pelayanan transportasi laut di pulau panjang...

14
PELAYANAN TRANSPORTASI LAUT DI PULAU PANJANG KOTA BATAM DALAM KERANGKA GOOD GOVERNANCE Neli Rosnida (email : [email protected]) Dian Prima Safitri, S.AP.,MPA ([email protected]) Edison, S.AP., MPA (email : [email protected]) Abstrak Masalah dari transportasi laut di Pulau Panjang Kota Batam yaitu kurang layaknya sarana transportasi laut tersebut seperti kurangnya pelampung keselamatan, kapasitas penumpang yang berlebihan, serta belum adanya asuransi keselamatan penumpang sehingga sangat mengancam keselamatan penumpang dan meresahkan hati orang tua yang anaknya bersekolah di seberang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelayanan transportasi laut di Pulau Panjang Kota Batam dalam kerangka Governance, serta untuk mengetahui karakteristik kepemerintahan yang baik dalam pelayanan transportasi laut di Pulau Panjang dalam kerangka good governance. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriftif kualitatif, Kemudian dianalisis dengan secara kualitatif yaitu dengan teknik analisis reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Lokasi Penelitian di Pulau Panjang Kelurahan sijantung Kecamatan Galang Kota Batam. Informan penelitian berjumlah 9 orang dan 1 orang sebagai key informan.Teori yang digunakan dalam penelian ini adalah teori Good Governance, yaitu Pemerintah Masyarakat, dan pihak swasta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan transportasi laut di Pulau Panjang bergerak karena adanya interaksi dari ketiga aktor yang terlibata pertama, pemerintah yaitu Dinas Perhubungan yang menyediakan alat-alat keselamatan dan Dinas Pendidikan sebagai aktor yang terlibat dalam pemberian bantuan biaya transportasi siswa Pulau Panjang yang merupakan penumpang utama transportasi tersebut. Kedua, pihak swasta yaitu pemilik transportasi laut yang menyediakan transportasi laut tersebut. Ketiga, masyarakat Pulau panjang selaku penumpang dan penikmat jasa transportasi laut tersebut. Jika dilihat dari prinsip good governance responsivitas pemerintahnya memang sudah ada namun tidak berkelanjutan dan tidak ada pengawasan dari pihak pemerintah da partisipasi masyarakat yang masih sangat rendah sehingga aspirasi-aspirasi mereka tidak disampaikan kepada pemerintah serta sarana transportasi yang dimiliki pihak swasta juga belum efektif dan efisien untuk dijadikan sarana transportasi masyarakat. kesimpulan dari penelitian ini bahwa interaksi dari ketiga aktor yang terlibat dalam pelayanan transportasi laut di Pulau panjang belum berjalan sesuia tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) sehingga transportasi laut tersebut tidak layak dijadikan transportasi masyarakat karena mengancam keselamatan penumpang atau penikmat jasa transportasi laut tersebut. Saran dari penelitian ini perlu adanya survey dan pengawasan dari pihak pemerintah sehingga mengetahui kondisi transportasi masyarakat di Pulau Panjang. Kata Kunci : Pelayanan Publik, Transportasi, Governance

Upload: dinhdang

Post on 01-Apr-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PELAYANAN TRANSPORTASI LAUT DI PULAU PANJANG KOTA BATAM DALAM

KERANGKA GOOD GOVERNANCE

Neli Rosnida

(email : [email protected])

Dian Prima Safitri, S.AP.,MPA

([email protected])

Edison, S.AP., MPA

(email : [email protected])

Abstrak

Masalah dari transportasi laut di Pulau Panjang Kota Batam yaitu kurang layaknya sarana

transportasi laut tersebut seperti kurangnya pelampung keselamatan, kapasitas penumpang yang

berlebihan, serta belum adanya asuransi keselamatan penumpang sehingga sangat mengancam

keselamatan penumpang dan meresahkan hati orang tua yang anaknya bersekolah di seberang.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelayanan transportasi laut di Pulau Panjang Kota Batam

dalam kerangka Governance, serta untuk mengetahui karakteristik kepemerintahan yang baik

dalam pelayanan transportasi laut di Pulau Panjang dalam kerangka good governance.

Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriftif kualitatif, Kemudian dianalisis dengan secara

kualitatif yaitu dengan teknik analisis reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

(verifikasi). Lokasi Penelitian di Pulau Panjang Kelurahan sijantung Kecamatan Galang Kota

Batam. Informan penelitian berjumlah 9 orang dan 1 orang sebagai key informan.Teori yang

digunakan dalam penelian ini adalah teori Good Governance, yaitu Pemerintah Masyarakat, dan

pihak swasta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan transportasi laut di Pulau Panjang bergerak

karena adanya interaksi dari ketiga aktor yang terlibata pertama, pemerintah yaitu Dinas

