pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 41 …...7. ibu maya pramita, s. h., selaku kepala bagian...

85
PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI KOTA SURAKARTA Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : SIGIT PAMUNGKAS NIM. E. 1104196 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: phamdan

Post on 21-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

i

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007

TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

DI KOTA SURAKARTA

Penulisan Hukum (Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh :

SIGIT PAMUNGKAS

NIM. E. 1104196

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007

TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

DI KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh :

SIGIT PAMUNGKAS

NIM. E. 1104196

Disetujui untuk dipertahankan

Pembimbing I

Suranto, S. H., M. H. NIP. 19508121986011001

Pembimbing II

Adriana Grahani F, S. H., M. H. NIP. 198107212005012003

Page 3: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007

TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI KOTA

SURAKARTA

Disusun Oleh :

SIGIT PAMUNGKAS

NIM. E. 1104196

Telah di terima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Senin

Tanggal : 10 Agustus 2009

TIM PENGUJI

1. Sutejo, S.H., M.M : ................................................

Ketua

2. Adriana Grahani F, S. H., M. H : .................................................

Sekretaris

3. Suranto, S. H., M. H : .................................................

Anggota

MENGETAHUI

Dekan

Moh.Jamin. S.H.,M.Hum

NIP. 196109301986011001

Page 4: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

iv

MOTTO

Dan mintalah kepada ALLAH dengan sabar dan sholatmu, dan sesungguhnya

yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu

orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa

mereka akan kembali kepada-NYA

(Al Baqarah : 45 – 46)

Page 5: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

v

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

serta diiringi rasa syukur ke Hadirat Allah SWT, penulisan hukum (Skripsi) yang

berjudul PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN

2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI KOTA

SURAKARTA dapat Penulis selesaikan.

Penulisan hukum ini membahas tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta

beserta faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Pembahasan mengenai

Organisasi perangkat daerah masih sedikit dalam kepustakaan hukum, khususnya

Hukum Tata Negara yang membahas tentang pemerintah daerah. Oleh karena itu,

penulis mencoba melakukan penelitian mengenai organisasi perangkat daerah di

Kota Surakarta untuk menambah kekayaan pembahasan mengenai hukum

pemerintah daerah. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Moh. Jamin, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Aminah, S.H.,M.H., Selaku Ketua bagian Hukum Tata Negara.

3. Bapak Suranto S.H.,M.H., selaku Pembimbing Pertama yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga penulis dapat

menyelesaikan Penulisan Hukum ini.

4. Ibu Adriana Grahani Firdausy, S.H., M.H., selaku Pembimbing Kedua

yang telah memberikan kejelasan orientasi dan bimbingan selama

proses penyusunan Penulisan Hukum sehingga dapat diselesaikan

dengan baik.

5. Bapak–Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah membekali Penulis dengan ilmu pengetahuan dan

budi pekerti.

Page 6: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

vi

6. Karyawan dan Staf Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah membantu kelancaran perkuliahan.

7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum

dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya.

8. Seluruh teman-teman kost Alam Sanur, FH UNS Non Reguler

angkatan 2004, baik yang sudah lulus dan belum lulus, terima kasih

atas pertemanan selama ini.

Semoga Penulisan Hukum ini bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk

penulisan, akademisi, juga untuk pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2009

Penyusun

Page 7: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN................................................ iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

ABSTRAK....................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

E. Metode Penelitian ................................................................................ 8

F. Sistematika Penulisan Hukum ............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 12

A. Kerangka Teori .................................................................................... 12

1. Tinjauan tentang Pemerintahan Daerah ........................................ 12

a. Pengertian pemerintah daerah ................................................. 12

b. Prinsip penyelenggaraan pemerintahan daerah....................... 13

2. Tinjauan tentang Organisasi Perangkat Daerah ............................ 15

a. Pengertian organisasi perangkat daerah .................................. 15

b. Besaran organisasi dan perumpunan perangkat daerah .......... 21

3. Tinjauan tentang Organisasi.......................................................... 24

a. Definisi organisasi................................................................... 24

b. Alasan pembentukan organisasi.............................................. 25

c. Ciri-ciri organisasi................................................................... 26

4. Tinjauan tentang Peraturan Pemerintah ........................................ 27

a. Definisi peraturan pemerintah................................................. 27

b. Ciri-ciri peraturan pemerintah................................................. 27

Page 8: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

viii

c. Materi muatan peraturan pemerintah ...................................... 30

d. Fungsi peraturan pemerintah................................................... 30

B. Kerangka Pemikiran............................................................................. 31

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 33

A. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintah Kota Surakarta............... 33

B. Faktor-faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

di Kota Surakarta ................................................................................. 67

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 72

A. Kesimpulan .......................................................................................... 72

B. Saran..................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75

LAMPIRAN

Page 9: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

ix

ABSTRAK

Sigit Pamungkas, E 1104196. PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI KOTA SURAKARTA, FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA, 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum dengan metode empiris berjenis deskriptif empiris. Berlokasi di Kota Surakarta. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengunpulan data menggunakan wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan metode analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta ditindaklanjuti dengan pembentukan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta yang mengamanatkan pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat daerah yang terdiri dari: Sekretariat daerah, sekretariat DPRD, Dinas daerah, lembaga teknis daerah, kantor pelayanan perizinan terpadu, satuan polisi pamong praja, kecamatan-kecamatan, dan kelurahan-kelurahan. Faktor pendukung pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta adalah Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.. Peraturan Menteri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Faktor penghambat terdiri dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, perubahan rentang kendali antar jabatan dalam instansi, dan evaluasi yang tidak bisa secara langsung dilaksanakan.

Page 10: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pertimbangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pemerintah daerah perlu ditingkatkan dengan lebih

memperhatikan aspek-aspek hubungan antarsusunan pemerintahan dan

antarpemerintahan daerah, potensi dan keanakeragaman daerah, peluang dan

tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-

luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban

menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Salah satu pasal yang mengatur hal tersebut adalah Pasal

120 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah menyatakan bahwa Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas

sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,

kecamatan, dan kelurahan. Pada Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan:

susunan organisasi perangkat daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120

ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dalam perda dengan memperhatikan faktor-

faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah dan pengendalian

organisasi perangkat daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh

pemerintah untuk provinsi dan oleh gubernur untuk kabupaten/kota dengan

berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

Peraturan Pemerintah yang dibentuk untuk melaksanakan ketentuan

Pasal 128 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

Tentang Organisasi Perangkat Daerah. Pada Penjelasan Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah menyebutkan

Page 11: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xi

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh

perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan

kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang

diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam

bentuk badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga

teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas

daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu

organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti

bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam

organisasi tersendiri. Dengan perubahan terminologi pembagian urusan

pemerintah yang bersifat concurrent (konkuren) berdasarkan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004, maka dalam implementasi kelembagaan setidaknya

terwadahi fungsi-fungsi pemerintahan tersebut pada masing-masing tingkatan

pemerintahan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib,

diselenggarakan oleh seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat

diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan

daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi

daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor

unggulan masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan

sumber daya daerah dalam rangka mempercepat proses peningkatan

kesejahteraan rakyat.

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah terkait dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Urusaan pemerintahan daerah dibedakan menjadi urusan wajib dan urusan

Page 12: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xii

pilihan. Urusan wajib meliputi: pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup,

pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan,

kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi dan usaha kecil dan

menengah, kependudukan dan catatan sipil, ketenagakerjaan, ketahanan

pangan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana

dan keluarga sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan,

kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan

umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan

persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial, kebudayaan, statistik,

kearsipan, dan perpustakaan (Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota).

Urusan pilihan yang diselenggarakan kabupaten/kota adalah urusan

pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi

unggulan daerah yang bersangkutan. Urusan pilihan meliputi: kelautan dan

perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata,

industri, perdagangan, dan ketransmigrasian (Pasal 7 ayat (4) Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan,

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota). Urusan pilihan ini ditentukan daerah. Di era otonomi

daerah, kabupaten/kota mempunyai kewenangan menentukan urusannya

secara mandiri. Penentuan urusan secara mandiri ini di banyak daerah otonom

tidak terjadi sinkronisasi tentang urusan yang wajib dan tidak wajib dilakukan

oleh daerah sebagai pelaksanaan asas desentralisasi. Urusan-urusan yang

ditentukan secara otonom daerah terlihat pada struktur organisasi perangkat

daerah, terutama dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dapat diketahui dari

jumlah dinas daerah dan lembaga teknis daerah di kabupaten/kota. Apabila

jumlahnya banyak menggambarkan luasnya cakupan urusan yang

dilaksanakan di daerah. Apabila sedikit, menggambarkan sedikitnya cakupan

urusan yang dilaksanakan di daerah itu. Baik besar atau sedikit tidak

Page 13: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xiii

menggambarkan keseragaman atau efektivitas organisasi perangkat daerah

dalam pelaksanaan otonomi daerah. Oleh sebab itu, pemerintah berniat

menyeragamkan organisasi perangkat daerah di tingkat kabupaten/kotamadya

(Karaniya Dharmasaputra, 2005: 98).

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah pada prinsipnya dimaksudkan memberikan arah dan

pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien,

efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah masing-

masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi serta

komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Besaran organisasi

perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor keuangan,

kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus

diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi

geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian

dengan urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana penunjang tugas.

Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi

masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam. Penjelasan

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah menetapkan kriteria untuk menentukan jumlah besaran organisasi

perangkat daerah masing-masing pemerintah daerah dengan variabel jumlah

penduduk, luas wilayah dan jumlah APBD, yang kemudian ditetapkan

pembobotan masing-masing variabel yaitu 40 % (empat puluh persen) untuk

variabel jumlah penduduk, 35 % (tiga puluh lima persen) untuk variabel luas

wilayah dan 25 % (dua puluh lima persen) untuk variabel jumlah APBD, serta

menetapkan variabel tersebut dalam beberapa kelas interval.

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah menimbulkan permasalahan. Selain mengatur

tentang organisasi perangkat daerah yang dapat dibentuk kabupaten.kota, juga

menerapkan eselonisasi pada pengisian jabatan pada perangkat daerah

kabupaten/kota. Penerapan eselonisasi ini membuat jumlah jabatan dalam

Page 14: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xiv

perangkat daerah akan semakin sedikit karena efisiensi serta berdampak pada

hapusnya jabatan sekaligus dinas derah karena merger atau memang

dihilangkan. Selain itu, apabila pejabat yang dilengser itu semakin menumpuk

dan tidak segera menempati jabatan sesuai dengan pangkatnya, maka akan ada

sejumlah pejabat mengganggur di lingkungan pemerintahan kabupaten/kota

sebagai akibat eselonisasi dan perampingan jabatan serta perangkat daerah

kabupaten/kota (Dahono Fitrianto, Kompas 15 November 2007, hal. 26).

Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangka Daerah pada ayat (2) menyatakan pembinaan dan

pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan melalui fasilitasi terhadap

rancangan peraturan daerah tentang organisasi perangkat yang telah dibahas

bersama antara pemerintah daerah dan DPRD. Rancangan peraturan daerah itu

disampaikan kepada gubernur bagi organisasi perangkat daerah

kabupaten/kota. Fasilitasi yang dilakukan oleh gubernur paling lama

dilakukan 15 hari setelah diterima rancangan peraturan daerah, apabila dalam

tenggang waktu sebagaimana dimaksud tidak dapat memberikan fasilitasi,

maka rancangan peraturan daerah dapat ditetapkan menjadi peraturan daerah

(Pasal 40 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah).

Surakarta adalah salah satu kota/kabupaten yang akan melaksanakan

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah ini. Slogan Dirgahayu Kota Solo ke 264 adalah Solo Sejahtera, Solo

Kreatif. Slogan menggambarkan bahwa penyusunan organisasi perangkat

daerah tidak hanya diikuti pertimbangan teknis, tapi juga harus diikuti

keunikan yang harus dilakukan secara kreatif. Kota Surakarta sekarang

berpenduduk 548. 233 (data KPUD Surakarta), APBD kurang lebih Rp. 600

miliar, memiliki dinas daerah berjumlah 15 buah, kantor dinas sebanyak 8

buah, dan badan sebanyak 4 buah

(http://www.surakarta.go.id/organisasiperangkatdaerah/dinas_dinasdaerah.ht

ml,diakses 12 Februari 2009, jam 20. 00). Harus diketahui dalam Peraturan

Page 15: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xv

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

sudah ditetapkan secara limitatif dinas, kantor dinas, dan badan yang dapat

dibentuk oleh daerah, walaupun tidak menutup ada lembaga-lembaga di luar

ketiga bentuk tersebut sebagai bentuk keunikan daerah. Berdasarkan uraian di

atas, penulis tertarik ingin melakukan penelitian dan penulisan hukum dengan

judul “PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41

TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI

KOTA SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta?

2. Apakah faktor-faktor penghambat dan faktor-faktor pendukung

pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Obyektif:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor

penghambat pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta.

2. Tujuan Subyektif:

a. Menambah pengetahuan peneliti di bidang Hukum tata negara dalam

mewujudkan organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Page 16: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xvi

b. Melatih kemampuan peneliti dalam menerapkan teori ilmu hukum

yang didapat selama perkuliahan guna menganalisis permasalahan–

permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota

Surakarta.

c. Melengkapi syarat-syarat guna memperoleh derajat Sarjana dalam

Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini:

1. Manfaat teoritis:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada

umumnya dan Hukum Tata Negara pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur dalam dunia kepustakaan tentang tentang organisasi perangkat

daerah yang dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien.

c. Hasil penelitian ini, dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian-

penelitian sejenis untuk tahapan berikutnya.

2. Manfaat Praktis:

a. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dipakai sebagai bahan

pertimbangan dan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam

pembentukan organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien.

b. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat membantu memberikan

pemahaman kepada mahasiswa, dosen, dan masyarakat luas agar

mengerti tentang jenis dan bentuk organisasi perangkat daerah.

Page 17: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xvii

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Sesuai dengan masalah yang hendak diteliti, penelitian ini

merupakan jenis penelitian hukum dengan pendekatan empiris yang

bersifat deskriptif. Deskriptif artinya penelitian bermaksud untuk

membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-

kejadian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat pencandraan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

populasi atau daerah tertentu (Sumadi Suryabrata, 2003: 19).

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pemerintahan Kota Surakarta.

Lebih khusus lagi, penelitian ini dilakukan Sekretariat Daerah yang

membidangi masalah Susunan Organisasi dan Tata Kerja dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta.

3. Jenis dan sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan

manjadi 2 (dua) jenis yaitu:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber

pertama. Terkait dengan problematika penelitian, maka data primer

diperoleh dari pejabat Sekretariat Daerah yang membidangi susunan

organisasi dan tata kerja dan pejabat di Sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Surakarta.

b. Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian.

4. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui

2 (dua) cara sebagai berikut:

Page 18: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xviii

a. Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2004: 83).

Wawancara dilakukan dengan sistem wawancara bebas terpimpin

artinya wawancara ini merupakan kombinasi antara wawancara bebas

dan terpimpin. Pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah

yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung

mengikuti situasi. Pewawancara harus pandai mengarahkan responden

apabila ternyata ia menyimpang. Pedoman interview berfungsi sebagai

pengendali jangan sampai proses wawancara kehilangan arah.

b. Studi kepustakaan, yaitu suatu bentuk pengumpulan data dengan cara

membaca buku literatur, hasil penelitian terdahulu, dan membaca

dokumen, peraturan perundang-undangan, peraturan daerah yang

berhubungan dengan obyek penelitian.

5. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis

kualitatif, teknik ini tepat digunakan bagi penelitian yang menghasil data

kualitatif, yaitu data yang tidak bisa dikategorikan secara statistik. Dalam

analisis kualitatif ini, maka interprestasi terhadap apa yang ditemukan dan

pengambilan kesimpulan akhir menggunakan logika atau penalaran

sistematis. Model analisis kualitatif digunakan model analisis interaktif,

yaitu model analisis yang memerlukan tiga komponen berupa reduksi

data, sajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi dengan

menggunakan proses siklus (H.B. Sutopo, 1999: 48). Dalam

menggunakan analisis kualitatif, maka interprestasi terhadap apa yang

ditentukan dan merumuskan kesimpulan akhir digunakan logika atau

penalaran sistematik. Ada tiga komponen pokok dalam tahapan analisa

data, yaitu:

Page 19: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xix

a. Data Reduction merupakan proses seleksi, pemfokusan,

penyederhanaan dan abstraksi data kasar yang ada dalam field note.

Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, hasilnya data

dapat disederhanakan dan ditransformasikan melalui seleksi, ringkasan

serta penggolongan dalam suatu pola.

b. Data Display adalah paduan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset yang dilakukan, sehingga peneliti akan mudah

memahami apa yang terjadi dan harus dilakukan.

c. Conclution Drawing adalah berawal dari pengumpulan data peneliti

harus mengerti apa arti dari hal-hal yang ditelitinya, dengan cara

pencatatan peraturan, pola-pola, pernyataan konfigurasi yang mapan

dan arahan sebab akibat, sehingga memudahkan dalam pengambilan

kesimpulan.

Tiga komponen analisis data di atas membentuk interaksi dengan

proses pengumpulan yang berbentuk siklus (diagram flow) (HB

Sutopo, 1999: 37).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika yang akan digunakan penulis dalam penelitian dan

penulisan hukum ini terdiri dari beberapa bab, yakni pendahuluan, tinjauan

pustaka, hasil penelitian dan pembahasan serta penutup. Penulisan hukum ini

disusun dengan sistematika sebagai berikut:

D

Concl

Pen

gum

D

Page 20: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xx

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab I pendahuluan berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab II tinjauan Pustaka berisi mengenai kerangka

teori dan kerangka pemikiran. Kerangka teori terdiri dari:

tinjauan tentang pemerintahan daerah, tinjauan tentang

organisasi, tinjauan tentang organisasi, dan tinjauan

tentang peraturan pemerintah. Kerangka pemikiran berisi

bagan mengenai garis besar penulisan hukum ini dan

penjelasannya.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang

hasil penelitian dan pembahasan tentang: pelaksanaan

Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta dan

faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta.

BAB IV : PENUTUP

Bab IV Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Pemerintahan Daerah

a. Pengertian Pemerintah Daerah

Penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia didasarkan

pada ketentuan Pasal 18 amandemen Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia 1945, pemerintah pusat tidak mungkin mengatur

sendiri urusan dalam penyelenggaraan pemerintahan, mengingat luasnya

wilayah negara serta padatnya penduduk. Pemerintahan daerah menurut

Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan

DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan pemerintah daerah

adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah (Pasal 1 butir 3 UU Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah).

Dalam menjalankan pemerintahan daerah secara hirarkis Kepala

Daerah bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Dalam

Negeri. Kepala Daerah tidak bertanggung jawab kepada DPRD, tetapi

Kepala Daerah berkewajiban memberikan keterangan pertanggungjawaban

kepada DPRD tentang pelaksanaan pemerintahan daerah yang

dipimpinnya. DPRD dapat selalu mengikuti dan mengawasi jalannya

pemerintahan daerah. DPRD sebagai salah satu unsur pemerintah daerah

berfungsi sebagai partner kepala daerah dalam merumuskan kebijaksanaan

daerah yang diwujudkan dalam bentuk peraturan daerah maupun anggaran

Page 22: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxii

pendapatan dan belanja daerah. Selain itu DPRD juga berfungsi sebagai

pengawas atas pelaksanaan kebijaksanaan daerah yang dilaksanakan oleh

kepala daerah (Eko Sutoro, 2007: 61).

b. Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pembagian daerah di Indonesia terbagi atas daerah-daerah

provinsi, di mana provinsi ini masih dibagi lagi menjadi daerah kabupaten

dan kota sebagaimana yang termuat dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-

Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan

bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang

masing-masing mempunyai pemerintahan daerah.

Dalam pelaksanaan pemerintahan daerah harus berdasarkan asas-

asas penyelenggaraan pemerintah, yaitu:

1) Asas desentralisasi

Asas desentralisasi adalah asas yang menyatakan penyerahan

sejumlah urusan pemerintahan dari pemerintah pusat atau dari

pemerintah daerah yang lebih tinggi kepada pemerintah daerah tingkat

yang lebih rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu.

Dengan demikian, prakarsa, wewenang, dan tanggung jawab mengenai

urusan-urusan tadi sepenuhnya menjadi tanggung jawab daerah itu,

baik mengenai politik kebijaksanaan, perencanaan, dan

pelaksanaannya maupun mengenai segi-segi pembiayaannya.

Perangkat pelaksanaannya adalah perangkat daerah sendiri (CST.

Kansil, 2001: 3). Asas desentralisasi menurut Pasal 1 butir 7 Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menyebutkan bahwa: desentralisasi adalah penyerahan wewenang

pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Page 23: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxiii

2) Asas dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan pelimpahan

wewenang dari pemerintah pusat atau kepala wilayah atau kepala

instansi vertikal yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya di daerah.

Baik perencanaan dan pelaksanaannya maupun pembiayaannya tetap

menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Unsur pelaksanaannya

dikoordinasikan oleh kepala daerah dalam kedudukannya selaku wakil

pemerintah pusat. Latar belakang diadakannya sistem dekonsentrasi

ialah bahwa tidak semua urusan pemerintah pusat dapat diserahkan

kepada pemerintah daerah menurut asas desentralisasi (CST. Kansil,

2001: 4). Asas dekonsentrasi menurut Pasal 1 butir 8 Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 adalah pelimpahan wewenang pemerintahan

oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerntah dan/atau

kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

3) Asas pembantuan

Asas tugas pembantuan adalah asas yang menyatakan tugas

turut serta dalam pelaksanaan urusan wajib pemerintah yang

ditugaskan kepada pemerintah daerah dengan kewajiban

mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi tugas. Misalnya,

kotamadya menarik pajak-pajak tertentu seperti pajak kendaraan, yang

sebenarnya menjadi hak dan urusan pemerintah pusat (CST. Kansil,

2001: 4). Asas tugas pembantuan menurut Pasal 1 butir 9 Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah

penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari

pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa sereta

pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas

tertentu.

