pelayanan gizi institusi asrama

16
PELAYANAN GIZI INSTITUSI ASRAMA Makalah  Sebagai tugas mata kuliah  Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi Dasar Kelompok 3 AHDIYATUL FAUZA ALFI KHAIRI MILA FEBRIANTI NIKE OKTANIA NURFITRIA YULANTRI REZKI SANDRA RISYA AHRIYASNA TIARA AFDELITA KELAS II B DOSEN PEMBIMBING Isa!ell" Mo#$%as& SKM' M'Kes PROGRAM DIII (URUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN PADANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI )*+3

Upload: liri-sisca-wulandari

Post on 15-Oct-2015

944 views

Category:

Documents


188 download

TRANSCRIPT

PELAYANAN GIZI INSTITUSI ASRAMAMakalah

Sebagai tugas mata kuliah

Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi Dasar

Kelompok 3AHDIYATUL FAUZAALFI KHAIRI

MILA FEBRIANTI

NIKE OKTANIANURFITRIA YULANTRI

REZKI SANDRA

RISYA AHRIYASNA

TIARA AFDELITA

KELAS II B

DOSEN PEMBIMBING

Iswanelly Mourbas, SKM. M.KesPROGRAM DIII JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2013KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan pada Allah Yang Mahakuasa. Karena izin-Nya tugas perkulihan tentang Pelayanan Gizi Institusi Asrama ini dapat diselesaikan. Penulisan tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi Dasar.Pada penulisan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Meskipun mempunyai kelemahan, penulis berharap tugas ini bermanfaat bagi pembaca sebagai salah satu sumber informasi yang dapat menambah pengetahuan tentang MSPM.

Padang, Februari 2013

Penulis

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui gerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Gerakan tersebut merupakan salah satu strategi dalam mewujudkan visi Indonesia 2010 (Departemen Kesehatan RI 2003). Pola pembangunan kesehatan nasional telah bergeser dari paradigma lama (paradigma sakit yang menekankan upaya kuratif dan rehabilitatif) beralih ke paradigma baru (paradigma sehat yang menekankan upaya protektif dan preventif). Hal ini dilaksanakan guna mewujudkan visi Indonesia sehat 2010 yang mencita-citakan manusia Indonesia yang ideal sehat secara fisik dan mental (Depkes RI 2003).

Makanan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia dan sangat berpengaruh dalam perilaku sehari-hari. Manusia pada hakekatnya telah mengenal akan arti dan guna makanan secara harfiah, tetapi pada dasarnya manusia belum meyadari sepenuhnya kepentingan makanan dalam menyusun pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Karena itu dalam penyelenggaraan penyediaan makanan, kebutuhan masyarakat akan makanan perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makan dan sosial budaya klien, sehingga makanan perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makanan yang disajikan dapat diterima klien (Mukrie et al 1990).

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin menyadari akan pentingnya kualitas makanan bagi peningkatan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan pangan telah memberikan peluang bisnis dalam berbagai bidang seperti kesehatan, usaha jasa boga, industri pangan dan lain sebagainya. B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut.1. Bagaimana karakteristik penyelenggaraan makanan asrama?

2. Bagaimana ciri-ciri penyelenggaraan makanan asrama?

3. Bagaimana kelemahan penyelenggaraan makanan asrama?

4. Bagaimana keuntungan penyelenggaraan makanan asrama?

5. Bagaimana tipe penyelenggaraan makanan asrama?

6. Bagaimana sifat penyelenggaraan makanan asrama?

7. Bagaimana sistem pelayanan penyelenggaraan makanan asrama?

C. Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan karakteristik penyelenggaraan makanan asrama

2. Mendeskripsikan ciri-ciri penyelenggaraan makanan asrama

3. Mendeskripsikan kelemahan penyelenggaraan makanan asrama

4. Mendeskripsikan keuntungan penyelenggaraan makanan asrama

5. Mendeskripsikan tipe penyelenggaraan makanan asrama

6. Mendeskripsikan sifat penyelenggaraan makanan asrama

7. Mendeskripsikan sistem pelayanan penyelenggaraan makanan asrama

D. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan ini dapat ditujukan kepada berbagai pihak berikut.1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

