pelayanan jamaah haji kota semarang tahun...

85
PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009 (Analisis Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) DIMAS PRIYO SEMBODO 1 1 0 3 1 1 6 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: nguyenhuong

Post on 07-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG

TAHUN 2009(Analisis Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

DIMAS PRIYO SEMBODO

1 1 0 3 1 1 6

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

NOTA PEMBIMBING

Lamp. : 5 (lima) eksemplarHal : Persetujuan Naskah Skripsi

Kepada.Yth. Bapak Dekan Fakultas DakwahIAIN Walisongo Semarangdi Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya,maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara/i :

Nama : DIMAS PRIYO SEMBODONIM : 1103116Fak./Jur. : DAKWAH / MDJudul Skripsi : PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG

TAHUN 2009 (Analisis Pelaksanaan Undang-Undang.No. 13 Tahun 2008)

Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diajukan. Demikian, atasperhatiannya diucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, Juli 2010

Pembimbing,Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi dan Tata Tulis

Hj. Yuyun Affandi, Lc., M. A. Ariana Suryorini, S.E, M.M.S.I.NIP. 19600603 199203 2 002 NIP. 19770930 200501 2 002Tanggal : Juli 2010 Tanggal : Juli 2010

Page 3: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

SKRIPSI

PELAYANAN JAMA'AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009(Analisis Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008)

Disusun Oleh

Dimas Priyo Sembodo

0313111116

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 30 Juni 2010

dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji Sekretaris Dewan Penguji Dekan/Pembantu Dekan Pembimbing

DR. Hj. Yuyun Affandi, Lc, MA Ariana Suryorini, S.E, M.M.S.I.NIP. 19600603 199203 2 002 NIP. 19770930 200501 2 002

Penguji I Penguji II

DR. H. Awaludin Pimay, Lc, M.Ag Thohir Yuli Kusmanto, S.Sos., M.SiNIP. 19610727 200003 1 001 NIP. 19730710 199903 1 004

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Hj. Yuyun Affandi, Lc, MA Ariana Suryorini, S.E, M.M.S.I.NIP. 19600603 199203 2 002 NIP. 19770930 200501 2 002

Page 4: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

MOTTO

)(

Artinya : “ Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain.”(Mutafaqun Alaih)

Page 5: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin. Penulis telah

menyelesaikan skripsi ini sebagai jawaban atas motivasi dan doa yang telah diberikan

dan skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta (Bapak M. Agus Salim dan Ibu Sri Ratna Herwati) yang

telah mencurahkan segenap kasih sayangnya kepada penulis dan telah

menghabiskan waktu panjangnya dalam mengasuh dan mendidik penulis.

Semuanya tidak lain hanyalah demi keberhasilan penulis dalam meraih cita-cita.

2. Kakakku (Andi Sastra) dan adik-adikku (M. Adi Kusuma dan Bagus Romadhon)

tercinta yang telah memberi motivasi, menghibur dan mendoakan penulis.

Semoga kelak kalian mendapat kebahagiaan dan sukses dalam hidupnya.

3. Yang tercinta Romauly Am. Keb, orang yang telah sabar menunggu dan

menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiridan didalamnya tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelarkesarjanaan di perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yangdiperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan, sumbernyadijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, Juni 2010

Penyusun

Dimas Priyo Sembodo

1 1 0 3 1 1 6

Page 7: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

ABSTRAKSI

Dimas Priyo Sembodo : 1103116, Penelitian dengan judul “PelayananJama’ah Haji Kota Semarang Tahun 2009 (Analisis Pelaksanaan Undang-UndangNo. 13 Tahun 2008)”, bertujuan untuk mengetahui bagaimana muatan yangterkandung dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraanIbadah Haji,mengetahui bagaimana pelayanan Jama’ah Haji yang dilakukan olehKementerian Agama Kota Semarang dilihat dari implementasi Undang-Undang No.13 Tahun 2008, mengetahui hambatan apa yang dihadapi oleh Kementerian AgamaKota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari implementasiUndang-Undang No. 13 Tahun 2008 dan untuk mengetahui hal-hal apa yang harusdilakukan oleh Kementerian Agama Kota Semarang dalam rangka memperbaikipelayanan yang diberikan dilihat dari implementasi Undang-Undang No.13 Tahun2008.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan bagaimana kegiatanpelayanan yang dilakukan oleh Kementerian Agama khususnya Seksi Gara Haji danUmroh dalam melayani Jama’ah Haji Kota Semarang tahun 2009. Pada tahuntersebut pemerintah memberlakukan peraturan baru yang mengatur penyelenggaraanIbadah Haji yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2008. Peraturan tersebut memuatbeberapa perubahan dalam pelaksanaan Ibadah Haji.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengumpulan dokumen-dokumen Haji yangdiperoleh, pelayanan Jama’ah Haji yang dilakukan oleh Kenmenag pada tahun 2009tidak berbeda jauh dengan pelayanan tahun-tahun sebelumnya. Namun dalampelayanan tahun 2009 terdapat beberapa perubahan, khususnya dalam pelayananpengurusan paspor. Jika pada tahun-tahun sebelumnya paspor yang digunakan adalahpaspor Haji, maka mulai tahun 2009 paspor yang digunakan adalah pasporInternasional. Hal itu sempat menjadi kendala bagi Kementerian Agama KotaSemarang. Namun itu semua bisa dilaksanakan dengan baik meski masih adabeberapa kekurangan.

Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, maka dapat penulis katakan bahwa“Pelayanan Jama’ah Haji Kota Semarang Tahun 2009” yang dilaksanakan olehKementerian Agama Kota Semarang sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 13Tahun 2008 dengan perubahannya.

Page 8: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

KATA PENGANTAR

Puji syukur al-hamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kita dan telah

menurukan Al-qur’an sebagai pedoman hidup bagi manusia. Dan atas hidayah-Nya

penulis dapat menyelesakan karya ilmiyah (Skripsi) yang berjudul “Pelayanan

Jama’ah Haji Kota Semarang Tahun2009 (Analisis Pelaksanaan Undang-Undang No.

13 Tahun 2008)”.

Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhamad SAW, beserta keluarga dan para pengikutnya.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan

yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar strata I (S-I) di Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

Sebagai insan yang penuh keterbatasan, penulis menyadari bahwa tersusunnya

skripsi ini tidak terlepas dari limpahan rahmat-Nya, serta bimbingan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Abdul Jamil, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Drs. H. M. Zain Yusuf, MM, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang, beserta stafnya yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam

penelitian skripsi ini.

3. DR. Hj. Yuyun Affandi, Lc; M.A selaku pembimbing I, dan Ibu Ariana

Suryorini, S.E, M.M.S.I selaku pembimbing II, yang dengan sabar,

membimbing, menasehati serta memotivasi, sehingga terselesaikannya skripsi

ini.

4. Ayah, Ibu, kakakku dan adikku serta Romauly yang telah memberikan do’a,

dorongan dan dukungan kepadaku, mereka adalah guru-guru terbaik bagiku.

Page 9: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah, khususnya jurusan Manajemen Dakwah

(MD), yang telah berkenan memberikan ilmu dan pengalamannya selama

dibangku perkuliahan. Semoga apa yang telah Bapak/Ibu berikan dapat

bermanfaat dan menjadi bekal penulis dalam setiap pengabdian.

6. Seluruh pegawai Perpustakaan Institut dan pegawai perpustakaan Fakultas

Dakwah yang dengan sabar telah melayani peminjaman buku, sehingga

terselesaikannya skripsi ini berjalan dengan lancar.

7. H. Taufik Rahman, S.H, M.Hum selaku kepala dan seluruh staf Kantor

Kementerian Agama Kota Semarang yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

8. Seluruh teman–teman mahasiswa Fakultas Dakwah, khususnya angkatan 2003

jurusan Manajemen Dakwah (MD) yang turut memberi motivasi, dan do'a,

sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Teman-temanku (Q-team) yang senantiasa memberikan dorongan meskipun

dengan cara mereka yang aneh.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberi dukungan kepada penulis

saat suka maupun duka.

Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan dapat menjadi amal

jariyah dan sekaligus mendapatkan balasan sesuai dengan amalnya. Amin.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dalam penyusunan maupun bahasanya. Karena itu penulis

mengharapkan sumbangan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca yang

budiman.

Dan hanya kepada Allah jualah penulis memohon petunjuk, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi kita semua pada umumnya.

Semarang, Juni 2010

Penulis

Dimas Priyo Sembodo

Page 10: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………….. ii

MOTTO ……………………………………………………...………………… iii

ABSTRAKSI ………………………………………………….………………... iv

PERSEMBAHAN ……………………………………………………………… v

PERNYATAAN ………………………………………………………………... vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………… 7

D. Tinjauan Pustaka …………………………………………………. 8

E. Kerangka Teoritik …………………………………………………

10

F. Metode Penelitian …………………………………………………

15

G. Sistematika Penulisan Skripsi ……………………………………. 19

BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA

SEMARANG

A. Sejarah Kementerian Agama Kota Semarang ……...........................

21

B. Visi Dan Misi Kementerian en Agama Kota Semarang ………......

23

C. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Semarang .. 25

Page 11: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

StrukturOrganisasi Gara Haji dan Umroh Kementerian Agama Kota

Semarang ........................................................…………………… 26

D. Tugas Dan Fungsi Gara Haji dan Umroh .......................................

26

BAB III : PELAYANAN JAMA’AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009

A. Persyaratan Haji ......……………………………………………… 28

B. Pendaftaran Haji ...................................………….………………...

29

C. Tata Cara Pengurusan Paspor ......……………...….…………….... 37

1. Pengertian Paspor ........................................................................ 37

2. Jenis Paspor ................................................................................. 37

3. Tata Cara Pengurusasn Paspor .................................................... 38

4. Mekanisme Penyelesaian Paspor Bagi Jama’ah Haji Oleh Petugas

Kementerian Agama Kab/Kota ................................................... 39

D. Pembimbingan Jama’ah Haji ........................................................... 41

E. Pemberangkatan Jama’ah Haji ........................................................ 41

F. Kepulangan Jama’ah Haji ............................................................... 42

BAB IV : ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN

2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA’AH HAJI DI KENMENAG

KOTA SEMARANG

A. Muatan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 ..……………….….... 44

B. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji .......................................................... 63

C. Pelayanan Jama’ah Haji Kenmenag Kota Semarang Tahun 2009

Dilihat Dari Implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008

.......................................................................................................... 65

Page 12: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

D. Hambatan Dalam Memberikan Pelayanan Jama’ah Haji Dilihat Dari

Implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 ........................ 68

E. Hal-hal Yang Harus Dilakukan Oleh Kementerian Agama Kota

Semarang Dalam Memberikan Pelayanan Jama’ah Haji Dilihat Dari

Implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 ....................... 70

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 72

B. Saran ..................…………………………………………………..

75

C. Penutup …………………………………………………………… 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA

Page 13: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama dakwah yang senantiasa berpegang teguh pada Al

Qur’an dan Sunah. Dalam pengamalannya, Islam tidak pernah lepas dari dua hal,

yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam ada lima, dan menunaikan ibadah

haji adalah salah satu dari kelima rukun tersebut.

Haji merupakan kewajiban bagi umat islam, namun dalam hal ini wajib

hanya dikenakan kepada hamba Allah yang mampu.

Dalam upaya untuk mencapai kata mampu, islam menganjurkan untuk

bekerja. Pekerjaan manusia adalah tugas rasio (akal) dan fisik, jika manusia tidak

bekerja maka ia tidak bisa memenuhi tugas hidupnya. Manusia harus

menggunakan akalnya untuk berpikir dan manjadikan pemikiran sebagai

pedoman dalam kehidupan. Pemikiran yang negatif mengakibatkan kerugian bagi

dirinya dan orang lain. Pekerjaan merupakan sarana untuk memperoleh rezeki

dan sumber penghidupan yang layak. Dapat pula dikatakan bahwa bekerja adalah

kewajiban dan kehidupan (Mursi, 1997:8).

Setelah manusia memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji, maka

diwajibkan baginya untuk segera berhaji. Dalam pelaksanaan ibadah haji perlu

adanya jaminan keamanan dan kenyamanan sehingga hikmah dan tujuan haji bisa

tercapai.

Page 14: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Berkaitan dengan masalah keamanan dan kenyamanan ibadah haji,

Kementerian Agama sebagai pihak penyelenggara harus mampu memberikan

pelayanan yang baik.

Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan

kepeduliannya terhadap nilai kemanusiaan. Memberi pelayanan dan pertolongan

merupakan investasi yang kelak akan dipetik keuntungannya, tidak hanya di

akhirat, tetapi di duniapun juga akan merasakannya. Seseorang yang amanah

adalah orang-orang yang menjadikan dirinya sibuk untuk memberikan pelayanan.