Page 24: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxiv

2. Tinjauan tentang Organisasi Perangkat Daerah

a. Pengertian organisasi perangkat daerah

Perangkat daerah kabupaten/kota adalah unsur pembantu kepala

daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari

sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,

kecamatan, dan kelurahan.

1) Sekretariat daerah

Sekretariat daerah mempunyai tugas dan kewajiban

membantu bupati/walikota dalam menyusun kebijakan dan

mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat

daerah dipimpin oleh seorang sekretaris daerah dan terdiri dari asisten,

masing-masing asisten terdiri paling banyak 4 (empat) bagian, dan

masing-masing bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) subbagian.

Berdasarkan Pasal 10 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, fungsi Sekretariat Daerah

adalah:

(1) Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah.

(2) Pengordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis

daerah.

(3) Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah.

(4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai

tugas dan fungsinya.

2) Sekretariat DPRD

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang

selanjutnya disebut Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan

terhadap DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas

menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi

keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan

menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh

Page 25: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxv

DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretariat DPRD

dipimpin oleh sekretaris dewan dan terdiri dari paling banyak 4

(empat) bagian, dan masing-masing bagian terdiri dari 3 (tiga)

subbagian. Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi (Pasal 11 ayat

(2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah), antara lain:

(1) Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD.

(2) Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD.

(3) Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD.

(4) Penyediaan dan pengordinasian tenaga ahli yang diperlukan

DPRD.

3) Dinas Daerah

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan

daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas daerah

dipimpin oleh kepala dinas. Dinas terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan

paling banyak 4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga)

subbagian, dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3

(tiga) seksi. Sedangkan, unit pelaksana teknis pada dinas terdiri dari 1

(satu) subbagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional. Dinas

daerah menyelenggarakan fungsi (Pasal 14 ayat (3) Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah):

(1) Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

(2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai

dengan lingkup tugasnya.

(3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

(4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Page 26: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxvi

4) Lembaga Teknis Daerah

Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas

kepala daerah. Lembaga teknis daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.

Lembaga teknis daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

berbentuk badan, kantor, dan rumah sakit. Lembaga teknis daerah yang

berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang berbentuk kantor

dipimpin oleh kepala kantor, dan yang berbentuk rumah sakit dipimpin

oleh direktur. Lembaga teknis yang berbentuk badan terdiri dari 1

sekretariat dan paling banyak 4 bidang, terdiri dari 3 subbagian, dan

masing-masing bidang terdiri dari 2 subbidang atau kelompok jabatan

fungsional. Lembaga teknis yang berbentuk kantor terdiri dari 1

subbagian tata usaha dan paling banyak 3 seksi. Sedangkan unit

pelaksana teknis pada badan, terdiri dari 1 subbagian tata usaha dan

kelompok jabatan fungsional. Lembaga teknis daerah

menyelenggarakan fungsi (Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah):

(1) Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

(2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai

dengan lingkup tugasnya.

(3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

(4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

5) Kecamatan

Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai

perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. Camat mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh

bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

Kecamatan dipimpin oleh camat. Kecamatan terdiri daari 1 sekretariat,

paling banyak 5 seksi, dan sekretariat membawahkan paling banyak 3

Page 27: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxvii

subbagian. Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan

meliputi (Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah):

(1) Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

(2) Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum.

(3) Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan.

(4) Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum.

(5) Menggoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan.

(6) Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan.

(7) Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan

desa atau kelurahan.

6) Kelurahan

Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat

daerah kabupaten/kota dalam wilayah kecamatan. Kelurahan dipimpin

oleh lurah yang membawahi 1 sekretariat dan paling banyak 4 seksi.

Selain organisasi perangkat daerah di atas, ada beberapa

lembaga yang dapat dibentuk oleh daerah berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

yaitu:

1) Inspektorat

Inpekstorat diatur dalam Pasal 12 Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Inspektorat yang dipimpin oleh inspektur merupakan unsur

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di daerah

Page 28: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxviii

kabupaten/kota, pelaksanaan pembinanan atas penyelenggaraan

pemerintah desa dan pelaksanaan urusan pemerintah desa. Inspektorat,

menurut Pasal 12 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah menyelenggarakan fungsi:

(1) Perencanaan program pengawasan.

(2) Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan.

(3) Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas

pengawasan.

2) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Menurut Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang organisasi perangkat daerah, badan perencanaan dan

pembangunan daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan

pembangunan daerah. Badan ini menyelenggarakan fungsi:

(1) Perumusan kebijakan teknis perencanaan.

(2) Pengordinasian penyusunan perencanaan pembangunan.

(3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan

pembangunan daerah.

(4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

3) Rumah sakit daerah

Rumah sakit daerah berbentuk rumah sakit umum dan rumah

sakit khusus daerah. Rumah sakit umum daerah terdiri atas 4 (empat)

kelas:

a) Rumah sakit umum daerah terdiri dari 4 (empat) kelas:

(1) Rumah sakit umum daerah kelas A.

Rumah sakit umum daerah kelas A terdiri dari paling

banyak 4 (empat) wakil direktur dan masing-masing wakil direktur

Page 29: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxix

terdiri dari paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang, masing-masing

bidang membawahkan kelompok jabatan fungsional dan/atau

terdiri dari 2 (dua) seksi. Pada wakil direktur sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) yang membidangi administrasi umum

terdiri dari paling banyak 4 (empat) bagian dan bagian terdiri dari

paling banyak 3 (tiga) subbagian.

(2) Rumah sakit umum daerah kelas B.

Rumah sakit umum daerah kelas B terdiri dari paling

banyak 3 (tiga) wakil direktur, dan masing-masing wakil direktur

terdiri dari paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang, masing-masing

bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) subbagian dan masing-

masing bidang membawahkan kelompok jabatan fungsional atau

terdiri dari paling banyak 2 (dua) seksi.

(3) Rumah sakit umum daerah kelas C.

Rumah sakit umum daerah kelas C terdiri dari 1 (satu)

bagian dan paling banyak 3 (tiga) bidang, bagian terdiri dari paling

banyak 3 (tiga) subbagian dan masing-masing bidang

membawahkan kelompok jabatan fungsional atau terdiri dari paling

banyak 2 (dua) seksi.

(4) Rumah sakit umum daerah kelas D.

Rumah sakit umum daerah kelas D terdiri dari (satu)

subbagian tata usaha dan 2 (dua) seksi.

b) Rumah sakit khusus daerah terdiri dari 2 (dua) kelas yaitu:

(1) Rumah sakit khusus daerah kelas A.

Rumah sakit khusus daerah kelas A terdiri dari 2 (dua)

wakil direktur masing-masing wakil direktur terdiri dari paling

banyak 3 (tiga) bagian/bidang, masing-masing bagian terdiri dari 2

(dua) subbagian, dan masing-masing bidang membawahkan

kelompok jabatan fungsional atau terdiri dari 2 (dua) seksi.

Page 30: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxx

(2) Rumah sakit khusus daerah kelas B.

Rumah sakit khusus daerah kelas B terdiri dari 1 (satu)

subbagian tata usaha dan paling banyak 3 (tiga) seksi.

Penetapan kriteria rumah sakit umum daerah dan rumah sakit

khusus daerah dilakukan oleh menteri kesehatan setelah berkoordinasi

tertulis dengan menteri dan menteri yang membidangi urusan

pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

4) Staf ahli

Walikota/bupati dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu

oleh staf ahli yang diangkat dan diberhentikan oleh bupati/walikota

dari pegawai negeri sipil. Tugas dan fungsi staf ahli bupati/walikota

ditetapkan oleh walikota di luar tugas dan fungsi perangkat daerah.

5) Unit pelayanan terpadu.

Untuk meningkatkan dan keterpaduan pelayanan masyarakat

di bidang perizinan yang bersifat lintas sektor,

gubernur/bupati/walikota dapat membentuk unit pelayanan terpadu.

Unit pelayanan terpadu merupakan gabungan dari unsur-unsur

perangkat daerah yang menyelenggarakan fungsi perizinan. Unit

pelayanan terpadu didukung oleh sebuah sekretariat sebagai bagian

dari perangkat daerah. Pedoman organisasi dan tata kerja unit

pelayanan terpadu ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat

pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

b. Besaran organisasi dan perumpunan perangkat daerah

a) Penentuan besaran organisasi.

Menurut Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada ayat (1) menyatakan besaran

organisasi perangkat daerah ditetapkan berdasarkan variabel:

a) Jumlah penduduk.

Page 31: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxi

b) Luas wilayah.

c) Jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Pada Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah memberikan batasan mengenai jumlah

organisasi perangkat daerah di sebuah pemerintah kabupaten/kota. Batasan

mengenai besaran organisasi perangkat daerah kabupaten/kota dijelaskan

sebagai berikut:

a) Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai kurang dari 40 terdiri

dari:

(1) Sekretariat daerah, terdiri dari paling bayak 3 asisten.

(2) Sekretariat DPRD.

(3) Dinas paling banyak 12 (dua belas).

(4) Lembaga teknis daerah paling banyak 8 (delapan).

(5) Kecamatan.

(6) Kelurahan.

b) Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai antara 40 (empat

puluh) sampai dengan 70 (tujuh puluh) terdiri dari:

(1) Sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) asisten.

(2) Sekretariat DPRD.

(3) Dinas paling banyak 15 (lima belas).

(4) Lembaga teknis daerah paling banyak 10 (sepuluh).

(5) Kecamatan.

(6) Kelurahan.

c) Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai lebih dari 70 (tujuh

puluh) terdiri dari:

(1) Sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 4 (empat) asisten.

(2) Sekretariat DPRD.

(3) Dinas paling banyak 18 (delapan belas).

(4) Lembaga teknis daerah paling banyak 12 (dua belas).

(5) Kecamatan.

Page 32: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxii

(6) Kelurahan.

b) Perumpunan perangkat daerah

Penyusunan organisasi perangkat daerah berdasarkan

pertimbangan adanya urusan pemerintah yang perlu ditangani. Perangkat

daerah yang dibentuk untuk melaksanakan urusan pilihan, berdasarkan

pertimbangan adanya urusan yang secara nyata ada sesuai dengan kondisi,

kekhasan dan potensi unggulan daerah. Penanganan urusan tidak harus

dibentuk dalam bentuk dinas daerah, bisa lembaga lainnya. Perumpunan

organisasi perangkat daerah dibagi menjadi dua:

a) Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas yang diatur

Pasal 22 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah terdiri dari:

(a) Bidang sosial, pemudah, dan olahraga.

(b) Bidang kesehatan.

(c) Bidang sosial, tenaga kerja, dan transmigrasi.

(d) Bidang perhubungan, komunikasi, dan informatika.

