pelayanan gangguan rayon

43
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan, kami melakukan kegiatan observasi serta melaksakan pembelajaran pada proses pembebasan gangguan dan pemeliharaan jaringan. Selain itu kami juga melakukan sedikit pembelajaran mengenai hal – hal non teknik tentang alur permintaan bahan, pasang baru, tambah daya, dan lain sebagainya. 3.1 Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Rayon Kebonagung Sistem distribusi primer PT. PLN (Persero) Rayon Kebonagung menggunakan pola distribusi 20 KV fasa tiga 3 kawat dengan pentanahan netral melalui tahanan tinggi. Sistem Jaringan : a. Tegangan nominal : 20 kV 27

Upload: kikputririz

Post on 06-Nov-2015

271 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Jaringan Distribusi Tenaga listrik

TRANSCRIPT

58

BAB IIIPELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan, kami melakukan kegiatan observasi serta melaksakan pembelajaran pada proses pembebasan gangguan dan pemeliharaan jaringan. Selain itu kami juga melakukan sedikit pembelajaran mengenai hal hal non teknik tentang alur permintaan bahan, pasang baru, tambah daya, dan lain sebagainya.3.1 Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Rayon Kebonagung Sistem distribusi primer PT. PLN (Persero) Rayon Kebonagung menggunakan pola distribusi 20 KV fasa tiga 3 kawat dengan pentanahan netral melalui tahanan tinggi. Sistem Jaringan : a. Tegangan nominal : 20 kV Sistem Pentanahan : Netral Kumparan TM yang dihubungkan secara bintang dari trafo utama ditanahkan melalui tahanan dengan nilai 500 ohm (arus hubung singkat ke tanah maksimum 25 A ) b. Konstruksi jaringan : Pada dasarnya adalah saluran udara yang terdiri dari Saluran Utama ( Main lines ) : Kawat jenis AAAC 150 mm2 fasa tiga 3-kawat untuk saluran cabang: kawat AAAC 70 mm2. Namun untuk jaringan lama yang berdekatan dengan Barongan atau pohon yang pemiliknya tidak mau untuk dirabas maka penghantar A3C akan diselubungi dengan westpex agar tidak mudah terjadi gangguan akibat pohon baik itu short antar fasa atau short tanah. c. Sistem pelayanan : radial dengan kemungkinan saluran utama antara jaringan yang berdekatan dapat saling berhubungan dalam keadaan darurat. Untuk konstruksi distribusi primernya menggunakan formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat fasanya.Sistem Pengaman : a. Pemutus Beban/Tenaga (PMB/PMT) Utama dipasang pada saluran utama di GI sebagai pengaman utama jaringan dan dilengkapi dengan alat pengaman ( Relai ) Relai Penutup Balik (Recloser) untuk memulihkan sistem dari gangguan-gangguan yang bersifat temporer Relai Gangguan Tanah Terarah (DGR = Directional Ground Relay) dipergunakan untuk membebaskan gangguan fasa tanah Relai arus lebih (OCR = Over Current Relays) untuk mengamankan dari gangguan arus lebih karena short antar fasa dan petir. b. Saklar seksi otomatis ( SSO ) Model saklar ini dipergunakan sebagai alat pemutus rangkaian untuk memisah-misahkan saluran utama dalam beberapa seksi agar pada keadaan gangguan permanen atau saat pemeliharaan, luas daerah (jaringan) yang terganggu bisa diminimalisir sekecil mungkin. SSO pada Rayon Kebonagung sementara ini menggunakan LBS yang dioperasikan manual maupun motorized, AVS, PGS, dan Jousline.c. Pengaman Lebur (Fuse) Fuse dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan saluran cabang juga dipasang pada sisi primer (20 kV) trafo distribusi dengan maksud untuk mengamankan jaringan dan peralatan yang berada di sebelah hilirnya.

