pelangi di langit singasari jilid 20  · web viewtetapi tiba-tiba dida lam hati mpu sada itupun...

126
PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20 SH. MINTARJA NAFAS Kuda Sempana tiba-tiba menjadi sendat. Upah itu terlampau mahal baginja. Bagaimana pun juga, Cundaka adalah saudara seperguruannya. Apakah ia sampai hati untuk berbuat dengan demikian, bahkan seandainya gurunya mengijinkannja pula. Sejenak Kuda Sempana pun seakan-akan menjadi beku. Dan suasana tercengkam oleh kesenjapan jang tegang. Tiba-tiba dikejauhan terdengar sebuah auman jang keras, disu sul oleh jerit jang me-lengking. Jerit seekor anjing hutan jang karena kurang hati-hati telah diterkam oleh seekor harimau kumbang. Itulah kehidupan didalam rimba. Siapa jang kuat, maka ialah jang menguasai segenap keadaan tanpa memper hitungkan keadilan dan kabenaran. Dan dibukit gundul itupun agaknja akan berlaku pula keadaan jang serupa. Ketika Kuda-Sempana tidak segera menjawab, maka ter dengar Wong Sarimpat mendesak “Bagaimana Kuda-Sem paria?

Upload: trinhque

Post on 22-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20SH. MINTARJANAFAS Kuda Sempana tiba-tiba menjadi sendat.

Upah itu terlampau mahal baginja. Bagaimana pun juga, Cundaka adalah saudara seperguruannya. Apakah ia sampai hati untuk berbuat dengan demikian, bahkan seandainya gurunya mengijinkannja pula. Sejenak Kuda Sempana pun seakan-akan menjadi beku. Dan suasana tercengkam oleh kesenjapan jang tegang. Tiba-tiba dikejauhan terdengar sebuah auman jang keras, disu sul oleh jerit jang me-lengking. Jerit seekor anjing hutan jang karena kurang hati-hati telah diterkam oleh seekor harimau kumbang. Itulah kehidupan didalam rimba. Siapa jang kuat, maka ialah jang menguasai segenap keadaan tanpa memper hitungkan keadilan dan kabenaran.

Dan dibukit gundul itupun agaknja akan berlaku pula keadaan jang serupa.

Ketika Kuda-Sempana tidak segera menjawab, maka ter dengar Wong Sarimpat mendesak “Bagaimana Kuda-Sem paria?

Dada Kuda-Sempana terasa menjadi pepat. Ia dihadap kan pada keadaan jang sangat sulit. Dendamnja kepada Ma hisa Agni dan Ken Dedes terata terlampau sakit menghimpit , hatinja, tetapi untuk melepaskan himpitan itu ia harus mengor bankan saudara seperguruannja Alangkah mahalnja.

Page 2: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Dalam pada itu, mPu Sadapun menjadi bimbang. Teta pi achirnja ia tidak dapat memilih, kecuali mencoba mclin dungi muridnja. Meskipun hatinja meng-umpat2 atas keter lanjuran Cundaka itu, tetapi adalah gila juga apabila di biarkannja seorang muridnja kehilangan sebelah matanja dihadapannja. Namun sekali lagi ia keccwa atas snurid’nja itu, kecewa kepada diri sendiri. Bahwa ia tidak dapat menempat kan murid’nja dalam satu ikatan jang kokoh seperti murid2 Bojong Santi.

Kuda-Sempanapun tidak kurang meng-umpat2 didalaro hati. “Cundaka memang gila. Ia tidak tabu perabaanku, sehingga ia ma’ahan se-olah1 meng-halang2iku. Kini aku ah jang dihadapkan pada suatu kesulitan. Kalau ia tidak berbu at gila, maka akupun tidak akan berdiri dipersimpangan ja lan jang sulit ini.

Mereka jang berdiri diatas bukit gundul itu kini benar dilanda oleh ketegangan jang semakin memuncak. Kuda-Sem pana tegak seperti patung. Namun nafasnja menjadi ter-enngah1. Sekali2 dipandangnja wajah gurunja. Ia ingin mendapat na sehat dari padanja, tetapi gurunja masih juga tetap berdiam diri.

Cundaka sendiri sejenak kehilangan kemampuan menim bang dan memperhitungkan keadaan jang dihadapinja. Tetapi kemudian ia berhaiil menenangkan dirinja. Kini ia telah pasti bahwa ketelanjurannja akan mendaangkan bencana kepa dan;a Namun tiba? ia menjadi tabah menghadapi

Page 3: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

bencana jang betapapun juga. Kalau ia sudah mampu menghindar kan dirinja, maka ia harus berani menanggung segala akibat dari perbuatannja. Dijalani hati ia berkata “Terserah kepa damu Kuda-Sempana. Tetapi ma’aku hanja dapat lepas ber sama njawaku.

Ketika Kuda-Sempana tidak segera berbuat sesuatu, ma ka kembali terdengar Wong Sarimpat berkata “He Kuda-Sempana, apakah kau juga menjadi bisu ? Ajo, jawablah.

Kuda-Sempana beaar2 menjadi bingung. Kembali ia memandangi wajah gurunja mencari jawab atas pertanjaan Wong Sarimpat itu.

mPu Sada melihat kebingungan dihati Kuda-Sempana. Ia menjadi sedikit bersenang hati, bahwa Kuda Sempana masih memerlukan untuk berpikir ketika ia harus melakukan Mesuatu jang dapat lebih menjakitkan hatinja. jaitu, berkelahi seiama murid nja. Karena itu, maka mPu Sada ah jang men jawab “Wong Sarimpat. Permintaanmu memang tidak maiuk akal. Nah, kalau demikian maka biarlah aku membe rikan tawaran. Beberapa potong emas Itu saja. Mungkin Kuda-Sempana menipu nja i mata jang bagus, tetapi bukan mata orang. Mungkin ia mempunjai mata cinc n batu akik jang berharga. Akik mata kucing barangkali atau akik Wukir Gading jang kekuningan. Kalau kau tidak senang mata ba tu akik, mungkin kau senang permata intan atau berlian.

Page 4: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Suara mPu Sada patah ketika kembali terdengar suara tertawa Wong Sarimpat. Katanja “Harga Mahisa Agni jang aku berikan tidak dapat di-tawar2. Ajo, kau tinggal sanggup atau tidak.

Tiba-tiba Wong Sarimpat terkejut sehingga suara ter>awanja terputus. Bukan saja Wong Sarimpat, tetapi juga Kuda-Sempana. Dengan tegas mPu Sada menjawab singkat “Ti dak. Aku tidak mau. Kita batalkan pembicaraan kita.

“Guru” dengan serta merta Kuda-Sempana memotong “bagaimana mang tin guru Aku sudah memutuskan, Mahisa Agni harus tertangkap. Hidup atau mati. Aku lebih senang kalau ia dapat tertangkap hidup2.

“Tetapi harga itu ter’ampau mahal. Kalau kau masih berkeras bati untuk membunuh Mahisa Agni, maka berarti kau telah membunuh dua oaog sekaligus. Mahisa Agni dan saudara seperguruanmu sendiri. Nah. Pertimbangkan. Kecua U Wong Sarimpat memberikan penawaran lain.

Kembali Kuda-Sempana terbungkam. Terasa sesuatu ber golak didalam dadanja Dan kembali ia meng-umpat2 dida la m hati.

Krjsngkelannyaterhadap Kuda-Sempana semakin mening kat dan bahkai kemudian ia menjadi muak melibat orang itu. Orang jang selama ini telah memperlemah tekadrja rocm balas dendam. Adalah omong kosong kalau Cundaka jang menjebut dirinya Bahu Reksa Kali Elo itu kelak akan mam

Page 5: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

mampu melepaskan dendamnya terhadap Mahisa Agni dengan tangannya sendiri.

“Kenapa orang itu tidak mati saja diterkam macan ?

“ desisnya didalam hati. Namun dengan demikian Tiba-tiba jan tungnya serasa akan meleda’t ketika tumbuh pikiran didalam benaknya, kenapa orang itu tidak dibiarkannya mati saja2 Kenapa gurunya menganggap Cundaka sebagai tebusan jang terlampau mahal. 2 Ijuadaka itupun kini tidak berguna lagi baginya, sehingga seandainya anak itu mati. maka ia tidak akan merasa kehilangan Tetapi ia tidak berani mengatakan nya kepada gurunya.

Jang terdengar kemudian adalah suara Wong Sarimpat

“Kakang Kebo Sindet, bagaimana sebaiknya ? Permintaan kakang terlampau murah. Sebelah mata. Aku sekarang ingin menaikkan harga itu. Tidak hanya sebelah tetapi sepasang ma’a anak setan ini. Apakah kakang setuju.

Wajah jang beku itu tetap membeku, se-olah2 Kebo Sindet tidak mendengar suara adiknya. Namun Wong Sarim pat itu berkata “Nah, ternyata kakang Kebo Sindet telah menjetujui. Sepasang mata. Kemudian kepada Kuda-Sempana kau dengar kenaikan harga itu. ? Karena kau terlampau lama berpikir, maka kami terpaksa menaikkan harga. Kalau kemu dian kau tidak segera memutuskan

Page 6: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

maka harga itu akan naik lagi. Kau tinggal menjetujui atau tidak. Kalau ternyata kau tidak mampu, maka biarlah harga itu kami ambil sendiri.

Kata2 itu benar2 menggetarkan hati. Dan udara digu nung gandul itupun tergetar ketika mPu Sada menjawab tegas

“Tidak. Muridku adalah milikku. Aku tidak akan menje rahkannya. Aku belum gila segila kalian berdua.

Kembali mereka terdiam. Wong Sarimpat memandang wajah mPu Sada dengan mata jang me-nyala2. Kemudian sekali ia berpaling kepada kakaknya sambil berkata “Apa pula jang kita tunggu kakang.

Tiba-tiba terdengar suara Kebo Sindet datar “mPu Sada, Kenapa kau tidak dapat melakukan pekerjaan ini sendiri?

Kenapa kau tidak dapat menangkap Mahiia Agni ? Apakah orang2 jang pernah kau sebutkan itu ’selalu mengawaninya. ? mPu Purwa, mPu Gandring dan Panji Bojong Santi ?

mPu Sada tidak segera menjawab, tetapi jang menja wab adalah Kuda Sempana “Salah seorang da-i mereka pas ti ada disekitar Mahisa Agni atau Ken Dedes. Dan guru ha r j dah seorang diri.

“Tidak” potong mPu Sada “ada sebab2 lain. Se bab2 jang tidak dapat aku katakan disini.

Page 7: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Tiba-tiba wajah Kebo Sindet jang beku itu bergerak. Ma tanya Tiba-tiba menjadi redup. Dan sejenak kemudian terde ngar ia berkata “Kami berdua cukup kuat untuk melaku kannya mPu, kau tidak kami perlukan lagi.

Kata2 Kebo Sindet itu bagaikan petir Jang meledak di dalam dada Kuda-Sempana. ia tidak tah’i pasti maksud orang berwajah beku itu, namun terasa bahwa ada sesuatu jang kurang wajar akan terjadi.

Bukan saja Kuda-Sempana, namun juga Cundaka ter kejut sekali mendengarnya Meskipun ia juga kurai g me nyadari arti kata2 itu separti Kuda-Sempana, namun ia men jadi semakin muak melihat kedua orang liar itu.

mPu Sada sendiri mengerutkan keningnya. Ia terkejut juga mendengarnya, namun ia telah merabanya lebih dahulu, bahwa ia akan berhadapan dengan kemungkinan itu. Kemung kinan jang timbul karena kebodohan Kuda-Sempana. Kuda-Sempana telah mengatakan banyak sekali, bahkan terlampau banyak tentang Mahisa Agni, sehingga kedua orang itu telah mendapat gambaran jang hampir sempurna tentang anak muda itu.

Cepat mPu Sada dapat mengikuti jalan pikiran Kebo Sindet dan Wong Sarimpat. Mereka pasti akan berbuat untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka mengetahui dari Kuda-Sempana bahwa Mahisa Agni selalu mondar-mandir antara padang rumput

Page 8: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Karautan dan pad u ku h an Panawijen untuk setiap persoalan. Mahisa Agai adalah satu’nya anak muda jang berani melakukannya. Dari Kuda-Sempana pu’a Kebo Sindet dan Wong Sarimpat mendengar hubungan jang ter lampau rapat, terlampau rukun antara kedua saudara itu, Mahiia Agni dan Ken Dedes, meskipun Kuda-Sempana tahu bahwa keduanya adalah bukan saudara kandung. Kedua orang itu mendengar pula betapa Akuwu Tunggul Ametung sangat bernafiu untuk memperisteri Ken Dedes, bahkan me ngambilnya sebagai permaisuri.

“Hem” mPu Sada menarik nafas dalam’. Kemulian terdengar ia bertaaja “Kebo Sindet, apakah maksudmu se benarnya?

“Cukup jelas bagi seorang seperti kau mPu.“Tidak” sahut mPu Sada “kurang jelas bagiku,

sebab aku t’dak biaia berpikir seperti kalian.Kini wajah Kebo Sindet telah membeku kembali.

Dengan nada datar ia berkata – Cukup jelas. Aku tidak memerlu kan kau. Tetapi aku juga tidak mau kau ganggu.

“Kau keliru. Kau tak akan bisa menjelesaikan peker jaan ini tanpa aku.

“Kau berusaha menjelamatkan dirimu?“Kenapa aku menjelamatkan diri? Apakah ada

bahaja jang mengancam aku?

Page 9: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Jangan para1 tidak tahu. Aku tidak memerlukan kau dai aku tidak mau kau mengganggu untuk seterusnya. Jelas?

Tiba-tiba mPu Saia tersenjum. Sambil meng angguk2kan kepalanya ia berkata “Kau akan membunuh aku?

Kebo Sindet tidak segera menjawab. Ditatapnya ma’a mPu Sada dengan tatapan mata serrakin lama menjadi se makin tajam. Hanya tatapan mata itulah jang dapat dibaca oleh mPu Sada, bahwa Kebo Sindet benar2 berusaha akan melakukannya.

Percakapan itu benar2 telah raenggoncangkan dada Ku da-Sempana. Ia benar2 tidak menyangka bahwa achirnya ia akan menghadapi keadaan jang sama sekali tidak di-sangka’nya; Ia tidak dapat mengerti kenapa Kebo Sindet tiba-tiba ing m menjingkiri an gurunya. Seandainya peisoaian itu dapat dixlakan oleh mereka sendiri, kenapa gurunya mesti harus disingkirkan ? Dengan demikian maka bergolaklah dada Ku da-Sempana itu, seperti beigo’aknya perut gunung berapi.

Jang terdengar kemudian adalah suara Wong Sarimpat menyambar telinga mereka seperti guruh dilangit – He mPu Sada. Kami telah cukup mengerti apa jang harus kami laku kan. Karena itu kau bagi kami pasti hanya akan menjadi perintang jang memuakkan. Mungkin kau akan berchianat dan bahkan mungkin kau sempat membunuh kami.

Page 10: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Karena itu, maka kaulah jang harus kami singkirkan dahulu.

“Kenapa ?” bertanya mPu Sada. Orang tua itu masih tetap saja berdiri dengan tenang “bukankah aku jang me merlukan kalian untuk pekerjaan ini? Kenapa akulah jang mungkin mengchianatinya ?

“Kami bukan orang jang kau sangka berotak batu.” sahut Wong Sarimpat “aku tahu rencanamu. Kami akan kau jerumuskan da’am persoalan jang tak tanggung2. Berha dapan dengan Akuwu Tunggul Ametung. Kemudian kalau ren’jana itu berhasil, menangkap Mahisa Agni, maka kau akan menghadap Akuwu dan menunjukkan siapakah jang telah melakukan perbuatan itu. Dengan demikian maka kau akan bersih dari segenap tuduhan, karena sebelumnya kaulah jang telah membuat persoalan dengan Mahisa Agni karena muridmu, dan keuntungan jang lain, kalau kami kemudian tertangkap maka kau tidak perlu melepaskan sepotong emas pun untuk kami.

Sekali lagi mPu Sada menarik nafas da’am2. Sekarang disadarinya bahwa apa jang dikatakan mPu Gandrirg dan Panji Bojong Santi itu bukanlah suatu usaha untuk me-nakut2inya saja. Meskipun diantar a mereka mPu Sada sendi rilah jang paling mengenal kedua orang itu karena ia pernah berhubungan sebelumnya. Tetapi kini, ia tidak berhasil mem pergunakan akan kedua orang itu.

Page 11: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

mPu Sada itupun meng-angguk’kan kepalanya. Dengan tenang ia menjawab “Kebo Sindet dan Wong Sarimpat. Jangan kau sangka bahwa akupun tidak tahu apa jang ka lian rencaaakan. Bukankah kalian telah merata cukup me ngetahui persoalan Mahisa Agni ? Itu adalah kesalahan Ku da-Sempana. Dan bukankah kalian berdua ingin menangkap Mah:sa Agni untuk tujuan pemerasan? Mungkin kalian nae nyangka bahwa dengan menjembunjikan Mahisa Agni, maka akulah jang akan menjadi sasaran tuduhan itu. Sementara itu kau akan menjual jasa, mengembalikan Mahisa Agni dan mengatakan bahwa kau telah membunuh mPu Sada. Kau mengharap Ken Dedes akan memberi kalian segerobag emas dan berlian, karena ia seorang permaisuri?”mPu Sa da itu berhenti sejenak. Tiba1 ia tertawa sambil berkata “Cobalah. Kau kelak pasti akan digantung di-alun2. Mahisa Agni tidak pernah terpisah dari orang2 jang tak akan dapat kau kalahkan.

Tetapi kata2 mPu Sada itu disambut oleh suara tertawa pula. Suara Wong Sarimpat. Jauh lebih keras dari suara ter tawa mPu Sada. Diantara suara tertawanya jang menggelegar itu terdengar ia berkata “Oh, apakah kau menghatap kami menjadi ketakutan dan mengurungkan niat kami ? Kau salah mPu. Tekad kami telah bulat. mPu Sada harus disingkirkan. Mungkin dugaanmu mengenai rencana kami benar.

Page 12: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

mPu Sada masih mencoba menguasai perasaannya. Ka tanya “Kau akui bahwa kau telah merencanakan membunuh aku dan mencoba melakukan pemerasan ?

Sebelum Wong Sarimpat menjawab, terdengar suara Kebo Sindet “Otakmu memang cermerlang mPu Namun karena itu maka kau harus kami tiadakan .

mPu Sada kini sudah tidak melihat kemungkiran lain. Meskipun ia masih kelihatan tenang2 saja, namun hatinya benar2 menjadi gelisah Murid2-nyalah jang paling terancam jiwanya. Apa lagi Cundaka. Agaknya kedua orang itu sama sekali tidak senang kepada muridnya jang seorang ini, seperti juga muridnya itu sama sekali tidak senang kepada kedua orang2 liar itu.

Kini suasana Tiba-tiba menjadi tegang. mPu Sada mencoba untuk memuiatkan segenap daja pikiranya untuk menemukan jalan keluar dari kesulitan ini. Tetapi jalan itu tidak dili hatnya. Satu2-nya jalan adalah bertempur.

Tanpa disengajanya orang tua itu berpaling memandangi kedua muridnya ber2ganti2. Kemudian menarik nafas dalam2. Lebih2 lagi. Ketika ia melihat Cundaka jang berdiri tegak dengan tegangnya.

“Hem” katanya didalam hati “kasian anak ini. Mes kipun ia anak jang bengal, tetapi aku telah

Page 13: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

menjeretnya ke dalam kesulitan jang tak mungkin padat dihindarinya.

Tetapi ketika kemudian la melihat sinar mata muridnya jang menyala itu, hatinya menjadi bangga. Katanya pula di dalam hati “Kalau kau mati anakku, matilah dengan wajah tengadah.

mPu Sada itupun kemudian terkejut ketika terdengar suara Kebo Sindet “mPu Sada. Kita sudah cukup lama ber kenalan. Kita sudah pernah bekerja bersama dan berhasil dengan baik. Karena itu marilah kita saling berbaik hati. Ja nganlah kita menjusahkan satu sama lain. Aku harap kaupun mengenal terima kasih kepadaku atas pertolonganmu dahulu, dan sekarang kau bersikap baik terhadap kami. Karena itu, maka sebaiknya kau tidak perlu mempersulit usaha kami mem bunuhmu dan mengambil sepasang mata muridmu itu.

Darah didalam tubuh mPu Sada terasa menggelegak. Di kejauhan terdengar suara anjing liar menyalak ber-sahut2an.

Tetapi rupa2-nya perasaan Cundakalah jang lebih dahulu meluap, sehingga tanpa dikehendakinya. kembali ia mengge ram.

Wong Sarimpat jang mendengar geram itu, berkata kasar “Jangan ter-gesa2. Waktu masih cukup. Apakah terlampau terburu oleh keinginan untuk mencoba hidup tanpa mata ?

Page 14: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Alangkah sakit hati orang jang menamakan diri Bahu Reksa Kali Elo itu. Namun setelah beberapa kali gurunya se lalu menggamitnya, maka kali inipun ia menahan mulutnya ?e-kuat2nya. Apalagi setelak ia mendengar pembicaraan guru nya dengan kedua orang liar itu, maka keben’jiannya menja di semakin memuncak. Meskipun demikian ia menjadi ber debar2 pula. Agaknya ia tidak akan dapat keluar dari benca na jang sudah membajang didepan matanya.

Da’am pada itu kembali terdengar suara Kebo Sindet “Bagaimana dengan permintaanku, mPu?

mPu Sada tidak menjawab. Ia tahu benar, bahwa ia tidak dapat mencari jalan untuk melepaskan dirinya Ia ta hu benar, bahwa jang seorang dari kakak beradik itu akan melawannya, dau jang seorang dengan mudahnya akan mem bunuh kedua muridnya. Sesudah itu, maka kedua orang itu ber-sama2 akan membunuhnya pula.

“Ltcik” geramnya didalam hati. Tetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua orang itu dengan cara seperti jang ditempuh oleh mereka. Karena itu maka, meskipun mPu Sada itu masih sa ja berdiri sambil menundukkan kepalanya, namun kepalanya itu bergelora dengan dahsjatnya.

“Kebo Sindet” berkata mPu Sada “apakah tidak ada tawaran lain? Bagaimana ka’au kau sebut saja

Page 15: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

misalnya kami harus membajar lebih dahulu supaja kami tidak menipumu?

Wong Sarimpat tertawa Jawabnya “Berapakah besar kemampuan mau membajar kami, mPu Sada. Ken Dedes ada lah seorang permaisuri Akuwu jang kaja raja. Beberapa po tong emas bagi mereka pasti tidak akan berarti apa2. Bah kan icte’ah kami berhasil merebut Mahna Agni daa membu nuh mPu Sada jang telah menculik Mahisa Agni itu, kami akan mendapat kedudukan jang ba>k. Kami akan mendapat hadiah tanah perdikan dan kami akan dapat hidup dengan tenteram untuk seterusnya. Tidak seperti hidup kami saat ini.

mPu Sada meng angguk’kan kepalanya “Jadi kau ingin kedudukkan dan harta itu dengan beralaskan kepalaku?

Wong Sarimpat tertawa terus “Ja” jawabnya.Kepa’a mPu Saia menjadi semakin tunduk.

Kakinya Tiba-tiba menjadi gemetar seperti suaraoja jang gemetar pula

“Aku masih ingin hidup Wong Sarimpat. Apakah kau tidak kaiian melihat umurku jang sudah menjadi semakin tua. Kau b’arkanlah aku beberapa tahun lagi, pasti akan mati sen diri.

Suara tertawa Wong Sarimpat menjadi semakin keras

“He mPu Sada jang garang. Kenapa kau tiba1 menjadi ketakutan be? Dimana namamu jang besar

Page 16: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

selama ini, jang mempunyai puluhan murid tersebar disegenap penjuru Tuma pel, bahkan disetiap sudut Kerajaan Kediri?

mPu Sada melihat kegembiraan itu Wong Sarimpat agak nya menjadi sangat bersenang hati, seperti melihat permain an jang baru pertama kali dimilikinya. Namun Tiba-tiba suara tertawa itu terhenti. Terdengar sebuah keluhan pendek terlon cat dari mulutnya. Wong Sarimpat jang bertubuh besar ke kar meskipun tidak terlalu tinggi itu terdorong kebelakang dan terlempar jatuh.

Betapa terkejutnya semua orang jang berdiri diatas gutung gindul itu. Peristiwa itu sama sekali tidak mereka sangka’. Kebo Sindet, orang jang berwajah majat itupun terkejut b ikan buatan, sehingga justru karena itu sejenak ia terpaku diam. Ia mslihat mPu Sada dengan kecepatan jang ha<apir tidak katat mata, meloncat, menghantam dada Wong Sarimpat jang sedang tertawa ter-bahak2. Ternyata mPu Sada telah melanggar kehormatan diri sebagai seorang sakti jang disegani. Ia tolah mulai menjerang sebelum musuh nya bersiap.

Da'am pada itu, Wong Sarimpat jang sama sekali tidak menyangka bahwa mPu Sada akan berbuat demikian, tidak sempat untuk mengelakkan diri atau menangkis serangan itu. Selagi ia terlena oleh kegembiraan hatinya jang se-akan2 membakar segenap dalanya ketika ia melihat mPu Sada ke

Page 17: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

takutan. Namun Tiba-tiba terata se-aka22 Gunung Kawi runtuh menimpa dadanya.

“Cukup” Tiba-tiba Cundaka itu membentak. Wong Sarimpat benar terkejut mendengar bentakan itu se bingga suara tertawanya terputus .

Kalau jang melakukan serangan itu Kuda-Sempana atau Cundaka, bahkan keduanya sekahgui, maka Wong Sarimpat tidak akan dpt menggeser setapakpun dari tempatnya. Bahkan ia akan tertawa semakin keras. Tetapi jang menjerang dengan Tiba-tiba sebelum ia bersiap itu adalah mPu Sada. Orang jang setingkat dengan Wong Sarimpat itu sendiri.

Dengan demikian maka Wong Sarimpat tidak dapat mencegah ketika dirinya sendiri terbanting jatuh. Bahkan ke mudian serasa dadanya menjadi peijah. Sekali ia mengge liat dan mencoba untuk segera bangkit, namun ia memerlu kan waktu untuk melakukannya.

Tetapi mPu Sada jang telah merendahkan dirinya dengan licik itu tidak berhenti dengan serangan itu. Selagi Kebo Sindet matih terceagkam oleh perasaan terkejut, maka tong katnya telah terajun deras sekali. Hampir tidak senggang waktu dengan serangannya atas Wong Sarimpat.

Kebo Sindet jang terkejut itupun tidak sempat meng hindar. Tetapi ia mampu bergerak cepat pula. Dengan tangan nya ia menahan serangan mPu Sada jang menyambarnya sece pat tatit. Tetapi ternyata

Page 18: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

tongkat mPu Sada masih lebih keras dari tubuh Kebo Sindet jang hampir sekeras batu padas. Tongkat itu adalah tongkat mPu Sada: Tongkat seorang jang pilih tanding, sehingga tongkat itu bukan sekedar tongkat untuk mencari ja'an dimalam jang gelap.

Terasa perasaan sakit jang sangat telah menjengat tangan Kebo Sindet. Seperti Wong Sarimpat ia mengeluh pendek. Tetapi jang terasa sakit pada Kebo Sindet hanyalah sebelah tangatinya, tangan kirinya, bukan dadanya seperti Wong Sa rimpat jang bahkan nafainya menjadi semakin sesak.

Dengan demikian, maka perkelahian diantara mereka te'ah dimulai. Dimulai oleh sebuah serangan jang licik, se hingga Kebo Sindet jang kemudian menyadari keadaan ber teriak marah sekali “He mPu jang gila. Kau ternyata tidak lagi merasa dirimu berharga untuk menjaga kehormatanmu. Kau mulai dengan sebuah serangan jang licik dan hina. Apakah kau tidak mengenal tata kehormatan dalam setiap perselisihan ?

mPu Sada kembali memutar tongkatnya, dan meluncurlah sebuah serangan jang dahijat mengarah kedada Kebo Sindet. Kebo Sindet jang belum dapat menjesuaikan diri sepenuhnya itu segera meloncat mundur, namun tongkat mPu Sada me ngejarnya. Sekali lagi Kebo Sindet terpaksa menangkis sera ngan itu dengan tangannya, dan

Page 19: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

sekali lagi terasa tongkat itu seperti menggigit tulangnya.

“Gila kau mPu Sada.“Tidak ada tata kehormatan jang mengikat aku

seperti tidak ada kebiasaan dan adat jang dapat mengikat kalian” teriak mPu Sada tidak kalah kerasnya. Suaranya bergetar da lam nada jang tinggi. Ternyata mPu Sada itupun telah diba kar oleh kemarahan jang achirnya meledak “mungkin aku berbuat curang dan licik. Tetapi maaf, aku terpaksa mela kukannya. Aku tidak mau menjadi bangkai makanan aujirig2 liar.

Da'am pada itu Wong Sarimpat telah berdiri diatas ke dua kakinya. Tetapi dadanya serasa akan pecah dan nafasnya se-akan2 telah menjumbat lubang2 hidungnya. Sekali ia ter hujung2, namun kemudian ia dapat menguasai keseimbangannya dengan mantap.

Cundaka jang terkejutpun kini telah menyadari apa jang terjadi- Ternyata gurunya telah mulai Sudah tentu ia tidak akan dapat berpangku tangan. Meskipun ia bukan lawan jang berarti bagi Wong Sarimpat itu telah ter-luka didalam. Wong Sarimpat itu se-oleh2 telah menjadi sa ngat lemah dan tidak lagi mampu berbuat sesuatu. Karena maka nafsunya untuk melawan Wong Sarimpat jang kasar itu segera berkembang didalam dadanya.

Dengan serta-merta ia menarik pedangnya dan siap meng hadapi setiap kemungkinan.

Page 20: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Ia terkejut ketika ia mendengar mPu Sada berteriak “Cundaka dan Kuda-Sempana. Tinggalkan tempat ini. Cepat. Kau hanya memenangkan perlombaan lari dengan Wong Sarimpat. Jangan mencoba melawan.

Tetapi Cundaka menjadi ragu2. Ia melibat Wong Fa urrpat telah hampir mati. Apakah ia tidak akan dapat mem t'unuhnia dengan pedangnya itu. Ia tinggal menghunjamlan pedang itu kedada orang jang berdiripun hampir tidak mam pu itu berdiri kaku ditempatnya. Sejenak ia bcnar2 kehilangan .ilal. Apakah jang harus dilakukannya ?

“Jangan gila” kembali mPu Sada terdengar berteriak.

Tetapi Cundaka tidak segera pergi. Sekali ia mencandai g Kuda-Sempana dengan sudut mata nya. Namun Kuda Sempat a it,

Dalam pada itu terdengar Kebo Sindet jang sedang btr kelahi dengan mPu Sada berkata – Wong Sarimpat, jangan kau bunuh Kuda-Sempana. Ia adalah arak muda jarg baik hati, jujur dan mengerti apa sebabnya dilakukan Sajang jika jatuh ketangan mPu Sada jang licik. Jang lain itu ter serahlah kepadamu. Aku hanya memerlukan sepasang matanya saja.

mPu Sada tidak tahu pasti maksud Kebo Sindet dengan k.ita2nya itu. Mungkin ia benar2 ingin menangkap Kuda-Sem pana hidup2 sebagai orang jang dianggapnya cukup mengerti tentang Mahisa

Page 21: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Agni dan Ken Dedes. Apa'agi Kuda-Sempana dan Pu Sada tidak sempat berbicara terlampau banyak, telah mengaku bahwa ia adalah pelajan dalam istana Tumapel, jang banyak mengetahui seluk beluk istana itu. Tetapi mungkin juga dengan demikian Kebo Sindet hanya ingin mencegah Kuda-Sempana supaja tidak melawan adiknya jang terluka itu ber-sama dengan Cundaka dengan cara jang licik pula. Kebo Sindet ber-pura2 membiarkan Kuda-Sempana akan tetap hidup, namun apabila lawan jang lain telah bina'a, maka akan datang giliran pada anak muda itu. Karena itu maka mPu Sada itupun segera berteriak pula “Kuda-Sempana, jangan terpengaruh. Kebo Sindet hanya ingin mencegah kalian bertempur berpasangan melawan Wong Sarimpat jang hampir mampus itu. Kalau kau ingin me'a wan lawanlah ber-sama2. Kalau sempat, lebih baik tinggal kan tempat ini. Semakin cepat semakin baik.

Kini Kebo Sindet telah benar2 berada dalam keadaan jang mantap untuk melawannya. Namun tangan kirinya telah terlu ka. Teraia setiap kali tulang2nya seperti menjadi retak kare na pukulan tongkat mPu Sada.

Kebo Sindet itupun kemudian tidak membiarkan dirinya haocur dan tulang2nya patah oleh tongkat mPu tua itu. Ma ka dengan tangkasnya ia menarik goloknya jang besar dari rangkanya jang tergantung dipinggang.

Page 22: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Dengan demikian, maka sejenak kemudian kedua orang itu telah terlibat dalam perkelahian jang sengit. Masing8 ada lah orang8 sakti jang sukar dicari imbangannya.

Dalam pada itu Kuda Sempana masih berdiri dengan ra gu. Tiba8 ia teringat pada saat2 ia harus berkelahi melawan Mahisa Agni dibendungan, kemudian di Panawijen. Namun keduanya ia terusir karena kekalahan jang dialaminya Kemu dian ia berhasil membunuh Wiraprana dan membawa Ken Dedes, tetapi ia harus berhadapan dengan Witantia. Setali lagi ia gagal. Dan ia kemudian terlempar dengan hinanya ke atas tangga serambi istana atas permintaan Ken Dedes jang ingin melepaskan sakit hatinya. Dengan demikian ma2 a ia ada lah seorang buruan.

Kuda-Sempana itu berdiri membeku ditempatnya. Ia me lihat Cundaka telah siap dengan pedangnya. Namun sekali lagi ia mendengar kembali suara hatinya pada saat ia berke lahi melawan Witantra “Ken Dedes bagiku ada'ah lambang keteguhan tekadku. Kalau aku tidak mampu mempertaban kannya maka da'am persoalan" jang lain akupun akan selalu gagal.

Kuda-Sempana menjadi semakin ragu8. Apakah ia akan tetap dalam pendiriannya itu meskipun dengan perubahan? Kini ia telah bertekad, kalau ia gagal maka lambang ke te guhan tekatnya itu akan dihancurkannya sama sekali lewat kehancuran jang

Page 23: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

akan dialami oleh Mahisa Agni. Orang jang paling dibencinya.

Kuda Sempana tersadar ketika ia melihat gurunya dan Kebo Sindet Tiba-tiba meloncat dekat dimukanya. Dengan serta¬merta ia meloncat mundur. Namun ketika ia telah tegak kem baii diatas kedua kakinya, maka ia masih saja dicengkam oleh kebimbangan. Kalau ia membiarkan perkelahian itu, maka berarti ia telah mengchianati gurunya. Tetapi kalau ia memihak gurunya dan ber-iama2 dengan Cundaka mencoba membunuh Wor.g Sarimpat, maka kembali ia akan mengalami kegagalan menghadapi Mahisa Agni.

Dadanya berdesir ketika sekali lagi ia mendengar gurunya berteriak “Cundaka. dangan gila. 2 Tinggalkan orang itu, atau berdua melawan ber-sama2. Jangan berbuat sendiri.

Cundakapun menjadi ragu2. Ia melihat Wong Sarimpat berjalan ter-hujung2 kearahnya. Sekali2 orang itu meraba dadanya jang seraia pecah. Namun matanya masih memancar kan kemarahan jang membara. Dengan ujung jari tangan kirinya ia menunjuk wajah Cundaka sambil berkata serak ter-sendat8 “Jangan lari tikus kecil aku masih mampu m cm bunuhmu.

Cundaka mundur selangkah. Tetapi pedangnya kini telah terjulur lurus mengarah kedada Wang Sarimpat. Dada jang telah berhasil dilukai oleh mPu Sada.

Page 24: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Namun ketika Wong Sarimpat maju selangkah lagi, Cun daka itupun surut pula se'angkah sambil berpaling meman dangi saudara seperguruanya, Kuda-Sempana.

Tetapi Kuda-Sempana itupun masih juga ber-angan8

“Apakah kematian Cundaka dan guru sendiri, akan meru pakan korban jang harus aku relakan untuk melakukan ren canaku ?

Sekali lagi Kuda Sempana mendengar gurunya berteriak

“Kau sudah terpengaruh oleh suara iblis ini Kuda-Sempa na. Jangan kau sangka bahwa kau akan mendapatkan apa jang te'ah mereka jandikan.

Kebo Sindet jang tangan kirinya telah terluka itu sempat juga berka'a “Kasiau kau Kuda-Sempana. Mungkin kau tidak mengerti kenapa kami ingin membunuh gurumu. Sebelum gurumu ini aku singkirkan, maka kau tidak akan dapat mengingkari rencana itu, sebab dibelakang semuaperbuatan iijn, tarieinbunji pamrih jang tidak kau ketahui. Aku akan uieiigiitakannjit kelak, apabila gurumu telah menjadi bangkai.

Kata1 Kebo Sindet terputus oleh serangan raPu Sada jang memakin dahsjat. Tongkatnya sekali1 berhasil menjusup kedalam lingkaran gerakan pedang Kebo Sindet. Bahkan sekali2 tongkat itu berhasil pula menjentuh tangannya jang sakit, se hingga tulang2nya semakin lama terasa se-olah2

Page 25: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

menjadi se makin remuk, “Gila” katanya didalam hati “mPu tua itu t a- u benar, bahwa tanganku hampir patah.

Namun betapapun juga, achirnya Kuda-Sempana menya dari, bahwa ia tidak dapat membiarkan guru dan saudara se perguannya. Betapapun ia menjadi ragu2 tetapi terdengar ka a2 hatinya melonjak2 “Itu adalah gurumu.

Dengan mata jang tidak berkedip Kuda-Sempana melihat gurunya bertempur. Hilanglah segala kesan ketuaan mPu Sada Kini mPu Sada itu se-olah2 menjadi seekor burung sriti jang sedang me-nari2 diudara,

Namun Kebo Sindet melawannya dengan tangkas. Golok nya berputar dan ter-ajun2 dengan dahsjatnya. Kekuatan orang itu benar2 mengagumkan. Golok jang besar itu dita ngannya, se-olah2 tidak lebih dari sebatang gelagah alang2

Pertempuran itu semakin lama menjadi semakin seru, seperti pertempuran didalam dada Kuda-Sempana. Dalam ke-ragu2an ia mendengar gurunya berteriak dengan penuh ke cemasan “Cundaka. He, Cundaka, apa kau sudah benar2 gila. Lari, lari cepat.

Tetapi Cundaka melihat Wong Sarimpat sudah hampir mati, Dengan sebuah sentuhan jang tidak berarti orang itu pasti sudah akan jatuh terlentang. Dan ia segera akan meng hunjamkan pedangnya didada orang liar itu. Betapa gurunya ber-teriak1

Page 26: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

namun perasaan sombong didalam dadanya telah memaksanya untuk tetap berada ditempatnya, bahkan ia se sumbar didalam hatinya “He Wong Sarimpat. Betapa nista nya Cundaka jang . bergelar Bahu Reksa Kali Elo, namun aku adalah laki2 juga seperti kau. Sekarang, kenapa aku harus menghindarkan diri sedang kau sudah hampir menja di bangkai?

Wong Sarimpat menjadi semakin dekat. Dan Cundaka masih mendengar gurunya berteriak. Tetapi ia ingin, ja ia ingin, bahwa ia berhasil membunuh Wong Sarimpat itu. Ka rena itu Tiba-tiba Cundaka itupun memekik tinggi. Dengan satu loncatan jang garang ia . menjerang Wong Sarimpat dengan pedakgnya mengarah dada.

“Oh” terdengar mPu Sada mengeluh, kemudian kata nya “Nasibmu memang terlampau jelek Cundaka.

Tetapi Cundaka tidak mendengar. Ia sedang dimabuk kan oleh keinginannya membunuh Wong Sarimpat jang di sang.anya hampir mati karena luka didadanya.

Kuda-Sempana melihat serangan itu. Ia mendengar guru nya memerintahkan kepadanya untuk ber-sama2 dengan Cun daka menghadapi Wong Sarimpat. Betapa ia masih dikuasai oleh kebimbangan, namun tangannya telah menarik pedang nya pula. Sekali ia melangkah maju, namun tiba! langkah nya terhenti. Matanya se -akan2

Page 27: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

meloncat dari pelupuknya. Dengan mulut ternganga ia meneriakkan sesuatu, tetapi kata2nya tidak lagi dapat dimengerti.

“Sudah nasibmu Cundaka” geram mPu Sada sambil bertempur.

Jang terdengar adalah suara parau Wong Sarimpat. Betapa luka menghentak2 dadanya, namun ia tertawa ter-bahak2. Ternya'a Cundaka jacg mencoba menusuk dada Wong Sa rimpat telah mengalami nasib malang. Dengan kecepatan jang tidak di-sangka2 oleh Cundaka, Wong Sarimpat berhasil menghindarkan dirinya. Cundaka jang memastikan bahwa pedangnya akan menjentuh lawannya jang disangkanya sudah tidak mampu bergerak itu, terdorong oleh tenaganya sendiri. Tiba-tiba terasa sebuah tangan jang kuat menangkap lehernya Demikian kuatnya, sehingga terasa lehernya hampir terputus karenanya. Ketika sekali ia mencoba meronta, maka terasa jari2 tangan itu se-olah2 menghunjam kedalam kulitnya dan ber-angsur2 tenaganya menjadi kian lemah.

Dengan sisa tenaganya Cunduka segera menggerakkan pedang jang masih berada ditangannya Ia melihat sepasang kaki jang renggang disampingnya Tetapi demikian pedangnya terajun, terasa kaki Wong Sarimpat mengenai pergelangannya sehingga pedangnyapun terlepas dan jatuh ditanah.

Page 28: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Kuda-Sempana, cepat berbuatlah sesuatu” teriak mPu Sada.

Kuda-Sempana maju pula se'angkah. Kini ia telah men cabut pedangnya. Ketika ia melihat Cendaka tidak berdaja maka timbullah perabaan iba didalam hatinya. Cunduka itu telah pernah berusaha membantunya pula. Namun Tiba-tiba kem bali Kuda-Sempana tertegun. Ia melihat Cundaka jang tidak berbasil melepaskan tangan Wong Sarimpat itu mencoba menghimpun kekuatan lahir dan batinnya Dalam kradaannya itu ia masih mencoba membangunkan kekuatan aji Ka'a Bama. Demikian ia merasa siap dengan kekuatannya itu, rra ka sambil membungkuk karena tekanan tangan Wong Sarim pat, pada lehernya Cundaka mcngajunkan tangannya merou kul lambung Wong Sarimpat. Namun Wong Sarimpat me nyadari apa jacg akan terjadi. Dengan kekuatan jang ada padanya, maka terkaman jari'nya itupun diperketat. Suatu kekuatan jang tiada taranya telah menjalar di-jari'nya, se hingga Cundaka itupun Tiba-tiba menjadi lemah seperti dile pasi seluruh tulang belulangnya.

mPa Sada jang melihat muridnya mencoba membangun kekuatan terachir itupun berdesah “Tak ada gunanya.

Dan sebenarnyalah, ketika Wong Sarimpat melepaskan tangannya, maka Cundaka itupun jatuh dengan lemahnya ditanah. Kekuatan jang telah mulai tumbuh dan menjalari tangannya, Tiba-tiba

Page 29: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

seperti dihisap oleh kekuatan jang tak dime ngertinya. Bahkan segenap kekuatan jang ada padanya.

Kini Cundaka tidak lebih dari sehelai daun jang laju. Terasa betapa sakit segenap tubuhnya, dan betapa nafasnya

Demikian kuatnya, sehingga terasa lehernya hampir terputus karenanj». Ketika sekali ia mencoba meronta, maka terasa jari2 tangan itu seolah2 menghunjam kedalam kulitnya dan menjadi sesak Sekejap ia menjesal bahwa ia tidak menu ruti natehat gurunya, namun sekejap kemudian ia te'ah me nemukan kekuatan batinnya kembali. Adalah wajar, bahwa dalam setiap perkelahian itu, salah satu pihak akan menga lami keka'aban. Mati adalah akibat jang telah dimengertinya sejak per-taroa2 ia menggantungkan pedang dilambungnya Dan mati itu kini mengbatnpirinya. Karcra itu, da'am kele mahan, Cundaka bahkan menjadi tenang. Meskipun tenaga nya telah habis, namun ia masih sempat melihat gurunya ber tempur dan melihat Kuda-Sempana berdiri ter-mangu2 de ngan pedang ditangan.

“Mudah2an guru dapat membalaskan dendamku.” de sisnya. Suaranya per-lahan2 dalam nada jang sangat rendah. Tetapi mPu Sada mendengar kata2 itu. Hati orang tua itu pun menijadi sangat terharu ketika ia melihat muridnya pa srah kepada maut jang telah siap untuk memeluknya

Page 30: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Kuda-Sempana jang berdiri dalam kebingungan Tiba-tiba tersedar bahwa ia sedang menghadapi bahaja jang sama be «arnya dengan bahaja jang telah menelan Cundaka. Karena itu, maka segera ia mencoba memusatkan perha'iannya ke pada ujung pedangnya dan kepada Wong Sarimpat. Ditin dasnya setiap perasaan ragu2 dan disingkiriannya setiap bara pan akan membalas dendam tergadap Mahisa Agni dengan a'at kedua orang liar itu. Meskipun harapan itu selalu saja me-njentuh1 hatinya.

Kuda-Sempana itupun kemudian menggeretakkan giginya. Ia masih melihat saudaranya seperguruannya menggeliat. Dan sekali lagi Cundaka itu mencoba berkata “Aku sudah ti dak dapat membantu guru lagi.

Sekali lagi dada mPu Sada tersentuh. Murid itu diam bilnya, karena Cundaka jang menjebut dirinya Bahu Reksa Kali Elo itu dapat memenuhi permintaannya. Dapat membe rinya berbagai aoacam barang dan uang. Bukan karena suatu kejakinan bahwa muridnya itu akan dapat meneruskan cabang perguruannya. Namun ketika ia melihat anak itu hampir ram pai pada ajalaja, maka hatinya melonjak. Kemarahannyapun menjadi semakin menyala didalam dadanya. Tiba-tiba hati orang tua itu berkata “Ja, aku akan mencoba membalaskan den danamu anakku.

Tiba-tiba mPu Sada itupun melenting meninggalkan lawan nya. Gerak jang tiba1 dan

Page 31: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

hampir tecepat tatit meloncat di udara itu, tidak segera dapat diikuti oleh Kebo Sindet Na mun sebagai seorang jang telah dipenuhi oleh pengalaman maka segera Kebo Sindet dapat menangkap maksud mPu Sa da. Dengan loncatar. jang panjang Kebo Sindet mengejar nya. Tetapi Kebo Sindet terlambat sekejab. Tongkat mPu Sada telah terjulur lurus kedada Wong Sarimpat. Alangkah terkejutnya Wong Sarimpat jang sedang menikmati kemenang annya itu. Ketika ia melihat mPu Sada meloncat kra'ahnya, dan ketika ia roelhat tongkat orang tua itu terjulur lurus kedadanya, maka ia menjadi gugup. K atau dadanya tidak se dang terluka maka serangan itu sama sekali tidak akan mem bingur gkannya Ia mampu bergeiak secepat mPu Sada Te tapi kini betapa sakit tulang2 iganya. Setiap goaknya pasti menumbuhkan rasa pedih pada isi dadanya itu. Namun ia tidak mau ma'i karena serangan itu. Betapapun lakitnya, tc tapi ia harus mengerahkan segenap kemampvtannya Karena ia tidak mendapat kesempatan untuk meloncat, maka satu2 nya cara jang dapat menolong ija ada'ah menjatuhkan diri Sementara itu ia mengharap kakaknya atan datang meno longnya

Demikianlah dengan serta-merta Wong Sarimpat menco ba menjatuhkan dirinya mendahului tongkat mPu Sada. Mes kipun da lanya terluka, namun ia masih juga mampu berge rak cepat, sehingga dadanya terlepas dari dorongan tongkat orang tua

Page 32: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

itu. Tetapi mPu Sada tidak nsembiarkannya bebas sama sekali dari seranganeja lengan satu putaran ia merg hantamkan tongVatnya pada punggung lawanna Sekali lagi Wong Sarimpat terpaksa mencoba menghindarkan diri dergan bergulir g ditanah. Namun la'i ini Wong Sarimpat jang su dah tidak mampu mempergunakan segenap kekuatannya itu tidak berbasil membebaskan dirinya sama setali. Sekali lagi ia terpaksa mengalami cidera Kali ini lengannya telah ter kena tong'<at mPu Sada jg sedang menjadi sangat marah itu.

Terdengar Wong Sarimpat mengumpat pendek. Perasaan njeri telah menusuk tulangnya, serasa tulangnya telah men jadi retak pula karenanya.

Namun dengan demikian, karena naf<u mPu Sada untuk m;.nbuauh Wong Sarimpat terlampau menguasai perasaannya, maka sejenak ia menjadi lengah, bahwa Kebo Sindet sedang mengejarnya mPu tua itu mendengar Kuda-Sempa. a berte riak pendek dan terasa sebuah getaran menjentuh punggung nya. Cepat ia meloncat kesamping sambil merendahkan diri nya. Kali ini ia berhasil menghindari sambaran golok Kebo Sindet, tetapi ketika golok itu terajun melampaui tubuhnya jang sedang merendah, terasa telinganya se-akan2 menjadi pecah. Ternyata kaki Kebo Sindet berhasil menyambar kepala nya, menjentuh telinga kanannya. Untunglah bahwa Kebo Sindet tidak berhaiil mempergunakan sepenuh kekuatannya

Page 33: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

karena tarikan goloknya sendiri Meskipun demikian mPu Sada itupun terdorong selangkah dan jatuh terguling ditanah. Namun seperti singgat orang tua itu segera melenting berdiri. Tongkatnya masih tergenggam erat ditangannya. Tetapi kini kepa anya menyadi pening. Bahkan serasa durr'a ini berputar disekelilingnya.

“Gila” orang itu mengumpat didalam hati. Ketika ia melihat Kebo Sindet menjerangnya kembali, maka semen tara orang tua itu hanya berhati' menghindar sambil mencoba menenangkan dadanya.

Sementara itu Wong Sarimpatpun telah duduk kembali. Tepat disamping Cundaka jang terbaring lemah. Betapa ke marahan Wong Sarimpat itu menghunjam jantungnya. Maka ketika tiba1 dilihatnya Cundaka disampingnya, dengan serta merta ia merangkak dan menangkap leher orang jang sudah tidak berdaja itu. Dengan gigi gemeretak ia meaekankan sepuluh jari1 tangannya keleher Cundaka jang tidak dapat melawannya sama sekali.

Kuda-Sempana jang meloncat dengan pedang ditangan ternyata terlambat. Cundaka sudah benar1 mati dicekik oleh Wong Sarimpat.

Ketika Kuda-Sempana kemudian siap menjerarg orang jang masih terduduk itu terdengar mPu Sada memperingat kannya “Jangan kau ulangi kesalahan

Page 34: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

saudatamu. Orang jang ha-npir mati itu mauh cukup berbanaja bagimu.

Tetapi suara itu disusul oleh suara Kebo Sindet “Wong Sarimpat, jangan kau bunuh Kuda-Sempana. Aku bahkan ingin menolongoja, menangkap Mahisa Agni.

Setan” geram mPu Sada. Kini kepalanya sudah tida'i terla-npau pening ?agi. Namun telinganya'ah jang terata sakit bukan bua an Bahkan batinyapun menjadi sangat pedih. Sa u muridnya meninggal dihadapan hrdungnya. Tetapi mu¬ridnya itu telah menjadi korban kesomboi gan sendiri. Ia tidak mau mendengarkan nasehatnya.

Seruan gurunya, serta suara Kebo Sindet, kemtali telah merggar ggu perawan Kuda-Sempana. Ia kini kembali berdiri tegak seperti patung. Ia melihat Cundaka terbunuh karena tidak mau mendengar nasehat gurunya Dan kini gurunya itu melarangnya pula untuk melawan Worg Sarimpat jang tam paknya sudah terlampau lemah Tetapi da'am pada itu ia men dengar Kebo Sindet mencegah adiknya untuk tidak membu nuhnya.

Kuda-Sempana menjadi bingung. Te'api bahwa Kebo Sindet dan Wong Sarimpat tidak berlaku jujur kini mulai terbajang dida'am benaknya, Karena itu n.aka Kuda-Sempa napun kini mulai menyadari betapa bodohnya dirinya sendiri. Dan ia ingin mencoba menebus kebodohannya. Ia ingin me manfaatkan sikap Kebo Sindet atas adiknya Wong

Page 35: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Sarimpat. Apabila ia menjerang Wong Sarimpat, maka Wong Sarimpat pasti tidak akan berani membunuhnya karena kakaknya tidak menghendakinya. Tidak seperti saudara scperguruani ja itu. Ke dua orang liar itu agaknya benar2 membencinya meskipun me reka belum mengeralnya dengan baik. Apalagi kiri Worg fa rimpat telah menjadi semakin parah.

Karena itu maka Kuda-Sempana tidak segera meninggal kan tenpat itu. Dari cahaja obor jang masih menya'a meskipun kini tergolek diatas batu1 pada-, ia melihat betapa wajah Wong Sarimpat jang tegang. Agaknya orang itu berusaha untuk menahan perasaan sakitnya.

Ketika api obor itu menyala semakin besar, maka Kuda Sempana melihat, betapa wajah itu menjadi sangat menge rikan. Wong Sarimpat itu menatap seperti ingin menelannya hidup2.

Tekad Kuda-Sempana telah bulat didalam dadanya. Ia mempunyai kedudukan jang berbeda dengan saudara sepergu ruannya dimata kedua orang2liar itu. Betapa Wong Sarimpat marah kepadanya, namun Kebo Sindet agaknya masih memer lukannya.

Namun kembali ia mendengar gurunya berteriak “Apa¬kah kau juga akan membunuh dirimu Kuda Sempana ?

Kuda Sempana menggeram. Terasa dadanya bergolak. Apakah sudah sepantasnya ia melarikan

Page 36: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

dirinya selagi guru¬nya bertempur mati'an dan sesudah saudara sepeguruaonya itu mati?

Da'am ke-ragu2an itu ia melihat Wong Sarimpat berusaha untuk berdiri. Beberapa kali ia berusaha, namun setiap kali ia berhenti, mengatur pernafasannya dan mengusap dadanya Agaknya dadanya masih terasa sangat parah, disamping le-ngannya jang serasa menjadi retak.

“Setan licik – geramnya. Kemudian ditatapnya wajah Kuda”Sempana sambil mengumpat “Kau setan pula. Ter nyata kakakku berbaik hati kepadamu. Kalau tidak, maka nyawamuakan meloncat dari ubun2mu spt demit kecil ini.

Namun terdengar suara Kebo Sindet “Jangan kau takut2i anak itu Wong Sarimpat. Ia tidak bersalah. Gurunya lah jang gila dan saudara seperguruannya itu pula.”

Dada Kuda “Sempana berdesir. Namun ia sependapat dengan gurunya ketika ia mendengar gurunya berkata”-Apa¬kah kau dapat mempercajainya Kuda Sempana ?”

Kuda Sempana tidak menjawab, tetapi kepa anya mengangguk lemah-

Sementara itu Wong Sarimpat telah berhasil berdiri tegak. Ditelekankan kedua tangannya didadanya, dan dihisapnya na¬fas dalam1 beberapa kali. Sejer.ak ia memusatkan segenap sisa1 kekuatannya. Dan kemudian terdengarlah ia berdesis.

Page 37: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Kebo Sindet dan mPu Sada masih juga bertempur dengan sengitnya. Keduanya adalah orang1 jang jarang tan-dingannya. Maiing2 mempunyai kechususannya sendiri1. Namun terasa bahwa tangan Kebo Sindet jang terluka agak meng-ganggunya. Meskipun demikian goloknya masih dapat berpu¬tar seperti beliung2.

mPu Sada tidak kalah lincahnya pula. Meskipun telinga nya menjadi sakit, namun kekuatannya se-olah2 sama sekali tidak terpengaruh olehnya. Tongkatnya masih me-nyambar2 dan sekali2 mematuk ketitik2 berbahaja pada tubuh Kebo Sindet.

Kuda Sempana kemudian melihat Wong Sarimpat me ngangkat kedua tangannya tinggi2 sambil menghiiap udara se – banyak2nya. Se-akan2 seluruh udara diatas bukit gundul itu akan dihisapnya. Ber-kali2 dan kemudian terdengar ia ber desah lirih “Hem. Setan tua itu L arus binasa.”

Dengan penenangan itu ternyata Wong Sarimpat berhasil mengurangi perasaan sakitnya meskipun hanya sedikit. Namun karena kemarahan jang membara didadanya, maka ia tidak dapat membiarkan melihat kakaknya bertempur sendiri me¬lawan mPu Sada. Bagi Wong Sarimpat Kuda Sempana sama sekali sudah tidak berarti lagi. Karena itu dibiarkan nya saja ia berdiri tegak dengan pedang di-tangan.

Page 38: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Tetapi Kebo Sindet tidak ingin membiarkan Kuda-Sem pana itu. la tidak menghendaki anak itu dilepaskan saja. Ia tidak akan membiarkan seandainya anak itu lari. Tetapi ia tidak dapat memberilah ukannya kepada adiknya. sebab dengan demikian, maka mPu Sada pasti segera mengetahui maksudnya pula.

Karena itu, maka Kebo Sindet itupun menjadi gelisah. Tetapi ketika ia melihat Wong Sarimpat telah siap untuk ikut lerta dalam perkelahian itu, maka tumbuhlah harapan-nya untuk dapa2 menangkap Kuda Sempana hidup2. Ia mengharap anak muda itu bukan seorang pengecut jg cilik. Ia mengharap se – tidak2nya Kuda Sempana mempunyai ke¬beranian seperti saudara seperguruannya.

Maka Tiba-tiba berkatalah Kebo Sindet – He, apa jang akan kau lakukan Wong Sarimpat?”

Wong Sarimpat menggeram. Ia tidak mengerti kenapa kakaknya itu bcrtanya. Namun dijawabnya pula pertanyaan itu “Aku ingin memecahkan dada mPu tua itu seperti ia melukai dadaku Tetapi aku bukan pengecut spt. orang itu.”

mPu Sada tidak merasa perlu untuk menjawab. Bahkan serangannya ah jang menjadi semakin garang. Ia sama se¬kali tidak menjadi cemas melawan keduanya telah dilukai-nya sehingga mereka tidak dapat mempergunakan teraga mereka se-penuh2nya.

Page 39: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Meskipun denaik'an mPu Sada tidak dapat memperingan lawannya. Apalagi Kebo Sindet. Meskipun srqelah tangannya telah terluka namun tandangnya hampir tidak berbeda. Te¬tapi mPu Sada jang tele h mengetahui luka ditangan itu, se¬lalu berusaha untuk menjentuh nya dengan tongkatnya. mPu tua itu tahu betul, sentuhan jang keijil telah cukup untuk membangkitkan perasaan sakit jang membakar seluruh tubuh Kebo Sindet itu:

Karena itu ketika Wong Sarimpat berjalan ter-tatih2 mendekatinya, maka mPu Sada itu menjadi semakin ber¬hati – hati.

Kuda”Sempana jang masih tegak seperti tonggak, me-1 hat Wong Sarimpat semakin lama menjadi semakin dekat dengan kedua orang jang sedang bertempur itu. Meskipun tataran ilmu gurunya serta Kebo Sindet diatas ilmunya, na¬mun Kuda Sempana dapat melihat bahwa Kebo Sindet jang terluka tangannya itu selalu terdesak oleh gurunya. Be¬tapa besar golok orang itu, dan betapa kuatnya ia mengge-rakkannya, namun setiap kali ia melihat orang itu menjeri¬ngai menahan sakit dan sekali dua kali meloncat surut utk menghindari serangan mPu Sada jang selalu berusaha me¬nyarang titik kelemahan lawannya.

Sesaat kemudian Kuda Sempana itupun melihat Wong Sarimpat meloncat menerjunkan diri kedalam perkelahian itu. Alangkah terkejutnya ketika ia melihat orang jang di sangkanya sudah hampir mati itu mampu meloncat dengan kecepatan jang luar

Page 40: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

biasa. Serangannya datang seperti kilat me nyambar dilangit. Tetapi ketika lawannya mampu menghinda ri serangan itu, maka kembali Wong Sarimpat berdiri ter-bungkuk2. Kedua tangannya menekan dadanya dan nafasnya se-akan2 Lampir putus.

Ternyata orang itu telah mengerahkan sisa2 tenaganya u n tuk tetap dapat mengimbangi lawannya. Meskipun kemudian luka didalam dadanya terasa sakit kembali, namun pada saat tertentu, karena nafsu dan kemarahan jang me-luap2, Wong Sarimpat telah berhasil meluapkannya. Sehingga serangan jang demikian itu tdk hanyasatu kali dilakukan oleh Wong Sarimpat. Setiap kali ia menjerang dan setiap kali pula ia menjingkir dari titik perkelahian untuk menenangkan dirinya.

Meskipun demikian, namun serangan2 Wong Sarimpat itu cukup mengganggu mPu Sada. Setiap kali ia harus membagi perhatiannya. Bahkan serangan2 orang tampaknya telah hampir lumpuh itupun masih cukup berbahaja.

Achirnya mPu Sadapun menyadari, bahwa tidak ada gu nanya lagi ia bertempur seterusnya. Kini ia tinggal mencoba bertahan dan memberikan kesempatan Kuda-Sempana untuk menjingkir sebelum ia sendiri meninggalkan bukit gundul itu. Tetapi alangkah jengkelnya mPu tua itu ketika ia masih me lihat Kuda-Sempana berdiri saja seperti patung,

Page 41: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Kuda-Sempana, pergilah.” berkata mPu Sada.Tetapi jang menyahut adalah Kebo Sindet “Wong

Sa rinapat. Jangan putus asa karena luka-lukamu. Marilah kita bunuh mPu tua jang gila ini. Ia telahbanyak berbuat kesalahan tidak saja atas kita. Namun lihatlah. Apakah ia telah mem bentuk muridnya itu dengan baik ? Menurut pendapatku

Kuda-Sempana adalah seorang anak muda jang cukup berani. Tetapi gurunyalah jang mengajarinya menjadi pengecut. Ba gi laki2, lari dari arena perkelahian adalah sifat jang se-hina2nja. Lebih hina dari serangan jang licik jang dilakukan oleh mPu Sada itu sendiri.

“Jangan hiraukan” teriak mPu Sada sambil bertem pur “jangan hiraukan. Lari tinggalkan tempat ini.”ge ram Kebo Sindet.

“Kalau kau jang lari, Wong Sarimpat, meskipun kau sudah akan mati, maka kau akan aku bunuh sendiri.

Tiba-tiba Wong Sarimpat jang terluka didadanja itu melepas kan diri dari perkelahian. Terdengar ia mencoba tertawa keras2. Tetapi suara itupun patah karena perasaan sakit jang menekan dadanja. Namun ia masih sempat berkata “mPu Sada telah mendidiknja berbuat demikian. Ternjata murid jang gila, jang kau kehendaki sepasang matanja itu lebih berani dari pada Kuda-Sempana.

Baik mPu Sada maupun Kuda-Sempana menjadari mak sud kata2 itu. Mereka tidak

Page 42: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

menghendaki Kuda-Sempana me ningga'kan perkelahian. Namun meskipun demikian, harga diri Kuda-Sempana tersinggung juga. Itulah sebabnja ia masih juga berdiri ter-mangu2 meskipun beberapa kali gurunja ber¬teriak2 mengusirnja.

Dalam perkelahian jang kemudian menjadi semakin se ngit, Kebo Sindet sempat berkata kepada Wong Sarimpat per¬lah a n2 “Tangkap anak itu. Jangan sampai ia lari. Kau tidak akan dapat mengejarnja karena lukasau.

Betapa Kebo Sindet mencoba berbisik per-lahan2 sekali, tetapi telinga mPu Sada jang tajam dapat mendengarnja. Karena itu sekali lagi ia berteriak “Lari Kuda-Sempana lari. Kau akan ditangkap hidup2 untuk permainan mereka ini. Permainan orang2 liar.

Karena perhatian jang ter-pecah2 itulah maka Kebo Sin det dan Wong Sarimpat berhasil menekan mPu Sada men dekati Kuda-Sempana. Wong Sarimpat jang terluka itu kadang2 tamasekali tidak mampu meloncat menjerang karena perasaan sakitnja, namun kadang2 apabila ia berhasil menga tasi pera<aan sakit dan berhasil menghimpun tenaganja maka luka didadanja itu se-akan2 sudah tidak berbekas.

Ketika titik perkelahian itu menjadi semakin mendekati nja, maka Kuda-Sempanapun menjadi semakin menjadari apa jang akan dihadapinja. Ia benar2 tidak dapat ikut dalam perkelahian itu,

Page 43: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

tetapi untuk meninggalkan gurunja, hatinja masih ragu2. Meskipun demikian, achirnja ia mengambil suatu kesimpulan “Lebih baik aku menjingkir Aku harap garu berhasil melarikan dirinja pula kemudian.

Ternjata gurunja jang benar2 menginginkan Kuda-Sempa na pergi telah mencoba merendahkan dirinja agar muridnja tidak terlampau terikat pada harga diri pula, katanja “Kuda-Sempana, larilah selagi aku mampu menahan kedua orang liar itu, sesudah itu akupun akan melarikan diri pala. Tak ada gunanja lagi berurusan dengan orang2 liar ini.

Tak ada pilihan lain bagi Kuda-Sempana selain mening galkan pertempuran itu. Ia harus segera pergi, tidak tahu ke mana, asal saja menjahui kedua orang2 jang aneh itu.

Tetapi betapa terkejut Kuda-Sempana ketika ia se-o)ah2 melihat kilat jang menjambar dihadapannja. Demikian cepat aja sehingga ia tidak mendapat kesempatan berbuat sesuatu. Ketika ia telah mengambil keputusan untuk lari, maka ia te lah terlambat. Wong Sarimpat jang terluka itu Tiba-tiba telah berdiri dihadapannja. Sebelum ia dapat berbuat sesuatu, tera sa tangannja jang memegang pedang bergetar, dan pedang njapun terpelanting jatuh ditanah.

Kuda-Sempana benar2 tidak mendapat kesempatan un , tuk berbuat sesuatu. Jang terasa olchnja adalah sebuah tekan an jang keras pada

Page 44: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

lengan kanannja. Ketika ia terputar, ma ka Wong Sarimpat telah menangkap tengkuknja. Sebuah te kanan jang keras ditengkuknja serasa sebagai daja jang kuat, jang telah menghisap seluruh tenaganja. Seperti Cundaka, maka Tiba-tiba Kuda-Sempana itu menjadi lemah. Semakin la ma semakin lemah.

“Gila” terdengar mPu Sada berteriak. Tetapi ia tidak dapat berbuat sesuatu. Kebo Sindet jang telah bersiap untuk menghadapi tindakan adiknja itu dengan garangnja menco ba melibat mPu Sada, sehingga orang itu tidak mendapat kesempatan berbuat sesuatu.

Betapa jantung orang tua itu dicengkatn oleh kemarah an jang memuncak. Betapa dadanja se asa akan pecah. Te tapi semuanja itu sudah terjadi. Ia menjesal tak habis'eja atas kedua muridnja jang sama sekali tidak mau mendengar kan nasehatnja. Cundaka telah hangus dibakar kesombong annja sendiri, sedang Kuda-Sempana telah dibelit oleh ke-ragu2annja. Namun ke-dua2nja kini tidak dapat diharapkan nja lagi.

mPu Sada itu masih melihat Kuda-Sempana jatuh de ngan lemahnja. Sedang Wong Sarimpat, jang terpaksa menge rahkan sisa8 tenaganja jang telah lemah pula, berdiri sambil menekan dadanja Sekali ia batuk sambil ter-bungkuk2, na mun kemudian orang itupun jatuh terduduk ditanah.

“Kau akan mati pula” geram mPu Sada.

Page 45: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Tetapi Kebo Sindet menjawab Tidak Kami menjim pan obat2an jang dapat raenjembuhkannja dalam waktu sing kat. Sajang obat'an itu tidak kami bawa. Tetapi ia tidak akan mati. Besok ia telah sanggup bertempur melawanmu se orang diri seandainja kau masih hidup. Tetapi sajang pula, bahwa kau akan mati malam ini seperti muridmu jang som bong. Sedang muridmu jang baik itu, biarlah aku mencoba merawatnja. Menjadikannja seorang jantan jang tidak akan dapat kau kalahkan seandainja kau sempat bertemu lagi.

mPu Sada tidak menjawab. Ia melihat kesempatan un tuk mencoba menjatuhkan Kebo Sindet, selagi Wong Sarim pat sedang dicengkam oleh perasaan sakit. Dengan menge rahkan segenap kemampuannja ia menjerang seperti seekor burung elang diudara. Me-njambar dengan tongkatnja, tangan nja dan kaki'nja. Namun Kebo Sindet masih mampu untuk menghindarkan dirinja dari setiap serangan jang betapapun berbahajanja.

Per-lahan2 Wong Sarimpat mulai dapat mengatasi pe rasaan sakitnja kembali. Per-lahan2 pula ia mencoba berdiri. Dengan mata jang menjala ia memandangi mPu Sada jang sedang bertempur dengan kakaknja- Kemudian terdengar ia menggeram “Tinggal kau sekarang mPu tua. Ajo, menje rahlah supaja kemarahan kami tidak menjebabkan kami mem bunuhmu dengan cara jang tidak menjenangkan.

Page 46: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

mPu Sada masih berdiam diri. Bahkan serangannja men jaii semakin kuat. Namun ia bergumam didalam hatinja “Setan manakah jang telah bersembunji didalam tubuh Wong Sarimpat itu ? Meskipun ia sudah hampir mampus, namun ia masih juga kuat uniuk berdiri dan bahkan ber tempur meskipun ia telah memeras tenaganja melampaui ke mampuannja jang sewajarnja.

Dan naPu Sada itu menjadi semakin geram, ketika ia melihat Wong Sarimpat berjalan ter-tatih2 kearah mereka jang sedang bertempur matiVan itu. Kini goloknja, jang mirip dengan go'ok kakaknja te'ah digenggamnja pula. Meskipun nafasnja tersendat2 namun tanapaknja orang itu masih garang juga.

Sekali lagi mPu Sada membuat perhitungan. Ia juga tidak akan mampu mengalahkan keduanja dalam keadaan se rupa itu. Ternjata kekuatan tubuh Wong Sarimpat benar2 berada diluar dugaannja. Dalam keadaan serupa itu, ia masih juga mampu mengganggu perkelahiannja dengan Kebo Sindet. Karena itu, maka tidak ada jalan lain baginja dari pada menghindarkan diri dari perkelahian itu. Kalau ia berhasil maka ia masih mempunjai kemungkinan untuk berusaha mem bebaskan Kuda-Sempana. Menurut perhitungan mPu Sada kemudian, Kuda-Sempana memang tidak akan dibunuh, se bab kedua orang itu masih memerlu kannja. Mereka mengha rap Kuda

Page 47: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Sempana memberinja beberapa petunjuk ten'ang Mahisa Agni, Ken Dedes dan Tunggul Ametung.

Tetapi Kebo Sindet dan Wong Sarimpatpun telah dapat menebak pula maksud mPu Sada itu. Karena itu maka ter dengar Kebo Sindet menggeram “Jangan mimpi kau ber hasil melepaskan diri mPu. Meskipun Wong Sarimpat telah kau lukai dengan (jurang, tetapi ia masih mampu berbuat sesuatu. Mungkin kau dapat mengalahkan kami satu2 karena kecuranganmu. Tetapi mengalahkan kami berdua, atau men coba melepaskan diri dari kami berdua adalah sangat mustahil.

mPu Sada sama sekali tidak menjawab. Tetapi ia memang m -lihat kesulitan itu. Wong Sarimpat jang lemah itu masih juga dapat berbuat banjak untuk mencegahnja meninggal ka? perkelahian. Namun bagaimanapun juga mPu Sada ber uia'ia untuk melakukannja. Sedikit demi sedikit ia menarik perkelahian itu kesisi dataran gunung gundul jang tidak ter lampau lebar. Namua setiap kali kedua laki2 liar kakak ber aiik itu, selalu berusaha mendesaknja kembali k e-tengah.

Semakin dalam malam memeluk permukaan bukit gundul itu, pe-kelahian mereka menjadi semakin sengit. Wong Sa rimpat jang dibakar oleh kemarahannja, ternjata mampu me lupakan lukanja pada saat2 tertentu, meskipun sekali1 ia ter paksa menjingkir untuk sesaat, memperbaiki keadaannja dan mengatur pernafasannja.

Page 48: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Tetapi keadaan mPu Sadalah jang semakin lama menjadi semakin sulit. Kebo Sindet dan Wong Sarimpat berusaha dengan sekuat tenaga untuk membinasakan mPu tua itu. Orang itu akan dapat mengganggu usahanja. Rencananja tentang Mahisa Agni telah matang didalam kepala Kebo Sindet, seperti jang ditebak oleh mPu Sada. Karena itu maka mPu Sada harus tidak ada lagi, supaja rencananja dapat ber'angsung. Tetapi sudah tentu bahwa mPu Sada tidak akan menjerahkan kepa'anja, sehingga bagaimanapun juga, dengan segenap kekuatan dan kemampuan jang ada orang tua itu berjuang untuk mempertahankan hidupnja.

Namun jumlah kekuatan Kebo Sindet dan Wong Sa rimpat jang luka itu, ternjata masih lebih besar dati kekuat an mPu Sada, sehingga sekali terasa serangan2 kedua orang itu hampir1 dapat mencapai maksudnja. Bahkan sekali1 terasa pada pakaian mPu Sada, seatukan2 ujung2 golok Kebo Sin det atau Wong Sarimpat.

“Setan belang” orang tua itu mengumpat didalam hati. Ia kini benar-benar sedang berusaha untuk melepaskan dirinja.

Namun ternjata bahwa serangan" kedua lawannja semakin lama menjadi semakin garang. Batu2 padas dibukit gundul itu benar2 tidak menjenangkan bagi kaki mPu Sada. Bahkan terasa beberapa kali kakinja terantuk oleh ujung2 padas jang menjorok. Tetapi bagi Kebo Sindet dan Wong Sarimpat tanah itu merupakan tanah tempat

Page 49: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

mereka bermain setiap hari sehingga ujung 2 batu jang runcing tajam sama sekali tidak mempengaruhinja.

Ketika mPu Sada sekali lagi mencoba meloncat surut, maka tanpa di-sangka2nja kakinja tergores oleh sebuah ujung batu padas sehingga sesaat ia ter-hujung2. Namun dengan tang kasnja ia meloncat dan memperbaiki keseimbangannja. Tetapi jang sesaat itu benar2 dapat dipergunakan oleh Kebo Sinde2. Dengan garangnja ia meloncat menjulurkan senjatanja lurus2 kedada lawannja Tetapi sekali ini mPu Sada masih mampu menghindarinja. Dengan lincahnja ia mengelak kesamping sambil merendahkan diri. Namun sajang, bahwa Wong Sarim pat dengan mengerahkan segenap sisa2 tenaganja masih mampu raenjusulnja.. Sebnah ajunan jang keras mengarah kelambuiig mPu Sada.

Orang tua itu terkejut. Tak ada jalan lain daripada menjatuhkan dirinja. Dengan demikian maka dengan serta merta ia menjatuhkan diri dan berguling beberapa kali. Te rasa ujung2 batu padas telah melukai kulitnja. Namun sama sekali tidak dihiratikannja. Jang mengejutkannja pula ada'ah, ketika ia melenting berdiri, Kebo Sindet telah siap menjerang nja dengan sebuah tebasan langsung kelehernja.

mPu Sada tidak dapat menghindarkan dirinja. Jang dapa2 dilakukan adalah melawan serangan itu dengan tongkatnja. Te tapi ia tidak dapat

Page 50: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

menangkis tajam golok lawannja dengan tongkatnja. Untunglah bahwa tongkat orang tua itu cukap panjang, sehingga dengan serta merta dijulurkannja tongkat nja mengarah ke pergelangan tangan Kebo Sindet.

Dengan garangnja ia meloncat menjulurkan senja tanja lurut2 kedada lawannja. Tetapi sekali ini mPu Sada masih mampu menghaindarinja dengan lintiabnja ia me ngelak kesatnping sambil merendahkan diri, namun sajang . . .

Terjadilah sebuah beaturaa jang dahsja'. Benturan jang tidak langsung diantara kedua senjata mereka. Cd.ung tong kat mPu Sada ternjata berhasil mengenai pergelangan tangan Kebo Sindet jang sedang terajun dengan derasnja. Terdengar Kebo Sindet berteriak pendek. Tulang pergelangannja terde ngar gemeretak se-akan2 terpatahkan. Goloknja jang terajun itupun terlepas dari genggamannja. Namun karena itu, kare na golok jang terlepas itu, maka mPu Sadapun tidak meng hindarkan dirinja lagi. Golok itu dengan cepat menjambar nja. Untunglah bahwa sambaran golok itu tidak tepat mecge nai lehernja. Tetapi terasa sebuah goresan jang pedih menji Iang dadanja, sehingga orang tua itupun terdorong beberapa langkah surut dan kemudian jatuh terguling ditanah.

Tetapi Kebo Sindet tidak dapat segera mengejarnja. Ta ngannja jang terkena tongkat mPu Sada itu benar2 telak me lumpuhkan segenap

Page 51: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

kemampuannja. Sambil berdesis menahan sakit ia berjongkok daa mencoba menahan sakit itu dengan tangannja jang lain. Tetapi lengannja jang lainpun le'ah ter luka.

“Gila” geramnja. Hampir2 ia berteriak kepada Wong Sarimpat supaja ia berbuat sesuatu atas mPu Sada. Tetapi dilihatnja kemudian, Wong Sarimpat itu sedang ter-batuli.2 sambil menekan dadanja. Ternjata setelah ia memeras tena ganja pada saat'2 terachir, menjerang mPu Sada dengan sisa8 kemampuannja jang ber-lebih2an, terasa dadanja se-akan2 meledak. Betapa sakitnja.

Kebo Sindet jang sudah bertekad untuk membunuh mPu Sada itu tidak dapat berdiam diri. Betapa perasaan njeri mem bakar segenap tubuhnja, namun dengan kemampuan 'ang me njala2 ia berusaha untuk melupakan perasaan sakitnja. De ngan gigi terkatub rapat2 ia berdiri. Tangan kirinja jang ter luka pada lengannja, masih memegangi pergelangan tangan kanannja jang retak. Tetapi mPu Sadapun telah terluka. De ngan geramnja Kebo Sindet berkata “Aku masih menipu njai sepasang kaki jang utuh. Aku akan membunuhmu dengan kakiJku.

Namun mPu Sada itupun tidak pingsan. Ia masih tetap sadar betapapun pedih luka didadanja. Ia masih juga melihat samar2 didalam cahaja obor jang hampir padam, Kebo Sin det datang mendekatinja.

Page 52: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Tetapi untuk melawan, agaknja mPu Sada sudah tidak mungkin lagi. Karena itu, maka satu2nja cara untuk men jela matkan diri adalah pergi meninggalkan kedua lawannja.

Meskipun tulang2 tua didalam tubuh mPu Sada itu sera sa telah habis dilolosi, namun ia masih mampu merangkak agak cepat menjauhi bajangan Kebo Sindet jang samar2 ma ju setapak demi setapak.

“He, kau akan lari mPu tua?” geram Kebo Sindet.

mPu Sada tidak menjawab. Ter-tatih2 ia mencoba ber diri, untuk melarikan diri. Tetapi tubuhnja serasa seratus ka li lebih berat dari tubuhnja jang biasa. Karena itu kembali mPu Sada itu merangkak se-cepat2 ia dapat menghindarikan diri dari tangan Kebo Sindet jang telah dilukainja.

Kebo Sindet menggeram sambil menggeretakkan giginja. Kini ia benar2 menahan segenap rasa sakitnja. Ia harus dapat menangkap mPu Sada Keadaan telah terlanjur menjadi sangat buruk, sehingga apabila orang itu terlepas dari tangan nja, maka rencananja pasti akan teranrjam, meskipun belum tentu mPu Sada segera berani menghubungi Mahiia Agni apalagi Tunggul Ametung karena pertentangan mereka di-saat2 jang lampau. Belum pasti pula Mahisa Agni atau Tung gal Ametung mempercajainja, seandainja mPu tua itu men coba mengatakan apa jang sebenarnja telah terjadi.

Page 53: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Namun meskipun demikian, maka sudah tentu Mahisa Agni akan men jadi lebih ber-hati-hati. Orang2 jang dapat menjadi pelindung njapun akan semakin ketat mengawasinja.

Tetapi seperti juga Kebo Sindet, mPu Sada te’ah men coba memeras segenap sisa2 kekuatannja untuk hidup. Apa bila ia tetap hidup, maka ia akan dapat membuat perhitung an di-saat2 jang akan datang dengan kedua orang itu. Te tapi kalau ia gagal mempertahankan hidupnja, maka ia akan menjadi kerangka dibukit gundul ini. Dagingnja pasti akan habis di-kojak2 oleh anjing2 liar.

Karena itu, betapapun ia tetap beruiaha untuk merang kak pergi. Sekali2 ia mencoba berdiri bersandar pada tong katnja dan berjalan ter-tatib.2. NamunHcembali ia harus me rangkak karena luka didadanja. Luka karena goresan pedang pada kulit dan daging dadanja. Luka jang berbeda dengan luka jang diderita oleh Wong Sarimpat. Meskipun akibatnja hampir bersamaan. Namun dari luka mPu Sada itu darah mengalir tak henti2nja. Meskipun orang tua itu men’joba sekali2 menahan nja dengan kainnja. Ditambah pula rasa sakit pada telinganja.

Ketika sekali ia berpaling, dilihatnja Kebo Sindet telah menjadi semakin dekat. Dan bahkan ia mendengar orang liar itu berdesis dalam nada jang berat parau “He, kema nakah kau akan lari mPu tua. Jangan membuang tenaga di saat Z menjelang mati. Tenangkan hatimu, supaja njawamu tidak ter-sendat2 diujung ubun2mu.

Page 54: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Kebo Sindet itu sudah semakin dekat. Beberapa langkah lagi orang itu akan dapat mencapainja. Tetapi seperti Kebo Sindet dan Wong Sarimpat, mPu Sada bukan orang jang mudah menjerah pada keadaan. Ketika ia melihat Kebo Sindet menggeram dan meloncat menerkamnja, maka mPu Sada itupun se-akan2 telah dapat melupakan perasaan sakitnja. De ngan serta-merta orang tua jang terluka itu tegak.berdiri. Disambutnja serangan Kebo Sindet dengan ajunan tongkatnja. Kebo Sindet tidak menjangka bahwa mPu Sada mampu ber buat demikian. Karena itu, selagi ia meluncur dengan deras nja, menjerang mPu jang terluka itu dengan kakinja, ia tidak dapat lagi menghindari tongkat itu. Sekali lagi terjadi ben turan diantara mereka. Kaki Kebo Sindet benar2 telah me ngenai sasarannja, menghantam lambung mPu Sada. Tetapi Kebo Sindetpun kemudian terpelanting jatuh, karena tongkat mPu Sada telah menghantam pelipisnjo. Namun untunglah bahwa kekuatan mPu Sada tidaklah sepenuh kekuatannja, se hingga pelipis Kebo Sindet tidak menjadi retak karenanja.

Tetapi mPu Sada jang lemah itu ternjata terdorong tidak saja satu dua langkah. Beberapa langkah ia terlempar surut dan bahkan kemudian jatuh terguling.

mPu Sada jang terluka itu sama sekali tidak mampu me nahan dirinja ketika Tiba-tiba terasa, se-akan2 tanah tempat ia ter-guling itu runtuh. Terasa olehnja se-akan2 ia terlempar ketempat jang tidak

Page 55: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

diketahuinja. Betapa derasnja ia meluncur. Barulah kemud’an ia menjadari bahwa ia telah terguling ke dalam jurang. Barulah kemudian ia merasa, bahwa ia telah tar-gores2 oleh batu2 padat dilereng bukit gundul itu. Namun beberapa saat kemudian, terasa tubuh itu tersentuh dedaunan dan kemudian ranting2 perdu. Dengan demikian maka laju tubuh orang tua itu menjadi berkurang. Dilereng bagian bawah dari bukit gundul itu terdapat berbagai tumbuh 2an jang dapat menahan tubuh itu» sehingga tidak terbanting pada batu2 padas jang menjorok tajam.

mPu Sada itu masih tetap menjadari keadaannja. Tong katnja masih belum terpisah dari tangannja, sedang tangannja jaag lain berusaha untuk mencapai apa saja jang dapat memperlambat tubuhnja. Namun meskipun demikian, ketika terasa se-akan2 tubuhnja itu membentur sesuatu, pandangan mata orang tua itu menjadi ber-kunang2. Sekejap ia kehi langan kesadaran. Jang dilihatnja seolah? seluruh bintang gemintang dilangit meluncur menimpa dadanja. Kemudian gelap pekat.

Diatas bukit gundul itu Wong Sarimpat berjalan ter bungkuk-bungkuk kearah sesosok tubuh jang terbaring diam. Ternjata Kebo Sindet jang tertimpa tongkat pada pelipisnja itupun menjadi pingsan. Betapa perasaan sakit telah melenjap kan segenap kesadarannja. Perasaan sakit pada pelipisnja itu dan perasaan sakit pada kedua belah tangannja

Page 56: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

jang ter timpa tubuhnja sendiri ketika ia terpelanting jatuh.

“mPu gila” Wong Sarimpat meng-umpat2. Sambil ter-batuk2 ia me-raba2 tubuh kakaknja. Ia tahu bahwa kakak nja hanja sekedar pingsan. Karena itu kemudian dibiarkannja saja tubuh itu terbaring diam. Wong Sarimpat itu jakin, bahwa kakaknja itu pasti akan sadar dengan sendirinja.

Tetapi bagaimana dengan mPu Sada jang terlempar kedalam jurang itu?

“Orang itu ludah terluka. Ia pasti akan mampus ter banting diatas batu2 padas” gumamnja seorang diri.

Ketika ia melihat Kuda-Sempana maka sekali lagi ia menggeram “Hem, buat apa kakang Kebo Sindet memelihara tikus pengecut itu.

“He” teriaknja kemudian “Kuda-Sempaaa, apakah kau sudah mampus pula.

Kada-Sempana mendengar suara itu. Tetapi tubuhnja jang lemah masih saja belum dapat diajaknja berdiri, meskipun kini telah mulai terasa dijalari oleh beberapa bagian dari kekuatannja kembali.

Namun Kuda-Sempana itu menjadi heran pula. Kenapa ia tidak saja dibunuh seperti Cundaka atau seperti gurunja. Kenapa ia masih saja dibiarkan hidup. ?

Page 57: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Wong Sarimpat jg. masih ingin melepaskan kemarahannja itupun ber-teriak2 “He Kuda-Sempana. Kenapa kau tidak mampus saja sama sekali ? Sajang kakang Kebo Sindet masih membiarkan kau hidup. Meskipun aku tidak tahu apa gunanja lagi kau hidup, tetapi aku tidak berani melanggar keinginan kakang Kebo Sindet, dan kau boleh bersenang hati karenanja.

Kuda-Sempana masih belum menjawab teriakan2 itu. Badannja masih sangat lemah, dan ia sama sekali tidak ber nafsu berteriak seperti Wong Sarimpat.

Ketika Wong Sarimpat itu merasa dadanja seperti tertusuk jarum karena ia ber-teriak11 maka iapun berhenti. Kini dite kuninja kakaknja jang masih terbaring diam. Per-’ahan2 ia mencoba menggojangkan tubuh itu. Mengangkat tangannja dan menggerakkannja dengan hati-hati.

.Lambat laun Kebo Sindetpun mulai menggerakkan tu buhnja. Perlahan2 ia menarik nafas, kemudian menggerakkan ujung2 kakinja.

“Kakang” panggil Wong Sarimpat.Lamat2 Kebo Sindet mendengar panggilan itu.

Per-lahan2 ingatanjapun bangkit kembali merajapi otaknja. Diingat nja peristiwa demi peristiwa jg. terjadi. Jang terachir dari peris tiwa itu adalah pukulan tangkat jang mengenai pelipisnja, se mentara kakinja menghantam tubuh orang tua itu.

Page 58: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Tiba-tiba Kebo Sindet itupun menggeram. Dengan serta-merta ia mencoba bangkit. Tetapi terasa betapa kepalanja masih sangat pening dan gunung gundul itu serasa berputar. Tubuhnja serasa berada pada poros pusaran itu.

Kebo Sindet memegangi kepalanja jang pening dan sakit. Tetapi ia telah memiliki segenap kesadarannja kembali. Ka rena itu maka kemudian ia berkata parau “He, dimana mPu Sada ?

Wong Sarimpat mencoba menolong kakaknja. Tetapi da danja sendiri terasa sakit bukan buatan. Dengan tegasnja ia menjawab “mPu itu terlempar kedalam jurang.

“He ? Orang itu terlempar kedalam jurang t – ulang Kebo Sindet.

“Ja.“Orang itu harus kita cari. Kita harus jakin

bahwa ia telah mati.“Kenapa kakang masih ragu2. Dadanja terluka

karena goresan golok kakang. Tubuhnja terlempar karena tendangan kakang jang keras, kemudian terbanting keatas batu1 padas. Apakah masih mungkin seseorang dapat hidup mengalami hal itu semuanja? Meskipun seandainja mPu Sada itu mPu jang turun dari langit sekalipun, namun ia pasti hancur.

“Aku ingin melihat majat dengan mata kepalaku sendiri.

Page 59: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Kakang terluka. Sepasang tangan kakang dan agaknja pelipis kakang telah menjebabkan kakang tidak sadar lagi.

“Persetan. Aku sudah baik.” sambil menggeretakkai giginja Kebo Sindet berusaha untuk berdiri. Alangkah besar tekad jang membakar jantungnja, sehingga betapapun ju ga ia masih mampu berdiri tegak.

Kebo Sindet menengadahkan wajahnja jang beku. Dan wajah jang beku itu kini tampak menjadi semakin mengerikan. Lewat matanja memancarlah peraiaannja jg me¬luap8. Kebencian, kemarahan dan nafsu utk. membinasakan mPu Sada itu. Apalagi kini, ia sudah terlanjur memulainja

“Kita akan turun dan mencari orang itu.” desis Ke bo Sindet.

Wong Sarimpat kenal betul tabiat kakaknja Karena itu ia tidak menjahut. Ia tahu betul bahwa ia akan turut serta turun lereng gunung gundul itu untuk mencari mPu Sada. Betapa sakit dadanja, tetapi ia harus berbuat seperti kakak nja.

“Bagaimana dengan Kuda-Sempana?” bertanja Kebo Sindet.

“Itu” jawab adiknja sambil menunjuk kearah Ku da-Sempana aku beri tekanan pada urat lehernja, sehingga ia kehilangan kekuatannja. Tetapi agaknja ia telah mulai di jalari oleh kekuatannja kembali.

Page 60: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Jangan biarkan ia pergi. Biarlah ia beristirahat disi ni sebentar. Kita akan pergi. Mudah2an cahaja obor itu aVan membantunja, menjauhkan anjing2 liar.

“Baik kakang” sahut Wong Sarimpat.Perlahan2 ia berjalan ter-bungkuk2 mendekati

Kuda Sempana. Dengan kakinja ia melemparkan obor jang satu ke arah jang lain, sehingga kedua obor jang telah mulai redup itu menjadi agak besar kembali, setelah bergabung menja di satu.

Kemudian setapak demi setapak ia mendekati Kuda-Sem pana. Terdengar orang itu menggeram mengerikan “Kuda Sempana. Kakang Kebo Sindet menghendaki kau tetap disini. Karena itu aku akan menolongmu supaja kau dapat beristira hat dan tidak pergi meninggalkan tempat ini

Sebelum Kuda-Sempana menjahut, terasa telapak tangan orang itu pada lehernja. Betapapun ia berusaha melawan, na mun ia tidak mampu menahan ketika terasa jari8 orang itu sekali lagi menekan tengkuk.

Kuda-Sempana berdesis pendek. Kekuatannja jang telah mulai terasa merambat di-urat2 nadinja, kembali kini se-olah2 terhisap habis. Kembali ia menjadi lemah dan terbaring di am diatas bukit gundul itu.

“Gila” ia mengumpat dalam hati. Terasa tubuhnja seperti tidak bertulang. Ia hanja mampu menggerakkan tangan dan kakinja dengan

Page 61: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

mengerahkan segenap sisa2 jang ada Ber gerak sekedar bergerak. Namun tangan dan kakinja sudah ti dak mampu lagi berbuat sesuai dengan tugas anggaula2 ba dan i’u.

“Sudah kakang” berkata Wong Sarimpat kemudian.

“Bagus, marilah kita cari orang tua itu. Biarlah ia mampus, dan aku ingin melihat bangkainja dan melemparkan nja kepada anjing2 liar.

Wong Sarimpat berjalan kembali mendekati kakaknja Kemudian mereka berjalan per-lahan2 mencari jalanjang dapat dilaluinja untuk menuruni lereng bukit gundul itu. Te tapi Kebo Sindet selalu meng-umpat2. Agak lama mereka berjalan menjusur pinggiran bukit, tetapi mereka tidak segera menemukan tempat jang memungkinkan mereka merajap tu run.

“Gila” Kebo Sindet menggeram “bagaimana kita turun Wong Sarimpat ?

Wong Sarimpat tidak segera menjawab. Dicobanja untuk memandang kearah jang agak jauh. Tetapi malam menjadi semakin pekat dan cahaja obor mereka didekat Kuda-Sempana terbaring tidak dapat mencapai tempat2 jang dicarinja

“Seandainja mPu jang gila itu tidak berbuat curang” gerutu Wong Sarimpat.

“Kenapa ?” bertanja kakaknja.

Page 62: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Kalau kita tidak terluka, maka kita akan dapat ter jun disetiap tempat. Disinipun dapat kita lakukan.

“Jangan mengigau. Keadaan ini telah kita alami. Se karang bagaimana kita mengatasinja

Wong Sarimpat tidak menjawab. Tetapi matanja masih dengan nanar mencoba mencari lereng jang agak landai.

“Apabila terpaksa kita melingkar, lewat jalan penda kian jang biasa” gumam Kebo Sindet,

“Terlampau jauh.“Habis, apa jang dapat kita lakukan ?Kembali Wong Sarimpat terdiam. Tetapi hatinja

masih saja meng-umpat2. Seandainja mereka tidak terluka, maka mereka tidak perlu bingung tentang jalan turun. Tetapi se perti kata kakaknja. Luka itu kini sudah mereka derita, se hingga mereka tidak dapat melangkah surut.

Kedua orang itu berjalan kembali ter-tatih2 diatas buki2 gundul itu. Kebo Sindet tidak dapat mundur. Ia harus turun dan menemukan mPu Sada. Hidup atau mati. Kalau orang tua itu masih hidup, maka hidup itu harus segera diachiri.

Dalam pada itu, dibawah bukit gundul itu terlentang se orang tua jang sudah menjadi sangat lemah. mPu Sada jang pingsan itu terporosok kedai am semak2 jang rimbun.

Page 63: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Ketika angin malam jang sejuk per-lafaan2 mengusap wajahnja, maka terasa udara jang segar menjalar disegenap urat2nja.

Per-lahan2 orang tua itu menjadi sadar kembali. Jang per-tama2 dirasakannja adalah njeri jang me-njangat2 dadanja-

“Hem” orang tua itu mengeluh. Tetapi segera ia me njadari keadaannja. Karena itu, maka segera dipusatkannja segenap kekuatan lahir dan batinnja.

Namun darah telah terlampau banjak mengalir, sehingga tubuh jang tua itu terasa menjadi betapa lemahnja.

Tetapi mPu Sada adalah seorang jang telah banjak me nelan pengalaman jang pahit dan jang manis. Itulah sebabnja maka dalam perjalanannja kali ini orang tua itu sudah mem bawa bekal jang cukup. Sejak ia berangkat dari rumahnja mencegat perjalanan Ken Dedes, ia telah memperhitungkan apa saja jang dapat terjadi atas dirinja. Diantaranja luka seperti jang dialaminja saat itu. Karena itu, maka mPu Sada itupun telah membawa reramuan obat didalam kantong ikat pinggangnja jang lebar dan terbuat dari kulit kerbau.

Dengan tangan jang lemah orang tua itu mencoba meng ambil reramuan obatnja. Dan dengan tangan sendiri jang lemah itu, maka ditaburkannja obat itu pada luka d’dadanja.

Obat itupun adalah obat jang dibuatnja sendiri berdasar kan pengalamannja jang masak, sehingga

Page 64: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

obat itupun dapat dipercajanja, se-tidak’nja menahan arus darah jang masih sa ja mengalir.

Ternjata taburan obat itu menolongnja. Per-lahan2 darah dilukanja itu mengental, dan menjumbat alirannja. Namun tu buh mPu Sada sudah terlampau lemah.

Orang tua itu menggeram. Tubuhnja sendiri terluka. Dan ia kehilangan kedua muridnja. Ia tidak pernah menduga, bahwa hatinja menjadi pedih juga atas hilangnja kedua muridnja itu. Ia mencoba mengembalikan pikirannja kepada masa lampaunja. Bagaimana ia menerima kedua anak2 muda itu menjadi muridnja.

“Ah, bukankah aku akan dapat mencari jang lain de ngan mudah. Bukankah kedua orang itu pada saat2 terachir juga tidak memberi aku upah seperti masa2 lalu ? Persetan dengan keduanja. Mereka bukan sanak bukan kadang. Aku menemukan mereka dalam pengembaraan hidupku. Dan kini mereka biarlah meninggalkan aku ditengah jalan.

Tetapi ia tidak berhasil mengusir kata2 hatinja sendiri. Bahkan kemudian ia bergumam “Kasihan anak2 itu.

Ketika dikcjauhan terdengar anjing2 liar menjalak tak hen t i2-nja, maka hati orang tua itupun menjadi ber-debar2. Ia tidak dapat berbaring terus di-semakl itu. Ada berma-catn2 bahaja jang dapat mengancamnja. Anjing2 liar itu dan orang2 jang seliar anjing itu pula.

Page 65: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Aku harus membuat sesuatu kalau aku ingin hidup terus” gumamnja.

mPu Sadapun menarik nafas. Dicobanja untuk menenang kan debar jantungnja. Ketika sekali lagi ia mendengar an jing2 menjalak dikejauhan, maka dicobanja pula untuk bangkit dengan per-lahan2.

Orang tua itu menjeringai menahan sakit. Tetapi betapa lemah tubuhnja, namun kemauannja jang menjala didalam dadanja telah menghangatkan darah nja Pcr-lahan2 orang tua itu berdiri bersandar pada tongkatnja. Sambil memusatkan segenap kekuatannja, serta menjrsuaikan jalan pernafasannja, maka mPu Sada itupun mendapatkan sebagian kecil dari ke kuatannja kembali. Namun dengan kekuatan jg kecil dibantu oleh tongkatnja, mPu jang tua itu berhasil menggerakkan ka kinja.

mPu Sada tidak tahu benar, apakah jang telah terjadi dengan Kebo Sindet. Ia merasa, bahwa tongkatnja berhasil mengenai orang itu. Tetapi akibat dari padanja, mPu Sada tidak dapat mengetahuinja. Karena itu maka sekarang ia ha rus memperhitungkan setiap kemungkinan. Kalau Kebo Sin det tidak mengalami cedera, maka ia bersama adiknja jang meskipun telah terluka, pasti akan mencarinja. Dalam keada annja, mustahillah ia dapat menjelamatkan diri dari kejaran kedua orang2 liar itu.

Page 66: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Dengan demikian, berdasarkan atas perhitungannja, mPu Sada segera meninggalkan tempat itu. Ia berjalan saja ke arah jang tidak diketahuinja, namun segera menjahui bukit gundul itu.

Ter-tatih2 orang tua itu berjalan. Sekali2 ia masih ha rus beristirahat mengatur pernafasaonja. Kadang2 matanja terasa se-akan2 menjadi gelap dan pandangannja menjadi ke-kuning’an. Namun ia tidak mau mati. Ia harus berju ang untuk menjelamatkan dirinja. Kemauan jang kuat itulah jang telah membawanja meninggalkan tempat jang celaka itu.

Dikejauhan masih terdengar anjing2 liar menggong gong dan menjalak ber-sahut2an. Anjing2 itu akan sama ber bahajanja dengan kedua orang2 liar jang memuakkan itu.

Tetapi alangkah terkejutnja mPu Sada ketika agak ja uh disisinja ia mendengar Tiba-tiba saja suara menjentak “Aku menandainja kakang. Disamping batu padas jaag menjorok itulah ia terpelanting jatuh. Pasti ia berada disekitar tem pat dibawah batu itu pula. Ia pasti terbaring disana, apakah ia mati atau pingsan. Bahkan seandainja ia masih hiduppun ia akan mati pula karena darahnja jang mengalir dari lukanja.

“Tetapi aku harus melihat bangkainja. Harus. Aku tidak puas dengan dugaan2 serupa itu.

Page 67: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Dada mPu Sada menjadi ber-debar2. Se-olah2 luka di dadanja menjadi bertambah pedih.

“Setan itu masih mampu berjalan begitu cepatnja.” desahnja dalam hati. Meskipun suara itu masih belum ter lampau dekat, namun ia harus memperhitungkan keadaan. Ia tahu, bahwa Kebo Sindet dan Wong Sarimpat masih ber ada ditempat jang agak jauh. Dima’am hari, dilereng bukit pula, maka suara itu kedengarannja menjadi semakin jelas.

“Aku harus segera menjauhinja” katanja didalam hati pula.

mPu Sada mencoba mempercepat langkahnja. Tetapi na fasnja dan sakit didada dan telinganja benar2 telah menggang gunja, bahkan hampir2 ia tidak mampu lagi untuk bergerak. Meskipun darah tidak lagi mengalir dari luka didadanja ka rena reramuan obat2nja namun sakitnja masih juga me-nusuk2 sampai ke-pusat jantung.

Dikejauhan ia mendengar suara pula “Mudah2an bau darahnja memanggil anjing2 liar kemari. Seandainja ia ma sih hidup, maka ia akan menjadi hidangan malam ini.

“Bagaimana ka’au ia lari?“Tidak mungkin kakang. Tidak mungkin.

Seandainja ia masih mampu berjalan, maka ia pasti hanja dapat me langkahkan beberapa langkah. Kemudian ia akan jatuh ter baring. Mati atau hanja

Page 68: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

menunggu saat untuk mati. Mati le mas karena kehabisan darah, atau mati karena anjing” Uar.

“Mungkin. Mungkin. Tetapi aku harus melihatnja, harus;

“Baik. Lihatlah bajangan batu padas jang mencorong itu. Kita lihat dibawahnja.

Suara itu semakin lama menjadi semakin dekat. Dada mPu Sadapun menjadi semakin ber-debar2. Dicoba meng¬amati daerah sekitarnja. Gerumbul2 kecil dan ilalang liar jang bertebaran hampir disepanjang lereng itu.

“Aku tidak dapat bersembunji didalam gerumbul1 kecil katanja didalam hati “ dan tidak pula melalui ilalang liar itu. Dengan demikian, maka jejakku akan segera dapat mereka ikuti.

mPu Sada menjadi bingung sejenak. Kali ini ia masih terlindung dari beberapa gerumbul semak2 dan ilalang liar. Tetapi kalau Kebo Sindet dapat menemukan bekas tempat ia terjatuh, maka mereka pasti akan dapat menemukan jejak nja di-alang2. Tetapi kalau ia keluar dari daerah alang2, maka ia akan berada ditempat terbuka. Kemungkinan akan menja di besar pula, kedua orang itu melihatnja, meskipun didalam gelap malam.

Da’am keragu2an, tiba? mPu Sada melihat dataran jang ber-ki’at disebelah gerumbul2 liar beberapa puluh langkah daripadanja memantulkan cahaja bintang jang bergajutan di langit. Dan Tiba-tiba pula mulutnja berdesis “Air. Air. Itu adalah

Page 69: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

sebuah sendang jang agak luar. Tetapi bagaimana aku dapat menjeberangi sendang itu? Kalau sendang itu cukup dalam, maka aku pasti akan tenggelam. Keadaanku tidak memung kinkan aku uatuk berenang sampai kesisi jang lain.

Kembali mPu Sada menjadi ter-mangu2. Se-akan2 tidak ada jalan jang dapat ditempuhnja untuk menjingkirkan diri. Ilalang akan memberi jejak kepada kedua oiang jang me ngejarnja. Gerumbul2 jang bertebaran terlampau kecil untuk tempatnja bersembunji. Ditempat terbuka sama sekali tidak menguntungkannja. Dan salah satu arah jang lain adalah air sendang jang luas Sendang jang tidak akan mampu direna nginja karena keadaan tubuhnja. Bahkan sendang itu justru menjadi dinding jang mengungkungnja da’am satu lingkaran jang serasa terlampau sempat menempatkan tubuhnja jang kecil itu.

Kembali mPu Sada mendengar suara semakin dekat “k2. Mereka telah mengetahui bahwa sandang itu iju kap luas. Babkan di-tengah2 sendang itu tumbuh semacam tumbuh’an air jang berbabaja. Ganggeng. Jang menurut ceritera ganggeng itu sering menelan binatang atau manusia sebagai makanannja. Tetapi Kebo Sindet dan Woag Sarimpat tidak menjakininja. Jang mereka ketahui adalah, bahwa gang geng itu berakar banjak dan panjang, sehingga apabila sese orang berenang melampaui sekelompok tumbuh2an ganggeng, maka tubuhnja pasti akan terbelit.

Page 70: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Apabila seseorang menjadi binggung dan kehilangan akal, maka mus ahil ia dapat mele paskan d>ri dari belitan akar ganggeng jang sangat banjak dan panjang2.

“Ia meninggalkan gerumbul alang2 ini kakang. Ia per gi ketempat terbuka.

Kebo Sindet meng-anggukSkan kepalanja. Ia tahu benar bahwa lapangan rumput itu terlampau sempit. Diujung, le reng bukit gundul itu bertemu dengan sisi sendang, sehingga tak seorangpun jang akan mampu melampauinja. Jang dapat dilakukan adalah, terjun kedalam s-ndang atau mendaki te bing jang curam, jang keduanja sangat sulit. Tak seorangpun jaag dapat mendaki tebing jang sangat curam itu dan tak seorangpun jang akan dapat melampaui tebaran tumbuh’an ganggeng di-»engab2 sendang itu. Apabila seseorang masuk kedalam sendang, maka satu2nja kemungkinan untuk hidup adalah kembali kesisi ini.

Apabila seseorang tidak mendaki tebing dan tidak terjun kedalam sendang, maka satu’nja jalan adalah kembali me ninggalkan tempat jang terbuka, masuk kedalam semak1 batang1 ilalang bertebaran memenuhi sisi bukit gundul itu.

Karena itu maka Kebo Sindet itu menggeram “Tidak ada kemungkinan lain.

Wong Sarimpat jang mengenal tempat itu sebaik kakak nja, tahu benar maksud kata1 itu, s-hingga dengan serta mer ta ia menjawab “Ja, tidak ada

Page 71: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

kemungkinan lain. Mari lah kita lihat batang2 ilalang disekitar tempat ini. Kalau ti dak ada bekas kakinja meninggalkan tempat ini, maka orang itu pasti mencoba melarikan diri menjeberargt sendang itu.

Kebo Sindet tidak menjawab. Segera ia berjalan me njusur pinggiran semak2 ilalang jang memagari tempat terbu ka itu. Dicobanja uatuk menemukan jejak apabila mPu Sada mencoba meninggalkan tempat itu. Wong Sarimpatpun kemudian berbuat serupa. Dengan saksama ia meneliti setiap langkah. Diamatinja dengan penuh kewaspadaan. Bukan sa ja jejak kaki, tetapi apabila Tiba-tiba dari ba ik semak2 dan batang2 ilalang itu mematuk sebatang tongkat panjang. Tong kat mPu Sada.

Tetapi sampat keujung, sampai semak2 ilalang itu ber taut dengan sisi sendang disebe’ah jang lain, mereka sama se kali tidak menemukan jejak itu. Tak ada tanda2 pada se mak2 ilalang itu seperti jang pernah merrka libat. Tak ada batang2 ilalang jaag roboh karena terinjak kaki-

Kebo Sindet itu menggeram. Dadanja se-akan2 menjadi pepat karena kemarahannja.

“Setan itu telah ienjap” umpatnja “bagaimana mungkin ia bisa lari.

“Tidak mungkin” sabut Wong Sarimpat “tidak mungkin. Orang itu aku kira telah terjun kedalam Sendang. Ia tidak tahu sama sekali bahaja jang

Page 72: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

telah menunggunja. Selain tubuhnja jang lemah, maka ganggang itu pasti akan men elan nja.

“Aku belum jakin” sahut kakaknja “ia adalah orang jang sangat cerdik. Otaknja tajam tidak seperti otakmu. Mungkin ia masuk kedalam sendang disepanjang tepi semak2 ini sekedar menghilangkan jejak. Kemudian ia masuk kem bali diantara batang ilalang beberapa langkah dari tempat ini.

Wong Sarimpat meng-angguk’kan kepalanja. Hal itupun memang mungkin terjadi. Tetapi mPu Sada tidak akan dapat terlampau jauh menjusur tepi sendang ini, sebab disebelah jang agak dalam, tepi sendang ini menjadi curam. Karena itu maka ia sependapat ketika kakaknja berkata “Kita te lusur tepi sendang ini. Apabila kita sampai ditempat jang curam itu, kita belum menemukan jejaknja, maka baru kita jakin bahwa orang tua itu terjun kedalam sendang.

Keduanjapun kemudian dengan hati-hati masuk kedalam pinggiran sendang jang landai dan tidak terlampau dalam. Per-laban2 mereka berjalan sambil mengamati semak2 ilalang dipinggir sendang itu. Setiap ada tanda2 jang mencurigakan maka segera mereka berdua mengamatinja dengan seksama.

Tetapi kembali mereka menjadi kecewa. Mereka sama sekali tidak menemukan jejak apapun

Page 73: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

sehingga mereka sam pai kesisi sendang jang curam.

Kemarahan Kebo Sindet menjadi semakin memuncak. Dadanja serasa akan meledak karena kemarahannja itu. Wong Sarimpatpun mengumpat tidak habis-habisnja sehingga kakaknja membentaknja “He, tutup mulutmu. Sekarang terbnkti bah wa kau masih saja selalu menuruti angan2mu jang bodoh.

Coba katakan sekarang, dimana mPu Sada itu.Wong Sarimpat tidak menjawab. Tetapi

terdengar ia menggeram.“Ajo, sekarang kita menjusur tepi sendang ini.

Mung kin mPu Sada hanja sekedar masuk kedalam air merendam kan tubuhnja, untuk nanti menepi kembali.

“Marilah” sahut adiknja.Kembali keduanja berjalan menjusur tepi

sendang itu. Sekali2 mereka berhenti agak lama dan memperhatikan per mukaaa sendang itu, seandainja mereka melihat sesuatu. Te tapi permukaan air jang datar itu, sama sekali tidak dinodai oleh sesuatu apapun. Mereka sama sekali tidak melihat wajah air beriak, atau sebuah kepala jang muncul kepermukaan air.

“Tak ada orang jang mampu merendam diri sekian la ma bersama seluruh tubuhnja. Sekali2 ia

Page 74: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

harus muncul keatas permukaan air untuk mengambil nafas.” gera-n Kebo Sindet.

“Mungkin ia telah berenang agak ketengah dan lenjap ditelan ganggeng.

“Kau masih juga ber-angan2. Mungkin dan mungkin

lagi.Wong Sarimpat terdiam. Tetapi hatinja

bergumam – Lalu apakah orang itu dapat lenjap menjadi asap.

Beberapa lama mereka menunggui sendang itu. Bahkan kemudian Kebo Sindet melihat sesuatu ditepi sendang itu. Se potong kain kecil berwarna ungu.

“Kacu, kau lihat” teriak Kebo Sindet.“Ja, kacu.” sahut Wong Sarimpat dengan serta-

merta“Pasti seseorang telah datang kemari Lihat,

apakah jang dibendeli dalam kacu itu.Wong Sarimpat segera memungut sepotong kain

berwar na ungu, jang ternjata didalamnja ada sesuatu benda jang terbalut. Ketika Kebo Siadet membuka sepotong kain berwarna ungu itu, maka Tiba-tiba ia berkata “Ini pasti milk mPu Sada.

Pasti. Kau libat bumbung kecil ini P Isinja adalah sebuah rs ramuan obat2an. Mungkin obat2an ini pulalah jang telah mem buatnja menjadi kuat dan dapat menempuh jarak ini.

Page 75: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Wong Sarimpat meng-angguk2kan kepalanja. Tetapi ia mengumpat tak habis-habisnja. Sambil membanting potongan kain itu ditanah ia berkata lantang “la pasti terjun kedalam sendang ini. Pasti. Tetapi dengan demik an ia pasti menemui ajalnja pula, berkubur didalam perut pelus jang menunggui sendang ini.

Kebo Sindet jang ber wajah beku itu berdiri mematung ditepi sendang. Tetapi matanjalah jang memancarkan gejolak dida’atn dadanja. Apabila mPu Sada itu lepas dari tangannja, maka orang itu akan menjadi orang jang paling berbahaja baginja. dang itu pasti mendendamnja pula. Tetapi untuk sementara, mPu Sada pasti masih harus menjembuhkan luka-luka nja jang pasti lebih berat dari lukanja sendiri. mPu Sada itu pun pasti tidak akan segera dapat berhubungan dengan Ma hisa Agni atau Tunggul Ametung. Dengan demikian masih akan timbul salah paham diantara mereka karena hubungan mereka jang terlampau jelek di-masa2 jang lampau.

Dalam pada itu Wong Sarimpat masih juga berteriak -He mPu jang gila. Jangan bersembunji didalam air. Kau akan mampus ditelan ganggeng. Ajo keluarlah.

Namun suaranja jang melontar itu hanja disaut oleh ge manja sendiri. Gema jang memantul dari lereng-lereng bukit gundul.

Page 76: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Tak ada orang jang dapat hidup didalam air” ber kata Kebo Sindet kemudian. Kita tunggu disini untuk seje nak. Kalau kita sudah jakin, bahwa mPu Sada tidak sekedar merendam diri, maka kita akan mendapat kesimpulan, hahwa orang itu telah mencoba melarikan diri, menjeberangi sendang ini.

“Dan ia akan mampus diantara ganggeng2 itu.Kebo Sindet tidak menjawab. Tetapi ia berdiri

dengan gelisah. Dengan dada jang meng-hentak2 ia berjalan mondar-mandir. Ia mengharap melibat sebuah kepala tersembul diper mukaan air. Tetapi ia tidak melibatnja, meskipun cukup lama ia berada dipinggir sendang itu. Ia tidak melihat sebuah ke pala jang muncul dipermukaan air.

“Kalau orang tua itu berada didalam air, maka sekali2 ia akan muncul dan akan segeia dapat kita litat.

“Ja” Sahut Wong Sarimpat keras2 “tetapi oratg itu sangat bodoh. Dan ia mencoba berenang menjeberacg.

Kebo Sindet tidak menjahut. Dibiarkannja adiknja ber¬teriak memanggil nama mPu Sada dan sekali2 ia ter-tatuk2 karena dadanja serasa menjadi pepat. Namun demikian ia berhasil mengatur pernafasannja, maka dipuaskannja hatinja dengan ber-teriak2 untuk mengurangi himpitan kekecewaan nja atas hilangnja mPu Sada.

Achirnja Kebo Sindet menjadi tidak sabar lagi. Menu rut perhitungannja, ia telah terlalu lama

Page 77: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

berdiri, dan kemu dian duduk, untuk sejenak lagi berdiri, ditepi sendang itu. Kalau benar mPu Sada masuk kedalam sendang itu, maka ia pasti sudah mati lemas, atau mati dibelit ganggang. Sedang kemungkinan jang laiu tidak ada.

“Aku harap orang itu sudah mampus” desis Kebo Sindet.

“Pasti. Pasti sudah mampus” teriak Wong Sarimpat. Kemudian keras2 ia berkata “Kalau belum ia pasti akan muncul dipermukaan air.

“Mari kita kembali. Kita libat Kuda-Sempana, apakah ia masih utuh atau tinggal Kerangkanja saja dirobek-robek anjing liar” berkata Kebo Sindet.

“Apakah keberatan kita kakang ?” sahut Wong Sa rirapat “biar sajalah Kuda-Sempana itu mampus pula.

“Aku masih memerlukan anak itu. Mungkin masih ada keterangan2 jang bisa diperas daripadanja. Bersikaplah baik terhadap anak itu.

Wong Sarimpat menggeram. Kepada Kuda”Sempana ia mempunjai tanggapan jang serupa seperti kepada gurunja dan kepada Cundaka jang telah dibunuhnja. Tetapi ka reaa kakaknja menghendaki, maka berapa berat perasaannja, ia harus memenuhinja.

Keduanjapun kemudian meninggalkan sendang itu. Kebo Sindetpun kini telah jakin, bahwa mPu Sada pasti akan mati di-tengah2 sendang itu. Tak

Page 78: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

ada orang jang dapat menahan nafasnja sekian lama, sepaajang mereka berdua berada dite pi sendang itu. Dan tak adn orang jang akan dapat menje berangi sendang itu dengan selamat. Orang itu pasti akan ter.g gelam dibelit oleh ganggeng jang tumbuh lebat hampir disegenap sudut sendang itu. Sedangkan apabila mPu Sada tetap tinggal ditepi, maka setiap kali ia mengambil nafas ma ka pasti akan dilihatnja.

Ketika keduanja mulai melangkahkan kakinja, maka Tiba-tiba Wong Sarimpat membungkukkan badanrja. Diraih nja beberapa buah batu dan di-lempar2kannja ! .dalam sendang itu sambil berteriak “Mampuslah kau, mampuslah.

Tetapi batu2 itu tidak terlampau besar, dan wajah sen dang itu terlampau luas. Tetapi Wong Sarimpat berbuat asal sekedar berbuat saja. Ia hanja ingin melepaskan kekecewaan, kemarahan dan dendam kerena luka didadanja.

Suara Wong Sarimpat jang meng-umpat2 semakin lama terdengar semakin jauh dari sendang itu. Ketika dadanja menjadi sakit, barulah ia terdiam dan ter-batuk2. Seterusnja orang itu tidak lagi berteriak dan meng-umpat8.

Dengan ter-tatih2 keduanja berjalan menerobos semak8 ilalang disekitar bukit gundul itu. Bahkan Kebo Sindetpun kemudian menjadi agak ter-gesa2. Ia takut Kuda”Sempana jang ditinggalkannja akan

Page 79: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

dikerumuni oleh anjing1 hutan, menjadi makanan mereka jang menjenangkan.

Ia masih merasa perlu atas Kuda”Sempana. Banjak hal jang dapat dilakukan oleh anak itu. Meskipun apa jang akan dilakukan kelak atasnja, mungkin sama sekali tidak menjenang kan bagi Kuda”Sempana, tetapi Kebo Sindet masih merasa perlu untuk bersikap baik terhadapnja. Kebo Sindetpun memperhitungkan, bahwa Kuda-Sempana bukanlah seorangpe ngecut jang bcr-lebih’an. Mungkin ia akan mempertahankan harga dirinja, dan membiarkan dirinja mati apabila ia dicoba untuk diperas dengan kasar. Tetapi dengan cara lain, mungkin anak muda jang kehilangan gurunja itu akan menjadi lunak. Meskipun apabila terpaksa, maka segala cara akan ditempuh oleh kedua hantu lereng bukit gundul itu.

Demikianlah maka kedua orang itupun kemudian mengang gap bahwa mPu Sada telab berusaha melarikan dirinja de ngan raenjeberangi sendang. Dengan demikian maka mereka pun menganggap bahwa orang itu pasti sudah binasa di-tengah2 sendang itu dibelit ganggeng.

“Tidak mungkin mPu Sada dapat melenjapkan diri se perti asap-berkata Kebo Sindet didalam hatinja dan tidak mungkin seseorang mampu ntenjeberangi sendang itu dengan selamat.

Page 80: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Meskipun demikian, Kebo Sindet itu berkata “Besok kita kembali ketempat ini untuk mejakinkan kematian mPu

Sada.“Baik” sabut adiknja.Kembali mereka berdiam diri sambil melangkah

diantara batang ilalang menuju kelereng pendakian bukit gundul itu.

Sementara itu mPu Sada masih mencoba bersembunji didalam air. Baginja cara itu adalah satu2nja jalan. Ia be lum mengenal daerah itu dengan baik, sehingga ia tidak tahu, kemana ia akan lari. Sedangkan pada saat itu, suara kedua orang liar itu sudah semakin dekat. Untunglah bahwa ia me rasa terlampau lemah untuk mencoba melarikan diri dengan merenangi sendang jang tidak dilihatnja tepi diujung lain karena malam jang pekat.

Maka tak ada pilihan lain baginja daripada terjun ke dalam air. Dengan menahan dingin dan pedih pada luka di dadanja, ia merendam dirinja. Hanja kepalanja sajalahjang semula masih berapa diatas air. Tetapi ketika didengarnja su ara Kebo Sindet dan Wong Sarimpat semakin dekat, dan ketika samar2 telah dilihatn jakedua orang itu mendekati tepi sendang maka segera dibenarakannja segenap tubuhnja.

Orang tua itu mempergunakan gelagah ilalang untuk me nahan supaja ia tetap dapat bernafas

Page 81: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

meskipun dengan mu lutnja. Satu ujung gelagah itu dimasukkannja kedalam mu lutnja, sedang ujungnja jang lain dicuatkannja keatas permu kaan air. Dengan demikian ia masih mampu melakukan per nafasan meskipun dengan mulutnja.

Namun usaha itu ternjata telah menjelamatkannja. Ter njata Kebo Sindet dan Wong Sarimpat tidak memperhitung kan sedemikian jauh, sehingga ketika mereka berada ditepi sendang itu cukup lama, dan tidak dilibatnja sebuah kepala jang kadang2 tersembul keatas air untuk menarik nafas, maka mereka menganggap bahwa mPu Sada tidak berada ditempat itu. Tidak berada ditepian sendang jang dangkal.

Meskipun mPu Sada merendam seluruh tubuhnja, terma suk kepalanja didalam air, namun samar2 ia mendengar sua ra Wong Sarimpat meng-umpat2. Me-manggil2nja dan ber¬teriak- tidak menentu

Ketika Wong Sarimpat melemparkan batu kedalam sendang itu, maka hampir saja batu itu mengenainja, bahkan hampir saja mengenai kepalanja. Tetapi untunglah, bahwa kepalanja njaris terkena lemparan itu.

Achirnja suara ribut Wong Sarimpat itupun lenjaplah. Tidak ada lagi umpatan2 jang didengarnja. Tidak ada lemparan2 batu jang dirasakannja.

Page 82: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Meskipun demikian mPu Sada tidak segera berani mun cul kepermukaan air. Ia masih takut apabila kedua orang itu masih menunggui ditepi sendang. Dengan demikian, maka usahanja merendam diri semakin lama, sehingga ia menggigil kedinginan dan kesakitan jg sangat pada dadanja itu akan sta2.

Tetapi achirnja mPu Sada itupun jakin bahwa kedua orang itu telah pergi. Per-’aVian2 ia mencoba menjengukkan matanja kepermultaan air. Dan kini tidak dilihatnja lagi se seorang dipinggir sendang itu. Dengan teliti diamatinja setiap bajangan jang betapapun samar2nja. Mungkin bajangan itu adalah kedua orang liar jang memuakkan itu. Namun achirnja ia mendapat kesimpulan bahwa kedua orang itu memang telah pergi.

Per-!ahan2 mPu Sada bangkit berdiri. Air tempatnja ber sembunji sebenarnja tidak terlampau dalam. Masih belum melampaui perut. Namun karena mPu Sada berhasil meren damkan stluruh tubuhnja, dan cahaja Lintang2 dilarg’n jar g sama sekali tidak membantu memeijahkan gelap malam itaka kedua orang liar itu tidak melihatnja.

mPu Sada jang kedinginan itu kemudian rrfelargkah me nepi. Lut itnja gemetar dan darahnja serasa hampir membeku.

“Gila gumamrja” pengalaman ini adalah p-rgalarran jang paling menark s •panjang hidupku. Sepanojarg petua Jangan jang pernah aku lakukan.

Page 83: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Telah berpuluh kali aku bet kelahi, berpuluh kali terluka dan berpuluh kali membunuh lawan. Namun belum pernah aku merendam dui selaba ini, hanja sekedar ini menghindari kedua setan bukit gundul ini.

mPu Sada menarik nafas dalam2. Ketika ia me-raba2 ikat pinggangnja, diketahuinja bahwa kacu sepotong jang di pakainja untuk membalut obat2-nja terjatuh.

“Hem, pasti ketika aku membenahi diri sebelum aku terjun kemari.

mPu Sadapun kemudian mencari sepotong kain ungunja. Ketika kemudian kain sepotong itu diketemukan, maka gu mamnja “Kedua orang itu pasti melihat potongan kain ini. Kalau demikian, maka mereka pasti sudah tahu bahwa aku masuk kedalam sendang ini.

mPu Sada kini menjadari keadaan diri sepenuhnja. Ke dua orang jang mencarinja pasti menjangka, bahwa ia telah mencoba melarikan diri merenangi sendang itu. Namun mPu Sada kemudian tidak dapat mengambil kesimpulan, bagaima nakah anggapan Kebo Sindet dan Wong Sarimpat atas dirinja. mPu Sada tidak dapat segera mengetahui, bahwa Wong Sa rimpat dan Kebo Sindet telah menganggapnja mati ditelan ganggeng di tengah2 sendang itu.

Karena itu, maka mPu Sada itupun kemudian bergumam “Mungkin mereka masih berusaha untuk

Page 84: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

segera menemukan aku. Karena itu aku harus segera pergi.

mPu Sada segera melangkahkan kakinja. Beberapa lang kah kemudian ia masih menemukan bumbungnja jang berisi reramuan obat.Van. Tetapi sebagian dari obat2annja telah ber-serak2 diatas rerumputan dan tak mungkin lagi dikumpul kan nja. Tetapi sebagian kecil jang masih berada didalam bumbungnja itupun masih dapat menghiburnja.

Malam semakin lama menjadi semakin dalam. Angin jang dingin berhembus menjusur bukit. Alangkah dinginnja.

mPu Sada jang tua itu menggigil kedinginan. Pakaian dan tubuhnja basah kujup oleh air sendang tempatnja berdiam diri. Tetapi ia tidak mempunjai ganti, sehingga meskipun be tapa perasaan dingin menggigit sampai kctulang, maka terpaksa pakaian jang basah itupun tetap dipakainja

Kini ia dihadapkan pada persoalan, bagaimana ia d a-at keluar dari tempat ini. Ia harus mampu menghilangkan segala macam kesan, bahwa ia masih berada ditempat itu. Ia harus memelihara anggapan bahwa mPu Sada lenjapkcda’am sendang. Lari menjeberangi sendang itu, supaja Kebo Sindet dan Wong Sarimpat tidak berusaha mengejarnja dengan mencari jejaknja. Sebab ia merasa bahwa ia masih belum rr.ampu untuk meninggalkan tempat itu dengan cepat.

Page 85: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Ketika mPu Sada sampai ke-semak2 ilalai.g. maka ia memperhitungkan keadaan. Ia harus berjalan tanpa mening galkan jejak. Karena itu, maka dicarinja jejak Kebo Sindet dan Wong Sarimpat. Dengan hati-hati mPu Sada bcrja lan disepanjang jejak mereka, diatas batar.g2 ila’ang jang telah roboh ter-injak2 kaki2 mereka. Namun disuatu tempat ia harus memisahkan diri dari jejak itu dan mencari ke sempatan jang baik tanpa menimbulkan kecurigaan.

Demikianlah dengan hati-hati mPu Sada berjalan ter-tatih2. Tubuhnja jang kedinginan, dan dadanja jang pedih merupakan penghambat jang mengganggunja. Tetapi ia menjadari kea daan sepenuhnja. Ia harus pergi se-jauh2nja.

Achirnja jejak kaki jang ditkutinja itupun keluar dari semak ilalang. Tetapi kedua orang Uar itu pasti menu ju kesisi bukit gundul jang landai, tempat mereka mendaki naik ketempat mereka berkelahi semula. Sendang mPu Sada pun kemudian memilih arah jang lain. Kalau masih kuat ia harus berjalan sampai pagi. Semakin jauh semakin baik. Ia masih belum berpikir kemana ia harus pergi.

Tetapi tanpa disengaja, mPu Sada telah memilih jalan kembali. Jalan jang berlawanan dengan jalan jang ditem puhnja pada saat ia datang kebukit gundul ini.

Sementara itu Kebo Sindet dan Wong Sarimpat jg meng anggap bahwa mPu Sada telah mati,

Page 86: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

bahkan hampir dapat mereka pastikan, dengan tes-gesa2 menurut kemampun jang masih merekaa miliki, telah mendaki bukit gundul itu kem bali. Wong Sarimpat jang selalu diganggu oleh perasaan njeri didadanja. berkali2 terpaksa berhenti ter-batuk2, sehing ga kakaknja berjalan semakin jauh didepan.

Ketika mereka sampai keatas bukit gundul itu, mereka melihat Kuda-Sempana telah berbasil berdiri tegak. Bahkan dengan pedang ditangan ia menggeram “Ajo, kalau kalian telah berhasil membunuh guruku serta saudara seperguruanku, kenapa kalian tidak sanggup membunuh aku sama sekali?

Tetapi Kuda-Sempana menjadi heran ketika ia melihat wajah hantu jang membeku itu Tiba-tiba tersenjum. Betapapun ma’am diwarnai oleh kegelapan serta obor didekatnja telah padam, namun Kuda-Sempana dapat melihat senjum itu. Senjum pada wajah jang beku, sehingga karena itu, maka hatinja menjadi ngeri. Se-olah2 ia melihat sesosok majat ang tersenjum kepadanja.

Ketika Kebo Sindet melangkah selangkah lagi mendekati nja Tiba-tiba Kuda-Sempana jang hatinja keras sekeras batu hitam itu melangkah surut sambil berteriak “Jangan, jangan dekati aku.

Tetapi wajah itu masih tersenjum. Senjum jang benar2 telah menggetarkan dada Kuda-Sempana.

Page 87: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Bukan karena Kebo Sindet adalah seorang sakti jang setingkat dengan gurunja.

Ia sebenarnja telah bersedia untuk mati sekalipun. Tetapi ketika ia melihat se-akan2 sesosok majat tersenjum kepadanja, hatinja bergolak dahsjat sekali.

Tanpa dikehendakinja kembali ia berteriak “Pergi, pergi, atau pedangku akan memenggal lehermu itu.

Namun Kuda-Sempana terkejut pula ketika ia men dengar Kebo Sindet itu berkata dengan tenang “Kuda-Sem pana. Sadarilah keadaanmu, dan apakah kau mau mendengar keteranganku?

Suara itu sangat berbeda dengan wajah jang ditatapnja. Wajah itu benar2 mengerikan, tetapi suara itu terasa tenang dan ber sungguh2.

“Aku ingin berkata sesuatu kepadamu. Aku harap kau dapat mendengarnja dengan tenang. Menimbang dengan bijaksana. Sebenarnja aku tidak mempunjai maksud jang jelck terhadapmu.

Kini Kuda-Sempana terdiam seperti patung. Ia sama sekali tidak melihat sikap pemusuhan dari Kebo Sindet jang mengerikan itu. Bahkan terasa sikapnja sejak semula tidak berubah, meskipun telah terjadi perkelahian antara orang itu dengan gurunja.

Sejenak kemudian Wong Sarimpatpun telah berdiri di sampingnja pula Sikap orang ini memang

Page 88: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

agak berbeda dengan sikap kakaknja- Tetapi meskipun demikian, iapun telah berusaha berbuat se-baik2nja. Ia ingin mencoba ber buat seperti kakaknja, menenangkan hati Kuda-Sempana. Katanja “Apakah kau masih merasa tubuhmu terlampau lemah Kuda-Sempana? Kalau demikian, aku akan berusaha menjembuhkanmu.

Kuda-Sempana memandangi orang kasar itu dengan penuh kecurigaan. Tetapi ia tidak menemukan kesan apapun pada wajah Wong Sarimpat. Namun ia terkejut ketika Tiba-tiba ia mendengar Wong Sarimpat tertawa ter- bahak2 “M a tamu masih memancarkan kecurigaan.

Kuda-Sempana tidak segera menjahut, namun terdengar giginja gemeretak.

Tetapi Wong Sarimpat masih saja tertawa berkepan jangan, sehingga achirnja ia berhenti dengan sendirinja ka rena dadanja menjadi sakit. Sambil ter-bungkuk2 ia batuk2. Kedua tangannja menekan dadanja jang sakit itu.

Jang berkata kemudian adalah Kebo Sindet “Jangan bimbang lagi Kuda-Sempana. Aku masih tetap pada pendiri anku. Aku ingin menolongmu menangkap Mahisa Agni. Me njcrahkannja kepadamu.

Kuda-Sempana masih tetap berdiam diri. Ia masih be lum menemukan sikap jang se-baik2nja harus dilakukan. Da Iam pada itu Kebo Sindet itu berkata “Jangan hiraukan lagi gurumu. Aku

Page 89: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

terpaksa membunuhnja. Sekian lama aku menunggu kesempatan ini. Dendam jang tersimpan didalam dada ini se-akan2 tidak tertahankan lagi. Mungkin kau be lum mengetahuinja, persoalan jang selama ini se~olah£ ingin dilupakan oleh gurumu. Tetapi bagiku, sebelum gurumu berku bur dibukit gundul ini, hatiku masih belum puas. Tetapi mes kipuu kau adalah muridnja, namun kau tidak ikut campur dalam persoalan ini. Kau sama sekali tidak mengetahui ujung dan pangkalnja, sehingga kau kami bebaskan dari setiap tin dakan apapun.

Kuda-Sempana masih menggenggam pedang ditangannja. Ia masih juga belum dapat menentukan, sikap apakah jang sebaiknja dilakukan. Tetapi achirnja Kuda-Sempana itu men coba untuk memilih kemungkinan jang paling panjang. Ka lau ia melawan, maka ia pasti akan mati. Tetapi kalau ia membiarkan dirinja menurut perintah kedua orang itu, ma ka ia akan tetap hidup. Selagi ia masih hidup, maka kemungkinan2 jang lain masih dapat terjadi. Berbeda sekali deagan apabila ia terbunuh malam ini.

Meskipun demikian Kuda-Sempana masih juga berdiam diri. Tanpa dikehendakinja, sekali ia berpaling memandangi majat saudara seperguruannja jang masih terbaring diatas b a tu2 padas diatas bukit gundul itu.

“Jangan hiraukan jahanam itu” teriak Wong Sa rimpat sehingga Kuda-Sempana terkejut karenanja. Oiang itu telah mendapat upahmu sendiri. Kalau ia

Page 90: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

tidak terlara pau sombong, maka ia tidak akan menemui nasib begitu je lek.

Kuda-Sempana masih belum menjawab.“Kuda-Sempana” berkata Kebo Sindet “mari ikut

lab. kami. Kau akan tinggal bersama kami sampai kau dapat berbuat sesuatu atas Mahisa Agni. Aku berjanji akan me nangkapnja hidup2 untukmu. Aku dapat menangkapnja pa da sebuah tonggak jang kuat. Dan kau akan dapat berbuat sesuka hatimu. Mungkin kau akan membunuhnja, atau mung kin kau akan membiarkannja tersiksa atau cacat untuk se umur hidupnja.

Kuda-Sempana tidak dapat segera mengetahui perasaan nja sendiri. Apakah ia menjadi bergembira mendengar ta waran itu, atau Tiba-tiba ia telah kehilangan nafsu untuk berbu at demikian. Goncangan2 perasaannja masih saja menggang gunja. Kematian saudara seperguruannja dan mungkin guru nja sendiri, benar2 telah mempengaruhi cara dan kejernih annja berpikir.

Namun ketika sekali lagi Kebo Sindet mengajaknja, maka sekali lagi Kuda”Sempana menjatuhkan pilihannja pada ke mungkinan jang paling jauh, Jaitu, ia ingin tetap hidup, se belum diketemukannja jalan jang se-baik2nja dilakukan.

“Mari ikut aku” ajak Kebo Sindet pula. Kuda”Sempana tidak menjawab, tetapi ia mengangguk.

Page 91: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

“Bagus” berkata Kebo Sindet. Kembali wajah jang beku itu tersenjum. Dan kembali Kuda-Sempana menjadi ngeri melihat senjum itu. Terbajang diwajahnja, sesosok majat jaag bangkit dari kuburnja dan tarsenjam kepadanja.

Tetapi Kebo Sindet sama sekali tidak memperhatikannja lagi. Segera ia berjalan kembali kegubugnja.

Kuda “Sempana jang masih saja ragu2 merasa punggung nja disentuh. Ketika ia berpaling Wong Sarimpat telah berdiri dibelakangaja. Terdengar kemudian suara tertawanja meme kakkan telinga. Diantara suara tertawanja itu ia berkata “Marilah Kuda-Sempana. Kau akan menemukan tempat ting gal jang baru diantara kami- Kau akan segera mengenal cara hidup orang8 kemunduagan. Orang’ Kemundungan ter njata terlampau baik terhadap kami. Mereka merasa bahwa kami telah melindungi mereka dari setiap kejahatan jang dapat tcrjaii. Kini baik penjahat2 jang berkeliaran di-padukuhan2. Sejak Baginda di Kediri bertindak lebih keras terhadap ke jabataa dan agaknja diikuti pula oleh setiap Akuwu termasuk Ak’iwu Tunggul Ametung, maka penjahat2 lari bertebaran di-pa lukuhaa2 terpencil. Tetapi ternjata sampai saat ini Ke i n-n dongan masih tetap lepas dari pengaruh kejahatan itu.

Kuda-Sempana mengerutkan keningnja, tetapi ia tidak menjawab. Ketika sekali lagi ia merasa tangan Wong Sarim pat me>jentuhnja, maka kakinjapun

Page 92: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

terajun melangkah mengi kuti Kebo Sindet jang telah beberapa langkah dimuka. Ketika sekali lagi ia berpaling kearah tubuh Cundaka jang menjebut dirinja Bahu Reksa Kali Elo, terdengar Wong Sarimpat ber kata “Sebelum matahari bertengger diatas punggung bukit J i ujung Timur itu, maka jang tinggal disini adalah kerang kanja saja. Anjing2 liar segera akan menerkamnja dan me robek2nja.

Terasa bulu1 tengkuk Kuda-Sempana meremang. Bagai manapun juga orang itu adalah saudara seperguruannja jang telah lama bergaul dan bahkan orang itu telah berusaha membantunja pula untuk menyapai maksudnja, mesldpun ia tahu, bahwa Cundaka itupun mempunjai pamrih juga. Na mun ketika ia melihat tubuh itu terbaring diatas batu1 padas, maka hatinja berdesir pula.

Tetapi Kuda-Sempana tidak mendapat kesempatan untuk berbuat sesuatu. Setiap kali ia tertegun, maka terasa Wong Sarimpat menjentuhnja. Sentuhan jang semakin lama terasa menjadi semakin kasar, meskipun orang itu masih juga ter¬tawa2.

Achirnja Kuda”Sempana berjalan menurut irama lang kah Kebo Sindet meninggalkan bukit gundul itu. Meninggal kau tempat jang tidak akan pernah dilupakannja.

Ketika kemudian mereka menuruni bukit gundul itu, terasa dada Kuda-Sempana menjadi bergelora.

Page 93: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Kemarin ia menuruni bukit ini pula bersama guru dan seorang saudara seperguruannja. Kini ia menuruni bukit itu bersama dua orang jang belum pernah dikenal sebelumnja.

Ber-hagai2 perasaan bergumul didalam hatinja. Kadang2 ia ingin melepaskan diri dari kedua orang itu, tetapi kadang2 apabila dilibatnja punggung Kebo Sindet, ingin ia menghun jamkan pedangaja kepunggung itu. Tetapi Tiba-tiba disadarinja, bahwa dibelakangnja berjalan ter-tatih2 Wong Sarimpat. Mes kipun orang itu tampaknja telah hampir mati, tetapi ia masih cukup berbahaja. Apalagi baginja, jaag kini tidak memiliki ke kuatannja sepeaubnja.

Kuda-Sempana terkejut ketika Tiba-tiba ia melihat Kebo Sindet berhenti dan berpaling. Dari sela2 bibirnja jang beku terdengar orang itu berkata “He, Kuda-Sempana, apakah kau masih menggenggam pedang ditangan? Sarungkanlah. Se bentar lagi jalan akan menjadi semakin sulit. Pedarg itu akan berbahaja bagimu. Apabi a kau terpeleset jatuh, maka mungkin sekali tajam pedang itu akan menjobek kulitmu sen diri.

Kuda-Sempana memandangi wajah Kebo Sindet dengan tajamnja. Namun kemudian tanpa dikehendakinja sendiri, tangannja tergerak menjarungkan pedang itu pada wrangka dilambungnja.

“Bagus Hati’lah berjalan.” berkata Kebo Sindet itu pula “Baru apabila kita bertemu dengan

Page 94: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

gerombolan anjing liar, mungkin kau perlukan pedangmu itu untuk menghalaunja.

Kuda-Sempana masih saja berdiam diri. Ketika Kebo Sindet berjalan kembali, maka Kuda-Sempanapun berjalan pula lewat jalan setapak jang kemarin pernah dilaluinja pula. Ber-belit1 diantara batu2 padas jang menjorok tajam dan kadang2 se-akan2 menghadang ditengah jalan.

Ditempat inilah ia kemarin melihat Wong Sarimpat di bawah jalan ini, kemudian diatas punggung kuda berlari mendaki lereng jang curam ini. Kemarin ia masih mengagumi orang jang kasar jang disaagkanja terlampau jujur itu. Tetapi ternjata orang itu telah membunuh guru dan saudara seperguruannja.

Kebo Sindet ternjata sengaja berjalan per-lahan2 supaja Kuda-Sempana dan Wong Sarimpat jang terluka itu tidak tertinggal terlampau jauh. Namun demikian, mereka semakin lama menjadi semakin dekat pula dengan gubug dilereng bukit gundul itu. Gubug jang berada dimulut goa.

Bulu kuduk Kuda-Sempana meremang ketika teringat kata2 Kebo Sindet, bahwa didalam goa itu terdapat banjak kerangka manusia. Siapa jang masuk kedalam goa itu, tidak akan dapat keluar kembali.

“Apakah aku akan dimasukkan keda’am goa itu pula F” berkata Kuda-Sempana didalam hatinja. Tetapi kemudian ditenangkannja hatinja sendiri.

Page 95: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Apapun jang akan terjadi akan dihadapinja, walau mati sekalipun. “Ini adalah akibat jang mungkin sekali terjadi” katanja didalam hati pula “-kalau aku berhasil, sempurnalah hasilnja, kalau gagal, tebus annja maut.

Achirnja mereka berhenti juga dimuka gubug Kebo Sindet. Dalam kegelapan Kuda”-Sempana masih dapat me ngenali gubug itu. Mulut gubug itu masih saja merganga seperti pada saat Kuda”Sempana meninggalkannja. Dan ru angan dida’am gubug itupun masih saja gelap pekat.

“Wong Sarimpat” berkata Kebo Sindet “buatlah api. Njalakan pelita. Apakah kau masih mempunjai minjak ?

~- Masih kakang” sahut Wong Sarimpat jang kemudian berjalan memasuki gubugnja.

Kuda”Sempana merasa perbedaan penerimaan atas diri nja. Ketika ia datang bersama gurunja, maka se-olah2 kedua orang itu acuh tak acuh saja. Tetapi kini terasa keduanja menjadi terlampau baik terhadapnja.

Anak muda itu bukanlah anak muda jang terlampau dungu. Betapapun juga ia dapat mengerti dan merasakan, bahwa ada sesuatu kepentingan atasnja dari kedua orang itu. Samar2 ia melihat kepada persoalan jang akan dibadapinja Kebo Sindet dan Wong Sarimpat akan memperalatnja.

Page 96: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Tetapi Kuda-Sempana sudah tidak akan dapat mele paskan diri lagi. Ia sekarang dan seterusnja pasti hanja akan menjadi alat mati. Alat jang tidak dapat menentukan sikapnja sendiri. Namun ia tidak akan menerima nasib itu tanpa per lawanan. Ia harus mempergunakan otaknja, bukan tenaganja. Sebab ia pasti tidak akan mampu melawan keduanja. Bahkan satupun tidak meskipun sudah terluka.

Ketika lampu telah menjala, maka Kebo Sindet segera mempersilahkan Kuda-Sempana itu masuk kedalam Ketika mereka sudah duduk diatas amben jang kemarin mereka pa kai pula, terdengar Kebo Sindet berkata “Kuda Sempana Lupakanlah gurumu dan saudara seperguruanmu. Tinggallah disini seperti dirumah sendiri. Aku dan Wong Sarimpat segera akan berusaha menjembuhkan luka-luka kami. Da’am waktu jang singkat kami akan memenuhi permintaanmu. Menangkap Ma hisa Agni hidup2 bagi kami sama sekali bukan pekerjaan jang sulit. Kami heran, kenapa gurumu tidak mampu mela kukannja apabila ia benar2 bermaksud menangkapnja. Karena itu, bagi kami gurumu merupakan penghalang terbesar. Bah kan aku mempunjai perhitungan bahwa gurumu sengaja akan menjebak kami. Selain itu kami memang mempunjai per soalan jg. lama terpendam dengan gurumu. Lambat laun kau pasti akan mengetahuinja juga.

Page 97: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Tiba? Kuda”Sempana meng-angguk2kan kepalanja Bah kaa kemudian ia bertanja “Apakah paman berkata sebenarnja?

Kebo Sindet memandang Kuda”Sempana dengan wa jahnja jang beku. Tetapi sorot matanja memancarkan pera saan Jang aneh. Kenapa Kuda”Sempana menjadi lunak hatinja dengan Tiba-tiba. Perubahan itu berlangsung terlampau cepat. Namun Kebo Sindet tidak segera dapat menarik ke simpulan. Bahkan kemudian ia menjawab “Tentu. Aku ber kata sebenarnja.

Kuda”Sempana terdiam sesaat. Ia ingin segera ber-pura’ bergembira mendengar jawaban itu, tetapi ia tidak dapat. Beruntunglah ia bahwa ia tidak mampu berbuat demikian karena kejutan perasaan jang baru saja dialami.

Kebo Sindet adalah seorang jang licin. Ia akan mampu melihat perobahan jang tidak wajar apabila Kuda-Sempana dengan Tiba-tiba menjalakan sikapnja jang berlawanan dengan rkapnja sebelumnja. Namun karena Kuda-Sempana masih dicengkam oleh perasaannja, maka justru sikapnja itu telah menghilangkan kecurigaan Kebo Sindet.

Sejak saat itu Kuda”Sempana terpaksa tinggal dida lam gubug itu pula. Gubug Kebo Sindet. Betapa hatinja ingin melepaskan diri dari lingkungan jang sama sekali tidak di kehendaki itu, tetapi ia tidak pernah mendapat kesempatan.

Page 98: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

Setiap kali ia selalu berada diantara kedua orang liar itu atau salah seorang daripadanja.

Namun setelah beberapa hari Kuda”Sempana berada ditempat itu, sikap Kebo Sindet dan Wong Sarimpat sama sekali tidak berubah. Mereka masih bersikap baik dan ramah. Bahkan mereka agaknja sangat memperhatikan kebutuhannja.

Dalam beberapa hari itu Kuda”Sempana dapat menge tahui cara hidup Kebo Sindet dan Wong Sarimpat. Kedua mendapat makanan mereka dari orang2 Kemundungan. Mes kipun orang2 Kemundungan sendiri adalah orang2 miskin, namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat tidak akan pernah merasa kekurangan. Mereka mendapat makanan mereka dalam dua bentuk. Makanan masak, jang tinggal menjuapkan saja kedalam mulut, dan bahan1 mentah jang dikehendaki. Buah2 an, pala kependam dan pala gumantung. Kedua orang itu seolah1 menjadi raja kecil dalam pedukuhan jang terpencil itu.

Didalam gubug Kebo Sindet memang terdapat mulut goa. Tetapi Kuda Sempana sama sekali tidak berani mema suki goa itu. Setiap kali ia mendengar Kebo Sindet atau Wong Sarimpat berkata kepadanja. Setiap orang jang mencoba masuk ke dalamnja, maka orang itu tidak akan pernah keluar lagi. Babkan selama itu, Kuda Sempana belum pernah melibat Kebo Sindet atau Wong Sarimpat sendiri masuk keda

Page 99: PELANGI DI LANGIT SINGASARI Jilid 20  · Web viewTetapi Tiba-tiba dida lam hati mPu Sada itupun timbul pula tekadnya untuk mela wan kedua ... namun Kebo Sindet dan Wong Sarimpat

iamnja.Jang diketahui oleh Kuda”Sempana dengan

pasti, selama ini Kebo Sindet dan Wong Sarimpat selalu mengobati diri mereka masing-masing. Ternjata Iuka2 jang mereka derita bukanlah luka-luka jang ringan. Hanja karena tubuh2 mereka daja tahan jang luar biasa sajalah, maka mereka tidak hancur karenanja. Mereka bahkan masih tampak tetap segar.

koleksi ismoyo(Bersambung)