Perhubungan yang menyediakan alat-alat keselamatan dan Dinas Pendidikan sebagai aktor yang

terlibat dalam pemberian bantuan biaya transportasi siswa Pulau Panjang yang merupakan

penumpang utama transportasi tersebut. Kedua, pihak swasta yaitu pemilik transportasi laut yang

menyediakan transportasi laut tersebut. Ketiga, masyarakat Pulau panjang selaku penumpang dan

penikmat jasa transportasi laut tersebut. Jika dilihat dari prinsip good governance responsivitas

pemerintahnya memang sudah ada namun tidak berkelanjutan dan tidak ada pengawasan dari

pihak pemerintah da partisipasi masyarakat yang masih sangat rendah sehingga aspirasi-aspirasi

mereka tidak disampaikan kepada pemerintah serta sarana transportasi yang dimiliki pihak

swasta juga belum efektif dan efisien untuk dijadikan sarana transportasi masyarakat. kesimpulan

dari penelitian ini bahwa interaksi dari ketiga aktor yang terlibat dalam pelayanan transportasi

laut di Pulau panjang belum berjalan sesuia tata kelola kepemerintahan yang baik (good

governance) sehingga transportasi laut tersebut tidak layak dijadikan transportasi masyarakat

karena mengancam keselamatan penumpang atau penikmat jasa transportasi laut tersebut. Saran

dari penelitian ini perlu adanya survey dan pengawasan dari pihak pemerintah sehingga

mengetahui kondisi transportasi masyarakat di Pulau Panjang.

Kata Kunci : Pelayanan Publik, Transportasi, Governance

Abstrak

The problem of sea transportation in Pulau Panjang City of Batam is less like the sea

transportation such as lack of safety buoy, excessive passenger capacity, and the absence of

passenger safety insurance so it is very threatening to the safety of passengers and disturb the

hearts of parents whose children attend school across. The purpose of this research is to know

sea transportation service in Pulau Panjang City of Batam within Governance framework, and

to know good governance characteristic in sea transportation service in Pulau Panjang in the

framework of good governance.

The type of research used is qualitative descriptive, then analyzed by qualitative with data

reduction analysis techniques, data presentation, and conclusion (verification). Research Sites in

Pulau Panjang Kelurahan sijantung Kecamatan Galang Batam City. Informant of the study

amounted to 9 people and 1 person as key informant. The theory used in this research is the

theory of Good Governance, the Government Society, and the private sector.

The results of this study indicate that sea transportation services in Pulau Panjang move because

of the interaction of the three actors who first involved, the government is the Department of

Transportation that provides safety tools and the Office of Education as an actor involved in

providing transportation assistance for students of Pulau Panjang which is a passenger Main

transport. Secondly, the private sector is the owner of sea transportation that provides the sea

transportation. Third, the long island community as a passenger and connoisseurs of sea

transportation services. When viewed from the principle of good governance, the government's

responsiveness is already existing but not sustainable and there is no supervision from the

government and the participation of the community is still very low so that their aspirations are

not submitted to the government and the means of transportation owned by private parties is also

not effective and efficient to Used as a means of public transportation. Conclusion from this

research that interaction of three actors involved in sea transportation service in Long Island

has not run according to good governance governance so that sea transportation is not suitable

for public transportation because it threatens the safety of passengers or connoisseurs of sea

transportation services. Suggestions from this research need to be survey and supervision from

government side to know condition of public transportation in Pulau Panjang.

Keywords: Public Service, Transportation, Governance

PENDAHULUAN

Pembukaan undang-undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 mengamanatkan bahwa

tujuan didirikan Negara Republik

Indonesia antara lain adalah untuk

memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Amanat tersebut mengandung makna

negara berkewajiban memenuhi

kebutuhan setiap warga negara melalui

suatu sistem pemerintahan yang

mendukung terciptanya

penyelenggaraan pelayanan publik

yang prima dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar dan hak setiap warga

negara atas barang publik dan jasa

publik.

Mewujudkan kesejahteraan

warga negara adalah tujuan dari

didirikan suatu pemerintahan, dalam

hal hal ini untuk mewujudkan

kejahteraan warga negara dibutuhkan

kerjasama dan interaksi dari

pemerintah, masyarakat, dan pihak

swasta atau prinsip governance.

Governance merupakan suatu sistem

nilai, kebijakan dan kelembagaan

dimana urusan-urusan ekonomi, sosial,

dan politik dikelola melalui intraksi

antara masyarakat, pemerintah, dan

sektor swasta.

Salah satu bentuk pelayanan

publik yang harus dilaksanakan oleh

pemerintah adalah pemenuhan

kebutuhan transportasi masyarakat.

Hal ini menuntut penyedia jasa

transportasi, pemerintah dan

masyarakat untuk meningkatkan

kualitas pelayanan yang lebih baik

sehingga memberikan kepuasan,

kenyaman, dan jaminan keselamatan

bagi pengguna jasa transportasi

tersebut. Secara umum transportasi

merupakan perpindahan manusia atau

barang dari suatu tempat ketempat

lainnya dengan menggunakan sebuah

kendaraan yang digerakkan oleh

manusia atau mesin. Transportasi

digunakan untuk memudahkan

manusia dalam melakukan aktivitas

sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi

menjadi tiga yaitu, transportasi darat,

laut, dan udara.

pulau panjang merupakan

pulau yang terletak di Kota Batam

Kelurahan Sijantung Kecamatan

Galang, Pulau Panjang memiliki

jumlah penduduk sebanyak 278 kepala

keluarga dengan mayoritas mata

pencarian penduduknya nelayan. Pulau

tersebut merupakan pulau kecil ysng

ada di Kota Batam, transportasi laut

sangat menunjang aktivitas masyarakat

Pulau Panjang seperti dalam bidang

perekonomian dan bidang pendidikan.