2. Bagi pembaca mahasiswa, untuk memberikan informasi tentang pengaruh obat diet terhadap kesehatan dan dijadikan tambahan pengetahuan

3. Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi tentang penyelenggaran makanan asramaBAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASANA. TINJAUAN PUSTAKA

Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya menyelenggarakan, mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat . (Ali, 1990:403). Jika dikaitkan dengan makanan, maka penyelenggaraan makanan pada hakikatnya merupakan kegiatan mengurus dan mengusahakan masalah makanan, atau proses pengolahan makanan pada satu jenis kegiatan tertentu.

Menurut Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses menyediakan makanan dalam jumlah besar dengan alas an tertentu. Sedangkan Depkes (2003) menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat (Rahmawati, 2011).

Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan makanan merupakan suatu keharusan , baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan luar. Penyelenggaraan makanan di luar lingkungan keluarga diperlukan oleh sekelompok konsumen karena berbagai hal tidak dapat makan bersama keluarganya di rumah. Mereka itu dapat terdiri dari karyawan pabrik atau perusahaan, pekerjaan perkebunan, para prajurit, orang sakti, penghuni asrama atau panti asuhan , narapidana dan sebagainya. Mereka ini memerlukan pelayanan makanan di luar rumah yang diselenggarakan khusus untuk mereka. Penyelenggaraan makanan bagi sekelompok konsumen yang bukan merupakan satu keluarga, tetapi merupakan satu kesatuan dikenal dengan istilah penyelenggaraan makanan kelompok. Kelompok konsumen yang memerlukan pelayanan makanan di luar lingkungan keluarga biasanya memperlihatkan ciri-ciri berikut :

a. Umumnya mereka berada jauh dari lingkungan kerja keluarga.b. Mereka tidak bebas meninggalkan tempat mereka berada sehingga makanan harus disediakan secara khusus untuk mereka.c. Mereka merupakan satu kesatuan karena berbagai hal, seperti orang di rumah sakit narapidana, pengungsi, kelompok prajurit yang sedang bertugas atau tinggal di asrama, dan para pekerja di suatu pabrik.d. Tidak ada batasan yang pasti mengenai jumlah orang yang diberi makanan yang dapat disebut sebagai makanan kelompok. Namun orang sakit di rumah sakit yang mempunyai 30 tempat tidur sudah dapat disebut kelompok yang memerlukan pelayanan makanan.Penyelenggaraan makanan kelompok dapat dibedakan menurut : waktu penyelenggaraan

sifat penyelenggaraan

tempat penyelenggaraan.

Penyelenggaraan makanan kelompok sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Dalam pembuatan bangunan seperti kuil, candi, piramid atau benteng untuk melindungi negara dari serangan musuh, sebagaimana halnya dengan Tembok Besar di Cina yang mempekerjakan puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan orang, penyelenggaraan makanan bagi kelompok pekerja bangunan ini sudah dilakukan di zaman itu. Demikian halnya pada waktu penyelenggaraan berbagai upacara agama dan upacara adat, kegiatan penyelenggaraan makanan kelompok merupakan kegiatan yang tidak di anggap remeh. Di Indonesia pada berbagi kegiatan upacara seperti itu penyajian makanan merupakan suatu kegiatan pokok, baik sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Maha Pencipta maupun sebagai ungkapan rasa hormat terhadap para tamu yang hadir. Akan tetapi, penyelenggaraan makanan kelompok yang dilakukan pada masa itu belum di kelola secara profesional dan jauh dari tujuan komersial. Penyelenggaraan pelayanan makanan kelompok masih bersifat keramah tamahan (bospitality).

