pelayanan sosial medis bagi penderita · pdf fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien...

123
PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA PARAPLEGIA DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP FATMAWATI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Oleh : FITRAH NASUHA 104054102113 KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 / 1429 H

Upload: ngotram

Post on 18-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

PELAYANAN SOSIAL MEDIS

BAGI PENDERITA PARAPLEGIA

DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK

RSUP FATMAWATI JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh :

FITRAH NASUHA

104054102113

KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 / 1429 H

Page 2: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Pelayanan Sosial Medis Bagi Penderita Paraplegia di Instalasi

Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati Jakarta telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam pada Program Studi Kesejahteraan

Sosial.

Jakarta, 28

Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap

Anggota

Drs. Wahidin Saputra, MA Ismat Firdaus, M.

Si

NIP 19700903 199603 1 001 NIP 150411196

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. Hj. Elidar Husein, MA Nurkhayati Nurbus,

M. Si NIP 19451125 197106 2 001 NIP

19740809 199803 2 002

Pembimbing

Siti Napsiah Arifuzzamah, MSW

NIP 19740101 200112 2 003

Page 3: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

ABSTRAK

Fitrah Nasuha

Fungsi Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita Paraplegia di Instalasi

Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati Jakarta

Paraplegia atau kelumpuhan pada kedua anggota gerak bawah (kaki)

disebakan oleh kerusakan syaraf tulang belakang atau susmsum tulang belakang yang diakibatkan oleh suatu kecelakaan atau penyakit yang menyerang syaraf

tulang belakang dan untuk pemulihannya memerlukan upaya rehabilitasi medis

dalam memperbaiki dan mempertahankan fungsi-fungsi tubuh dan otot bagian

perut keatas. Akan tetapi, permasalahan penderita paraplegia tidak hanya

semata terfokus pada fisik namun juga mempengharui kondisi psikologi,

ekonomi dan sosial, oleh karenanya jenis pelayanan sosial medis dibutuhkan

sebagai pendukung dan penunjang di Instalasi Rehabilitasi Medik sebagai suatu

pelayanan yang menangani masalah emosional, sosial dan ekonomi penderita.

Berdasarkan hal tersebut penulis sangat tertarik mengadakan penelitian

mengenai pelayanan sosial medis begi penderita paraplegia di instalasi

rehabilitasi medik RSUP Fatmawati Jakarta.

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang

kemudian dituangkan dalam metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan

dengan serangkaian obsevasi dan wawancara mendalam terhadap berbagai kegiatan pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia yang dilakukan oleh

pekerja sosial medis yang terdapat di instalasi rehabilitasi medik. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yaitu; 2 orang pekerja sosial medis, 1

orang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, pelayanan sosial medis bagi penderita

paraplegia yang diberikan oleh pekerja sosial medis menempuh tahap-tahap kegiatan, yang meliputi tahap pengungkapan masalah, penetapan tujuan dan

rencana tindakan, tindakan dan evaluasi, pengakhiran dan tindak lanjut.

Keseluruhan rangkaian tahapan tersebut berfungsi untuk mengembalikan

keberfungsian sosial pasien dan membantu menyelesaikan permasalahan sosial,

ekonomi dan emosional yang dihadapi oleh penderita paraplegia dengan

kekuatannya sendiri. Meskipun, selama proses pelayanan sosial bagi penderita

paraplegia berlangsung terdapat beberapa faktor penghambat yang secara

otomatis menghambat proses penyembuhan dan penyelesaian masalah yang

dihadapi oleh penderita. Adapun, pengahambat tersebut adalah kurangnya

sumber daya manusia yang ahli dalam bidang pelayanan sosial medis dan

adanya keterlambatan penyaluran dana bantuan untuk pasien tidak mampu dari

pihak donatur terhadap penderita sehingga menyebabkan keterlambatan

penderita untuk memiliki alat bantu. Selain faktor penghambat selama proses

pelayanan sosial medis, adapula faktor pendukung pelayanan sosial medis.

Faktor pendukung tesebut datang dari keluarga penderita dan penderita

pareplegia, pihak rumah sakit dan pihak lembaga sosial atau rehabilitasi medis.

Page 4: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wr. wb

Segala puja dan puji senantiasa penulis panjatkan atas segala karunia

Allah SWT, yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan penuh cinta dan

kasih serta mengajarkan manusia untuk mencintai sesama manusia hanya

karena Allah semata. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan

besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarganya yang suci, para

sahabatnya yang mulia serta para umatnya yang insya Allah hingga kini terus

mencintainya.

Skripsi dengan judul ” Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita

Paraplegia di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati Jakarta ”

merupakan salah satu wujud upaya penulis dalam memberikan sedikit

pengetahuan mengenai penderita paraplegia dan pelaayanan sosial medis yang

memang belum begitu diketatahui atau dikenal.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan yang penulis miliki. Oleh

karena itu segal kritikan dan masukan yang bertujuan membangun sungguh

merupakan suatu masukan yang sangat berharga dan sangat membantu penulis

dalam membuat skripsi ini. Karenanya, sudah sepantasnya penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarifhidayatullah Jakarta, beserta Bapak Drs.

Page 5: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Wahidin Saputra, MA sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs.

H. Mahmud Jalal, MA sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi

Umum dan Drs. Studi Rizal, MA sebagai Pembantu Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Bapak Helmy Rustandi, MA selaku ketua jurusan Kessos, dan Bapak

Ismet Firdaus,M.Si selaku ketua jurusan Kessos.

3. Ibu Napsiyah, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan

dan bersabar membimbing penulis selama ini. Permohonan maaf tak

lupa penulis ucapkan atas segala kesalah yang telah penulis lakukan

4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan seluruh Civitas

Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan

membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

5. Dr. Peny Kusumastuti, SP. RM, selaku kepala pimpinan instalasi

rehabilitasi medik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian skripsi di IRM RSUP Fatmawati.

6. Ibu keduaku, Ibu Soraya selaku Pekerja Sosial Medis. Terima kasih atas

segala didikannya dan kesabarannya dalam menjelaskan segala bentuk

pelayanan sosial di IRM. Sukses S2-nya Bu

7. Bapak Madina, selaku Pekerja Sosial medis. Terima kasih atas waktunya

meski sibuk harus melakukan berbagai kunjungan Bapak bersedia

meluangkan waktu untuk saya wawancarai.

8. Mama dan Papa tercinta, terima kasih atas dukungannya selama ini dan

maaf pita sering bikin pusing dan kesal.

Page 6: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

9. Kakakku yang paling cerewet kak Eci, terima kasih atas segala

tempaannya insya Allah pita gak akan ngecewain kakak. Boar alias

borin alias debo adikku termanja, pita sayang kamu. Zuki, si cuek yang

sudah sidang terlebih dahulu, you are my best brother. Mbai, adik

bungsuku semoga cepat lulus dan buat bangga kami semua. Kak yii,

akhirnya pita bisa kak terima kasih untuk semua dukungan kalian

semua, pita sayang kalian semua.

10. Nda, terima kasih atas segala omelan dan dorongannya dan akhirnya aku

selesai Nda. ya meski telat, tapi kan better late than never

11. Ipul, terima kasih untuk semuanya you are my best friend. Semoga apa

yang kamu harapkan tercapai dan membuat orang tua kamu bangga akan

prestasi yang sudah kamu dapat. Sebagai teman sekaligus sahabat aku

terus mendoakan kesuksesanmu. Semangat.

12. Dha, adikku yang selalu baik dan berfikir positif. Selalu menerima orang

lain dengan apa adanya. Selalu terbuka dan ramai. Pita selalu berdoa

agar Dha mendapatkan yang terbaik dalam hidup dan terima kasih telah

berbagi berbagai pengalaman sehingga pita dapat melihat segala sesuatu

dari berbagai sudut pandang.

13. Putri yang telah jauh. Setiap orang pernah melakukan kesalahan dan

sudah menjadi kewajiban setiap orang mengakui kesalahan yang telah

diperbuat serta memaafkan setiap kesalahan lainnya.

14. Teman-temanku yang selalu ada saat aku merasa sendiri dan

membutuhkan bantuan Ndy, Zee, Ade, Nana, Emy, Sarti Dea, Izul,

Dedi, Jawa, Mus, Item, Didin dan Afif terima kasih atas bentuan kalian

Page 7: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

selama ini. Terima kasih atas pengertian dan perhatiannya semoga kita

selalu suksek.

15. Semua anak Kessos yang tidak bisa disebutkan satu persatu, maju terus

pantang mundur. Semangat.

Sebagai kata terakhir penulis berharap skripsi ini bermanfaat baik bagi

penulis, mahasiswa kesejahteraan sosial juga pembaca lainnya. Sekali lagi

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya semoga yang telah

kita lakukan selama ini dapat menjadi amal shaleh dan diterima disisi Allah

SWT. Amiin.

Jakarta, 11 Desember 2009

Fitrah Nasuha

Penulis

Page 8: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1

Subjek Penelitian

.....................................................................

11

Tabel

1.2

Theorythical Sampling

............................................................

12

Tabel

2.3

Susunan Sumsum Tulang Belakang dan Pembagian Urat

Saraf.

.......................................................................................

38

Tabel

3.4

Jumlah Fasilitas Ruang Pelayanan di Instalasi Rehabilitasi

Medik

......................................................................................

52

Tabel

4.5

Jumlah Pasien di Ruang Rawat inap Rehabilitasi Medik

RSUP Fatmawati pada Bulan Mei 2009

.................................

61

Page 9: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Tulang Belakang

....................................................

36

Gambar 3.2 Alur Pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik

...................

56

Gambar 3.3 Struktur Oraganisasi Medik

.................................................

58

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP

Fatmawati

.............................................................................

62

Page 10: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

DAFTAR ISTILAH

RSUP : Rumah Sakit umum Pusat

IRM : Instalasi Rehabilitasi Medik

PRM : Pusat Rehabilitsi Medik

BAKORREPENCATU : Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Cacat

Tubuh

UPRM : Unit Pelayanan Rehabilitasi Medik

SMF : Satuan Medis Fungsional

R3M : Ruang Rawat Rehabilitasi Medik

IRNA : Instalasi Rawat Inap

IRJ : Instalasi Rawat Jalan

IGD : Instansi Gawat Darurat

OT : Okupasi Terapi / pelatihan keseharian

TW : Terapi Wicara / pelatihan bicara

PO : Prostetik Ortetik / pembuatan alat bantu

WS : Workshop / pembuatan kursi roda

PSI : Psikologi

PSM : Pekerja Sosial Medik

Rounde : Kunjungan rutin setiap awal minggu kekamar-kamar

pasien dan memantau perkembagan pasien

Case Conference : Pertemuan rutin setiap awal minggu setelah

kunjungan kekamar-kamar pasien membahas kondisi

dan perkembagan pasien.

Page 11: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Family Meeting : Pertemuan setiap hari kamis dengan keluarga pasien

dan tim rehabilitasi medik membahas kondisi pasien

KOMDIK : Karyawan non Dokter

WK.KA.BID : Wakil Kepala Bidang

SDM : Sumber Daya Manusia

DEPKES : Departemen Kesehatan

MENKES : Menteri Kesehatan

TM : Tidak Mampu

Paraplegia : Kelumpuhan pada kedua anggota gerak bawah / kaki

Paraplegic : Sebutan untuk pasien penderita kelumpuhan pada

kedua anggota gerak bawah

Cervical 1-4 : Saraf yang mengatur diafrakma

Cervical 5 : Saraf yang mengatur mengangkat lengan kesamping

dan menekuk siku

Cervical 6 : Saraf yang mengatur pengulur pergelangan tangan

Cervical 7 : Saraf yang mengatur meluruskan siku

Cervical 8 : Saraf yang mengatur tangan dan jari-jari tangan

Thoracic 1 : Saraf yang mengatur tangan dan jari-jari tangan

Thoracic 2-8 : Saraf yang mengatur urat-urat dada

Thoracic 6-12 : Saraf yang mengatur urat-urat perut

Lumbar 1-5 : Saraf yang menagatur urat-urat kaki

Sacral1 : Saraf yang mengatur urat-urat kaki

Sacral 2-5 : Saraf yang mengatur usus besar dan kandung kemih

Deltoid : Mengangkat lengan kesamping

Page 12: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Biceps : Menekuk siku

Triceps : Meluruskan Siku

Afasia : Kelainan bahasa

Disartia : Kelainan Komunikasi

Delayed Speech : Ruang Terapi Wicara

DAFTAR ISI

Page 13: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

ABSTRAK

…………………………………………………………………

I

KATA PENGANTAR

……………………………………………………..

Ii

DAFTAR

TABEL…………………………………………………………

Vi

DAFTAR GAMBAR

……………………………………………………...

vii

DAFTAR ISTILAH

.....................................................................................

viii

DAFTAR ISI

.................................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Maslah ……………………………………. 1

B. Perumusan dan Pembtasan Masalah

1. Pembatasan Masalah ……………………………………. 8

2. Perumusan Masalah

……………………………………...

8

C. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis ……………………………………… 7

Page 14: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

2. Manfaat Praktis …………………………………………. 8

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian …………………………………... 8

2. Jenis-Jenis Penelitian

…………………………………….

9

3. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………... 10

4.Subjek, Informan dan Objek Penelitian …………………. 11

5. Sumber Data …………………………………………….. 13

6. Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 13

7. Teknik Analisis Data ……………………………………. 14

8. Teknik Keabsahan Data ………………………………… 15

9. Instrumen dan Alat Bantu

………………………………..

15

10. Teknik Penulisan

………………………………………..

16

F. Sistematika Penulisan

………………………………………

16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pelayanan Sosial

1. Pelayanan Sosial

…………………………………………

18

2. Jenis-Jenis Pelayanan Sosial 20

Page 15: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

……………………………..

3. Tahapan Pelayanan Sosial

………………………………..

22

B. Pelayanan Sosial medis

1. Pengertian Pelayanan Sosial Medis

……………………...

24

2. Tujuan Pelayanan Sosial Medis

………………………….

24

3. Fungsi Pelayanan Sosial Medis

…………………………..

24

4. Bentuk Pelayanan Sosial Medis

……………….................

25

5. Ruang Lingkup Pelayanan Sosial Medis

………………...

26

C. Rehabilitsi Medik

1. Sejarah Rehabilitasi Medik

………………………………

28

2. Pengertian Rehabilitasi Medik

…………………………...

29

D. Paraplegia

1. Pengertian Paraplegia

…………………………………….

34

2. Penyebab paraplegia

……………………………………..

35

3. Tingkatan Paraplegia 39

Page 16: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

……………………………………..

4. Kemandirian Paraplegia

………………………………….

39

BAB III GAMBARAN UMUM INSTALASI REHABILITASI

MEDIK RSUP FATMAWATI

A. Sejarah Singkat Instalasi Rehabilitasi Medik

………………

43

B. Klasifikasi Lembaga

………………………………………..

45

C.Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Fungsi Instalasi

Rehabilitasi Medik

1. Visi

…………………………………………………….....

46

2. Misi

………………………………………………………

47

3. Falsafah

…………………………………………………..

47

4. Tujuan

……………………………………………………

47

5. Fungsi

…………………………………………………….

48

D. Peran Instalasi Rehabilitasi Medik

…………………………

48

E. Program kegiatan Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik 48

Page 17: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

F. Sumber Dana dan Pola Pendanaan

………………………….

56

G.Organisasi dan Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi

Medik……………………………………………………….

.

57

H. Jumlah Karyawan Instalasi Rehabilitasi Medik

……………

60

I. Jumlah Pasien Rawat Inap di Ruang Rehabilitasi Medik

…...

61

BAB IV TAHAPAN, FUNGSI DAN FAKTOR PENDUKUNG-

PENGHAMBAT PELAYANA N SOSIAL MEDIS BAGI

PENDERITA PARAPLEGIA DI INSTALASI

REHABILITASI MEDIK RSUP FATMAWATI

A. Tahapan Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita paraplegia

di Instalasi Rehabilitasi Medik

1. Tahap Intake

……………………………………………...

64

2. Tahap Assessmen

a. Pengumpulan Data

…………………………………...

67

b. Diagnosa Sosial

………………………………………

68

c. Fokus Pemecahan Masalah

…………………………..

69

Page 18: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

3. Tahap Rencana intervensi

………………………………..

70

4. Tahap Impelmentasi Rencana Intervensi ………………..

a. Penumbuhan Kesadaran …………………………….. 71

b. Pemberian Kemampuan …………………………….. 73

c. Pemberian Kesempatan

………………………………

74

d. Mobilisasi Sumber

…………………………………...

75

5. Tahap Monitoring dan Evaluasi

………………………….

76

6. Tahap Perncanaan dan Tindak Lanjut

……………………

76

7. Tahap Terminasi

…………………………………………

78

B. Fungsi Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita Paraplegia

di Instalasi Rehabilitasi Medik

……………………………...

80

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan Sosial Medis

1. Faktor Pendukung

………………………………………..

2. Faktor Penghambat

………………………………………

85

86

BAB V PENUTUP

Page 19: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

A. Kesimpulan

…………………………………………………

88

B. Saran

………………………………………………………..

88

DAFTAR PUSTAKA

...................................................................................

91

LAMPIRAN – LAMPIRAN

OUT LINE

SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN

Page 20: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Fokus Masalah

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

D. Metodologi Penelitian

E. Jenis Penelitian

F. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG TEORI

PELAYANAN SOSIAL MEDIS,

PARAPLEGIA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Teori Pelayanan Sosial

1. Pengertian Pelayanan Sosial

2. Jenis-Jenis Pelayanan Sosial

3. Tahapan-Tahapan Pelayanan Sosial

B. Teori Pelayanan Sosial Medis

1. Pengertian Pelayanan Sosial Medis

2. Tujuan Pelayanan Sosial Medis

3. Fungsi Pelayanan Sosial Medis

4. Ruang Lingkup Pelayanan Sosial Medis

C. Rehabilitasi Medik

1. Sejarah Rehabilitasi Medik

2. Pengertian Rehabilitasi Medik

D. Paraplegia

1. Pengertian Paraplegia

Page 21: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

2. Penyebab Paraplegia

3. Kemandirian Paraplegia

BAB III GAMBARAN UMUM INSTALSI REHABILITASI

MEDIK RSUP FATAMAWATI JAKARTA

1. Sejarah Singkat Berdirinya Instalasi Rehabilitasi

Medik RSUP Fatmawati Jakarta

2. Klasifikasi Lembaga

3. Peran dan Fungsi Lembaga

4. Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik

5. Visi. Misi, Falsafah dan Tujuan Instalasi Rehabilitasi

Medik

6. Sumber dana dan Pola Pendanaan

7. Organisasi dan Struktur Organisasi Instalasi

Rehabilitasi Medik

8. Jumlah Karyawan di Instalasi Rehabilitasi Medik

9. Jumlah Pasien di Ruang Rawat Inap Rehabilitasi

Medik

10. Kedudukan Pekerja Sosial Medis dalam Struktur

Organisasi

BAB IV FUNGSI PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI

PENDERITA PARAPLEGIA DI INSTALASI

REHABILITASI MEDIK RSUP FATMAWATI

JAKARTA

Page 22: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

1. Proses Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita

Paraplegia

2. Fungsi Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita

Paraplegi

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran – saran

Page 23: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memiliki penampilan menarik serta sempurna adalah dambaan

setiap manusia di bumi ini. Namun kenyataan hidup tak selalu sejalan

dengan apa yang diharapkan dan diidamkan. Hal ini sebagaimana dialami

oleh mereka yang lahir kedunia dalam keadaan tidak sempurna secara fisik

atau dalam keadaan cacat. Meskipun kecacatan seseorang tidak hanya

terjadi karena bawaan lahir namun juga karena suatu penyakit, kecelakaan,

korban peperangan atau pun sebab lainnya yang mengakibatkan pada

kelumpuhan permanen atau seumur hidup.