Transportasi laut di Pulau

Panjang disediakan oleh pihak swasta

yaitu salah satu masyarakat Pulau

Panjang yang berbentuk kapal kayu

dengan ukuran 12meter x 2meter

dengan biaya Rp. 5.000 / siswa dan

Rp. 8.000 untuk penumpang umum.

Setiap harinya kapal penyeberagan

tersebut mengangkut siswa yang

bersekolah karena siswa merupakan

penumpang yang berdominan lebih

banyak, selain mengangkut siswa

kapal penyeberangan tersebut juga

mengangkut penumpang umum serta

barang sandang dan pangan yang di

angkut dari Kota Batam. tujuan kapal

penyeberangan tersebut ke pulau yang

satu daratan dengan kota yaitu Pulau

Galang dengan jarak tempuh 30 menit

jika cuaca dalam keadaan baik. Ukuran

kapal penyeberangan ini seharusnya

hanya bisa menampung 25 orang

penumpang saja, sedangkan sisa dari

pulau Panjang sekitar 50 orang siswa

ditambah lagi dengan penumpang

umum. Hal ini menyebabkan mereka

harus bersempitan karena ukuran

pompong yang tidak sesuai dengan

jumlah penumpang.

Pelayanan transportasi laut di

Pulau Panjang juga ada interaksi dari

pemerintah yaitu dinas perhubungan

Kota Batam yang memberikan alat-alat

keselamatan berupa pelampung

keselamatan, karena penumpang

transportasi tersebut berdominan siswa

yang bersekolah di seberang maka

dinas pendidikan Kota batam juga

memberikan bantuan kepada ssiswa

hinterland di Kota Batam termasuk

siswa dari Pulau Panjang. Namun

transportasi laut di Pulau Panjang

dikatagorikan kurang layak karena

ukuran dan kondisi pompong yang

tidak sebanding dengan banyaknya

penumpang sehingga selalu terjadi

kepenuhan peumpang, kurangnya alat-

alat keselamatan atau pelampung

keselamatan serta belum adanya

asuransi keselamatan penumpang.

Keterbatasan dan kelangkaan

alat transportasi tersebut menyebabkan

keresahan hati penumpang dan orang

tua yang anak-anaknya bersekolah di

seberang, ditambah lagi belum adanya

asuransi jiwa dari pemerintah untuk

menjamin keselamatan siswa yang

menyeberang. Ad apun musim angin

kencang yang harus di hadapi

penumpang yaitu :

1. Angin utara, bulan januari dan

februari

2. Angin selatan, bulan juni, agustus,

dan September

3. Angin barat, bulan oktober,

November, dan desember

Transportasi laut di Pulau

Panjang dikatagorikan kurang layak

karena alasan sebagai berikut :

1. Ukuran dan kondisi kapal yang

tidak sebanding dengan banyaknya

jumlah penumpang, sehingga

selalu overload.

2. Kurangnya alat pengamanan atau

pelampung

3. Belum adanya asuransi

keselamatan penumpang

Dalam mencapai tujuan

pelayanan dan good governance yang

diharapkan masyarakat, pemerintah

seharusnya merespon masalah ini,

karena transportasi merupakan salah

satu bidang yang ada dalam pelayanan

publik. Apalagi transportasi yang

berhubungan dengan pendidikan yang

juga merupakan salah satu bidang

pelayanan publik yang harus dilayani

pemerintah sesuai kebutuhan dan

aspirasi masyarakat.

Maka penulis terdorong untuk

mengadakan penelitian terhadap

penyediaan transportasi laut Pulau

Panjang Kota Batam karena kurang

efektifnya transportasi yang di miliki

masyarakat pulau panjang untuk

penyeberangan, oleh karena itu penulis

mengambil judul :

“Pelayanan Transportasi Laut di

Pulau Panjang Kota Batam Dalam

Kerangka Good Governance”

LANDASAN TEORITIS

Governance merupakan suatu

sistem nilai, kebijakan, dan

kelembagaan dimana urusan-urusan

ekonomi, sosial, dan politik dikelola

melalui interaksi antara masyarakat,

pemerintah, dan sektor swasta.

Paradigma ini mengutamakan

mekanisme dan proses dimana para

warga masyarakat dan kelompok dapat

mengartigulasikan kepentingannya,

memediasi berbagai perbedaan-

perbedaannya, dan menjalankan hak

dan kewajibannya. Pemerintah

diharapkan dapat memainkan perannya

dalam menciptakan lingkungan politik

dan hukum yang kondusi, sementara

sektor swasta memainkan perannya

dalam menciptakan lapangan

pekerjaan, dan pendapatan, sedangkan

masyarakat madani (civil society)

menyelenggarakan interaksi sosial

dalam politik secara sehat. Pendek

kata, esensi dari paradigma ini adalah

memperkuat interaksi antara ketiga

aktor tersebut dalam mempromosikan

people-centered development

(Cheema, 2007 : 34-35).

Aktor-aktor Good Governance

menurut World Conference on

Governance, UNDP (1999) ( dalam

Sedarmayanti, 2009: 278) antara lain :

1. Negara/pemerintah: konsepsi

kepemerintahan pada dasarnya

adalah kegiatan-kegiatan

kenegaraan, tetapi lebih jauh dari

itu melibatkan pula sektor swasta

dan kelembagaan masyarakat

madani. Peran pemerintah melalui

kebijakan puliknya sangat penting

penyimpangan yang terjadi

didalam pasar dapat dihindari.

