pelayanan kesehatan hewan peliharaan di malang...

13
PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG Girang Cahya Kurnia, Nurachmad Sujudwijono. A.S , Beta Suryokusumo Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Jalan MT. Haryono 167, Malang 65141, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Anjing dan kucing merupakan hewan yang memiliki tingkah laku yang lucu, jinak dan tentunya dapat menjadi teman disaat kesepian Tidak heran banyak orang yang memelihara hewan tersebut untuk dijadikan hewan kesayangan. Sehingga semakin banyaknya komunitas pecinta hewan di masyarakat. Salah satunya di kota Malang. Masyarakat atau pecinta hewan mulai memelihara hewan tersebut untuk dijadikan hewan peliharaan. Namun pada kenyatannya, kondisi objektif fasilitas-fasilitas yang mewadahi kegiatan-kegiatan pemeliharaan hewan belum mendukung/mewadahi secara efektif. Fasilitas hewan di Malang jumlahnya sedikit dibandingkan dengan meningkatnya pemelihara hewan. Selain itu pemilik hewan kurang puas dengan fasilitas yang ada. Adanya fasilitas kesehatan hewan yang lengkap dan mampu mewadahi secara efektif serta mempermudah setiap pemilik hewan yang datang, supaya hewan-hewan peliharaan ini terjaga dan terpelihara dengan baik. Metode yang digunakan adalah metode kajian- perancangan. Metode yang dilakukan melalui tahapan-tahapan kajian maupun perancangan. Perancangan kesehatan hewan peliharaan nantinya mempertimbangkan fungsi, ruang, dan kebutuhan akan kesehatan bagi hewan peliharaan. yang nantinya akan disesuaikan kebutuhan atau standart yang ada. Sehingga menghasilkan suatu rancangan yang sesuai dengan standart pelayanan kesehatan hewan peliharaan khususnya hewan anjing dan kucing. Kata kunci : Pelayanan kesehatan hewan peliharaan, kucing dan anjing. Pendahuluan Dewasa ini masalah kesehatan hewan harus dipandang sebagai masalah kesehatan semesta, yang memerlukan pendekatan paradigma one world one health one medicine”. Hal ini mengandung implikasi pentingnya penyelesaian masalah kesehatan hewan secara tuntas dan berkesinambungan dalam suatu sistem kesehatan hewan. Malang sebagai salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki perkembangan kota yang sangat pesat khususnya di bidang kesehatan. Kesehatan bukan hanya dimiliki atau kebutuhan manusia saja tetapi hewan perlu akan kesehatan yang baik. Anjing dan kucing merupakan hewan yang memiliki tingkah laku yang lucu, jinak dan tentunya dapat menjadi teman disaat kesepian. Warna dan bulu yang lebat serta jenis yang berbeda, menjadikan daya tarik tersendiri bagi mereka yang mencintai hewan. Tidak heran banyak orang yang memelihara hewan tersebut untuk dijadikan hewan kesayangan. Sehingga semakin banyaknya komunitas pecinta hewan di masyarakat. Salah satunya di kota Malang yang sangat terkenal akan tempat wisatawanya karena berada di dataran tinggi yang memiliki suhu udara

Upload: lekhuong

Post on 28-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG

Girang Cahya Kurnia, Nurachmad Sujudwijono. A.S , Beta Suryokusumo

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,

Jalan MT. Haryono 167, Malang 65141, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Anjing dan kucing merupakan hewan yang memiliki tingkah laku yang lucu, jinak dan

tentunya dapat menjadi teman disaat kesepian Tidak heran banyak orang yang memelihara

hewan tersebut untuk dijadikan hewan kesayangan. Sehingga semakin banyaknya komunitas

pecinta hewan di masyarakat. Salah satunya di kota Malang. Masyarakat atau pecinta hewan

mulai memelihara hewan tersebut untuk dijadikan hewan peliharaan. Namun pada kenyatannya,

kondisi objektif fasilitas-fasilitas yang mewadahi kegiatan-kegiatan pemeliharaan hewan belum

mendukung/mewadahi secara efektif. Fasilitas hewan di Malang jumlahnya sedikit dibandingkan

dengan meningkatnya pemelihara hewan. Selain itu pemilik hewan kurang puas dengan fasilitas

yang ada. Adanya fasilitas kesehatan hewan yang lengkap dan mampu mewadahi secara efektif

serta mempermudah setiap pemilik hewan yang datang, supaya hewan-hewan peliharaan ini

terjaga dan terpelihara dengan baik. Metode yang digunakan adalah metode kajian-

perancangan. Metode yang dilakukan melalui tahapan-tahapan kajian maupun perancangan.

Perancangan kesehatan hewan peliharaan nantinya mempertimbangkan fungsi, ruang, dan

kebutuhan akan kesehatan bagi hewan peliharaan. yang nantinya akan disesuaikan kebutuhan

atau standart yang ada. Sehingga menghasilkan suatu rancangan yang sesuai dengan standart

pelayanan kesehatan hewan peliharaan khususnya hewan anjing dan kucing.

