pelayanan hiv aid
TRANSCRIPT
7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid
http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 1/7
Latar Belakang
Rumahsakit merupakan instansi kesehatan yang berperan penting melawan
penyebaran HIV/AIDS, namun seringkali rumahsakit melakukan diskriminasi
terhadap pasien HIV/AIDS. Saat ini masih banyak rumahsakit dan dkter yang tidak
menerima pasien!pasien yang terin"eksi HIV/AIDS untuk berbati . Rumahsakitmenganggap kasus HIV/AIDS sangat kmpleks dan prblematik dikarenakan bukan
hanya satu dkter dengan spesialis tertentu yang diperlukan untuk merawat pasien
HIV/AIDS tetapi memerlukan banyak spesialis. #ekhawatiran lain pihak rumahsakit
bila menerima pasien HIV/AIDS ialah banyak pasien yang ketakutan dan tidak mau
ditempatkan satu ruangan dengan pasien HIV. Sebaliknya bila menempatkan semua
pasien HIV/AIDS dalam ruangan tertentu $uga berarti menimbulkan ketidak adilan
dan diskriminas. %asalah lain yang seringkali mun&ul ialah pelayanan dibawah
standar, lalai dalam memberikan perawatan, melanggar kerahasiaan pasien, serta
melakukan tes HIV tanpa persetu$uan pasien. 'raktek ini men&erminkan "akta yang
buruk bahwa rang!rang yang terin"eksi HIV sering menerima perlakuan medik
dibawah standar yang ditetapkan. (idak semua rumahsakit memiliki "rmulir
pelapran kasus HIV/AIDS, yang dikeluarkan leh Departemen #esehatan, sehingga
sistem pelapran dan pen&atatan men$adi belum baik. Rumahsakit tidak tahu
kemana harus melapr. 'ada mulanya di Indnesia hanya )* rumahsakit yang
ditun$uk pemerintah untuk memberikan perawatan penderita HIV/AIDS. Sekarang
$umlahnya sudah men&apai +* rumahsakit. berdasarkan S# %enkes RI .
+-/%#S/S#/VII/)001 tentang 'enetapan Rumahsakit Ru$ukan bagi 2rang
dengan HIV/AIDS.
. 3enis!$enis pelayanan apa sa$a yang diberikan leh RS #arya %edika Bantar
4ebang kepada penderita HIV/AIDS5
). Bagaimana sistem pen&atatan dan pelapran kasus HIV/AIDS yang dirawat di RS
#arya %edika Bantar 4ebang5
6. Bagaimana kapasitas sumberdaya manusia dalam memberikan pelayanan
kepada penderita HIV/AIDS di RS #arya %edika Bantar 4ebang5
. Vluntary 7unseling and (esting 8V7(9 V7( merupakan salah satu strategi
kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan
HIV/AIDS berkelan$utan. V7( berkualitas tinggi tidak sa$a membuat rangmempunyai akses terhadap layanan, tetapi $uga e"ekti" bagi pen&egahan terhadap
HIV. Layanan V7( dapat digunakan untuk mengubah perilaku beresik dan
memberikan in"rmasi tentang pen&egahan HIV/AIDS. 7lient dimungkinkan
mendapat pengetahuan tentang &ara penularan, pen&egahan, dan pengbatan
terhadap HIV, seperti penggunaan kndm, tidak berbagi alat suntik, dan
penggunaan alat suntik steril. Di banyak negara pembagian kndm dilakukan di
klinik V7(: , ruang tunggu yang masih men$adi satu dengan ruang knseling dan
7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid
http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 2/7
ruang pemeriksaan. Layanan V7( yang ada di #linik delweis meliputi knseling
pra!tes dan knseling pas&a!tes.
). 7are, Supprt, and (reatment 87S(9 harus menyediakan layanan kmprehensi"
bagi 2DHA. Layanan perawatan yang tersedia meliputi knseling dan tes HIV
sukarela untuk tu$uan s&reening dan diagnstik, dengan #linik :&t sebagai pintumasuk utama, pr;laksis in"eksi pprtunistik, tatalaksana penyakit terkait HIV
termasuk in"eksi pprtunistik, pengendalian (B di klinik penyakit dalam,
tatalaksana I%S di klinik kulit dan kelamin, pengbatan paliati", akses kepada bat!