Negara sebagai salah satu unsur

governance, didalamnya termasuk

lembaga politik dan lembaga

sektor publik. Peran pemerintah

melalui kebijakan publiknya sangat

penting dalam memfasilitasi

terjadinya mekanisme pasar yang

benar sehingga penyimpangan

yang terjadi didalam pasar dapat

dihindari.

2. Sekor swasta: pelaku sektor swasta

mencakup perusahaan swasta yang

aktif dalam interaksi dalam sistem

pasar, seperti: industri pengelolaan

perdagangan, perbankan, koperasi

termasuk kegiatan sektor informal.

3. Masyarakat madani: kelompok

masyarakat dalam konteks

kenegaraan pada dasarnya berada

diantara atau ditengah-tengah

antara pemerintah dan

perseorangan, yang mencakup baik

perseorangan maupun kelompok

masyarakat yang berinteraksi

secara sosial, politik dan ekonomi.

Good Governance

memungkinkan adanya kesejajaran

peran antara ketiga aktor diatas.

Sebagaimana dalam pengembangan

kapasitas Good Governance, ada yang

disebut dengan perubahan dalam

distribusi kewenangan yaitu telah

terjadi distribusi kewenangan yang

tadinya menumpuk dipusat untuk

didesentralisasikan kepada daerah,

masyarakat, asosiasi dan berbagai

kelembagaan yang ada dimasyarakat.

Artinya saat ini pemerintah bukanlah

satu-satunya aktor dalam pengambilan

keputusan, masyarakat dan juga pihak

swastapun berkesempatan untuk

terlibat dalam pengambilan keputusan.

Kepemerintahan yang baik

menurut UNDP (1997) dalam

Sedarmayanti (2013: 282)

mengidentifikasikan lima karakteristik

yaitu :

a. Interaksi, melibatkan tiga mitra

besar: pemerintah, sektor swasta,

dan masyarakat madani untuk

melaksanakan pengelolaan

sumber daya ekonomi, sosial dan

politik.

b. Komunikasi, terdiri dari sistem

jejarig dalam proses pengelolaan

dan kontribusi terhadap kualitas

hasil.

c. Proses penguatan sendiri. Sistem

pengelolaan mandiri adalah kunci

keberadaan dan kelangsungan

keteraturan dari berbagai situasi

kekacauan yang disebabkan

dinamika dan perubahan

lingkungan, memberi kontrinbusi

terhadap partisipasi dan

menggalakkan kemandirian

masyarakat, dan memberi

kesempatan untuk kreativitas dan

stabilitas berbagai aspek

kepemerintahan yang baik.

d. Dinamis, keseimbangan berbagai

unsur kekuatan kompleks yang

menghasilkan persatuan, harmoni

dan kerjasama untuk pertumbuhan

pembangunan berkelanjutan,

kedamaian dan keadilan, dan

kesempatan merata untuk semua

sektor dalam masyarakat madani.

e. Saling ketergantungan yang

dinamis antara pemerintahan,

kekuatan pasar dan masyarakat

madani.

Lima karakteristik good

governance mencerminkan terjadinya

proses pengambilan keputusan yang

melibatkan stakeholders dengan

menerapkan prinsip good governance

yaitu partisipasi, transparansi,

berorientasi kesepakatan, kesetaraan,

efektif dan eisien, akuntabilitas, serta

visi dan misi. Sedangkan Lembaga

Administrasi Negara (LAN) (2003)

mengungkapkan prinsip-prinsip good

governance antara lain yaitu

akuntabilitas, transparansi, kesetaraan,

supremasi hukum, keadilan,

partisipasi, desentralisasi,

kebersamaan, profesionalitas, cepat

tanggap, efektif dan efisien, dan

berdaya saing.

Dewasa ini, governance

mendapatkan perhatian yang besar dari

berbagai negara melalui ajakan UNDP

dengan menggunakan istilah “good

governance”. Adapun karakteristik

good governance dari UNDP (dalam

Keban 2014 : 38-39) meliputi :

1. Participation yaitu bahwa semua

orang harus diberi kesempatan

untuk bersuara dalam mengambil

keputusan baik langsung atau

melalui institusi perantara yang

mewakili kepentingannya.

2. Rule of law yaitu bahwa aturan

hukum harus adil dan ditegakan

tanpa pandang bulu, termasuk

hukum yang mengatur hak-hak

asasi manusia.

3. Transparency yaitu bahwa

keterbukaan harus dibangun

diatas aliran informasi yang

bebas. Berbagai proses, institusi

dan informasi harus dapat diakses

oleh semua orang yang

berkepentingan.

4. Responsiveness yaitu bahwa

institusi-institusi dan proses yang

ada harus diarahkan untuk

melayani para pemangku

kepentingan atau stakeholder.

5. Consensus orientation yaitu

bahwa harus ada proses mediasi

untuk sampai kepada consensus

umum yang didasarkan atas

kepentingan kelompok, dan

sedapat mungkin didasarkan pada

kebijakan dan prosedur.

6. Equity yaitu bahwa semua orag

(baik laki-laki maupun

perempuan) memiliki kesempatan

yang sama untuk memperbaiki

dan mempertahankan

kesejahteraannya.