Belum dapat diketahui secara pasti berapa jumlah penyandang cacat

di Indonesia, namun berdasarkan hasil survey yang dilakukan Departemen

Sosial RI tahun 1978 populasi penyandang cacat di Indonesia adalah 3,11%

dari jumlah penduduk Indonesia. Sementara menurut data yang berhasil

dihimpun oleh WHO pada tahun 2004 penderita cacat tubuh di Indonesia

mencapai 10 % dari jumlah penduduk Indonesia.1 Sedangkan menurut data

kantor wilayah DKI tahun 2004 tercatat sekitar 3.849 penyandang cacat

tubuh di Jakarta, akan tetapi data-data tersebut masih jauh dari kenyataan

yang ada di masyarakat. Hal ini karena masih belum adanya kesadaran dari

masyarakat untuk melapor pada pemerintah setempat tentang keberadaan

1 www.depsos.go.id, 12 Januari 2009

1

Page 24: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

keluarga atau kerabat mereka yang mengalami kecacatan. Serta kurangnya

pendataan yang dilakukan oleh pemerintah tentang berapa banyak populasi

penyandang cacat tubuh di Indonesia. Seperti mereka yang mengalami

kelumpuhan pada dua anggota gerak bawah atau kaki belum dapat diketahui

berapa jumlah atau populasi mereka.

Jelas sekali bagi seseorang yang mengalami kelumpuhan akan

mendapatkan kesulitan dalam bergerak dan beraktifitas dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam dunia kedokteran atau dunia medis seorang pasien yang

mengalami kelumpuhan disebut juga sebagai paraplegics. Sedang,

kelumpuhan itu sendiri dikenal dengan nama paraplegia. Paraplegia adalah

terjadinya kelumpuhan pada kedua anggota gerak bawah yakni kaki, hal ini

terjadi karena adanya penyepitan syaraf di tulang belakang yang disebabkan

oleh kecelakaan, jatuh duduk, trauma atau pun karena suatu penyakit.

Tingkat kelumpuhan yang dialami oleh setiap penderita sangat bervariasi

mulai dari perlemahan gerakan kaki, kelayuan pada kaki, hilangnya rasa

sakit, dan pada akhirnya mengalami kelumpuhan total mulai dari batas perut

hingga ujung jari kaki.2

Kondisi tersebut membuat para penderita paraplegia mengalami

kelumpuhan secara permanen atau seumur hidup. Hal ini tentunya tidak

dapat dengan mudah diterima oleh penderita, terlebih jika kelumpuhan

tersebut terjadi bukan karena bawaan lahir melainkan karena suatu penyakit

atau kecelakaan. Berbagai masalah akan timbul dengan kelumpuhan yang

dialami oleh seseorang. Secara fisik jelas sekali mereka akan mengalami

2 www.apparelyzed.com, 26 November 2008

Page 25: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

keterbatasan gerak dan kesulitan beraktifitas. Kondisi psikis atau kejiwaan

penderita paraplegi ini tentunya pun ikut berubah. Mereka akan mengalami

depresi yang dalam, kehilangan kepercayaan diri, kehilangan semangat

hidup dan akan mengalami keputusasaan yang dalam. Kondisi kejiwaan

penderita paraplegia akan menjadi lebih labil dan sensitive dengan berbagai

hal yang ada disekitar penderita paraplegia, terlebih jika lingkungan

sosialnya (baik keluarga, sekolah, kantor dan masyarakat tempat tinggal)

tidak dapat menerima penderita paraplegia ini dengan baik karena

kelumpuhan yang ada pada dirinya. Dari segi finansial pun akan sangat

berpengaruh, terutama bagi penderita paraplegia yang menjadi tulang

punggung keluarga atau pencari nafkah. Beban hidup para penderita

paraplegia bertambah karena seperti kita ketahui bahwa penderita paraplegia

membutuhkan kursi roda, biaya obat-obatan dan kontrol ke rumah sakit,

hingga biaya perubahan rumah demi menunjang kemudahan penderita

paraplegia dalam beraktifitas di atas kursi rodanya. Jika penderita paraplegia

ini tidak memiliki keterampilan khusus yang dapat menunjang penghidupan

dan kehidupannya, karena seperti kita ketahui di Indonesia ini jarang sekali

ada perusahaan atau perkantoran yang mau menerima para penderita

paraplegia dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

Dalam undang-undang kenegaraan telah dijelaskan secara jelas

bahwa setiap manusia siapa pun itu memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Seperti yang tertera dalam UU RI NO. 4 tahun 1997 tentang penyandang

cacat yang berbunyi;3

3 UU RI No. 4/1997 Tentang Penyandang Cacat

Page 26: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

“ bahwa penyandang cacat merupakan bagian dari masyarakat Indonesia

yang juga memiliki hak, kedudukan, kewajiban dan peran yang sama.

Mereka juga mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam aspek

kehidupan dan penghidupan.

Oleh karenanya, para penderita paraplegia ini membutuhkan suatu

lahan atau tempat rehabilitasi yang dapat mengembalikan keberfungsian

sosial mereka. Seperti yang tertuang dalam UU RI No. 4 tahun 1997 pasal 7

tentang penyandang cacat yang berbunyi;4

“ Rehabilitasi diarahkan untuk memfungsikan kembali dan

mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial penyandang cacat

agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan

bakat, kemampuan, pendidikan dan penglaman. “

Rehabilitasi bagi penderita paraplegia yang diselenggarakan di

rumah sakit dikenal dengan istilah rehabilitasi medik, yaitu suatu bentuk

pelayanan kesehatan total yang dilakukan secara multidisipliner untuk

membantu memulihkan kemampuan-kemampuan fisik, mental dan sosial

penderita paraplegia sehingga ia mampu melaksanakan fungsi dan perannya

kembali di masyarakat secara optimal.5

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati adalah salah satu rumah sakit

yang menyediakan pelayanan rehabilitasi mediknya. Rehabilitasi medik ini

dikenal dengan nama Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), dalam Instalasi

Rehabilitasi Medik ini ada tim rehabilitasi medik yang terdiri dari dokter

ahli rehabilitasi, psikologi, perawat rehabilitasi, fisioterapi, okupasiterapi,

prostetik ortetik, terapi wicara, bengkel kursi roda dan pekerja sosial medis.

Tim ini bekerja sama memberikan pelayanan terbaik pada pasien paraplegia,

4 UU RI No. 4 (Pasal 7)/1997 Tentang Penyandang Cacat

5 Pedoman Rehabilitasi Medik Prevevtif di Rumah Sakit, 1997, hal. 5

Page 27: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

tidak hanya membantu menangani masalah fisik sebagai akibat dari

kelumpuhan yang disandangnya tetapi juga masalah fungsi sosial yang

menyertainya. Pelayanan rehabilitai merupakan suatu usaha untuk

memulihkan organ-organ yang tersisa, sehingga penderita paraplegia

mampu menjalankan kembali fungsi sosialnya di masyarakat.

Dari uraian di atas jelas bahwa penderita paraplegia mengalami

berbagai gangguan pada fisiknya yang berpengaruh besar pada kondisi

psikologis dan sosialnya, karena kelumpuhan yang dialaminya dapat

membuat seseorang menjadi rendah diri, frustasi dan sebagainya. Dalam

setting rumah sakit khususnya di instalasi rehabilitasi medik pelayanan

sosial yang diberikan oleh pekerja sosial medis dianggap mampu

menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada diri penderita paraplegia.

Pelayanan sosial medis yang diberikan dapat dilakukan dengan cara

menjalin hubungan baik dengan penderita paraplegia dalam rangka

mengurangi tekanan sosial dan emosional yang dapat memperlambat

penyembuhan penderita. Selain itu pelayanan yang dapat dilakukan oleh

pekerja sosial medis adalah melakukan kunjungan rumah hal ini dilakukan

agar pekerja sosial lebih memahami keadaan yang dihadapi oleh penderita

paraplegia. Pelayanan yang dilakukan sampai pada tahap pemberian bantuan

dalam mencarikan dana atau donatur untuk pembelian alat bantu hingga

biaya perawatan.

Berdasarkan pada uraian diatas penulis bermaksud mengadakan

penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi, berjudul :

Page 28: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

“PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA PARAPLEGIA DI

INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP FATMAWATI JAKARTA”

B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah.

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis akan melakukan

penelitian yang berfokus pada pelayanan sosial medis bagi penderita

paraplegia di instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Menyadari keterbatasan penulis dalam berbagai hal seperti

keterbatasan ilmu pengetahuan, waktu, biaya dan hal lainnya maka

penelitian ini penulis batasi pada :

1. Bagaimana tahapan pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia

di instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati Jakarta ?

2. Bagaimana fungsi pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia di

instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati Jakarta ?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat proses pelayanan sosial

medis bagi penderita paraplegia di instalasi rehabilitasi medik RSUP

Fatmawati Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Page 29: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

1. Mengetahui tahapan pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia di

instalasi rehabilitasi medik di RSUP Fatmawati Jakarta.

2. Mengetahui fungsi pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia di

instalasi rehabilitasi medik di RSUP Fatmawati Jakarta.

3. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pelayanan sosial

medis bagi penderita paraplegia di instalasi rehabilitasi medik RSUP

Fatmawati Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis yang diharapkan penulis dari penelitian ini

adalah :

a. Memberikan gambaran tentang proses pelayanan sosial medis yang

diberikan oleh pekerja sosial medis di instalasi rehabilitasi medik

terhadap penderita paraplegia.

b. Memberikan sumbangsih pengetahuan kepada mahasiswa

kesejahteraan sosial khususnya dan kepada masyarakat luas

umumnya mengenai pelayanan sosial medis.

2. Manfaat Praktis

Page 30: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan

juga sebagai bahan kajian bagi para peminat studi kesjahteraan sosial,

terutama bagi para mahasiswa kesejahteraan sosial.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang penulis gunakan adalah

pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, pendekatan

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku dapat

diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara

utuh.6

Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat

diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi,

dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan

dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis

maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan

informasi-informasi dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan

menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia7.

Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti ingin

mendeskripsikan, memperoleh gambaran nyata dan menggali informasi

6 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja : Rosdakarya,

1991)., h, 3. 7 Nawawi hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta : Gajah Mada University

Press, 1992) h. 209

Page 31: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

yang jelas mengenai fungsi pelayanan sosial medis bagi penderita

paraplegia di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati Jakarta.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif

yaitu metode yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan

utama meggunakan jenis penelitian ini adalah untuk menggambarkan

sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian

dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.8

Metode deskriptif dapat diartikan pula sebagai upaya untuk

melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga,

masyarakat dan lainnya) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya. Pada umumnya penelitian

analisis deskriptif adalah penelitian non hipotesa sehingga dalam

langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesa.9

Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan data aktual

secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah

atau memeriksa kondisi atau praktek-praktek yang berlaku, juga

menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

8 Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta; Penerbit Universitas

Indonesia (UI Prees), 2006), cet. 1, hal. 71 9 Dr. Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta; PT. Bina Aksara,1985), cet. 2, hal. 139

Page 32: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan

rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.10

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah

untuk menguraikan, memaparkan dan menggambarkan serinci mungkin

program pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia di instalasi

rehabilitasi medik RSUP Fatmawati Jakarta.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP

Fatmawati, jln. RS Fatmawati Jakarta Selatan.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Maret hingga bulan Mei 2009,

sebelumnya penulis telah melakukan praktikum I selama 4 bulan yang

dilakukan pada bulan September hingga Desember 2008

4. Subjek, Informan dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pekerja sosial medis selaku

pelaksana pelayanan sosial medis dan pasien penderita paraplegia selaku

penerima pelayanan sosial medis di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP

Fatmawati Jakarta. Penulis berupaya melakukan penelitian ini dengan

mengunakan sudut pandang orang-orang yang menjadi sumber data

10

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006),

cet. 12, hal. 25

Page 33: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

primer penelitian ini, melalui interaksi dengan subjek penelitian terjadi

secara alamiah dan tidak memaksa, sehingga tindakan dan cara pandang

subjek tidak berubah.11

Oleh karenanya, peneliti menggambarkan tabel yang

menjelaskan tentang subjek penelitian.

NO Subjek Penelitian Posisi

1. Gambaran Pelayana Sosial

Medis, hasil yang telah

dicapai serta faktor

penghambat dan pendukung

Pekerja Sosial Medis

2. Gambaran pelaksanaan

pelayanan sosial medis dan

hasil dari pelayanan tersebut

Penderita Paraplegia

Tabel 1. Subjek Penelitian

Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi

mengenai situasi dan latar penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam

buku Metodologi Penelitian Kualitatif karangan Moleong, pemanfaatan

Informan dalam penelitian adalah agar dalam waktu yang singkat

banyak informasi yang didapatkan.12

Sedang menurut Neuman konsep

sample dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan bagaimana

11

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001). H. 25 12

Ibid, h. 112

Page 34: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

memiliki informan atau situasi sosial tertentu yang dapat memberikan

informasi yang mantap dan terpercaya mengenai informasi-informasi

yang ada.13

Untuk memilih sampel informan lebih tepat dilakukan dengan sengaja

(purpose sampling). Dalam penelitian ini penulis memilih informan

yang berhubungan dengan pelayanan sosial medis, yaitu 2 orang pekerja

sosial medis dan 2 orang pasien penderita paraplegia.

Untuk itu peneliti menggambarkan dengan tabel sebagai berikut

Informasi yang dicari Informan Jumlah

Gambaran pelayanan

sosial medis, hasil yang

telah dicapai serta

faktor pendukung dan

penghambat

Pekerja sosial medis 2 0rang

Gambaran pelaksanaan

pelayanan sosial medis

dan hasil dari

pelayanan tersebut

Pesien penderita

paraplegia

2 orang

Tabel 2

Theorythical Sampling

13

Lawrence W. Neuman, Social Research Methods:Qualitatif dan Quantitatif Approaches

(Needham Heights : Allyn & Bacon, 2000), h. 20-21

Page 35: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Sedangkan objek penelitian ini adalah pelayanan sosial medis

bagi penderita paraplegia di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP

Fatmawati Jakarta.

5. Sumber Data

Sumber data penelitian ini penulis kategorikan sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer yang dimaksud adalah data pokok yang diperoleh melalui

hasil observasi dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data pendukung yang diperoleh dari buku , majalah dan berbagai

literatur lainnya yang berkaitan dengan tema penelitian.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang peneliti pakai adalah tehnik

pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif berupa

pengumpulan data dalam bentuk kalimat, pernyataan, kata dan gambar.14

Pelaksanaan tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan:

a. Observasi atau pengamatan, yaitu pengamatan langsung kepada

suatu obyek yang diteliti15

Peneliti menggunakan instrumen

observasi dalam mengamati proses pelayanan sosial medis yang

14

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial,

(Jakarta : Fisip UI, 2001), h. 40 15

Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, h, 162.

Page 36: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

dilakukan oleh pekerja sosial medis di instalasi rehabilitasi medik

bagi penderita paraplegia.

b. Interview atau wawancara merupakan salah satu bentuk alat

pengumpulan informasi secara langsung tentang beberapa jenis

data.16

Peneliti melakukan wawancara demi memperoleh data yang

diperlukan dan berhubungan dengan tema yang peneliti ajukan.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan berbagai

sumber. Diantaranya dengan staf pegawai instalasi rehabilitasi

medik, kepala pimpinan instalasi rehabilitasi medik dan tentunya

dengan pekerja sosial medis itu sendiri serta kepada penderita

paraplegia.

c. Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang tidak

dapat diperoleh dengan cara wawancara atau observasi. Tehnik

dokumentasi penulis lakukan dengan cara menelaah buku-buku,

majalah, artikel maupun sumber-sumber yang berkaitan dengan

pelayanan sosial medis di instalasi rehabilitasi medik terhadap

penderita paraplegia.

7. Teknik Analisis Data

Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data dan

mengurutkannya ke dalam pola dan pengelompokan data. Nasir

mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting

16

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989) h. 49

Page 37: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi

arti dan makna yang berguna memecahkan masalah penelitian.17

Dalam proses analisis data penulis menelaah semua sumber data

yang tersedia, yang bersumber dari hasil wawancara dengan beberapa

pihak staf, pekerja sosial medis dan penderita paraplegia. Pada tahap

akhir dari analisis data ini penulis mengecek keabsahan data yang ada,

agar menghasilkan data-data yang konkrit tentang pelayanan sosial

medis yang dilakukan oleh pekerja sosial medis terhadap penderita

paraplegia di instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati.

8. Teknik Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data penulis menggunakan teknik

triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Teknik triangulasi

yang banyak digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber lain.

Dalam hal ini penulis menggunakan pasien penderita paraplegia sebagai

sumber pengecekan keabsahan data yang penulis terima dari pekerja

sosial medis mengenai pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia

9. Instrumen dan alat bantu

Pada penelitian kualitatif, kegiatan pencatatan data lebih banyak

bergantung pada diri sendiri, dengan menjadi instrumen penelitian,

17

Moh. Nasir D. Metode Penelitian (Jakarta :Ghalia Indonesia, 1993)., h, 405.

Page 38: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

peneliti dapat senantiasa menilai keadaan dan mengambil keputusan.18

Namun demikian penulis memerlukan alat bantu dalam melakukan

kegiatan pengumpulan dan pencatatan data. Alat bantu tersebut antara

lain pedoman wawancara, alat perekam (tape recorder), dan catatan

lapangan.

Pedoman wawancara merupakan format wawancara terstruktur

dengan terlebih dahulu menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai

dengan masalah penelitian. Jawaban dari setiap pertanyaan dalam

pedoaman wawancara terekam dengan menggunakan alat bantu tape

recorder. Penggunakan alat bantu tape recorder untuk merekam hasil

wawancara memerlukan persetujuan dari subjek penelitian yang

diwawancarai. Sedang catatan lapangan merupakan alat bantu yang

penting dalam penelitian kualitatif. Penulis membuat catatan lapangan

untuk membantunya mencatat pengamatan lapangan dan membantu

penulis ketika menganalisis data.19

10. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dan transliterasi yang digunakan

berpedoman pada buku Pedoman Penulian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis

dan Disertasi) yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

diterbitkan oleh UIN Jakarta Press. 2007. cet. Ke 2.

18

Dr. Lexy. J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2001). H. 19 19

Ibid, h. 138-154

Page 39: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi terdiri dari 5 bab, berikut adalah sistematika

penulisan skripsi:

BAB I Pendahuluan yang meliputi : Latar belakang masalah,

perumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metodologi penelitian dan sistematik penulisan.

BAB II Membahas mengenai Landasan Teori yang meliputi : pengertian

pelayanan sosial, pengertian pelayanan sosial medis, sejarah

rehabilitasi medik, pengertian paraplegia.

BAB III Membahas mengenai Gambaran Umum Instalasi Rehabilitasi

Medik RSUP Fatamawati yang terdiri dari ; latar belakang

berdirinya instalasi rehabilitasi medik, klasifikasi lembaga, peran

dan fungsi instalasi rehabilitasi medik, program pelayanan

instalasi rehabilitasi medik, visi, misi, falsafah, tujuan, sumber

dana dan pendanaan, organisasi dan struktur organisasi instalasi

rehabilitasi medik dan proses pelayanan sosial medik.