(e) Bidang kependudukan dan catatan sipil.

(f) Bidang kebudayaan dan pariwisata.

(g) Bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan,

cipta karya, dan tata ruang.

(h) Bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro,

kecil, dan menengah, industri dan perdagangan.

(i) Bidang pelayanan pertanahan.

(j) Bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan,

perikanan darat, kelautan dan perikanan, perkebunan dan

kehutanan.

(k) Bidang pertambangan dan energi.

(l) Bidang pendapatan, pengelolaan keuangan daerah dan aset.

b) Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor,

inspektorat, dan rumah sakit, yang diatur Pasal 22 ayat (5) Peraturan

Page 33: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxiii

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah terdiri dari:

(a) Bidang perencanaan pembangunan dan statistik.

(b) Bidang penelitian dan pengembangan.

(c) Bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

(d) Bidang lingkungan hidup.

(e) Bidang ketahanan pangan.

(f) Bidang penanaman modal.

(g) Bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi.

(h) Bidang pemberdayaan masyarakat dna keluarga berencana.

(i) Bidang kepegawaian, pendidikan, dan pelatihan.

(j) Bidang pengawasan.

(k) Bidang pelayanan kesehatan.

3. Tinjauan tentang Organisasi

a. Definisi Organisasi

1) Menurut James L. Gibson

Organisasi adalah entitas-entitas yang memungkinkan

masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin

dilaksanakan oleh individu-individu yang bertindak secara sendiri

(Gibson dalam Robbins, 2004: 13).

2) Menurut L. F. Urwick

Organisasi adalah alat untuk menciptakan barang-barang dan

menyelenggarkan jasa-jasa. Organisasi menciptakan kerangka, di mana

banyak di antara kita melaksanakan proses kehidupan. Sehubungan

dengan itu dapat kita mengatakan bahwa organisasi menimbulkan

pengaruh besar atas perilaku kita (J. Winardi, 2003: 3).

3) Menurut Winardi

Organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari aneka

macam elemen atau subsistem manusia mungkin merupakan subsistem

terpenting, dan di mana terlihat bahwa masing-masing subsistem

Page 34: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxiv

saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran atau tujuan

organisasi yang bersangkutan (J. Winardi, 2003: 3).

b. Alasan Pembentukan Organisasi

Alasan pembentukan organisasi adalah (J. Winardi, 2003: 3-5):

1) Alasan sosial

Banyak organisasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan

manusia untuk pergaulan. Hal ini sama terlihat pada organisasi yang

memiliki sasaran intelektual atau ekonomi. Adakalanya kebutuhan-

kebutuhan sosial seseorang demikian sempurna terpenuhi oleh

perusahaan tempat ia bekerja, sehingga orang melontarkan kata-kata

pekerjaan adalah kehidupannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa manusia

berorganisasi karena ia membutuhkan dan menikmati kepuasan sosial

yang diberikan oleh organisasi.

2) Alasan material

Manusia juga melaksanakan kegiatan pengorganisasian

karena alasan-alasan material. Melalui bantuan organisasi, manusia

dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya

sendiri yakni:

a) Ia dapat memperbesar kemampuannya.

Alasan ini bagi organisasi berarti melalui organisasi manusia

dapat melaksanakan aneka macam tugas atau pekerjaan secara lebih

efisien, dibandingkan dengan situasi apabila ia bekerja sendiri tanpa

bantuan pihak lain.

b) Ia dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai

sesuatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi.

Kemampuan organisasi untuk menghemat waktu, yang

diperlukan untukmencapai suatu sasaran merupakan alasan material

kedua untuk eksistensi organisasi tersebut. Dalam banyak kasus, upaya

mengurangi waktu total yang diperlukan, jauh lebih penting

Page 35: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxv

dibandingkan dengan efisiensi biasa. Suatu sasaran yang dapat

dilaksanakan oleh seorang individu atau oleh sebuah kelompok yang

relatif kecil, dapat dialihkan kepada sebuah organisasi besar, sekalipun

kelompok yang lebih besar tersebut akan memerlukan lebih banyak

upaya atau lebih banyak biaya untuk melaksanakan.

c) Ia dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi

sebelumnya, yang telah dihimpun.

Kemampuan organisasi untuk menghemat waktu, yang

diperlukan untukmencapai suatu sasaran merupakan alasan material

kedua untuk eksistensi organisasi tersebut. Dalam banyak kasus, upaya

mengurangi waktu total yang diperlukan, jauh lebih penting

dibandingkan dengan efisiensi biasa. Suatu sasaran yang dapat

dilaksanakan oleh seorang individu atau oleh sebuah kelompok yang

relatif kecil, dapat dialihkan kepada sebuah organisasi besar, sekalipun

kelompok yang lebih besar tersebut akan memerlukan lebih banyak

upaya atau lebih banyak biaya untuk melaksanakan.

c. Ciri-Ciri Organisasi

Ciri-ciri umum organisasi, menurut Schein dalam Robbins (2004:

12-15):

1) Koordinasi upaya

Para individu yang bekerja sama dan mengkoordinasi upaya

mental atau fisik mereka dapat mencapai banyak hal yang hebat dan

menakjubkan. Dapat terlihat pada piramida di Mesir dan Candi Borobudur

di Indonesia. Seluruh karya itu jauh melampaui bakat dan kemampuan

seorang individu tunggal. Kontribusi upaya memperbesar kontribusi-

kontribusi individual.

2) Tujuan umum bersama

Koordinasi upaya tidak mungkin terjadi, kecuali apabila pihak

yang telah bersatu mencapai persetujuan untuk berupaya mencapai sesuatu

Page 36: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxvi

yang merupakan kepentingan bersama. Sebuah tujuan umum bersama

memberikan kepada anggota sesuatu organisasi sebuah rangsangan untuk

bertindak.

3) Pembagian kerja

Dengan jalan membagi-bagi tugas yang kompleks menjadi

pekerjaan yang terspesialisasi, maka sesuatu organisasi dapat

memanfaatkan sumber-sumber daya manusianya secara efisien.

Pembagian kerja memungkinkan para anggota organisasi menjadi lebih

terampil dan mampu karena tugas terspesialisasi dilaksanakan secara

berulang-ulang.

4) Hirarki otoritas

Menurut teori organisasi tradisional, apabila ingin dicapai

sesuatu hasil melalui upaya kolektif formal, maka harus ada orang yang

diberikan otoritas untuk melaksanakan kegiatan agar tujuan yang

diinginkan dilaksanakan secara efektif dan efisien.

4. Tinjauan tentang Peraturan Pemerintah

a. Definisi peraturan pemerintah.

Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan

yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang

sebagaimana mestinya.

b. Ciri-ciri Peraturan Pemerintah.

A. Hamid S. Attamimi dalam Maria Farida Indrati Soeprapto

(2008: 195) menjelaskan beberapa ciri Peraturan Pemerintah sebagai

berikut:

1) Peraturan Pemerintah tidak dapat dibetuk tanpa terlebih dulu ada

undang-undang yang menjadi induknya.

2) Peraturan Pemerintah tidak dapat mencantumkan sanksi pidana apabila

undang-undang yang bersangkutan tidak mencantumkan sanksi pidana.

Page 37: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxvii

3) Ketentuan Peraturan Pemerintah tidak dapat menambah atau

mengurangi ketentuan undang-undang yang bersangkutan.

4) Untuk menjalankan, menjabarkan, atau merinci ketentuan undang-

undang, Peraturan Pemerintah dapat dibentuk meski ketentuan undang-

undang tidak memintanya secara tegas.

5) Ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah berisi peraturan atau

gabungan peraturan dan penetapan: Peraturan Pemerintah tidak berisi

penetapan semata-mata.

Untuk mengetahui lebih jelas beberapa karakteristika khusus

yang ada pada Peraturan Pemerintah, dapat dikemukakan penjelasan

sebagai berikut:

1) Regederingsverordering yang sudah ada pada zaman Hindia Belanda

diberi kewenangan khusus untuk menetapkan sanksi pidana atau denda

secara terbatas meskipun algemene verordering yang menjadi

induknya seperti wet, algemene maatregel van bestuur, dan ordonantie

tidak menetapkan sanksi pidana atau denda. Kewenangan tersebut

diberikan oleh Pasal 81 ayat (2) Indische Staatregeling yang diperinci

dalam Staatsblad Tahun 1927 Nomor 346. Sebaliknya, Peraturan

Pemerintah tidak mempunyai kewenangan semacam ini. Peraturan

Pemerintah diciptakan oleh suatu negara yang menjunjung tinggi asas

negara berdasarkan hukum dan asas pemerintahan berdasar sistem

konstitusi yang dalam penetapan sanksi pidana atau denda tidak

mendelegasikan secara umum begitu saja. Peraturan Pemerintah tidak

dapat mencantumkan sanksi pidana atau denda apabila undang-undang

khusus yang dijalankan olehnya tidak mencantumkan sanksi pidana

atau denda. Juga tidak apabila didasarkan pada suatu undang-undang

yang bersifat umum yang memberikan kewenangan setiap waktu

kepada suatu atau berbagai Peraturan Pemerintah untuk mencantumkan

sanksi pidana atau denda, yakni kewenangan yang bersifat blanko.

Page 38: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxviii

2) Peraturan Pemerintah dapat dibentuk meski undang-undang yang

bersangkutan tidak memintanya dengan tegas-tegas, atau meski

undang-undang itu tidak menyatakan dalam ketentuannya tentang

perlunya sebuah Peraturan Pemerintah. Meskipun Peraturan

Pemerintah merupakan peraturan pendelegasian dari undang-undang

dan mendelegasikan kewenangan memerlukan pernyataan yang tegas,

namun dalam hal Peraturan Pemerintah ini pendelegasian kewenangan

itu sudah dilakukan secara tidak langsung dalam UUD 1945 Pasal 5

ayat (2) dalam wujud kekuasaan reglementer. Sebaliknya Peraturan

Pemerintah tidak dapat dibentuk meski kekuasaan reglementer sudah

diberikan oleh UUD 1945, mengingat sifat dan hakekat Peraturan

Pemerintah yang berfungsi menjalankan undang-undang.

3) Sebagaimana halnya peraturan yang menjalankan peraturan yang lebih

tinggi (dalam hal ini undang-undang) suatu Peraturan Pemerintah tidak

dapat mengubah materi yang ada dalam undang-undang yang

dijalankannya, tidak menambah, tidak mengurangi, dan tidak

menyisipi suatu ketentuan, serta tidak memodifikasi materi dan

pengertian yang telah ada dalam undang-undang yang menjadi

induknya.

4) Dari nama yang diberikan oleh UUD 1945 sendiri dapat diketahui,

suatu Peraturan Pemerintah hanya dapat berisi peraturan atau

kombinasi peraturan dan penetapan, namun tidak dapat berisi hanya

penetapan semata-mata (penetapan yang diperlukan untuk

menjalankan undang-undang ialah keputusan presiden).