bat HIV termasuk bat untuk in"eksi pprtunistik, antiretr:iral, inter:ensi
terhadap pre:entin " mther t &hild HIV transmissin 8'%(7(9 yang "kus di
klinik kebidanan dan anak, dukungan gi<i, serta mengurangi stigma dan
diskriminasi dengan mengadakan ssialisasi dan training tentang pelayanan
HIV/AIDS kepada petugas kesehatan. 2bat!bat yang tersedia untuk pasien masih
lini pertama. 2bat untuk e"ek samping terapi ARV belum tersedia. 2bat!bat ARV
yang tersedia seluruhnya harus disubsidi leh pemerintah. Ada lima $enis bat
yaitu Sta:udin, e:iral, Du:iral, "a:iren, dan Hi:iral yg hrs disediakan, 2bat!bat
untuk in"eksi pprtunistik yaitu Dksisiklin, Ranitidin, 7ndestatin slutin,
7ypr=>, 7!trimt>a<l, Dimenhydrinat, n<yple> tablet, rythr, IH,
#et&na<l, istatin Vag, ?lu&na<ale, ?lu&ri&, dan 2=>a&in $uga harus
disediakan. 2bat anti tuber&ulsis $uga gratis karena disubsidi leh pemerintah.
@ntuk ketersediaan bat anti tuberkulsis berkrdinasi dengan pli (B.
#etersediaan antiretr:iral di rumahsakit sangat penting bagi kelangsungan
pelayanan yang kmprehensi" dan berkesinambungan. (erapi antiretr:iral sangat
diperlukan leh rang dengan HIV/AIDS 82DHA9 untuk memperpan$ang usia dan
memperbaiki kualitas hidup,.
Antiretr:iral (heraphy 8AR(9 merupakan kmitmen $angka pan$ang dan kepatuhan
terapi adalah hal yang paling penting dalam menekan replikasi HIV dan
menghindari ter$adinya resistensi. #nseling ARV yang terpenting adalah "aktr
adheren atau kepatuhan untuk minum bat. #nseling ini berisi tentang minum bat
tepat waktu, tepat dsis, dan tepat penggunaan bat. 7lient dia$arkan membuat
pengingat untuk minum bat, misalnya membuat alarm di telepn selulernya. 7lient
yang sudah terbuka kepada keluarganya tentang statusnya, maka keluarga yang
men$adi pendamping minum bat untuk mendukung kepatuhan minum bat. 7lient
diberikan knseling terlebih dahulu sebelum memulai terapi ARV berupa segala
sesuatu tentang AR( dan makanan serta gi<i yang diperlukan. #nseling ini sangat
diperlukan bagi &lient karena untuk mengetahui interaksi bat!makanan berupae"ek atau pengaruh makanan terhadap keman$uran bat, e"ek bat terhadap
penggunaan nutrien atau <at gi<i, e"ek dari e"ek samping bat terhadap knsumsi
makanan, dan e"ek samping bat yang tidak sehat akibat pemakaian bat dan
knsumsi $enis makanan tertentu. Beberapa ARV menyebabkan e"ek samping yang
berbahaya $ika dikmbinasikan dengan makanan tertentu. Sebagai &nth,
mengknsumsi minuman yang beralkhl bersama didansin dapat mengakibatkan
7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid
http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 3/7
pankreatitis yang sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian.
Diperlukan mana$er kasus untuk mendukung pelayanan kmprehensi" bagi &lient
HIV/AIDS. %ana$er kasus bertugas mengkrdinasi tim pelayanan HIV/AIDS $ika
se&ara klinis &lient mempunyai keluhan. %ana$er kasus bertanggung $awab se&ara
langsung $ika harus knsultasi kepada dkter, tim dkter, atau psiklg. Bila &lient
menghadapi masalah!masalah ssial, petugas sebagai mana$er kasus harusmen&ari slusi yang tepat#eamanan dalam memberikan pelayanan sangat penting
dilakukan bagi petugas kesehatan yang memberikan pelayanan HIV/AIDS yang
menyeluruh dan berkesinambungan karena petugas kesehatan sangat beresik
untuk terpa$an. RS harus sudah membuat kebi$akan tentang #ewaspadaan @ni:ersal
, misalnya membuat kebi$akan seperti
'asien dengan HIV/AIDS hanya bleh dirawat di bangsal C., dengan tetap
menga&u pada @ni:ersal 're&autin atau #ewaspadaan @ni:ersal. #ewaspadaan
@ni:ersal diterapkan pada semua pasien HIV/AIDS tanpa memandang status
serlgis atau umur dari yang bersangkutan, dengan tu$uan melindungi petugas
dari resik terpa$an in"eksi HIV/AIDS maupun &lient/pasien. Ssialisasi tentang
#ewaspadaan @ni:ersal harus sering kali dilakukan di RS. Ssialisasi #ewaspadaan
@ni:ersal ini sangat perlu dilakukan se&ara terus menerus karena merupakan
prgram dari tim pengendalian in"eksi atau tim I2S.. 'elaksanaan #ewaspadaan
@ni:ersal dalam memberikan pelayanan HIV/AIDS leh petugas kesehatan harus
maksimal. Hal ini harus tersedia peralatan untuk melaksanakan #ewaspadaan
@ni:ersal, terutama di pelayanan rawat $alan. Bila #ewaspadaan @ni:ersal
diterapkan se&ara maksimal maka biaya yang dikeluarkan leh &lient semakin
tinggi. 'eralatan meliputi sarung tangan, masker, ka&amata pelindung, tutup
kepala, $as dan &elemek, serta sepatu pelindung. #etersediaan "asilitas tersebut
memerlukan biaya yang tinggi sehingga penerapan #ewaspadaan @ni:ersal denganbetul tanpa melihat status penyakitnya masih sulit maksimal dilaksanakan.