Kata kunci : Pelayanan kesehatan hewan peliharaan, kucing dan anjing.

Pendahuluan

Dewasa ini masalah kesehatan

hewan harus dipandang sebagai masalah

kesehatan semesta, yang memerlukan

pendekatan paradigma “one world – one

health – one medicine”. Hal ini

mengandung implikasi pentingnya

penyelesaian masalah kesehatan hewan

secara tuntas dan berkesinambungan dalam

suatu sistem kesehatan hewan. Malang

sebagai salah satu kota di Jawa Timur yang

memiliki perkembangan kota yang sangat

pesat khususnya di bidang kesehatan.

Kesehatan bukan hanya dimiliki atau

kebutuhan manusia saja tetapi hewan perlu

akan kesehatan yang baik. Anjing dan

kucing merupakan hewan yang memiliki

tingkah laku yang lucu, jinak dan tentunya

dapat menjadi teman disaat kesepian. Warna

dan bulu yang lebat serta jenis yang berbeda,

menjadikan daya tarik tersendiri bagi

mereka yang mencintai hewan. Tidak heran

banyak orang yang memelihara hewan

tersebut untuk dijadikan hewan kesayangan.

Sehingga semakin banyaknya komunitas

pecinta hewan di masyarakat. Salah satunya

di kota Malang yang sangat terkenal akan

tempat wisatawanya karena berada di

dataran tinggi yang memiliki suhu udara

Page 2: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

yang dingin. Hal tersebut sangat cocok bagi

hewan seperti anjing dan kucing terutama

bagi hewan ras asli untuk bisa hidup di kota

Malang. Sehingga mendorong masyarakat

atau pecinta hewan untuk memelihara

hewan tersebut. Banyaknya fasilitas dan

layanan perawatan bagi hewan seperti anjing

dan kucing di kota Malang membuat para

pecinta hewan tidak perlu bingung dan

khawatir dengan hewan kesayangannya.

Sehingga hewan tersebut tetap terjaga

dengan baik dan sehat. Hasil studi yang

dilakukan baik dari hasil wawancara

maupun hasil studi yang sama yang telah

dilakukan sebelumnya oleh orang lain

mengenai perkembangan pecinta hewan di

Malang dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi para peminat pemelihara hewan maka

semakin tinggi pula kebutuhan akan fasilitas

pendukung serta kegiatan-kegiatan

pemeliharaan hewan. Namun pada

kenyatannya, kondisi objektif fasilitas-

fasilitas yang mewadahi kegiatan-kegiatan

pemeliharaan hewan belum mendukung /

mewadahi secara efektif. Fasilitas hewan di

Malang jumlahnya sedikit dibandingkan

dengan meningkatnya pemelihara hewan.

Selain itu pemilik hewan kurang puas

dengan fasilitas yang ada. Fasilitas yang

tidak lengkap dan terpisah antara satu

dengan yang lainnya menjadi faktor

penyebab pemilik merasa tidak puas dan

kurang efektifnya fasilitas dalam

pemeliharaan hewan peliharaan. Keinginan

dari pecinta hewan peliharaan atau

komunitas pecinta hewan di Malang pada

umumnya, adanya fasilitas kesehatan hewan

yang lengkap dan mampu mewadahi secara

efektif dan mempermudah setiap pemilik

hewan yang datang, supaya hewan-hewan

peliharaan ini terjaga dan terpelihara dengan

baik.

Metode Kajian-Perancangan

Tahapan ini dimulai dari penguraian

latar belakang masalah, merumuskan

permasalahan dengan mengidentifikasi

permasalahan terlebih dahulu, yang

kemudian dilakukan pembatasan suatu

permasalahan sehingga menghasilkan suatu

rumusan permasalahan yang lebih spesifik

untuk dicari penyelesaiannya. Dari

permasalahan yang telah dirumuskan

tersebut, kemudian mencari data-data baik

tinjauan literatur serta tinjauan objek

komparasi yang terkait dengan

permasalahan yang ada. Adapun tahapan

yang digunakan dalam metode ini akan

dijelaskan pada sub-bab berikutnya.

3.1.1 Perumusan ide/gagasan

Dalam tahap pertama yang dilakukan

adalah pencarian informasi mengenai

perkembangan pecinta hewan di Malang

dengan partisipasi masyarakat khususnya

bagi para komunitas pecinta hewan anjing

dan kucing dalam memberikan informasi

tentang perkembangan hewan kesayangan.

Dalam tahap pertama ini yang dihasilkan

adalah data berupa pernyataan-pernyataan

dari para komunitas pecinta hewan maupun

kalangan profesi. Selain itu juga data yang

diperoleh dari berita internet dan surat kabar

tentang isu terkini mengenai peningkatan

pecinta hewan kesayangan, dan isu tentang

keberadaan fasilitas kesehatan hewan yang

masih kurang memenuhi dan kurang

memberikan kepuasaan bagi pecinta hewan.