5) Kecuali apabila sangat diperlukan, suatu Peraturan Pemerintah tidak

mendelegasikan lagi kewenangan yang diperolehnya kepada peraturan

yang lebih rendah, karena Peraturan Pemerintah memang diciptakan

untuk dapat menjalankan undang-undang. Apabila suatu undang-

undang sudah dijalankan oleh Peraturan Pemerintah namun masih

memerlukan pengaturan lebih lanjut lagi untuk menjalankan Peraturan

Pemerintah tersebut, maka pendelegasian lebih lanjut semacam itu

Page 39: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xxxix

tidak dilarang meskipun tidak dipujikan (Maria Farida Indrati

Soeprapto, 2008: 195 – 197).

c. Materi Muatan Peraturan Pemerintah

Sesuai dengan sifat dan hakikat Peraturan Pemerintah yang

merupakan peraturan delegasi dari undang-undang atau peraturan yang

melaksanakan suatu undang-undang, maka materi muatan Peraturan

Pemerintah adalah seluruh materi muatan undang-undang tetapi sebatas

yang dilimpahkan, artinya sebatas yang perlu dijalankan atau

diselenggarakan lebih lanjut oleh Peraturan Pemerintah.

Pasal 10 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Pasal 9 menetapkan bahwa

materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjalankan

undang-undang sebagaimana mestinya. Dalam penjelasan Pasal 10

dirumuskan, bahwa yang dimaksud dengan sebagaimana mestinya adalah

materi muatan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tidak boleh

menyimpang dari materi yang diatur dalam undang-undang yang

bersangkutan.

d. Fungsi Peraturan Pemerintah

Sebagai peraturan yang mendapatkan delegasi dari undang-

undang, fungsi Peraturan Pemerintah adalah menyelenggarakan (Maria

Farida Indrati Soeprapto, 2008: 197):

1) Peraturan lebih lanjut ketentuan dalam undang-undang yang tegas-

tegas menyebutnya.

Fungsi ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 5 ayat (2) UUD

1945 yang menentukan: Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk

menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Dalam hal Peraturan

Pemerintah harus melaksanakan semua ketentuan dari undang-undang

yang secara tegas meminta untuk diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Pemerintah.

Page 40: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xl

2) Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan lain dalam

undang-undang yang mengaturnya meskipun tidak tegas-tegas

menyebutnya.

Apabila suatu ketentuan dalam undang-undang memerlukan

pengaturan lebih lanjut, sedangkan di dalam ketentuan tersebut tidak

menyebutkan secara tegas-tegas untuk diatur dengan Peraturan

Pemerintah, maka presiden dapat membentuk Peraturan Pemerintah

sepanjang hal itu merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari undang-undang

tersebut. Pelaksanaan ketentuan dalam undang-undang yang tidak tegas-

tegas memerintahkan itu dilandasi suatu kenyataan, bahwa ketentuan

dalam Pasal 5 ayat (2) UUD 1945 telah merupakan delegasi kepada setiap

Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan undang-undang.

B. Kerangka Pemikiran

Umpan Balik

Umpan Balik

Pasal 128

ayat (1)

dan (2)

UU

Pela

ksa

Fakt

or

PP

Nomor

41 Tahun

Susunan

dan

organisasi

Fakt

or

Page 41: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xli

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

pada Pasal 120 ayat (2) dan Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) menegaskan bahwa

susunan dan pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan dengan

berpedoman pada peraturan pemerintah. Sebagai peraturan pelaksana dari

ketentuan tersebut dibentuk Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah yang mengatur susunan dan

pengendalian organisasi perangkat daerah. Peraturan pemerintah ini

mendasarkan pada asas koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi

karena selama ini banyak kabupaten/kota yang susunan organisasi perangkat

daerahnya tidak efektif dan efisien. Kota Surakarta sebagai salah satu

pemerintahan daerah harus mengimplementasikan Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Implementasi

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah akan di atur dalam peraturan daerah yang dibuat oleh pemerintah

daerah bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pelaksanaan

peraturan daerah mengenai organisasi perangkat daerah akan dipengaruhi oleh

faktor pendukung dan faktor penghambat yang akan memberikan umpan balik

bagi pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah di kabupaten atau kota lain di Indonesia.

Page 42: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xlii

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintah Kota Surakarta.

Dalam hal penataan kelembagaan perangkat daerah agar

kelembagaan tersebut efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan harus

memperhatikan:

a. Urusan wajib dan pilihan yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

b. Karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah.

c. Kemampuan keuangan daerah.

d. Ketersediaan sumber daya aparatur.

e. Pengembangan pola kerjasama antar daerah atau dengan pihak ketiga.

Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah menjelaskan untuk kota di daerah Pulau Jawa

dan Madura dipakai indikator sebagai berikut:

1. Jumlah Penduduk, diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Kota dengan penduduk kurang dari 100. 000 jiwa diberi nilai 4.

b. Kota dengan penduduk antara 100. 001 – 200. 000 jiwa diberi nilai 16.

c. Kota dengan penduduk antara 200. 001 – 300. 000 diberi nilai 24.

d. Kota dengan penduduk antara 300. 001 – 400. 000 diberi nilai 32.

e. Kota dengan penduduk lebih dari 400. 000 diberi nilai 40.

2. Luas Wilayah diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Kota dengan luas wilayah kurang dari 50 KM2 diberi skor 7.

b. Kota dengan luas wilayah antara 51 – 100 KM2 diberi skor 14.

c. Kota dengan luas wilayah antara 101 – 150 KM2 diberi skor 21.

d. Kota dengan luas wilayah antara 151 – 200 KM2 diberi skor 28.

e. Kota dengan luas wilayah lebih dari 200 KM2 diberi skor 35.

Page 43: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xliii

3. Jumlah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Kota dengan jumlah APBD kurang dari 200 miliar diberi nilai 5.

b. Kota dengan jumlah APD antara 200. 000. 000. 001, 00 – 400 miliar

diberi skor 10.

c. Kota dengan jumlah APBD antara 400. 000. 000. 001 – 600 miliar

diberi skor 15.

d. Kota dengan jumlah APBD antara 600. 000. 000. 001 – 800 miliar

diberi skor 20.

e. Kota dengan jumlah APBD lebih dari 800 miliar diberi skor 25.

Kategori A, B, C ditentukan dengan mengacu pada Pasal 21

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah, yaitu:

1. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai kurang dari 40, masuk

kategori A, terdiri dari:

a. Sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 3 asisten.

b. Sekretariat DPRD.

c. Dinas daerah paling banyak 12 buah.

d. Lembaga teknis daerah paling banyak 8 buah.

e. Kecamatan.

f. Kelurahan.

2. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai antara 40 sampai dengan

70, masuk kategori B terdiri dari:

a. Sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 3 asisten.

b. Sekretariat DPRD.

c. Dinas daerah banyak 15 buah.

d. Lembaga teknis daerah paling banyak 10 buah.

e. Kecamatan.

f. Kelurahan.

Page 44: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xliv

3. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai lebih dari 70, masuk

kategori C, terdiri dari:

a. Sekretariat Dinas, terdiri dari paling banyak 4 asisten.

b. Dinas daerah paling banyak 18 buah.

c. Lembaga teknis daerah paling banyak 12 buah.

d. Kecamatan.

e. Kelurahan.

Berdasarkan ketentuan di atas, maka besaran scoring organisasi

perangkat daerah Kota Surakarta nilainya 67 berdasarkan skor tersebut masuk

tipe B (skore 40 – 70), dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk 518. 000 jiwa : skore 40

2. Luas wilayah < 50 km2 : skore 7

3. Jumlah APBD Rp. 765. 271. 047. 791 : skore 20

Dalam rangka penataan kelembagaan daerah telah ditetapkan

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, didalam peraturan daerah

tersebut jumlah dan besaran kelembagaan perangkat daerah telah dibatasi

sesuai dengan perhitungan skoring. Besaran organisasi perangkat daerah Kota

Surakarta sesuai variabel nilainya 67 sehingga masuk tipe B yang terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, membawahkan paling banyak 3 Asisten.

2. Sekretariat DPRD.

3. Dinas Daerah paling banyak 15 di luar Keuangan.

4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 10, di luar Inspektorat,

Kepegawaian, Satuan Polisi Pamong Praja dan Rumah Sakit Daerah.

Pembentukan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta tidak

saja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, tetapi juga berpedoman pada Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah

Page 45: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xlv

Kabupaten/Kota. Urusan Pemerintahan, dalam Pasal 1 angka 5 Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, mempunyai pengertian fungsi-fungsi pemerintahan yang

menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan

untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi

kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan

menyejahterakan masyarakat.

Oleh sebab itu, untuk mengurus fungsi-fungsi yang menjadi hak dan

kewajiban yang menjadi kewenangan dalam rangka melindungi, melayani,

memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat dibentuklah dinas dan

badan untuk mengurusi fungsi-fungsi tersebut. Urusan pemerintahan yang

diserahkan kepada pemerintahan daerah kabupaten/kota tidak semuanya

merupakan urusan wajib, ada juga urusan pilihan. Urusan wajib, sebagaimana

yang diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,

mempunyai arti urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh

pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota,

berkaitan dengan pelayanan dasar.

Sedangkan urusan pilihan, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (3)

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, mempunyai arti urusan pemerintahan

yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah

yang bersangkutan.

Urusan wajib pemerintahan daerah kabupaten/kota, sebagaimana

diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan

Page 46: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xlvi

Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota adalah:

pendidikan; kesehatan; lingkungan hidup; pekerjaan umum; penataan ruang;

perencanaan pembangunan; perumahan; kepemudaan dan olahraga;

penanaman modal; koperasi dan usaha kecil dan menengah; kependudukan

dan catatan sipil; ketenagakerjaan; ketahanan pangan; pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak; keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan; kesatuan bangsa dan

politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi

keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;

pemberdayaan masyarakat dan desa; sosial; kebudayaan; statistik; kearsipan;

dan perpustakaan. Sedangkan urusan pilihan pemerintahan daerah

kabupaten/kota, sebagaimana diatur Pasal 7 ayat (4) Peraturan Pemerintah

Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota adalah kelautan dan perikanan; pertanian; kehutanan; energi

dan sumber daya mineral; pariwisata; industri; perdagangan; dan

ketransmigrasian.

Berdasarkan fungsi-fungsi pemerintahan kabupaten/kota yang

menjadi kewenangannya yang terbagi urusan wajib dan urusan pilihan

Pemerintah Kota Surakarta menetapkan Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah

Kota Surakarta. Dari peraturan daerah tersebut, dapat diketahui hampir semua

urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan

daerah kabupaten/kota sudah diwadahi dalam badan dan dinas. Pada hal ini,

peneliti melihat posisi Dinas Pertanian kurang tepat apabila dilihat dari

distribusi sektoral pendapatan domestik regional bruto Kota Surakarta, yang

terbagi dalam empat industri besar: sektor industri pengolahan (29, 10 persen),

sektor perdagangan, hotel, dan restoran (22, 54 persen), sektor jasa-jasa (11,

97 persen), dan sektor komunikasi dan transportasi (11, 85 persen) (diakses

dari www.solopos.co.id/indikator_kota/pdrb_sektoral, diakses tanggal 29

April 2009). Harap diketahui juga, urusan pertanian dalam Peraturan

Page 47: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xlvii

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, bukan urusan wajib, melainkan urusan pilihan.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah itu sendiri. Berdasarkan wawancara, Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ini lebih

proporsional dan lebih tegas.

