salam Diseminora, Edisi sebelumnya pecinta Buletin Diseminora informasi tentang

Manajemen Budidaya Tanaman pada M-KRPL, serta berbagai dinamika kegiatan KPRL dari masing lokasi Pendampingan di

Kabupaten yang menjadi andalan Kementerian Pertanian.

Sedangkan untuk kali ini Diseminora akan mengajak para pembaca untuk sejenak mengetahui program Kemtan antara lain: Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL)

dengan optimalisasi lahan pekarangan dengan keragaman tanaman yang mempunyai Nilai Tambah sumber pendapatan rumah tangga

serta yang merupakan salah satu program pemerintah untuk memberikan solusi dalam memenuhi kebutuhan dapur terutama

sayuran atau bumbu dapur.Buletin Edisi ke 9 ini juga mengangkat tema ”Manajemen Budaya

Tanaman dengan memanfaatkan Limbah Rumah tangga yang berasal dari plasik sebagai media tanam yang bernilai seni, serta limbah dapur dari sisa-sisa makanan yang dapat diolah menjadi

Mikro Organisme Lokal (MOL)”.

Redaksi berharap Buletin Diseminora Edisi ke 9 ini dapat menambah wawasan tentang informasi teknologi untuk dapat diwujudkan di

lapangan.

Selamat Membaca

Page 4: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

ii Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Fokus• Nilai Tambah dari Sejengkal Lahan Pekarangan ............................................................. 1• Dukungan Limbah Rumah Tangga pada Budidaya Sayuran di Pekarangan ......... 3

Profi l• Peran Ketua Kelompok Tani Dalam Mengembangkan M-Krpl dan

Lingkungannya di Kampung Ciawitali, Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang ....................................................................................8

• Petani Unggulan KRPL Kabupaten Bandung ..................................................................12

Perlu Anda Tahu• Tidak hanya Ayam, Sayuranpun Dikandangkan ............................................................16• Tidak Perlu Menunggu Petugas Petani juga dapat Mengakses Sendiri .............. 18• Mengenal Hama Penggerek Batang Padi (Sundep/Beluk) ...................................... 22

Sekilas Info• KBD dan RPL Meningkatkan Kinerja KWT Kuncup Mekar ......................................... 25

• KWT “MAWAR” Dusun Karang Mekar, Desa Cikopo, Kabupaten Purwakarta bergerak menuju usaha pembibitan tanaman sayuran ........................................... 29

• Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pupuk Kompos ...................................................... 32• Efi siensi Penggunaan Air Melalui Teknik Pengelolaan Air Pada Tanaman Padi

Sawah .......................................................................................................................................... 35• Pohpohan (Pilea trinervia) Maskot M-KRPL Kabupaten Bandung .......................... 40

Peluang Usaha• Caplak Roda Portable Memutar Unit Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) .... 45

Page 5: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

1Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Nilai Tambah dari SejengkalLahan Pekarangan

Dian Firdaus

Menyimak dari pelaksanaan beberapa program pembangunan pertanian, maka kesan pertama yang dapat diambil adalah adanya beraga program-kegiatan yang tiada henti digulirkan dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani. Nilai tambah tersebut tidak hanya pada lahan budidaya namun sudah dimulai aset terdekat yang dimiliki petani yaitu lahan pekarangan.

Tidak kurang dari itu, setiap rumah tangga diharapkan mengoptimalisasikan sumber daya yang dimiliki termasuk pekarangan dalam menyediakan pangan bagi keluarga. Kegiatan mengoptimalisasikan sumber daya dimaksud mencakup juga upaya intensifi kasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya) lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil yang seluruhnya diwadahi dalam konsep “Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)”.

KRPL telah turut berbuat banyak untuk memberikan nilai tambah agar setiap “Jengkal” lahan pekarangan yang dimiliki dapat dinikmati sebagai bagian minimal dari pemenuhan sebagian kebutuhan konsumsi rumah tangga dan maksimal untuk menambah pendapatan rumah tangga.

Nilai tambah atau “Added Value” ternyata harus terus didorong tidak hanya melulu melalui pendampingan, tetapi bagaimana agar inovasi terus dapat diakses dengan mudah. Dukungan untuk itu, maka perlu juga dibangun perangkat komunikasi yang dapat diakses dengan alat komunikasi yang sudah banyak dikuasai oleh masyarakat, sehingga jarak inovasi dirasakan semakin dekat dengan

Page 6: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

2 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

masyarakat dan semakin mudah untuk diakses, sehingga bila dapat digunakan dengan baik maka akan berujung kepada peningkatan “Added Value”.

Peningkatan nilai tambah tersebut tidak dapat disangkal dan tidak dapat menampikan dukungan inovasi teknologi pengendalian Organisme pengganggu tanaman (OPT). Walaupun kegiatan dilaksanakan pada sejengkal lahan pekarangan, namun didapati intensitas gangguan terhadap tanaman yangd ikembangkan juga tidak cukup sederhana, bahkan akibatnya dapat mematikan motivasi dari pelaksanan inovasi teknologi.

Dua point terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana agar penerapan inovasi teknologi tersebut melembaga, yaitu yang berjalan dengan aturan main yang dapat menghantarkan kepada perolehan nilai tambah dari inovasi yang diterapkan, walaupun dilaksanakan pada sejengkal lahan dan/atau satu komunitas saja sekalipun. Dan terakhir adalah bagaimana agar inovasi teknologi tersebut dapat diterapkan secara “bijak” terhadap lingkungan yaitu dengan terus mengupayakan pengembangan inovasi teknologi yang ramah lingkungan dari titik nol hingga titik yang tak terhingga yang dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan. (Dian Firdaus)

Page 7: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

3Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

DUKUNGAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA BUDIDAYA SAYURAN DI PEKARANGAN

Atang Muhammad Safei, Darmawan

Salah satu bentuk pemanfaatan pekarangan rumah adalah menanam sayuran di pekarangan. Tanaman sayuran termasuk dalam golongan tanaman semusim. Sebagai tanaman semusim, pemeliharaan tanaman memerlukan perhatian khusus. Tanaman sayuran lebih rentan terhadap kebutuhan unsur hara dari jenis tanaman lain. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan pupuk. Pupuk yang ramah lingkungan adalah pupuk organik. Di sisi lain, kegiatan keseharian di dalam tingkat rumah tangga menghasilkan sampah. Sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan permasalahan tersendiri di kalangan rumah tangga. Sebaliknya, penanganan sampah keluarga yang baik akan berdampak positif pada upaya pemecahan masalah kebutuhan pupuk organik untuk media tanam.

Pada umumya budidaya tanaman sayuran di pekarangan rumah, merupakan kegiatan sampingan di luar kegiatan rutin anggota keluarga. oleh karena itu, untuk memperoleh nilai ekonomis dari kegiatan ini, diperlukan kreativitas anggota rumah tangga. Apabila semua input untuk budidaya sayuran berasal dari luar, maka akan menambah biaya produksi. Hal ini berakibat pada keuntungan yang diperoleh berupa kepuasan batin atas tersalurkannya hobi sedangkan untuk dampak ekonomis belum dapat tercapai.

Semua anggota keluarga harus mempunyai peran dan tanggung jawab dalam budidaya tanaman sayuran. Penyediaan media tanam, rak vertikultur, penyediaan bibit, penataan pola pekarangan menjadi tanggung jawab orang tua. Anak-anak berperan dalam pemeliharaan tanaman sayuran. Mereka mengontrol kondisi air, dan pupuk pada tanaman. Mereka bertugas menyiram tanaman pada pagi dan sore hari. Keuntungan lain apabila anak dilibatkan dalam pemeliharaan adalah mereka akan lebih mengenal jenis-jenis sayuran dan mencintai dunia pertanian.

Media tanam untuk budidaya sayuran di pekarangan rumah tidak harus terbuat dari polibag atau pot bunga. Biaya produksi tinggi

Page 8: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

4 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

menyebabkan masyarakat enggan membudidayakan tanaman sayuran di pekarangan rumah. Mereka lebih memilih beli sayuran di pasar karena harga lebih murah dan lebih praktis. Beberapa limbah rumah tangga seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember bekas, atau alat rumah tangga lain yang dikemas sedemikian rupa bisa digunakan sebagai media tanam yang bernilai seni. Semua input yang ada di dalam anggota keluarga harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Termasuk limbah rumah tangga yang berasal dari kegiatan rumah tangga.

Kegiatan rutin dalam keluarga pasti menghasilkan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Limbah rumah tangga dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu sampah; air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci; kotoran yang dihasilkan anggota rumah tangga. Limbah ini bila dikelola dengan baik akan menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis sekaligus mengurangi resiko pencemaran lingkungan. Secara lebih lengkap jenis limbah rumah tangga dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Sampah Rumah Tangga

Sampah rumah tangga merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses kegiatan rumah tangga. Sampah rumah tangga menurut sifatnya dibedakan menjadi :1. Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa

makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk organik dan digunakan untuk mendukung kegiatan budidaya tanaman sayuran di pekarangan rumah.

2. Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat bernilai ekonomis bila dirubah menjadi sesuatu yang bernilai guna lebih tinggi. Salah satu bentuk kreativitas pemanfaatan sampah an organik adalah pembuatan media tanam berupa pot.

Page 9: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

5Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

b) Air limbah

Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi industri maupun domestik (rumah tangga). Air limbah ini pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, air limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia apabila tidak dikelola secara baik.

c) Sampah Manusia

Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat membahayakan kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

Secara umum, konsep pengelolaan sampah dapat terdiri dari :1. Reuse (guna ulang), yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah

yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.