7. Effectiveness and efficiency yaitu

bahwa proses dan institusi-

institusi yang ada sedapat

mungkin memenuhi kebutuhan

masyarakat melalui pemanfaatan

terbaik (best use) terhadap

sumberdaya-sumberdaya yang

ada.

8. Accountability yaitu bahwa para

pengambil keputusan di instansi

pemerintah, sector publik dan

organisasi masyarakat madani

(civil society) harus mampu

mempertanggungjawabkan apa

yang dilakukan dan

diputuskannya kepada publik

sekaligus kepada pemangku

kepentingan.

9. Strategic vision yaitu bahwa para

pemimpin dan masyarakat publik

harus memiliki perspektif yang

luas dan jangka panjang terhadap

pembangunan manusia, dengan

memperhatikan latarbelakang

sejarah, dan kompleksitas sosial

dan budaya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian pada

penelitian ini adalah deskriptif

dengan pendekatan kualitatif yaitu

penelitian yang hanya memaparkan

dari hasil wawancara secara ilmiah dan

suatu gejala-gejala yang ada dengan

apa adanya pada saat sekarang.

Menurut Sugiyono (2007 : 15) bahwa

“data kualitatif adalah data yang

dinyatakan dalam bentuk kata,

kalimat, dan gambaran.” Dari data

yang telah terkumpul sesuai dengan

indikator permasalahan peneliti

mengolah dan menganalisa data-data

yang terkumpul tersebut menjadi data

yang sistematik, teratur dan terstruktur

sehingga mempunyai makna sesuai

permasalahan yang berkaitan dengan

Pelayanan Transportasi Laut di Pulau

Panjang Kota Batam Dalam Kerangka

Good Governance.

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data Pelayanan

Transportasi Laut di Pulau

Panjang Kota Batam Dalam

Kerangka Governance Hasil wawancara peneliti oleh

responden dengan melihat pelayanan

transportasi laut di Pulau Panjang

dalam kerangka governance. Good

governance sektor publik merupkan

tata kelola pemerintahan yang baik,

dengan melibatkan stakeholders,

berbagai kegiatan perekonomian,

sosial politik dan pemenfaatan

beragam sumber daya seperti sumber

daya alam, keuamgan, dan manusia

bagi kepentigan rakyat yang

dilaksanakan dengan menganut Prinsip

Responsivitas pemerintah, partisipasi

masyarakat, efektivitas dan efisiensi

sarana transportasi laut di Pulau

Panjang Kota Batam. Good

governance digerakan oleh iga domain

yaitu state (negara/pemerintahan),

private sector (sektor swasta/dunia

usaha), dan society (masyarakat).

1. Pemerintah (dishub dan disdik

Kota Batam) Transportasi Laut di Pulau

Panjang tersedia karena kesulitan

masyarakat akan sarana transportasi

yang memudahkan mereka berpergian,

sehingga terbentuklah transportasi

sederhana yang dikelola salah satu

masyarakat Pulau Panjang (sektor

swasta). Transportasi tersebut

sebenarnya belum layak disebut

transportasi untuk menggangkut orang,

selain kondisi kapal penyeberangan

yang sudah tua transportasi tersebut

juga memiliki ukuran yang kecil

sehingga tidak sesuai dengan jumlah

penumpang yang beraktivitas setiap

harinya. Oleh karena itu, peran dan

respon pemerintah sangat dihararapkan

karena transportasi merupakan salah

satu bidang pelayanan publik yang

seharusnya disediakan oleh

pemerintah.

Dinas Perhubungan merupakan

salah satu pemerintah yang terlibat

dalam pelayanan transportasi laut di

Pulau Panjang, sejak tahun 2011 pihak

dishub memeberikan bantuan berupa

alat-alat keselamatan yaitu pelampung

keselamatan sebanyak 38 buah

pelampung. Selain dishub, dinas

pendidikan Kota Batam juga ikut

terlibat dalam pelayanan transportasi

laut di Pulau Panjang karena

penumpang yang menumpangi

transportasi laut tersebut berdominan

siswa sehingga pihak disdik Kota

Batam memeberikan bantuan berupa

biaya trasnportasi siswa yang

menyeberang.

Dalam pemerintahan yang baik

pemerintah perlu menerapkan prinsip

responsivitas atau daya tanggap

terhadap kebutuhan masyarakat.

berikut prinsip responsivitas

pemerintah dalam menangapi masalah

transportasi laut di Pulau Panjang Kota

Batam.

Pelayanan transportasi laut di

Pulau Panjang dinas perhubungan

Kota Batam berperan dalam

penyediaan alat-alat keselamata seperti

pelampung keselamatan. Menurut hasil

wawancara kepada Kabit Laut Dishub

Kota Batam mereka setiap tahunya

memberikan bantuan alat-alat

keselamatan kepada pemilik jasa

transportasi masyarakat antar pulau

namun pada kenyataannya menurut

pemilik transportasi laut di Pulau

Panjang mereka baru mendapatkan

bantuan alat keselamatan berupa

pelambung keselamatan setelah 10

tahun bergeraknya transportasi laut

tersebut yaitu pada tahun 2011

sebanyak 38 buah pelampung.