Lebih proporsional artinya besaran organisasi perangkat daerah

dibagi dalam kategori minimal, sedang, dan maksimal. Untuk kategori

minimal, perangkat daerah dibatasi maksimal 12 dinas dan 8 lembaga teknis.

Daerah kategori sedang dibatasi maksimal 15 dinas dan 10 lembaga teknis.

Sedangkan daerah kategori maksimal bisa membentuk 18 dinas dan 12

lembaga teknis.

Penentuan kategori dan besaran organisasi perangkat daerah,

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah menggunakan tiga variabel. Yaitu, jumlah penduduk, luas wilayah,

dan jumlah anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Bobot setiap

variabel adalah 40 persen (jumlah penduduk), 35 persen (luas wilayah), dan 25

persen (jumlah APBD). Setiap variabel dibagi ke dalam beberapa kelas

interval. Khusus variabel jumlah penduduk dan luas wilayah, kelas interval

provinsi di Jawa dibedakan dengandari provinsi di luar Jawa. Selain itu, kelas

interval kabupaten/kota di Jawa dan Madura dibedakan dari daerah lain di luar

kedua pulau tersebut.

Lebih tegas artinya sanksi terhadap daerah yang tidak menaati jauh

lebih tegas. Jika Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah cenderung fleksibel alias tidak mengatur sanksi,

tidak demikian halnya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah. Tenggat restrukturisasi kelembagaan

daerah pun hanya dibatasi maksimal satu tahun.

Page 48: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xlviii

Dalam rangka pembinaan dan pengendalian organisasi, peraturan

daerah tentang organisasi perangkat daerah dan peraturan pelaksanaannya

yang bertentangan dengan peraturan pemerintah ini dapat dibatalkan

pemerintah. Konsekuensinya, pembatalan hak-hak keuangan dan kepegawaian

serta tindakan administratif lainnya. Selain ditujukan untuk memberikan arah

dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien,

efektif, dan rasional, peraturan ini mempunyai misi mendorong koordinasi,

integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara

pusat dan daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

Berdasarkan perda tersebut, organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kota

Surakarta terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah.

2. Sekretariat DPRD.

3. Dinas Daerah, yang terdiri dari:

a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga.

b. Dinas Kesehatan.

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.

d. Dinas Perhubungan.

e. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

f. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

g. Dinas Pekerjaan Umum.

h. Dinas Tata Ruang Kota.

i. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

j. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

k. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

l. Dinas Pengelolaan Pasar.

m. Dinas Pertanian.

Page 49: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

xlix

n. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.

o. Dinas Komunikasi dan Informatika.

4. Lembaga teknis daerah, yang terdiri dari:

a. Inspektorat.

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

c. Badan Kepegawaian Daerah.

d. Badan Lingkungan Hidup.

e. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

f. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat.

g. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah.

h. Kantor Ketahanan Pangan.

i. Kantor Penanaman Modal.

j. Rumah Sakit Umum Daerah.

5. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu.

6. Satuan Polisi Pamong Praja.

7. Kecamatan-kecamatan.

8. Kelurahan-kelurahan.

Berikut akan dijelaskan satu persatu tentang organisasi dan tata kerja

perangkat daerah Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 8 Tahun 2008.

1. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah berdasarkan Pasal 3 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, merupakan unsur staf yang dipimpin

oleh seorang Sekretariat Daerah, dibantu oleh tiga asisten: Asisten

Pemerintahan, Asisten Perekonomian, Pembangunan, dan Kesejahteraan

Rakyat, dan Asisten Administrasi, yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota. Sekretariat Daerah mempunyai tugas

Page 50: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

l

pokok membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan

mengoordinasikan Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis

Daerah, Satpol PP, Lembaga Lain, Kecamatan, dan Kelurahan.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Sekretariat Daerah

menyelenggarakan fungsi (Pasal 3 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

a. Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah.

b. Pengoordinasian pelaksanaan sekretariat DPRD, Dinas Daerah,

Lembaga teknis daerah, satpol PP, lembaga lain, kecamatan, dan

kelurahan.

c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah.

d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat DPRD.

Sekretariat DPRD, menurut Pasal 5 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, merupakan unsur pelayanan terhadap

DPRD yang dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang berkedudukan

secara teknis operasional berada di bawah dan tanggung jawab kepada

pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada

walikota melalui Sekretaris Daerah. Sekretariat DPRD mempunyai tugas

menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan,

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta

mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan

kemampuan keuangan daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Sekretariat DPRD

menyelenggarakan fungsi (Pasal 5 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Page 51: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

li

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD.

b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD.

c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD.

d. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh

DPRD.

3. Dinas Daerah

Dinas daerah adalah lembaga yang menangani urusan pemerintah,

baik yang wajib maupun pilihan, diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas

daerah di Pemerintah Kota Surakarta menurut Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta adalah:

a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga.

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga, menurut Pasal 8

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, menyelenggarakan

urusan pemerintah di bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga dan

melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan

Olah Raga menyelenggarakan fungsi (Pasal 8 ayat (3) Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

Page 52: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lii

3) Penyelenggaraan pembinaan teknis pendidikan dasar dan anak

usia dini.

4) Penyelenggaraan dan pembinaan teknis pendidikan menengah,

non formal, kepemudaan, dan olah raga.

5) Pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

8) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

b. Dinas Kesehatan.

Dinas Kesehatan, menurut Pasal 10 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang kesehatan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Dinas Kesehatan

menyelenggarakan fungsi (Pasal 10 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraann promosi kesehatan.

4) Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

5) Penyelenggaraan upaya kesehatan.

6) Penyelenggaraan bina kesehatan.

7) Penyelenggaraan dan pembinaan teknis rumah sakit dan

kesehatan khusus.

8) Pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan,

minuman dan obat tradisional.

Page 53: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

liii

9) Penyelenggaraan registrasi, akreditasi, dan ijin praktek.

10) Pencegahan dan pemberantasan penyakit.

11) Peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan.

12) Peningkatan kesehatan ibu dan anak.

13) Pembinaan kesehatan remaja dan usia lanjut.

14) Penyelenggaraan sosialisasi.

15) Pembinaan jabatan fungsional.

16) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Dan Transmigrasi.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, menurut Pasal 12

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial, tenaga kerja, dan

ketransmigrasian dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Sosial, Tenaga Kerja,

dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:

1) Penyelenggaraan keskretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan rehabilitasi dan bantuan sosial.

4) Penyelenggaraan informasi, pelatihan dan penempatan tenaga

kerja Dalam dan Luar Negeri.

5) Pembinaan pengusaha dan organisasi pekerja, penyelesaian

perselisihan dan pengupahan pekerja.

6) Pengawasan norma kerja, kesehatan, dan keselamatan kerja.

7) Penyelenggaraan ketransmigrasian.

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional.

Page 54: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

liv

10) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

d. Dinas Perhubungan.

Dinas Perhubungan, menurut Pasal 14 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang perhubungan dan dalam melaksanakan

tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Perhubungan

menyelenggarakan fungsi (Pasal 14 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, dan evaluasi, dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan manajemen dan rekayasi lalulintas.

4) Pengaturan angkutan orang dan barang.

5) Pembinaan usaha sarana dan prasarana teknis kendaraan dan

bengkel.

6) Penyelenggaraan uji kendaraan.

7) Penyelenggaraan pengelolaan terminal.

8) Penyelenggaraan pengelolaan perparkiran.

9) Penyelenggaraan sosialisasi.

10) Pembinaan jabatan fungsional.

11) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

e. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, menurut Pasal 16

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan dan

Page 55: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lv

catatan sipil dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, menyelenggarakan fungsi (Pasal 16 ayat (3) Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pengelolaan data dan statistik.

4) Pengelolaan administrasi kependudukan.

5) Pencatatan dan penerbitan akta-akta kependudukan dan

pencatatan sipil.

6) Pengelolaan dan pelayanan dokumen.

7) Penyelenggaraan sosialisasi.

8) Pembinaan jabatan fungsional.

f. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menurut Pasal 18 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pariwisata, seni,

sejarah, kebudayaan, dan purbakala dan dalam melaksanakan tugas

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

menyelenggarakan fungsi (Pasal 18 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

Page 56: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lvi

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan dan pembinaan usaha akomodasi wisata,

rekreasi dan hiburan umum.

4) Pembinaan dan pengembangan kesenian, bahasa dan budaya.

5) Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan.

6) Pembinaan pelaku wisata.

7) Pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni, dan

kebudayaan.

8) Pemasaran wisata.

9) Penyelenggaraan sosialisasi.

10) Pembinaan jabatan fungsional.

11) Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas (UPTD).

g. Dinas Pekerjaan Umum.

Dinas Pekerjaan Umum, menurut Pasal 20 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan dalam melaksanakan

tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pekerjaan Umum

menyelenggarakan fungsi (Pasal 20 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan jaaln, jembatan

dan pengelolaan peralatan.

Page 57: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lvii

4) Pembangunan, operasi dan pemeliharaan drainase.

5) Pembangunan dan pemeliharaan gedung-gedung pemerintah

dan rumah dinas.

6) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian perumahan dan

pemukiman serta pengelolaan rumah sewa.

7) Penyelenggaraan sarana prasarana dan pelayanan pemadaman

kebakaran.

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional

10) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

h. Dinas Tata Ruang Kota.

Dinas Tata Ruang Kota, menurut Pasal 22 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pengembangan kota dan tata ruang kota

dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Tata Ruang Kota

menyelenggarakan fungsi (Pasal 22 (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pengendalian pengembangan kota.

4) Pengendalian tata ruang kota.

5) Penyelenggaraan pemanfaatan ruang.

6) Pengendalian tata bangunan dan lingkungan.

7) Penyelenggaraan konservasi bangunan cagar budaya.

Page 58: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lviii

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional.

i. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan, menurut Pasal 24 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kebersihan,

pertamanan, pemakaman, penerangan jalan dan pengelolaan sampah dan

dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan

menyelenggarakan fungsi (Pasal 24 (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan

pelaporan.

3) Pengelolaan kebersihan lingkungan dan pendapatan.

4) Pelaksanaan pengelolaan taman, pemeliharaan jaringan,

perkuburan umum dan penerangan jalan.

5) Penyelenggaraan sosialisasi.

6) Pembinaan jabatan fungsional.

j. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),

menurut Pasal 26 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta,

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan dalam

melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

Page 59: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lix

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kecil Menengah menyelenggarakan fungsi (Pasal 26 ayat (3) Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pemberian perijinan di bidang koperasi dan usaha mikro kecil

menengah (UMKM).

4) Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi dan usaha

mikro kecil menengah (UMKM).