3.2 Data Teknik PT.PLN(Persero) Rayon Kebonagung PT PLN (Persero) Rayon Kebonagung beralamatkan di Jalan Satsuit Tubun, Kebonagung, Malang dengan jumlah konsumen sampai dengan tahun 2015 sebanyak 90.000 pelanggan. Dalam operasionalnya Rayon ini hanya dipasok dari Gardu Induk Kebonagung dengan total penyulang sebanyak 5 buah antara lain Sitirejo, Janti, Klayatan, Bumiayu, dan Gadang.GANGGUAN PENYULANG RAYON KEBONAGUNG

JANUARI s/d DESEMBER 2014

PenyulangKmsBULANJumlah

JanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDes

Gadang8,245111---------3

Janti21,410--1-------1-2

Klayatan13,940----------1-1

Bumiayu33,611---2------2-4

Sitirejo73,739-----11--1227

Jumlah150,9451122-11--16217

3.3 Pekerjaan P2TL 3.3.1 Mempelajari Pembacaan Data Pelanggan Pembacaan data pelanggan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengetahui data data pelanggan yang diperlukan. Dalam hal ini, pembacaan data pelanggan digunakan untuk memperoleh informasi alamat pelanggan untuk dilakukan pengecekkan oleh petugas. Pelanggan yang dilakukan pengecekkan adalah pelanggan yang telah disurvey berdasarkan pada data pemakaian energi listriknya yang abnormal / melebihi konsumsi energi secara normal dengan berdasarkan pada daya kontraknya. Pembacaan data pelanggan terbesut dilakukan menggunakan suatu website, yaitu simbad. Pembacaan data dilakukan dengan cara melakukan entry data sesuai dengan data pelanggan yang akan dilakukan pembacaan data. Setelah entry data, maka dapat terlihat data pelanggan seperti sebagai berikut.

Gambar 9. Layout Data Pelanggan Hasil PencarianDengan tampilan data tersebut, maka dapat diperoleh informasi data mengenai alamat pelanggan dengan tampilan pada peta yang akan dilakukan pengecekkan oleh petugas akibat konsumsi energi listrik yang abnormal. Namun PLN tidak dapat memastikan bahwa pelanggan tersebut telah melakukan pencurian energi listrik, oleh karena itu petugas perlu untuk melakukan pengecekkan ke lokasi tersebut. Bagian yang menangani kasus seperti ini pada PLN disebut sebagai P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik).3.3.2 Pergantian MCB Proses ini dilakukan setelah diadakan survey ke rumah pelanggan oleh petugas P2TL sesuai survey pemakaian energi pelanggan yang abnormal dengan daya kontraknya (Langkah 3.3.1 ) Langkah - Langkah Pergantian MCB APP akibat pencurian (P2TL) : 1. Petugas melakukan survey pemakain listrik pelanggan yang melebihi pemakaian maksimal sesuai daya kontraknya. 2. Petugas menuju rumah pelanggan dan melakukan pengecekan APP berupa segel, MCB, dan kWH. Dan didapat bahwa segel MCB telah putus dan MCB sudah diganti oleh pelanggan.

Gambar 10. APP Pelanggan3. Petugas melakukan sosialiasasi kepada pelanggan yang curang tanpa memberikan denda karena hubungan kemanusiaan. 4. Melepas box MCB. 5. Melepas kabel in dan out MCB.

Gambar 11. Melepas kabel in dan out MCB.6. Melepas MCB lama. 7. Memasang MCB baru sesuai daya kontrak semula. 8. Menyalakan MCB baru dan melihat apakah sistem sudah normal dengan tes uji beban. 9. Memasang Box MCB. 10. Melakukan penyegelan Box MCB.

Gambar 12. Penyegelan Box MCB

Gambar 13. Segel Box MCB Rayon Kebonagung11. Mengisi Surat Merah untuk permintaan MCB baru yang sudah dipasang untuk diberikan ke Operator.

3.4 Pekerjaan Pelayanan Gangguan Operasi gangguan merupakan operasi pelayanan oleh pihak PLN terhadap para pelanggan khususnya pelanggan yang mengalami gangguan listrik. Operasi gangguan ini dijalankan berdasarkan laporan gangguan yang disampaikan pelanggan kepada pihak PLN melalui call center 123, melapor ke Kantor PLN Rayon Kebonagung, maupun menghubungi langsung petugas yantek yang dikenal. Operator akan menghubungi petugas gangguan yang berkeliling melalui radio dan sms. Operasi gangguan dilakukan setiap hari dan 24 jam dengan melakukan perjalanan berkeliling dengan mengawasi jaringan pada area rayon tersebut menggunakan mobil gangguan. Dalam hal ini, operasi gangguan dibagi menjadi 2 grup yaitu kba 10 dan kba 12. Untuk komunikasi dalam operasi gangguan tersebut menggunakan radio komunikasi.3.4.1 Penormalan Sistem Pelanggan Akibat Andongan Terlalu TurunPada tanggal 10 Februari 2015, petugas mendapat laporan gangguan dari Pabrik Beton di desa Pandanlandung. Petugas melakukan pengecekan dan didapat bahwa ketiga ketiga andongan tiang TM dipabrik tersebut terlalu turun.