Penyelenggaraan makanan kelompok secara lebih profesional baru dimulai pada pertengahan abad ke -17 bersamaan dengan awal revolusi Industri Eropa. Pada masa itu dirasakan perlu adanya usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja di berbagai industri. Pemberian makanan yang memenuhi syarat terbukti dapat meningkatkan produktivitas kerja para pekerja pabrik. Robert Owen adalah salah seorang tokoh industri di Eropa yang mempelopori penyelenggaraan makanan bagi para pekerja industri yang di kelola secara efektif dan efisien. Inilah awal dari penyelenggaraan makanan industri (inflant food service). Karena berjasa mengembangkan usaha penyelenggaraan makanan bagi para pekerja di berbagi pusat industri, maka Robert Owen dianggap sebagai pelopor penyelenggaraan makanan institusi terutama di pabrik-pabrik. Upaya nya itu kemudian menyebar bukan saja di daratan Eropa tetapi sampai juga di Amerika Serikat. Penyelenggaraan makanan institusi mulai dikembangkan di berbagai industri tekstil, bank dan sebagainya.

Penyelenggaraan makanan yang didasarkan atas kebutuhan karyawan akan zat gizi agar memperoleh tingkat kesehatan yang optimal yang memungkinkan tercapainya produktivitas kerja maksimal baru dilaksanakan pada awal abad ke -20. Secara kumulatif berbagai faktor telah mendorong perkembagan penyelenggaraan makanan komersial, antara lain sebagi berikut :

Timbulnya kesadaran dan keyakinan para pengusaha industri bahwa pelayanan makanan di institusi tempat karyawan bekerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dengan berkembangnya berbagai jenis industri dan perusahaan yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah besar menjadikan usaha penyelenggaraan makanan komersial menjadi lebih berkembang.

Berbagai kemajuan sebagai hasil pembangunan telah membuka kesempatan bagi para wanita untuk memperoleh pekerjaan di luar rumah. Terbatasnya waktu mereka di rumah tidak memungkinkan mereka untuk menyipkan makanan di rumah.

Lokasi tempat bekerja yang jauh dari tempat pemukiman dan berbagai hambatan transportasi tidak memungkinkan para karyawan pulang kerumah mereka untuk makan. Jasa pelayanan makanan komersial merupakan satu-satunya pilihan untuk mengatasi maslah itu.

Pada masa lalu apabila sekarang ingin mengadakan perheletan, penyelenggaraan makanan dilakukan secara bergotong-royong.

Berbeda dengan penyelenggaraan makanan komersial, penyelenggaraan makanan institusi non komersial berkembang sangat lambat. Seperti telah dikemukakan terdahulu, berbagi keterbatasan dalam penyelenggaraan makanan institusi non komersial merupakan penghambat bagi berkembangnya pelayanan yang tidak terlatih, dan biaya yang terbatas menyebabkan penyelenggaraan makanan institusi non komersial tidak mengalami kemajuan. Selain pengelolaan juga banyak peralatan yang digunakan dalam penyelenggaraan makanan institusi non komersial itu belum berubah. Hal ini yang menyebabkan penyelenggaraan makanan di berbagai institusi selau terkesan kurang baik, seperti panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, bahkan di asrama-asrama pelajar.

B. PEMBAHASAN1. Karakteristik Penyelenggaraan Makanan Asrama

Karakteristiknya adalah sebagai berikut :

a. Standar makanan yang disediakan diperhitungkan sesuai dengan beban kerja dan lama pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja. Dengan waktu kerja sekitar 8 jam, anggota asrama memerlukan energi makanan yang mengandung sepertiga atau lebih makanan dari kebutuhan makanan sehari. Untuk variasi pekerja berat dan sedang yang membutuhkan sebanyak 2800 kalori dan 2500 kalori sehari.

b. Frekuensi makanan berkisar 1-6 kali yaitu 1-3 kali makanan lengkap dan selebihnya makanan atau minuman selingan.

c. Waktu makan pada umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan siang atau makan sore, kadang-kadang makan pagi dan makan malam. Semua makanan diberikan di ruang makan lengkap dengan minuman.

d. Saat pabrik atau asrama tidak menyediakan makanan atau tidak berproduksi, yaitu pada hari libur, maka pemberian makanan ditiadakan/diganti bahan lain.

e. Diperlukan tenaga khusus yang mengelola makanan serta melayani makanan di ruang makan. f. Jumlah yang harus dilayani harusnya tetap, atau sedikit sekali perubahan. Penyediaan untuk tamu dilakukan tersendiri atau terpisah.

g. Macam hidangan sederhana tidak banyak variasi dan disajikan menurut kemampuan perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan klien.

h. Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan paling banyak dilakukan adalah menggunakan tiket makanan yang bertanggal. Makanan tidak dapat digantikan dengan uang. Pengelola pelayanan gizi lembaga industri ini sudah banyak dilakukan di Indonesia terutama untuk perusahaan besar yang mempekerjakan lebih dari 500 buruh dan cukup baik pengelolaannya.