BAB IV Merupakan hasil penelitian dan analisis yang berisikan pelayanan

sosial medis bagi penderita paraplegia di instalasi rehabilitasi

medik, hasil yang dicapai dan faktor pendukung serta

penghambat pelayanan tersebut.

BAB V Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

serta diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.

Page 40: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pelayanan Sosial

1. Pelayanan Sosial

Dalam ilmu kesejahteraan sosial ada berbagai istilah pelayanan yang

serupa dengan pelayanan sosial. Kesejahteraan sosial itu sendiri menurut

Wilensky dan Lebeaux (1965), kesejahteraan sosial sebagai sistem yang

terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang

dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar

mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Demi terciptanya

hubungan-hubungan persoanal dan sosial yang memberi kesempatan kepada

individu-individu mengembangkan kemampuan mereka seluas-luasnya dan

meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan

masyarakat.20

Dalam undang-undang tentang ketentuan pokok kesejahteraan sosial

No. 6/1974 yang menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah;21

”Sesuatu tata kehidupan dan penghidupan sosial maupun spiritual yang

diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin.”

Suatu kondisi kehidupan yang diharapkan sebagaimana tertera di

atas tidak dapat terwujud jika usaha kesejahteraan sosial tidak

20

www.concern.net/pengertian_kesejahteraansosial.htm 21

Puji Pujiono, Isu-Isu Kesejahteraan Sosial dan Peran Profesi Kesejahteraan Sosial, dalam

Seminar di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Maret 2005

18

Page 41: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

dikembangkan. Usaha kesejahteraan sosial (social [welfare] service) itu

sendiri pada dasarnya merupakan program atau kegiatan yang didesain

untuk menjawab masalah kebutuhan maupun taraf hidup masyarakat.22

Untuk mencapai tujuan dari usaha kesejahteraan sosial yakni

memenuhi kebutuhan dan taraf hidup masyarakat, maka dibutuhkan suatu

sistem atau wadah yang mampu memenuhi kebutuhan serta meningkatkan

taraf hidup masyarakat dan wadah atau sistem tersebut adalah pelayanan

sosial.

Pelayanan adalah suatu usaha pemberian bantuan atau pertolongan

kepada orang lain baik berupa materi ataupun non-materi agar orang-orang

tersebut dapat mengatasi masalahnya sendiri.23

Ada beberapa istilah yang

hampir mirip dengan pelayanan sosial, seperti pelayanan publik misalnya

atau yang biasa lebih dikenal dengan pelayanan masyarakat. Pelayanan

publik atau masyarakat ini adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam

bentuk jasa publik maupun barang publik yang pada prinsipnya menjadi

tanggung jawab instansi pemerintah di pusat, di daerah dan dilingkungan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun

dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan undang-undang.24

22

Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial; Pengantar pada Pengertian dan beberapa

pokok Bahasan, (Depok, FISIP UI Prees, 2004), cet. 1, hal. 50 23

Depertement Sosial R.I, Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial, Istilah Usaha

Kesejahteraan Sosial, (Jakarta; 1997), h. 19 24

www.wikipedia.com/pelayanan_publik.htm

Page 42: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Dalam kamus The Social Worker (1999) menyebutkan;25

”Pelayanan sosial merupakan aktivitas pekerja sosial dan profesi lain

dalam rangka membantu orang agar berkecukupan, mencegah ketergantungan,

memperkuat relasi keluarga, memperbaiki keberfungsian sosial, individu,

kelompok, keluarga dan masyarakat.”

Khan (1969) merumuskan konteks pelayanan sosial adalah sebagai

berikut;26

”Program-program yang disediakan oleh selain kriteria pasar untuk

menjamin suatu pemenuhan tingkat kebutuhan akan kesehatan, pendidikan dan

kesejahteraan, untuk meningkatkan kebutuhan komunal dan keberfungsian sosial,

untuk memfasilitasi akses terhadap pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga

pada umumnya, dan untuk membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan

dan pemenuhan kebutuhan kesejahteraan.”

Oleh karenanya, pelayanan sosial dapat pula diartikan sebagai suatu

kondisi dimana adanya eksistensi program-program yang mengacu pada

cakupan kesehatan, pendidikan dan tujuan kesejahteraan lainnya untuk

meningkatkan kualitas dan fungsi dari kehidupan, memfasilitasi akses

pelayanan dan membantu mereka yang berada dalam kesulitan.

2. Jenis-Jenis Pelayanan Sosial

Dwi Heru Sukoco, dalam bukunya Kemitraaan dalam Pelayanan

menyebutkan ada sembilan jenis pelayanan sosial;27

a. Pelayanan pengasramahan yakni pelayanan pemberian tempat tinggal

sementara kepada klien. Dengan adanya pelayanan ini klien dapat

25

Dwi Heru Sukoco, Kemitraan dalam Pelayanan Sosial, dalam Isu-Isu Tematik Pembangunan

Sosial, (Jakarta; 1997), h. 179 26

Mohamad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta; Prestasi Pustaka, 2006), cet. ; h.

9 27

Dwi Heru Sukoco, Kemitraan dalam Pelayanan, (Jalarta; 1997), hal. 106-107

Page 43: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

menginap, istirahat, tidur dan menyimpan barang-barang pribadi

miliknya.

b. Pelayanan pemakanan yaitu dimana pelayanan ini memberikan makan

dan minum berdasarkan menu yang telah ditetapkan agar terjamin gizi

dan kualitasnya.

c. Pelayanan konsultasi, pelayanan ini berupa bimbingan untuk

meningkatkan kemampuan dan kemauan berinteraksi dengan orang lain,

menjalankan peranan sosial, memenuhi kebutuhan sosial hingga

memecahkan suatu masalah.

d. Pelayanan pemeriksaan kesehatan yaitu pelayanan pengontrol dan

pengecekan kesehatan klien oleh tenaga medis profesional agar

diketahui tingkat kesehatan klien.

e. Pelayanan pendidikan, pemberian kesempatan kepada klien agar dapat

mengikuti pendidikan formal.

f. Pelayanan keterampilan yaitu pelayanan bimbingan keterampilan

seperti; pertukangan, perbengkelan, perkebunan, salon dan lain

sebagainya yang dapat menunjang kreatifitas klien sehingga klien dapat

bekerja dengan keterampilan yang memadai.

g. Pelayanan keagamaan yaitu pelayanan bimbingan mental spiritual

dengan menjalankan aktivitas agama masing-masing dan mengikuti

ceramah-ceramah keagamaan yang dianut atau diyakini oleh klien.

h. Pelayanan hiburan yaitu pelayanan yang ditujukan untuk memberikan

rasa gembira dan senang melalui berbagai hiburan seperti; musik, media

entertaiment, serta kunjungan ketempat-tempat wisata atau rekreasi.

Page 44: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

i. Pelayanan transportasi yaitu pelayanan untuk mempercepat daya

jangkau klien, baik kekeluarga, pusat pelatyanan, lokasi rekreasi.

3. Tahapan Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial memiliki beberapa tahapan, diantaranya;28

a. Tahapan pendekatan awal yaitu suatu proses tahapan penjajagan

awal, konsultasi dengan pihak-pihak terkait, sosialisasi program

pelayanan, identifikasi calon penerimaan pelayanan, pemberian

motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan, penempatan calon

penerima layanan, serta identifikasi sarana dan prasarana

pelayanan.

b. Pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment) adalah

suatu proses kegiatan pengumpulan dan analisis data untuk

mengungkapkan dan memahami masalah, kebutuhan, dan sistem

sumber penerima klien.

c. Perencanaan pemecahan masalah (planning) adalah suatu proses

perumusan tujuan dan kegiatan pemecahan masalah, serta

penetapan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan tersebut.

d. Pelaksanaan pemecahan masalah (intervention) yaitu suatu

proses penerapan rencana pemecahan masalah yang telah

dirumuskan. Kegiatan pelaksanaan masalah yang dilaksanakan

adalah melakukan pemeliharaan, pemberian motivasi, dan

28

Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta; 2004), hal. 3

Page 45: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

pendampingan kepada penerima pelayanan dalam bimbingan

fisik, bimbingan keterampilan, bimbingan psikososial,

bimbingan sosial, pengembangan mayarakat, resosialisasi dan

advokasi.

e. Tahapan bimbingan yaitu pelayanan yang diberikan kepada klien

untuk memenuhi kebutuhan mental, jiwa, dan raga si klien.

Bimbingan ini terdiri dari fisik, keterampilan, psikososial, sosial,

resosialisasi, pengembangan masyarakat dan advokasi.

f. Tahapan bimbingan dan pembinaan lanjutan adalah suatu proses

pemberdayaan dan pengembangan agar penerima pelayanan

dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan lingkungan

sosialnya.

g. Tahapan evaluasi yaitu proses kegiatan untuk mengetahui

efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pemecahan masalah

atau indikator-indokator keberhasilan pemecahan masalah.

h. Tahapan terminasi, suatu proses kegiatan pemutusan hubungan

pelayanan atau bantuan atau pertolongan antar lembaga dan

penerima pelayanan (klien).

i. Tahapan rujukan yaitu kegiatan merancang, melaksanakan,

mensupervisi, mengevaluasi, dan menyusun laporan kegiatan

rujukan penerima program pelayanan kesejahteraan sosial.

B. Pelayanan Sosial Medis

1. Pengertian Pelayanan Sosial Medis

Page 46: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Pelayanan sosial medis adalah pelayanan yang diberikan kepada

pasien untuk membantu menyelesaikan masalah sosial, ekonomi maupun

emosional yang dihadapi oleh pasien akibat dari suatu penyakit atau

kecacatan yang diderita, agar pasien dapat berfungsi sosial kembali di dalam

keluarga maupun lingkungan sosialnya.29

2. Tujuan Pelayanan Sosial medis

Tujuan dari pelayanan sosial medis yang diberikan oleh pekerja

sosial medis adalah demi membangun kembali kepercayaan diri pasien serta

mengembalikan keberfungsian sosial pasien sehingga pasien dapat kembali

pada keluarga dan dapat berbaur dengan lingkungan sosialnya.30

3. Fungsi Pelayanan Sosial Medis

Mary Johnston dalam bukunya Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial

Medis Dengan Klien Dalam Setting Rumah Sakit, Secara rinci menjelaskan

ada enem fungsi pokok dari pelayanan sosial medis, yakni sebagai berikut;

31

a. Memberikan bantuan dalam upaya menyelesaikan masalah-

masalah emosional, sosial dan ekonomi seorang pasien yang

timbul sebagai akibat penyakit yang dideritanya.

b. Membina hubungan kekeluargaan yang baik.

29

Soraya , Pelayanan Sosial Medis di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, dalam

Seminar Sehari Membangun Sinergitas Pelayanan Sosial Medis dan Peningkatan Kualitas Peran

Pekerja Sosial Medis di Rumah Sakit, (Jakarta; Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Mei 2007),

hal. 1 30

Ibid, hal. 6 31

Mary Johnston, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial Dengan Klien Dalam Setting Rumah

Sakit, (Surakarta ; 1988), hal. 48

Page 47: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

c. Memperlancar hubungan antara rumah sakit, pasien dan keluarga.

d. Membantu penyesuaian diri pasien dengan masyarakat dan

sebaliknya.

e. Mempersiapkan kelengkapan administrasi atau pembayaran bagi

pasien.

4. Bentuk Pelayanan Sosial Medis

a. Memberikan bimbingan sosial

b. Kelengkapan administrasi untuk pembayaran

c. Kunjungan

d. Memfasilitasi kebutuhan pasien – donatur

e. Persiapan rencana pemulangan pasien

f. Penyaluran pasien kelembaga sosial32

Dalam bukunya yang berjudul Relasi Dinamis antara Pekerja Sosial

dengan Klien dalam Setting Rumah Sakit, Mary Johnston membahas lebih

mendalam tentang bimbingan sosial medis.

Lebih lanjut Mery Johnston menyebutkan bahwa bimbingan sosial

dalam prakteknya dibagi menjadi dua bagian yakni bimbingan sosial

perseorangan atau case work, dan bimbingan sosial kelompok atau group

work.33

32

Soraya , Pelayanan Sosial Medis di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, dalam

Seminar Sehari Membangun Sinergitas Pelayanan Sosial Medis dan Peningkatan Kualitas Peran

Pekerja Sosial Medis di Rumah Sakit, (Jakarta; Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Mei 2007),

hal. 6 33

Mary Johnston, Relasi Dinamis antara Pekerja Sosial dengan Klien dalam Setting Rumah

Sakit, (Surakarta; 1988), hal. 46

Page 48: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

5. Ruang Lingkup Pelayanan Sosial Medis

Istilah pelayanan sosial medis pada perkembangan lebih lanjut

mengalami pergeseran sesuai dengan perubahan paradigma pelayanan sosial

dan pelayanan kesehatan dengan istilah pelayanan sosial dalam

pemeliharaan kesehatan (social service in health care).

Dewasa ini praktik pelayanan sosial dalam pemeliharaan kesehatan

meliputi empat jenis pelayanan;

a. Pelayanan sosial di rumah sakit (hospital – base service)

b. Pelayanan sosial dalam pusat jagaan kesehatan primer (social service

in primary health care)

c. Pelayanan sosial dalam kesehatan masyarakat (social sevice in

public health)

d. Pelayanan sosial dalam jagaan atau perawatan jangka panjang

(social sevice in long term care)34

Bracht, 1995 dan Moroney, 1995 dalam bukunya Social Work in

Health Care mengemukakan pelayanan sosial dalam kesehatan masyarakat

memfokuskan pada aspek sosial, kesehatan dan ditinjau dari kondisi sosial

dari kesehatan dan kesejahteraan.35 Seting kesehatan masyarakat termasuk

klinik bersalin dan kesehatan anak, lembaga perencanaan kesehatan dan

34

Adi Fahrudi , Pekerja Sosial Medis di Rumah Sakit; Tinjauan Konseptual, dalam Seminar

Sehari Membangun Sinergitas Pelayanan Sosial Medis dan Peningkatkan Kualitas Pekerja

Sosial Medis di Rumah Sakit, (Jakarta; Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Mei 2007), hal. 3 35

Braht, N.F, Social Work in Health Care, (New York; The Howard Press, 1978)

Page 49: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

juga dalam organisasi kesehatan di tingkat nasional dan juga internasional

separti WHO.36

Pelayanan sosial dalam jagaan kesehatan primer pula berurusan

dengan masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat termasuk pencegahan

penyakit. Pelayanan sosial bekerja dalam berbagai badan kesehatan primer

termasuk pusat ketetanggaan, klinik, dan organisasi pelayanan kesehatan.37

Pelayanan sosial dalam rumah sakit baik rumah sakit besar ataupun

rumah sakit kecil biasanya membutuhkan spesifikasi pelayanan sosial

tersendiri yang terdiri dari pediatrik, pusat trauma, rehabilitasi orthopedik,

dialisis, neonatal, onkologi (kanker), dan pelayanan dalam ruang gawat

darurat.38

C. Rehabilitasi Medik

1. Sejarah Rehabilitasi Medik

Tahun 1946 sesudah perang Dunia Kedua, Revolusi Indonesia

berkecamuk dengan hebat dan terdapat banyak korban peperangan yang

anggota badannya. Pada saat yang kritis seperti itu di sebuah Rumah Sakit

Solo Dr. Soeharso dan Suroto R memulai pekerjaannya membuat kaki-kaki

palsu dan alat bantu lainnya dengan alat yang sederhana untuk membatu

mereka yang mengalami amputasi atau kecacatan. Kemudian pada tahun

1951 secara resmi didirikan sebuah Rehabilitation Center di Solo guna

membantu pasien korban peperangan yang mangalami kecacatan dengan

36

Dubois, B & Miley, K.K, Social Work An Empowering Professional, (Boston; Ally and

Bacon, 1999) 37

Dubois, B & Miley, K.K, Social Work An Empowering Professional, (Boston; Ally and

Bacon, 1999) 38

Dubois, B & Miley, K.K, Social Work An Empowering Professional, (Boston; Ally and

Bacon, 1999)

Page 50: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

memberikan pelatihan okupasional dan membuatkan kaki-kaki palsu atau

alat bantu lainnya demi mempermudah pekrjaan sehari-hari para korban

peperangan.

Dalam perkembangannya sendiri rehabilitasi medik di Indonesia

pada awalnya mengalami berbagai hambatan seperti pertentangan dari

berbagai pihak, baik dari fakultas-fakultas kedokteran, pemerintah hingga

masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, setelah Rehabilitation Center ini

didirikan secara berangsur baik instansi pendidikan kedokteran,

pemerintahan dan masyarakat dapat menerima keberadaan rehabilitasi

medik.

Rehabilitation Center ini baru diresmikan pada tahun 1978, jadi

setelah 27 tahun Rehabilitation Center ini berdiri barulah keluar Surat

Keputusan Menteri Kesehatan No. 134 Tahun 1978 yang mengatakan

bahwa di seluruh rumah sakit di Indonesia, yaitu rumah sakit tipe A, B dan

C haruslah terdapat unit rehabilitasi medik. Kemudian pada tahun 1982

keluarlah Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang berlakunya Sistem

Kesehatan Nasional, yang didalamnya menyatakan bahwa upaya kesehatan

perlu dilaksanakan dengan peran serta masyarakat yang mencakup upaya

promotif, kuratif dan rehabilitasi medik.39

2. Pengertian Rehabilitasi Medik

Pada umumnya rehabilitasi diartikan sebagai pemulihan atau

penyembuhan, dan kegiatan rehabilitasi adalah suatu rangkaian kegiatan

39

Albert Hutapea, Dasar Rehabilitasi Medik, (Jakarta; 1986)

Page 51: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

penyembuhan masalah-masalah yang diakibatkan oleh kecacatan serta

memulihkan kemampuan-kemapuan untuk melaksanakan peran sosial dalam

rangka peklaksanaan tugas-tugas atau kegiatan kehidupan sehari-harinya.

Dalam bukunya yang berjudul Para Cacat Henry H. Keser

mendefinisikan bahwa rehabilitasi adalah suatu pemulihan (restorasi)

kepada penderita cacat sehingga dapat mencapai kegunaan seppenuh

mungkin dari kemampuan jasmani, mental, sosial, jabatan dan penghidupan

ekonomi.40

Dari definisi tersebut nampak bahwa kegiatan rehabilitasi medik

tidak hanya ditujukan pada pulihnya kemapuan jasmani saja akan tetapi

meliputi kemampuan mental, sosial, pekerjaan dan penghidupan ekonomi.

Pengertian rehabilitasi medik dalam buku Pedoman Rehabilitasi

Medik Preventif di Rumah Sakit adalah sebagai berikut;

”Rehabilitasi medik adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan total

yang dilakukan secara multidisipliner, untuk membantu memulihkan

kemampuan-kemampuan fisik, mental dan sosial penderita yang terganggu

akibat penyakit dan lain-lain sehingga ia mampu melakukan fungsi dan

peranannya kembali di masyarakat secara ooptimal.”41

Rehabilitasi medik dalam pelaksanaanya haruslah sesuai dengan apa

yang menjadi ketentuan sebagai usaha pelayanan dalam bidang kesehatan,

yakni yang meliputi usaha-usaha sebagai berikut;

1. Peningkatan (Promotif)

Promotif adalah usaha dalam hal penigkatan kesehatan

masyarakat. Peningkatan ini dapat dicapai melalui pendidikan

40

Henry H. Keser, Para Cacat, (1982), hal ; 20 41

Pedoman Rehabilitasi Medik Preventif di Rumah Sakit, (1997), hal. 5

Page 52: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

mengenai kesehatan masyarkat, seperti tentang hidup sehat dengan

gizi baik, lingkungan hidup bersih, termasuk menghindari kecacatan.