Data ini digunakan untuk mendukung dan

memperkuat latar belakang dan rumusan

masalah yang diangkat pada kajian ini.

Dari pengamatan tersebut muncul

fakta dan permasalahan mulai dari masalah

umum (non-arsitektural) hingga ke masalah

khusus (arsitektural). Permasalahannya ialah

kurangnya fasilitas kesehatan bagi hewan

yang kurang memenuhi dan fasilitas yang

terpisah-pisah sehingga timbul

ketidakpuasan para pecinta hewan pada

umunya di kota Malang. Oleh karena itu

muncul ide/gagasan untuk merancang

pelayanan kesehatan hewan peliharaan di

Malang.

Page 3: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

3.1.2 Pengumpulan Data

Dalam tahap ketiga yang dilakukan

adalah mulai mengumpulkan data yang

diperlukan untuk perancangan pelayanan

kesehatan hewan peliharaan di Malang.

Terdapat dua macam data, yaitu:

A. Data primer

Pada tahap ini dilakukan tinjauan

langsung atau survey ke lapangan,

karena dalam proses suatu perancangan

memang dibutuhkan data-data

mengenai hal-hal yang berkaitan baik

dengan permasalahan yang ada di

wilayah setempat maupun data

mengenai kondisi eksistingnya. Data

primer ini meliputi:

1. Survei lapangan, merupakan

pengamatan langsung dilakukan

dengan cara survei langsung ke

lokasi kajian, mencatat dan

merekam kondisi yang ada.

2.Wawancara, merupakan

pengumpulan data yang lebih

spesifik dan detail mengenai

kebutuhan ruang, tata ruang

serta aktivitas pemakai tentang

segala sesuatu terkait

perancangan pelayanan

kesehatan hewan peliharaan.

B. Data sekunder

Merupakan data yang diambil secara

tidak langsung dari sumber-sumber pustaka.

Namun data ini berfungsi sebagai

pendukung data primer serta sebagai bahan

pertimbangan dalam merancang. Data

sekunder yang digunakan dalam kajian ini

yaitu studi literatur dan studi komparasi,

yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis

berupa karya ilmiah (skripsi), buku, serta

data-data lain yang diperoleh dari internet.

3.1.3 Analisis Data

Dari data yang sudah diperoleh

kemudian diolah untuk memperoleh hasil

secara terprogram. Dalam tahap ini, data-

data yang telah diperoleh, dipilih dan

dianalisa berdasarkan masalah yang akan

dipecahkan dalam perancangan pelayanan

kesehatan hewan peliharaan di Malang.

Metode yang digunakan adalah analisis

kualitatif dengan pendekatan yang

mengintegrasikan kajian visual dan spasial.

Dengan penjelasan secara deskriptif analitis,

yaitu melakukan analisis data kualitatif

sesuai dengan konteks arsitektur untuk

memperoleh konsep rancangan. Adapun

analisis yang dilakukan antara lain:

A. Analisa ruang dan pelaku

Analisa terhadap ruang dan

pelaku dilakukan secara fungsional,

yaitu kegiatan penentuan ruang

yang mempertimbangkan fungsi

dan tuntutan aktifitas yang

diwadahi oleh ruang. Pada proses

analisa ini dilakukan secara

kualitatif (tidak mendetail dan

dilakukan untuk mendapatkan

kebutuhan mendasar dari fungsi

pelayanan kesehatan hewan

peliharaan). Analisa ini terdiri dari:

1. Analisa aktifitas manusia (unsur

non fisik), analisa jenis ini

dilakukan dengan cara

menganalisa berbagai aktifitas

manusia dan hewan yang

dilakukan di dalam ruangan dan

kebiasaan dari pemakai bangunan

baik pengunjung maupun

pengelola. Dari analisa muncul

beberapa permasalahan yang

lebih spesifik, yaitu jenis aktifitas

yang diwadahi.

2. Analisa fasilitas (unsur fisik),

merupakan analisa yang

dihasilkan dari analisa

pelaku/pemakai bangunan yang

berupa penyelesaian secara

arsitektural dengan cara

menyediakan fasilitas-fasilitas

yang mendukung pelayanan

kesehatan hewan peliharaan.

Page 4: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

Metode programatik digunakan

untuk merubah analisa aktifitas

menjadi tuntutan untuk

mewadahi kebutuhan dari

aktifitas yang berupa besaran,

hubungan dan kebutuhan ruang

yang diperlukan yang

berlandaskan terhadap penerapan

standart. Hasil dari metode ini

berupa program ruang, meliputi

kebutuhan ruang, pola hubungan

dan susunan antar ruang, zoning

ruang dan fasilitas pendukung

ruang. Analisa akan disajikan

dalam bentuk tabel (diagram

matriks) dan diagram gelembung

B. Analisa Tapak

Analisa terhadap faktor potensi

tapak yang berlokasi di Malang

dilakukan dengan menggunakan

analisa tautan, dimana proses analisa

terhadap unsur-unsur baik potensi

maupun kondisi tapak dan lingkungan

serta aspek-aspek yang terkandung di

dalamnya serta dilakukan analisa

terhadap tata massa dalam bangunan.