Gambar 14. andongan dengan titik tumpu yang sama.Lengkung kawat yang berbentuk U atau yang diberi nama D disebut berat kawat, penghantar yang disebut sebagai andongan.Penghantar yang andongannya terlalu panjang sangat berbahaya terhadap putusnya penghantar karena jika ada angin besar penghantar bisa bergerak dan dilain itu berat penghantar terlalu fokus pada tengah andongan. Andongan penghantar bertambah bisa terjadi karena penghantar memuai dan tiang sedikit miring.Langkah-langkah Pernormalan Sistem Pelanggan ( Andongan turun) :1. Karena pekerjaan dilakukan dalam keadaan bertegangan sebelumnya, maka dimintalah bantuan pada tim PDKB dari Area untuk melepas sambungan ke pabrik tersebut ketika sedang melakukan penormalan sistem pelanggan.

Gambar 15. Mobil PDKB Area Malang2. Tim PDKB melepas sambungan yang ke pabrik menggunakan stick

Gambar 16. Pelepasan Sambungan Pabrik pada tiang TM3. Petugas menggunakan APD berupa sabuk dan helm. 4. Petugas mendirikan tangga dan naik ke atas tiang. 5. Mematikan MCCB utama LV panel trafo.

Gambar 17. MCCB utama LV Panel Posisi OFF6. Melepas deksel FCO dengan stick.

Gambar 18. Stick 20 kV7. Petugas lain menaikkan trackforce dengan tampar yang sudah dipasang diatas tiang. 8. Ujung trackforce dikaitkan pada hang isolator. 9. Kabel diikatkan ke ujung penarik track force. 10. Trackforce diengkol sehingga kabel akan tertarik dan andongan akan naik kembali. 11. Dirasa andongan sudah cukup maka dead clamp strain isolator diregangkan. 12. Sisa penghantar ditarik dari dead clamp kemudian ditata dengan ditekuk-tekuk.13. Dead clamp dirapatkan kembali. 14. Proses ini dilakukan untuk tiap kabel fasa.

Gambar 19. Petugas Memerbaiki Andongan Pelanggan Pabrik3.4.2 Pergantian MCB (Rusak) APP merupakan Alat Pembatas dan Pengukur. Pengukur disini merupakan simbol dari kWH meter yang digunakan untuk mengukur besarnya energi listrik yang telah dikonsumsi pelanggan. Sedangkan Pembatas digunakan Untuk membatasi daya yang dipakai pelanggan agar sesuai dengan daya kontraknya digunakan MCB. Untuk pembatas arus sampai dengan 100 A dipakai pemutus mini (MCB) sedangkan untuk pembatas arus diatas 100 A dipakai pelebur tegangan rendah pemutus cetak ( MCCB =Mould Cast Circuit Breaker) atau pemutus tanpa pelebur (NFB= No Fuse Breaker) yang dapat distel untuk memenuhi karakteristik pembatas. MCB ini bisa mengalami kerusakan karena sering trip atau karena umur.Langkah - Langkah Pergantian MCB APP akibat rusak : 1. Petugas mendapat laporan gangguan dari pelanggan. 2. Petugas menuju rumah pelanggan dan melakukan pengecekan ada - tidaknya tegangan pada out MCB APP saat MCB posisi ON dengan menggunakan alat tesmit. Didapat bahwa MCB rusak.

Gambar 20. Tesmit3. Memutus segel box MCB. 4. Melepas box MCB. 5. Melepas kabel in dan out MCB. 6. Melepas MCB lama. 7. Memasang MCB baru dengan rating sama dengan MCB lama. 8. Memasang kabel out pada MCB. 9. Memasang kabel In pada MCB. 10. Menyalakan MCB baru dan melihat apakah sistem sudah normal dengan tes uji beban. 11. Memasang Box MCB. 12. Mengisi Surat Merah untuk permintaan MCB baru yang sudah dipasang untuk diberikan ke Operator.