Secara spesifik contoh kegiatan ini adalah penyuluhan tentang sikap

tubuh yang baik untuk mengurangi resiko kecacatan.

2. Pencegahan (Preventif)

Preventif adalah usaha pencegahan terhadap suatu penyakit,

dalam halnya masalah penderita cacat, usaha ini berupa pencegahan

terhadap terjadinya kecacatan yang lebih lanjut akibat penyakit.

Secara rinci, tahapan pencegahan di bidang rehabilitasi medik

mencakup yang dilakukan oleh tim;

a. Mencegah atau mengurangi angka kesakitan

b. Mengurangi akibat lanjut kelainan.

c. Mencegah mengurangi terjadinya ketidakmampuan akibat

kelainan.

d. Mencegah terjadinya ketunaan setelah keadaan ketidakmampuan.

3. Penyembuhan (Kuratif)

Kuratif adalah usaha penyembuhan terhadap suatu penyakit,

usaha ini juga termasuk usaha pengobatan dan perawatan.

4. Pemulihan (Rehabilitasi)

Rehabilitasi adalah usaha pemulihan kesehatan dari sakit,

cidera, cacat pada umumnya yang dilakukan oleh tim, yaitu;

a. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik

b. Psikologi.

c. Fisioterapi

Page 53: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

d. Terapi Wicara.

e. Okupasi Terapi.

f. Prostetik Ortetik.

g. Pekerja Sosial Medis.

h. Perawat Rehabilitasi Medik.42

Dalam hasil dari lokakarya Rehabilitasi Medik Indonesia,

WHO memberikan batasan pengertian rehabilitasi medik, yaitu;

” Rehabilitasi medik adalah proses pelayanan medik yang

bertujuan mengembangkan kesanggupan fungsional dan psikologik

seseorang dan bila perlu mengembangakan mekanisme kompensatorik, sehingga memungkinkan bebas dari ketergantungan

dan mengalami hidup yang aktif.”43

Dari pernyataan diatas, jelas bahwa ukuran keberhasilan

suatu usaha rehabilitasi medik adalah sejauhmana yang bersangkutan

(pasien atau si penderita sakit) dapat melepaskan diri dari

ketergantungan pada orang lain, serta kemapuannya untuk

meningkatkan kondisi-kondisi kehidupannya. Untuk itu dalam

mencapai tujuan rehabilitasi medik dibutuhkan beberapa keahlian

khusus, antara lain;

a. Fisio Terapi

Fisio terapi dalam rehabilitasi medik mempunyai fungsi

untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit, melatih serta

memperkuat otot-otot dan memperbaiki koordinasi otot-otot agar

42

Albert Hutapea, Dasar Rehabilitasi Medik, (Jakarta; 1986) 43

Naskah Lengkap dan Hasil Lokakarya Rehabilitasi Medik Indonesia I, Lokakarya

Rehabilitasi Medik dan Unit rehabilitasi RSCM, (Jakarta; 1980), hal. 249

Page 54: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

pasien dapat berfungsi kembali semaksimal mungkin dengan

cacatnya. Seorang fisio terapi (fisioterapis) haruslah memiliki

keahlian dalam gerakan dan fungsi bagian-bagain tubuh, namun

adakalanya seorang fisioterapis juga melakukan tindakan-tindakan

yang bersifat preventif dan promotif, misalnya latihan relax bagi

orang-orang yang kelewat sibuk atau memperkuat otot-otot untuk

mencegah sobekan pada para olahragawan.

b. Okupasi Terapi

Terapi okopasional atau okupasi terapi adalah suatu usaha

untuk membantu pasien dengan memberikan terapi berupa latihan

kerja atau beberapa kegiatan untuk melatih otot-otot anggota badan

yang menjadi kaku karena suatu penyakit, misalnya pemberian

latihan menyulam, menganyam, menjahit, melukis dengan benang

dan lain-lain. Pelayanan yang diberikan oleh seorang okupasional

terapis berupa kegiatan-kegiatan mental maupun fisik yang

merangsang pertumbuhan pasien agar dapat berfungsi secara

maksimal dalam kegiatan di rumah, di tempat kerja maupun di

lingkungan.

c. Ortetik Prostetik

Ortetik prostetik atau OP merupakan dua pengetahuan

penting tentang cara-cara pengukuran, pembuatan dan pemasangan

alat-alat penguat atau pengganti tubuh yang lumpuh.

d. Psikologi.

Page 55: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Pengetahuan ini dipakai untuk membantu pasien dalam

mengatasi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan masalah

psikologis yang sering timbul akibat penyakit yang diderita. Selain

itu juga untuk mengurangi depresi, membantu mendorong pasien

mengembalikan rasa percaya diri dengan memberikan psikoterapi.

Fungsi dari psikologi itu sendiri adalah untuk menangani

permasalahan psikis penderita atau pasien.

e. Terapi Wicara

Keahlian ini dipakai untuk mengembalikan dan membatasi

kecacatan dalam hal kemampuan berbahasa dan berbicara.

f. Pekerja Sosial Medis

Keahlian ini mempunyai tanggung jawab dalam mengatasi

atau memperbaiki fungsi sosial pasien yang terganggu akibat cacat

yang disandangnya. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut,

pekerja sosial melakukan pendekatan dengan pasien, keluarga pasien

dan lingkungan pergaulan serta masyarakat di mana pasien tinggal.

Dalam melakukan pendekatan ini, pekerja sosial dapat menerapkan

metode-metode pekerjaan sosial yang dapat dipakai dalam pekerjaan

sosial di rumah sakit.44

D. Paraplegia

1. Pengertian Paraplegia

44

Manihuruk, Majalah Penderita Cacat dan Usaha Rehabilitasinya, Majalah Gema Insani Para

Penyandang Cacat, (Jakarta; 1981)

Page 56: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Ada beberapa definisi mengenai paraplegia Bernaddete Fallon dalam

bukunnya yang berjudul So You Are Paralyed mendefinisikan bahwa

paraplegia adalah kelumpuhan pada kaki dan bagian batang tubuh (tulang

belakang) yang diakibatkan kerusakan atau penyakit sumsum tulang

belakang.45

Sedangkan dalam sebuah artikel kesehatan mendefinikan paraplegia

adalah kelumpuhan dua anggota gerak bawah yang diakibatkan cederanya

tulang belakang atau kerusakan pada syaraf tulang belakang.46

Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan secara garis besar

paraplegia adalah kelumpuhan pada dua anggota gerak bawah atau kaki

yang diakibatkan oleh kecelakaan atau penyakit yang secara langsung

menyerang syaraf tulang belakang.

2. Penyebab Paraplegia

Berdasarkan dari penjelasan definisi pada sebelumnya bahwa

penyebab dari seseorang menjadi paraplegic atau mengalami kelumpuhan

adalah diakibatkan oleh kecelakaan atau penyakit yang menyerang secara

langsung syaraf tulang belakang atau sumsum tulang belakang.

Seseorang yang mengalami kecelakaan atau kerusakan pada syaraf

atau sumsum tulang belakang tidak serta merta langsung mengalami

kelumpuhan. Tingkat di mana seseorang mengalami kelumpuhan bervariasi

mulai dari perlemahan gerakan kaki, pada bagian yang lumpuh biasanya

45

Fallon Bernaddete, So You Are Paralyed, hal. 1 46

www.Apparelyzed.com, Jenis Kelumpuhan-Quadriplegia (Tertraplegia) dan Paraplegia,

Diakses pada November 2008

Page 57: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

penderita tidak dapat merasakan tekanan atau mati rasa, hingga pada

akhirnya penderita tidak dapat merasakan apa – apa pada kedua tungkai

kakinya.

Tulang belakang itu sendiri terdiri atas suatu rantai lingkaran-

lingkaran tulang, vertebrae (tulang belakang / punggung), agak menyerupai

gulungan-gulungan benang yang banyak tersusun satu di atas yang lainnya

masing-masing dengan suatu ”badan” tulang di depan. Ada 24 buah

lingkaran, 7 buah lingkaran di leher yang biasa disebut cervical, 12 buah di

bagian dada sebelah belakang thoracic, dan 5 di bagian belakang yang

paling sempit atau lumbar. Berikut gambar tulang belakang itu sendiri;

GAMBAR I. Struktur Tulang Belakang47

Pada lingkar-lingkar tulang belakang terdapat piringan sendi,

penyangga elastik untuk menerima sentakan-sentakan sehari-hari. Selain itu

pada kanal tulang belakang paling ujung yang terhubung langsung ke otak

ekor abu-abu tersebut biasa dikenal dengan sebutan sumsum tulang

belakang.48

Sumsum tulang belakang bekerja seperti kabel telepon dua arah

47

www. Apparelyzed.com, Jenis Kelumpuhan - Quadriplegia (Tetraplegia) dan Paraplegia,

diakses pada November 2008 48

Bernaddete Fallon, So You Are Paralyed (Jadi, Anda Lumpuh), hal. 1

Page 58: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

yang melayani ’pertukaran berita’ bagian otak, dimana sumsum tulang

belakang menyampaikan berita dari otak baik untuk bergerak atau diam dan

berita dari seluruh badan ke otak mengenai perasaan (rasa sakit, panas dan

dingin dan sebagainya).49

Oleh karenanya, jika seseorang mengalami suatu

kecelakaan yang meremukkan atau merusak tulang belakang dan sumsum

tulang belakang, maka syaraf-syaraf dalam sumsum tulang belakang yang

berfungsi menghantarkan pesan keotak terputus dan sehingga perintah untuk

menggerakkan kaki tidak tersampaikan. Dalam suatu kecelakaan lingkar-

lingkar tulang belakang akan mengalami kerusakan atau perubahan letak

secara paksa hal ini menyebabkan tulang belakang berhenti berfungsi.

Kerusakan dapat pula terjadi disebabkan oleh suatu penyakit yang

menyerang sumsum tulang belakang yang pada akhirnya pun mengganggu

fungsi tulang belakang tersebut.

Pengaruh lain dari kerusakan syaraf tulang belakang sumsum tulang

belakang beragam, menurut bagian sumsum tulang belakang yang terluka

dan menurut berat tingkat kerusakannya. Paraplegia disamakan dengan

kelumpuhan autonomik, disamping kerusakan sumsum tulang belakang dan

otak ada sistem saraf ’autonomic’ atau ’vegetative’ yang berada diluar

sumsum tulang belakang namun masih berhubungan dengan sumsum tulang

belakang. Fungsi utamanya adalah untuk mengatur keluarnya air seni dan

kotoran, fungsi seksual untuk laki-laki, fungsi untuk sirkulasi darah yang

dipompa melalui pembuluh darah serta fungsi untuk mengeluarkan keringat.

Disebut demikian karena terdapat banyak syaraf yang terbagi sepanjang

49

Ibid, hal. 2

Page 59: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

sumsum tulang belakang ke dalam akar-akar urat saraf yang terkumpul dari

berbagai bagian tubuh yang menunjukkan bagian mana dari sumsum tulang

belakang yang masih utuh, semantara perasaan dan gerakan telah terganggu

atau terhenti fungsinya.50

Berikut tabel susunan sumsum tulang belakang

dan pembagian urat sarafnya;

Tabel 3

Susunan Sumsum Tulang Belakang dan Pembagian Urat

Sarafnya.51

No Susunan Sumsum Tulang

Belakang

Pembagian Urat Saraf

1 Cervical 1-4 Diafrakma

2 Cerfical 5 Deltoid (mengangakat lengan ke

samping) dan Biceps (menekuk

siku)

3 Cervical 6 Pengulur pergelangan tangan

4 Cervical 7 Triceps (meluruskan siku)

5 Cervical 8 dan Thoracic

1

Tangan dan jari-jari tangan

6 Thoracic 2-8 Urat-urat dada

7 Thoracic 6-12 Urat-urat perut

8 Lumbar 1-5 dan Sacral 1 Urat-urat kaki

9 Sacral 2-5 Usus besar dan kandung kemih

Tabel di atas menjelaskan bahwa seseorang menderita paraplegia

jika ia mengalami taruma dibawah T12 (Thoracic 12) yang mempengaruhi

50

Ibid, hal. 6 51

Bernadette Fallo, Jadi, Anda Lumpuh, hal. 7

Page 60: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

otot-otot kaki, usus besar serta kandung kemih sementara urat-urat perut ke

atas masih berfungsi dengan baik.

3. Tingkatan Paraplegia

Tingkat awal tanggapan tubuh terhadap kelumpuhan sumsum tulang

belakang dan sistem saraf autonomik berlangsung sekitar tiga sampai enam

minggu. Penderita paraplegia yang disebabkan karena suatu kecelakaan

membutukan waktu untuk sembuh antara delapan sampai empat belas

minggu, dan selama masa perawatan penderita paraplegia ini dilarang duduk

atau bangun dari tempat tidur sebab hal ini dapat membuat kerusakan yang

makin parah.

4. Kemandirian Paraplegia

Untuk kembali menjadi mandiri seorang penderita paraplegia

membutuhkan waktu antara empat sampai dua belas bulan.

Kemandirian yang diberikan oleh para perawat dan fisioterapis

berupa

1. Cara Duduk Tegak

Pada awal pertama penderita paraplegia akan ditegakan

perlahan-lahan membentuk sudut 45 derajat selama kurang lebih

sepuluh menit, kemudian hingga 90 derajat atau duduk tegak

selama tiga puluh menit. Setelah penderita paraplegia siap maka

terapis akan membantu duduk di atas kursi untuk beberapa menit

dan sedikit demi sedikit untuk waktu yang lebih lama.

Page 61: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

2. Keseimbangan

Pertama kali penderita paraplegia akan belajar menyesuaikan

perasaan mengenai keseimbangan yang hilang dengan

menggunakan matanya dan menggunakan otot-otot yang masih

berfungsi setelahnya penderita paraplegia ini akan mampu

menarik tubuhnya kebelakang dalam posisi tegak lurus. Hal ini

membutuhkan waktu yang cukup hingga pada akhirnya penderita

pareplegia akan mampu melakukan hal terebut dengan

sendirinya tanpa bantuan atau topangan dari orang lain.

3. Berpakaian

Sementara penderita paraplegia belajar akan keseimbangan

mereka juga belajar bagaimana cara memakai baju sendiri.

Umumnya hal ini tidak terlalu sulit untuk penderita paraplegia

karena bagian atas tubuh mereka tidak mengalami kerusakan

atau kelumpuhan hanya saja waktu yang mereka gunakan untuk

memakai baju menjadi agak lama terutama saat mereka memakai

celana dan ini butuh latihan yang intensif.

4. Latihan berdiri dan berjalan

Latihan ini brfungsi untuk menjaga agar lutut-lutut pendertia

paraplegia tetap lurus dan kaki-kaki tidak terseret ke lantai.

Penderita paraplegia ini akan belajar dengan menggunakan

palang sejajar yang terdapat pada rumah sakit rehabilitasi pada

umumnya, setelah menjalani latihan yang cukup penderita

Page 62: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

paraplegia akan mulai belajar dengan menggunakan kruk untuk

berjalan sedikit demi sedikit. Hal ini hanya dapat dilakukan pada

penderita paraplegia yang mengalami tingkat cedera dibawah L3

sedang pada penderita paraplegia yang mengalami tingkat cedera

pada T12 kemungkinan ini sangat kecil, namun latihan harus

tetap dilakukan untuk menjaga terjadinya ’contracture’ atau

pemendekan otot tetap, memperbaiki sirkulasi darah dan

membantu ginjal agar dapat bekerja secara semestinya.

5. Makanan

Seperti yang telah dijelaskan bahwa penderita paraplegia juga

akan kehilangan kontrol buang air kecil dan besar sehingga pada

tahap awal kelumpuhan mereka membutuhkan makanan khusus

yang menghindarkan penderita mengalami komplikasi, setelah

lewat masa perawatan penderita paraplegia setelah mendapat izin

dari dokter diperbolehkan memakan makanan pada umumnya.

Hanya saja mereka tidak boleh memakan makanan yang dapat

menyebabkan kegemukan selain berbahaya karena kondisi

mereka kegemukan juga dapat menyebabkan terjadinya

komplikasi pada penderita pareplegia. Selain itu penderita

paraplegia diharuskan memakan makanan yang banyak

mengandung serat dan mineral guna menghindarkan sembelit.

6. Berkeringat

Berkeringat biasanya terjadi hanya pada bagian-bagian yang

masih berfungsi saja atau pada bagian yang masih memiliki rasa.

Page 63: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Seorang penderita paraplegia berkeringat biasanya terjadi akibat

dari gangguan usus besar dan kandung kemih yang harus

dikosongkan, atau pada saat tidur maka posisi tidur dari

penderita pareplegia ini harus diubah atau pada saat berada di

kursi roda oleh karenanya posisi duduknya harus dirubah.

7. Naik turun dari kloset

Dalam hal ini penderita paraplegia membutuhkan beberapa

peralatan seperti tali atau rantai yang di gantung di langi-langit

kamar mandi, hal ini berfungsi untuk membantu penderita

paraplegia naik dan turun dari kloset.52

52

Ibid, hal. 11-18

Page 64: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

BAB III

GAMBARAN UMUM INSTALASI REHABILITASI MEDIK

RSUP FATMAWATI JAKARTA

A . Sejarah Singkat Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawti

Instalansi rehabilitasi medik pada awalnya bernama Pusat

Rehabilitasi (rehabilitation center) yang didalamnya terdapat fasilitas

orthopedi. Pengadaan fasilitas orthopedi ini bertujuan untuk memberikan

pengobatan dan rehabilitasi semaksimum mungkin pada penderita cacat

tubuh dan demi memaksimalkan pelayanan terhadap pasien penderita cacat

tubuh Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati mendirikan Pusat Rehabilitasi

Medik (PRM) yang secara khusus melayani penderita cacat tubuh

Berdasarkan SK. NO. 5/1/2/1972, terbentuklah Badan Koordinasi

Rehabilitasi Penderita Cacat Tubuh (BAKORREPENCATU), yang pada

akhirnya pusat rehabilitasi Jakarta diresmikan oleh (alm) Ibu Presiden Tien

Soeharto yang bertepat di Rumah Sakit Fatmawati pada bulan April 1973.

Pada bulan Oktober 1978, terdapat bantuan peralatan dari Australia,

Amerika Serikat, Kanada, Singapura, India dan Prancis dengan bantuan

peralatan yang memadai tersebut dapat menunjang tujuan akhir dari

orthopedi tersebut yakni pengobatan dan rehabilitasi semaksimum mungkin

untuk para penderita.

43

Page 65: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Pada tahun 1984 Unit Pelayanan Rehabilitasi Medik (UPRM)

berganti nama menjadi Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), diikuti dengan

perubahan status Rumah Sakit Umum Fatmawati menjadi Rumah Sakit

Umum Pusat Fatmawati berdasarkan SK Menkes RI No. 551/1994.

Berdasarkan SK Menteri RI. 134 Tahun 1978 yang menyatakan;53

”Seluruh rumah sakit di Indonesia dibagi menjadi tipe A, B dan C dimana

masing-masing tipe rumah sakit memiliki Unit Pelayanan Rehabilitasi Medik

(UPRM).”