2. Ciri-ciri Penyelenggaraan Makanan Asrama

Pelayanan Gizi Institusi Asrama memiliki tujuan untuk mencapai status gizi dan kesehatan yang baik bagi penghuni. Adapun ciri-ciri penyelenggaraan makanan asrama yaitu a. pengelolanya pemerintah/peranserta masyarakat.b. standar gizinya sesuai kebutuhan penghuni asrama. c. melayani berbagai kelompok usia untuk memenuhi kebutuhan gizi masing-masing kelompok.d. dapat bersifat komersial, memperhitungkan laba rugi Institusi, bila dipandang perlu dan terletak diperdagangan/kota.e. frekuensi makan 2-3 kali sehari dengan atau tanpa makanan selingan.f. jumlah konsumen tetap.g. jenis pelayanan mengikuti peraturan asrama.h. kuntinuitas pelaksanaan merupakan faktor penting Khusus untuk asrama atlit, angkatan bersenjata, dimana kegiatan mereka dikategorikan sebagai pekerja berat, sedang ataupun sangat berat, maka dibutuhkan pengaturan menu yang tepat agar dapat diciptakan makanan dalam volume kecil tetapi memenuhi kebutuhan gizi mereka contohnya ABRI total energi yang dibutuhkan yaitu 4000-4500 Kal, pembagian kebutuhannya yaitu makan pagi 1750 Kal, makan siang 2500 Kal dan makan malam 1750 Kal.3. Kelemahan Penyelenggaraan Makanan Asrama

Makanan adalah keperluan bagi semua makhluk hidup di dunia. Makanan dapat menyediakan nutrien-nutrien penting untuk keperluan perkembangan dan pertumbuhan. Penting sekali mengkonsumsi makanan yang bersih dan bergizi bagi menjamin kesehatan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan makanan di asrama yang dapat menjadi kelemahan PGI di asrama yaitu sebagai berikut.a. Sanitasi Makanan

Sanitasi makanan merupakan awal kebersihan dan keselamatan dengan mengamalkan prinsip kebersihan semasa penyediaan dan penyimpanan makanan supaya pencemaran makanan tidak berlaku (Fatimah, 2002). Menurut Rosmina (1994), hal-hal yang perlu diutamakan untuk memastikan makanan itu bersih ialah dengan menjaga kebersihan bahan mentah, pengendalian makanan yang bersih, kebersihan pengendali makanan, keperluan kesihatan asas yang mencukupi, pengurusan dan penyelenggaraan premis makanan yang sempurna dan penyediaan makanan yang betul.

b. Kebersihan Diri Pengendali Makanan

Pengendali makanan di asrama adalah individu terlibat dalam penyediaan makanan. Pengendali makanan juga bertanggungjawab menentukan makanan yang disediakan, pengendali makanan juga perlu diakui kebersihannya oleh dinas kesehatan dan mempunyai sertifikat resmi. c. Kebersihan Peralatan Kebersihan peralatan perlu di titik beratkan dari segi pembersihan dan penjagaannya. Jika hal ini diabaikan maka menjadi tempat pemkembangbiakan dan penyebaran bakteria. Menurut Jamal (1998), peralatan dapur perlu dibersihkan dengan bahan pencuci yang sesuai dan perlu disimpan di tempat yang sesuai supaya tidak di cemari apabila digunakan.d. Kebersihan Makanan

Menurut Rosmina (1994), kebersihan dalam penyediaan dan penyimpanan makanan sangat penting.