Mereka merasa bahagia dan memiliki makna apabila hidupnya dipenuhi dengan

pelayanan. Dalam pelayanan, harus ada kesadaran diri yang kuat bahwa dia ada

karena dia melayani. Dia mempunyai harga karena mampu memberikan makna

melalui pelayanannya tersebut. Karena itu, tidaklah mungkin seseorang melayani

tanpa memperhatikan martabat dirinya dan orang lain karena justru dengan

pelayanan itu manusia ingin meningkatkan kualitas dan derajat mereka satu sama

lain. Seseorang menjadi profesional karena menyadari betapa berharganya ilmu

dan pengetahuan yang dimilikinya. Mereka tidak terperosok ke dalam bentuk

rendah diri karena manusia diciptakan secara unik.

Service (pelayanan) bukan hanya sebuah kata, melainkan memiliki makna

sebagaimana uraian berikut ini: Self Awarness and Self Esteem, menanamkan

kesadaran diri bahwa melayani merupakan bagian dari misi seorang muslim dan

karenanya harus selalu menjaga martabat diri sendiri dan orang lain. Empathy

and Enthusiasm, lakukanlah empati dan layanilah dengan penuh gairah. Sikap

Page 15: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

yang penuh antusias akan memberikan efek batin bagi diri dan orang lain yang

dilayani. Reform and Recover, berusaha untuk lebih baik dan lebih baik lagi, dan

selalu memperbaiki dengan cepat setiap ada keluhan atau sesuatu yang bisa

merusak pelayanan. Victory and Vision, melayani berarti ingin merebut hati dan

membawa misi untuk membangun kebahagiaan dan kemenangan bersama. Dalam

sikap melayani harus memiliki pandangan ke depan untuk melukan perbaikan dan

peningkatan mutu. Impressive and Improvement, berikanlah pelayanan yang

mengesankan dan berusahalah selalu untuk meningkatkan perbaikan pelayanan.

Care, Cooperativenss, and Communication, tunjukan perhatian yang sangat

mendalam dan kembangkanlah nilai-nilai yang mampu membuka kerja sama.

Jalinlah komunikasi sebagai jembatan emas untuk menumbuhkan sinergi dan

keterbukaan. Evaluation and Empowerment, lakukanlah penilaian, perenungan,

dan upayakanlah selalu untuk memberdayakan aset yang ada (Tasmara, 2002:96-

100).

Pribadi muslim yang profesional akan menjadikan setiap geraknya adalah

pelayanan yang berkualitas sehingga orang yang ada disekitarnya merasakan

kedamaian (Tasmara, 2002:100).

Kementerian Agama sebagai penanggung jawab penyelenggaraan haji telah

melakukan kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi yang dirumuskan dalam

berbagai keputusan dan peraturan-peraturan pemerintah. Ini dimaksudkan sebagai

upaya peningkatan pelayanan terhadap jamaah haji. Kementerian Agama sebagai

penyelenggara haji telah berusaha dengan segala kemampuan dan fasilitas yang

Page 16: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

dimiliki berupaya memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya agar jamaah

haji Kota Semarang dapat menunaikan ibadah dengan tertib, lancar, mudah, baik,

aman dan sempurna. Peningkatan mutu pembinaan, pelayanan dan perlindungan

terhadap calon haji antara lain melalui penyempurnaan sistem dan manajemen

penyelenggaraan haji semakin ditingkatkan sesuai dengan standar pelayanan yang

telah ada (Gara Haji&Umroh, 2007:2-3).

Indonesia yang merupakan Negara dengan jumlah jamaah haji terbesar

memang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Karena permasalahan

yang muncul dalam penyelenggaraan ibadah haji dapat menganggu jamaah untuk

melaksanakan ibadahnya. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas

pelayanan.

Dalam pelaksanaannya masih sering terdapat berbagai kekurangan,

terutama pada waktu Jamaah Haji berada di Arab Saudi. Dari berbagai media

masa memberitakan bahwa terjadi banyak ketidaknyamanan yang dapat

mengganggu proses pelaksanaan ibadah Haji. Dimulai dari tragedi kelaparan

Jamaah Haji Indonesia, robohnya penginapan atau pemondokan Jamaah,

permasalahan transportasi hingga yang terbaru permasalahan penggunaan paspor

hijau. Berbagai permasalahan tersebut ternyata mengganggu proses peribadatan

hingga membuat Jamaah merasa tidak nyaman dan mengakibatkan tidak fokus

dalam beribadah.

Untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang pernah muncul,

pemerintah telah mengeluarkan peraturan dan perundang-undangan yang khusus

Page 17: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

mengatur penyelenggaraan ibadah Haji. Undang-undang tersebut adalah Undang-

undang No. 13 Tahun 2008. Undang-undang ini merupakan peraturan yang

menyempurnakan peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya, yaitu Undang-

undang No. 17 Tahun 1999.

Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 2009 merupakan penyelenggaraan

Ibadah Haji yang pertama kali menggunakan UU. No. 13 Tahun 2008 sebagai

dasar pelaksanaan.

Dalam pelaksanaan pelayanan ibadah haji Kementerian Agama harus

mengacu pada undang-undang terkait. Peraturan-peraturan yang mengatur segala

bentuk kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji. Dimulai

dari pendaftaran jamaah, pembimbingan manasik haji, pelayanan akomodasi,

konsumsi, transportasi, dan pelayanan kesehatan yang memadai, hingga selama

pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi. Hal-hal tersebut telah diatur dalam

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008. Undang-undang ini

khusus mengatur tentang penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia.

Kementerian Agama Kota Semarang sebagai penyelenggara ibadah haji

khususnya di wilayah Kota Semarang telah melaksanakan penyelenggaraan

Ibadah Haji tahun 2009. Dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan

Undang-undang yang telah ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian

yang berjudul “Pelayanan Jamaah Haji Kota Semarang Tahun 2009 (Analisis

Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008)”.

Page 18: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan inti permasalahan

penelitian ini, yaitu :

1. Apa muatan yang terkandung dalam UU No. 13 Tahun 2008?

2. Bagaimanakah pelayanan Jamaah Haji Kenmenag Kota Semarang Tahun

2009 dilihat dari implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008?

3. Apa hambatan yang dihadapi Kenmenag Kota Semarang dalam

memberikan pelayanan Jamaah Haji dilihat dari implementasi Undang-

Undang No. 13 Tahun 2008?

4. Apa yang semestinya dilakukan oleh Kenmenag Kota Semarang dalam

memberikan pelayanan Jamaah Haji dilihat dari implementasi Undang-

Undang No. 13 Tahun 2008?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

a.Untuk mengetahui muatan yang terkandung dalam UU No. 13 Tahun

2008.

b. Untuk mengetahui pelayanan Jamaah Haji Kenmenag Kota

Semarang Tahun 2009 dilihat dari implementasi Undang-Undang

No. 13 Tahun 2008.

c.Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Kenmenag Kota

Semarang dalam memberikan pelayanan Jamaah Haji dilihat dari

Page 19: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008.

d. Untuk mengetahui yang semestinya dilakukan oleh Kenmenag Kota

Semarang dalam memberikan pelayanan Jamaah Haji dilihat dari

implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008

2. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini sebagai berikut :

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan ilmu

pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia khususnya

yang berhubungan dengan masalah pelayanan jamaah haji di wilayah

Kenmenag Kota Semarang.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan

masukan terhadap kebijakan yang akan diambil oleh Penyelenggara

Haji dan Umroh Kota Semarang sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelayanan haji.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari kesamaan pembahasan karangan orang lain, maka

penulis mencoba menampilkan beberapa skripsi yang telah dibuat oleh para

penulis lain, yang berkaitan dengan judul skripsi :

.Achmad Nidjam (2004), “Manajemen Haji (Study kasus dan telaah

Implementasi Knowledge Workers)” menyatakan tentang gambaran umum

Page 20: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

perhajian dengan menitik beratkan pada penerapan kualitas pelayanan prima yang

seharusnya diberikan kepada masyarakat, lebih khusus lagi kepada masyarakat

perhajian dengan mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki ilmu

pengetahuan (knowledge workers). Disini pelayanan dijadikan prioritas utama

dalam penyelenggaraan ibadah haji, sehingga memerlukan kualitas pelayanan

yang memuaskan bagi jama’ah haji.

Kukuh Prasetyo (2008), Pengaruh Lokasi, Promosi dan Pelayanan

Terhadap Kepuasan Konsumen Hotel Candi Baru Semarang . Penelitian ini

menjelaskan pengaruh lokasi, promosi dan pelayanan teradap kepuasan konsumen

Hotel Candi Baru Semarang. Dalam penelitian ini peneliti berusaha menjelaskan

pengaruh pelayanan sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi kepuasan

konsumen di Hotel Candi Baru Semarang.

Ludfi Maharani (2009), “Pengaruh Kualitas Pelayanan Haji Mandiri

Terhadap Kepuasan Jamaah Haji Tahun 2007 Kota Semarang”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan haji mandiri, mengetahui tingkat

kepuasan jamaah haji mandiri tahun 2007, dan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh kualitas pelayanan haji mandiri terhadap kepuasan jamaah haji tahun

2007 Kota Semarang.

Sedangkan penelitian yang akan peneliti ajukan adalah “PELAYANAN

JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009 (Analisis Pelaksanaan

Undang-Undang No. 13 Tahun 2008)”. Penelitian ini ingin menyampaikan

apakah Kenmenag Kota Semarang dalam pelaksanaan pelayanan jamaah haji

Page 21: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

sudah sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2008 sebagai dasar acuan ataukah masih

ada hal-hal yang manjadi hambatan dalam menerapkan UU tersebut. Dari

penelitian tersebut maka dapat dipastikan bahwa penelitian yang akan peneliti

ajukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

E. Kerangka Teoritik

PELAYANAN

Service (pelayanan) bukan hanya sebuah kata, melainkan memiliki makna

sebagaimana uraian berikut ini: Self Awarness and Self Esteem, menanamkan

kesadaran diri bahwa melayani merupakan bagian dari misi seorang muslim dan

karenanya harus selalu menjaga martabat diri sendiri dan orang lain. Empathy

and Enthusiasm, lakukanlah empati dan layanilah dengan penuh gairah. Sikap

yang penuh antusias akan memberikan efek batin bagi diri dan orang lain yang

dilayani. Reform and Recover, berusaha untuk lebih baik dan lebih baik lagi, dan

selalu memperbaiki dengan cepat setiap ada keluhan atau sesuatu yang bisa

merusak pelayanan. Victory and Vision, melayani berarti ingin merebut hati dan

membawa misi untuk membangun kebahagiaan dan kemenangan bersama. Dalam

sikap melayani harus memiliki pandangan ke depan untuk melakukan perbaikan

dan peningkatan mutu. Impressive and Improvement, berikanlah pelayanan yang

mengesankan dan berusahalah selalu untuk meningkatkan perbaikan pelayanan.

Care, Cooperativenss, and Communication, tunjukan perhatian yang sangat

mendalam dan kembangkanlah nilai-nilai yang mampu membuka kerja sama.

Jalinlah komunikasi sebagai jembatan emas untuk menumbuhkan sinergi dan

Page 22: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

keterbukaan. Evaluation and Empowerment, lakukanlah penilaian, perenungan,

dan upayakanlah selalu untuk memberdayakan aset yang ada (Tasmara, 2002:96-

100).

Secara umum pelayanan yang baik merupakan pelayanan yang cepat, jujur

dan terbuka. Pelayanan yang secara umum didambakan oleh masyarakat adalah:

§ Kemudahan dalam pengurusan kepentingan

§ Mendapatkan pelayanan wajar

§ Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih

§ Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang. (Moenir. 2006:47)

Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan.

Untuk menentukan kepuasan jamaah, kualitas pelayanan diperlukan karena

jamaah akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang

sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan jamaah akan terpenuhi apabila proses

penyampaian jasa kepada jamaah sesuai dengan apa yang dipersepsikan jamaah

(Umar, 2002:53).

Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2004:59) kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Dengan demikian penyedia jasa

dapat meningkatkan kepuasan konsumen dengan meminimkan atau meniadakan

pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Kepuasan konsumen dapat

menciptakan kesetiaan dan loyalitas konsumen kepada penyedia jasa yang

memberikan kualitas memuaskan (Tjiptono, 2002:54).

Page 23: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

JAMAAH HAJI

Jamaah Haji merupakan peserta yang mengikuti pelaksanaan Ibadah Haji.

Dalam Undang-undang No. 13 ahun 2008 pasal 1 menjelaskan bahwa Jamaah

Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah

mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan.

PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009 (Analisis

Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008)

Sedangkan yang dimaksud dengan Pelayanan Jamaah Haji Kota Semarang

Tahun 2009 (Analisis Pelaksanaan Undang-Undang No.13 tahun 2008) adalah

suatu bentuk kegiatan melayani masyarakat dalam hal ini Jamaah Haji yang

dilakukan oleh Kenmenag Kota Semarang sebagai salah satu dari rangkaian

kegiatan penyelenggaraan ibadah Haji khususnya tahun 2009 dengan didasarkan

pada Undang-Undang No. 13 tahun 2008 sebagai pedoman dimulai dari

pendaftaran hingga pemulangan Jamaah Haji kembali ke Tanah Air agar ibadah

Haji dapat terlaksana dengan baik sehingga tujuan Haji tercapai.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan jenis penelitian

kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata atau lisan diri dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

(Moleong, 1993: 3)

Page 24: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Dalam penelitian deskriptif kualitatif yaitu penulis melakukan

penelitian dengan melakukan analisa hanya pada taraf deskripsi yaitu

menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih

mudah untuk dipahami dan disimpulkan, dan kesimpulan yang diberikan

selalu jelas dasar faktanya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan

langsung pada data yang diperoleh dan data yang dikumpulkan semata-mata

bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji

hipotesis membuat prediksi, maupun mempelajari implikasinya. (Azwar,

1999: 5)

Dalam penelitian ini peneliti ingin menyampaikan bagaimana

pelayanan jamaah haji yang dilakukan oleh Kenmenag Kota Semarang

dimulai dari pendaftaran, bimbingan manasik haji, hingga proses

pemberangkatan dan kepulangan Jama’ah apakah sudah sesuai dengan UU

No. 13 Tahun 2008 atau belum.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Adapun teknik yang peneliti

gunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek yang diteliti dan

Page 25: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

mencatat dengan sistematis fenomena-fenomena yang diteliti

(Koentjoroningrat, 1990: 173).

Dalam observasi ini peneliti menggunakan pendekatan alamiah,

maksudnya observasi dilakukan tanpa adanya campur tangan sama sekali

dari pihak peneliti. Peneliti tidak terlibat secara langsung dalam objek

observasi. Objek observasi adalah fenomena-fenomena yang dibiarkan

terjadi secara ilmiah (Azwar, 2009:19).

Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang

kegiatan pelayanan jamaah haji di Kenmenag Kota Semarang.

b. Interview (wawancara)

Teknik Inteirview adalah teknik yang digunakan dengan cara

bercakap cakap, berhadapan, tanya jawab untuk mendapatkan keterangan

masalah penelitian. (Koentjoroningrat, 1994: 729)

Teknik interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah

interview bebas terpimpin artinya memberikan pertanyaan menurut

keinginan peneliti tetapi masih berpedoman pada ketentuan atau garis-

garis yang menjadi pengontrol relevan atau tidaknya interview tersebut.

(Arikunto, 1990:127).

Interview dilakukan kepada beberapa pihak, yang pertama adalah

Kepala Gara Haji dan Umroh Kenmenag Kota Semarang, kedua adalah

pegawai Gara Haji dan Umroh sebagai pelaksana pelayanan dan terakhir

perwakilan Jamaah Haji.

Page 26: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dari data-

data tertulis yang dalam pelaksanaannya untuk menyelidiki tanda-tanda

tertulis seperti: buku-buku, dokumen, majalah, satuan catatan harian,

notulen rapat dan sebagainya. (Arikunto, 2002: 200)

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan suatu data yang tidak

diperoleh dari data sebelumnya di Kantor Kenmenag Kota Semarang.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah penyederhanaan data dalam bentuk lebih praktik

untuk dibaca dan diinterprestasikan, yaitu diadakan pemisahan sesuai dengan

jenis masing-masing data dan kemudian diupayakan analisisnya. Dengan

menguraikan, menjelaskan sehingga data tersebut dapat diambil pengertian

dan kesimpulan sebagai hasil penelitian. (Surahmat, 1904: 140)

Dalam menganalisa data, peneliti menggambarkan cara berpikir

induktif yaitu cara berpikir yang berangkat dari peristiwa atau kejadian yang

bersifat khusus kemudian ditarik suatu generalisasi yang bersifat umum.

Analisa kualitatif ini dilakukan dengan menempuh langkah yaitu

mendiskripsikan bentuk pelayanan penyelenggaraan ibadah haji yang

dilaksanakan oleh Kenmenag Kota Semarang.

Sedangkan untuk teknik dalam menganalisa data penulis berusaha

menganalisa unsur-unsur yang ada dalam analisis SWOT. Analisis SWOT

(Strength, Weakness, Opportunity and Threat) adalah suatu cara untuk

Page 27: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

mempersiapkan sebuah kegiatan dengan memperkirakan dan menganalisa

bagaimana Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity

(peluang) dan Threat (hambatan).

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang masing-masing

bab memuat sub-sub sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan. Dalam bab ini membahas tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian, kerangka teoritik serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II. Gambaran Umum Kementerian Agama Kota Semarang. Dalam bab

ini membahas tentang sejarah Kementerian Agama, Visi dan Misi, struktur

organisasi Kementerian Agama Kota Semarang, struktur Gara Haji dan Umroh

Kenmenag Kota Semarang, serta tugas dan fungsi Gara Haji dan Umroh.

BAB III. Pelayanan Jamaah Haji Kota Semarang Tahun 2009. Dalam bab

ini menjelaskan tentang deskripsi pelayanan Jamaah Haji Kenmenag Kota

Semarang, Pelayanan yang dimaksud dimulai dari pendaftaran hingga

pemulangan jamaah haji kembali ke tanah air.

BAB IV. Analisis Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 tahun 2008

Terhadap Pelayanan Jamaah Haji di Kenmenag Kota Semarang. Dalam bab ini

menjelaskan tentang muatan yang terkandung dalam Undang-undang No. 13

tahun 2008, pelayanan Jamaah Haji Kenmenag Kota Semarang Tahun 2009

dilihat dari implementasi Undang-undang No. 13 tahun 2008, hambatan dalam

Page 28: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

memberikan pelayanan Jamaah Haji dilihat dari implementasi Undang-Undang

No. 13 Tahun 2008 serta apa yang semestinya dilakukan oleh Kenmenag Kota

Semarang dalam memberikan pelayanan Jamaah Haji dilihat dari implementasi

Undang-Undang No. 13 tahun 2008.

Kemudian yang terakhir BAB V. Penutup. Dalam bab ini berisikan

kesimpulan, saran dan lampiran.

Page 29: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

BAB II

GAMBARAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA

KOTA SEMARANG

A. Sejarah Kementerian Agama Kota Semarang

Kementerian Agama merupakan lembaga negara yang berada di bawah

kementrian agama. Adanya Kementerian Agama sebagai bagian dari tata

pemerintahan Negara Republik Indonesia terbentuk melalui sejarah perjuangan

yang panjang.

Pada tanggal 19 Agustus 1945, dibicarakan jumlah kementrian yang akan

dibentuk serta tugasnya masing-masing, yang disiapkan oleh sub panitia terdiri

dari: Subarjo, Sutarjo, Kasman Singodimedjo. Dalam rapat ini Laturhari

keberatan dibentuknya kementrian agama, masalahnya siapa yang akan menjadi

menteri agama yang akan diterima semua pihak. Saat itu disarankan agar masalah

agama dipisahkan dari urusan kenegaraan dan Negara tidak mencampuri urusan

agama.

Setelah 3 (tiga) bulan Badan Proklamasi Kemerdekaan Komite Nasional

Indonesia Pusat (BPKNIP) yang waktu itu merupakan parlemen

menyelenggarakan sidang plenonya di Jakarta bertempat di gedung Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia Salemba pada tanggal 24 s/d 28 Nopember

1945 yang dihadiri oleh Presiden, Wakil Presiden dan para menteri serta utusan

KNI daerah seluruh Indonesia.

Page 30: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Setelah pemerintah menyampaikan keterangan dalam sidang tersebut maka

disampaikan pandangan umum wakil-wakil KNI daerah, wakil KNI, karesidenan

Banyumas yang terdiri dari KH. Abu Dardiri dan M. Soekoso Wiejo Saputro

dengan juru bicara KH. Saleh Suaidi mengajukan usul: “Supaya dalam Negara

Indonesia yang sudah merdeka ini hendaknya janganlah urusan agama hanya

diambilkan kepada kementrian pendidikan dan kebudayaan saja, tetapi

hendaknya didirikan kementrian agama yang khusus dan tersendiri” (DEPAG RI,

2004: 15).

Usul tersebut mendapatkan sambutan dan dukungan secara aklamasi dari

para anggota BpKNIP (semacam MPR saat itu) dan juga mendapatkan dukungan

penuh dari utusan daerah, seperti utusan dari Bogor, yang terdiri dari Muh. Nasir,

Dr. Mawardi, Dr. Marzuki Mahdi dan N. Kartosudarmo. Dengan diterimanya

usul tersebut secara aklamasi oleh anggota BPKNIP tersebut merupaka suatu

consensus yang membuktikan bahwa adanya Kementerian Agama di Negara

Republik Indonesia adalah kesepakatan atas keinginan seluruh rakyat Indonesia.

Adanya Kementerian Agama RI merupakan bukti bahwa Indonesia

bukanlah Negara sekuler dan sebagai pengejawantahan sila ke 1 Pancasila dan

ketentuan pasal 29 UUD 1945 dan motivasi departemen agama selain merupakan

ciri masyarakat Indonesia yang religius, juga untuk menampung, menyalurkan

aspirasi keagamaan, mengembangkan sekaligus membina umat beragama di

Indonesia.

Page 31: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Berdirinya kementrian agama lebih lanjut disyahkan berdasarkan penetapan

pemerintah nomor: I/SD, tanggal, 3 Januari 1946 bertepatan tanggal, 24

Muharram 1364 H dan sebagai menteri agama yang pertama adalah H. Rosyidi,

BA (Prof. Dr. KH. Rosyidi terakhir sampai meninggal dunia sebagai guru besar

hukum islam pada Universitas Indonesia). Untuk pegangan lebih lanjut telah

dikeluarkan oleh menteri agama nomor 6 tahun 1956, tanggal 1 Maret 1956, yang

menetapkan bahwa tanggal 3 Januari 1946 sebagai hari ulang tahun Kementerian

Agama RI, yang kemudian dalam rangka peringatan hari ulang tahun

Kementerian Agama yang ke 34 tanggal, 3 Januari 1980, peringatan tersebut

diubah sebutannya menjadi “Hari Amal Bakti Departemen Agama” disingkat

“HAB DEPAG”. Nilai kunjungan para pendiri departemen yang perlu terus

dikembangkan dan diwariskan kepada generasi penerus adalah motto “Ikhlas

Beramal” yang diabadikan dalam Departemen Agama. Motto tersebut

dilatarbelakangi oleh perilaku para pemimpin dan seluruh aparat departemen

agama pada awal berdirinya yang memiliki watak, sifat dasar yang dipedomani

sebagai sistem nilai yang dihayati dalam melaksanakan tugas pekerjaan yaitu

“sederhana, ikhlas, berpandang jauh ke depan, populis dan sebagai pegawai

pejuang serta mempunyai jiwa persatuan dan kesatuan”.

B. Visi dan Misi

Visi Kementerian Agama adalah:

“Menjadi nilai-nilai agama sebagai landasan moral spiritual dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.

Page 32: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Misi Kementerian Agama adalah:

1. Meningkatkan kualitas pendidikan agama

2. Meningkatkan kualitas pelayanan ibadah

3. Meningkatkan pelayanan peradilan

4. Meningkatkan lembaga keagamaan

5. Meningkatkan umat beragama

6. Meningkatkan penghayatan moral dan etika keagamaan

7. Penghargaan atas keanekaragaman keyakinan kenegaraan

Page 33: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

C. Struktur Organisasi Kementerian Agama Kota Semarang

KepalaKENMENAG KOTA

SEMARANGH. Taufik Rahman, SH, M. Hum

KepalaSub Bag. TU

H. Much. Sapari, S. Ag

1. Kasi Zakat WakafDra. Chumairoh

2. Kasi Bimas KristenTentrem, S. Th

3. Kasi Bimas KatolikEmanuel Bambang

Widyanarko, SS

Kasi PenamasDrs. AhmadZainuddin

Kasi PekapontrenH. Azhar Wibowo, SH,

M.Pdi

Kasi MapendaH. Imron Rosyadi, S. Pdi

Kasi Gara Haji&UmrohH. Muchib Mustaqim, S. Ag

Kasi UraisDrs. H. A. Syahrudin, M. Ag

Analis KepegawaianH. Rahmad Pamudji, SH, MM

PerencanaH. Aris Kurniansyah,

SE

Pranata HumasArif Isdar Setiawan, S.