Yang dimaksud dengan rumah sakit umum tipe A, B dan C adalah

sebagai beriku;

a. Rumah sakit umum kelas C yakni, Fasilitas dan kemampuan

untuk memberikan pelayanan medik spesialistik dasar

b. Rumah sakit umum kelas B, yakni fasilitas dan kemampuan

untuk memberikan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11

spesialistik dan sub spesialistik terbatas

c. Rumah sakit umum kelas A, yakni fasilitas dan kemampuan

untuk meberikan pelayanan medik spesialistik luas dan sub

spesialistik luas.54

53

Soraya, Kerangka Acuan Praktikum Kesejahteraan Sosial pada bagian Pelayanan Sosial

Medis, Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta; 2007),hal. 2-3 54

Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan, Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di

Rumah Sakit Kelas A, B dan C, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan,

(Jakarta; 1997), hal. 14-15

Page 66: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Rumah Sakit Fatmawati termasuk kedalam rumah sakit tipe B,

dimana didalamnya telah resmi didirikan UPRM dengan tugas

melaksanakan dengan tugas melaksanakan rehabilitasi medik yang

mencakup pelayanan fisioterapi, pembuatan alat bantu dan latihan kerja,

perawatan serta pengobatan.

Instalasi rehabilitasi medik merupakan salah satu dari beberapa

instalasi yang ada di RSUP Fatmawati yang masih berada di bawah naungan

DEPKES RI dan yang menjadi sponsor utama bagi IRM adalah pemerintah

pusat.

Sesuai dengan namanya yaitu IRM – Fatmawati maka instalasi ini

terletak dalam lingkungan RSUP Fatamawati yang bertempat di Jl. Raya

Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan. Berdiri diatas tanah seluas 358. 790

M2, dengan luas bangunan 52.761 M2 sedang IRM itu sendiri menempati

dari sebgian area tersebut atau lebih tepatnya sekitar 2121 M2.

B. Klasifikasi Lembaga

Berdasarkan SK MENKES RI No. 134 tahun 1978 menyebutkan

bahwa seluruh rumah sakit di Indonesia dibagi menjadi tiga tipe A, B dan C

di mana masing-masing tipe rumah sakit memiliki unit pelayanan

rehabilitasi medik (UPRM). Rumah Sakit Fatmawti termasuk dalam rumah

sakit tipe B di mana telah resmi diadakan UPRM dengan tugas

melaksanakan rehabilitasi medik yang mencakup pelayanan fisioterapi,

pembuatan alat bantu dan latihan kerja, perawatan dan pengobatan.

Page 67: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Instalasi rehabilitasi medik merupakan salah satu dari instalasi yang

ada di RSUP Fatmawati yang masih berada di bawah naungan dari

Departemen Kesehatan RI dan yang menjadi sponsor utama RSUP

Fatmwati adalah pemerintah.

Pasien yang ditangani atau dilayani oleh IRM RSUP Fatmawati

meliputi pasien dewasa baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak dan

lansia yang mengalami disfungsi fisik seperti paraplegia (kelumpuhan dua

anggota gerak bawah), tetraplegia (kelumpuhan dua anggota gerak atas),

kesulitan bicara, stroke atau pasca stroke dan penyakit yang berhubungan

dengan syaraf tulang belakang.

Jenis pelayanan yang ada di IRM RSUP Fatamawati adalah rawata

jalan dan rawat inap. Pelayanan yang diberikan IRM RSUP Fatmawati

kepada pasien merupakan pelayanan langsung, di mana pasien mendapatkan

jenis pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan.55

C. Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Fungsi Instalasi Rehabilitasi Medik.56

1. Visi

Visi dari instalasi rehabilitasi medik adalah ” Menjadi pusat rujukan

Rehabilitasi Medis terbaik di Indonesia. ”

2. Misi

55

Soraya, Kerangka Acuan Praktikum Kesejahteraan Sosial pada bagian Pelayanan Sosial

Medis, Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta; 2007),hal. 3 56

Profil Instalasi REhabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta; 2006), hal. 2-5

Page 68: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Misi dari instalasi yang secara khusus melayani pasien disfungsi

fisik seperti paraplegia (kelumpuhan dua anggota gerak bawah), tetraplegia

(kelumpuhan dua anggota gerak atas), kesulitan bicara, stroke atau penyakit

yang berhubungan dengan syaraf tulang belakang ini adalah sebagai berikut;

a. Melaksanakan Pelayanan Rehabilitasi Medik dengan mutu yang prima,

terjangkau, efektif dan efisien dengan landasan sentuhan manusiawi.

b. Melakukan inovasi secara terus menerus dalam mengembangkan

pelayanan rehabilitasi medis.

c. Meningkatkan kesejahteraan SDM yang merupakan aset dalam

pelayanan rehabilitasi medis.

3. Falsafah

Falsafah dari instalasi rehabilitasi medik ini adalah ”Meningkatkan

kemampuan fungsional pasien berdasarkan kemapuan yang masih

dimilikinya.”

4. Tujuan

Instalasi rehabilitasi medik memiliki tujuan yang mulia dalam

melayani semua pasien penderita cacat, adapun tujuan tersebut adalah

sebagai berikut;

a. Pelayanan rehabilitasi medis ditujukan untuk mempertahankan atau

meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara mencegah, mengurangi

kelainan, disability dan ketunaan beserta dampaknya melalui

peningkatan fungsi semaksimal mungkin sehingga dapat melakukan

fungsinya di masyarakat.

Page 69: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

b. Menjadikan pelayanan rehabilitasi medis secara paripurna yang

berorientasi kepada tuntunan kepuasan pelanggan.

5. Fungsi

Fungsi dari pelayanan yang ada di instalasi rehabilitasi medik itu

sendiri adalah sebagai berikut;

a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga, alat dan bahan untuk fasilitas

pelayanan.

b. Melakukan pemantauan, pengawasan dan penelitian penggunaan

fasilitas kegiatan pelayanan rehabilitasi medis.

c. Melakukan pemantauan, pengawasan dan pengendalian mutu

rehabilitasi medis.

d. Melakukan pengembangan dan pemasaran di bidang rehabilitasi medis.

D. Peran Instalasi Rehabilitasi Medik.

Instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati menjalankan proses

rehabilitasi secara terus menerus dan melalui tahapan-tahapan yang

memiliki tujuan akhir berfungsinya kembali fisik, sosial dan mental dari

para pesien secara maksimal dan juga mengoptimalkan kembali organ-organ

tubuh yang masih berfungsi.

Sebagai penyelenggara pelayanan medis instalasi rehabilitasi medik

RSUP Fatmawati menjalin kejasama dengan Dokter SMF rehabilitasi medik

yang meliputi Dokter Umum dan Dokter Sub Specialis.57

57

Soraya, Kerangkan Acuan Praktikum Kesejahteraan Sosial pada bidan gPekerja Sosial di

Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta;2007), hal. 4

Page 70: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Sedang instalasi rehabilitasi medik itu sendiri memiliki peran

sebagai berikut;

1. Menyiapkan fasilitas agar pelayanan rehabilitasi medik dapat terlaksana

dengan baik.

2. Melaksanakan pelayanan fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara,

psikologi, rehabilitasi terpadu dan pelayanan sosial medis.

3. Melakukan produksi; prostetik ortotik dan workshop kursi roda.

4. Menyiapkan fasilitas pendidikan pelatihan dan penelitian.

E. Program Kegiatan Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik

Pelayanan rehabilitasi medik di RSUP Fatmawati dilakukan melalui

sistem satu pintu (one gate system), artinya setiap pasien yang memerlukan

pelayanan rehabilitasi medik harus dilakukan pemeriksaan, penilaian dan

assessment dari Dr. Umum atau Dr. Spesialis terlatih untuk diagnosis

fungsional dan menentukan program terapi yang dibutuhkan, program terapi

tersebut dilaksanakan melalui pelayanan rehabilitasi medik rawat jalan atau

pelayanan rehabilitasi medik rawat inap.58

Program pelayanan pasien dilakukan dengan pendekatan secara tim

meliputi program pelayanan;59

1. Psikologi.

Adapun pelayanan yang diberikan, adalah sebagai berikut;

a. Konseling

58

Soraya , Kerangka Acuan Praktikum kesejahteraan Sosial pada bidang Pekerja Sosial di

instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta; 2007), hal. 7 59

Profil Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta ; 2006), hal. 18-24

Page 71: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

b. Evaluasi Psikologi

c. Tumbuh kembang anak

d. Rekruitmen pegawai

2. Fisioterapi

Kegiatan pelayanan fisioterapi adalah;

a. Elektroterapi; (SWD), (Ultra Sound), (TENS), Faradiasi/Galvanisasi,

Traksi, Magnetoterapi, Laser Terapi dll.

b. Latihan di Gymnasium; Ruang pelatihan (ROM Exercise), Stretching,

Latihan Tranver dan Mobilisasi.

c. Hidroterapi.

3. Terapi Wicara

Sedang kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh terapi wicara;

a. Kelainan bahasa (Afasia)

b. Kelainan komunikasi (Disartria)

c. Ruang Terapi Wicara (Delayed Speech)

d. Grup terapi anak dan grup terapi afasia

4. Okupasi Terapi

Kegiatan pelayanan okupasi terapi itu sendiri adalah;

a. Latihan koordinasi/ keseimbangan

b. Latihan keterampilan tangan

c. Latihan aktivitas sehari-hari

d. Rehabilitasi Anak : Autisme, (ADHD)

Page 72: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

5. Akupungtur

Pelayanan terapi akupungtur yang dilakukan adalah;

a. Mengatasi nyeri

b. Kelemahan atau kelumpuhan

c. Kegemukan

d. Menghentikan kebiasaan merokok

e. Asma

6. Ortetik Prostetik

Melayani pembuatan alat-alat Bantu dan alat pengganti.

7. Workshop

Melayani pembuatan kruk, walker, tripod dan kursi roda.

8. Sosial Medis

Pelayanan yang diberikan oleh Pekarja Sosial Medis, adalah;

a. Membantu dalam masa peralihan sebelum kembali ke lingkungan atau

masyarakat.

b. Melakukan evaluasi psikososial pasien R3M.

c. Membantu alih pekerjaan

d. Lintas sektoral (Hubungan dengan DEPSOS)

9. Asuhan keperawatan rehabilitasi medik

Masing-masing dari pelayanan tersebut menempati ruangan

tersendiri, adapun secara lengkapnya dapat dilihat pada table berikut;

Tabel 4

Jumlah Fasilitas Ruang Pelayanan di

Instalasi Rehabilitasi Medik

Page 73: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

NO. Fasilitas Jumlah

1. Ruang Fisio Terapi 1

2. Ruang Gymnasium 1

3. Ruang Hidro Terapi 1

4. Ruang Elektro Terapi 2

5. Ruang Workshop Ortetik Prostetik 1

6. Ruang Okupasi Terapi 1

7. Ruang Workshop Kursi Roda Merdeka 1

8. Ruang Konferensi 1

9. Ruang Tata Usaha IRM 1

10. Ruang Dokter 1

11. Ruang Penanggung Jawab 1

12. Ruang Kepal IRM 1

13. Ruang Terapi Wicara 2

14. Ruang Pekerja Sosial Medis 2

15. Ruang Bahan Baku PO 1

16. Ruang Psikologi 2

17. Ruang Akupungtur 2

18. Ruang Gypnasium Rehabilitasi Terpadu 1

Sedang kegiatan-kegiatan anggota tim rehabilitasi medik di IRM

RSUP Fatmawati adalah sebagai berikut;

1. Visite (Rounde)

Visite atau rounde ini adalah suatu kegiatan yang berupa

kunjungan ke kamar-kamar perawatan pasien yang bertujuan

Page 74: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

untuk mengetahui perkembangan pasien. Kegiatan ini biasanya

dilaksanakan pada hari senin.

2. Pertemuan Staf (Case Conference)

Ini adalah bentuk dari kelanjutan kunjungan bangsal (visite), di

mana ketua SMF instalasi rehabilitasi medik memhas semua

permasalahan pasien mulai dari kesehatan, sosial, emosional

serta kebutuhan alat Bantu.

3. Pertemuan Keluarga (family meeting)

Kegiatan ini merupakan pertemuan antara Kepala Ruang Rawat,

dokter yang merawat, tim rehabilitasi medik termasuk pekerja

sosial dengan keluarga atau penanggung jawab pasien. Kegiatan

ini bertujuan untuk memberitahu kepada keluarga atau

penanggung jawab pasien tentang keadaan atau kondisi sakit

pasien bagaimana kelanjutannya, perawatannya dan hal-hal yang

bisa dilakukan oleh keluarga atau masalah-masalah soaial yang

dihadapi penderita.

Kegiatan instalasi rehabilitasi medik tidak dapat digabungkan dalam

instalasi rawat jalan atau instalasi rawat inap rumah sakit, sebab di instalasi

rawat jalan tidak bisa dilakukan kegiatan pelayanan paket program terapi

rehbilitasi medik yang terpadu dan komprehensip.

Sedangkan di instalasi rawat inap rumah sakit pelayanan rehabilitasi

medik akan memperpendek hari perawatan rumah sakit. Untuk

Page 75: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

penampungan pasien yang memerlukan pelayanan rehabilitasi rawat inap

diperlukan ruang instalasi rehabilitasi medik yang berbeda dalam instalasi

rehabilitasi medik;

Pasien yang dirawat, di rawat inap instalasi rehabilitasi medik adalah

sebagai berikut;

1. Pasien murni kandidat rehabilitasi medik

2. Pasien dinyatakan tidak membutuhkan perawatan lagi dari instalasi

rawat inap rumah sakit, tapi masih membutuhkan pelayanan

rehabilitasi medik rawat inap.60

Berdasarkan program pelayanan rehabilitasi medik tersebut di dalam

instalasi rehabilitasi medik dapat dikembangkan pelayanan rehabilitasi

medik rawat jalan dan pelayanan rehabilitasi medik rawat inap yang lebih

spesialistik sesuai dengan kecendrungan epidemiologi, kebutuhan

masyarakat dan kemampuan rumah sakit. Di samping itu dilaksanakan juga

pelayanan rehabilitasi medik konsultatif terhadap pasien di instalasi rawat

inap rumah sakit untuk memperpendek hari perawatan di rumah sakit.

Adapun alur dari pasien yang membutuhkan pelayanan rehabilitasi

medik, pasien dapat berasal dari;

1. Instalasi gawat darurat

2. Instalasi rawat jalan

3. Instalasi rawat inap

4. Konsul dari praktek Dr. Swasta atau Klinik

60

Soraya, Kerangka Acuan Praktikum Kesejahteraan Sosial pada bidang Pekerja Sosial Medis

di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta; 2007), hal. 8

Page 76: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

PT O

T

TW RT PS

M

PSI WS PO

LAPORAN

KWALITI

PJ.

Penyususnan Prog.Laporan

INS. TUR Gudang

IRM

TEMPAT

PENDAFTARAN

PASIEN

KASIR TIM

PENGENDALI

ASKES

PENDERITA I R N A I R J

5. Rujukan dari rumah sakit atau intitusi kesehatan lainnya.

Dengan system satu pintu (one gate system) pasien dapat diterima di

instalasi rehabilitasi medik dan kegiatan selanjutnya adalah;

1. Pemeriksaan, penilaian dan assessment

2. Paket program terapi

a. Pelayanan rehabilitasi medik rawat jalan

b. Pelayanan rehabilitasi medik rawat inap

3. Keluar atau dikembalikan oleh Dokter pengirim dalam keadaan;

a. Sembuh tanpa cacat

b. Cacat dengan impairmen, disabilitasi, handicap

c. Meninggal

4. Kembali kemasyarakat.61

Alur pelayanan di instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati,

sebagai berikut;62

61

Soraya, Kerangka Acuan Praktikum Kesejahteraan Sosial pada bidang Pekerja Sosial Medis

di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta; 2007), hal. 9 62

Soraya, Kerangka Acuan Praktikum Kesejahteraan Sosial pada bidang Pekerja Sosial Medis

di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta; 2007), hal. 14

Page 77: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Gambar 2 Alur Pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik

F. Sumber Dana dan Pola Pendanaan

Instalasi rehabilitasi medik merupakan salah satu dari beberapa

instalasi yang ada di RSUP Fatmawati, yang berada di bawah naungan

DEPKES RI dan yang menjadi sponsor utamanya adalah pemerintah. IRM

RSUP Fatmawati juga menerima pemasukan yang berasal dari pasien-pasien

yang menjalani pengobatan dan perawatan di IRM RSUP Fatamawati.

Pola pendanaan yang diterima dan dijalankan oleh IRM RSUP

Fatmawati adalah sentralisasi, di mana dana mengacu pada kebijakan

anggaran dari RSUP Fatmawati. Dengan mekanisme, IRM RSUP Fatmawati

membuat rancangan anggaran untuk satu tahun. Seluruh pemasukan dan

pelayanan di IRM RSUP Fatmawati diserahkan kepada bagian keuangan

RSUP Fatmawati dan kemudian instalasi IRM RSUP Fatmawati akan

menerima dana operasional berjumlah satu juta rupiah setiap bulannya yang

akan digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas IRM.

G. Organisasi dan Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Medik

Sejak berlakunya SK Menkes RI. No. 983 tahun 1992 tentang

pedoman Rumah Sakit Umum, maka perlu dilakukan penataan kembali

Organisasi dan Tata Kerja instalasi rehabilitasi medik di Rumah Sakit;

Page 78: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

1. Instalasi merupakan fasilitas penyelenggara pelayanan medis,

pelayaan penunjang medis, pelatihan dan pemeliharaan sarana rumah

sakit.

2. Instalasi di pimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non structural

3. Sifat medis fungsional adalah kelompok Dokter yang bekerja pada

instalasi dalam jabatan fungsional.

4. Staf para medis fungsional dan tenaga non medis adalah paramedis,

perawat dan non perawat yang bertugas pada instalasi dalam jabatan

fungsional.

Instalasi rehabilitasi medik di Rumah Sakit Umum Kelas A, B,

Pendidikan dan non Pendidikan di pimpin oleh seorang Dokter Spesialis

Rehabilitasi Medik sebagai Kepala Instalasi atau Dokter Spesialis lainnya

jika Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik belum ada.

Untuk Rumah Sakit Umum Kelas C, bagi yang belum memiliki

Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik. Instalasi rehabilitasi medik dapat di

pimpin oleh seorang Dokter Umum atau lainnya yang sudah terlatih dalam

bidang rehabilitasi medik.

Instalasi rehabilitasi medik merupakan sarana untuk memberikan

pelayanan yang diselenggarakan oleh tim rehabilitasi medik yang dipimpin

oleh seorang kepala pelayanan sesuai dengan profesinya masing-masing dan

Page 79: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

tiap-tiap pimpinan tersebut bertanggung jawab pada kepala pimpinan

rehabilitasi medik.63

PENY. TERAPI WICARA

PENY. ORT. PROST.

& WORKSHOP

PENY. PSIK, REH. TERPADU

& PEKERJA SOS. MEDIK

PENY. OKUPASI TERAPI

PENY. FISIOTERAPI

WK. KA BID. PELAY.WK. KA. BID. UMUM

DAN PENUNJANG.