2. Reduce (mengurangi), yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah.

3. Recycle (mendaur ulang), yaitu mengolah sampah menjadi produk baru.

Beberapa pemanfaatan sampah rumah tangga untuk mendukung kegiatan budidaya tanaman sayuran di pekarangan rumah dapat digambarkan sebagai berikut :

A. Pembuatan Pupuk Organik

Pembuatan pupuk organik dari sampah rumah tangga dapat dilakukan secara sederhana, seperti berikut ini :

Page 10: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

6 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

1. Menyediakan tempat penampungan sampah rumah tangga, seperti drum, bak atau sejenisnya.

2. Melubangi bagian bawah drum/bak atau sejenisnya. Lubang ini bertujuan untuk mengalirkan rembesan air dari sampah rumah tangga.

3. Memasukkan drum/bak ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

4. Membuang sampah rumah tangga yang bersifat organik ke dalam wadah setiap hari.

5. Menambahkan kotoran binatang dengan tujuan meningkatkan kualitas pupuk organik.

6. Setelah drum penuh dengan sampah, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama tiga bulan.

7. Mengeluarkan isi drum dan mengangin-anginkan selama 2 minggu.8. Setelah 2 minggu, pupuk organik siap untuk digunakan.

B. Pembuatan pot dari botol bekas

Botol bekas merupakan salah satu sampah an organik yang tidak mudah terurai. Apabila ditambah sedikit kreativitas, botol bekas akan mempunyai nilai guna dan ekonomis lebih tinggi. Salah satu bentuk kreativitas pemanfaatan botol bekas adalah boto bekas sebagai media tanam.

Bahan yang diperlukan untuk pembuatan pot dari botol bekas adalah : botol bekas, pisau cutter, solder, tali rafi a/kawat, spidol. Cara membuatnya sebagai berikut :1. Buatlah bentuk persegi panjang pada botol dengan spidol. Luas

persegi panjang disesuaikan dengan besar botol. Lubang ini bertujuan sebagai tempat memasukkan media tanah dan tempat benih/bibit sayuran.

2. Buatlah lubang-lubang kecil dengan soldier di bawah lubang persegi panjang yang telah dibuat tadi. Lubang ini bertujuan untuk menjaga aerasi tanah agar tetap pada kondisi optimal dan menjaga sirkulasi udara tetap baik.

3. Ikat kedua ujung botol untuk menggantung pot.4. Isi pot dari botol dengan media tanah yang sudah dipersiapkan.

Tanam dengan sayuran daun yang sesuai dengan ukuran pot.

Page 11: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

7Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Sayuran yang cocok dengam media tanam sedikit adalah sayuran daun, seperti kangkung, caisin, seledri, selada, pakcoy, dan lain-lain.

5. Pot dari botol dapat d i g a n t u n g dipagar, atau d i s e s u a i k a n d e n g a n p e n g a t u r a n pekarangan biar lebih terlihat asri.

C. Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) dari Nasi

Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah suatu mikro organisme yang dapat digunakan sebagai pengurai bahan organik atau sebagai pupuk organik cair dan pestisida nabati. Salah satu MOL yang sederhana adalah MOL yang terbuat dari Nasi. Berikut ini cara pembuatan MOL dari Nasi :1. Kumpulkan nasi yang sudah basi.2. Kumpulkan air bekas cucian beras.3. Campurkan nasi basi yang sudah berjamur dengan 1 liter air cucian

beras dan 5 sendok gula pasir kemudian aduk sampai merata.4. Setelah tercampur, saring campuran tersebut kemudian cairan

dimasukkan ke dalam botol.5. Diamkan cairan selama 2-3 minggu. Bau fermentasi/tape

mengindikasikan MOL sudah siap untuk diaplikasikan.6. MOL dapat diaplikasikan sebagai Pupuk Organik Cair dengan cara

menambah MOL dan Air dengan perbandingan 1:20.

Sampah rumah tangga yang dikelola dengan baik akan menghilangkan efek negatif dari sampah tersebut. Bahkan dapat memberikan nilai ekonomis untuk menambah pendapatan keluarga. Selain itu, sistem zero waste tersebut dapat menghindari polusi (air, tanah dan udara) di sekitar rumah tangga. Konsep budidaya sayuran untuk meningkatkan nilai pekarangan rumah sangat berpotensi menjadi salah satu sarana tersebut. Bahkan dengan budidaya sayuran ini di pekarangan rumah ini, dapat meningkatkan nilai gizi keluarga.

Sumber : www.facebook.com/DietKantongPlastik

Page 12: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

8 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Peran Ketua Kelompok Tani dalam mengembangkan M-KRPL dan lingkungannya di Kampung Ciawitali, Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten SubangSri Murtiani dan Susi Mindarti

Model Kawasan rumah pangan lestari (M-KRPL) merupakan suatu konsep yang disusun oleh Kementerian Pertanian pada Tahun 2011. Rumah pangan lestari adalah rumah yang pekarangannya dimanfaatkan secara intensif , ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pendampingan program M-KRPL Kabupaten Subang oleh BPTP Jabar

dilaksanakan di Kampung Ciawitali, yang dimulai pada tahun 2012. Kelompok Tani Ciawi Tali berada di Kampung Ciawi Tali, Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang.

Secara geografi s, wilayah Desa Cijengkol berada pada ketinggian 850 m di atas permukaan laut, dengan luas lahan pertanian 781,72 hektar, dan luas lahan pekarangan 28,72 hektar. Lahan pekarangan seluas 28,72 hektar tersebut cukup potensial untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, sebanyak 549 KK tani atau 2.196 orang petani yang berada di Desa Cijengkol, dalam rangka untuk menjaga ketahanan pangan ditingkat lokal atau rumahtangga. Disamping itu juga dapat menjadi alternative sumber pendapatan rumahtangga.

Kegiatan M-KRPL mendapat respon yang positif dari warga, terbukti dari peningkatan jumlah anggota dari 15 KK (awal) menjadi 60 KK, sementara jumlah KK di Kampung Ciawitali ini hanya 70 KK. Sampai saat ini tidak ada pengurangan jumlah peserta, dan semuanya

Page 13: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

9Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

masih aktif melaksanakan pertanaman sayur dipekarangan masing-masing.

Kelompok Tani Ciawi Tali yang diketuai oleh Bapak Ita Siswanto, berdiri dan dikukuhkan pada tahun 2009 dengan jumlah anggota 15 orang. Komoditas utama di wilayah Kelompok Tani Ciawi Tali adalah padi, manggis, pisang, teh, singkong, kacang panjang, dan serai. Jika dilihat dari kondisi lahan pekarangan dari ke 70 KK yang ada di Kampung Ciawitali ini, ada yang sempit, sedang, dan luas. Pada awalnya, sebagian penduduk Kampung Ciawi Tali hanya memanfaatkan lahan pekarangannya dengan tanaman rumput, buah-buahan dan ternak. Dengan adanya program M-KRPL, saat ini sebagian penduduknya menata dan melengkapi lahan pekarangannya dengan berbagai macam tanaman sayuran, buah-buahan dan rempah/obat.

Program M-KRPL merupakan program pertama di Kelompok Tani Ciawi Tali setelah kelompok ini berdiri, dan program ini telah memberi perubahan terhadap aktivitas kelompok. Semenjak dimulai program M-KRPL oleh BPTP Jawa Barat bekerjasama dengan BP4KKP Kabupaten Subang, BP3KKP Serangpanjang, dan Pemerintah Daerah setempat. Hasil dari kegiatan M-KRPL adalah pemanfaatan lahan pekarangan dengan berbagai macam jenis tanaman sayuran dan berdirinya Kebun Bibit Desa (KBD) ‘Mitra Lestari’. KBD ini berfungsi untuk menyediakan bibit tanaman bagi anggota dan warga sekitar.

Adaya program M-KRPL ini telah memberikan dampak positif baik secara individu, kelompok maupun pemerintah Desa Cijengkol. Melalui pemanfaatan lahan pekarangan tidak hanya mengurangi biaya pengeluaran, tetapi juga menambah pendapatan. Selain itu, wilayah ini menjadi salah satu peserta lomba Desa Mandiri Gotong Royong (DMGR) Tahun 2012 mewakili Desa Cijengkol. Progam M-KRPL Kelompok Tani Ciawi Tali telah menerima berbagai kunjungan baik dari daerah setempat maupun luar daerah misalnya dari 1) Kelompok P2KP Desa Cireundeu, Kecamatan Serangpanjang; 2) Kelompok Tani Akar Ungu dan Kelompok Tani Rosela Desa Gadung, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung; 3) Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Selatan, BKP Kabupaten

Page 14: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

10 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Ogan Komring Ilir, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musirawas, Kota Prabumulih dan Kota Palembang (Provinsi Sumatera Selatan), juga 4. Irjen Kementerian Pertanian.

Kemajuan M-KRPL Kampung Ciawi Tali tidak terlepas dari peran aktif ketua kelompok yaitu Bapak Ita Siswanto yang juga berperan selaku ketua RT, beliau tidak segan-segan untuk memberi contoh dalam pelaksanaan M-KRPL, seperti menyiram tanaman pada saat sahur baik di halamannya sendiri maupun di KBD, sehingga anggota kelompok mencontohnya. Memberi bibit beserta polybag untuk warganya yang akan ikut dalam kegiatan M-KRPL, sehingga jumlah anggota kelompok yang ikut M-KRPL awalnya 15 KK menjadi 60 KK sampai bulan Juni 2013.

Bapak Ita Siswanto lahir di Subang 59 tahun yang lalu, dari pasangan Bapak Ruslan (alm) dan Ibu Suhaeti, beliau adalah putera ke 4 dari 5 bersaudara. Menikah dengan Ibu Entin Kartini pada tahun 1987 dan dikaruniai 1 orang putra. Pendidikan yang diselesaikannya adalah Sekolah Rakyat.