Proses analisa ini berupa analisa

terhadap potensi tapak dengan

pengamatan langsung (daya dukung

dan kekurangannya), iklim,

peraturan bangunan, pencapaian,

sirkulasi, kebisingan, drainase,

zoning dan aktifitas lingkungan.

Analisa yang dilakukan disajikan

dalam bentuk gambar dan foto secara

verbal.

C. Analisa bangunan, tata massa dan

ruang luar, utilitas

Analisa pelayanan kesehatan

hewan peliharaan meliputi faktor-

faktor fisik dan non fisik yang

meliputi analisa bentuk dan

tampilan bangunan, analisa tata

massa dan ruang luar dan analisa

utilitas.

Analisa bangunan dilakukan

dengan melakukan pengolahan-

pengolahan bentukdasar yang

digunakan seperti segiempat,

lingkaran dan segitiga yang

dikembangkan dan disesuaikan

dengan kebutuhan fungsional,

estetika maupun kekuatan (struktur)

sehingga menghasilkan bentukkan

tiga dimensional Analisa yang

dilakukan disajikan dalam bentuk

gambar manual maupun digital.

Setelah dilakukan pengolahan

bentuk dasar, kemudian dilakukan

penganalogian suatu bentuk yang

mencerminkan suatu fungsi formal dari

sebuah pelayanan kesehatan hewan

peliharaan yang dituangkan dalam massa

bangunan dan ruang luar sehingga

dapat memperkuat integrasi antara massa

bangunan dan ruang luar. 3.1.4

Perumusan Konsep

Perumusan konsep adalah tahapan

yang dilakukan setelah dilakukan analisa

sebelumnya, yang meliputi analisa fungsi,

perilaku, dan kebutuhan ruang, analisa

tapak, serta analisa bangunan. Konsep-

konsep yang dihasilkan meliputi:

A. Konsep tata ruang dalam bangunan yang

meliputi penzoningan, dan sirkulasi ruang

dalam.

B. Konsep tapak yang meliputi pencapaian,

kebisingan, view, cahaya matahari, dan

angin

C. Konsep bangunan yang meliputi bentuk

dan tampilan, serta tata massa dan ruang

luar.

D. Konsep Utilitas yang meliputi sistem

penyediaan dan penghematan air bersih,

sistem pengolahan air kotor dan kotoran,

serta sistem pengelohan sampah.

3.2. Metode Perancangan

Setelah didapatkan konsep awal

perancangan pelayanan kesehatan hewan

peliharaan di Malang, maka dilakukan

pengembangan dan eksplorasi desain

Page 5: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

yang ditransformasikan dalam grafis

gambar. Teknik yang digunakan dalam

proses perancangan ini menggunakan

sketsa-sketsa gambar, diagramatik serta

menampilkan gambar-gambar digital

dengan menggunakan aplikasi SketchUp

dan Photoshop yang menjawab rumusan

masalah. Metode yang digunakan adalah

metode pragmatis.

Hasil dan Pembahasan

4.1 Tinjauan tapak

Pelayanan kesehatan hewan

peliharaan merupakan salah satu pelayanan

jasa khususnya kesehatan bagi hewan,

perdagangan, serta fasilitas pendidikan dan

rekreasi bagi masyarakat Malang maka

untuk pemilihan tapak sendiri dengan

melihat tata guna lahan kota Malang yaitu

kawasan sepanjang jalan Soekarno Hatta-

Blimbing. Selain pertimbangan dari RTRW

Kota malang, dengan melihat fakta yang ada

untuk kawasan sepanjang jalan Soekarno

Hatta- Blimbing merupakan pusat berbagai

pelayanan baik primer maupun sekunder

seperti pertokoan, permukiman, fasilitas

umum, dan pelayanan jasa. Berikut

pertimbangan pemilihan lokasi tapak dapat

dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria

sebagai berikut :

a Tata Guna Lahan, sesuai dengan pola

peruntukan lahan dari rencana induk

kota Malang.

b. Pencapaian, kemudahan pencapaian

terutama ditinjau dari hubungan yang

lancar dengan daerah perdagangan,

pusat kegiatan/fasilitas umum kota,

sehingga memudahkan mobilitas

kegiatan keluar dan masuk lokasi

stasiun televisi.

c Utilitas Kota, tersedia utilitas kota

seperti air bersih, listrik,

telekomunikasi dan drainase kota

(riol).

d. Luasan yang memadai. Sebagai

bangunan yang akan menampung

banyak hewan dan akan dikunjungi

banyak orang pula, maka faktor

luasan tapak sangat penting.

e. Adanya potensi dari lingkungan

setempat.