Dinas pendidikan juga berperan

dalam pelayanan transportasi laut di

Pulau Panjang hal ini dikarenakan

banyaknya penumpang siswa yang

bersekolah di Galang, sehingga disdik

Kota Batam memberikan bantuan

berupa biaya transportasi laut siswa

hinterland termasuk siswa dari Pulau

Panjang. Dana bantuan tersebut

diberikan kepada pihak sekolah untuk

diberikan kepada pemilik transportasi

laut tersebut, biaya yang diberikan

oleh dinas perhubungan sekitar Rp.

3.000 / siswa.

Berdasarkan hasil wawancara

dengan pihak-pihak yang terlibat

mengenai bantuan biaya transportasi

siswa Pulau Panjang yang

menyeberang memang sudah

mendapat respon dari pemerintah kota

Batam, namun pada kenyataannya

bantuan tersebut sering terkendala di

waktu pencairan dana sehingga pihak

sekolah sering menunggak kepada

pemilik trasnportasi sampai biaya

tersebut keluar. Dalam hal ini

seharusnya bantuan tersebut

membantu masyarakat yang anaknya

bersekolah di seberang namun

kenyataannya menyulitkan pemilik

transportasi, seharunya pemerintah

menyalurkan dana bantuan tersebut /

bulan sehingga tidak menyulitkan

pihak-pihak yang terlibat seperti siswa

dan pemilik transportasi laut.

2. Masyarakat (penumpang

transportasi Laut di Pulau

panjang) Membangun Good Governance,

bukan hanya masalah memperbaiki

kondisi institusi pemerintah, kondisi

pelaku dalam masyarakat juga harus

mendapat perhatian. Dalam

pencapaian pemerintahan yang baik

interkasi dari masyarakat juga

dibutuhkan karena semua yang

dicantumkan dalam perencanaan

strategis pada dasarnya mengarah

kemasyarakat yaitu bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui pemerintahan yang

berorientasi pada kepentingan

masyarakat. oleh karena itu, prinsip

partisipasi masyarakat sangat

diperlukan dalam Good Governance.

Menurut tokoh masyarakat

Pulau Panjang selama ini memang

masyarakat belum pernah mengajukan

permohonan bantuan secara resmi

kepada pihak pemerintah dikarenakan

banyak pihak-pihak yang tidak

menginginkan hal itu karena merka

takut mata pencarian mereka

terganggu padahal harapan dari

masyarakat memang sangat ingin

transportasi laut yang lebih layak

sehingga perjalanan mereka aman dan

nyaman. Padahal harapan-harapan

masyarakat sangat berharap akan

tersedianya transportasi laut yang lebih

layak sehingga menjamin keselamatan

mereka ketika berpergian.

3. Pihak Swasta ( Pemilik

trasnportasi laut) Transportasi masyarakat Pulau

Panjang dikelola oleh pihak swasta,

terbentuknya transportasi tersebut

berawal dari keinginan masyarakat

untuk berpergian dan memenuhi

aktivitas ekonomi dan pendidikannya.

dalam penelitian ini peneliti melihat

dari prinsip Efektivitas dan Efisiensi

sarana transportasi yang dimiliki pihak

swasta tersebut sehingga bisa melihat

interaksi dari 3 domain (kerangka)

yang berinteraksi dalam Good

Governance.

Ukuran kapal penyeberangan

yang dimiliki pihak swasta 12meter x

2meter dengan biaya pp 5000 rupiah /

siswa dan 8000 rupiah penumpang

umum, di atas perahu itu mereka harus

duduk merapat dan bersempitan karena

ukuran pompong yang tidak sesuai

dengan jumlah penumpang. Ukuran

perahu (pompong) ini seharusnya

hanya bisa menampung 25 orang

penumpang saja, sedangkan siswa dari

pulau panjang sebanyak 54 orang

siswa ditambah lagi dengan

penumpang umum. Sering kali

penumpang yang menyebrang basah

karna terpaan ombak, Jika cuaca

sangat buruk mereka terpaksa tidak

sekolah karena kapal penyebrangan

tidak bisa memaksakan untuk

menyebrang.

B. Karakteristik Kepemerintahan

yang Baik Dalam Penyedian

Transportasi Laut di Pulau

Panjang Dalam Kerangka

Governance. Kepemerintahan yang baik,

menurut UNDP (1997) (dalam

Sedarmayanti 2013: 282)

mengidentifikasikan lima karakteristik:

1. Interaksi, melibatkan tiga mitra

besar : pemerintah (dishub Kota

Batam, disdik Kota Batam), sektor

swasta (pemilik transportasi laut di

Pulau panjang), dan masyarakat

madani (masyarakat Pulau

Panjang/penumpang transportasi

laut). ketiga aktor tersebut terlibat

dalam pelayanan transportasi laut

di Pulau Panjang, dishub Kota

Batam memberikan bantuan

berupa penyediaan alat-alat

keselamatan penumpang seperti

pelampung keselamatan dan disdik

Kota batam menyalurkan dana dari

Pemko Batam untuk diberikan

bantuan biaya transportasi laut

siswa hinterland termasuk siswa

Pulau panjang yang menyeberang

untuk pergi kesekolah, pihak

swasta menyediakan saranan

transportasi laut di Pulau Panjang

karena permintaan masyarakat

Pulau Panjang, dan masyarakat

sebagai aktor yang berkepentingan

yang menggunankan jasa

transportasi laut tersebut.