Jabatan sebagai Ketua RT di Kampung Ciawitali telah dijalani sejak Tahun 2005, dengan jumlah KK 70, dan sampai Desember 2013 sebagian besar rumahtangga (60 KK) di Kampung Ciawitali telah aktif dalam kegiatan M-KRPL, sedang 10 KK yang tidak ikut adalah keluarga jompo, sehingga tidak mampu melakukan aktifi tas kegiatan M-KRPL. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa 100% rumahtangga (KK) yang ada ikut kegiatan M-KRPL.

Peran aktif Bapak Ita Siswanto sebagai ketua RT tidak saja dalam mengembangkan M-KRPL, tetapi juga mengajak masyarakat untuk bergotong royong dalam membuat jalan setapak yang lebar semula 1 m menjadi 2,5 m sepanjang 500 meter dengan bahan batu dan aspal dengan dana secara swadaya dari masyarakat, bersama warganya membuat dan memperbaiki rumah jompo sebanyak 3 unit, membuat gapura kampung, dan gorong-gorong menanam sereh wangi sepanjang 1 km disepanjang pinggir jalan masuk ke Kampung Ciawitali, mencontohkan membersihkan jalan, sehingga warga juga

Page 15: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

11Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

turut serta. Sehingga warga diajak untuk memelihara lingkungannya dengan contoh langsung. Tetapi dalam membina M-KRPL ada saja hambatan yang dihadapi seperti menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memelihara tanaman sayuran baik di KBD maupun di rumah masing-masing, sehingga suatu saat harus menyiram sendiri KBD kelompok pada saat musim kemarau.

Hasil yang telah diraihnya antara lain mendapat Piagam Penghargaan Kebersihan Tingkat Desa pada Tahun 2010, melaksanakan Program SRI pada Tahun 2012 pada lahan sawah seluas 20 ha dengan hasil ubinan bila dikonversi ke hasil ton/ha mencapai 12 ton/ha sedangkan rata-rata hasilnya mencapai 7 ton/ha dengan menggunakan Varietas Inpari 3. Pada Tahun 2013 mendapat program PNPM perbaikan saluran air sepanjang 394 meter.

Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah mengikuti pawai dalam rangka acara hari jadi Kecamatan Serangpanjang yang digelar pada tanggal 15 Mei 2013. Pada acara tersebut, Kelompok Tani Mitra Lestari Desa Cijengkol mengirimkan beraneka ragam hasil KRPL dan pembibitan dari KBD. Dari upaya tersebut, Kelompok Tani Mitra Lestari mendapatkan penghargaan sebagai juara ke 2 se Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang.

Gambar 1. Kunjungan Tamu dari BKP Sumatera Selatan, Kelompok dari Bangka Belitung dan Tamu Itjen Kepmentan

Gambar 2. Kelompok Ciawi Tali mengikuti Pawai Hari jadi Kecamatan Serangpanjang

Page 16: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

12 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Petani Unggulan KRPL Kabupaten BandungRatima Sianipar

ONI begitulah panggilan akrab dari bapak yang bernama lengkap ONI SUHERMAN kelahiran 18 Mei 1963 punya istri bernama Lilis Lisnawati yang juga sebagai ketua kelompok Wanita Tani Sabaraya Desa Bojongsari kecamatan Bojongsoang dan sebagai wirausaha. Pak Oni aktif dalam kepengurusan kelompok tani semenjak tahun 2008 beliau adalah ketua kelompok tani Batu Jaya I yang beranggotakan 25 orang . Semenjak tahun 2010 diangkat dalam kepengurusan sebagai Sekretaris Gapoktan Harapan jaya di desa Bojongsari kecamatan Bojongsoang , telah mengembangkan 11 kelompok tani. Selain itu aktif sebagai sekretaris pada Himpunan Kerukunan Tani ( HKTI ) untuk kecamatan Bojongsoang dan juga menjabat sebagai bendahara KTNA kecamatan Bojongsoang . Pada tahun 2012 diangkat menjadi Ketua Pusat Penyuluhan Pertanian untuk 4 kecamatan se UPT Bojongsoang dan juga sebagai anggota BPD ( Badan Pengawas Desa ) untuk Desa Bojongsari kecamatan Bojongsoang.

Pak Oni telah banyak mengikuti berbagai pelatihan dibidang pertanian , bagi dia ilmu sangatlah mahal , selalu ingin belajar dan berbagi dengan anggota lainnya baik dalam kelompoktani maupun di dalam kepengurusaannya di Gapoktan Harapan jaya beliau tidak sombong dan rendah hati.

Pelatihan yang pernah dikuti antara lain :1. Budidaya Lele dari kementerian kelautan 2. Program Obat Kimia dari Dinas propinsi kementerian kelautan 3. Jurnalistik dari Koran P R program dari HKTI4. Pelatihan Pupuk Organik BBWS dari PU Citarum tentang 5. penanganan limbah air.6. Pengembangan kelompok tani

Page 17: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

13Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Selain pelatihan tersebut diatas pernah bekerjasama dengan DR. Darman Artas dari Bogor mengadakan penelitian tanaman kedele ( 6 varitas ) untuk melihat varitas yang lebih baik pertumbuhannya di kecamatan Bojongsoang , pada saat kegiatan itu terlihat bahwa varitas yang lebih baik adalah varitas Anjasmoro pada umur 85 hari dipanen dengan produksi 2,2- 2,3 ton/ h, kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2008- 2009.

Kemudian pada tahun 2010 mengembangkan kedele varitas Wilis bersama anggota kelompok tani lainnya dengan luas 20 ha di desa Bojongsari kecamatan Bojongsari yang bekerjasama dengan pabrik produksi susu alami ( ALAMINA) yang berada di kecamatan Batu Jajar kabupaten Bandung Barat. Pada saat itu varitas yang tersedia dan yang diberikan dari dinas pertanian adalah varitas Wilis sedangkan perusahaan susu Alamina ini memerlukan kedele varitas Anjasmoro sehingga pada saat produksi pihak perusahaan tidak mau membeli karena tidak sesuai dengan permintaan mereka, akhirnya petani dengan produksi yang banyak dan waktu yang bersamaan menjual kedele dengan mengecer ke pabrik tempe dan ke penjual bubur tentu memerlukan waktu yang lama . Dalam hal ini pak oni dapat pembelajaran kalau semua yang kita kerjakan harus dengan perencanaan yang matang dan prinsip agribisnis itu adalah petani harus menanam sesuai dengan permintaan pasar .

Pada tahun 2012 pak Oni (pakai topi warna hitam ) sebagai Panitia Pelaksana Panen Raya Padi Organik ( SRI ) di desa Bojongsari yang dihadiri bapak Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan seperti pada gambar 1.

Gambar 3. Gubernur Jawa Barat pada acara Panen Raya Padi Organik

Page 18: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

14 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Pak oni telah mengembangkan dan membina 4 kelompok tani, selain itu juga beliau sebagai Pembina pada PKBM ( Pusat ketrampilan Belajar Masyarakat ) tingkat kecamatan, telah memberikan pelatihan / narasumber pada kelompok wanita tani di kecamatan Bojongsoang dengan materi pelatihan Pengolahan Ikan lele. Dalam pelatihan ini adalah memanfaatkan ikan lele yang afkiran dari penjualan ke penjual pecal lele karena ukurannya terlalu besar atau yang ukuran 3 ekor/kg dapat diolah menjadi abon lele, nugget lele, rolade, dan keripik lele . Untuk kripik lele dapat memanfaatkan kulitnya saja, selain itu limbah nya dapat dimanfaatkan menjadi makanan ikan lele juga yaitu memanfaatkan duri dan kepala ikan lele sisa olahan tadi dengan mengolah difermentasi dan kemudian menjadi pakan ikan lele yang masih merumur 1 minggu-1 bulan.

Pada tahun 2013 acara Hari Krida Pertanian yang diadakan di Kabupaten Bandung pak Oni mendapat penghargaan sebagai petani unggulan kegiatan M-KRPL untuk kabupaten Bandung yang dihadiri bapak Bupati Kabupaten Bandung seperti yang terlihat pada gambar 2.

Dalam kegiatan KRPL ini selain tanaman Pohpohan yang diunggulkan pak Oni adalah tanaman Cengek, dari hasil tanaman KRPL dan pembudidayaan ikan lele yang diusahakannya keluarga pak Oni telah terbantu penambahan biaya sebesar Rp, 500.000/ bulan .

Berawal dari kesusahan dimana kolam ikan lele nya yang sering terkena banjir dan menghanyutkan seluruh isi kolam, pak oni mempunyai kreatifi tas dengan membuat kolam ikan kecil dengan

Gambar 4. Pak Oni bersama Bupati Kabupaten Bandung

Page 19: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

15Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

bahan kayu, bambu, dedak dan terpal dibuat bentuk bundar dengan jari- jari 1 meter sehingga apabila ditempatkan dihalaman rumah masih kelihatan artistik ( seperti pada gambar 3.)

Gambar 5. Kolam ikan lele

Pak Oni mempunyai 4 buah kolam buatan , satu kolamnya berisi 3000 ekor bibit lele, setelah umur 2 minggu ikan lele dipindahkan ke tiga kolam lainnya berisi 1000 ekor/kolam, kemudian setelah 4 bulan produksinya diperoleh 50 kg /kolam hasilnya cukup memuaskan sehingga dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi .

Suka dukanya dalam pertanian sering mengalami musim banjir karena lokasinya memang di daerah banjir , pada tahun 2013 dalam 1 musim pernah 5 kali melakukan persemaian akibat banjir tetapi pak Oni tetap semangat dan mau mencoba kembali .

Masih banyak lagi keinginan yang ingin diwujudkan oleh pak Oni dalam meningkatkan pertanian yang berbasis agribisnis khususnya di wilayahnya desa Bojongsari, kecamatan Bojongsoang kabupaten Bandung apalagi saat ini pak oni saat ini sudah terdaftar menjadi calon penyuluh swadaya ( daftar tunggu ) . Hal ini dapat terwujud dengan adanya dukungan dari anggota kelompok tani yang dibinanya dan juga dukungan dari keluarga . Semoga harapan tersebut dapat terwujud dan menjadi kenyataan .