Posisi tapak berada di jalan

arteri Soekarno Hatta. Persimpangan

bundaran monumen pesawat Soekarno

Hatta. Tepatnya berada di sebelah

timur pom bensin. Daerah lingkungan

sekitar site merupakan pengembangan

lahan fungsi permukiman, komersil,

rekreasi, dan pendidikan. Dan yang

akan dibangun berupa fasilitas

komersil yaitu pusat kesehatan hewan

kesayangan yang mewadahi aktifitas

perdagangan, penitipan, dan

pemeliharaan kesehatan hewan-hewan

peliharaan. Adapun batas-batas

tapaknya antara lain:

1. Utara : Jalan soekarno hatta.

2. Timur : Lapangan Futsal.

3. Selatan :

Perumahan/permukiman.

4. Barat :Resto Ocean Garden,

pom bensin.

Gambar 1: tapak dan batas perancangan

Page 6: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

Luas tapak yaitu 4900 m2, dengan

ketentuan yang berlaku untuk kawasan ini

antara lain Dengan ketentuan :

1. Kofisien Dasar Bangunan (KDB): 80-85

%

2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB): 4

3. GSB depan = 5 m

4. GSB samping dan belakang = 3 m

4.2 Lay outplan dan siteplan

Gambar 2: pencapaian dan pola sirkulasi

Keterangan :

Sirkulasikendaraan

pengunjung

Sirkulasi kendaraan pengelola, dan

karyawan

Sirkulasi pejalan kaki

A. Pencapaian dan pola sirkulasi

Seperti terlihat pada gambar, tapak

perancangan pelayanan kesehatan hewan

peliharaan berada tepat berada jalan

Soekarno Hatta, setelah bundaran pesawat

menuju ke arah blimbing/jalan Borobudur.

Tapak diplih merupakan hasil dari analisa

yang telah dilakukan terkait dengan

perancangan pelayanan kesehatan hewan

peliharaan di Malang. Pencapaian menuju

tapak sangat mudah karena dilalui berbagai

jenis kendaraan. Jika tidak ada kendaraan

pribadi, terdapat angkutan umum untuk jalur

ABG, ADL, dan lainnya.

Seperti terlihat pada gambar, pada

tapak terdapat satu jalan masuk dan satu

jalan keluar untuk memudahkan jalur

sirkulasi kendaraan yang masuk ataupun

keluar. Mengurangi kemacetan yang berada

di sisi utara tapak karena jalur/jalan

soekarno Hatta sangat ramai dengan

kendaraan yang melintasi. Sirkulasi

kendaraan bagi pengunjung ditempatkan di

area depan atau yang mudah dilalui dan

dicapai menuju bangunan pelayanan

kesehatan hewan peliharaan. Sedangkan

untuk sirkulasi kendaraan bagi pengelola

dan karyawan ditempatkan dan melewati di

sisi selatan bangunan dengan tujuan

memisahkan dengan sirkulasi kendaraan

pengunjung untuk kenyamanan aktivitas di

dalamnya. Untuk pejalan kaki bagi

pengunjung maupun pengelola dan

karyawan akan disediakan di sisi bagian

yang mengelilingi bangunan berupa selasar-

selasar dengan tujuan memberikan

kenyamanan pada pengguna dari sirkulasi

kendaraan dan terik matahari maupun hujan.

B. Tata massa bangunan dan ruang luar

Pada perancangan pelayanan

kesehatan hewan peliharaan, tata massa

terdiri dari tiga massa bangunan yang terdiri

dari klinik hewan, penitipan hewan dan

grooming serta pets shop serta massa

bangunan service maupun penunjang

lainnya. Hasil dari analisa yang telah

dilakukan dan akan kebutuhan fasilitas

kesehatan hewan peliharaan di Malang serta

berdasarkan kebutuhan aktivitas yang ada.

Terdapat selasar di sekeliling massa

bangunan untuk menghubungkan massa

yang satu dengan yang lain agar tidak

terkesan terpisah antara massa yang satu

dengan yang lainnya. Orientasi massa

menghadap langsung jalan Soekarno Hatta

tepatnya pada sisi utara tapak dikarenakan

fungsi bangunan sebagai bangunan

publik/komersil,yaitu terbuka untuk

masyarakat umum. Dan menjadi view yang

menarik pada kawasan ini. Karena bangunan

ini akan memberikan kesan yang berbeda

selasar Masuk

Keluar

Page 7: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

dengan bangunan-bangunan lainnya yang

ada disekitarnya

Gambar 3: tata massa

Massa bangunan utama berada di

tengah tapak dengan tujuan memberikan

kenyamanan baik akses dan pencapaian

pada bangunan pelayanan kesehatan hewan

peliharaan. Dan juga mempertimbangkan

dampak yang ditimbulkan dari peracangan

bangunan pelayanan kesehatan hewan

peliharaan.Sisi-sisi tapak akan dimanfaatkan

untuk ruang luar seperti parkir kendaraan,

taman, serta adanya pedestrian bagi pejalan

kaki dengan tujuan memeberikan

kenyamanan pejalan kaki dan aktivitas di

dalamnya. Penambahan dengan elemen

vegetasi juga akan menambah kerindangan

serta berfungsi sebagai barier untuk

mengatasi dampak dari luar maupun di

dalam tapak.