5) Penyelenggaraan sosialisasi.

6) Pembinaan jabatan fungsional.

k. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, menurut Pasal 28 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian,

perdagangan, dan perlindungan terhadap konsumen dan dalam

melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

menyelenggarakan fungsi (Pasal 28 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

Page 60: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lx

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian.

4) Pembinaan dan pengembangan pengusaha industri menengah,

besar, kecil dan pengendalian pencemaran.

5) Penyelenggaraan perlindungan terhadap konsumen.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

l. Dinas Pengelolaan Pasar.

Dinas Pengelolaan Pasar, menurut Pasal 30 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pasar dan dalam

melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pengelolaan Pasar

menyelenggarakan fungsi (Pasal 30 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pengelolaan pendapatan pasar.

4) Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan pasar.

5) Pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan pedagang kaki

lima.

6) Pengaturan los dan kios pasar.

7) Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban pasar dan pedagang

kaki lima.

Page 61: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxi

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional.

m. Dinas Pertanian.

Dinas Pertanian, menurut Pasal 32 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pertanian dan dalam melaksanakan tugas

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pertanian menyelenggarakan

fungsi (Pasal 32 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun

2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pelaksanaan bimbingan teknis produksi pertanian, perkebunan,

hortikultura peternakan dan perikanan.

4) Penyediaan informasi pasar.

5) Pelayanan pencegahan dan pemberantasan hama tanaman dan

penyakit hewan.

6) Pengawasan kesehatan masyarakat veteriner.

7) Penyelenggaraan sosialisasi.

8) Pembinaan jabatan fungsional.

9) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

n. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, menurut Pasal

34 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan,

Page 62: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxii

pengelolaan keuangan dan aset daerah dan dalam melaksanakan tugas

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset menyelenggarakan fungsi (Pasal 34 ayat (3) Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan

wajib retribusi.

4) Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan

retribusi.

5) Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi

serta pendapatan lain.

6) Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan

pendapatan lain.

7) Penyelenggaran pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan

akuntansi.

8) Pengelolaan aset barang daerah.

9) Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran

pendapatan dan belanja daerah.

10) Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah.

11) Penyelenggaraan sosialisasi.

12) Pembinaan jabatan fungsional.

13) Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas (UPTD).

o. Dinas Komunikasi dan Informatika.

Dinas Komunikasi dan Informatika, menurut Pasal 36 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Page 63: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxiii

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan

informatika dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Informatika dan Komunikasi

menyelenggarakan fungsi (Pasal 36 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pengembangan telekomunikasi dan informatika.

4) Pengelolaan piranti lunak dan keras.

5) Pembinaan jaringan informatika dan komunikasi publik.

6) Penyelenggaraan perijinan dan rekomendasi perijinan

telekomunikasi.

7) Penyelenggaraan sosialisasi.

8) Pembinaan jabatan fungsional.

4. Lembaga Teknis Daerah.

Lembaga teknis daerah di Kota Surakarta berbentuk: Inspektorat,

Badan/Kantor, dan Rumah Sakit. Lembaga teknis daerah tidak

menyelenggarakan urusan pemerintahan, melainkan melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah.

a. Inspektorat.

Inspektorat, menurut Pasal 39 Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan

Page 64: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxiv

terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan dalam

melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Inspektur yang berkedudukan

di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota dan secara teknis

administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Untuk menyelenggarakan tugasnya, Inspektorat melaksanakan

fungsi (Pasal 39 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun

2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan inspektorat.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pengawasan bidang pembangunan.

4) Pengawasan bidang pemerintahan.

5) Pengawasan bidang kemasyarakatan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi tentang pengawasan.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, menurut Pasal 41

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang

perencanaan pembangunan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh

seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung

jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, badan perencanaan pembangunan

daerah menyelenggarakan fungsi (Pasal 41 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan badan.

Page 65: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxv

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Perencanaan penataan ruang dan prasarana kota.

4) Perencanaan bidang ekonomi.

5) Perencanaan bidang sosial budaya.

6) Pengelolaan data dan laporan.

7) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional.

c. Badan Kepegawaian Daerah.

Badan Kepegawaian Daerah, menurut Pasal 43 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian dan

dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Kepegawaian Daerah

menyelenggarakan fungsi (Pasal 43 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan badan.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pembinaan disiplin dan peningkatan kesejahteraan pegawai.

4) Pengelolaan administrasi kepegawaian.

5) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

Page 66: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxvi

d. Badan Lingkungan Hidup.

Badan Lingkungan Hidup, menurut Pasal 45 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup

dan dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang kepegawaian dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang

Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Lingkungan Hidup

menyelenggarakan fungsi (Pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan badan.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan.

4) Pemantauan dan pemulihan lingkungan.

5) Pematuhan hukum lingkungan dan pengembangan kapasitas.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

e. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, menurut Pasal 47 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan

masyarakat, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga

berencana dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala

Page 67: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxvii

Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

menyelenggarakan fungsi (Pasal 47 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan badan.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan.

3) Pembinaan dan pengembangan kelembagaan masyarakat dan

sarana prasarana.

4) Pembinaan dan pengembangan pengarusutamaan gender dan

peningkatan kualitas hidup perempuan.

5) Pembinaan dan peningkatan perlindungan anak dan kualitas

hidup anak.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

8) Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB).

f. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat.

Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat,

menurut Pasal 50 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta,

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daerah di bidang pertamaan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat

dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik,

dan Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi (Pasal 50 ayat (3)

Page 68: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxviii

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pembinaan hubungan antara lembaga dan politik dalam negeri.

4) Pembinaan kesatuan dan ketahanan bangsa.

5) Pembinaan satuan perlindungan masyarakat.

6) Pembinaan umum.

7) Penyelenggaraan sosialisasi.

8) Pembinaan jabatan fungsional.

g. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah.

Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah, menurut Pasal 52

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas

pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang kearsipan dan perpustakaan dan dalam melaksanakan tugas

dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah menyelenggarakan fungsi (Pasal 52 ayat (3) Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pengelolaan dan pelayanan arsip.

4) Pengelolaan perpustakaan.

5) Penyelenggaraan pelayanan perpustakaan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

Page 69: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxix

7) Pembinaan jabatan fungsional.

h. Kantor Ketahanan Pangan.

Kantor Ketahanan Pangan, menurut Pasal 54 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketahanan

pangan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala

Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Ketahanan Pangan

menyelenggarakan fungsi (Pasal 54 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Pengendalian ketersediaan dan distribusi pangan.

4) Penyusunan kebijakan pengaturan cadangan pangan pokok.

5) Pembinaan dan pengembangan ketahanan pangan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

i. Kantor Penanaman Modal.

Kantor Penanaman Modal, menurut Pasal 56 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan

pelayanan di bidang penanaman modal dan dalam melaksanakan tugas

dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Page 70: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxx

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Penanaman Modal

menyelenggarakan fungsi (Pasal 56 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan pelayanan penanaman modal.

4) Penyelenggaraan promosi dan kerjasama bidang penanaman

modal.

5) Penyelenggaraan penanaman modal.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

j. Rumah Sakit Umum Daerah.

Rumah Sakit Umum Daerah, menurut Pasal 58 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan

kesehatan Rumah Sakit dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh

seorang Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Rumah Sakit Umum Daerah

mempunyai tugas (Pasal 58 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan tata usaha rumah sakit umum daerah.

2) Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medis.

4) Penyelenggaraan sarana, prasarana dan logistik rumah sakit.

Page 71: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxi

5) Pengelolaan keuangan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

5. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, menurut Pasal 60 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas pokok

melaksanakan pelayanan perizinan dan dalam melaksanakan tugas

dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Pelayanan Perizinan

Terpadu mempunyai tugas (Pasal 60 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan pendaftaran, verifikasi, dan penerbitan

perizinan.

4) Penyelenggaraan evaluasi, pelaporan, dan pengaduan.

5) Penyelenggaraan sosialisasi.

6) Pembinaan jabatan fungsional.

6. Satuan Polisi Pamong Praja.

Satuan Polisi Pamong Praja, menurut Pasal 62 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan

Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah dan dalam melaksanakan

tugas dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Page 72: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxii

Untuk melaksanakan tugasnya, Satuan Polisi Pamong Praja

mempunyai fungsi (Pasal 62 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan.

2) Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

3) Penyelenggaraan pembinaan, ketentraman, dan ketertiban.

4) Penegakan Peraturan Daerah.

5) Penyelenggaraan sosialiasi.

6) Pembinaan jabatan fungsional.

7. Kecamatan-kecamatan.

Kecamatan, menurut Pasal 64 ayat (1) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, adalah unsur perangkat daerah yang

mempunyai tugas wilayah kerja tertentu dan mempunyai tugas

melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan dari

Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Pasal 66 ayat

(1) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta menyatakan

Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang dalam melaksanakan tugas

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Camat, menurut Pasal 64 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Surakarta, menyelenggarakan tugas umum pemerintahan

yang meliputi:

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

Page 73: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxiii

c. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban umum.

d. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan

perundang-undangan.

e. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum.

f. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan.

g. Membina penyelenggaraan peemrintahan Kelurahan.

h. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang

lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan di

pemerintahan kelurahan.

Menurut Pasal 64 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor

6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta, Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah, yang meliputi aspek:

a. Perizinan.

b. Rekomendasi.

c. Koordinasi.

d. Pembinaan.

e. Pengawasan.

f. Fasilitas.

g. Penetapan.

h. Penyelenggaraan

i. Kewenangan lain yang dilimpahkan.

8. Kelurahan-kelurahan.

Kelurahan, menurut Pasal 69 ayat (1) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta, adalah unsur perangkat daerah yang

Page 74: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxiv

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan dan melaksanakan urusan

pemerintahan yang dilimpahkan Walikota. Pasal 70 ayat (1) Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta menyatakan kelurahan dipimpin

oleh seorang Lurah yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Camat.

Menurut Pasal 69 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor

6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta, Lurah mempunyai tugas:

a. Pelaksanaan kegiatan kelurahan.

b. Pemberdayaan masyarakat.

c. Pelayanan masyarakat.

d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

e. Pemeliharaan prasarana, fasilitas umum, dan lingkungan hidup.

f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan.

9. Staf Ahli

Menurut Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun

2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta,

Walikota dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh staf ahli

berasal dari Pegawai Negeri Sipil, yang diangkat dan diberhentikan oleh

Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Dalam melaksanakan tugas staf ahli dikoordinasikan oleh

Sekretaris Daerah dan jumlah staf ahli sebanyak-banyaknya 5 orang.

Hubungan kerja staf ahli dengan Satuan kerja perangkat daerah bersifat

konsultasi dan koordinasi.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007

tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

memberikan batasan bahwa nomenklatur jabatan staf ahli dapat terdiri

dari:

Page 75: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxv

a. Staf Ahli bidang Hukum dan Politik.

b. Staf Ahli bidang Pemerintahan.

c. Staf Ahli bidang Pembangunan.

d. Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia.

e. Staf Ahli bidang Ekonomi dan Keuangan.