3.4.3 Gangguan pada LPB (Listrik Pra Bayar) LPB (Listrik Pra Bayar) merupakan kWh meter digital yang digunakan sebagai alat pengukur dan pembatas yang mulai beredar di kalangan masyarakat saat ini. LPB ini menggunakan sistem pembayaran pra bayar dengan menggunakan token. Token tersebut berisi kode-kode numerik, dimana kode tersebut merupakan kode yang berisi beberapa kapasitas energi listrik (kWh).

Gambar 21. LPBLPB tersebut juga terdapat kemungkinan mengalami gangguan (error) sehingga penggunaan energi listrik dapat terganggu.

Gambar 22. LPB ErrorUntuk gangguan / error yang terjadi seperti gambar diatas, hal tersebut dapat diperbaiki/dinormalkan kembali dengan cara melakukan input temper. Temper merupakan kode numerik yang biasanya berjumlah 20 digit. Temper tersebut didapatkan dari APD Surabaya dengan melakukan laporan error pada LPB sesuai dengan nomor register LPB.Setelah kode temper dimasukkan, kemudian dilakukan input kode token dan LPB akan berjalan normal kembali.

3.4.4 Deksel mengalami kerusakkan (terbakar) Deksel adalah bagian dari cut out yang berfungsi sebagai tempat fuse link. Deksel berbentuk tabung dimana bagian tengah berlubang sebagai tempat fuse link.

Gambar 23. Deksel (Rumah Fuse Link)Dalam hal ini terjadi kerusakan pada deksel. Deksel tersebut terbakar yang diakibatkan oleh arus lebih yang besar melebihi kapasitas fuse link sehingga timbul percikkan bunga api. Kemungkinan karena usia deksel yang telah lama, sehingga ketika terkena bunga api yang cukup besar maka deksel tersebut dapat terbakar. Apabila deksel mengalami kerusakkan, maka diperlukan penggantian deksel tersebut agar ketika terjadi bunga api saat peleburan fuse link dapat aman teredam didalam deksel tersebut. Berikut langkah langkah kerja yang dilakukan dalam penggantian deksel.1. Petugas menggunakan peralatan K3.2. Petugas melepas beban dengan membuka pengaman utama pada panel GTT. 3. Petugas melepas fuse cut out dari jaringan menggunakan stick. 4. Petugas mengambil deksel yang mengalami kerusakkan pada cut out menggunakan stick. 5. Petugas melepas fuse link pada deksel yang mengalami kerusakan tersebut. 6. Petugas memasang fuse link pada deksel baru yang tidak mengalami kerusakkan. 7. Setelah fuse link terpasang dengan baik, maka deksel dipasang kembali pada cut out dengan menggunakan stick. 8. Setelah deksel terpasang, maka petugas menghubungkan deksel pada jaringan. 9. Petugas melakukan cek tegangan pada sisi input pengaman utama pada panel GTT. 10. Setelah nilai tegangan sesuai / normal maka petugas menutup kembali pengaman utama pada panel GTT. 11. Setelah beban terhubung, petugas melakukan cek tegangan pada sisi output pengaman utama.