Gambar 4: ruang luar

4.3 Denah

A. Denah Klinik hewan

Gambar 4. Denah klinik hewan

Tabel 4. 1 : Besaran ruang klinik hewan

No. Ruangan Zona Luas

(m2)

1. Lobby Publik 160

2. Receptionist Publik 32

3. Ruang

tunggu

Publik 144

4. Ruang

pemeriksaan

Semi

publik

96

5. Ruang

konsultasi

Semi

publik

24

6. Ruang

administrasi

dan medik

Privat 40

7. Ruang

perawatan

Privat 135

Penitipan hewan dan grooming

Klinik hewan

Pet shop

service area dan bangunan penunjang lainnya

Ruang transisi/ selasar

Zona Publik

Zona Privat

Zona

semi

publik

Zona

semi

publik

Page 8: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

8. Ruang pemulihan

Privat 16

9. Ruang

operasi

Privat 48

10. Ruang x ray Privat 24

11. Ruang

kendali

Privat 4

12. Ruang

perawat

Privat 24

13. Ruang dokter Privat 24

14. Laboratorium Privat 24

15. Ruang rawat

anjing

Privat 180

16. Ruang rawat

kucing

Privat 64

17. Gudang Privat 4

18. Toilet Publik 16

19. Kamar

mandi/ganti

Privat 8

Total 1067

20 % Sirkulasi 214

Total keseluruhan 1281

B. Denah penitipan hewan dan grooming

Gambar 5 : Denah penitipan hewan dan grooming

Tabel 4. 2 : Besaran ruang penitipan

hewan dan grooming

No. Ruangan Zona Luas

(m2)

1. Lobby Publik 108

2. Receptionist Publik 8

3. Ruang tunggu Publik 52

4. Ruang

administrasi

dan medik

Privat 48

5. Ruang

grooming

Semi

publik

48

6. Ruang titip

anjing

Privat 135

7. Ruang titip

kucing

Privat 16

8. Ruang obat Privat 48

9. kasir Semi

publik

24

10. Ruang

pendaftaran

penitipan

hewan

Semi

publik

4

11. Ruang

perawat

Privat 24

12. Ruang dokter Privat 24

13. Ruang kennel

boys

Privat 10

14. Pantry Privat 8

15. Toilet Publik 8

16. K.mandi/ganti Privat 8

17. Apotik Privat 24

Total 597

20 % Sirkulasi 120

Total keseluruhan 717

Zona Privat

Zona Publik

Zona semi publik

Page 9: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

C. Denah pengelola

Gambar 6 : Denah pengelola

Tabel 4. 3 : Besaran ruang pengelola

No. Ruangan Zona Luas

(m2)

1. Ruang

informasi

Publik 32

2. Ruang

pimpinan

dokter

Privat 52

3. Ruang

direktur

Privat 32

4. Ruang Wakil

direktur

Privat 48

5. Ruang Staff Privat 48

6. Ruang rapat Privat 64

7. Sekretaris Privat 16

8. Ruang

Office boy

Privat 32

9. Gudang Privat 16

10. Pantry Privat 16

11 Toilet Privat 16

12. Kamar

mandi/ganti

Privat 4

Total 376

20 % Sirkulasi 75

Total keseluruhan 451

D. Denah pets shop

Gambar 4.7 : Denah Pets Shop

Tabel 4. 4 : Besaran ruang pet shop

No. Ruangan Zona Luas

(m2)

1. Lobby Publik 48

2. Receptionist Publik 6

3. kasir Semi

publik

12

4. Retail hewan Publik 192

5. Kennel boys Privat 8

6. Toilet Publik 8

7. Ruang

komunitas

hewan

Privat 48

8. Ruang

pamer/indoor

Semi

publik

168

Total 490

20 % Sirkulasi 98

Total keseluruhan 588

Zona Privat

Zona Publik

Zona Semi

publik

Page 10: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

4.4 Tampilan bangunan

Gambar 4.8 : Tampak Tapak

Seperti terlihat pada gambar, tampak

pada sisi utara tepatnya sisi yang menghadap

jalan Soekarno Hatta akan tampak view

ketiga massa bangunan utama yang

terintegrasi antara bangunan satu dengan

yang lainnya dengan dihubungkan dengan

selasar yang mengelilingi bangunan

tersebut. Difungsikan sebagai penghubung

antara bangunan yang satu dengan yang lain.

selain itu dapat digunakan bagi pengunjung/

pejalan kaki untuk memudahkan para

pengunjung datang ke pelayanan kesehatan

hewan peliharaan. Terdapat taman/ruang

terbuka hijau diantara bangunan yang satu

dengan yang lain yang berfungsi sebagai

barier terhadap bangunan, keindahan serta

kenyamanan bagi pengunjung maupun

pengelola.