Gambar 6. Pak Oni beserta istri diantara tanaman KRPL

Page 20: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

16 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Tidak hanya Ayam, Sayuranpun Dikandangkan !Titiek Maryati S dan Iyan Septiana

Kegiatan M-KRPL di Kabupaten Majalengka dilaksanakan di Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji, meliputi 2 RW yaitu RW 3 dan RW 4 dengan masing-masing RW terdiri atas 5 RT. Semua warga memiliki halaman rumah dan secara umum lahan pekarangannya telah dimanfaatkan, tapi belum optimal. Sebelum kegiatan dilaksanakan dilakukan survey. Hasil survey menunjukkan bahwa lokasi cukup strategis dan respon masyarakat serta petugas lapangan menerima dengan baik kedatangan tim yang melakukan survey awal. Hanya yang menjadi masalah adalah banyaknya ayam-ayam yang berkeliaran di sekitar halaman dan hampir semua ibu-ibu sanggup mengatasi ayam serta petugas di wiayah tersebut berjanji akan berkoordinasi dengan kepala desa dan tokoh masyarakat.

Akhirnya ditetapkanlah wilayah KWT “Mina Sejahtera” yang beranggotakan 25 orang, menjadi lokasi M-KRPL. Setelah kegiatan sosialisasi, maka dibangunlah Kebun Bibit Desa (KBD) yang dilakukan secara gotong royong dengan dominasi dari ibu-ibu anggota KWT. Pelatihan dan bimbinganpun dilakukan secara bertahap di KBD yaitu pelatihan pembuatan kompos, persemaian, pembumbunan, transplanting dan pengendalian hama penyakit tanaman serta distribusi benih sayuran.

Selain pengembangan sumber benih/bibit di KBD untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan, juga dilakukan penataan rumah contoh. Dalam penataan rumah contoh awalnya sebanyak 10 rumah, sekarang seluruh anggota KWT sudah mengikuti kegiatan KRPL. Keluhan yang dihadapi ibu-ibupun sama seperti hasil pada waktu survey awal, yaitu bulan April 2013 adanya ayam yang

Page 21: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

17Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

berkeliaran di sekitar pekarangan.

Akhirnya Ibu Ria Nindita sebagai pembina di wilayah Cikalong bersama Ibu Mimin sebagai KCD Perikanan bermusyawarah dengan Kepala Desa dan tokoh masyarakat serta pengurus KWT. Hasil musyawarah, karena ternak ayam tersebut sudah ada duluan di Cikalong dan ibu-ibu kesulitan untuk mengandangkan ayam tersebut, maka ayam-ayam tersebut tetap dibiarkan berkeliaran di sekitar pekarangan.

Sebagai jalan keluarnya, ibu-ibupun berinisiatif untuk meninggikan vertikultur sebagai wadah polybag yang berisi sayuran. Upaya tersebut tidak membuahkan hasil karena ayam-ayam dapat terbang dan makan sayuran yang berada di vertikultur (rak bertingkat). Akhirnya ibu-ibu bersepakat untuk mengandangkan tanaman sayuran yang ada di pekarangan. Jadi...... bukan hanya ayam yang dikandangkan, sayuranpun turut dikandangkan !. Dan cara ini cukup ampuh untuk menanggulangi ayam yang berkeliaran.

Akhirnya....... perkembangan KRPL di KWT “Mina Sejahtera” sekarang sudah bertambah menjadi 39 KK dengan komoditas yang ditanam pada pekarangan sebanyak 26 jenis tanaman sayuran dengan manfaatnya untuk konsumsi sehari-hari dan kegiatan sosial bagi tetangga yang membutuhkan sayuran.

Gambar 7. Pagar bambu di pekarangan untuk pengamanan tanaman dari gangguan ternak ayam

Page 22: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

18 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Tidak Perlu Menunggu Petugas Petani Juga DapatMengaksesSendiri ……..!!!Ratima Sianipar dan IGP Alit Diratmaja

Selama ini, banyak petani melakukan pemupukan hanya berdasarkan kebiasaan atau rekomendasi umum tanpa melihat kondisi setempat. Akibatnya, bila ternyata dosisnya kurang, produksi tidak maksimal. Atau sebaliknya dosis berlebih, boros biaya pupuk dan tanaman mudah rebah serta rentan serangan hama dan penyakit. Kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan “ International Rice Research Institute” (IRRI) telah menghasilkan perangkat lunak teknologi pemupukan hara spesifi k lokasi (PHSL) yang bisa diakses melalui HP. Untuk memudahkan petani memperoleh rekomendasi pemupukan, Badan Litbang Pertanian telah mengembangkan pula model aplikasi pemupukan melalui ponsel yang disebut dengan PHSL HP. Melalui PHSL HP, petani dapat menghubungi telepon nomor 135 secara gratis selanjutnya mengikuti petunjuk dari jawaban suara. Petani dapat memilih salah satu dari lima bahasa (Bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, dan Bugis) dengan

Gambar 8. Keterangan petunjuk kontak nomor bebes pulsa untuk sistem pakar rekomendasi pemupukan hara spesifi k lokasi

Page 23: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

19Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

menekan nomor yang sesuai pada “keypad” telepon, kemudian petani diharuskan menjawab lima pertanyaan sederhana dengan memijit “keypad”dan akan menerima rekomendasi pemupukan melalui SMS dari ponsel mereka.

Rekomendasi PHSL melalui HP dapat diperoleh dengan cara menghubungi nomor bebas pulsa 135. Pertanyaan dirancang seringkas mungkin agar petani tidak merasa jenuh karena terlalu lama melakukan kontak dengan server. Oleh karena itu, rekomendasi melalui HP ini hanya berlaku pada kondisi (1) sawah terletak di dataran rendah, (2) pola tanam petani dua kali padi sawah per tahun, (3) varietas padi yang ditanam adalah padi inbrida atau non-hibrida yang berumur sama dengan IR64 atau Ciherang, (4) umur bibit sekitar 21 hari, dan (5) sisa tunggul jerami sekitar 25 cm. Adapun pertanyaan yang terkandung dalam PHSL HP adalah sebagai berikut:Jika sawah Anda di Jawa atau Bali, tekan angka satu.Jika tidak, tekan angka dua.1. Jika sawah Anda di Jawa atau Bali, tekan angka satu. Jika tidak,

tekan angka dua.2. Jika sekitar 0,1 ha, tekan angka satu; jika 0,2 ha, tekan angka dua;

jika 0,3ha, tekan angka tiga; jika 0,4 ha, tekan angka empat; jika 0,5 ha, tekan angka lima; jika sawah lebih dari 0,5 ha, pilih satu ukuran lalu kalikan sehingga sesuai luasnya.

3. Pilih musim tanam yang akan dilaksanakan. Jika musim hujan, tekan angka satu, musim kemarau tekan angka dua.

4. Pada musim hujan, berapa biasanya hasil gabah kering panen sebelum dipotong bawon: jika sekitar 5 ton per ha, tekan angka satu; jika 6 ton, tekan angka dua; jika 7 ton, tekan angka tiga; jika 8 ton, tekan angka empat; jika 9 ton atau lebih, tekan angka 5. Pada musim kemarau, berapa biasanya hasil gabah kering panen sebelum dipotong bawon: jika sekitar 5 ton per ha, tekan angka satu; jika 6 ton, tekan angka dua; jika 7 ton, tekan angka tiga; jika 8 ton, tekan angka empat; jika 9 ton atau lebih per ha, tekan angka 5.

Page 24: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

20 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

5. Jika akan menggunakan pupuk Phonska, tekan angka satu; Pelangi, tekan angka dua; Kujang, tekan angka tiga.

Setelah menjawab semua pertanyaan, petani akan menerima rekomendasi pemupukan untuk lahan sawahnya melalui sms.

Mengapa PHSL sangat penting diterapkan petani?

“Penggunaan PHSL di Jawa misalnya, mampu meningkatkan produktivitas padi sampai 0,6 ton/ha,” jelas Haryono, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Haryono menggambarkan, kalau penerapan PHSL di kalangan petani mencapai 20% dengan areal tanam padi seluas 14 juta ha, akan didapatkan penambahan produktivitas sebesar 0,6 ton/ha pada 2,8 juta ha lahan padi. Artinya, kita akan mendapat tambahan produksi padi mencapai 68 juta ton. “Untuk mencapai surplus 10 juta ton beras, kontribusi IVR atau PHSL ini sangat signifi kan,”

Selanjutnya, petani juga mendapat tambahan keuntungan sebesar Rp1,1 juta/ha untuk di Jawa dan Rp0,85 juta/ha bagi petani di luar Jawa. “Teknologi inovasi yang sederhana seperti ini harus kita kembangkan terus menerus supaya usaha tani lebih efektif dan efi sien. Yang akhirnya berujung pada keuntungan petani dan kesehatan lahan,” sambungnya bersemangat. Haryono berharap, hingga 2014 mendatang, aplikasi PHSL bisa mencapai 30% - 40% luas lahan pertanaman padi di Indonesia

Penerapan rekomendasi PHSL secara luas sangat ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak, terutama Dinas Pertanian dan instansi penyuluhan di daerah. Pelatihan penerapan PHSL melalui HP nomor 135 ini telah dilaksanakan pada kegiatan pendampingan mendukung SLPTT tahun 2013 di Kabupaten Bandung. Petani yang hadir 60 orang terdiri dari anggota kelompok tani dan 10 orang petugas ( PPL ) Kab. Bandung. Pada acara pelatihan ini peserta yang hadir sangat antusias sekali mempraktekannya di lapangan. Umpan balik dari petani berdasarkan hasil penerapan PHSL HP no 135, sangat positif dan menggembirakan, karena dianggap praktis dan dipercaya.