3.4.5 Bushing Netral Sisi Sekunder mengalami kerusakan (terbakar)Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang tengahnya berlubang. Dalam hal ini terjadi gangguan akibat kerusakkan bushing netral pada sisi sekunder trafo sehingga menyebabkan ada salah satu fasa yang tegangan naik. Kerusakkan tersebut kemungkinan akibat panas oleh arus lebih yang melewati netral akibat beban yang tidak seimbang. Oleh karena itu perlu segera dilakukan penggantian bushing tersebut. Berikut langkah langkah kerja dalam penggantian bushing netral sisi sekunder trafo.1. Awalnya petugas mendapat laporan bahwa tegangan output pada trafo tersebut naik. 2. Kemudian petugas segera menuju GTT tersebut dan mengukur tegangan output pada panel. 3. Petugas segera melepas beban dengan membuka pengaman utama pada panel. 4. Petugas melepas fuse cut out pada sisi atas trafo tersebut. 5. Petugas memakai sabuk dan mulai naik ke atas melakukan cek visual pada trafo tersebut serta memasang tali tampar untuk transportasi barang. 6. Kemudian ditemukan bahwa bushing netral sisi sekunder trafo tersebut mengalami kerusakan seperti terbakar. 7. Petugas menghubungi koordinator mengenai masalah gangguan yang terjadi dan koordinator mempersiapkan bushing baru beserta peralatan yang dibutuhkan untuk proses penggantian seperti katrol, kunci pas, dll.8. Dengan menunggu peralatan yang dibutuhkan, petugas melakukan pelepasan komponen arrester pada trafo tersebut. 9. Setelah bushing baru dan peralatan tiba di lokasi, dilakukan pemasangan katrol pengait pada sisi atas tutup trafo tersebut. 10. Petugas mulai melepas mur-baut pada tutup atas sisi trafo tersebut. 11. Setelah seluruh mur-baut dilepas, maka petugas mengangkat tutup trafo tersebut menggunakan trafo. 12. Setelah tutup trafo terangkat, petugas melakukan pelepasan bushing yang rusak tersebut dan mengganti dengan bushing yang baru. 13. Kemudian setelah bushing diganti, tutup trafo dikembalikan seperti posisi semula dan arrester kembali dipasang. 14. Setelah seluruh komponen terpasang, petugas kembali memasukkan cut out ke jaringan. 15. Petugas melakukan cek tegangan pada input pengaman utama panel. 16. Setelah normal, petugas menutup kembali pengaman utama sehingga beban terpasang. 17. Petugas melakukan cek tegangan pada sisi output pengaman utama.

3.5 Pekerjaan Preventive Operasi pemeliharaan jaringan ini merupakan operasi pemeliharaan rutin terhadap jaringan sistem distribusi tegangan menengah. Pada hakekatnya pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu system/peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakan umum. Didalam system jaringan bila sering terjadi pemadaman maka dapat mempengaruhi keandalan system disebut SAIDI dan SAIFI. Untuk meningkatkan keandalan tersebut maka diperlukan pemeliharaan yang baik dan benar.

3.5.1 Pemeliharaan GTTOperasi pemeliharaan GTT merupakan suatu operasi rutin yang dilakukan oleh pihak PLN untuk melakukan pemeliharaan terhadap GTT agar energi listrik terus dapat terdistribusi kepada pelanggan dan dapat meminimalisasi gangguan yang dapat terjadi pada GTT. Petugas pemeliharaan beroperasi sesuai dengan PK (Perintah Kerja) yang ditugaskan oleh koordinator. Perintah Kerja tersebut dapat berisi, seperti beberapa lokasi jaringan / GTT yang perlu dilakukan pemeliharaan. PK tersebut dibuat sesuai dengan hasil inspeksi yang telah dilakukan oleh petugas inspeksi. Operasi pemeliharaan ini dilakukan oleh petugas yang disebut sebagai petugas preventive. Dalam pemeliharaan GTT, berikut merupakan langkah langkah kerja dalam pemeliharaan GTT.

1. Memakai peralatan K3 yang diperlukan, seperti safety helmet, safety shoes, dll. 2. Melepas beban dengan membuka pengaman utama pada panel GTT.

Gambar 24. Pelepasan Pengaman Utama Panel3. Melepas / membuka cut out pada sisi atas dengan menggunakan stick.

Gambar 25. Pelepasan Cut Out4. Membersihkan debu / kotoran pada panel GTT.

Gambar 26. Pembersihan Kotoran pada Panel5. Melepas NH fuse dari panel GTT.

Gambar 27. Pelepasan NH Fuse6. Melakukan cek visual pada masing-masing komponen pada GTT, seperti NH fuse, fuse link, bushing, penghantar panel, busbar & mur-baut, dll.

Gambar 28. Cek Visual Komponen GTT7. Apabila terdapat kerusakan pada komponen, maka perlu dilakukan pelaporan untuk melakukan penggantian. 8. Melakukan pengencangan mur-baut seperti pada skun panel, skun pada bushing, dll.

Gambar 29. Pengencangan mur-baut9. Setelah seluruh komponen selesai dilakukan pengecekkan, maka masukkan cut out kembali.