Bangunan pada pelayanan kesehatan

hewan peliharaan ini memiliki tampilan

dinamis dan modern. Bentuk tampilan yang

dinamis tersebut di relisasikan dengan

penggunaan secondary skin yang

membentuk garis-garis yang tidak hanya

berfungsi sebagai penyaring sinar matahari

juga dapat berfungsi sebagai pengarah

angin. Berawal dari konsep tata massa yang

mengolah tata alur sirkulasi angin sehingga

di tiap detail pada massa bangunan ini tidak

hanya dilihat dari segi bentuk tetapi juga

dapat dilihat dari penggunaan secondary

skin sehingga tampak muka bangunan akan

lebih terlihat modern dan mempunyai

dinamika antara bangunan dan sirkulasi

angin. Berikut merupakan gambaran dari

tampilan bangunan pada pelayanan

kesehatan hewan peliharaan.

Gambar 4.9 : Tampak bangunan klinik

hewan,penitipan hewan dan grooming,serta pets shop

4.5 Utilitas

1. Penyediaan air bersih

Pada bangunan pelayanan kesehatan

hewan peliharaan untuk penyedian air bersih

yang utama berasal dari PDAM yang

ditampung terlebih dahulu di reservoir

bawah ( tandon bawah), kemudian dipompa

ke tandon atas dan di distribusikan ke

ruangan yang membutuhkan baik di dalam

bangunan maupun di luar bangunan.

Klnik hewan dan

pengelola

Pets shop Penitipan hewan

dan Grooming

Page 11: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

Gambar 4.10 : Penyediaan air bersih

2. Pengelolahan air kotor dan kotoran

Gambar 4.11 : Pengelolahan air kotor dan kotoran

serta limbah medis

Utilitas tapak dalam hal ini untuk

saluran air kotor dan kotoran terpisah antara

manusia dan hewan. Supaya limbah yang

dihasilkan tidak tercampur antara limbah

yang dihasilkan oleh manusia dan hewan.

Selain itu untuk mengurangi beban dari

limbah maupun penyebaran penyakit dari

limbah tersebut. Berikut skema aliran air

kotor dan kotoran pada manusia.

Gambar 4.12 : Skema aliran air kotor dan kotoran

pada manusia

Untuk saluran air kotor pada hewan

nantinya terdapat saluran tersendiri dari

masing2 ruangan hewan tersebut. Dialirkan

melalui pipa pembuangan menuju bak

kontrol. Sedangkan untuk kotoran akan

terpisah dengan saluran air kotor yang

nantinya akan menuju pada septic tank

diteruskan ke sumur resapan.

Gambar 4.13 : Skema aliran air kotor dan kotoran

pada hewan

Untuk limbah cair yang dihasilkan

oleh laboratorium, ruang perawatan, ruang

pemulihan, ruang operasi pada tindakan

medis akan disalurkan atau dibuang menuju

IPAL dan akan diolah supaya nantinya

limbah pembuangannya menuju ke riol kota

tidak berbahaya bagi lingkungan.

3. Pengelolahan sampah medis dan non

medis

Gambar 4.15 : Pengelolahan sampah medis dan non

medis

Kotoran dari closet Saluran Bak kontrol

Septictank

sumur resapan

Kotoran dari saluran pembuangan kotoran hewan

Pipa Saluran

Bak kontrol Septictank sumur resapan

Gambar 4.14: skema aliran limbah cair medis

Limbah cair

dari medis Saluran Bak kontrol

IPAL

Page 12: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

Sampah medis berasal dari ruang

perawatan, pemulihan dan ruang operasi,

serta laboratorium. Sistem pembuangan

sampah dilakukan dengan mengumpulkan

sampah dari tiap ruang dan disalurkan

melalui shaft sampah yang ada, harus

terpisah dengan shaft sampah non medis

sebab sampah medis perlu penanganan

khusus dan tidak sembarangan

membuangnya karena akan berdampak pada

kesehatan lingkungan. Setelah itu, sampah

tersebut diangkut ke Incenerator untuk

dibakar.