Page 25: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

21Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Selamat mencoba…..

Gambar 9. Pelatihan PHSL HP no 135 di Kab. Bandung

Page 26: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

22 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

MENGENAL HAMA PENGGEREK BATANG PADI

(SUNDEP/BELUK)

Saeful Hodijah, S.ST , BP4K Kabupaten Bogor

Hama Penggerek batang padi merupakan hama penting tanaman padi karena jika menyerang fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah anakan dan jika menyerang fase generatif hama ini secara nyata merusak malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen.

Terdapat empat spesies hama penggerek batang padi yaitu::1. Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)2. Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)3. Penggerek batang padi bergaris ( Chilo supressalis)4. Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens)

Imago aktif pada malam hari dan terbang kesawah untuk meletakkan telur. Pada siang hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi dibalik daun padi atau gulma disekitar tanaman. Penggerek batang padi mampu terbang sejauh 2 km. Imago sangat tertarik pada cahaya dan mudah tertangkap oleh lampu perangkap saat malam gelap. Betinanya mampu bertelur hingga 200-300 butir dalam masa hidupnya selama 4 hari.

Gambar 10. Spesies hama penggerek batang padi

Page 27: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

23Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Telur diletakkan berkelompok, terdiri dari 5-200 butir per kelompok pada daun atau seludang daun. Bentuk telur, kelompok telur, dan tempat meletakkan telur bervariasi sesuai dengan spesiesnya.

Larva yang baru ditetaskan sering menggantungkan tubuhnya pada daun padi dengan benang sutera dan bila tertiup angin akan berpindah ke tanaman lainnya. Mereka kadang-kadang juga membuat tabung dari potongan daun, lalu menjatuhkan diri ke air dan berenang ke tanaman lain. Larva muda memakan daun atau seludang daun. Larva-larva instar selanjutnya masuk keseludang daun dan makan diantara seludang daun dan tangkai malai beberapa hari sebelum masuk kedalam batang. Larva yang lebih tua masuk kedalam batang dan makan pada bagian dalam batang di dekat pangkalnya. Larva instar terakhir didalam batang dapat bergerak turun kebawah permukaan tanah untuk berdiapose kalau keadaan tidak menguntungkan.Pupa terbentuk didalam batang beberapa centimeter dibawah permukaan tanah. Imago keluar dari pupa dan merangkak keluar dari lobang keluar yang telah dibuat sebelumnya oleh larva sebelum menjadi pupa.

Kalau serangan terjadi pada vase vegetatif maka daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala ini biasa disebut sebagai SUNDEP. Kalau serangan terjadi pada fase generatif, maka malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva. Gejala serangan pada tahap ini disebut BELUK.

Di Indonesia Penggerek Batang Padi merupakan salah satu hama utama tanaman padi yang dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan hasil. Sampai saat ini di Indonesia telah dikenal enam jenis penggerek batang padi, yaitu penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Walker (Pyralidae)), Penggerek batang padi putih (S. innotata Walker (Pyralidae)), Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens Walker (Noctuidae), Penggerek batang padi bergaris (Chilo suppressalis Walker (Pyralidae)),

Page 28: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

24 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Penggerek padi berkepala hitam (C. polychrysus Meyrick (Pyralidae)) dan Penggerek padi berkilat (C. auricilius Dudgeon (Pyralidae)).Penggerek S. incertulas merupakan jenis yang paling luas penyebarannya dan paling dominan di Jawa, Bali, Lampung dan kalimantan Selatan, kemudian diikuti oleh jenis S. inferens, C. suppressalis dan S. innotata.

Sejak tahun 1912, penggerek batang padi putih dinyatakan sebagai jenis hama padi yang paling merusak di Pulau Jawa. Selama periode 40 tahun (1900 - 1940) tercatat terjadi eksplosi penggerek padi putih sebanyak 9 kali, kemudian eksplosi yang cukup luas terjadi lagi pada tahun 1990 di Jawa Barat, yakni di kabupaten Indramayu, Subang dan Karawang.Penggerek batang padi mempunyai daerah sebar yang luas. Penyebaran penggerek ini terutama di daerah tropika dengan aktivitas ngengat penggerek mencapai puncaknya pada suhu 21.6 - 30,6 OC, dengan kelembaban nisbi 82.7 % dan peletakkan telur mencapai maksimum pada hari-hari hujan dengan suhu tinggi.

Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya.

Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang.Sumber : BBPadi Sukamandi

Page 29: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

25Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

KBD DAN RPL MENINGKATKAN KINERJA KWT

KUNCUP MEKARSiti Lia M. dan Taemi Fahmi

Kelompok Wanita Tani (KWT) Kuncup Mekar pernah mengalami masa vacuum kegiatan karena tidak adanya kegiatan yang menuntut anggota untuk berperan aktif. Kehadiran Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Desa Sukarapih menjadi pendorong menggeliatnya kegiatan KWT Kuncup Mekar.

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi dan koordinasi kegiatan dengan Dinas Instansi terkait dan Kelompok Wanita Tani. Sosialisasi dan koordinasi dilakukan untuk meyamakan persepsi mengenai rencana kegiatan, sehingga petani mengerti maksud dan tujuan dilaksanakan pengkajian KRPL. KRPL merupakan salah satu kegiatan Badan Litbang Pertanian yang bertujuan agar setiap rumah tangga mampu untuk memenuhi pangan dan gizi keluarga, mendiversifi kasikan pola pangan keluarga yang berbasis sumberdaya lokal, dan melestarikan tanaman pangan masa depan yang berpangkal pada penigkatan pendapatan keluarga.

Pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD) bertujuan untuk menyediakan bibit tanaman yang dibutuhkan oleh rumah tangga yang terlibat dalam kegiatan KRPL. KBD juga berperan sebagai tempat pembelajaran bagi anggota KWT terutama dalam budidaya tanaman sayuran, karena BPTP selain memfasilitasi sebagian sarana yang diperlukan untuk membangun KBD dan RPL juga memberikan pembinaan dalam teknologi budidaya tanaman sayuran di lahan pekarangan.

Anggota KWT Kuncup Mekar aktif dalam melaksanakan kegiatan di KBD, mulai dari pembuatan media tanam, penyemaian, pembumbunan hingga penanaman di polibag. Pemeliharaan KBD

Page 30: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

26 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

yang cukup menyita waktu anggota KWT dalam pelaksanaannya di dukung oleh pembentukan kelembagaan KBD. Organisasi pelaksanaan kegiatan perawatan KBD disusun berdasarkan musyawarah dan mufakat. Pembentukan organisasi tersebut dilaksanakan dalam bentuk pembinaan petani dengan materi pembentukan organisasi perawatan KBD. Organisasi perawatan KBD dibentuk berdasarkan kebutuhan operasional KBD. Berdasarkan kegiatan yang ada di KBD maka disepakati organisasi KBD terdiri atas : 1). Penanggungjawab, mempunyai tugas mengawasi dan bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di KBD, 2) Seksi Produksi, bertugas mengkoordinir dalam pembibitan dan pembumbunan, 3) Seksi Pencatatan, mengkoordinir jumlah dan jenis tanaman yang disebarkan ke RPL dan pengembangannya, 4) Seksi Pemeliharaan, mengkoordinir pemeliharaan persemaian dan bumbunan setiap hari di KBD. Sie Pemeliharaan perlu membuat jadwal piket anggota KWT yang bertugas setiap hari memelihara dan mengamati kondisi KBD dan 5) Seksi Pemasaran, mengkoordinir hasil panen RPL untuk dipasarkan secara bersama-sama sehingga menghasilkan produk bersama yang mempunyai nilai komersil.

Berdasarkan kebutuhan operasional KBD tersebut di atas maka diperoleh susunan pengurus KBD sebagai berikut :

Tugas dari Seksi Pemeliharaan adalah memelihara tanaman yang ditanam di KBD, pelaksanaan pemeliharaan tanaman perlu dilakukan

Gambar 11. Struktur Organisasi Kepengurusan KBDGambar 11. Struktur Organisasi Kepengurusan KBD

Page 31: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

27Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

setiap hari, seperti penyiraman dan pemeliharaan persemaian dan bumbunan. Kegiatan tersebut akan melibatkan seluruh anggota kelompok, untuk mengatur jadwal penugasan anggota kelompok yang bertugas setiap hari, maka disusun jadwal tugas oleh Seksi Pemeliharaan, dimana setiap hari terdapat 2 orang anggota yang bertugas memelihara KBD.

Pembentukan organisasi KBD bertujuan untuk menjaga keberlangsungan operasional KBD. Diharapkan dengan terus berjalannya operasionalisasi KBD, tanaman yang dibudidayakan di KBD dapat terus berkembang. Dengan berkembangnya budidaya tanaman di KBD dapat menjadi pemicu perkembangan KBD, sehingga fungsi dari KBD sebagai penyedia bibit bagi anggota kelompok maupun non anggota kelompok dapat berjalan dengan baik. Dengan terlayaninya kebutuhan bibit tanaman, diharapkan penyebaran RPL berlangsung lebih cepat.

Untuk meningkatkan kinerja KWT maka disepakati komoditas utama yang akan dikembangkan adalah komoditas yang memiliki nilai jual seperti bawang daun. Setiap RPL wajib menanam bawang daun untuk kemudian dipanen dan dijual secara berkelompok, sehingga masing-masing RPL memiliki penghasilan secara ekonomi dari halaman pekarangannya. Pola ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman sehinga dapat dirasakan manfaatnya bagi petani yang pada akhirnya meningkatkan pola pangan harapan (PPH).