TATA USAHAKA. IRM

DIR. MEDIK & KEPERAWATAN NO. :OT.01.01.1.163

Tgl. 11 April 2005

Gambar 3. Stuktur Organisasi Rehabilitasi Medik64

Dalam melaksanakan tugasnya kepala IRM berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan

dan Latihan, dengan koordinasi bidang Penunjang Medis. Para Koordinasi

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala IRM, serta

membantu tugas manajerial dan tugas teknis kepala IRM dalam ruang

lingkup koordinasi masing-masing.

Dari bagan sturktur organisasi IRM tampak memiliki seorang kepala

instalasi yang membawahi tiga koordinasi yakni koordinasi bidang WK.

KA. BID. Umum dan Penunjang, WK. KA. BID Pelayanan dan Tata Usaha.

Namun secara struktural besar lembaga RSUP Fatmawati, cara pandang

63

Soraya, Kerangka Acuan Praktikum Kesejahteraan Sosial pada bidang Pekerja Sosial Medis

di Instalasi Rehabilitasi Medik RSPU Fatmawati, (Jakarta; 2007), hal.5 - 7 64

Profil Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati, (Jakarta; 2006), hal. 10

Page 80: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

mengenai IRM berbeda – beda. Struktur organisasi RSUP Fatmawati terdiri

dari tiga sudut pandang;

1. Ruang Rawat Rehabilitasi Medik (R3M)

Jika dilihat dari sudut pandang R3M, maka IRM merupakan IRNA

C. Dimana IRNA C ini merupakan kategori untuk rawat inap bidang

rehabilitasi medik dan orthopedi, yang berada di bawah garis

langsung dari Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan.

2. Instalasi Rehabilitasi Medik

Sedang jika ditinjau dari sudut instalasi itu sendiri, IRM berada di

bawah garis Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan karena

merupakan salah satu instalsi yang ada di RSUP Fatmawati.

Termasuk juga karyawan – karyawan non dokter KomDIK) yang

berdiri sendiri dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur

RSUP Fatmawati.65

3. Satuan Medis Fungsional (SMF) merupakan kumpulan dokter

spesialis rehabilitasi yang terbagi kedalam sub spesialis seperti Sub

Spesialis Rehabilitasi Pediatri atau Anak, Rehabilitasi Neurologi,

Rehabilitasi Geriatri, Rehabilitasi Tangan. Dalam pelayanannya

SMF bekerja sama dengan instalasi rehabilitasi medik, instalasi

rawat inap dan instalasi rawat jalan. SMF berada di bawah garis

komando (lintas fungsi) Komite Medik (KomDik) yang berdiri

65

Djadjat Sudradjat, Laporan Akhir Praktikum, (Jakarata; Desember, 2000), hal. 9 – 10

Page 81: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

sendiri dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur RSUP

Fatmawati.

Sedangkan keseluruhan jalannya kegiatan di RSUP Fatmawati

berada di bawah pengawasan Satuan Pengwasan Intern yang bertanggung

jawab langsung kepada Direktur RSUP Fatmawti itu sendiri.

H. Jumlah Karyawan di Instalasi Rehabilitasi Medik.66

Jumlah karyawan di instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati

pada saat ini berjumlah 59 orang. Daftar nama serta jumlah kaaryawan

tercantum dalam lampiran.

I. Jumlah Pasien di Ruang Rawat Inap Rehabilitasi Medis

Tabel 5

Jumlah Pasien di Ruang Rawat Inap Rehabilitasi Medik

RSUP Fatmawati

Bulan Mei 2009

No Kecacatan Penderita Jumlah

Pria Wanita

1 Paraplegia 6 1 7

2 Spondilitis TB 2 - 2

3 Scoliosis - 1 1

66

Data Karyawan Per Januari 2009,

Page 82: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

4 THRI - 1 1

Jumlah 12

10. Kedudukan Pekarja Sosial Medis dalam Struktur Organisasi

Seperti yang tertera dalam buku pedoman Pelayanan Rehabilitasi

dan Pengembangan Unit Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit

Umum (Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medis Departemen

Kesehatan RI No. 283/YAN/RS.UM.DIK/III/86 dalam bab IV) menyatakan

bahwa Pekarja Sosial Medis merupakan Sub Unit dari Instalasi Rehabilitasi

Medik.

Pekerja sosial medis merupakan salah satu anggota Tim Rehabilitasi

Medik. Tim ini bekerja secara terintegrasi antara anggota yang satu dengan

anggota yang lain, dengan kata lain bekerja secara ’team work’ dan

hubungan antara anggota tim adalah sacara koordinator.

Pekerja sosial medis yang terdapat di IRM RSUP Fatmawati pada

dasarnya berfungsi untuk memperlancar usaha pemulihan kemampuan fisik,

mental, sosial serta kemampuan kerja penderita sakit dan cacat. Dalam

melaksanakan penyelesaian masalah sosial penderita pekerja sosial medis

dalam kerjanya, bertanggung jawab langsung kepada Instalasi Rehabilitasi

Medik dan Penanggung Jawab II.

Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik Dr. A. Peny Kusumastuti, Sp.RM

Page 83: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

GAMBAR 4. Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP

Fatmawati

WA.KA. BID. ADM dan JANG M. Jamaludin, SKM, SSt.Ft

WA.KA. BID. Pelayanan Dr. Jhony Sieman, Sp.RM

Peny. Fisioterapi Sarono, SKM, SSt.Ft

Peny. PO dan

Workshop Sumedi

Peny. Psikologi dan

Rehab. Terpadu Soraya, S.Sos

Peny, Okupasi Terapi Mahrus As’ari,

Amd.TW

Peny. Terapi Wicara Sugiri, Amd.TW

Page 84: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Tahapan Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita Paraplegia di

Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati.

Pasien yang akan menjalani perawatan di instalasi rehabilitasi medik

baik berupa rawat inap maupun rawat jalan akan melewati berbagai rangakaian

tahapan tersendiri. Pada tahap awal pasien akan melewati proses penerimaan

oleh pekerja sosial medik, pasien yang datang ke ruang pelayanan sosial medik

pada dasarnya berasal dari berbagai instalasi yang ada di RSUP Fatmawati

bahkan ada pula yang melalui rujukan atau referal dari dokter atau suster di

poliklinik.

Selama pasien menjalani perawatan pekerja sosial akan melakukan

berbagai bimbingan sosial demi membantu pasien dalam membantu

menghadapi berbagai permasalahan sosial pasien yang dapat menghambat

proses penyembuhan pasien. Selain itu pekerja sosial juga melakukan evalusai

dan pemantauan perkembangan pasien serta mencarikan alternatif pemecahan

masalah yang dialami pasien baik berupa masalah sosial maupun masalah

ekonomi.

Adapun tahapan dari pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia di

instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati itu sendiri adalah sebagai berikut:

Page 85: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

1. Tahap Penerimaan atau Intake

Tahap ini adalah tahap yang mengawali semua proses pelayanan

sosial medis di intalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati bagi

penderita paraplegia. Hal ini sesuai dengan Buku Saku Pekerja Sosial

(bab II, hal:22)

Pada tahap ini, pekerja sosial biasanya mendapat rujukan dari

dokter atau suster yang ada di poliklinik, rujukan tersebut menyatakan

bahwa pasien yang dirujuk memerlukan biaya untuk pengobatan dan

memerlukan bantuan pekerja sosial untuk mencarikan alternatif bantuan

dana. Hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh Ibu Soraya selaku

Pekerjaa Sosial Medis di Instalasi Rehabilitasi Medik;

“ Tahap pertama kita itu adalah tahap penerimaan atau intake

terhadap pasien yang datang berdasarkan rujukan atau referral

dari dokter atau suster di poli. “67

Selain menerima rujukan dari poliklinik, pekerja sosial juga

selalu rutin melakukan kunjungan ke ruang rehabilitasi selain untuk

mengetahui perkembangan pasien lama juga guna mengetahui apakah

ada pasien baru namun belum terdata. Selain melakukan kunjungan rutin

biasanya suster yang bertugas di rawat inap memberitahukan

keberadaan pasien baru guna didata oleh pekerja sosial. Pak Madina

selaku Pekerja Sosial mengatakan hal yang serupa mengenai tahap

penerimaan ini;

67

Informan Soraya, 27 Mei 2009

Page 86: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

“… yaa,, pasien yang datang itu bukan cuma dari poli aja. Tapi juga dari suster ruangan… tiap minggunya kan kita selalu rounde

sekalian pemantauan dari situ juga bisa diketahui apa ada pasien baru atau enggak…”68

Pasien rawat inap intensitas pertemuan dengan pekerja sosial

medis jauh lebih banyak dibanding dengan pasien yang rawat jalan, jadi

yang lebih banyak melakukan bimbingan sosial adalah pasien rawat

inap. Sedang pada pasien rawat jalan pekerja sosial sangat jarang

melakukan bimbingan sosial. Hal ini diakui oleh seorang pasien rawat

jalan bernama Bapak Nana Tarna;

“…yang namanya bimbingan sosial atau cuhat-curhatan dulu sering banget. Tapi itu dulu waktu saya masih dirawat sama

masih belom bisa nerima keadaan saya yang sekarang… tapi sekarang mah saya udah ikhlas makanya udah jarang curhat,,,

tapi masih sering kesini mbak… biasa mau minta bantuan buat biaya obat sama alat Bantu pan mahal tu, apa lagi alat bantu…”69

2. Tahap Assessment

Pada tahap ini, pekerja sosial melakukan identifikasi terhadap

permasalahan yang tengah dihadapi oleh pasien. Pekerja sosial

melakukan berbagai wawancara baik dengan pasien maupun dengan

keluarga pasien itu sendiri, sehingga pekerja sosial akan mendapatkan

berbagai pemahaman mengenai kondisi pasien. Hal ini sesuai dengan

apa yang dikatakan oleh Ibu Soraya;

“… naah yang kedua itu namanya assessment, setelah melakukan penerimaan dari dokter atau suster kita melakukan assessment

guna mendapatkan data-data dasar mengenai pasien…”70

68

Informan Madina, 28 Mei 2009 69

Informan Nana Tarna, 20 Mei 2009 70

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 87: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Pada tahap ini, pekerja sosial melakukan wawancara mengenai

biodata pribadi pasien, riwayat penyakit atau kecelakaan, pertolongan

pertama saat sakit atau kecelakaan hingga pada akhirnya sampai di

RSUP Fatmawati. Selai itu pekerja sosial juga melakukan wawancara

atau menanyakan latar belakang keluarga serta ekonomi pasien, hal ini

berguna untuk mengetahui siapa penanggung jawab pasien selama

pasien menjalani pengobatan di ruang rehabilitasi medik. Berikut

penjelasan dari Ibu Soraya;

“… seperti yang tadi saya bilang, bahwa pada tahap assessment

ini kami melakukan wawancara dengan pasien dan keluarganya.

Adapun yang kami tanyakan mengenai biodata pribadi pasien, latar belakang keluarga dan ekonomi ini penting karena

menyangkut biaya administrasi selama pasien dirawat disini. Kemudian kami juga menanyakan mengenai riwayat penyakit

atau asal muasalnya pasien jadi cacat…”71

Seorang pasien bernama Dewi, mengakui bahwasanya memang

benar adanya wawancara pribadi yang dilakukan oleh pekerja sosial dan

hal tersebut dilakukan oleh pekerja sosial hampir setiap hari sampai data

yang diperlukan telah mencukupi. Adapun pengakuan dari Nona Dewi

adalah sebagai berikut;

“Hmm… iya kok mbak, emang saya pernah ditanya-tanya soal

awal mula saya sakit, terus dulunya dirawat dimana,,, terus… ya

banyak deh pokoknya sampe nanya soal kerjaan Bapak gitu,,,”72

Pada tahap ini pekerja sosial memiliki tiga tahap tersendiri dalam

melakukan assessmen, hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh Ibu

Soraya sebagai berikut;

71

Informan Soraya, 28 Mei 2009 72

Informan Dewi, 18 Mei 2009

Page 88: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

“… Assessment itu pada dasarnya memiliki tiga tahap tersendiri dalam pelaksanaannya. Mulai dari pengumpulan data, diagnosa

sosial dan menentukan fokos pemecahan masalahnya…”73

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa dalam

pelaksanaannya assessment memiliki tiga tahap tersendiri, berikut

penjabarannya;

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah dimana pekerja sosial

mengumpulkan berbagai data penting mengenai pasien seperti

nama, umur, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,

tanggal masuk rumah sakit, diagnosa dokter dan alamat lengkap

pasien. selain itu pekerja sosial mewawancarai pasien mengenai

riwayat penyakit pasien mulai dari awal mengalami sakit atau

kecelakaan alur pengobatan pasien hingga pada akhirnya pasien

sampai di RSUP Fatmawati dan di rawat di ruang rehabilitasi

medik. Setelah itu pekerja sosial juga mendata struktur keluarga

pasien apakah pasien sudah memiliki keluaarga atau masih

tinggal bersama keluarganya, pekerja sosial juga menanyakan

secara rinci mengenai kondisi lingkungan terutama keadaan

rumah pasien yang nantinya akan disusul dengan melakukan

kunjungan rumah dan data mengenai kondisi ekonomi pasien hal

ini bertujuan untuk mengetahui siapa penjamin pasien selama

pasien menjalani perawatan di ruang rehabilitasi medik RSUP

73

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 89: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Fatmawati. Hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh Ibu

Soraya;

“… pada langkah awal kami melakukan pendataan data-data penting pasien seperti biodata pasien, riwayat

sakitnya pasien, struktur keluarganya, keadaan rumah

pasien hingga bagaimana kondisi ekonomi pasien

biasanya khusus untuk kondisi rumah dan ekonomi kami

melakukan kunjungan rumah yang bertujuan untuk

memperkuat pengakuan pasien mengenai kondisi

ekonomi dan rumah atau lingkungan pasein…”74

b. Diagnosa Sosial

Tahap pelaksanaan kedua dari assessment adalah

diagnosa sosial. Diagnosa sosial ini lebih kepada kondisi

kejiwaan atau psikologis dan fisik pasien serta kondisi ekonomi

pasien apakah termasuk pada golongan keluarga mampu,

menengah atau bawah sekali lagi hal ini berkaitan dengan

penjamin pasien selama pasien mengalami perawatan. Seperti

yang dijelaskan oleh Ibu Soraya, sebagai berikut;

“… sedangkan diagnosa sosial yaa… memang kita masih

membahas kondisi ekonomi dan rumah pasien namun

bukan cuma itu saja pada dianosa sosial ini kita juga

memperhatikan kondisi fisik serta psikis pasien juga…”75

c. Fokus Pemecahan Masalah

Fokus pemecahan masalah atau biasa disebut dengan

rencana tindakan adalah dimana pekerja sosial mencarikan

alternatif jalan keluar bagi pasien dengan berpedoman pada hasil

pengumpulan data dan diagnosa sosial dan hasil dari assessment

ini terangkum secara singkat dan jelas dalam study kasus. Ibu

74

Informan Soraya, 28 Mei 2009 75

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 90: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Soraya selaku pekerja sosial mengatakan hal yang sama

mengenai fokus pemecahan masalah, sebagai berikut;

“Fokus pemecahan masalah biasa dikenal dengan rencana tindakan untuk pasien hal ini berupa rencana kedepan apa

saja yang cocok untuk pasien dengan berpegangan pada

hasil dari pengumpulan data dan diagnosa sosial…semua

hasil dari serangkaian assessment ini tertuang dalam yang

namanya study kasus”76

3. Tahap Rencana Intervensi

Tahap ketiga dalah tahap rencana intervensi yang dimaksud

dengan rencana intervensi atau pemecahan masalah ini adalah dimana

pekerja sosial menentukan rencana kedepan untuk pasien, dalam

menentukan rencana tersebut pekerja sosial berpedoman pada hasil

wawancara saat melakukan assessment. Dari hasil assessment tersebut

akan menentukan tindaklanjut seperti apa cocok untuk pasien.

Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibu Soraya selaku pekerja sosial

medis;

“…Rencana intervensi itu gunanya menentukan jalan keluar

seperti apa yang cocok untuk tiap pasien. Yaa… meskipun pada

dasarnya tidak ada perbedaan yang mencolok dari tiap-tiap

pasien…”77

Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Madina selaku pekerja

sosial medis bagian lapangan;

“… yaa… kurang lebih seperti mencarikan jalan keluar untuk

pasien. Kasus dari tiap pasien kan beda yaa… ada juga sih beberapa yang sama, tapi yang jelas berbeda itu kan kondisi

kejiwaan, tapi inti sari intervensi yaa… itu tadi jalan keluat atau pemecaahan masalah untuk pasien.”

76

Informan Soraya, 28 Mei 2009 77

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 91: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

4. Tahap Implementasi Rencana Intervensi

Tahap pelaksanaan rencana pemecahan masalah atau yang lebih

dikenal dengan implementasi rencana intervensi adalah tahap dimana

pasien mulai mendapatkan berbagai layanan sosial medis berdasarkan

dari hasil assessment, dalam pelaksanaannya itu sendiri meliputi

berbagai kegiatan penting seperti penumbuhan kesadaran dan pemberian

motivasi, pemberian kemampuan atau keterampilan, pemberian

kesempatan dan mobilisasi sumber. Sebagai mana yang telah dijelaskan

oleh Ibu Soraya sebagai berikut;

“Pada pelaksanaan rencana pemecahan masalah biasanya kami memiliki empat kegiatan yang meliputi pemberian motivasi dan

penumbuhan kesadaran, pemberian keterampilan atau kemampuan, pemberian kesempatan dan mobilisasi sumber…

dan dari tiap-tiap kegiatan itu memiliki tujuan dan manfaat tersendiri…”78

Adapun kegiatan-kegiatan pelaksanaan rencana pemecahan

masalah itu sendiri adalah sebagai berikut;

a. Penumbuhan Kesadaran dan Pemberian Motivasi

Kebanyakan pasien yang ditangani oleh pekerja sosial medis

adalah pasien paraplegia baru yang artinya awalnya mereka adalah

orang normal yang selula beraktifitas dengan kedua kakinya. Pada kasus

pasien baru ini biasanya pasien akan mengalami depresi berat yang

mengakibatkan hilangnya rasa kepercayaan diri dan harapan hidup

mereka, berbagai perasaan takut merepotkan orang terdekat tau takut

kehilangan baik keluarga atau cita-cita.

78

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 92: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Oleh karenanya, sangatlah penting adanya penumbuhan

kesadaran dan pemberian motivasi bahwa tak selamanya seorang

paraplegic adalah seorang yang memiliki masa depan suram. Pekerja

sosial bukannya hanya memberikan nasihat saja tetapi juga memberikan

buktinya nyata bahwa seorang paraplegic pun dapat bergerak maju

meski dengan keterbatasan yang dimilikinya. Hal ini serupa dengan apa

yang dijelaskan oleh Ibu Soraya;

“…begini yaa… Fit, kan kamu tahu bahwa kebanyakan pasien

yang dirawat diruang rehabilitasi medik itu kan pasien korban

kecelakaan. Jadi awalnya mereka itu yaa… normal seperti kita,

makanya banyak yang prustasi begitu difonis paraplegia sama

dokter. Nah… disini tugas kita lumayan berat sosalnya kita harus mampu mengembalikan kepercayaan diri mereka, kita juga harus

mengubah sudut pandang mereka mengenai kecacatan. Meski terbatas mereka juga tetap bisa maju mewujudkan impian mereka

masing-masing…”79

Hal ini juga diyakinkan oleh Bapak Nana Tarna yang pernah

menjalani perawatan di RSUP Fatmawati, beliau meng-iya-kan

bahwa benar adanya tentang pemberian motivasi dan kesadaran ini.