Sedangkan untuk sampah non medis,

sistem pembuangan sampah dilakukan

secara manual dengan mengumpulkan

sampah dari tiap ruang dan disalurkan

melalui shaft sampah yang ada pada tiap

masing-masing bangunan. Sampah dari shaft

kemudian ditampung sementara pada ruang

sampah untuk kemudian dibawa ke TPS.

setelah itu diangkut oleh petugas kebersihan

setempat

Simpulan dan Saran

5.1 Simpulan

Melihat kebutuhan akan kesehatan

hewan di Malang sangat penting untuk

menjaga keberlangsungan ekosistem di

dunia ini. Dan menjawab keinginan serta

ketidakpuasan bagi masyarakat khususnya

para pecinta hewan dalam hal pelayanan

kesehatan hewan yang sangat minim. Maka

dari itu keberadaan pelayanan kesehatan

hewan peliharaan yang lengkap dan terpadu

di Kota Malang sangat diperlukan. Dengan

adanya fasilitas ini diharapkan mampu

meningkatkan kesehatan hewan tersebut dan

pada akhirnya masyarakat ikut menjaga

keberlangsungan ekosistem di dunia ini

tetap terjaga ini sehingga terhindar dari

bahaya atau dampak buruk yang

ditimbulkan oleh penyakit hewan tersebut.

Pelayanan kesehatan hewan

peliharaan ini terdiri dari klinik hewan

sebagai fasilitas utama untuk melayani

kesehatan hewan peliharaan. Ditunjang

dengan fasilitas lainnya yang terdiri dari

penitipan hewan , grooming, penjualan

hewan ( pets shop) serta fasilitas service

yang nantinya saling berkaitan satu sama

lain sehingga memenuhi kebutuhan

kesehatan hewan peliharaan yang ada di

kota Malang.

Klinik hewan yang berfungsi untuk

menangani permasalahan kesehatan hewan

yang sakit, dan yang membutuhkan

pertolongan medis. Tersedianya ruangan

yang lengkap dan memenuhi kebutuhan

hewan seperti adanya ruang periksa baik

untuk anjing dan kucing, ruang perawatan,

ruang konsultasi, ruang dokter dan perawat,

ruang operasi, serta ruang penitipan bagi

hewan sakit. Untuk fasilitas penitipan hewan

dan grooming menyediakan tempat

penitipan hewan untuk anjing dan kucing

serta terdapat area bermain untuk hewan

agar hewan tidak stres selama waktu

penitipan. Sedangkan fasilitas grooming

hewan untuk anjing dan kucing akan

terpisah dan menyediakan beberapa ruangan

untuk mengatasi jumlah hewan yang akan

melakukan perawatan.

Fasilitas penunjang lainnya yaitu

penjualan hewan. Fasilitas ini menyediakan

penjualan hewan untuk anjing dan kucing,

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

pecinta hewan yang ingin membeli hewan

kesayangannya.

5.2 Saran

Dalam tiap proses membangun

seyogyanya tidak lagi dilihat hanya dari

pemenuhan nilai ekonomi semata, tetapi

sebagai penyelaras nilai ekologi dan

kebutuhan masyarakat. Menjadi tanggung

jawab moral bagi kita semua untuk menjaga

lingkungan demi generasi mendatang.

Adapun rekomendasi untuk

perancangan pelayanan kesehatan hewan

peliharaan selanjutnya, yaitu dengan

melakukan kajian secara mendalam

sehingga didapatkan data yang lebih valid

Page 13: PELAYANAN KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN DI MALANG …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/girang-cahya_jurnal.pdf · rumusan permasalahan yang lebih spesifik untuk dicari penyelesaiannya

mengenai pelayanan kesehatan hewan.

Lebih jauh lagi nantinya didapat satu tetapan

khusus mengenai bangunan pelayanan

kesehatan hewan atau sejenisnya sehingga

dapat digunakan sebagai standar pada

semua tipe bangunan.

Daftar pustaka

Anonim.2010. Merawat hewan kesayangan,

Jakarta : Agromedia.

Anonim. Revisi Rencana Tata Ruang dan

Wilayah Kabupaten Malang

2000-2010. Malang: Bappeda.

Ching, D. K. (2000). Arsitektur Bentuk

Ruang dan Tatanan, Jakarta:

Penerbit Erlangga

De Chiara Joseph, and John Calender. 1981.

Time Saver Standart for building Types,

New York : Megraw Hill Book Company.

Neufert, Ernerst. 1997. Data Arsitek jilid 1

dan 2, Jakarta : Erlangga.

Rudy, Setya. 2004. Semarang Dog Center.

hlm. 31&85.

MENTERI PERTANIAN

NOMOR:02/Permentan/OT.140/1/2010

TENTANG PEDOMAN PELAYANAN

JASA MEDIK VETERINER.

Mangunwijaya, Y. B, 1998. Fisika

Bangunan, Jakarta : Erlangga.

Microsoft Encarta, 1983. Our World

Encyclopedia, London : Macmillan

Education Ltd.

Utami, Estri. 2005, Pet and Horticulture

Centre. hlm.24.

United States Department

Agriculutural.1998. Secretary of Agriculture

for Farm and Foreign Agricultural Services,

New York : United States federal executive

department.

www.bothellpethospital.com

www.flickr.com

www. rumah-terraria.com

www.kucingkita.com

www.petnet.com

www.peteducation.com

www.lgpethotel.com

wordpress.com.walk-the-dog-a-speaking-

activity