Sedangkan tugas staf ahli sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis

Penataan Organisasi Perangkat Daerah adalah:

a. Staf Ahli bidang Hukum dan Politik mempunyai tugas

memberikan telaahan mengenai hukum dan politik.

b. Staf Ahli bidang Pemerintahan mempunyai tugas memberikan

telaahan mengenai pemerintahan.

c. Staf Ahli bidang Pembangunan mempunyai tugas memberikan

telaahan mengenai pembangunan.

d. Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia

mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai

kemasyarakatan dan sumberdaya manusia.

e. Staf Ahli bidang Ekonomi dan Keuangan mempunyai tugas

memberikan telaahan mengenai ekonomi dan keuangan.

10. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas)

Menurut Pasal 38 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6

Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta, UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan

teknis operasional dan/atau jabatan teknis penunjang yang mempunyai

wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan dan dipimpin oleh seorang

Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas.

Page 76: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxvi

11. UPTB (Unit Pelaksana Teknis Badan)

Menurut Pasal 49 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6

Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta, UPTB mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan

teknis operasional dan/atau jabatan teknis penunjang yang mempunyai

wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan dan dipimpin oleh seorang

Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Badan.

B. Faktor-faktor Pendukung dan Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah di Kota Surakarta.

1. Faktor Pendukung

a. Faktor pendukung eksternal

1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

3) Peraturan Menteri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis

Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi

dan Kabupaten/Kota.

Peraturan-peraturan di atas memberikan kemudahan bagi daerah

dalam melakukan penyusunan organisasi perangkat daerahnya. Karena

dalam peraturan-peraturan di atas, diberikan penjelasan tentang urusan

wajib dan pilihan yang harus dilaksanakan oleh daerah, ini berkaitan

dengan pembentukan dinas daerah dan lembaga teknis daerah yang

maksimal di bentuk daerah serta bagi sumber daya manusianya, berkaitan

Page 77: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxvii

dengan analisis kerja dan analisis jabatan. Dimana akan terjadi banyak

penyesuaian-penyesuaian berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

di Kota Surakarta.

b. Faktor pendukung internal

1) Kesiapan sumber daya manusia Pemerintah Kota Surakarta.

Sumber daya manusia yang paling berperan adalah bagian

Hukum Pemerintah Kota Surakarta. Karena bagian Hukum harus

bekerjasama dengan banyak dinas, terutama berkaitan dengan analisis

kerja dan analisis jabatan di masing-masing dinas, banyaknya pegawai

fungsional yang dibutuhkan, visi dan misi organisasi dinas dan

lembaga teknis daerah dan penentuan rentang kendali tanggung jawab

antara atasan dan bawahan.

Secara prinsip, SDM yang ditugaskan untuk mengisi jabatan-

jabatan baru yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Surakarta sudah sangat siap. Apabila ada PNS yang

belum siap atau tidak sesuai kompetensinya, maka akan diadakan

pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian

Daerah.

2) Kesiapan fasilitas (sarana dan prasarana) pemerintah Kota

Surakarta.

Secara umum, Pemerintah Kota Surakarta dalam hal sarana

dan prasarana untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah sangatlah siap.

Dalam banyak hal, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah tidak secara agresif merombak

organisasi perangkat dinas yang lama, walaupun ada beberapa

perubahan nomenklatur. Karena Peraturan Pemerintah Nomor 41

Page 78: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxviii

Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di buat dengan

tujuan keseragaman organisasi perangkat dinas.

2. Faktor Penghambat

a. Faktor penghambat eksternal

Faktor penghambat eksternal adalah Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah itu

sendiri. Selain merubah organisasi perangkat dinas yang lama,

pemerintah kota Surakarta semacam memperoleh satu paket kebijakan

utuh yang harus dilaksanakan dan harus disesuaikan dengan potensi

lokal daerah masing-masing.

Karena termasuk tipe B, maka kota Surakarta hanya bisa

memiliki sekretariat daerah dengan paling banyak tiga asisten,

sekretariat DPRD, dinas daerah sebanyak 15 buah, lembaga teknis

daerah sebanyak 10 buah, kantor pelayanan perizinan terpadu, satuan

polisi pamong praja, kecamatan, kelurahan dan inspektorat.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah menyebabkan ada dinas yang berubah

menjadi badan, seperti Dinas Kesejahteraan Rakyat dan Pemberdayaan

Perempuan berubah menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana dan penghilangan

nomenklatur kantor, seperti Kantor Pengelola Pedagang Kaki Lima

yang sekarang berkedudukan di Dinas Pengelolaan Pasar di bawah

Kepala bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima yang membawahkan

Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Pengendalian

Pedagang Kaki Lima. Hal yang sama terjadi di Kantor Pemadam

Kebakaran yang sekarang berkedudukan di bawah Dinas Pekerjaan

Umum bidang Pemadam Kebakaran yang meliputi: Seksi Manajemen

Penanggulangan Kebakaran dan Seksi Peralatan.

Page 79: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxix

b. Faktor penghambat internal

a. Perubahan rentang kendali dalam organisasi

Perubahan rentang kendali dalam organisasi terjadi karena

ada beberapa bagian yang berubah karena digabung dan

dihilangkan. Sebagai contoh pada bagian Hukum dan Hak Asasi

Manusia, dulu ada empat subbagian, yaitu peraturan perundang-

undangan, bantuan hukum, dokumentasi hukum, dan hak asasi

manusia sekarang hanya menjadi tiga subbagian karena

penggabungan bantuan hukum dan hak asasi manusia.

Perubahan juga terjadi di Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga, karena adanya penyerahan sebagian kewenangan

pendidikan ke daerah otonom, maka ada juga pembagian bidang

dan subbidang yang dulunya tidak ada menjadi ada, yaitu bidang

pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam organisasi perangkat

dinas yang lama, bidang pendidik dan tenaga kependidikan

menjadi satu bagian tak terpisahkan dari bidang pendidikan

masing-masing pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah.

Jadi ada rentang kendali yang tambah panjang.

b. Evaluasi yang tidak bisa langsung dilaksanakan

Menurut amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, evaluasi baru bisa

dilaksanakan setelah satu tahun berjalannya Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta.

Padahal dalam pelaksanaan di lapangan, ada kendala-

kendala yang secara cepat dan tepat harus ditangani, bagaimana

menempatkan kembali pegawai yang diganti dan berada tetap pada

eselonnya. Kendala ini membutuhkan analisis jabatan dan analisis

beban kerja yang menyeluruh dari Badan Kepegawaian Daerah dan

Page 80: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxx

dinas terkait yang membuat konsep visi dan misi organisasi,

pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta pendukung secara

tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta tata kerja yang

jelas. Untuk mengatasi ini, biasanya BKD bekerjasama dengan

instansi terkait untuk mengadakan pelatihan bagi pejabat dan staf

pendukungnya yang akan menduduki jabatan baru.

Page 81: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxxi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam rangka penataan kelembagaan daerah telah ditetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8

Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta, didalam peraturan tersebut jumlah dan besaran kelembagaan

perangkat daerah telah dibatasi sesuai dengan perhitungan scoring.

Besaran scoring organisasi perangkat daerah Kota Surakarta nilainya 67

berdasarkan skor tersebut masuk tipe B (skore 40 – 70), dengan

perhitungan sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk 518. 000 jiwa : skore 40

2. Luas wilayah < 50 km2 : skore 7

3. Jumlah APBD Rp. 765. 271. 047. 791 : skore 20

Berdasarkan ketentuan di atas maka, organisasi perangkat daerah dan tata

kerja pemerintah kota surakarta adalah:

9. Sekretariat Daerah.

10. Sekretariat DPRD.

11. Dinas Daerah sebanyak 15 dinas daerah di luar dinas keuangan.

12. Lembaga teknis daerah sebanyak 10, di luar Inspektorat, Kepegawaian,

Satuan Polisi Pamong Praja dan Rumah Sakit Daerah.

13. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu.

14. Satuan Polisi Pamong Praja.

15. Kecamatan-kecamatan.

16. Kelurahan-kelurahan.

Page 82: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxxii

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

di Surakarta adalah:

a. Faktor pendukung eksternal dan internal

Faktor pendukung eksternal adalah adanya peraturan yang mendukung

pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah yaitu:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

2) Peraturan Menteri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis

Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi

dan Kabupaten/Kota.

Faktor pendukung internal adalah kesiapan sumber daya manusia

Pemerintah Kota Surakarta, terutama bagian Hukum Pemerintah Kota

Surakarta dan kesiapan fasilitas (sarana dan prasarana) Pemerintah

Kota Surakarta.

b. Faktor penghambat

Faktor penghambat esktern adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah itu sendiri, yaitu

adanya pembatasan pembentukan dinas dan lembaga teknis daerah.

Faktor penghambat secara intern adalah adanya perubahan rentang

kendali dalam pertanggungjawaban pekerjaan dan evaluasi yang harus

dilaksanakan setahun setelah berlakunya Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta.

Page 83: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxxiii

B. Saran

1. Diperlukannya sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang organisasi perangkat daerah, sehingga antar peraturan tidak saling

tumpang tindih dan keseragaman penamaan dinas dan lembaga teknis

daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Diperlukan evaluasi yang dipercepat secara internal. Karena pembentukan

organisasi perangkat daerah dan tata kerja baru akan disertai perluasan dan

penyempitan ruang lingkup kerja dinas dan lembaga teknis daerah yang

pada akhirnya akan berpengaruh pada penyerapan anggaran untuk

pembiayaan program-program kerja

Page 84: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxxiv

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara

CST. Kansil. 2001. Sistem Pemerintahan Daerah Di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi

Aksara Dahono Fitrianto. Kembalinya Sentralisasi dalam Penataan Perangkat Daerah.

Dalam Kompas, 15 November 2007. Halaman 26 Eko Sutoro. 2007. Dari Daerah Budiman menuju Daerah Sejahtera. Jurnal

Mandatory edisi 3/Tahun 3/2007. Yogyakarta: IRE HB. Sutopo. 1999. Pengantar Penelitian Kualitatif (Dasar-dasar Teoritis dan

Praktis). Surakarta: UNS Press J. Winardi. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Karaniya Dhamasaputra. 2005. Kelemahan PP Nomor 8 Tahun 2003 tentang

Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Analisis CSIS Nomor XXXIV/2. Jakarta: CSIS

Maria Farida Indrati Soeprapto. 2008. Ilmu Perundang-Undangan (Jenis, Fungsi,

dan Materi Muatan). Yogyakarta: Kanisius Medelyna Hendetyo. 2008. Birokrasi Pasca Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Analisis CSIS Nomor XXXVII/1. Jakarta: CSIS

Robbins, Stephan. 2004. Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada 2. Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Page 85: PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 …...7. Ibu Maya Pramita, S. H., selaku Kepala Bagian Dokumentasi Hukum dan Perundang-undangan, atas wawancaranya dan bantuan datanya. 8

lxxxv

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Menteri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan

Organisasi Perangkat Daerah

Peratuan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta