pelayanan diklat

14
KOMPONEN : PELAYANAN DIKLAT STANDAR : FALSAFAH DAN TUJUAN PARAMETER : ADA KETENTUAN TERTULIS TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN DAFTAR DOKUMEN : 1.Pedoman Mutu 2. Prosedur Penyelenggaraan Pelatihan 3. Dokumen Terkait : a. Pedoman Dokumentasi Mutu Institusi Diklat b.Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Pelatihan Bidang Kesehatan. c.Pedoman Sertifikat Pelatihan Bidang Kesehatan. d.Ketentuan Tentang Penyelenggaraan Pelatihan. e. Prosedur Penentuan Pelatih / Fasilitator f. Prosedur Penyusunan Kurikulum

Upload: fithrie-listianty

Post on 30-Nov-2015

166 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

modul promkes

TRANSCRIPT

KOMPONEN : PELAYANAN DIKLATSTANDAR : FALSAFAH DAN TUJUANPARAMETER : ADA KETENTUAN TERTULIS TENTANG

PENYELENGGARAAN PELATIHAN

DAFTAR DOKUMEN :

1. Pedoman Mutu2. Prosedur Penyelenggaraan Pelatihan3. Dokumen Terkait :

a. Pedoman Dokumentasi Mutu Institusi Diklatb. Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Pelatihan Bidang Kesehatan.c. Pedoman Sertifikat Pelatihan Bidang Kesehatan.d. Ketentuan Tentang Penyelenggaraan Pelatihan.e. Prosedur Penentuan Pelatih / Fasilitatorf. Prosedur Penyusunan Kurikulum

PARAMETER KETENTUAN TENTANG PENYELENGGARAAN

PELATIHAN

PEDOMANMUTU

PEDOMAN MUTU

KOMPONENPELAYANAN DIKLAT

Disahkan oleh :Kepala UPTD Bapelkes

Dinas KesehatanPropinsi Sulawesi Utara,

Dr. Editha J.A. KaunangNip. 140 191 050

STANDAR :Falsafah dan Tujuan

Nomor : Terbit ke : 1 Tanggal :

1. Ruang Lingkup.Bagian ini menerangkan tentang ketentuan penyelenggaraan diklat sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan di Balai Pelatihan Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara mencakup kurikulum, pelatih, peserta dan sarana.

2. Tanggung Jawab.a. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan menetapkan ketentuan penyelenggaraan

diklat berdasarkan pedoman akreditasi pelatihan ( kurikulum, pelatih, peserta dan sarana ).

b. Kepala Seksi Tata Operasional menyusun dan melaksanakan ketentuan penyelenggaraan diklat berdasarkan pedoman akreditasi pelatihan.

c. Kepala Seksi Tata Operasional melaksanakan evaluasi ketentuan penyelenggaraan diklat berdasarkan pedoman akreditasi pelatihan (kurikulum, pelatih, peserta dan sarana ).

3. Kebijakan.Ketentuan tertulis tentang penyelenggaraan diklat berdasarkan pedoman akreditasi pelatihan ( kurikulum, pelatih, peserta dan sarana ) secara lengkap ditetapkan oleh Kepala Balai Pelatihan Kesehatan, dilaksanakan, dievaluasi dan ditindak lanjuti.

4. Dokumen Terkait.a.Dokumen ketentuan tertulis tentang penyelenggaraan diklat.b. Pedoman Akreditasi Pelatihan.c.Pedoman Sertifikasi Pelatihan.d. Laporan pelaksanaan dan evaluasi ketentuan penyelenggaraan diklat.e.Prosedur penyelenggaraan diklatf. Prosedur penyusunan kurikulum.g. Prosedur penentuan pelatih.

PROSEDURMUTU

PROSEDUR

KOMPONENPELAYANAN DIKLAT

Disahkan oleh :

Kepala UPTD BapelkesDinas Kesehatan

Propinsi Sulawesi Utara,

Dr. Editha J.A. KaunangNip. 140 191 050

STANDARKEBIJAKAN DAN

PROSEDUR

PROSEDURPENYUSUNAN KURIKULUM

1. Tujuan :Sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik.

2. Ruang Lingkup :Bagian ini menerangkan tentang langkah – langkah penyusunan kurikulum

3. Uraian Umum :

PROSEDUR :a. MOT dibantu OC mengkaji kejelasan tingkat kompetensi yang ingin

dicapai.b. MOT dibantu OC mengkaji kesesuaian antara materi pembelajaran dan

tujuan pelatihan.c. MOT dibantu OC mengkaji kesesuaian materi inti yang terdapat dalam

GBPP pembelajaran umum ( TPU), Tujuan Pembelajaran khusus ( TPK ) dan pokok bahasan.

d. MOT dibantu oleh OC mengidentifikasi proporsi waktu antara teori dan praktek / penugasan pada materi inti ( bobot penugasan dan praktek kerja lapangan minimal 60% atau proporsi waktu teori dan praktek minimal 40:60)

e. MOT dibantu OC mengkaji kesesuaian antara metode yang digunakan dengan kompetensi yang akan dicapai.

f. MOT dibantu OC mengkaji kesesuaian antara alat bantu pelatihan AVA dengan metode yang digunakan.

g. MOT dibantu OC menyusun instrumen evaluasi untuk peserta, pelatih dan penyelenggara.

5. Dokumen Terkait :a. Ketentuan Penyusunan Kurikulumb. Laporan Pelaksanaan.

DOKUMENTERKAIT

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARADINAS KESEHATAN

UPTD BALAI PELATIHAN KESEHATAN Jl. Parigi Tujuh No. 22 Malalayang I Manado / Fax (0431) 825588

Email :[email protected]

KETENTUAN TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN

Berdasarkan Pedoman Akreditasi Pelatihan di Bidang Kesehatan tahun 2000 dan

Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Pelatihan di Bidang Kesehatan tahun 2001 maka di

Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara ditetapkan Ketentuan Tentang

Penyelenggaraan Pelatihan sebagai berikut :

1. Komponen Peserta :

a. Persyaratan peserta sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk

setiap jenis pelatihan.

b Jumlah peserta yaitu banyaknya peserta dalam satu kelas

c.Untuk pelatihan yang lebih banyak aspek kognitif (peningkatan

pengetahuan), jumlah peserta maksimal 30 orang/kelas.

d. Untuk pelatihan teknis atau ketrampilan jumlah perserta maksimal

15 oarang/kelas..

2. Komponen Pelatih :

a. Pelatih mempunyai kemampuan kediklatan yaitu telah mengikuti pelatihan

Widyaiswara Dasar atau Akta atau Training Of Trainer ( TOT ).

b. Tingkat pendidikan pelatih sesuai dengan tujuan pelatihan, pendidikan

terakhir yang dimiliki pelatih serta pendidikan tambahan yang sesuai

dengan materi yang disajikan.

c. Keahlian ( profesi ) pelatih sesuai dengan materi yang disajikan.

3. Komponen Kurikulum :

a. Pelatihan yang terakreditasi minimal 30 Jam Pelajaran.

b. Tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta yang ingin dicapai

berkolerasi dengan kompetensi yang akan dicapai.

c. Materi pelatihan sesuai dengan tujuan pelatihan.

d. Materi inti dalam Garis Besar Program Pelatihan (GBPP) sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai.

e. Materi inti dalam GBPP sesuai dengan tujuan instruksional umum, tujuan

instruksional khusus serta pokok bahasan.

SulutSehat

f. Proporsi waktu antara teori dan praktek / penugasan pada materi inti

(bobot penugasan dan praktek kerja lapangan) minimal 60%

g. Metode pelatihan yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang akan

dicapai.

h. Alat bantu pelatihan ( AVA ) yang dipergunakan sesuai dengan metode

yang digunakan.

i. Mempunyai instrumen evaluasi untuk peserta, pelatih dan

penyelenggaraan, meliputi :

Instrumen evaluasi bagi peserta ( pre / post test ) dan ujian

komprehensif.

Instrumen penilaian peserta terhadap fasilitator.

Instrumen penilaian peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.

4. Komponen Penyelenggaraan Pelatihan.

a. Lembaga / Institusi penyelenggaraan pelatihan memiliki kewenangan

hukum dalam menyelenggarakan pelatihan yang sudah terakreditasi.

b. Memiliki tenaga pengelola diklat yang telah mengikuti pelatihan MOT

atau TOC.

Manado, 3 Maret 2012Kepala UPTD Bapelkes Provinsi

Sulawesi Utara,

Dr. Enriko H. Rawung Nip. 19720305 200112 1 042

PROSEDUR PENENTUAN PELATIH / FASILITATOR

No. LANGKAH - LANGKAH

1 MOT dan OC mempelajari kurikulum pelatihan.

2MOT dan OC mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan

kurikulum pelatihan.

3

MOT dan OC mengutamakan penunjukan Widyaiswara sebagai fasilitator

berdasarkan kesesuaian kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kurikulum

pelatihan.

4MOT dan OC menginventarisir Tenaga Edukatif Tidak Tetap ( TETT )

berdasarkan kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kurikulum pelatihan.

5MOT dan OC mengirimkan surat permintaan kesediaan mengajar.kepada

Widyaiswara dan Tenaga Edukatif Tidak Tetap ( TETT )

6

Widyaiswara dan Tenaga Edukatif Tidak Tetap ( TETT ), mengisi

pernyataan kesediaan mengajar disertai biodata dan kompetensi yang

dimiliki.

7MOT dan OC menetapkan nama – nama pelatih / fasilitator serta topik /

materi yang disajikan sesuai dengan kurikulum pelatihan.

Manado,Kepala UPTD BapelkesDinas Kesehatan PropinsiSulawesi Utara,

Dr. Editha J.A. KaunangNip. 140 191 050

PROSEDUR PENYUSUNAN KURIKULUM

No. LANGKAH - LANGKAH

1MOT dibantu OC mengkaji kejelasan tingkat kompetensi yang ingin

dicapai.

2MOT dibantu OC mengkaji kesesuaian antara materi pembelajaran dan

tujuan pelatihan.

3

MOT dibantu OC mengkaji kesesuaian materi inti yang terdapat dalam

GBPP dengan materi inti yang diharapkan dan isinya berkolerasi antara

Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ), Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

dan Pokok Bahasan.

4

MOT dibantu OC mengidentifikasikan proporsi waktu antara teori dan

praktek / penugasan pada materi inti ( bobot penugasan dan praktek

kerja lapangan minimal 60% atau proporsi waktu teori dan praktek

minimal 40 : 60 )

5MOT dibantu OC mengkaji kesesuaian antara metoda yang digunakan

dengan kompetensi yang akan dicapai.

6MOT dibantu OC mengkaji kesesuaian antara alat bantu pelatihan ( AVA )

dengan metoda yang digunakan.

7MOT dibantu OC menyusun instrumen evaluasi untuk peserta, pelatih dan

penyelenggara.

Manado,Kepala Balai Pelatihan KesehatanPropinsi Sulawesi Utara,

Dr. Editha J.A. KaunangNip. 140 191 050