Bapak Nana Tarna awalnya mengalami depresi berat kemudian Ibu

Soraya memberikan berbagai pencerahan dan Bapak Madina mengajak

Bapak Nana Tarna keberbagai tempat rehabilitasi sosial khusus

paraplegia. Beliau diperlihatkan kepada kenyataan bahwa seorang

paraplegic pun dapat terus maju dan dapat menghidupi dirinya sendiri

serta keluarga meski dengan berbagai keterbatasan. Berikut pengakuan

dari Bapak Nana Tarna yang kini telah mempunyai sepeda motor khusus

orang cacat, hasil rangkaian seorang temannya yang sesama paraplegia;

79

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 93: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

“… saya ini awalnya normal,, tapi karena kecelakaan waktu kerja bangunan… waktu itu saya jatoh dari atep genteng terus

jatohnya duduk gitu, saya pikir mah kaga kenapa-kenapa eh kaga taunya gak bisa diri. Pokoknya pas tau jadi cacat saya putus asa

banget untung ada Ibu Soraya yang terus-terusan kasih pengertian ke saya.. terus Pak madina juga ngajak saya ke

Bambu Apus ama tempat rehabilitasi yang di Bogor itu yang

katanya bikinan orang jepang cuma dikelola sama orang

DEPSOS. Yaa… akhirnya saya sadar kalo hidup saya masih

harus dijalani….”80

b. Pemberian Kemampuan

Dalam pemberian kemampun pekerja sosial bekerjasama dengan

Okupasi Terapi. Okupasi terapi itu sendiri adalah tempat pembelajaran

bagi semua pasien cacat baik yang rawat inap maupun yang rawat jalan,

ditempat ini pasien akan diberi berbagai kemampuan melakukan

kegiatan sehari-hari seperti cara naik dan turun dari kursi roda,

berpindah tempat dari kursi roda ke tempat duduk atau kloset.

Sementara itu tugas dari pekerja sosial itu sendiri adalah

merekomendasikan pasien agar mendapatkan pelatihan tersebut dan

memantau atas perkembangan pasien dari hari kehari. Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ibu Soraya;

“… disini kami bekerja sama dengan okupasi terapi, dan disana

nantinya pasien akan mendapatkan pelatihan bagaimana cara

melakukan kegiatan sehari-hari mereka. Dan… tugas kami

pekerja sosial adalah melakukan pemantauan dan

merekomendasikan pasien kepada okupasi terapi, yaa… meskipun pada dasarnya sudah direkomendasikan oleh dokter

yang menangani pasien…”81

80

Informan Nana Tarna, 20 Mei 2009 81

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 94: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Nona Dewi, selaku pasien rawat inap diruang rehabilitasi medik

mengakui bahwa benar adanya beliau mendapatkan pelatihan keseharian

yang diberikan oleh para terapis di okupasi terapi dan pekerja sosial

yang merekomendasikan serta memantau perkembangan beliau setiap

harinya. Selain itu Nona Dewi merasa tertolong dengan adanya pelatihan

ini beliau jadi dapat melakukan kegiatan sehari-harinya di rumah sakit

dengan mandiri dan tanpa bantuan dari orang lain, meski beliau

mengaku bahwa sulit melakukan hal tersebut pada walnya terutama saat

berpindah dari kursi roda ketempat lainnya. Berikut pengakuan dari

Nona Dewi;

“… iya, waktu itu saya ragu apa bisa saya ngapa-ngapain sendiri. Eh… pas dapet pelatihan dari kakak-kakak di okupasi terapi

Alhamdulillah sekarang saya kalo mau ngapai-ngapain bisa sendiri gak ngerepotin Umi lagi…”82

Sudah jelas tujuan dari diadakannya pemberian kemampuan ini

adalah untuk memberikan berbagai keterampilan keseharian bagi pasien

dan tatkala pasien keluar dari rumah sakit pasien telah siap dengan

kemapuan melakukan kegiatan sehari-harinya tanpa harus merepotkan

oran lain dan hal in berguna untuk melatih kemandirian pasien.

c. Pemberian Kesempatan

Bagi pasien yang telah siap untuk pulang kelingkungan masing-

masing sebulum benar-benar pulang pekerja sosial melakukan

pemberian kesempatan kepada pasien bagi yang ingin kembali bekerja

atau sekolah, tentunya dengan mengadakan konfirmasi ketempat pasien

82

Informan Dewi, 18 Mei 2009

Page 95: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

dulu bekerja atau sekolah. Hal ini diakui oleh Bapak Nana Tarna yang

dulu sebelum keluar dari rumah sakit pernah ditawari oleh pekerja sosial

apakah mau melanjutkan kerja atau tidak, berikut penuturan Bapak Nana

Tarna;

“ Iya, Mbak… dulu waktu mau keluaar dari rumah sakit kira-kira

dua apa satu minggu sebelum keluar. Bu Soraya pernah tanya

saya mau kerja ditempat yang dulu apa gak, tapi saya tolak

soalnya kan dulu saya cuma tukang bangunan…jadi yaa.. enggak

mungkin bisa balik kesana kan.”83

d. Mobilisasi Sumber

Bagi pasien yang menolak untuk kembali bekerja atau sekolah

ditempat yang lama, pekerja sosial memberikan alternatif lain yakni

dengan menawarkan tempat rehabilitasi cacat. Ditempat rehabilitasi ini

mereka akan diberi berbagai keterampilan dan pendidikan untuk

menunjang penghudupan mereka, keterampilan yang diberikan dapat

berupa menjahit, menyulam, computer, keahlian teknis (yang

berhubungan dengan listrik) hingga otomotif tergantung dari minat tiap

pasien. Serupa dengan yang dikatakan oleh Ibu Soraya;

“ Mobilisasi sumber adalah dimana saya selaku pekerja sosial

memberikan alternatif lain untuk pasienyakni memberikan

berbagai informasi mengenai tempat rehabilitasi cacat sehingga

mereka bisa mendapatkan pembelajaran dan berbagai

keterampilan seperti menjahit, computer, otomotif, linstrik dan

lainnya…”84

83

Informan Nana Tarna, 20 Mei 2009 84

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 96: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Hal ini juga diakui oleh Bapak Nana Tarna yang pernah

menjalani rehabilitasi di Bogor, berikut pengakuan dari Bapak Nana

Tarna;

“ Iya saya pernah ngejalanin pelatihan di Bogor tapi cuma

sebentar yaa… sekitar setahunan gitu yaa… Alhamdulillah

sekarang bisa ngidupin keluarga sekarang saya buka konter pulsa

sama serpisnya sekalian. Dulu kan diajarin elektronik gitu… yaa

Alhamdulillah-lah”85

5. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Pada tahap ini tugas pekerja sosial medis adalah memonitoring

atau memantau sejauh mana hasil dari pelaksanaan rencana pemecahan

masalah yang sedang dan sudah berjalan terhadap pasien. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui perkembangan pasien atas treatment yan

telah diberikan. Bapak Madina mengatakan hal serupa, sebagai berikut;

“monitoring atau pemantauan atas treatment yang diberikan

apakan mengalami kegagalan atau tidak…”86

Setelah melakukan monitoring pekerja sosial melakukan evaluasi

atas perkembangan pasien baik secara psikis maupun fisik pasien itu

sendiri dan hasil evalusi ini dibicarakan dengan tim rehabilitasi medik

setiap hari senin pagi. Hal ini bertujuan untuk menghindari kegagalan

dan langkah apa lagi yang akan dilakukan untuk kemajuan serta

kesembuhan pasien.

6. Tahap Perencanaa dan Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut

85

Informan Nana Tarna, 20 Mei 2009 86

Informan Madina, 27 Mei 2009

Page 97: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Pada dasarnya inti dari tahap ini adalah persiapan yang dilakukan

pekerja sosial medis dalam mempersiapkan segala kondisi atau keadaan

keluarga dan lingkungan agar dapat menerima keadaan pasien, selain itu

pekerja sosial sudah melakukan kunjungan rumah sehingga saat dokter

yang menangani pasien menyatakan pasien sudah diperbolehkan untuk

pulang kondisi rumah sudah dikondisikan semaksimal mungkin sesuai

dengan kondisi pasien. Tentunya pasien yang akan dipulangkan sudah

siap dengan segala kemandiriannya dan tidak bergantung pada

lingkungannya serta dapat melakukan berbagai hal, oleh karena itu saat

akan memutuskan bahwa pasien akan dipulangkan pasien harus berada

ditahap siap dan dalam kondisi terbaik. Hal ini serupa dengan yang

dikatakan oleh Ibu Soraya;

“pada intinya perencanaan dan pelaksanaan tindak lanjut ini adalah persiapan pulang untuk pasien… tentunya berdasarkan

surat rujukan dari dokter terkait dan persiapan yang dilakukan

adalah persipan kondisi rumah dan lingkungan yang disesuaikan

dengan keadaan pasien…”87

Pada saat melakukan kunjungan rumah pekerja sosial medis

mendapatkan beberapa rumah pasien yang tidak memungkinkan

ditempati oleh pasien berkursi roda, oleh karenanya pekerja sosial

menawarkan tempat tinggal sementara ditempat rehabilitasi cacat yang

telah menjalin hubungan kerja sama dengan pihak rumah sakit. Akan

tetapi tidak semua pasien bersedia ditempatkan di rehabilitasi medik dan

bersikeras untuk tinggal di rumah mereka. Hal ini serupa dengan yang

dikatakan oleh Bapak Madina, sebagai berikut;

87

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 98: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

“… pada saat waktu pemulangan pasien ada aja rumah pasien yang kondisi medannya kurang tepat untuk ditinggali pasien

berkursi roda, makanya kami menawarkan tempat tinggal sementara yaa… ditempat rehabilitasi atau yayasan sosial.

Tapi… itu semua tergantung keputusan pasien sendiri…”88

Pernyataan Bapak Madina diatas diakui oleh Nona Dewi selaku

pasien rawat inap yang dua minggu kedepan berencana mendapatkan

izin pulang. Beliau mendapat tawaran untuk tinggal di rehabilitasi cacat,

karena mengingat tempat tinggalnya yang berada dikaki gunung di

daerah Bogor sehingga medan atau lingkungan kurang cocok untuk

pasien berkursi roda. Akan tetapi Nona Dewi menolak da nbersikeras

untuk tetap tinggal di Bogor bersama kedua orang tuanya, selain itu

keluarga pasien tidak mengizin pasien untuk tinggal direhabilitasi

dikarenakan pasien adalah anak tunggal. Berikut pengakuan Nona Dewi;

“oh… ya, waktu tahu saya ada rencana pulang sama Bu Soraya

ditawari ke panti tapi saya tolak. Saya… maunya sama Umi aja,

gak apa gak bisa kemana-mana karena nanti peke kursi roda kan

yang penting tinggal sama keluarga….”89

7. Tahap Terminasi

Tahap terminasi adalah tahap akhir dari pemberian pelayanan

kepada penerima layanan dalam hal ini penerima layanan adalah pasien.

Meskipun pelayanan sosial medis di Instalasi Rehabilitasi Medik yang

diberikan oleh pekerja sosial sudah selesai, namun pekerja sosial tetap

melakukan pemantaun atau kunjungan berkala ke rumah pasien atau

88

Informan Madina, 27 Mei 2009 89

Informan Dewi, 18 Mei 2009

Page 99: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

ketempat rehabilitasi pasien. Hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh

Bapak Madina;

“ yaa… meski pasien sudah tidak dirawat lagi kami tetap melakukan pemantaun ketempat pasien. yaa… tahap awal dua

minggu sekali lalu jadi sebulan sekali… yaa… sampai kami

yakin bahwa pasien benar-benar memang sudah sewajarnya

dilepas….”90

Selain melakukan pemantau pekerja sosial tetap menjaga

hubungan baik atau silahturahim antara keluarga pasien, pihak rumah

sakit dan bila pasien tinggal di rehabilitasi sosial tentunya menjaga

hubungan baik dengan pihak pengelola rehabilitasi sosial tersebut.

Menjaga hubungan baik atau tali silahturahim ini sesuai dengan ajaran

Islam, dalam Al-Qur’an surat Al-maidah ayat 2 yang berbunyi

Artinya;

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan

(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi

Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah

90

Informan Madina, 27 Mei 2009

Page 100: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,

mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-

Nya.” (QS. Al-maidah : 2)

Hal ini juga diakui oleh Bapak Nana Tarna seorang pasien rawat

jalan yang meski sudah 2 tahun keluar dari rumah sakit namun masih

tetap menjalin hubungan baik dengan pekerja sosial. Berikut pernyataan

Bapak Nana Tarna;

“… yaa… saya merasa beruntung sekali dulu dirawat disini

soalnya selain pelayanan sosial medisnya ngebantu banget sampe sekarang antara saya sama Bu Soraya ama Pak Madina masih

sering ketemu yaa… paling kaga masih suka telpon-telponan yaa… itung-itung silahturahim kan,…”91

Dari semua penjelasan diatas penulis membuatkan tabel tahapan

pelayanan sosial medis yang dilakukan oleh pekerja sosial medis

terhadap pasien paraplegia yang terlampir dalam lampiran.

B. Fungsi Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita Paraplegia di Instalasi

Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati.

Pada dasarnya inti dari fungsi pelayanan sosial medis adalah berupaya

semaksimal mungkin mengembalikan keberfungsian sosial pasien, namun

berdasarkan dari hasil wawancara yang sudah dilakukan dapat dirumuskan

bahwa ada lima point penting fungsi dari pelayanan sosial medis. Kelima fungsi

pelayanan sosial medis itu sendiri adalah sebagai berikut;

91

InformanNana Tarna, 20 Mei 2009

Page 101: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

1. Membantu menyelesaikan masalah sosial, ekonomi dan emosional

pasien. ketika seseorang dinyatakan atau difonis menjadi seorang

paraplegic atau biasa dikenal dengan lumpuh dua anggota gerak

bawah (kaki) seumur hidup atau permanent, sudah dapat dipastikan

ia akan mengalami depresi berat mulai dari hilangnya rasa

kepercayaan diri, keputus asaan, merasa tidak berguna hingga

perasaan negatif lainnya. Disinilah fungsi utama pelayanan sosial

medis membantu masalah emosional pasien dengan mendengarkan

segala keluh kesah pasien seraya memberikan berbagai alternatif

penyelesaiannya. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Soraya, sebagai

berikut;

“… pasien baru biasanya akan mengalami yang namanya goncangan jiwa berat, semua hal yang ada dipikirannya adalah negatif. Biasanya

butuh usaha keras untuk mendekati pasien seperti ini, dan tentunya kita membutuhkan bantuan dari psikologi… yaa… agar kita lebih

bisa menyelami tingkat emosional pasien…”92

Oleh karenanya penting mengetahui keadaan sosial pasien, diagnosa,

proses penanganan serta program rehabilitasi seperti apa yang cocok

untuk pasien dan paling berdaya hasil. Dengan adanya layanan

bimbingan sosial, konsultasi, wawancara dan membantu mencarikan

donatur maka beban sosial, ekonomi dan emosional pasien akan

berkurang sehingga membantu proses penyembuhan dan

kemandirian pasien tersebut. Hal ini sebagaimana yang jelaskan oleh

Bapak Madina;

92

Informan Soraya, 28 Mei 2009

Page 102: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

” yaa... untuk bisa membantu masalah ekonomi, sosial sam emosionlnya pasien kita butuh mengetahui beberapa data penting

tentang pasien...”93

2. Membangun hubungan kekeluargaan yang baik. Dalam proses

penyembuhan ada beberapa pihak yang mentukan keberhasilan

pengobatan pasien, pihak tersebut selain pasein itu sendiri juga ada

pihak keluarga yang mempunyai andil besar dalam memperlancar

proses penyembuhan pasien. Sekali lagi dengan adanya pekerja

sosial medis yang memberikan layanan konsultasi baik bagi pasien

atau keluarga dalam layanan tersebut pekerja sosial akan

menyampaikan baik kepada keluarga maupun pasien agar dapat

memotivasi satu sama lain selain mereka pun akan mendapat

motivasi dari pekerja sosial itu sendiri. Hubungan baik memang

sudah seharusnya dijaga sedini mungkin, hal yang dilakukan oleh

pekerja sosial sesuai dengan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh

Bukhori dan Muslim yang artinya;

“ Barang siapa ingin dipanjangkan umurnya oleh Allah maka

hubungkanlah tali kasih sayang (silahturahim)” (HR. Bukhori dan

Muslim)

3 Selain membantu pasien menjalin hubungan baik dengan kelurganya

sendiri, layanan yang diberikan oleh pekerja sosial medis membantu

memperlancar hubungan dengan pihak-pihak yang ada di rumah

sakit. Seperti halnya jika dari pihak dokter atau instalansi lain

membutuhkan keadaan sosial pasien atau data pribadi pasien secara

93

Informan Madina, 27 Mei 2009

Page 103: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

lengkap maka dengan adanya layanan wawancara untuk mengetahui

keadaan sosial. Kronologis atau riwat penyakit pasien instalansi lain

tidak perlu mengadakan wawancara kembali namun dapat

menanyakannya secara langsung kepada pekerja sosial medis,

dengan begitu tidak pasien tidak perlu merasa terbebani dengan

berbagai macam pertanyaan yang samaa tiap harinya. Selain itu

karena hubungan baik dengan pihak rumah sakit sudah terjalin maka

penderita pun akan mendapatkan berbagai informasi tentang keadaan

fisiknya selain telah dijelaskan oleh dokter terkait pekrja sosial akan

menjelaskan secara lebbih rinci dan tentunya dengan bahasa yang

mudah dipahami oleh pasien itu sendiri. Hal ini serupa dengan

penjelasan dari Ibu Soraya, sebagai berikut;

“… yaa… Fit, yang namanya menjalin hubungan baik dengan pihak dokter, pasien dan instansi lainnya itu sangat harus. Hal ini bertujuan

agar pasien mendapatkan pelayanan semaksimal mungkin dari

instandi lainnya, kan diawal dibilang kita melakukan rekomendasi

kepada instansi lain. Nah… supaya mereka welcome terhadap pasien

kita maka diawali dari kita sebagai petugas pelayanan sosial

medis….”94

4. Tidak jarang pasien yang enggan dipulangkan meski keadaannya

telah jauh lebih baik dan telah siap untuk kembali kelingkungannya,

hal ini terjadi kerena perasaan cemas dan takut tidak diterima oleh

lingkungan atau takut mendapat perlakuan buruk seperti di ejek atau

diperolok-olok yang pada akhirnya pasien akan mengemukakan

berbagai alasan untuk menunda kepulangnnya. Oleh karenanya

diadakan yang namanya layanan kinjungan rumah, dengan adanya

94

Informan Soraya Kamis 28 Mei 2009

Page 104: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

layanan kunjungan rumah, mempermudah pasien berdaptasi dengan

masyarakat atau lingkungannya. Hal ini diakui oleh Bapak Nana

Tarna;

“… waktu dokter bilang saya sudah boleh pulang saya nunda

beberapa hari, bukannya punya banyak uang tapi saya masih belum

siap secara batin. Takut kena pandangan miring gitu… tapi saya bisa

diyakinin sama Bu soraya, eh… gak taunya saya udah ditunggu

dirumah….”95

Seperti halnya yang dilakukan oleh pekerja sosial melakukan

kunjugan rumah meneliti keadaan sosial serta rumah tinggal pasien

dan memberikan berbagai pengertian baik kepada keluarga maupun

masyarakat sekitar tentang bagaimana keadaan pasien saat pulang

nanti sehingga lingkungan terutama tidak merasa kaget atau terkejut

dan hal ini mempermudah pasien untuk melakukan adaptasi dengan

kondisinya yang baru.