PdiIsmiyati Farida

Page 34: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

D. Struktur Organisasi Gara Haji dan Umroh

E. Tugas dan Fungsi Gara Haji dan Umroh

1. Staf Bagian Pengelola Dana DIPA

Bagian ini mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan masalah pembiayaan

untuk kegiatan operasional Gara Haji dan Umroh.

2. Staf Bagian Pendaftaran Haji

Pada bagian ini melayani hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran Haji,

meliputi segala informasi berkaitan dengan pendaftaran, pembayaran dan

pelunasan haji.

3. Staf Bagian Bimbingan dan Penyuluhan Haji

Pada bagian ini melayani bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan

kepada jama’ah sebelum dan sesudah melaksanakan ibadah Haji.

Kasi Gara Haji & UmrohH. Muchib Mustaqim, S. Ag

Staf BagianAdministrasi,Mutasi dan

Pembatalan HajiJoko Triyono

Staf BagianBimbingan dan

Penyuluhan HajiDrs. H.

Abd.Ghofur

Staf BagianPengelola Dana

DIPAIda Fatmawati

Staf BagianDokumen danSISKOHATMuwardi

Tantowi JauhariStaf Bagian

Pendaftaran HajiDiah Maharani

Page 35: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Bimbingan yang dilakukan sebelum ibadah haji meliputi manasik,

bimbingan kesehatan dan kewanitaan. Sedangkan penyuluhan yang dilakukan

sesudah melaksanakan ibadah Haji meliputi kegiatan pengajian, dan

perkumpulan rutin Haji Kota Semarang.

4. Staf Bagian Administrasi, Mutasi dan Pembatalan Haji

Pada bagian ini melayani segala hal yang berkaitan dengan administrasi.

Bagian ini juga melayani Mutasi atau perpindahan Jama’ah baik itu dari atau

ke luar daerah Kota Semarang. Pada bagian ini juga melayani permasalahan

yang berkaitan dengan pembatalan Haji.

5. Staf Bagian Dokumen dan Siskohat

Pada bagian ini melayani Jama’ah dalam hal dokumen. Hal-hal yang

berkenaan dengan dokumentasi Haji semua dikerjakan oleh bidang ini.

Page 36: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

BAB III

PELAYANAN JAMA’AH HAJI KOTA SEMARANG

TAHUN 2009

A. Persyaratan

Pelaksanaan ibadah haji yang diselenggarakan oleh Departemen Agama

sering disebut sebagai haji mandiri. Pelayanan yang ada di dalam haji mandiri

antara lain: (Depag RI, 2002: 100)

1. Persyaratan

Setiap Warga Negara Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Beragama Islam

b. Berdomisili di Indonesia

c. Sehat jasmani dan rohani

d. Bagi calon jamaah haji wanita harus:

i Diikuti oleh suami atau mahrom yang sah

ii Tidak dalam keadaan hamil

e. Bukti setor Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun yang

bersangkutan.

Page 37: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

B. Pendaftaran Haji

2.1 Prosedur pendaftaran calon jamaah haji dengan sistem tabungan. Yang

akan melunasi BPIH adalah sebagai berikut:

a. Calon haji memeriksakan kesehatan ke Puskesmas domisili calon

jamaah haji untuk mendapatkan Surat Keterangan Sehat.

b. Apabila calon jamaah haji pada waktu membuka tabungan haji

belum mengisi SPPH, maka calon jamaah haji tersebut datang ke

Kantor Kementerian Agama Kab/Kota domisili calon jamaah haji

untuk mengisi SPPH dan ditandatangani oleh calon jamaah haji yang

bersangkutan dan petugas Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

setempat.

c. Calon jamaah haji dengan membawa SPPH datang ke Kantor BPS

(Bank Penerima Setoran) BPIH tempat menyetor semula dengan

membawa buku tabungan haji dan foto berwarna ukuran 3 x 4

sebanyak 2 lembar untuk ditempel pada lembar bukti setor lunas

BPIH.

d. Kantor BPS BPIH melakukan konfirmasi calon jamaah haji sesuai

dengan data yang di entry pada saat pelunasan tabungan ke dalam

SISKOHAT BPS BPIH.

e. Calon jamaah haji melunasi BPIH sesuai dengan Keputusan

Presiden RI tantang BPIH.

f. BPS BPIH mencetak bukti setor BPIH lunas sebanyak 5 (lima)

Page 38: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

lembar, meliputi:

i. Lembar pertama asli (warna putih) dibubuhi materai Rp. 6.000,-

dan pasfoto berwarna ukuran 3 x 4 untuk calon jamaah haji.

ii. Lembar kedua (warna merah muda) dibubuhi pasfoto berwarna

ukuran 3 x 4 untuk pemvisaan.

iii. Lembar ketiga (warna kuning) untuk Kantor Kementerian

Agama Kab/Kota.

iv. Lembar keempat (warna biru) untuk lampiran SPMA,

diserahkan kepada PPIH embarkasi pada saat calon jamaah haji

masuk asrama.

v. Lembar kelima (warna putih) untuk BPS BPIH.

g. Calon jamaah haji setelah menerima bukti setor BPIH lunas segera

mendaftarkan diri kepada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

domisili selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah menerima lembar

bukti setor lunas BPIH, dengan menyerahkan:

i. Surat keterangan kesehatan dari puskesmas domisili.

ii. Foto Copy KTP yang masih berlaku dengan memperlihatkan

aslinya.

iii. Bukti setor BPIH lembar kedua (warna merah muda) dan ketiga

(warna kuning).

iv. Pasfoto berwarna terbaru, tidak berpakaian dinas dan tidak

berkaca mata hitam (boleh berjilbab bagi wanita dan berpeci

Page 39: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

bagi pria) ukuran 3 x 4 sebanyak 16 lembar dan 4 x 6 sebanyak

2 lembar untuk paspor haji, SPMA dan tanda pengenal jamaah.

v. SPPH lembar kedua (warna merah muda).

h. Petugas Kantor Kementerian Agama Kab/Kota setelah menerima

kelengkapan persyaratan pendaftaran dari calon jamaah haji:

i. Meneliti kelengkapan pendaftaran calon jamaah haji.

ii. Mencatat nama dan identifikasi calon jamaah haji ke buku

agenda pendaftaran dan memberikan tanda bukti pendaftaran

yang telah ditandatangani petugas haji Kementerian Agama

Kab/Kota.

iii. Membuat laporan pendaftaran calon jamaah haji ke Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

2.2 Prosedur pendaftaran calon jamaah haji dengan sistem lunas adalah

sebagai berikut:

a. Calon haji memeriksakan kesehatan ke Puskesmas domisili calon

jamaah haji untuk mendapatkan Surat Keterangan sehat.

b. Calon jamaah haji datang ke Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

domisili calon jamaah haji untuk mengisi formulir SPPH dan

ditandatangani oleh calon jamaah haji yang bersangkutan dan

petugas Kantor Kementerian Agama Kab/Kota setempat.

c. Calon jamaah haji dengan membawa SPPH datang ke BPS BPIH

yang tersambung dengan SISKOHAT untuk menyetor BPIH dengan

Page 40: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

membawa pasfoto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar untuk

ditempel pada lembar bukti setor lunas BPIH.

d. Petugas BPS BPIH melakukann entry data calon jamaah haji ke

SISKOHAT berdasarkan SPPH.

e. Petugas BPS BPIH mencetak bukti setor BPIH lunas sebanyak 5

(lima) lembar, meliputi:

i. Lembar pertama asli (warna putih) dibubuhi materai Rp.6.000,-

dan pasfoto berwarna ukuran 3 x 4 untuk calon jamaah haji.

ii. Lembar kedua (warna merah muda) dibubuhi pasfoto berwarna

ukuran 3 x 4 untuk pemvisaan.

iii. Lembar ketiga (warna kuning) untuk Kantor Kementerian

Agama Kab/Kota.

iv. Lembar keempat (warna biru) untuk lampiran SPMA,

diserahkan kepada PPIH embarkasi pada saat calon jamaah haji

masuk asrama.

v. Lembar kelima (warna putih) untuk BPS BPIH.

f. Calon jamaah haji setelah menerima bukti setor BPIH lunas segera

mendaftarkan diri kepada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

domisili selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah menerima lembar

bukti setor lunas BPIH, dengan menyerahkan:

i. Surat keterangan kesehatan dari Puskesmas domisili.

ii. Foto Copy KTP yang masih berlaku dengan memperlihatkan

Page 41: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

aslinya.

iii. Bukti setor BPIH lembar kedua (warna merah muda) dan ketiga

(warna kuning).

iv. Pasfoto berwarna terbaru, tidak berpakaian dinas dan tidak

berkaca mata hitam (boleh berjilbab bagi wanita dan berpeci

bagi pria) ukuran 3 x 4 sebanyak 16 lembar dan 4 x 6 sebanyak

2 lembar untuk paspor haji, SPMA dan tanda pengenal jamaah.

v. SPPH lembar kedua (warna merah muda).

g. Petugas Kantor Kementerian Agama Kab/Kota setelah menerima

kelengkapan persyaratan pendaftaran dari calon jamaah haji:

i. Meneliti kelengkapan pendaftaran calon jamaah haji.

ii. Mencatat nama dan identifikasi calon jamaah haji ke buku

agenda pendaftaran dan memberikan tanda bukti pendaftaran

yang telah ditandatangani petugas haji Kementerian Agama

Kab/Kota.

iii. Membuat laporan pendaftaran calon jamaah haji ke Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

2.3 Waktu pendaftaran

a. Waktu penyetoran atau pendaftaran haji dibuka setelah diumumkan

keputusan Presiden RI tentang besarnya BPIH dilakukan pada setiap

hari kerja, yang diatur sebagai berikut:

i Indonesia Bagian Barat pukul 07.30 - 16.00 WIB

Page 42: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

ii Indonesia Bagian Tengah pukul 08.30 - 17.00 WITA

iii Indonesia Bagian Timur pukul 09.30 - 18.00 WIT

b. Waktu menabung menyetor BPIH dibuka sepanjang tahun setiap hari

kerja sesuai dengan jam buka kas masing-masing BPS BPIH.

2.4 Mengirimkan bukti setor BPIH lembar kedua (warna merah muda) ke

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi (Depag RI, 2004: 5-7).

2.5 Menyusun pengelompokkan calon jamaah haji untuk dijadikan bahan

penyusunan praman kloter.

2.6 Menempelkan pasfoto calon jamaah haji pada paspor dengan ketentuan:

a. Ukuran pasfoto sesuai dengan masing-masing halaman.

b. Satu lembar pasfoto ukuran 4 x 6 ditempelkan pada kulit belakang

paspor dengan posisi sudut kanan atas.

c. Penempelan harus menggunakann lem yang kuat dan tidak

diperkenankan menggunakan steples.

2.7 Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota atas nama Menteri Agama

menandatangani paspor pada halaman 2 dan halaman A dengan

ketentuan:

a. Halaman 2 ditandatangani dan dibubuhi stempel dinas pada sebelah

kiri tanda tangan dan mencantumkan nama jabatan, nama

penandatangan dan nomor induk pegawai (NIP).

b. Halaman lampiran A ditandatangani hanya mencantumkan nama

jabatan tanpa nama penandatangan dan nomor induk pegawai (NIP),

Page 43: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

sedangkan pembubuhan stempel dinas cukup satu kali yaitu mengenai

pasfoto calon jamaah haji.

2.8 Pembubuhan cap dinas (stempel) pada paspor agar mengenai pasfoto dan

pada halaman yang ditandatangani Kepala Kantor Kementerian Agama

Kab/Kota.

2.9 Meneliti dan mencocokan:

a. Data calon jamaah haji antara bukti setor BPIH lembar kedua (warna

merah muda) dengan data paspor haji.

b. Pasfoto pada bukti setor BPIH lembar kedua (warna merah muda)

dengan pasfoto pada paspor haji.

c. Kelengkapan halaman lembaran paspor haji yang terdiri dari 12

halaman dengan nomor halaman 1 sampai 12 serta 12 lembar lampiran

dengan nomor halaman menggunakan alfabetis A sampai dengan L.

2.10Mengirimkan paspor kembali dan bukti setor BPIH lembar kedua (warna

merah muda) ke kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi (Depag

RI, 2004: 5-7).