Berdasarkan wawancara dan

observasi dilapangan interaksi

ketiga aktor tersebut belum cukup

maksimal karena kondisi sarana

transportasi di Pulau Panjang

belum memenuhi standar

2. Komunikasi, berdasarkan hasil

wawancara dan observasi

dilapangan komunikasi dari ketiga

aktor yang terlibat dalam

transportasi laut di Pulau Panjang

masih rendah karena pihak

penyedia transportasi dan

masyarakat tidak menyampaikan

ke pihak pemerintah akan

kebutuhan transportasi masyarakat

yang lebih layak serta kurangnya

pengawasan dari pihak pemerintah

sehingga komunikasi tersebut tidak

berjalan dengan

semestinya/kurangnya komunikasi

antara pemerintah, masyarakat, dan

pihak swasta yang menyediakan

transportasi laut di Pulau Panjang.3

3. Proses penguatan sendiri.

Transportasi laut di Pulau panjang

terbentuk karena kebutuhan

masyarakat akan sarana

transportasi yang memudahkan

mereka berpergian dan beraktivitas

sehingga salah satu masrakat

menyediakan sarana tgransportasi

tersebut dengan seadanya. Namun,

transportasi yang disediakan oleh

pihak swasta itu belum memenuhi

standar kelayakan kapal

penyeberangan seperti yang

dikatakan kabit laut dishub Kota

Batam bahwa kapal penyeberangan

di Pulau Panjang sebenarnya bukan

kapal angkut penumpang atau

orang melainkan kapal angkut

barang sihingga belum memenuhi

persyaratan kapal penyeberangan.

4. Teknologi transportasi laut di Pulau

Panjang belum mengikuti

perkembangan zaman karena

transportasi tersebut seharusnya

bukan untuk penumpang

melainkan untuk angkutan barang.

Seharusnya sekarang sudah ada

teknologi khusus kapal pengangkut

penumpang sesuai standar

kelayakan kapal yang menjamin

kenyamanan dan keamanan

penumpang.

5. Masyarakat Pulau panjang sangat

bergantungan dengan pihak

penyedia jasa transportasi karena

jika tidak ada transportasi laut

disana sangat menghambat

kehidupan mereka karena

menyulitkan masyarakat untuk

berpergian serta memperoleh

pendidikan. Namun pada

kenyataannya pihak swasta/pemilik

transportasi laut disana belum

mampu untuk menyediakan

transportasi yang aman dan

nyaman dalam hal ini sangat

memerlukan bantuan dari pihak

pemerintah untuk lebih merespon

dan membantu dalam penyediaan

transportasi laut tersebut. Hal ini

menyebabkan saling

ketergantungan antara pemerintah,

pihak swasta pemilik transportasi,

dan masyarakat sebagai penggunan

jasa transportasi tersebut.

KESIMPULAN

1. Analisis Pelayanan Transportasi

Laut di Pulau Panjang Dalam

Kerangka Governance

Pelayana Trasnportasi Laut di

Pulau panjang Kota Batam bergerak

karena adanya interaksi dari

masyarakat, pihak swasta dan

pemerintah atau inberdasarkan

kerangka Good Governane. Berikut

domain yang terlibat dalam pelayanan

transportasi laut di Pulau panjang,

yaitu sebagai berikut :

1) Pemerintah

Melihat dari hasil wawancara

dan observasi pemerintah sudah

merespon atau membantu penyediaan

alat-alat keselamatan seperti

pelampung keselamatan, walaupun

jumlah pelampung itu kurang dari

jumlah penumpang setidaknya

pemerintah sudah membantu dalam hal

keselamatan.

Dinas Pendidikan Kota Batam

juga ikut memberikan bantuan berupa

biaya transportasi kepada siswa

hinterland termasuk siswa dari Pulau

panjang. Walaupun biaya tersebut

hanya diberikan kesebagian siswa

Pulau Panjang saja masyarakat yang

kurang mampu sangat terbantu.

2) Masyarakat

Melihat hasil dari wawancara

masyarakat kurang berpartisipasi

padahal tersedianya transportasi yang

layak merupakan harapan merka,

namun aspirasi mreka tidak

disampaikan kepada pemerintah

disebabkan ada pihak-pihak yang

mersa dirugikan jika tersedianya

transportasi dari pemerintah.

3) Pihak Swasta (Pemilik

Transportasi)

Pihak swasta penyedia jasa

transportasi laut di Pulau Panjang

belum cukup mampu untuk

menyediakan sarana transportasi

sesuai standar kelayakan transportasi

penumpang. Namun, karena takut

pemerintah mengambil alih mata

pencariannya mereka tidak

mempedulikan keselamatan

penumpang. Jika dilihat dari prinspi

efektivitas dan efisiensi

kepemerintahan yang baik sarana

transportasi laut tersebut tidak efektif

dan efisien untuk dijadikan

transportasi penumpang.

Wujud Good Governance

penyelengaraan pemerintah negara

yang solit, bertanggung jawab, efektif

dan efisien, dengan menjaga

kesinergian interaksi yang konstruktif

diantara domain negara, sektor swasta,

dan masyarakat Interaksi dari ketiga

pihak tersebut belum berjalan dengan

semestinya karena melihat dari kondisi

transportasi yang kurang layak

sehingga mengancam keselamatan

penumpang.

2. Karakteristik Kepemerintahan

yang Baik Dalam Penyedian

Transportasi Laut di Pulau

Panjang Dalam Kerangka

Governance.

a. Interaksi, interaksi dari ketiga

aktor yang terlibat belum cukup

maksimal karena peran

pemerintah terutama dishub masih

kurang dan belum berjalan secara

berkelanjutan serta partisipasi

masyarakatnya juga belum ada.

b. Komunikasi, dilihat dari belum

maksimalnya interaksi dari ketiga

aktor yang terlibat dalam

pelayanan transportasi laut di

Pulau Panjang bisa dipastikan

bahwa komunikasi dari ketiga

aktor tersebut belum berjalan

dengan semestinyan karena

kurang pengetahuannya

pemerintah dengan kondisi

transportasi laut di Pulau Panjang

serta partisipasi masyarakatnya

juga masih rendah sehingga

komunikasinya tidak berjalan

sesuai yang dimaksud dalam

kepemerintahan yang baik

c. Proses penguatan sendiri tanpa

pengawasan dari pihak

pemerintah yang kemudian

membuat belum layaknya standar

transportasi laut yang dimiliki

oleh pihak swasta.

d. Teknologi yang digunakan dalam

penyediaan transportasi laut di

Pulau Panjang masih sangat

sederhana sehingga belum sesuai

dengan standar kelayakan kapal

penyeberangan penumpang pada

umumnya.

e. Masyarakat pulau panjang sangat

ketergantungan dengan pihak

swasta, karena kurang

maksimalanya respon atau

bantuan yang diberikan

pemerintah padahal masyarakat

sangat membutuhkan respon yang

lebih dari pihak pemerintah.

SARAN 1. Pemerintah

Pemerintah seharusnya

mensurvei lokasi yang akan mereka

bantu sehingga mengetahui kondisi

tempat yang memerlukan bantuan dan

apasaja yang mereka butuhkan serta

mengawasi secara berkelanjutan

pelayanan transportasi yang disediakan

pihak swasta. Dalam hal transportasi

laut di Pulau Panjang diharapkan pihak

pemerintah menambah pelampung

keselamatan karena pelampung

tersebut hanya berjumlah 38 buah

pelampung semntara penumpang

setiap harinya berjumlah sekitar 50

orang penumpang, sehingga perlu

adanta tambahan pelampung sekitar 30

buah pelampung lagi. Pemerintah juga

seharusnya memeriksa kelengkapan

surat izin pemilik pompong dan

standar kelayakan pompong supaya tau

dengan jelas apakah transportasi

tersebut layak untuk mengangkut

masyarakat sesuai dengan standar

kelayakan kapal penyeberangan.

2. Masyarakat

Partisipasi masyarakat

diharapkan disampaikan kepemerintah

dengan melibatkan perangkat desa

sebagai salah satu jalur untuk

menyampaikan aspirasi masyarakat.

karena pemerintahan yang baik

terbentuk karena adanya partisipasi

masyarakat dan keikutsertaan

masyarakat dalam mengambil

keputusan atas hak-hak dan kebutuhan

masyarakat tersebut.

3. Pihak Swasta (Pemilik

Transportasi)

Demi keselamatan dan

kenyamanan penumpang pemilik kapal

seharusnya memperbaiki kondisi kapal

yang kurang layak karena seperti yang

kita ketahui kapal selalu kelebihan

muatan karena ukuran kapal yang

tidak sesuai dengan banyaknya jumlah

penumpang. Diharapkan pemilik

transportasi memikirkan lagi

keselamatan penumpangnya karena

sangat berbahaya membawa

penumpang dengan jumlah yang

melebihi kapasitas pompong apalagi

disaat angin kencang.

Jika pihak swasta tidak mampu

menyediakan transportasi yang lebih

layak seharusnya mengajukan bantuan

kepada pihak pemerintah yang

merupakan salah satu aktir yang

terlibat untuk memenuhi pelayana

transportasi publik.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Dwiyanto, Agus. 2011. Manajemen Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media. Keban, Yeremias T. 2014. Enam Dimensi

Strategis Administrasi Publik, Yogyakarta: Gava Media.

Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Erlangga.

Nasution. 2008. Manajemen Transportasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Salim, Abas. 2006. Manajemen Transportasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Serdamayanti. 2013. Reformasi

Administrasi Negara, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan. Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono, 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tangkilisan, Hassel Nogi S. 2005.

Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia

Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi publik Kontemporer. Jakarta: Fajar Interpratama Offiset.

A. Jurnal dan Skripsi

Mole, Elsi. 2016. Kualitas Pelayanan Publik (Studi kasus Pelayanan di Unit Usaha Transportasi Laut PD.Panca Karya Ambon)

Aji, Setio. 2015. Kualitas Pelayanan Transportasi Publik (Studi Deskriptif tentang Kualitas Pelayanan Kapal Penumpang Trayek Gresik-Bawean di Pelabuhan Gresik).

Putra, Andi Anggara Pratama. 2014. Pelayanan Transportasi Laut di Pelabuhan Penyeberangan Pammatata Kabupaten Kepulauan Selayar.

B. Dokumen Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Badan Pusat Statistik Kota Batam, Batam Dalam Angka 2015.