Gambar 30. Pemasukkan Cut Out

10. Setelah cut out masuk, maka masukkan / operasikan pengaman utama pada panel GTT.11. Cek tegangan pada out put dudukkan NH fuse sebelum NH fuse dipasang, hal ini bertujuan untuk mengecek ada tidaknya hubung singkat pada penghantar. 12. Kemudian masukkan satu per satu NH fuse dan lakukan cek tegangan setiap pemasangan NH fuse. 13. Setelah NH fuse seluruhnya terpasang, lakukan cek tegangan pada masing-masing fasa. Apabila tidak sesuai standar maka perlu dilakukan perubahan tap pada trafo.

3.5.2 Perencanaan Pemasangan Tiang TM Baru untuk PerumahanPada tanggal 4 Maret 2015 ada permintaan pelanggan untuk pemasangan tiang TM baru di area dekat GI Kebonagung. Permintaan pemasangan tiang TM baru dikarenakan adanya lahan perumahan baru. Sebelumnya, pelanggan mengajukan permintaan pada kantor PLN Rayon Kebonagung, bila disetujui maka Surveyor PDPJ akan mensurvey lapangan untuk menentukan lokasi tiang TM baru dan jenis tiang yang akan digunakan.Berikut beberapa langkah kerja dalam menentukan lokasi antar tiang nantinya.1. Melihat lokasi yang nantinya akan dibangun tiang TM2. Lokasi tiang TM harus berada di sekat antar rumah, tidak boleh di depan rumah karena takut akan mengganggu.3. Jarak antar tiang TM 50 diukur dengan walking measure

Gambar 31. Walking Measure

Gambar 32. Mengukur Jarak Antar Tiang TM4. Menandai lokasi yang nantinya akan dibangun tiang TM dan menentukan jenis tiang TM berapa yang akan digunakan sesuai kondisi jalannya.

Gambar 33. Menandai lokasi tiang TM baru

3.6 Recovery Jaringan Tegangan MenengahPada tanggal 22 Maret 2015, terjadi kerusakan JTM di daerah GOR Ken Arok, penyulang Bumiayu dikarenakan angin lesus. Sehingga dilakukan manuver jaringan untuk mengcover area terdampak pemadaman yang terjadi. Kemudian pada tanggal 23 Maret 2015, dilakukan recovery JTM agar sistem berjalan kembali normal.

Gambar 34. JTM rusak akibat angin lesusBerikut beberapa langkah kerja dalam memperbaiki JTM yang rusak.3.6.1 Penegakkan Tiang 1. Guy Wire yang lama dilepas dari beton bloknya. 2. Guy wire ditarik dan dilingkarkan pada pohon besar terdekat. 3. Ujung guy wire di tarik menggunakan trackforce sampai tiang mulai tertarik.

Gambar 35. Trackforce4. Proses penarikkan hanya dilakukan sampai sekiranya guy wire sudah sangat rapat/tegang meskipun tiang belum berdiri tegak penuh. 5. Kemudian guy wire saling diikat menggunakan formed.

3.6.2 Penegakkan Kanal NP / Cross Arm Selain penegakkan tiang yang miring, terdapat pula cross arm pada tiang yang miring akibat arm tie yang sudah bengkok sehingga cross arm harus ditegakkan kembali agar penghantar tidak putus.Langkah-langkah penegakkan cross arm yang miring : 1. Petugas menggunakan APD berupa sabuk dan helm. 2. Petugas mendirikan tangga dan naik ke atas tiang. 3. Petugas lain menaikkan arm tie baru dengan tampar yang sudah dipasang diatas tiang.

Gambar 36. Arm Tie4. Arm tie yang baru dipasang disisi lain arm tie lama. 5. Arm tie dipasang dicross arm terlebih dahulu. 6. Cross arm ditarik sehingga lurus kembali kemudian ujung arm tie baru dipasang di begel.

3.6.3 Penggantian Kanal NP (Cross Arm) Kanal NP merupakan besi baja berbentuk U yang berfungsi sebagai dudukkan pin isolator pada tiang TM. Kanal NP tersebut dapat terjadi kerusakan disebabkan oleh usia kanal yang telah lama dan terus tekena cuaca (hujan panas). Kerusakan kanal yang terjadi adalah kanal tersebut mengalami korosi, sehingga kanal tersebut dapat keropos dan berlubang. Pekerjaan ini dilakukan tanpa bertegangan. Berikut langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam penggantian kanal NP. 1. Petugas menggunakan peralatan K3. 2. Petugas mendirikan tangga meuju kanal NP yang akan dilakukan penggantian. 3. Petugas mulai naik dengan membawa tali tampar yang digunakan sebagai alat transportasi barang yang akan digunakan. 4. Petugas melakukan pelepasan penghantar jaringan tegangan menengah terhadap pin isolator dan kemudian mengikatnya menjadi satu pada tiang TM.