Berdasarkan data Kementerian Agama Kota Semarang, jumlah Jama’ah Haji

Kota Semarang tahun 2009 M / 1430 H adalah 2.300 orang jama’ah. Jumlah ini

terbagi atas 1.071 orang yang berjenis kelamin pria dan 1.229 orang yang

berjenis kelamin wanita. Keseluruhan dari Jama’ah tersebut kemudian dibagi ke

dalam 8 (delapan) kloter, yaitu kloter 37, 38, 46, 66, 75, 84, 87 dan 88.

Biaya yang harus dikeluarkan oleh Jama’ah Haji Kota semarang tahun 2009

Page 44: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

adalah sebesar U$ 3,407 atau sebesar Rp. 34. 000. 000,- dengan kisaran U$ 1

sama dengan Rp. 10. 000,-.

C. Tata Cara Pengurusan Paspor

1. Pengertian Paspor

a. Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) adalah dokumen resmi yang

bdikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat

identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar

negara (Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992, Pasal 1 angka 3);

b. Paspor adalah identitas diri pribadi yang berlaku secara Internasional dan

dipergunakan untuk perjalanan antar Negara (Departemen Agama RI,

2009:9).

2. Jenis Paspor

a. Paspor Biasa

b. Paspor Diplomatik

c. Paspor Dinas

d. Paspor untuk orang asing

e. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warga Negara Indonesia

f. Surat Perjalanan Laksana Paspor Dinas (Departemen Agama RI, 2009:9).

3. Tata Cara Pengurusan Paspor Jama’ah Haji

a. Jama’ah Haji datang ke kantor Imigrasi terdekat dengan membawa :

i. Fotokopi KTP

ii. Fotokopi Kartu Keluarga

Page 45: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

iii. Fotokopi Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir/Surat Nikah/Ijazah; Ijazah

tidak ada, maka dapat diganti dengan Surat Keterangan tambahan

identitas dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

setempat.

b. Permintaan penerbitan paspor biasa bagi Jama’ah Haji dapat diajukan

secara kolektif oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

domisili Jama’ah Haji kepada Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah

kerjanya.

c. Meliputi domisili Jama’ah Haji atau di Kantor Imigrasi terdekat.

d. Bagi pemegang paspor yang akan digunakan untuk keperluan Ibadah haji

tidak dapat diambil untuk keperluan apapun.

e. Proses di Kantor Imigrasi :

i. Mengisi Formulir SPRI (PERDIM 11), nama terdiri dari 3 kata contoh

“Evi Alhudari Arbani” bila nama Jama’ah Haji tidak memiliki 3 kata,

maka dapat ditambah nama ayah dan atau kakek;

ii. Menyerahkan Surat Pengantar penerbitan paspor Jama’ah Haji dari

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan berkas nomor 1 s.d. 6

pada huruf A kepada Petugas Imigrasi di Loket Khusus untuk

pelayanan Haji;

iii. Pengambilan foto, sidik jari dan tandatangan.

iv. Paspor yang sudah diterbitkan dan diterapkan cap “Jama’ah Haji

Indonesia (Indonesian Haji)” oleh Imigrasi, kemudian diserahkan

Page 46: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

kepada petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai

domisili.

v. Biaya pembuatan paspor Jama’ah Haji dan petugas haji dibebankan

kepada Kementerian Agama.

vi. Bagi Jama’ah Haji yang telah memiliki paspor, dapat digunakan

apabila masa berlaku paspor tersebut sekurang-kurangnya 6 bulan

terhitung sejak keberangkatan Jama’ah Haji terakhir. Paspor tersebut

diserahkan ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai

domosili.

f. Proses di Kantor Embarkasi :

Paspor yang sudah divisa diserahkan kepada Jama’ah Haji di Embarkasi

(Departemen Agama RI, 2009:13).

4. Mekanisme Penyelesaian Paspor bagi Jama’ah Haji oleh Petugas Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota

a. Database Siskohat menjadi acuan pengendalian pengurusan paspor.

b. Melakukan koordinasi dengan Kantor Imigrasi terdekat untuk menyusun

jadwal pengurusan paspor biasa untuk Jama’ah Haji dan petugas Haji dari

wilayah kerjanya.

c. Mengusulkan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi untuk penempatan petugas pada Kantor Imigrasi dan

pengambilan paspor.

d. Membuat surat keterangan tambahan identitas (bila diperlukan) dengan

Page 47: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

terlebih dahulu meneliti kebenarannya.

e. Membuat surat pengantar penerbitan paspor Jama’ah Haji.

f. Memverifikasi data antara paspor dengan bukti setor lunas, apabila

terdapat ketidaksesuaian data yang tidak merubah makna keaslian identitas

yang bersangkutan maka segera dilakukan perbaikan melalui Siskohat

sesuai aturan yang berlaku. Adapun data dasar yang berbeda sama sekali

dengan keaslian identitas (nama, nama orang tua, tempat lahir, tanggal,

bulan dan tahun kelahiran) maka akan dilakukan proses lebih lanjut sesuai

ketentuan yang berlaku.

g. Menceklis persyaratan pada lembar pengantar penerbitan paspor Jama’ah

Haji (Departemen Agama RI, 2009:17).

D. Pembimbingan Jama’ah Haji

Setelah menyelesaikan proses pendaftaran, kemudian Jama’ah Haji dibagi ke

dalam beberapa kelompok atau rombongan. Kelompok inilah yang kemudian

dijadikan sebagai kelompok bimbingan.

Kelompok bimbingan atau rombongan biasanya dipimpin oleh 1 (satu) orang

ketua rombongan (karom), 1 (satu) orang pembimbing dan 1 (satu) orang tenaga

kesehatan.

Kementerian Agama Kota Semarang melakukan bimbingan sebanyak 10

kali. Dalam tiap pertemuan bimbingan, Jama’ah memperoleh beberapa materi

diantaranya bimbingan manasik haji, bimbingan peribadatan yang dilakukan

selama haji, cara-cara yang dapat memeperlancar atau mempermudah

Page 48: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

pelaksanaan ibadah haji, bimbingan tentang kesehatan dan kewanitaan serta

bimbingan-bimbingan lain yang berkaitan dengan ibadah haji.

E. Pemberangkatan Jama’ah Haji

Pada uraian awal telah kami sampaikan bahwa Jama’ah Haji Kota Semarang

terbagi ke dalam 8 (delapan) kloter. Kloter merupakan kelompok terbang.

Kedelapan kloter tersebut adalah Kloter 37, 38, 46, 66, 75, 84, 87 dan 88.

Berikut ini adalah jadwal pemberangkatan Jama’ah Haji Kota Semarang

tahun 2009 :

i. Kloter 37 berangkat tanggal 3 November 2009

ii. Kloter 38 berangkat tanggal 4 November 2009

iii. Kloter 46 berangkat tanggal 7 November 2009

iv. Kloter 66 berangkat tanggal 14 November 2009

v. Kloter 75 berangkat tanggal 16 November 2009

vi. Kloter 84 berangkat tanggal 19 November 2009

vii. Kloter 87 dan 88 berangkat tanggal 20 November 2009.

Kedelapan kloter tersebut diberangkatkan dari Islamic Center Semarang

untuk kemudian langsung menuju Asrama Haji Dono Hudan Solo.

F. Kepulangan Jama’ah Haji

Setelah Jama’ah Haji selesai melaksanakan Ibadah Haji maka proses

pelayanan yang terakhir adalah pemulangan Jama’ah Haji kembali ke Kota

Semarang. Dari delapan kloter yang telah kami sampaikan di atas, kepulangan

Jama’ah Haji Kota Semarang juga didasarakan kepada Kloter. Berikut jadwal

Page 49: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

kepulangan Jama’ah Haji Kota Semarang tahun 2009 :

i. Kepulangan kloter 37 berlangsung tanggal 14 Desember 2009

ii. Kepulangan kloter 38 berlangsung tanggal 14 Desember 2009

iii. Kepulangan kloter 46 berlangsung tanggal 18 Desember 2009

iv. Kepulangan kloter 66 berlangsung tanggal 25 Desember 2009

v. Kepulangan kloter 75 berlangsung tanggal 27 Desember 2009

vi. Kepulangan kloter 84 berlangsung tanggal 30 Desember 2009

vii. Kepulangan kloter 87 dan 88 berlangsung tanggal 31 Desember 2009.

Page 50: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

BAB IVANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN

2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA’AH HAJIDI KENMENAG KOTA SEMARANG

A. Muatan UU. No. 13 Tahun 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13 TAHUN 2008

TENTANG

PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan warga

negaranya untuk beribadah menurut agamanya masing-masing;

b. bahwa ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib

dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang mampu

menunaikannya;

c. bahwa upaya penyempurnaan sistem dan manajemen

penyelenggaraan ibadah haji perlu terus dilakukan agar

pelaksanaan ibadah haji berjalan aman, tertib, dan lancar dengan

menjunjung tinggi semangat keadilan, transparansi, dan

akuntabilitas publik;

d. bahwa Undang-Undang Nomor Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan hukum dan tuntutan masyarakat sehingga perlu

diganti dengan undang-undang yang baru;

Page 51: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-

Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

Mengingat Pasal 20, Pasal 20 A ayat (1), Pasal 21, dan Pasal 29 UndangUndang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH

HAJI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1 . Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur

hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.

2. Penyelenggaraan lbadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan

lbadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan pedindungan Jemaah Haji.

3. Jemaah Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah

mendaftarkan diri untuk menunaikan fbadah Haji sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan.

4. Warga Negara adalah Warga Negara Indonesia.

Page 52: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

5. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Republik lndonesia yang selanjutnya disebut DPR,

adalah Dewan Perwakdan Rakyat Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

7. Komisi Pengawas Haji Indonesia yang selanjutnya disebut KPHI, adalah

lembaga mandiri yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap

Penyelenggaraan lbadah Haji.

8. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah

sejumlah dana yang harus dibayar oleh Warga Negara yang akan menunaikan

Ibadah Haji.

9. Pembinaan lbadah Haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan

dan pembimbingan bagi Jemaah Haji.

10. Pelayanan Kesehatan adalah pemeriksaan, perawatan, dan pemeliharaan

kesehatan Jemaah Haji.

11. Paspor Haji adalah dokumen perjalanan resmi yang diberikan kepada Jemaah

Haji untuk menunaikan Ibadah Haji.

12. Akomodasi adalah perumahan atau pemondokan yang disediakan bagi Jemaah

Haji selama di embarkasi atau di debarkasi dan di Arab Saudi.

13. Transportasi adalah pengangkutan yang disediakan bagi Jemaah Haji selama

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

14. Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus adalah Penyelenggaraan Ibadah Haji

yang pengelolaan, pembiayaan, dan pelayanannya bersifat khusus.

I 5. Penyelenggara Ibadah Haji Khusus adalah pihak yang menyelenggarakan

Ibadah Haji yang pengelolaan, pembiayaan, dan pelayanannya bersifat khusus.

16. Ibadah Umrah adalah umrah yang diaksanakan di luar musim Haji.

17. Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut DAU, adalah sejumlah dana yang

diperoleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya

Page 53: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak

mengikat

18. Badan Pengeloa Dana Abadi Umat yang selanjutnya disebut BP DAU, adalah

badan untuk menghimpun, mengeloa, dan mengembangkan Dana Abadi Umat.

I 9. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di

bidang agama.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Penyelenggaraan Ibadah Haji dilaksanakan berdasarkan asas keadilan,

profesionalitas, dan akuntablitas dengan prinsip nirlaba.

Pasal 3

Penyelenggaraan lbadah Haji bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan, dan

perlindungan yang sebaik-baiknya,bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat

menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu

Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pasal 4

(1) Setiap Warga Negara yang beragama Islam berhak untuk menunaikan Ibadah

Haji dengan syarat:

a. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah; dan

b. mampu membayar BPIH.

(2) Ketentuan lebih tanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 54: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Pasal 5

Setiap Warga Negara yang akan menunaikan lbadah Haji berkewajiban sebagai

berikut

a. mendattarkan diri kepada Panitia Penyelenggara lbadah Haji kantor Departemen

Agama kabupaten/kota setempat;

b. membayar BPIH yang disetorkan melalui bank penerima setoran; dan

c. memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam

Penyelenggaraan lbadah Haji.

Bagian Kedua

Kewajiban Pemerintah

Pasal 6

Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi,

Transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh

Jemaah Haji.

Bagian Ketiga

Hak Jemaah Haji

Pasal 7

Jemaah Haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam

menjalankan Ibadah Haji, yang meliputi:

a. pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di

perjalanan, maupun di Arab Saudi;

b. pelayanan Akomodasi, konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan Kesehatan yang

memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi;

c. perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;

Page 55: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

d. penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk

pelaksanaan lbadah Haji; dan

e. pemberian kenyamanan Transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di

Arab Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.