#ewaspadaan @ni:ersal $angan hanya diterapkan bila melayani &lient dengan
status penyakitnya sudah $elas misalnya HIV psiti". (api $uga pada In"eksi %enular
Seksual 8I%S9 . 'etugas kesehatan di bagian kulit dan kelamin akan mengan$urkan
untuk melakukan V7( di #linik :&t apabila ada &lient dengan kelainan kulit dan
kelamin yang parah. 'emilihan bat untuk I%S harus sesuai dengan pedman
penatalaksanaan I%S yang diterbitkan leh Depkes RI tentang kriteria yang
digunakan dalam pemilihan bat untuk I%S yaitu angka kesembuhan atau
keman$uran tinggi 8sekurang!kurangnya 0!*E di wilayahnya9, harga murah,
tksisitas dan tleransi yang masih dapat diterima, diberikan dalam dsis tunggal,
&ara pemberian per ral, dan tidak merupakan kntra indikasi pada ibu hamil atau
ibu menyusui
6. 're:entin " %ther t 7hild HIV (ransmissin 8'%(7(9 'elayanan '%(7(
merupakan salah satu pelayanan yang harus tersedia di RS. (u$uan tersedianya
pelayanan '%(7( di RS adalah untuk men&egah dan mengurangi dampak yang
diakibatkan HIV kepada ibu dan bayi. Hal ini dilakukan karena dengan knseling ibu
7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid
http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 4/7
hamil dapat berkntribusi untuk men&egah bayinya tidak beresik untuk tertular.
'ersalinan yang aman ibu hamil psiti" dian$urkan untuk melakukan persalinan per
abdminal, tetapi ibu hamil HIV psiti" perlu mendapatkan knseling mengenai
keputusannya untuk memilih &ara persalinan per :aginam atau persalinan per
abdminal 8seksi &aesaria9. 'emilihan penatalaksanaan persalinan harus
memperhatikan kndisi ;sik ibu dan berdasarkan penilaian leh tenaga kesehatanyang berkmpeten. 'emilihan tidak bleh hanya berdasarkan pertimbangan ssial
sa$a. Apapun $enis pertlngan persalinan yang dipilih tetap harus mengikuti
#ewaspadaan @ni:ersal standar. 'rtkl pemberian antiretr:iral pada bayi di RS
harus disesuaikan dengan yang diberikan pada ibunya, sepan$ang indikasi
pengbatannya sudah $elas dengan dilakukan pemeriksaan 7D1. 'emberian makan
bayi yang lahir dari ibu HIV psiti" di RS tidak bleh diberikan air susu ibu. (etapi
pada prakteknya tidak bisa mengabaikan kndisi atau prblem yang ada. %isalnya
bila &lient tidak mampu membeli susu "rmula maka diperblehkan pemberian air
susu ibu eksklusi" hingga maksimal 6 bulan tetapi tidak bleh dikmbinasi dengan
makanan tambahan dan setelah 6 bulan harus berhenti ttal ASI #endala yang
kemudian mun&ul ialah masalah biaya. 'emeriksaan :iral lad untuk bayi yang
dilahirkan dari ibu HIV psiti" biayanya tidak murah yakni Rp 00.000. tim harus
membuat 'rtap yang berisi pelaksanaan @ni:ersal 're&autin, '%(7( di bangsal,
ruang bersalin, dan kamar perasi. in"rmasi tentang HIV/AIDS belum se&ara
maksimal didapat. Dulu sebelum $elas, Semua peralatan medis yang digunakan,
dibakar setelah dipakai leh &lient HIV/ AIDS
'erlu dibentuk 'anitia HIV/AIDS yang bersi"at kmprehensi", yakni dengan semua
disiplin ilmu terlibat didalamnya. S%? dan layanan penun$ang yang masuk didalam
panitia HIV/AIDS antara lain kulit, bedah, syara", kebidanan dan kandungan, anak,
patlgi klinik, radilgi, kamar $ena<ah, bidang keperawatan, "armasi, dan lain!lain.. #ebi$akan pengellaan dan perawatan &lient HIV/AIDS harus dissialisasikan
yaitu &lient HIV/AIDS bleh dirawat di ruangan mana sa$a. Diagnsis &lient hanya
menggunakan kde agar ter$aga &n;dentialnya
Semua StaF RS tidak diperkenankan memberikan in"rmasi dalam bentuk apapun
8tertulis G/ lisan9 mengenai diagnsis pasien HIV/AIDS kepada pihak manapun,
ke&uali dkter yang berwenang/dkter yang merawat untuk alasan yang $elas,
setelah ada permintaan yang resmi sesuai prsedur. 'ihak mana$emen RS
membuat prtap alur pasien yang disusun dalam buku panduan tersendiri sehingga
memudahkan petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan. Harus Sudah ada
pegangan untuk intruksi ker$a bagi penanggung $awab panitia se&ara umum,penanggung $awab medik atau klinik, perawat, &ase manager, knselr dan
sebagainya.
'en&atatan dan 'elapran #asus 'en&atatan dan pelapran kasus diambil dari
pen&atatan kun$ungan &lient di #linik :&t dan dari pen&atatan &lient HIV yang akses
7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid
http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 5/7
antiretr:iral. . 'en&atatan &lient HIV/AIDS akses ARV di RS terdiri dari dua register.
Register pertama adalah register pra!AR( dan yang kedua adalah register AR(.
Register pra!AR( adalah register yang di&atat atau yang dimulai penulisannya
begitu seserang terdiagnsis HIV dan membuat per$an$ian akan akses
antiretr:iral di RS. Begitu &lient terdiagnsis HIV psiti", dilakukan pela&akan
syarat!syarat untuk terapi antiretr:iral, misalnya apakah se&ara klinis H2 atau $umlah 7D1 sudah memenuhi syarat untuk dilakukan terapi. 3ika &lient menyatakan
akan akses antiretr:iral di RS baru &lient tersebut dimasukkan di dalam register
pra!AR(. 3ika tidak maka tidak akan dimasukkan ke dalam register. Register AR(
harus diisi untuk semua pasien yang memulai AR(, pada semua kun$ungan "llw!
up bulanan se$ak tanggal mulai pengbatan sampai akhir "llw!up dengan AR(.
'elapran AR( di RS untuk &lient HIV/AIDS dilakukan setiap bulan. %nitring
pelapran AR( dilakukan mulai tiga bulan pertama, enam bulan pertama, ) bulan
pertama dan seterusnya. 'elapran AR( diidenti;kasi dari dua sumber yaitu dari
register di #linik :&t dan register di "armasi, kemudian data dikumpulkan dan dibuat
buku bantu. Data yang sudah di buku bantu kemudian dimasukkan dalam "rm
lapran bulanan yang sudah dibakukan dari Departemen #esehatan..
#apasitas Sumberdaya %anusia dalam %emberikan 'elayanan HIV/AIDS
Sumberdaya manusia merupakan salah satu kmpnen yang paling penting untuk
mendukung dan memberikan pelayanan HIV/AIDS yang berkesinambungan.
'engetahuan dan sikap sumberdaya manusia dalam hal ini adalah petugas
kesehatan akan mempengaruhi kee"ekti"an penyediaan pelayanan HIV/AIDS .
'enge"ekti"an penyediaan pelayanan HIV/AIDS petugas kesehatan di RS harus
dissialisasikan.
Distribusi Sumber Daya %anusia di RS yang %emberikan 'elayanan HIV/AIDS
Sumber Daya %anusia
Dkter Spesialis
Dkter @mum
Dkter 4igi
#nselr
7ase %anager
?armasi
Ahli 4i<i
7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid
http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 6/7
'etugas kesehatan yang memberikan pelayanan HIV/AIDS di RS harus sudah
mempunyai ketrampilan klinik dengan mengikuti training yang diselenggarakan
leh Depkes ataupun leh lembaga yang knsen dengan HIV/AIDS sehingga
pelayanan kepada &lient HIV/AIDS dapat septimal mungkin diberikan. (enaga
kesehatan yang terlibat dalam pelayanan HIV/AIDS harus mendapatkan pelatihan
yang lebih spesi;k dan se&ara khusus. 'elayanan HIV/AIDS membutuhkan tenagakesehatan yang berdedikasi dan mempunyai ketrampilan yang lebih. dengan unit!
unit pelayanan diluar RS, ker$asama dengan lembaga swadaya masyarakat,
pendukungan 2DHA dan Dinas #esehatan kta bekasi. 'er$an$ian ker$asama atau
%2@ seharusnya dibuat untuk memudahkan pihak rumahsakit dan penyedia $asa
lainnya membagi deskripsi peker$aan atau pembagian uraian tugas yang $elas
sehingga pelayanan bagi &lient HIV/AIDS yang menyeluruh dan berkesinambungan
dapat terwu$ud. Hal ini sudah sesuai dengan pelayanan HIV/AIDS yang menyeluruh
dan berkesinambungan dimana rumahsakit sebagai penyedia pelayanan klinik.
'embahasan HIV/AIDS merupakan tantangan utama dalam sistem pelayanan
kesehatan. Rumahsakit selalu memulai dari pengbatan, tetapi untuk
menyelenggarakan pelayanan HIV/AIDS yang berkesinambungan dan menyeluruh
rumahsakit harus menggabungkan antara pre:enti:e dan &urati:e. 'en&egahan
harus di$adikan sen$ata utama untuk melawan HIV, kesehatan sedang men&ba
untuk berubah bentuk se&ara &epat, antara teknis dan lingkungan kelembagaan.
(ekanan dinaikkan atau ditingkatkan untuk mendapatkan mutu dan e;siensi yang
lebih besar dalam kaitannya dengan nilai yang menyebabkan rganisasi pelayanan
kesehatan dapat merubah struktur rganisasi men$adi lebih mapan. Bila suatu
rganisasi mampu melakukan in:asi terhadap perubahan!perubahan baik
menyangkut kebi$akan mana$emen, struktur, staF, sumber daya manusia, dan
prgram ker$a, maka rganisasi tersebut sudah men$adi berkualitas dan
pr"essinal. RS harus mulai melakukan in:asi terhadap perubahanperubahanmenyangkut kebi$akan mana$emen dalam memberikan pelayanan HIV/AIDS dengan
mengeluarkan kebi$akan tentang pengellaan dan perawatan &lient HIV/AIDS RS
dan kebi$akan tentang #ewaspadaan @ni:ersal , untuk melindungi tenaga kesehatan
dari resik terpa$an in"eksi HIV. (enaga kesehatan yang memberikan pelayanan
HIV/AIDS diberikan training tersendiri agar penyelenggaraan pelayanan dapat
ber$alan lebih ptimal. ?ungsi mana$erial ada empat yaitu "ungsi peren&anaan,
"ungsi pengrganisasian, "ungsi aktuasi, dan "ungsi mnitring dan e:aluasi.
Sebagai rganisasi rumahsakit harus melaksanakan "ungsi mana$erial. tetapi belum
se&ara ptimal dilakukan. p. #linik :&t harus berdiri sendiri sebagai unit rganisasi.
Sebagai unit rganisasi tersendiri, #linik :&t memerlukan manager sebagaipenanggung$awab sehingga "ungsi!"ungsi mana$erial dapat ber$alan.
'en&atatan dan pelapran kasus di RS harus ada kesesuaian data, harus dirin&i
antara kasus baru dan lama sehingga $umlah kasus yang di&atat pada rekam medis
harus sama dengan $umlah yang ada di #linik :&t dan yang ada di bangsal. 'etugas
7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid
http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 7/7
kesehatan harus mengikuti training yang diselenggarakan leh Depkes tentang
penyediaan pelayanan HIV/AIDS se&ara berkala. Harus didapatkan kebutuhan
perawatan pasien se&ara langsung pada sarana kesehatan, mana$emen dan
mnitring suplai bat, dan data yang disimpulkan dan dilaprkan untuk memenuhi
kebutuhan mana$emen prgram perawatan HIV/AIDS dan AR(.
Brainware 8sumber daya manusia9 %engirim petugas kesehatan mengikuti
pelatihan se&ara berkala, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan klinik
petugas kesehatan dalam menyediakan pelayanan bagi pasien HIV/AIDS.