e. Kebersihan Tempat Menyediakan Dan Menghidang Makanan

Kebersihan dapur perlu dijaga baik sebelum dan setelah menyediakan makanan. Sisa-sisa makanan yang jatuh di lantai dan di permukaan lantai dapat menjadi tempat pertumbuhan bakteria dan menarik perhatian hewan perusak dan serangga (Betty dalam Rozita Jais, 2000). f. Butuh waktu yang lama dalam menyediakan makanan

g. Butuh biaya yang tinggi

h. Butuh karyawan yang banyak

i. Adanya kemungkinan makanan terkontaminasi karena sulit menjaga kebersihan sehingga akan mudah terjadi keracunan j. Kualitas bahan makanan kurang baik

k. Cita rasa kurang diperhatikan

l. Makanan kurang bervariasi

m. Porsi tidak sesuai, setiap karyawan mungkin memiliki porsi makan yang berbeda dan kebutuhan gizi yang berbeda.

Masalah yang timbul Dalam Penyelenggaran Makanan Asrama1.Makanan kurang sesuai dengan selera anggota asrama, sehingga mereka lebih suka mencari makanan diluar.2. Jika terjadi kesalahan dalam pengolahan atau terjadi keracunan akan menimbulkan kerugian dan bahaya yang besar, karena makanan diperuntukkan untuk semua anggota asrama.

3.Perencanaan yang kurang baik akan menyebabkan tidak maksimalnya penyelenggaraan makanan dalam asrama tersebut.

4.Tenaga pelaksana yang kurang professional akan menghasilkan makanan yang tidak sesuai harapan.4. Keuntungan Penyelenggaraan Makanan AsramaKeuntungan dari penyelenggaraan makanan asrama antara lain:a. peningkatan kesejahteraan anggota asrama, dengan makanan yang bergizi sehingga lebih sehat.b. penyediaan lapangan pekerjaan, dengan adanya penyelenggaraan makanan dalam suatu asrama sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi ahli gizi dan tukang masak.

c. lebih efektif bagi asrama, dengan disediakannya makanan dalam asrama, anggota asrama tidak perlu lagi keluar mencari makanan, sehingga lebih menghemat waktu.

5. Tipe Penyelenggaraan Makanan AsramaBerdasarkan Penggunaan Bahan Makanan, tipe penyelenggaraan makanan Asrama yaitu :a. Konvensional

Konvensional : semua dari bahan mentah dari pasar. Semi konvensional : digunakan juga makanan dibeli dalam bentuk sudah jadi (kue, roti dll).b. Makanan Terpusat (Commissary Food Service)

produksi secara massal di dapur pusat dengan peralatan otomatis dan peralatan canggih. kemudian didistribusikan ke beberapa penyelenggara makanan institusi keadaan makanan : panas, dingin atau beku.c. Dengan Bahan Siap Masak (Ready Prepared)

makanan dimasak dan didinginkan atau dibekukan beberapa saat atau hari sebelum disajikan. menghindari puncak kesibukan memasak. dapat disajikan sesuai jadwal. butuh freezer dan pendingin besar. butuh oven microwave untuk memanaskan.d. Dengan Makanan Olahan Siap Dipanaskan (Assembly Serve System)

dibeli dlm bentuk makanan beku dari industri makanan disimpan - dipanaskan dan siap disajikan butuh freezer dan tempat penyimpanan dingin

6. Sifat Penyelenggaraan Makanan Asrama

Sifat penyelenggaraan makanan di asrama adalah Non Komersial karena diselenggarakan sendiri oleh asrama sebagai pelayanan untuk melengkapi aktifitas mencapai tujuan asrama mungkin dapat atau tidak mencari keuntungan, setidaknya impas.Penyelenggaraan makanan asrama dapat bersifat komersial jika memperhitungkan laba rugi Institusi, bila dipandang perlu dan terletak diperdagangan/kota.7. Sistem Pelayanan Penyelenggaraan Makanan Asrama

Sistem pelayanan/distribusi penyelenggaraan makanan asrama yaitu prasmanan (dengan kupon makan)

catu (oleh pelayan)

rantang/bungkus/boks

kafetaria

dll

Contoh penyelenggaraan makanan asrama di Asrama Haji

Kegiatan Di Asrama Haji:

Penghuni menyerahkan SPMA (Surat Panggilan Masuk Asrama)

Menerima Kartu Konsumsi dan Nomor Kamar

Barang bawaan diperiksa beacukai

Memisahkan barang untuk keperluan di pesawat

Masuk asrama

Mencari kamar sesuai Nomor masing-masing

Makan dgn menukar Nomor pada kartu konsumsi

Belanja dalam kompleks

Pemerikasaan ulang kesehatan

Pembagian Dokumen PPH

Pembagian uang bekal (33 hari,+ rls 1500) & gelang ident

Pengumuman dan praktik manasik (terakhir)

Karakteristik Penghuni Asrama Haji

memiliki niat ibadah

sebagian besar manula mempunyai penyakit degeneratif

memerlukan recovery dengan persiapan kerja keras

dari berbagai latarbelakang budaya/kebiasaan

Masalah di Asrama Haji:

a. Keracunan Makanan: makanan terlalu lama disiapkan oleh pihak katering. Misal: lebih dari 300 calon haji dari kloter 44 dan 45 embarkasi Jakarta pada tanggal 16/10/2005 mengalami diareb. Makanan kadang tidak sesuai preferensi penghuni terutama selera fanatik daerah

Kegiatan MPGI di Asrama Haji Donohudan

1. Bekerja sama dengan pihak ketiga: katering

2. Mulai tahun 2005 makanan yang disajikan bagi jemaah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing3. Bagi jemaah berisiko tinggi akan disediakan makanan khusus oleh pihak katering sesuai anjuran dokter

4. Untuk menjaga keamanan makanan, sebelum disajikan terlebih dahulu sampel makanan diperiksa di lab (satu jam sebelum disajikan)

Petunjuk Makanan Sehat Penghuni Asrama Haji

1. Sumber makanan yang beraneka ragam

2. Diperbanyak sayur dan buah-buahan

3. Dikurangi makanan yang tinggi lemak

4. Diperbanyak makanan yang mengandung tepung (biskuit dan roti) dan membatasi makanan manis yang mengandung gula alami

Petunjuk Penyediaan Makan bagi Penghuni Asrama Penderita Kencing Manis

a. Disediakan makanan dengan jumlah cukup, teratur dan beragamb. Kalori disesuaikan dengan berat penyakit

c. Hindari makanan berupa gula pasir/merah, sirup, jeli, buah-buahan yang awetkan dengan susu kental manis, es krim, kue manis, dodol, cake dan dendeng manis

Petunjuk Penyediaan Makan bagi Penghuni Asrama Penderita Jantung Koroner

a. Disediakan makanan yang beragam dlm jml dan mutu sesuai kebutuhanb. Hindarkan makanan yang berlemak dan gurihc. Hindarkan kue yang terlalu manis, sayuran yang mengandung banyak serat (kangkung) dan banyak gas (kol), cabe dan bumbu lain yang merangsangd. Hindari minuman yang bersoda, kopi/the kental dan yang mengandung alcohole. Batasi makanan yang mengandung garam

Petunjuk Penyediaan Makan bagi Penghuni Asrama Penderita Tekanan Darah Tinggi

a. Sediakan makanan yang beragam, bila obes kurangi makanan yg berkarbohidrat (nasi dll)b. Gunakan minyak jagung, wijen, dan minyak biji matahari untuk memasak makananc. Sediakan sayuran dan buah segar yang banyak mengandung vitamin (jeruk, apel,pir)

d. Batasi pemakaian garamBAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

1. Penyelenggaraan makanan di asrama memiliki kelemahan dan keuntungan

2. Sifat Penyelenggaraan makanan di asrama adalah bersifat non komersial dan bisa juga bersifat komersial

DAFTAR PUSTAKAMukrie, Nursiah A. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Gizi Pusat dan Akademi Gizi Depkes Jakarta : Jakarta

Penyelenggaraan Makanan (PDF).2010.Universitas Sumatera Utara