BAB IV

PENGORGANISASIAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 8

(1) Penyelenggaraan lbadah Haji meliputi unsur kebijakan, pelaksanaan, dan

pengawasan.

(2) Kebijakan dan pelaksanaan dalam Penyelenggaraan lbadah Haji merupakan

tugas nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), Menteri mengoordinasikannya dan/atau bekerja sama dengan

masyarakat, departemen/instansi terkait, dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

(4) Pelaksanaan dalam Penyelenggaraan lbadah Haji sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat

(5) Dalam rangka pelaksanaan Penyelenggaraan lbadah Haji sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) Pemerintah membentuk satuan keria di bawah Menteri.

(6) Pengawasan Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas dan tanggung

jawab KPHI.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan dan pelaksanaan dalam

Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 9

Penyelenggaraan Ibadah Haji dikoordinasi oleh:

Page 56: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

a. Menteri di tingkat pusat

b. Gubernur di tingkat provinsi;

c. Bupati/Wali Kota di tingkat kabupaten/kota dan

d. Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi.

Pasal 10

(1) Pemerintah sebagai penyelenggara lbadah Haji berkewajiban mengelola dan

melaksanakan Penyelenggaraan lbadah Haji.

(2) Pelaksana Penyelenggaraan lbadah Haji berkewajiban menyiapkan dan

menyediakan segala hal yang terkait dengan pelaksanaan lbadah Haji sebagai

berikut:

a. penetapan BPIH;

b. pembinaan lbadah Haji;

c. penyediaan Akomodasi yang layak;

d. penyediaan Transportasi;

e. penyediaan konsumsi;

f. Pelayanan Kesehatan; dan/atau

g. pelayanan administrasi dan dokumen.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Penyelenggara Ibadah Haji diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji

Pasal 11

(1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di

daerah yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi.

(2) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang

menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas:

a. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI);

Page 57: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

b. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI); dan

c. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

(3) Gubernur atau bupati/waii kota dapat mengangkat petugas yang menyertai

Jemaah Haji, yang terdiri atas:

a. Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD); dan

b. Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD).

(4) Biaya operasional Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas operasional

pusat dan daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan mekanisme pengangkatan

petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan

Peraturan Menteri.

Bagian Ketiga

Komisi Pengawas Haji Indonesia

Pasal 12

(1) KPHI dibentuk untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan

pelayanan Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia.

(2) KPHI bertanggung jawab kepada Presiden.

(3) KPHI bertugas melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap

Penyelenggaraan lbadah Haji serta memberikan pertimbangan untuk

penyempurnaan Penyelenggaraan lbadah Haji Indonesia.

(4) KPHI memiliki fungsi:

a. memantau dan menganalisis kebijakan operasional Penyelenggaraan lbadah

Haji Indonesia;

b. menganalisis hasil pengawasan dari berbagai lembaga pengawas dan

masyarakat;

c. menerima masukan dan saran masyarakat mengenai Penyelenggaraan

Ibadah Haji; dan

Page 58: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

d. merumuskan pertimbangan dan saran penyempurnaan kebijakan

operasional Penyelenggaraan lbadah Haji.

(5) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, KPHI dapat bekerja sama dengan

pihak terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(6) KPHI melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara tertulis kepada Presiden

dan DPR paling sedikit I (satu) kali dalam I (satu) tahun.

Pasal 13

KPHI dalam melaksanakan tugasnya bersifat mandiri.

Pasal 14

(1) KPHI terdiri atas 9 (sembilan) orang anggota.

(2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur

masyarakat 6 (enam) orang dan unsur Pemerintah 3 (tiga) orang.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas unsur

Majelis Ulama Indonesia, organisasi masyarakat Islam, dan tokoh masyarakat

Islam.

(4) Unsur Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat ditunjuk dari

departemen/instansi yang berkaitan dengan Penyelenggaraan lbadah Haii.

(5) KPHI dipimpin oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua.

(6) Ketua dan Wakil Ketua KPHI dipilih dari dan oleh anggota Komisi.

PasaI 15

Masa kerja anggota KPHI dijabat selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali

untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

PasaI 16

Anggota KPHI diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri setelah

mendapat pertimbangan DPR.

Page 59: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Pasal 17

Untuk dapat diangkat menjadi anggota KPHI, calon anggota harus memenuhi

persyaratan:

a. Warga Negara Indonesia;

b. beruisia paling rendah 40 (empat puluh) tahun dan paling tinggi 65 (enam puluh

lima) tahun;

c. mempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kualitas

Penyelenggaraan lbadah Haji;

d. mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji;

e. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana kejahatan;

f. mampu secara rohani dan jasmani; dan

. bersedia bekerja sepenuh waktu.

Pasal 18

Segala pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanaan tugas KPHI dibebankan pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 19

(1) Dalam melaksanakan tugasnya KPHI dibantu oleh sekretariat

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang

sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri atas pertimbangan

KPHI.

(3) Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya secara fungsional bertanggung

jawab kepada pimpinan KPHI

Pasal 20

Page 60: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota

KPHI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 diatur dengan Peraturan Presiden.

BAB V

BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

Pasal 21

(1) Besaran BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri setelah mendapat

persetujuan DPR.

(2) BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk keperluan biaya

Penyelenggaraan lbadah Haji.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan BPIH diatur dengan Peraturan

Menteri.

Pasal 22

(1) BPIH disetorkan ke rekening Menteri melalui bank syariah dan/atau bank

umum nasional yang ditunjuk oleh Menteri.

(2) Penerimaan setoran BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan memperhatikan ketentuan kuota yang telah ditetapkan.

Pasal 23

(1) BPIH yang disetor ke rekening Menteri melalui bank syariah dan/atau bank

umum nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dikeloia oleh Menteri

dengan mempertimbangkan nilai manfaat

(2) Nilai manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan langsung untuk

membiayai belanja operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Pasal 24

(1) Jemaah Haji menerima pengembalian BPIH dalam hal:

a. meninggal dunia sebelum berangkat menunaikan lbadah Haji; atau

Page 61: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

b. batal keberangkatannya karena alasan kesehatan atau alasan lain yang

sah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembalian dan jumlah BPIH yang

dikembalikan diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 25

(1) Laporan keuangan Penyelenggaraan Ibadah Haji disampaikan kepada Presiden

dan DPR paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Penyelenggaraan lbadah Haji

selesai.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila terdapat sisa dimasukkan

dalam DAU.

BAB VI

PENDAFTARAN DAN KUOTA

Pasal 26

(1) Pendaftaran Jemaah Haji dilakukan di Panita Penyelenggara Ibadah Haji

dengan mengikuti prosedur dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan persyaratan pendaftran diatur

dengan Peraturan Menteri.

Pasal 27

Ketentuan lebih lanjut mengenai Warga Negara di luar negeri yang akan menunaikan

lbadah Haji diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 28

(1) Menteri menetapkan kuota nasional, kuota haji khusus, dan kuota provinsi

dengan memperhatikan prinsip adil dan proporsional.

(2) Gubemur dapat menetapkan kuota provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ke dalam kuota kabupaten/kota.

Page 62: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

(3) Dalam hal kuota nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi

pada hari penutupan pendaftaran, Menteri dapat memperpanjang masa

pendaftaran dengan menggunakan kuota bebas secara nasional.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan kuota diatur dengan Peraturan

Menteri.

BAB VII

PEMBINAAN

Pasal 29

(1) Dalam rangka Pembinaan Ibadah Haji, Menteri menetapkan:

a. mekanisme dan prosedur Pembinaan Ibadah Haji; dan

b. pedoman pembinaan, tuntunan manasik, dan panduan perjalanan Ibadah

Haji.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa memungut

biaya tambahan dari Jemaah Haji di luar BPIH yang telah ditetapkan.

Pasal 30

(1) Dalam rangka Pembinaan lbadah Haji, masyarakat dapat memberikan

bimbingan lbadah Haji, baik dilakukan secara perseorangan maupun dengan

membentuk kelompok bimbingan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bimbingan Ibadah Haji oleh masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB VIII

KESEHATAN

Pasal 31

(1) Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Ibadah Haji, baik pada saat persiapan

maupun pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji, dilakukan oleh menteri

yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.

Page 63: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasi oleh

Menteri.

BAB IX

KEIMIGRASIAN

Pasal 32

(1) Setiap Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji menggunakan Paspor

Haji yang dikeluarkan oleh Menteri.

(2) Menteri dapat menunjuk pejabat untuk dan/atau atas namanya menandatangani

Paspor Haji.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengeculaian sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB X

TRANSPORTASI

Bagian Kesatu

Pelaksanaan Transportasi

Pasal 33

(1) Pelayanan Transportasi Jemaah Haji ke Arab Saudi dan pemulangannya ke

tempat embarkasi asal di Indonesia menjadi tanggung jawab Menteri dan

berkoordinasi dengan menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung

jawabnya di bidang perhubungan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 34

Penunjukan pelaksana Transportasi Jemaah Haji dilakukan oleh Menteri dengan

memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi.

Page 64: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Pasal 35

(1) Transportasi Jemaah Haii dari daerah asal ke embarkasi dan dari debarkasi ke

daerah asal menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan Transportasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Bagian Kedua

Barang Bawaan

Pasal 36

(1) Jemaah Haji dapat membawa barang bawaan ke dan dari Arab Saudi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemeriksaan atas barang bawaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diakukan oleh Menteri Keuangan.

BAB XI

AKOMODASI

Pasal 37

(1) Menteri wajib menyediakan Akomodasi bagi Jemaah Haji tanpa memungut

biaya tambahan dari Jemaah Haji di luar BPIH yang telah ditetapkan.

(2) Akomodasi bagi Jemaah Haji harus memenuhi standar kelayakan dengan

memperhatikan aspek kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan kemudahan

Jemaah Haji beserta barang bawaannya.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan Akomodasi bagi Jemaah Haji

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB XII

PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS

Pasal 38

Page 65: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

(1) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji bagi masyarakat yang

membutuhkan pelayanan khusus, dapat diselenggarakan Ibadah Haji Khusus

yang pengelolaan dan pembiayaannya bersifat khusus.

(2) Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus dilaksanakan oleh Penyelenggara Ibadah

Haji Khusus yang telah mendapat izin dari Menteri.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksana Penyelenggaraan Ibadah Haji

Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 39

Penyelenggara Ibadah Haji Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, yang

akan diberi izin oleh Menteri, wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. terdaftar sebagai penyelenggara perjalanan umrah;

b. memliki kemampuan teknis dan finansial untuk menyelenggarakan Ibadah Haji

Khusus dan

c. memliki komitmen untuk meningkatkan kualitas Ibadah Haji.

Pasal 40

Penyelenggara Ibadah Haji Khusus wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. menerima pendaftaran dan melayani Jemaah Haji hanya yang menggunakan

Paspor Haji;

b. memberikan bimbingan Ibadah Haji;

c. memberikan layanan Akomodasi, konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan

Kesehatan secara khusus; dan

d. memberangkatkan, memulangkan, dan melayani Jemaah Haji sesuai dengan

perjanjian yang disepakati antara penyelenggara dan Jemaah Haji.

Pasal 41

Page 66: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Penyelenggara Ibadah Haji Khusus yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 40 dikenai sanksi administratif sesuai dengan tingkat

kesalahannya, yang berupa:

a. peringatan;

b. pembekuan izin penyelenggaraan; atau

c. pencabutan izin penyelenggaraan.

Pasal 42

Ketentuan lebih lanjut mengenai Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

BAB XIII

PEN'YELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH

Pasal 43

(1) Perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau rombongan

melalui penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah.

(2) Penyelenggara pelayanan Ibadah Umrah dilakukan oleh Pemerintah dan/atau

biro perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 44

Biro perjalanan wisata dapat ditetapkan sebagai penyelenggara perjalanan Ibadah

Umrah setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut

a. terdaftar sebagai biro perjalanan wisata yang sah;

b. memiliki kemampuan teknis dan finansial untuk menyelenggarakan perjalanan

Ibadah Umrah; dan

c. memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas Ibadah Umrah.

Pasal 45

Page 67: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

(1) Penyelenggara pedalanan Ibadah Umrah wajib memenuhi ketentuan sebagai

berikut.

a. menyediakan pembimbing ibadah dan petugas kesehatan

b. memberangkatkan dan memulangkan Jemaah sesuai dengan masa berlaku

visa umrah di Arab Saudi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. memberikan pelayanan kepada jemaah sesuai dengan perjanjian tertulis

yang disepakati antara penyelenggara dan jemaah; dan

d. melapor kepada Perwakilan Republik Indonesia di Arab Saudi pada saat

datang di Arab Saudi dan pada saat akan kembali ke Indonesia.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan perjalanan Ibadah Umrah

diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 46

(1) Penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah yang tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) dikenai sanksi administratif

sesuai dengan tingkat kesalahannya, yang berupa:

a. peringatan;

b. pembekuan izin penyelenggaraan; atau

c. pencabutan izin penyelenggaraan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

B. Perbedaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 dengan Undang-Undang

No. 17 Tahun 1999

Pada dasarnya bahwa Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 disusun untuk

menyempurnakan Undang-Undang sebelumnya, yaitu Undang-Undang No. 17

Tahun 1999 karena dinilai pada Undang-Undang yang lama masih terdapat

beberapa kekurangan dalam proses penyelenggaraan Ibadah Haji.

Secara umum Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 masih sama dengan

Page 68: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Undang-Undang No. 17 Tahun 1999, namun ada beberapa perbedaan yang

membuat Undang-Undang No. 13 tersebut lebih baik dari Undang-Undang yang

lama. Perbedaan tersebut antara lain :

2. Untuk Petugas yang menyertai Jama’ah Haji dalam Undang-Undang No. 17

Tahun 1999 petugas yang menyertai adalah Tim Pemandu Haji Indonesia

(TPHI), Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) dan Tim Kesehatan

Haji Indonesia (TKHI) yang diangkat langsung oleh Menteri. Sedangkan

dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 petugas yang menyertai Jama’ah

Haji Indonesia lansung diangkat oleh Menteri (TPHI, TPIHI, TKHI) ditambah

dengan petugas yang diangkat oleh Gubernur atau Bupati/Walikota yang

terdiri atas Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) dan Tim Kesehatan Haji

Daerah (TKHD).

3. Biaya operasional Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas operasional

dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 1999 dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 13

Tahun 2008 biaya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

4. Untuk meningkatkan pelayanan Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia

dibentuklah Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) yang bertugas

melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap Penyelenggaraan Ibadah

Haji serta memberikan pertimbangan untuk penyempurnaan Penyelenggaraan

Ibadah Haji Indonesia. Hal ini diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun

2008 pasal 12 (belum diatur dalam Undang-Undang yang terdahulu).

5. Paspor yang digunakan dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 1999

menggunakan paspor Haji (coklat). Sedangkan dalam Undang-Undang No. 13

Tahun 2008 menggunakan paspor biasa/Internasional (hijau).

6. Transportasi Jama’ah Haji dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 1999

menjadi tanggung jawab Menteri terkait (dari embarkasi ke Arab Saudi dan

dari Arab Saudi ke embarkasi). Sedangkan dalam Undang-Undang No. 13

Page 69: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Tahun 2008 transportasi terbagi menjadi dua, yaitu transportasi yang menjadi

tanggung jawab Menteri terkait (transportasi dari embarkasi ke Arab Saudi

dan dari Arab Saudi ke embarkasi) dan transportasi yang menjadi tanggung

jawab yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah (dari daerah asal ke

embarkasi dan dari embarkasi ke daerah asal).

C. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji

Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menerangkan bahwa beberapa

ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 diubah sebagai berikut

:

1. Ketentuan Pasal 1 angka 11 dihapus.

2. Ketentuan Pasal 7 huruf d diubah, sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 7

Jama’ah haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

dalam menjalankan Ibadah Haji, yang meliputi :

a. Pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di

perjalanan maupun di Arab Saudi;

b. Pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi dan pelayanan kesehatan

yang memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan maupun di Arab

Saudi;

c. Perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;

d. Penggunaan paspor biasa dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk

pelaksanaan Ibadah Haji;

e. Pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air,

di Arab Saudi dan saat kepulangan ke tanah air.”

Page 70: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

3. Ketentuan Pasal 32 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 32

Setiap Warga Negara Indonesia yang menunaikan Ibadah Haji menggunakan

paspor biasa yang dikeluarkan oleh menteri yang membidangi urusan

keimigrasian.”

4. Ketentuan Pasal 40 huruf a diubah, sehingga Pasal 40 seluruhnya berbunyi

sebagai berikut :

“Pasal 40

Penyelenggara Ibadah Haji Khusus wajib memenuhi ketentuan sebagai

berikut :

a. Menerima pendaftaran dan melayani Jama’ah Haji khusus yang telah

terdaftar sebagai Jama’ah Haji;

b. Memberikan bimbingan Ibadah Haji;

c. Memberikan layanan akomodasi, konsumsi, transportasi dan pelayanan

kesehatan secara khusus; dan

d. Memberangkatkan, memulangkan, melayani Jama’ah Haji sesuai dengan

perjanjian yang disepakati antara penyelenggara dan Jama’ah Haji”

(Departemen Agama RI, 2009:34-35).

Dalam uraian Undang-Undang di atas maka dapat dijelaskan bahwa Undang-

Undang No. 13 Tahun 2008 dengan perubahannya mengandung muatan yang

sangat erat kaitannya dengan pelaksanaan Ibadah Haji. Dalam Undang-Undang

ini dijelaskan tentang dasar hukum pelaksanaan kegiatan pelayanan Jama’ah

Haji, proses pelayanan Jama’ah Haji, pelaksana pelayanan Jama’ah Haji beserta

tugas dan perannya serta hak dan kewajiban Jama’ah Haji.

D. Pelayanan Jamaah Haji Kenmenag Kota Semarang Tahun 2009 dilihat

dari Implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008

Secara garis besar pelayanan yang dilakukan oleh Kenmenag Kota Semarang

dalam pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2009 tidak jauh berbeda dengan tahun-

Page 71: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

tahun sebelumnya. Proses pendaftaran, pembayaran, bimbingan dan pelunasan

semua masih sama dengan proses yang dilaksanakan pada tahun-tahun

sebelumnya.

Yang menjadi fokus perbedaan dalam pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2009

adalah adanya perubahan dari penggunaan paspor haji diganti menggunakan

paspor biasa atau paspor Internasional. Perubahan ini didasarkan pada kebijakan

Pemerintah Arab Saudi yaitu :

1. Surat Edaran Kementerian Haji Arab Saudi Nomor 694730 tanggal 1429 H / 3

Desember 2008 M, tentang ketentuan penggunaan paspor internasional

(ordinary passport) bagi kedatangan Jama’ah Haji ke Arab Saudi terhitung

mulai musim tahun 1430 H / 2009 M.

2. Nota Edaran Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab saudi (Ditjen Konsuler

Direktorat Haji & Wakaf) Nomor 94/71/IP/76025 tanggal 16 Juni 2009 yang

ditujukan kepada seluruh perwakilan asing di Arab Saudi tentang ketentuan

penggunaan paspor internasional untuk Haji (Departemen Agama RI, 2009:4).

Pelayanan merupakan bagian dari proses kegiatan manajemen. Kegiatan

manajemen terbagi ke dalam 4 (empat) proses, yaitu Planning, Organizing,

Actuating dan Controlling. Proses pelayanan masuk dalam proses Actuating atau

pelaksanaan.

Secara umum pelayanan yang baik merupakan pelayanan yang cepat, jujur

dan terbuka. Pelayanan yang secara umum didambakan oleh masyarakat adalah:

§ Kemudahan dalam pengurusan kepentingan

§ Mendapatkan pelayanan wajar

§ Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih

§ Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang. (Moenir. 2006:47)

Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan.

Untuk menentukan kepuasan jamaah, kualitas pelayanan diperlukan karena

jamaah akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang

sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan jamaah akan terpenuhi apabila proses

Page 72: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

penyampaian jasa kepada jamaah sesuai dengan apa yang dipersepsikan jamaah

(Umar, 2002:53).

Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2004:59) kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Dengan demikian penyedia jasa

dapat meningkatkan kepuasan konsumen dengan meminimkan atau meniadakan

pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Kepuasan konsumen dapat

menciptakan kesetiaan dan loyalitas konsumen kepada penyedia jasa yang

memberikan kualitas memuaskan (Tjiptono, 2002:54).

Dalam pelaksanaan pelayanannya, Kementerian Agama Kota Semarang

menggunakan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 sebagai pedoman. Karena

hampir tidak ada perbedaan dengan Undang-Undang yang lama, maka kegiatan

pelayanan juga berjalan hampir seperti biasa. Hanya yang berbeda adalah

masalah pengurusan paspor.

Dari uraian di atas pelayanan yang baik adalah pelayanan yang cepat, jujur

dan terbuka. Kementerian Agama Kota Semarang sebagai pihak pelaksana

kegiatan pelayanan Jama’ah Haji Kota Semarang berusaha melaksanakan

kegiatan tersebut dengan baik dan profesional.

Proses pelayanan dilakukan dengan sistematis dan terencana. Untuk

mempermudah proses administrasi dan dokumentasi dilakukan dengan

menggunakan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT). Dengan sistem

ini proses pelayanan menjadi lebih mudah dan penyelesaiannya relatif lebih cepat

sehingga sangat memudahkan Jama’ah Haji.

Untuk masalah pengurusan paspor, karena peraturan ini merupakan

peraturan yang baru dan masih dalam tahap adaptasi maka masih menyulitkan

baik itu pihak Jama’ah Haji maupun pihak Kementerian Agama Kota Semarang.

Kesulitan yang paling mendasar adalah masalah soaialisasi. Pada awalnya pihak

pemerintah Republik Indonesia meminta untuk perubahan paspor ini bisa ditunda

hingga pelaksanaan Haji tahun depan. Namun karena lama tidak mendapatkan

Page 73: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

respon positif dari pihak pemerintah Arab Saudi dan mengingat waktu

penyelenggaraan haji sudah dekat maka pada tanggal 30 Juni 2009, Kementerian

Agama dan Komisi VIII DPR-RI sepakat untuk memutuskan paspor yang akan

digunakan Jama’ah Haji mulai tahun 1430 H adalah paspor internasional.

Karena waktu sosialisasi yang sangat pendek, maka muncul beberapa

kesulitan pengurusan paspor. Sebenarnya permintaan penerbitan paspor bagi

Jama’ah Haji dapat diajukan secara kolektif oleh Kepala Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/Kota Semarang kepada Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah

kerjanya meliputi domisili Jama’ah Haji atau di Kantor Imigrasi terdekat. Namun

karena waktu sosialisasi yang pendek maka pengurusan paspor tidak terkoodinir.

Terlepas dari itu semua, kegiatan pelayanan Jama’ah Haji Kota Semarang

sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kementerian Agama

Kota Semarang memberikan pelayanan yang baik, cepat dan profesional sesuai

dengan Undang-Undang yang berlaku.

E. Hambatan Dalam Memberikan Pelayanan Jamaah Haji dilihat dari

Implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008

Dalam melaksanakan pelayanannya, Kementerian Agama Kota Semarang

menghadapi berbagai hal. Dalam teori manajemen, proses pelaksanaan kegiatan

harus menggunakan dasar analisis yang pasti. Analisis yang akan kami uraikan

adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) adalah suatu

cara untuk mempersiapkan sebuah kegiatan dengan memperkirakan dan

menganalisa bagaimana Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),

Opportunity (peluang) dan Threat (hambatan).

Dalam penganalisaan data, penulis berusaha menggambarkan faktor apa saja

yang mempengaruhi kegiatan pelayanan tersebut. Ada dua faktor yang

mempengaruhi proses pelayanan Jama’ah Haji, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

Page 74: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Dalam analisis SWOT yang merupakan faktor internal adalah Strength

(kekuatan) dan Weakness (kelemahan). Faktor internal merupakan segala aspek

yang berada di dalam lembaga atau subjek pelayanan, baik itu faktor pendukung

maupun faktor penghambat. Strength merupakan kekuatan yang dijadikan modal

awal dalam melakukan pelayanan Jama’ah Haji. Strength meliputi : mayoritas

penduduk Kota Semarang beragama islam, kesadaran masyarakat yang tinggi

akan kewajiban beribadah Haji, munculnya lembaga-lembaga Haji (KBIH) yang

dapat mempermudah Kementerian Agama dalam penyelenggaraan Haji, sarana

pelayanan Haji yang lengkap dan modern dan tersedianya SDM yang memadai

serta faktor pendukung lain yang dapat menunjang kegiatan pelayanan.

Weakness merupakan kelemahan atau faktor dari dalam yang dapat menjadi

kendala dalam kegiatan pelayanan Jama’ah Haji. Weakness meliputi : kurangnya

personil atau masih terbatasnya tenaga pelayanan, kebijakan yang terlambat

sehingga mengganggu pelayanan.

Berikutnya adalah faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor dari

luar yang mempengaruhi kegiatan pelayanan. Faktor eksternal antara lain

Opportunity (peluang) dan Threat (hambatan). Opportunity merupakan peluansg

yang dapat dilakukan oleh Kementerian Agama dalam rangka mendukung dan

mensukseskan kegiatan pelayanan.

Namun dalam pembahasan analisis SWOT ini, kami akan memfokuskan

penjelasan kepada hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Kementerian Agama

Kota Semarang dalam melaksanakan pelayanan Jama’ah Haji Kota Semarang

tahun 2009. Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah sebagai berikut :

§ Perubahan peraturan penggunaan paspor dari paspor haji menjadi paspor biasa

§ Kurangnya waktu sosialisasi peraturan yang baru kepada calon Jama’ah Haji

§ Harga paspor biasa yang lebih mahal dari pada paspor haji sehingga

menimbulkan banyak keluhan dari Jama’ah

§ Karena peraturan ini masih baru maka muncul hambatan kurangnya

koordinasi antara Kementerian Agama Kota Semarang dengan kantor

Page 75: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Imigrasi yang mengakibatkan munculnya permasalahan dalam pengurusan

paspor

§ Kurang adanya komunikasi antara Kementerian Agama Kota Semarang

dengan KBIH sebagai pihak swasta yang menjadi rekanan sehingga muncul

berbagai keluhan dari KBIH antara lain masalah pembagian tugas antara

KBIH dan DEPAG

§ Masih minimnya pengetahuan Jama’ah tentang Ibadah Haji diakibatkan

kurangnya volume bimbingan manasik yang diberikan oleh Kementerian

Agama Kota Semarang.

F. Hal-hal yang harus dilakukan oleh Kementerian Agama Kota Semarang

dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari implementasi

Undang-Undang No. 13 Tahun 2008

Dari uraian di atas telah dijelaskan tentang hambatan-hambatan yang

dihadapi oleh Kementerian Agama Kota Semarang dalam memberikan pelayanan

Jama’ah Haji. Berikut ini kami uraikan beberapa hal yang harus dilakukan oleh

Kementerian Agama Kota Semarang dalam rangka memperbaiki kinerja dan

pelayanan agar pelayanan yang diberikan menjadi lebih baik. Hal-hal yang harus

dilakukan oleh Kementerian Agama dalam rangka perbaikan pelayanan adalah

sebagai berikut :

§ Kembali mensosialisasikan kepada masyarakat tentang perubahan peraturan

yang mengatur tentang penyelenggaraan Ibadah Haji agar untuk Haji yang

akan datang masyarakat menjadi lebih paham dan mengerti

§ Memperbaiki koordinasi dan kerja sama antara Kementerian Agama Kota

Semarang dengan Kantor Imigrasi untuk mempermudah pengurusan paspor

bagi Jama’ah Haji

§ Kembali memperbaiki komunikasi antara Kementerian Agama Kota

Semarang dengan KBIH sehingga kinerja keduanya bisa maksimal dalam

rangka memberikan pelayanan kepada Jama’ah Haji

Page 76: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

§ Sebaiknya memberikan tambahan waktu untuk bimbingan manasik kepada

Jama’ah Haji dan lebih mengefektifkan waktu bimbingannya agar sasaran

kegiatan bimbingan bisa tercapai

§ Terakhir agar Kementerian Agama Kota Semarang bisa lebih terbuka untuk

menerima segala masukan dan kritikan demi peningkatan kualitas pelayanan

yang dilakukan.

Page 77: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian Pelayanan Jama’ah Haji Kota Semarang Tahun 2009

(Implementasi Undang-Undang No. 13 Tahun 2008) yang telah penulis

laksanakan di Kementerian Agama Kota Semarang, maka dapat penulis tarik

kesimpulan sebagai berikut :

a. Bahwa penyelenggaraan Ibadah Haji Kota Semarang Tahun 2009 didasarkan

pada Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 dengan perubahannya. Undang-

Undang yang terdiri dari 69 pasal tersebut mengatur tentang penyelenggaraan

Ibadah Haji. Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tersebut diatur

segala bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh pihak penyelenggara

Ibadah Haji dalam hal ini adalah Kementerian Agama Kota Semarang. Dalam

Undang-Undang tersebut juga dijelaskan hak dan kewajiban Jama’ah Haji.

b. Dalam melaksanakan pelayanan Jama’ah Haji Kementerian Agama Kota

Semarang telah didasarkan kepada Undang-Undang yang telah berlaku.

Dengan kata lain Kementerian Agama Kota Semarang telah berhasil

memberikan pelayanan dengan baik dan disesuaikan dengan Undang-Undang

yang baru. Bentuk pelayanan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kota

Semarang adalah sebagai berikut :

§ Pendaftaran

§ Pembimbingan (pra dan pasca haji)

Page 78: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

§ Pengurusan Imigrasi (paspor)

§ Pelunasan

§ Pemberangkatan

§ Pemulangan

c. Kementerian Agama Kota Semarang dalam melaksanakan pelayanannya

menemukan beberapa hambatan, hambatan-hambatan tersebut dihadapi pada

tahap pengurusan masalah paspor. Pada pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2009

penggunaan paspor berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun

2009 paspor yang digunakan adalah paspor biasa atau paspor internasional.

Berikut adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Kementerian Agama

Kota Semarang :

§ Perubahan peraturan penggunaan paspor dari paspor haji menjadi

paspor biasa

§ Kurangnya waktu sosialisasi peraturan yang baru kepada calon Jama’ah

Haji

§ Harga paspor biasa yang lebih mahal dari pada paspor haji sehingga

menimbulkan banyak keluhan dari Jama’ah

§ Karena peraturan ini masih baru maka muncul hambatan kurangnya

koordinasi antara Kementerian Agama Kota Semarang dengan kantor

Imigrasi yang mengakibatkan munculnya permasalahan dalam

pengurusan paspor

§ Kurang adanya komunikasi antara Kementerian Agama Kota Semarang

Page 79: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

dengan KBIH sebagai pihak swasta yang menjadi rekanan sehingga

muncul berbagai keluhan dari KBIH antara lain masalah pembagian

tugas antara KBIH dan KENMENAG

§ Masih minimnya pengetahuan Jama’ah tentang Ibadah Haji diakibatkan

kurangnya volume bimbingan manasik yang diberikan oleh

Kementerian Agama Kota Semarang.

d. Dari beberapa hambatan yang dihadapi oleh Kementerian Agama Kota

Semarang, maka hal-hal yang harus dilakukan oleh Kementerian Agama Kota

Semarang dalam menghadapi hambatan tersebut adalah sebagai berikut :

§ Kembali mensosialisasikan kepada masyarakat tentang perubahan

peraturan yang mengatur tentang penyelenggaraan Ibadah Haji agar

untuk Haji yang akan datang masyarakat menjadi lebih paham dan

mengerti

§ Memperbaiki koordinasi dan kerja sama antara Kementerian Agama

Kota Semarang dengan Kantor Imigrasi untuk mempermudah

pengurusan paspor bagi Jama’ah Haji

§ Kembali memperbaiki komunikasi antara Kementerian Agama Kota

Semarang dengan KBIH sehingga kinerja keduanya bisa maksimal

dalam rangka memberikan pelayanan kepada Jama’ah Haji

§ Sebaiknya memberikan tambahan waktu untuk bimbingan manasik

kepada Jama’ah Haji dan lebih mengefektifkan waktu bimbingannya

agar sasaran kegiatan bimbingan bisa tercapai

Page 80: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

§ Terakhir agar Kementerian Agama Kota Semarang bisa lebih terbuka

untuk menerima segala masukan dan kritikan demi peningkatan

kualitas pelayanan yang dilakukan.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian di Kantor Kementerian Agama Kota

Semarang, dalam rangka pengembangan dan peningkatan pelayanan maka

peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:

a. Hendaknya meningkatkan mutu pelayanan terutama pada pendaftaran calon

jama’ah haji dan fasilitas yang menunjang pegawai dalam menjalankan

tugasnya.

b. Meningkatkan kemampuan pegawai yang profesional dan proposional dalam

memberikan pelayanan.

c. Dapat memberikan pemahaman dan mengembalikan kepercayaan masyarakat

terhadap proses pelayanan yang diberikan.

d. Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang mampu memberikan

pelayanan yang memuaskan kepada calon jama’ah haji.

e. Meningkatkan kemampuan dalam pengetahuan dan pengembangan teknologi

seperti pembuatan desain pelayanan haji yang ideal terutama pada Sistem

Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT).

f. Menjalin kerjasama dengan lembaga lain yang berhubungan dengan bidang

haji dan melakukan promosi keluar melalui alat teknologi atau media masa.

Page 81: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

g. Harus mengadakan pengawasan dan kontrol terhadap kinerja pegawai agar

tidak terjadi kesalahan dalam menjalankan tugasnya.

h. Koordinasi dengan dinas kesehatan agar selektif dalam melaksanakan

pemeriksaan kesehatan calon jama’ah haji.

i. Perlunya informasi dan koordinasi dari petugas kloter kepada ketua regu

dalam rangka peningkatan disiplin bagi jama’ah haji.

j. Perlu adanya peningkatan kerjasama dan ketegasan dengan maskapai

penerbangan dalam ketepatan waktu pemberangkatan maupun pemulangan

sehingga tidak ada keterlambatan.

C. Penutup

Dengan rasa syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT

yang dengan hidayah, inayah, dan taufiq-Nya sehingga penelitian ini dapat

diselesaikan sesuai dengan harapan, meskipun banyak hambatan dan dan

kesulitan karena kemampuan yang terbatas namun Alhadulillah peneliti tetap

berusaha sekuat tenaga untuk dapat menyelesaikan dan memecahkan problem

yang peneliti hadapi dalam penulisan skripsi ini.

Kiranya masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, hal ini

dikarenakan kemampuan peneliti yang masih dangkal dan sangat terbatas, maka

kritik yang konstruktif dari semua pihak senantiasa peneliti nantikan.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan segala persoalan dan

memohon bimbingan serta kekuatan. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat

Page 82: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

bagi peneliti dan bagi pembaca pada umumnya dan segala kesalahan peneliti,

semoga selalu mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Amin.

Page 83: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1990. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. 1999. MetodologiPenelitian. Yogyakarta: Pustaka Setia.

Departemen Agama RI. 2002. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Haji Tahun 1423H/2003 M. Jakarta.

Departemen Agama RI. 2004. Struktur Departemen RI. Jakarta: Departemen Agama.

Departemen Agama RI. 2009. Petunjuk Teknis Penyelesaian Paspor Bagi JemaahHaji. Jakarta

Departemen Agama RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta

Gara Haji dan Umroh. 2007. Laporan Pra dan Pasca Penyelenggaraan Haji KotaSemarang Tahun 2007 M/1428 H. Semarang: Departemen Agama KotaSemarang.

Koentjoroningrat dan Selo Sumarjan. 1990. Penyusun dan Pengguna Kuesioner.Jakarta: Gramedia.

Koentjoroningrat. 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Moenir. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Moloeng. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya..Mursi, Abdul Hamid. 1997. SDM Yang Produktif Pendekatan Al Qur an Dan Sains.

Jakarta: Gema Insani Press.

Nijam, Achmad dan Hanan Alatief. 2004. Manajemen Haji (Study Kasus dan TelaahImplementasi Knowledge Workers). Jakarta: Nizam Press.

Page 84: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

Nagara, Aditya. 2000. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Bintang UsahaJaya.

Prayogo, Dwi, Skripsi. 2008. Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan MelaluiPenerapan Kode Etik Pelayanan dan Persyaratan Pelayanan TerhadapKepuasan Pasien Rawat Inap Pada RSUD Kardimah Kota Tegal.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Solichin, M, Skripsi. 2005. Implementasi Penyelenggaraan Ibadah Haji (StudyPerencanaan di Kantor Departemen Agama Kota Yogyakarta). FakultasDakwah. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Surahmat, Winarno. 1904. Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah Dasar MetodeTeknik. Bandung: Tarsito.

Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

. 2004. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.

Umar, Husein. 2002. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Page 85: PELAYANAN JAMAAH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl... · Kota Semarang dalam memberikan pelayanan Jama’ah Haji dilihat dari

BIODATA PENULIS

Nama : Dimas Priyo Sembodo

Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Juli 1984

Alamat : Jl. Imam Bonjol Kp. Grobogan RT. 02/RW. 03 No. 86

Kel. Pandansari Semarang, 50139.

Pendidikan :

1. SD Muhammadiyah 13 Semarang Tahun 1991

2. SLTPN 04 Semarang Tahun 1997

3. SMUN 05 Semarang Tahun 2000

4. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2003

Semarang, 28 Juni 2010

Penulis

Dimas Priyo Sembodo

NIM . 1 1 0 3 1 1 6