Gambar 37. Pelepasan Penghantar Jaringan

5. Selanjutnya petugas melalukan pelepasan terhadap ketiga pin isolator. 6. Petugas menurunkan pin isolator yang telah dilepas kepada petugas dibawah untuk dilakukan pengecekkan kondisi pin isolator tersebut.

Gambar 38. Proses Transportasi Pin Isolator7. Petugas melepas kanal NP yang telah mengalami kerusakan dan menurunkkan menggunakan tali tampar.

Gambar 39. Pelepasan Kanal NP (Cross Arm)8. Petugas pada bagian bawah memberikan kanal NP yang baru menggunakan tali tampar untuk ditarik ke petugas di atas. 9. Petugas mulai memasang kanal NP tersebut pada tiang TM.

Gambar 40. Pemasangan Kanal NP10. Setelah terpasang, petugas bagian bawah memberikan pin isolator ke petugas diatas dan memasangnya. 11. Setelah ketiga pin isolator terpasang, petugas melakukan pemasangan terhadap ketiga penghantar pada jaringan tersebut. 12. Petugas melakukan bending pada penghantar tersebut terhadap pin isolator bagian atas dengan tujuan agar tidak lepas dari pin isolator jaringan tersebut. 13. Selesai melakukan pemasangan, petugas melakukan cek visual terhadap hasil pemasangan tersebut.

3.6.4 Pemasangan / Penarikan Penghantar SUTM Semua jaringan menggunakan penghantar AAACS agar sistem tidak mudah terganggu akibat jaringan melewati gunung yang sekitarnya penuh dengan pepohonan. AAACS merupakan penghantar AAAC yang dibungkus isolasi XLPE.

Gambar 41. AAAC-SLangkah-langkah pemasangan / penarikan penghantar pada jaringan SUTM:1. Petugas menurunkan dan menyiapkan bahan dan peralatan yang digunakan. 2. Petugas 1 menggunakan APD yang diperlukan. 3. Petugas 1 naik ke tiang beton menggunakan tangga untuk memutus penghantar sebelumnya yang putus. 4. Ujung penghantar yang baru diikatkan pada tampar kemudian dinaikkan ke atas tiang menggunakan katrol.

Gambar 42. Mengatrol Ujung Kabel5. Setelah melewati tiang, penghantar diturunkan ke bawah untuk ditarik oleh petugas 2 ke tiang selanjutnya yang dituju. 6. Sambil menunggu petugas 2 sampai memberi kode bahwa telah sampai tujuan, petugas 1 merapati baut-baut kanal, pin post, dan strain. 7. Setelah petugas 2 sampai tujuan, petugas 2 naik ke tiang tujuan dan mengaitkan ujung penghantar ke strain isolator menggunakan formed. 8. Selanjutnya dihubungkan ke penghantar lama menggunakan LLC.9. Petugas 1 menarik penghantar agar andongannya naik.

Gambar 43. Penarikan Kabel10. Setelah dianggap sudah cukup dan sesuai, maka penghantar diformed dan dikaitkan pada strain/hang isolator. Penghantar lama dihubungkan dengan penghantar baru menggunakan LLC. 11. Petugas memutus sisa penghantarnya. Bila andongan dirasa kurang sesuai maka12. Petugas lain menaikkan trackforce dengan tampar yang sudah dipasang diatas tiang. 13. Ujung trackforce dikaitkan pada hang isolator. 14. Kabel diikatkan ke ujung penarik track force. 15. Trackforce diengkol sehingga kabel akan tertarik dan andongan akan naik kembali. 16. Dirasa andongan sudah cukup maka dead clamp strain isolator diregangkan. 17. Sisa penghantar ditarik dari dead clamp kemudian ditata dengan ditekuk-tekuk. 18. Dead clamp dirapatkan kembali. 19. Proses ini dilakukan untuk tiap kabel fasa.

27