5. Selain dari mempersiapkan penyesuain diri pasien dengan

lingkungan masyarakat maupun sebaliknya, seorang pekerja sosial

juga memberiakan layanan persiapan kelengkapan adminstrasi untuk

kepulangan pasien. Dalam layanan ini pekerja sosial akan

menghubungi pihak penanggung jawab mengenai pembayaran atau

kelengkapan biaya yang harus dibayarkan kepada administrasi

rumah sakit, yang kemudian pekerja sosial akan mengkonfirmasikan

hal tersebut kepada pihak adminstrasi rumah sakit sehingga pasien

tidak perlu repot atau pusing dengan biaya yang akan dibayarkan.

95

Informan Nana Tarna Selasa 20 Mei 2009

Page 105: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan Sosial Medis

1. Faktor pendukung

Selama proses pelayanan sosial medis berjalan ada beberapa faktor

yang mendukung kelancaran pelaayanan sosial medis bagi penderita

paraplegia. Faktor pertama adalah sarana dan prasarana yang disediakan dari

pihak rumah sakit seperti kantor untuk memudahkan pasien melakukan

bimbingan sosial, kursi roda pinjaman dari rumah sakit untuk pasien yang

belum memiliki kursi roda sehingga memudahkan pasien melakukan

berbagai hal dan menerima berbagai layanan dari pekerja sosial medis.

Kedua datang dari pihak keluarga pasien, tatkala pekerja sosial

medis ingin melakukan wawancara untuk keperluaan data dan pasien belum

dapat diwawaaancarai pekerja sosial dapat menanyakan terlabih dahulu

kepada pihak keluarga, selain itu pihak keluarga juga membantu

menghubungkan antara pekerja sosial medis dengan pasien juga membantu

menjelaskan kepada pasien mengenai berbagai treatment dan alternatif

pemecahan masalah baik secara emosional, sosial dan ekonomi.

Ketiga faktor dari luar rumah sakit yakni lembaga sosial yang selalu

memberikan berbagai pembelajaran terhadap pasien mengenai harapan serta

kesediaan lembaga rehabilitasi sosial untuk menampung atau memberikan

tempat tinggal sementara bagi pasien yang memiliki kondisi rumah tidak

memungkin serta medan yang sulit untuk dilalui dan lembaga yang selalu

memberikan bantuan baik berupa uang maupun alat bantu kepada pasien.

Page 106: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Pendukung terakhir adalah semangat yang dimiliki oleh pasien untuk

terus maju berusaha dan tak terpuruk dalam keterbatasan yang mereka

miliki. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Soraya, sebagai berikut;

”... faktor pendukung itu banyak sekali ya... baik dari pihak rumah

sakit, keluarga pasien, pendonor dana bantuan juga dari pihak

lembaga sosial semuanya membantu memperlancar pelayanan sosial

medis... sehingga proses penyembuhan pasien pun menjadi lebih

cepat....”96

Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Madina selaku pekerja sosial

bagian lapangan, sebagai berikut;

”... yaa... karena saya ini lebih banyak melakukan kunjungan keluar

baik kunjungan rumah pasien baru atau lama, kunjungan lembaga sampai antar pasien ketempat donatur... yang namanya fasilitas

kendaraan itu mendukung sekali....”97

2. Faktor Penghambat

Dalam setiap layanan pastinya terdapat berbagai penghambat proses

pelayanan sosial medis. Selama peneliti melakukan penelitian di instalasi

rehabilitasi medik bagian pelayanan sosial medis, melihat beberapa kendala

namun yang sangat nyata terlihat adalah kekurangannnya sumber daya

manusia dari pekerja sosial itu sendiri. Jumlah pekerja sosial di instalasi

rehabilitasi medik hanya berjumlah dua orang saja, hal ini menjadi

penghambat karena tatkala pasien tengah banyak mereka menjadi kerepotan

dalam melakukan berbagai layanan. Hal ini diakui oleh Ibu Soraya yang

sering sekali merasa kerepotan jika pasien tengah banyak, berikut

pengakuannya;

96

Informan Soraya Kamis 28 Mei 2009 97

Informan Madina Rabu 27 Mei 2009

Page 107: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

” Penghambatnya itu satu. Cuma satu... kami kekurangan orang. Kekurangan SDM,,, jadi saat Pak Madina tugas luar terkadang saya

kerepotan tapi pada bulan ini pasien cuma sedikit hanya ada duabelas orang jadi tidak terlalu repot....”98

Meskipun yang diakui oleh pekerja sosial kendala atau penghambat

yang mereka hadapi hanyalah pada kekurangannya tenaga ahli dalam bidang

pelayanan sosial medis, namun menurut pemantauan yang penulis lakukan

dilapangan ada penghambat atau kendala lain yang menyebabkan pasien

mengalami keterlambatan dalam memiliki alat bantu atau menerima

pelayanan lainnya. Kendala ini berasal dari pihak luar rumah sakit dan pihak

pekerja sosial medis secara pribadi, yakni berasal dari pihak donatur atau

pemberi dana bantuan yang kerap kali mengalami keterlambatan

memberikan dana bantuannya kepada pasien.99

98

Informan Madina Rabu 27 Mei 2009 99

Catatan Lapangan Penulis, pada hati dan tanggal, Selasa 12 Mei 2009.

Page 108: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan serta

berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan dalam tiap-tiap

bab maka dapat disimpulkan bahwa tahapan pelayanan sosial medis bagi

penderita paraplegia di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati

terbagi menjadi tujuh bagian atau tujuh tahapan. Tahapan pertama adalah

tahap penerimaan atau tahap intake,tahap kedua adalah tahap assessment

atau pengumpulan data, tahap ketiga adalah rencana intervensi pemecahan

masalah, tahap keempat adalah implementasi rencana intervensi atau

pelaksanaan dari pemecahan masalah, tahap kelima adalah monitoring dan

evaluasi atau pemantauan, tahap keenam adalah perencanaan dan

pelaksanaan rencana tindak lanjut dan tap terakhir adalah yaitu tahap

ketujuh adalah pemutusan pelayanan atau terminasi.

Sedangkan fungsi pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia

di instalansi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati adalah membantu

menyelesaikan masalah ekonomi, sosial dan emosional pasien, menjalin

hubungan kekeluargaan dengan pihak keluarga pasien, menjalin hubungan

yang baik dengan dokter dan instansi lain, meyakinkan pasien bahwa pasien

akan diterima oleh lingkungan pasien meskipun kini keadaan pasien sudah

tidak seperti dulu lagi. mempersiapkan kelengkapan administrasi pasien

agar saat pasien meninggal rumah sakit sudah tidak ada tunjangan lagi.

Page 109: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Selain itu mempersiapkan tempat rehabilitasi jika memang ada yang hendak

belajar berbagai keterampilan di tempat rehabilitasi.

Berikut adalah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

pelayanan sosial medis, sebagai berikut;

1. Faktor pendukung

a. Faktor sarana dan prasarana yang ada di RSPU Fatmawati yang

memang telah secara khusus disediakan untuk pasien berkursi

roda seperti akses jalan, kamar mandi, ruang rawat, laboratorium

dan lain-lain.

b. Pembebasan biaya registrasi atau pendaftaran saat pasien ingin

melakukan konsultasi atau bimbingan sosial.

c. Faktor dukungan dari keluarga pasien yang mempercepat proses

penyembuhan dan pengobatan pasien.

d. Faktor dari pasien itu sendiri yang selalu ingin berubah dan

menjadi lebih maju dengan cara serius menjalani pengobatan.

2. Faktor penghambat

a. Kurangnya sumber daya manusia dalam hal ini kurangnya tenaga

pekerja sosial medis.

b. Keterlambatan bantuan baik berupa materi maupun alat bantu

dari pihak donatur yang menyebabkan keterlambatan pemberian

layanan bagi pasien.

B. Saran

Page 110: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Berdasarkan uraian kesimpulan diatas dapat dilihat bahwa masih

banyaknya permasalahan yang timbul dalam proses pelayanan sosial medis

di instalansi rehabilitasi medik. Meski demikian pelayanan sosial medis di

instalansi rehabilitasi medik merupakan suatu pelayanan yang sangat

dibutuhkan oleh pasien paraplegia baik pasien rawat jalan maupun pasien

rawat inap. Oleh karenanya perlu adanya penambahan sumber daya masusia

dalam hal ini tenaga ahli pekerja sosial medis, agar pada saat memberikan

pelayanan pekerja sosial medis tidak lagi kewalahan atau kerepotan karena

kurangnya tenaga ahli. Selain itu pekerja sosial harus menjalin hubungan

lebih baik lagi dengan pihak donatur sehingga donatur tidak lagi melakukan

keterlambatan dalam memberikan bantuannya.

Page 111: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adi, Rukminto, Isbandi, Ilmu Kesejahteraan Sosial; Pengantar pada

Pengertian dan beberapa pokok Bahasan, (Depok, FISIP UI Prees,

2004), cet. 1

Akbar, Setiady, Purnomo dan Usman, Husain. Metodologi Penelitian Sosial

(Jakarta: PT Bumi Aksara. 2000), cet. Ke-3

Arifin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 1968.

Braht, N.F, Social Work in Health Care, (New York; The Howard Press, 1978)

Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta; 2004)

Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (UI Press, 19993)

Dubois, B & Miley, K.K, Social Work An Empowering Professional, (Boston;

Ally and Bacon, 1999)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, Materi Mata Kuliah Metode

Penelitian Sosial, (Jakarta : Fisip UI, 2001

Fallon, Bernaddete, So You Are Paralyed (Jadi, Anda Lumpuh)

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989)

Hadari, Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta : Gajah

Mada University Press, 1992)

Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Jendral Pelayanan Medik,

Pedoman Pelayanan RehabilitasiMedik di RSU Kelas A, B & C...Edisi

ke II, Jakarta Departemen Kesehatan, 1997.

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial : Suatu teknik penelitian bidang

kesejahteraan sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2004)

Johnston, Mary, Relasi Dinamis antara Pekerja Sosial dengan Klien dalam

Setting Rumah Sakit, Solo: Sri Laksana Purna, 1988

Keraf, Gorys, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa

Lawrence W. Neuman, Social Research Methods:Qualitative dan Quantitative

Aproaches (Needhams Heights: Allyn & Bacon. 2000)

Page 112: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja :

Rosdakarya, 1991).

Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE-UII, 1995).

Nasir, Moh, Metode Penelitian (Jakarta :Ghalia Indonesia, 1993).

Peraturan Pemerintah RI No.36/1980 Tentang Usaha Kesejahteraan Sosial Bagi

Penyandang Cacat

Riana, Wahyudi, Agus, Sistem Usaha-Usaha Kesejahteraan Sosial, Bandung:

FISIP UNPAD, 1993

Salam, Syamsir , dan Arifin, Jaenal, Metodelogi Penelitian Sosial, ( Jakarta:

UIN Press, 2006 )

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Alvabeta, April

2007) cet. Ke-3.

Sukoco, Heru, Dwi , Kemitraan dalam Pelayanan Sosial, dalam Isu-Isu Tematik

Pembangunan Sosial, (Jakarta; 1997)

Suud, Mohamad, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta; Prestasi Pustaka,

2006)

Syarif, Muhidin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung : STKS, 1997.

UU RI No.4/1997 Tentang Penyandang Cacat

B. Makalah

Dimyati, Muhyidin, dalam Makalahnya Dasar Kegiatan Rehabilitasi Medik,

Bandung: Lokakarya Paguyuban Stroke: 1993

Fahrudi, Adi, Makalah Pekerja Sosial Medis di Rumah Sakit; Tinjauan

Konseptual, dalam Seminar Sehari Membangun Sinergitas Pelayanan

Sosial Medis dan Peningkatkan Kualitas Pekerja Sosial Medis di Rumah

Sakit, (Jakarta; Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Mei 2007)

Pujiono, Puji, Isu-Isu Kesejahteraan Sosial dan Peran Profesi Kesejahteraan

Sosial, dalam Seminar di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Maret 2005

Soraya, Makalah Pelayanan Sosial Medis di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP

Fatmawati, dalam Seminar Sehari Membangun Sinergitas Pelayanan

Sosial Medis dan Peningkatan Kualitas Peran Pekerja Sosial Medis di

Rumah Sakit, (Jakarta; Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Mei 2007)

Page 113: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

C. Artikel

Depertement Sosial R.I, Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial, Istilah

Usaha Kesejahteraan Sosial, (Jakarta; 1997)

D. Website/Online

www.apparelyzed.com, Jenis Kelumpuhan – Quadriplegia (Tertraplegia) dan

Paraplegia, diakses pada 26 November 2008

www.bkn.go.id, diakses pada 15 Desember 2008

www.blogs.unpad.ac.id, diakses pada 12 Desember 2008

www.depsos.go.id, diakses pada 31 Oktober 2008

www.indrasufian.blogspot.com, diakses pada 12 Desember 2008

www.phka3-sosiatri.org, diakses pada 10 Desember 2008

Page 114: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Jumlah Karyawan di

Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatamawati

NO Bagian/Instalansi Jumlah Keterangan

L P

1 KA. IRM dan Koordinasi 3 1 2

2 Tata Usaha IRM 4 3 1

3 Fisioterapi 23 17 6

4 Okupasi Terapi 4 1 3

5 Terapi Wicara 5 3 2

6 Pekerja Sosial Medis/PSM 2 1 1

7 Psikologi 1 - 1

8 Rehabilitasi Jantung 3 - 3

9 Prostetik Ortetik/PO 3 3 -

10 Workshop 2 2 -

11 Entry Data 3 1 2

Lain-lain

12 Kasir 2 1 1

13 Tenaga Teknik dan Bantu 2 1 1

14 Cleaning Service 2 2 -

Jumlah 36 23

Total 59

Daftar Nama Karyawan

Di Instalasi Rehabilitasi medik

No. Nama Keterangan

L P

1. Dr. A. Peny Kusumastuti, Sp.RM √

2. Dr. Jony Sieman, Sp.RM √

3. Drs. Titie Werdiastuti, Psi., M.Si √

4. Drs. G. Petrus √

5. Suparno √

Page 115: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

6. Kuntadi √

7. Yurna Beti √

8. M. Jamaludin, SKM, SSt. Ft √

9. Drs. Sutaryo, Sp.RM √

10. Titik Suwarsih, SM.Ph √

11. Erlina, SM.Ph √

12. Totok Dwi B. SM.Ph √

13. Henry Drajat S., SM.Ph √

14. Purwo Rudanto, SM.Ph √

15. Indriyanto Agus, SM.Ph √

16. Cecep Rupandi, SM.Ph √

17. Diwanggani, SM.Ph √

18. Siti Asih, SM.Ph √

19. Virgorikan B. R, SM.Ph √

20. Didhik Jatmiko, SM.Ph √

21. Wirdaningsih, SM.Ph √

22. Hery Susilo, SM.Ph √

23. Ahmad Syakib, SM.Ph √

24. Sarono, SKM, SSt.Ft √

25. Indaryati Sri Utami, SM.Ph √

26. Wahyu Nugroho, Amd.Ft √

27. Ari Sudarsono, SSt.Ft., SKM √

28. Sri Sulistyowati, SM.Ph √

29. I. Ketut Suarbudi, Amd.PT √

30. Rusdiyah Nur Imani, Amd.PT √

31. Mahrus As’ari, Amd.OT √

32. Aruna Daniswari, Amd.OT √

33. Richlina Yanti, Amd.OT √

34. Siti Zulaychah √

35. Sugiri, Amd.TW √

36. Enan Sutinah, Amd.TW √

Page 116: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

37. Mahasin Toha, Amd.TW √

38. Muhmmad Yakub √

39. Lili Asmarini, Amd.TW √

40. Soraya, S.Sos √

41. Madinah √

42. Woro Kurnianingrum, M.Psi √

43. Zr. Erliza Elsi Harti √

44. Zr. Amriati √

45. Zr. Maryani √

46. Bebeng ZE √

47. Sumedi √

48. Hartono √

49. Warudju Santoso √

50. Kadri √

51. Tri Utami √

52. Monika Jeni Saragih, S.Psi √

53. Soghir √

54. Bambang EP √

55. Martini √

56. Arja √

57. Asi Moeranto √

58. Narji √

59. Ajat √

Page 117: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Tahapan Pelayanan Sosial Medis

No Tahap Rincian Kegiatan

1 Intake - Menerima referal pasien dari

dokter, suster maupun profesi

lain

- Menerima permintaan langsung

dari pasien atau keluarganya

2 Assessment - Mengumpulkan dan

menganalisis data pemasalahan

dan sumber

- Melakukan diagnosa sosial

- Menentukan fokus intervensi /

pemecahan masalah

3 Rencana

Intervensi /

Pemecahan

Masalah

- Menentukan tujan intervensi /

pemecahan masalah

- Menentukan indikator-indikator

keberhasilan

- Menentukan strategi, metoda

dan teknik

4 Implementasi

Rencana

Intervansi

- Melaksanakan rencana

intervensi yang mencakup

pemberian kesadaran,

pemberian motivasi, pemberian

kemampuan, pemberian

kesempatan dan mobilisasi

sumber

5 Monitoring dan

Evaluasi

- Melakukan pemantauan

terhadap pelasanaan rencana

intrvensi

- Melakukan evaluasi terhadap

proses maupun hasil intervensi

Page 118: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

dalam hal keberhasilan, faktor

pendukung dan penghambatnya

6 Perencanaan dan

Pelaksanaan

Rencana Kerja

Tindak Lanjut

- Membuat dan melaksanakan

rencana pengembalian pasien

dalam bentuk referal dokter,

suster atau profesi lainnya

- Mempersiapkan kondisi rumah

atau lingkungan dimana pasien

akan dikembalikan

7 Terminasi - Menghentikan proses pelayanan

sosial

Page 119: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

IRNA Rawat Jalan

Bimbingan Sosial

Pihak Penjamin

Service

Point

Kunjungan rumah

Pihak Penjamin

Alternatif Penyelesaian

Kunjungan rumah

Bimbingan Sosial

Penyaluran kelembaga

sosial

Alur Pelayanan Sosial Medis

Pasien

Page 120: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Prosedur Penanganan penderita paraplegia rawat inap

Data

Pencatatan

Data/Masalah

Keluarga/Pasien Pekerja Soaial

Koordinator

Angsuran Jaminan Pembayaran

Jaminan Bimbingan Sosial Evaluasi Pembayaran

Rencana Pemulangan

Kunjungan/Menghubungi kerempat

pasien bekerja

Kunjungan Rumah

Sarana Tinggal

Rehabilitasi Laporan Dokter

Siap Pulang Pulang

Ruang Rawat Rehabilitasi Medik (R3M)

Page 121: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 122: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi

Pelayanan-Pelayanan yang ada di Instalasi Rehabilitasi Medik

Pelayanan Elektroterapi Pelayanan Gymnasium

Pelayanan Okupasi Pelayanan Sosial Medis

Prostetik Ortetik Wrokshop Kursi Roda

Page 123: PELAYANAN SOSIAL MEDIS BAGI PENDERITA · PDF fileorang pasien rawat jalan dan 1 orang pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, ... Instansi Gawat Darurat OT : Okupasi Terapi