Gambar 12. Kebun Bibit Desa

Page 32: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

28 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Gambar 13. Rumah Pangan Lestari (RPL)

Gambar 14. Pembinaan Kelompok

Gambar 15. Kegiatan Kelompok di KBD

Page 33: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

29Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

KWT “MAWAR” Dusun Karang Mekar, Desa

Cikopo, Kabupaten Purwakarta bergerak

menuju usaha pembibitan tanaman sayuranBambang Sunandar dan Karsidi Permadi

“HABIS GELAP TERBITLAH TERANG” mungkin istilah itu cocok untuk menggambarkan kondisi ibu-ibu anggota KWT “Mawar” di Dusun Karang Mulya, Desa Cikopo, Kec. Bungursari, Kab. Purwakarta, pada saat ini. Ketika Program M-KRPL belum ada, di dusun ini, kegiatan ibu-ibu rumah tangga hanya sebatas kegiatan pos yandu dan pengajian, tidak ada kegiatan yang dapat menunjang terhadap pendapatan keluarga. Padahal rata-rata rumah warga memiliki pekarangan yang luas dan belum dimanfaatkan secara optimal. Pekarangan rumah warga rata-rata ditanami tanaman tahunan seperti rambutan,mangga, nangka, kedondong, dll, tetapi masih ada ruang pekarangan yang belum dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga atau minimal dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga.

Sejak masuknya Program M-KRPL di Desa ini awal bulan Maret 2013, terlihat perubahan yang mencolok pada kegiatan ibu-ibu rumah tangga, yang diwadahi dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar. Perubahan itu terlihat pada aktivitas ibu-ibu yang banyak di KBD dalam merawat tanaman, dan di pekarangan rumahnya masing-masing. Memang pada awal kegiatan sangat sulit untuk melibatkan anggota KWT yang belum terbiasa dengan KRPL dalam kegiatan pembuatan kompos, penyemaian benih, pembumbunan, pemindahan bibit ke polybag, pemeliharaan tanaman, yang tentunya memerlukan waktu, ketelatenan, dan kesabaran dari ibu-ibu anggota KWT. Setelah kegiatan berjalan selama 3 bulan terjadi perkembangan yang cukup signifi kan. Berkat obrolan dari mulut-kemulut, dan melalui kunjungan dari beberapa warga di luar Desa Cikopo, keberadaan Kebun bibit Desa (KBD) mulai mendapat perhatian dari para petani sayuran di sekitar Desa Cikopo maupun dari Kab. Karawang. Permintaan akan

Page 34: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

30 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

bibit sayuran seperti cabai besar, cabai rawit, terung hijau, dan bunga kol mulai berdatangan.

Anggota KWT pun mulai semangat dan tertarik melihat banyaknya permintaan akan bibit sayuran. Kegiatan di KBD yang pada awalnya sepi dan hanya beberapa orang saja yang terlibat, menjadi ramai oleh aktivitas ibu-ibu KWT dalam membuat bumbunan bibit dan menyemaikan benih sayuran sesuai dengan permintaan. Tidak ada waktu senggang yang terbuang percuma, yang sebelumnya hanya diisi dengan kumpulan ibu ibu dengan obrolan yang tidak jelas, sekarang telah beralih menjadi kegiatan yang positif yang menghasilkan. Jumlah permintaan bibit tanaman sayuran dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1. Daftar permintaan bibit sayuran ke KBD “Mawar”

No. Jenis Tanaman Jumlah Pemesan Ket1. Terong panjang

hijau/Milano2.000 Ujang (Desa

Cikopo)Belum terpenuhi (kesulitan benih)

2. Cabe merah besar 1.000 Ita (Desa Cikopo) Sedang proses penyemaian benih

3. Terong panjang hijau/Milano

1.500 Henda (Desa Cikopo

Belum terpenuhi (kesulitan benih)

4. Cabe merah besar 1.000 Karawang Baru terpenuhi 160 bibit

5. Cabe rawit hijau 1.000 Karawang Baru terpenuhi 160 bibit

6. Bunga Kol 1.500 Karawang Sedang proses penyemaian benih

Dari Tabel 1, terlihat bahwa permintaan terhadap bibit tanaman sayuran yang mempunyai nilai jual tinggi yaitu cabai merah besar, cabai rawit, terong panjang hijau, dan bunga kol rata-rata 1000 bibit. Sampai dengan bulan Juli permintaan yang baru terpenuhi adalah cabai merah besar dan cabai rawit hijau dengan jumlah masing-masing 160 bibit dengan harga Rp.250,-/bibit (umur 2 minggu). Pemesan bibit adalah para petani sayuran di wilayah purwakarta dan Karawang. Melihat potensi permintaan bibit tanaman sayuran yang

Page 35: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

31Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

cukup besar tersebut, menjadikan peluang usaha bagi anggota KWT dalam membantu perekonomian keluarganya.

Gambar 16. Kegiatan ibu-ibu anggota KWT Mawar di KBD

Page 36: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

32 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pupuk KomposRatima Sianipar

Jerami padi termasuk salah satu limbah pertanian ( bahan organik ) yang cukup melimpah setelah panen padi . Bahan organik ini biasanya dibakar setelah kering. Sebenarnya jerami padi dapat diolah menjadi kompos untuk digunakan sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan fi sik, kimia dan biologi tanah. Karena terjadi efi siensi dalam penggunaan pupuk buatan, produktivitas tanah meningkat, produksi padi meningkat dan produknya bersifat organik bebas dari bahan kimia beracun , berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Promi adalah pengurai atau dekomposer yang sangat efektif untuk mengolah jerami menjadi kompos. Diharapkan dengan teknologi ini petani dapat menekan input produksi.

Pembuatan Kompos Dengan Promi

Bahan dan alat yang dibutuhkan:Jerami• Tali• Promi• Ember/drum• Air• Cetakan dari papan• Sabit• Gembor• Parang• Garpu/cangkul•

Dosis:

Untuk 1 kg promi dapat digunakan jerami sebanyak 1000 kg

Gambar 17. Dekomposer Promi

Page 37: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

33Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Proses Pembuatan

Masukkan air ke dalam ember/drum kurang lebih 200 ltr untuk o 1 ton jerami dan campur promi 1 kg aduk rata.Siapkan cetakan bambu ukuran 2 m x 1 m x 1mo Masukkan jerami selapis demi selapis sekitar 20 - 25 cm ( apabila o jerami terlalu kering rendam dahulu 4 - 6 jam)

Siramkan larutan promi dengan alat gembor secara merata dan o diinjak-injak sampai padat, ulangi lagi sampai jerami habis

Setelah cetakan penuh buka cetakan

Tutup tumpukan jerami dengan terpal , diikat dan diberi pemberat o diatas plastic

Tumpukan jerami dibiarkan 2 - 4 mingguo

Pengamatan

Setelah 2 minggu lakukan pengamatan, plastik dibuka

Ciri pengomposan baik apabila terjadi penurunan tinggi tumpukan, tidak berbau menyengat, jerami mulai melunak, dipegang terasa panas dan tidak kering

Apabila tumpukan tidak menurun dan jerami kering dapat ditambahkan lagi air secukupnya dan apabila berbau menyengat dan tumpukan terlalu basah , dapat ditancapkan bambu yang telah dilubangi untuk menambah aerasi kemudian tutup kembali dan biarkan 2 minggu lagi

Gambar 18. Proses pembuatan kompos dari jerami padi

Page 38: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

34 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Ciri – Ciri Kompos Telah Matang

B erwarna coklat kehitamanLunak dan mudah dihancurkan

Suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan (30oC)Tidak berbau menyengat dan volume menyusut hingga kurang lebih setengahnya.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

Apabila tumpukan tidak panas dan jerami kelihatan kering, maka tambahkan air secukupnyaApabila bau menyengat dan tumpukan terlalu basah, maka tancapkan bambu yang telah dilubangi untuk menambah aerasi, dan jika perlu lakukan pembalikan.

Kandungan Hara Dalam Kompos

Kandungan unsur hara dalam kompos jerami (kandungan hara berdasarkan berat kering kompos) adalah sbb:Rasio C/N : 18,88 kadar air (%): 55 C-Organik (%): 35,11, K2O: 5,35 % N

(%): 1,86, P2O5 (%): 0,21, Air : 55%

Gambar 19. Setelah di beri larutan dekomposer, jerami di tumpuk lalu di bungkus terpal untuk proses fermentasi selama 2 minggu

Page 39: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

35Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Efi siensi Penggunaan Air Melalui Teknik

Pengelolaan Air Pada Tanaman Padi Sawah1

Darojat Prawiranega2, Ani Suryani3

Pemberian air pada petakan irigasi sering terjadi kelebihan yang menyebabkan banyaknya air yang terbuang sehingga terjadi inefi siensi di lapangan. Oleh karena itu perlu suatu sistem pemberian air irigasi yang lebih efi sien. Dalam hal ini air yang disalurkan ke lahan harus tepat waktu dan jumlah dengan yang dibutuhkan tanaman pada lahan sawah.

Pada umumnya petani menganggap bahwa padi adalah tanaman air sehingga memerlukan air genangan. Hal ini tidak menimbulkan masalah jika ketersediaan air irigasi dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan air di sumber-sumber air (bendung dan waduk) pada saat ini telah mengalami gangguan akibat perubahan iklim dan diperburuk lagi dengan adanya degradasi lingkungan, di sisi lain kebutuhan air selain untuk tanaman padi semakin meningkat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Air yang berlebihan atau kurang akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berbuah secara optimum. Pengelolaan pemberian air irigasi ke petak sawah perlu disesuaikan dengan kebutuhan tanaman sebagai fungsi jenis dan umur tanaman, cara pemuliaan tanaman serta jenis tanah dan permukaan air tanah.

Ketepatan pemberian air irigasi (fungsi, jumlah dan waktu) akhirnya akan memberikan pengaruh terhadap hasil panen yang optimum. Praktek pemberian air irigasi oleh petugas juru pintu kadang-kadang masih berlebihan karena adanya permintaan petani yang kurang memahami arti pentingnya ketepatan. Petani masih beranggapan bahwa tanaman padi perlu digenangi selama hidupnya. Praktek semacam ini mengakibatkan pemborosan air irigasi di satu sisi dan hasil panen yang kurang optimum di sisi yang lain.

Page 40: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

36 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Efi siensi Penggunaan Air melalui Teknik Pengelolaan Air

Dalam penerapan cara budidayanya, petani dapat memilih beberapa inovasi, mulai dari sistem Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT), System of Rice Intensifi cation (SRI), Intensifi kasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT-BO), atau tabela.

Pada dasarnya, teknologi-teknologi budidaya tersebut tidak menggunakan air berlebihan. Pada sistem PTT misalnya, dilakukan pengairan intermitten (berselang). Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan air sebaik mungkin. Bila air dikelola secara baik, maka areal tanam yang terairi akan bertambah. Demikian pula teknologi SRI, yang merupakan usahatani padi sawah irigasi secara intensif dan efi sien dalam pengelolaan tanah, tanaman, serta air. Melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal serta berbasis pada kaidah ramah lingkungan, penghematan penggunaan air bisa mencapai 40%.

Teknologi IPAT-BO mempunyai beberapa keunggulan. Yaitu hemat air 25%, hemat bibit 25%, hemat pupuk kimia 50%, dan panen lebih awal 7-10 hari. Potensi produksi padi juga diklaim bisa mencapai 20 ton per ha. Penghematan air juga terjadi pada sistem tabela. Secara teori antara tabela dengan sistem pindah tanam, kebutuhan airnya berbeda. Pada sistem tanam pindah, yang ditanam adalah bibit sehingga perlu air untuk penggenangan. Jika tidak digenangi, maka bibit akan mati. Sedangkan pada tabela, biji yang ditanam akan tumbuh dalam situasi aerob, dan bila digenangi akan mati, jadi diperlukan kondisi yang tidak tergenang.

Beberapa teknik pengairan, antara lain pengairan dengan teknik berselang, gilir giring, dan basah kering menghemat pemakaian air hingga 30%. Teknik pengairan berselang prinsifnya: air di areal pertanaman diatur pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian dalam periode tertentu. Teknik gilir giring: air didistribusikan 4-5 hari sekali kalau debit air sungai sekitar 40%. Teknik basah kering

Page 41: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

37Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

menggunakan paralon berlubang untuk menentukan kapan sawah perlu diairi. Pada saat tanaman dalam fase berbunga, ketinggian air di areal pertanaman dipertahankan sekitar 3-5 cm.

1. Irigasi macak-macak di lahan sawah

Petani biasanya menggenangi lahan sawah secara terus-menerus (continous fl ow) hingga ketinggian air mencapai 15 cm. Irigasi macak-macak adalah teknik pemberian air yang bertujuan membasahi lahan hingga jenuh tanpa tergenangi hingga mencapai ketinggian tertentu. Teknik irigasi ini efi sien dalam penggunaan air dibandingkan dengan pengairan secara terus-menerus. Beberapa penelitian menunjukkan hasil tanaman padi yang mendapat irigasi macak-macak tidak berbeda nyata dengan yang mendapat genangan tinggi secara terus-menerus. Penurunan genangan dari 10-15 cm menjadi 5-7 cm selain mengurangi penggunaan air irigasi juga dapat meningkatkan hasil tanaman. Efi siensi penggunaan air berperan penting dalam peningkatan nilai ekonomi produksi pertanian pada lahan beririgasi. Efi siensi penggunaan air dengan pengairan macak-macak 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan penggenangan secara terus-menerus.

Metode macak-macak ditujukan untuk mengurangi laju resapan air ke dalam tanah, rembesan, dan tekanan akibat perbedaan tinggi air sehingga kebutuhan air irigasi dapat dikurangi. Hasil penelitian Balai Besar Tanaman Padi Sukamandi, pengairan macak-macak pada seluruh fase pertumbuhan padi tidak mengurangi produksi gabah. Pengairan macak-macak bahkan meningkatkan efi siensi penggunaan air 40%-50% dibandingkan dengan cara digenangi terus-menerus.

2. Irigasi bergilir (rotational irrigation)

Irigasi bergilir merupakan teknik pengairan tanaman pada luasan tertentu dan untuk periode tertentu, sehingga areal tersebut menyimpan air yang dapat digunakan hingga periode pengairah berikutnya. Pengairan dengan sistem bergilir tidak menurunkan hasil padi dan bahkan cenderung meningkat.

Page 42: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

38 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Pada metode gilir giring, Interval waktu pemberian air dijadikan dasar dalam merancang sistem pergiliran air pada suatu wilayah tersier, bila debit air di saluran sekunder berada di bawah normal. Batas kritis selang hari pengairan untuk padi sawah adalah 4 hari. Di atas batas itu, varietas padi unggul baru akan mengalami penurunan hasil. Dengan menerapkan cara ini, areal sawah yang dapat diairi pada musim kemarau menjadi dua kali lipat.

3. Irigasi berselang (alternate wett dry irrigation)

Sistem irigasi berselang merupakan teknik pengairan tanaman pada lahan sawah dengan volume tertentu, dan pengairan berikutnya dilakukan pada periode tertentu pula setelah genangan air surut. Irigasi berselang ini dapat meningkatkan produktivitas padi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pengairan secara terus-menerus dan irigasi bergilir. Dengan irigasi berselang hasil padi meningkat 7% dibanding hasil pada lahan yang digenangi terus menerus, sementara hasil padi dengan irigasi bergilir meningkat 2%. Kebutuhan air irigasi untuk sistem penggenangan terus-menerus mencapai 725 mm, sedangkan untuk rigasi bergilir dan berselang masing-masing 659 mm dan 563 mm.

Metode basah kering (sistem paralon), yang dikembangkan IRRI bekerjasama dengan BB Padi, pada dasarnya mengatur pemberian air sesuai kebutuhan tanaman padi. Cara ini dipraktikkan mulai tanam hingga satu minggu sebelum tanaman berbunga. Sawah diairi apabila kedalaman muka air tanah mencapai 15 cm, yang diukur dari permukaan tanah. Kedalaman muka air ini merupakan batas aman pengairan sistem basah kering. Kondisi itu dapat diketahui dengan bantuan alat sederhana dari paralon yang dibenamkan ke dalam lahan sawah.

Menurut Agus Guswara, peneliti metode basah kering di BB Padi, sistem paralon banyak memberikan manfaat bagi petani, antara lain, tanaman padi lebih tahan rebah karena sistem perakaran lebih dalam. Selain itu, pada kondisi basah kering, serapan hara dari pemupukan menjadi tinggi, dan menekan keracunan tanaman akibat akumulasi besi (Fe) dalam tanah.

Page 43: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

39Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Bila dikombinasikan dengan pengendalian gulma cara manual dan pemupukan, maka pupuk dapat bercampur dengan tanah, alhasil penggunaan pupuk lebih efi sien. Manfaat lainnya ialah mampu menghambat perkembangan hama Penggerek Batang, Wereng Cokelat, Keong Mas, dan penyakit Busuk Batang, serta busuk Pelepah Daun.

Salah satu alternatif teknologi dalam pengelolaan air (water management) adalah alternate wetting and drying (AWD) atau Pengairan Basah Kering (PBK). Teknologi ini telah diadaptasi di negara-negara penghasil padi seperti China, India, Philipina, dan Indonesia. Secara umum, penggunaan teknologi ini tidak menyebabkan penurunan hasil yang signifi kan dan dapat meningkatkan produktivitas air.

Page 44: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

40 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

POHPOHAN (Pilea trinervia) MASKOT M-KRPL

KABUPATEN BANDUNGIGP. Alit Diratmaja, Susi Mindarti, Sumarno Tedy dan Ratima Sianipar

Tanaman Lalap Pohpohan (Pilea trinervia)

merupakan sumber gizi, vitamin, protein dan sekaligus sebagai sumber mata pencaharian sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu dipelihara, dijaga, dan dipertahankan kelestariannya.

Dalam khasanah tataboga masyarakat Sunda, sudah punya pasangan masing-masing. Lalap pohpohan beserta kawan-kawannya sesama lalap, sangat cocok dipadukan dengan sambal terasi dan lauk ikan asin.

Lalap adalah sumber kekayaan alam yang tak boleh diremehkan. Budi daya tanaman lalap tradisional jika digarap sungguh-sungguh akan memberi kontribusi terhadap masyarakat luas dalam mengatasi krisis ekonomi berkepanjangan.

Hamparan bumi Jawa Barat memang kaya raya oleh aneka jenis tanaman lalap, mulai dari puncak gunung samapaidataran rendah dan bentangan pesawahan.Ratusan atau mungkin ribuan macam tumbuhan yang daun, buah, atau bijinya dapat dijadikan lalap. Di hutan-hutan misalnya, terdapat tanaman bunut, koang, kosambi, putat, reundeu, kihapit, mareme dan takokak.

Gambar 20. Tanaman pohpohan siap panen

Page 45: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

41Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Budi daya lalap pohpohan dan aneka lalap lainnya sudah dikembangkan di kegiatan M-KRPL Kabupaten Bandung (Gambar 2). Selain sebagai memenuhi kebutuhan rumah tangga, lalap pohpohan dapat mendatangkan hasil bagi keluarga setempat. Pohpohan dipilih sebagai tanaman utama dan maskot M-KRPL Kabupaten Bandung, karena dapat menghasilkan dalam waktu relatif singkat. Pohpohan mudah menanannya, mudah perawatannya

dan mudah pemasarannya.Dari mulai tanam hingga panen, hanya membutuhkan waktu tiga bulan. Bibitnya pun cukup satu kali tanam, sebab setelah dipanen dengan cara memeotong dengan dengan guntung atau pisau,tunasnya akan tumbuh terus terus. Jadi kelestarian diharapkan, angat terterjaga. Sekali tanam yang subur dan bagus, akan terus menerus bisa panen. Pohponan juga ramah lingkungan, tidak tergantung dengan pupuk kimia, jadi cukup dengan pupuk kandang atau kompos sampah dari sekitar lingkungan rumah.

Pohpohan dulu tumbuh liar, tidak pernah dibudidayakan dan diperjualbelikan. Siapa yang ingin, tinggal petik. Tapi beberapa petani mulai mencoba memeliharanya dalam pola tanam tumpangsari. Ternyata bagus, tumbuh subur, dan ketika ditawarkan ke pasar, laku keras. Cara menanamnya mudah sekali, tinggal menancapkan steknya ke tanah yang sudah dicangkul, diberi pupuk kandang atau kompos sekali sebulan, kemudian tinggal menuggu panen. Prospek cerah lapap pohpohan terlihat dari banyaknya rumah makan atau restoran “Khas Sunda” di Kabupaten Bandung.Prospek penanaman dan pemasaran aneka jenis lalap tentu sangat cerah sebab tak mungkin rumah makan atau restoran khas Sunda tidak menyajikan berbagai lalap berikut sambalnya.

Gambar 21. Pucuk pohpohan yang enak dilalap

Page 46: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

42 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH MENENAM POPOHAN

Perkembangan jumlah rumah yang menanam pohpohan di Desa Bojongsari, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. 2012 sangat m e n g g e m b i r a k a n (Gambar 3). Dari awalnya hanya satu rumah pada bulan Apri 2012 yang menanam tanaman pohpohan kemudian b e r k e m b a n g perlahan tapi pasti menjadi 42 rumah yang dengan senang hati menanamnya.

PEMANFAATAN TANAMAN POHPOHAN

Pemanfaatan tanaman pohpohan di Desa Bojongsari, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. 2012 (Gambar 4). Pada awalnya tanaman pohpohan yang ditanam dipekarangan rumah hanya dimanfaatkan sebagai konsumsi keluarga saja. Setelah pertanaman berkembang baik dan makin banyak, pemanfaatnya berkembang tidak saja dikonsumsi untuk rumah tangga saja, tetapi bermanfaat s e b a g a i k e b u t u h a n sosial tetangga s e k i t a r n y a .Setalah bulan ke lima di desa B o j o n g s a r i ditanam popohan,

13

5

13

25

36 36

42

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Apr Mei Jun Jul Agu Sep Nop Des

Jum

lah

Rum

ah (u

nit)

Gambar 3. Perkembangan jumlah rumah yang menanam pohpohan di Desa Bojongsari, Bojongsoang, Kabupaten

Bandung. 2012

Rumah

Page 47: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

43Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

mulailah pemanfaatannya berkembang menjadi keomoditas lalapan yang laku dijual. Pada awalnya pemasaran lalap pohpohan dilakukan melalui pedagang sayur keliling lingkungan.

PREFERENSI PESERTA M-KRPL TERHADAP TANAMAN

POHPOHAN

Preferensi p e s e r t a M - K R P L t e r h a d a p b e b e r a p a t a n a m a n p e k a r a n g a n di Desa B o j o n g s a r i , Bojongsoang, K a b u p a t e n B a n d u n g . 2012 (Gambar 5). Hasil diskusi dan w a w a n c a r a dengan anggota peserta M-KRPL desa Bojongsari, menyatakan bahwa preferensi terbesar anggotanya adalah terhadap tanaman pohpohan. Alasan mereka memilih tanaman popohan adalah karena senang makan lalap pohpohan, mudah menanamnya, tidak merepotkan, dan kalau hasilnya tanamannya banyak laku dijual.

CARA PENYAJIAN YANG AMAN

Makan lalapan pohpohan dengan sambal terasi beserta nasi beraroma daun pandan yang masih hangat mengebul merupakan kenikmatan luar biasa bagi penggemar masakan Sunda. Jenis sayuran yang umum dimakan sebagai lalapan mentah lebih berisiko dibandingkan dengan lalapan matang. Faktor-faktor yang perlu

Page 48: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

44 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

diperhatikan dalam mengonsumsi lalapan mentah adalah:1. Residu pestisida. Lalapan pohpohan dapat dlonsumsi jika masa

tunggu antara waktu terakhir pemakaian pestisida dengan waktu panen sekitar 1-5 minggu. Masa tunggu tersebut tergantung dari jenis pestisida yang digunakan. Masa tunggu pada pestisida yang bersifat sistemik (terserap ke dalam bahan) lebih lama daripada pestisida nonsistemik (hanya menempel di permukaan). Pestisida yang sukar larut dalam air memiliki masa tunggu lebih lama dibandingkan dengan pestisida yang mudah larut dalam air.

2. Pencucian harus sempurna, dilakukan dengan teknik yang benar.

3. Kualitas air pencuci. Air yang bersih adalah air yang tidak berwarna, berbau dan berasa, serta bebas dari mikroba patogen. Sumber air yang tidak bersih sering tercemar oleh berbagai kontaminan, terutama bakteri penyebab penyakit infeksi, seperti penyakit tifus oleh bakteri Salmonella typhi, disentri oleh Shigella dysentriae, kolera oleh Vibrio cholerae, dan tuberkulosis oleh Mycobacterium. Untuk lebih amannya, cuci lalapan dengan air matang.

4. Jangan mengkonsumsi lalap popohan yang terkontaminasi bakteri berbahaya akibat penggunaan pupuk organik atau senyawa racun alami

Page 49: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

45Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

CAPLAK RODA PORTABLE MEMUTAR UNIT USAHA PELAYANAN JASA ALSINTAN (UPJA)

Atang Muhammad Safei

Hasil penelitian menyebutkan bahwa sistem tanam jajar legowo 2:1 mampu meningkatkan produktivitas padi sebesar 20% dibanding

sistem tegel. Prinsip sistem tanam legowo 2:1 adalah membuat tanaman berada di pinggir semua. Tanaman yang berada di pinggir menerima banyak sinar matahari sehingga produksi lebih tinggi dan kualitas gabah lebih baik. Walaupun demikian, adopsi teknologi sistem tanam ini belum berjalan seperti yang diharapkan.

Salah satu kendala adopsi teknologi sistem tanam jajar legowo 2:1 adalah ketersediaan caplak legowo untuk membuat garis pola jarak tanam yang masih terbatas. Permintaan caplak legowo 2:1 akan lebih meningkat seiring dengan gencarnya Kementerian Pertanian melakukan berbagai program dan kegiatan yang berkaitan dengan pemasyarakatt teknologi jajar legowo 2:1 pada petani. Kegiatan tersebut akan berimplikasi pada perubahan pengetahuan dan minat petani terhadap sistem tanam jajar legowo 2:1. Hal ini didukung pula oleh kebijakan Gubernur Jawa Barat yang berupaya sistem tanam jajar legowo 2:1 diterapkan oleh seluruh petani di Propinsi Jawa Barat.

UPJA sebagai lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar kelompok tani/gapoktan harus memanfaatkan momentum meningkatnya permintaan caplak legowo 2:1 ini. Selain hanya membutuhkan modal yang relative kecil, pembuatan caplak

Gambar 22. Caplak roda portable untuk tanam jajar legowo

Page 50: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

46 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

legowo 2:1 ini tidak terlalu sulit. Usaha pembuatan caplak legowo 2:1 sangat potensial dikembangkan oleh UPJA karena UPJA sudah mempunyai hubungan dengan banyak kelompok tani. Kelompok tani mempunyai banyak anggota yang membutuhkan caplak legowo untuk membuat garis tanam maupun jasa untuk membuat garis pola jarak tanam. Sehingga potensi pemasaran sangat terbuka lebar.

Saat ini, jenis caplak legowo yang berada di masyarakat adalah caplak biasa. Dengan caplak biasa ini, petani harus melakukan penarikan secara horizontal dan vertical. Hal ini dirasa kurang efektif dan efi sien. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya terobosan. Salah satunya adalah modifi kasi caplak legowo biasa menjadi caplak roda portable. Caplak ini lebih efektif dari caplak biasa yang digunakan oleh petani eksisting. Dengan caplak roda portable ini, petani dapat membentuk garis pola jarak tanam potongan vertikal dan horizontal yang bisa dilakukan sekali tarik sehingga pembuatan garis pola jarak tanam dua kali lebih cepat dari caplak biasa. Selain itu, caplak roda ini juga bisa digunakan untuk berbagai macam ukuran jarak tanam serta luas lahan pertanian.

Permintaan caplak roda portable semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya petani yang mau menerapkan sistem tanam jajar legowo. Hal ini bisa menjadi peluang usaha yang sangat bagus. Usaha penjualan ataupun penyewaan caplak legowo menjadi sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi unit pelayanan baru di UPJA. Bahkan dengan sedikit tambahan sumber daya, UPJA bisa menawarkan jasa pembuatan garis pola jarak tanam untuk sistem tanam jajar legowo.

Modal yang dibutuhkan untuk membuat caplak roda ini tidaklah terlalu besar. Bahan yang diperlukan adalah papan ukuran 2 cm x 20 cm x 30 cm, skrup, kaso 2 batang, pipa leter “T”, paralon dan paku. Sedangkan alat yang diperlukan di antaranya gergaji, meteran, golok, penyuguh, jangka, tatah, bor kayu dan pensil. Cara kerja pembuatan caplak roda portable ini hampir sama dengan pembuatan caplak roda biasa. Perbedaannya terletak pada setiap pipa sambungan leter “T” diberi mur dan baut sehingga bisa dilepas dan lebih mudah dipindahkan. Roda untuk caplak juga dapat disesuaikan dengan luas sawah sehingga menjadi lebih efektif dan efi sien.

Page 51: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

47Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013

Page 52: Pelindung : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ...jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Menu_Publikasi/... · seperti bekas bungkus minyak goreng, botol minuman, ember

48 Buletin Diseminora Volume 9 Tahun 2013